14
1 HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP N 1 GUNUNG TALANG TAHUN AJARAN 2012/2013 ERNARIA ABSTRACT Language skills learning to read as less than the maximum. Reading is considered as being boring for siswa.Hal This can certainly lead to poor students in writing, especially in writing ringkasan.Penelitian aims to describe the ( 1 ) students' reading comprehension, ( 2 ) the ability to write a summary of students, and ( 3 ) the relationship between reading comprehension skills with the ability to write a summary of class VIII Semester II SMP N 1 Mount Talang. The method used in this study is quantitatively using descriptive. The study population was a class VIII student of Mount Talang SMPN1 enrolled in the school year 2012/2013. In this study, researchers applied a random sampling with a sample class and VIII2 VIII1 totaling 40 people siswa. Teknik data collection is done by giving a test to a sample of students. Based on the calculation of correlation coefficients, it is evident that there is a relationship between reading comprehension skills by writing a summary of the eighth grade students of SMP N 1 Mount Talang. In other words, the higher the reading comprehension skills of students so the higher the students' ability to write summaries. From the calculation of the coefficient of determination obtained percentage of 19.95 %. This means that 19.95 % of the successful writing ringkasan siswa donated by a reading comprehension class VIII SMP N 1 Mount Talang. Hypothesis test also prove that the value of t > t table means there is a relationship between reading comprehension with eighth grade students write a summary of SMP N 1 Mount Talang.

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN …ummy-solok.ac.id/fkip/images/e_jurnal/ina/2014/ina20.pdf · KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP N 1 GUNUNG TALANG

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN …ummy-solok.ac.id/fkip/images/e_jurnal/ina/2014/ina20.pdf · KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP N 1 GUNUNG TALANG

1

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN

KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN SISWA KELAS VIII

SEMESTER II SMP N 1 GUNUNG TALANG

TAHUN AJARAN 2012/2013

ERNARIA

ABSTRACT

Language skills learning to read as less than the maximum. Reading is

considered as being boring for siswa.Hal This can certainly lead to poor students in

writing, especially in writing ringkasan.Penelitian aims to describe the ( 1 ) students'

reading comprehension, ( 2 ) the ability to write a summary of students, and ( 3 ) the

relationship between reading comprehension skills with the ability to write a summary

of class VIII Semester II SMP N 1 Mount Talang. The method used in this study is

quantitatively using descriptive. The study population was a class VIII student of Mount

Talang SMPN1 enrolled in the school year 2012/2013. In this study, researchers applied

a random sampling with a sample class and VIII2 VIII1 totaling 40 people siswa.

Teknik data collection is done by giving a test to a sample of students.

Based on the calculation of correlation coefficients, it is evident that there is a

relationship between reading comprehension skills by writing a summary of the eighth

grade students of SMP N 1 Mount Talang. In other words, the higher the reading

comprehension skills of students so the higher the students' ability to write summaries.

From the calculation of the coefficient of determination obtained percentage of 19.95 %.

This means that 19.95 % of the successful writing ringkasan siswa donated by a reading

comprehension class VIII SMP N 1 Mount Talang. Hypothesis test also prove that the

value of t > t table means there is a relationship between reading comprehension with

eighth grade students write a summary of SMP N 1 Mount Talang.

Page 2: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN …ummy-solok.ac.id/fkip/images/e_jurnal/ina/2014/ina20.pdf · KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP N 1 GUNUNG TALANG

1

A. PENDAHULUAN

Keterampilan menulis merupakan

keterampilan yang penting untuk dikuasai.

Hal itu disebabkan dalam proses

pembelajaran di sekolah, menulis

memiliki peranan yang penting. Semua

mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa

tidak terlepas dari kegiatan menulis.

Mata pelajaran Bahasa Indonesia,

salah satu kegiatan menulis di antaranya

menulis ringkasan. Ringkasan merupakan

jenis tulisan yang berisi sajian singkat

tentang suatu bacaan dengan tetap

memperhatikan urutan asli bacaan

tersebut. Untuk menghasilkan sebuah

ringkasan yang baik, maka dibutuhkan

latihan menulis.

Dengan adanya latihan yang

berkesinambungan, siswa akan terbiasa

mengungkapkan ide, pengalaman, dan

pengetahuan dalam bentuk tertulis.

Dengan cara demikian, siswa akan

terampil dalam menulis. Selain latihan

menulis, kiat lain agar dapat menciptakan

ringkasan yang baik adalah dengan

banyak membaca.

