Upload
ontakecil
View
68
Download
4
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kul dr riana obat obat pada saluran gastrointestinal dan semacamnya
Citation preview
Obat-obat pada saluran GastrointestinalRiana Rahmawati
Outline presentasi Drug used in acid-peptic disease Drug stimulating GI motility Others
Laksatif Anti diare Obat pada IBS Anti emetik Obat pada IBD: ulcerative colitis, Crohn’s disease
Drug used in acid-peptic disease Acid peptic disease
Gastroesophageal reflux Peptic ulcer (gastric and duodenal) Stress-related mucosal injury
Penyebab utama peptic ulcer: 99% oleh bakteri H.pylori Efek samping penggunaan AINS
Drug used in acid-peptic disease Dibagi 2 kelompok obat
Agen untuk menurunkan keasaman intragrastic Agen proteksi mukosa lambung
Drug used in acid-peptic disease Agen untuk menurunkan keasaman intragastric
Antasid Na bikarbonat Ca carbonat Magnesium hidroksid dan aluminium hidroksid Antagonis reseptor H2 (cimetidin,ranitidin,
famotidin,nizatidin) Inhibitor pompa proton (omeprazol,
lansoprazol,rabeprazol, pantoprazol, esomeprazol)
Drug used in acid-peptic disease Agen untuk menurunkan keasaman intragrastic
Fisiologi sekresi asam lambung Sel parietal lambung mengandung reseptor untuk gastrin,
histamin (H2) dan asetilkolin (muskarinik). Ikatab asetilkolin atau gastrin dengan reseptor sel parietal meningkatkan Ca sitosol stimulasi protein kinase stimulasi sekresi asam lambung dari H+/K+/ATP ase (pompa proton) pada permukaan kanalikuler
Ikatan histamin dengan reseptor H2 pada sel parietal aktivasi adenil siklase meningkatkan cAMP mengaktivasi protein kinase stimulasi sekresi asam lambung
Drug used in acid-peptic disease Agen untuk menurunkan keasaman intragrastic
Antasid Basa lemah yang bereaksi dengan asam hidroklorik lambung
membentuk garam dan air. Selain menurunkan keasaman intragasrik, juga memberi proteksi
mukosa melalui stimulasi produksi prostaglandin Asam hidroklorik lambung disekresi setelah makan, kurang lebih 45
meq/jam. Antasid single dose diberikan 1 jam setelah makan efektif menetralkan asam lambung selama 2 jam.
Terdapat variasi potensi tergantung formulasi, kecepatan disolusi, solubilitas air, kecepatan pengosongan lambung dsb
Perhatian interaksi dengan obat lain (antasid mengurangi absorpsi obat lain), sehingga perlu diberi selang minimal 2 jam khususnya: tetrasiklin, fluorokuinolon, itrakonazol, Fe
Aksi cepat namun T1/2 juga sangat pendek
Drug used in acid-peptic disease Agen untuk menurunkan keasaman intragrastic
Antagonis Reseptor H2 Contoh obat: cimetidin,ranitidin, famotidin,nizatidin Ditemukan pertama sekitar tahun 1970 Inhibisi kompetisi di reseptor H2 sel parietal menekan
sekresi asam lambung (juga menurunkan konsentrasi pepsin)
Juga menurunkan sekresi asam lambung akibat stimulasi histamin.
Selektif, tidak berefek pada reseptor H1 dan H3 Indikasi: GERD, ulkus peptik, dispepsia non ulkus Perlu adjusment dosis: insufisiensi ginjal, lansia
Drug used in acid-peptic disease Agen untuk menurunkan keasaman intragrastic
Inhibitor pompa proton (PPI) omeprazol, lansoprazol,rabeprazol, pantoprazol, esomeprazol Ditemukan pada tahun 1980 Paling banyak dipilih dan digunakan karena efikasi dan keamanan PPI diberikan dalam bentuk pro-drug inaktif (basa lemah lipofilik) Pro-drug dalam bentuk enteric-coated mikrogranula mengurangi
destruksi oleh asam lambung di usus (alkalis) selubung lepas dan obat diabsorpsi secara difus melalui membran lipid ke canalikulus sel parietal terkonsentrasi 1000 kali lebih banyak konversi molekuler menjadi aktif bereaksi dengan H+/K+/ATP ase ikatan disulfid kovalen inaktivasi enzim
Drug used in acid-peptic disease Agen untuk menurunkan keasaman intragrastic
Inhibitor pompa proton (PPI) Indikasi: GERD, ulkus peptik, disepsia, pencegahan
perdarahan lambung, gastrinoma Efek samping:
Secara umum aman Minor: diare, headache, abdominal pain Penurunan absorpsi vitamin B12 terutama pada penggunaan jangka
panjang Infeksi enterik akibat penekanan asam lambung (salmonella,
shigella) Interaksi: ketokonazol, digoksin. Omeprazol mengurangi
metabolisme diazepam dan fenitoin
Drug used in acid-peptic disease Agen proteksi mukosa
Sukralfat Analog prostaglandin (misoprostol) Bismuth
Drug used in acid-peptic disease Agen proteksi mukosa
Sukralfat Membentuk lapisan (semacam barier) di dasar ulkus atau erosi gastric
mencegah kerusakan lebih lanjut, menstimulasi sekresi bikarbonat dan prostaglandin.
Juga mengikat faktor pertumbuhan epitelial dan fibroblas mempercepat perbaikan mukosa
Indikasi: ulkus duodenum, mencegah perdarahan lambung (pada pasien ICU). Tidak efektif untuk ulkus terinduksi AINS.
