12
Serambi Engineering, Volume V, No. 2, April 2020 hal 921 - 932 921 p-ISSN : 2528-3561 e-ISSN : 2541-1934 Analisis Kesesuaian Lahan Permukiman Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Kota Binjai Geniusmaniat Laia 1* , Zulkifli Nasution 2 , Achmad Siddik Thoha 3 1 Perencanaan Wilayah Pedesaan, Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara 2 Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara 3 Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara *Koresponden email: [email protected] Diterima: 1 Februari 2020 Disetujui: 28 Februari 2020 Abstract A determination location for residential areas was influenced by physical factors, accessibility, socioeconomics, existing land use conditions, etc. Binjai is a municipality that has the highest population growth and resulting in the development of settlement highest growth. It is necessary to analyze land suitability for settlement development that provides appropriate residential location direction to realize productive and effective land use by utilizing Geographic Information Technology (GIS). This study aims to analyze residential development direction in Binjai as well as determine potential location into a residential area by considering carrying land capacity, land use effectiveness, and productivity. The suitability land capacity analysis for settlements development results: Very High (ST) 2,616.12 Ha, High (T) 4,295.65 Ha, Medium (S) 2,332.15 Ha, Low (R) 465.67 Ha, and Very Low (SR) 65.16 Ha. Suitability effectiveness analysis for settlements development results: Very High (ST) 4,560.08 Ha, High (T) 2,636.54 Ha, Medium (S) 1,533.04 Ha, Low (R) 417.36 Ha, and Very Low (SR) 167.65 Ha. Conformity analysis productivity utilization for settlements development results; Very High (ST) 4,216.52 Ha, High (T) 2,036.35 Ha, Medium (S) 1,249.72 Ha, Low (R) 1,122.23 Ha, and Very Low (SR) 451.52 Ha. Keywords: Land suitability, residential areas, Geographic Information Systems (GIS), spatial analysis, Binjai city Abstrak Penentuan lokasi untuk kawasan permukiman dipengaruhi faktor fisik, aksesibilitas, sosial ekonomi, kondisi guna lahan eksisting, dan sebagainya. Kota Binjai merupakan salah satu kotamadya dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi, sehingga mengakibatkan pertumbuhan pembangunan permukiman yang tinggi, sehingga perlu dilakukan analisis kesesuaian lahan untuk pengembangan permukiman yang dapat memberikan arahan lokasi permukiman yang tepat untuk mewujudkan pemanfaatan lahan yang produktif, efektif, dan efisien dengan memanfaatkan teknologi informasi geografi (SIG). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis arah perkembangan kawasan permukiman di Kota Binjai dan menentukan lokasi yang berpotensi untuk dijadikan sebagai kawasan permukiman dengan pertimbangan daya dukung lahan, efektifitas dan produktivitas pemanfaatan lahan. Hasil analisis kesesuaian daya dukung lahan untuk pengembangan permukiman dengan hasil; Sangat Tinggi (ST) 2.616,12 Ha, Tinggi (T) 4.295,65 Ha, Sedang (S) 2.332,15 Ha, Rendah (R) 465,67 Ha, dan Sangat Rendah (SR) 65,16 Ha. Analisis kesesuaian efektifitas untuk pengembangan permukiman dengan hasil; Sangat Tinggi (ST) 4.560,08 Ha, Tinggi (T) 2.636,54 Ha, Sedang (S) 1.533,04 Ha, Rendah (R) 417,36 Ha, dan Sangat Rendah (SR) 167,65 Ha. Analisis kesesuaian produktivitas pemanfaatan untuk pengembangan permukiman dengan hasil; Sangat Tinggi (ST) 4.216,52 Ha, Tinggi (T) 2.036,35 Ha, Sedang (S) 1.249,72 Ha, Rendah (R) 1.122,23 Ha, dan Sangat Rendah (SR) 451,52 Ha. Kata Kunci: Kesesuaian lahan, kawasan permukiman, Sistem Informasi Geografis (GIS), analisis spasial, Kota Binjai 1. Pendahuluan Pemanfaatan lahan untuk perumahan dan permukiman di daerah perkotaan mempunyai presentase yang lebih besar jika dibandingkan dengan jenis pemanfaatan lainnya. Permukiman dibangun dengan maksud untuk mengatur manusia berkehidupan didalam ruang alam dan mengatur hubungan manusia dengan alam dalam rangka mencapai kemajuan kehidupannya. Dalam pemanfaatan lahan, kawasan

Analisis Kesesuaian Lahan Permukiman Menggunakan Sistem

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis Kesesuaian Lahan Permukiman Menggunakan Sistem

Serambi Engineering, Volume V, No. 2, April 2020 hal 921 - 932

921

p-ISSN : 2528-3561

e-ISSN : 2541-1934

Analisis Kesesuaian Lahan Permukiman Menggunakan

Sistem Informasi Geografis Di Kota Binjai

Geniusmaniat Laia1*

, Zulkifli Nasution2, Achmad Siddik Thoha

3

1Perencanaan Wilayah Pedesaan, Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara

