Upload
vuongthuan
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN
KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN SISWA KELAS VIII
SEMESTER II SMP N 1 GUNUNG TALANG
TAHUN AJARAN 2012/2013
ERNARIA
ABSTRACT
Language skills learning to read as less than the maximum. Reading is
considered as being boring for siswa.Hal This can certainly lead to poor students in
writing, especially in writing ringkasan.Penelitian aims to describe the ( 1 ) students'
reading comprehension, ( 2 ) the ability to write a summary of students, and ( 3 ) the
relationship between reading comprehension skills with the ability to write a summary
of class VIII Semester II SMP N 1 Mount Talang. The method used in this study is
quantitatively using descriptive. The study population was a class VIII student of Mount
Talang SMPN1 enrolled in the school year 2012/2013. In this study, researchers applied
a random sampling with a sample class and VIII2 VIII1 totaling 40 people siswa.
Teknik data collection is done by giving a test to a sample of students.
Based on the calculation of correlation coefficients, it is evident that there is a
relationship between reading comprehension skills by writing a summary of the eighth
grade students of SMP N 1 Mount Talang. In other words, the higher the reading
comprehension skills of students so the higher the students' ability to write summaries.
From the calculation of the coefficient of determination obtained percentage of 19.95 %.
This means that 19.95 % of the successful writing ringkasan siswa donated by a reading
comprehension class VIII SMP N 1 Mount Talang. Hypothesis test also prove that the
value of t > t table means there is a relationship between reading comprehension with
eighth grade students write a summary of SMP N 1 Mount Talang.
1
A. PENDAHULUAN
Keterampilan menulis merupakan
keterampilan yang penting untuk dikuasai.
Hal itu disebabkan dalam proses
pembelajaran di sekolah, menulis
memiliki peranan yang penting. Semua
mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa
tidak terlepas dari kegiatan menulis.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia,
salah satu kegiatan menulis di antaranya
menulis ringkasan. Ringkasan merupakan
jenis tulisan yang berisi sajian singkat
tentang suatu bacaan dengan tetap
memperhatikan urutan asli bacaan
tersebut. Untuk menghasilkan sebuah
ringkasan yang baik, maka dibutuhkan
latihan menulis.
Dengan adanya latihan yang
berkesinambungan, siswa akan terbiasa
mengungkapkan ide, pengalaman, dan
pengetahuan dalam bentuk tertulis.
Dengan cara demikian, siswa akan
terampil dalam menulis. Selain latihan
menulis, kiat lain agar dapat menciptakan
ringkasan yang baik adalah dengan
banyak membaca.
Membaca dalam dunia pendidikan
merupakan salah satu aspek keterampilan
berbahasa sehingga perlu dikuasai oleh
siswa karena membaca merupakan
keterampilan penting untuk menunjang
proses pembelajaran. Siswa dapat
menyerap informasi dan memahami ide-
ide yang terdapat dalam bacaan melalui
membaca.
Membaca pemahaman (membaca
intensif) merupakan materi pokok yang
dipelajari dan harus dikuasai siswa dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
pada kelas VIII semester II. Materi
tersebut tertuang dalam Standar
Kompetensi : Membaca, 11. Memahami
ragam wacana tulis dengan membaca
ekstensif, membaca intensif, dan
membaca nyaring. Dengan kompetensi
dasar 11.2 yaitu menemukan informasi
untuk bahan diskusi melalui membaca
intensif. Menulis ringkasan tertuang
dalam Standar Kompetensi : Menulis, 12.
Mengungkapkan informasi dalam bentuk
rangkuman, teks berita, slogan/poster.
