Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
©Canthing Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020
Jurnal Online – Akademi Seni dan Desain Indonesia
75
ESTETIKA BENTUK KURSI TAMAN PADA
KAWASAN CITY WALK KOTA SURAKARTA
By: Henny Tri Hastuti Hasana
ABSTRACT
The Scientific Journal with the title "Aesthetics of the Form of Park Chairs in the Surakarta City Walk
Area," focuses on the subject matter regarding the shape of city park chairs on Jalan Slamet Riyadi
Surakarta if examined aesthetically.
The purpose of this study is to discuss and explain the shape of the Surakarta city park road chair which
is studied by discussing aesthetics. The steps (methods) of research use quality research methods. The
location of the study was conducted in the city walk area of Surakarta City. Data obtained through
observation, interviews, and documents (archives). Data analysis uses interaction analysis and
interpretation analysis. Conceptually, the form and structure of conclusions.
The results showed the shape of the Surakarta city park road chair with structure as an aesthetic
element. Garden street chair ornaments, as decorations that support the beauty of the chair shape. The
motifs that form passive ornaments, this is independent of ornament ornaments as a symbolic meaning.
Keywords: Garden chair, City walk, Aesthetic.
Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020
76
1. PENDAHULUAN
Arsitektur lansekap adalah ilmu dan seni perencanaan, perancangan, pengaturan lahan, penyusunan
elemen-elemen alam dan buatan melalui aplikasi ilmu pengetahuan dan budaya, dengan memperhatikan
keseimbangan kebutuhan pelayanan dan pemeliharaan sumber daya, sehingga dapat tersajikan suatu
lingkungan yang fungsional dan estetis (Hakim, 2003:2-3)
”Ruang terbuka kota banyak menentukan pola bentuk dan tatanan ruang kota untuk tujuan kesehatan,
kenyamanan, keamanan, dan peningkatan kualitas lingkungan serta pelestarian alam” (Hakim, 2003:15).
City walk merupakan ruang terbuka yang terbentuk karena adanya kebutuhan akan perlunya tempat
untuk bertemu ataupun berkomunikasi satu sama lainnya. Dengan adanya kegiatan pertemuan bersama-
sama antar manusia, maka kemungkinan akan timbulnya bermacam-macam kegiatan pada ruang terbuka
tersebut.
City walk terletak di koridor sebelah selatan sepanjang Jalan Slamet Riyadi Surakarta, mulai dari
purwosari sampai Benteng Vastenburg atau Gladhag (Candakirana, 2005: tanpa halaman). Jalan Slamet
Riyadi selain sebagai jalur utama transportasi, juga merupakan salah satu aset yang dibanggakan oleh
masyarakat Surakarta, karena kawasan tersebut memliki unsur budaya yang melekat pada identitas Kota
Surakarta. Banyaknya warisan bangunan yang bernilai sejarah, antara lain: Loji Gandrung. Kawasan
Sriwedari, Museum Radya Pustaka, Kawasan Ngarsopuran Mangkunegaran, Kawasan Keraton
Kasunanan, dan Benteng Vastenburg.
Kursi taman merupakan salah satu material keras (hard materials) dalam sebuah taman, selain lampu
taman, gazebo, pergola, kolam, bak taman dan lain-lain. Fungsi kursi taman adalah sebagai tempat
duduk santai di mana penggunanya dapat menikmati keindahan yang ada di sekitar taman tersebut
(Sulistyantara, 2005:9).
Estetika yang berasal dari bahasa Yunani Aisthetikes berarti hal-hal dapat diserap oleh pancaindera.
Oleh karena itu. estetika sering diartikan sebagai persepsi indera (sence of perception) (Alexander
Baumgarten, dalam Sony Kartika, 2007:5).
Seni terapan selain digunakan untuk ekspresi estetika, juga bisa diterapkan atau diaplikasikan pada hal-
hal lain di luar ekspresi estetika, misalnya dimanfaatkan untuk kepentingan agama, politik, atau
kebutuhan praktis dalam kehidupan sehari-hari (Soedarso, 2006:101).
Proses berfikir desain adalah sebuah proses yang unik, karena dua aspek dari kutub yang berlainan,
kutub kualitatif bertemu dengan kutub kuantitatif, kutub tangible bertemu dengan dengan intangible,
proses berfikir teknologik bertemu dengan proses pengambilan keputusan-keputusan artistik yang
intuitif. Proses berfikir teknologik hakekatnya adalah berfikir dalam konteks mekanisme, kuantifikasi
dan relasi. Teknik adalah sebagian dari proses rasionalisme, teknik selalu bertumpu pada perhitungan
yang bermula dari perkiraan spekulasi tentang kemungkinan-kemungkinan yang terbaik yang dapat
dicapai. Metode berfikir teknologik berfungsi sebagai panduan dalam mencari alternatif pemecahan
masalah desain, tetapi dalam proses desain selalu melekat pendekatan yang kita sebut dengan berfikir
estetis (Hakim, 2003:85).
