25
Issue III | December 2012 Innovation Express: Holcim Powers Into Its Second Century Membangun Bersama

Holcim iShare 2012

Embed Size (px)

DESCRIPTION

A corporate magazine by Holcim Indonesia for local and international clients.

Citation preview

Page 1: Holcim iShare 2012

Issue III | December 2012

Innovation Express: Holcim Powers Into Its Second Century

Membangun Bersama

The Holcim logo is a key elementof our brand identity. It is oursignature, our quality seal and ourcalling card wherever we go. As such it needs to be treated withthe respect it deserves ensuring thecorrect application at everycustomer touch point.

To be very clear: The Holcim logo isthe only logo to be used by all ofthose companies branded asHolcim, internally and externally.We have built and are continuing tobuild much equity in the Holcimbrand. Projects, products, servicesand other initiatives must neverhave their own logos or identitiesunder the Holcim brand. No part ofthe Holcim logo should ever be usedoutside the options shown in theseDirectives. Please note the onlyapproved exception to this rule isthe Holcim Foundation ForSustainable Construction.

The Holcim logo is made up of thewords ‘Holcim’ and the symbol (arc and parallel bands) placed tothe left. ‘Hol’ is a reminder of theGroup’s origins in the village ofHolderbank, Switzerland. ‘cim’ fromciment (French for cement) refers tothe core of our business. The arc andparallel bands are synonymous ofour global reach and presence –bridging the world.

1.1 Holcim logo

Holcim Brand Identity Directives1 Basic elements > 1.1 Holcim logo Release 01/01/2008

Page 2: Holcim iShare 2012

iChangeHolcim at 100: Look Ahead to the Next CenturyHolcim 100 Tahun: Perencanaan Untuk Abad Berikutnya

iCareCommunity Focus: The Centenary Spirit! + Taking CSR SeriouslyFokus Komunitas: Semangat 100 Tahun! + Serius Dalam Pengamalan CSR

iBuzzHolcim Awards: Inspiring IndonesiaHolcim Awards: Inspirasi IndonesiaNews in Brief: Awards, Expansion in Bali and Sumatra and moreBerita Singkat: Penghargaan, Ekspansi di Bali dan Sumatra dan masih banyak lagi

iSmileIntermezzo: ‘Time for Hard Facts!’ QuizIntermezzo: ‘Biarkan Fakta Berbicara!’ Kuis

iLearnInnovation in Concrete: Building the FutureInovasi dalam Beton: Membangun Masa Depan

iThinkCustomer Views: Voices of ExperiencePandangan Pelanggan: Suara Pengalaman

iDreamMegaprojects: A World-Class PartnerMegaproyek: Mitra Kelas DuniaGreen Tech: Harnessing the WindTeknologi Hijau: Memanen Angin

iExploreGreen Building: Save Energy ... and Build Smarter!Bangunan Hijau: Hemat Energi ... dan Membangun Lebih Cerdik!CRM at Holcim: Treating Customers as PartnersCRM di Holcim: Memperlakukan Pelanggan Sebagai Mitra

2 3iShare | Issue III iShare | December 2012

plan to reimagine Jakarta’s tangled urban kampungs.

Construction projects come in all shapes, and on page 42 we feature a modestly sized university building in Cikarang that Holcim is helping to construct using green technology that is anything but modest.

In addition, there are a selection of other thought-provoking stories of best practice and creative thinking. Whether you are a raw materials supplier, architect, developer, construction business, project engineer or another of our thousands of business partners, we hope you will find food for thought in this magazine and inspiration to help us all build a better indonesia.

hijau hingga rencana ambisius untuk menata kembali kampung urban Jakarta yang semrawut.

Proyek konstruksi datang dalam berbagai bentuk dan pada halaman 44 kami mengetengahkan sebuah bangunan perguruan tinggi yang berukuran sedang di yang sedang dibangun dengan dukungan dari Holcim dengan menggunakan teknologi hijau yang mutakhir.

Selain itu, ada pula beberapa cerita terpilih mengenai praktik terbaik dan gagasan kreatif yang sangat menantang pemikiran. Apakah Anda seorang penyalur bahan baku, seorang arsitek atau pengembang, pemilik bisnis konstruksi, pemimpin proyek atau salah satu dari ribuan mitra bisnis Holcim, kami berharap semoga pemikiran Anda akan terpacu oleh isi majalah ini dan Anda juga terinspirasi untuk membantu kami membangun sebuah Indonesia yang lebih baik.

On page 36, we feature four exceptional civil engineering projects that showcase the state-of-the-art materials and intensive collaboration provided by Holcim in a range of very different scenarios, from a concert hall to a trans-alpine railway!

On page 26 we examine the ground-breaking new concrete products and solutions that Holcim is offering in Indonesia to serve the needs of today’s increas-ingly complex construction tasks. Read about our featherweight LiteCrete concrete, about the emerging technology of water-permeable “pervious” concrete.

In Praise of Excellence The Holcim Foundation is proud to foster excellence in sustainable architecture and construction through the Holcim Awards, and on page 14 we highlight three recent award-winning Indonesian projects that demonstrate creative, innovative thinking at its finest, from a grassroots community space project and a template for green vilage schools to a breathtakingly ambitious

Pada halaman 36, kami menyuguhkan empat buah proyek pekerjaan sipil luar biasa yang menunjukkan teknologi termutakhir serta kerja sama intensif yang dilakukan Holcim untuk berbagai skenario berbeda, dari sebuah gedung konser hingga sebuah jalan kereta api trans-alpine!

Pada halaman 26, kami mengulas produk-produk serta solusi beton terbaru dan tercanggih yang ditawarkan Holcim kepada Indonesia untuk membantu melayani kebutuhan pekerjaan konstruksi masa kini yang semakin rumit. Simak ulasan mengenai beton ringan kami yang bernama LiteCrete, juga mengenai teknologi beton yang dapat dilalui air.

Pujian bagi Keunggulan Holcim Foundation dengan bangga mendukung perkembangan keunggulan dalam arsitektur serta konstruksi yang berkelanjutan melalui penghargaan tiga tahunannya Holcim Awards. Pada halaman 14 kami membedah tiga proyek pemenang penghargaan yang berasal dari Indonesia. Ketiga proyek ini memperlihatkan pemikiran kreatif dan inovatif yang terbaik, mulai dari sebuah proyek ruang public bagi rakyat dan sebuah contoh sekolah desa yang

iShare Introduction | Kata Pengantar

Welcome to the third issue of iShare, an annual magazine from Holcim about creativity and new trends in the

Indonesian and international construction market and produced especially for construction industry leaders and all of our business partners in Indonesia.

2012 marks Holcim’s centenary, and the company is proudly celebrating the achievements of the past 100 years that have seen it grow into one of the world’s most trusted cement and concrete producers. In this issue of iShare, however, we are choosing to face forward and take

“innovation” as our theme. After all, it is the constant search for innovation and improvement that has driven Holcim’s success worldwide. In Indonesia particularly, it has seen us introduce market-changing products and help to lift the quality and expertise of the entire construction industry.

With this in mind, we feature a range of articles we hope will show how Holcim is working to equip you with the region’s best knowledge, practice and materials.

Selamat datang di edisi ketiga iShare, sebuah majalah tahunan yang diterbitkan oleh Holcim mengenai kreatifitas serta tren terbaru di

dunia konstruksi Indonesia dan internasional, serta ditujukan terutama kepada para pemimpin industri konstruksi dan semua mitra usaha kami di Indonesia.

Tahun 2012 menandai ulang tahun Holcim ke-100 dan Holcim sangat bangga dapat merayakan pencapaian-nya dalam 100 tahun terakhir masa di mana Holcim tumbuh menjadi salah satu produsen semen dan beton terpercaya di dunia. Namun, dalam edisi ini, kami memilih untuk menatap ke masa depan dan memilih “inovasi” sebagai tema kami. Selama ini pencarian akan inovasi dan perbaikan tiada hentilah yang mendorong Holcim mencapai keberhasilan di seluruh dunia. Khususnya di Indonesia, dorongan untuk berinovasi telah membuat kami memperkenalkan produk-produk yang mampu mengubah pasar dan juga membantu meningkatkan mutu serta keahlian industri konstruksi secara keseluruhan. Dengan pemikiran ini, kami menyuguhkan serangkaian tulisan yang kami harap mampu memperlihatkan bagaimana Holcim bekerja untuk melayani Anda dengan pengetahuan, cara serta material terbaik di kawasan ini.

100 Years of Innovation and Counting! Inside | Daftar Isi

iShare

100 Tahun Inovasi dan Terus Maju!

4

10

14

24

26

30

36

42

Advisor Apsara HermanEditor in Chief Deananda SudijonoEditorial Board Nina Melisa Pelawi, Ivano Zandra, Ranidia Leeman, Alex Buechi, Dean BouldingExecutive Editor Lisna Dwi Ardhini

Production Ben O’NeillReporting Jacqueline Wales

Eamon Ginley, President Director, Holcim Indonesia

President Director Eamon Ginley hard at work as part of Holcim’s centenary project to help local communities. ››› p. 10

Presiden Direktur Eamon Ginley sedang bekerja keras, sebagai bagian dari proyek seratus tahun Holcim untuk membantu komunitas setempat. ››› hal. 10

Eamon Ginley, Presiden Direktur, Holcim Indonesia

Cover image: Preparing and supplying specialized concrete to build the record-breaking Gotthard Base Tunnel in the Swiss Alps is one of a number of innovation challenges Holcim is facing worldwide. ››› p. 36Photo courtesy of Leoni AG

Gambar sampul: Menyiapkan dan menyalurkan beton khusus untuk membangun Terowongan Gotthard Base di Pegunungan Alpen di Swiss merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi Holcim diseluruh dunia. ››› Hal. 36Foto milik Leoni AG

Page 3: Holcim iShare 2012

5iShare | December 20124 iShare | Issue III

iChange Holcim at 100

Over the next ten years we will see the demand for cement in Indonesia soar. Demand will double in terms of absolute volume. And that’s a conservative view!

task, but the one thing that Holcim Indonesia President Director Eamon Ginley is happy to predict is that Holcim will be here in Indonesia and thriving.

Speaking to iShare to outline the company’s next steps, he said it was clear that the coming two decades are going to see explosive growth for the industry, and that Holcim — which currently has a 16 percent market share here after Semen Gresik and Indocement — is already deep into realizing its plan to meet the challenges that would bring, especially with regard to large-scale “transfor-mational” customers such as developers, home builders and municipalities who have a direct partnership with the company and use its products.

“On the transformational side of the business there are a couple of megatrends going on,” Ginley says. “One is the emergence of the middle class in Indonesia. Between now and 2020 the middle class will grow to 100 million people, and that is a result of and a driver for spectacular economic growth.

“The second trend, which is connected, is the degree of urbanization. The figure crossed 50 percent three or four years ago, and by 2020, 67 percent of Indonesians will live in urban environments. This will have a huge impact: there are a lot of cities in Indonesia being built and expanded right now.

“The effect of this is that over the next ten years we see the demand for cement in Indonesia soaring. Demand will double in terms of absolute volume. And that’s a conservative view! We look at the GDP for the country and we assume that the next 10 years will be much like the last 10 years with its 5.6 percent annual GDP growth. We assume a conserva-tive six percent going forward. There’s a saying

How can Indonesia stay on track to join the ranks of wealthy nations, what will it take to get there, and what will our part be in

that story? These are questions that could fairly be said to be keeping CEOs awake at night across most sectors of Indonesian industry, but few will have a more visible hand in literally helping Indonesia grow over the coming decades than those in the construction industry and its suppliers.

The Indonesian arm of the international cement, concrete and aggregate giant Holcim is uniquely positioned to be a major character in that unfolding story, and as its parent company celebrates its worldwide centenary this year — Holcim was born in a single Swiss cement factory in 1912 — the real story lies in planning for the next 100 years.

To try to predict a century of development, especially in today’s fast-paced world would be an impossible

that goes: ‘no water, no life; no cement, no development.’ If Indonesia is to achieve its economic masterplan for 2025 (MP3EI),

for sure it will need a lot more cement.

“The rural areas and outlying regions are growing fast, and that drives housing demand there. This is the big story, but also there are huge developments in the need for things like railways, ports, roads, mining infrastructure, airports in more isolated areas of the country, and we see this now is happening.”

On Top of the Middle What will these millions of newly middle-class consumers be looking for, and where does Holcim fit into that? “These are people who are a bit more sophisticated in terms of the quality of housing they want, the buildings they want to work and shop in and thus the quality of concrete used.

“In this context, we are seeing increasing sophistica-tion in terms of the products and services that developers and infrastructure suppliers actually want. We see an increasing complexity in terms of the buildings going up and the reduction in footprint of sites. Innovations such as high-strength concrete are pretty important for developers to build bigger and realize more floorspace.”

Holcim’s experience and worldwide expertise at producing innovative products and solutions place it perfectly to take on these complex challenges, even as competition in the industry hots up. “There are going to be a lot of changes, a lot of newcomers to the market. Quality and experience will become incredibly important. Quality really matters. Generally the quality of commercial-scale building here is pretty good, even by global standards. Building

codes are improving, green architecture is taking root. Indonesia is not at the forefront of innovation, compared to places such as Singapore, but it is also not a laggard. Many of the immediate trends we are seeing depend on growth over the next ten years, though, and this is where being a multinational company helps – we get access to all the different technologies and innovations from around the world.

“But the most important thing in product development is understanding customers’ needs. There’s no point in developing a product if no one wants it. Knowledge to improve the market is one of our competitive strengths. Value products and services, these are really the key. We don’t necessarily want to be the biggest in the Indonesian market, but we do want to be the strongest brand, to deliver best value to our customers, and of course to deliver profits.”

In terms of Holcim Indonesia’s unique product line, Ginley sees the key, market-led trends in the near future lying in high-strength concrete (Duracon), extra-fluid concrete for complex pours (FloCrete), fast-setting concrete for roadworks (SpeedCrete), as well as green building solutions such as water-permeable concrete (ThruCrete) and Indoor Climate Solutions, which replaces traditional air-conditioning with radiant heating or cooling from pipe networks embedded in the concrete.

Reducing the carbon footprint of buildings will swiftly grow in importance as a driver of adopting innovative technology here, Ginley believes, and the construc-tion industry and concrete suppliers often get a bad rap as producers of carbon dioxide. But in fact only 8 percent of the CO2 for which a building is responsible

Our Journey Into a New Century

1912 • Holcim was founded as Aargauische Portland-cementfabrik Holderbank-Wildegg in 1912, with a cement plant in the village of Holderbank, Switzerland (pictured). In 1914, the company merged with the Rheintalischen Cement-fabrik Rüthi, owned by Ernst Schmidheiny. Schmidheiny would be the force behind the rise of the firm as it expanded globally.• Holcim didirikan dengan nama Aargauische Portlandcementfabrik Holderbank-Wildegg di tahun 1912, dengan sebuah pabrik semen di desa Holderbank, di Swiss (gambar). Di tahun 1914, perusahaan bergabung dengan Rheintalischen Cementfabrik Rüthi, milik Ernst Schmidheiny. Schmidheiny akan menjadi kekuatan dibalik menanjaknya perusahaan ketika ia mendunia.

1920s • The company began investing in cement businesses across Europe, quickly followed by investments in Egypt, Lebanon and South Africa (pictured).• Perusahaan mulai menanamkan modalnya dalam bidang semen di seluruh Eropa, kemudian dilanjutkan dengan penanaman modal di Mesir, Libanon dan Afrika Selatan (gambar).

1945-1960s • After 1945 and particularly in the 1950s and 1960s, Holcim began to develop a network of holdings in North and Latin America.• Setelah tahun 1945 dan terutama di tahun 1950-an dan 1960-an, Holcim mulai mengembangkan jaringan perusahaannya di Amerika Utara dan Amerika Latin.

1970s • Holcim began to explore ventures in emerging Asia-Pacific markets.• Holcim mulai menjajaki usaha di pasaran Asia Pasifik yang mulai tumbuh.

In the 1950s Holcim helped build this giant interchange in Toronto, Canada.

Di tahun 1950-an, Holcim membantu pembangunan persimpangan

raksasa di Toronto, Kanada, ini.

The cement plant in Westport, New Zealand.

Pabrik Semen di Westport, Selandia Baru.

Page 4: Holcim iShare 2012

7iShare | December 20126 iShare | Issue III

1980s • Holcim continued to expand into new markets, including Eastern Europe. A greater focus on aggregates and ready-mixed concrete production strengthened the company’s position as a vertically integrated market leader.• Holcim terus memperluas pasarannya, termasuk ke Eropa Timur. Fokus yang lebih kuat pada produksi agregat dan beton jadi menguatkan posisi perusahaan sebagai pemimpin pasar yang terintegrasi secara vertikal.

1990s • Holcim strengthened its focus on core business activities in cement, concrete and aggregates, as well as on professional development programs for employees, coupled with a best practices policy. Entry into new markets, particularly in Asia, further expanded opportunities.• Holcim memperkuat fokusnya pada usaha intinya di bidang semen, beton dan agregat, serta pada pengembangan program profesional bagi karyawannya, dan dibarengi dengan kebijaksanaan yang terbaik. Holcim juga memasuki pasar yang baru, terutama di Asia, dan dengan demikian mengembang-kan kesempatan lebih luas lagi.

2001 • The group’s name was changed from Holderbank Financière Glaris Ltd. to Holcim Ltd in May. In December the group debuted in Indonesia after buying PT Semen Cibinong. • Nama group bisnis diubah dari Holderbank Financière Glaris Ltd. menjadi Holcim Tbk di bulan Mei. Di bulan Desember, group ini mulai beroperasi di Indonesia setelah membeli PT Semen Cibinong.

2005 • Holcim made a strategic alliance with Gujarat Ambuja Cements to enter the growth market of India. It also acquired Aggregate Industries, entering the British market (pictured) and strengthening its aggregates and ready-mix concrete businesses in North America.• Holcim menjalin aliansi strategis dengan Gujarat Ambuja Cements untuk memasuki pasar India yang sedang tumbuh pesat. Holcim juga mengakuisisi Aggregate Industries, memasuki pasar Inggris (gambar) dan memperkuat usaha agregat dan beton siap pakainya di Amerika Utara.

Sourcing skilled future leaders for the company is where its EVE program comes in. Under this Enter-prise-based Vocational Education scheme, motivated high-school graduates living near Holcim plants are selected and the scheme guides them through a demanding three-year education program to become qualified professional technicians. More than 30 have already been trained to join the Tuban plant when it opens next May, and another 15 more are in training, having been selected from an application list that numbers a total of 3,000 across all of the Holcim sites.

Another tangible example of the company’s dedication to education and that also highlights its commitment to sustainable building is an almost-completed university block being built in Cikarang using a combination of Holcim’s green techniques unprecedented in Indonesia (see the feature on page 42). The block will be used to train students including Holcim staff, and will be open for tours to showcase its building technology.

“The building at ATMI is really something. It’s probably the most sustainable building that Indonesia has yet seen. We hadn’t originally thought about the connection with our centenary, but it perfectly showcases what Holcim is as we go into our second century: education, sustainable construction and a showcase of our innovative products and services. It will be great way to finish the year’s celebration with that opening in December,” Ginley adds.

With Holcim Indonesia heading from strength to strength, the company is understandably looking to such a development as a marker in its centenary year, but the message is clear: the company is here to stay, and we can look out for many more such milestones over the coming years.

for releasing comes from its construction, with the rest from its electricity needs, air-conditioning and other uses over its lifetime. Reducing that 92 percent is critical, warns Ginley, and as under-standing among developers grows that reducing energy needs can also dramatically reduce building running costs, he sees more of these buildings starting to emerge over the next five years or so.

“Power prices are only going to go one way, up, so the savings over the lifetime will be huge,” he says. “And we think that’s an opportunity to market for our products. We are not going to change the world on our own, but maybe we can help form some partnerships and be a catalyst for change.”

Always Looking to Learn Change is in the DNA of Holcim Indonesia. Its experiences since Holcim entered the country in 2001 by buying PT Semen Cibinong have positioned it to adapt. “The company we were taking over had basically been bankrupted by the Asian Financial crisis. You can imagine the morale levels,” says Ginley.

“We have gone from that position to now, 11 years later, where we have extinguished all of the inherited losses. We have a good brand built, and we have a very solid and expanding business. We are building the first greenfield cement plant in 20 years at Tuban, East Java, and we plan to be starting to build Tuban 2 before we finish building Tuban 1. That’s a US$500 million investment for the first, and several million more for the second.

