70
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN PERCOBAAN USU TAMBUNAN A KECAMATAN SALAPIAN KABUPATEN LANGKAT SKRIPSI OLEH : RICHAD ELVIAN NAINGGOLAN 130301222 AGROTEKNOLOGI ILMU TANAH PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018 Universitas Sumatera Utara

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

DI KEBUN PERCOBAAN USU TAMBUNAN A KECAMATAN SALAPIAN

KABUPATEN LANGKAT

SKRIPSI

OLEH :

RICHAD ELVIAN NAINGGOLAN

130301222

AGROTEKNOLOGI – ILMU TANAH

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2018

Universitas Sumatera Utara

Page 2: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

DI KEBUN PERCOBAAN USU TAMBUNAN A KECAMATAN SALAPIAN

KABUPATEN LANGKAT

SKRIPSI

OLEH :

RICHAD ELVIAN NAINGGOLAN

130301222

AGROTEKNOLOGI – ILMU TANAH

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2018

Universitas Sumatera Utara

Page 3: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

Judul : Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Sawit

(Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Percobaan USU

Tambunaan A, Kecamatan Salapian, Kabupaten Langkat

Nama : Richad Elvian Nainggolan

NIM : 130301222

Program Studi : Agroteknologi

Minat Studi : Ilmu Tanah

Disetujui Oleh :

Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Ir. Purba Marpaung S.U) (Dr. Mariani Sembiring SP., MP)

NIP. 195402051980011003 NIP. 197406102008122002

Mengetahui:

Ketua Program Studi Agroteknologi

(Dr. Ir. Sarifuddin, MP.)

NIP.196509031993031014

Universitas Sumatera Utara

Page 4: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

i

ABSTRACT

Richad Elvian Nainggolan “Evaluation of Land Suitability for

Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) In Experimental Garden of USU Tambunan A

Salapian Sub-district of Langkat Regency”. The aim of thi research was to

determine the suitability of the land at the experimental garden of USU Tambunan A

for oil palm (Elaeis guineensis Jacq.) and the remedial efforts that’s needed to be

done. This research was conducted from May 2017 to January 2018. Based on land

type map, slope map and elevation map, 5 land area maps and 5 soil profiles

represented the drilling location and soil samples P1, P2, P3, P4 and P5 (3031’0”

LU to 96017’14.50”BT) at a depth of 0-30 cm and 31-60 cm. The method used was

matching method by matching the climate data, field data and laboratory analysis

data with land suitability classification criteria for oil palm plant by Djaenuddin et

al, 2011 so that actual land suitability can be found.

The results showed that the grade for oil palm plantation in SPL 1 was

marginal / S3 (wa), (rc), (nr) with water availability limitation factor was rainfall,

rooting medium was soil texture (surface) and nutrient retention was pH H2O, (SPL)

2 actual land suitability class was marginal correspond / S3 (wa) with water

availability limitation factor was rainfall, (SPL) 3 actual land suitability class was

marginal / S3 (wa), (eh) water availability was rainfall and erosion hazard was slope

and erosion level (SPL) 4 actual land suitability class was less suitability / N (eh)

with erosion hazard limiting factor was slope and erosion hazard level and (SPL) 5

class the actual land suitability was marginal / S3 (wa), (rc) with water availability

limitation factor was rainfall and rooting medium was soil texture (surface).

Keywords ; land suitability, oil palm, land survey

Universitas Sumatera Utara

Page 5: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

ii

ABSTRAK

Richad Elvian Nainggolan “Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Sawit

(Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Percobaan USU Tambunan A Kecamatan

Salapian Kabupaten Langkat”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

kesesuaian lahan di kebun percobaan USU Tambunan A untuk tanaman kelapa sawit

(Elaeis guineensis Jacq.) dan upaya perbaikan yang perlu dilakukan. Penelitian ini

dilakukan dari bulan Mei 2017 sampai dengan Januari 2018. Berdasarkan peta jenis

tanah, peta kemiringan lereng dan peta ketinggian tempat didapat lima satuan peta

lahan dan 5 profil tanah yang mewakili lokasi pengeboran dan contoh tanah P1, P2,

P3, P4 dan P5 (3031’0” LU sampai 96

017’14.50”BT) pada kedalaman 0-30 cm dan

31-60 cm. Adapun metode yang digunakan yaitu metode matching dengan

mencocokkan data iklim, data lapangan dan data analisis laboratorium dengan kriteria

kelas kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit oleh Djaenuddin et al, 2011

sehingga diperoleh kelas kesesuaian lahan aktual.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas untuk tanaman kelapa sawit pada

SPL 1 adalah sesuai marginal / S3 (wa), (rc), (nr) dengan faktor pembatas ketersedian

air yaitu curah hujan, media perakaran yaitu tekstur tanah (permukaan) dan retensi

hara yaitu pH H2O, (SPL) 2 kelas kesesuaian lahan aktual adalah sesuai marginal / S3

(wa) dengan faktor pembatas ketersedian air yaitu curah hujan, (SPL) 3 kelas

kesesuaian lahan aktual adalah sesuai marginal / S3 (wa), (eh) dengan faktor

pembatas ketersedian air yaitu curah hujan dan bahaya erosi yaitu kemiringan lereng

dan tingkat bahaya erosi, (SPL) 4 kelas kesesuaian lahan aktual adalah kurang sesuai

/ N (eh) dengan faktor pembatas bahaya erosi yaitu kemiringan lerang dan tingkat

bahaya erosi dan (SPL) 5 kelas kesesuaian lahan aktual adalah sesuai marginal / S3

(wa), (rc) dengan faktor pembatas ketersediaan air yaitu curah hujan dan media

perakaran yaitu tekstur tanah (permukaan).

Kata kunci ; kesesuaian lahan, kelapa sawit, survey tanah

Universitas Sumatera Utara

Page 6: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di LBN Saragi pada tanggal 20 Agustus 1995 anak dari Bapak

Pardomuan Stepanus Nainggolan dan Ibu Rumi Romana Siallagan. Penulis

merupakan putra ke 3 dari 7 bersaudara. Tahun 2007 penulis lulus dari SD N 176381

Sangkal kemudian melanjutkan sekolah di SMP swasta BUDI MULIA

PANGURURAN serta lulus pada tahun 2010. Penulis kemudian melanjutkan sekolah

di SMA N 1 SIMANINDO dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun yang sama penulis

lulus seleksi masuk perguruan tinggi negeri melalui jalur SBMPTN di Universitas

Sumatera Utara (USU).

Penulis memilih jurusan Agroteknologi dan minat ilmu tanah. Penulis

mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTPN III kebun Si Sumut pada tahun

2016. Penulis melaksanakan penelitian di Kebun Percobaan USU Tambunan A

Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat.

Selama mengikuti perkuliahan di Agroteknologi penulis juga ikut aktif dalam

berbagai organisasi kampus. Penulis aktif dalam pengurus organisasi GmnI Fakultas

Pertanian dan sejajaran serta anggota dalam organisasi Himpunan Mahasiswa

Agroteknologi.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Judul penelitian adalah “Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Sawit

(Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Percobaan USU Tambunan A Kecamatan

Salapian Kabupaten Langkat” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat

membuat skripsi di Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas

Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua

yang telah memberikan banyak kasih sayang serta perhatian kepada saya yaitu ayah

Pardomuan Nainggolan dan Ibu Rumi Romana Siallagan serta saudara-saudara saya.

Penulis sangat berterima kasih kepada Ir. Purba Marpaung S.U. selaku ketua komisi

pembimbing dan Dr. Mariani Sembiring SP, MP selaku anggota komisi pembimbing

yang telah banyak membimbing penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih belum

sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk

penyempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat dan menjadi sumber referensi yang berguna bagi kita semua.

Medan, September 2018

Penulis

Universitas Sumatera Utara

Page 8: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

v

DAFTAR ISI

ABSTRACT ......................................................................................................... i

ABSTRAK ........................................................................................................... ii

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix

PENDAHULUAN

Latar Belakang ......................................................................................... 1

Tujuan Penelitian ..................................................................................... 2

Kegunaan Penelitian ................................................................................ 2

TINJAUAN PUSTAKA

Survei Tanah ............................................................................................ 3

Evaluasi Kesesuaian Lahan ...................................................................... 4

Karakteristik Lahan .................................................................................. 7

Faktor Tanah ............................................................................................ 7

Drainase Tanah ............................................................................... 7

Bahaya Banjir ................................................................................. 10

Bahaya Erosi ................................................................................... 11

Sifat Fisik Tanah ...................................................................................... 12

Kedalaman Tanah ........................................................................... 12

Tekstur Tanah ................................................................................. 12

Bahan Kasar .................................................................................... 13

Sifat Kimia Tanah .................................................................................... 13

Kapasitas Tukar Kation .................................................................. 13

Kejenuhan Basa .............................................................................. 14

pH Tanah ........................................................................................ 14

C-Organik Tanah ............................................................................ 16

Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) ................................... 17

Syarat Tumbuh ......................................................................................... 18

Keadaan Umum Daerah Penelitian ........................................................................ 20

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 23

Universitas Sumatera Utara

Page 9: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

vi

Bahan dan Alat Penelitian ........................................................................ 23

Metode Penelitian .................................................................................... 23

Pelaksanaan Penelitian .............................................................................. 24

Tahap Persiapan .............................................................................. 24

Tahap Kegiatan di Lapangan .......................................................... 24

Tahap Analisis Di Laboratorium .................................................... 25

Tahap Pengolahan Data .................................................................. 25

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil ........................................................................................................ 26

Pembahasan .............................................................................................. 34

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan .............................................................................................. 37

Saran ........................................................................................................ 37

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 38

LAMPIRAN ........................................................................................................... 41

Universitas Sumatera Utara

Page 10: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

vii

DAFTAR TABEL

No Hal

1. Kelas Bahaya Banjir 10

2. Tingkat Bahaya Erosi 11

3. Rata-Rata Curah Hujan Dan Suhu Udara Daerah Penelitian 2006-2017 25

4. Kesesuaian lahan Untuk Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

Pada Satuan Peta Lahan (SPL) 1 40

5. Kesesuaian lahan Untuk Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

Pada Satuan Peta Lahan (SPL) 2 40

6. Kesesuaian lahan Untuk Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

Pada Satuan Peta Lahan (SPL) 3 40

7. Kesesuaian lahan Untuk Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

Pada Satuan Peta Lahan (SPL) 4 40

8. Kesesuaian lahan Untuk Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

Pada Satuan Peta Lahan (SPL) 5 40

Universitas Sumatera Utara

Page 11: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

viii

DAFTAR GAMBAR

No. Hal

1. Peta Hasil Kesesuaian Lahan Aktual untuk Tanaman Kelapa Sawit

(Elaeis guineensis Jacg.) 43

2. Peta Hasil Kesesuaian Lahan Potensiall untuk Tanaman Kelapa Sawit

(Elaeis guineensis Jacg.) 43

Universitas Sumatera Utara

Page 12: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

ix

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal

1. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Kelapa Sawit

(Elaeis guineensis Jacg.) 38

2. Jenis Usaha Perbaikan Karakteristrik Lahan Aktual (saat Ini)

Untuk Menjadi Potensial Menurut Tingkat Pengelolaannya 39

3. Hasil Analisis Tanah Di Laboratorium 40

4. Data Iklim Dan Curah Hujan Kecamatan Salapian Kabupaten

Langkat 40

5. Data Iklim Dan Kelembapan Udara Kecamatan Salapian

Kabupaten Langkat 41

6. Data Iklim Dan Suhu Udara Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat 41

7. Deskripsi Pofil Dengan Satuan Peta Lahan 1 Kelerengan 0-3% Di

Kebun Percobaan USU Tambunan A Kecamatan Salapian Kabupaten

Langkat 42

8. Deskripsi Profil Dengan Satuan Peta Lahan 2 Kelerengan 4-8% Di

Kebun Percobaan USU Tambunan A Kecamatan Salapian Kabupaten

Langkat 43

9. Deskripsi Profil Dengan Satuan Peta Lahan 3 Kelerengan 16-25% Di

Kebun Percobaan USU Tambunan A Kecamatan Salapian Kabupaten

Langkat 44

10. Deskripsi Profil Dengan Satuan Peta Lahan IV Kelerengan 25-45% Di

Kebun Percobaan USU Tambunan A Kecamatan Salapian Kabupaten

Langkat 45

11. Deskripsi Profil Dengan Satuan Peta Lahan V Kelerengan 9-15% Di

Kebun Percobaan USU Tambunan A Kecamatan Salapian Kabupaten

Langkat 46

12. Rekapitulasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa Sawit

(Elaeis guineensis Jacg.) 12

13. Data Tekstur Tanah 13

Universitas Sumatera Utara

Page 13: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

x

14. Data Tingkat Bahaya Erosi Berdasrakan Pengamatan Lapangan

(Deskriptif) 14

15. Peta Administrasi Kebun Percobaan USU Tambunan A

Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat 15

16. Peta Jenis Tanah Kebun Percobaan USU Tambunan A

Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat 16

17. Peta Ketinggian Tempat Kebun Percobaan USU Tambunan A

Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat 17

18. Peta Kemiringan Lereng Kebun Percobaan USU Tambunan A

Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat 18

19. Satuan Peta Lahan Kebun Percobaan USU Tambunan A

Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat 19

20. Peta Pengambilan Sampel Kebun Percobaan USU Tambunan A

Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat 20

Universitas Sumatera Utara

Page 14: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) memiliki arti sangat

penting dalam pembangunan perkebunan nasional melalui sektor perkebunan

dimana selain dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang luas yang akan

berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat juga sebagai sumber devisa.