Dengan Kompetensi Dasar 12.1 Menulis
rangkuman buku ilmu pengetahuan
populer.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis
selama melaksanakan Praktik Lapangan
dan wawancara dengan guru bidang studi
Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VIII
SMP Negeri 1 Gunung Talang, Jusniar
S.Pd pada tanggal 20 Oktober 2012,
diperoleh gambaran ternyata pembelajaran
membaca sebagai keterampilan berbahasa
kurang maksimal. Selain itu, membaca
dianggap sebagai hal yang membosankan
1
2
bagi siswa. Hal ini dapat mengakibatkan
lemahnya siswa dalam menulis,
khususnya dalam menulis ringkasan.
Dalam penelitian ini peneliti akan
membahas hubungan antara keterampilan
membaca dengan keterampilan menulis.
Khususnya, keterampilan membaca
pemahaman dengan keterampilan menulis
ringkasan. Untuk mendapatkan hasil
ringkasan yang baik dibutuhkan
keterampilan membaca pemahaman yang
baik pula, sehingga dapat diprediksi
terdapat hubungan antara kemampuan
membaca pemahaman dan kemampuan
menulis ringkasan. Dengan demikian
dinyatakan bahwa antara membaca dan
menulis terdapat hubungan yang erat.
Berdasarkan fenomena yang
dikemukakan tersebut, penelitian
kemampuan membaca pemahaman dan
hubungannya dengan kemampuan menulis
ringkasan siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Gunung Talang penting untuk diteliti.
Dalam hal ini, penulis melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan
Kemampuan Membaca Pemahaman
dengan Kemampuan Menulis
Ringkasan Siswa Kelas VIII Semester
IISMP N 1 Gunung Talang Tahun
Ajaran 2012/2013”.
Berdasarkan latar belakang masalah
yang telah diuraikan, teridentifikasi
masalah berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran membaca pemahaman dan
menulis ringkasan serta hubungan antara
kemampuan membaca pemahaman dan
kemampuan menulis ringkasan siswa.
Dari sudut pandang pembelajaran,
diperoleh gambaran bahwa masih banyak
siswa yang memiliki minat baca yang
kurang sehingga berpengaruh pada
kemampuan menulis, khususnya dalam
menulis ringkasan siswa.
Sehubungan dengan itu
penelitian ini dibatasi pada hubungan
kemampuan membaca pemahaman
dengan kemampuan menulis ringkasan
siswa kelas VIII Semester II SMP N 1
Gunung Talang Tahun Ajaran
2012/2013.
Berdasarkan batasan masalah di atas,
rumusan masalah pada penelitian ini
adalah sebagai berikut.(1) Bagaimanakah
kemampuan membaca pemahaman siswa
kelas VIII Semester II SMP N 1 Gunung
Talang? (2) Bagaimanakah kemampuan
menulis ringkasan siswa kelas VIII
Semester II SMP N 1 Gunung Talang?
(3)Bagaimanakah hubungan antara
kemampuan membaca pemahaman
dengan kemampuan menulis ringkasan
siswa kelas VIII Semester II SMP N 1
Gunung Talang?
3
Adapun tujuan penelitian ini untuk
memperoleh deskripsi tentang (1)
kemampuan membaca pemahaman siswa
kelas VIII Semester II SMP N 1 Gunung
Talang, (2) kemampuan menulis
ringkasan siswa kelas VIII Semester II
SMP N 1 Gunung Talang, dan (3)
hubungan antara kemampuan membaca
pemahaman dengan kemampuan menulis
ringkasan siswa kelas VIII Semester II
SMP N 1 Gunung Talang.
Penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak berikut.
1. Bagi siswa berguna untuk
memotivasi siswa berlatih sehingga
terampil dalam membaca
pemahaman dan menulis ringkasan.
2. Bagi peneliti untuk menambah
pengetahuan dan wawasan dalam
membina kemampuan membaca
pemahaman dan menulis ringkasan
siswa.
3. Bagi peneliti lain sebagai pedoman
untuk penelitian sejenis.
4. Bagi guru Bahasa dan Sastra
Indonesia sebagai alternatif dalam
meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman dan
kemampuan menulis ringkasan
siswanya.