Membaca dalam dunia pendidikan

merupakan salah satu aspek keterampilan

berbahasa sehingga perlu dikuasai oleh

siswa karena membaca merupakan

keterampilan penting untuk menunjang

proses pembelajaran. Siswa dapat

menyerap informasi dan memahami ide-

ide yang terdapat dalam bacaan melalui

membaca.

Membaca pemahaman (membaca

intensif) merupakan materi pokok yang

dipelajari dan harus dikuasai siswa dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

pada kelas VIII semester II. Materi

tersebut tertuang dalam Standar

Kompetensi : Membaca, 11. Memahami

ragam wacana tulis dengan membaca

ekstensif, membaca intensif, dan

membaca nyaring. Dengan kompetensi

dasar 11.2 yaitu menemukan informasi

untuk bahan diskusi melalui membaca

intensif. Menulis ringkasan tertuang

dalam Standar Kompetensi : Menulis, 12.

Mengungkapkan informasi dalam bentuk

rangkuman, teks berita, slogan/poster.

Dengan Kompetensi Dasar 12.1 Menulis

rangkuman buku ilmu pengetahuan

populer.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis

selama melaksanakan Praktik Lapangan

dan wawancara dengan guru bidang studi

Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VIII

SMP Negeri 1 Gunung Talang, Jusniar

S.Pd pada tanggal 20 Oktober 2012,

diperoleh gambaran ternyata pembelajaran

membaca sebagai keterampilan berbahasa

kurang maksimal. Selain itu, membaca

dianggap sebagai hal yang membosankan

1

Page 3: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN …ummy-solok.ac.id/fkip/images/e_jurnal/ina/2014/ina20.pdf · KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP N 1 GUNUNG TALANG

2

bagi siswa. Hal ini dapat mengakibatkan

lemahnya siswa dalam menulis,

khususnya dalam menulis ringkasan.

Dalam penelitian ini peneliti akan

membahas hubungan antara keterampilan

membaca dengan keterampilan menulis.

Khususnya, keterampilan membaca

pemahaman dengan keterampilan menulis

ringkasan. Untuk mendapatkan hasil

ringkasan yang baik dibutuhkan

keterampilan membaca pemahaman yang

baik pula, sehingga dapat diprediksi

terdapat hubungan antara kemampuan

membaca pemahaman dan kemampuan

menulis ringkasan. Dengan demikian

dinyatakan bahwa antara membaca dan

menulis terdapat hubungan yang erat.

Berdasarkan fenomena yang

dikemukakan tersebut, penelitian

kemampuan membaca pemahaman dan

hubungannya dengan kemampuan menulis

ringkasan siswa kelas VIII SMP Negeri 1

Gunung Talang penting untuk diteliti.

Dalam hal ini, penulis melakukan

penelitian dengan judul “Hubungan

Kemampuan Membaca Pemahaman

dengan Kemampuan Menulis

Ringkasan Siswa Kelas VIII Semester

IISMP N 1 Gunung Talang Tahun

Ajaran 2012/2013”.

Berdasarkan latar belakang masalah

yang telah diuraikan, teridentifikasi

masalah berkaitan dengan pelaksanaan

pembelajaran membaca pemahaman dan

menulis ringkasan serta hubungan antara

kemampuan membaca pemahaman dan

kemampuan menulis ringkasan siswa.

Dari sudut pandang pembelajaran,

diperoleh gambaran bahwa masih banyak

siswa yang memiliki minat baca yang

kurang sehingga berpengaruh pada

kemampuan menulis, khususnya dalam

menulis ringkasan siswa.

Sehubungan dengan itu

penelitian ini dibatasi pada hubungan

kemampuan membaca pemahaman

dengan kemampuan menulis ringkasan

siswa kelas VIII Semester II SMP N 1

Gunung Talang Tahun Ajaran

2012/2013.

Berdasarkan batasan masalah di atas,

rumusan masalah pada penelitian ini

adalah sebagai berikut.(1) Bagaimanakah

kemampuan membaca pemahaman siswa

kelas VIII Semester II SMP N 1 Gunung

Talang? (2) Bagaimanakah kemampuan

menulis ringkasan siswa kelas VIII

Semester II SMP N 1 Gunung Talang?

(3)Bagaimanakah hubungan antara

kemampuan membaca pemahaman

dengan kemampuan menulis ringkasan

siswa kelas VIII Semester II SMP N 1

Gunung Talang?

