Upload
aditya-arya-putra
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/27/2019 Graves Oftalmopaty
1/11
PENDAHULUAN
Penyakit Grave adalah ketidaknormalan tiroid yang paling umum terjadi dan
dikaitkan dengan Graves oftalmopaty, tetapi gangguan lain dari tiroid bisamempunyai manifestasi okuli yang sama. Hal ini mencakup tiroiditis
hashimoto, karsinoma tiroid, hipertiroidsme dan irradiasi leher. Sekitar 40%pasien dengan penyakit Graves memiliki atau akan mengalami graves
oftalmopati. Dari pasien yang mengalami orbitopathy tiroid sekitar 80 %adalah hypertiroid secara klinis dan 20 % adalah eutiroid secara klinis.
Graves oftalmopati lebih sering terjadi pada wanita umumnya kulit putih
(rasio 5 : 1) antara usia 30 sampai 50 tahun.
Exophtalmus berat dan
neuropati optik kompresif agak lebih sering terjadi pada pria berusia lanjut.Hal ini menunjukkan penyakit tiroid pada perokok relatif lebih beresiko
mengalami graves oftalmopati dua kali lebih tinggi dibandingkan bukanperokok. Alasan untuk perbedaan ini tidak diketahui, tetapi kemungkinannya
adalah penurunan imunosupresi pada perokok dapat menyebabkan
peningkatan ekspresi pada proses imun.
Orbitopati yang dikaitkan dengan tiroid ( TAO ) merupakan suatu gangguanperadangan autoimunitas yang penyebabnya masih belum diketahui. Namun
tanda-tanda klinis merupakan suatu karakteristik dan mencakup kombinasidari retraksi kelopak mata, proptosis, miopati ekstraokuler restriktif dan
neuropati optik.
DEFINISIGraves Oftalmopati juga dikenal dengan , Tyroid Associated Ophtalmopathy
(TAO) , penyakit mata tyroid, dan penyakit Basedows ( dalam bahasaJerman ), orbitopaty dystiroid, orbitopaty tiroid.
Adalah gangguan inflamasi
autoimmune dengan pencetus yang berkesinambungan. Dengan gambaran
klinis karakteristiknya satu atau lebih gambaran berikut yaitu retraksi
kelopak mata, keterlambatan kelopak mata dalam mengikuti gerakan mata(lid lag), proptosis, myopati ekstraokuler restriksi dan neuropaty optikprogresif. Orbytopaty yang dikaitkan dengan tiroid secara dasar dijelaskan
sebagai bagian dari trias penekanan penyakit graves dimana termasuk tandaorbita tersebut, hipertiroidisme dan mixedema pretibial secara tipikal
dihubungkan dengan graves hipertiroid, TAO bisa juga terjadi dengan
hiroiditis Hasimoto ( immune terinduksi hipertiroid atau tanpa adanya
7/27/2019 Graves Oftalmopaty
2/11
disfungsi tiroid). Arah perjalanan ophtalmopaty tidaklah selalu bermakna
paralel pada aktivitas kelenjar tiroid atau penatalaksanaan kelainan tiroid.
KLASIFIKASIKlasifikasi NOSPECS diperkenalkan oleh Werner pada tahun 1963kemudian diperbaharui oleh Asosiasi Tiroid Amerika ( ATA ) tahun 1969dan sekali lagi tahun 1977 dengan menciptakan suatu sistem skor indeks
ophtalmopati untuk memungkinkan evaluasi kuantitatif tingkat keganasanoftalmopati dari masing-masing kelas.
