HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DENGAN …lppm.akperpamenang.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/0506.pdf · hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan tingkat ... bekerja, berlari sampai

  • Upload
    hathuan

  • View
    240

  • Download
    11

Embed Size (px)

Citation preview

  • Pengaruh Pemberian Kunyit Asam TerhadapDismenore ...

    34

    HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DENGAN TINGKATKONSENTRASI BELAJAR PADA ANAK

    Anas Tamsuri*, Galih Ajeng WW***) Dosen Akper Pamenang Pare

    **) Perawat Puskesmas Kasembon

    Concentration means the condition of someone who can focus the mind to onething. The ability toconcentrate will affect the speed in capturing the materials we need. A student who have good ability toconcentrate will easier to capture the material he was supposed to absorb. The purpose of this study is todetermine the relationship between the breakfast habits and the level of concentration, in learning of children.

    Research design in this study was analytic crossectional. The population is all students in grade IV, V, VI.It's population in SDN Sukosari II was 76 children. Samples are most students in grade IV, V, VI in SDNSukosari II amount to 64 children by using simple random sampling technique. Collection data for breakfasthabits and the concentration level for learning in of student use questionnaires, then analyzed using crosstabulations and the correlation test used Spearman correlations.

    Results of research is obtained the better of breakfast habits, the better the level of concentration inchildren learning. From the research results from 64 respondents, only 9 children (14.1%) in the habit ofbreakfast is good category. And of those 8 of 9 children came in good categories and one child came in qiitecategories. And it is proven, indicates that there is relation of the breakfast habits with the level ofconcentration in children learn.

    It can be concluded that breakfast habits affect the concentration level in children study. So, get childrento have breakfast before going to school is very important. Because breakfast can improve concentrationchildren's learning.

    Keyword : Breakfast, Concentration Learning

    LATAR BELAKANGNutrisi adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh

    tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Pemberiannutrisi pada anak tidak hanya semata-mata untukmemenuhi kebutuhan fisik atau fisiologis anaktetapi juga berdampak pada aspek psikologisnya(Supartini, 2004). Untuk dapat tumbuh danberkembang sesuai tahapan usia secara normal,anak memerlukan asupan nutrisi yang adekuat.Makanan yang dikonsumsi harus mengandung zatgizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin,mineral, dan air. Jika tubuh tidak cukupmendapatkan zat-zat gizi tersebut, makapertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikisanak akan mengalami gangguan dan hambatan(Sediaoetama, 2000:20). Dengan mengonsumsimakanan yang baik dan teratur juga akanberpengaruh terhadap fungsi dan kerja otak. Lebih-lebih di pagi hari setelah semalaman manusiaistirahat. Pagi hari adalah waktu terbaik untuk

    menyediakan makanan bagi otak kita, salah satunyamelalui sarapan yang teratur dan bergizi. Namun,banyak orang yang tidak menyadari manfaat tersebutdan menganggap sarapan itu tidak penting.

    Sarapan kerap menjadi tugas berat di pagi hari. Dinegara maju seperti Amerika Serikat, menurutAmerican Dietetic Association, lebih dari 40% anakperempuan dan 32% anak laki-laki melewatkan sarapansetiap harinya (Gunawan,2008). Menurut Badan PusatStatistik (BPS) tahun 2006 di Kabupaten Majalengka,hanya 15,2% anak sekolah dasar yang mempunyaikebiasaan sarapan pagi. Penelitian Sibuea tahun 2002menemukan 57,5% anak sekolah dasar di Medan tidakpernah sarapan pagi. Sedangkan penelitian Kurniasaritahun 2005 di Yogyakarta, menemukan sebesar 25%anak sekolah dasar jarang melakukan sarapan pagi(Wiyono, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan yangdilakukan peneliti di SDN Sukosari II dari 10 anak yangditanya apakah mereka biasa sarapan pagi, ternyatadidapatkan 5 orang tidak pernah sarapan pagi, 2 orang

  • Jurnal AKP No. 5, 1 Januari 30 Juni 201235

    jarang sarapan pagi, dan hanya 3 orang yang biasamelakukan sarapan pagi. Hasil tersebut berartihanya 30% anak yang selalu melakukan sarapanpagi. Penelitian di Singapura menunjukkan seoranganak di pagi hari sering tidak sarapan pagi, makaotak besarnya yang sedang tumbuh mungkin akanmengalami atrofi, sehingga mempengaruhipertumbuhan intelegensia. Anak didik yang tidaksarapan selain konsentrasinya agak kurang jugalamban dalam merespon. Tidak biasa sarapan pagijuga akan meningkatkan resiko obesitas. Hal initerjadi karena orang yang tidak sarapan di pagi hariakn sangat lapar di siang hari, sehimgga cenderungmakan berlebihan. Selain itu sarapan jugabermanfaat terhadap fungsi kognitif, daya ingat,nilai akademis,fungsi psikososial, dan kondisiperasaan.