Page 4: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN …ummy-solok.ac.id/fkip/images/e_jurnal/ina/2014/ina20.pdf · KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP N 1 GUNUNG TALANG

3

Adapun tujuan penelitian ini untuk

memperoleh deskripsi tentang (1)

kemampuan membaca pemahaman siswa

kelas VIII Semester II SMP N 1 Gunung

Talang, (2) kemampuan menulis

ringkasan siswa kelas VIII Semester II

SMP N 1 Gunung Talang, dan (3)

hubungan antara kemampuan membaca

pemahaman dengan kemampuan menulis

ringkasan siswa kelas VIII Semester II

SMP N 1 Gunung Talang.

Penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat bagi pihak-pihak berikut.

1. Bagi siswa berguna untuk

memotivasi siswa berlatih sehingga

terampil dalam membaca

pemahaman dan menulis ringkasan.

2. Bagi peneliti untuk menambah

pengetahuan dan wawasan dalam

membina kemampuan membaca

pemahaman dan menulis ringkasan

siswa.

3. Bagi peneliti lain sebagai pedoman

untuk penelitian sejenis.

4. Bagi guru Bahasa dan Sastra

Indonesia sebagai alternatif dalam

meningkatkan kemampuan

membaca pemahaman dan

kemampuan menulis ringkasan

siswanya.

5. Bagi mahasiswa sebagai pedoman

dan panduan untuk memahami

keterampilan bahasa khususnya

membaca pemahaman dan menulis

ringkasan.

B. RANCANGAN PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitan

kuantitatif dengan menggunakan metode

deskriptif. Menurut Nazir (2005:54),

metode deskriptif yaitu suatu metode

dalam meneliti status kelompok manusia,

suatu objek, suatu set kondisi, suatu

sistem pemikiran ataupun suatu kelas

peristiwa pada masa sekarang. Dikatakan

kuantitatif karena data penelitian ini

berupa angka-angka, yaitu skor

kemampuan membaca pemahaman dan

kemampuan menulis ringkasan siswa

kelas VIII SemesterII SMP N 1 Gunung

Talang, serta menggambarkan hubungan

antara keduanya.

Selanjutnya, data ini diolah

dengan menggunakan rumus

(statistik). Tujuan dari penelitian

metode dekriptif ini adalah untuk

membuat deskripsi, gambaran atau

lukisan secara sistematis, faktual, dan

akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat

serta hubungan antara fenomena yang

diselidiki. Metode deskriptif dalam

penelitian ini digunakan untuk

mendeskripsikan hubungan

kemampuan membaca pemahaman

Page 5: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN …ummy-solok.ac.id/fkip/images/e_jurnal/ina/2014/ina20.pdf · KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP N 1 GUNUNG TALANG

4

dengan kemampuan menulis ringkasan

siswa kelas VIII Semester II SMP N 1

Gunung Talang Tahun Ajaran

2012/2013.

Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa kelas VIII SMP N 1 Gunung Talang

yang terdaftar pada tahun ajaran

2012/2013. Sugiyono, (2009:81)

menyatakan bahwa sampel adalah

sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Jumlah siswa kelas VIII yang terdaftar

pada tahun ajaran tersebut adalah 158

orang siswa, yang tersebar dalam delapan

kelas. Untuk lebih jelasnya mengenai

gambaran populasi dan sampel penelitian

ini, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1.Format Populasi Siswa

No Kelas Jumlah

Siswa

1

2

3

4

5

6

7

8

VIII1

VIII2

VIII3

VIII4

VIII5

VIII6

VIII7

VIII8

21

19

20

20

21

19

20

19

Jumlah 159

Menurut Arikunto (2002:112),

“apabila subjek penelitian kurang dari

100, lebih baik diambil semua

sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi. Jika jumlah subjek

penelitiannya lebih dari 100, maka

dapat diambil antara 10-15% atau 20-

25%”. Karena kondisi setiap kelas

sama, maka sampel diambil secara

acak. Pada penelitian ini, peneliti

menerapkan sampel 25% dari

populasi, sehingga sampel berjumlah

39-40 orang siswa.Semua sampel

berhak dijadikan penelitian, untuk itu

dilakukan penomoran dan diambil dua

kelas secara acak untuk penelitian.

Setelah pengambilan data secara acak,

maka yang terpilih adalah kelas

VIII1(21 orang) dan VIII2(19 orang).

