Upload
ferdian-rafa-firdaus
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/16/2019 Drainase Tubes (insinerator)
1/26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penulisan
Sampah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan
dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai atau
dikelola dengan prosedur yang benar. Apa itu sampah, sampah adalah segala
objek baik itu padat, cair, gas maupun yang masih bisa didaur ulang maupun
tidak yang sifatnya dapat merusak kehidupan/lingkungan. ikarenakannya
makin bertambahnya jumlah populasi manusia sehingga makin bertambah ula
produksi!itas sampah, sehingga sampah yang ada tidak dapat diolah
seluruhnya dan menjadikan sampah menjadi menumpuk dibeberapa daerah.
Sampah dapat memba"a dampak yang buruk pada kondisi kesehatan
manusia. Bila sampah dibuang secara sembarangan atau ditumpuk tanpa ada
pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan berbagai dampak kesehatan
yang serius. #umpukan sampah yang dibiarkan begitu saja akanmendatangkan serangga $lalat, kecoa, kutu, dan lai%lain& yang memba"a
kuman penyakit.ikarenakan menumpuknya sampah di berbagai daerah
menyebabkan berbagai macam polusi dan peyakit, oleh sebab itu harus
diadakannya pengolahan sampah yang efektif. Salah satu pengolahan sampah
yang efektif adalah dengan isinerasi atau pembakaran sampah.
1.'. (umusan )asalah Penulisan
Beberapa rumusan masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut*
1. Bagaimana caranya membuat alat insenerasi yang sesuai di
+ndonesia.
'. )embuat proses insenerasi menjadi aman bagi lingkungan
. Proses insenerasi menjadi lebih efektif
1.. )aksud dan #ujuan Penulisan
)aksud dan tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah *
1. )engetahui tata cara atau mekanisme insenerasi
DRAINASE (APLIKASI TEKNOLOGI INSINERATOR DI INDONESIA) 1
8/16/2019 Drainase Tubes (insinerator)
2/26
'. )engurangi tumpukan sampah yang ada
. )engurangi dampak yang dihasilkan oleh insenerasi
-. )embuat proses insenerasi menjadi lebih efektif
1.-. )anfaat
Beberapa manfaat dari penulisan karya ilmiah ini adalah*
1. )engetahui proses insenerasi
'. )engetahui pengolahan sampah yang baik
. )enambah "a"asan tentang insenerasi
-. )eningkatkan usaha untuk menjaga lingkungan
DRAINASE (APLIKASI TEKNOLOGI INSINERATOR DI INDONESIA) 2
8/16/2019 Drainase Tubes (insinerator)
3/26
BAB IIKAJIAN TEORI
'.1. Sampah
)enurut American Public ealth Association yang dikutip oleh
Sumantri $'1&, sampah $"aste& diartikan sebagai sesuatu yang tidak
digunakan, tidak terpakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang, yang
berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. )enurut
0ndang%0ndang (+ o. 12 tahun '2 tentang pengelolaan sampah, sampah
adalah sisa kegiatan sehari%hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk
padat. $00. o. 12, '2& Limbah padat $sampah& didefenisikan sebagai
segala sesuatu yang tidak terpakai dan berbentuk padatan atau semi padatan.
Limbah padat merupakan campuran dari berbagai bahan baik yang tidak
berbahaya seperti sisa makanan maupun yang berbahaya seperti limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun $B&. $)ulia, '3&.
4enis sampah berdasarkan dapat atau tidaknya dibakar dapat dibagi
menjadi ' jenis, yaitu*
1. Sampah yang mudah terbakar Sampah yang mudah terbakar, misalnya*
kertas, karet, kayu, plastik, kain bekas, dan sebagainya.
'. Sampah yang tidak dapat terbakar Sampah yang tidak dapat terbakar
misalnya* kaleng%kaleng bekas, besi/logam bekas, pecahan gelas, kaca,
dan sebagainya. $otoatmodjo, '&.
#enik operasional pengelolaan sampah perkotaan yang terdiri dari
kegiatan per"adahan sampai dengan pembuangan akhir sampah harus bersifat terpadu dengan melakukan pemilahan sejak dari sumbernya. $S+ 15%
'-3-%''& Skema teknik operasional pengelolaan persampahan dapat dilihat
pada 6ambar berikut.