Produksi kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2015 diperkirakan sebanyak

30.948.931 ton dengan estimasi total luas lahan 11.444.408 Ha (Ditjenbun, 2015).

Penggunaan suatu lahan agar optimal memerlukan keterkaitan dengan

karakteristik dan kualitas lahannya. Hal tersebut disebabkan adanya keterbatasan

dalam penggunaan lahan sesuai dengan karakteristik dan kualitas lahannya.

Produktivitas suatu lahan dapat ditentukan berdasarkan status kesuburan tanah

serta faktor pengelolannya bila dihubungkan dengan pemanfaatan lahan secara

lestari dan berkesinambungan (Djaenudin et al., 2011).

Tanah yang umum digunakan dalam budidaya tanaman kelapa sawit

adalah tanah mineral, hal ini dikarenakan tanah mineral merupakan bagian tanah

yang subur dan unsur haranya cukup tersedia. Dalam mendukung penentuan lahan

yang di gunakan dalam budidaya kelapa sawit perlu dilakukan evaluasi terhadap

kesesuaian lahan. Evaluasi kesesuaian lahan ini pada dasarnya di gunakan untuk

mengetahui tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu

(Ritung et al., 2007).

Dalam studi kesesuaian lahan tersebut dapat dibedakan antara kesesuaian

lahan aktual dan lahan potensial. Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan

berdasarkan data sifat biofisik tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan

Universitas Sumatera Utara

Page 15: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

2

tersebut diberikan masukan-masukan yang diperlukan untuk mengatasi kendala.

Kesesuaian lahan potensial menggambarkan kesesuaian lahan yang akan dicapai

apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan. Lahan yang dievaluasi dapat berupa

hutan konversi, lahan terlantar atau tidak produktif, atau lahan pertanian yang

produktivitasnya kurang memuaskan tetapi masih memungkinkan untuk dapat

ditingkatkan bila komoditasnya diganti dengan tanaman yang lebih sesuai (Ritung

et al., 2007).

Lahan yang dikelola oleh USU yang ditanami kelapa sawit terdapat 23 Ha

lahan yang sedang di remajakan. Tanaman kelapa sawit tersebut tidak berproduksi

sehingga perlu dilakukan peremajaan. Karena itu untuk menjawab permasalahan

tersebut perlu dilakukan studi evaluasi kesesuaian lahan tanaman kelapa sawit

(Elaeis gineensis Jacq.) di kebun percobaan USU Tambunan A, Kecamatan

Salapian, Kabupaten Langkat serta upaya perbaikan yang perlu dilakukan untuk

memperbaharui tingkat faktor pembatas pada lahan tersebut.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelas kesesuaian

lahan di kebun percobaan USU Tambunan A untuk tanaman kelapa sawit

(Elaeis guineensis Jacq.) dan upaya perbaikan yang perlu dilakukan.

Kegunaan Penulisan

Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di

Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,

Medan serta sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan

tentang evaluasi kesesuaian lahan untuk kelapa sawit di kebun percobaan USU

Tambunan A Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

3

TINJAUAN PUSTAKA

Survei Tanah

Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam

dan potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah

satu dokumentasi utama sebagai dasar dalam proyek pengembangan wilayah.

Makin banyak informasi yang diperoleh dari pelaksanaan survei pada skala yang

besar akan memberikan manfaat yang lebih besar tergantung dengan pelaksanaan

survei yang dilakukan (Hakim et al., 1986).

Survei dan pemetaan tanah merupakan suatu kesatuan yang saling

melengkapi dan saling memberi maanfaat bagi peningkatan kegunaannya.

Kegiatan survei dan pemetaan tanah menghasilkan laporan dan peta. Laporan

survei berisikan uraian secara terperinci tentang tujuan survei, keadaan fisik dan

lingkungan lokasi survei, keadaan tanah, klasifikasi dan interpretasi kemampuan

lahan serta saran/rekomendasi (Sutanto, 2005).

Tujuan utama survei tanah adalah (1) membuat semua informasi spesifik

yang penting tentang tiap – tiap macam tanah terhadap penggunaannya dan sifat –

sifat lainnya sehingga dapat di tentukan pengelolaannya, (2) menyajikan uraian

satuan peta sedemikian rupa sehingga dapat di interpretasikan oleh orang – orang

yang memerlukan fakta–fakta yang mendasar tentang tanah (Rayes, 2007).

Beberapa sistem survei tanah yaitu:

1. Sistem grid dilakukan pada lahan yang datar atau peta dasar kurang lengkap.

2. Sistem bebas dilakukan bila peta dasar dan data penunjang lengkap berdasarkan

hasil interpretasi foto udara dan atas dasar land system.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

4

3. Sistem sistematik dilakukan bila serupa dengan grid tetapi jarak

pengamatannya tidak sama jauh serta peta dasar dan data penunjangnya

lengkap.

4. Sistem bebas sistematik dilakukan untuk mengatasi kekurangan waktu

pengamatan di lapangan, peta dasar dan data penunjang lengkap serta

berdasarkan hasil interpretasi foto udara.

(Abdullah, 1993).

Interpretasi hasil survei tanah bagi pengembang sampai saat ini meliputi :

1. Pendugaan potensi produksi jenis tanaman utama pada setiap tipe tanah di

bawah tingkat pengelolaan tertentu.

2. Kebutuhan masukan (input) bagi setiap jenis tanaman, yakni sebesar input yang

perlu bagi setiap level produksi yang diinginkan atau setiap tipe tanah tertentu.

3. Kemungkinan perubahan perilaku setiap tipe tanah akibat irigasi.

4. Kemungkinan pembuatan drainase buatan.

5. Pendugaan respon terhadap penggunaan pupuk dan kapur yang banyak

dikonsumsi oleh sifat-sifat tanah yang permanen berdasarkan tingkat kesuburan

yang ditunjukkan oleh uji tanah

(Hakim et al., 1986).

Evaluasi Kesesuaian Lahan

Evaluasi lahan merupakan bagian dari proses perencanaan tataguna lahan.

Inti evaluasi lahan adalah membandingkan persyaratan yang diminta oleh tipe

pengunaan lahan yang akan diterapkan, dengan sifat-sifat atau kualitas lahan yang

dimiliki oleh lahan yang akan digunakan. Dengan cara ini, maka akan diketahui

Universitas Sumatera Utara

Page 18: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

5

potensi lahan atau kelas kesesuaian/kemampuan lahan untuk tipe pengunaan lahan

tersebut (Hardjowigeno, 2007).

Kesesuaian lahan suatu wilayah untuk satu pengembangan pertanian pada

dasarnya ditentukan oleh kecocokan antara sifat kimia dan fisik lingkungan yang

mencakup iklim, tanah, topografi, batuan dipermukaan dan persyaratan

penggunaan lahan atau persyaratan tumbuh tanaman. Jika sifat fisik potensial

dikembangkan untuk komoditas tersebut, maka penggunaan tertentu dengan

mempertimbangkan berbagai asumsi akan mampu memberi hasil sesuai dengan

yang diinginkan (Djaenudin et al., 2003). Dalam Penelitian Simanjuntak (2015)

yang menyatakan karakteristrik curah hujan yang tinggi dapat dilakukan

perbaikan dari tingkat pengolahan rendah dan tinggi seperti pembuatan saluran

irigasi/pengairan.

Struktur klasifikasi kesesuaian lahan dikenal 4 kategori yaitu dari yang

paling tinggi sampai yang paling rendah.

Terdapat empat kategori, yaitu:

1. Ordo : Mencerminkan macam kesesuaian

2. Kelas : Mencerminkan tingkat kesesuaian dalam ordo

3. Sub kelas : Mencerminkan macam pembatas/macam perbaikan yang perlu

4. Unit : Mencerminkan perbedaan kecil dalam pengelolaan pada sub kelas

Ordo : Menggambarkan apakah lahan sesuai atau tidak sesuai untuk penggunaan

lahan yang dipilih. Terdapat dua ordo yaitu:

1. Sesuai (S) : Lahan dapat digunakan secara lestari untuk suatu tujuan

penggunaan tertentu tanpa atau dengan sedikit kerusakan terhadap

Universitas Sumatera Utara

Page 19: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

6

sumberdaya alamnya, keuntungan memuaskan setelah diperhitungkan

masukan yang diberikan.

2. Tidak Sesuai (N) : Lahan memiliki pembatas sedemikian rupa sehingga

mencegah penggunaannya untuk tujuan tertentu. Pertimbangan yang dipakai:

a. Penggunaan lahan secara teknis tidak memungkinkan (irigasi, lereng)

b. Ekonomis, input yang diberikan jauh lebih besar dibanding output.

(Siswanto, 2006).

Dalam penelitian kelas kesesuaian lahan menurut Ritung (2007)

digolongkan atas dasar kelas-kelas kesesuaian lahan sebagai berikut :

Kelas S1 : Sangat sesuai: Lahan tidak mempunyai faktor pembatas yang berarti

atau nyata terhadap penggunaan secara berkelanjutan, atau faktor

pembatas bersifat minor dan tidak akan berpengaruh terhadap

produktivitas lahan secara nyata.

Kelas S2 : Cukup sesuai: Lahan mempunyai faktor pembatas, dan faktor pembatas

ini akan berpengaruh terhadap produktivitasnya, memerlukan

tambahan masukan. Pembatas tersebut biasanya dapat diatasi oleh

petani sendiri.

Kelas S3 : Sesuai marginal: Lahan mempunyai faktor pembatas yang berat, dan

faktor pembatas ini akan sangat berpengaruh terhadap

produktivitasnya, memerlukan tambahan masukan yang lebih banyak

daripada lahan yang tergolong S2. Untuk mengatasi faktor pembatas

pada S3 memerlukan modal tinggi, sehingga perlu adanya bantuan

atau campur tangan (intervensi) pemerintah atau pihak swasta.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

7

Kelas N : Lahan yang tidak sesuai karena mempunyai faktor pembatas yang

sangat berat atau sulit diatasi.

Karakteristik Lahan

Karakteristik lahan adalah sifat-sifat lahan yang dapat diukur atau di

estimasi. Sifat sifat lahan yang dapat kita estimasi untuk keperluan pertanian

antara lain; tanah, iklim, topografi dan formasi geologi, vegetasi, dan sosial

ekonomi. Setiap satuan peta lahan yang dihasilkan dari kegiatan survei dan

pemetaan sumber daya lahan, karakteristiknya dirinci dan di uraikan yang

mencakup keadaan lingkungan fisik dan tanahnya. Data ini digunakan untuk

interprestasi dan evaluasi lahan. Dari data lengkap yang diperoleh melalui survei

atau penelitian tanah dilapangan maka dapatlah dibuat kelas kesesuaian lahan

(Sastrohartono, 2011).

Faktor Tanah

Drainase Tanah

Parameter kondisi drainase perlu dicatat dalam kaitannya untuk penentuan

klasifikasi baik kemampuan maupun kesesuaian lahan. Parameter ini dibutuhkan

mengingat pengaruhnya yang besar pada pertumbuhan tanaman. Keterkaitan

parameter ini dengan parameter fisik lainnya cukup besar. Dalam penelitian Cibro

(2012) diketahui dari pembukaan profil tanah dimana pada kedalaman > 25 cm

terdapat gley sehingga drainasenya dikategorikan adalah terhambat. Pada daerah

aluvial biasanya mempunyai drainase yang relatif jelek daripada pada daerah

miring. Namun demikian pada lereng bukit yang bentuknya kompleks,

dimungkinkan adanya cekungan atau dataran di sepanjang lereng tersebut,

sehingga kondisi drainase di cekungan maupun dataran di lereng akan berbeda

Universitas Sumatera Utara

Page 21: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

8

dengan kondisi drainase umum di lereng tersebut. Kondisi drainase pada lahan

dengan batuan induk kapur akan berbeda dengan batuan vulkanik, karena kapur

dapat meloloskan air, sedangkan batuan induk vulkanik umumnya didominasi

oleh tekstur halus yang sulit dilalui air (Siswanto, 2006).