2 Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

3 Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara

*Koresponden email: [email protected]

Diterima: 1 Februari 2020 Disetujui: 28 Februari 2020

Abstract

A determination location for residential areas was influenced by physical factors, accessibility,

socioeconomics, existing land use conditions, etc. Binjai is a municipality that has the highest

population growth and resulting in the development of settlement highest growth. It is necessary to

analyze land suitability for settlement development that provides appropriate residential location direction

to realize productive and effective land use by utilizing Geographic Information Technology (GIS). This

study aims to analyze residential development direction in Binjai as well as determine potential location

into a residential area by considering carrying land capacity, land use effectiveness, and productivity. The

suitability land capacity analysis for settlements development results: Very High (ST) 2,616.12 Ha, High

(T) 4,295.65 Ha, Medium (S) 2,332.15 Ha, Low (R) 465.67 Ha, and Very Low (SR) 65.16 Ha. Suitability

effectiveness analysis for settlements development results: Very High (ST) 4,560.08 Ha, High (T)

2,636.54 Ha, Medium (S) 1,533.04 Ha, Low (R) 417.36 Ha, and Very Low (SR) 167.65 Ha. Conformity

analysis productivity utilization for settlements development results; Very High (ST) 4,216.52 Ha, High

(T) 2,036.35 Ha, Medium (S) 1,249.72 Ha, Low (R) 1,122.23 Ha, and Very Low (SR) 451.52 Ha.

Keywords: Land suitability, residential areas, Geographic Information Systems (GIS), spatial analysis,

Binjai city

Abstrak

Penentuan lokasi untuk kawasan permukiman dipengaruhi faktor fisik, aksesibilitas, sosial ekonomi,

kondisi guna lahan eksisting, dan sebagainya. Kota Binjai merupakan salah satu kotamadya dengan

pertumbuhan penduduk yang tinggi, sehingga mengakibatkan pertumbuhan pembangunan permukiman

yang tinggi, sehingga perlu dilakukan analisis kesesuaian lahan untuk pengembangan permukiman yang

dapat memberikan arahan lokasi permukiman yang tepat untuk mewujudkan pemanfaatan lahan yang

produktif, efektif, dan efisien dengan memanfaatkan teknologi informasi geografi (SIG). Tujuan

penelitian ini adalah menganalisis arah perkembangan kawasan permukiman di Kota Binjai dan

menentukan lokasi yang berpotensi untuk dijadikan sebagai kawasan permukiman dengan pertimbangan

daya dukung lahan, efektifitas dan produktivitas pemanfaatan lahan. Hasil analisis kesesuaian daya

dukung lahan untuk pengembangan permukiman dengan hasil; Sangat Tinggi (ST) 2.616,12 Ha, Tinggi

(T) 4.295,65 Ha, Sedang (S) 2.332,15 Ha, Rendah (R) 465,67 Ha, dan Sangat Rendah (SR) 65,16 Ha.

Analisis kesesuaian efektifitas untuk pengembangan permukiman dengan hasil; Sangat Tinggi (ST)

4.560,08 Ha, Tinggi (T) 2.636,54 Ha, Sedang (S) 1.533,04 Ha, Rendah (R) 417,36 Ha, dan Sangat

Rendah (SR) 167,65 Ha. Analisis kesesuaian produktivitas pemanfaatan untuk pengembangan

permukiman dengan hasil; Sangat Tinggi (ST) 4.216,52 Ha, Tinggi (T) 2.036,35 Ha, Sedang (S)

1.249,72 Ha, Rendah (R) 1.122,23 Ha, dan Sangat Rendah (SR) 451,52 Ha.

Kata Kunci: Kesesuaian lahan, kawasan permukiman, Sistem Informasi Geografis (GIS), analisis

spasial, Kota Binjai

1. Pendahuluan

Pemanfaatan lahan untuk perumahan dan permukiman di daerah perkotaan mempunyai presentase

yang lebih besar jika dibandingkan dengan jenis pemanfaatan lainnya. Permukiman dibangun dengan

maksud untuk mengatur manusia berkehidupan didalam ruang alam dan mengatur hubungan manusia

dengan alam dalam rangka mencapai kemajuan kehidupannya. Dalam pemanfaatan lahan, kawasan

Page 2: Analisis Kesesuaian Lahan Permukiman Menggunakan Sistem

Serambi Engineering, Volume V, No. 2, April 2020 hal 921 - 932

922

p-ISSN : 2528-3561

e-ISSN : 2541-1934

permukiman merupakan salah satu kawasan yang memegang peranan penting dalam perekonomian

nasional dan merupakan unsur dari kebijakan sosial nasional [1].

Kota Binjai merupakan sebuah kota madya di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki luas 90,23

Km2 yang terdiri dari lima wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Binjai Kota, Kecamatan Binjai Timur,

Kecamatan Binjai Selatan, Kecamatan Binjai Barat, dan Kecamatan Binjai Utara. Kota Binjai merupakan

salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi

setelah Kota Medan dan Kota Tebing Tinggi, sehingga mengakibatkan pertumbuhan pembangunan

permukiman yang juga sangat pesat. Faktor pertumbuhan perkembangan pembangunan Kota Binjai juga

dipengaruhi oleh posisi geografis Kota Binjai yang menjadi kota satelit terbesar bagi pertumbuhan Kota

Medan yang berkembang menjadi kota metropolitan Mebidangro (Medan, Binjai, Deli Serdang, dan

Karo).

