Empiema Siap.doc 1

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Empiema Siap.doc 1

    1/21

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    Secara garis besar, empiema adalah suatu efusi pleura eksudat yang disebabkan oleh

    infeksi langsung pada rongga pleura yang menyebabkan cairan pleura menjadi purulen atau

    keruh. Empyema mempunyai tingkat kematian yang cukup tinggi, biasanya akibat dari

    kegagalan bernafas dan sepsis. Dengan ditemukannya antibiotika yang ampuh, maka angka

     prevalensi dan mortalitas empyema mula-mula menurun, akan tetapi pada tahun-tahun

    terakhir oleh karena perubahan jenis kuman penyebab dan resistensi terhadap antibiotik,

    morbiditas dan mortalitas empyema tampak naik lagi.

    Pada tahap awal eksudatif, sebuah bentuk efusi eksudatif terbentuk selama ! jam

     pertama, yang biasanya akan berakhir dengan pneumonia. Pada tahap kedua akan terbentuk 

    fibrino-purulen. Empyema yang telah mencapai tahap organisasi ditandai dengan adanya

     penebalan pleura dengan berbagai derajat yang menyebabkan parenkim paru terjebak.

    "ampir #$ % kasus empyema thoraks disebabkan oleh Stapylococus aureus, dan

    akibat Pneumokokus &terutama tipe ' dan () serta  Haemophilus influenza, trauma pada dada

    &sekitar '-*% kasus mendorong ke arah empyema), pecahnya abses dari paru-paru ke dalam

    rongga plaura, perluasan suatu infeksi yang bukan dari paru-paru &misalnya+ madiastinitis,

     peritonitis), trauma pada esofagus, iatrogenik infeksi saat merawat luka di sekitar daerah

    dada.

    '

  • 8/18/2019 Empiema Siap.doc 1

    2/21

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI PLEURA

     

    Paru kanan normalnya terdiri dari tiga lobus &atas, tengah, dan bawah) dan merupakan

    **% bagian paru. Paru kiri normalnya terdiri dari dua lobus &atas dan bawah). Pada lobus atas

     paru kiri pada bagian bawahnya terdapat lingula yang merupakan analog dari lobus tengah

     paru kanan. Paru mengalami perkembangan yang hebat, saat lahir, bayi memiliki !* juta

    alveoli jumlah ini bertambah menjadi ($$ juta setelah dewasa. Pertumbuhan paling sering

    terjadi saat usia tahun. Pertumbuhan tercepat pada usia ( / tahun. Pleura adalah membran

    tipis terdiri dari ! lapisan yaitu pleura viseralis dan parietalis. Secara histologis kedua lapisan

    ini terdiri dari sel mesotelial, jaringan ikat, dan dalam keadaan normal, berisikan lapisancairan yang sangat tipis. 0embran serosa yang membungkus parekim paru disebut pleura

    viseralis, sedangkan membran serosa yang melapisi dinding toraks, diafragma, dan

    mediastinum disebut pleura parietalis. 1ongga pleura terletak antara paru dan dinding

    thoraks. 1ongga pleura dengan lapisan cairan yang tipis ini berfungsi sebagai pelumas antara

    kedua pleura. 2edua lapisan pleura ini bersatu pada hilus paru. Dalam hal ini, terdapat

     perbedaan antara pleura viseralis dan parietalis, diantaranya pleura viseralis memiliki ciri ciri

     permukaan luarnya terdiri dari selapis sel mesotelial yang tipis 3 ($mm, diantara celah-celah

    sel ini terdapat sel limfosit, di bawah sel-sel mesotelial ini terdapat endopleura yang berisi

    !

    http://hajardaku.files.wordpress.com/2010/01/pleura.jpghttp://hajardaku.files.wordpress.com/2010/01/pleura.jpghttp://hajardaku.files.wordpress.com/2010/01/cdr0000466533.jpg

  • 8/18/2019 Empiema Siap.doc 1

    3/21

    fibrosit dan histiosit, di bawahnya terdapat lapisan tengah berupa jaringan kolagen dan serat-

    serat elastik, lapisan terbawah terdapat jaringan interstitial subpleura yang banyak 

    mengandung pembuluh darah kapiler dari a. pulmonalis dan a. brakhialis serta pembuluh

    limfa, menempel kuat pada jaringan paru, fungsinya untuk mengabsorbsi cairan pleura.