“We’re also expanding our footprint in terms of sales and service outside Java. Who is going to run all of this when we double in size? Where do you find people? You have to grow them yourself.”

Perjalanan Menuju Abad Baru

Mencoba untuk memperkirakan perkembangan apa yang dapat terjadi dalam satu abad mendatang, khususnya dalam dunia yang bergerak begitu cepat saat ini, mungkin suatu hal yang tidak mungkin. Namun Eamon Ginley, Presiden Direktur Holcim Indonesia, dengan senang hati memperkirakan bahwa Holcim akan terus berada di Indonesia dan tumbuh berkembang.

Ketika berbicara kepada iShare mengenai gambaran langkah-langkah perusahaan berikutnya, ia mengatakan bahwa jelas dua dekade mendatang akan menyaksikan pertumbuhan industri yang eksplosif. Dan Holcim

— yang menguasai 16 persen pangsa pasar setelah Semen Gresik dan Indocement — sudah dari jauh hari bekerja mewujudkan rencananya untuk menghadapi tantangan-tantangan mendatang, terutama yang menyangkut para pelanggan “transformatif” skala besar seperti para pengembang, pembangun perumahan, dan pemerintahan kota yang memiliki kemitraan langsung dengan perusahaan serta menggunakan produknya.

“Di sisi transformasi dari bisnis, ada beberapa tren skala besar yang sedang terjadi,” ujar Ginley. “Salah satunya adalah munculnya kelas menengah di Indonesia. Antara tahun 2012 ini dan 2020, kelas menengah akan tumbuh mencapai 100 juta orang dan ini adalah akibat sekaligus pemicu dari sebuah pertumbuhan ekonomi yang luar biasa. Kecenderungan kedua, yang juga masih berhubungan, adalah tingkat urbanisasi. Angkanya melampaui 50 persen pada tiga atau empat tahun yang lalu dan pada tahun 2020, 67 persen dari orang Indonesia akan hidup dalam lingkungan perkotaan. Hal ini akan membawa dampak yang besar: banyak kota di Indonesia yang kini sedang membangun dan berkembang.

“Akibatnya, dalam sepuluh tahun ke depan, kita akan melihat permintaan akan semen di Indonesia melambung tinggi. Permintaan akan tumbuh dua kali lipat dari segi

Bagaimana Indonesia dapat tetap pada jalurnya untuk dapat masuk dalam jajaran negeri-negeri kaya, apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan

tersebut dan apa peran kita dalam perjalanan ini? Inilah rangkaian pertanyaan yang boleh dikatakan memenuhi benak para pemimpin perusahaan di semua bidang industri. Tetapi, mungkin hanya mereka yang berkecimpung dalam industri konstruksi beserta para pemasok merekalah, yang dapat terlihat jelas membantu Indonesia tumbuh dalam dekade-dekade berikutnya.

Holcim Indonesia, sebagai salah satu cabang dari perusahaan raksasa penghasil semen, beton dan agregat internasional Holcim, memiliki posisi unik yang memung-kinkannya untuk memainkan peran penting dalam alur cerita yang sedang berlangsung. Seraya perusahaan induknya merayakan ulang tahun yang ke-100 (Holcim didirikan 100 tahun lalu dari satu pabrik semen Swiss), cerita yang sebenarnya terletak pada bagaimana Holcim merencanakan untuk 100 tahun berikutnya.

Professional development classes for Holcim employees in the 1990s.Kelas pengembangan profesional bagi karyawan Holcim di tahun 1990-an.

Page 5: Holcim iShare 2012

9iShare | December 20128 iShare | Issue III

Dalam sepuluh tahun ke depan, kita akan melihat permintaan akan semen di Indonesia melambung tinggi. Permintaan akan tumbuh dua kali lipat dari segi volume, dan ini masih perkiraan yang konservatif!

menempatkannya pada posisi yang sempurna untuk menghadapi tantangan-tantangan rumit ini, sekalipun persaingan dalam industri juga memanas.

“Mutu akan sangat menentukan dan secara umum mutu bangunan berskala komersial di sini cukup baik, menurut standar dunia sekalipun. Peraturan bangunan membaik, arsitektur hijau mulai mengakar.

“Indonesia tidak berada di garis depan inovasi bila dibandingkan dengan Singapura, misalnya. Tetapi ia juga tidak berada jauh di belakang. Banyak dari kecenderungan yang kita lihat kini akan bergantung kepada pertumbuhan di dekade berikutnya, dan disinilah perusahaan mul-tinasional dapat membantu — kita memiliki akses ke berbagai teknologi dan inovasi dari seluruh dunia.”

Tetapi, yang paling penting dalam pengembangan produk, adalah mengerti kebutuhan pelanggan. Tidak ada gunanya mengembangkan sebuah produk bila tidak akan ada yang menginginkannya. Pengetahuan dalam memperbaiki pasar adalah salah satu kekuatan kompetitif kami. Produk dan pelayanan yang bernilai tinggi adalah kunci yang sebenarnya. Kita tidak ingin sekedar menjadi yang terbesar dalam pasar Indonesia, tetapi kita ingin memiliki branding yang terkuat dan mampu memberikan sebuah nilai terbaik kepada pelanggan tanpa melupakan profit.”

Dengan melihat rangkaian produk Holcim Indonesia yang ada, Ginley melihat bahwa kecenderungan utama, dan apa yang diminati pasar dalam jangka pendek ini, terletak pada beton berkekuatan tinggi (Duracon), beton dengan tingkat kecairan tinggi untuk pengecoran yang rumit (FloCrete), beton yang cepat mengering untuk pekerjaan jalan (SpeedCrete) dan juga berbagai solusi bagi bangunan hijau seperti beton tembus air (ThruCrete) dan Indoor Climate Solutions (Solusi Iklim Dalam Ruangan) yang akan menggantikan pendingin udara konvensional

volume, dan ini masih perkiraan yang konservatif! Kita berasumsi bahwa PDB (Produk Domestik Bruto) negeri ini dalam 10 tahun kedepan akan berada pada tingkat kurang lebih seperti sepuluh tahun terakhir ini, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 5,6 persen. Kita berasumsi secara konservatif bahwa pertumbuhan akan berada pada kisaran enam persen dalam tahun-tahun mendatang. Dan ada semacam peribahasa yang mengatakan bahwa

‘Tanpa air, tidak akan ada kehidupan; tanpa semen, tidak akan ada pembangunan.’ Jika Indonesia dapat mencapai apa yang ditetapkannya dalam masterplan ekonominya sampai tahun 2025 (MP3EI), pastilah sangat banyak jumlah semen yang akan dibutuhkan!

“Daerah dan kawasan pinggiran akan tumbuh dengan pesat dan hal ini akan mendorong permintaan akan perumahan. Inilah cerita besarnya. Di samping itu, juga akan terdapat banyak pembangunan besar untuk kebutuhan seperti jalur kereta api, pelabuhan, jalan, infrastruktur pertam-bangan, bandar udara bagi daerah-daerah terpencil.”

Berada di atas Kelas Menengah Apakah yang akan dicari jutaan konsumen baru dalam kelas menengah ini, dan di mana Holcim menempatkan diri? “Kelas ini adalah orang-orang yang lebih canggih dalam pemilihan mutu rumah yang mereka inginkan dan bangunan di mana mereka bekerja atau berbelanja, dan karenanya ini juga berarti mereka menginginkan penggunaan beton yang bermutu pula. Dalam konteks ini, kita melihat kecanggihan yang semakin tinggi dalam hal produk dan pelayanan yang diinginkan pengembang serta pembangun infrastruktur. Inovasi seperti beton berkekuatan tinggi menjadi sangat penting bagi kalangan pengembang agar mereka dapat membangun lebih besar dan lebih luas lagi.”

Pengalaman Holcim serta keahlian mendunianya dalam menghasilkan produk serta solusi yang inovatif,

dengan pemanasan atau pendinginan memancar yang melalui pemipaan yang ditanam di dalam beton.

Ginley percaya bahwa mengurangi jejak karbon dari bangunan menjadi semakin penting sebagai alasan untuk mengadopsi teknologi inovatif di sini. Dengan meningkatnya pengertian di antara para pengembang, bahwa mengurangi kebutuhan energi juga akan mengurangi biaya operasi bangunan secara signifikan, Ginley juga melihat bahwa akan lebih banyak bangunan hijau yang akan muncul dalam lima tahun mendatang.

Selalu Ingin Belajar Perubahan telah mendarah daging dalam diri Holcim Indonesia. Pengalamannya sejak memasuki negeri ini di tahun 2001 dengan membeli PT Semen Cibinong, telah membuat Holcim mudah beradaptasi. “Perusahaan yang kami ambil alih pada dasarnya telah dibangkrutkan oleh krisis keuangan Asia di kala itu. Anda bisa membayangkan betapa rendahnya semangat ketika itu,” ujar Ginley.

“Kami telah berhasil, 11 tahun kemudian, melampaui posisi tadi serta sudah berhasil menghilangkan semua warisan kerugian kami. Kami telah membangun citra yang baik, dan memiliki usaha yang sangat kuat serta berkembang. Kami sedang membangun pabrik semen greenfield pertama dalam 20 tahun ini di Tuban, dan kami berencana untuk membangun Tuban 2 bahkan sebelum Tuban 1 selesai. Ini berarti investasi sebesar US$500 juta bagi pabrik pertama dan beberapa juta lagi untuk yang kedua. Kami juga memperluas jangkauan penjualan dan pelayanan kami di luar pulau Jawa. Siapakah yang akan mengelola semua ini, ketika kami sudah tumbuh dua kali lebih besar? Dimanakah orang-orang yang tepat dapat ditemukan? Anda sendirilah yang harus membentuk mereka.”

Mencari pemimpin yang terampil di masa depan, adalah di mana program EVE menonjol. Dalam program ini —

Enterprise-based Vocational Education, atau pendidikan kejuruan berbasis usaha — lulusan sekolah menengah yang memiliki motivasi tinggi serta tinggal di sekitar pabrik Holcim dipilih, dibimbing dan dididik selama tiga tahun agar dapat menjadi teknisi profesional yang handal. Lebih dari 20 sudah dilatih agar dapat bergabung dengan pabrik di Tuban ketika pabrik di Tuban mulai beroperasi di bulan Mei mendatang, dan 45 lagi masih dalam pelatihan, setelah terpilih dari sekitar 3.000 pelamar di area Tuban.

Sebuah contoh nyata lainnya dari dedikasi perusahaan kepada pendidikan, dan yang juga menandai komitmennya terhadap pembangunan yang berkelanjutan, adalah sebuah bangunan universitas yang hampir rampung. Blok ini sedang dibangun di Cikarang dengan menggunakan gabungan teknologi hijau Holcim yang tak pernah digunakan di Indonesia sebelumnya (silahkan lihat hal. 44). Blok bangunan ini akan digunakan untuk melatih siswa, termasuk staf Holcim, dan akan terbuka bagi kunjungan untuk memperlihatkan teknologi bangunan yang digunakan.

“Blok ini benar benar sesuatu yang luar biasa. Mungkin inilah bangunan yang paling berkelanjutan di Indonesia saat ini. Kami sebelumnya tidak memikirkan hubungannya dengan ulang tahun ke-100 kami, tetapi ternyata bangunan ini dapat dengan sempurna mencer-minkan apa sebenarnya Holcim ini, ketika ia memasuki abad keduanya: pendidikan, konstruksi berkelanjutan dan sebuah display dari produk dan pelayanan kami yang inovatif. Peresmiannya di bulan Desember nanti akan merupakan cara yang tepat untuk menutup apa yang kami rayakan tahun ini,” tambah Ginley.

Sebenarnya pesan yang dibawanya juga sangat jelas: Perusahaan akan tetap berada di sini dan kami tentu akan terus mencari tonggak-tonggak bersejarah semacam ini di tahun-tahun mendatang.

iChange Holcim at 100

2006 • In Indonesia, PT Semen Cibinong was renamed PT Holcim Indonesia Tbk. • PT Semen Cibinong diganti namanya menjadi PT Holcim Indonesia Tbk.

2008 • Holcim became the single biggest shareholder of Huaxin Cement Co. Ltd., the group’s strategic partner in China, and now holds a 39.9 percent stake. The following year, it expanded its Australian business through the acquisition of Cemex Australia, now Holcim Australia.• Holcim menjadi pemegang saham terbesar dalam Huaxin Cement Co. Ltd., mitra strategis group ini di Cina, dengan jumlah pemilikan saham sebesar 39,9 persen. Pada tahun berikutnya, Holcim memperluas usahanya di Australia dengan mengakuisisi Cemex Australia, yang kini bernama Holcim Australia.

2012 • What started in 1912 in a small Swiss village is today a global company employing over 80,000 people. Holcim Indonesia employs 2,500 people and produces 8.3 million tonnes of cement a year, operating plants at Narogong, West Java, and Cilacap, Central Java, and a cement grinding station at Ciwandan, Banten. A third cement plant in Tuban, East Java, is scheduled to begin operations in May 2013.

• Apa yang dimulai dari sebuah desa kecil di Swiss pada tahun 1912, kini telah menjadi perusahaan mendunia yang mempekerjakan lebih dari 80.000 orang. Holcim Indonesia sendiri mempekerjakan 2.500 orang dan menghasilkan 8,3 juta ton semen dalam setahunnya dengan berop-erasinya pabrik di Narogong, Jawa Barat dan Cilacap, Jawa tengah, serta pabrik penggilingan semen di Ciwandan, Banten. Pabrik semen ketiga, yang dibangun di Tuban, Jawa Timur, akan mulai beroperasi pada bulan Mei 2013.

Australian icon: A Holcim mixer by Sydney Harbour Bridge.

Ikon Australia: Sebuah mesin pengaduk semen milik

Holcim dibawah Jembatan Sydney Harbour.

Page 6: Holcim iShare 2012

10 iShare | Issue III 11iShare | December 2012

work,” he said at the end of a day that ended suc-cessfully despite beginning in torrential rain.

In July, around 70 Holcim staff from the Cilacap limestone quarry on Nusakambangan Island teamed up with local volunteers to plant the first of 12,000 meter-high mangrove trees along its coast. Nusakam-bangan Island hosts a string of maximum-security

prisons and is thus largely undisturbed by urban development and is home to a number of rare flora and fauna species no longer found on the mainland.

Mangroves are sensitive to disease and pollution and require the right type of soil and environment to thrive. For this project, academics from Central Java’s Jendral Sudirman University helped to supervise the planting. The mangrove seedlings were also temporarily protected by bamboo fences and were regularly inspected by a member of Nusakambangan Quarry’s environmental team for the first three months after planting.

Holcim staffer Widi Handoro, a territory sales officer from Central Java, apparently gained a lot from the volunteering experience. “This has been a very positive experience for me,” Widi said. “It’s teaching everyone about the value of renewing our environment and protecting our natural heritage. I also visited Holcim’s quarry and was impressed with the progress of the post-mining rehabilitation work there. ”

Holcim staff and villagers laying a new concrete path in Nambo, near Holcim’s Narogong plant in January. Above right, helping with a Habitat for Humanity project to build houses for the poor in Karang Tengah, near Sentul, in June; mangrove planting on Nusakambangan Island , Cilacap, in July.

Karyawan Holcim dan penduduk desa bahu membahu membangun jalan beton di Nambo, di dekat pabrik Holcim di Narogong, pada bulan Januari. Di kanan atas, membantu proyek Habitat for Humanity untuk membangun rumah bagi kalangan miskin di Karang Tengah dekat Sentul, pada bulan Juni; Penanaman pohon Bakau di Pulau Nusakambangan di Cilacap di bulan Juli.

How does a company with 90,000 employees spread across 70 countries worldwide celebrate a 100th birthday that both

includes every member of staff and highlights its hard-won reputation for social responsibility?

Holcim’s answer to that question has been to focus squarely on the communities where it operates and to ask its staff to mark its centenary this year by “giving back 100 years’ worth of service” to their neighbors. The key element of the group’s celebrations is its project “Together for Communities,” in which Holcim’s employees work one day for the community. By November, Holcim employees worldwide had clocked up an amazing 192,200 hours volunteering.

Employees worldwide have cleaned rivers and parks, led community activities, raised money for the sick, built paths and playgrounds, held classes for poor children, and refurbished everything from roads to recreation areas.

In Indonesia, by the end of this year, almost all of the 2,500-plus staff here will have taken one working day to get involved and give back to a community in Indonesia. Holcim Indonesia’s volunteering target is focused on providing hands-on assistance for projects in areas around Holcim’s plants, such as Narogong near Bogor, West Java, as well as Karawang, West Java, and Kambangan Island, near the Cilacap factory on Central Java’s south coast.

“To date, we have provided several kilometres of paved roads and paths, cleaned a beach and planted thousands of fruit and mangrove trees and various other activities,” explains Dean Boulding, CSR technical adviser at Holcim Indonesia.

Staff seemed particularly keen to get a start and get their hands dirty in January when 37 employees, led by Holcim President Director Eamon Ginley, headed to Bogor to help convert 600 meters of muddy path running through Nambo village, near the Narogong plant, into a proper concrete road. The project will improve links between the rural communities living near the plant and the local economy and social services.

About 25 villagers eagerly participated, including village head Mad Isad Sukandi. “The road will make a big difference for villagers, many of whom will use it to commute to factories where they

The Centenary Spirit!iCare Community Focus

2012 may be a signature year for Holcim Indonesia, with Together for Communities taking center stage, but corporate

social responsibility (CSR) goes on all year round, covering a vast range of activities, from infrastructure projects and waste management to supporting community education and health initatives and financing local micro-businesses — all within the company’s sustainable development goals. In 2011, Holcim Indonesia invested Rp 8.7 billion in CSR, with funds distributed reaching thousands of individuals.

In Cilacap, for example, Holcim Indonesia supports the Family Empowerment Program, or Posdaya, which gives people training and micro-business loans. Across 19 villages around Cilacap it supports 4,700 people.

Also in Cilacap, Holcim’s community relations team conducted training for business groups on entrepreneurship, credit, food packaging and hygiene, car and motorcycle workshops and waste management.

Holcim Indonesia also assists would-be local entre-preneurs through microfinance institutions (MFIs). In Narogong, it is funding them to begin building their own small businesses. The combined assets of MFIs in Narogong have grown to Rp 5. 2 billion and support almost 3,500 account holders.

Supporting education is another important social responsibility activity for Holcim Indonesia. In 2011, more than 1,370 new educational scholarships were given to high-scoring but under-privileged students in Narogong and Cilacap. The students range from primary to senior high-school level and are selected by their respective village offices.

In Narogong and Cilacap, as well as Maloko and Tuban, vocational training in entrepre-neurship, farming, sewing, printing, crafting, composting, English language lessons and food processing reached 892 people.

Holcim’s infrastructure program includes water management for communities, schools and roads. Over the past three years, it has brought a better water supply to almost 1,000 families across Java. In addition to the wells and piping, the Holcim community relations team educates villagers about maintenance and covers operational costs.

Helping the Environment Come First

Environmental sustainability is a key factor both in Holcim’s business strategy and its CSR. It means managing natural resources responsibly, limiting damage to the environment, climate and ecosystem, and educating the construction sector about sustainable design.

Among major issues for the industry is waste management, something in which Holcim has built special expertise. Geocycle is a business unit of Holcim dedicated to processing industrial waste, while Holcim recycles increasing amounts of materials for use in cement. Recycling extends also to materials such as plastic and paper, which are collected from different plants and given to community waste collectors who can generate a small income by recycling these materials themselves.

Taking CSR Seriously

Page 7: Holcim iShare 2012

12 iShare | Issue III 13iShare | December 2012

Semangat 100 Tahun!

Bagaimanakah sebuah perusahaan dengan 90.000 karyawan di 70 negara didunia merayakan hari jadi yang ke-100 dengan

mengikutsertakan segenap sambil tetap mengedepankan reputasi yang telah diraih dengan susah payah demi tanggung jawab sosial?

Jawaban Holcim adalah dengan memusatkan perhatian sepenuhnya kepada Masyarakat di sekitar area operasional Holcim dan dengan melibatkan para karyawannya untuk merayakan hari jadinya yang ke-100 ini dengan “memberikan kembali dengan pelayanan yang bernilai 100 tahun” kepada masyarakat di sekitar. Elemen kunci dari perayaan ini adalah program yang diberi nama “Bersama Untuk Masyarakat” di mana setiap karyawan Holcim mendedikasikan satu hari kerja untuk satu lingkungan masyarakat. Sampai bulan Nopember, karyawan Holcim di seluruh dunia telah menyumbangkan 192,200 jam kerja untuk program sukarela ini.