5. Bagi mahasiswa sebagai pedoman
dan panduan untuk memahami
keterampilan bahasa khususnya
membaca pemahaman dan menulis
ringkasan.
B. RANCANGAN PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitan
kuantitatif dengan menggunakan metode
deskriptif. Menurut Nazir (2005:54),
metode deskriptif yaitu suatu metode
dalam meneliti status kelompok manusia,
suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran ataupun suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang. Dikatakan
kuantitatif karena data penelitian ini
berupa angka-angka, yaitu skor
kemampuan membaca pemahaman dan
kemampuan menulis ringkasan siswa
kelas VIII SemesterII SMP N 1 Gunung
Talang, serta menggambarkan hubungan
antara keduanya.
Selanjutnya, data ini diolah
dengan menggunakan rumus
(statistik). Tujuan dari penelitian
metode dekriptif ini adalah untuk
membuat deskripsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis, faktual, dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
serta hubungan antara fenomena yang
diselidiki. Metode deskriptif dalam
penelitian ini digunakan untuk
mendeskripsikan hubungan
kemampuan membaca pemahaman
4
dengan kemampuan menulis ringkasan
siswa kelas VIII Semester II SMP N 1
Gunung Talang Tahun Ajaran
2012/2013.
Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa kelas VIII SMP N 1 Gunung Talang
yang terdaftar pada tahun ajaran
2012/2013. Sugiyono, (2009:81)
menyatakan bahwa sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Jumlah siswa kelas VIII yang terdaftar
pada tahun ajaran tersebut adalah 158
orang siswa, yang tersebar dalam delapan
kelas. Untuk lebih jelasnya mengenai
gambaran populasi dan sampel penelitian
ini, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.Format Populasi Siswa
No Kelas Jumlah
Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
VIII1
VIII2
VIII3
VIII4
VIII5
VIII6
VIII7
VIII8
21
19
20
20
21
19
20
19
Jumlah 159
Menurut Arikunto (2002:112),
“apabila subjek penelitian kurang dari
100, lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Jika jumlah subjek
penelitiannya lebih dari 100, maka
dapat diambil antara 10-15% atau 20-
25%”. Karena kondisi setiap kelas
sama, maka sampel diambil secara
acak. Pada penelitian ini, peneliti
menerapkan sampel 25% dari
populasi, sehingga sampel berjumlah
39-40 orang siswa.Semua sampel
berhak dijadikan penelitian, untuk itu
dilakukan penomoran dan diambil dua
kelas secara acak untuk penelitian.
Setelah pengambilan data secara acak,
maka yang terpilih adalah kelas
VIII1(21 orang) dan VIII2(19 orang).
Variabel penelitian pada dasarnya
adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2009:38). Variabel
penelitian ini ada dua yakni membaca
pemahaman sebagai variabel bebas
(diberi simbol X) dan menulis
ringkasan siswa sebagai variabel
terikat (diberi simbol Y). Membaca
pemahaman disebut variabel bebas
karena kemampuan membaca
pemahaman mempengaruhi
kemampuan menulis ringkasan siswa,
sedangkan menulis ringkasan disebut
variabel terikat karena kemampuan
menulis ringkasan dipengaruhi oleh
kemampuan membaca pemahaman.
5
Data tentang kemampuan
membaca pemahaman diambil dengan
memberikan tes objektif dengan empat
alternatif pilihan jawaban (a, b, c, d)
sedangkan data kemampuan menulis
ringkasan diambil melalui tes unjuk kerja
yaitu menulis ringkasan dari wacana yang
telah disediakan.
Instrumen penelitian merupakan
alat bantu yang digunakan oleh peneliti
dalam kegiatan mengumpulkan data agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah olehnya (Arikunto,
2002:134). Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes membaca
pemahaman dan tes menulis ringkasan.
