28
Fire Detection System

Fire Detection System

  • Upload
    pearly

  • View
    157

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Fire Detection System. Pengertian Fire detection systems . Pengelompokan jenis Fire alarm berdasarkan luas area pemasangan . 3. Penjelasan 2 jenis System Fire Alarm .( Sistem zona dan sistem Addressable). Macam-macam alat detector pada Fire Alarm. Penempatan lokasi detector. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: Fire Detection  System

Fire Detection System

Page 2: Fire Detection  System

Ringkasan Fire Detection Systems

1. Pengertian Fire detection systems .2. Pengelompokan jenis Fire alarm berdasarkan luas area pemasangan.3. Penjelasan 2 jenis System Fire Alarm.( Sistem zona dan sistem

Addressable).4. Macam-macam alat detector pada Fire Alarm.5. Penempatan lokasi detector. 6. Wiring zona dan pengkabelannya.7. Output alarm (sounder dan sirine).8. Ilustrasi.9. Perawatan dan pengecekan rutin.

Page 3: Fire Detection  System

Pengertian / Definisi

Adalah sebuah alat yang difungsikan untuk memberikan peringatan dini terhadap insiden yang berkaitan dengan api. Biasanya insiden kebakaran.

Page 4: Fire Detection  System

Pengelompokan Fire Alarm Berdasarkan Luas Area Pemasangan.

1. Area dengan luas 300 m2 ( Perumahan ).Menggunakan Alarm otomatis/manual dengan sistem single zone.

2. Area dengan luas 1500 m2 ( Gedung ukuran sedang ,sekolah dan perkantoran kecil).Menggunakan sistem Alarm konvensional berbasis zona (2 s/d 8 zona ).

3. Area dengan luas 30000 m2 ( Gedung besar ,pabrik dan pertokoan)Menggunakan sistem alarm konvensional berbasis zona (16 zona). AtauMenggunakan sistem alarm berbasis Addressable yang dapat mengoperasikan 120 detector.

4. Area besar ( Kampus Universitas,pusat perbelanjaan,rumah sakit dan bandara).Menggunakan sistem analog addressable dengan menggunakan sebagian system networking.

Page 5: Fire Detection  System

Penjelasan 2 jenis System Fire Alarm

Fire Alarm dikenal memiliki 2 (dua) sistem, yaitu: 1. Sistem Konvensional. 2. Sistem Addressable.

Konvensional: yaitu sistem alarm yang menggunakan kabel isi dua/empat untuk hubungan antar detector ke detector dan ke Panel.Alarm konvensional memiliki zone/loop untuk menghubungkan detector ke panel.Memungkinkan pula satu zona di buat sistem seri atau pararel untuk menghubungkan lebih dari satu detector.

Sistem Addressable : Perbedaan paling mendasar dengan sistem konvensional adalah dalam hal Address (Alamat). Pada sistem ini setiap detector memiliki alamat sendiri-sendiri untuk menyatakan identitas ID dirinya. Jadi titik kebakaran sudah diketahui dengan pasti, karena panel bisa menginformasikan deteksi berasal dari detector yang mana. Sedangkan sistem konvensional hanya menginformasikan deteksi berasal dari Zone atau Loop, tanpa bisa memastikan detector mana yang mendeteksi, sebab 1 Loop atau Zone bisa terdiri dari 5 bahkan 10 detector, bahkan terkadang lebih.

Page 6: Fire Detection  System

Macam-macam alat detector

1. Automatic fire alarm (Smoke detector,Heat detector,Ionisation smoke detector,etc)

Fungsi alat ini adalah untuk mengaktifkan sirine tanda kebakaran (Fire Bell) secara otomatis seiring dengan kondisi detector yang menerima sinyal trigger dari asap,panas,gas dan lainnya.

Pendeteksi asap Pendeteksi Gas berbahayaPendeteksi Temperatur

Page 7: Fire Detection  System

Macam-macam alat detector

1. Manual fire alarm ( break glass,Push button /Panic button )Fungsi alat ini adalah untuk mengaktifkan sirine tanda kebakaran (Fire Bell) secara manual dengan cara memecahkan kaca atau plastik transparan di bagian tengahnya. Istilah lain untuk alat ini adalah Emergency Break Glass. Di dalamnya hanya berupa saklar biasa yang berupa microswitch atau tombol tekan.

Page 8: Fire Detection  System

Penempatan DetectorPenempatan lokasi pemasangan detector sangatlah penting karenaSangat berhubungan dengan keamanan dan keefektifitasan alat detektor tersebut.Caranya adalah dengan mengetahui range/jarak lingkup yang dapat di cover oleh sebuah alat detector tersebut.

Contohnya seperti gambar disamping,di ilustrasikan sebuah ruangan dengan luas 15 x 13m.Maka untuk mengcover seluruh ruangan tersebut dibutuhkan sedikitnya 4 alat smoke detector.