Para karyawan di seluruh dunia membersih-kan sungai dan taman, memimpin kegiatan masyarakat, mencari dana untuk yang sakit, membangun jalan dan tempat bermain, mengajari

anak kaum papa serta memperbaiki berbagai fasilitas dari jalan sampai kedaerah rekreasi.

Di Indonesia, hingga akhir tahun ini, hampir seluruh karyawan yang berjumlah 2.500an orang, telah menyumbangkan satu hari kerja penuh kepada komunitas mereka masing-masing. Proyek sukarelawan Holcim Indonesia difokuskan kepada pemberian bantuan bagi proyek-proyek pembangunan di lingkungan sekitar pabrik-pabrik Holcim, seperti di Narogong dan Karawang, keduanya di Jawa Barat, serta di Pulau Nusakambangan dekat pabrik Cilacap di pantai selatan Jawa Tengah.

“Sampai sekarang, kami telah membangun beberapa kilometer jalan dan jalan setapak, membersihkan sebuah pantai dan menanam ribuan pohon buah dan bakau serta mengadakan berbagai macam kegiatan lainnya,” seru Dean Boulding, Manager Tanggung Jawab Sosial Holcim Indonesia.

Para karyawan juga nampaknya tak segan berkotor-kotor ketika di bulan Januari, 37 orang di antara mereka yang dipimpin oleh Presdir Eamon Ginley, menuju Bogor untuk mengubah sebuah jalan setapak

berlumpur sepanjang 600 meter yang melalui desa Nambo, di dekat Batching Plant Narogong, menjadi sebuah jalan beton yang memadai. Proyek ini memperbaiki fasilitas perhubungan antara masyarakat desa di sekitar pabrik, perekonomian lokal serta pelayanan sosial. Sekitar 25 penduduk desa ikut membantu dengan penuh semangat, termasuk kepala desanya, Pak Mad Isad Sukandi.

“Jalan ini akan membawa perubahan besar bagi para penduduk desa, dan banyak diantara mereka yang akan menggunakannya untuk pulang pergi dari pabrik tempat mereka bekerja,” dikatakannya setelah berhasil mengakhiri pekerjaan tersebut dalam sehari walaupun hujan deras yang menerpa.

Pada bulan Juli, sekitar 70 karyawan Holcim dari tambang batu kapur Cilacap di Pulau Nusakamban-gan, bekerja sama dengan sukarelawan setempat, menanam pohon-pohon bakau pertama dari sekitar 12.000 pohon bakau setinggi satu meter yang diperuntukkan untuk ditanam di sepanjang pantai. Pulau Nusakambangan merupakan tempat bagi sejumlah rumah tahanan dengan tingkat keamanan tinggi sehingga tidak terlalu tersentuh oleh pembangunan perkotaan. Pulau ini juga merupakan habitat bagi beberapa jenis fauna yang sudah tidak lagi dapat dijumpai di daratan serta memiliki beberapa jenis flora yang langka.

Pohon bakau sendiri sangat peka terhadap penyakit dan polusi serta memerlukan jenis tanah dan lingkungan yang tepat untuk dapat berkembang baik. Untuk proyek ini, akademisi dari Universitas Jenderal Sudirman di Jawa Tengah membantu mengawasi kegiatan penanaman. Bibit-bibit bakau juga diberikan pengamanan sementara dengan pagar bambu dan secara berkala diperiksa oleh anggota tim lingkungan dari tambang Nusakambangan selama tiga bulan pertama.

Widi Handoro, seorang staff penjualan Holcim dari Jawa Tengah, nampaknya telah belajar banyak dari pengalamannya menjadi sukarelawan.”Hal ini telah memberikan pengalaman yang sangat positif bagi saya,” ujar Widi. “Semua orang diajari bagaimana memperbarui lingkungan serta melindungi warisan alam kita. Saya juga mengunjungi tambang Holcim dan terkesan oleh kemajuan pekerjaan paska-penambangan di sana.”

2012 mungkin tahun yang berarti bagi Holcim Indonesia, dengan Together for Communities sebagai kegiatan utamanya.

Tetapi sebenarnya, corporate social responsibility (CSR/ Tanggung Jawab Sosial) perusahaan berlanjut sepanjang tahun dan melingkupi rangkaian kegiatan yang sangat beragam. Diantara kegiatan tersebut termasuk proyek infrastruktur dan pengelolaan sampah hingga membantu pendidikan masyarakat, inisiatif kesehatan serta pembiayaan bagi usaha mikro setempat. Semua ini merupakan bagian dari tujuan pembangunan berkelanjutan perusahaan. Di tahun 2011, Holcim Indonesia mengeluarkan Rp 8.7 miliar untuk kegiatan CSRnya.

Sebagai contohnya di Cilacap, Holcim Indonesia mendukung program pemberdayaan keluarga, atau Posdaya, dengan memberikan pelatihan serta pinjaman bagi usaha mikro. Program ini membantu 4.700 orang di 19 desa disekitar Cilacap. Masih di Cilacap, tim community relations (hubungan masyarakat) Holcim memberikan pelatihan untuk kelompok usaha mengenai kewirausahaan, kredit, pembungkusan makanan serta kebersihan, pelatihan kerja dalam bidang mobil dan motor, serta pengelolaan sampah.

Holcim Indonesia juga membantu komunitas wirausaha dengan lembaga keuangan mikro (MFI). Di Narogong, lembaga ini membantu membiayai mereka untuk memulai usaha kecil mereka sendiri. Aset keseluruhan MFI yang ada di Narogong, telah tumbuh mencapai Rp 5,2 miliar dan melayani hampir 3,500 nasabah.

Mendukung pendidikan adalah salah satu tanggung jawab sosial yang penting bagi Holcim Indonesia. Di tahun 2011, lebih dari 1.370 beasiswa baru telah diberikan kepada murid berprestasi dari kalangan miskin di Narogong dan Cilacap. Di Narogong dan Cilacap, maupun di Maloko dan Tuban, pelatihan kejuruan dalam bidang wirausaha, pertanian, menjahit, percetakan, kerajinan, pembuatan kompos, pelajaran Bahasa Inggris serta pengolahan makanan, telah menjangkau 892 orang.

Program infrastruktur Holcim mencakup pengelolaan air untuk masyarakat umum, sekolah serta jalan. Dalam tiga tahun terakhir ini, program ini telah menghasilkan sumber air bersih bagi hampir 1.000 keluarga di Jawa. Disamping sumur dan pemipaan, tim community relations juga mendidik penduduk desa dalam pemeliharaan dan juga menanggung biaya operasinya.

Membantu Lingkungan Adalah Prioritas

Lingkungan yang berkelanjutan merupakan faktor kunci dalam strategi usaha Holcim maupun bagi program CSRnya. Hal ini berarti mengelola sumber daya alam secara bertanggung jawab, membatasi kerusakan lingkungan, iklim dan ekosistem, dan mendidik sektor konstruksi mengenai rancangan-rancangan yang berkelanjutan.

Diantara topik utama dalam industri ini, terdapat masalah pengelolaan sampah, dimana Holcim telah membangun keahlian khususnya. Geocycle adalah unit usaha Holcim yang bergerak dalam pengolahan sampah industri, sedangkan Holcim juga semakin banyak mendaur ulang bahan dalam proses pembuatan semennya. Daur ulang juga mencakup bahan seperti plastik dan kertas, yang dikumpulkan dari berbagai pabriknya dan diberikan kepada komunitas pemulung yang dapat memperoleh sedikit penghasilan dengan mendaur ulang bahan-bahan tersebut secara mandiri.

Serius Dalam Pengamalan CSR

Left, 70 Holcim staff from the Cilacap quarry on Nusakambangan Island teamed up with local volunteers to plant mangrove trees along its coast.Above right, helping Habitat for Humanity build houses for the needy in Karang Tengah, near Sentul, in June.Below right, President Director Eamon Ginley gets his feet dirty helping to lay a concrete path for villagers in Nambo village near Holcim’s Naragong plant, Bogor, in January.

Kiri, 70 karyawan Holcim dari quarry Cilacap di Pulau Nusakambangan bekerja sama dengan tenaga sukarelawan setempat untuk menanam pohon Bakau di sepanjang pantai.Di kanan atas, membantu Habitat for Humanity membangun rumah untuk masyarakat yang tidak mampu di Karang Tengah, di dekat Sentul, di bulan Juni.Di kiri bawah, Presdir Eamon Ginley berkotor ria membantu membangun jalan beton bagi penduduk desa di Nambo, di dekat pabrik Holcim di Narogong, Bogor, pada bulan Januari.

iCare Fokus Komunitas

Page 8: Holcim iShare 2012

15iShare | December 201214 iShare | Issue III

iBuzz Holcim Awards

Inspiring Indonesia

Left, the design team celebrates one of the community structures.Above, the simple community structures brought villagers together to contribute in both planning and construction.

Tim disainer bersuka cita di depan salah satu struktur komunitas. Atas, struktur komunitas yang sederhana mengikutsertakan warga desa untuk ikut berkontribusi dalam perencanaan dan pembangunan.

The design for the school maximizes green space. Buildings are spaced apart, and thre is emphasis on recycling and sustainable features.

Rancangan untuk sekolah menonjolkan ruang hijau. Bangunan dibuat terpisah dan menekankan fungsi daur ulang dan keberlanjutannya.

uses architecture as a vehicle to educate villagers about their surroundings. The project has already made an impact in its debut villages of Cepogo and Ngargorejo in Central and Bongkok in West Java with a series of public buildings and covered spaces.

“A major element of the project is the rebuilding of the community spirit of gotong royong, a social value that has been embedded in Indonesian culture and society for generations, said Yandi. “The ultimate achievement of the project is not the physical space but the formation of communal values and spirit to strive for a better future.”

Involving locals in the planning and erection of new buildings promotes the positive feeling that the community can take more control over its built environment. Afterwards, it is left with a place for people to gather and a center for activity.All buildings use materials sourced locally, and the design is tailored to be appropriate for the area and to suit the community’s needs. The process is cheap, efficient and educational and can easily be modified to suit any budget.

Every three years, the Holcim Foundation launches a worldwide competition to find the best sustainable building projects, designs and technologies. In

the 2011 cycle, three very different projects in Indonesia were recognized as outstanding and held up as an inspiration for architects, engineers and urban planners.

The judges awarded an Acknowledgement Prize to a social-minded community structure project, an eco-friendly design for an inclusive rural school and a futuristic plan to reimagine Jakarta’s sprawling and often unsanitary kampungs. Here we celebrate the three award-winners.

Community Structures in Cepogo, Ngargorejo and Bongkok Villages As the saying goes, give a man a fish and you feed him for a day, but teach him to fish and you feed him for a lifetime. The lesson applies to many scenarios in life, and University of Indonesia architect and lecturer Yandi Andri Yatmo and his team have used it to help equip Indonesians in rural villages with planning and construc-tion skills. The project, titled “Community Structure to Encourage Social Cohesion and Development,”

Socially Integrated Rural School, Sukoharjo, Central Java Nature is the simple driving force behind the “Sekolah Alam Al-Firdaus” project in Surakarta, Central Java. A design for a school where children, besides studying, can engage with their community and acquire practical skills, it will specifically integrate a respect for nature into the curriculum and offer education in sustainable farming, agriculture and hydroponics.

“I am inspired by nature, the natural process trying to stabilize itself. So many natural processes are exemplary and should be mimicked by humans. Such as the natural process of recycling water and air: we are scaling it and applying that process here. It will be a lesson for future generations,” says architect Dian Ariffianto Budi Susilo of Deesign+Handmade. “I really hope that the children, in daily life, can grow

and learn to love nature and help try to conserve the environment. This project will encourage children to appreciate nature and the environment. ”

Surrounded by rice farms, the long, thin school site allows only 5 percent of its space for school buildings, leaving an area dedicated for natural education. The buildings are low-cost and low-energy and built using local materials — including bricks made on-site. The most visually arresting design feature, and one that symbolizes this project, are vertical gardens that line the walls. Plants are integrated into the façades, there for children to see, touch and learn about, as well as providing shade and aiding natural ventilation.

The design also boasts an on-site market where villagers and farmers can sell and trade their produce.

“We teach how our own behavior and respect for the environment affects nature, which is a legacy to future generations. When nature is managed responsibly, we can be sure that it will be there for the next generation to enjoy nature’s beauty,” says Dian.

The Holcim Foundation in Switzerland has held the Holcim Awards for Sustainable Construction competition since 2004, offering a total of US$2 million in prize money per three-year cycle.

The competition covers finished buildings and civil engineering works; landscape, urban design and infrastructure projects; and materials, products and construction technologies. It calls for design concepts

with innovative ideas on sustainable building and that address environmental, socioeconomic or cultural issues either at a regional or global level.

The third International Holcim Awards attracted more than 6,000 entries for sustainable construc-tion projects to be built in 146 countries when the competition opened in early 2011. The competition, as usual, started regionally, with entries divided into

Europe, North America, Latin America, Africa Middle East and Asia Pacific. Projects receiving gold, silver or bronze awards at this level automatically qualified to be considered in the Global Holcim Awards 2012.

Independent juries pay particular attention to architectural quality, and the projects’ environmental performance, social responsibility and economic efficiency, referring to Holcim’s “target issues” for

sustainable construction. These are: • Progress: Innovation and transferability; • People: Ethical standards and social equity; • Planet: Environmental quality and resource efficiency; • Prosperity: Economic performance and compatibility; • Proficiency: Contextual and aesthetic impact.

For award details, how to enter and winning entries, see www. holcimawards. org

A Guide to the Holcim Awards

What the Judges Said

“A well-elaborated pedagogic concept introduces the idea of a low-tech but detailed design project that serves as an impetus for community building. The orchestrated and moderated process becomes more and more independent and empowers the local community. ”

What the Judges Said

“Visionary rethinking of merging density with simplicity. This balancing act is well resolved on a structural and a contextual level. The selection of materials including concrete, bamboo and reclaimed wood and well-elaborated design of the buildings go hand in hand with the school’s pedagogic framework. ”

Page 9: Holcim iShare 2012

17iShare | December 201216 iShare | Issue III

Jakarta Bersih: Vertical Informal Settlement and Waste Recycling Center, Jakarta Providing housing for poor communities is a challenge that cities in developing countries face, and the sprawling metropolis of Jakarta is no exception. Poor infrastructure and public services and a lack of urban planning are evident along with the effects: poverty, pollution, traffic and frequent flooding.

To tackle some of these issues, a group of young Dutch and Portuguese architects and designers (from Nunc Architects, Plataan Architectural Design and Bentes Architecture) have tried to reimagine swathes of the city’s low-rise, shanty kampungs as layered, vertical blocks. They propose four standard types:

• A basic, high-rise neighborhood kampung; • A tollway kampung, built above and around highways; • A river-filter kampung, on stilts above waterways; • An industrial-zone kampung to exploit factory land.

The Jakarta Bersih (Clean Jakarta) project envisions open-framework multi-layered blocks to which inhabitants can add, building and furnishing their own homes. The structures have dedicated ground-level space for food stalls and markets, and include other services offered as part of the informal kampung economy such as schools, mosques, health posts and recreational space, helping to promote a strong sense of community. The multi-layered design reduces land use, allowing areas of traditional kampung to be reused as green space.

Integrated waste processing factories serve a dual purpose: they accommodate scavengers who earn a living in collecting and processing waste while also providing bio-gas via composting-processes of organic waste. Rainwater basins on the roofs harvest water.

Jakarta Bersih won first prize in a Dutch competition organised by the International Architecture Biennale Rotterdam in collaboration with the Indonesian Institute of Architects in 2009, praised for being both sensitive and sensible toward Jakarta’s poor, explains architect Tanja van der Laan. The team was inspired to develop the concept further after receiving positive feedback while in Jakarta to receive their prize.

They presented Jakarta Bersih to students and profes-sionals in Jakarta in 2010 along with government and World Bank representatives. “These talks led to the next phase, aiming to get a feasibility study granted. Pilot sites were picked along Kali Muara Anke and the plans developed further in the next months,” says Tanja.

“We remain in close touch with the World Bank still, trying to get endorsement in every possible way. The main target is to implement our project into one of the running programs within the government . . . At this moment the government is assembling teams that will organize and co-ordinate resettlement programs along the river. We aim to run a pilot project with one of the communities that need to be resettled within the next year. ”

iBuzz Holcim Awards

What the Judges Said

“An innovative approach. It does not deny migration of the poor but addresses it in a proactive manner that accepts its specific dynamics. The structures provide a necessary framework that safeguards basic human require-ments but leaves that flexibility, which is essential for economic migrants. ”

Inspirasi IndonesiaThe architects’ models for a typical high-rise vertical kampung (above) and a “river-filter” kampung on stilts (left).

Left, the buildings are integrated into the life of the village. Below, University of Indonesia architecture lecturers Yandi Andri Yatmo and Paramita Atmodiwirjo recieve their prize.

Kiri, bangunan terintegrasi kedalam kehidupan desa. Bawah, dosen Arsitektur Universitas Indonesia, Yandri Andri Yatmo dan Paramita Atmodirwirjo, menerima penghargaan mereka.

Model arsitek untuk sebuah kampung vertikal bertingkat tinggi (atas) dan sebuah kampung “penyaring sungai” yang dibangun sebagai rumah panggung (kiri).

Setiap tiga tahun, Holcim Foundation mengadakan kompetisi global untuk memperoleh proyek bangunan, rancangan dan teknologi terbaik

yang berkelanjutan. Di tahun 2011, tiga proyek yang berbeda di Indonesia diakui sebagai proyek yang luar biasa dan dianggap sebagai inspirasi bagi kalangan arsitek, insinyur dan perencana kota.

Dewan juri memberikan Acknowledgment Prize kepada sebuah proyek struktur komunitas yang berorientasi sosial, sebuah rancangan yang ramah lingkungan untuk sebuah sekolah di daerah rural dan sebuah rencana futuristik untuk menata ulang kampung-kampung di Jakarta yang semrawut dan tidak memlliki sanitari yang baik. Inilah ketiga pemenang penghargaan ini.

Bangunan Masyarakat dalam Desa Cepogo, Ngargorejo dan Bongkok Seperti kata peribahasa, berikan seseorang seekor ikan, dan Anda hanya memberinya makan untuk satu hari saja. Tetapi beri ia sebuah pancing dan Anda memberinya makan untuk seumur hidupnya. Pelajaran yang dapat ditarik dari peribahasa ini dapat diterapkan kepada berbagai skenario dalam hidup ini dan arsitek serta dosen Universitas Indonesia, Yandi Andri Yatmo beserta timnya menggunakannya untuk membantu melengkapi sebuah desa di Indonesia dengan kemampuan membuat rencana dan membangun.

Berjudul “Bangunan Masyarakat untuk Menunjang Pembangunan dan Kekerabatan Warga” proyek ini menggunakan arsitektur sebagai wahana untuk mendidik orang didesa mengenai lingkungan mereka. Proyek ini telah memberikan dampak kepada desa percontohan Cepogo dan Nargorejo di Jawa Tengah dan Bongkok di Jawa Barat dengan serangkaian bangunan umum dan ruang tertutup.

“Sebuah elemen penting dari proyek ini adalah pembangunan kembali semangat gotong royong masyarakat, sebuah nilai sosial yang tertanam mendalam dalam budaya dan masyarakat Indonesia selama bergenerasi,” seru Yandi. “Pencapaian penting proyek ini bukanlah ruang fisik tetapi terbentuknya nilai masyarakat dan semangat untuk memperjuang-kan masa depan yang lebih baik.” Dengan mengikut sertakan warga setempat dalam merencanakan dan membangun sarana baru mendorong perasaan positif bahwa masyarakat dapat menguasai dengan lebih baik,lingkungan yang dibangunnya. Setelah itu, hasilnya adalah sebuah tempat bagi berkumpulnya masyarakat dan sebagai sebuah pusat kegiatan.

Semua bangunan menggunakan bahan baku setempat dan rancangan dibuat selaras dengan daerahnya dan memenuhi kebutuhan masyarakat di sana. Proses ini murah, efisien, mendidik dan mudah disesuaikan dengan dana yang dimiliki.

Apa yang Dikatakan Dewan Juri

“Sebuah konsep yang berhubungan dengan pendidikan, dikolaborasikan dengan baik dengan memperkenalkan gagasan rancangan proyek dengan teknologi sederhana namun mendetil, berperan sebagai daya penggerak bagi sebuah bangunan masyarakat. Proses yang diatur dan dimoderasi dengan baik menjadi semakin mandiri dan memberdaya-kan masyarakat setempat.”