    Pleura parietalis jaringannya lebih tebal terdiri dari sel-sel mesotelial dan jaringan ikat

    &kolagen dan elastis), dalam jaringan ikat tersebut banyak mengandung kapiler dari a.

    intercostalis dan a. mamaria interna, pembuluh limfa dan banyak reseptor saraf sensoris yang

     peka terhadap rasa sakit dan perbedaan temperatur. 2eseluruhan berasal n. intercostalis

    dinding dada dan alirannya sesuai dengan dermatom dada, mudah menempel dan lepas dari

    dinding dada di atasnya, berfungsi untuk memproduksi cairan pleura.

    4olume cairan pleura selalu konstan, dipengaruhi oleh tekanan hidrostatik sebesar #

    mm"g , diproduksi oleh pleura parietalis, serta tekanan koloid osmotik sebesar '$ mm"g

    yang selanjutnya akan diabsorbsi oleh pleura viseralis. Penyebab akumulasi cairan pleura

    adalah sebagai berikut +

    '. 0enurunnya tekanan koloid osmotik &hipolbuminemia)

    !.0eningkatnya permeabilitas kapiler &radang, neoplasma)

    (.0eningkatnya tekanan hidrostatik &gagal jantung)

    /. 0eningkatnya tekanan negatif intrapleura &atelektasis)

    2.2. DEFINISI

    Empyema adalah suatu keadaan dimana nanah dan cairan dari jaringan yang terinfeksi

    terkumpul di suatu rongga tubuh. 2ata ini berasal dari bahasa 5unani 6 empyein 6 yang

    artinya menghasilkan nanah &supurasi). Empyema paling sering digunakan sebagai

     pengumpulan nanah di dalam rongga di sekitar paru-paru &rongga pleura). 7api, kadang juga

    digunakan sebagai pengumpulan nanah di kandung empedu atau rongga pelvic. Empyema di

    rongga pleural biasanya dikenal dengan empyema thoraks, untuk membedakan dengan

    empyema di rongga tubuh lain.

    Empiema toraks didefinisikan sebagai suatu infeksi pada ruang pleura yang

     berhubungan dengan pembentukan cairan yang kental dan purulen baik terlokalisasi atau

     bebas dalam ruang pleura yang disebabkan karena adanya dead space, media biakan pada

    (

  • 8/18/2019 Empiema Siap.doc 1

    4/21

    cairan pleura dan inokulasi bakteri. Empiema adalah akumulasi pus diantara paru dan

    membran yang menyelimutinya &ruang pleura) yang dapat terjadi bilamana suatu paru

    terinfeksi. Pus ini berisi sel sel darah putih yang berperan untuk melawan agen infeksi &sel sel

     polimorfonuklear) dan juga berisi protein darah yang berperan dalam pembekuan &fibrin).

    2etika pus terkumpul dalam ruang pleura maka terjadi peningkatan tekanan pada paru

    sehingga pernapasan menjadi sulit dan terasa nyeri. Seiring dengan berlanjutnya perjalanan

     penyakit maka fibrin-fibrin tersebut akan memisahkan pleura menjadi kantong kantong

    &lokulasi). Pembentukan jaringan parut dapat membuat sebagian paru tertarik dan akhirnya

    mengakibatkan kerusakan yang permanen. Empiema biasanya merupakan komplikasi dari

    infeksi paru &pneumonia) atau kantong kantong pus yang terlokalisasi &abses) dalam paru

      rongga pleura normal empyema di rongga pleura

      Empyema thoracis

    /

  • 8/18/2019 Empiema Siap.doc 1

    5/21

    2.3. EPIDEMIOLOGI

    Di negara yang sudah maju incidence empyema thoraks pada saat ini sudah sangat

    menurun, berkat pengobatan penyakit pneumonia atau bronchopneumonia dengan antibiotik 

    secara adekuat. 8amun di negara yang sedang berkembang seperti 9ndonesia, insidens masih

    tinggi. 9nsidens tertinggi terdapat pada masa bayi &infancy).