Kelas drainase tanah dibedakan dalam 7 kelas sebagai berikut:

0. Sangat terhambat (very poorly drained), tanah dengan konduktivitas hidrolik

sangat rendah dan daya menahan air sangat rendah, tanah basah secara

permanen dan tergenang untuk waktu yang cukup lama sampai ke permukaan.

Tanah demikian cocok untuk padi sawah dan sebagian kecil tanaman lainnya.

Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah mempunyai warna gley

(reduksi) permanen sampai pada lapisan permukaan.

1. Terhambat (poorly drained), tanah mempunyai konduktivitas hidrolik rendah

dan daya menahan air rendah sampai sangat rendah, tanah basah untuk waktu

yang cukup lama sampai ke permukaan. Tanah demikian cocok untuk padi

sawah dan sebagian kecil tanaman lainnya. Ciri yang dapat diketahui di

lapangan, yaitu tanah mempunyai warna gley (reduksi) dan bercak atau karatan

besi dan/atau mangan sedikit pada lapisan sampai permukaan.

2. Agak terhambat (somewhat poorly drained), tanah mempunyai konduktivitas

hidrolik agak rendah dan daya menahan air rendah sampai sangat rendah, tanah

basah sampai ke permukaan. Tanah demikian cocok untuk padi sawah dan

sebagian kecil tanaman lainnya. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu

tanah berwarna homogen tanpa bercak atau karatan besi dan/atau mangan serta

warna gley (reduksi) pada lapisan sampai ≥ 25 cm.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

9

3. Agak baik (moderately well drained), tanah mempunyai konduktivitas hidrolik

sedang sampai agak rendah dan daya menahan air rendah, tanah basah dekat ke

permukaan. Tanah demikian cocok untuk berbagai tanaman. Ciri yang dapat

diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna homogen tanpa bercak atau

karatan besi dan/atau mangan serta warna gley (reduksi) pada lapisan sampai ≥

50 cm.

4. Baik (well drained), tanah mempunyai konduktivitas hidrolik sedang dan daya

menahan air sedang, lembab, tapi tidak cukup basah dekat permukaan. Tanah

demikian cocok untuk berbagai tanaman. Ciri yang dapat diketahui di

lapangan, yaitu tanah berwarna homogen tanpa bercak atau karatan besi

dan/atau mangan serta warna gley (reduksi) pada lapisan sampai ≥ 100 cm.

5. Agak cepat (somewhat excessively drained), tanah mempunyai konduktivitas

hidrolik tinggi dan daya menahan air rendah. Tanah demikian hanya cocok

untuk sebagian tanaman kalau tanpa irigasi. Ciri yang dapat diketahui di

lapangan, yaitu tanah berwarna homogen tanpa bercak atau karatan besi dan

aluminium serta warna gley (reduksi).

6. Cepat (excessively drained), tanah mempunyai konduktivitas hidrolik tinggi

sampai sangat tinggi dan daya menahan air rendah. Tanah demikian tidak

cocok untuk tanaman tanpa irigasi. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu

tanah berwarna homogen tanpa bercak atau karatan besi dan aluminium serta

warna gley (reduksi).

(Djaenudin et al., 2011).

Cara keluarnya atau cara mengeluarkan air lebih dari tanah dapat melalui

permukaan tanah berupa aliran permukaan atau melalui aliran ke bawah di dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 23: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

10

profil tanah. Jika air lebih tersebut terdapat terutama di atas permukaan tanah dan

pembuangannya melalui permukaan tanah, maka proses pembuangannya dikenal

sebagai drainase permukaan (Arsyad, 2010).

Bahaya Banjir

Banjir ditetapkan sebagai kombinasi pengaruh dari: kedalaman banjir (X)

dan lamanya banjir (Y). Kedua data tersebut dapat diperoleh melalui wawancara

dengan penduduk setempat lapangan. Bahaya banjir dengan simbol Fx,y. Dimana

x adalah simbol kedalaman air genangan, dan y adalah lamanya banjir

(Ritung et al., 2007).

Tabel 1. Kelas Bahaya Banjir

Simbol Kelas Bahaya

Banjir

Kedalaman Banjir (x) (cm) Lama Banjir (y)

(bulan/tahun)

F0 Tidak Ada Dapat Diabaikan Dapat Diabaikan

F1 Ringan

<25

25 – 50

50 – 150

<1

<1

<1

F2 Sedang <25

25 – 50

50 - 150

>150

1 – 3

1 – 3

1 – 3

<1

F3 Agak Berat <25

25 – 50

50 – 150

3 – 6

3 – 6

3 – 6

F4 Berat <25

25 – 50

50 – 150

>150

>150

>150

>6

>6

>6

1 – 3

3 – 6

>6

Sumber : (Ritung et al., 2007).

Universitas Sumatera Utara

Page 24: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

11

Bahaya Erosi

Erosi adalah proses dua tahap yang terdiri dari pelepasan partikel individu

dari massa tanah dan mengangkut mereka karena disebabkan oleh air dan angin.

Ketika energi yang cukup tidak lagi tersedia untuk mengangkut partikel fase

ketiga, pengendapan terjadi. Keparahan erosi tergantung pada jumlah bahan

penyebab erosi yang dilepaskan dan kekuatan mengangkutnya yang menyebabkan

longsor (Morgan, 1986).

Tingkat bahaya erosi dapat diprediksi berdasarkan keadaan lapangan, yaitu

dengan cara memperhatikan adanya erosi lembar permukaan (sheet erosion), erosi

alur (reel erosion), dan erosi parit (gully erosion). Pendekatan lain untuk

memprediksi tingkat bahaya erosi yang relatif lebih mudah dilakukan adalah

dengan memperhatikan permukaan tanah yang hilang (rata-rata) pertahun,

dibandingkan tanah yang tidak tererosi yang dicirikan oleh masih adanya horizon

A. Horizon A biasanya dicirikan oleh warna gelap karena relatif mengandung

bahan organik yang cukup banyak (Djaenuddin et al., 2011).

Permasalahan kemiringan lereng dapat dilakukan usaha perbaikan dengan

beberapa cara, yaitu pengurangan laju erosi, pembuatan teras, penanaman sejajar

kontur, dan penanaman tanaman penutup tanah (Munthe, 2017)

Universitas Sumatera Utara

Page 25: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

12

Tabel 2. Tingkat Bahaya Erosi

Tingkat bahaya erosi Jumlah tanah permukaan yang hilang (cm/tahun)

Sangat Ringan (sr)

Ringan (r)

Sedang (s)

Berat (b)

Sangat Berat (sb)

< 0,15

0,15 - 0,9

0,9 - 1,8

1,8 - 4,8

> 4,8

Sumber : (Djaenudin et al., 2011).

Sifat Fisik Tanah

Kedalaman Tanah

Kedalaman tanah efektif adalah kedalaman tanah yang baik bagi

pertumbuhan akar tanaman, yaitu sampai pada lapisan yang tidak dapat ditembus

oleh akar tanaman. Lapisan tersebut dapat berupa kontak lithik, lapisan keras,

padat liat, padas rapuh atau lapisan phlintit (Rayes, 2007).

Kedalaman tanah dibedakan menjadi :

- Sangat dangkal : < 20 cm

- Dangkal : 20 – 50 cm

- Sedang : 50 – 75 cm

- Dalam : > 75 cm

(Djaenudin et al., 2003).

Tekstur Tanah

Definisi tekstur menurut USDA adalah perbandingan relatif antara partikel

tanah yang terdiri atas fraksi lempung, debu, dan pasir. Tekstur tanah bersifat

permanen/tidak mudah diubah dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap sifat

Universitas Sumatera Utara

Page 26: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

13

tanah yang lain seperti struktur, konsistensi, kelengasan tanah, permeabilitas

tanah, run off, daya infiltrasi, dan lain-lain (Sutanto, 2005). Dalam penelitian

Ferdinan (2013) karakteristrik sifat fisik suatu tanah sperti sifat tekstur tanah

dipermukaan tidak dapat dilakukan usaha perbaikan.

Tekstur tanah dibagi atas 12 kelas yaitu pasir (sandy), pasir berlempung

(loam sandy), lempung berpasir (sandy loam), lempung liat berpasir (sandy-clay

loam), lempung liat berdebu (sandy-silt loam), lempung berliat (clay loam),

lempung berdebu (silty loam), debu (silt), liat berpasir (sandy-clay), liat berdebu

(silty-clay), liat (clay). Suatu tanah dikatakan bertekstur pasir apabila mengandung

minimal 85 % pasir, bertekstur debu apabila berkadar minimal 80 % debu dan

bertekstur liat apabila berkadar minimal 40 % liat (Hanafiah, 2005). Dalam

Suripin (2001) yang menyatakan bahwa tekstur tanah turut menentukan tata air

dalam tanah, yaitu berupa kecepatan infiltrasi, penetrasi dan kemampuan

pengikatan air oleh tanah.

Untuk penentuan klasifikasi kemampuan lahan, tekstur lapisan atas tanah

(0-30 cm) dan lapisan bawah (30-60 cm) dikelompokkan sebagai berikut; (t1)

tanah bertekstur halus meliputi liat berpasir, liat berdebu, liat. (t2) tanah bertekstur

agak halus meliputi lempung liat berpasir, lempung berliat, dan lempung liat

berdebu. (t3) tanah bertekstur sedang meliputi lempung, lempung berdebu, dan

berdebu. (t4) tanah bertekstur agak kasar meliputi lempung berpasir, lempung

berpasir halus, dan lempung berpasir sangat halus. (t5) tanah bertekstur kasar

meliputi pasir berlempung dan pasir (Arsyad, 2010).

Universitas Sumatera Utara

Page 27: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

14

Bahan Kasar

Bahan kasar adalah merupakan modifier tekstur yang ditentukan oleh

jumlah persentasi kerikil, kerakal, atau batuan pada setiap lapisan tanah,

dibedakan menjadi:

Sedikit : < 15%

Sedang : 15 - 35%

Banyak : 35 - 60%

Sangat banyak : > 60%

(Djaenudin et al., 2011).

Sifat Kimia Tanah

Kapasitas Tukar Kation

Kapasitas tukar kation merupakan ukuran kemampuan suatu koloid untuk

mengadsorbsi dan mempertukarkan kation. Kation ini dapat didefenisikan pula

sebagai ukuran kuantitas kation, dan segera dapat dipertukarkan dan yang

menetralkan muatan negatif tanah. Jadi penetapan KTK merupakan pengukuran

jumlah total muatan negatif per unit berat bahan (Mukhlis et al., 2011).

Nilai KTK suatu tanah dipengaruhi oleh sifat dan jumlah fraksi liat dan

bahan organik disamping pH larutan pengekstrasinya. Tanah yang bertekstur

halus mempunyai nilai KTK nisbi lebih besar dari pada yang bertekstur kasar.

Demikian juga tanah yang banyak mengandung mineral liat tipe 2 : 1, mempunyai

nilai KTK yang lebih besar dari pada tanah yang mengandung mineral liat tipe

1 : 1. Umumnya nilai KTK mineral liat tipe 1 : 1 berkisar antara 10 – 20 me/100g;

tipe 2 : 1 berkisar antara 40 – 80 me/100 g; dan koloid organik mempunyai nilai

Universitas Sumatera Utara

Page 28: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

15

KTK antara 100 – 200 me/100 g atau lebih besar dari nilai tersebut

(Damanik et al., 2010).

Kejenuhan Basa

Kejenuhan basa merupakan suatu sifat yang berhubungan dengan KTK.

Terdapat juga korelasi positif antara % kejenuhan basa dan pH tanah. Umumnya,

terlihat bahwa kejenuhan basa tinggi jika pH tanah tinggi. Dalam penelitian

Samuel (2013) sifat kejenuhan basa yang tinggi dapat diperbaiki dengan

penambahan pupuk dan bahan organik. Kejenuhan basa sering dianggap sebagai

petunjuk tingkat kesuburan tanah. Kemudian pelepasan kation terjerap untuk

tanaman tergantung pada tingkat kejenuhan basa. Suatu tanah dianggap sangat

subur jika kejenuhan basanya ≥ 80%, berkesuburan sedang jika kejenuhan

basanya antara 50 dan 80%, dan tidak subur jika kejenuhan basanya ≤ 50%

(Tan, 1998).

pH Tanah

pH tanah didefenisikan sebagai kemasaman atau kebasaan relatif suatu

bahan. Skala pH mencakup dari nilai 0 (nol) hingga 14. Nilai pH 7 dikatakan

netral. Dibawah nilai pH 7 dikatakan asam, sedangkan diatas 7 dikatakan basa

(Winarso, 2005). Penentuan pH tanah dalam klasifikasi dan pemetaan tanah

diperlukan untuk menaksir lanjut tidaknya perkembangan tanah, respon tanah

terhadap pemupukan, kebutuhan kapur dan lain-lainnya. Penentuan pH tanah

dapat dikerjakan secara ekeltrometrik dan kolorimetrik. Pengukuran pH tanah di

lapang biasanya digunakan cara yang sederhana yaitu dengan lakmus atau pH

stick (Mega et al., 2010). Dalam penelitian Barus (2015) sifat pH tanah yang

Universitas Sumatera Utara

Page 29: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

16

tinggi dapat diperbaiki dengan pengapurann yang bertujuan dapat menurunkan

tingkat kemasaman tanah.