Page 10: Holcim iShare 2012

19iShare | December 201218 iShare | Issue III

Dikelilingi oleh sawah, sekolah dengan bangunan memanjang dan ramping ini hanya menggunakan lima persen dari ruangnya untuk sekolah dan selebihnya diperuntukkan bagi pendidikan alami. Bangunannya hemat energi dan biaya dan dibangun dengan bahan baku setempat, termasuk yang dibuat di tempat.

Elemen rancangan yang paling menonjol dan menjadi ciri proyek ini, adalah taman vertikal yang memenuhi dinding. Tanaman terintegrasi kedalam tampilan dinding luar dan dapat disentuh dan dipelajari oleh anak anak, sekaligus memberikan naungan bayangan dan ventilasi alami.

Rancangan ini juga memiliki pasar di mana para warga desa dan petani dapat memperjual belikan hasil pertanian atau produksi mereka. “Kami mengajari bagaimana sikap dan hormat kita terhadap lingkungan mempengaruhi alam yang merupakan warisan yang harus diturunkan kepada generasi yang akan datang. Ketika alam dikelola dengan bertanggung jawab, kita dapat memastikan bahwa alam tersebut tetap akan ada untuk generasi-generasi berikutnya sehingga mereka dapat pula menikmati keindahannya,” ujar Dian.

Sekolah yang Secara Sosial Terintegrasi dengan Baik di Daerah, Sukoharjo, Jawa Tengah Alam adalah kekuatan penggerak sederhana di belakang proyek “Sekolah Alam Al-Firdaus” di Surakarta, Jawa Tengah. Sebuah rancangan sekolah di mana anak anak, selain belajar, juga dapat ber-interaksi dengan masyarakatnya dan memperoleh ketrampilan praktis. Proyek ini sekaligus mendorong apresiasi kepada alam dalam kurikulumnya dan menawarkan pendidikan dalam bertani, berternak dan penggunaan teknik hydroponics yang berkelanjutan.

“Saya terinspirasi oleh alam, proses alami yang mencoba menstabilkan dirinya sendiri. Banyak proses alami ini merupakan contoh yang baik dan seharusnya ditiru oleh manusia. Contohnya proses alami daur air dan udara. Kami menerepkan skala dan menerapkan proses itu di sini. Ini kan merupakan pelajaran bagi generasi-generasi berikutnya,” ujar arsitek Dian Ariffianto Budi Susilo dari Deesign+Handmade. “Saya sangat berharap bahwa anak-anak dalam keseharian mereka dapat tumbuh dan belajar untuk mencintai lingkungan serta membantu usaha melestarikan lingkungan. Proyek ini akan mendorong anak-anak untuk lebih menghargai alam dan lingkungan. ”

iBuzz Holcim Awards

Holcim Foundation di Swiss telah mengadakan Holcim Awards untuk Konstruksi Berkelanjutan (Sustainable Construction) sejak tahun 2004, dan memberikan hadiah total senilai US$2 juta untuk setiap siklus tiga tahunan. Kompetisi ini mencakup bangunan jadi serta pekerjaan teknik sipil, lansekap, rancang kota dan proyek infrastruktur kota, serta bahan, produk dan teknologi konstruksi. Kompetisi ini membutuhkan konsep rancangan dengan ide-ide inovatif mengenai

bangunan berkelanjutan dan yang juga dapat menjawab isu-isu lingkungan, sosial ekonomi serta budaya baik pada tingkat regional atau global.

Holcim Awards tingkat internasional yang ketiga ini, mengikutsertakan lebih dari 6.000 proyek konstruksi berkelanjutan yang harus dibangun di 146 negara di mana Holcim Awards ini dibuka di awal tahun 2011. Seperti biasanya, kompetisi dimulai pada tingkat

regional dengan peserta dibagi kedalam kawasan Eropa, Amerika Utara, Amerika Latin, Afrika, Timur Tengah,dan Asia Pasifik. Proyek-proyek penerima penghargaan emas, perak dan tembaga pada tingkatan ini otomatis dapat mengikuti Holcim Awards Global 2012.

Para juri independen memberikan perhatian lebih terutama pada mutu arsitektural, kinerja lingkungan proyek tersebut, tanggung jawab sosial serta efisiensi

ekonomisnya, dengan mengacu kepada kriteria Holcim untuk sebuah konstruksi yang berkelanjutan. Kriteria ini adalah: Kemajuan (inovasi dan daya transfernya); Manusia (standar etis dan kesetaraan sosial); Bumi (mutu lingkungan serta efisiensi sumber daya); Kemakmuran (kinerja ekonomi dan kesesuaian); Kecakapan (dampak kontekstual serta estetik).

Untuk rincian, silahkan melihat www. holcimawards.org.

Pedoman Holcim Awards

Apa yang Dikatakan Dewan Juri

“Sebuah pemikiran ulang yang visionaris dengan memadukan kepadatan dengan kesederhanaan. Tindakan yang seimbang ini dipecahkan dalam level struktural dan kontekstual. Pemilihan bahan baku yang meliputi beton, bambu dan kayu bekas serta rancangan selaras dengan konsep pendidikan sekolah tersebut.”

Apa yang Dikatakan Dewan Juri

“Sebuah pendekatan yang inovatif. Proyek ini tidak meniadakan migrasi orang miskin tetapi sebaliknya menanganinya secara proaktif dan merangkul dinamikanya yang khas. Strukturnya memberikan kerangka yang diperlukan untuk menjaga kebutuhan manusia yang mendasar, tetapi juga memungkin-kan fleksibilitas, sesuatu yang sangat mendasar bagi para migran tersebut.”

The school is divided into zones, and includes a space for a community market, vertical gardens and cropland.Below, project architect Dian Ariffianto Budi Susilo receives his award from Holcim Indonesia CEO Eamon Ginley.

Sekolah terbagi ke dalam beberapa wilayah, termasuk ruang untuk pasar, kebun vertikal dan tanah untuk lahan pertanian. Bawah, Dian Arifianto Budi Susilo, sebagai arsitek kepala proyek, menerima penghargaan dari CEO Holcim Indonesia, Eamon Ginley.

Above, the architects’ model for an industrial kampung.Above left, the Jakarta Bersih team pick up their award. Atas, model yang digunakan arsitek untuk sebuah kampung industry. Kiri atas, tim Jakarta Bersih menerima penghargaan mereka.

Jakarta Bersih: Hunian Informal Vertikal dan Pusat Daur Ulang Sampah, Jakarta Menyediakan perumahan bagi masyarakat miskin merupakan tantangan yang dihadapi negara negara berkembang, dan Jakarta juga tidak luput dari hal ini. Infrastrukur dan pelayanan umum yang buruk, serta kurangnya perencanaan kota nampak dengan jelas dan akibatnya adalah kemiskinan, polusi, kemacetan serta banjir.

Untuk menangani beberapa masalah tersebut, sekelompok arsitek dan perancang muda dari Belanda dan Portugal (dari Nunc Architects, Plataan Architectural Design dan Bentes Architecture) mencoba membayang-kan kampung-kampung perkotaan yang kumuh dan horizontal ini menjadi serangkaian blok vertikal yang bertingkat. Mereka mengusulkan empat jenis blok dasar:

• Sebuah lingkungan kampung bertingkat yang tinggi; • Kampung yang dibangun di atas atau di sekitar jalan raya; • Sebuah kampung penyaring sungai, yang dibangun di atas panggung di atas sungai;

• Sebuah perkampungan di kawasan industri yang memanfaatan lahan pabrik.

Proyek Jakarta Bersih mengandalkan blok-blok yang berangka terbuka serta berlapis-lapis yang dapat diperluas, dibangun dan diisi oleh para warganya sendiri sebagai rumah mereka. Strukturnya memiliki ruang di lantai dasar yang khusus diperuntukkan bagi lapak makanan dan pasar serta melingkupi pula berbagai pelayanan yang biasanya tersedia pada sektor ekonomi informal sebuah kampung, seperti halnya sekolah, mesjid, puskesmas serta ruang rekreasi. Hal ini akan membantu membangun ikatan masyarakat yang kuat. Rancangan yang berlapis banyak ini juga mengurangi kebutuhan akan tanah dan memungkinkan pemanfaatan kampung tradisional sebagai ruang hijau.

Fasilitas pengolahan sampah terpadu juga berfungsi ganda: mengakomodasikan para pemulung yang dapat

mencari mata pencaharian dengan mengumpulkan dan mengolah sampah sementara juga menghasilkan biogas melalui proses pengelolaan sampah organik. Tangki-tangki air hujan di atas atap juga menampung air.

Jakarta Bersih memenangi hadiah pertama dalam sebuah perlombaan di Belanda yang diadakan oleh International Architecture Biennale Rotterdam bekerja sama dengan Lembaga Arsitek Indonesia di tahun 2009. Proyek ini dipuji karena sensitif dan peka terhadap kaum miskin di Jakarta, kata arsitek Tanja van der Laan. Tim ini juga terinspirasi untuk mengembangkan konsep lebih jauh lagi setelah menerima masukan balik yang positif ketika berada di Jakarta untuk menerima penghargaan tersebut.

Mereka mempersembahkan Jakarta Bersih kepada mahasiswa serta para profesional di Jakarta di tahun 2010, dan juga kepada pemerintah dan wakil Bank Dunia. “Pembicaraan-pembicaraan ini mengarahkan kepada tahap selanjutnya, yang ditujukan untuk memperoleh izin mengadakan studi kelayakan. Lokasi lokasi contoh ditentukan disepanjang kali Muara Angke dan rencana tersebut dikembangkan lebih lanjut di bulan-bulan berikutnya,” seru Tanja.

Page 11: Holcim iShare 2012

21iShare | December 201220 iShare | Issue III

Holcim Wins Top Spot at Green Industry Awards

Holcim Indonesia’s environmental record received a boost at the start of this year when the Industry Ministry presented it with its top award for Overall Environmental Business Performance at the Green Industry Awards 2011, the second year running that Holcim has won. Manufacturing Director Lilik Unggul received the award from President Susilo Bambang Yudhoyono at the Presidential Palace on January 5 (pictured).

The award recognised the efforts that Holcim has made in rehabilitating old quarries, especially the work with the Bogor University of Agriculture to rehabilitate its former Cibadak Quarry and turn it into an educational forest.

“Along with our Gold and Green PROPER ratings, this trophy from the ministry is further evidence that the government understands the depth of Holcim Indonesia’s environmen-tal efforts,” Lilik said. “Holcim is committed to creating new green initiatives thanks

to our concern for health, safety and the environment, which is an integral part of our corporate values and our strategy. ”

Holcim Teratas dalam Penghargaan Industri Hijau

Prestasi lingkungan Holcim Indonesia mendapatkan dorongan besar pada awal tahun ini ketika Kementerian Perindustrian memberikan penghargaan tertingginya untuk Capaian Bisnis Lingkungan Menyeluruh dalam Penghargaan Industri Hijau 2012nya. Inilah kedua kalinya secara berturut-turut Holcim memenangkan penghargaan tersebut.

Holcim juga merupakan satu-satunya perusahaan yang menerima penghargaan bergengsi ini dalam dua tahun berturut-turut.Direktur Manufaktur Holcim Indonesia Lilik Unggul menerima penghargaan tersebut langsung dari President Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Kepresi-denan pada tanggal 5 Januari (gambar).

Penghargaan ini merupakan pengakuan kepada usaha Holcim dalam merehabilitasi tambang terbuka, terutama kerjasamanya dengan Institut Pertanian Bogor dalam merehabilitasi bekas tambang terbukanya di Cibadak dan menyulapnya menjadi sebuah hutan pendidikan. “Bersama peringkat Emas dan Hijau PROPER kami, penghargaan dari kementerian ini merupakan bukti lebih lanjut bahwa pemerintah mengakui betapa seriusnya Holcim Indonesia dalam bidang lingkungan,” ujar Lilik.

“Komitmen Holcim dalam menciptakan inisiatif Hijau tercermint dari perhatian kami kepada kesehatan, keselamatan dan lingkungan. Semua ini merupakan bagian tak terpisahkan dari nilai dan strategi perusahaan kami.”

iBuzz News in Brief | Berita Singkat

Expanding Presence in Sumatra

New cement silos and packing plants in Perawang and Dumai will further expand Holcim’s company’s presence in Sumatra. The Perawang facility was inaugurated on February 21 with a silo opening in Dumai a day later. Each silo can store 2,000 tons and the packing plants have a capacity of 120 tons per hour. They supply cement to their local areas as well as Pekanbaru, Minas, Kandis and Perawang.

Civil Engineering Superintendent Jatmiko Kurniawan, who oversaw construction of both silos, said their design was meant to minimize

the impact on the local communities. “The silos are equipped with dust control equipment to ensure no pollution comes from our site, and we’ve also planted trees and bushes around site perimeters,” Jatmiko said.

The sites also provided permanent employment for local workers, Jatmiko said, meaning it had extra support from the community. “The operation of the two new silos enhances our facilities in Sumatra. We want to provide the best service to the community and this is how we get closer to our customers. ”

Memperluas Kehadiran di Pulau Sumatra

Silo semen serta pabrik pengepakan yang baru di Perawang dan Dumai akan menegaskan kembali kehadiran Holcim di Sumatra. Fasilitas di Perawang dibuka pada tanggal 21 Februari dan sehari kemudian diresmikan pula silo di Dumai. Setiap silo dapat menyimpan 2.000 ton dan pabrik pengepakannya mempunyai kapasitas 120 ton per jamnya. Mereka mampu menyalurkan semen ke daerah setempat hingga ke Pekanbaru, Minas, Kandis dan Perawang.

Jatmiko Kurniawan, seorang pengawas pekerjaan sipil yang mengawasi pembangunan kedua silo tersebut, mengatakan bahwa rancangannya

dibuat untuk meminimkan dampak pada komunitas setempat. “Silo ini dilengkapi dengan peralatan penyaring debu untuk memastikan bahwa tidak ada polusi yang berasal dari tempat kami, dan kami juga telah menanam pohon dan semak disekeliling lokasi,” ujar Jatmiko.

Fasilitas baru ini juga memberikan pekerjaan bagi tenaga kerja setempat, kata Jatmiko, dan ini berarti dukungan tambahan dari masyarakat di sana. “Pengoperasian kedua silo baru itu menambah fasilitas kami di Sumatra. Kami ingin memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dan inilah cara kami mendekati para pelanggan kami.”

The new silos opened in Dumai. each silo can hold up to 2,000 tons of cement.

Silo semen terbaru diresmikan di Dumai di bulan Februari. Masing-masing silo dapat menyimpan sampai 2.000 ton semen.

Holcim Named Most Admired Company

Efforts to win over customers on quality and service are paying off. Also in January, Holcim was named the Most Admired Company operating in the Indonesian property sector in an extensive survey by Fortune Indonesia magazine.

The awards chose 20 of the best Indonesian companies across a range of industries, with 30,000 randomly chosen respondents asked to name companies with the best management quality; quality of a product or service; innovation; long-term investment; financial position; the ability to attract, keep and develop talented people; intelligent use of assets; and effectiveness in the global business environment.

Corporate Secretary and Legal Affairs Director Jannus Hutapea received the award for Holcim. “This shows that people are really starting to take notice of our brand and the work we’re doing. Not

just delivering to shareholders, but the things we’re doing out in the community,” Jannus said. “This survey is very important because it asked people to come up with the names of companies they respected by themselves; there was no multiple-choice involved, so they answered Holcim essentially without any prompting. ”

Holcim Sebagai Peruhasaan Yang Paling Dikagumi

Usaha kami untuk menarik pelanggan dengan mutu dan pelayanan mulai berhasil. Di bulan Januari, majalah Fortune Indonesia menobatkan Holcim sebagai Perusahaan Yang Paling Dikagumi yang beroperasi dalam sektor properti Indonesia.

Fortune Indonesia memilih 20 perusahaan terbaik di negeri ini, dengan menanyai 30.000 responden yang dipilih secara acak. Mereka diminta untuk menyebutkan sebuah perusahaan dengan mutu

terbaik dalam pengelolaan, produksi dan pelayanan, inovasi, investasi jangka panjang, dan posisi keuangan. Perusahaan juga harus memiliki kemampuan untuk menarik, menjaga serta mengem-bangkan orang-orang berbakat, menggunakan aset secara pintar dan efektif dalam lingkungan bisnis global.

Adalah Jannus Hutapea, Sekretaris Korporasi dan Direktur Urusan Hukum, yang menerima penghargaan tersebut untuk Holcim.

“Ini menunjukkan bahwa orang benar-benar mulai memberikan perhatian kepada merek kami serta apa yang kami kerjakan. Tidak saja apa yang kami hasilkan bagi para pemegang saham, tetapi juga apa yang kami lakukan dalam masyarakat,” Jannus mengatakan.

“Penelitian ini sangat penting karena ia meminta orang memberikan nama perusahaan yang mereka hormati. Bukan pilihan ganda, jadi pada dasarnya, mereka menjawab Holcim tanpa dipaksa.”

A Model Supply Chain

Holcim recently demonstrated its commitment to sustainability when it was judged as having the best supply chain among Indonesian companies at the Sustainable Business Awards Indonesia in May. The win was a tribute to Holcim’s policy of managing every detail of the supply chain. The awards were organized by Business for the Environment, the leading global platform for dialogue and partnership solutions for the environment.

Mata Rantai Persediaan Terbaik

Holcim Indonesia baru-baru ini memperlihatkan komitmennya untuk keberlanjutan ketika ia dianggap sebagai perusahaan Indonesia dengan mata rantai penyediaan yang terbaik oleh Sustainable Business Awards Indonesia di bulan Mei. Kemenangan tersebut memberikan pengakuan atas kebijakan Holcim dalam mengelola tiap segi mata rantai penyediaan. Penghargaan diberikan oleh Business for the Environment, sebuah platform terkemuka dunia untuk dialog dan solusi kemitraan lingkungan. Mitra kerjanya termasuk Kamar Dagang dan Industri (Kadin).

Page 12: Holcim iShare 2012

22 iShare | Issue III 23iShare | December 2012

Solusi Rumah Store and Ready Mix Now in Bali

For the first time, two unique Holcim products are now in Bali, with February seeing the launch of a franchised Ready Mix Concrete plant and the island’s first Solusi Rumah store.

With more than 30 years in the business as a construction materials supplier, contractor and in retail, Nyoman Yudhiawan (Yudhi) is excited about the new batching plant he runs with son-in-law Leonard Liaw. The third franchise in Indonesia, the batching plant can produce up to 60m3/hour of ready-mixed concrete.

With six full-size trucks and two Mini-Mix units, Leonard says they expect to serve markets in Denpasar, Kuta, Gianyar, and Nusa Dua. They are also ready to supply several large infrastructure projects in the area. “We’re the first to market here with the Mini-Mix units, which means we can reach where other people can’t go,” Yudhi says. “Our customers also like the easy payment terms offered by CIMB Niaga, and we’re already getting a substantial amount of orders. ”

Meanwhile, in Gapura, near Ubud mountain resort, Bali’s first Solusi Rumah and Concrete Product Manufacturer (CPM) store was also launched in February. Welcoming his existing customers at the CPM launch, 39-year-old Made Aryawan, nicknamed Kadek, has expanded a thriving building supplies shop into a Solusi Rumah outlet.

While he has long helped wealthy expatriates build houses in the Ubud area, Kadek says Solusi Rumah will broaden his market. “A lot of my friends want to build a good quality and affordable house in Bali, but they couldn’t

iBuzz News in Brief | Berita Singkat

Three Stars for Achievement

Holcim Indonesia won three more awards in June, one for cement quality, one for all-round corporate excellence and one recognizing its corporate social responsibility (CSR) work.

Firstly, Holcim received a certificate of excellence in the cement category of the annual Corporate Image Awards run by Frontier Consultants and Bloomberg Businessweek. It is the second year running that Holcim has received the award.

Secondly, the Ministry for Co-operatives and Small and Medium Enterprises awarded the company a “Certificate of Recognition” for its CSR activities promoting neighborhood micro-businesses at Narogong and Cilacap (see page 11).

Finally, consumers in the special province of Yogyakarta chose Holcim’s Serba Guna as their favorite cement brand, according to an independent survey performed by the Jogja Best Brand Index. It was the first time that Holcim has won in the annual survey.

Tiga Bintang untuk Pencapaian

Holcim Indonesia juga berhasil memenangkan tiga penghargaan lainnya pada bulan Juni. Satu untuk mutu semen, satu lagi untuk keunggulan bisnis umum, dan satu lagi mengakui pencapaian CSR kami.