    Di :merika terjadi, lebih dari satu juta kasus empyema, dari laporan rutin yang

    dipublikasikan oleh Starge and Sahr &'###) tentang penyebab infeksi pluera, $% kasus

    terjadi sebagai parapneumonic effusion murni, *-'$% sebagai parapneumoic effusion

    sederhana dengan komplikasi, dan sekitar *% terjadi akibat trauma dada

    Di 9ndonesia, diantara !.'#! penderita yang dirawat oleh karena berbagai macam

     penyakit paru di bagian penyakit paru 1S. Dr. Soetomo;

  • 8/18/2019 Empiema Siap.doc 1

    6/21

    :bses akibat aspirasi paling sering terjadi pada segmen posterior 

    lobus atas dan segmen apikal lobus bawah, dan sering terjadi pada paru

    kanan, karena bronkus utama kanan lebih lurus dibanding kiri. :bses bisa

    mengalami ruptur ke dalam bronkus, dengan isinya diekspektorasikan

    keluar dengan meninggalkan kavitas yang berisi air dan udara, kadang-

    kadang abses ruptur ke rongga pleura sehingga terjadi empiema @ila timbul

    di perifer paru dan berdekatan dengan plura visceralis, kadang-kadang

    dinding abses bisa pecah serta ikut pula merobek pleura visceralis yang

     pada akhirnya menjadi empyema

    c. @ronkiektasis

    d. 7uberculosis paru

    e. :ktinomikosis pau

    !. 9nfeksi Diluar Paru

    7rauma Pembedahan. Pembedahan thorak yang tidak steril dapat

    mengakibatkan masuknya kuman ke rongga pleura sehingga terjadi peradangan di

    rongga pleura yang dapat menimbulkan empiema. :kibat instrument bedah,

    rupturnya esophagus, bocornya esophagus dan fistula bronkopleural yang diikuti

    dengan pneumonektomi.

    (. @akteriologi

    Sebelum antibiotic berkembang, pneumokokus &Streptococus pneumoniae)

    dan Streptococus b hemolyticus &Sterptococus pyogenes) adalah penyebab

    empiema yang terbesar di bandingkan sekarang. @asil gram negatif seperti

     Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Proteus species dan  Klebsiella

     pneumoniae merupakan grup yang terbesar dan hampir ($ % dijumpai pada hasil

    isolasi setelah berkurangnya kejadian empiema sebagai komplikasi pneumonia

     pneumokokus.

    Staphilococcus aureus  adalah bakteri gram positif dengan sifatnya yang

    dapat menghemolisa darah dan mengkoagulasi plasma. @akteri ini tumbuh dalam

    keadaan aerob, bakteri ini dapat memproduksi eksotoksin yang dapat

    menghemolisis eritrosit, kemudian leukocidin yang dapat membunuh leukosit,

    dan menyebabkan peradangan pada rongga pleura.

    Staphylococcus aureus merupakan organisme penyebab infeksi yang paling

    sering menyebabkan empiema pada anak-anak, terutama pada bayi sekitar #! %

    B

  • 8/18/2019 Empiema Siap.doc 1

    7/21

    empiema pada anak-anak di bawah ! tahun. @akteri gram negatif yang lain

     Haemophilus influenzae adalah penyebab empiema pada anak-anak.

    Empiema juga dapat disebabkan organisme yang lain seperti empiema

    tuberkulosis yang sekarang jarang dijumpai pada negara berkembang. Empiema

     jarang disebabkan oleh jamur, terutama pada penderita yang mengalami

     penurunan daya tahan tubuh & Immunocompromised ).  Aspergillus species dapat

    menginfeksi rongga pleura dan dapat menyebabkan empiema dan ini terkadang

    terjadi pada penderita yang mengalami penurunan daya tahan tubuh yang dapat

    menyebabkan penyakit paru-paru dan pleura yang serius walaupun jarang.