Henny Tri Hastuti Hasana Estetika Bentuk Kursi Taman Pada Kawasan City Walk Kota Surakarta
77
2. METODE PENELITIAN
Data-data dan informasi yang diperoleh ditekankan pada sisi kualitas, sehingga jenis penelitian yang
digunakan adalah metode kualitatif
. Lokasi penelitian dilakukan di Kawasan City Walk, yang terletak di sisi selatan Jalan Slamet Riyadi
Kota Surakarta. Obyek penelitian ini berupa kursi taman yang tertata di sepanjang Kawasan City Walk.
Sumber data utama penelitian ini adalah kursi taman sekaligus sebagai karya seni yang akan
dikaji.Sumber data tertulis, pengumpulan data berupa buku, katalog, laporan penelitian, surat kabar, dan
penelusuran melalui internet telah dilakukan untuk mendapat data yang lebih relevan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan pada metode penelitian melalui alat-alat (instrument) penelitian yaitu
dilakukan dengan mengadakan observasi, wawancara, dan dokumen (arsip). Dokumen berupa foto-foto
dokumentasi. Observasi dilakukan dengan mengamati, guna mencari data dan fakta yang berkaitan
dengan bentuk.
3. PEMBAHASAN
Bentuk Struktur Kursi Taman City Walk Kota Surakarta
Sebuah karya seni harus mempunyai bentuk agar dapat diterima secara inderawi yakni dilihat, dirasakan,
didengar, dan dilihat oleh orang lain. Kursi taman city walk Kota Surakarta merupakan bentuk fisik
sebuah karya seni desain. Sebagai karya seni terapan, kursi taman city walk difungsikan sebagai tempat
beristirahat atau tempat berinteraksi bagi masyarakat pengguna. Kursi taman city walk memiliki motif
yang menyerupai burung merak, terlebih bila dilihat dari sisi samping baik kanan maupun kiri.
Kemiripan terlihat dari bentuknya dan hiasan ornamen yang distilisasi menjadi motif burung merak.
Hiasan ornamen dengan teknik stilisasi yang memanfaatkan unsur garis, ruang, tekstur, warna, bangun
dan intensitas serta waktu yang diterapkan pada kursi taman city walk, mampu mengubah kesan tampilan
kursi yang terbuat dari bahan besi cor yang memiliki sifat keras dan kaku menjadi terkesan lebih lentur,
lebih luwes dan memiliki bentuk struktur yang sesuai serta memiliki satu kesatuan yang indah.
Garis mempunyai peranan yang sangat penting dalam seni rupa. Garis berfungsi untuk menggambarkan
dan menerangkan sesuatu maksud kepada orang lain. Garis-garis non geometrik bersifat tak resmi dan
cukup luwes, lemah gemulai, lembut, acak-acakan, yang semua tergantung pada intensitas pembuat
garis tersebut. Melalui garis-garis lurus dan lengkung atau non geometri yang bersifat non formal
tersebut, struktur kursi taman city walk dapat terbentuk. Garis lengkung yang saling bertemu membentuk
pola jalinan, memperlihatkan unsur keindahan yang terdapat pada sandaran.
Melalui olah pikir manusia, keberadaan garis lurus yang membentuk irama harmoni kemudian
dipadukan dengan garis lengkung yang luwes dan membentuk kesatuan yang utuh menjadi sebuah motif
ornamen. Selain garis lurus, ornamen geometris juga tampil dalam motif lingkaran dan spiral tampak
sebagai fenomena alam dalam motif tangkai lengkungan sulur berbagai tanaman. Pola spiral terdiri dari
untaian tunggal yang bermula pada bagian atas dan berakhir pada bagian bawah di kedua sisinya. Secara
kontradisksi spiral juga mengambarkan naik dan turunnya matahari, pasang dan surutnya bulan serta
tumbuh dan kembangnya sesuatu.
Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020
78
Ornamen burung Merak, yang terdapat pada bagian sandaran tangan hingga kontruksi kaki, berguna
sebagai penopang beban kursi taman city walk. Motif yang terdiri dari pola jalinan garis-garis lengkung
dan membentuk ornamen burung Merak menonjolkan keindahan pada penampilan kursi taman city
walk. Sedangkan garis lurus berfungsi sebagai pembentuk bidang dan mempertegas pembagian antar
bidang-bidang pada kursi. Selain itu garis lurus juga digunakan sebagai pembentuk bidang yang terletak
pada sisi tengah sandaran. Kesan tegas formal juga terbentuk dari garis lurus arah horizontal pada bagian
alas duduk yang terbuat dari kayu jati. Gambaran tersebut terlihat pada gambar 1.