Efek samping: kecil, karena tidak terabsorpsi. Konstipasi (2%) karena garam aluminium
Drug used in acid-peptic disease Agen proteksi mukosa
Analog Prostaglandin Contoh obat: Misoprostol Metil analog PGE1 Pemberian peroral cepat diabsorpsi dan berubah menjadi
metabolit aktif Efek ganda: penghambatan asam alambung dan proteksi
mukosa. Stimulasi sekresi mukus dan bikarbonat Meningkatkan aliran darah mukosal Berikatan dengan reseptor prostaglandin di sel parietal
mengurangi produksi cAMP yang distimulasi histamin Indikasi: ulkus peptikum terkait AINS (sebagai terapi dan
profilaksi) note: efeknya tidak lebih baik dibanding PPI Efek samping: diare, kram abdominal Perhatian: tidak boleh pada wanita hamil
Potensi masalah yang timbul dengan penggunaan agen penurun keasaman lambung: Asam lambung adalah barier penting untuk kolonisasi bakteri
di lambung dan usus halus Peningkatan konsentrasi bakteri gastric terdeteksi pada pasien
yang mendapatkan PPI Pada pasien yang terinfeksi H.pylori, supresi asam lambung
jangka panjang dapat meningkatkan inflamasi kronis pada lambung yang berpotensi menyebabkan atropic gastritis dan metaplasia intestinal (diketahui sebagai faktor risiko adenoCa lambung). Namun penelitian pada penggunaan jangka panjang PPI tidak terdapat adanya bukti risiko tersebut.
Outline presentasi Drug used in acid-peptic disease
Drug stimulating GI motility Others
Laksatif Anti diare Obat pada IBS Anti emetik Obat pada IBD: ulcerative colitis, Crohn’s disease
Drug stimulating GI motility Meningkatkan tekanan sphincter esophageal bawah Meningkatkan pengosongan lambung Menstimulasi usus halus Meningkatkan transit colon
Drug stimulating GI motility Agen kholinomimetik (bethanecol, neostigmin) Mecoclopramid, domperidon, cisaprid (telah ditarik dari
pasaran)
Antibiotik Makrolid (eritromisin)
Outline presentasi Drug used in acid-peptic disease Drug stimulating GI motility Others
Laksatif Anti diare Obat pada IBS Anti emetik Obat pada IBD: ulcerative colitis, Crohn’s disease
Laksatif Sebagian besar kasus konstipasi intermitten
dapat dicegah dengan diet tinggi serat, intake cairan yang memadai, latihan fisik teratur, dan pengaturan alami defekasi.
Pemberian laksatif dapat dipertimbangkan jika dengan cara diatas tdk responsif
Laksatif Bulk-forming laxatives Stool Surfactant Agents (softeners) Osmotic laxatives (Mg oxide) Non-absorbable sugar and salts (sorbitol,
lactulose) Balanced polietilen glikol(PEG) – untuk
pembersihan colon complete sebelum dilakukan prosedur endoskopi GI
Anti diare Agen anti diare
Aman digunakan untuk diare ringan dan sedang Juga dapat digunakan untuk mengurangi kejadian
diare pada IBS dan IBD Tidak dianjurkan untuk: diare dengan darah,
demam tinggi
Anti diare Agonis opioid
Loperamid Kaolin dan pektin Octreotid
somatostatin
Obat pada IBS IBS: gangguan pencernaan, idiopatik kronis,
ditandai dengan abdominal discomfort (nyeri, kembung atau kram) disertai gangguan defekasi (diare, konstipasi atau keduanya)
Obat pada IBS Tujuan terapi:
Mengurangi abdominal discomfort Menormalkan fungsi fisiologis saluran cerna (usus)
IBS perdominan diare anti diare (t loperamid) IBS predominan konstipasi laksatif osmotik (Mg
oxide), suplemen fiber (dapat menyebabkan peningkatan produksi gas kembung)
Untuk mengurangi nyeri abdomen antidepresan dosis rendah (misal amitriptilin 10-25 mg/hari)
Obat pada IBS Antagonis reseptor serotonin 5-Ht3
Terutama untuk IBS berat dengan diare Contoh obat: alosetron Alosetron memblok reseptor 5-Ht3 pada neuron enterik kholinergik,
menghambat motilitas kolonik terutama kolon kiri, memperlama waktu transit kolonik
Efek samping: konstipasi Agonis reseptor serotonin 5-Ht4
Terutama untuk IBS berat dengan konstipasi Contoh obat: tegaserod Tegaserod menstimulasi reseptor 5-Ht4 pada aferen mukosa
memicu pelepasan neurotransmiter dari plexus submukosa dan mienterikum menstimulasi reflek peristaltik
Tegaserod juga meningkatkan pengosongan lambung dan mempercepat transit usus kecil maupun usus besar.
Efek samping: diare (jarang), nyeri kepala
Anti-emetik Penyebab nausea dan vomitus
efek samping obat, gangguan sistemik, kehamilan, disfungsi vestibular, infeksi CNS, peningkatan tekanan intrakranial, peritonitis, gangguan hepatobiliar, radiasi atau khemoterapi, obstruksi gastrointestinal, dismotilitas, dsb
Anti-emetik Pilihan obat
Antagonis serotonin 5-Ht3 Ondansetron, granisetron, dolasetron
Indikasi: mual muntah terinduksi khemoterapi, post-radiasi Efek samping: relatif aman, headache, dizzines, konstipasi
Antihistamin H1 dan antikolinergik Dipenhidramin, dimenhidrinat, hiosin (skopolamin)