    2.5 KLASIFIKASI

    @erdasarkan perjalanan penyakitnya empyema thoraks dapat dibagi dua +

    '. Empyema akut

    7erjadi sekunder akibat infeksi ditempat lain. 7erjadinya peradangan akut yang diikuti

     pembentukan eksudat

    !. Empyema kronis

    @atas tegas antara empyema akut dan kronis sukar ditentukan. Empyema disebut

    kronis, bila prosesnya berlangsung lebih dari ( bulan

    @erdasarkan  American Thoracis Society membagi empyema thoraks menjadi tiga stadium

    yaitu +

    '. Stadiu 1 

    Disebut juga stadium eksudatif atau stadium akut, yang terjadi pada hari-hari pertama

    saat efusi. 9nflamasi pleura menyebabkan peningkatan permeabilitas dan terjadi

     penimbunan cairan pleura namun masih sedikit. ?airan yang dihasilkan mengandung

    elemen seluler yang kebanyakan terdiri atas netrofil. Stadium ini terjadi selama !/-!

     jam dan kemudian berkembang menjadi stadium fibropurulen. ?airan pleura mengalir 

     bebas dan dikarakterisasi dengan jumlah sel darah putih yang rendah dan enCim laktat

    dehidrogenase &D") yang rendah serta glukosa dan p" yang normal, drainase yang

    dilakukan sedini mungkin dapat mempercepat perbaikan.

  • 8/18/2019 Empiema Siap.doc 1

    8/21

    !. Stadiu 2 

    Disebut juga dengan stadium fibropurulen atau stadium transisional yang

    dikarakterisasi dengan inflamasi pleura yang meluas dan bertambahnya kekentalan

    dan kekeruhan cairan. ?airan dapat berisi banyak leukosit polimorfonuklear, bakteri,

    dan debris selular. :kumulasi protein dan fibrin disertai pembentukan membran

    fibrin, yang membentuk bagian atau lokulasi dalam ruang pleura. Saat stadium ini

     berlanjut, p" cairan pleura dan glukosa menjadi rendah sedangkan D" meningkat.

    Stadium ini berakhir setelah -'$ hari dan sering membutuhkan penanganan yang

    lanjut seperti torakostomi dan pemasangan tube.

    (. Stadiu 3 

    Disebut juga stadium organisasi &kronik). 7erjadi pembentukan kulit fibrinosa pada

    membran pleura, membentuk jaringan yang mencegah ekspansi pleura dan

    membentuk lokulasi intrapleura yang menghalangi jalannya tuba torakostomi untuk 

    drainase. 2ulit pleura yang kental terbentuk dari resorpsi cairan dan merupakan hasil

    dari proliferasi fibroblas. Parenkim paru menjadi terperangkap dan terjadi

     pembentukan fibrotoraks. Stadium ini biasanya terjadi selama ! / minggu setelah

    gejala awal.

    2.! PATOFISIOLOGI

    7erjadinya empyema thoraks dapat melalui tiga jalan +

    '. Sebagai komplikasi penyakit pneumonia atau bronchopneumonia dan abscessus

     pulmonum, oleh karena kuman menjalar per continuitatum dan menembus pleura

    visceralis

    !. Secara hematogen , kuman dari focus lain sampai di pleura visceralis

    (. 9nfeksi dari luar dinding thora yang menjalar ke dalam rongga pleura, misalnya pada

    trauma thoracis, abses dinding thora.

    7erjadinya empyema akibat invasi basil piogenik ke pleura, timbul peradangan akut

    yang diikuti dengan pembentukan eksudat serous dengan banyak sel-sel P08 baik yang

    hidup ataupun mati dan meningkatnya kadar protein, maka cairan menjadi keruh dan kental.

    :danya endapan-endapan fibrin akan membentuk kantong-kantong yang melokalisasi nanah

  • 8/18/2019 Empiema Siap.doc 1

    9/21

    tersebut. :pabila nanah menembus bronkus timbul fistel bronko pleura, atau menembus

    dinding thoraks dan keluar melalui kulit disebut empyema nasessitatis. Stadium ini masih

    disebut empyema akut yang lama-lama akan menjadi kronis &batas tak jelas).