2. Metode Penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Binjai, Provinsi Sumatera Utara, dengan luas 90,23 Km2 yang

terdiri dari lima wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Binjai Kota, Kecamatan Binjai Timur, Kecamatan

Binjai Selatan, Kecamatan Binjai Barat, dan Kecamatan Binjai Utara. Pemilihan Kota Binjai sebagai

lingkup wilayah penelitian, karena posisi Kota Binjai yang merupakan kota satelit terbesar bagi Kota

Medan yang siap menampung perluasan perkembangan Kota Medan menjadi kawasan perkotaan

metropolitan Mebidangro. Kesiapan Kota Binjai menjadi perluasan pengembangan kawasan perkotaan

metropolitan Mebidangro dapat dilihat dari sisi geografis wilayah dan kapasitas kelembagaan dalam

mengelola kawasan perkotaan yang tidak terlalu luas. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2019

sampai dengan bulan September 2019. Daftar kecamatan dan peta lokasi penelitian dapat dilihat pada

Tabel 1 dan Gambar 1 [2].

Tabel 2. Wilayah kecamatan di Kota Binjai

Kecamatan

Jumlah

Kelurahan

Jumlah

Lingkungan

Binjai Selatan 8 61

Binjai Kota 7 51

Binjai Timur 7 65

Binjai Utara 9 64

Binjai Barat 6 43

Jumlah 37 284

Sumber: BPS Kota Binjai (2019)

Peralatan Penelitian

Peralatan penelitian ini adalah laptop dengan perangkat lunak Windows 10, Microsoft Excel,

Microsoft Word, ArcGIS 10.5, dan Google Chrome sebagai peramban situs internet.

Jenis Penelitian dan Sumber Data

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Penelitian deskripif dengan pendekatan kuantitatif tersebut digunakan untuk menentukan lokasi

pengembangan kawasan perumahan dan permukiman di Kota Binjai. Analisis kuantitatif diperlukan

untuk menganalisis data-data kuantitatif menyangkut penentuan lokasi kawasan permukiman di Kota

Binjai. Analisis deskriptif diperlukan sebagai alat untuk melakukan analisis berbagai informasi kebijakan

dan informasi pendukung lainnya dalam rangka perumusan usulan arahan pemanfaatan ruang dan

penentuan kawasan permukiman wilayah studi. Unit analisis yang dipakai adalah kecamatan yang berada

dalam wilayah Kota Binjai, dengan alasan kemudahan dalam ketersediaan data, terutama data sosial

ekonomi kependudukan [2].

Proses pengumpulan data penelitian dibagi menjadi dua bagian yaitu pengumpulan data primer dan

data sekunder yang dilaksanakan pada kawasan studi [3]. Data Primer diperoleh dari survei lapangan.

Pengumpulan data dengan survei lapangan ditujukan untuk memperoleh gambaran eksisting penggunaan

lahan perumahan dan permukiman di Kota Binjai. Data sekunder diperoleh dengan cara mengumpulkan

data-data dari berbagai instansi terkait diantaranya BPS, BPN, Dinas Tata Kota, Bappeda, Dinas Pajak,

dan sebagainya [4].

Page 3: Analisis Kesesuaian Lahan Permukiman Menggunakan Sistem

Serambi Engineering, Volume V, No. 2, April 2020 hal 921 - 932

923

p-ISSN : 2528-3561

e-ISSN : 2541-1934

Gambar 1. Peta lokasi penelitian

Sumber: BPS Kota Binjai (2019)

Kriteria Analisis Kesesuaian Permukiman

Analisis kesesuaian lahan permukiman dalam penelitian ini dibatasi dengan analisis kesesuaian

daya dukung lahan, kesesuaian produktivitas pemanfaatan lahan, kesesuaian efektifitas pemanfaatan

lahan, dan kesesuaian efisiensi pemanfaatan lahan seperti pada Tabel 2 [5][6].

Tabel 2. Kriteria analisis kesesuaian permukiman

Kriteria Analisis Kesesuaian Permukiman Indikator

Daya Dukung Lahan Kondisi Fisik Kawasan, yaitu: Kemiringan Lahan, Jenis

Tanah, Curah Hujan, Jenis Batuan, danTutupan Lahan.

Produktivitas Pemanfaatan Lahan Nilai Ekonomi Lahan, yaitu zona nilai tanah (ZNT) atau

nilai jual objek pajak (NJOP)

Efektifitas Pemanfaatan Lahan Aksesbilitas Kawasan, yaitu Ketersediaan Jaringan Jalan

dan Jangkauan Sarana Pelayanan Permukiman (Sistem

Pusat Kegiatan)

Efisiensi Pemanfaatan Lahan Kondisi Sosial, yaitu proyeksi jumlah penduduk yang

menghasilkan proyeksi kebutuhan rumah baru dan

proyeksi kebutuhan lahan untuk permukiman baru.

