GASTROENTERITIS DEHIDRASI SEDANG

Embed Size (px)

DESCRIPTION

GASTROENTERITIS DEHIDRASI SEDANG

Citation preview

LAPORAN KASUS

GASTROENTERITIS DEHIDARASI SEDANG

Pembimbing : dr. Dina Siti Dalianti, Sp.ADisusun Oleh :KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BEKASI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIAJAKARTALEMBAR PENGESAHAN

Dengan hormat,

Presentasi kasus pada kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD dengan judul Gastroenteritis Dehidrasi Sedang yang disusun oleh :Telah disetujui dan diterima hasil penyusunannya oleh Yth :

Pembimbing : dr. Dina Siti Dalianti, Sp.AMenyetujui,

(dr. Dina Siti Dalianti, Sp.A)

BAB I ILUSTRASI KASUS

I. IDENTITAS

DataPasienAyahIbu

NamaAn. FTn. SNy. S

Umur2 tahun40 tahun37 tahun

Jenis KelaminLaki-lakiLaki-lakiPerempuan

AlamatKampung pedurenan, Bekasi

AgamaIslamIslamIslam

Suku bangsaJawaJawaJawa

Pendidikan SDSMPSMP

Pekerjaan SiswaWiraswastaIbu Rumah Tangga

Penghasilan---

KeteranganHubungan dengan orang tua : Anak kandung

Tanggal Masuk RSSenin, 22 April 2014

II. ANAMNESISDilakukan sacara Alloanamnesis kepada ibu pasien dan Senin tanggal 22 April 2014 di Bangsal Melati RSUD Kota Bekasi.a. Keluhan Utama : Pasien datang dengan keluhan mencret sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit.b. Keluhan Tambahan : Demam, mual, muntah, lemas dan tidak nafsu makan..c. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang dengan keluhan mencret sejak 2 minggu yang lalu. Mencret sebanyak 5 kali, berwarna kekuningan, berampas, berlendir dan bau asam. 2 mingggu SMRS, pasien demam tinggi yang terus menerus, namun suhu tidak diukur oleh orang tua pasien yang disertai dengan mencret sebanyak 2 kali.1 minggu SMRS pasien mengeluh mual, muntah saat diberikan makanan dan masih tetap mencret yang bertambah berat.

Untuk mengurangi keluhan, pasien sempat berobat pada klinik 24 jam, dan diberikan obat namun keluhan tidak berkurang. Semenjak sakit pasien merasa lemas dan nafsu makan pasien menurun, bahkan terkadang tidak mau makan. Riwayat Penyakit Dahulu

PenyakitUmurPenyakitUmurPenyakitUmur

Alergi-Difteria-Jantung-

Cacingan-Diare7 tahunGinjal-

DBD-Kejang-Darah-

Thypoid-Maag-Radang paru-

Otitis-Varicela-Tuberkulosis1 tahun

Parotis-Asma-Morbili-

Kesan : Pasien pernah mengalami TB paru saat usia 1 tahun, sempat dirawat 7 hari di Rumah Sakit, menjalani pengobatan selama 6 bulan namun setelah itu pasien tidak pernah konsul.a. Riwayat Penyakit Keluarga :

Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan serupa maupun keluhan lainnya namun ibu pasien pernah didiagnosis TB Paru 10 tahun yang lalu, sudah menjalani pengobatan selama 6 bulan dan dinyatakan sembuh.b. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran :

KEHAMILANMorbiditas kehamilanAnak pertama dari 2 bersaudara

Perawatan antenatalSetiap bulan periksa ke bidan

KELAHIRANTempat kelahiranRumah bersalin

Penolong persalinanDokter

Cara persalinanNormal

Masa gestasi9 bulan

Keadaan bayiBerat lahir 2600 g

Panjang badan 50 cm

Lingkar kepala tidak ingat

Langsung menangis

Nilai apgar tidak tahu

Tidak ada kelainan bawaan

Kesan : Riwayat kehamilan dan persalinan pasien baik

c. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan :

Pertumbuhan gigi I: 5 bulan

(normal: 5-9 bulan)

Psikomotor

Tengkurap

: 3 bulan

(normal: 3-4 bulan)

Duduk

: 6 bulan

(normal: 6 bulan)

Berdiri

: 9 bulan

(normal: 9-12 bulan)

Bicara

: 12 bulan

(normal: 9-12 bulan) Berjalan

: 13 bulan

(normal: 13 bulan)Kesan : Riwayat pertumbuhan dan perkembangan pasien sesuai usia namun bicara pasien kurang jelas dan pasien belum bias duduk dengan tegap.d. Riwayat Makanan