Pertama, Holcim menerima sertifikat keunggulan untuk kategori semen dari Corporate Image Awards , sebuah penghargaan tahunan yang diadakan oleh Frontier Consultants dan Bloomberg Businessweek. Ini adalah tahun kedua berturut-turut Holcim menerima penghargaan ini.

Kedua, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah memberikan penghargaan kepada perusahaan dalam bentuk “Sertifikat Pengakuan” bagi kegiatan CSR dalam mempromosikan usaha mikro di daerah Narogong dan Cilacap (lihat hal. 13).

Terakhir, sebuah survei independent yang dilalukan Jogja Best Brand Index memperli-hatkan bahwa pelanggan di daerah khusus Yogyakarta memilih Serba Guna, sebuah produk Holcim, sebagai merek semen favorit mereka. Inilah pertama kalinya Holcim memenangkan survei tahunan ini.

Leonard, Yudhi and family at the new batching plant.

Leonard, Yudhi dan keluarga di pabrik pencampuran semen yang baru.

Kadek with his staff inside his newly transformed Solusi Rumah shop in Gapura.

Kadek dengan karyawannya di toko Solusi Rumah barunya di Gapura.

until now. People on Bali are only just realizing how efficient Solusi Rumah materials are. This is the way forward: I strongly believe that. ”

Gerai Solusi Rumah dan Ready Mix Kini Ada di Bali

Untuk pertama kalinya, Bali kini memiliki dua produk unik Holcim. Pada bulan Februari waralaba pembuat beton ready mix dan juga gerai Solusi Rumah pertama di pulau tersebut diresmikan.

Dengan pengalaman menyalurkan bahan bangunan, menyediakan jasa kontraktor dan perdagangan selama lebih dari 30 tahun, Nyoman Yudhiawan (Yudhi) dan menantunya, Leonard Liaw, sangat

bersemangat mengelola pabrik betonnya. Sebagai waralaba ketiga yang beroperasi di Indonesia, pabrik tersebut dapat menghasilkan sampai 60 m3 beton siap pakai per jamnya.

Dengan truk ukuran besar dan dua unit truk MiniMix, truk pengaduk beton berukuran sepertiga truk pengaduk beton reguler, Leonard berharap dapat melayani pasaran di Denpasar, Kuta, Gianyar dan Nusa Dua. Perusahaan juga siap menyuplai beberapa proyek infrastruktur besar di daerah tersebut.

“Kami yang pertama memasuki pasar di sini (dengan truk MiniMix) dan ini juga berarti kita dapat meraih daerah yang tak dapat dicapai oleh yang lainnya,” ujar Yudhi. “Pelanggan kami juga menyukai cara pembayaran kami yang mudah melalui CIMB Niaga dan kami telah menerima sejumlah order yang cukup besar.”

Sementara itu di Gapura, tidak jauh dari daerah peristirahatan pegunungan di Ubud, Solusi Rumah dan juga gerai Concrete Product Manufacturer (CPM) yang pertama dibuka di bulan Februari. Dengan menyambut langganannya pada pembukaan CPM, Made Aryawan yang berusia 39 tahun dan kerap dipanggil Kadek ini, telah mampu mengubah sebuah toko bahan bangunan yang ramai menjadi sebuah gerai Solusi Rumah. Kadek yang telah lama membantu orang kaya asing dalam membangun rumah mereka di daerah Ubud, mengatakan bahwa Solusi Rumah akan dapat memperluas pasarnya. “Banyak kawan saya ingin membangun rumah dengan mutu baik dan harga terjangkau di Bali. Tetapi sampai sekarang belum kesampaian. Orang di Bali kini baru mulai menyadari bagaimana efisiennya bahan bangunan Solusi Rumah. Ini adalah cara maju ke depan dan saya sangat percaya akan hal ini.”

Eyes on the Floor

Jakarta hosts Asia’s premier showcase for best practice in concrete flooring on December 13 with a demonstration of industry-leading solutions.

Holcim Indonesia is helping to organize the event in conjunction with Concrete Floors Asia, a consortium of companies aiming to bring new information and expertise to organizations involved in the design, construction and delivery of concrete floors as well as floor owners and operators. Applications include commercial such as car parks and retail spaces, high-rise units, public spaces, factories and warehouses, civil projects such as power stations and decorative and polished concrete finishes.

The demonstration castings and a seminar series will be in Pulogadung, East Jakarta. For details, see www.concretefloorsasia.com.

Melirik Lantai

Jakarta menjadi tuan rumah ajang terkemuka di Asia bagi praktek-praktek terbaik yang berhubungan dengan lantai beton pada tanggal 13 Desember, dengan menyajikan rangkaian solusi lantai beton terkemuka dalam industri ini.

Holcim Indonesia juga turut berpartisipasi dalam acara yang diselenggarakan oleh Concrete Floors Asia. Acara ini merupakan sebuah konsorsium perusahaan yang bertujuan memberikan informasi dan keahlian baru kepada organisasi-organisasi yang berkecimpung dalam bidang rancangan, konstruksi serta penyediaan lantai beton dan juga kepada para pemilik dan operator. Beberapa aplikasi komersial yang dipamerkan termasuk didalamnya, untuk sarana perparkiran, ruang penjualan, bangunan bertingkat tinggi, ruang publik, pabrik dan gudang, dan proyek umum seperti pembangkit tenaga listrik serta finishing beton yang dekoratif atau halus.

Demonstrasinya serta rangkaian seminar diadakan di Pulogadung,

di Jakarta Timur. Untuk detail lebih lanjut, silahkan

mengunjungi www.concretefloors

asia.com.

Page 13: Holcim iShare 2012

24 iShare | Issue III 25iShare | December 2012

Aanswers

1. b) 330,000 m3.

2. c) Its reflectiveness. Concrete is among the materials causing the “heat island effect,” where cities are hotter due to the concrete soaking up warmth from the sun. Many are now using lighter concrete to reflect heat back into the atmosphere and keep the city cool.

3. Cement, aggregate and water.

4. a) Ancient Rome, about 2,100 years ago (although the earlier Egyptians are known to have used types of mortar).

5. It was similar in color to limestone quarried near the Isle of Portland in southern England.

6. b) Animal blood.

7. a) Three Gorges Dam.

8. b) 1913

9. a) 1,145

Jawaban

1. b) 330.000 m3.

2. c) Kadar pantulannya. Beton adalah salah satu bahan yang menyebabkan “efek pulau panas (heat island effect,)” dimana kota menjadi lebih panas karena beton menyerap panas matahari. Banyak orang kini menggunakan beton yang lebih ringan untuk memantulkan panas kembali keatmosfer dan menjaga kota tetap sejuk.

3. Semen, agregat dan air.

4. a) Romawi Kuno, sekitar 2.100 tahun yang lalu(walaupun bangsa Mesir sebelumnya sudah diketahui menggunakan beberap jenis adukan).

5. Karenw warnanya menyerupai tambang batu kapur dekat pulau Portland diselatan Inggris.

6. b) Darah binatang.

7. a) Bendungan Tiga Ngarai (Three Gorges Dam).

8. b) 1913

9. a) 1,145

5 Jenis semen yang paling umum adalah semen Portland, yang pertama kali digunakan di tahun

1820-an. Dari manakah nama jenis semen ini berasal?

6Di daerah beriklim dingin dimana beton seringkali membeku, semen pada masa kini seringkali dibuat

tahan beku dengan menambahkan gelembung udara kedalamnya. Apakah yang ditambahkan bangsa Romawi kedalam semen untuk memperoleh ketahanan ini? a) Putih telur b) Darah binatang c) Madu

7 Jumlah beton terbanyak yang pernah digunakan untuk sebuah proyek sipil adalah 16 juta meter

kubik. Proyek apakah itu? a) Bendungan Tiga Ngarai (Three Gorges) di Cina b) Bendungan Itaipu di Brazil c) Bendungan Hoover di Amerika Serikat

6 In cold climates where concrete often freezes, it is made durable by “entraining,” or adding air bubbles.

What did the Romans add to concrete to do this? a) Egg whites b) Animal blood c) Honey

7 The largest amount of concrete ever used for a single civil engineering project was an estimated

16 million cubic meters. What was the project? a) Three Gorges Dam, China b) Itaipu Dam, Brazil c) Hoover Dam, US

1The world’s tallest structure is the Burj Khalifa in Dubai, at 829 meters. It is primarily

constructed of specially reinforced concrete. How much was needed to build the tower? a) 33,000 m3 b) 330,000 m3 c) 3,300,000 m3

2 Albedo is increasingly important for concrete used in urban settings. What does it

measure? a) How high its tensile stength is b) How much air content it has c) How much light it reflects

1 Struktur tertinggi di dunia adalah Burj Khalifa di Dubai, setinggi 829 meter.

Dibangun dengan bahan utama beton bertulang yang khusus. Seberapa banyak beton bertulang yang dibutuhkan untuk membangun menara ini? a) 33.000 m3 b) 330.000 m3 c) 3.300.000 m3

2 Albedo adalah salah satu faktor penting untuk beton yang digunakan di daerah

perkotaan. Apakah yang diukur? a) Seberapa kuat daya rentangnya b) Seberapa banyak kandungan udaranya c) Seberapa banyak cahaya yang dipantulkannya

3Apakah tiga bahan utama dalam membuat beton modern?

4 Kebudayaan kuno manakah yang dipercaya menguasai teknik

konstruksi beton pertama kalinya dan mampu mengatasi keterbatasan bangunan yang menggunakan batu dan

batu bata? a) Romawi Kuno b) Dinasti Qin di China c) Kerajaan Ptolemaic di Mesir

iSmile Intermezzo

Time for Hard Facts!

Biarkan Fakta Berbicara!

To celebrate Holcim’s centenary, here is a fun quiz to see how much you know about the history of cement and concrete. Answers on the right!

3What are the three basic ingredients in modern concrete?

4 Which ancient civilization is commonly believed to have first mastered the art of concrete

construction and became the first to overcome the limitations of building with stone and brick? a) Ancient Rome b) Qin Dynasty China c) The Ptolemaic Kingdom in Egypt

5 The most common type of cement is Portland cement, first mixed in the

1820s. Where did it get its name?

Dalam rangka merayakan ulang tahun ke-100 Holcim, berikut ini adalah permainan tebak-tebakan untuk melihat seberapa jauh Anda mengetahui mengenai sejarah semen dan beton. Jawabannya ada disebelah kanan!

8 The readymix concept — mixing concrete at a central plant and delivering it by truck to the site

— revolutionized the industry. The first ever ready mix load was delivered in Baltimore in the US in what year? a) 1939 b) 1913 c) 1926

9 In 2010, Turkish martial artist Ali Bahçetepe broke the world record for concrete blocks smashed by

hand in 60 seconds. How many did he break? a) 1,145 b) 145 c) 15

8 Konsep readymix — pencampuran beton di pabrik dan kemudian disalurkan dengan

truk ke lokasi — telah mengubah wajah industry. Tahun berapakah terjadi pengiriman ready mix yang pertama kalinya, di Baltimore, Amerika Serikat? a) 1939 b) 1913 c) 1926

9 Pada tahun 2010, Ahli beladiri Turki Ali Bahcetepe berhasil

memecahkan rekor dunia dalam memecahkan sejumlah blok beton dengan tangan dalam 60 detik. Berapa blok beton berhasil dipecahkannya? a) 1,145 b) 145 c) 15

Page 14: Holcim iShare 2012

27

We continue to develop and offer solutions to our customers that not only weigh less, but that also reduce sound or reduce solar heat, and also reduce construction time.

iShare | December 201226

iLearn Innovation in Concrete

iShare | Issue III

Building the FutureInnovation — whether of an idea, method or

product — isn’t easy. Besides creative insight it takes persistence, attention to detail and an

ear tuned to the market’s needs. Holcim is among many companies reinventing and improving on an essentially straightforward product, concrete, but it stands out for its ability to innovate and invests heavily in researching better, greener and more cost-efficient cement and concrete products.

Concrete is second only to water as the most-consumed commodity on the planet by volume, and it is critical to economic development, so Holcim is expanding production to serve rapidly growing demand that is predicted in emerging economies such as Indonesia. Growing population, wealth and demand for infrastructure and housing will provide for continued growth, and Indonesia is set to enjoy annual GDP growth of over six percent until 2020.

It is in ready-mixed concrete that the market-leading products of Holcim Beton, the concrete and aggregates operation of Holcim Indonesia, stand out most visibly. While the country and much of the region may not be in the vanguard of civil engineering innovation, Holcim Indonesia leads the field in ensuring that state-of-the-art solutions are accessible to the local market — 24 hours a day and to stringent international standards.

Holcim Beton has a dedicated research and development arm closely linked to its sales team to create and improve products to customers’ needs. “Our innovative products are unique, and aligned to our vision to provide solutions for our customers,” says

Amron Rodiyan, a Holcim Beton sales manager. “If we say there is no competition that wouldn’t be true, but it would be fair to say we don’t have direct competition as competitors usually just follow us and create product subtitutes.” Among the pioneering solutions Holcim Beton currently offers are:

SpeedCrete: When Time is Money The fast-setting SpeedCrete is one of the newest concrete solutions on the market, introduced in mid-2009 and proving an instant success with road operators and commercial developers, for both of whom time is critical. A unique solution, SpeedCrete ensures that an entire road repair operation can take at most just seven hours, the time allowable for an overnight road closure, and still meet international standards.

“It is mostly used to pave roads, especially for road repairs and maintenance,” says Amron, adding that it has also been used to repair port container terminals. “Our target is to finish work in seven hours

— we start with demolishing the previous concrete, removing and cleaning the site, then we pour the concrete, and then it’s ready to be opened to traffic.”

FloCrete: Fast and Flexible Among other innovative concretes gaining ground in Indonesia is FloCrete, a highly fluid and flexibly applied concrete. Its use has grown rapidly here along with a rise in engineering ambitions and building standards in recent years. Specially selected raw materials and admixtures unique to Holcim give the concrete enhanced fluidity without promoting segregation of aggregates normally found in

highly fluid mixes; this makes it suitable especially for areas of congested concrete reinforcement as well as intricate architectural applications.

It is essentially self-compacting and self-levelling concrete; thanks to its fluidity it can be spread at a faster rate and over longer distances and can flow through narrow spaces and irregular shapes; meanwhile lower pumping pressures and longer pipelines mean the pump must be moved less during pours. It gains strength levels similar to normal concrete, mainly due to a high compaction level; this also means it can be given a smooth, off-shutter finish.

Concrete itself may lack glitter and panache, but it is always underneath, a critical part of any major construction project — perhaps most visibly for Indonesians the vast new supermalls springing up. A recent flagship project for Holcim Indonesia demonstrates this. The bright lights, polished floors and plate glass at a just-opened mall/office/apartments complex in Kuningan, South Jakarta, are supported by Holcim concrete. “We were the sole supplier, and we poured a total of about 180,000 cubic meters, including a lot of FloCrete, which they really needed for its workability,” says Amron.

ThruCrete: Helping Nature Holcim’s innovation strategy has sustainable construc-tion at its core, and is built on a founding ambition of achieving a “triple zero”:

• Zero fossil energy (maximize renewable resources); • Zero emissions (maximize environmental restoration); • Zero waste (maximize recycling).

A shining example of how this environmental concern is realized is ThruCrete, Holcim’s brand of pervious concrete, a highly porous, lightweight material that uses small gradations of aggregate, with no fine aggregates in the mix, letting water drain through it quickly.

In dense urban areas such as Jakarta, standard concrete paving blocks the absorption of water into the ground, contributing to flooding, erosion and the spread of pollution. Pervious concrete, however, allows rainwater to permeate into the ground, it helps reduce storm water flow and pollutant loads. It typically enables between 100 and 350 liters of water a minute to flow through each square meter, as it constitutes about 20 percent open voids. As a result, it not only helps a city reduce the need for storm and flood defenses — a critical issue for the capital city — it also reduces the area of any development (and thus the cost) by reducing the need for elaborate water runoff points and soakaways.

Pervious concrete is still a relatively novel concept in this region, and Holcim recommends special training for those considering pouring it. It is principally targeting residential and commercial developers for foundations and ground-level works such as pedestrian walkways, car parking and paved outdoor spaces. “We are already introducing the product to customers through exhibitions and we have made some mockups in our batching plants and at some potential customers’ sites,” Amron says.

LiteCrete: Less Weight, More Uses The size, weight and other features of aggregates play a crucial role in determining the type and function of a batch of concrete. LiteCrete, for example, is a Holcim product that uses lightweight, coarse aggregates that are low density and cause a porous structure to develop in the concrete.

Thanks to this, LiteCrete not only is much less dense, but has improved thermal properties and is more fire-resistant than normal concrete.“We have already sold LiteCrete to a leading Japanese industrial contractor here for a new car factory in Karawang, West Java,” says Amron.

“LiteCrete is around 25 to 30 percent lighter than normal concrete at about 1,400-1,600 kg/m3 compared to normal concrete at 2,300m3. And we continue to develop and offer solutions to our customers that not only weigh less, but that also reduce noise (such as with an acoustic wall panel) or reduce solar heat, and also reduce construction time by replacing a brick wall with a solid concrete wall with low density,” Amron adds

Holcim’s pervious concrete, ThruCrete, has a distinctive pebbly look as a result of the large aggregate and many voids that allow water to permeate through it. Below, a new mall complex in Kuningan was built with FloCrete.

ThruCrete, beton tembus air inovasi dari Holcim, memiliki penampilan berkerikil yang disebabkan oleh agregat besar yang digunakannya serta banyaknya ruang kosong yang memungkinkan air melaluinya. Bawah, sebuah komplek mal baru di Kuningan dibangun dengan menggunakan FloCrete.

Page 15: Holcim iShare 2012

mengurangi kadar polusinya. Pada dasarnya, ThruCrete memungkinkan 100 hingga 350 liter air melewati 1 m2 beton ini dalam satu menit saja, karenanya seharusnya menutupi 20 persen dari daerah terbuka.

Sebagai hasilnya, solusi beton ini tidak saja membantu kota untuk mengurangi benteng untuk menahan badai dan banjir — sebuah isu yang kritis bagi ibukota — tetapi juga memperkecil luas pembangunan (dan dengan sendirinya biaya) dengan mengurangi perlunya pembangunan sistem pengumpulan dan pembuangan air yang rumit.

ThruCrete juga merupakan konsep yang baru di kawasan ini dan Holcim merekomendasikan pelatihan khusus bagi mereka yang berencana mengecor dengan menggunakan beton jenis ini. ThruCrete pada dasarnya ditujukan bagi pengembang perumahan serta bangunan komersial untuk digunakan sebagai pondasi dan pekerjaan di atas permukaan tanah, seperti jalan bagi pejalan kaki, parkiran mobil dan juga area luar bangunan dengan pengerasan. “Kami sudah memperkenalkan produk ini kepada para pelanggan melalui pameran dan kami juga sudah memiliki beberapa model di tempat pengepakan semen kami dan juga di beberapa lokasi konstruksi pelanggan kami yang potensial,” Amron mengatakan.

LiteCrete: Lebih Ringan, Lebih Banyak Penggunaan Ukuran, berat dan beberapa kekhasan lain dari agregat memainkan peran penting dalam menentukan jenis dan fungsi beton. LiteCrete, sebagai contohnya, merupakan salah satu solusi beton dari Holcim yang menggunakan agregat kasar yang ringan dan memiliki tingkat kepadatan rendah seperti endapan tanah liat dan lumpur yang mengembang, tanah liat atau batu tulis, yang dapat membuat beton memiliki struktur yang berpori.

Karena inilah LiteCrete tidak saja memiliki tingkat kepadatan yang rendah tetapi juga mempunyai sifat hantaran panas yang lebih baik dan lebih tahan api dari beton biasa. “Kami sudah menjual LiteCrete kepada seorang kontraktor industrial terkemuka asal Jepang, sebuah merek mobil Jepang ternama untuk konstruksi pabrik baru mereka di Karawang, Jawa Barat,” ujar Amron.

“LiteCrete sekitar 25 sampai 30 persen lebih ringan dari beton biasa, dengan berat sekitar 1.400-1.600 kg/m3 dibandingkan dengan berat beton biasa, yaitu 2.300 kg/m3. Dan kami terus mengembangkan dan memberikan solusi bagi para pelanggan kami dengan beton yang tidak saja lebih ringan, tetapi juga mengurangi hantaran bunyi (seperti halnya panel dinding akustik), atau mengurangi panas matahari, dan juga mengurangi waktu konstruksi dengan menggantikan dinding batu bata dengan dinding beton solid dengan kepadatan yang rendah.”

Kami terus mengembangkan dan memberikan solusi bagi para pelanggan kami dengan beton yang tidak saja lebih ringan, tetapi juga mengurangi hantaran bunyi atau mengurangi panas matahari.