Variabel penelitian pada dasarnya

adalah segala sesuatu yang berbentuk

apa saja yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2009:38). Variabel

penelitian ini ada dua yakni membaca

pemahaman sebagai variabel bebas

(diberi simbol X) dan menulis

ringkasan siswa sebagai variabel

terikat (diberi simbol Y). Membaca

pemahaman disebut variabel bebas

karena kemampuan membaca

pemahaman mempengaruhi

kemampuan menulis ringkasan siswa,

sedangkan menulis ringkasan disebut

variabel terikat karena kemampuan

menulis ringkasan dipengaruhi oleh

kemampuan membaca pemahaman.

Page 6: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN …ummy-solok.ac.id/fkip/images/e_jurnal/ina/2014/ina20.pdf · KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP N 1 GUNUNG TALANG

5

Data tentang kemampuan

membaca pemahaman diambil dengan

memberikan tes objektif dengan empat

alternatif pilihan jawaban (a, b, c, d)

sedangkan data kemampuan menulis

ringkasan diambil melalui tes unjuk kerja

yaitu menulis ringkasan dari wacana yang

telah disediakan.

Instrumen penelitian merupakan

alat bantu yang digunakan oleh peneliti

dalam kegiatan mengumpulkan data agar

kegiatan tersebut menjadi sistematis dan

dipermudah olehnya (Arikunto,

2002:134). Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah tes membaca

pemahaman dan tes menulis ringkasan.

Sebelum diberikan kepada siswa, tes

kemampuan membaca pemahaman

terlebih dahulu diujicobakan.

Ujicoba dilakukan terhadap siswa

kelas VIII SMP N 1 Gunung Talang yang

berada di luar sampel. Ujicoba instrumen

dimaksudkan untuk menentukan layak

tidaknya soal dipakai, sehingga data yang

dikumpulkan dapat

dipertanggungjawabkan keabsahannya.

1. Tes kemampuan membaca

pemahaman

Tes diberikan kepada siswa berupa

tes objektif tipe pilihan ganda dengan

empat alternatif pilihan jawaban (a, b, c,

d). Tes tersebut berjumlah 60 butir soal.

Dari 60 butir soal tersebut, terdapat empat

indikator penilaian yang digunakan untuk

mengukur kemampuan membaca

pemahaman siswa. Jumlah soal untuk

indikator menentukan ide pokok paragraf

berjumlah 23 butir soal.

Jumlah soal untuk indikator

menentukan butir-butir penting atau detail

penting bacaan berjumlah 10 butir soal.

Jumlah soal untuk indikator menjawab

pertanyaan berjumlah 16 butir soal.

Jumlah soal untuk indikator menentukan

kesimpulan dari isi bacaan berjumlah 11

butir soal. Kisi-kisi penelitian ini

berpedoman pada pendapat Agustina

(2000:34-54).

Uji coba soal membaca

pemahaman dilakukan di SMP N 1

Gunung Talang dengan jumlah siswa

sebanyak 38 orang. Sebuah tes dikatakan

baik sebagai alat pengukur harus

memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Validitas Tes

Validitas item dapat diartikan sebagai

tingkat kesahihan atau ketepatan suatu tes

dalam mengukur apa yang semestinya

diukur. Menurut Abdurrahman dan Ratna

(2003: 179), tes yang memiliki kadar

validitas tinggi adalah tes yang isinya

layak mengukur objek yang akan diukur

dan susuai dengan kriteria tertentu. Cara

menentukannya dapat dipakai rumus yang

Page 7: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN …ummy-solok.ac.id/fkip/images/e_jurnal/ina/2014/ina20.pdf · KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP N 1 GUNUNG TALANG

6

dikemukaakan oleh Suharsimi Arikunto

(2005:78) sebagai berikut:

2222 )()(

))((

YYNXXN

YXXYNrXY

Keterangan:

rXY

Y

X

=

=

=

Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel

yang dikorelasikan

Skor masing-masing siswa

Skor perolehan siswa untuk masing-masing butir soal

Y

= Jumlah skor masing–masing siswa

X

= Jumlah skor masing-masing butir soal

2Y

= Jumlah kuadrat masing-masing Y

2X

= Jumlah kuadrat skor benar masing-masing siswa untuk setiap butir

soal

N

= Jumlah siswa

XY

= Jumlah perkalian masing-masing X dengan Y untuk setiap butir soal

Hasil terakhirnya ditafsirkan dengan rtabel

untuk mengetahui reliabel atau tidaknya

tes tersebut.