7/27/2019 Graves Oftalmopaty
3/11
PATOGENESISReaksi histopatologis dari berbagai jaringan didominasi oleh reaksiinflammatory sel mononuklear,ini khas tetapi tidak ada arti terbatas, suatu
mekanisme penyakit immunologi. Endapan dari glycosaminoglikan (GAGs)seperti asam hyaluronad bersamaan dengan edema interstisial dan sel
inflammatory dipertimbangkan menjadi penyebab dari pembengkakanberbagai jaringan di orbita dan disfungsi otot ekstraokuler pada tiroid
oftalmopati. Pembengkakan jaringan orbita menghasilkan edema kelopakmata, khemosis, proptosis , penebalan otot ekstraokuker dan tanda lain dari
tiroid optalmopati. Berikut ini skema dari patogenesis dari gravesoftalmopati :
Sirkulasi sel T pada pasien penyakit graves secara langsung melawanantigen pada sel-sel folikular tiroid. Pengenalan antigen ini padafibroblast tibial dan pretibial ( dan mungkin myosit ekstraokular ).
Bagaimana lymfosit ini datang secara langsung melawan self antigen.Penghapusannya oleh sistem imun tidak diketahui secara pasti.
Kemudian sel T menginfiltrasi orbita dan kulit pretibial. Interaksiantar CD4 T sel yang teraktifasi dan fibroblast menghasilkan
pengeluaran sitokin ke jaringan sekitarnya, khususnya interferon-interleukin-1 dan tumor nekrosis faktor.
Sitokin-sitokin ini atau yang lainnya kemudian merangsang ekspresidari protein- protein immunomodulatory ( 72 kd heat shock protein
molekul adhesi interseluler dan HLA-DR) didalam fibroblast orbitalseterusnya mengabadikan respon autoimun pada jaringan ikat orbita.
Lebih lanjut, sitokin-sitokin khusus ( interferon-interleukin 1,Transforming Growth Factor, dan insulin like growth factor 1 )
merangsang produksi glycosaminoglikan oleh fibroblast kemudianmerangsang proliferasi dan fibroblast atau keduanya, yang
menyebabkan terjadinya akumulasi glycosaminoglikan dan edema
pada jaringan ikat orbita. Reseptor tyrotropin atau antibody yang lain
mempunyai hubungan biologik langsung terhadap fibroblast orbital
atau miosit. Kemungkinan lain, antibodi ini mewakili ke prosesautoimun. Peningkatan volume jaringan ikat dan pengurangan pergerakan otot-
otot ekstraokuler dihasilkan dari stimulasi fibroblast untuk
menimbulkan manifestasi klinis oftalmopaty. Proses yang sama juga
terjadi di kulit pretibial akibat pengembangan jaringan ikat kulit, yangmana menyebabkan timbulnya pretibial dermopathy dengan
7/27/2019 Graves Oftalmopaty
4/11
karakteristik berupa nodul-nodul atau penebalan kulit
MANIFESTASI KLINIS Evaluasi pasien tergantung pada keadaan klinis. Pasien yang datang dengan
orbitopati tiroid bisa dengan atau tanpa diagnosis penyakit graves. Pasienyang datang dengan proptosis bilateral atau unilateral yang didiagnosiskemungkinan graves oftalmopati tetapi penyakit orbital lainnya harus
disingkirkan. Terakhir pasien dengan kondisi tertentu yang diketahuiberkaitan dengan penyakit tiroid seperti keratitis limbik superior atau
myasthenia gravis dan diikuti dengan mendeteksi tanda tanda awal dari
graves oftalmopati.Gejala
Edema kelopak mata dan proptosis adalah dua gambaran klinis yangdimiliki pasien graves. Gambaran edema kelopak mata haruslah
ditanggapi oleh dokter sebagai graves orbitopati. Gambaran yangtidak asimetris, proptosis juga ditemui pada pasien ini. Perubahan
kelopak mata berupa retraksi kelopak mata yang di pengaruhi olehkelopak mata atas dan kelopak mata bawah. Pasien dengan retraksi
kelopak bawah mengeluh adanya deviasi ke atas bola mata. Selain
itu menunjukkan keluhan proptosis dan diplopia. Gejala okular yang paling sering adalah ketika TAO pertama kali
dikonfirmasikan sebagai rasa sakit orbital dan tidak nyaman yangmempengaruhi 30% pasien. Diplopia sekitar 17,5 % pasien, lakrimasiatau fotofobia 15-20% pasien dan penglihatan kabur pada 75 %
pasien. Penurunan daya penglihatan yang disebabkan oleh neuropatioptik muncul kurang dari 2% mata saat diagnosis TAO.