    Belajar merupakan rangkaian proses berpikir,mengingat, memecahkan masalah,dan sekaligusmerupakan proses pengambilan keputusan (Skiner,1999). Belajar adalah kunci dalam pembentukantingkah laku. Perubahan tingkah laku hasil daripengalaman dan latihan ini bersifat relatifpermanen. Faktor-faktor yang mempengaruhibelajar adalah kondisi fisik dan mental, ingatan danberpikir, intelegensia, cara belajar, sarana danprasarana, efisiansi waktu, budaya, motivasi danminat (Widayatun, 1999). Sedangkan dalam belajarmembutuhkan konsentrasi. Konsentrasi bisadimaksimalkan jika tubuh mempunyai pasokanenergi yang cukup untuk otak. Salah satu pasokanenergi yang baik bagi otak adalah nutrisi yangdidapatkan saat sarapan. Karena Makanan yangdiasup di pagi hari bertugas mendongkrak kadargula darah. Sedangkan gula darah merupakansumber utama energi otak dan sel darah. Olehkarena itu sarapan berfungsi untuk memulihkancadangan energi dan kadar gula darah. (Sukmaniah,2008). Untuk itu sarapan yang memenuhi kriteriagizi yang baik adalah yang mengandung karbohidrat55 65%, protein 12 15%, lemak 24 30% sertavitamin dan mineral yang bisa diperoleh dari sayurdan buah.

    Maka membiasakan anak-anak untuk sarapansebelum berangkat sekolah adalah sangat penting.Hal ini bisa dilakukan dengan memotivasi orang tuauntuk membiasakan anak dengan pola makan yangbaik, memotivasi anak untuk tetap menyukai jenismakanan yang baru, dan tidak membiasakan anak

    untuk tidak jajan sembarangan. Oleh sebab itu, penelititertarik untuk mengetahui dan mengkaji lebih dalamadakah hubungan antara kebiasaan sarapan pagi dengantingkat konsentrasi belajar pada anak.

    METODEDesain penelitian yang digunakan untuk mengetahui

    hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan tingkatkonsentrasi belajar pada anak adalah Crossectional.

    Pelaksanaan penelitian pada 17 April 2010 padaanak kelas IV, V, VI di SDN Sukosari II Kec.Kasembon.

    Populasi yang digunakan dalam penelitian iniadalah seluruh siswa siswi di SDN Sukosari II kelasIV, V, VI Kecamatan Kasembon Kabupaten Malangsebanyak 76 siswa.

    Pada penelitian ini sampel yang diambil adalahsebagian siswa siswi di SDN Sukosari II Kelas IV, V,VI Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang sejumlah64 anak; dengan kata lain digunakan teknik SimpleRandom Sampling dalam penelitian ini.

    Variabel penelitian ini dapat dikategorikan dalamvariabel dependen dan variabel independent. VariabelIndependen dalam penelitian ini adalah kebiasaansarapan pagi pada anak usia sekolah; sementara variabeldependen pada penelitian ini adalah tingkat konsentrasibelajar pada anak usia sekolah. Untuk mengetahuikebiasaan sarapan pagi pada anak-anak, penelitimemberikan kuesioner. Sedangkan untuk mengetahuitingkat konsentrasi pada anak-anak, peneliti jugamenggunakan kuesioer. Kuesioner yang dipakai adalahkuesioner yang dibuat oleh peneliti sendiri, bentukpertanyaan tertutup (Closed Ended) yaitu multiplechoice.

    Setelah Data terkumpul dari hasil pengumpulandata, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh penelitiyaitu analisa data. Berikut ini merupakan langkah langkah analisa data yang meliputi : editing, coding,scoring, tabulating yang selanjutnya dilakukan tabulasisilang atau cross tabulation yaitu denganmenggabungkan hasil pengukuran tingkat kebiasaansarapan pagi dengan tingkat konsentrasi belajar padaanak sekolah dasar.

