16

eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/407/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 1 No.1. Oktob… · 76 dari uang yang disimpam nasabah sebagai alat investasi. Dalam melakukan investasi,

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/407/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 1 No.1. Oktob… · 76 dari uang yang disimpam nasabah sebagai alat investasi. Dalam melakukan investasi,
Page 2: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/407/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 1 No.1. Oktob… · 76 dari uang yang disimpam nasabah sebagai alat investasi. Dalam melakukan investasi,
Page 3: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/407/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 1 No.1. Oktob… · 76 dari uang yang disimpam nasabah sebagai alat investasi. Dalam melakukan investasi,
Page 4: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/407/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 1 No.1. Oktob… · 76 dari uang yang disimpam nasabah sebagai alat investasi. Dalam melakukan investasi,

75

Analisa SWOT : Pembiayaan Musyarakah Terhadap Laba Bank Syariah X

Sugiyanto

Universitas Pamulang

Abstrac

This study aimed to determine the effect of Musharaka financing income to earnings

Islamic Bank X from 2009 until 2012. The method used in this research is quantitative

research. The research is based on primary data and secondary data obtained from field

research, supported by the research literature related to the problems diteleti.

Musharaka financing income has a higher proportion of 15-20% of total revenue in all

Islamic Bank X, so it can affect.

SWOT analysis has showed strength factor score of 1.85 while the total value of

weaknesses have value scores 1.15, the factor scores 1.5 value opportunities and threats to

score 0.88.

Keywords: Revenue, Finance, Musharaka Against Profit

Pendahuluan Perbankan adalah suatu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu

menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan jasa pengiriman uang. Dengan

berkembang pesatnya perbankan syariah di Indonesia dikarenakan masyarakat Indonesia

dengan jumlah penduduk yang dominan beragama Muslim terbanyak yaitu, mencapai jumlah

200 juta jiwa pada tahun 2006 sebagian besar banyak yang telah beralih minatnya dari jasa

perbankan konvensional ke jasa perbankan syariah, dikarenakan dalam perbankan syariah

tidak mengenal sistem bunga atau yang disebut dengan riba sebagaimana yang biasa

digunakan dalam sistem perbankan konvensional dan diharamkan oleh agama Islam. Dalam

perbankan syariah digunakan sistem bagi hasil, yaitu keuntungan dan kerugian ditanggung

bersama oleh semua pihak yang mengadakan perjanjian dalam akad, sehingga perbankan

syariah menjadi lebih adil dan tidak merugikan pihak-pihak yang telah menyetujui perjanjian

di dalam akad perjanjian.

Konsep bagi hasil dalam menghadapi ketidak pastian merupakan salah satu prinsip

yang sangat mendasar dalam ekonomi islam, yang dianggap dapat mendukung aspek

keadilan. Keadilan merupakan aspek mendasar dalam perekonomina islam (Antonio, 2001).

Penetapan suatu hasil usaha didepan dalam suatu kegiatan usaha dianggap sebagai sesuatu hal

yang dapat memberatkan salah satu pihak yang berusaha, sehingga melanggar aspek

keadilan. Dasarnya Islam memandang uang hanyalah sebagai alat tukar dan bukan sebagai

barang dagangan (komoditas).Oleh karena itu motif permintaan uang adalah untuk memenuhi

kebutuhan transaksi (money demand for transaction), bukan untuk spekulasi.Karena

spekulasi tidak diperbolehkan dalam agama Islam.Uang adalah milik masyarakat sehingga

menyimpan uang untuk dibiarkan tidak produktif dilarang, karena hal itu mengurangi jumlah

uang dimasyarakat.Dalam pandangan Islam uang harus selalu produktif dalam perekonomian.

Semakin cepat uang berputar dalam perekonomian, maka akan semakin tinggi tingkat

pendapatan masyarakat dan semakin baik perekonomian. Uang tidak mempunyai sisi time value terlepas dari nilai barang yang dipertukarkan

melalui penggunaan uang. Oleh karena itu Bank Syariah didirikan berdasarkan konsep

pembagian keuntungan dan kerugian sesuai dengan konsep islam “keuntungan adalah bagi

siapa yang menanggung resiko” Bank Syariah menolak bunga sebagai biaya atas imbalan

Page 5: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/407/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 1 No.1. Oktob… · 76 dari uang yang disimpam nasabah sebagai alat investasi. Dalam melakukan investasi,

76

dari uang yang disimpam nasabah sebagai alat investasi. Dalam melakukan investasi, Bank

Syariah harus memastikan bahwa dana nasabah, dan dana yang tersedia bagi nasabah, adalah

untuk diinvestasikan dengan baik dan dapat menghasilkan pendapatan yang sesuai dengan

prinsip-prinsip syariah sekaligus juga bermanfaat bagi masyarakat.

