Upload
buinhi
View
232
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
IMPLEMENTASI VALUE FOR MONEY
MELALUI PENINGKATAN
PELAKSANAAN ANGGARAN
D I S A M P A I K A N P A D A B I M T E K P E N G A N G G A R A N K / L
D I T J E N A N G G A R A N
P A L A N G K A R A Y A , 1 8 O K T O B E R 2 0 1 8
PENGERTIAN VALUE FOR MONEY DALAM
PELAKSANAAN ANGGARAN
VALUE
FOR
MONEYEFEKTIVITAS
EKONOMI
EFISIENSI
Memperoleh output yang
diharapkan dengan jumlah
biaya yang minimal
Memperoleh output yang
diharapkan dengan input
yang diberikan
Memperoleh output yang
maksimal dengan input
yang minimal
Nilai guna yang
diperoleh
Dari setiap jumlah
uang yang
dibelanjakan
BERKEADILAN
• Implementasi Value for Money akan meingkatkan celah
fiskal APBN
• Value for Money merupakan salah satu bentuk
pertanggungjawaban Pemerintah kepada pembayar pajak,
donor, dan pemberi hibah
• Dari jumlah total pagu APBD Pemda se-provinsi Kalteng
sebesar Rp. 20,73 T, Rp 17,27 T atau sebesar 83,3 %
dibiayai dari Dana Transfer
• Berdasar data Tranparency International, peringkat
persepsi Indonesia pada tahun 2017 berada pada
peringkat 101 dari 183 negara
• Kementerian Keuangan, dalam hal ini Ditjen
Perbendaharaan telah mengadakan reviu agar belanja
negara dilaksanakan secara ekonomis, efisien, dan efektif
PAGU APBN PER JENIS BELANJA
DI PROV. KALIMANTAN TENGAH TA 2018
( DLM JUTA RUPIAH)
1.830.038 ; 20%
2.732.209 ; 30%
1.770.720 ; 19%
14.476 ; 0%
1.660.049 ; 18%
1.145.089 ; 13%
BELANJA PEGAWAI
BELANJA BARANG
BELANJA MODAL
BELANJA BANSOS
DAK FISIK
DANA DESA
Catatan :
Jumlah Total Pagu APBN di Provinsi Kalteng TA 2018 : Rp. 9,152 Triliun
Jumlah Dana Bansos : Rp. 14,476 Milyar
0
200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
1.600
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES
2012
2013
2014
2015
2016
2017
TREN REALISASI BELANJA APBN PROVINSI KALTENG
TREN REALISASI BELANJA MODAL APBN
PROVINSI KALTENG
0
100
200
300
400
500
600
700
800
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES
2017 '53
2016 '53
2015 '53
2014 '53
2013 '53
2012 '53
Adanya inefisiensi dalam perencanaan :
- Satker sudah mempunyai kendaraan roda 4 dalam
jumlah yang cukup, namun masih mengalokasikan
dana untuk sewa kendaraan
- Satuan Biaya yang digunakan lebih besar dari SBM
- Frekuensi perjalanan dinas melebihi kebutuhan
- Jumlah Panitia kegiatan melebihi ketentuan dalam
SBM
- Perkiraan inefisiensi adalah sebesar Rp. 8,122 Milyar
REVIU IMPLEMENTASI VALUE FOR
MONEY PADA APBN PROVINSI KALTENG
Duplikasi Kegiatan
Adanya alokasi anggaran untuk dua hal yang sama
karena adanya perangkapan/pengulangan kegiatan
atau komponen kegiatan :
1. Perangkapan/pengulangan kegiatan (lebih dari satu
kegiatan) dengan output yang sama, dalam satu
program
2. Perangkapan/pengulangan (lebih dari satu)
komponen kegiatan yang sama dalam sebuah
kegiatan
Duplikasi terbesar ada pada pembayaran honor
output kegiatan, dengan total perkiraan duplikasi
sebesar Rp. 1,01 Milyar
Analisa terhadap Deviasi Kebutuhan
Digunakan untuk mengukur inefisiensi pada belanja
barang dengan akun 5211. Perhitungan dilakukan
dengan membandingkan pengeluaran belanja
operasional dengan rata-rata setiap bulan dalam
satu tahun. Untuk lebih mengoptimalkan
perhitungan, digunakan data series beberapa tahun
ke belakang.
Berdasar analisa terhadap Deviasi Kebutuhan ada
perkiraan inefisiensi sebesar Rp. 62,66 Milyar
• Dilakukan untuk akun Belanja Modal
• Kegiatan yang menurut sifatnya seharusnya hanya terjadi
sekali saja.
• Beberapa kegiatan yang masuk kategori einmalig :
a. Kegiatan rehab gedung yang diperkirakan selesai dalam
satu tahun anggaran
b. Pekerjaan pembangunan dalam bentuk paket-paket yang
diperkirakan selesai alam 1 tahun anggaran
c. Pembuatan aplikasi : Pembuatan aplikasi seharusnya
dilakukan sekali / tidak berulang. Sedangkan
pengembangan dan pemeliharaannya dapat dialokasikan
sesuai kebutuhan
• Berdasar analisa, diperkirakan nilai kegiatan yang seharusnya
bersift einmalig namun dilakukan berulang, adalah sebesar
Rp. 139,15 M
ANALISA EINMALIG
PENINGKATAN KINERJA ANGGARAN BERBASIS VALUE
FOR MONEY
� Perencanaan Anggaran K/L dengan mengedepankan prinsip-prinsip
ekonomi, efektivitas, dan efisiensi
� Pembenuhan Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran :
a. Kesesuaian Perencanaan dan Penganggaran
b. Efektivitas pelaksanaan anggaran K/L
c. Kepatuhan terhadap Regulasi
d. Efisiensi Pelaksanaan Anggaran
� Adanya ketaatan dan regulasi yang mengatur pembatasan hal-hal
terkait : Honorarium, Perjalanan Dinas, Pemakaian Daya, dan Jasa,
dan kegiatan-kegiatan yang menurut sifatnya bisa dilaksanakan
dengan sederhana.
� Adanya pengawasan dari Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP)
yang efektif
TERIMA KASIH