4
NEWSLETTER SHARING IS POWER Juli, 2015 FREE FOR ALL KMERS KMPLUS Kmplus Optima @KMPlusOptima twitter @revolusivisual menyusuri jejak revolusi visual TABLE OF CONTENTS CHAPTER 1: MENYUSURI JEJAK REVOLUSI VISUAL CHAPTER 3: KERANGKA BESAR VISUALISASI CHAPTER 2: CARTOON VISUAL ATAU BUKAN? CHAPTER 4: VISUAL LEADERS: OPTIMALISASI KEKUATAN KOMUNIKASI VISUAL Channel: kmplus The ability to draw and communicate visually can no longer be seen as oponal. – Bee Feer, Author – T he future of storytelling is visual. Penggalan kalimat tersebut menjadi salah satu pesan di dalam pelaksanaan The Visual Revoluon Summit 2014. Event internasional yang digelar sejak 2013 tersebut dihadiri oleh perwakilan dari berbagai perusahaan dengan beragam latar belakang bisnis, baik sebagai peserta maupun pembicara. Misalnya perwakilan dari Pinterest, Adobe, Sony Playstaon, Expedia, Twier dan sebagainya. Satu kesamaan yang membuat mereka datang berkumpul adalah kepercayaan bahwa sedang terjadi sebuah revolusi visual, terutama dalam kalangan muda. Salah satu indikasinya bisa dilihat dari banyaknya tools untuk visual sharing. Keberadaan smartphone yang semakin massif menjadi salah satu faktor perangsang banyaknya tools tersebut. Orang menjadi sangat akrab dengan beragam sosial media. Akibatnya, sharing visual menjadi semakin menyenangkan dan mudah dilakukan. Semua orang menjadi pencipta konten. Komunikasi melalui foto dan video semakin intens dilakukan. David Sibbet melihat fenomena revolusi visual dalam konteks yang berbeda. Ia mengaitkannya dengan kepemimpinan. Hal ini yang kemudian melahirkan islah Visual Leader. Dalam buku Visual Leaders: New Tools for Visioning, Management & Organizaon Change, David menyampaikan bahwa dalam sebuah rapat, kerap disajikan tampilan grafik berupa data atau lainnya. Seorang fasilitator misalnya, biasa menampilkan visual-visual yang menarik berisi percakapan-percakapan. Bagi seorang mitra bisnis yang sedang melakukan presentasi, seringkali cara- cara visual lebih dapat membantu penjelasan yang disampaikan. “Mungkin Anda telah memperhakan

FREE FOR ALL KM ERS KMPLUS Juli, 2015 NEWSLETTER · Adobe, Sony Playstation, Expedia, Twitter dan sebagainya. Satu kesamaan yang membuat ... telah berhasil mengidentifikasi tiga domain

Embed Size (px)

Citation preview

NEWSLETTERSHARING IS POWER

Juli, 2015FREE FOR ALL KM’ERS KMPLUS

Kmplus Optima @KMPlusOptima

twitter @revolusivisual

menyusuri jejak revolusi visual

TABLE OF CONTENTSCHAPTER 1: MENYUSURI JEJAK REVOLUSI VISUAL

CHAPTER 3: KERANGKA BESAR VISUALISASI

CHAPTER 2: CARTOONVISUAL ATAU BUKAN?

CHAPTER 4: VISUAL LEADERS: OPTIMALISASI KEKUATAN KOMUNIKASI VISUAL

Channel: kmplus

The ability to draw and communicate visually can no longer be seen

as optional.

– Bette Fetter, Author –

The future of storytelling is visual. Penggalan kalimat tersebut menjadi salah satu pesan di dalam

pelaksanaan The Visual Revolution Summit 2014. Event internasional yang digelar sejak 2013 tersebut dihadiri oleh perwakilan dari berbagai perusahaan dengan beragam latar belakang bisnis, baik sebagai peserta maupun pembicara. Misalnya perwakilan dari Pinterest, Adobe, Sony Playstation, Expedia, Twitter dan sebagainya.

Satu kesamaan yang membuat mereka datang berkumpul adalah kepercayaan bahwa sedang terjadi sebuah revolusi visual, terutama dalam kalangan muda. Salah satu indikasinya bisa dilihat dari banyaknya tools untuk visual sharing. Keberadaan smartphone yang semakin massif menjadi salah satu faktor perangsang banyaknya tools tersebut.