Sumber: Modifikasi dari naskah publikasi ilmiah Analisis Kesesuaian Lahan untuk Lokasi Permukiman Kecamatan

Bantul, Kabupaten Bantul, Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah, Surakarta, 2013

3. Metode Analisis Data

Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Kawasan Perumahan dan Permukiman

Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) adalah melakukan pembobotan terhadap setiap

parameter fisik dasar. Parameter fisik tersebut terdiri dari data kemiringan lereng, jenis batuan, jenis

induk tanah, curah hujan, guna lahan eksisting dan jaringan jalan (aksesibilitas). Kemudian skor akhir

pembobotan untuk setiap parameter tersebut diolah dengan analisis spasial menggunakan aplikasi Sistem

Informasi Geografis Software ArcMap 10.2 dengan metode geoprosessing tools (Buffer– Overlay –

Union) [7][8].

Output (hasil) dari analisis ini adalah sembilan Peta Satuan Kemampuan Lahan, yaitu Peta SKL

Morfologi, Peta SKL Kemudahan dikerjakan, Peta SKL Kestabilan lereng, Peta SKL Kestabilan Pondasi,

Peta SKL Ketersediaan Air, Peta SKL Terhadap Erosi, Peta SKL Untuk Drainase, Peta SKL Pembuangan

Limbah, dan Peta SKL Terhadap Bencana Alam.

Page 4: Analisis Kesesuaian Lahan Permukiman Menggunakan Sistem

Serambi Engineering, Volume V, No. 2, April 2020 hal 921 - 932

924

p-ISSN : 2528-3561

e-ISSN : 2541-1934

Analisis Kesesuaian Lahan Berdasarkan Aspek Fisik dan Lingkungan

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kesesuaian lahan yang dapat

dikembangkan sebagai kawasan perumahan dan permukiman berdasarkan analisis fisik dan lingkungan

wilayah atau kawasan dengan mengenali karakteristik sumber daya alam tersebut, dengan menelaah

kemampuan dan kesesuaian lahan, agar penggunaan lahan dalam pengembangan wilayah dan/atau

kawasan dapat dilakukan secara optimal dengan tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem. Analisis

yang dilakukan ini berpedoman pada Permen PU No.20/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Analisis

Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang [9].

Analisis Daya Dukung Pemukiman

Melakukan pengukuran dan penentuan daya dukung berdasarkan fungsi dan tujuan sebagai

kawasan permukiman pada lahan terpilih sesuai dengan pedoman penentuan daya dukung dan daya

tampung lingkungan hidup Tahun 2014 dengan rumus sebagai berikut [10]:

DDPm =𝐿𝑃𝑚/𝐽𝑃

𝛼 (1)

Ket:

DDPm > 1, mampu menampung penduduk untuk bermukim

DDPm : 1, terjadi keseimbangan antara penduduk yang bermukim (membangun rumah dengan luas

wilayah yang ada)

DDPm <1, tidak mampu menampung penduduk untuk bermukim (membangun rumah dalam wilayah

tersebut)

Analisis Daya Dukung Ketersediaan dan Kebutuhan Air

Analisis ketersediaan air dilakukan dengan menghitung jumlah curah hujan per tahun terhadap luas

kawasan hutan yang terdiri dari hutan lindung dan hutan produksi terbatas sebagai kawasan resapan air di

Kota Binjai. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Petunjuk

Teknis Standar pelayanan minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang maka kebutuhan

minimal setiap orang akan air bersih per hari adalah 60liter atau 0,06 m³/orang/hari. Perhitungan

kebutuhan air baku minimal pada kabupaten/ kota dilakukan pada tahun ke-n adalah dengan mengalikan

jumlahnya terhadap jumlah proyeksi penduduk dalam satu tahun dengan rumus [11]:

Kebutuhan Air (DA)= Jumlah penduduk X 0,06 m3/orang/hari X 365 hari (2)

Analisis Overlay dengan Metode Unions

Analisis spasial ini dilakukan untuk mengetahui sebaran luas dan kuantitas unit aspek yang diteliti

secara spasial yang di teliti. Dalam melakukan analisis ini dilakukan dengan menggunakan Sistem

Informasi Geografis (SIG). Metode pendekatan pada tahap kajian ini dilakukan dengan pembahasan

menggunakan analisis deskriptif guna menerangkan data - data yang hasil dari analisis. Analisis spasial

yang dilakukan menggunakan Software ArcMap 10 dengan geoprosessing tools (Overlay – Union)

digunakan untuk mengetahui lokasi pengembangan kawasan perumahan dan permukiman[12]. Secara

umum analisis overlay menggunakan fungsi penggabungan (union) dua tema merupakan konsep irisan

yang pada dasarnya adalah teori himpunan pada matematika aljabar [13].