Sebelum diberikan kepada siswa, tes
kemampuan membaca pemahaman
terlebih dahulu diujicobakan.
Ujicoba dilakukan terhadap siswa
kelas VIII SMP N 1 Gunung Talang yang
berada di luar sampel. Ujicoba instrumen
dimaksudkan untuk menentukan layak
tidaknya soal dipakai, sehingga data yang
dikumpulkan dapat
dipertanggungjawabkan keabsahannya.
1. Tes kemampuan membaca
pemahaman
Tes diberikan kepada siswa berupa
tes objektif tipe pilihan ganda dengan
empat alternatif pilihan jawaban (a, b, c,
d). Tes tersebut berjumlah 60 butir soal.
Dari 60 butir soal tersebut, terdapat empat
indikator penilaian yang digunakan untuk
mengukur kemampuan membaca
pemahaman siswa. Jumlah soal untuk
indikator menentukan ide pokok paragraf
berjumlah 23 butir soal.
Jumlah soal untuk indikator
menentukan butir-butir penting atau detail
penting bacaan berjumlah 10 butir soal.
Jumlah soal untuk indikator menjawab
pertanyaan berjumlah 16 butir soal.
Jumlah soal untuk indikator menentukan
kesimpulan dari isi bacaan berjumlah 11
butir soal. Kisi-kisi penelitian ini
berpedoman pada pendapat Agustina
(2000:34-54).
Uji coba soal membaca
pemahaman dilakukan di SMP N 1
Gunung Talang dengan jumlah siswa
sebanyak 38 orang. Sebuah tes dikatakan
baik sebagai alat pengukur harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Validitas Tes
Validitas item dapat diartikan sebagai
tingkat kesahihan atau ketepatan suatu tes
dalam mengukur apa yang semestinya
diukur. Menurut Abdurrahman dan Ratna
(2003: 179), tes yang memiliki kadar
validitas tinggi adalah tes yang isinya
layak mengukur objek yang akan diukur
dan susuai dengan kriteria tertentu. Cara
menentukannya dapat dipakai rumus yang
6
dikemukaakan oleh Suharsimi Arikunto
(2005:78) sebagai berikut:
2222 )()(
))((
YYNXXN
YXXYNrXY
Keterangan:
rXY
Y
X
=
=
=
Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel
yang dikorelasikan
Skor masing-masing siswa
Skor perolehan siswa untuk masing-masing butir soal
Y
= Jumlah skor masing–masing siswa
X
= Jumlah skor masing-masing butir soal
2Y
= Jumlah kuadrat masing-masing Y
2X
= Jumlah kuadrat skor benar masing-masing siswa untuk setiap butir
soal
N
= Jumlah siswa
XY
= Jumlah perkalian masing-masing X dengan Y untuk setiap butir soal
Hasil terakhirnya ditafsirkan dengan rtabel
untuk mengetahui reliabel atau tidaknya
tes tersebut.
b. Tingkat kesukaran dan daya
pembeda soal
Menurut Abdurahman dan Ratna
(2003:172), analisis butir soal untuk
tingkat kesukaran dan daya pembedasoal
dilakukan dengan cara berikut ini:
a. Mengurutkan skor pada lembar
jawaban siswa dari skor yang
tertinggi sampai skor terendah.
b. Mengambil sebanyak 27,5% jumlah
siswa (kelompok pertama disebut
kelompok atas dan kelompok kedua
disebut kelompok bawah).
c. Menganalisis jawaban yang benar dan
salah perbutir soal persiswa (analisis
ini hanya dilakukan terhadap jawaban
siswa dari kelompok atas dan
kelompok bawah, sedangkan
kelompok tengah ditinggalkan).