Manajemen Bank Syariah tidak dapat semaunya menarik dana nasabah untuk

menyimpan dananya di Bank Syariah, tanpa didasari keyakinan bahwa dana itu dapat

diinvestasikan secara menguntungkan dan dapat dikembalikan ketika dana itu sewaktu ditarik

oleh nasabah, atau dana tersebut telah jatuh tempo.

Pembiayaan Musyarakah Bank Syariah adalah kerjasama antara bank dan nasabah

untuk membiayai usaha atau proyek secara bersama-sama dengan nasabah sebagai inisiator

proyek dengan suatu jumlah berdasarkan prosentase tertentu dari jumlah total biaya proyek

dengan dasar pembagian keuntungan dari hasil yang diperoleh dari usaha atau proyek

tersebut berdasarkan prosentase bagi hasil yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Bank Syariah adalah sebagai salah satu lembaga jasa keuangan syariah yang

berbadan hukum sebagai bank yang merupakan salah satu lembaga keuangan yang ada di

Indonesia. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang sangat baik dalam kegiatan

perekonomian di Indonesia.

Sumber dana Bank Syariah berasal dari simpanan, investasi, hibah, pembiayaan lain-

lain. Pembiayaan merupakan suatu fasilitas yang diberikan Bank Syariah kepada masyarakat

yang membutuhkan dana dengan menggunakan dana yang telah terkumpul dari masyarakat

yang mempercayakan untuk menyimpan hartanya pada Bank Syariah. Pembiayaan ini

merupakan unsur yang sangat penting dalam memperoleh keuntungan bagi Bank Syariah.

Hal ini dapat diketahui melalui portofolio pembiayaan pada Bank Syariah menempati porsi

yang besar, dalam prakteknya pendapatan pembiayaan musyarakah dapat mencapai 15-20%

dari total pendapatan semua penyaluran dana. Tingkat penghasilan dari setiap jenis

pembiayaan itu bervariasi, tergantung pada perinsip pembiayaan yang digunakan dan sektor

usaha yang dibiayai.

Begitu besarnya pengaruh terhadap penghasilan yang diperoleh menuntut bank untuk

melakukan pengelolaan dananya secara efisien dan efektif, baik atas dana yang dikumpulkan

dari masyarakat, dana pihak ketiga, serta dana pemilik modal Bank maupun atas pemanfaatan

atau penyaluran dana tersebut melalui kegiataan pembiayaan. Pengalokasian dana yang tidak

efisien akan menyebabkan penyaluran pembiayaan berkurang sehingga pembiayaan yang

akan disalurkan pada periode selanjutnya akan menurun. Keadaan seperti itu akan

menghambat operasional bank dan menurunkan pendapatan bank yang berimbas pada laba

yang didapat. Oleh karena itu apabila bank tidak mampu menyalurkan pembiayaan,

sementara dana yang telah terhimpun dari pemilik dana terus bertambah, maka akan terdapat

banyak dana idle (menganggur) yang dapat berpengaruh terhadap pendapatan margin. Hal ini

tentunya akan menyebabkan penurunan dana pihak ketiga pada Bank.

Beberapa ketentuan harus dipenuhi dalam melaksanakan akad musyarakah agar akad

transaksi tersebut terhindar dari riba dan sesuai dengan syariah. Salah satunya adalah syarat

modal yang diberikan harus berupa uang tunai, emas, perak atau yang nilainya sama.

Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor. 08/DSN-

MUI/IV/2000 dan PSAK Np.106 mendefinikan musyarakah sebagai akad kerja sama antara

dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan

kontribusi dana dengan ketentuan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian

berdasarkan kontribusi dana. Syarat-syarat yang harus ditaati para pihak tidak boleh

meminjam, meminjamkan, menyumbang atau menghindari terjadinya penyimpangan,

Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dapat meminta jaminan.

Page 6: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/407/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 1 No.1. Oktob… · 76 dari uang yang disimpam nasabah sebagai alat investasi. Dalam melakukan investasi,

77

Berdasarkan hasil penelitian, akad musyarakah dalam praktiknya belum sepenuhnya

mengunakan konsep kerja sama dalam kontribusi menanamkan modal secara utuh. Dalam

pembiayaan musyarakah kontribusi modal yang menjadi objek dalam menjalankan usaha

tersebut diberikan oleh bank sepenuhnya, kemudian nasabah sebagai mitra hanya

berkonrtibusi pada keahlian untuk kegiatan operasional usaha saja.Hal ini dilakukan oleh

sebagian besar lembaga keuangan syariah, sehingga yang terjadi adalah kontribusi

permodalan pada satu pihak saja dan bukan kepada semua pihak yang memiliki usaha

tersebut.

Umumnya lembaga keuangan yang ada, dalam setiap operasionalnya Bank Syariah

pun berorientasi pada laba. Bank Syariah dalam memperoleh laba terutama diperoleh dari

selisih antara pendapatan atas penanaman dan biaya-biaya yang dikeluarkan selama periode

tertentu. Oleh karena itu pendapatan dari pembiayaan musyarakah pun menjadi salah satu

faktor yang mempengaruhi besarnya laba Bank Syariah.