DRAINASE (APLIKASI TEKNOLOGI INSINERATOR DI INDONESIA) 3
8/16/2019 Drainase Tubes (insinerator)
4/26
6ambar 1.1. iagram #eknik 7perasional Pengelolaan Persampahan
$S+ 15% '-3-%''&
'.'. +nsinerasi
+nsinerasi atau pembakaran sampah $bahasa +nggris* incineration&
adalah teknologi pengolahan sampah yang melibatkan pembakaran bahan
organik. +nsinerasi dan pengolahan sampah bertemperatur tinggi lainnya
didefinisikan sebagai pengolahan termal. +nsinerasi material sampah
mengubah sampah menjadi abu, gas sisa hasil pembakaran, partikulat, dan
panas. 6as yang dihasilkan harus dibersihkan dari polutan sebelum dilepas ke
atmosfer. Panas yang dihasilkan bisa dimanfaatkan sebagai energi
pembangkit listrik.
+nsinerasi dengan energy reco!ery adalah salah satu teknologi
sampah%ke%energi $"aste%to%energy, 8t9&. #eknologi 8t9 lainnya adalah
gasifikasi, pirolisis, dan fermentasi anaerobik. +nsinerasi juga bisa dilakukan
tanpa energy reco!ery. +nsinerator yang dibangun beberapa puluh tahun lalu
tidak memiliki fasilitas pemisahan material berbahaya dan fasilitas daur
ulang. +nsinerator ini dapat menyebabkan bahaya kesehatan terhadap pekerja
insinerator dan lingkungan sekitar karena tingginya gas berbahaya dari proses
DRAINASE (APLIKASI TEKNOLOGI INSINERATOR DI INDONESIA) 4
8/16/2019 Drainase Tubes (insinerator)
5/26
pembakaran. :ebanyakan insinerator jenis ini juga tidak menghasilkan energi
listrik.
+nsinerator adalah tempat untuk pembakaran sampah. +nsinerator modern
memiliki fasilitas mitigasi polusi seperti pembersihan gas. #erdapat beberapa
tipe insinerator* piringan bergerak, piringan tidak bergerak, rotary kiln, dan
fluidised bed.
1. P
ir
i
n
g
a
n
bergerak
Salah satu jenis insinerator adalah piringan bergerak $mo!ing
grate&.+nsinerator jenis ini memungkinkan pemindahan sampah ke ruang
pembakaran dan memindahkan sisa hasil pembakaran tanpa mematikan
api. Satu "adah piringan bergerak dapat membakar 3 metrik ton sampah
perjam. 4enis insinerator ini dapat bergerak ribuan jam pertahun dengan
hanya satu kali berhenti, yaitu pada saat inspeksi dan pera"atan.
Sampah diintroduksi ke ;mulut; insinerator, dan pada lubang di
ujung lainnya sisa hasil pembakaran dikeluarkan. 0dara yang dipakai
dalam proses pembakaran disuplai melalui celah piringan. Aliran udara
ini juga bertujuan untuk mendinginkan piringan tersebut. Beberapa jenis
insinerator piringan bergerak juga memiliki sistem air pendingin di
dalamnya.
Suplai udara pembakaran sekunder dilakukan dengan memompa
udara menuju bagian atas piringan. 4ika dilakukan dengan kecepatan
tinggi, hal ini dapat memicu turbulensi yang memastikan terjadinya
DRAINASE (APLIKASI TEKNOLOGI INSINERATOR DI INDONESIA) 5
8/16/2019 Drainase Tubes (insinerator)
6/26
pembakaran yang lebih baik dan surplus oksigen. #urbulensi ini juga
penting untuk pengolahan gas sisa hasil pembakaran sampah.
8/16/2019 Drainase Tubes (insinerator)
7/26
dalam ruang sekunder. :edua ruang utama dan sekunder secara umum
dilengkapi dengan sistem bahan bakar pembantu.
Rotary klin incinerator memutar%mutar sampah dalam kerangka
slindris, yang memungkinkan terjadinya pencampuran yang seksama
dengan udara. :ondisi operasional dapat mencapai suhu 13 > o
8/16/2019 Drainase Tubes (insinerator)
8/26
sebelumnya.