Membangun Masa DepanInovasi, baik dalam bentuk ide, metode atau produk,

bukanlah sesuatu yang mudah. Selain memerlukan pendalaman yang kreatif, inovasi juga memerlukan

perhatian atas detil serta mengerti kebutuhan pasar dengan baik. Holcim adalah salah satu perusahaan yang selalu menyempurnakan produk-produknya, yang salah satunya adalah beton; dan Holcim juga menonjol dalam kemampuannya untuk berinovasi dan secara serius berin-vestasi dalam pengembangan produk beton dan semen yang lebih baik, lebih hijau serta lebih efisien dalam biaya.

Beton sangat penting bagi pembangunan ekonomi, oleh karena itu Holcim terus memperluas produksinya agar dapat melayani pertumbuhan permintaan yang sangat cepat di negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi tinggi seperti Indonesia. Pertumbuhan penduduk, tingkat kemakmuran serta kebutuhan akan infrastruktur serta perumahan, akan menentukan kelangsungan pertumbuhan ini, dan Indonesia diper-kirakan akan menikmati pertumbuhan Produk Domestik Bruto diatas enam persen sampai dengan 2020.

Dalam bidang beton siap pakai (ready-mixed concrete) inilah, Holcim Beton, sebuah perusahaan Holcim Indonesia di bidang beton dan agregat, dipandang sebagai pemimpin pasar. Holcim Beton terkemuka dalam hal penyediaan solusi beton terkini dengan standard internasional di pasar dalam negeri, yang dapat diakses selama 24 jam sehari.

Holcim Beton memiliki unit penelitian dan pengemban-gan yang erat terhubung dengan tim penjualan yang ada.

“Produk inovatif kami unik dan sesuai dengan visi kami untuk menawarkan solusi kepada pelanggan,” ujar Amron

Rodiyan, salah seorang sales manager penjualan Holcim Beton. Di antara berbagai solusi rintisan yang ditawarkan oleh Holcim Beton terdapat bahan-bahan berikut ini:

SpeedCrete: Ketika Waktu Adalah Uang SpeedCrete adalah salah satu solusi beton dari Holcim yang diperkenalkan di pertengahan tahun 2009. SpeedCrete kemudian menjadi populer di kalangan operator jalan dan pengembang komersial karena bagi keduanya, waktu sangatlah penting. SpeedCrete adalah solusi unik yang dapat memastikan bahwa seluruh pekerjaan perbaikan jalan seluruhnya dapat diselesaikan dalam tujuh jam saja, waktu yang cukup untuk penutupan jalan sementara saat malam, dan sesuai dengan standar internasional.

“SpeedCrete sering digunakan untuk meratakan jalan, terutama dalam perbaikan dan perawatan jalan,” ujar Amron. Ia pun menambahkan bahwa SpeedCrete juga digunakan untuk perbaikan pelabuhan terminal kontainer.

“Target kami adalah menyelesaikan pekerjaan dalam tujuh jam. Kami mulai dengan menghancurkan beton yang ada, memindahkan puing-puingnya dan membersihkan lokasi kemudian kami mulai proses penuangan beton. Setelah itu, jalan tersebut siap untuk dibuka bagi lalu lintas,” serunya.

FloCrete: Cepat dan Fleksibel Di antara beton-beton inovatif yang sedang naik daun di Indonesia adalah FloCrete, solusi inovatif berupa sejenis beton yang memiliki tingkat kecairan tinggi dan kelenturan dalam penggunaannya. Penggunaan beton jenis ini tumbuh dengan cepat seiring dengan makin tingginya ambisi pekerjaan sipil serta standar bangunan

dalam beberapa tahun terakhir. Bahan baku serta bahan campuran yang dipilih secara khusus meningkatkan beton ini menjadi mudah mengalir tanpa mendorong terjadinya pemisahan agregat seperti banyak dijumpai dalam campuran beton yang sangat cair. Hal ini membuat solusi beton ini cocok terutama untuk area konstruksi dengan jaringan besi beton yang rumit dan juga untuk penerapan arsitektural yang mendetil.

Karena tingkat kecairannya, FloCrete dapat memampatkan diri juga meratakan permukaannya sendiri FloCrete juga mampu menyebar dengan tingkat kecepatan yang lebih tinggi dan luas cakupan lebih besar. Selain itu, FloCrete dapat mengalir melalui ruang-ruang sempit dan tak berbentuk. Inovasi Flocrete ini mempunyai kekuatan selevel dengan beton yang normal, terutama karena tingkat pemadatan yang tinggi. Selain itu dengan menggunakan FloCrete juga menghasilkan finishing permukaan yang halus.

Beton selalu berada di bawah permukaan bangunan, bagian penting dari konstruksi utama proyek manapun. Mungkin yang paling terlihat bagi Indonesia adalah banyaknya supermal yang luas yangtumbuh akhir-akhir ini. Sebuah proyek unggulan Holcim, sebuah supermal besar sekaligus perkantoran dan apartemen yang baru di bilangan Kuningan, di Jakarta Selatan, yang memiliki penerangan yang terang benderang, lantai yang dipoles rapi dan panel kaca, sepenuhnya didukung oleh inovasi beton Holcim. “Kami satu-satunya pemasok dan kami mengecor sekitar 180.000 meter kubik beton di supermal tersebut, termasuk penggunaan FloCrete dalam jumlah besar, yang mereka butuhkan untuk kemudahan pengerjaannya,” seru Amron.

ThruCrete: Membantu Alam Strategi inovasi Holcim memiliki prinsip konstruksi berkelanjutan sebagai intinya, dan dibangun di atas dasar keinginan mencapai “triple zero” (tiga angka nol):

• Zero fossil energy (memaksimalkan sumber terbaharukan); • Zero emissions (memaksimalkan perbaikan lingkungan); • Zero waste (memaksimalkan pendauran ulang).Salah satu contoh menonjol bagaimana perhatian terhadap lingkungan seperti ini diwujudkan oleh Holcim, adalah dengan solusi inovatif yang bernama ThruCrete, sejenis beton tembus air yang sangat berpori, ringan dan yang menggunakan agregat yang berukuran kecil dan dapat dilalui air dengan cepat.

Di daerah perkotaan yang padat seperti di Jakarta, penggunaan blok beton standar serta pondasi bangunan mencegah penyerapan air ke dalam tanah, dan hal ini memiliki andil dalam menghasilkan banjir, erosi dan penyebaran polusi. Pervious concrete sebaliknya, dapat meneruskan air ke dalam tanah, mengurangi volume air hujan yang menggenang serta

29iShare | December 201228

iLearn Inovasi dalam Beton

iShare | Issue III

Mall of Indonesia and Bellagio Malls both made use of innovative Holcim conceretes.

Mall of Indonesia dan Bellagio Mall keduanya menggunakan beton inovatif Holcim.

A demonstration showing how LiteCrete floats in water, unlike standard concretes.

Sebuah demonstrasi yang memperlihatkan LiteCrete mengapung diatas air, tidak

seperti halnya beton biasa.

Page 16: Holcim iShare 2012

30 iShare | Issue III

Voices of Experience

iThink Customer Views

31

Typical products by Dusaspun include concrete piping, U-ditches, box girders, railway sleepers and planters.

Produk-produk khas dari Dusaspun meliputi pipa beton, U-ditchan, box girders, bantalan rel kereta api serta bak tanam.

iShare | December 2012

No major infrastructure project is realized through the will of the client alone. Rather, success comes only from assembling a band of expert companies

to provide the raft of specialist products and services. For business owners and project managers, nothing is more important than co-operative, reliable suppliers who are never willing to compromise on quality.

For Holcim, this is a truth long understood, and the company prides itself on service and quality standards second to none. But all companies can promise that: the proof lies in satisfied customers. iShare spoke to two executives who have relied on Holcim and asked their opinion.

Duta Sarana Perkasa As founder, President and CEO of PT Duta Sarana Perkasa (Dusaspun), Irawan Nyoto is in a perfect position to be a judge of quality after 30 years building his business providing pre-cast concrete products for infrastructure products across Indonesia.

Dusaspun, established in 1982, has been using Holcim cement since day one, when the company known as Holcim today was still PT Semen Cibinong. “We never change, we never move. Our belief is that we use one kind of cement and remain stable for as long as Holcim’s management can keep up with us. We are not very demanding — as long as you can deliver the right product for the right price, and on time, whether in good times or bad times, that’s what is important for us.”

Dusaspun uses a breathtaking amount of cement each year, and is steadily increasing its need year by year. For Irawan, reliability of supply and price are essential, but quality is critical — as is Holcim’s reaction when there are concerns.

“Quality is very important for us. In this industry we build our products based on quality and we are known as a market leader, especially in the concrete pipe industry,” says Irawan. “Because of that we are always concerned about quality and we are very sensitive when the charac-teristics of the cement are changed. And they did change, and we told them. We asked them to change back, they immediately responded and made all the changes.

“We have a very stable relationship; we don’t find that we have any problem with Holcim. They always take care of us and take immediate action when we have any kind of problem.”

Dusaspun almost always uses Portland Type I and Type V cements: Type I for general construction products and Type V for products such as sewer pipes or concrete boxes which need to be able to withstand high sulphate levels, usually in any marine structures.

While concrete piping is where the company started its business, and it remains the business’s core product, Dusaspun today produces dozens of different products at its plant near Bogor, from pre-cast concrete boxes to water and septic tanks, girders and pipes for power plants. Dusaspun products are not high-visibility, and not something the general public spends too much time considering, but they are essential to development and basic infrastructure.

Page 17: Holcim iShare 2012

One of the towers at a new power staton at Adipala, being built by China National Technical Import and Export Corporation using Holcim cement.

Salah satu menara pada pembangkit tenaga listrik di Adipala yang sedang dibangun oleh China National Technical Import and Export Corporation dengan menggunakan semen Holcim.

32 iShare | Issue III

Holcim, perhaps alone among Indonesian cement and concrete suppliers in being a truly global company, is the sole supplier of cement for Indonesia’s first supercritical power plant, currently being built by the China National Technical Import and Export Corporation (CNTIC).

A supercritical plant is able to generate more power than a standard coal power plant, explains Luo Yi, deputy manager of the project for CNTIC. A super-critical plant operates at a higher temperature and pressure and is therefore more efficient, resulting in high output but also reduced CO2 emissions.

“Holcim is one of the biggest concrete suppliers in the world, so it enjoys good fame,” says Mr Luo, about why his firm chose Holcim to supply the required 50,000 tons of Portland Type V cement. “Holcim’s Cilacap plant is near the Adipala project and can supply a sufficient amount of concrete, and have it transported easily. Also, Holcim is professional and co-operates smoothly. They also provided the necessary test facilities for the high compressive strength test.” Every batch of concrete made with the Type V sulphate-resistant cement must be tested for its strength and durability.

The 1x660MW coal-fired power plant in Central Java, commissioned by state-owned power supplier PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), is a big step in the Indonesian government’s efforts to increase the country’s electricity capacity to support growth and development.

It is a monumental task being undertaken by the Chinese contractor and its partners. Holcim says it will eventually take a full 300,000 cubic metres of concrete. Construction of a landing jetty alone requires 360 cubic meters alone.

Having started construction in 2011, it will be an impressive achievement if the Adipala project, as it has become known, will be ready for commercial operation on schedule in April 2013, as is expected.

That, of course, depends on whether everything continues to move along smoothly and to schedule, and all project partners, including Holcim, keep up the good work. “We certainly expect that Holcim can maintain quality control, and stick to procedures, from all-round monitoring of the supply of raw materials of concrete to maintaining the good condition of the equipment such as the pumping trucks,” Luo says.

In the late 1980s and the early 1990s Dusaspun provided pipelines for the first major sewer project in Bandung and raw water pipelines for Jakarta. Their products have played a major part in building gutters and barriers, overpasses, malls, apartment buildings, and barriers for marine erosion control. There are thousands of Dusaspun’s porous wells buried in the swampy land underneath Jakarta.

Dusaspun’s latest product innovation is the M-System — walls, floors, stairs, partitions and roofing fit for use in residential and commercial buildings. Each panel is a piece of foam sandwiched between iron mesh and layers of concrete. It’s economical, efficient and versatile, is earthquake resistant and provides insulation so as to reduce dependence on air conditioning.

For Dusaspun and Holcim — buyer and supplier — the relationship builds growth and prosperity for both parties. The relationship is mutual. “Holcim has always been very kind to us … we are one of their biggest customers outside their own group, we are a very important customer to them and we always know we have a supplier.”

China National Technical Import and Export Corporation Reputation matters, particularly in today’s hyper-competitive globalised business world, and no more so than when you’re choosing partners and suppliers to construct a new “supercritical” power plant.

33iShare | December 2012

We have a very stable relationship; we don’t find that we have any problem with Holcim. They always take care of us.

Suara Sang Ahli

iThink Customer Views

A computer model of the new Adipala power station, due to go into service next year.

Sebuah model komputer dari pembangkit tenaga listrik yang baru di Adipala yang

dijadwalkan akan mulai beroperasi tahun depan.

T idak ada proyek infrastruktur yang terwujud hanya dengan kemauan pelanggan semata. Keberhasilan datang dari kemampuan

menghimpun beberapa perusahaan yang ahli untuk menghasilkan serangkaian produk dan jasa tertentu.

Bagi pemilik usaha dan pengelola proyek, tidak ada hal yang lebih penting daripada penyalur barang dan jasa yang dapat diandalkan, dapat bekerja sama tetapi juga tidak akan berkompromi dalam hal mutu.

Bagi Holcim, ini adalah kebenaran yang sudah lama disadari, dan perusahaan bangga atas kemampuannya memberikan pelayanan dan standar mutu yang tak tertandingi.

Banyak perusahaan dapat menjanjikan hal yang sama, tetapi bukti keunggulannya terletak pada puas tidaknya para pelanggannya. iShare berbicara dengan dua eksekutif yang telah lama mengandalkan Holcim dan menanyakan pendapat mereka.

Page 18: Holcim iShare 2012

34 iShare | Issue III

tetapi Dusaspun sekarang juga menghasilkan belasan produk di pabriknya di Bogor, dari kotak beton pra-cetak, sampai kepada tangki air dan tangki septik, balok serta pipa untuk pembangkit tenaga listrik.

Produk Dusaspun tidak memiliki visibilitas tinggi dan bukan juga produk yang biasanya harus dipertimbangkan oleh masyarakat umum, tetapi produknya penting sekali bagi pembangunan dan insfrastruktur dasar.

Di akhir tahun 1980an, dan awal tahun 1990an, Dusaspun menyediakan jaringan pemipaan bagi proyek saluran got besar pertama di Bandung serta pipa untuk air baku bagi Jakarta. Produk in memainkan peranan dalam pembangunan saluran dan penghalang, jalan layang,mal, apartemen serta bata beton untuk pengendalian erosi air laut. Ribuan sumur berpori buatan Dusaspun dibenamkan dalam lapisan tanah berawa yang berada di bawah Jakarta.

Produk inovasi Dusaspun yang terakhir adalah M-System — dinding, lantai, tangga, partisi dan bahan atap yang tepat bagi bangunan hunian maupun komersial. Tiap panelnya berupa busa yang diapit anyaman kawat serta berlapis-lapis beton. Produk ini ekonomis, efisien dan multiguna, tahan gempa dan memberikan insulasi yang dapat mengurangi ketergantungan pada alat pendingin.

Bagi Dusaspun dan Holcim — pembeli serta penyedia — hubungan mereka menghasilkan pertumbuhan dan kesejahteraan bagi kedua belah pihak. Hubungan ini bersifat saling membantu.

“Holcim selalu baik sekali terhadap kami … kami merupakan salah satu dari pelanggan mereka yang terbesar di luar kelompok mereka sendiri, kami merupakan pelanggan penting bagi mereka dan kami selalu tahu bahwa kamipun memiliki penyalur.”

China National Technical Import and Export Corporation (Korporasi Nasional Cina untuk Impor dan Ekspor Teknis) Reputasi sangat berarti, terutama dalam dunia usaha global dengan persaingan yang sangat tajam, dan lebih lagi berarti ketika Anda memilih mitra dan penyalur untuk membangun sebuah pembangkit tenaga listrik baru yang superkritikal.

Holcim, mungkin satu-satunya diantara penghasil dan penyalur semen di Indonesia yang benar-benar

Duta Sarana Perkasa Irawan Nyoto, sebagai pendiri, presiden direktur dan sekaligus CEO dari PT Duta Sarana Perkasa (Dusaspun), berada dalam posisi yang tepat untuk dapat memberikan penilaian atas mutu, setelah selama 30 tahun lamanya ia membangun usahanya menyediakan produk beton pra-cetak untuk infrastruktur di seluruh Indonesia.

Dusaspun, yang berdiri tahun 1982, telah menggunakan semen Holcim dari awal, ketika perusahaan yang kini dikenal sebagai Holcim ini masih bernama PT Semen Cibinong. “Kami tidak pernah berubah, kami tidak pernah bergerak. Kami percaya bahwa kita menggunakan satu jenis semen saja dan penggunaan ini akan terus stabil selama pengelola Holcim dapat melayani kami. Kami tidak terlalu menuntut. Selama produk yang tepat dengan harga yang tepat pula dapat disalurkan dengan tepat waktu disaat baik maupun buruk, itulah yang penting bagi kami.”

Kami dapat mengatakan bahwa jumlah semen yang digunakan Dusaspun luar biasa dan bertambah setiap tahunnya. Bagi Irawan, keandalan persediaan dan harga adalah vital, tetapi mutu sangat penting — seperti halnya respon Holcim bilamana terdapat keluhan. “Mutu sangat penting bagi kami. Dalam industri ini, kami membangun produk berdasarkan mutu dan kami dikenal sebagai pemimpin pasar, terutama dalam industri pipa beton,” ujar Irawan. “Karena itu, kami selalu berkepentingan dengan mutu dan kami sangat peka ketika sifat khas semen berubah. Dan memang sifat khas semen ini pernah berubah dan kami memberitahu mereka. Kami meminta mereka untuk mengembalikan sifat khas tersebut dan mereka pun langsung memberikan solusi dan melakukan perubahan yang diperlukan.

“Kami memiliki hubungan yang sangat stabil. Kami tidak memiliki masalah apapun dengan Holcim. Mereka selalu melayani kami dan selalu segera memberi solusi ketika kami memiliki masalah apapun.”

Dusaspun hampir selalu menggunakan semen Portland Tipe I dan V: Tipe I untuk produk konstruksi umum dan Tipe V untuk produk seperti pipa saluran pembuangan atau box girders yang harus dapat mengatasi kadar sulfat yang tinggi, yang biasanya digunakan pada struktur dalam laut.

Pipa beton memang produk awal perusahaan ini dan sampai kini masih menjadi produk inti perusahaan,

iThink Pandangan Pelanggan

35

Kami memiliki hubungan yang sangat stabil. Mereka selalu melayani kami dan selalu memberikan solusi segera ketika kami memiliki masalah apapun.

iShare | December 2012

dan mampu membangkitkan lebih banyak tenaga daripada pembangkit standar bertenaga batu bara. Sebuah pembangkit yang supercritical beroperasi pada suhu dan tekanan yang lebih tinggi dan karenanya lebih efisien dan menghasilkan tidak saja hasil energi yang lebih besar serta emisi CO2 yang lebih rendah.

“Holcim adalah salah satu penyalur semen terbesar di dunia, jadi, dia sudah memiliki nama baik,” ujar Luo, ketika ditanyai mengapa memilih Holcim untuk menyediakan 50,000 ton semen Portland Tipe V yang diperlukan. “Pabrik Holcim di Cilacap tak jauh dari proyek Adipala dan dapat menyalurkan jumlah semen yang memadai seta dapat mengangkutnya dengan mudah pula. Holcim juga berlaku profesional dan bekerja sama dengan baik. Mereka juga memberikan fasilitas pengujian yang diperlukan untuk pengujian kekuatan kompresi tingkat tinggi.” Tiap satuan beton Portland Tipe V yang tahan sulfur harus diuji kekuatan dan ketahanannya.

Pembangkit tenaga listrik sebesar 1x660MW berbahan bakar batu bara di Jawa Tengah ini, dipesan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan merupakan salah satu langkah pemerintah yang penting dalam usahanya menambah kapasitas daya listrik agar dapat menunjang pertumbuhan dan pembangunan.

Ini adalah proyek yang luar biasa besar yang dikerjakan oleh kontraktor dari Cina ini beserta mitranya. Holcim memperkirakan proyek ini akan memakan 300,000 meter kubik semen sementara pembangunan dermaga pelabuhannya sendiri juga akan membutuhkan 360 meter kubik beton.