Umumr (bulan)ASI/PASIBuah/biskuitBubur susuNasi tim

0-2+

2-4+

4-6++

6-8+/++/+++

8-10+/++/+++

Kesan : kebutuhan gizi pasien terpenuhi cukup baike. Riwayat Imunisasi :

VaksinDasar (umur)Ulangan (umur)

BCG1bln

DPT2 bln4 bln6 bln

POLIOLahir 2 bln4 bln6 bln

CAMPAK9 bln

HEPATITIS BLahir 2 bln6 bln

Kesan : Imunisasi dasar lengkap.f. Riwayat Keluarga

AyahIbuAnak pertama

NamaTn. SNy.RAn. RS

Perkawinan kePertamaPertama -

Umur 403717 tahun

Keadaan kesehatanBaikBaikBaik

Kesan : Keadaan kesehatan kedua orang tua dalam keadaan baik.

g. Riwayat Perumahan dan Sanitasi :

Tinggal dirumah sendiri diperumahan padat penduduk. Terdapat dua kamar. Ventilasi baik, cahaya matahari cukup, air minum dan air mandi berasal dari air tanah.

Kesan : Kesehatan lingkungan tempat tinggal pasien cukup baik.

I. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan umum

: Tampak sakit sedangb. Tanda Vital

Kesadaran

: Composmentis Frekuensi nadi

: 130x/menit

Tekanan darah

: 100/80 mmHg

Frekuensi pernapasan: 30x/menit

Suhu tubuh

: 36,9 oCc. Data antropometri

Berat badan

: 10 kg Tinggi badan

: 94 cm Status Gizi menurut NCHS: BB/U

= 10/14 x100% = 71 % (gizi kurang)

TB/U

= 94/88 x100% = 106% (gizi cukup)

BB/TB

= 10/13 x100%= 76%(gizi kurang)Kesan : status gizi kurangd. Kepala

Bentuk: normocephali Rambut: rambut hitam, tidak mudah dicabut, distribusi merata Mata: conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, cekung +/+ Telinga: normotia, serumen -/-, sekret -/- Hidung: bentuk normal, sekret -/-, nafas cuping hidung -/- Mulut: Bibir kering, faring hiperemis -, T1-T1, kripta -/-, dentritus -/-e. Leher: KGB tidak membesar, kelenjar tiroid tidak membesar, f. Thorax

Inspeksi: pergerakan dinding dada simetris, tidak terdapat retraksi. Palpasi

: gerak napas simetris, vocal fremitus simetris

Perkusi

: sonor dikedua lapang paru Auskultasi

: SN vesikuler, Ronki -/-, wheezing -/-

Cor BJ I & II normal, murmur -, gallop -

g. Abdomen

Inspeksi

: perut datar, pusar tidak menonjol. Auskultasi

: bising usus meningkat 7x/menit Palpasi

: supel, nyeri tekan -, hepar dan lien tidak teraba membesar.

Perkusi

: shifting dullness -, nyeri ketok -

h. Kulit

: ikterik -, petechie -, makulopapular rash -i. Ekstremitas: akral hangat, cyanosis (-), oedem (-), turgor kulit menurunII. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Laboratorium darah tanggal 17 April 2014Jenis Hasil07-04-2014Hasil08-04-2014Hasil10-04-2014Hasil11-04-2014Hasil15-04-2014SatuanNilai Normal

HEMATOLOGI

Darah lengkap

LED12Mm0-10

Leukosit24,320,120,2ribu/uL5-10

Hitung jenis

Basofil0%250 ml/day), kemudian perlu juga ditentukan apakah terjadi steatore atau diare tanpa malabsorbsi lemak.

3. Mengukur Berat dan Kuantitatif fecal fat pada feses 24 jam: Jika berat feses >300/g24jam mengkonfirmasikan adanya diare. Berat lebih dari 1000-1500 gr mengesankan proses sektori. Jika fecal fat lebih dari 10g/24h menunjukkan proses malabsorbstif.

4. Lemak Feses : Sekresi lemak feses harian < 6g/hari. Untuk menetapkan suatu steatore, lemak feses kualitatif dapat menolong yaitu >100 bercak merak orange per lapang pandang dari sample noda sudan adalah positif. False negatif dapat terjadi jika pasien diet rendah lemak. Test standard untuk mengumpulkan feses selama 72 jam biasanya dilakukan pada tahap akhir. Eksresi yang banyak dari lemak dapat disebabkan malabsorbsi mukosa intestinal sekunder atau insufisiensi pancreas.