    Untuk mengetahui hubungan kebiasaan sarapanpagi dengan tingkat konsentrasi belajar pada anak usiasekolah dasar dengan analisis statistik inferensial danmenggunakan tabulasi silang. Selanjutnya untukmengetahui hubungan korelasinya menggunakanKorelasi Spearman.

  • Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi DenganTingkat Konsentrasi Belajar Pada Anak...

    36

    HASIL1. Kebiasaan Sarapan Pagi

    23%

    63%

    14%

    Kurang Cukup Baik

    Gambar diatas menunjukkan bahwa kebiasaansarapan pagi responden di SDN Sukosari IIyang terbanyak adalah kebiasaan sarapan pagikategori cukup baik, yaitu 40 anak (62,50%).Sedangkan yang mempunyai kebiasaan sarapanpagi kategori baik yaitu 9 anak (14,10%).Sisanya 15 anak (23,40%) mempunyaikebiasaan sarapan kategori kurang baik.

    2. Tingkat Konsentrasi Belajar

    11%

    50%

    39%

    Kurang Cukup Baik

    Gambar diatas menunjukkan bahwa tingkatkonsentrasi responden di SDN Sukosari II yangmasuk dalam kategori baik sebesar 39,10%.Sedangkan yang termasuk ke dalam kategoricukup sebesar 50,00%. Sedangkan sisanyasebesar 10,90% termasuk dalam kategorikurang.

    3. Tabulasi Silang Antara Kebiasaan Sarapan PagiDengan Tingkat Konsentrasi Belajar Pada Anak DiSDN Sukosari II Kec. Kasembon

    KebiasaanSarapanPagi

    Tingkat Konsentrasi BelajarBaik Cukup Kurang Total

    N (%) N (%) N (%) N (%)Baik 8

    (12,5)1

    (1,6)0

    (0)9

    (14,1)Cukup 15

    (23,4)24

    (37,5)1

    (1,6)40

    (62,5)Kurang 2

    (3,1)7

    (10,9)6

    (9,4)15

    (23,4)Total 25

    (39,1)32

    (50)7

    (10,9)64

    (100)

    Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwaresponden dengan kebiasaan sarapan pagi kategoribaik yaitu 9 anak (14,1%). Dari jumlah tersebutresponden yang memiliki tingkat konsentrasi belajarkategori baik adalah 8 anak (12,5%), sedangkan 1anak (1,60%) termasuk kategori cukup baik.Kemudian responden dengan kebiasaan sarapanpagi kategori cukup baik adalah 40 anak (62,5%).Jumlah itu terdiri dari 15 anak (23,4%) memilikitingkat konsentrasi belajar kategori baik, 24 anak(37,5%) memiliki tingkat konsentrasi belajarkategori cukup baik, dan 1 anak (1,6%) memilikitingkat konsentrasi belajar kategori kurang baik.Berikutnya responden dengan kebiasaan sarapanpagi kategori kurang baik adalah 15 anak (23,4%).Dari jumlah tersebut sebesar 3,1% responden atau 2anak termasuk dalam tingkat konsentrasi belajarkategori baik, 7 anak (10,9%) termasuk kategoricukup baik. Dan sisanya 6 anak (9,4%) termasukdalam tingkat konsentrasi belajar kategori kurangbaik.

    Hasil analisis inferensial dengan menggunakan ujikorelasi spearman didapatkan koefisien korelasisebesar 0,546 yang artinya tingkat hubungannyasedang dan menunjukkan angka positif. Artinyasemakin baik kebiasaan sarapan semakin baik pulatingkat konsentrasi belajar anak. Berdasarkanangka probabilitas dengan uji signifikan (p) = 0,546dan taraf kesalahan 5% yaitu = 5% = 0,05didapatkan p < maka hipotesa Ho ditolak dan H1diterima yang artinya ada hubungan kebiasaansarapan pagi dengan tingkat konsentrasi belajarpada anak.

  • Jurnal AKP No. 5, 1 Januari 30 Juni 201237

    PEMBAHASAN1. Kebiasaan sarapan pagi pada anak

    Dari Berdasarkan hasil penelitiandidapatkan bahwa kebiasaan sarapan pagiresponden di SDN Sukosari II yang terbanyakadalah kebiasaan sarapan pagi kategori cukupbaik, yaitu 40 responden (62,5%). Sedangkanyang mempunyai kebiasaan sarapan pagikategori baik yaitu 9 responden (14,1%).Sisanya sebanyak 15 responden (23,4%)mempunyai kebiasaan sarapan kategori kurang.