d. Menghitung tingkat kesukaran
masing-masing butir soal dan daya
pembeda butir soal. Menurut
Abdurahman dan Ratna (2003:228-
233), untuk menghitung tingkat
kesukaran masing-masing butir soal
dan daya pembeda butir soal dapat
digunakan rumus berikut:
IF = N
FLFH
ID = N
FLFH
21
Keterangan:
IF = Item Difficulty (tingkat kesukaran
soal)
ID = Item Disrimininability (daya
pembeda butir soal)
FH = Frequency High (jumlah siswa
kelompok atas jawaban yang
benar)
FL = Frequency Low (jumlah siswa
kelompok bawah jawaban yang
benar)
7
N = Jumlah siswa kedua kelompok.
c. Reliabilitas Tes
Untuk menentukan reliabilitas
instrumen, Abdurahman dan Ratna
(2003:183 dan 208), menggunakan rumus
Product Momen. Sebagai kriteria diambil
nomor soal ganjil diberi kode X dan soal
yang genap diberi kode Y.
})(}{)({
))((
222221
21
YYNXXN
YXXYNr
Hasilnya dimasukkan dalam rumus
Spearman Brown berikut:
21
211
21
21.2
11
r
rr
r11 = koefisien korelasi seluruh tes
r ½ ½ = koefisien kolerasi separo tes
Hasil terakhirnya ditafsirkan dengan rtabel
untuk mengetahui reliabel atau tidaknya
tes tersebut.
Berdasarkan hasil perhitungan,
diperoleh koefisien reliabilitas tes sebesar
0,701. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tes kemampuan siswa
dalam membaca pemahaman reliabel
karena rtabel dengan derajat kebebasan 38
pada taraf signifikan 5% = 0,320 sehingga
rtabel<rhitung.
2. Tes menulis ringkasan untuk
mengukur keterampilan meringkas
siswa.
Pada tes ini, siswa dituntut untuk
menulis ringkasan berdasarkan wacana
yang diberikan peneliti dan sesuai dengan
indikator yang telah ditentukan. Sebelum
tes dilakukan, maka terlebih dahulu
dikonsultasikan dengan pembimbing.
Aspek yang dinilai dalam menulis
ringkasan, diantaranya ide pokok
paragraf, kohesi, penggunaan huruf
kapital, dan panjang ringkasan 1/5
panjang karangan asli.
Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2010:137),
teknik pengumpulan data yaitu cara yang
digunakan peneliti untuk mengumpulkan
data. Data penelitian ini dikumpulkan
dengan memberikan tes pada sampel.
Untuk tes kemampuan membaca
pemahaman berupa tes objektif dengan
empat alternatif pilihan jawaban(a, b, c, d)
berdasarkan pada wacana yang diberikan.
Untuk mengumpulkan data
kemampuan menulis ringkasan, dilakukan
dengan cara sebagai berikut. (1)
memberikan wacana kepada siswa, (2)
setelah wacana dipahami, siswa
ditugaskan untuk meringkas wacana
tersebut berdasarkan ketentuan-ketentuan
yang telah ditetapkan, (3) hasil ringkasan
8
siswa dikumpulkan untuk diberikan
penilaian dan dianalisis.
Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses
mengorganisasikan dan menguraikan data
ke dalam pola, kategori dan satuan uraian
dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
hipotesis kerja seperti yang disarankan
oleh data (Sugiyono, 2009:147). Setelah
data terkumpul, dilakukan penganalisisan
data. Tahap-tahap yang ditempuh dalam
menganalisis data dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Kemampuan membaca
pemahaman, dengan langkah-
langkah:
a. Memeriksa data dan memberi skor.
Untuk jawaban yang benar diberi
skor 1 dan untuk jawaban salah
diberi skor 0.
b. Mengolah skor menjadi nilai.
