14
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SAWIT BOYOLALI MATERI HIMPUNAN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: ANGGRAINI PUSPITA SARI A 410 140 059 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN GIVING QUESTION AND …eprints.ums.ac.id/70067/10/NASKAH PUBLIKASI.pdfimplementasi pembelajaran giving question and getting answer untuk meningkatkan kemampuan

Embed Size (px)

Citation preview

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN GIVING QUESTION AND

GETTING ANSWER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA SISWA KELAS VII A

SMP N 3 SAWIT BOYOLALI MATERI HIMPUNAN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

ANGGRAINI PUSPITA SARI

A 410 140 059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

i

HALAMAN PERSETUJUAN

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN GIVING QUESTION AND GETTING

ANSWER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

MATEMATIKA

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :

ANGGRAINI PUSPITA SARI

A410 140 059

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Dra. Nining Setyaningsih, M.Si

NIK. 0627106101

ii

HALAMAN PENGESAHAN

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN GIVING QUESTION AND GETTING

ANSWER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

MATEMATIKA

Oleh :

ANGGRAINI PUSPITA SARI

A 410 140 059

Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Senin, 26 November 2018

Dan dinyatakan telah memenuhisyarat

Dewan Penguji :

1. Dra. Nining Setyaningsih, M.Si ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. Prof. Dr. Sutama, M.Pd ( )

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Rita P. Khotimah, S.Si, M.Sc ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum

NIDN. 0028046501

iii

1

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN GIVING QUESTION AND GETTING

ANSWER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

MATEMATIKA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SAWIT BOYOLALI

MATERI HIMPUNAN

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika

siswa pada materi himpunan kelas VII A SMP N 3 Sawit Boyolali melalui model

pembelajaran Giving Question And Getting Answer. Jenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian tindakan kelas (PTK).Teknik pengumpulan data menggunakan

lembar observasi, lembar catatan lapangan, tes, dan dokumentasi.Teknik analisis data

menggunakan pengumpulan data, reduksi data, himpunan, dan penarikan

kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berpikir

kreatif matematika dengan indicator : 1.) Kemampuan untuk menghasilkan banyak

jawaban penyelesaian sebelum tindakan sebesar 15,6% dan setelah adanya tindakan

sebesar 54,8%. 2.) kemampuan untuk memberikan jawaban yang berbeda dari soal

yang sama sebelun tindakan sebesar 25%, dan setelah adanya tindakan sebesar

58,1%. 3.) kemampuan untuk menghasilakan strategi (cara penyelesaian) yang baru

sebelum tindakan sebesar 18,8% dan setelah adanya tindakan sebesar 41,9%. 4.)

kemampuan untuk menjawab dengan rinci dan benar sebelum tindakan sebesar

15,6% dan setelah adanya tindakan sebesar 48,4%.

Kata Kunci : berpikir, kreatif,pembelajaran, GQGA

Abstract

The purpose of this research was to improve the ability of the creative thinking of

mathematics students on the material set Class VII A SMP N 3 Sawit, Boyolali

through learning model Giving Question And Getting the Answer. This type of

research is the research action class (PTK). Data collection techniques using sheets

of observation, field notes sheets, tests, and documentation. Data analysis using the

techniques of data collection, data reduction, withdrawal, and a set of conclusions.

The results showed an increase in the ability of the creative thinking of Mathematics

with indicator: 1.) the ability to generate many answers before the completion of the

action of 15.6% and after the action of 54.8%. 2.) the ability to give different answers

to the same problem of sebelun action of 25%, and after the action of 58.1%. 3.) the

ability to menghasilakan strategies (solution) 18.8% of actions before and after the

action of 41.9%. 4.) the ability to respond with a detailed and properly before the

action of 15.6% and after the action of 48.4%.

Keywords: creative, thinking, learning, GQGA.

1. PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada semua

peserta didik mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi untuk membekali

peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif

2

serta kemampuan bekerjasama.siswa harus dididik untuk kratif agar tidak hanya

menjadi konsumen pengetahuan tetapi juga mampu menghasilkan pengetahuan baru.

Untuk itu dituntut peran guru dalam menyiapkan materi, mengolah proses

pembelajaran dan menilai kompensasi yang dimiliki siswa sesuai tuntutan kurikulum

(Rahayu, dkk, 2008).