Garis
lengkung
Garis
Lurus
Gambar 1. Garis Lengkung pembentuk ornamen, dan garis lurus pembentuk bidang. (Gambar Henny Tri
Hastuti Hasana, 2015).
Shape (bidang) atau bangun, kadang mengalami beberapa perubahan di dalam penampilannya sebagai
hasil transformasi gaya ungkapan senimannya. Dalam proses penciptaan sebuah karya seni, bidang juga
dapat berubah wujud baik disengaja maupun secara alami mengikuti selera pembuatnya. Hal tersebut
dapat terlihat pada ornamen hasil stlilisasi yang terdapat pada kursi taman city walk, yaitu dalam
mencapai keindahan dilakukan dengan cara menggayakan bentuk hingga terlihat lebih menarik dan
indah.
Komposisi yang terbentuk pada kursi taman city walk tersusun atas bagian-bagian, baik berupa motif
maupun pola, yang dilakukan dengan cara tertentu untuk tujuan atau kegunaan aktif. Kegunaan ornamen
Henny Tri Hastuti Hasana Estetika Bentuk Kursi Taman Pada Kawasan City Walk Kota Surakarta
79
aktif bertujuan untuk memperindah suatu objek yang mencakup peralatan, pakaian, rumah atau
bangunan, senjata, furniture atau perabotan, sarana transportasi, dan lain-lain (Guntur, 2004: 53-54).
Berdasarkan sifatnya, ornamen yang terdapat pada kursi taman city walk Kota Surakarta merupakan
jenis ornamen stilistik. Hal itu terlihat jelas dengan adanya bentuk burung merak yang merupakan salah
satu bentuk ornamen organis dengan adanya penggayaan elemen dasar sehingga tampak berbeda dengan
bentuk burung merak yang sesungguhnya. Begitu pula dengan ornamen yang terdapat pada sandaran
kursi taman city walk, sekilas bentuk ornamen yang terdapat pada kursi taman city walk menyerupai
bentuk logo Keraton Surakarta.
Bidang yang dibangun dari komposisi pola dan motif jalinan yang membentuk huruf S, yang dirangkai
berulang dengan arah yang berlawanan dan berkesinambungan hingga menjadi satu kesatuan akan
membentuk sebuah ornamen. Hal itu nampak pada keindahan ornamen yang terdapat pada sandaran
kursi taman city walk, yaitu terbentuk atas motif jalinan yang membentuk sebuah pola hurup S.
Gambar 2. Motif jalinan yang terdapat pada sandaran kursi taman city walk yang membentuk sebuah pola hurup
S (Gambar Henny Tri Hastuti Hasana, 2015).
Ornamen pembentuk bidang pada kursi taman city walk yang terdapat di bagian tengah sandaran kursi,
berfungsi sebagai center dan pemisah antara sisi bidang kiri dan sisi bidang kanan. Sedangkan ornamen
di bagian atas membentuk bidang kerucut. Komposisi kerucut tersebut, Secara struktur terbentuk dari
motif lingkaran, motif patran, dan lunglungan.
Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020
80
Gambar 3. Ornamen yang terbentuk dari motif lingkaran, patran dan lunglungan (Gambar Henny Tri Hastuti
Hasana, 2015).
Hal yang sama terdapat pada struktur pembentuk kekuatan kursi, yaitu bentuk ragam hias burung
Merak yang digunakan sebagai kaki penopang beban kursi. Bentuk ornamen burung Merak yang
mengalami stilisasi berupa motif tumbuhan terlihat jelas sebagai tumpuan kekuatan. Ornamen berjenis
binatang digunakan sebagai elemen pembentuk dasar, agar terlihat menyatu dengan lingkungan di
sekitar letak kursi taman tersebut.
Penggunaan motif tumbuh-tumbuhan untuk menstilasi motif burung merak yang terdapat pada kedua
sisi kursi, terlihat utuh dan menyatu dengan sandaran kursi. Motif tumbuh-tumbuhan diwujudkan dari
bentuk pokok lung dan bunga.
Gambar 4. Ornamen Burung Merak yang mengalami stilisasi (Gambar Henny Tri Hastuti Hasana, 2015).