Berdasarkan kondisi dan permasalahan diatas, maka perlu dilakukan penelitian untuk

menganalisis pengaruh penyaluran pembiayaan musyarakah terhadap besarnya laba yang

diperoleh BANK SYARIAH X.

Metodologi Riset

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data

kuantitatif dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel dan program SPSS

(Statistical Package for Social Sciences) versi 19 sebagai alat untuk menguji data tersebut.

Metode analisis data yang digunakan dalam menganalisa data-data dengan dua

metode yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

Analisis kualitatif, yaitu proses penyelidikan berdasarkan data informasi yang

diperoleh secara terperinci oleh penelitian mengenai masalah kemudian disusun dalam

sebuah latar ilmiah.

Analisis kuantitatif, yaitu sebuah penyelidikan tentang masalah yang berdasarkan

teori yang terdiri dari variabel-variabel yang diukur dengan angka dan analisa dengan

prosedur statistic untuk menentukan apakah generalisasi produktif teori tersebut benar.

Koefisien Korelasi Pearson

Untuk melihat seberapa kuat tingkat hubungan antara variabel dependen (variabel

bebas) terhadap variabel independen (variabel terikat) maka penelitian ini menggunakan

rumus korelasi sederhana (Metode Pearson)

rxy

Dimana:

r = koefisien korelasi antara X dan Y

n = jumlah sampel

X = Skor butir (variabel bebas)

Y = Skor total (variabel terikat)

{n

n

X 2

XY ( X )(

( X )2}{n

Y )

Y 2 ( Y )2}

Page 7: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/407/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 1 No.1. Oktob… · 76 dari uang yang disimpam nasabah sebagai alat investasi. Dalam melakukan investasi,

78

Menurut Sugianto (2003:183), untuk memberikan perkiraan terhadap koefisien

korelasi yang didapat, maka dengan menggunakan table sebagai berikut:

Tabel 1.

Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi Tingkat

Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat 0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0.599 Cukup Kuat

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

Sumber: Sugianto (2003)

Setelah nilai r diperoleh, maka harus diuji apakah korelasi antara variabel X dan

variabel Y kuat atau tidak. Apabila besarnya hubungan variabel tersebut sama dengan 0,

menunjukan hubungan sangat lemah dan tidak berarti, begitu juga sebaliknya apabila

hubungan secara signifikan ≠ 0, maka hubungannya kuat dan berarti.

Untuk mengetahui besarnya sumbangan/pengaruh dari variabel X dan Y dapat

digunakan koefisien penentu atau disebut koefisien detrminasi dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

KP = r2x 100%

Dimana: KP: koefisien penentu/determinasi yang memiliki nilai paling

kecil 0 dan nilai paling besar 1.

r2

= besarnya kontribusi variabel X (pendapatan pembiayaan musyarakah) terdapat naik turunnya variabel Y (laba).

Pengujian hipotesis dengan Uji t

Untuk memperlihatkan pengaruh variabel X (pendapatan pembiayaan musyarakah)

terdapat naik turunnya variabel Y (laba), maka harus dilakukan uji korelasi dengan

menggunakan rusmus sebagai berikut:

t r n 2

Dimana:

hitung 1 r 2

t = Nilai t- hitung

r = Nilai koefisien korelasi

n = Jumlah data pengamatan dengan Kriteria sebagai

berikut:

Jika nilai t hitung < t table H0 diterima, H1ditolak.

Jika nilai t hitung > t table H0 ditolak, H1 diterima

Page 8: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/407/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 1 No.1. Oktob… · 76 dari uang yang disimpam nasabah sebagai alat investasi. Dalam melakukan investasi,

79

Hasil dan Analisis Penelitian Prosedur Palaksanaan Pembiayaan musyarakah

Dalam menunjang kelangsungan usahanya, perusahaan memerlukan dana yang cukup

untuk membiayai seluruh kegiatan operasi dan pada akhirnya untuk mencapai salah satu

tujuan usaha berupa perolehan keuntungan. Dalam operasional bank memberikan

pembiayaan kepada nasabah yang akan dibiayai atau mitra.

Adapun tahapan pembiayaan musyarakah pada bank Syariah X dapat dijelaskan

dalam beberapa tahapan. Tahapan-tahapan pembiayaan ini umumnya disebut dengan

prosedur pembiayaan.Kegiatan pembiayaan selain itu juga terdapat resiko yang dapat

merugikan bank.Oleh karena itu pemberian pembiayaan harus dilaksanakan dengan hati-hati

dan melalui tahapan-tahapan yang teliti. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pemasaran Tahap pemasaran adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh bagian marketing dalam

rangka memperoleh nasabah untuk produk pembiayaan, yang dilakukan dengan cara

presentasi kepada calon nasabah dengan memperkenalkan produk pembiayaan dan

fasilitas serta fitur-fiturnya.