Mengawali pembangunannya di tahun 2011 pembangkit ini akan menjadi pencapaian yang luar biasa bila proyek Adipala ini, seperti kini lebih dikenal, siap beroperasi sesuai dengan jadwalnya di bulan April 2013.

Hal ini, tentu saja, akan bergantung kepada apakah semua dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan jadwal serta semua mitra proyek, termasuk Holcim, dalam meneruskan kerja terbaiknya. “Kami tentu mengharapkan bahwa Holcim dapat menjaga kontrol mutunya dan tetap menuruti prosedur, dari monitoring menyeluruh atas penyediaan bahan baku bagi semen hingga mempertahankan kondisi peralatan seperti truk pemompa dengan baik,” ujar Luo.

Construction begins on one of the central structures of the Adipala power station. As the plant is beside the coast, Holcim had to supply the cement for massive X-Blocks as a sea defence.

Dusaspun CEO Irawan Nyoto places great importance on his company’s relationship with Holcim.

Dimulainya konstruksi salah satu struktur sentral pembangkit tenaga listrik Adipala. Karena pembangkit ini berada dekat pantai, Holcim harus menyediakan semen untuk pembuatan Blok berbentuk X yang sangat besar sebagai pertahanan terhadap hempasan laut.

CEO Dusaspun Irawan Nyoto memandang hubungan perusahaannya dengan Holcim sebagai sesuatu yang sangat penting.

merupakan perusahaan yang global. Iapun penyalur tunggal semen untuk pembangkit tenaga listrik Indonesia pertama yang superkritikal dan sedang dibangun oleh China National Technical Import and Export Corporation (CNTIC).

Sebuah pembangkit yang supercritical, ujar Bapak Luo Yi, wakil manajer proyek dari CNTIC, lebih efisien

Page 19: Holcim iShare 2012

37iShare | Issue III

iDream Megaprojects

A World-Class PartnerThere were fireworks, confetti and sighs of relief

back in October 2010 when the giant tunnel-borer nicknamed Sissi broke through the base of the

Swiss Alps to join two halves of a world-record tunnel.

Part of the AlpTransit rail line connecting passengers and freight through Switzerland to European high-speed rail networks, the Gotthard Base Tunnel is a project of extremes: at 57 kilometers, it is the world’s longest tunnel system and the world’s deepest railway development. It will cost up to US$10 billion and won’t be ready until 2016, but it will help allow

trains travelling at 250km/h to cut journey times between Milan and Zurich by 90 minutes, easing

traffic congestion and boosting trade while preserving the Alps’ pristine environment.

One north and one south tunnel 40 meters apart plus 176 emergency cross-passages bring the system’s total length to almost 152km, for

which 28 million metric tons of rock had to be excavated. Holcim’s

role is to provide 1. 3 million cubic meters of high-tech integrated

ready-mix concrete (RMX), a tailored solution using

excavated rubble as aggregate for the concrete.

Holcim is also providing the cement required for one 6km section of the tunnel. Additives and a tailored formulation ensure that the materials used are durable for centuries to come.

To overcome the logistical challenge of delivering wet cement on time up to 30km along the tunnel network, Holcim installed bespoke RMX plants in Faido and Bodio towns, and designed special RMX rail cars.

Pada bulan Oktober 2010, mata bor raksasa penggali terowongan, yang diberi julukan Sissi, akhirnya berhasil menembus dinding di

kaki pegunungan Alpen di Swiss. Pencapaian yang akhirnya berhasil menghubungkan kedua sisi dari terowongan terpanjang ini, segera disambut dengan kembang api, konfeti dan juga helaan nafas lega.

Bagian dari jalur kereta api AlpTransit, yang menghubungkan penumpang maupun barang melalui Swiss menuju kawasan Eropa ini adalah sebuah proyek yang luar biasa. Dengan panjang 57 kilometer, terowongan ini adalah yang terpanjang di dunia sekaligus proyek perkeretaapian yang terdalam. Proyek ini diperkirakan akan memakan biaya US$10 miliar dan tidak akan siap seluruhnya sampai tahun 2016. Terowongan ini diperkirakan akan memungkinkan kereta api bergerak dengan kecepatan 250 kilometer per jam dan dengan demikian dapat memotong waktu perjalanan antara Milan dan Zurich hingga 90 menit.

Terowongan bagian utara dan selatan yang dipisahkan jarak sejuah 40 meter ditambah dengan 176 perpotongan jalur lintasan darurat di antara keduanya, jika dijumlahkan panjangnya mencapai hampir 152 kilometer. Dibutuhkan sekitar 28 miliar ton metrik bebatuan untuk mewujudkan terowongan ini. Peranan Holcim dalam proyek ini adalah menyediakan 1,3 juta meter kubik beton siap pakai dan terintegrasi dengan canggih, menyediakan solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan, dengan menggunakan sebagai agregat dalam campuran beton. Holcim juga menyediakan semen yang dibutuhkan untuk membangun sebuah bagian terowongan sepanjang enam kilometer. Bahan tambahan serta formula yang didisain khusus menjamin bahwa bahan-bahan yang digunakan tersebut akan dapat bertahan selama berabad-abad.

Untuk mengatasi tantangan logistik dalam pengiriman beton basah secara tepat waktu untuk jaringan terowongan sepanjang 30 km, Holcim mendirikan Ready Mixed (RMX) plant di kota Fadio dan Bodio, dan mendisain mobil rel khusus.

Gotthard Base Tunnel, The Alps, Germany & Switzerland

Terowongan Gotthard Base di Pegunungan Alpen, Jerman dan Swiss

The pair of 10-meter diameter single-track railway tunnels will create an almost flat railway line, replacing the old, steeply inclined Gotthard tunnel and dramatically speeding rail traffic.

Sepasang terowongan kereta api berdiameter 10 meter dan masing-masing dilengkapi jalan kereta api tunggal menciptakan jalur kereta api yang rata, yang akan dapat menggantikan Terowongan Gotthard yang lama, yang menanjak curam dan dengan demikian dapat mempercepat laju kereta api dengan dramatis.

36

One of the world’s most liveable cities, Singapore is packed with affluent people willing and able to enjoy the luxury lifestyle it has to

offer. Accordingly, it has seen a boom in high-end residential complexes, and Reflections at Keppel Bay, a five-minute drive from the central business district, is one of the island’s premium residential developments.

Designed by New York architect Daniel Libeskind,

Reflections at Keppel Bay sits on 1. 2 kilometres of shoreline at the entrance to Keppel Harbour. A total of 1,129 homes are nestled into six curved towers linked by skybridges and 11 low-rise blocks. The project was completed in December 2011 and has won a number of awards, including Singapore’s Building and Con-struction Authority BCA Green Mark Gold Award.

Akin to modern art on a grand scale, Reflections demanded that Holcim provide eight different types of concrete — 320,000 cubic meters in total — to realize. The concrete was mixed at a plant close to the site and fed from two metering and mixing plants with a production capacity of 240 cubic meters per hour.

Holcim transported up to 500 cubic meters of concrete to the building site every day. A tailored concrete that stays moist and elastic for several hours was used for the piles, allowing for an easier removal of the sheathing.

Four Extraordinary Projects Involving Holcim Showcase Its Hi-Tech Expertise

Reflections at Keppel Bay, Singapore

Reflections Keppel Bay, Singapura

Proyek ini memiliki jangka waktu penyelesaian yang ambisius dan Holcim telah memenangkan kontrak penyaluran beton dikarenakan “Holcim dapat dipercaya untuk menyalurkan (beton) kapan saja,” menurut Jitendra Pragji Desai yang mengepalai bagian pengembangan produk dan pelayanan teknis di Holcim Singapura.

Sebagai salah satu kota dunia yang paling baik untuk hunian, Singapura dijejali oleh orang-orang berada yang mampu dan menginginkan serta menikmati

gaya hidup mewah yang ditawarkan kota ini. Karena itu, kota ini telah mengalami perkembangan pesat hal dalam kompleks hunian tingkat tinggi. Kompleks Reflections yang berada di Keppel Bay, sekitar lima menit berkendara dari sebuah distrik pusat bisnis, adalah salah satu dari pengembangan hunian unggulan di pulau ini.

Dirancang oleh arsitek Daniel Libeskind dari New York, Reflections Keppel Bay berdiri di atas garis pantai sepanjang 1,2 km tepat di jalan masuk Keppel Bay. Sebanyak 1. 129 unit rumah berada pada keenam menara lengkungnya yang terhubung oleh jembatan udara dan 11 bangunan hunian bertingkat rendah. Proyek ini diselesaikan pada bulan Desember 2011 dan

telah berhasil memenangkan berbagai penghargaan, termasuk dari Otoritas Bangunan dan Konstruksi Singapura, yaitu BCA Green Mark Gold Award.

Sama halnya seperti sebuah karya seni skala besar, Reflections meminta Holcim untuk menyediakan delapan jenis beton yang berbeda — sejumlah 320. 000 meter kubik. Beton tersebut diolah di sebuah fasilitas yang didirikan dekat dengan lokasi konstruksi dan disalurkan melalui dua fasilitas pengukuran dan pencampuran yang memiliki kapasitas produksi sebesar 240 meter kubik per jam.

Holcim mengangkut sekitar 500 meter kubik beton ke lokasi pembangunan setiap harinya. Beton yang didisain khusus ini akan tetap lembab dan bersifat elastis selama beberapa jam lamanya dan digunakan untuk pondasi tiang, memungkinkan pelepasan bekisting dengan mudah.

The project had an ambitious time frame, and Holcim won the concrete supply contract because “Holcim can be relied on to supply at any time,” says Jitendra Pragji Desai, Head of Product Development & Technical Services at Holcim Singapore.

iShare | December 2012 37

Page 20: Holcim iShare 2012

39

In the HafenCity quarter of Hamburg, a majestic modern concert hall is taking shape high above a historic warehouse. When completed this year, the

Elbe Philharmonic Hall will breathe new life into the 1960s Kaispeicher A warehouse, disused since 2001.

Swiss architects Herzog & de Meuron first presented plans for the philharmonic hall on top of the warehouse to the city government in 2003. Its centrepiece, the Grand Hall, will seat 2,150. There will be two smaller concert halls, a 250-room hotel and more than 40 apartments, surrounded by a public plaza with a 360-degree city view.

Holcim was involved in the project planning a year before construction began, and the first job was helping to complete a solid footing for the hall by adding 620 reinforced concrete piles to the mud of the River Elbe in addition to 1,111 original warehouse piles.

Holcim built a plant with a range of special concretes just a kilometer from the site, meaning less environmental impact and less chance for complications in delivery. More than 30 types of concrete — differing in firmness, consistency, setting properties and resistance to erosion — have been needed. About 63,000 cubic meters will be produced for the main hall alone, 12,000 for the foundations and 51,000 for the building fabric.

For the signature light-grey facade, Holcim used blast-furnace cement for the facing concrete, adding high-quality round gravel instead of crushed stone.

iShare | Issue III

Mitra Kelas DuniaiDream Megaproyek

Di sebuah kawasan di Hamburg yang dikenal sebagai HafenCity, sebuah gedung konser modern sedang dibangun di atas sebuah daerah

pergudangan bersejarah. Ketika selesai nanti tahun ini, Elbe Philharmonic Hall akan dapat menghem-buskan nafas kehidupan baru kepada bangunan gudang Kaispeicher A yang dibangun tahun 1960 dan sudah tidak digunakan lagi sejak tahun 2001.

Arsitek berkebangsaan Swiss, Herzog & de Meuron, pertama kalinya mempresentasikan rancangan gedung orkes simfoni ini yang dibangun di atas bangunan pergudangan pada tahun 2003. Bangunan utamanya, the Grand Hall, memiliki kapasitas 2.150 kursi. Terdapat juga dua buah ruang konser lainnya yang lebih kecil, sebuah hotel dengan 250 kamar dan lebih dari 40 apartemen, dan keseluruhannya dikelilingi plaza publik dengan pemandangan kota di tiap sudutnya.

Holcim sendiri mulai bergabung dalam perencanaan proyek setahun sebelum konstruksi dimulai dan pekerjaan pertamanya adalah untuk membantu menyelesaikan pondasi yang kuat bagi gedung konser, dengan menancapkan 620 tiang pancang beton ke dalam lumpur di dasar Sungai Elbe untuk memperkuat

1. 100 tiang pancang orisinil gedung pergudangan.

Holcim membangun batching plant yang dapat memproduksi beberapa jenis beton khusus, beberapa kilometer dari lokasi konstruksi, yang berarti lebih sedikit dampak lingkungannya dan lebih kecil kemungkinan komplikasi pada saat pengiriman beton. Dibutuhkan lebih dari 30 jenis beton yang berbeda konsistensi, kekompakan, lama pengeringan serta ke-tahanannya terhadap erosi. Gedung aula utamanya saja

menghabiskan sekitar 63.000 meter kubik beton, 12.000 meter kubik untuk pondasi serta 51.000 meter kubik lainnya untuk struktur bangunan.

Untuk dinding luarnya yang khas abu-abu, Holcim menggunakan semen bertanur tinggi yang diberi tambahan batu bulat bermutu tinggi untuk menggantikan batu pecah yang umum digunakan.

Elbe Philharmonic Hall, Hamburg, Germany

Gedung Philharmoni Elbe di Hamburg, Jerman

On the coast of southern Vietnam about 80 kilometers from Ho Chi Minh City, the Saigon International Terminals Vietnam (SITV)

has become a beacon for container traffic since its opening in late 2010. The deepwater container port has three berths along 730 meters of quay, and can handle vessels of up to 60,000 deadweight tons.

Hutchison Port Holdings and Saigon Investment Construction & Commerce Company began work on the port in 2007, and engaged Holcim Beton to supply more than 65,000 cubic meters of concrete. A key attraction was Holcim’s expertise in concretes with a high resistance to marine chlorides and sulphates, which are abundant in seawater around the port. Dura Beton is an especially durable concrete particularly suited for this type of project, as it is formulated with Holcim Extra Durable cement and has a proven lower chloride and sulphate permeability than standard cements.

Another challenge for Holcim was to stabilize the quay’s foundations in the soft clay and saturated peat of the Thi Vai River. The answer was a cement deep-mixing technology that rapidly increased the bearing capacity of the soil, reducing the settling of the storage platform.

Empat proyek yang luar biasa, memperlihatkan keahlian teknologi tinggi yang dimiliki Holcim

Di pantai selatan Vietnam, sekitar 80 kilometer dari Ho Chin Minh City, Saigon International Terminals Vietnam (SITV) telah menjadi mercu

suar bagi lalu lintas kontainer semenjak pembukaan-nya di akhir tahun 2010. Pelabuhan laut dalam bagi kontainer tersebut memiliki tiga buah dermaga sepanjang 730 meter dan mampu menangani kapal dengan beban barat sebesar 60.000 DWT.

Hutchinson Port Holdings dan Saigon Investment Construction and Commerce Company, memulai pembangunan pelabuhan ini pada tahun 2007 dan menggunakan jasa Holcim untuk menyediakan lebih dari 65. 000 meter kubik beton. Salah satu daya tarik utamanya adalah keahlian Holcim dalam menghasilkan beton yang memiliki daya tahan tinggi terhadap bahan klorida dan sulfat yang banyak terkandung dalam air laut di daerah tersebut. Dura Beton merupakan sejenis beton yang luar biasa kuat dan tepat untuk proyek tersebut karena ia diformulasikan dengan semen Extra Durable Holcim dan telah melalui pembuktian tingkat penyerapan klorida dan sulfat yang lebih rendah daripada semen standar lainnya.

Salah satu tantangan lainnya bagi Holcim adalah bagaimana menstabilkan pondasi dermaga pada gambut tersaturasi yang ada di sungai Thi Vai. Solusinya adalah sejenis teknologi pencampuran beton yang mendalam yang dapat meningkat-kan kapasitas tanah, dam mengurangi penyeimbangan platform penyimpanan.

Saigon International Terminals Vietnam

The terminal’s main loading quay. Holcim Vietnam supplied up to 400 tonnes of cement a day to stabilize the quay’s foundations in the soft clay and saturated peat of the river.

Dermaga bongkar muat utama di terminal. Holcim Vietnam telah menyediakan sampai 400 ton semen dalam sehari untuk menstabilkan pondasi dermaga pada dasar lumpur lembut dan gambut jenuh di sungai.

38 iShare | December 2012 39

Page 21: Holcim iShare 2012

41iShare | December 201240 iShare | Issue III

iDream Green Tech | Teknologi Hijau

Pearl River Tower: Getting Under the Skin

The tower’s “skin” plays a key role in cutting its energy needs.

A total of 6,000 panels create the seamless glass façades of the north and south sides of the tower. The panels have an outer layer of glass, then a 200mm wide insulating air cavity in front of an inner layer of glass. The air traps the sun’s heat and is extracted by fans before it can penetrate the interior. Hot air is vented out or redirected to heat exchangers and used to power ventilation and a dehumidifier.

External shades and perforated blinds in the cavity are automated to regulate heat and minimize glare from sunlight.

Green building has come a long way, but a new tower in the southern Chinese city of Guangzhou claims to be the

world’s cleanest skyscraper for generating power from inbuilt wind turbines and solar panels and using a range of futuristic climate-control technologies — making it up to 58 percent more energy-efficient than conventional skyscrapers.

Construction started on the 71-story Pearl River Tower in 2006 and the curvacious concrete, steel and glass building (a new headquaters for the China National Tobacco Corporation) opened earlier this year. By combining common energy-saving techniques in one building while also generating a portion of its own electricity the 309-meter tower is largely self-sufficient, and raises the bar for sustainable commercial building.

It is seen especially as a showcase for China — the second-highest consumer of electricity after the United States and the world’s largest emitter of carbon dioxide

— to demonstrate a commitment to reduce the environ-mental impact of its dramatically rapid urbanization.

The tower’s design comes as a result of architects Adrian Smith and Gordon Gill and Chicago-based engineering firm Skidmore, Owings & Merrill paying close attention to the port city’s climate, which is subtropical with high winds and a monsoon season from April to September.

The tower certainly posed a challenge for construc-tion, with foundations 30 meters below ground, a skeleton of 18,000 beams of stress-tested steel bolted together around a concrete core and columns.

Making Power and Saving It The main reason for the tower’s striking appearance is the integration of wind power. The tower faces into prevailing winds, and its purposeful aerodynamic design redirects and funnels wind through pairs of tunnels on levels 24 and 48, each housing a helical wind turbine. Wind speeds by the tower average 15km/h, but this is doubled as the wind funnels into the turbines, allowing them to produce eight times the power of coventional turbines. Together, they can generate up to five percent of the building’s energy needs.

While the turbines (and roof-mounted solar panels, which can produce up to about 2 percent of the tower’s power) define its futuristic look, the tower’s energy-saving measures are the truly remarkable feature. There are three key features: a radiant cooling

Harnessing the Wind

system, where chilled water flows through pipes in the ceiling panels to cool the space below, eliminating the need for traditional air-conditioning; under-floor ventilation, where fresh air is pumped through vents in raised flooring on each level; and a double-wall facade, allowing hot air to be removed (see box story).

The energy savings run into millions of dollars a year, but in addition the cooling and ventilation systems take up less space than conventional air-conditioning, saving about 300mm between floors and allowing an extra five levels of rentable space to the building.

Although red tape forced the architects and engineers to scale back their original dream of a

“net-zero energy” building, the scale of achievement provides a model for urban planners worldwide.

sional dan kedua turbin tersebut dapat membangkitkan hingga lima persen dari kebutuhan energi gedung ini.

Sementara turbin tersebut, dan panel solar pada atapnya, dapat menghasilkan sampai dua persen dari tenaga yang dibutuhkan oleh bangunan, mencirikan tampilan gedung yang futuristik, sistem penghematan energi menara inilah yang sebenarnya merupakan ciri utamanya. Sistem ini menjadikan gedung ini 58 persen lebih efisien dalam bidang energinya daripada gedung pencakar langit konvensional lainnya. Ada tiga sebab utama dibalik efisiensi ini: sistem pendinginan yang menyebar dimana air yang di dinginkan mengalir melalui pemipaan pada panel langit-langit sehingga mampu mendinginkan ruangan di bawahnya, yang pada akhirnya meniadakan kebutuhan akan AC. Ventilasi di bawah lantai dimana udara segar dipompakan melalui bukaan dalam lantai yang ditinggikan pada tiap tingkat, dan façade dengan dinding ganda yang memungkinkan udara panas dihilangkan (lihat box).