8/16/2019 Drainase Tubes (insinerator)
9/26
BAB III
METODE PENULISAN
.1. #eknik Pengumpulan ata dan +nformasi
#eknik pengumpulan data dalam penulisan karya ilmiah ini adalah
menggunakan tekhnik studi dokumenter. ata yang digunakan sebagai
penunjang referensi kepustakaan dan berbagai teori pendukung didapatkan
dari berbagai sumber pustaka yang terdiri dari buku, majalah, media
elektronik, dan jurnal ilmiah. 0ntuk data berupa kondisi lapangan dan kondisi
"ilayah )edan sendiri terkait dengan rele!ansi aplikasi teknologi !eltikultur
diperoleh dari studi dokumentasi dan pengamatan lapangan.
.'. #eknik Analisis ata
Pengolahan data%data yang terdapat dalam karya tulis ilmiah ini
adalah menggunakan tekhnik deskriptif analitik model korelasi. ata yang
telah didapatkan dari berbagai sumber rujukan dideskripsikan secara jelas dan
rinci pada bagian telaah pustaka. ata disajikan secara konsep dan teori serta
berbagai contoh yang mendukung konsep dan teori yang telah diuraikan. ata
yang telah dideskripsikan kemudian dianalisis dengan mengkomparasi
informasi terkait masalah yang pernah terjadi dan direlasikan dengan konsep
serta teori sebelumnya yang akan menghasilkan benang merah dari masalah
yang dibahas dalam karya ilmiah ini. :emudian semua data baik yang
diperoleh dari sumber dokumentasi maupun pengamatan akan dikorelasikan
guna menghasilkan gagasan baru. 6agasan baru yang dihasilkan akan
dipaparkan secara jelas dan dideskripsikan secara rinci sesuai dengan
kebutuhan dan masalah yang telah diuraikan pada rumusan masalah
sebelumnya. 6agasan baru yang akan diuraikan dapat menjadi bahan
referensi dalam aplikasi nyata bagi seluruh pembaca.
BAB IV
DRAINASE (APLIKASI TEKNOLOGI INSINERATOR DI INDONESIA) 9
8/16/2019 Drainase Tubes (insinerator)
10/26
PEMBAHASAN
#eknologi pembakaran $incineration& adalah alternatif yang menarik
dalam teknologi pengolahan limbah. +nsinerasi mengurangi !olume dan massa
limbah hingga sekitar 5 $!olume& dan 3 $berat&. #eknologi ini sebenarnya
bukan solusi final dari sistem pengolahan limbah padat karena pada dasarnya
hanya memindahkan limbah dari bentuk padat yang kasat mata ke bentuk gas
yang tidak kasat mata. Proses insinerasi menghasilkan energi dalam bentuk panas.
+nsinerator memiliki cara kerjanya sendiri, berikut tahap pengolahansampah pada insinerator*
C Sampah kering maupun basah dimasukan ke dalam ruang bakar melalui pintu
masuk,
C Pintu ditutup masuk dan sampah dibakar dengan burner sampai mencapai
suhu antara Do = > 1'o =,
C Pada proses ini akan menimbulkan asap hitam yang pada akhirnya keluar
setelah mele"ati celah dan menghasilkan asap putih
C Sebelum keluar dari cerobang, asap putih disprai dengan air bersih
C Pembuangan air sprai keluar mele"ati pipa pembuangan menuju bak air kotor
C Asap putih yang disprai akan keluar menjadi uap air melaluli cerobong
6ambar -.1. #ahap pengolahan sampah menggunakan +nsinerator
DRAINASE (APLIKASI TEKNOLOGI INSINERATOR DI INDONESIA) 10
8/16/2019 Drainase Tubes (insinerator)
11/26
6ambar -.'. #ahap pembersihan asap hasil insinerasi
Pada prosesnya insinerasi pasti memiliki kuntungan maupun kerugian,
berikut adalah keuntungan*
C Pembakaran dapat dilakukan pada semua jenis sampah kecuali batu atau
logam.
C Eolume sampah dapat diperkecil sampai dua pertiganya.
C #idak memerlukan ruang yang luas.
C Pelaksanaannya tidak dipengaruhi iklim.
C Panas yang dihasilkan dapat dipakai sebagai sumber uap untuk menggerakkan
generator atau mengeringkan lumpur pada pengolahan air kotor.
C i lokasi berpopulasi padat, mencari lahan pembuangan sampah amatlah sulit
sehingga insinerasi menjadi jalan terbaik dalam menangani sampah.