Kemasaman tanah (pH) dapat dikelompokkan sebagai berikut :

pH < 4,5 (sangat masam)

pH 4,5 – 5,5 (masam)

pH 5,6 – 6,5 (agak masam)

pH 6,6 – 7,5 (netral)

pH 7,6 – 8,5 (agak alkalis)

pH > 8,5 (alkalis)

(Arsyad, 2010).

C-Organik Tanah

Bahan organik memainkan banyak peran penting di dalam tanah. Karena

bahan organik tanah berasal dari sisa-sisa tumbuhan, bahan organik tanah pada

mulanya mengandung semua hara yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.

Bahan organik itu sendiri mempengaruhi struktur tanah dan cenderung untuk

menaikkan kondisi fisik yang dikehendaki (Foth, 1998).

Pengaruh bahan organik terhadap kesuburan kimia tanah antara lain

terhadap kapasitas pertukaran kation, kapasitas pertukaran anion, pH tanah, daya

sangga tanah dan terhadap keharaan tanah. Penambahan bahan organik akan

meningkatkan muatan negatif sehingga akan meningkatkan kapasitas pertukaran

kation (KPK). Bahan organik memberikan konstribusi yang nyata terhadap KPK

tanah. Sekitar 20 – 70 % kapasitas pertukaran tanah pada umumnya bersumber

pada koloid humus (contoh: Molisol), sehingga terdapat korelasi antara bahan

organik dengan KTK tanah (Atmojo, 2003).

Universitas Sumatera Utara

Page 30: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

17

Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

Menurut Setyamidjaja (2006), sistematika dari tanaman kelapa sawit

adalah sebagai berikut: Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angioepermae, Kelas:

Monocotyledoneae, Ordo: Palmales, Famili: Palmaceae, Genus: Elaeis,

Spesies: Elaeis guineensis Jacq.

Menurut Risza (1994) menambahkan bahwa perakaran tanaman kelapa

sawit terdiri dari akar primer, sekunder, tertier dan kuartier. Akar-akar primer

pada umumnya tumbuh ke bawah, sedangkan akar sekunder, tertier dan kuartier

arah tumbuhnya mendatar dan ke bawah. Akar kuartier berfungsi menyerap unsur

hara dan air dari dalam tanah. Akar-akar kelapa sawit banyak berkembang di

lapisan tanah atas sampai lebih kurang satu meter dan kebawah makin sedikit.

Karena kelapa sawit termasuk tanaman monokotil, maka batangnya tidak

memiliki kambium dan pada umumnya tidak bercabang. Batang berbentuk

silinder dengan diameter antara 20-75 cm atau tergantung pada keadaan

lingkungan. Selama beberapa tahun minimal 12 tahun, batang tertutup rapat oleh

pelepah daun. Tinggi batang bertambah kira-kira 75 cm/tahun, tetapi dalam

kondisi yang sesuai dapat mencapai 100 cm/tahun.

Daun kelapa sawit bersirip genap dan bertulang daun sejajar. Pangkal

pelepah mempunyai duri-duri dan bulu-bulu halus sampai kasar. Pemisahan daun

dimulai dari bahagian tengah dan kemudian menuju ke pinggir. Panjang daun

dewasa kira-kira 3-5 m dengan jumlah anak daun 160-260 helai

(Setyamidjaja, 2006).

Pembungaan kelapa sawit termasuk monocius artinya bunga jantan dan

bunga betina terdapat pada satu pohon tetapi tidak pada satu tandan yang sama.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

18

Namun kadang-kadang dijumpai juga dalam satu tandan bunga jantan dan bunga

betina. Bunga seperti ini disebut bunga banci (hermaprodit). Tanaman kelapa

sawit menyerbuk secara silang dan menyerbuk sendiri (Risza, 1994).

Lamanya pertumbuhan buah sejak bunga mulai diserbuki sampai di panen

lebih kurang 6 bulan. Bunga yang mulai tumbuh, susunannya pada tandan masih

longgar semakin lama semakin bertambah padat, saling berhimpitan dan

menyebabkan bentuk buah pada sebelah pangkal terjepit serta sebelah ujung bulat.

Besar maksimum buah tercapai pada umur 4-5 bulan, ukuran buah memiliki

panjang 3-6 cm, tebal 2-4 cm dan berat 10-29 gram (Risza, 1994).

Syarat Tumbuh

Tanaman kelapa sawit praktis berproduksi sepanjang tahun

sehingga membutuhkan suplai air relatif sepanjang tahun pula. Ada dua hal

penting yang perlu diperhatikan yaitu jumlah curah hujan tahunan (mm) dan

distribusi curah hujan bulanan (Risza, 1994). Jumlah curah hujan dan lamanya

penyinaran matahari memiliki korelasi dan fluktuasi produksi kelapa sawit. Curah

hujan ideal untuk kelapa sawit berkisar 2.000-2.500 mm per tahun dan tersebar

merata sepanjang tahun. Temperatur optimum untuk tanaman kelapa sawit antara

22-23oC (Pahan, 2008).

Lamanya penyinaran optimum yang diperlukan 5-7 jam/hari. Sinar

matahari dapat mendorong pembentukan bunga, pertumbuhan vegetatif dan

produksi buah kelapa sawit. Berkurangnya lama sinar matahari akan mengurangi

proses asimilasi untuk memproduksi karbohidrat dan membentuk bunga

(Sunarko, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Page 32: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

19

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dapat tumbuh pada

berbagai jenis tanah antara lain podsolik, andosol dan alluvial. Meskipun

demikian, kemampuan produksi kelapa sawit pada masing-masing tanah

adalah tidak sama. Koedadiri (1990) menambahkan bahwa hampir semua

jenis tanah dapat menjadi tempat tumbuh kelapa sawit dengan pH optimum

4,0 – 7,5. Adapun tanah yang kurang baik untuk ditanami kelapa sawit

adalah tanah yang drainasenya buruk, tanah laterit (banyak

mengandung besi), pasir dan tanah gambut yang dalam.

Universitas Sumatera Utara

Page 33: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

20

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Kebunan Percobaan USU Tambunan A terletak di Kecamatan Salapian,

Kabupaten Langkat, berjarak 50 km dari kota Medan ke arah kecamatan

Kutambaru yang memiliki luas wilayah 604 ha dengan ketinggian tempat antara

100-250 meter di atas permukaan laut. Dengan tanaman komoditi utamanya

adalah tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

Penelitian ini dilakukan pada lahan seluas 23 ha yang sedang dilakukan

peremajaan dan akan ditanami kembali tanaman kelapa sawit.

Iklim

Data iklim yang digunakan adalah data curah hujan, kelembapan dan suhu

udara selama 10 tahun pengamatan dari tahun 2007 – 2016. Data curah hujan

diperoleh dari Stasiun Klimatologi Sampali, Medan.

Menurut Schmidt dan Ferguson bulan basah terjadi jika curah hujan > 100

mm, bulan lembab terjadi jika curah hujan 60 – 100 mm dan bulan kering terjadi

jika curah hujan < 60 mm dengan harga Q yang diperoleh dari perbandingan

antara bulan kering dan bulan basah dapat dituliskan dengan rumus :

Q = Rata rata bulan kering x 100 %

Rata rata bulan basah

Di daerah tropis, faktor yang mempengaruhi temperatur udara adalah

elevasi (ketinggian tempat dari permukaan laut. Braak (1992) dalam Rayes (2007)

berdasarkan penelitiannya di Indonesia memprediksi suhu menggunakan

persamaan T = 26,3oC – 0,61 h (keterangan T= temperatur (

oC ), 26,3 =

temperatur rata-rata pada permukaan laut, h = ketinggian tempat dalam

hektometer (100 meter)).

Universitas Sumatera Utara

Page 34: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

21

Berdasarkan rumusan data di atas kecamatan Salapian termasuk tipe iklim

A (sangat basah), di mana rata-rata bulan kering 0,17 dan rata-rata bulan basah 9,9

sehingga diperoleh harga Q sebesar 0,017% yang terletak pada range 0% < Q <

14,3%. Data suhu tanah sebesar 27,09oC dihitung dari 2,5 + suhu udara rata-rata

tahunan (2,5 + 24,59 o

C) dan variasi suhu tanah musim dingin dan musim panas

pada kedalaman 50 cm dari permukaan sebesar 0,38 oC dihitung dari 0,3 x selisih

suhu udara rata rata musim panas ( 0,3 x (25,25 oC – 24,03

oC). .

Daerah penelitian mempunyai regim kelembaban udik. Regim kelembaban

udik berarti tanah tidak kering di beberapa bagian selama 90 hari kumulatif dalam

setahun yang dapat dilihat dari data curah hujan. Hubungan curah hujan dengan

regim kelembaban udik yaitu jika data curah hujan menunjukkan sepanjang tahun

didominasi oleh bulan basah atau mempunyai distribusi hujan yang baik dan

mempunyai cukup hujan pada musim panas. Dari data curah hujan 10 tahun

terakhir (2007-2016) menunjukkan tidak adanya bulan kering yang mencapai 3

bulan atau lebih (90 hari atau lebih) dan curah hujan rata-rata tahunan dan bulanan

yang tinggi (355,17 mm/tahun dan 246,01 mm/bulan. Hal ini juga

mengindikasikan bahwa daerah penelitian tidak kering selama 90 hari kumulatif.

Daerah penelitian juga mempunyai regim temperatur isohipertermik

berarti variasi suhu terpanas dan terdingin <6oC yaitu 0,37

oC dan suhu tanah rata-

rata tahunan >22oC yaitu 27,09

oC. Data rata rata curah hujan dan suhu udara

disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata – Rata Curah Hujan dan Suhu udara Daerah Penelitian Tahun

2007 -2016

Bulan Curah Hujan ( mm ) Suhu udara (0C)

Januari 332,37 24,09

Universitas Sumatera Utara

Page 35: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

22

Februari 193,33 24,39

Maret 255,33 24,78

April 297,90 24,95

Mei 413,33 25,25

Juni 258,87 25,23

Juli 301,37 24,84

Agustus 398,12 24,51

September 468,22 24,52

Oktober 410,44 24,33

November 399,70 24,17

Desember 423,11 24,03

Stasiun : Klimatologi Sampali Medan, 2016.

Vegetasi dan Penggunaan Lahan

Vegetasi yang terdapat di daerah penelitian yaitu perkebunan kelapa sawit

serta hutan konservasi. Penggunaan lahan pada umumnya di kebun percobaan

USU adalah perkebunan.

Universitas Sumatera Utara

Page 36: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

23

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan USU Tambunan A

Kecamatan Salapian, Kabupaten Langkat pada bulan Mei 2017 sampai dengan

Januari 2018. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium PT. Socfin Indonesia

Medan.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan adalah sampel tanah yang diambil dari setiap

Satuan Peta Lahan (SPL), serta bahan – bahan kimia yang digunakan untuk

menganalisa tanah di laboratorium, kriteria kesesuaian lahan tanaman kelapa

sawit, peta dasar kebun percobaan USU Tambunan A Kecamatan Salapian

Kabupaten Langkat.peta jenis tanah serta data iklim Kabupaten Langkat.

Alat yang digunakan adalah GPS (Global Positioning System) untuk

mengetahui titik koordianat dan ketinggian tempat, Abney Hand Level untuk

mengukur kemiringan lereng, bor tanah untuk mengambil sampel tanah

terganggu, buku Munsel Soil Colour Chart untuk menentukan warna tanah, kertas

label untuk menandai sampel tanah, kantong plastik untuk tempat sampel tanah,

karet gelang untuk mengikat kantong plastik, cangkul, kamera untuk

mendokumentasi kegiatan dan keadaan daerah penelitian, spidol, alat tulis, serta

alat-alat yang digunakan untuk analisis di laboratorium.

Metode Penelitian

Metode evaluasi lahan yang dilakukan adalah metode pembandingan

(matching). Untuk memperoleh kelas kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa

sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di kebun percobaan USU Tambunan A,

Universitas Sumatera Utara

Page 37: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

24

Kecamatan Salapian, Kabupaten Langkat maka, data iklim, data lapangan dan

data hasil analisis laboratorium dicocokkan (matching) dengan kriteria kelas

kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) oleh

Djaenudin et al., 2011 sehingga diperoleh kelas kesesuaian lahan aktual. Setelah

mempertimbangkan usaha-usaha perbaikan yang dapat dilakukan pada faktor

pembatas, maka selanjutnya diperoleh kelas kesesuaian lahan potensial untuk

tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di kebun percobaan USU

Tambunan A, Kecamatan Salapian, Kabupaten Langkat.

