Upload
hana-hilfa-hakim
View
219
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
new
Citation preview
Eldesi MedisaLaporan Farmasi – Traveler – Kuliner – Tempat Nongkrong – Art – Events – Culture ♥
SENIN, 09 DESEMBER 2013
MODUL V LARUTAN ELEKTROLIT - LAPORAN RESMI FTS STERIL
MODUL VLARUTAN ELEKTROLIT
I. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa mengetahui, memahami, menguasai, dan mampu
mengimplementasikan teori, konsep, dan prinsip formulasi sediaan steril.
II. DASAR TEORI
Larutan injeksi dan infuse ( intravena, subkutan, intramuskular ) dan larutan
bahan obat yang ditetapkan penggunaannya pada mata, sebaiknya memiliki sifat yang
dapat diterima dengan baik, yang jika dibandingkan dengan cairan darah, cairan
jaringan atau cairan air mata harus sesuai yakni diisotonisasikan, artinya turunnya titik
beku terhadap air murni dibuat sama (Voight, R, 1971).
Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air
pada suhu 900C selama 15 menit (Anonim, 1979).
Miliekivalen adalah satuan kimia yang digunakan hampir secara khusus di
Amerika Serikat untuk menyatakan konsentrasi elektrolit dalam larutan. Bobot
miliekivalen suatu zat dapat ditentukan dengan membagi bobot molekulnya dengan
valensinya. Bobot miliekivalen ini kemudian dapat digunakan sebagai konversi antara
miligram dan miliejivalen senagai berikut:
Mg = mEq x bobot molekul
Valensi
mEq = mg x valensi
bobot molekul
( Ansel, Howard C, 1989 )
Berikut adalah tanda-tanda dan gejala-gejala yang digunakan untuk menentukan
keseimbangan cairan : haus, turgor kulit, denyut nadi, perubahan berat badan, daftar
cairan masuk dan cairan keluar, osmolitas serum, volume urine, tekanan vena juguler
dan tekanan vena sentral (Anonim, 2003).
III. ALAT DAN BAHAN
LARUTAN RINGER LAKTAT
Alat :
1. Penangas air
2. Glassware
3. Botol bening
4. Timbangan
Bahan :
1. Natrium laktat
2. NaCl
3. KCl
4. CaCl2.2H2O
5. Aqua p.i.
6. Karbo adsorben
7. HCl 0,1 N – NaOH 0,1 N
MULTIPLE ELEKTROLIT
Alat :
1. Penangas air
2. Glassware
3. Botol bening
4. Timbangan
Bahan :
1. Natrium laktat
2. NaCl
3. KCl
4. CaCl2.2H2O
5. Aqua p.i.
6. Karbo adsorben
7. HCl 0,1 N – NaOH 0,1 N
IV. FORMULA
LARUTAN RINGER LAKTAT
R/ Natrium laktat 0,31
NaCl 0,6
KCl 0,03
CaCl2.2H2O 0,01
Aqua p.i. ad 100 mL
MULTIPLE ELEKTROLIT
R/ Natrium acetate 0,36
NaCl 0,52
KCl 0,03
Na Gluconate 0,50
MgCl hexahidrate 0,03
Na Citrate dehydrate 0,17
Aqua p.i. ad 100 mL
V. CARA KERJA
LARUTAN RINGER LAKTAT
Dicek apakah larutan isotonis atau tidak isotonis.
Dididihkan aquadest.
Dilarutkan semua bahan ke dalam aquadest panas.
Dicek pH larutan antara 5-7, jika kurang asam ditambah HCl 0,1 N, sedangkan bila
kurang basa ditambahkan NaOH 0,1 N.
Ditambahkan sisa aquanya.
Digojok larutan dengan karbo adsorben 0,1 %, didiamkan, kemudian disaring hingga
jernih.
Dimasukkan larutan dalam wadah yang sesuai dengan tutup.
Disterilisasi dengan uap mengalir (dikukus) 1000C selama 30 menit.
Diperiksa larutan terhadap: pH, kebocoran, partikel asing, kejernihan.
Diberi etiket.
MULTIPLE ELEKTROLIT
Dicek apakah larutan isotonis atau tidak isotonis.
Dididihkan aquadest.
Dilarutkan semua bahan ke dalam aquadest panas.
Dicek pH larutan antara 5-7, jika kurang asam ditambah HCl 0,1 N, sedangkan bila
kurang basa ditambahkan NaOH 0,1 N.
Ditambahkan sisa aquanya.
Digojok larutan dengan karbo adsorben 0,1 %, didiamkan, kemudian disaring hingga
jernih.
Dimasukkan larutan dalam wadah yang sesuai dengan tutup.
Disterilisasi dengan uap mengalir (dikukus) 1000C selama 30 menit.
Diperiksa larutan terhadap: pH, kebocoran, partikel asing, kejernihan.
Diberi etiket.