Henny Tri Hastuti Hasana Estetika Bentuk Kursi Taman Pada Kawasan City Walk Kota Surakarta
81
Ornamen burung Merak lebih kerap digunakan sebagai motif pada kain dibanding besi. Hal ini lebih
disebabkan pada karakter garis luwes yang terdapat pada motif merak yang sesuai dengan sifat serat
kain yang lebih lembut dibanding sifat besi yang kaku. Selain proses pengerjaan motif geometris lebih
mudah diterapkan pada kain dari pada besi. Penerapan motif geometris pada besi dapat mengurasi kesan
kokoh yang ditimbulkan oleh kursi taman tersebut.
Ornamen yang terdapat di kursi taman city walk sangat kompleks, sehingga akan meninggalkan kesan
pada masyarakat pengguna baik yang berasal dari Kota Solo maupun penguna yang datang dari luar
kota. Kursi taman city walk Kota Surakarta juga merupakan hasil karya seni dengan mengedepankan
keindahan, hal ini sangat terlihat jelas pada bentuk ornamennya. Ornamen jenis organis dan inorganis
yang terdapat pada kursi taman city walk tersebut merupakan bentuk ornamen tiga dimensi.
Salah satu unsur yang tidak kalah penting yang dapat mempengaruhi bentuk kursi taman city walk adalah
tekstur. Tekstur merupakan unsur rupa yang menunjukkan rasa permukaan bahan. Terdapat dua jenis,
yaitu tekstur buatan yang merupakan tekstur yang sengaja dibuat atau hasil penemuan, contohnya:
kertas, logam, kaca, plastik dan sebaliknya tekstur alami.
Pemilihan bahan disesuaikan dengan kondisi alam yang ada, yaitu di luar ruangan terbuka, sehingga
tahan terhadap panas dan hujan. Bahan yang digunakan untuk membuat kursi taman city walk terbuat
dari besi cor dengan tekstur buatan yang kasar. Hal itu karena fungsinya sebagai kursi taman out door.
Dengan menggunakan bahan besi cor diharapkan kursi taman city walk dapat bertahan lama.
Penggunaan bahan besi cor tidak hanya terdapat di kursi taman city walk Kota Surakarta, namun juga
banyak digunakan pada kursi taman yang terdapat diseluruh Indonesia dan luar negeri. Selain itu, bahan
besi cor sering digunakan untuk keperluan bentuk-bentuk yang diletakkan di luar ruang, seperti pagar,
pergola, lampu taman, dan lain-lain. Besi cor juga sering digunakan pada bentuk-bentuk yang terdapat
di dalam ruang, seperti teralis, reling tangga.
Besi cor menimbulkan rasa kasar pada permukaan bahan kursi taman city walk, hal itu membuat tidak
nyaman ketika kita duduk berlama-lama dengan posisi bersandar. Apalagi ketika cuaca panas, kondisi
permukaan sandaran akan terasa panas, begitu pula ketika kondisi hujan permukaan akan terasa dingin.
Sehingga pada saat-saat tertentu seperti cuaca panas atau cuaca hujan, kursi tersebut tidak nyaman ketika
diduduki dengan posisi bersandar.
Selain menggunakan bahan besi cor, kursi taman city walk juga menggunakan bahan dari kayu yaitu
pada alas duduknya. Dipilihnya kayu jenis jati dimaksudkan agar kursi lebih nyaman saat digunakan
duduk. Hal ini dikarenakan sifat tekstur kayu jati yang halus, ditambah proses finishing yang baik.
Namun pada cuaca tertentu, misalnya pada saat musim penghujan, bahan kayu yang terdapat pada alas
duduk kursi taman city walk akan tidak nyaman diduduki karena bahan kayu dapat menyerap air dan
lembab serta potensi kerusakan lebih besar dibanding bahan dari besi cor.
Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020
82
Bahan besi cor Pada sandaran
Kursi taman berwarna hitam
Bahan kayu jati Pada alas duduk
kursi taman berwarna coklat
Gambar 5. Bahan kursi taman city walk yang terbuat dari besi cor dan Kayu jati (Gambar Henny Tri Hastuti
Hasana, 2015).
Warna yang digunakan untuk melapisi besi cor pada struktur kursi adalah warna hitam. Warna hitam
pada taman city walk memberikan kesan kokoh dan kuat, warna hitam menonjolkan bahan yang
digunakan. Agar menonjolkan sifat bahan seringkali dalam finishingnya menggunakan warna-warna
seperti hitam, coklat tua, hijau tua, dan warna gelap lainnya. Penggunaan warna hitam juga berfungsi
sebagai penetralisir kerumitan, yang ditimbulkan oleh banyaknya ragam hias yang memenuhi
penampang kursi taman city walk.