Menteri pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi menyatakan

bahwa, mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai

dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,

analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Hal ini

menunjukkan bahwa pembelajaran matematika tidak hanya mengacu pada prestasi

belajar siswa, melainkan juga mengacu pada kemampuan berpikir logis, analitis,

sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama.

Sejauh ini didominasi pembelajaran konvensional dengan paradigma guru

mengajar hanya berorientasi pada hasil belajar yang dapat diamati dan diukur.Siswa

pasif dan guru cenderung memindahkan informasi sebayak-banyaknya kepada siswa

sehingga konsep, prinsip dan aturan-aturan sulit dipahami oleh siswa. Pembelajaran

ini tentunya akan berakibat buruk pada prestasi belajar siswa-siswa sekolah di

Indonessia, hal ini terbukti dari hasil The Program for International Student

Assesment 2010, posisi Indonesia mengenaskan, kemampuan matematika siswa

Indonesia yaitu hanya juara ketiga dari bawah. Indonesia hanya lebih baik daripada

Kirgistan dan Panama.Kondisi itu bertahan sejak 2003.Demikian pula hasil Trends

in Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diikuti siswa kelas VIII Indonesia

tahun 2011. Untuk bidang Matematika, Indonesia berada di urutan ke-38 dengan skor

386 dari 42 negara yang siswanya dites.Skor Indonesia ini turun 11 poin dari

penilaian tahun 2007 (Napitupulu, 2012). Kenyataan ini menunjukkan kemampuan

matematis yang dimiliki siswa di Indonesia jauh berada dibawah negara-negara lain.

Apabila kita ingin bersaing dengan negara lain maka perlu perubahan pola

pembelajaran dan pola pendidikan terutama pada pelajaran matematika dengan

memberikan perlakuan-perlakuan serta penekanan-penekanan tertentu dalam

pembelajaran. Salah satunya adalah kemampuan berpikir kreatif dan

3

mempertimbangkan aspek afektif dalam diri siswa seperti halnya kemandirian belajar

siswa.

Faktor pendukung rendahnya tingkat berpikir kreatif siswa adalah hasil

pengamatan awal siswa yang dilakukan di SMP N 3 Sawit Boyolali. Hal ini dapat

ditunjukkan dari pengamatan kelas VII A yang berjumlah 32 siswa, terdiri dari 20

siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Dari jumlah tersebut terdapat beberapa

permasalah yang meliput, kemampuan untuk menghasilkan banyak jawaban

penyelesaian (15,6%), kemampuan untuk memberikan jawaban yang berbeda dari

soal yang sama (25%), kemampuan untuk menghasilakan strategi (cara penyelesaian)

yang baru (18,8%), dan kemampuan untuk menjawab dengan rinci dan benar

(15,6%).

Salah satu yang mempengaruhi rendahnya tingkat kreatifitas siswa adalah guru

cenderung lebih aktif daripada siswa.Model yang digunakan oleh guru kurang

bervariasi. Seperti yang diketahui, tugas guru menurut Syaiful Bahri (2005 : 9)

adalah mendidik, mengajar, dan melatih anak didik sehingga membantu anak

didiknya untuk membantu meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, ilmu

pengetahuan, dan teknologi untuk kemajuan diri siswa dimasa depan.Peran guru atau

pendidik menurut Nurdyansyah, dkk (2016 : 12) peran pendidik tidak hanya sebagai

pengajar tetapi sekaligus sebagai pembimbing yaitu sebagai wali yang membantu

anak didik mengatasi kesulitan dalam studinya dan pemecahan bagi permasalahan

lainnya.

Penerapan suatu pembelajaran menurut Joyce Bruce (2009 : 7) akan berpengaruh

besar terhadap kemampuan siswa dalam mendidik mereka sendiri. Siswa akan

tertarik mempelajari matematika jika proses pembelajaran lebih difokuskan pada

kreativitas siswa sehingga diperlukan model pembelajaran yang tepat dalam

menyampaikan materi.