Pelaksanaan Penelitian

Tahap Persiapan

Sebelum kegiatan penelitian dilakukan maka terlebih dahulu diadakan

rencana penelitian, konsultasi dengan dosen pembimbing, telaah pustaka,

penyusunan usulan penelitian, pengadaan peta-peta yang dibutuhkan, mengadakan

pra survey ke lapangan dan persiapan alat dan bahan yang digunakan dalam

penelitian ini.

Tahap Kegiatan di Lapangan

- Pengamatan karakteristiklahan pada 5 Satuan Peta Lahan (SPL) dengan

karakteristik masing-masing SPL:

SPL 1 : jenis tanah inceptisol, kelerengan 0-3%, ketinggian 125-155 m

SPL 2 : jenis tanah inceptisol, kelerengan 4-8%, ketinggian 125-155 m

SPL 3 : jenis tanah inceptisol, kelerengan 16-25%, ketinggian 125-155 m

SPL 4 : jenis tanah inceptisol, kelerengan 26-45%, ketinggian 125-155m

SPL 5 : jenis tanah inceptisol, kelerengan 9-15%, ketinggian 125-155m

Universitas Sumatera Utara

Page 38: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

25

- Pemboran tanah pada setiap SPL yang dianggap mewakili karakter tanah

utama didaerah penelitian secara zig-zag dan setelah dikompositkan tanah

pada kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm, dari beberapa lokasi pada Satuan

Peta Lahan (SPL) yang sama dimasukkan sampel tanah tersebut kedalam

plastik dengan berat tanah 2 kg serta diberi label lapangan; kantongan

sampel tempat plastik diberi label.

- Data iklim untuk kebun percobaan USU Tambunan A Kecamatan

Salapian, Kabupaten Langkat selama 10 tahun (tahun 2007-2016)

diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Sampali,

Medan meliputi data: curah hujan, temperatur, dan kelembaban udara

meliputi data : suhu udara rata-rata, curah hujan, kelembaban udara dan

lamanya bulan kering untuk Kecamatan Salapian.

Tahap Analisis Di Laboratorium

Sampel tanah setiap Satuan Peta Lahan (SPL) dari lapangan dijemur

hingga kering udara untuk diteliti di laboratorium yang meliputi sifat fisik dan

sifat kimia tanah.

Tahap Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan metode Matching yaitu

membandingkan karakteristik lahan pada setiap SPL dengan kriteria kelas

kesesuaian lahan tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacq.) dalam buku

Petunjuk Teknis Evauasi Kesesuaian Lahan Untuk Komoditas Pertanian oleh

Djaenudin at al., 2011.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

26

Parameter Pengamatan

Berdasarkan karakteristik lahan yang telah disebutkan maka parameter

yang diukur dalam penelitian ini adalah:

1. Temp eratur (tc)

Temperatur rata-rata (oC)

Curah hujan (mm/tahun)

Jumlah bulan kering (bulan)

2. Ketersediaan Oksigen (oa)

Drainase

3. Media Perakaran (rc)

Bahan kasar (%)

Kedalaman tanah (cm)

Tekstur dengan metode hydrometer

4. Retensi Hara (nr)

KTK (me/100g) metode ekstraksi NH4OAc pH 7

pH H2O metode elektrometri (1:2,5)

Kejenuhan basa (%) NH4-asetat 1N pH 7

C-organik (%) metode Walkey and Black

5. Toksitas

Salinitas (ds/m)

6. Bahaya sulfidik

Kedalaman sulfidik (cm)

7. Bahaya erosi

Lereng (%)

Universitas Sumatera Utara

Page 40: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

27

Tingkat bahaya erosi dihitung dengan metode USLE

8. Bahaya Banjir

Genangan

9. Penyiapan Lahan (lp)

Batuan di permukaan (%)

Singkapan batuan (%)

Universitas Sumatera Utara

Page 41: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

26

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Data Iklim

Data iklim selama 10 tahun terakhir (2007-2016) diperoleh dari Badan

Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sampali Medan yang dapat

mewakili data iklim dari Kecamatan Salapian, Kabupaten Langkat.

Adapun data iklim yang diperoleh dengan rata-rata berikut:

a. Suhu udara rata-rata tahunan: 24.5

b. Curah hujan rata-rata tahunan: 3677,6 mm/tahun

c. Kelembapan rata-rata tahunan: 86,10%

d. Lamanya bulan kering: 0,17 bulan

Karakteristik Lahan

Dari penelitian yang dilakukan terhadap 5 profil tanah di Kebun

Percobaan USU Tambunan A Kecamatan Salapian, Kabupaten Langkat dapat

disimpulkan bahwa klasifikasi tanah pada profil I, II, III, IV, dan V berdasarkan

Taksonomi Tanah 2014 adalah : Ordo Inceptisol, Sub Ordo Udept, Great Group

Humudept, dan Sub Group Humik Psammentik Dystrudepts (Simanjuntak, P.

2018). Sehingga berdasarkan penelitian tersebut dapat ditentukan jenis tanah

pada daerah tersebut yang akan di buat menjadi acuan menentukan Satuan Peta

Lahan (SPL).

Pola distribusi mineral liat pada tanah di Kebun Percobaan USU

Tambunan A, Kecamatan Salapian, Kabupaten Langkat adaah tidak tentu,

tetap, maksimum dan menurun. Mineralogi tanah tersusun atas mineral liat

alofan-A, gibsit dan kaolinit (Manihuruk, L. 2017).

Universitas Sumatera Utara

Page 42: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

27

Berdasarkan hasil overlay peta jenis tanah, peta ketinggian tempat dan

peta kemiringan lereng maka diperoleh data karakteristik lahan sebanyak lima

(5) satuan peta lahan. Adapun rincian disetiap SPL dapat dilihat sebagai

berikut:

SPL 1 : jenis tanah Inceptisol, lereng 2%, ketinggian 125-155 m

SPL 2 : jenis tanah Inceptisol, lereng 6%, ketinggian 125-155 m

SPL 3 : jenis tanah Inceptisol, lereng 22%, ketinggian 125-155 m

SPL 4 : jenis tanah Inceptisol, lereng 44%, ketinggian 125-155m

SPL 5 : jenis tanah Inceptisol, lereng 12%, ketinggian 125-155m

Universitas Sumatera Utara

Page 43: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

28

Evaluasi Kesesuaian Lahan

Kelas kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman kelapa sawit

pada Satuan Peta Lahan (SPL) 1 terdapat pada tabel berikut:

Tabel 4. Kesesuaian lahan Untuk Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

Pada Satuan Peta Lahan (SPL) 1

Persyaratan penggunaan Nilai Kelas Kes. Lahan Usaha Kelas Kes. Lahan

Lahan/karakteristik lahan Aktual perbaikan Potensial

Temperatur (tc)

Temperatur rerata ( 0C) 24,5 S2 S2

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) 3.677,6 S3 Irigasi S2

Ketersediaan Oksigen (oa)

Kelas drainase Baik S1 S1

Media perakaran (rc)

Tekstur tanah (permukaan) Agak kasar S3 S3

Fraksi kasar (%) >15% S1 S1

Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1

Retensi hara (nr)

KTK liat (cmol//kg) 26,12 S1 S1

Kejenuhan basa (%) 12,52 S2 Pengapuran S1

pH H2O 3,9 S3 Pengapuran S1

C-organik (%) 1,14 S1 S1

Toksisitas (xc)

Salinitas (ds/m) 0,132 S1 S1

Sodisitas (xn)

Alkalinitas/ESP (%) -

Toksisitas sulfidik (xs)

Kedalaman sulfidik (cm) >125 S1 S1

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%) 2 S1 S1

Tingkat bahaya erosi (eh) Sangat S1 S1

rendah

Bahaya banjir (fh)

Genangan F0 S1 S1

Penyiapan lahan (lp)

Batuan permukaan (%) <5 S1 S1

Singkapan batuan (%) <5 S1 S1

Kesesuaian Lahan Aktual S3 (wa), (rc), (nr)

Kesesuaian Lahan Potensial S3 (rc)

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan laboratorium, kelas kesesuaian lahan

aktual tanaman kelapa sawit adalah sesuai marginal / S3 dengan faktor pembatas ketersedian

air yaitu curah hujan,media perakaran yaitu tekstur tanah (permukaan) dan retensi hara yaitu

Universitas Sumatera Utara

Page 44: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

29

pH H2O. Faktor pembatas dapat diperbaiki pada kelas kesesuaian lahan potensial yaitu dengan

pembuatan saluran irigasi pengapuran dan penambahan bahan organik. Maka kelas kesesuaian

lahan potensial adalah sesuai marginal / S3 yaitu media perakaran pada tekstur tanah.

Kelas kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman kelapa sawit

pada Satuan Peta Lahan (SPL) 2 terdapat pada tabel berikut:

Tabel 5. Kesesuaian lahanUntuk Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

Pada Satuan Peta Lahan (SPL) 2

Persyaratan penggunaan Nilai Kelas Kes. Lahan Usaha Kelas Kes. Lahan

Lahan/karakteristik lahan Aktual perbaikan Potensial

Temperatur (tc)

Temperatur rerata ( 0C) 24,5 S2 S2

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) 3.677,6 S3 Irigasi S2

Ketersediaan Oksigen (oa)

Kelas drainase Baik S1 S1

Media perakaran (rc)

Tekstur tanah (permukaan) Halus S1 S1

Fraksi kasar (%) >15% S1 S1

Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1

Retensi hara (nr)

KTK liat (cmol//kg) 18,56 S1 S1

Kejenuhan basa (%) 20,94 S2 Pengapuran S1

pH H2O 4,2 S2 Pengapuran S1

C-organik (%) 1,63 S1 S1

Toksisitas (xc)

Salinitas (ds/m) 0,23 S1 S1

Sodisitas (xn)

Alkalinitas/ESP (%) -

Toksisitas sulfidik (xs)

Kedalaman sulfidik (cm) >125 S1 S1

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%) 6 S1 S1

Tingkat bahaya erosi (eh) Sangat S1 S1

rendah

Bahaya banjir (fh)

Genangan F0 S1 S1

Penyiapan lahan (lp)

Batuan permukaan (%) <5 S1 S1

Singkapan batuan (%) <5 S1 S1

Kesesuaian Lahan Aktual S3 (wa)

Kesesuaian Lahan Potensial S3 (tc,wa)

Universitas Sumatera Utara

Page 45: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

30

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan laboratorium, kelas

kesesuaian lahan aktual tanaman kelapa sawit adalah sesuai marginal / S3 dengan

faktor pembatas ketersedian air yaitu curah hujan. Adapun curah hujan cukup

tinggi dapat dilakuakan perbaikan dengan pembuatan saluran irigasi. Maka kelas

kesesuaian lahan potensial adalah cukup sesuai / S2 yaitu temperatur rerata dan

ketersediaan air yaitu curah hujan.

Tabel 4. Kesesuaian lahan Untuk Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

Pada Satuan Peta Lahan (SPL) 3

Persyaratan penggunaan Nilai Kelas Kes. Lahan Usaha Kelas Kes. Lahan

Lahan/karakteristik lahan Aktual perbaikan Potensial

Temperatur (tc)

Temperatur rerata ( 0C) 24,5 S2 S2

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) 3.677,6 S3 Irigasi S2

Ketersediaan Oksigen (oa)

Kelas drainase Baik S1 S1

Media perakaran (rc)

Tekstur tanah (permukaan) Halus S1 S1

Fraksi kasar (%) >15% S1 S1

Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1

Retensi hara (nr)

KTK liat (cmol//kg) 21,39 S1 S1

Kejenuhan basa (%) 19,24 S2 Pengapuran S1

pH H2O 4,25 S2 Pengapuran S1

C-organik (%) 1,55 S1 S1

Toksisitas (xc)

Salinitas (ds/m) 0,188 S1 S1

Sodisitas (xn)

Alkalinitas/ESP (%) -

Toksisitas sulfidik (xs)

Kedalaman sulfidik (cm) >125 S1 S1

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%) 22 S3 Terasering S2

Tingkat bahaya erosi (eh) Sedang S3 cover crop S2

Bahaya banjir (fh)

Genangan F0 S1 S1

Penyiapan lahan (lp)

Batuan permukaan (%) <5 S1 S1

Singkapan batuan (%) <5 S1 S1

Kesesuaian Lahan Aktual S3 (wa, eh)

Kesesuaian Lahan Potensial S3 (tc,wa,eh)

Universitas Sumatera Utara

Page 46: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

31

Kelas kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman kelapa sawit

pada Satuan Peta Lahan (SPL) 3 terdapat pada tabel di atas. Berdasarkan data

yang diperoleh di lapangan dan laboratorium, kelas kesesuaian lahan aktual

tanaman kelapa sawit adalah sesuai marginal / S3 dengan faktor pembatas

ketersedian air yaitu curah hujan dan bahaya erosi yaitu lereng dan tingkat bahaya

erosi . Faktor pembatas dapat diperbaiki pada kelas kesesuaian lahan potensial

yaitu dengan pembuatan teras dan penanaman tanaman penutup tanah. Maka kelas

kesesuaian lahan potensial adalah cukup sesuai /S2 dengan faktor pembatas

temperatur rerata, ketersedian air yaitu curah hujan dan bahaya erosi.