Bahan kayu jati di pilih untuk alas duduk kursi taman city walk, dengan lapisan cat warna coklat.
Pemilihan warna coklat pada alas duduk bertujuan untuk menonjolkan bahan kayu yang digunakan,
serta diserasikan dengan warga kursi yang dominan hitam, sehingga lebih terkesan indah dan kokoh.
Sebagai karya seni rupa terapan, kursi taman city walk diciptakan untuk memenuhi kebutuhan yang
berkaitan dengan fungsi dan kegunaannya. Kursi taman city walk termasuk dalam kategori karya seni
tiga dimensi karena memiliki volume, baik dari bentuk strukturnya maupun bentuk ornamennya.
Keindahan yang terdapat pada kursi taman city walk dapat dirasakan dari bentuk ornamen dan fungsinya.
Kursi taman city walk terletak di antara pendestrian dan jalan raya Slamet Riyadi. Penempatan ini
disesuaikan dengan fungsinya, yaitu untuk memenuhi kebutuhan para pejalan kaki. Hal ini diharapkan
agar para pejalan kaki yang ada di city walk, akan lebih cepat menangkap keindahan tampak di lokasi,
dibandingkan dengan para pengguna kendaraan yang ada di Jalan Slamet Riyadi. Hal ini terjadi karena
interval antara pejalan kaki dan pengguna kendaraan berbeda jauh. Perbedaan interval tersebut
berdampak pada penangkapan indera penglihatan, yang secara langsung akan mempengaruhi capaian
Henny Tri Hastuti Hasana Estetika Bentuk Kursi Taman Pada Kawasan City Walk Kota Surakarta
83
kedalaman estetika. Selain itu konsentrasi dan kondisi psikologis yang dialami antara pejalan kaki
dengan pengguna kendaraan juga berdampak pada penangkapan indera manusia.
Bentuk kursi taman city walk dilihat dari volumenya mempunyai ruang yang luas, hal ini terlihat jelas
pada alas duduknya. Penggunaan bahan kayu tanpa adanya penyekat di ruang duduknya, memungkinkan
bagi pengguna untuk mengambil posisi tidur atau meluruskan kedua kaki di atas dudukan.
Susunan atau komposisi dari unsur-unsur estetik merupakan prinsip pengorganisasian unsur dalam
desain, prinsip-prinsip tersebut adalah: paduan harmoni (selaras); paduan kontras; paduan irama
(repatisi); paduan gradasi (harmoni menuju kontras), dan prinsip dasar tersebut kadang saling terkait
satu sama lain, sehingga sulit untuk dipisahkan, namun kehadirannya akan memberikan hasil yang dapat
dinikmati dan memuaskan.
Harmoni atau selaras merupakan paduan unsur-unsur yang berbeda dekat, artinya jika unsur-unsur
estetika dipadu secara berdampingan maka akan timbul kombinasi tertentu dan timbul keserasian atau
harmony, dengan harmoni dimaksudkan adanya keselarasan antara bagian-bagian atau komponen yang
disusun untuk menjadi kesatuan, bagian-bagian itu tidak ada yang saling bertentangan.
Ornamen pembentuk bidang pada sandaran kursi taman city walk terlihat harmoni, meski ukuran
ornamen pembentuk bidang berbeda. Komposisi ornamen yang digunakan juga sangat terlihat utuh,
walaupun menggunakan motif ornamen antar bidang satu dengan bidang lainnya tidak sama.
Penggunaan garis pada sandaran kursi terjadi berulang-ulang dengan irama yang sama, sehingga
menghasilkan paduan irama dengan interval yang sama. Lingkaran-lingkaran yang terdapat pada sisi
atas awalnya menghasilkan paduan harmoni dengan interval yang sama, kemudian terdapat paduan yang
kontras, kemudian kembali lagi paduan harmoni dengan interval yang sama sehingga menghasilkan
paduan irama.
Paduan harmoni
menuju kontras
Paduan harmoni
Paduan kontras
Gambar 6. Paduan harmoni, paduan kontras, paduan irama dan paduan harmoni menuju kontras (Gambar
Henny Tri Hastuti Hasana, 2015).
Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020
84
Alas kursi taman city walk, terbentuk dari garis-garis lurus dengan jarak yang sama, sehingga
menghasilkan paduan harmoni dengan interval yang dihasilkan sama. Paduan harmoni tidak hanya
terlihat dari jarak antar garis, tetapi juga terlihat dari penggunaan warna dan ukuran dari pembentuk
garis tersebut. Kaki kursi yang berfungsi sebagai penopang badan kursi di bentuk menyerupai kaki
burung merak, dan ekor burung merak dijadikan struktur sandaran kursi. Perbedaan tinggi rendah antara
bagian depan sebagai sandaran tangan, dengan bagian belakang sebagai sandaran punggung diimbangi
dengan tebal tipisnya garis ornamen. Sehingga menghilangkan kesan tidak seimbang antara bagian
depan dengan bagian belakang yang mempunyai fungsi yang sama sebagai sandaran pada posisi duduk.