Page 9: Fire Detection  System

Wiring / Pengkabelan

Untuk kebutuhan yang besar akan fire alarm detector, maka dapat digunakan sistem seri ataupun sistem pararel seperti gambar di atas.

Page 10: Fire Detection  System

Output AlarmUntuk peringatan akan adanya insiden maka Fire Alarm System membutuhkan sebuah output yang dapat menarik perhatian banyak orang agar segera mengevakuasi diri.Seperti alat output di bawah ini.

Fire bell

Indicator Lamp

Page 11: Fire Detection  System

Ilustrasi Fire Alarm System

Panic button

Smoke detector

Gas detector

Gas detector mendeteksi asap

Peringatan Alarm berbunyi

Evakuasi

Page 12: Fire Detection  System

Ilustrasi Fire Alarm System

Page 13: Fire Detection  System

Perawatan dan Pengecekan Rutin

Pengujian berkala perlu dilakukan sedikitnya dua kali General Testing dalam setahun guna memastikan keseluruhan sistem bekerja dengan baik. Untuk menguji sistem diperlukan satu standar operasi yang benar, jangan sampai menimbulkan kepanikan luar biasa bagi orang-orang di sekitarnya disebabkan oleh bunyi bell alarm dari sistem yang kita uji.

Page 14: Fire Detection  System

Perawatan dan Pengecekan Rutin

Harian1. Periksa Panel alarm apakah dapat beroperasi dengan baik.Cukup lihat lampu

indikator di panelnya.2. Jika ada indikator fault yang menyala di panel alarm, periksa dan perbaiki lalu catat

dalam catatan harian.

Mingguan3. Periksa Panic button dan Smoke detector apakah berfungsi dengan baik4. Periksa Baterai dan Kelistrikan Fire Alarm.

Per 3 bulan/per semester1. Periksa semua peralatan baik panel maupun detector dari segi fungsi dan

kondisinya.

Page 15: Fire Detection  System

Gas Detector

GD 121 dan GD 241

Page 16: Fire Detection  System

Gas Detector

Gas Detector adalah sensor pendeteksi gas berbahaya seperti propana yang biasa dipakai untuk LPG (Liquefied Petroleum Gas ) dan Methane atau biasa di pakai untuk LNG (El-en-ji): Liquefied Natural Gas.Gas Detector ini menggunakan 4 kabel, hal ini memungkinkan sensor dapat diintegrasikan dengan Security Alarm ataupun Automation System. Detector ini dilengkapi dengan bracket, test dan reset button. Gas Detector ini dapat ditempatkan pada tempat dimana terdapat potensi kebocoran gas seperti dapur,industri yang melibatkan gas,dll.

Page 17: Fire Detection  System

Gas Detector

Pada setiap industri yang melibatkan hidrokarbon atau gas mudah terbakar lainnya, peranan pendeteksian gas mudah terbakar (combustible gas) sangatlah penting guna menjamin keamanan dan keselamatan pekerja, peralatan dan lingkungan kerja dari kejadian yang tidak diinginkan.

Page 18: Fire Detection  System

Gas DetectorGD 121

Page 19: Fire Detection  System

Gas DetectorGD 241

Page 20: Fire Detection  System

Gas DetectorPropane (C3H8) adalah gas yang mudah terbakar (flammable gas), memiliki bau yang bisa tercium dengan mudah oleh indera penciuman, berbentuk cair (liquid) dan biasanya tersimpan dalam tabung-tabung baja. Propane (C3H8) merupakan hasil akhir (by product) dari pemrosesan gas alam dan pemrosesan kilang minyak bumi. Penggunaan gas Propane (C3H8) sebagian besar digunakan sebagai zat pembakar (Combustion) atau bisa dipakai sebagai gas pendingin (Refrigerant) namun tidak dianjurkan karena sifatnya yang mudah terbakar.

Propane/propana dijual sebagai bahan bakar, propana dikenal juga sebagai LPG (liquified petroleum gas - gas petroleum cair) yang dapat berupa campuran dengan sejumlah kecil propena, butana, dan butena. Kadang ditambahkan juga etanetiol sebagai bahan pemberi bau agar dapat digunakan sebagai deteksi jika terjadi kebocoran. Di Amerika Utara, komposisi utama LPG adalah propana (paling tidak 90%), dengan tambahan butana dan propena. Ini adalah standar HD5, yang awalnya dibuat terutama untuk bahan bakar kendaraan.