4. Hasil dan Pembahasan

Kondisi Permukiman di Kota Binjai Tahun 2008

Data kawasan permukiman pada Tahun 2008 diadopsi dari data penggunaan lahan berdasarkan

RTRW Kota Binjai Tahun 2011-2030 dan dilakukan analisis Sistem Informasi Geografi (SIG). Dari hasil

analisis tersebut, didapatkan luas kawasan permukiman di Kota Binjai pada Tahun 2008 adalah seluas

1.876,27 Ha atau sebesar 20% dari total luas wilayah Kota Binjai. Kawasan permukiman tersebut tersebar

di seluruh kecamatan dengan yang terluas berada di Kecamatan Binjai Utara yaitu seluas 694,27 Ha atau

sebesar 37% dari total luas permukiman di Kota Binjai, sedangkan yang terkecil adalah di Kecamatan

Binjai Kota dengan luas 137,48 Ha atau hanya 7% dari total luas kawasan permukiman di Kota Binjai.

Tabel 3 menampilkan daftar luas Kawasan permukiman Tahun 2008, Gambar 2 menampilkan pie chart

sebaran pemukiman Tahun 2008, dan Gambar 3 menampilkan peta sebaran pemukiman Tahun 2008.

Page 5: Analisis Kesesuaian Lahan Permukiman Menggunakan Sistem

Serambi Engineering, Volume V, No. 2, April 2020 hal 921 - 932

925

p-ISSN : 2528-3561

e-ISSN : 2541-1934

Tabel 3. Luas kawasan permukiman pada tahun 2008 di Kota Binjai

Kecamatan Luas Permukiman (Ha) Persentase

Binjai Barat 328,00 17%

Binjai Kota 137,48 7%

Binjai Selatan 319,09 17%

Binjai Timur 397,42 21%

Binjai Utara 694,27 37%

Grand Total 1.876,27 100%

Sumber: RTRW Kota Binjai, dianalisis Tahun 2019

Gambar 2. Persentase kawasan permukiman pada tahun 2008 di Kota Binjai

Sumber: Hasil analisis (2019)

Gambar 3. Permukiman Kota Binjai tahun 2008

Sumber: RTRW Kota Binjai, dianalisis tahun 2019

Kondisi Permukiman di Kota Binjai Tahun 2017

Data kawasan permukiman pada Tahun 2017 didapatkan dari hasil interprestasi dari citra satellite

spot 6/7 Tahun 2017. Dari hasil analisis tersebut, didapatkan luas kawasan permukiman di Kota Binjai

pada Tahun 2017 adalah seluas 2.658,10 Ha atau sebesar 29% dari total luas wilayah Kota Binjai.

Kawasan permukiman tersebut tersebar di seluruh kecamatan dengan yang terluas berada di Kecamatan

Binjai Utara yaitu seluas 787,71 Ha atau sebesar 30% dari total luas permukiman di Kota Binjai,

Binjai Barat;

28%

Binjai Kota;

12% Binjai

Selatan; 26%

Binjai Timur;

22%

Binjai Utara;

12%

Page 6: Analisis Kesesuaian Lahan Permukiman Menggunakan Sistem

Serambi Engineering, Volume V, No. 2, April 2020 hal 921 - 932

926

p-ISSN : 2528-3561

e-ISSN : 2541-1934

sedangkan yang terkecil adalah di Kecamatan Binjai Kota dengan luas 230,14 Ha atau hanya 9% dari

total luas kawasan permukiman di Kota Binjai. Tabel 4 menampilkan luas permukiman Tahun 2017,

Gambar 4 menampilkan persentase kawasan permukiman Tahun 2017, dan Gambar 5 menampilkan

peta Kawasan permukiman Tahun 2017.

Tabel 4. Luas kawasan permukiman pada tahun 2017 di Kota Binjai

Kecamatan Luas Permukiman (Ha) Persentase

Binjai Barat 549,39 21%

Binjai Kota 230,14 9%

Binjai Selatan 519,48 20%

Binjai Timur 571,38 21%

Binjai Utara 787,71 30%

Grand Total 2.658,10 100%

Sumber: Hasil interprestasi Citra Satellite Spot 6/7 tahun 2017

Gambar 4. Persentase kawasan permukiman tahun 2017 di Kota Binjai

Sumber: Hasil analisis (2019)

Gambar 5. Peta permukiman Kota Binjai tahun 2017

Sumber: Hasil analisis (2019)

Binjai Barat;

28%

Binjai Kota;

12% Binjai

Selatan;

26%

Binjai

Timur; 22%

Binjai Utara;

12%

Page 7: Analisis Kesesuaian Lahan Permukiman Menggunakan Sistem

Serambi Engineering, Volume V, No. 2, April 2020 hal 921 - 932

927

p-ISSN : 2528-3561

e-ISSN : 2541-1934

Arah Perkembangan Permukiman di Kota Binjai

Dari hasil analisis kawasan permukiman di Kota Binjai pada Tahun 2008 dan Tahun 2017 maka

didapatkan arah pertambahan/perkembangan permukiman dengan melakukan overlay terhadap kedua data

tersebut. Dari hasil overlay maka didapatkan pertambahan permukiman selama 10 tahun terakhir adalah

seluas 781,83 Ha atau dengan kata lain permukiman di Kota Binjai telah bertambah sebesar 42%.