I II III IV V VI VII VIII
Gambar 7. Bidang I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, yang membentuk harmoni, kontras dan paduan irama menjadi
satu komposisi (Gambar Henny Tri Hastuti Hasana, 2015).
Bidang pada sandaran kursi taman city walk merupakan satu komposisi, di mana terlihat adanya
komposisi kontras yang terjadi antar bidang. Bentuk bidang bila diukur dari salah satu sisinya akan
terjadi perubahan irama dari kecil ke besar dan kembali ke kecil lagi. Begitu pula dilihat dari motif
ornamen yang terdapat pada bidang tersebut, bentuk ornamen yang terkesan ringan kearah ornamen
yang menjadi center kembali lagi kearah yang ringan pada sisi selanjutnya. Hal ini juga dapat dikatakan
irama harmoni menuju kontras atau dinamika lemah menuju dinamika sedang, sehingga memberikan
kesan dinamis yang menarik dan tidak monoton.
Henny Tri Hastuti Hasana Estetika Bentuk Kursi Taman Pada Kawasan City Walk Kota Surakarta
85
Bidang kecil Bidang besar
Gambar 8. Kontras dari bidang kecil ke bidang besar (Gambar Henny Tri Hastuti Hasana, 2015).
Keseimbangan dalam penyusunan adalah keadaan atau kesamaan antara kekuatan yang saling
berhadapan dan menimbulkan adanya kesan seimbang secara visual, bobot visual ditentukan oleh
ukuran, wujud, warna, tekstur, dan kehadiran semua unsur dipertimbangkan serta memperhatikan
keseimbangan.
Simetri atau kesetakupan adalah ciri atau kondisi dari sesuatu kesatuan, di mana kesatuan itu bila dibagi
dengan garis tengah yang vertikal (tegak lurus), menjadi dua bagian yang sama besarnya. Secara visual
kursi taman city walk dapat dikatakan balance atau simetri, hal ini terlihat dari hasil pembagian
menggunakan garis tegak lurus secara vertikal, sehingga menimbulkan adanya keseimbangan dari
bentuk, ukuran, warna, tekstur, dan wujudnya. Belahan satu merupakan pencerminan dari yang lain.
Balance memberikan gambaran keseimbangan yang sangat kuat sehingga menghilangkan rasa
kekawatiran bagi pengguna kursi tersebut. Sisi kiri dan sisi kanan mempunyai struktur yang sama, hal
tersebut dapat dijadikan gambaran bahwa kursi taman mempunyai kekuatan yang sama pada kedua
sisinya. Kondisi ini memberi rasa tenang dan aman apabila digunakan.
Dinamika yang dibangun oleh motif-motif pada kursi taman city walk, memberi gambaran bagi
pengguna bahwa ketika kursi tersebut digunakan, akan menimbulkan rasa aman. Hal ini terlihat dari
bentuk struktur kakinya yang simetri dan bahan yang digunakan untuk membuat kursi tersebut adalah
besi cor. Salah satu sifat besi cor mampu menahan beban dengan elastis, kecuali adanya peregangan
yang berlebihan.
Penggunaan warna hitam pada kursi semakin menambah kesan kokoh ketika dipadukan dengan bentuk
kursi yang simetri, meskipun simetri tidak terlihat dari sisi kiri dan kanan, pemggunaan warna hitam
pada besi cor tetap memberikan kesan kokoh dan kuat.
Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020
86
Garis tegak lurus
Gambar 9. Garis tegak lurus secara vertikal, mengasilkan dua bagian yang sama besar, bentuk dan wujudnya
(Gambar Henny Tri Hastuti Hasana, 2015).
Balance tidak terlihat, ketika kita melihat kursi taman city walk dari sisi samping. Bagian belakang
terlihat lebih tinggi dibandingkan bagian depan, keseimbangan seperti ini memberikan dinamika yang
variasi, bentuk sandaran secara visual terlihat lebih tinggi dibandingkan dengan bagian depan untuk
meletakkan tangan. Kondisi tersebut terlihat asimetris sehingga memberikan kesan berat sebelah.
Garis Tegak Lurus
Gambar 10. Garis tegak lurus secara vertikal, mengasilkan dua bagian yang sama besar, bentuk dan wujudnya
(Gambar Henny Tri Hastuti Hasana, 2015).