    Empyema merupakan suatu proses luas, yang terdiri atas serangkaian daerah

     berkotak-kotak yang melibatkan sebagian besar dari satu atau kedua rongga pleura. Dapat

     pula terjadi perubahan pleura parietal. >ika nanah yang tertimbun tersebut tidak disalurkan

    keluar,maka akan menembus dinding dada ke dalam parenkim paru dan menimbulkan fistula.

    2antung-kantung nanah yang terkotak-kotak akhirnya berkembang menjadi rongga-rongga

    abses berdinding tebal, atau dengan terjadinya pengorganisasian eksudat maka paru dapat

    menjadi kolaps serta dikelilingi oleh sampul tebal yang tidak elastis

      Empyema-Pathophysiologi

    2." MANIFESTASI KLINIS

    #

  • 8/18/2019 Empiema Siap.doc 1

    10/21

    0anifestasi klinis empiema hampir sama dengan penderita pneumonia bakteria,

    gejalanya antara lain adalah panas akut, nyeri dada &pleuritic chest pain), batuk, sesak, dan

    dapa juga sianosis. 9nflamasi pada ruang pleura dapat menyebabkan nyeri abdomen dan

    muntah. Fejala dapat terlihat tidak jelas dan mungkin tidak dialami penderita dengan sistem

    imun yang baik. Fejala dan 7anda Empiema biasanya adalah+ @atuk, sesak nafas, demam,

    nyeri dada, retraksi dada, nyeri abdomen, muntah.

    2.# DIAGNOSIS

    @erdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan laboratorium dapat

    menegakkan diagnosis empyema. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda seperti

     pleural effusion  pada umumnya. @entuk thoraks asimetrik, bagian yang sakit tampak lebih

    menonjol, pergerakan nafas pada sisi yang sakit tertinggal, perkusi pekak, jantung dan

    mediastinum terdorong kearah yang sehat, bila nanahnya cukup banyak, sela iga pada sisi

    yang sakit melebar, bising nafas pada bagian yang sakit melemah sampai hilang.

    Pada pemeriksaan penunjang dapat dilakukan pemeriksaan darah tepi yang

    menunjukkan leukositosis dan pergeseran ke kiri seperti pada infeksi akut umumnya, serta

    didapatkan kadar D".  @iopsy pleura dapat dilakukan bersamaan dengan pungsi. >aringan

    yang didapat dikirimkan untuk pemeriksaan patologi anatomi dan mikroskopis.

    Pada pemeriksaan patologi anatomi didapatkan gambaran endapan sentrifugasi padat

    dengan sel-sel radang yang terdiri dari leukosit, P08 dan histiosit, kesan pleuritis supuratif.

    '$

  • 8/18/2019 Empiema Siap.doc 1

    11/21

      Patologi anatomi pada empyema

    Diperlukan foto rontgen thora &:P dan lateral) yang dibuat baik dalam posisi tiduran

    atau tegak, yang menunjukkan cairan dalam rongga pleura misalnya perselubungan yang

    homogeny, penebalan pleura, sinus phrenicocostalis menghilang, sela iga melebar.

     

  • 8/18/2019 Empiema Siap.doc 1

    12/21

    Pungsi pleura juga merupakan diagnostic penting dalam menunjukkan keluarnya pus.

    Dengan cara menusuk dari luar dengan suatu semprit steril '$;!$ ml serta menghisap sedikit

    cairan pleura untuk dilihat secara fisik dan pemeriksaan biokimia + tes rivalta. Pemeriksaan

    2olesterol dan D" cairan pleura &lactate dehydroginase) diketahui akan sangat

    mempermudah untuk membedakan antara eksudat dan transudat. 2olesterol G /* mg;dl dan

    D" !$$ 9= disebut eksudat.

    =ntuk mengetahui kumam penyebabnya diperlukan pemeriksaan sediaan laangsung

    dari pus secara mikroskospik atau dengan pembiakan kuman &secara tak langsung) dan uji

    resistensi.