Universitas Sumatera Utara

Page 47: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

32

Kelas kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman kelapa sawit

pada Satuan Peta Lahan (SPL) 4 terdapat pada tabel berikut

Tabel 5. Kesesuaian lahanUntuk Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

Pada Satuan Peta Lahan (SPL) 4

Persyaratan penggunaan Nilai Kelas Kes. Lahan Usaha Kelas Kes. Lahan

Lahan/karakteristik lahan Aktual perbaikan Potensial

Temperatur (tc)

Temperatur rerata ( 0C) 24,5 S2 S2

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) 3.677,6 S3 Irigasi S2

Ketersediaan Oksigen (oa)

Kelas drainase Baik S1 S1

Media perakaran (rc)

Tekstur tanah (permukaan) Agak kasar S3 S3

Fraksi kasar (%) >15% S1 S1

Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1

Retensi hara (nr)

KTK liat (cmol//kg) 20,08 S1 S1

Kejenuhan basa (%) 12,86 S2 Pengapuran S1

pH H2O 4,55 S2 Pengapuran S1

C-organik (%) 1,82 S1 S1

Toksisitas (xc)

Salinitas (ds/m) 0,185 S1 S1

Sodisitas (xn)

Alkalinitas/ESP (%) -

Toksisitas sulfidik (xs)

Kedalaman sulfidik (cm) >125 S1 S1

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%) 44 N Terasering S3

Tingkat bahaya erosi (eh) Sedang S3 cover crop S2

Bahaya banjir (fh)

Genangan F0 S1 S1

Penyiapan lahan (lp)

Batuan permukaan (%) <5 S1 S1

Singkapan batuan (%) <5 S1 S1

Kesesuaian Lahan Aktual N (eh)

Kesesuaian Lahan Potensial S3 (rc,eh)

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan laboratorium, kelas

kesesuaian lahan aktual tanaman kelapa sawit adalah kurang sesuai / N (eh)

dengan faktor pembatas bahaya erosi yaitu lereng. Faktor pembatas dapat

diperbaiki pada kelas kesesuaian lahan potensial yaitu dengan pembuatan teras.

Universitas Sumatera Utara

Page 48: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

33

Maka kelas kesesuaian lahan potensial adalah sesuai marginal / S3 dengan faktor

pembatas media perakaran dan bahaya erosi. .

Kelas kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman kelapa sawit

pada Satuan Peta Lahan (SPL) 5 terdapat pada tabel berikut:

Tabel 6. Kesesuaian lahanUntuk Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

Pada Satuan Peta Lahan (SPL) 5

Persyaratan penggunaan Nilai Kelas Kes. Lahan Usaha Kelas Kes. Lahan

Lahan/karakteristik lahan Aktual perbaikan Potensial

Temperatur (tc)

Temperatur rerata ( 0C) 24,5 S2 S2

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) 3.677,6 S3 Irigasi S2

Ketersediaan Oksigen (oa)

Kelas drainase Baik S1 S1

Media perakaran (rc)

Tekstur tanah (permukaan) Agak kasar S3 S3

Fraksi kasar (%) >15% S1 S1

Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1

Retensi hara (nr)

KTK liat (cmol//kg) 23,54 S1 S1

Kejenuhan basa (%) 20,44 S1 S1

pH H2O 4,3 S2 Pengapuran S1

C-organik (%) 1,19 S1 S1

Toksisitas (xc)

Salinitas (ds/m) 0,179 S1 S1

Sodisitas (xn)

Alkalinitas/ESP (%) -

Toksisitas sulfidik (xs)

Kedalaman sulfidik (cm) >125 S1 S1

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%) 12 S2 Terasering S1

Tingkat bahaya erosi (eh) Rendah S2 cover crop S1

Bahaya banjir (fh)

Genangan F0 S1 S1

Penyiapan lahan (lp)

Batuan permukaan (%) <5 S1 S1

Singkapan batuan (%) <5 S1 S1

Kesesuaian Lahan Aktual S3 (wa, rc)

Kesesuaian Lahan Potensial S3 (rc)

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan laboratorium, kelas

kesesuaian lahan aktual tanaman kelapa sawit adalah sesuai marginal / S3 dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 49: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

34

faktor pembatas ketersedian air yaitu curah hujan dan media perakaran tekstur

tanah. Faktor pembatas dapat diperbaiki pada kelas kesesuaian lahan potensial

pada tingkat pengolahan rendah dan sedang yait degan pembuatan saluran irigasi.

Maka kelas kesesuaian lahan potensial adalah sesuai marginal / S3 yaitu media

peakaran tekstur tanah.

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium, kelas

kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kelapa sawit adalah kurang sesuai N/ (eh)

dengan faktor pembatas bahaya erosi yaitu kemiringan lereng dan tingkat bahaya

erosi. Faktor pembatas dapat diperbaiki pada kelas kesesuaian lahan potensial

yaitu pembuatan terassering dan tanaman penutup tanah. Maka kelas kesesuaian

lahan potensial adalah sesuai marginal / S3.

Gambar 1. Peta hasil kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kelapa sawit

(Elaeis guineensis Jacq.)

Universitas Sumatera Utara

Page 50: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

35

Gambar 1. Peta hasil kelas kesesuaian lahan potensial untuk tanaman kelapa sawit

(Elaeis guineensis Jacq.

Pembahasan

Berdasarkan hasil percobaan data karakteristik tanah dengan tanaman

kelapa sawit pada satuan peta lahan (SPL) 1, maka diperoleh kelas kesesuaian

lahan aktual adalah sesuai marginal / S3 (wa), (rc), (nr) dengan faktor pembatas

ketersedian air yaitu curah hujan,media perakaran yaitu tekstur tanah (permukaan)

dan retensi hara yaitu pH H2O. Faktor pembatas dapat diperbaiki dengan

pembuatan sistem irigasi, pengapuran dan penambahan bahan organik sehingga

diperoleh kelas kesesuaian lahan potensial sesuai marginal / S3 (rc) yaitu tekstur

tanah. Pada media perakaran tidak dapat dilakukan usaha perbaikan pada tekstur

tanah di permukaan. Hal ini sesuai dengan literatur Ferdinan (2013) yang

menyatakan bahwa dalam evaluasi lahan, perbaikan tekstur tanah tidak dapat

dilakukan.

Universitas Sumatera Utara

Page 51: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

36

Berdasarkan hasil percobaan data karakteristik tanah dengan tanaman

kelapa sawit pada satuan peta lahan (SPL) 2, maka diperoleh kelas kesesuaian

lahan aktual adalah sesuai marginal / S3 (wa) dengan faktor pembatas ketersedian

air yaitu curah hujan. Faktor pembatas dapat diperbaiki dengan pembuatan sistem

irigasi / pengairan sehingga diperoleh kelas keesuaian lahan potensial cukup

sesuai S2 (wa) yaitu curah hujan. Hal ini sesuai dengan literatur Simanjuntak

(2015) yang menyatakan bahwa untuk mengatasi masalah ketersediaan air dapat

diperbaiki dengan pembuatan sistem irigasi / pengairan.

Berdasarkan hasil percobaan data karakteristik tanah dengan tanaman

kelapa sawit pada satuan peta lahan (SPL) 3, maka diperoleh kelas kesesuaian

lahan aktual adalah sesuai marginal / S3 (wa), (eh) dengan faktor pembatas

ketersedian air yaitu curah hujan dan bahaya erosi yaitu kemiringan lerang dan

tingkat bahaya erosi. Faktor pembatas dapat diperbaiki dengan pembuatan sistem

irigasi / pengairan dan pembuatan teras serta penanaman tanaman penutup tanah

sehingga diperoleh kelas keesuaian lahan potensial cukup sesuai S2 (tc), (wa)

yaitu temperatur rerata dan curah hujan. Hal ini sesuai dengan literatur Pahan

(2008) yang menyatakan bahwa jumlah curah hujan dan lamanya penyinaran

matahari memiliki korelasi dan fluktuasi produksi kelapa sawit. Curah hujan ideal

untuk kelapa sawit berkisar 2.000-2.500 mm per tahun dan tersebar merata

sepanjang tahun. Temperatur optimum untuk tanaman kelapa sawit antara 22-

23oC.

Berdasarkan hasil percobaan data karakteristik tanah dengan tanaman

kelapa sawit pada satuan peta lahan (SPL) 4, maka diperoleh kelas kesesuaian

lahan aktual adalah kurang sesuai / N (eh) dengan faktor pembatas bahaya erosi

Universitas Sumatera Utara

Page 52: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

37

yaitu kemiringan lerang. Faktor pembatas dapat diperbaiki dengan pembuatan

teras sehingga diperoleh kelas keesuaian lahan potensial sesuai marginal / S3

(wa,rc,eh) yaitu media ketersediaan air yaitu curah hujan, perakaran pada tekstur

tanah dan bahaya erosi. Hal ini sesuai dengan literatur Suripin (2001) yang

menyatakan bahwa tekstur tanah turut menentukan tata air dalam tanah, yaitu

berupa kecepatan infiltrasi, penetrasi dan kemampuan pengikatan air oleh tanah.

Menurut Munthe (2017) yang menyatakan bahwa dalam evaluasi lahan,

karakteristrik lahan berupa bahaya erosi dapat dilakukan usaha perbaikan dari

tingkat pengolahan rendah dan sedang berupa pembuatan teras, penanaman sejajar

kontur dan penanaman tanaman penutup tanah.

Berdasarkan hasil percobaan data karakteristik tanah dengan tanaman

kelapa sawit pada satuan peta lahan (SPL) 5, maka diperoleh kelas kesesuaian

lahan aktual adalah sesuai marginal / S3 (wa) dengan faktor pembatas

ketersediaan air yaitu curah hujan. Faktor pembatas tidak dapat diperbaiki karena

faktor curah huajan berlebih tidak dapat dikendalikan manusia. Hal ini sesuai

dengan literatur Silaban (2016) yang meyatakan bahwa faktor pembatas dengan

curah hujan yang tinggi dapat dilakukan usaha perbaikan dari tingkat pengolahan

sedang dan tinggi seperti pembuatan saluran irigaasi / pengairan.

Universitas Sumatera Utara

Page 53: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

38

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Kelas keseuaian lahan aktual untuk tanaman kelapa sawit pada SPL 1, 2, 3 dan

5 adalah S3 sesuai marginal dengan faktor pembatas ketersedian air yaitu curah

hujan,media perakaran yaitu tekstur tanah (permukaan), retensi hara yaitu pH

H2O dan tingkat bahaya erosi. Upaya perbaikan terlebih dahulu dilakukan yaitu

pembuatan sistem irigasi/pengairan, pembuatan teras, penanaman penutup

tanah, penambahan bahan organik.

2. Tanaman kelapa sawit pada SPL 4 yaitu N (kurang sesuai) dengan faktor

pembatas bahaya erosi yaitu kemiringan lereng dan tingkat bahaya erosi.

Upaya perbaikan terlebih dahulu dilakuakn yaitu pembuatan teras, penanaman

sejajar kontur dan penanaman tanaman penutup tanah.

Saran

Lahan pada kebun percobaan USU Tambunan A Kecamatan Salapian

Kabupaten Langkat kurang sesuai jika ditanam tanaman kelapa sawit tetapi akan

sesuai jika dilakukan terassering pada lahan yang sangat curam dan penanaman

tanaman penutup tanah serta pemupukan N, P dan K.

Universitas Sumatera Utara

Page 54: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

37

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, T.S. 1993. Survei Tanah dan Evaluasi Lahan. Penebar Swadaya,

Jakarta.

Arsyad. S., 2010. Konservasi Tanah dan Air. IPB press. Bogor.

Atmojo, S.W., 2003. Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah dan

Upaya Pengelolaannya. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Barus, B.J.A. 2015. Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kopi Arabika

(Coffea arabica L var Kartika Ateng ) Di Kecamatan Muara Kabupaten

Tapanuli Utara. Jurnal Online Agroteknologi.

https://media.neliti.com/media/publications/106297evaluasi-kesesuaian-

lahan-untuk-tanaman-kopi-arabica-l-var. Diaakses tanggal 01 juli 2018.