Henny Tri Hastuti Hasana Estetika Bentuk Kursi Taman Pada Kawasan City Walk Kota Surakarta
87
Desain mempunyai titik berat untuk menarik perhatian (center of interest), ada bermacam-macam cara
untuk menarik perhatian yaitu: dapat dicapai dengan melakukan perulangan ukuran serta kontras antara
tekstur, nada warna, garis, ruang, bentuk atau motif. Proporsi dan skala mengacu pada hubungan antara
bagian dari suatu desain dan hubugan antara bagian dengan keseluruhan. Perulangan yang terjadi
membangunan sebuah dinamika yang teratur atau sama, sehingga memberikan kesan monoton secara
keseluruhan.
Kursi taman city walk secara aksentuasi sama dan proporsional. Kursi taman mempunyai bentuk yang
sama, antara satu kelompok dengan kelompok yang lain dan antara satu unit dengan unit yang lain.
Kesamaan itu terdapat pada jumlah dalam satu kelompok, bahan, warna, motif yang digunakan untuk
membentuk struktur dan bidang. Perbedaan hanya terletak pada ukuran lebar kursi. yaitu terdapat dua
ukuran. Dari kesamaan-kesamaan di atas bentuk kursi taman secara keseluruhan tidak menarik
perhatian.
Melihat pada satu buah bentuk kursi taman city walk, bentuk ornamen pada sandarannya terdapat
perubahan bentuk dari ketiga bidang, maupun kelima bidang yang ada. Dari ketiga bidang, perubahan
terletak di bagian tengah yang menjadi center of interest. Hal tersebut disebabkan penggunaan garis
lengkung dan garis lurus untuk membentuk ornamen terlihat jelas memenuhi ruang. Hal serupa terlihat
juga pada kelima bidang yang terdapat pada kursi, bentuk dari sisi kiri dan kanan menuju ketengah ada
perubahan yang kontras. Dari loncatan bidang satu ke bidang yang lain awalnya sama setelah loncatan
berikutnya terjadi perubahan.
Gambar 11. Bidang yang menjadi center point dari bentuk kursi taman (Gambar Henny Tri Hastuti Hasana,
2015).
Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020
88
Penggunaan warna pada kursi terjadi perubahan, dari warna hitam yang digunakan untuk bahan besi
cor, ke warna coklat untuk bahan kayu sehingga terlihat wajar atau biasa saja. Hal itu disebabkan karena
warna-warna tersebut merupakan warna yang lajim digunakan untuk bahan-bahan besi cor dan kayu.
Sementara pada alas duduknya menggunakan kayu dengan ukuran, warna, tekstur yang sama. Hal
tersebut dipengaruhi oleh fungsi kursi, tekstur yang halus dan penggunaan satu warna akan
mempengaruhi perhatian dari segi kenyamanan. Bentuk garis-garis dengan ukuran yang sama kearah
horisontal akan mempengaruhi perhatian dari segi ruang, yaitu kesan luas yang ditimbulkan dari garis-
garis tersebut akan mempengaruhi perhatian bagi pengguna. Bentuk kursi dengan ukuran yang sama
akan berdampak sama terhadap penggunannya, dan kenyataannya pengguna kursi city walk berbeda dari
segi usia dari dan dari segi kegiatan. Dari kesan yang ditimbulkan terhadap pengguna adalah kursi
tersebut akan nyaman bila diduduki oleh orang dewasa, tidak halnya dengan anak-anak.
Garis-garis lengkung dari satu titik, menuju berbagai arah membentuk pola tertentu dan mengisi bidang
yang ada, sehingga bidang terlihat penuh. Lingkaran-lingkaran berdiameter kecil mengisi ruang-ruang
yang kecil sehingga tidak ada ruang yang tersisa. Garis-garis yang berlawanan saling bertemu hingga
menutup ruang-ruang yang ada. Perbedaan yang terjadi secara halus tersebut menambah indah bentuk
ornamen yang ada, perbedaan yang saling berlawanan juga terlihat lebih selaras.
Mengisi ruang-ruang kecil
Penuh isi saling berlawanan
Gambar 12. Bidang penuh dengan isi, dengan perbedaan yang halus dan saling berlawanan (Gambar Henny Tri
Hastuti Hasana, 2015).
Henny Tri Hastuti Hasana Estetika Bentuk Kursi Taman Pada Kawasan City Walk Kota Surakarta
89
Gambar 13. Bidang dengan garis searah, dan berlawanan arah mengandung perbedaan yang halus (Gambar
Henny Tri Hastuti Hasana, 2015).