Orang menjadi sangat akrab dengan beragam sosial media. Akibatnya, sharing visual menjadi semakin menyenangkan dan mudah dilakukan. Semua orang menjadi pencipta konten. Komunikasi melalui foto dan video semakin intens dilakukan.

David Sibbet melihat fenomena revolusi visual dalam konteks yang berbeda. Ia mengaitkannya dengan kepemimpinan. Hal ini yang kemudian melahirkan istilah Visual Leader. Dalam buku Visual Leaders: New Tools for

Visioning, Management & Organization Change, David menyampaikan bahwa dalam sebuah rapat, kerap disajikan tampilan grafik berupa data atau lainnya.

Seorang fasilitator misalnya, biasa menampilkan visual-visual yang

menarik berisi percakapan-percakapan. Bagi seorang mitra bisnis yang sedang melakukan presentasi, seringkali cara-cara visual lebih dapat membantu penjelasan yang disampaikan.

“Mungkin Anda telah memperhatikan

visual leadersPublished by: KMPLUS

cartoon

bahwa generasi yang lebih muda sekarang memiliki kemampuan visual yang tidak lagi disembunyikan. Video, foto-foto digital, grafik, peta-peta interaktif, game film-film dan situs-situs Web telah dikunyah begitu saja oleh mereka,” tulis David Sibbet dalam buku Visual Leaders.

David menambahkan, semua hal yang disebutkannya itu sedang terjadi dalam konteks sebuah revolusi lebih besar dalam visualisasi yang sedang terjadi di dalam visualisasi data, grafik, desain, dan fasilitasi sosial.

Teknologi sangat berperan mendorong terjadinya revolusi visual. Komunikasi visual bisa dilakukan dengan lebih interaktif. Disamping itu, pada dasarnya manusia lebih menyukai komunikasi visual dibanding komunikasi pesan non visual. Seperti sebuah ungkapan, a picture says a thousand words. Dengan kemampuan yang dimiliki, manusia bisa mengambil makna dari gambar yang dilihatnya.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kebanyakan dari kita merupakan pembelajar visual yang lebih mampu menangkap sesuatu melalui gambar atau grafis. Namun, justru itu yang banyak dilupakan oleh para profesional di perkantoran. Mereka meninggalkan kekuatan visual, gambar maupun grafis dalam berkomunikasi.

Kantor didominasi oleh tumpukan spreadsheet yang tebal dan presentasi Power Point seolah tanpa akhir. Bahkan tidak jarang terjadi, maksud dibalik ide-ide yang muncul bisa hilang atau disalahartikan ketika hanya disampaikan lewat kata-kata.

Jika begitu, muncul pertanyaan utama terkait visual, untuk mendapatkan manfaat dari revolusi visual, apakah kita juga harus bisa menggambar? Bagaimana jika kita merasa tidak terampil secara visual?

“Kita akan menelusuri bagaimana Anda dapat mengambil manfaat dari

sebuah revolusi visual dengan cara yang kreatif,” kata David.

Cara kreatif yang disebutkannya tanpa harus menjadikan kita sebagai orang yang membuat gambar dan yang mengerjakan desainnya. Kita bisa saja bekerja dengan para praktisi visual untuk memfokuskan dukungan mereka demi mendapatkan hasil-hasil terbaik.

Atau dengan cara yang lebih sederhana, melalui olah data Microsoft Excel yang menyajikan banyak pilihan bar chat.

Karena itu, David mengingatkan seorang pemimpin perlu memahami bagaimana menggunakan berbagai piranti visual, mengelola para praktisi visual dan hasil karya mereka.

“Visualisasi merupakan bagian penting dari keunggulan kepemimpinan pada masa sekarang,”tandasnya. Kita bisa melihat saat ini banyak orang melakukan visualisasi untuk semua data dengan tampilan yang menawan.o

Terkait dengan kemampuan dan ketertarikan seseorang akan visualisasi, Dan Roam, penulis buku Back of Napkin: Solving Problems and Selling Ideas with Pictures membagi ke dalam

tiga kategori. Pertama, orang yang bertinta hitam, yaitu orang yang tidak tahan bila tidak menggunakan papan whiteboard atau flip chart untuk mengekspresikan ide-ide yang dimilikinya. Dan Roam mengatakan sekitar 25% orang di tempat kerjanya masuk dalam kategori ini.

Kedua, orang yang bertinta kuning. Orang-orang ini tidak tahan untuk tidak menggarisbawahi dan menyoret-nyoret diagram dan gambar yang dibuat orang lain. Di tempat Dan Roam bekerja, ada sekitar 50% pekerja masuk dalam kategori ini. Banyak sekali pemimpin yang masuk kategori ini dan mengandalkan para fasilitator dan staf yang terampil menggunakan pena ‘bertinta hitam’.