    2.$ DIAGNOSIS BANDING

    Empyema thoraks harus dapat dibedakan dengan +

    '. Pleural effusion

    :dalah adanya cairan patalogis dalam rongga pleura. biasanya disebabkan oleh

    mycobacterium tuberculosis. biasanya pasien dating dengan nyeri dada pada sisi yang sakit,

     bila sudah berlanjut, karena nyeri ini pasien tak dapat miring lagi ke sisi yang sakit. pada

     pemeriksaan radiologis tampak suatu kesuraman yang menutupi gambaran paru normal yang

    dimulai dari diaphragma. hasil pemeriksaan pleura akan dapat memberikan diagnosis pasti.

    !. Schwarte

    :dalah gumpalan fibrin yang melekatkan pleura visceralis dan pleura parietalis

    setempat. schwarte ini tentunya akan menurunkan kemampuan nafas penderita karena

    gangguan retraksi, maka akan timbul deformitas dan kemunduran faal paru akan lebih parah

    lagi.

    2.1% KOMPLIKASI

    '!

  • 8/18/2019 Empiema Siap.doc 1

    13/21

    Sebagai komplikasi dapat terjadi perluasan secara per kontinuitatum, pada infeksi

    Stapiloccocus, sering timbul fistula broncopleura dan piopneumothoraks. 2omplikasi lokal

    lainnya, meliputi perikarditis purulen, abses paru, peritoinitis akibat robekan melalui

    diafragma, dan osteomielitis iga. 2omplikasi sepsis seperti meningitis , arthritis, dan

    osteomielitis dapat juga terjadi secara hematogen. Pada empyema Stapiloccocus, septikimia

     jarang terjadi komplikasi ini sering ditemukan pada infeksi H influenza dan Pneumococus.

    2.11 PENATALAKSANAAN

    Prinsip penanggulangan empyema thoraks adalah +

    a. Pengosongan rongga pleura

    Prinsip ini seperti yang dilakukan pada abses dengan tujuan mencegah efek 

    toksik dengan cara membersihkan rongga pleura dari nanah dan jaringan-jaringan

    yang mati.

    Pengosongan pleura dilakukan dengan cara +

    a) !losed drainage " tube thoracostomy " #ater sealed drainage $%S&'   dengan

    indikasi+

     8anah sangat kental dan sukar diaspirasi

     8anah terus terbentuk setelah ! minggu

    7erjadinya piopneumothoraks

    Pengeluaran nanah dengan cara HSD dapat dibantu dengan melakukan

     penghisapan bertekanan negative sebesar '$-!$ cm "!A jika penghisapan telah

     berjalan (-/ minggu, tetapi tidak menunjukkan kemajuan, maka harus ditempuh

    dengan cara lain, seperti pada empyema thoraks kronis.

    b' (pen drainage

    2arena drainase ini menggunakan kateter thoraks yang besar, maka diperlukan

     pemotongan tulang iga. Drainase terbuka ini dikerjakan pada empyema menahun

    karena pengobatan yang diberikan terlambat, pengobatan tidak adekuat atau mungkin

    sebab lain, yaitu drainase kurang bersih.

    '(

  • 8/18/2019 Empiema Siap.doc 1

    14/21

    open #indo# thoracostomy) claggette procedure

    open #indo# thoracostomy ) eloesser flap

    b. Pemberian antibiotik yang sesuai

    0engingat kematian utama empyema karena terjadinya sepsis, maka

    antibiotik memegang peranan penting. :ntibiotik harus segera diberikan begitu

    diagnosis ditegakkan dan dosis harus adekuat. Pemilihan antibiotik didasarkan pada

    hasil pengecatan Fram dari hapusan nanah. Pengobatan selanjutnya bergantung dari

    hasil kultur dan uji kepekaan.

    Empyema Stafiloccocus pada bayi paling baik diobati dengan cara paranteral

    atau bila dapat diterapkan dengan penisilin F atau vankomisin. 9nfeksi Pneumoccocus

     berespon terhadap penisilin, seftriakson atau sefotaksim, tetapi mungkin perlu

    vankomisin jika terjadi resistensi terhadap penisilin.  H influenza berespon terhadap

    sefotaksim, seftriakson, ampisilin atau kloramphenicol.