Untuk jawaban yang benar diberi
skor 1 dan untuk jawaban salah
diberi skor 0.
c. Menghitung Mean (skor rata-rata)
dengan rumus:
M = n
FX
Keterangan:
M = Mean (skor rata-rata)
∑FX = Jumlah nilai keseluruhan
n = Jumlah data
d. Menentukan Standar Deviasi
SD =
22
N
FX
N
FX
Keterangan:
SD = Standar Deviasi
∑FX = Jumlah skor dikalikan frekuensi
N = Jumlah sampel
e. Mengklasifikasikan nilai (hasil
belajar siswa)
f. Menarik kesimpulan
2. Hubungan Membaca Pemahaman
dengan Kemampuan Menulis
Ringkasan
Peneliti menentukan dua variabel yaitu
variabel bebas (X) dan variabel terikat
(Y). Analisis data ini bertujuan untuk
melihat hubungan membaca pemahaman
dengan kemampuan menulis ringkasan
siswa. Untuk itu dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut, koefisien
korelasi, koefisien determinan, pengujian
hipotesis dengan rumus uji – t.
C. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
1. Deskripsi Data
Deskripsi data berupa nilai hasil
tes kemampuan siswa dalam
membaca pemahaman. Tes berbentuk
objektif dengan empat pilihan
alternatif jawaban yang terdiri dari 35
butir soal. Nilai-nilai dari tabel
9
distribusi frekuensi dipergunakan
dalam analisis mengenai hubungan
kemampuan membaca pemahaman
dengan kemampuan menulis
ringkasan siswa kelas VIII SMP N 1
Gunung Talang.
2. Analisis Data
a. Kemampuan Membaca
Pemahaman Siswa Kelas VIII SMP
N 1 Gunung Talang
Untuk memperoleh gambaran tentang
kemampuan siswa dalam membaca
pemahaman, dilakukan proses analisis
data dengan menghitung Mean (nilai rata-
rata) dari data dan standar deviasi (SD).
Setelah diketahui nilai rata-rata dan
standar deviasi maka dapat
diklasifikasikan nilai-nilai dengan
mempedomani pedoman konversi skala 5.
Dari hasil perhitungan diperoleh
kesimpulan bahwa dari 40 siswa yang
menjadi sampel, dapat diketahui yang
memperoleh nilai baik sekali ada 2 siswa,
nilai baik 13 siswa, nilai cukup sebanyak
13 siswa, nilai kurang sebanyak 8 siswa
dan yang mendapat nilai gagal yaitu 4
siswa, dengan persentase 5% mendapat
nilai baik sekali, sebanyak 32,5 %
mendapat nilai baik, 32,5 % nilai cukup,
20 % nilai kurang dan 10 % gagal.
b. Kemampuan Menulis Ringkasan
Siswa Kelas VIII SMP N 1 Gunung
Talang
Untuk memperoleh gambaran tentang
kemampuan siswa menulis ringkasan,
dilakukan proses analisis data dengan
menghitung Mean (nilai rata-rata) dari
data dan menghitung Standar Deviasi
(SD). Setelah diketahui nilai rata-rata dan
standar deviasi maka dapat
diklasifikasikan nilai-nilai dengan
mempedomani pedoman konversi skala 5.
Berdasarkan tabel klasifikasi
kemampuan menulis ringkasan siswa,
disimpulkan bahwa dari 40 siswa yang
menjadi sampel, dapat diketahui yang
memperoleh nilai baik sekali ada 5 siswa,
nilai baik 7 siswa, nilai cukup sebanyak
10 siswa, nilai kurang sebanyak 16 siswa
dan yang mendapat nilai gagal yaitu 2
siswa, dengan persentase 12,5% mendapat
nilai baik sekali, 17,5 % mendapat nilai
baik, 25 % nilai cukup, 40 % nilai kurang
dan 5 % gagal.
c. Hubungan Kemampuan Membaca
Pemahaman dengan Kemampuan
Menulis Ringkasan Siswa Kelas VIII
SMP N 1 Gunung Talang
Nilai kemampuan membaca
pemahaman dan nilai kemampuan menulis
ringkasan digunakan untuk menganalisis
hubungan kemampuan membaca
10
pemahaman terhadap kemampuan menulis
ringkasan siswa. Peneliti menggunakan
dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan
variabel terikat (Y).