b. Tingkat kesukaran dan daya

pembeda soal

Menurut Abdurahman dan Ratna

(2003:172), analisis butir soal untuk

tingkat kesukaran dan daya pembedasoal

dilakukan dengan cara berikut ini:

a. Mengurutkan skor pada lembar

jawaban siswa dari skor yang

tertinggi sampai skor terendah.

b. Mengambil sebanyak 27,5% jumlah

siswa (kelompok pertama disebut

kelompok atas dan kelompok kedua

disebut kelompok bawah).

c. Menganalisis jawaban yang benar dan

salah perbutir soal persiswa (analisis

ini hanya dilakukan terhadap jawaban

siswa dari kelompok atas dan

kelompok bawah, sedangkan

kelompok tengah ditinggalkan).

d. Menghitung tingkat kesukaran

masing-masing butir soal dan daya

pembeda butir soal. Menurut

Abdurahman dan Ratna (2003:228-

233), untuk menghitung tingkat

kesukaran masing-masing butir soal

dan daya pembeda butir soal dapat

digunakan rumus berikut:

IF = N

FLFH

ID = N

FLFH

21

Keterangan:

IF = Item Difficulty (tingkat kesukaran

soal)

ID = Item Disrimininability (daya

pembeda butir soal)

FH = Frequency High (jumlah siswa

kelompok atas jawaban yang

benar)

FL = Frequency Low (jumlah siswa

kelompok bawah jawaban yang

benar)

Page 8: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN …ummy-solok.ac.id/fkip/images/e_jurnal/ina/2014/ina20.pdf · KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP N 1 GUNUNG TALANG

7

N = Jumlah siswa kedua kelompok.

c. Reliabilitas Tes

Untuk menentukan reliabilitas

instrumen, Abdurahman dan Ratna

(2003:183 dan 208), menggunakan rumus

Product Momen. Sebagai kriteria diambil

nomor soal ganjil diberi kode X dan soal

yang genap diberi kode Y.

})(}{)({

))((

222221

21

YYNXXN

YXXYNr

Hasilnya dimasukkan dalam rumus

Spearman Brown berikut:

21

211

21

21.2

11

r

rr

r11 = koefisien korelasi seluruh tes

r ½ ½ = koefisien kolerasi separo tes

Hasil terakhirnya ditafsirkan dengan rtabel

untuk mengetahui reliabel atau tidaknya

tes tersebut.

Berdasarkan hasil perhitungan,

diperoleh koefisien reliabilitas tes sebesar

0,701. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa tes kemampuan siswa

dalam membaca pemahaman reliabel

karena rtabel dengan derajat kebebasan 38

pada taraf signifikan 5% = 0,320 sehingga

rtabel<rhitung.

2. Tes menulis ringkasan untuk

mengukur keterampilan meringkas

siswa.

Pada tes ini, siswa dituntut untuk

menulis ringkasan berdasarkan wacana

yang diberikan peneliti dan sesuai dengan

indikator yang telah ditentukan. Sebelum

tes dilakukan, maka terlebih dahulu

dikonsultasikan dengan pembimbing.

Aspek yang dinilai dalam menulis

ringkasan, diantaranya ide pokok

paragraf, kohesi, penggunaan huruf

kapital, dan panjang ringkasan 1/5

panjang karangan asli.

Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2010:137),

teknik pengumpulan data yaitu cara yang

digunakan peneliti untuk mengumpulkan

data. Data penelitian ini dikumpulkan

dengan memberikan tes pada sampel.

Untuk tes kemampuan membaca

pemahaman berupa tes objektif dengan

empat alternatif pilihan jawaban(a, b, c, d)

berdasarkan pada wacana yang diberikan.

Untuk mengumpulkan data

kemampuan menulis ringkasan, dilakukan

dengan cara sebagai berikut. (1)

memberikan wacana kepada siswa, (2)

setelah wacana dipahami, siswa

ditugaskan untuk meringkas wacana

tersebut berdasarkan ketentuan-ketentuan

yang telah ditetapkan, (3) hasil ringkasan

Page 9: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN …ummy-solok.ac.id/fkip/images/e_jurnal/ina/2014/ina20.pdf · KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP N 1 GUNUNG TALANG

8

siswa dikumpulkan untuk diberikan

penilaian dan dianalisis.

Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses

mengorganisasikan dan menguraikan data

ke dalam pola, kategori dan satuan uraian

dasar sehingga dapat ditemukan tema dan

hipotesis kerja seperti yang disarankan

oleh data (Sugiyono, 2009:147). Setelah

data terkumpul, dilakukan penganalisisan

data. Tahap-tahap yang ditempuh dalam

menganalisis data dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Kemampuan membaca

pemahaman, dengan langkah-

langkah:

a. Memeriksa data dan memberi skor.

Untuk jawaban yang benar diberi

skor 1 dan untuk jawaban salah

diberi skor 0.

b. Mengolah skor menjadi nilai.

Untuk jawaban yang benar diberi

skor 1 dan untuk jawaban salah

diberi skor 0.

c. Menghitung Mean (skor rata-rata)

dengan rumus:

M = n

FX

Keterangan:

M = Mean (skor rata-rata)

∑FX = Jumlah nilai keseluruhan

n = Jumlah data

d. Menentukan Standar Deviasi

SD =

22

N

FX

N

FX

Keterangan:

SD = Standar Deviasi

∑FX = Jumlah skor dikalikan frekuensi

N = Jumlah sampel

e. Mengklasifikasikan nilai (hasil

belajar siswa)

f. Menarik kesimpulan

2. Hubungan Membaca Pemahaman

dengan Kemampuan Menulis

Ringkasan

Peneliti menentukan dua variabel yaitu

variabel bebas (X) dan variabel terikat

(Y). Analisis data ini bertujuan untuk

melihat hubungan membaca pemahaman

dengan kemampuan menulis ringkasan

siswa. Untuk itu dilakukan langkah-

langkah sebagai berikut, koefisien

korelasi, koefisien determinan, pengujian

hipotesis dengan rumus uji – t.

C. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

1. Deskripsi Data

Deskripsi data berupa nilai hasil

tes kemampuan siswa dalam

membaca pemahaman. Tes berbentuk

objektif dengan empat pilihan

alternatif jawaban yang terdiri dari 35

butir soal. Nilai-nilai dari tabel

Page 10: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN …ummy-solok.ac.id/fkip/images/e_jurnal/ina/2014/ina20.pdf · KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP N 1 GUNUNG TALANG

9

distribusi frekuensi dipergunakan

dalam analisis mengenai hubungan

kemampuan membaca pemahaman

dengan kemampuan menulis

ringkasan siswa kelas VIII SMP N 1

Gunung Talang.

2. Analisis Data

a. Kemampuan Membaca

Pemahaman Siswa Kelas VIII SMP

N 1 Gunung Talang

Untuk memperoleh gambaran tentang

kemampuan siswa dalam membaca

pemahaman, dilakukan proses analisis

data dengan menghitung Mean (nilai rata-

rata) dari data dan standar deviasi (SD).

Setelah diketahui nilai rata-rata dan

standar deviasi maka dapat

diklasifikasikan nilai-nilai dengan

mempedomani pedoman konversi skala 5.

Dari hasil perhitungan diperoleh

kesimpulan bahwa dari 40 siswa yang

menjadi sampel, dapat diketahui yang

memperoleh nilai baik sekali ada 2 siswa,

nilai baik 13 siswa, nilai cukup sebanyak

13 siswa, nilai kurang sebanyak 8 siswa

dan yang mendapat nilai gagal yaitu 4

siswa, dengan persentase 5% mendapat

nilai baik sekali, sebanyak 32,5 %

mendapat nilai baik, 32,5 % nilai cukup,

20 % nilai kurang dan 10 % gagal.

b. Kemampuan Menulis Ringkasan

Siswa Kelas VIII SMP N 1 Gunung

Talang

Untuk memperoleh gambaran tentang

kemampuan siswa menulis ringkasan,

dilakukan proses analisis data dengan

menghitung Mean (nilai rata-rata) dari

data dan menghitung Standar Deviasi

(SD). Setelah diketahui nilai rata-rata dan

standar deviasi maka dapat

diklasifikasikan nilai-nilai dengan

mempedomani pedoman konversi skala 5.