Mixedema pretibial dan acropachy menyertai TAO sekitar 4% dan 1% dari pasien secara berurutan dan juga dikaitkan dengan prognosis
yang buruk untuk orbitopaty. Myastenia gravis muncul kurang dari 1
%.
Tanda-tanda
ProptosisGraves ophtalmopaty merupakan penyebab paling umum dari proptosis
bilateral dan unilateral mempengaruhi sekitar 60 %.Biasanya proptosis pada
graves oftalmopti adalah bilateral mungkin juga asimetris.
7/27/2019 Graves Oftalmopaty
5/11
Pasien yang diduga mengalami penyakit mata tiroid harus diperiksa
eksophtalmusnya dengan menggunakan eksophtalmometer hertel. Padaproptosis berat, penutupan kelopak mata yang tidak sempurna dapat
menyebabkan kekeringan kornea disertai ketidaknyamanan dan
penglihatannya menjadi buram.
Gambar 1 :
Proptosis, (available at:http://www.rcophth.ac.uk/docs/members/focus-collegenews/FocusSummer03.pdf
Miopaty EkstraokulerMiopaty ekstraokuler restriktif tampak jelas pada 40% pasien.Pembesaranotot ekstraokuler sering membatasi rotasi okuler. Secara klinis, otot rectus
inferior biasanya terlibat diikuti rectus lateral dan rectus superior.Diplopia disebabkan karena fibrosis otot okuler mencegah ekstensi penuhketika otot antagonisnya berkontraksi.
Dengan demikian, penglihatan ganda
paling sering ditemukan ketika pasien mencoba melihat keatas atau keluarkarena otot yang terpengaruh ini mengikat mata, menyebabkan pergerakan
yang tidak sempurna dan ketidaksejajaran.
http://www.rcophth.ac.uk/docs/members/focus-collegenews/FocusSummer03.pdfhttp://www.rcophth.ac.uk/docs/members/focus-collegenews/FocusSummer03.pdfhttp://www.rcophth.ac.uk/docs/members/focus-collegenews/FocusSummer03.pdfhttp://www.rcophth.ac.uk/docs/members/focus-collegenews/FocusSummer03.pdfhttp://www.rcophth.ac.uk/docs/members/focus-collegenews/FocusSummer03.pdfhttp://www.rcophth.ac.uk/docs/members/focus-collegenews/FocusSummer03.pdf7/27/2019 Graves Oftalmopaty
6/11
Gambar 2 : Myopati tyroid restriktif( dikutip dari fig 6.10 Kanski JJ,
Thyroid Eye Disease, Clinical Ophtalmology A Systematic Approach, sixth
edition, Butterworth Hanemann, China, 2007, p 174)Retraksi kelopak mataRetraksi kelopak mata bagian atas sering merupakan salah satu tandaterjadinya TAO, muncul secara unilateral atau bilateral pada sekitar 90 %
pasien.Retraksi Kelopak mata bagian atas pada graves oftalmopati dapat
disebabkan karena tindakan berlebihan dari adrenergik dari otot muller atau
pada fibrosis dan pemendekan fungsional otot levator. Retraksi kelopakmata bagian atas pada penyakit graves memiliki karakteristik kilauantemporal dengan jumlah sklera yang banyak terlihat secara lateraldibandingkan secara merata.