1. Uji Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi pada tabel
product moment untuk n = 40 dan α =
0,05 adalah 0,312, karena rXY> rtabel maka
hipotesis penelitian diterima. Jadi,
kesimpulannya terdapat hubungan yang
positif dan signifikan sebesar 0,4466
antara kemampuan membaca pemahaman
dengan kemampuan menulis ringkasan
siswa kelas VIII SMP N 1 Gunung
Talang.
2. Koefisien Determinasi
Dari hasil perhitungan maka
hubungan kemampuan membaca
pemahaman terhadap kemampuan menulis
ringkasan siswa sebesar 19,95%. Ini
berarti kemampuan menulis
ringkasansiswa 19,95 % ditentukan oleh
kemampuan membaca pemahaman,
sisanya 80,05 % ditentukan oleh faktor
lain pada siswa kelas VIII SMP N 1
Gunung Talang.
3. Pengujian Hipotesis
Setelah thitung diperoleh, dilanjutkan
dengan membandingkan nilai thitung
dengan ttabel pada taraf signifikan 95 %,
sehingga diperoleh ttabel = 1,68. Dapat
disimpulkan bahwa thitung> ttabelartinya
terdapat hubungan antara kemampuan
membaca pemahaman dengan
kemampuan menulis ringkasan siswa
kelas VIII SMP N 1 Gunung Talang.
3. Pembahasan
Setelah data diolah dan disusun dalam
distribusi frekuensi tunggal maka dapat
diketahui nilai rata-rata (mean)
kemampuan siswa kelas VIII SMPN 1
Gunung Talang dalam membaca
pemahaman adalah 73,78, sedang Standar
Deviasi (SD) adalah 7,84. Setelah
diperoleh nilai rata-rata dan standar
deviasi maka dapat diklasifikasikan nilai
siswa dengan mempedomani konversi
skala lima. Dari pengklasifikasian ini
dapat diketahui bahwa kemampuan siswa
kelas VIII SMPN 1 Gunung Talang dalam
membaca pemahaman berada pada taraf
cukup.
Berdasarkan hasil pengujian koefisien
korelasi r, ternyata harga koefisien
korelasi = 0,4466 ini berarti untuk taraf
kepercayaan 95 % rtabel = 0,312 dimana
rXY> rtabel. Dengan kata lain terdapat
hubungan antara membaca pemahaman
terhadap kemampuan menulis ringkasan
siswa kelas VIII SMPN 1 Gunung Talang.
Hal ini berarti makin tinggi pemahaman
bacaan siswa maka makin tinggi pula
kemampuan menulis ringkasan siswa dan
sebaliknya makin rendah pemahaman
11
bacaan siswa maka makin rendah pula
kemampuan menulis ringkasan siswa.
Dari hasil perhitungan
koefisien determinasi diperoleh
persentase sebesar 19,95 %. Ini berarti
bahwa sebesar 19,95% keberhasilan
menulis ringkasan siswa dipengaruhi
oleh pemahaman bacaan siswa. Uji
hipotesis juga membuktikan bahwa
nilai thitung>ttabel artinya terdapat
hubungan antara kemampuan
membaca pemahaman dengan
kemampuan menulis ringkasan siswa
kelas VIII SMP N 1 Gunung Talang.
D. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
hubungan kemampuan membaca
pemahaman siswa kelas VIII SMP N 1
Gunung Talang dengan kemampuan
menulis ringkasan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
a. Siswa kelas VIII SMP N 1 Gunung
Talang memiliki kemampuan membaca
pemahaman pada taraf cukup. Dari
pengklasifikasian nya, terlihat 28 orang
yang memperoleh nilai memuaskan dan
12 orang memperoleh nilai kurang
memuaskan.
b. Siswa kelas VIII SMP N 1 Gunung
Talang memiliki tingkat kemampuan
menulis ringkasan pada taraf cukup.