Ketiga, orang yang bertinta merah, yaitu mereka yang menganggap grafik-grafik terlalu menyederhanakan segala sesuatu. Sering kali orang-orang ini merupakan para pakar yang menolak bekerja dalam cara kolaboratif. Bahkan sebagian dari mereka sangat anti terhadap visualisasi. Dan Roam mendapati ada sekitar 20% hingga 25% masuk dalam kategori ini.

Anda sendiri masuk kategori yang mana?o

visual atau bukan?

visual leadersPublished by: KMPLUS

Kerangka besar visualisasi

Istilah visualisasi memiliki beragam tafsiran. Bagi sejumlah orang, visualisasi berarti

berbagi atau sharing gambar menggunakan smartphone. Ada juga yang mengartikan visualisasi hanya menunjukkan analisis komputer dari aliran data dalam jumlah besar.

Bagi sebagian orang lainnya, visualisasi berarti menggunakan sesuatu yang berkaitan dengan visual dalam memfasilitasi rapat. Meski begitu, David Sibbet menangkap benang merah dari semua itu, bahwa dalam bidang manapun kita memahaminya, visualisasi sangat berguna untuk menggambarkan sebuah peta.

Lantas, seperti apa gambaran mengenai visualisasi yang dimaksud David?

Dalam bukunya, David mengisahkan, Evert Lindquist, Direktur School of Public Administration pada University of Victoria di British Columbia, telah menciptakan sebuah visualisasi sebagai cara untuk membantu para analis, yang memberikan saran kepada para pembuat kebijakan, agar dapat memahami bagaimana mereka menggunakan visual-visual untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik.

Dari survey yang dilakukan, Lindquist telah berhasil mengidentifikasi tiga domain atau wilayah dalam visualisasi.

1. Visualisasi DataDomain ini meliputi visualisasi ilmiah dari segala jenis analisis finansial dan data, pemodelan, pemetaan geodata, dan segala jenis visualisasi lainnya yang mengandalkan peranti lunak visualisasi yang kuat.

2. Desain GrafikSegala sesuatu yang dibuat dalam dunia fisik dan dunia media itu didesain oleh seseorang. Para arsitek, ahli teknik, desainer peranti lunak, para desainer jaringan, desainer grafik, dan begitu banyak profesional lainnya menggunakan visualisasi sebagai keterampilan inti

di dalam karya yang mereka buat, dan produk-produk mereka itu adalah visual.

Inilah kebenarannya selama periode yang lama sampai belakangan ini, sebagian besar ilmu pengetahuan tentang metode dan teknik dari profesi-profesi ini telah dibatasi pada sekolah-sekolah profesional.

Meskipun demikian, sejak 1970-an, cara-cara kerja semacam ini telah menyebar di luar batas-batas desain sehingga membuat “cara berpikir desain – design thinking” itu mengemuka dan menjadi sebuah keterampilan yang dapat diterima dari para pemimpin.

3. Fasilitasi VisualInilah istilah untuk praktik yang semakin bertumbuh secara visual dari memfasilitasi perencanaan strategis, implementasi strategi, team building, penyelesaian masalah kelompok, dan berbagai tipe kerja kelompok lainnya. International Forum of Visual Practitioners, sebuah asosiasi yang terdiri dari para pencatat dan fasilitator grafik profesional penuh waktu, sudah berdiri selama tujuh

tahun dan beranggotakan ribuan praktisi independen. Hampir semua firma besar dan kecil yang memberi jasa konsultasi menggunakan visualisasi secara aktif untuk mendukung keputusan strategis, inovasi, pengembangan strategi, dan perencanaan dalam segala jenis. Sebagian besar perusahaan besar memiliki pusat-pusat inovasi dan riset yang hidup bersama dengan peranti-peranti jenis ini. Inilah bidang yang menjadi pembahasan utama David dalam bukunya karena peranti-perantinya merupakan sebagian dari pedoman hebat yang dapat dipahami oleh para pemimpin visual.