7/27/2019 Graves Oftalmopaty
7/11
Gambar 3 : Retraksi kelopak mata (dikutip dari : Kanski JJ, Thyroid EyeDisease, Clinical Ophtalmology A Systematic Approach, sixth edition,
Butterworth Hanemann, China, 2007, p 172).Neuropaty OpticPrevalensi neuropaty optik dengan kehilangan penglihatan pada pasien
graves oftalmopati kurang dari 5 %. Kebanyakan kasus neuropaty optikdisebabkan karena penekanan saraf optik oleh pembesaran otot ekstraokuler
pada apex orbital. Disfungsi saraf optik biasanya menghasilkan gangguanpenglihatan (kabur, redup, dan penglihatan gelap). Tanda-tanda keterlibatan
saraf optik termasuk penurunan akuitas snellen, penglihatan warna dan
sensitivitas kontras, juga hilangnya penglihatan peripheral.
7/27/2019 Graves Oftalmopaty
8/11
Gambar 4 : Gambaran CT dengan pembesaran otot pada TED (di kutip
dari :Fig 6.11 Kanski JJ, Thyroid Eye Disease, Clinical OphtalmologyA Systematic Approach, sixth edition, Butterworth Hanemann, China,
2007, p 174).DIAGNOSISDiagnosis dibuat apabila terdapat 2 dari 3 tanda berikut ini:
1.Mendapat penanganan dengan terapi immune yang berkaitan dengandisfungsi tiroid (satu atau lebih dari tanda berikut )
Graves hipertiroidisme Hashimoto tiroiditis Adanya antibody tiroid dalam sirkulasi yang tidak didukung stadium
distyroid (memberikan pertimbangan sementara ), antibody TSHreseptor ( TSH-R ), ikatan tiroidimmunoglobulin inhibitor ( TBH ),
tiroid stimulating immunoglobulin ( TSI ), antibody antimikrosom.
2. Tanda typikal dari orbital ( satu atau lebih dari tanda di baawah ini)a) Retraksi kelopak mata unilateral atau bilateral dengan flare
temporal typikal ( dengan atau tanpa lagophtalmus )
b) Proptosis bilateral ( sebagai bukti perbandingan dengan gambaranpasien tua )
c) Strabismus restriktif sebagai pola typical.d) Penekanan neuropty optik.e) Edema kelopak mata fluktuasi / erytema.f) Khemosis / edema karunkula
3. Gambaran radiografi / TAO unilateral atau bilateral dengan adanyapembesaran (dari satu atau lebih dibawah ini)
a) Otot rektus medial
b) Otot rektus inferior
c) Otot rektus superior / kompleks levator
Jika hanya tanda orbital yang muncul, pasien harus diamati secara
7/27/2019 Graves Oftalmopaty
9/11
berkesinambungan untuk penyakit-penyakit orbita lain dan perkembangan
kedepan dari stadium distyroid.
PEMERIKSAAN
1. Tes fungsi tiroid, termasuk serum T3, T4, TSH dan perkiraan dari iodineradioaktif .2. Bidang visual / penglihatan ,dilakukan pada semua pasien yang diduga
mengalami neuropati optic dan berguna ketika menyertai pasien setelahpermulaan penanganan.
3. Ultrasonografi, dapat mendeteksi perubahan pada otot ekstraokuler yangtejadi pada kasus kelas 0 dan kelas 1 dan membantu diagnosis yang
cepat. Disamping dari ketebalan otot, erosi dinding temporal dari orbita,penekanan lemak retroorbita dan inflamasi perineural dari saraf optic
dapat juga di perlihatkan pada beberapa kasus cepat.4. Tomografy komputer, dapat terlihat proptosis, otot lebih tebal, saraf optik
menebal dan prolaps anterior dari septum orbital ( termasuk kelebihanlemak orbital dan /atau pembengkakan otot).