Dari pengklasifikasiannya, terlihat 22
orang yang memperoleh nilai
memuaskan dan 18 orang memperoleh
nilai kurang memuaskan.
c. Terdapat hubungan antara kemampuan
membaca pemahaman dengan
kemampuan menulis ringkasan siswa
kelas VIII SMP N 1 Gunung Talang
dengan harga koefisien korelasi =
0,4466 ini berarti untuk taraf
kepercayaan 95 % rtabel = 0,312
dimana rXY > rtabel. Dengan kata lain,
makin tinggi kemampuan membaca
pemahaman maka makin tinggi pula
kemampuan menulis ringkasan siswa.
d. Dari hasil perhitungan koefisien
determinasi diperoleh persentase
sebesar 19,95 %. Ini berarti bahwa
sebesar 19,95 % keberhasilan menulis
ringkasan siswa disumbangkan oleh
kemampuan membaca pemahaman.
e. Dari hasil perhitungan uji hipotesis
diperoleh persentase thitung = 3,07 dan
ttabel = 1,68. Dapat disimpulkan bahwa
thitung > ttabel artinya terdapat hubungan
antara kemampuan membaca
pemahaman dengan kemampuan
menulis ringkasan siswa kelas VIII
SMP N 1 Gunung Talang.
12
E. KEPUSTAKAAN
Abdurrahman, ElyaRatna. 2003.
EvaluasiPembelajaranBahasa
Indonesia danSastra Indonesia.
Padang: JurusanBahasadanSastra
Indonesia.
Adhana, Aidilla. 2011. “Hubungan
Strategi Membaca dengan
Kemampuan Memahami
Teks Bacaan Bahasa Indonesia
pada Siswa Kelas V SD N 04
Paninggahan Kecamatan Junjung
Sirih Kabupaten Solok Semester 1
TahunAjaran 2011/2012”.
(Skripsi). Solok : Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Seni,
FKIP, UMMY.
Agustina. 2000. PembelajaranMembaca.
Padang: JurusanBahasa Indonesia:
UNP.
Achmadi, Muchsin. 1988. Materi Dasar
Pengajaran Komposisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
Akhadiah, Sabarti, dkk. 1992. Pembinaan
Keterampilan Menulis Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Arikunto, Suharsimi. 1996. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta :
Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsemi. 2002. Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdikbud. 1994. Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang
disempurnakan. Jakarta:
Depdikbud.
Fiandra, Oktalis. 2010. “Hubungan
Kecepatan Membaca dengan
Pemahaman Bacaan Siswa Kelas
X SMK 7 Padang”. (Skripsi).
Padang : Jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia, FBSS, UNP.
Gani, Rizanur dan M Atar Semi.1976.
Membaca Efektif Sebagai Kriteria
Keberhasilan Studi. Padang: FBSS
IKIP Padang.
Harjasujana, Ahmad. S. dkk. 1998. Materi
Pokok Membaca. Jakarta:
Karunika.
Keraf, Gorys. 1989. Komposisi. Flores:
Nusa Indah.
Nazir, Mohammad. 2005.
MetodePenelitian. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Nurhadi. 2005. Bagaimana Meningkatkan
Kemampuan Membaca Suatu
Teknik Memahami Literatur yang
Efisien. Bandung: SinarBaru.
Semi, M. Atar. 2003. MenulisEfektif.
Padang: Angkasa Raya.
Suparno dan MohammadYunus. 2003.
Keterampilan Dasar Menulis.
Jakarta: Universitas Terbuka.
13
Tarigan, Henry Guntur. 1983. Menulis
sebagai suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca
sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Widyamartaya, A. 1992. Seni
Menuangkan Gagasan.
Yogyakarta: Kanisius.