4. KESIMPULAN
Sebagian orang berfikir bahwa estetika, dijadikan tolak ukur dari sebuah karya, ketika sebuah karya
terlihat estetis maka karya itu disebut indah. Pada kenyataanya dalam mendesain sebuah karya seni
terapan, kadang perancangnya lebih mengutamakan bentuk dari segi fungsi, dibandingkan dari segi
estetis. Begitu pula sebaliknya, kadang karya seni terapan tidak dapat difungsikan dengan baik, hanya
karena penciptanya ingin mengutamakan segi estetisnya saja. Karya seni terapan yang diproduksi secara
massal, kadang tidak dianggap sebagai sebuah karya seni, walaupun karya tersebut dalam penciptaannya
diawali dengan tahapan perancangan sebuah desain.
Pencapaian sebuah karya, selain cara menemukan teknologi, presisi, atau ketepatan dalam bentuk, juga
diperlukan skill (keahlian) yang memadai. Sehingga ketekunan, kesabaran dan kerja keras merupakan
bagian tak terpisahkan dari proses pembentukan sebuah karya seni (Solo Image, 2008:12).
Ornamen kursi taman city walk, sebagai hiasan yang mendukung keindahan bentuk kursi. Motif-motif
yang membentuk sebuah ornamen yang bersifat pasif, hal tersebut terlepas dari fungsi ornamen sebagai
makna simbolik.
Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020
90
DAFTAR PUSTAKA
Adjie Hanoto, Paulus, Arsitektur: Bentuk Ruang dan Susunannya. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1993.
Beardsley, Monroe ., ”On the Creation of Art” dalam W.E. Kennick, Art and Philosophy, Second
Edition, New York: St. Martin’s Press, 1979, 143-162.
Candrakirana, PT., ”Perencanaan Pembangunan City Walk Kota Surakarta,” Konsep. Surakarta: 2007.
Dharsono Sony Kartika, , et al., Pengantar Estetika, Bandung: Rekayasa Sains, 2004.
Guntur, Studi Ornamen Sebuah Pengantar. Surakarta: P2AI bekerjasama dengan STSI Press Surakarta,
2004.
Geertz, ”Tafsir Kebudayaan,” dalam Tjetjep Rohendi Rohidi, Ekspresi Seni Orang Miskin. Jakarta:
kerjasama Yayasan Adikarya IKAPI dan The Ford Foundation, 2000.
Gustami, SP., Lanskap Tradisi, Praksis Kriya, dan Desain. Yogyakarta: BP ISI, 2009
Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif, paradigma baru ilmu komunikasi dan ilmu social
lainnya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004.
Rachman, ”Proses Berfikir Lengkap Merencana dan Melaksana dalam Arsitektur Lansekap.” Jurnal
Pengetahuan, 1984, 26-39.
Rustam Hakim, et al. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap, prinsip – unsur dan aplikasi desain.
Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003.
Rustam Hakim, et al. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap, prinsip – unsur dan aplikasi desain.
Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003.
Soedarso, Sp.,Tinjauan Seni Sebuah Pengantar Untuk Apresiasi Seni. Yogyakarta: Saku Dayar Sana,
1987.
Henny Tri Hastuti Hasana Estetika Bentuk Kursi Taman Pada Kawasan City Walk Kota Surakarta
91
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Garis Lengkung pembentuk ornamen, dan garis lurus pembentuk bidang
Gambar 2 : Motif jalinan yang membentuk sebuah pola hurup S
Gambar 3 : Ornamen yang terbentuk dari motif lingkaran, patran dan Lunglungan
Gambar 4 : Bentuk ornamen Burung Merak yang mengalami stilisasi
Gambar 5 : Bahan kursi taman city walk yang terbuat dari besi cor dan Kayu jati
Gambar 6 : Paduan harmoni, paduan kontras, padua irama dan paduan harmoni menuju kontras
Gambar 7 : Bidang yang membentuk harmoni, kontras dan paduan irama menjadi satu komposisi
Gambar 8 : Kontras dari bidang kecil ke bidang Besar
Gambar 9 : Garis tegak lurus secara vertikal, mengasilkan dua bagian yang sama besar, bentuk dan
wujudnya
Gambar 10 : Garis tegak lurus secara vertikal, mengasilkan dua bagian yang sama besar, bentuk dan
wujudnya
Gambar 11 : Bidang yang menjadi center point dari bentuk kursi taman
Gambar 12 : Bidang penuh dengan isi, dengan perbedaan yang halus dan saling berlawanan
Gambar 13 : Bidang dengan garis searah, dan berlawanan arah mengandung perbedaan yang halus