Model pembelajaran Giving Question and Getting Answer merupakan

implementasi dari strategi pembelajaran kontruktivisme yang menempatkan siswa

sebagai subjek pembelajaran (Muh. Yunus dan Kurniati Ilham : 2013).Proses

pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau nilai-nilai non ilmiah. Pendekatan

ilmiah yang dimaksut meliputi semata-mata berdasarkan intuisi, akal sehat,

4

prasangka, penemuan melalui coba-coba, dan asal berpikir kritis (Kemendikbud,

2013 : 142).

Berpikir kreatif matematis siswa menurut Ilma (2018) difokuskan dalam melihat

kemampuan siswamemunculkan jawaban lebih dari satu secara lancar, menghasilkan

jawaban dari sudut pandang yang berbeda, dan memperinci suatu permasalahan

sehingga menjadi lebih mudah dipahami.

Berdasarkan uraian diatas maka akan dilakukan penelitian tentang model

pembelajaran Giving Question and Getting Answer untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kreatif siswa pada siswa kelas VII A SMP N 3 Sawit Boyolali.

Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif siswa kelas VII A SMP N 3 Sawit Boyolali pada materi himpunan dengan

model pembelajaran Giving Question and Getting Answer.

2. METODE

Penelitian Tindakan Kelas menurut Saur (2014 : 19) adalah penelitian yang

dilakukan oleh pendidik atau calon pendidik didalam kelasnya sendiri secara

kolaboratif atau partisipatif untuk memperbaiki kinerja pendidik menyangkut

kualitas proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar peserta didik, baik dari

aspek akademik maupun non-akademik melalui tindakan reflektif dalam bentuk

siklus (daur ulang).

Subjek dalam penelitian ini ada yaitu subjek yang member tindakan dan subjek

yang menerima tindakan. Adapun yang memberi tindakan adalah guru matematika

yaitu Bapak Sawabi,S.Pd dan subjek yang menerima tindakan adalah siswa kelas VII

A SMP Negeri 3 Sawit Boyolali yang berjumlah 32 siswa dengan siswa perempuan

berjumlah 12 siswa dan siswa laki-laki berjumlah 20 siswa.

Data penelitian ini diperoleh dari siswa kelas VII A SMP N 3 Sawit Boyolali.

Data diperoleh dengan cara melakukan tes, observasi, catatan lapangan dan

dokumentasi. Data yang diperoleh dari guru yaitu model pembelajaran Giving

Question And Getting Answer yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Sedangkan data yang diperoleh dari siswa yaitu berpikir kreatif.

Teknik yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data diatas meliputi

observasi, metode tes, catatan lapangan dan dokumentasi.

5

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data pelaksanaan tindakan kelas melalui model pembelajaran Giving Question And

Getting Answer dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VII A

SMP N 3 Sawit Boyolalidari sebelum dan sesudah diberi tindakan dapatdilihat pada

tabel 1 berikut:

Tabel 1 peningkatan berpikir kreatif matematika

No. Indikator berpikir kreatif matematika Sebelum

tindakan

Setelah tindakan

Siklus I Siklus II

1. Kemampuan untuk menghasilkan banyak

jawaban penyelesaian 15,6% 41,4% 54,8%

2. Kemampuan untuk memberikan jawaban

yang berbeda dari soal yang sama 25% 48,1% 58,1%

3. Kemampuan untuk menghasilakan strategi

(cara penyelesaian) yang baru 18,8% 34,5% 41,9%

4. Kemampuan untuk menjawab dengan

rinci dan benar 15,6% 37,9% 48,4%

Kemampuan berpikir kreatif siswa sebelum diberi tindakan penerapan model

Giving Question And Getting Answer dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu :

terdapat 5 siswa (15,6%) yang mampu menghasilkan banyak jawaban penyelesaian,

8 siswa (25%) yang mampu memberikan jawaban yang berbeda dari soal yang sama,

6 siswa (18,8%) yang mampu menghasilakan strategi (cara penyelesaian) yang baru,

dan 5 siswa (15,6%) yang mampu menjawab dengan rinci dan benar.