Pertambahan terbesar terjadi Kecamatan Binjai Barat yaitu seluas 221,39 Ha atau sebesar 28%,

sedangkan yang terkecil adalah di Kecamatan Binjai Kota yaitu seluas 92,66 Ha atau sebesar 12%. Tabel

5 menampilkan daftar luas perubahan permukiman dari Tahun 2008-2017, Gambar 6 menampilkan

diagram perubahan arah permukiman 2008-2017 (10 tahun), dan Gambar 7 menampilkan peta

perkembangan permukiman 2008-2017 (10 tahun).

Tabel 5. Luas arah perkembangan permukiman 10 tahun terakhir di Kota Binjai

Kecamatan

Luas Permukiman (Ha) Pertambahan

Permukiman

(Ha)

Persentase Tahun 2008 Tahun 2017

Binjai Barat 328,00 549,39 221,39 28%

Binjai Kota 137,48 230,14 92,66 12%

Binjai Selatan 319,09 519,48 200,39 26%

Binjai Timur 397,42 571,38 173,96 22%

Binjai Utara 694,27 787,71 93,44 12%

Grand Total 1.876,27 2.658,10 781,83 100%

Sumber: Hasil analisis (2019)

Gambar 6. Diagram arah perkembangan permukiman 10 tahun terakhir di Kota Binjai

Sumber: Hasil analisis (2019)

Binjai Barat; 28%

Binjai Kota; 12% Binjai Selatan;

26%

Binjai Timur;

22%

Binjai Utara; 12%

Page 8: Analisis Kesesuaian Lahan Permukiman Menggunakan Sistem

Serambi Engineering, Volume V, No. 2, April 2020 hal 921 - 932

928

p-ISSN : 2528-3561

e-ISSN : 2541-1934

Gambar 7. Arah perkembangan permukiman 10 tahun terakhir di Kota Binjai

Sumber: Hasil analisis (2019)

Kesesuaian Lahan Berdasarkan Daya Dukung Lahan

Penentuan kesesuaian lahan berdasarkan daya dukung lahan untuk pengembangan kawasan

perumahan dan permukiman dilakukan dengan menumpangtindihkan ke sembilan peta Satuan

Kemampuan Lahan (SKL). Kesesuaian lahan pada hakekatnya merupakan penggambaran tingkat

kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu [14].Permukiman merupakan bagian dari

lingkungan di luar kawasan lindung, baik dalam lingkup ruang perkotaan maupun pedesaan, dan juga

memiliki fungsi sebagai lingkungan tempat hunian serta tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan

dan penghidupan. Wilayah permukiman di perkotaan yang sering disebut sebagai daerah perumahan,

memiliki keteraturan bentuk fisik. Sebagian besar rumah pada daerah perumahan menghadap secara

teratur ke arah kerangka jalan yang ada dan sebagian besar terdiri dari bangunan permanen, berdinding

tembok, dan dilengkapi dengan penerangan listrik [15].

Hasil analisis kesesuaian lahan untuk pengembangan kawasan perumahan dan permukiman

berdasarkan daya dukung lahan adalah peta kesesuaian lahan yang mendeskripsikan arahan pola

peruntukkan lahan untuk kawasan perumahan dan permukiman di Kota Binjai dalam lima kelas

kesesuaian, yaitu (1) Sangat Tinggi (ST) dengan luas 2.616,12 Ha, (2) Tinggi (T) dengan luas 4.295,65

Ha, (3) Sedang (S) dengan luas 2.332,15 Ha, (4) Rendah (R) dengan luas 465,67 Ha, dan (5) Sangat

Rendah (SR) dengan luas 65,16 Ha.

Kesesuaian Efektifitas Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Permukiman

Dari hasil analisis didapatkan lahan dengan tingkat kesesuaian efektifitas sangat tinggi seluas

4.560,08 Ha, lahan dengan tingkat kesesuaian efektifitas tinggi seluas 2.636,54 Ha, lahan dengan tingkat

kesesuaian efektifitas sedang seluas 1.533,04 Ha, lahan dengan tingkat kesesuaian rendah seluas 417,36

Ha, dan lahan dengan tingkat kesesuaian efektifitas sangat rendah seluas 167,65 Ha. Tabel 6

menampilkan luas lahan berdasarkan tingkat kesesuaian efektifitas pemanfaatan lahan di Kota Binjai,

Gambar 8 menampilkan grafik luas lahan berdasarkan tingkat efektifitas dan Gambar 9 menampilkan

peta kesesuaian efektifitas pemanfaatan lahan di Kota Binjai.