VI. ANALISIS CARA KERJA
Langkah pertama dalam percobaan ini adalah menghitung tonisitas larutan yang
akan dibuat. Tonisitas berhubungan dengan tekanan osmose yang diberikan oleh suatu
larutan dari zat padat yang terlarut. Pada larutan yang hipotonis perlu penambahan
NaCl karena kerusakan yang disebabkan oleh hipotonis bersifat irreversible atau tidak
dapat kembali seperti semula. Bila laruta hipotonis diinjeksikan, akan terjadi
ketidakseimbangan tekanan osmosis antara di dalam sel dengan cairan di luar sel
cenderung ditarik ke dalam sampai terjadi keseimbangan. Peristiwa ini disebut
haemolisis/pecahnya sel darah.
Semua bahan dilarutkan dalam aquadest panas untuk mempercepat kelarutan
bahan sehingga homogen. Penambahan karbo adsorben bertujuan untuk menyerap
pirogen yang mungkin ada pada larutan, karena salah sau syarat untuk sediaan
parenteral adalah bebas pirogen. Sterilisasi dengan autoclave merupakan sterilisasi
panas basah bertekanan tinggi yang membunuh mikroorganisme dengan cara koagulasi
protein.
VIII. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami dan membuat
larutan elektrolit. Salah satu macam larutan elektrolit adalah infus. Infuse merupakan
sediaan larutan yang disterilkan dan biasanya dikemas dalam dalam volume 0,5 – 1L.
larutan ini biasa diberikan setelah terjadi shock, kehilangn cairan badan karena
dehidrasi dan kelaparan.
Infuse sebagai sediaan parenteral harus memenuhi persyaratan antara lain steril,
dan bebas dari partikel asing, bebas pirogen, stabil, tonisitas, jernih dan mempunyai pH
yang sesuai.
Larutan elektrolit yang dibuat pada percobaan ini ada dua macam, yaitu larutan
ringger laktan dan larutan multipel elektrolit. Larutan ringer laktat digunakan sebagai
pengalkalis, penambah atau pengganti ataunpelengkap cairan tubuh dan elektrolit.
Formula yang digunakan dalam membuat infus ringer laktat adalah natrium laktat,
NaCl, KCl, CaCl2 , 2H2O dan aqua p.i.sedangkan larutan multiple elektolit terdiri dari
natrium acetate, NaCl, KCl, natrum glukonat, MgCl hexahidrat, dan aqua pi.
Sebelum membuat larutan infuse, harus dihitung tonisitas larutan. Tonisitas
perlu dihitung dengan tujuan agar dapat diketahui apakah larutan tersebut sudah
isotonis atau belun atau hipertonis, karena ini berhubungan dengan tekanan osmose
larutan terhadap cairan tubuh yang akan diberi larutan infus. Larutan yang isotonis
adalah larutan yang memiliki tekanan osmose sama dengan tubuh, dan keadaan isotonis
inilah yang diharapkan, karena dalam keadaan ini, larutan yang diinjeksikan tidak
akan menimbulkan rasa sakit. Sedangkan larutan yang hipotonis,akan menimbulkan sel
cairan tubuh akan pecah atau lisis, karena tekanan diluar sel lebih rendah, maka cairan
dalam sel akan menggembung dan pecah, mengingat tekanan osmose merupakan
tekanan yang berjalan dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Sebaliknya pada
larutan hipertonis akan mengakibatkan keadaan di luar sel lebih tinggi dibanding
didalam sel, sehingga keadaan sel mengkerut. Keadaan hipotonis lebih berbahaya
dibanding keadaan hipertonis, karena sifat larutan hipotonis irreversibel (sel sudah
pecah ),sedangkan sifat hipertonis reversibel ( sel dapat kembali normal ).
Dari hasil yang diperoleh dari perhitungan larutan ringer laktat yang akan
dibuat sesuai formula yang direkomendasikan, larutan tersebut memiliki sifat hipotonis,
karena hasil yang diperoleh < 0,28. Karena keadaan ini, maka ditambahkan bahan
seperti NaCl 0,9% atau glukosa menurut perhitungan penambahan agar menjadi
larutan yang isotonis. Sedangkan untuk larutan multipel elektrolit, memiliki sifat
hipertonis, sehingga tidak perlu penstabilan atau penambahan NaCl.
Pada percobaan ini digunakan aquades yang panas, selain agar mempercepat
penglarutan zat, kondisi panas mensterilkan bahan dari mikroba. Setelah semua bahan
dilarutkan, maka pH dicek pada range 5-7, hal ini dikarenakan agar larutan yang akan
digunakan sebagai sediaan injeksi parenteral memiliki pH yang sama dengan pH tubuh
manusia. Karboabsorben yang dipanaskan dalam oven, bertujuan untuk
mengaktifkannya dalam penyerapan karbon dan menghilangkan pyrogen serta partikel-
partikel atau pengotor yang mungkin ada pada larutan. Pirogen adalah senyawa
kompleks polisakarida yang mengandung radikal dengan unsur N.P, selama radikal
tersebut masih terikat, maka selama itu pula akan menimbulkan demam dan bersifat
termostabil, jika terlalu banyak dapat menimbulkan kematian.