Penghematan energinya bernilai jutaan dolar per tahunnya, dan ruang yang dibutuhkan untuk sistem pendinginan dan ventilasi juga jauh lebih sedikit daripada sistem konvensional, sehingga memungkinkan dibangunnya lima lantai tambahan yang tentu saja dapat disewakan.

Angin disalurkan ke dalam turbin dari facade bangunan yang cekung di bagian selatan dan keluar di sisi utara (atas). Di bawah, detail lubang masukan udara turbin.

Memanen Angin

Prinsip-prinsip bangunan dengan efisiensi energi yang tinggi sudah ada dalam waktu yang cukup lama, namun sebuah menara baru di kota

Guangzhou, Cina selatan, mengklaim dirinya sebagai gedung pencakar langit yang paling hijau dalam hal penyediaan energi, dengan menggunakan kincir angin dan turbin serta panel solar serta penggunaan serangkaian teknologi pengendalian cuaca futuristik.

Pembangunan Pearl River Tower yang memiliki 71 lantai dimulai pada tahun 2006 dan bangunan beton, baja dan kaca yang berlekuk tersebut digunakan sebagai kantor pusat China National Tobacco Corporation semenjak mulai beroperasi di awal tahun ini. Bangunan setinggi 309 meter ini menggabungkan serangkaian teknik penghematan energi juga membangkitkan sendiri sebagian dari kebutuhan tenaga listriknya sehingga mandiri dan berhasil meningkatkan lagi persyaratan bagi sebuah bangunan komersial yang berkelanjutan.

Bangunan hijau ini merupakan contoh bagus di Cina, negara yang konsumsi listriknya terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat dan juga merupakan emiten karbon dioksida terbesar didunia, untuk membuktikan komitmen dalam menekan dampak lingkungan terhadap laju urbanisasinya yang demikian cepat.

Rancangan menara ini merupakan kerjasama antara arsitek Adrian Smith dan Gordon Hill bersama perusahaan engineering yang bermarkas di Chicago, Skidmore, Owings & Merril. Mereka memberikan perhatian besar terhadap iklim dan cuaca di kota pelabuhan ini yang merupakan iklim sub-tropikal dengan angin kencang serta musim monsoon dari bulan April sampai September. Konstruksi menara ini penuh tantangan, dengan pondasi sedalam 30 meter di bawah permukaan tanah, kerangka yang terdiri dari 18. 000 baja pra-tekan yang dipasang mengitari bagian inti dan kolom-kolom dari beton.

Membangkitkan Tenaga Listrik dan Menyimpannya Salah satu alasan mengapa menara ini memiliki karak-teristik yang tidak biasa adalah dikarenakan penyatuan daya angin yang digunakan dalam rancangan. Menara ini menghadap arah utama datangnya angin dan bentuknya yang sengaja dibuat aerodinamis sehingga mampu mengarahkan dan menyalurkan angin ke dalam sepasang terowongan yang berada pada tingkat 24 dan 48 dan memiliki turbin angin. Kecepatan angin biasanya sekitar 15 km/jam namun kecepatan ini menjadi dua kali lipat ketika disalurkan oleh terowongan angin kedalam turbin. Sistem ini memungkinkan turbin tersebut menghasilkan delapan kali lebih banyak energi daripada turbin konven-

Pearl River Tower: di Bawah Kulit

“Kulit” menara memainkan peranan penting dalam menekan kebutuhan energi bangunan.

Façade menara di bagian selatan dan utara terbuat dari 6.000 panel kaca. Setiap panelnya memiliki permukaan luar dari kaca, kemudian ruang insulasi udara setebal 200mm dan lapisan kaca dalam. Udara diantara kedua lapisan kaca tersebut menangkap panas dari matahari dan panas kemudian di sedot keluar oleh kipas angin sehingga tidak masuk kedalam bangunan. Udara panas dialirkan keluar bangunan atau diarahkan ke peralatan pemindah panas yang digunakan untuk menjalankan ventilasi dan pelembab udara.

Tirai luar dan kerai berlubang secara otomatis mengatur panas dan memi-nimalisir silau dari sinar matahari.

Wind is drawn into turbines from the concave south facade (above), and exits on the north facade (right). Below right, a detail of a turbine porthole.

Page 22: Holcim iShare 2012

4342 iShare | Issue III

Save Energy ... and Build Smarter!

iExplore Green Building

The building will not only help to produce a force of skilled workers, but will act as a fully functioning example for Indonesia of sustainable design in a scalable setting.

On page 41 of this issue, we feature a cutting-edge skyscraper in China that slashes power bills through smart design and its own energy

sources. But for those without hundreds of millions of dollars to spend, a new Indonesian project on the outskirts of Jakarta is every bit as green and is pointing the way for smaller energy-efficient buildings.

By the end of this year, Cikarang will boast a sustainable building that consumes less than half the energy required by a standard building of comparable size. An extension to Indonesia’s leading educational institute for manufacturing engineering, Akademi Tehnik Mesin Industri ( the Academy of Industrial Engineering, known as ATMI) , the building will house vocational training for thousands of future students, both private and drawn from Holcim’s maintenance staff.

Built in co-operation with Holcim Indonesia and the Holcim Foundation, the Administration and Mechatronic Study (AMS) building at ATMI is Indonesia’s first building to incorporate low-energy principles as a design fundamental: It has optimized design and energy conservation measures and incorporates a source of sustainable energy: the roof is about one-third covered with 635 square meters of photovoltaic solar panels, enough to meet the building’s entire energy needs.

The four-story building, with a floor area of 3,672 square meters, incorporates passive-cooling techniques to reduce energy consumption. In particular, the building incorporates the pioneering temperature-control system known as Indoor Climate Solutions (ICS), which will significantly reduce the building’s energy footprint. ICS replaces conventional, power-hungry air conditioning and cools the building instead using water channelled through pipes laid in the concrete slabs that make up the floors, walls and the roof. ICS, a technology and method developed by Uponor and Sanwell, was first marketed in Indonesia by Holcim and in this project is used in conjunction with Holcim Beton’s FloCrete.

Material Benefits Locally pressed bamboo, recycled concrete and prefabricated concrete blocks from Holcim’s Solusi Rumah affordable housing division are also being used in the building. LED lighting panels, supplied by Philips, will give more uniform distribution of light and require much less energy to run. A controlled ventilation system supplies fresh air throughout the building.

To ensure that the building is self-sufficient in its water needs, rainwater will be harvested from the

“butterfly” roof and used in bathrooms and kitchens and for irrigation of surrounding lawns and gardens.

As we reported in iShare’s 2011 issue, the design of the new AMS building was decided through a competition with local architects. The design used is by Bandung-based architects Urbane Indonesia, after it was assessed by the Technical Competence Center of the Holcim Foundation at ETH Zurich, an eminent Swiss science and technology university, and then refined under the guidance of engineering and architectural experts.

The Rp 23 billion AMS building at ATMI will not only help to produce a force of skilled workers, but will also act as a fully functioning example for Indonesia of sustainable design in a scalable setting — and the economic benefits associated with sustainable design.

The building uses innovative green technology such as Holcim’s highly fluid FloCrete (left & below) as well as repurposed materials such as the “bataton” blocks (above) used in its Solusi Rumah houses.

Bangunan menggunakan teknologi hijau yang inovatif seperti beton Holcim yang sangat cair, FloCrete (kiri dan bawah), serta bahan baku seperti bataton (atas) yang digunakan dalam rumah yang dibangun Solusi Rumah.

iShare | December 2012 43

Page 23: Holcim iShare 2012

45

As well as using Holcim’s specialized FloCrete for construction (above) and bataton blocks (above right), the building uses Indoor Climate Solution, a passive cooling system with water pipes embedded in the concrete floors (below right).

Selain menggunakan produk khusus Holcim seperti FloCrete untuk konstruksi (diatas) dan blok bataton (kiri atas), bangunan juga menggunakan Indoor Climate Solutions (solusi iklim dalam ruang), sebuah sistem pendinginan pasif yang menggunakan jaringan pipa air yang ditanam dalam lantai beton (kiri bawah)

44 iShare | Issue III

iExplore Bangunan Hijau

Hemat Energi ... dan Membangun Lebih Cerdik!

Bangunan ini tidak saja membantu dalam membentuk sekelompok pekerja terlatih tetapi juga akan berperan sebagai contoh yang akan berfungsi sepenuhnya sebagai sebuah rancangan berkelanjutan di Indonesia yang menggunakan skala yang dapat diatur.

Mekatronik dari ATMI, gedung ini merupkan bangunan pertama di Indonesia yang menggunakan prinsip rendah energi dalam dasar-dasar rancangannya.

Bangunan tersebut berhasil mengoptimalkan rancangan dan usaha penghematan energi serta menggunakan sumber energi secara berkelanjutan: panel energi matahari seluas 635 m2 yang mampu memenuhi seluruh kebutuhan energi bangunan tersebut.

Bangunan berlantai empat, dengan luas lantai keseluruhan 3.672 m2, dibangun dengan menggunakan teknik pendinginan pasif untuk mengurangi konsumsi energi.

Secara lebih khusus lagi, bangunan ini juga menggunakan sistem pengendali suhu yang dikenal sebagai Indoor Climate Solutions (ICS, atau Solusi Iklim Dalam Ruangan) yang dapat memperkecil tapak energi bangunan ini secara substansial. ICS menggantikan sistem penyejuk ruangan konvensional yang rakus energi dan mendinginkan bangunan

Pada halaman 43 edisi ini, kami menghadirkan sebuah gedung pencakar langit di Cina yang menggunakan teknologi mutakhir yang

mampu mengurangi biaya listrik dengan drastis dengan rancangan yang cerdik dan membang-kitkan energinya sendiri. Tetapi bagi mereka yang tidak mampu membelanjakan ratusan juta dolar, sebuah proyek diluar Jakarta sama hijaunya dan mampu mendirikan bangunan dengan skala lebih kecil tetapi efisien dalam energi.

Pada akhir tahun ini, Cikarang akan memiliki bangunan yang berkelanjutan, yang menggunakan setengah dari energi yang biasa dikonsumsi bangunan standar dengan ukuran yang sebanding. Sebagai perluasan dari Akademi Teknik Mesin Industri, salah satu lembaga pendidikan terkemuka dalam bidang rekayasa dan manufaktur, bangunan yang digunakan untuk pelatihan kejuruan bagi ribuan siswa di masa depan, baik dari luar maupun dari staf maintenance Holcim.

Dibangun sebagai kerjasama antara Holcim Indonesia dan Holcim Foundation, gedung Administrasi dan Ilmu

dan digunakan untuk keperluan dapur dan menyirami hamparan rumput dan taman di sekitarnya.

Seperti yang telah kami laporkan dalam penerbitan iShare tahun 2011, rancangan gedung ASM yang baru, ditentukan melalui lomba yang mengikutsertakan arsitek setempat. Disain yang digunakan untuk gedung ini adalah disain dari Urbane Indonesia, sebuah konsultan arsitektur di Bandung, yang kemudian dinilai oleh Technical Competence Center (Pusat Kompentensi Teknik) Holcim Foundation di ETH Zurich, sebuah universitas ilmu pengetahuan dan teknologi terkemuka di Swiss. Rancangan ini kemudian lebih disempurnakan lagi di bawah bimbingan ahli engineering dan arsitektur.

Konstruksi gedung ASM ATMI seharga Rp 23 miliar tidak saja akan membantu terbentuknya sekumpulan tenaga kerja terlatih tetapi juga akan berfungsi sebagai bangunan contoh yang benar-benar berfungsi dari sebuah disain bangunan berkelan-jutan di Indonesia dengan latar belakang dan skala yang sesuai, serta keuntungan ekonomis yang berhubungan dengan rancangan yang berkelanjutan.

dengan air yang disalurkan melalui jaringan pipa yang dipasang dalam lantai , dinding dan atap betonnya. ICS merupakan teknologi dan metode yang dikembangkan oleh Uponor dan Sanwell dan untuk pertama kalinya dipasarkan di Indonesia dalam satu solusi terintegrasi yang disediakan oleh Holcim. Khusus pada proyek ini, teknologi tersebut digunakan bersama dengan FloCrete yang merupakan inovasi beton dari Holcim.

Keuntungan Material Bambu press yang diproduksi di lokasi setempat, beton daur ulang dan bata beton prefabrikasi buatan Solusi Rumah Holcim digunakan dalam bangunan ini. Panel penerangan LED yang disediakan oleh Philips menghasilkan pencahayaan seragam serta membutuhkan energi yang jauh lebih sedikit. Sebuah sistem ventilasi terkontrol menyebarkan udara segar ke seluruh bangunan.

Untuk memastikan bahwa bangunan ini dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhan air bersihnya, air hujan yang dikumpulkan dari atap berbentuk kupu-kupu

iShare | December 2012 45

Page 24: Holcim iShare 2012

Treating Customers as Partners

46 iShare | Issue III

In today’s globalized and hyper-competitive world, customers demand more than simple product quality. Service has become a cornerstone concept

in every industry. Pleasing your customer and building your business relationship isn’t as simple as good manners and service with a smile, though.

A company with a genuine client focus — known as a “customer-centric culture” — will have customer relations as a core of its business model, with strategies in place to give all customers a positive experience. With developed operations in more than 70 countries, Holcim has long understood this. A customer-centric culture has always been a part of the business, especially in the group’s most mature markets, thanks to its role in increasing earnings and driving growth.

Now the culture is being developed in Indonesia also — and everyone in the organization is involved, says Henry Vienayoko, Customer-Centric Project Manager at Holcim Indonesia. “This is like a journey for us,” he explains. “A journey we started several years ago and will continue with for our customers in years ahead. We want to help customer businesses grow further. “To become customer-centric means that Holcim always strives to provide top-notch services, innovation and solutions to our customers. Having a genuine partnership with them will help us grow our bottom line. ”

iExplore CRM at Holcim

The benefits for our customers, of course, will be convenience in doing business with Holcim, because we’ve established that partnership.

In today’s wired world, a key strategy is technology solutions: using computer software and IT solutions to help improve and speed up customer services while highlighting opportunities for improvement and growth, such as in communicating and collecting business data for analysis.

Technoloy can help a business understand better who the customer is (and thus identify the services or products they want), improve service and sales, win new clients and cut customer-service and management costs.

Such solutions are the current focus of Holcim Indonesia’s drive to perfect a customer-centric culture, says Henry. While the project is at an early stage, the company already uses a range of tools and platforms: Web sales, mobile Web sales, GPS to track deliveries, a call center system and multimedia contact center where customers can access Holcim services via phone, email, SMS, fax, social media and the Web. “Basically it is a strategy to establish a relationship with our customers . . . so naturally, it is there without people really being aware of it,” says Henry. “The benefits for our customers, of course, will be convenience in doing business with Holcim, because we’ve established that partnership,”

So service with a smile may be good, but service that’s innovative, efficient and puts customer convenience first is even better.

Dalam globalisasi dan kompetisi yang semakin ketat di masa kini, pelanggan menghendaki lebih dari sekedar mutu produk yang baik.

Pelayanan telah menjadi salah satu kunci utama bagi semua industri. Pada masa kini, persoalan menyenangkan pelanggan dan membangun hubungan bisnis dengan mereka tidak lagi dapat dilakukan dengan hanya sekedar bersikap baik dan memberikan pelayanan yang disertai senyum.

Sebuah perusahaan dengan fokus yang benar-benar tertuju kepada pelanggan, yaitu budaya Pelanggan, menempatkan hubungan dengan pelanggan sebagai inti kiat bisnisnya. Strateginya adalah memberikan pengalaman yang positif bagi semua pelanggan. Dengan beroperasi di lebih dari 70 negara, Holcim telah lama menyadari hal ini. Sebuah budaya yang menempatkan pelanggan sebagai pusat dari

segalanya sudah lama menjadi bagian dari usaha Holcim, terutama pada pasar yang sudah jauh lebih mapan, berkat peranannya dalam menaikkan pendapatan dan mendorong pertumbuhan.

“Budaya seperti inilah yang kini sedang dikembangkan di Indonesia. Semua anggota di dalam organisasi ini ikut serta,” ujar Henry Vienayoko, Project Manager dari Customer Centric Development Holcim Indonesia. “Bagi kami, hal Ini merupakan sebuah perjalanan,” serunya.

“Sebuah perjalanan yang kami mulai beberapa tahun yang lalu dan yang akan terus berlangsung bagi pelanggan kami di tahun-tahun mendatang. Untuk menjadikan pelanggan sebagai pusat perhatian kami, Holcim selalu mencoba memberikan pelayanan terbaik, inovasi serta solusi bagi para pelanggan. Sebuah kemitraan sejati yang akan membantu pelanggan untuk tumbuh dan berkembang bersama kami.”

Memperlakukan Pelanggan Sebagai Mitra

47

Keuntungannya bagi para pelanggan kami adalah kemudahan dalam menjalakan usaha bersama Holcim yang telah membangun kemitraan.

Dalam dunia masa kini yang sangat terhubung, salah satu strategi kunci adalah penggunaan solusi teknologi dalam mengelola pelanggan. Solusi ini dapat membantu memperbaiki dan mempercepat pelayanan kepada pelanggan juga sekaligus menggaris bawahi kesempatan bagi perbaikan dan pertumbuhan, seperti dalam mengkomunikasikan dan mengumpulkan data bisnis untuk dianalisa.

Solusi teknologi dapat membantu usaha kita untuk mengerti dengan lebih baik, siapa sebenarnya pelanggan kita dan dengan demikian dapat mengidentifikasi pelayanan atau produk yang diinginkan oleh mereka serta dapat membantu memperbaiki pelayanan dan penjualan, memperoleh pelanggan baru serta memperkecil biaya pelayanan serta pengelolaan pelanggan.

Sekarang ini, solusi teknologi merupakan salah satu fokus bagi Holcim dalam usahanya untuk menyempurnakan budaya Pelanggan-Sentrisnya, kata Henry. Dan walaupun proyek ini masih dalam

tahapan awal, perusahaan sudah menggunakan serangkaian peralatan dan platform: Situs Penjualan melalui internet, aplikasi atau mobile, GPS untuk melacak posisi pengantaran produk serta sebuah pusat layanan panggil dan pusat kontak multimedia yang digunakan untuk memungkinkan pelanggan mengakses pelayanan Holcim melalui panggilan telepon, email, SMS, faks, jejaring sosial dan juga Web.

“Pada dasarnya, solusi teknologi yang digunakan adalah usaha kami dalam membangun hubungan dengan pelanggan … jadi sebenarnya budaya melayani pelanggan ini harusnya ada tanpa disadari oleh orang,” Henry mengatakan. “Keuntungan-nya bagi para pelanggan kami adalah kemudahan dalam menjalankan usaha bersama Holcim dengan telah terbangunnya kemitraan di antara kita. ”

Jadi, pelayanan yang disertai senyuman sebenarnya cukup bagus tetapi pelayanan yang inovatif, efisien dan yang mendahulukan kenyamanan pelanggan, jauh lebih baik lagi.

iShare | December 2012

Page 25: Holcim iShare 2012

48

PT Holcim Indonesia Tbk,Menara Jamsostek,North Building, 14th-15th Floor,Jl. Jendral Gatot Subroto No. 38,Jakarta 12710,IndonesiaPhone: (+62 21) 5296 2011Fax: (+62 21) 5296 2118Website: www. holcim. co. idToll-free Number: 0800 1 Holcim (465 2 46)

This magazine is printed on recycled paper

© 2011 PT Holcim Indonesia Tbk

The Holcim logo is a key elementof our brand identity. It is oursignature, our quality seal and ourcalling card wherever we go. As such it needs to be treated withthe respect it deserves ensuring thecorrect application at everycustomer touch point.

To be very clear: The Holcim logo isthe only logo to be used by all ofthose companies branded asHolcim, internally and externally.We have built and are continuing tobuild much equity in the Holcimbrand. Projects, products, servicesand other initiatives must neverhave their own logos or identitiesunder the Holcim brand. No part ofthe Holcim logo should ever be usedoutside the options shown in theseDirectives. Please note the onlyapproved exception to this rule isthe Holcim Foundation ForSustainable Construction.

The Holcim logo is made up of thewords ‘Holcim’ and the symbol (arc and parallel bands) placed tothe left. ‘Hol’ is a reminder of theGroup’s origins in the village ofHolderbank, Switzerland. ‘cim’ fromciment (French for cement) refers tothe core of our business. The arc andparallel bands are synonymous ofour global reach and presence –bridging the world.

1.1 Holcim logo

Holcim Brand Identity Directives1 Basic elements > 1.1 Holcim logo Release 01/01/2008