2. Tahap Pemenuhan Dokumen

Jika nasabah tertarik dan ingin mengajukan pembiayaan, maka calon nasabah harus

melengkapi persyaratan dokumen yang dibutuhkan. Dokumen-dokumen yang harus

dipenuhi diantaranya adalah: fotocopy KTP, KK, fotocopy surat nikah (bagi calon

nasabah yang sudah menikah), fotocopy rekening tabungan, surat izin usaha

perdagangan SIUP, surat keterangan usaha (untuk wiraswasta), surat keterangan

bekerja, slip gaji 3 bulan terakhir (untuk karyawan), bukti pembayaran pajak NPWP,

fotocopy SHGB (Surat Hak Guna Bangunan), SHM (Sertifikat Hak Milik), PBB,

BPKB, STNK. Setelah melengkapi persyaratan tersebut nasabah harus menjelaskan

maksud dan tujuan mengajukan pembiayaan, berupa jumlah nominal pembiayaan

yang dinyatakan beserta dengan jangka waktunya.

3. Tahap Analisis Tahap analisis merupakan kegiatan setelah pemeriksaan dokumen persyaratan dalam

pembiayaan musyarakah. Kemudian analisis terhadap beberapa aspek, diantaranya:

analisis aspek yuridis (nasabah), analisa moral nasabah, aspek pendapatan nasabah,

aspek anggunan, dan aspek resiko. Selanjautnya menghitung besaran kewajaran

pembiayaan, menetapkan margin, serta membuat kesimpulan atau keputusan.

4. Tahap Persetujuan Pada tahap ini, nasabah telah mendapatakan persetujuan pembiayaan dari bank. Pihak

bank dan nasabah menandatangi surat penegasan persetujuan pembiayaan. Yang

didalamnya berisi tentang ketentuan pembiayaan, struktur pembiayaan yang terdiri

atas jenis dan jumlah serta biaya-biaya yang terkait dengan pembiayaan, jaminan dan

syarat-syarat yang harus dipenuhi.

5. Tahap Pencairan

Tahap ini merupakan kegiatan realisasi pembiayaan, yaitu pihak bank merealisasikan

pembiayaan yang telah diajukan nasabah atau mitra. Untuk lebih mempermudah mengetahui dan untuk melengkapi proses pembiayaan

musyarakah dilaksanakan berikut hasil penelitian penulis dilapangan mengenai

penyaluran pembiayaan musyarakah di Bank Syariah (Hasil wawancara dengan Ibu

Dekna (Marketing ), 18 Januari 2013)

a. Nasabah datang ke bank dengan membawa Surat Permohonan Musyarakah

(SPM) dalam surat ini nasabah menjelaskan kebutuhan dana sebagai modal kerja

Page 9: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/407/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 1 No.1. Oktob… · 76 dari uang yang disimpam nasabah sebagai alat investasi. Dalam melakukan investasi,

80

untuk suatu proyek tertentu. Nasabah menjelaskan tentang proyek yang akan

dikerjakan, pihak-pihak yang terlibat, dan tujuan proyek. Pengalaman nasabah

dalam proyek sejenis dan sumber dana untuk mengembalikan modal kepada

bank. Selain SPM, nasabah juga menyertakan data-data perusahaan dan

spesifikasi proyek.

b. Account officer atau marketing akan menganalisa kelayakan bisnis nasabah,

historis usaha nasabah baik dari segi kualitatif dan kuantitatif serta kelayakan

proyek atau usaha yang akan dikerjakan oleh nasabah.

c. Selanjutnya bagian administrasi pembiayaan akan menganalisa nasabah dari segi

yuridis maupun kelengkapan atau perizinan dan keabsahan proyek, juga

kelengkapan dokumentasi perusahaan dalam bidang hukum, dan bank

checkingatas nasabah. Hasil pemeriksaan (checking) bagian administrasi

pembiayaan disampaikan kepada account officer atau marketing bersamaan

dengan analisa kualitatif dan kuantitatif. Kemudian account officer akan

melakukan presentasi proyek tersebut kepada komite pembiayaan untuk meminta

persetujuan.

d. Bila menurut komite pembiayaan proyek nasabah tidak layak, tidak memenuhi

kreteria untuk dibiayai, maka seluruh dokumen akan dikembalikan kepada

nasabah, dan account officer menyampaikan penolakan pembiayaan proyek

tersebut kepada nasabah. Namun sebaliknya bila permintaan pembiayaan yang

diajukan nasabah dianggap layak dan memenuhi kriteria, komite akan

memberikan persetujuan yang khususnya menyangkut aspek adalah :