    :khir-akhir ini penggunaan obat-obatan fibrolitik seperti streptokinase,

    urokinase secara intrapleural juga dapat digunakan.tetapi penggunaan fibrinolitik ini

    masih dalam penelitian. fibrinolitik bekerja menghancurkan fibrin yang melekat di

     permukaan pleura sehingga akan mempermudah drainase dari cairan pleura.

    Abat-obatan yang biasanya digunakan antara lain +

    '/

  • 8/18/2019 Empiema Siap.doc 1

    15/21

    '. :mpicillin *$$ mg dan Sulbactam *$$ mg

    !. :mocilin !*$-*$$ mg dan ?lavulanat '!* mg

    (. Piperacillin !- / gram dan 7aCobactam !*$-*$$ mg

    /. 4ankomisin &vankokin,vancoled,lyphocin) dapat secara intra vena, dengan

    dosis ' gram dalam !$$ ml 8a?l $,#% per '! jam.

    *. Eritromicin oral ! / kali per hari !*$-*$$ mg

    c. Penutupan rongga empyema

    Pada empyema menahun, seringkali rongga empyema tidak menutup karena

     penebalan dan kekakuan pleura. @ila hal ini terjadi, maka dilakukan pembedahan,

    yaitu +

    Dekortikasi

    7indakan ini termasuk operasi besar yaitu + mengelupas jaringan pleura

    yang menebal. 9ndikasi dekortikasi ialah +

    − Drainase tidak berjalan baik, karena kantung-kantung yang berisi nanah.

    − etak empyema sukar dicapai oleh drain

    − Empyema totalis yang mengalami organisasi pada pleura visceralis

    dekortikasi

    7orakoplasti

    7indakan ini dilakukan apabila empyema tidak dapat sembuh karena

    adanya fistel bronkopleura atau tidak mungkin dilakukan dekortikasi. Pada

    kasus ini pembedahan dilakukan dengan memotong iga subperiosteal dengan

    '*

  • 8/18/2019 Empiema Siap.doc 1

    16/21

    tujuan supaya dining thoraks dapat jatuh ke dalam rongga pleura akibat

    tekanan udara luar.

    7orakoplasti

    d. Pengobatan kausal

    Pengobatan kausal ditujukan pada penyakit-penyakit yang menyebabkan

    terjadinya empyema , misalnya abses subfrenik. :pabila dijumpai abses subfrenik,

    maka harus dilakukan drainase subdiafragmatika. Selain itu masih perlu diberikan

     pengobatan spesifik, untuk amebiasis, tuberculosis, aktinomikosis dan sebagainya.

    e. Pengobatan tambahan

    Pengobatan ini meliputi perbaikan keadaan umum serta fisioterapi untuk 

    membebaskan jalan nafas dari sekret &nanah), latihan gerakan untuk mengalami cacat

    tubuh &deformitas).

    Penanggulangan empyema tergantung dari fase empyema +

    a. fase 9 &fase eksudat)

    Dilakukan drainase tertutup &HSD) dan dengan HSD dapat dicapai tujuan

    diagnostic terapi dan prevensi, diharapkan dengan pengeluaran cairan tersebut dapat

    dicapai pengembangan paru yang sempurna.

    'B

  • 8/18/2019 Empiema Siap.doc 1

    17/21

     b. fase 99 &fase fibropurulen)

    Pada fase ini penanggulangan harus lebih agresif lagi yaitu dilakukan drainase

    terbuka &reseksi iga 6open #indo#I). Dengan cara ini nanah yanga ada dapat dikeluarkan

    dan perawatan luka dapat dipertahankan. Drainase terbuka juga bertujuan untuk 

    menunggu keadaan pasien lebih baik dan proses infeksi lebih tenang sehingga intervensi

     bedah yang lebih besar dapat dilakukan.

    Pada fase 99 ini 4:7S surgery sangat bermamfaat, dengan cara ini dapat dilakukan

    empiemektomi dan atau dekortikasi.

    c.