Berdasarkan tabel klasifikasi

kemampuan menulis ringkasan siswa,

disimpulkan bahwa dari 40 siswa yang

menjadi sampel, dapat diketahui yang

memperoleh nilai baik sekali ada 5 siswa,

nilai baik 7 siswa, nilai cukup sebanyak

10 siswa, nilai kurang sebanyak 16 siswa

dan yang mendapat nilai gagal yaitu 2

siswa, dengan persentase 12,5% mendapat

nilai baik sekali, 17,5 % mendapat nilai

baik, 25 % nilai cukup, 40 % nilai kurang

dan 5 % gagal.

c. Hubungan Kemampuan Membaca

Pemahaman dengan Kemampuan

Menulis Ringkasan Siswa Kelas VIII

SMP N 1 Gunung Talang

Nilai kemampuan membaca

pemahaman dan nilai kemampuan menulis

ringkasan digunakan untuk menganalisis

hubungan kemampuan membaca

Page 11: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN …ummy-solok.ac.id/fkip/images/e_jurnal/ina/2014/ina20.pdf · KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP N 1 GUNUNG TALANG

10

pemahaman terhadap kemampuan menulis

ringkasan siswa. Peneliti menggunakan

dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan

variabel terikat (Y).

1. Uji Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi pada tabel

product moment untuk n = 40 dan α =

0,05 adalah 0,312, karena rXY> rtabel maka

hipotesis penelitian diterima. Jadi,

kesimpulannya terdapat hubungan yang

positif dan signifikan sebesar 0,4466

antara kemampuan membaca pemahaman

dengan kemampuan menulis ringkasan

siswa kelas VIII SMP N 1 Gunung

Talang.

2. Koefisien Determinasi

Dari hasil perhitungan maka

hubungan kemampuan membaca

pemahaman terhadap kemampuan menulis

ringkasan siswa sebesar 19,95%. Ini

berarti kemampuan menulis

ringkasansiswa 19,95 % ditentukan oleh

kemampuan membaca pemahaman,

sisanya 80,05 % ditentukan oleh faktor

lain pada siswa kelas VIII SMP N 1

Gunung Talang.

3. Pengujian Hipotesis

Setelah thitung diperoleh, dilanjutkan

dengan membandingkan nilai thitung

dengan ttabel pada taraf signifikan 95 %,

sehingga diperoleh ttabel = 1,68. Dapat

disimpulkan bahwa thitung> ttabelartinya

terdapat hubungan antara kemampuan

membaca pemahaman dengan

kemampuan menulis ringkasan siswa

kelas VIII SMP N 1 Gunung Talang.

3. Pembahasan

Setelah data diolah dan disusun dalam

distribusi frekuensi tunggal maka dapat

diketahui nilai rata-rata (mean)

kemampuan siswa kelas VIII SMPN 1

Gunung Talang dalam membaca

pemahaman adalah 73,78, sedang Standar

Deviasi (SD) adalah 7,84. Setelah

diperoleh nilai rata-rata dan standar

deviasi maka dapat diklasifikasikan nilai

siswa dengan mempedomani konversi

skala lima. Dari pengklasifikasian ini

dapat diketahui bahwa kemampuan siswa

kelas VIII SMPN 1 Gunung Talang dalam

membaca pemahaman berada pada taraf

cukup.

Berdasarkan hasil pengujian koefisien

korelasi r, ternyata harga koefisien

korelasi = 0,4466 ini berarti untuk taraf

kepercayaan 95 % rtabel = 0,312 dimana

rXY> rtabel. Dengan kata lain terdapat

hubungan antara membaca pemahaman

terhadap kemampuan menulis ringkasan

siswa kelas VIII SMPN 1 Gunung Talang.

Hal ini berarti makin tinggi pemahaman

bacaan siswa maka makin tinggi pula

kemampuan menulis ringkasan siswa dan

sebaliknya makin rendah pemahaman

Page 12: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN …ummy-solok.ac.id/fkip/images/e_jurnal/ina/2014/ina20.pdf · KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP N 1 GUNUNG TALANG

11

bacaan siswa maka makin rendah pula

kemampuan menulis ringkasan siswa.

Dari hasil perhitungan

koefisien determinasi diperoleh

persentase sebesar 19,95 %. Ini berarti

bahwa sebesar 19,95% keberhasilan

menulis ringkasan siswa dipengaruhi

oleh pemahaman bacaan siswa. Uji

hipotesis juga membuktikan bahwa

nilai thitung>ttabel artinya terdapat

hubungan antara kemampuan

membaca pemahaman dengan

kemampuan menulis ringkasan siswa

kelas VIII SMP N 1 Gunung Talang.

D. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian

hubungan kemampuan membaca

pemahaman siswa kelas VIII SMP N 1

Gunung Talang dengan kemampuan

menulis ringkasan, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

a. Siswa kelas VIII SMP N 1 Gunung

Talang memiliki kemampuan membaca

pemahaman pada taraf cukup. Dari

pengklasifikasian nya, terlihat 28 orang

yang memperoleh nilai memuaskan dan

12 orang memperoleh nilai kurang

memuaskan.

b. Siswa kelas VIII SMP N 1 Gunung

Talang memiliki tingkat kemampuan

menulis ringkasan pada taraf cukup.

Dari pengklasifikasiannya, terlihat 22

orang yang memperoleh nilai

memuaskan dan 18 orang memperoleh

nilai kurang memuaskan.

c. Terdapat hubungan antara kemampuan

membaca pemahaman dengan

kemampuan menulis ringkasan siswa

kelas VIII SMP N 1 Gunung Talang

dengan harga koefisien korelasi =

0,4466 ini berarti untuk taraf

kepercayaan 95 % rtabel = 0,312

dimana rXY > rtabel. Dengan kata lain,

makin tinggi kemampuan membaca

pemahaman maka makin tinggi pula

kemampuan menulis ringkasan siswa.

d. Dari hasil perhitungan koefisien

determinasi diperoleh persentase

sebesar 19,95 %. Ini berarti bahwa

sebesar 19,95 % keberhasilan menulis

ringkasan siswa disumbangkan oleh

kemampuan membaca pemahaman.

e. Dari hasil perhitungan uji hipotesis

diperoleh persentase thitung = 3,07 dan

ttabel = 1,68. Dapat disimpulkan bahwa

thitung > ttabel artinya terdapat hubungan

antara kemampuan membaca

pemahaman dengan kemampuan

menulis ringkasan siswa kelas VIII

SMP N 1 Gunung Talang.

Page 13: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN …ummy-solok.ac.id/fkip/images/e_jurnal/ina/2014/ina20.pdf · KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP N 1 GUNUNG TALANG

12

E. KEPUSTAKAAN

Abdurrahman, ElyaRatna. 2003.

EvaluasiPembelajaranBahasa

Indonesia danSastra Indonesia.

Padang: JurusanBahasadanSastra

Indonesia.

Adhana, Aidilla. 2011. “Hubungan

Strategi Membaca dengan

Kemampuan Memahami

Teks Bacaan Bahasa Indonesia

pada Siswa Kelas V SD N 04

Paninggahan Kecamatan Junjung

Sirih Kabupaten Solok Semester 1

TahunAjaran 2011/2012”.

(Skripsi). Solok : Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Seni,

FKIP, UMMY.

Agustina. 2000. PembelajaranMembaca.

Padang: JurusanBahasa Indonesia:

UNP.

Achmadi, Muchsin. 1988. Materi Dasar

Pengajaran Komposisi Bahasa

Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1992. Pembinaan

Keterampilan Menulis Bahasa

Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Arikunto, Suharsimi. 1996. Dasar-Dasar

Evaluasi Pendidikan. Jakarta :

Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsemi. 2002. Prosedur

Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdikbud. 1994. Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia yang

disempurnakan. Jakarta:

Depdikbud.

Fiandra, Oktalis. 2010. “Hubungan

Kecepatan Membaca dengan

Pemahaman Bacaan Siswa Kelas

X SMK 7 Padang”. (Skripsi).

Padang : Jurusan Bahasa dan

Sastra Indonesia, FBSS, UNP.

Gani, Rizanur dan M Atar Semi.1976.

Membaca Efektif Sebagai Kriteria

Keberhasilan Studi. Padang: FBSS

IKIP Padang.

Harjasujana, Ahmad. S. dkk. 1998. Materi

Pokok Membaca. Jakarta:

Karunika.

Keraf, Gorys. 1989. Komposisi. Flores:

Nusa Indah.

Nazir, Mohammad. 2005.

MetodePenelitian. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Nurhadi. 2005. Bagaimana Meningkatkan

Kemampuan Membaca Suatu

Teknik Memahami Literatur yang

Efisien. Bandung: SinarBaru.

Semi, M. Atar. 2003. MenulisEfektif.

Padang: Angkasa Raya.

Suparno dan MohammadYunus. 2003.

Keterampilan Dasar Menulis.

Jakarta: Universitas Terbuka.

Page 14: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN …ummy-solok.ac.id/fkip/images/e_jurnal/ina/2014/ina20.pdf · KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP N 1 GUNUNG TALANG

13

Tarigan, Henry Guntur. 1983. Menulis

sebagai suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca

sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Widyamartaya, A. 1992. Seni

Menuangkan Gagasan.

Yogyakarta: Kanisius.