Jumlah modal nasabah

Jumlah modal bank

Jangka waktu kerja sama musyarakah

Nisbah bagi hasil keuntungan atau pendapatan proyek

e. Bila perlu bank juga dapat meminta bantuan pihak ke tiga atau menempatkan

pegawai bank dalam proyek untuk mengawasi perkembangan proyek

f. Berdasarkan persetujuan yang diberikan oleh komite, maka account officer akan

mengirimkan surat persetujuan musyarakah (SPM) kepada nasabah. Selain itu

bank juga dapat meminta kelengkapan dokumen lainnya sebagai tambahan bila

dibutuhkan. Isi SPM adalah menyetujui pemberian fasilitas pembiayaan

musyarakah pada nasabah dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh

komite

g. Setelah menerima surat persetujuan musyarakah (SPM) dari bank kepada

nasabah, nasabah dapat menyetujuinya atau tidak persyaratan-persyaratan atau

nisbah bagi hasil yang diajukan oleh bank. Bila nasabah setuju maka nasabah

harus melengkapi dokumen untuk akad musyarakah

h. Bagian administrasi pembiayaan khususnya subunit hukum mempersiapkan akad

musyarakah, yaitu perjanjian bagi hasil antara nasabah dengan pihak bank dan

memperhatikan kelengkapan dokumen serta rincian atau spesifikasi proyek yang

akan dibuat

i. Setelah akad musyarakah ditandatangani oleh nasabah, maka nasabah diminta

untuk mengeluarkan Surat Permohonan Realisasi Musyarakah (SPRM). Isi

SPRM adalah meminta pencairan dana untuk dimulainya pelaksanaan proyek

j. Bagian administrasi pembiayaan memberikan informasi bahwa akad musyarakah

telah terlaksana, dan bagian account officer dapat menyetujui dilaksanakannya

pencairan dana kepada nasabah

k. Setelah menerima dana dari bank, maka nasabah menyerahkan Tanda Terima

Uang Oleh Nasabah (TTUON) kepada bank

Page 10: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/407/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 1 No.1. Oktob… · 76 dari uang yang disimpam nasabah sebagai alat investasi. Dalam melakukan investasi,

81

l. Selama proyek berjalan account officer diwajibkan untuk turut terlibat,

monitoring perkembangan proyek dan pendapatan serta biaya yang dikeluarkan

m. Nasabah melakukan pembayaran bagi hasil kepada bank sesuai dengan nisbah

bagi hasil yang sudah ditetapkan bersama

n. Pembayaran pokok atau pengembalian pokok hutang dilakukan diakhir periode

selesainya jangka waktu musyarakah.

Prosedur Pembiayaan Musyarakah Mekanisme penyaluran pembiayaan musyarakah baik berdasarkan ketentuan internal

bank Syariah maupun dari hasil wawancara tidak terdapat perbedaan, kedua sumber tersebut

saling melengkapi dan mempermudah untuk dipahami, bagaimana prakteknya pembiayaan

musyarakah dilaksanakan di Bank Syariah.

Berikut contoh transaksi musyarakah yang terjadi pada Bank Syariah dengan salah

satu nasabahnya Pada tanggal 28 April 2011 dilakukan dan bank menyetujui pemberian

fasilitas dengan skema musyarakah dengan plafond Rp. 6.000.000.000,00. Berdasarkan Surat

Persetujuan Pemberian Pembiayaan (SP3) atau offering letter per tanggal 7 Mei 2011 dengan

analisa pembiayaan sebagai berikut:

PT. LJS telah beroperasi penuh selama 5 tahun dan memiliki armada tiga unit kapal

mother vessel (bulk Carrier), dua unit tug boat dan tigaunit barge dengan analisa keuangan

sebagai berikut:

a. total aset sebesar Rp. 648.000.000.000,00.

b. Bankloansebesar Rp. 34.000.000.000,00. (dengan hasil BI Checking positif atau lancar)

c. Total sales Rp. 73.000.000.000,00.

d. Total equity Rp.64.000.000.000,00.

e. Growth pertahun 35% Pendapatan Perusahaan PT. LJS sebagian besar berasal dari shipment batu bara yang

dipesan oleh PT. XX berdasarkan kontrak dengan PT. XY dan dalam kurun waktu satu tahun

perusahaan tersebut dapat membukukan keuntungan sebesar Rp. 35.000.000.000,00.

Untuk biaya operasional kapal pertahun sebesar Rp. 6.000.000.000,00. PT. LJS telah memperoleh kontrak perjanjian pengangkutan batubara dari PT. KII

selaku supplier batu bara ke PT. XY selama jangka waktu satu tahun dengan total kontrak

Rp.8.000.000.000,00. PT. LJS hendak memperoleh fasilitas pembiayaan modal kerja pada

BRI Syariah dengan jangka waktu satu tahun berdasarkan kontrak tersebut dengan porsi 62%

untuk Bank Syariah X dan 28% porsi PT. LJS.

Struktur Pembiayaan:

a. Fasilitas: Musyarakah

b. Plafond: Rp. 6.000.000.000,00.

c. Penggunaan: Modal kerja

d. Biaya administrasi: Rp. 400.000.000,00. e. Obyek musyarakah: Pekerjaan dari PT. XX dengan nilai pekerjaan sebesar Rp.