5. Osmolalitas Feses : Dipeerlukan dalam evaluasi untuk menentukan diare osmotic atau diare sekretori. Elekrolit feses Na,K dan Osmolalitas harus diperiksa. Osmolalitas feses normal adalah 290 mosm. Osmotic gap feses adalah 290 mosm dikurangi 2 kali konsentrasi elektrolit faeces (Na&K) dimana nilai normalnya 6 bulan : 1 tablet ( 20 mg) per hari selama 10 hari.

Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti.

3. Pemberian ASI / Makanan

Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan. Anak yang masih minum Asi harus lebih sering di beri ASI. Anak yang minum susu formula juga diberikan lebih sering dari biasanya. Anak uis 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah mendapatkan makanan padat harus diberikan makanan yang mudah dicerna dan diberikan sedikit lebih sedikit dan lebih sering. Setelah diare berhenti, pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat badan.

4. Pemberian Antibiotika hanya atas indikasi

Antibiotika tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya kejadian diare pada balita yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotika hanya bermanfaat pada penderita diare dengan darah (sebagian besar karena shigellosis), suspek kolera.

Obat-obatan Anti diare juga tidak boleh diberikan pada anak yang menderita diare karena terbukti tidak bermanfaat. Obat anti muntah tidak di anjurkan kecuali muntah berat. Obat-obatan ini tidak mencegah dehidrasi ataupun meningkatkan status gizi anak, bahkan sebagian besar menimbulkan efek samping yang bebahaya dan bisa berakibat fatal. Obat anti protozoa digunakan bila terbukti diare disebabkan oleh parasit (amuba, giardia).

5. Pemberian Nasehat

Ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita harus diberi nasehat tentang :

a. Cara memberikan cairan dan obat di rumah

b. Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan bila :

Diare lebih sering

Muntah berulang

Sangat haus

Makan/minum sedikit

Timbul demam dan tinja berdarah

Tidak membaik dalam 3 hari.

Tiga cara dasar rencana Pengobatan A :

1) Berikan lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah dehidrasi (oralit, makanan cair : sup, air matang). Berikan cairan ini sebanyak anak mau dan terus diberikan hingga diare berhenti.

Kebutuhan oralit per kelompok umurUmurDdiberikan Setiap BabYang Disediakan

< 12 bulan50-100 ml400 ml / hari (2 bungkus)

1-4 tahun100-200 ml600-800 ml / hari (3-4 bungkus)

> 5 tahun200-300 ml800-1000 ml / hari (4-5 bungkus)

Dewasa300-400 ml1.200-2.800 ml / hari

Cara memberikan oralit :

Berikan sesendok teh tiap 1-2 menit untuk anak < 2 tahun

Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak lebih tua

Bila anak muntah, tunggu 10 menit, kemudian berikan cairan lebih sedikit

Bila diare belanjut setelah bungkus oralit habis, beritahu ibu untuk memberikan cairan lain atau kembali ke petugas untuk mendapatkan tambahan oralit.

2) Beri anak makanan untuk mencegah kurang gizi :

Teruskan pemberian ASI

Untuk anak < 6 bln dan belum mendapatkan makanan padat dapat diberikan susu yang dicairkan dengan air yang sebanding selama 2 hari.

Bila anak > / = 6 bulan atau telah mendapat makanan padat :

Berikan bubur atau campuran tepung lainnya, bila mungkin dicampur dengan kacang-kacangan, sayur, daging, tam-bahkan 1 atau 2 sendok teh minyak sayur tiap porsi.

Berikan sari buah segar atau pisang halus untuk menambah kalium

Dorong anak untuk makan berikan sedikitnya 6 kali sehari

Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti dan berikan makanan tambahan setiap hari selama 2 minggu.