C Pengolahan dapat dilakukan secara terpusat dengan jad"al jam kerja yang
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
Ada pun kekurangan dari insinerasi adalah sebagai berikut*
C Asap yang dikeluarkan akan menghasilkan polusi udara
C apat menghasilkan kabut asap apabila asap yang dikeluarkan terlalu pekat C Proses insinerasi menghasilkan abu ringan $ fly ash& yang dapat menyebabkan
masalah kesehatan pernapasan
C i kota besar, lokasi dan desain insinerasi kurang baik
C )ahalnya biaya yang dikeluarkan untuk proses insinerasi
-.1. Proses +nsinerasi di Luar egeri
1. +nsenerasi i Belanda
i 9ropa sampah lebih diutamakan untuk diolah melalui proses
insinerasi atau pembakaran. Bahkan dari hasil pembakaran ini, energi
kimia yang ada di sampah dapat diubah menjadi listrik seperti halnya
DRAINASE (APLIKASI TEKNOLOGI INSINERATOR DI INDONESIA) 11
http://temukanpengertian.blogspot.com/2013/09/pengertian-unsur-logam.htmlhttp://temukanpengertian.blogspot.com/2013/09/pengertian-unsur-logam.html
8/16/2019 Drainase Tubes (insinerator)
12/26
batu bara, sampah pun mengandung karbon dan bisa digunakan sebagai
bahan bakar, hanya saja energinya lebih rendah. 9nergi yang dihasilkan
dair 1 ton batu bara setara dengan energi yang dihasilkan dari ',3 ton
sampah. Penerapan teknologi ini di 9ropa lebih maju karena faktor
geografis. 4erman, Belanda, Belgia, Perancis, dan negara%negara
Skandina!ia sudah sangat familiar dengan teknologi ini. +nggris pun
sekarang ingin meniru penerapan teknologi ini.
:etika masyarakat +ndonesia masih membakar sampah hanya
untuk mengusir nyamuk dengan asap yang dihasilkannya, masyarakat
Belanda telah memanfaatkan pembakaran sampah untuk menghasilkan
energi alternatif.
=aranya ialah melalui insinerasi, yaitu proses pemusnahan
material organik secara termal melalui proses pembakaran dalam suatu
sistem yang terkontrol dan terisolir dari lingkungannya.
Proses insinerasi sampah ini memiliki sejarah panjang di
Belanda, dengan pabrik insinerasi pertama berdiri di kota Amsterdam
pada tahun 1515. engan kemajuan teknologi selama dekade terakhir,
pabrik insinerasi sampah mulai dilengkapi dengan alat pengon!ersi
sampah%ke%energi serta kemampuan mereduksi emisi.
Pada tahun 1553, ketika Belanda mengeluarkan aturan mengenai
larangan dan pajak #PA $#empat Pembuangan Akhir&, penggunaan
insinerasi untuk mengolah sampah ini mengalami peningkatan.
Peningkatan ini terus berlangsung bersamaan dengan meningkatnya pula
kesadaran "arga Belanda dalam memilah sampah yang mereka buang.
Sampah yang masih layak untuk digunakan kembali ataupun didaur
ulang tidak perlu diangkut juga ke pabrik insinerasi sampah.
ingga tahun '1' Belanda telah mendirikan 1' pusat
insinerator. :edua belas pabrik insinerasi sampah ini mampu
memroduksi energi sebesar -.1- 68h untuk memasok kebutuhan listrik
sekitar 2. rumah. :edua belas pabrik insinerasi ini memiliki
kapasitas mengolah hingga ,D juta ton total sampah. :apasitas
DRAINASE (APLIKASI TEKNOLOGI INSINERATOR DI INDONESIA) 12
8/16/2019 Drainase Tubes (insinerator)
13/26
insinerator terbesar dimiliki oleh pabrik insinerasi sampah di Amsterdam
yang mampu menghasilkan energi sebesar 1. 68h untuk mensuplai
listrik ke sekitar '23. rumah.
Sistem atau skema dari proses insinerasi sampah ini sebenarnya
cukup sederhana. imulai dari truk sampah yang melimpahkan sampah
ke dalam tempat khusus penyimpanan sampah di pabrik insinerasi
sampah. :emudian sampah tersebut akan diangkut oleh mesin pengambil
untuk kemudian diturunkan ke dalam bunker. Sedikit demi sedikit
sampah tersebut akan terdorong ke dalam ruang pembakaran. i dalam
ruangan tersebut mesin insinerator akan membakar sampah pada suhu
sekitar 3o=.