Berdasarkan analisis data hasil penelitian akan dijelaskan peningkatan

persentaseindikator kemampuan berpikir kreatif matematika siswa dari sebelum

tindakan model pembelajaran Giving Question And Getting Answer sampai siklus II

Berikut merupakan gambar dari kemampuan siswa untuk menghasilkan banyak

jawaban penyelesaian pada siklus I

6

Gambar 1 pekerjaan siswa yang belum mampu menghasilkan banyak jawaban

penyelesaian pada siklus I

Gambar 1 menunjukkan bahwa terdapat siswa yang belum mampu untuk

menghasilkan banyak jawaban penyelesaian dikarenakan masih sulitnya siswa untuk

berpikir kreatif, terdapat beberapa siswa yang menyelesaikan permasalahan yang

diberikan dengan jawaban yang salah atau kurang sesuai.Pada gambar 1 jawaban

pertama menunjukkan bahwa siswa menuliskan banyak anggota dan tidak menjawab

sesuai perintah soal, dan untuk jawaban yang kedua sudah sesuai dengan perintah

dalam soal.

Pada siklus I siswa yang masih bingung dengan soal yang diberikan oleh guru

karena belum memahami konsep berpikir kreatif sehingga hasil yang diperoleh

belum memenuhi indikator yang ditentukan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Anna Jarrotul Khoiriah dan Husamah (2018) menyatakan bahwa

pembelajaran kreatif dapat meningkatkan kemampuan untuk menghasilkan banyak

jawaban penyelesaian.

Gambar 2 siswa belum mampu memberikan jawaban yang berbeda dari

soal yang sama pada siklus I

7

.

Pada gambar 2 untuk jawaban pertama, siswa hanya menuliskan jenis himpunan

hewan yang dipelihara pak Bani dan jenis hewan yang A = {sapi, banteng, kucing}

dan untuk himpunan B dan C tidak dituliskan pada lembar jawab. Dari data diatas

terlihat bahwa terdapat jawaban siswa yang belum sesuai dengan perintah soal. Hasil

dari siklus I dapat dilihat dari presentase indikator kemampuan untuk memberikan

jawaban yang berbeda dari soal yang sama sebanyak 14 siswa (48,1%). Hal ini

menunjukkan presentase indikator kemampuan untuk memberikan jawaban yang

berbeda dari soal yang sama belum terpenuhi.

Pada siklus I terdapat 2 jumlah jenis buah atau strategi siswa dalam menentukan

banyak jenis buah yang di tanam pak Aji dan pak Budi.Terdapat beberapa siswa

yang belum mampu untuk menghasilkan strategi (cara penyelesaian) yang baru

dikarenakan siswa masih butuh penyesuaian mengenai model pembelajaran Giving

Question And Getting Answer yang diterapkan.. Berikut ini adalah gambar

kemampuan untuk menghasilkan strategi (cara penyelesaian) yang baru pada siklus

I.Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh M. Nuswowati dan M. Taufiq

(2015) menyatakan bahwa pembelajaran kreatif dapat meningkatkan kemampuan

untuk memberikan jawaban yang berbeda dari soal yang sama.

Gambar 3 kemampuan untuk menghasilkan strategi (cara penyelesaian) yang

baru siklus I

8

Pada gambar 3 diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa siswa yang

belum mampu untuk menghasilkan strategi (cara penyelesaian) yang baru. Hal ini

dikarenakan masih sulitnya siswa untuk berpikir kreatif, terdapat beberapa siswa

yang menyelesaikan permasalahan yang diberikan dengan jawaban yang salah

ataupun kurang sesuai.

Hasil dari siklus I dapat dilihat dari persentase indikator kemampuan untuk

menghasilkan strategi (cara penyelesaian) yang baru sebanyak 10 siswa (34,5%)

indikator belum terpenuhi.Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Hevy Risqi Maharani, Sukestiyarno, dan Budi Waluya (2017) menyatakan bahwa

pembelajaran kreatif dapat meningkatkan kemampuan untuk menghasilkan strategi

(cara penyelesaian) yang baru.

Pada siklus I terdapat sebanyak 11 siswa (37,9%) tapi pada siklus I belum

mencapai target indikator kemampuan untuk menjawab dengan rinci dan benar

Gambar 4 siswa yang berani mempresentasikan jawaban di depan kelas

Berdasarkan penjelasan gambar 4 dapat disimpulkan bahwa indikator

kemampuan untuk menjawab dengan rinci dan benar melalui model pembelajaran

Giving Question And Getting Answer pada kelas VII A SMP N 3 Sawit Boyolali

meningkat dari sebelum diterapkannya model pembelajaran Giving Question And

Getting Answer.Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hakan

9

Türkmen dan Mehmet Sertkahya (2015) yang menunjukkan bahwa berpikir kreatif

pada pembelajaran Giving Question And Getting Answer lebih baik daripada berpikir

kreatif individual.