    Sarapan pagi merupakan saat makan yangpaling penting dalam sehari. Makanan yangdiasup di pagi hari bertugas mensuplai kadargula darah. Setelah melewatkan satu periodeberjam-jam tanpa makan, kadar gula darahdalam tubuh otomatis rendah. Padahal guladarah merupakan sumber utama energi otak dansel darah. Oleh karena itu sarapan berfungsiuntuk memulihkan cadangan energi dan kadargula darah. (Sukmaniah, 2008).

    Menurut Tjut Rifameutia, di pagi harikegiatan anak menuntut banyak gerak sehinggaanak memerlukan energi untuk belajar danberinteraksi dengan lingkungannya. Dengansarapan anak menjadi lebih bersemangat danterlibat aktif dalam belajar.

    Makanan yang dikonsumsi sewaktu sarapanbukan hanya mengenyangkan tetapi juga bergizilengkap dan seimbang. Sarapan yang baik danmemenuhi criteria gizi adalah denganmenyuplai karbohidrat (55-65%), protein (12-15%), lemak (24-30%) serta vitamin danmineral yang bisa diperoleh dari sayur dan buah(Gunawan, 2008).

    Kadar gula darah yang didapatkan darisarapan akan dirubah menjadi energi melaluiproses metabolisme. Hasil dari metabolisme iniakan digunakan oleh sel-sel tubuh untukmenjalankan fungsinya. Sehingga padaakhirnya tubuh bisa menjalankan berbagaimacam aktifitas mulai dari berpikir, bekerja,berlari sampai mengerjakan aktifitas sehari-harilainnya.

    Pada usia sekolah, anak-anak memerlukanbanyak nutrisi untuk tumbuh dan berkembangsesuai dengan tahap perkembangannya. Nutrisiyang didapatkan saat sarapan juga mempunyaiperan penting dalam pertumbuhan dan

    perkembangan anak. Gula darah yang dihasilkanjuga akan digunakan oleh sel-sel tubuh untuktumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapperkembangan usia anak.

    Salah satu faktor yang mempengaruhi sarapanpagi adalah faktor kebiasaan. Hal ini akanmenunjukkan bahwa anak yang terbiasa melakukansarapan di pagi hari akan selalu menyempatkanwaktu untuk melakukan sarapan terlebih dahulusebelum berangkat sekolah. Dari hasil penelitianyang didapat diketahui bahwa kebiasaan sarapanpagi responden di SDN Sukosari II rata-rata dalamkategori cukup baik, yaitu sebesar 62,5%. Datatersebut menunjukkan bahwa kebiasaan sarapanpagi siswa-siswi di SDN Sukosari II tergolongcukup baik.

    2. Tingkat konsentrasi belajar pada anakBerdasarkan hasil penelitian menunjukkan

    bahwa hanya 25 responden (39,1 %) respondenyang memiliki tingkat konsentrasi belajar kategoribaik. Sisanya sebanyak 32 responden (50%)memiliki tingkat konsentrasi cukup baik dansebanyak 7 responden (10,9%) memiliki tingkatkonsentrasi kurang baik.

    Konsentrasi adalah perhatian searah terhadapsuatu hal. Konsentrasi berarti kondisi seseorangyang dapat memfokuskan pikiran kepada satu hal.Apapun aktifitasnya kriteria yang paling pentingadalah untuk fokus, konsentrasi dan atentif kepadaaktifitas yang sedang berlangsung. Konsentrasi akanmenjadi tidak berarti apabila ada gangguan olehbeberapa hal lain pada saat yang bersamaan. Untukdapat berkonsentrasi, kita harus berhenti mencobamelakukan beberapa hal pada saat yang sama.Apabila kita dapat fokus, kita akan biasamendapatkan itensitas luar biasa (Dobelden, 2008).

    Faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasiadalah faktor sosial yang meliputi guru, orang tua,teman. Faktor non sosial yang meliputi lingkungan,latihan, metode belajar, sarana dan prasarana, sertabahasa dan budaya. Faktor psikologi meliputi bakat,minat, ingatan, dan motivasi. Faktor yangberikutnya adalah status gizi meliputi kebiasaansarapan pagi, pola konsumsi makan keluarga,persediaan pangan keluarga, pendapatan keluarga,dan zat gizi dalam makanan (Dobelden, 2008).