8.000.000.000. untuk pekerjaan pengangkutan batu bara pesanan PT. XY. Dengan

dokumen dan data PO terlampir.

f. Proyeksi revenue: Rp. 2.500.000.000,00.

g. Porsi pembiayaan: Bank sebesar Rp. 6.000.000.000,00.(75%) Nasabah sebesar Rp.

2.000.000.000,00. (25%)

h. Nisbah: Multi Nisbah, sesuai tabel terlampir.

i. Jaminan: Dua unit tug boat dan satu unit barge

Page 11: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/407/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 1 No.1. Oktob… · 76 dari uang yang disimpam nasabah sebagai alat investasi. Dalam melakukan investasi,

82

Jadwal Pelunasan dan Cara Pembayaran

Nasabah : PT LJS

Fasilitas : Musyarakah Mutanaqisha

Total Nilai Investasi : Rp. 8.000.000.000. Porsi Modal Bank : Rp. 6.000.000.000.

Porsi Modal Nasabah : Rp.2.000.000.000.

Jangka Waktu : 12 bulan

Tabel 1

Proyeksi Pendapatan (revenue sharing)

No Bulan Proyeksi

Pendapatan Nisbah

Nasabah Nisbah Bank

Bagi Hasil Nasabah Bagi Hasil Bank Rencana Pengembalian Modal

Bank

Sisa modal Bank

1 Mei-2011 100.000.000 58,33% 41,67% 58.330.000 41.670.000 100.000.000 5.900.000.000 2 Juni-2011 120.000.000 58,33% 41,67% 69.996.000 50.004.000 150.000.000 5.750.000.000

3 Juli-2011 150.000.000 60,00% 40,00% 90.000.000 60.000.000 175.000.000 5.575.000.000

4 Agustus-2011 175.000.000 70,97% 29,03% 124.197.500 50.802.500 200.000.000 5.375.000.000

5 September-2011 175.000.000 74,67% 25,33% 130.672.500 44.327.500 250.000.000 5.125.000.000

6 Oktober-2011 175.000.000 75,00% 25,00% 131.250.000 43.750.000 250.000.000 4.875.000.000

7 November-2011 175.000.000 75,50% 24,50% 132.125.000 42.875.000 400.000.000 4.475.000.000

8 Desember-2011 175.000.000 76,00% 24,00% 133.000.000 42.000.000 475.000.000 4.000.000.000

9 Januari-2012 175.000.000 76,60% 23,40% 134.050.000 40.950.000 500.000.000 3.500.000.000

10 Febuari-2012 175.000.000 78,68% 21,32% 137.690.000 37.310.000 1.000.000.000 2.500.000.000

11 Maret-2012 175.000.000 79,58% 20,42% 139.265.000 35.735.000 1000.000.000 1.500.000.000 12 April-2012 175.000.000 80,50% 19,50% 140.875.000 34.125.000 1.500.000.000 -

Total 1.945.000.000 1.421.451.000 523.549.000 6.000.000.000

Pendapatan Pembiayaan Musyarakah Bank Syariah X Pendapatan pembiayaan musyarakah yang diperoleh bank Syariah dari tahun 2009

sampai dengan 2011 dapat dilihat pada data dibawah ini:

Tabel 2

Pendapatan Musyarakah Tahun 2009-2011 Bank Syariah X

Periode Tahun Pendapatan Musyarakah

2009 40.451.000.000,00

2010 124.720.000.000,00

2011 105.638.000.000,00

TOTAL

(Sumber: data internal Bank Syariah X)

Berdasarkan data diatas jumlah pendapatan pembiayaan musyarakah di bank syariah

X dari tahun 2009 sampai tahun 2010 menunjukan peningkatan yang baik, tetapi bila

dibandingkan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 mengalami sedikit penurunan

jumlah pendapatan. Jumlah pendapatan musyarakah pada akhir tahun 2009 mencapai sebesar

Rp. 40.451.000.000,00. (empat puluh miliar empat ratus lima puluh satu juta rupiah). Tahun

2010 jumlah pendapatan musyarakah mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp.

124.720.000.000,00. (seratus dua puluh empat miliar tujuh ratus dua puluh juta rupiah)

Page 12: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/407/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 1 No.1. Oktob… · 76 dari uang yang disimpam nasabah sebagai alat investasi. Dalam melakukan investasi,

83

dikarenakan baiknya pemasaran dan promosi pembiayaan yang dilakukan oleh bagian

marketing Bank Syariah X. Dari periode sebelumnya penurunan jumlah pendapatan

musyarakah terjadi pada tahun 2011, yaitu Rp. 105.638.000.000,00 (seratus lima miliar enam

ratus tiga puluh delapan juta rupiah) dikarenakan persaingan yang makin ketat dalam

memperoleh nasabah dari Bank syariah lainnya.