Ketika pertama melihat diagram tersebut. David merasa

ada sebuah bagian yang terlepas. Bagian yang lepas tersebut merupakan ujung lain dari rangkaian kesatuan visualisasi data yang merupakan wilayah yang ada di dalam pikiran, di dalam imajinasi orang-orang yang menggunakan peranti-peranti ini. Termasuk juga bagaimana visualisasi ini bekerja dalam proses-proses kognitif kita, dengan lebih banyak aspek keberadaan terstruktur dari model-model mental dan metafora. Di dalam bagian ini termasuk juga domain keempat, sebuah cabang ilmu pengetahuan ilmiah kognitif dan visualisasi yang dilabel kognitif.4. Visualisasi KognitifVisualisasi ini termasuk visi-visi pribadi, metafora, model mental, dan kerangka-kerangka referensi lain yang membimbing dan membentuk tingkah laku kita. Inilah koneksi dari semua hal ini terhadap manifestasi bagian luar pada diagram dan media yang membuat materi visual itu berarti. Bagian ini merupakan domain penting yang harus disertakan.o

Disarikan dari buku Visual Leaders by David Sibbet

visual leaders

Kmplus Optima @KMPlusOptima

www.kmplus.co.id

FREE FOR ALL KM’ERS PLEASE TAKE ONE

KMPLUS OPTIMA INTERNASIONALJL. Cawang Baru Tengah No. 48

Jakarta021-85917227 | 021-29360893

KMPlus Optima InternasionalKMPlus merupakan sebuah perusahaan konsultan Knowledge Management yang didirikan pada tahun 2005. Sejak awal berdiri, KMPlus memiliki komitmen untuk membantu meningkatkan kinerja individu dan organisasi melalui inovasi dan penerapan Knowledge Management secara efektif.Dalam 10 tahun terakhir, KMPlus banyak bekerja sama dengan berbagai perusahaan terkemuka di Indonesia dalam pengembangan SDM dan Knowledge Management. Disamping memberikan pelatihan dan pengembangan bagi karyawan, KMPlus juga memberikan jasa konsultasi mengenai penerapan Knowledge Management yang efektif di organisasi. KM yang efektif merupakan KM yang selaras dengan kebutuhan organisasi dalam meningkatkan kinerja, juga membangun motivasi karyawan untuk menjadi pekerja pengetahuan yang cerdas atau SMART Knowledge Worker.

visual leaders:optimalisasi kekuatan komunikasi visual

Channel: kmplus

Mencermati fenomena revolusi visual yang semakin ‘menggelinding’

rasanya tidak berlebihan jiak David Sibbet berpendapat bahwa, saat ini visualisasi menjadi bagian penting dari kepemimpinan.

Beragam konsep dan ide yang ada di kepala sang pemimpin bisa tergambar dengan jelas lewat komunikasi visual. Dengan begitu, yang dipimpin bisa menangkap ide yang disampaikan oleh pemimpin dengan baik.

Perangkat teknologi yang semakin berkembang juga mengambil peran penting dalam perkembangan komunikasi visual. Selain semakin dimudahkan, teknologi membuat tampilan visualisasi untuk berbagai macam data memiliki tampilan yang menawan.

Para pemimpin yang mengeksplorasi pola-pola visual ini yang disebut sebagai Visual Leaders atau Para Pemimpin Visual. Eskplorasi visual dilakukan untuk mendukung visi dan misi, pembentukan strategi, hingga perubahan organisasi.

David Sibbet, dalam bukunya Visual Leaders: New Tools for Visioning, Management & Organization Change, menyampaikan tujuh peranti penting bagi visual leaders, yaitu: penggunaan metafora dan model-model (metaphors and models, membantu orang-orang melihat apa yang Anda maksud), rapat

visual (visual meetings, merangsang keterlibatan dan kontribusi kreatif), template grafik (graphics template, gambar visual untuk segala macam perencanaan), ruang-ruang keputusan (decision theaters, membuat pilihan-pilihan dalam konteks satu gambaran besar), roadmaps (visual roadmap), story maps, video serta hal lain yang dapat dilakukan dengan visualisasi virtual (virtual visual).

Selain peranti tersebut, Para Pemimpin Visual juga memiliki tiga sifat utama. Pertama, focus (focusing attention). Salah satu konsekuensi dari memiliki banyak komunikasi digital adalah sulitnya menyatukan semua keinginan, sehingga bisa membuat kita

fokus pada hal-hal penting. Kedua, memiliki sentuhan personal

(personal touch) yang lebih tinggi. Gambar-gamba dalam video bisa membangun emosi yang lebih baik dibanding media lain. Selain itu, ada banyak perangkat lain yang bisa dikombinasikan untuk menghasilkan sebuah video yang bagus.

Ketiga, mudah diingat (mobile memory). Cara-cara visual dalam membantu orang mendapatkan informasi akan membantu mereka dalam mengingatnya.o