Sterilisasi yang efektif dan dilakukan dalam percobaan ini adalah sterilisasi
dengan uap bertekanan menggunakan autoclave dengan suhu 121˚C selama 15 menit.
Jadi harus diusahakan agar pembuatan larutan injeksi dan infus harus dikondisikan
bebas pirogen dan harus dipastikan pula bahwa kondisi ini dapat dipertahankan sampai
saat pemakaiannya.
Setelah larutan digojog dengan karbo adsorben, larutan didiamkan sebentar
kemudian disaring hingga jernih dengan kertas saring, larutan dimasukkan dalam
wadah yang sesuai dengan tutupnya ( vial ), kemudian vial-vial yang sudah berisi
larutan, disterilakan dengan autoclave pada suhu 121˚C selama 30 menit,
Setelah larutan disterilkan, pada larutan ringger laktat dan multipel elektrolit
diperiksa kejernihan, pH, kebocoran dan partikel asing. Pada kedua larutan jernih
tetapi masih terdapat partikel asing pada larutan multiple elektrolit, sedangkan pada
linger laktat tidak. Hal ini menunjukkan bahwa kedua larutan tidak steril dan tidak
layak untuk digunakan. Pertikel asing yang terdapat didasar larutan tersebut dapat
mengindikasikan bahwa terdapat pirogen dalam larutan yang mungkin membahayakan
bagi pasien. Kedua larutan tersebut juga memiliki keseragaman bobot yang saa.
Pada pengukuran pH, larutan ringger laktat memiliki pH 6 sama dengan pH
larutan multiple elektrolit. Jadi, larutan linger laktat layak untuk digunakan karena
memenuhi persyaratan, sedangkan larutan multiple elektrolit tidak memenuhi
persyaratan karena masih terdapat partikel asing.
XI. KESIMPULAN
1. Larutan ringger laktat dan multiple elektrolit yang dibuat menunjukkan
adanya partikel asing dalam larutan.
2. Larutan ringger laktat memenuhi persyaratan dan layak untuk
digunakan sedangkanmultiple elektrolit yang dibuat tidak steril atau tidak sesuai
persyaratan sediaan infus, karena partikel asing.
X. DAFTAR PUSTAKA
Anonim . 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI : Jakarta.
Ansel, Howard. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi V. UI Press: Jakarta.
N.Voight. R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. UGM Press : Yogyakarta
Diposkan oleh Eldesi Medisa di 20.41 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke PinterestLabel: Laporan Farmasi
Reaksi:
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Link ke posting iniBuat sebuah Link
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)
KAMPUS
TOTAL PENAYANGAN
206782SITUS FAVORITKU :
Sophie Martin
Tas Champlin
live, laugh, love
Wisata Murah Meriah di Alun-alun Batu
Tokobagus.com
RUMAH CASA D CANTIQUE P JATI BUKIT CINERE
eLdesi mEdiSa's bLog
Persahabatan – Sherina Munaf
Lazada - Belanja Online
berniaga.com - Jual beli di seluruh Indonesia
Sepatu dan Fashion Online | Pengiriman Gratis* | ZALORA Indonesia
www.sisterboutiqueonlinestore.comKATEGORI
Event
Foto-foto Laporan Farmasi
Pendakian Travelling
FOLLOW MEARSIP SAYA
► 2015 (5)
► 2014 (42)
▼ 2013 (92)
o ▼ Desember(11)
ABSORBSI OBAT SECARA IN VITRO
Kenali Motivasi
Angan vs Ingin
Kenali Musuhmu
MODUL V LARUTAN ELEKTROLIT - LAPORAN RESMI FTS ST...
Ask Somebody
IPA 2 (ELFSADA) On Youtube
ANALISIS UDARA DAN UAP AIR MENGGUNAKAN BERBAGAI ME...
ABSORBSI PERKUTAN OBAT SECARA IN VIVO - Laporan Re...
Bajuku, Diriku!
AIDS - ODHA
o ► November(10)
o ► Oktober(17)
o ► September(15)
o ► Juli (5)
o ► Juni (11)
o ► Mei (1)
Ada kesalahan di dalam gadget iniTENTANG SAYA...
Eldesi Medisa
Mahasiswi angkatan 2011, Fakultas Farmasi, UMS.
Salam kenal...:)
Lihat profil lengkapku
o ► April (4)
o ► Maret (18)Eldesi Medisa II
Buat Lencana Anda
PENGIKUTGOOGLE+ FOLLOWERSTRANSLATE
Diberdayakan oleh TerjemahanTemplate Picture Window. Gambar template oleh merrymoonmary.
Diberdayakan oleh Blogger.