Page 9: Analisis Kesesuaian Lahan Permukiman Menggunakan Sistem

Serambi Engineering, Volume V, No. 2, April 2020 hal 921 - 932

929

p-ISSN : 2528-3561

e-ISSN : 2541-1934

Tabel 7. Luas lahan berdasarkan tingkat kesesuaian efektifitas pemanfaatan lahan di Kota Binjai

Kecamatan

Luas Tingkat Kesesuaian Efektifitas Pemanfaatan Lahan (Ha)

Sangat

Tinggi Tinggi Sedang Rendah

Sangat

Rendah Jumlah

Binjai Barat 894,95 223,71 138,69 32,72 0,78 1.290,85

Binjai Kota 195,08 148,74 65,91 12,52 0,13 422,38

Binjai Selatan 1.011,60 903,38 781,72 262,25 150,11 3.109,05

Binjai Timur 927,16 886,30 436,86 102,65 14,10 2.367,07

Binjai Utara 1.531,29 474,41 109,86 7,22 2,54 2.125,32

Total 4.560,08 2.636,54 1.533,04 417,36 167,65 9.314,67

Sumber: Hasil analisis (2019)

Gambar 8. Grafik luas lahan berdasarkan efektifitas pemanfaatan lahan untuk permukiman di Kota Binjai

Sumber: Hasil analisis (2019)

Gambar 9. Peta kesesuaian efektifitas pemanfaatan lahan untuk pengembangan permukiman di Kota Binjai

Sumber: Hasil analisis (2019)

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

Binjai Barat Binjai Kota Binjai Selatan Binjai Timur Binjai Utara

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

Page 10: Analisis Kesesuaian Lahan Permukiman Menggunakan Sistem

Serambi Engineering, Volume V, No. 2, April 2020 hal 921 - 932

930

p-ISSN : 2528-3561

e-ISSN : 2541-1934

Kesesuaian Produktivitas Lahan Untuk Pengembangan Permukiman

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian efektifitas pemanfaatan lahan diatas, maka selanjutnya

dilakukan analisis untuk mencari kesesuaian produktivitas pemanfaatan lahan. Dalam hal ini data hasil

analisis kesesuaian efektifitas pemanfaatan lahan dilakukan overlay dengan hasil analisis zona nilai lahan

dengan melakukan skoring dan pembobotan. Tabel 7 menunjukkan komponen, pembobotan dan skoring

analissi tingkat kesesuaian produktivitas pemanfaatan lahan, Tabel 8 menunjukkan luas lahan

berdasarkan tingkat kesesuaian produktivitas pemanfaatan lahan di Kota Binjai, dan Gambar 10

menampilkan peta kesesuaian produktivitas pemanfaatan lahan di Kota Binjai.

Tabel 7. Komponen, pembobotan dan skoring analisis tingkat kesesuaian produktivitas pemanfaatan lahan

Parameter Komponen Nilai Bobot Skor

Kesesuaian

Efektifitas

Pemanfaatan

Lahan

Kesesuaian Efektifitas Sangat Tinggi 5 60 300

Kesesuaian Efektifitas Tinggi 4 60 240

Kesesuaian Efektifitas Sedang 3 60 180

Kesesuaian Efektifitas Rendah 2 60 120

Kesesuaian Efektifitas Sangat Rendah 1 60 60

Zona Nilai

Tanah

Nilai Lahan Tinggi 5 40 200

Nilai Lahan Sedang 3 40 120

Nilai Lahan Rendah 1 40 40

Sumber: Hasil analisis (2019)

Pengembangan permukiman dengan tingkat kesesuaian produktivitas sangat tinggi seluas 4.216,52

Ha, lahan dengan tingkat kesesuaian produktivitas tinggi seluas 2.036,35 Ha, lahan dengan tingkat

kesesuaian produktivitas sedang seluas 1.249,72 Ha, lahan dengan tingkat kesesuaian produktivitas

rendah seluas 1.122,23 Ha, dan lahan dengan tingkat kesesuaian produktivitas sangat rendah seluas

451,52 Ha.

Tabel 8. Luas Lahan berdasarkan tingkat kesesuaian produktivitas pemanfaatan lahan di Kota Binjai

Kecamatan

Luas Tingkat Kesesuaian Produktivitas

Pemanfaatan Lahan (Ha)

Sangat

Tinggi Tinggi Sedang Rendah

Sangat

Rendah Jumlah

Kec. Binjai Barat 688,67 351,15 108,51 101,18 28,78 1.278,28

Kec. Binjai Kota 220,83 108,14 64,71 22,41 5,94 422,03

Kec. Binjai Selatan 758,63 700,82 601,93 654,37 325,21 3.040,95

Kec. Binjai Timur 937,80 529,17 403,74 326,44 83,73 2.280,88

Kec. Binjai Utara 1.610,60 347,08 70,82 17,84 7,86 2.054,19

Total 4.216,52 2.036,35 1.249,72 1.122,23 451,52 9076,34

Sumber: Hasil analisis (2019)

Page 11: Analisis Kesesuaian Lahan Permukiman Menggunakan Sistem

Serambi Engineering, Volume V, No. 2, April 2020 hal 921 - 932

931

p-ISSN : 2528-3561

e-ISSN : 2541-1934

Gambar 10. Peta kesesuaian produktivitas pemanfaatan lahan di Kota Binjai

Sumber: Hasil analisis (2019)