    Hal ini menunjukkan bahwa baiknya tingkatkonsentrasi belajar pada anak tidak hanya

  • Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi DenganTingkat Konsentrasi Belajar Pada Anak...

    38

    dipengaruhi oleh kebiasaan sarapan pagi, tetapijuga disebabkan oleh beberapa faktor yang telahdisebutkan di atas. Seseorang yang bisaberkonsentrasi dengan baik akan lebih mudahmenyerap materi yang diterimanya. Hal inidikarenakan konsentrasi merupakan suatukeadaan diri yang dapat memfokuskan pikirankepada suatu hal. Dan kemampuan dalamberkonsentrasi akan mempengaruhi kecepatandalam menangkap materi yang kita butuhkan.Seorang pelajar atau mahasiswa yangmempunyai kemampuan bagus dalamberkonsentrasi akan lebih cepat menangkapmateri pelajaran yang seharusnya ia serap.Sehingga pada akhirnya prestasi belajarnya puncenderung meningkat.

    3. Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi DenganTingkat Konsentrasi Belajar Pada Anak

    Dari hasil tabulasi silang menunjukkanbahwa semakin baik kebiasaan sarapan pagiseorang anak maka semakin baik pula tingkatkonsentrasi belajar anak tersebut. Dari tabelmenunjukkan bahwa sebagian besar respondenmemiliki kebiasaan sarapan pagi kategori cukupbaik yaitu sebanyak 40 responden (62,5%) dansebagian besar responden memiliki tingkatkonsentrasi kategori cukup baik sebanyak 32responden (50%).

    Dari hasil analisa data didapatkan korelasiyaitu 0,546. Hal ini menunjukkan angka positifyang artinya tingkat hubungan antara kebiasaansarapan pagi dengan tingkat konsentrasi belajarpada anak adalah sedang dengan uji sigfinikan() = 0,000 dengan taraf kesalahan 5% ( =0,05) menunjukkan bahwa korelasi yang terjadiadalah korelasi positif artinya semakin baikkebiasaan sarapan pagi semakin baik pulatingkat konsentrasi belajar anak.

    Kebiasaan sarapan pagi dapat berkontribusiterhadap status gizi anak. Penelitian Irawati(2000) menemukan bahwa anak yang tidakbiasa melakukan makan pagi akan beresikoterhadap status gizi kurang. Kekurangan gizimenyebabkan anak mudah lelah, tidak tidakkuat melakukan aktifitas fisik yang lama, tidakmampu berpikir dan berpartisipasi penuh dalamproses belajar. Resiko untuk menderita penyakitinfeksi lebih besar pada anak yang kurang gizi,

    sehingga tingkat kehadirannya rendah di sekolah.(Muhilal dan Damayanti, 2006).

    Seperti yang dikemukakan oleh TjutRifameutia, di pagi hari kegiatan anak menuntutbanyak gerak sehingga anak memerlukan energiuntuk belajar dan berinteraksi denganlingkungannya. Dengan sarapan, anak menjadi lebihbersemangat dan terlibat aktif dalam belajar. Selainitu, konsentrasi pada akhirnya membuat anak lebihpercaya diri dan prestasi belajarnya pun cenderungakan meningkat.

    Hal ini menggambarkan bahwa kebiasaansarapan pagi dapat mempengaruhi tingkatkonsentrasi belajar pada anak. Responden yangmemiliki kebiasaan sarapan kategori baik akanmempunyai konsentrasi belajar yang baik pula.Sebaliknya bila kebiasaan sarapan pagi respondentergolong kategori kurang maka tingkatkonsentrasinya pun akan tergolong kategori kurangpula.

    Namun ada juga responden yang mempunyaikebiasaan sarapan pagi kategori baik mempunyaitingkat konsentrasi kategori cukup yaitu sebanyak 1responden (1,6%). Hal ini dikarenakan ada beberapafaktor lain seperti faktor sosial yang meliputi guru,orang tua, teman. Faktor non sosial yang meliputilingkungan, latihan, metode belajar, sarana danprasarana, serta bahasa dan budaya. Faktorpsikologi meliputi bakat, minat, ingatan, danmotivasi. Faktor yang berikutnya adalah status gizimeliputi pola konsumsi makan keluarga, persediaanpangan keluarga, pendapatan keluarga, dan zat gizidalam makanan

    SIMPULANDari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:1. Sebagian besar responden mempunyai kebiasaan

    sarapan pagi cukup baik yaitu 40 responden(62,5%).