Page 21: Fire Detection  System

Gas Detector

Gas alam terkompresi (Compressed natural gas, CNG) adalah alternatif bahan bakar selain bensin atau solar. Di Indonesia, kita mengenal CNG sebagai bahan bakar gas (BBG). Bahan bakar ini dianggap lebih 'bersih' bila dibandingkan dengan dua bahan bakar minyak karena emisi gas buangnya yang ramah lingkungan. CNG dibuat dengan melakukan kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam. CNG disimpan dan didistribusikan dalam bejana tekan, biasanya berbentuk silinder.

Page 22: Fire Detection  System

Dari dua jenis gas tersebut, Elpiji-lah yang paling banyak digunakan di rumah-rumah. Perbedaan LPG dengan LNG adalah: Elpiji lebih berat daripada udara, sehingga apabila bocor, gas akan turun mendekati lantai (tidak terbang ke udara). Sedangkan LNG lebih ringan daripada udara, sehingga jika terjadi kebocoran, maka gasnya akan terbang ke udara. Perbedaan sifat gas inilah yang menentukan posisi detector sebagaimana ilustrasi di bawah ini:

Gas Detector

Page 23: Fire Detection  System

Untuk LPG, maka letak detector adalah di bawah, yaitu sekitar 30 cm dari lantai dengan arah detector menghadap ke atas. Hal ini dimaksudkan agar saat bocor, gas elpiji yang turun akan masuk ke dalam ruang detector sehingga dapat terdeteksi. Jarak antara detector dengan sumber kebocoran tidak melebihi dari 4m.

Untuk LNG, maka pemasangan detectornya adalah tinggi di atas lantai, tepatnya 30cm di bawah plafon dengan posisi detector menghadap ke bawah. Sesuai dengan sifatnya, maka saat bocor gas ini akan naik ke udara sehingga bisa terdeteksi. Jarak dengan sumber kebocoran hendaknya tidak melebihi 8m.

Page 25: Fire Detection  System

Smoke Detector/Pendeteksi asap mendeteksi asap yang masuk ke dalamnya. Asap memiliki partikel-partikel yang kian lama semakin memenuhi ruangan smoke (smoke chamber) seiring dengan meningkatnya intensitas kebakaran. Jika kepadatan asap ini (smoke density) telah melewati ambang batas (threshold), maka rangkaian elektronik di dalamnya akan aktif. Oleh karena berisi rangkaian elektronik, maka Smoke memerlukan tegangan. Pada tipe 2-Wire tegangan ini disupply dari panel Fire bersamaan dengan sinyal, sehingga hanya menggunakan 2 kabel saja. Sedangkan pada tipe 4-Wire (12VDC), maka tegangan plus minus 12VDC-nya disupply dari panel alarm biasa sementara sinyalnya disalurkan pada dua kabel sisanya. Area proteksinya mencapai 150m2 untuk ketinggian plafon 4m.

Smoke Detector

Page 26: Fire Detection  System

Pertanyaan yang sering diajukan adalah di area mana kita menempatkan Smoke dan di area mana kita menempatkan Heat. Apabila titik-titiknya sudah ditetapkan secara detail oleh Konsultan Proyek, maka kita harus mengikuti gambar titik yang diberikan. Namun apabila belum, maka secara umum patokannya adalah:

Smoke Detector

1. Jika diperkirakan di area tersebut saat awal terjadi kebakaran lebih didominasi hembusan panas ketimbang kepulan asap, maka tempatkanlah Heat Detector. Contoh: ruang filing cabinet, gudang spare parts dari logam (tanpa kardus), bengkel kerja mekanik dan sejenisnya.

2. Sebaliknya jika didominasi asap, sebaiknya memasang Smoke. Contoh: ruangan no smoking area yang beralas karpet (kecuali kamar hotel), gudang kertas, gudang kapas, gudang ban, gudang makanan-minuman (mamin) dan sejenisnya.

Page 27: Fire Detection  System

Jenis Smoke Detector:

Ionisation Smoke Detector yang bekerjanya berdasarkan tumbukan partikel asap dengan unsur radioaktif Am di dalam ruang detector (smoke chamber). Photoelectric Type Smoke Detector (Optical) yang bekerjanya berdasarkan pembiasan cahaya lampu LED di dalam ruang detector oleh adanya asap yang masuk dengan kepadatan tertentu.

Smoke Ionisasi cocok untuk mendeteksi asap dari kobaran api yang cepat (fast flaming fires), tetapi jenis ini lebih mudah terkena false alarm, karena sensitivitasnya yang tinggi. Oleh karenanya lebih cocok untuk ruang keluarga dan ruangan tidur. Smoke Optical (Photoelectric) lebih baik untuk mendeteksi asap dari kobaran api kecil, sehingga cocok untuk di hallway (lorong) dan tempat-tempat rata. Jenis ini lebih tahan terhadap false alarm dan karenanya boleh diletakkan di dekat dapur.

Smoke Detector

Page 28: Fire Detection  System

Thank you for watching

Zulmi Azuwar