Bawa anak kepada petugas bila anak tidak membaik selama 3 hari atau anak mengalami : bab sering kali, muntah berulang, sangat haus sekali, makan minum sedikit, demam, tinja berdarah

Rencana Pengobatan B

Dehidrasi tidak berat (ringan-sedang); rehidrasi dengan oralit 75 ml / kg BB dalam 3 jam pertama atau bila berat badan anak tidak diketahui dan atau memudahkan dilapangan, berikan oralit sesuai tabel :

Jumlah oralit yang diberikan 3 jam pertama :Umur< 1 tahun1-5 tahun> 5tahunDewasa

Jumlah oralit300 ml600 ml1.200 ml2.400 ml

Setelah 3-4 jam, nilai kembali, kemudian pilih rencana A, B, atau C untuk melanjutkan pengobatan :

Bila tidak ada dehidrasi ganti ke rencana A

Bila ada dehidrasi tak berat atau ringan/sedang, ulangi rencana B tetapi tawarkan makanan, susu dan sari bu-ah seperti rencana A

Bila dehidrasi berat, ganti dengan rencana C

Rencana Pengobatan C

Dehidrasi berat : rehidrasi parenteral / cairan intravena segera. Beri 100 ml/kg BB cairan RL, Asering atau garam normal (larutan yang hanya mengandung glukosa tidak boleh diberikan).Umur30 ml/kg BB70 ml/kg BB

< 12 bulan 1 jam pertama5 jam kemudian

> 1 tahun jam pertama21/2 jam kemudian

1. Rehidrasi parenteral :

RL atau Asering untuk resusitasi / rehidrasi

D1/4S atau KN1B untuk maintenan (umur < 3 bulan)

D1/2S atau KN3A untuk maintenan (umur > 3 bulan)

Ulangi bila nadi masih lemah atau tidak teraba

Nilai kembali tiap 1-2 jam. Bila rehidrasi belum tercapai percepat tetesan infuse

Juga berikan oralit 5 ml/kg BB/jam bila penderita bisa minum. Biasanya setelah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak)

Setelah 3-6 jam (bayi) atau 3 jam (anak) nilai lagi, kemudian pilih rencana A, B, C untuk melanjutkan pengobatan.

2. Obat-obat anti diare meliputi antimotilitas (loperamid, difenoksilat, kodein, opium), adsorben (norit, kaolin, smekta).

3. Obat anti muntah : prometazin , domperidon, klorpromazin

4. Antibiotik hanya diberikan untuk disentri dan tersangka kolera : Metronidazol 50 mg/kgBB/hari

5. Hiponatremia (Na > 155 mEq/L), dikoreksi dengan D1/2S. Penurunan kadar Na tidak boleh lebih dari 10 mEq per hari karena bisa menyebabkan edema otak

6. Hiponatremia (Na < 130 mEq/L), dikoreksi dengan RL atau NaCl

7. Hiperkalemia (K > 5 mEq/L), dikoreksi dengan kalsium glukonas perlahan-lahan 5-10 menit sambil memantau detak jantung

8. Hipokalemia (K, 3,5 mEq/L), dikoreksi dengan KClBAB III

ANALISA KASUS1. Identitas

Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya .2. Keluhan Utama

BAB encer 10 kali, muntah, diare, kembung, demam.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih 5 kali, waktu pengeluaran : 15 hari (diare kronik)

4. Riwayat Nutrisi

Pada anak usia pertumbuhan makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada anak usia pertumbuhan sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan,

5. Riwayat Kesehatan Lingkungan

Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat tinggal.

6. Pemeriksaan Fisik

a. pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen mengecil.b. keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu.c. Mata : cekung, kering, sangat cekungd. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, bising usus meningkat, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum.DAFTAR PUSTAKA1. Heird WC. Nutritional requirements. In: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB. Nelson textbook of pediatrics. 17th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2004.p.153

2. Sjarif DR. Pediatric nutritional care. In: Pulungan AB, Hendarto A, Hegar B, Oswari H. Nutrition growth-development. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang DKI Jakarta; 2006.p.3.

3. Avikar, Anupkumar, dkk. 2008. Role of Escherichia coli in acute diarrhoea in tribal preschool children of central India. Journal Compilation Paediatric and Perinatal Epidemiology, No. 22, 4046.

4. Chakraborty, Subhra, dkk. 2001. Concomitant Infection of Enterotoxigenic Escherichia coli in an Outbreak of Cholera Caused by Vibrio cholera O1 and O139 in Ahmedabad, India. JOURNAL OF CLINICAL MICROBIOLOGY Vol. 39, No. 9 p. 32413246.

5. Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2008. Buku Saku Petugas Kesehatan LINTAS DIARE. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 6. The Ohio State University Medical Center. 2006. Diarrhea. Diakses pada www.healthinfotranslations.com7. Depkes RI, Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta, 2005. 8. The Ohio State University Medical Center. 2006. Diarrhea. Diakses pada www.healthinfotranslations.com9. Depkes RI, Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta, 2005. 36