Cibro, G.F. 2012. Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jeruk (Citrus Sp.) Dan Kopi

Arabika (Coffea Arabica) Di Kecamatan Siempat Rube Kabupaten

Pakpak Bharat. Jurnal Online Agroteknologi.

https://www.neliti.com/id/media/publications/93927/kesesuaian-lahan-

untuk-tanaman-jeruk-citrus-sp-dan-kopi-arabica. Diakses tanggal01 Juli

2018.

Damanik, M.M.B., B.E,Hasibuan., Fauzi., Sarifuddin., H.Hanum. 2010.

Kesuburan Tanah Dan Pemupukan. USU Press. Medan

Djaenudin, D., Marwan., Subagjo., dan A. Hidayat. 2003. Petunjuk Teknis

Evaluasi lahan untuk Komoditas Pertanian. Balai Penelitian Tanah,

Puslitbangtanah,Bogor.

_____________________________________________, 2011. Petunjuk Teknis

Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor.

Ferdinan, F. 2013. Evaluasi Kesesuaian Lahan Sawah Beririgasi Di Desa Air

Hitam Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara. Junal online

Agroteknologi. https://media.neliti.com/media/publications/94745-ID-

evaluasi-kesesuaian-lahan-sawah-beririg. Diakses tanggal 01 Juli 2018.

Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.A. Diha, G.B. Hong

dan H.H. Baailey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung

Press, Lampung.

Hanafiah, K.A., 2005. Dasar- dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Hardjowigeno, S dan Widiatmaka, 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan

Perencanaan Tataguna Lahan. Gadjah Mada University. Yogyakarta.

Universitas Sumatera Utara

Page 55: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

38

Morgan, R.P.C., 1986. Soil Erosion and Conservation. Longman Scientific &

Technical. England.

Mega, M., N. Dibia, G.P.R. Adi dan T.B.Kusmiyarti, 2010. Klasifikasi Tanah dan

Kesesuaian Lahan. Universitas Udayana. Denpasar.

Mukhlis., Sarifuddin., dan H, Hanum., 2011. Kimia Tanah Teori dan Aplikasi.

USU Press, Medan.

Munthe, R.R. 2017. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kelapa Sawit

(Elaeis guinensis Jack.) dan Kelengkeng (Euphoria longan Lamk.) di

Kecamatan Na Ix - X Kabupaten Labuhan Batu Utara. Jurnal Online

Agroteknologi. https://media.neliti.com/media/publications/109470-ID-

evaluasi-kesesuaian-lahan-untuk-tanaman. Diakses tanggal 01 Juli 2018.

Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu

Hingga Hilir. Penebar Swadaya.

Rajaukguk, N. 2014. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Bawang Merah

(Allium ascalonicum L.) Di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli

Utara. Jurnal Online Agroteknologi.

https://media.neliti.com/media/publications/99196-ID-evaluasi-

kesesuaian-lahan-untuk-tanaman. Diakses Tanggal 01 Juli 2018.

Rayes, M.L, 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Andi. Malang.

Risza, S. 1994. Kelapa Sawit, Upaya Peningkatan Kelapa Sawit. Penerbit

Kanisus. Yogyakarta

Ritung, S. Wahyunto, F., Agus dan H. Hidayat, 2007. Panduan Evaluasi

Kesesuaian Lahan. Balai Penelitian Tanah. Bogor.

Samuel, C. 2013. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Apel Di Desa

Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir. Jurnal

Online Agroteknologi.

https://www.neliti.com/id/publications/95650evaluasi-kesesuaian-lahan-

untuk-tanaman-apel-di-desa-sihiong-kecamatan-bonatua. Diakses tanggal

01 Juli 2018

Sastrohartono, H., 2011. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Perkebunan Dengan

Aplikasi Extensi Artificil Neural Network (Ann.Avx) Dalam

AcrviewGis. INSTIPER. Yogyakarta.

Setyamidjaja, D., 2006. Kelapa Sawit. Kanisius, Yogyakarta.

Silaban, S.H. 2016. Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kopi Arabika

(Coffea arabica) Kentang (Solanum tuberosum L.) Kubis

(Brassica oleraceae L.) Dan Jeruk (Citrus Sp.) Di Kecamatan Harian

Universitas Sumatera Utara

Page 56: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

39

Kabupaten Samosir. Jurnal Online Agroteknologi

https://media.neliti.com/media/publications/108008- evaluasi-kesesuaian-

lahan-untuk-tanaman-kopi-arabika-coffea-arabica-kentang. Diakses

tanggal 01 Juli2018.

Simanjuntak, C. 2015. Evaluasi Kesesuaian Lahan dengan Metode Limit untuk

Tanaman Kopi Arabika (Coffea Arabica) dan Kopi Robusta

(Coffea robusta Lindl.) di Kecamatan Silima Pungga-pungga Kabupaten

Dairi. Jurnal Online Agroteknologi.

https://media.neliti.com/media/publications/103687-ID-evaluasi-

kesesuaian-lahan-dengan-metode. Diakses tanggal 01 Juli 2018.

Siswanto, 2006. Evaluasi Sumberdaya Lahan. UPN Press. Surabaya.

Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Penerbit Andi.

Yogyakarta.

Sutanto, R, 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Konsep dan Kenyataan. Penerbit

Kanisinus, Yogyakarta.

Tan , K , H , 1998. Dasar-dasar Ilmu Tanah , Terjemahan Didiek Hadjar Goenadi.

Gajah Mada University Press, Yogyakarta

Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah.

Gava Media, Yogyakarta.

Universitas Sumatera Utara

Page 57: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

38

Lampiran 1. Kelas kriteria kesesuaian lahan tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

Kelas Kesesuaian Lahan

Persyaratan tumbuh/ karakteristik lahan S1 S2 S3 N

Suhu (tc)

Suhu tahunan rata-rata ( 0C) 25-28 22-25 20-22 <22

28-32 32-35 >35

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) 1700-2500 1450-1700 1250-1450 <1250

2500-3500 3500-400 >4000

Ketersediaan Oksigen (oa)

Kelas drainase Baik,sedang Agak Terhambat, agak Sangat

terhambat

Terhambat cepat cepat

Keadaan perakaran (rc)

Tekstur tanah (permukaan) Halus, agak Sedang agak kasar kasar

Halus

Fraksi kasar (%) <15 15-35 35-55 >55

Kedalaman tanah (cm) >100 75-100 50-75 <50

Retensi hara (nr)

KTK liat (cmol//kg) >16 ≤16

Kejenuhan basa (%) >20 ≤20

pH H2O 5,0-6,5 4,2-5,0 <4,2

6,5-7,0 >7,0

C-organik (%) >0,8 ≤0,8

Toksisitas (xc)

Salinitas (ds/m) <2 2-3 3-4 >4

Sodisitas (xn)

Alkalinitas/ESP (%) - - - -

Toksisitas sulfidik (xs)

Kedalaman sulfidik (cm) >125 100-125 60-100 <60

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%) <8 8-16 16-30 >30

Tingkat bahaya erosi (eh) very low low moderate severe very severe

Bahaya banjir (fh)

Genangan F0 F1 F2 >F2

Penyiapan lahan (lp)

Batuan permukaan (%) <5 5-15 15-40 >40

Singkapan batuan (%) <5 5-15 15-25 >25

Sumber: Djaenudin et al. (2003)

Universitas Sumatera Utara

Page 58: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

39

Lampiran 2. Jenis usaha perbaikan karakteristik lahan aktual (saat ini) untuk

menjaadi potensil menurut tingkat pengelolannnya

M nn Karakteristik Lahan Jenis Usaha Perbaikan Tingkat Pengelolaan

1. Rezim radiasi

Lama penyinaran Tidak dapat dilakukan perbaikan -

2. Rezim suhu

Suhu rerata tahunan Tidak dapat dilakukan perbaikan -

Suhu rerata bulan

Terdingin atau terpanas

Tidak daat dilakuakn perbaikan -

3. Rezim kelembapan udara

Kelembapan nisbi Tidak dapat dilakuakn perbaikan -

4. Ketersediaan air

Bulan kering Sistem irigasi/pengairan Sedang, tinggi

Curah hujan Sistem irigasi/pengairan Sedang/tinggi

5. Media perakaran

Drainase Perbaikan sistem drainase Sedang, tinggi

Tekstur Tidak dapat dilakukan perbaikan -

Kedalaman efektif Umumnya tidak dapat dilakuakn

perbaikan-perbaikan kecuali pada

lapisan padas, lunak, dan tipis

dengan pembongkaran

Tinggi

6. Retensi hara

KTK Pengapuran atau penambahan

bahan organik

Sedang, tinggi

pH Pengapuran

7. Ketersediaan hara Pengapuran

N-total Pemupukan Sedang, tinggi

P2O5 tersedia Pemupukan

K2O dapat ditukar Pemupukan

8. Bahaya banjir

Periode frekuensi Pembuatan tanggul penahan banjir

serta pembuatan drainase

Tinggi

9. Kegaraman

Salinitas Reklamasi Sedang, tinggi

10. Toksisitas

Kejenuhan aluminium Pengapuran Sedang, tinggi

Lapisan pirit Pengaturan sistem tata air tanah,

tinggi permukaan air tanah harus

diatas lapisan sulfidik

Sedang, tinggi

11. Terrain/potensi

mekanisasi

Tidak dapat dilakuakn perbaikan -

12. Bahaya erosi Usaha pengurangan laju erosi,

pembuatan teras, penanaman

tanaman penutup tanah

Sedang, tinggi

Universitas Sumatera Utara

Page 59: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

40

Lampiran 3. Hasil analisis laboratorium tanah

No No.

SPL

Tekstur C-

organik

Nilai Tukar kation KTK KB

%

pH Salinitas

(ds/m)

ESP

Pasir Debu Liat K Ca Mg Na

...%... ...cmol/kg...

1, SPL

1

63,1 17,5 19,4 1,14 0,10 0,42 0,29 2,46 26,12 12,52 3,9 0,1320 9,41

2, SPL

2

68,1 8,9 23 1,63 0,22 0,82 0,54 2,31 18,56 20,94 4,2 0,2307 12,44

3, SPL

3

55,8 15,9 28,3 1,55 0,26 1,06 0,40 2,38 21,39 19,24 4,25 0,1882 11,12

4, SPL

4

55,5 39,1 5,4 1,82 0,13 0,55 0,22 1,70 20,08 12,86 4,55 0,1853 8,46

5, SPL

5

596 28,1 12,3 1,19 0,22 1,02 0,59 2,61 23,54 20,44 4,3 0,1793 11,08

Sumber : Sertifikat Hasil Analisis Tanah Di Laboratorium PT. Socfin Indonesia (2018)

Lampiran 4. Data iklim : Curah hujan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat pada

10 tahun terakhir (mm/tahun)

TAHUN

Bulan

Jumlah

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nop Des

2007 0 0 0 314 793 0 342 0 456 0 450 0 2.355

2008 295 65 447 306 0 0 0 319 406 548 500 519 3.405

2009 289 214 279 381 225 144 731 748 359 248 238 323 4.179

2010 346 116 163 213 160 171 110 287 279 101 685 671 3.302

2011 406 240 557 359 703 477 234 442 574 426 390 278 5.086

2012 290 171 448 486 415 179 0 0 0 239 487 399 3.114

2013 601 339 55 258 405 336 356 373 510 772 425 546 4.976

2014 0 46 105 208 345 364 216 569 529 554 455 710 4.101

2015 354 338 173 343 394 186 62 244 619 622 236 265 3.836

2016 78 211 71 111 280 214 360 203 482 184 131 97 2.422

Jumlah 2659 1740 2298 2979 3720 2071 2411 3185 4214 3694 3997 3808 36.776

Rataan Rerata Curah Hujan Tahun 2007-2016

3.677,6

Keterangan : 0 : data tidak masuk /alat rusak dan x : tidak ada

Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Sampali Medan 2016

Universitas Sumatera Utara

Page 60: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

41

Lampiran 4. Data iklim : Kelembapan udara Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat

pada 10 tahun terakhir (mm/tahun)

TAHUN

BULAN Rata-

rata

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okto Nop Des

2007 88 84 83 87 85 84 84 84 85 88 89 88 85,75

2008 87 84 88 87 84 87 87 86 85 88 91 91 87,08

2009 89 87 88 86 87 83 84 87 86 86 90 89 86,83

2010 88 86 84 86 85 84 84 83 87 83 88 87 85,41

2011 87 86 86 87 84 84 83 86 85 87 89 89 86,08

2012 85 87 84 86 86 80 82 84 83 88 88 89 85,16

2013 85 86 83 84 83 81 81 84 84 88 90 89 84,83

2014 87 81 83 86 88 80 81 86 89 89 90 91 85,91

2015 88 85 85 88 88 83 86 89 89 91 91 90 87,75

2016 88 88 86 88 87 84 84 82 83 85 91 89 86,25

Jumlah 872 854 850 865 857 830 836 851 856 873 897 892 861,0

Rataan 87,2 85,4 85,0 86,5 85,7 83,0 83,6 85,1 85,6 87,3 89,7 89,2 86,1

Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Sampali Medan 2016

Lampiran 5. Data iklim : Suhu udara Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat pada 10

tahun terakhir (mm/tahun)