5. MRI, beberapa pihak beranggapan MRI sebagai modalitas yang palingbaik untuk melihat neuropati optik kompresif yang masih ringan.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan graves oftalmopati adalah penatalaksanaan untuk
hipertiroidisme sendiri yang mutlak dilakukan dan penatalaksanaan terhadapkelainan mata / oftalmopati. Penatalaksanaan oftalmopati terdiri atas
pengobatan medis , operasi, dan penyinaran.
1. Pengobatan medisPada keadaan ringan bisa menunggu sampai keadaan eutiroid tercapai,dimana pada sebagian besar penderita akan mengalami perbaikan , walaupun
tidak merupakan perbaikan total. Orbitopati fase akut menonjolkan neuropatioptik kompresif biasanya ditangani dengan kortikosteroid oral. Dosis awal
biasanya 1-1,5 mg/kg prednisone . Dosis ini dipertahankan selama 2 hingga
4 minggu sampai respon klinis dirasakan . Dosis kemudian dikurangi sesuai
dengan kemampuan pasien, berdasarkan respon klinis dari fungsi saraf optik.Walupun efektif pada pembalikan kompresi saraf optik prednisone pada
tahap ini tidak ditoleransi dengan baik.Pada kasus yang berat kortikosteroid
masih merupakan pilihan pertama baik oral, suntikan intravena
(metylprednisolon), suntikan periorbital triamcinolon. Beberapa obat
7/27/2019 Graves Oftalmopaty
10/11
imunosupresif juga telah dicoba pada kasus berat seperti cyclosporine ,
azatioprin , siklofosfamid. Cyclosporin digunakan bersamaan dengankortikosteroid diberikan sebagai pencegahan memburuknya oftalmopati
pada penderita yang akan mendapat pengobatan I 131 telah dilaporkan lebih
unggul dibandingkan dengan pemberian kortikosteroid tunggal saja.
2. Radiasi Seperti kortikosteroid terapi radiasi paling efektif dalam tahun pertamaketika perubahan fibrotic yang signifikan belum terjadi. Kebanyakan
radioterapis telah menggunakan suatu protokol yang dimodifikasi oleh
Donaldson dan rekan.Secara keseluruhan 60% hingga 70 % pasien memiliki
respon yang baik dengan radiasi, walaupun rekuren terjadi lebih dari 25%pasien. Perbaikan diharapkan selama 2 minggu hingga 3 bulan setelah terapi
radiasi tetapi dapat berlanjut hingga 1 tahun.
3. OperasiSekitar 20% pasien dengan TAO mengalami penanganan bedah. Suatu
tinjauan , 7% pasien menjalani dekompresi orbital , 9% pembedahanstrabismus dan 13% pembedahan kelopak mata.Hanya 2,5 % yang
membutuhkan semua dari 3 tipe pembedahan.Laki-laki dan pasien usialanjut tampaknya lebih sering mengalami orbitopati berat yang
membutuhkan intervensi bedah. Pembedahan harus ditunda hingga penyakit
telah stabil, kecuali jika intervensi darurat dibutuhkan untuk membalikkanhilangnya penglihatan disebabkan oleh neuropati optik kompresif ataupemaparan kornea tidak responsive pada pengukuran medis maksimal.
Pembedahan strabismus dan perbaikan retraksi kelopak mata biasanya tidakdipertimbangkan hingga keadaan eutiroid telah dipertahankan dan tanda-
tanda optalmik telah dikonfirmasi stabil selama 6-9 bulan.Berbagai jenis
operasi yang dilakukan pada penderita dengan graves oftalmopati.Dekompresi orbital khusus untuk proptosis berat, operasi otot mata untuk
memperbaiki adanya diplopia, dan operasi kelopak mata untuk kepentingan
kosmetik.
4. Lain-lainBeberapa tindakan pencegahan perlu dilakukan agar oftalmopati tidakmenjadi lebih berat. Kontrol penyakit tiroid merupakan langkah pertama,dan
pasien yang merokok sebaiknya ditekankan untuk berhenti merokok.Oleh
7/27/2019 Graves Oftalmopaty
11/11