  • 8/18/2019 Empiema Siap.doc 1

    18/21

    Pada empyema tuberkulosa, toraktomi dilakukan bila keadaan sudah tidak didapat

    kuman baik pada sputum maupun cairan pleura dimana bakteri tahan asam &@7:) pada

    sputum dan cairan pleura sudah negative. =ntuk mencapai sputum dan cairan pleura negative

    diberikan obat anti 7@ yang masih sensitive secara teratur dan untuk mencapai cairan pleura

    @7: negative dapat dilakukan reseksi iga &window and JauCing) bila keadaan paru sangat

    rusak &menjadi sarang kuman 7@) dilakukan reseksi paru &pneumonektomi atau lobektomi).

    2.12 P&'()'*i*

    0ortalitas bergantung pada umur , penyakit penyerta, penyakit dasarnya dan

     pengobatan yang adekuat. :ngka kematin meningkat pada usia tua atau penyakit dasar yang

     berat dank arena terlambat dalam pemberian obat.

    2ematian pada empyema oleh Staphylococcus pada bayi dan anak kcil masih tinggi.

    "al ini disebabkan terutama oleh ganasnya Staphylococcus  yang dapat mengubah

     bronchopneumonia ringan menjadi empyema dalam beberapa jam saja. "al ini mungkin

    karena natural resistance bayi dan anak kecil umumnya masih rendah. Pada penyembuhan

     biasanya tidak terdapat terdapat keluhan lagi walaupun kadang-kadang masih terdapat

     perlengketan ringan yang dapat menghilang di kemudian hari.

    '

  • 8/18/2019 Empiema Siap.doc 1

    19/21

    '#

  • 8/18/2019 Empiema Siap.doc 1

    20/21

    B A B III

    K ESIMPULAN

    3.1. K+*i,u-a)

    '. Empyema thorak adalah keadaan terkumpulnya nanah &pus) dalam rongga pleura

    yang mengisi rongga pleura.

    !. @entuk klinis empyema terdiri atas empyema akut yang merupakan sekunder dan

    empiema kronis yaitu empyema yang berlangsung lebih dari ( bulan.

    (. Stadium-stadium dalam empyema antara lain stadium eksudat, stadium fibropurulen

    dan stadium organisasi.

    /. Diagnosa empyema dapat ditegakan melalui pemeriksaan fisik, foto thorak, aspirasi

     pleura dan biopsy pleura.*. Prinsip pengobatan empiema yaitu berupa pengosongan nanah, antibiotika, penutupan

    rongga empyema, pengobaan kausal.

    !$

  • 8/18/2019 Empiema Siap.doc 1

    21/21

    DAFTAR PUSTAKA

    1. :sif 8, :amir @, Shahkar :S. Presentation and management of empyema thoracis at lady

    reading hospital peshawar. Department of ?ardio-thoracic Surgery, ady 1eading "ospital

    Peshawar Pakistan, !$$

    2. Peter "0 et all. Empyema +Epidemiology and Pathophysiology. :ssociate Professor of

    Pediatrics, &i*ision of Pulmonary and Sleep +edicine, &uke ni*ersity School of

     +edicine 0ar ' !$$#

    3. Peter "0. Empyema ?linical Presentation. :ssociate Professor of Pediatrics, &i*ision of 

     Pulmonary and Sleep +edicine, &uke ni*ersity School of +edicine 0ar ' !$$#

    4. Peter "0. Empyema 0edication. :ssociate Professor of Pediatrics, &i*ision of

     Pulmonary and Sleep +edicine, &uke ni*ersity School of +edicine 0ar ' !$$#

    5. Peter "0 et all. Empyema + 7reatment and 0anagement. :ssociate Professor of

    Pediatrics, &i*ision of Pulmonary and Sleep +edicine, &uke ni*ersity School of

     +edicine 0ar ' !$$#

    !. :mit @ et all. : study of empyema thoracis and role of intrapleural streptokinase in its

    management. &epartment of +edicine, All India Institute of +edical Science, -e#.

     &elhi.//0012, India. 3+! Infectious &iseases !$$/ /'#

    ". 2haled 0:. 0anagement of tuberculous empyema. &i*ision of Thoracic Surgery, King

     Khalid ni*ersity Hospital Eur > ?ardiothorac Surg !$$$'+!*'-!*/

    #. ?hest Anline. 0anagement of :cute Empyema. American !ollege of !hest Physicians.

    ?hest. '##! '$! '('B-'('

    !'