Panas yang dihasilkan oleh pembakaran di atas kemudian
digunakan untuk memanaskan boiler $alat penghasil uap air& yang mana
akan menghasilkan uap yang besar. 0ap tersebutlah yang kemudian
digunakan untuk menggerakkan turbin guna menghasilkan energi listrik.
ebu maupun sisa pembakaran lainnya akan terkumpul ke
dalam ruang ba"ah tanah. Sebuah alat elektromagnet akan mele"ati sisa%
sisa pembakaran tersebut untuk mengumpulkan semua material sisa
pembakaran yang mengandung unsur logam untuk didaur ulang. 6as%gas
yang mengandung asam polutan seperti sulfur dioksida dan dioksin akan
disalurkan dan diolah kembali ke dalam sebuah reaktor pemisah. 6as%gas
akan mele"ati sistem pembuangan partikel halus, sedangkan polutan
yang lebih halus akan terperangkap. 6as%gas bersih yang lolos tadilah
yang kemudian dilepaskan melaui cerobong asap.
Sistem pengolahan sampah menjadi energi melalui pembakaran
ini, kini juga sudah dilakukan oleh banyak negara lain, terutama 9ropa.
al ini tentu sangat menguntungkan bagi negara yang bersangkutan.
Sebab, selain karena proses insinerasi ini mampu mengurangi !olume
sampah hingga 53%5D, negara pun dapat menghemat konsumsi energi
dari sumber daya alam konser!atif yang selama ini la?im digunakan,
DRAINASE (APLIKASI TEKNOLOGI INSINERATOR DI INDONESIA) 13
8/16/2019 Drainase Tubes (insinerator)
14/26
seperti minyak dan batubara. Apalagi minyak dan batubara merupakan
sumber energi yang tidak dapat diperbaharui.
'. +nsenerasi i 4epanga
i 4epang, tekonologi insenerasi yang digunakan adalah
+nsenerasi Stroker. Bagian utama fasilitas pembakaran, terdiri dari
fasilitas recei!ing dan supply, fasilitas pembakaran, fasilitas pendinginan
gas pembakaran, fasilitas pengolahan gas emisi, fasilitas pembangkit
listrik, fasilitas pemanfaatan panas sisa, fasilitas pengeluaran abu, serta
pengolahan air buangan. #ungku pembakaran yang menjadi jantung
fasilitas pembakaran, dari formatnya dapat dibagi secara gamblang
menjadi tipe stoker dan tipe aliran dasar. #ipe stoker adalah mainstream
tungku pembakaran, memiliki sejarah panjang, dan jumlah fasilitasnya
jauh lebih banyak. engan stoker yang bergerak ke depan%belakang
sampah diaduk, untuk pengeringan dan pembakaran digunakan berbagai
macam tungku dari tipe kecil hingga ke yang besar. Selain itu, bentuk
tungku pembakaran dapat dibagi menjadi tungku aliran berla"anan,
tungku aliran tengah, dan tungku aliran searah. Bentuk tungku yang
digunakan untuk pembakaran berbeda%beda tergantung karakter sampah
yang dijadikan obyek. alam rangka memajukan teknologi proses
pembakaran, pengolahan gas emisi merupakan sarana yang menjamin
pengurangan beban lingkungan. Sarana tersebut mendominasi sekitar
separuh dari kapasitas total fasilitas pembakaran, - dan proporsi dana
konstruksi serta biaya operasional pun besar.
#erjadinya dioksin dalam pembakaran sampah, dapat
dikendalikan dengan penguraian suhu tinggi dioksin atau prehormon
melalui pembakaran sempurna yang stabil. 0ntuk itu, penting untuk
mempertahankan suhu tinggi gas pembakaran dalam tungku pembakaran,
menjaga "aktu keberadaan yang cukup bagi gas pembakaran, serta
pengadukan campuran antara gas yang belum terbakar dan udara dalam
gas pembakaran. :emudian terhadap pencegahan pembentukan senya"a
DRAINASE (APLIKASI TEKNOLOGI INSINERATOR DI INDONESIA) 14
8/16/2019 Drainase Tubes (insinerator)
15/26
de no!o yang juga merupakan penyebab munculnya dioksin, pendinginan
mendadak serta pengkondisian suhu rendah gas pembakaran akan efektif.