4. PENUTUP

Adapun peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa dapat dilihat dari

terpenuhinya indikator -indikator berpikir kreatif dengan menerapkan model

pembelajaran Giving Question And Getting Answer pada pembelajaran matematika

di kelas VII A SMP N 3 Sawit Boyolali semester ganjil 2018/2019:

A. Kemampuan untuk menghasilkan banyak jawaban penyelesaian sebelum ada

tindakan sebanyak 5 siswa (15,6%), dan sesudah tindakan sebanyak 17 siswa

(54,8%).

B. Kemampuan untuk memberikan jawaban yang berbeda dari soal yang sama

sebelum ada tindakan sebanyak 8 siswa (25%), dan sesudah tindakan sebanyak

17 siswa (58,1%).

C. Kemampuan untuk menghasilakan strategi (cara penyelesaian) yang baru

sebelum ada tindakan sebanyak 6 siswa (18,8%), dan sesudah tindakan sebanyak

13 siswa (41,9%).

D. Kemampuan untuk menjawab dengan rinci dan benar sebelum ada tindakan

sebanyak 5 siswa (15,6%), dan sesudah tindakan sebanyak 15 siswa (48,4%).

Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Giving

Question And Getting Answer dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif

matematika siswa kelas VII A SMP N 3 Sawit Boyolali.

DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin. (2013). Meningkatkan Hasil Pembelajarab IPS Dengan Metode Giving

Question and Getting Answer. jurnal Education , 169.

Bruce, Joyce, dkk (2009). Models Of Teaching (night edition). Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Djamarah, Syaiful Bahri (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (cet.

III). Jakarta: PT. Rineka Cipta.h.9

Hasanata, Ilma dan Setyaningsih, Nining. 2018. “Pengaruh Strategi Pembelajaran

Number Heads Together (NHT) Berbasis Alat Peraga Ditinjau Dari Berpikir

10

Kreatif Matematis Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Surakarta”. Skripsi,

Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Huda, Miftahul. (2015). Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Kemendikbud (2013).Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran

Matematika (penilaian), Online), (http://kemdikbud.go.id) diakses 16 Maret

2018.

Kemendikbud, http://118.98.234.50/lhun/daftar.spx (diakses 16 Maret 2018).

Khoiriyah, Anna Jarrotul, & Husamah. 2018. ”Problem-based Learning: Creative

Thinking Skill, and learning Outcome of Seventh Grade Students”. Indonesian

Journal of Biology Education 4(2) : 151-160

Maharani, Hevy Risqi, Sukestiyarno, & Budi Waluya. 2017. “Creative Thinking

Process Based on Wallas Model in Solving Mathematics Problem”. International

Journal on Emerging Mathematics Education (IJEME) 1(2).177-184.

Moleong, L. J. (2009) Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nuswowati, M. & M. Taufiq. 2015. “Developing Creative Thinking Skill and

Creative Attitude Through Problem Based Green Vision Chemistry Environment

Learning”. Indonesian Journal Of Science Education 4(2) : 170-176.

Rahayu, dkk. (2008). Pengembangan Instrumen Penlilaian Dalam Pendidikan

Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Di SMP 17 Palembang, Pendidikan

Matematika, 2(2): 19-20.

Subadi, Tjipto. (2010). Lesson Studi Berbasis PTK (Penelitian Tindakan Kelas):

Suatu Model Pembinaan Meuju Guru Profesional. Surakarta: badan Penerbit

FKIP UMS.

Sutama. (2010). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, PTK, R&D. Surakarta:

Fairuz Media.

Tampubulon, Saur. M. (2014) Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan

Profesi Pendidik dan Keilmuan. Jakarta: Erlangga.

Türkmen, Hakan, & Mehmet Sertkahya. 2015. “Creative Thinking Skill Analyzes Of

Vocational High School Students”. Journal Of Education and Instructional

Studies 5.

Yunus, M. K. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Aktif Tipe Giving Question and

Getting Answer Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA N 1 Bajeng. jurnal

Chemica , 20.