Pengaruh Pendapatan Pembiayaan Musyarakah Terhadap Laba

Pendapatan pembiayaan musyarakah yang merupakan salah satu menjadi sumber

pendapatan utama dalam bank syariah ini memiliki peran penting dalam hal penentuan laba

di instansi tersebut.Pada penelitian ini untuk mengetahui berapa besarnya pengaruh

pendapatan pembiayaan musyarakah terhadap laba pada Bank Syariah, maka perlu dilakukan

uji korelasi. Berikut ini perhitungan uji korelasi pendapatan pembiayaan musyarakah

terhadap laba pada Bank Syariah:

Laba Bank Syariah X Periode 2009-2011

(Dalam Jutaan Rupiah)

(Sumber: Bank Syariah X)

Koefisien Korelasi Pearson

Diketahui:

n = 3

∑X = 270809

∑Y = 91333

∑ = 28350748845

∑ = 4115410785

∑XY = 8874568926

Periode

Tahun

Pendapatan

Musyarakah

(X)

Jumlah

Laba

(Y)

2009 40451 16216 1636283401 262958656 655953416

2010 124720 14852 15555078400 220581904 1852341440

2011 105638 60265 11159387044 3631870225 6366274070

∑ 270809 91333 28350748845 4115410785 8874568926

Page 13: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/407/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 1 No.1. Oktob… · 76 dari uang yang disimpam nasabah sebagai alat investasi. Dalam melakukan investasi,

84

r = 0,276

Menurut perhitungan koefisien korelasi diatas dapat disimpulkan bahwa r=0,276 berarti

telah terjadi hubungan yang lemah antara variabel X (pendapatan pembiayaan musyarakah)

dengan variabel Y (laba). Dengan begitu, walaupun semakin besar pendapatan pembiayaan

musyarakah yang diterima maka hanya berpengaruh sedikit pada tingkat laba yang dihasilkan

oleh Bank Syariah X.

Koefisien Penentu/Determinasi (KD)

Sesuai dengan perhitungan seberapa kuat korelasi atau hubungan antara pendapatan

pembiayaan musyarakah terhadap laba yang dihasilkan maka selanjutnya dapat

dipresentasikan seberapa besar sumbangan atau pengaruh dari variabel X (pendapatan

pembiayaan musyarakah) terhadap naik turunnya variabel Y (laba) dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

KD = x 100%

KD =

KD = 0,076176 x 100%

KD = 7,62%

Dengan diperoleh hasil perhitungan koefisien penentu tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa pendapatan pembiayaan musyarakah berpengaruh terhadap laba sebesar 7,62% dan

sisanya 92,38% dipengaruhi oleh faktor-faktor pembiayaan lainnya yang tidak diamati dalam

penelitian ini.

Pengujian Hipotesis Dengan Uji t

Dikarenakan hipotesis yang akan digunakan ini berkaitan dengan ada tidaknya peranan

pendapatan pembiayaan musyarakah terhadap laba maka digunakan pengujian hipotesis nol

(H0) dan hipotesis alternative (H1). Hipotesis yang ditetapkan adalah:

H0 : Pendapatan pembiayaan musyarakah tidak berpengaruh signifikan terhadap laba Bank

Syariah.

Page 14: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/407/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 1 No.1. Oktob… · 76 dari uang yang disimpam nasabah sebagai alat investasi. Dalam melakukan investasi,

85

H1 : Pendapatan pembiayaan musyarakah berpengaruh signifikan terhadap laba Bank

Syariah.

Dengan ketentuan:

H0 diterima, jika t hitung < t tabel

H1 ditolak, jika t hitung > t table

Untuk menguji signifikasi hubungan antara pendapatan pembiayaan musyarakah terhadap

laba, maka perlu suatu uji koefisien yang ditujukan pada rumus sebagai berikut:

t = 0,287

Berdasarkan perhitungan diatas dimana t hitung = 0.287 pada taraf signifikan 5% dan dk=n-

2=1, t tabel diperoleh sebesar 12,706 jadi t hitung lebih kecil dari t tabel atau 0.287<12,706

Kesimpulan Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh

pendapatan pembiayaan musyarakah terhadap laba pada Bank Syariah X, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Jumlah pendapatan pembiayaan musyarakah di Bank syariah X dari tahun 2009 sampai

dengan tahun 2011 menunjukan perkebangan yang baik. Pada awal tahun 2009

pendapatan musyarakah sebesar Rp. 40.451.000.000,00. Memasuki tahun 2010

pendapatan musyarakah mengalami peningkatan drastis yaitu sebesar Rp.

124.720.000.000,00. Dikarenakan baiknya pemasaran dan promosi pembiayaan yang

dilakukan oleh bagian marketing Bank Syariah. Pada periode selanjutnya mengalami

penurunan di tahun 2011 pendapatan musyarakah sebesar Rp. 105.638.000.000,00. Yang

dikarenakan persaingan yang makin ketat dalam memperoleh nasabah dari Bank syariah

lainnya.