:arena pada tungku pelelehan berbahan bakar gas terdapat
permasalahan sebagaimana disebutkan di depan, dan konfigurasi sistem
pengolahan gas emisi pun tidak terlalu jauh berbeda dari tungku
pembakaran stoker kon!ensional, tetapi jika pembakaran suhu tinggi
rasio udara rendah dengan tipe tungku stoker kon!ensional, dapat
dihasilkan efek yang serupa dengan tungku pelelehan berbahan bakar
gas, karena itulah penggunaan tungku stoker generasi baru mulai
dipertimbangkan. #ungku stoker memiliki reputasi nyata, dan
reliabilitasnya tinggi. Selain itu, karena suhu pembakarannya sekitar
11o, keuntungannya adalah kerusakan bahan tahan api yang kecil.
e"asa ini, di berbagai perusahaan, sedang giat diterapkan uji
demonstrasi atau uji mesin, dan konsep total tungku stoker generasi baru,
kini bergeser dari pemapanan teknologi, menuju pelemparan ke pasaran.
:onsep total masing%masing perusahaan mengenai tungku stoker
generasi baru berbeda dalam hal pembakaran suhu tinggi dengan rasio
udara rendah dan pencapaian efisiensi pembakaran tinggi, penurunan
konsentrasi dioksin, pengurangan kunatitas gas emisi, rasio pemanfaatan
panas dan peningkatan efisiensi pembangkit listrik, serta tingkat
kebersihan dari debu, dan ke depan perkembangan ini perlu diamati
terus.
. +nsenerasi i Amerika
+nsinerator !ulkanis merupakan contoh insinerator yangdigunakan di 0SA, dengan kapasitas '3 metrik ton per jam, dilakukan
dengan liquid-injection pada tekanan pengembunan limbah yang dipasok
sekitar 1 > 13 psig, temperatur '7< $1'D7=& dan "aktu tinggal
sebesar ,3 detik.
Sifat laut yang alkalin akan menetralisir asam yang keluar dari
cerobong bila berkontak dengan air laut, sehingga tidak dibutuhkan
scrubber, dengan demikian akan mengurangi biaya.
DRAINASE (APLIKASI TEKNOLOGI INSINERATOR DI INDONESIA) 15
8/16/2019 Drainase Tubes (insinerator)
16/26
i Amerika Serikat, sekitar '.3 )8 listrik dihasilkan setiap
tahunnya dari 3 juta ton sampah $1 dari total sampah yang
dihasilkan&. Lebih dari 2 !olume sampah di enmark dan D di
4epang juga diproses di fasilitas 8#9. Akibat pola pikir ini pemerintah
maupun masyarakat mau menangani sampah secara maksimal.
-.'. Proses Pengolahan Sampah di +ndonesia
Paradigma umum yang dijumpai sampai saat ini dalam pengelolaan
sampah kota di +ndonesia adalah kumpul > angkut > buang. Seiring dengan
pertambahan penduduk, tambah lama akan tambah banyak jumlah sampahyang harus ditangani. efisit anggaran dalam penanganan sampah kota
merupakan hal yang biasa terdengar, sehingga agak sulit bagi pengelola
sampah untuk berfikir ke depan dalam upaya pengembangan. Prasarana yang
tersedia tambah lama akan tambah tua dan tambah terbatas kemampuannya.
isamping itu, sebagian besar P9)A sampai saat ini menganggap bah"a
penanganan sampah belum menjadi prioritas yang penting, apalagi dengan
kondisi ekonomi yang sulit.
Sampai saat ini andalan utama sebuah kota dalam menyelesaikan
masalah sampahnya adalah pemusnahan dengan land filling pada sebuah
#PA. Biasanya pengelola kota cenderung kurang memberikan perhatian yang
serius pada #PA tersebut, sehingga muncullah kasus #PA Bantar 6ebang di
Bekasi, #PA :eputih di Surabaya, #PA Leu"igajah di =imahi%Bandung, dan
#PA%#PA lain yang terungkap di mass media. Akti!itas utama pemusnahan
sampah di #PA adalah dengan landfilling. Beragam tingkat teknologi
landfilling, diantaranya yang paling sering disebut adalah sanitary landfill.
apat dipastikan bah"a yang digunakan di +ndonesia adalah bukan
landfilling yang baik, karena hampir seluruh #PA di kota%kota di +ndonesia
hanya menerapkan apa yang dikenal sebagai open%dumping, yang sebetulnya
tidak layak disebut sebagai sebuah bentuk teknologi penanganan sampah.