5. Kesimpulan

Arah perkembangannya permukiman selama sepuluh tahun terakhir adalah seluas 781,83 Ha atau

telah bertambah sebesar 42%.Perkembangan permukiman tersebut terjadi di seluruh kecamatan, namun

yang terbesar terjadi di Kecamatan Binjai Barat seluas 221,39 atau sebesar 28% dan terkecil di

Kecamatan Binjai Kota seluas 92,66 Ha atau sebesar 12%. Dari hasil analisis kesesuaian lahan untuk

pengembangan permukiman maka didapatkan lima tingkat kesesuaian lahan di Kota Binjai, yaitu (1)

analisis kesesuaian daya dukung lahan untuk pengembagan permukiman dengan hasil; Sangat Tinggi

(ST) seluas 2.616,12 Ha, Tinggi (T) seluas 4.295,65 Ha, Sedang (S) seluas 2.332,15 Ha, Rendah (R)

seluas 465,67 Ha, dan Sangat Rendah (SR) dengan luas 65,16 Ha, (2) analisis kesesuaian efektifitas

pemanfaatan lahan untuk pengembangan permukiman dengan hasil; Sangat Tinggi (ST) seluas 4.560,08

Ha, Tinggi (T) seluas 2.636,54 Ha, Sedang (S) seluas 1.533,04 Ha, Rendah (R) seluas 417,36 Ha, dan

Sangat Rendah (SR) dengan luas 167,65 Ha, dan (3) analisis kesesuaian produktivitas pemanfaatan lahan

untuk pengembangan permukiman dengan hasil; Sangat Tinggi (ST) seluas 4.216,52 Ha, Tinggi (T)

seluas 2.036,35 Ha, Sedang (S) seluas 1.249,72 Ha, Rendah (R) seluas 1.122,23 Ha, dan Sangat Rendah

(SR) dengan luas 451,52 Ha.

6. Daftar Pustaka

[1] W. B. White, “Geomorphology and hydrology of karst terrains,” Geomorphol. Hydrol. karst

terrains, 1988, doi: 10.5860/choice.26-2715.

[2] Sugiyono, “Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D),” Alfabeta.

2017, doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.

[3] V. N. Chudori, “Relevansi Isi Kurikulum Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton di SMKN 5

Bandung Dengan Kebutuhan Industri,” Universitas Pendidikan Indonesia, 2012.

[4] D. Harnovinsah, “Metodologi Penelitian.” [Online]. Available:

https://mercubuana.ac.id/files/MetodeLogiPenelitian/Met Pen UMB 3-ok.pdf. [Accessed: 09-Dec-

2019].

[5] Y. A. Sari, “Analisis Kesesuaian Lahan untuk Lokasi Permukiman Kecamatan Bantul, Kabupaten

Bantul,” Surakarta, 2013.

[6] F. S. P. Pangesti and F. Dwirani, “Analisis Kesesuaian Ruang Terbuka Hijau Di Kota Serang,”

Serambi Eng., vol. 3, no. Edisi Khusus, pp. 330–343, 2018.

Page 12: Analisis Kesesuaian Lahan Permukiman Menggunakan Sistem

Serambi Engineering, Volume V, No. 2, April 2020 hal 921 - 932

932

p-ISSN : 2528-3561

e-ISSN : 2541-1934

[7] J. M. Mustafa, Sirojuzilam, and N. Sulistiyono, “Analisis Tingkat Kerawanan Longsor Dengan

Integrasi Analytical Hierarchy Process dan Pemodelan Spasial Sistem Informasi Geografis di

Kabupaten Aceh Tenggara,” Serambi Eng., vol. 4, no. Khusus, pp. 471–481, 2019.

[8] J. Harefa, Zulkifli, and A. S. Toha, “Analisis Daerah Rawan Bencana Tsunami Terhadap

Pemanfaatan Lahan Perumahan dan Permukiman Kota Gunungsitoli Berbasis Geospasial,”

Serambi Eng., vol. 5, no. 1 Januari 2020, pp. 824–834, 2020.

[9] M. PU, Peraturan Menteri PU No. 20/PRT/M/2007. 2007.

[10] K. L. H. Deputi Bidang Tata Lingkungan, Pedoman Penentuan Daya Dukung Dan Daya Tampung

Lingkungan Hidup. 2014.

[11] M. P. Umum, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 14 /PRT/M/2010 Tentang Standar

Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang. 2010.

[12] D. Wacano, “Aplikasi, Kelebihan, dan Kelemahan Sistem Informasi Geografis (SIG) di Bidang

Teknik Lingkungan.” 2017, doi: 10.13140/RG.2.2.27323.41761.

[13] D. H. U.N, R.Soelistijadi, and Sunardi, “Pemanfaatan Analisis Spasial untuk Pengolahan Data

Spasial Sistem Informasi Geografi,” J. Teknol. Inf. Din., vol. X, pp. 108–116, 2005.

[14] S. R. P. Sitorus, Evaluasi sumberdaya lahan. Bandung : Tarsito, 1985.

[15] R. H. Koestoer, Perspektif lingkungan desa-kota : teori dan kasus. Universitas Indonesia, 1997.