TAHUN

BULAN

Rata-

rata

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nop Des

2007 23,9 24,3 24,7 24,6 25,1 24,9 24,5 24,4 24,3 23,7 23,6 23,7 24,3

2008 24,1 24 23,9 24,4 24,9 24,3 24,2 24,2 24,2 24,1 24,1 23,6 24,1

2009 23,5 24 24,3 24,9 25 25 24,8 24,3 24,5 24,4 24 24,1 24,4

2010 24,2 25,1 25,2 25,5 25,9 25,3 24,8 25 24,5 24,9 24 23,8 24,8

2011 23,7 24,1 24,2 24,6 25,2 25 25 24,2 24,6 24,2 24,1 24,1 24,4

2012 24,2 24,3 24,6 24,7 25 25,3 24,5 24 24,7 24,2 24,4 24,1 24,5

2013 24,5 24,2 25,2 25,3 25,5 25,5 24,8 24,4 24,4 24 23,9 23,9 24,6

2014 23,6 24,6 24,8 24,7 24,8 25,9 25,5 24,5 24,2 24,3 24,4 24,1 24,6

2015 24 24,4 25 24,8 25,4 25,8 25,3 24,8 24,8 24,7 24,5 24,6 24,8

2016 25,2 24,9 25,9 26 25,7 25,3 25 25,3 25 24,8 24,4 24,3 25,1

Jumlah 240,9 243,9 247,8 249,5 252,5 252,3 248,4 245,1 245,2 243,3 241,4 240,3 24,5

Rataan 24,09 24,39 24,78 24,95 25,25 25,23 24,84 24,51 24,52 24,33 24,14 24,03 24,5

Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Sampali Medan 2016

Universitas Sumatera Utara

Page 61: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

42

Lampiran 6 : Deskripsi Pofil Dengan Satuan Peta Lahan 1 Kelerengan 2% Di Kebun

Percobaan USU Tambunan A Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat

Profil I Horison Kedalaman

(cm) Keterangan

Ap1 0 – 14/19 Warna hitam kecoklatan sangat

gelap (10YR 2/2); Tekstur lempung

berpasir; Struktur gumpal, kasar,

sedang; Konsistensi gembur;

Perakaran kasar dan banyak; Batas

berangsur dan berombak ke...

Ap2 14/19 – 26/36 Warna coklat gelap kekuningan

(10YR 3/4); Tekstur lempung liat

bepasir; Struktur gumpal, sedang,

sedang; Konsistensi gembur;

Perakaran kasar dan sedang; Batas

berangsur dan berombak ke...

Ap3 26/36 – 56/66 Warna coklat gelap kekuningan

(10YR 4/6); Tekstur lempung liat

berpasir; Struktur gumpal bersudut,

sedang, sedang; Konsistensi

gembur; Perakaran kasar dan

sedang; Batas baur dan berombak

ke...

Bw >66 Warna coklat gelap kekuningan

(10YR 3/6); Tekstur lempung liat

berpasir; Struktur gumpal bersudut,

kasar, sedang; Konsistensi gembur;

Perakaran kasar dan sedikit.

Universitas Sumatera Utara

Page 62: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

43

Lampiran 7 : Deskripsi Profil Dengan Satuan Peta Lahan 2 Kelerengan 6% Di Kebun

Percobaan USU Tambunan A Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat

Profil II Horison Kedalaman

(cm) Keterangan

Ap1 0 – 17/21 Warna coklat keabu-abuan sangat

gelap (10YR 3/2); Tekstur

lempung berpasir; Struktur

gumpal, sedang, sedang;

Konsistensi gembur; Perakaran

kasar dan sedang; Batas jelas dan

berombak ke...

Ap2 17/21 – 27/33

Warna coklat gelap (10YR 3/3);

Tekstur lempung; Struktur

gumpal, sedang, sedang;

Konsistensi gembur; Perakaran

kasar dan sedang; Batas berangsur

dan berombak ke...

Bw1 27/33 – 58/65

Warna coklat gelap (10YR 3/4);

Tekstur lempung; Struktur

gumpal bersudut, sedang, sedang;

Konsistensi gembur; Perakaran

kasar dan sedikit; Batas berangsur

dan berombak ke...

Bw2 58/65 – 78/83

Warna coklat gelap kekuningan

(10YR 4/6); Tekstur lempung;

Struktur gumpal bersudut, sedang,

sedang; Konsistensi gembur;

Perakaran kasar dan sedikit; Batas

baur dan berombak ke...

Bw3 78/83 – 109/118 Warna coklat, kekuningan (10YR

5/6); Tekstur lempung; Struktur

gumpal bersudut, halus, sedang;

Konsistensi gembur; Perakaran

kasar dan sedikit; Batas baur dan

berombak ke...

BC >118 Warna coklat kekuningan (10YR

5/6); Tekstur lempung; Struktur

gumpal bersudut, halus, sedang;

Konsistensi gembur; Perakaran

kasar dan sedikit.

Universitas Sumatera Utara

Page 63: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

44

Lampiran 8 : Deskripsi Profil Dengan Satuan Peta Lahan 3 Kelerengan 22% Di Kebun

Percobaan USU Tambunan A Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat

Profil III Horison Kedalaman

(cm) Keterangan

Ap1 0 – 14/20 Warna coklat gelap (10YR 3/3);

Tekstur lempung berpasir;

Struktur gumpal, sedang, sedang;

Konsistensi gembur; Perakaran

kasar dan sedang; Batas berangsur

dan berombak ke...

Ap2 14/20 – 29/42

Warna coklat kekuningan gelap

(10YR 3/4); Tekstur lempung

berpasir; Struktur gumpal, sedang,

sedang; Konsistensi gembur;

Perakaran kasar dan sedikit; Batas

berangsur dan berombak ke...

Ap3 29/42 – 63/67

Warna coklat (10YR 4/3); Tekstur

lempung berpasir; Struktur

gumpal, halus, lemah; Konsistensi

gembur; Perakaran kasar dan

sedikit; Batas berangsur dan

berombak ke...

Bw1 63/67 – 98/107 Warna coklat kekuningan gelap

(10YR 4/4); Tekstur lempung

berpasir; Struktur gumpal, halus,

lemah; Konsistensi gembur;

Perakaran kasar dan sedikit; Batas

baur dan berombak ke...

Bw2 >107 Warna coklat, kekuningan (10YR

5/6); Tekstur lempung; Struktur

gumpal, halus, lemah; Konsistensi gembur; Perakaran kasar dan

sedikit.

Universitas Sumatera Utara

Page 64: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

45

Lampiran 9 : Deskripsi Profil Dengan Satuan Peta Lahan IV Kelerengan 44% Di Kebun

Percobaan USU Tambunan A Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat

Profil IV Horison Kedalaman

(cm) Keterangan

Ap 0 – 25/32 Warna coklat sangat gelap (7,5YR

2,5/2); Tekstur lempung berpasir;

Struktur gumpal, halus, lemah;

Konsistensi gembur; Perakaran

kasar dan banyak; Batas jelas dan

berombak ke...

Apw 25/32 – 46/55

Warna coklat kekuningan gelap

(10YR 4/4); Tekstur lempung

berpasir; Struktur gumpal, halus,

sedang; Konsistensi gembur;

Perakaran kasar dan sedang; Batas

berangsur dan berombak ke...

Bw1 46/55 – 78/97 Warna coklat (10YR 4/3); Tekstur

lempung berpasir; Struktur gumpal,

sangat halus, sedang; Konsistensi

gembur; Perakaran kasar dan

sedikit; Batas berangsur dan

berombak ke...

Bw2 78/97 – 131/136 Warna coklat kekuningan gelap

(10YR 3/4); Tekstur lempung

berpasir; Struktur gumpal, sedang,

sedang; Konsistensi gembur;

Perakaran kasar dan sedikit; Batas

baur dan rata ke...

Bw3 >136 Warna coklat, kekuningan gelap

(10YR 4/6); Tekstur lempung

berpasir; Struktur gumpal, sedang,

sedang; Konsistensi gembur;

Perakaran kasar dan sedikit.

Universitas Sumatera Utara

Page 65: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

46

Lampiran 10 : Deskripsi Profil Dengan Satuan Peta Lahan V Kelerengan 12% Di Kebun

Percobaan USU Tambunan A Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat

Profil V Horison Kedalaman (cm) Keterangan

Ap1 0 – 13/21 Warna coklat sangat gelap

(10YR 2/2); Tekstur lempung

berpasir; Struktur gumpal,

halus, sedang; Konsistensi

gembur; Perakaran kasar dan

banyak; Batas berangsur dan

berombak ke...

Ap2 13/21 – 36/46

Warna coklat gelap (10YR

3/3); Tekstur lempung liat

berpasir; Struktur gumpal,

halus, sedang; Konsistensi

gembur; Perakaran kasar dan

sedang; Batas berangsur dan

berombak ke...

Ap3 36/46 – 54/63

Warna coklat kekuningan

gelap (10YR 3/4); Tekstur

lempung liat berpasir;

Struktur gumpal, halus,

sedang; Konsistensi gembur;

Perakaran kasar dan sedikit;

Batas berangsur dan

berombak ke...

Bw1 54/63 – 80/91

Warna coklat kekuningan

gelap (10YR 3/6); Tekstur

lempung liat berpasir;

Struktur gumpal, sedang,

sedang; Konsistensi gembur;

Perakaran kasar dan sedikit;

Batas berangsur dan

berombak ke...

Bw2 80/91 – 125/130

Warna coklat, kekuningan

gelap (10YR 4/4); Tekstur

lempung berpasir; Struktur

gumpal bersudut, sedang,

sedang; Konsistensi gembur;

Perakaran kasar dan sedikit;

Batas berangsur dan

berombak ke...

Bw3 >130 Warna coklat kekuningan

(10YR 5/6); Tekstur lempung

liat berpasir; Struktur gumpal

bersudut, halus, sedang;

Konsistensi gembur;

Perakaran kasar dan sedikit.

Universitas Sumatera Utara

Page 66: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

Lampiran 12. Rekapitulasi Kesesuaian Untuk Tanaman kelapa Sawit

(Elaeis guineensis Jacq.)

Lampiran 13. Data Tekstur Tanah

No. Kelas Tekstur USDA Pengelompokan Kelas Tekstur

SPL Untuk Evaluasi Kesesuain Lahan

1. Lempung berpasir Agak kasar (ak)

2. Lempung liat berpasir Halus (h)

3. Lempung liat berpasir Halus (h)

4. Lempung berpasir Agak kasar (ak)

5. Lempung berpasir Agak Kasar (ak)

Lampiran 14. Data Tingkat Bahaya Erosi Berdasarkan Pengamatan lapangan

(Deskriptif)

No. Kemiringan Panjang Kondisi Erosi yang Tingkat

SPL Lereng Lereng Lapangan Terjadi Erosi

1. 0-3% 30 m Datar Erosi permukaan Sangat

Rendah

2. 4-8% 20 m Datar atau sedikit Erosi Permukaan Sangat

Miring Rendah

3. 16-25% 50 m Agak curam Erosi Pemukaan Sedang

4. 26-45% 25 m Sangat Curam Erosi Permukaan Sedang

5. 9-15% 20 m Sedikit miring Erosi Permukaan Rendah

Tanaman

kelapa sawit

Satuan Peta Lahan (SPL)

1 2 3 4 5

Kesesuaian Lahan S3(wa,rc,nr) S3(wa) S3(wa,eh) N(eh) S3(wa,rc)

Aktual

Kesesuaian Lahan S3(rc) S2(tc,wa) S2(tc,wa,eh) S3(rc) S3(rc)

Potensial

Universitas Sumatera Utara

Page 67: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

Lampiran 15. Peta Aministrasi Kebun Percobaan USU Tambunan A Kecamatan

Salapian Kabupaten Langkat

Lampiran 16. Peta Jenis Tanah Kebun Percobaan USU Tambunan A Kecamatan

Salapian Kabupaten Langkat

Universitas Sumatera Utara

Page 68: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

Lampiran 17. Peta Ketinggian Tempat Kebun Percobaan USU Tambunan A

Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat

Lampiran 18. Peta Kemiringan Lereng Kebun Percobaan USU Tambunan A

Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat

Universitas Sumatera Utara

Page 69: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

Lampiran 19. Satuan Peta Lahan Kebun Percobaan USU Tambunan A Kecamatan

Salapian Kabupaten Langkat

Lampiran 20. Peta Pengambilan Sampel Kebun Percobaan USU Tambunan A

Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat

Universitas Sumatera Utara

Page 70: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KELAPA SAWIT ( Elaeis

Universitas Sumatera Utara