    2. Sebagian besar responden mempunyai tingkatkonsentrasi kategori cukup baik yaitu 32 responden(50%). Hal ini dikarenakan ada beberapa factor-faktor yang mempengaruhi yang telah disebutkanpada bab sebelumnya.

    3. Dari hasil tabulasi silang menunjukkan bahwasemakin baik kebiasaan sarapan pagi seorang anakmaka semakin baik pula tingkat konsentrasibelajarnya. Datanya yaitu hasil korelasi 0,546dengan uji signifikansi ()=0,000 dan taraf

  • Jurnal AKP No. 5, 1 Januari 30 Juni 201239

    kesalahan =0,05 sehingga didapatkan < maka hipotesa H1 diterima. Sehinggadidapatkan hasil bahwa ada hubungan yangpositif antara kebiasaan sarapan pagi dengantingkat konsentrasi belajar pada anak.

    SARAN1. Bagi siswa siswi perlu membiasakan diri untuk

    sarapan pagi terlebih dahulu sebelum memulaiaktivitas sehari-hari karena sarapan pagiberguna sebagai sumber energi dan nutrisi otaksehingga otak akan lebih cerdas dan akanmeningkatkan prestasi belajar.

    2. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikansebagai masukan dan tambahan informasitentang pentingnya sarapan terhadap tingkatkonsentrasi belajar pada anak. Sehingga padaakhirnya nanti kita bisa berbagi informasikepada masyarakat akan pentingnyamembiasakan diri untuk sarapan pagi terlebihdahulu sebelum memulai aktivitasnya sehari-hari.

    3. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya menelitijuga tentang hasil belajar atau nilai yangdidapatkan siswa-siswi pada akhir semester, dandiharapkan hasil penelitian bisa lebih valid darisebelumnya.

    Daftar PustakaAhmadi dan Widodo. (1998). Teori Belajar.

    www.blogs.unpad.ac.id. (Download: 5 Oktober2009)

    Alimul, Aziz. (2006). Pengantar Kebutuhan DasarManusia. Jakarta: Salemba Medika.

    Alimul, Aziz. (2007). Riset Keparawatan danTeknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: SalembaMedika

    Anonim.(2008).TeoriBelajar.www.blogs.unpad.ac.id.(downloadtanggal 5 Oktober 2009)

    Arianto, Erwin .(2008). Konsentrasi Agar Kita BisaSukses. www.enlighment.multiply.com.(download: 5 Oktober 2009)

    Desfita, Sri.(2008). Kebiasaan Sarapan Pagi Dan StatusGizi Anak Sekolah Dasar. www.wiyono-solution.blogspot.com.(download: 5 Oktober 2009)

    Dobelden. (2008). Konsentrasi Dong.www.wikimu.com. (download: 5 Oktober 2009)

    Gunawan. (2008). Kebiasaan Sarapan Pagi Dan StatusGizi Anak Sekolah Dasar. www.wiyono-solution.blogspot.com.(download: 5 Oktober 2009)

    Hamalik. (2000). Belajar adalah perubahan yang relatifpermanen. www.blogs.unpad.ac.id. (download: 5Oktober 2009)

    Imelda. (2009). Gizi Otak.www.p3gizi.litbang.depkes.go.id. (download: 4Oktober 2009)

    Muhilal & Damayanti, D. (2006) Gizi seimbang dalamsiklus kehidupan manusia. www.wiyono-solution.blogspot.com.(download: 5 Oktober 2009)

    Notoatmodjo, Sukidjo. (2005) Metodologi PenelitianKesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

    Nursalam. (2006). Konsep dan Penerapan MetodologiPenelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: SalembaMedika

    Skiner. (1999). Belajar adalah perubahan yang relatifpermanen. www.blogs.unpad.ac.id. (download: 5Oktober 2009)

    Soemanto. (2000). Teori Belajar.www.blogs.unpad.ac.id. (Download: 5 Oktober2009)

    Sukmaniah. (2009). Gizi Otak.www.p3gizi.litbang.depkes.go.id. (download: 4Oktober 2009)

    Supartini, Yupi. (2004). Konsep Dasar KeparawatanAnak. Jakarta:EGC

    Widayatun, Tri Rusmi. (1999). Ilmu Perilaku. Jakarta:Rineka Cipta

    Wiyono .(2008). Kebiasaan Makan Pagi dan Status GiziAnak Sekolah Dasar. www.wiyono-solution.blogspot.com.(download: 5 Oktober 2009)