2. Sesuai dengan perkembangan Bank Syariah X memiliki peningkatan laba yang signifikan

di tahun 2011 jika dibandingkan dengan tahun 2009, walaupun pada periode tahun 2009

ke tahun 2010 mengalami penurunan pada total laba yang didapatkan. Pada tahun 2009

laba yang didapatkan adalah sebesar Rp. 16.216.000.000,00. dan pada tahun 2010

mengalami penurunan sebesar Rp. . yaitu total laba yang didapatkan

pada tahun 2010 adalah Rp. 14.852.000.000,00. Dan peningkatan laba yang signifikan

terjadi pada tahun 2011 jumlah laba menjadi sebesar Rp. 60.265.000.000,00. Oleh karena

itu peningkatan laba pada Bank Syariah X termasuk kategori baik.

3. Pembiayaan musyarakah merupakan sumber penghasilan yang tidak terlalu

mempengaruhi besaran total laba yang diperoleh di Bank Syariah X, hal ini terbukti

dengan diperolehnya data hasil perhitungan koefisien korelasi r = 0,276 yang berarti

bahwa terdapat hubungan yang lemah antara pendapatan pembiayaan musyarakah

t =

t =

t =

t =

t =

Page 15: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/407/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 1 No.1. Oktob… · 76 dari uang yang disimpam nasabah sebagai alat investasi. Dalam melakukan investasi,

86

terhadap laba pada Bank Syariah. Sedangkan dari hasil perhitungan koefisien

penentu/Determinasi (KD) bahwa pendapatan pembiayaan musyarakah mempengaruhi

laba sebesar 7,62%. Berdasarkan perhitungan uji signifikan dimana t hitung = 0,287 pada

tarah signifikan 5% dan dk = n-2=1, t tabel diperoleh sebesar 12,706 jadi t hitung < dari t

tabel atau 0,287 < 12,706 Maka dengan demikian H0 diterima, berarti tidak adanya

pengaruh yang signifikan antara pendapatan pembiayaan musyarakah terhadap laba pada

Bank Syariah X.

Page 16: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/407/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 1 No.1. Oktob… · 76 dari uang yang disimpam nasabah sebagai alat investasi. Dalam melakukan investasi,

87

Referensi

Al-Quran Nul Karim Ascarya. 2007. Akad & Produk Bank Syariah. Jakarta. Pt Raja Grafindo

Persada,2008.

Antonio, syafi’i. 2004. Bank syariah : dari teori ke praktek. Jakarta; penerbit

gema insani press.

Burhan, Bungin. 2009. Metodologi Penelitian kuantitatif, komunikasi ekonomi

dan kebijakan. Jakarta; Kencana

Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Teori Akuntansi. Jakarta; Penerbit PT Bumi

Aksara.

Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula. 2006. Syariah Marketing.

Ujung berung Bandung. PT Mizan Pustaka.

Huda,nurul DKK. 2008. Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis.penerbit

nurul huda

Jopie, Jusuf. 2007. Analisis Kredit Untuk Account Officer.Jakarta; Penerbit PT

Gramedia Pustaka Utama.

Karim, Adiwarman. 2004. Bank Islam: Anlisis Fiqih Dan Keuangan. Jakarta;

Penerbit PT Raja Grafindo.

Kasmir. 2000. Bank dan lembaga keuangan lainya. Jakarta; Penerbit Edisi II PT

Raja Grafindo persada

Mervin K Lewis & Latifa M. Algaoud, 2001. Perbankan Syariah, PT Serambi

Ilmu Semesta, Jakarta 2007.

Muhammad. 2005. Manajemen bank syariah. Yogyakarta; Penerbit UPP AMP

YKPN.

Muslehuddin, Muhammad. 2000. Sistem Perbankan Dalam Islam. Jakarta; Gema

Insani Press. Cetakan,1. 2

Nadratuzzaman, Muhammad Hosen. 2007. Perbankan Syariah, Pusat Komunikasi

Ekonomi Syariah (PSKES PUBLISHING). Jakarta.

Soemitra, andri. 2009. Bank dan lembaga keuangan syariah, edisi pertama

cetakan ke 1

Sutan, Remi Sjahdeini. 2002. Perbankan Islam Dan Kedudukanya Dalam Tata

Hukum Perbankan.Jakarta; Penerbit PT Pustaka Utama Grafiti.

Wasilah, sri nurhayati. Akuntansi syariah di Indonesia, Penerbit salemba empat.

Universitas Pamulang. 2010. Pedeoman Penulisan Skripsi. Tangsel; Penerbit FE

UNPAM.

Yaya, Rizal. 2009. Akuntansi Perbankan Syariah, Teori Dan Praktik

Kontemporer, Salemba Empat.

Kamus Bank Syariah, www.bi.go.id

http://www.scribd.com