Selain land filling proses pengolahan sampah di +ndonesia dengan
cara pengomposan. Pengomposan merupakan salah satu teknik pengolahan
limbah organik yang mudah membusuk. #eknik ini sudah dikenal sejak lama
DRAINASE (APLIKASI TEKNOLOGI INSINERATOR DI INDONESIA) 16
8/16/2019 Drainase Tubes (insinerator)
17/26
di khususnya di daerah pedesaan. Pengomposan merupakan salah satu
alternatif yang selalu dianjurkan untuk digunakan untuk menangani sampah
kota. #etapi permasalahan utamanya adalah belum adanya sinkronisasi antara
pengelola pengomposan dengan program kebersihan yang dilakukan
Pemerintah aerah. :ementerian Lingkungan idup dengan bantuan Bank
unia sejak beberapa tahun yang lalu memperkenalkan subsidi kompos yang
dihasilkan, untuk merangsang pertumbuhan penanganan sampah melalui
pengomposan. Pengomposan yang sering dilakukan adalah secara aerobik
$tersedia oksigen dalam prosesnya&, karena berbagai kelebihan, seperti tidak
menimbulkan bau, "aktu lebih cepat, bertemperatur tinggi sehingga dapat
membunuh bakteri patogen dan telur lalat sehingga kompos yang dihasilkan
higienis. Pengomposan sampah kota bersasaran ganda, yaitu memusnahkan
sampah kota dan sekaligus memperoleh bahan yang bermanfaat. #etapi proses
pegomposan ini masih menjadi masalah dikarenakan sampah plastik yang
menjadi mayoritas sampah di +ndonesia tidak dapat diuraikan dengan cara
pengomposan ini, disamping itu proses pengomposan yang membutuhkan
"aktu yang cukup lama yang membuat sampah akan tetap menumpuk.
-.. Pengolahan Limbah B
)enurut PP o. 12 tahun 1555, yang dimaksud dengan limbah B
adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya
dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan
dan atau merusakan lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.
efinisi limbah B berdasarkan BAP9AL $1553& ialah setiap
bahan sisa $limbah& suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun $B& karena sifat $toxicity, flammability, reactivity,
dan corrosivity& serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau
membahayakan kesehatan manusia.
DRAINASE (APLIKASI TEKNOLOGI INSINERATOR DI INDONESIA) 17
8/16/2019 Drainase Tubes (insinerator)
18/26
Pengidentifikasian limbah B digolongkan ke dalam ' $dua&
kategori, yaitu*
1. Berdasarkan sumber
'. Berdasarkan karakteristik
6olongan limbah B yang berdasarkan sumber dibagi menjadi*
• Limbah B dari sumber spesifikF
• Limbah B dari sumber tidak spesifikF
• Limbah B dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan dan
buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.Sedangkan golongan limbah B yang berdasarkan karakteristik
ditentukan dengan*
• mudah meledakF
• pengoksidasiF
• sangat mudah sekali menyalaF
• sangat mudah menyalaF
• mudah menyalaF
• amat sangat beracunF
• sangat beracunF
• beracunF
• berbahayaF
• korosifF
• bersifat iritasiF
• berbahayabagi lingkunganF
• karsinogenikF
• teratogenikF
• mutagenik.
:arakteristik limbah B ini mengalami pertambahan lebih banyak
dari PP o. 12 tahun 1555 yang hanya mencantumkan D $enam& kriteria,
yaitu*
DRAINASE (APLIKASI TEKNOLOGI INSINERATOR DI INDONESIA) 18
8/16/2019 Drainase Tubes (insinerator)
19/26
• mudah meledakF
•mudah terbakarF
• bersifat reaktifF
• beracunF
• menyebabkan infeksiF
• bersifat korosif.
Pengelolaan limbah B meliputi kegiatan pengumpulan,
pengangkutan, pemanfatan, pengolahan dan penimbunan. Setiap kegiatan
pengelolaan limbah B harus mendapatkan peri?inan dari :ementerian
Lingkungan idup $:L& dan setiap akti!itas tahapan pengelolaan limbah
B harus dilaporkan ke :L. 0ntuk akti!itas pengelolaan limbah B di
daerah, akti!itas kegiatan pengelolaan selain dilaporkan ke :L juga
ditembuskan ke Bapedalda setempat.
Pengolahan limbah B mengacu kepada :eputusan :epala Badan
Pengendalian ampak Lingkungan $Bapedal& omor Kep-
03/BAPEDAL/09/1995 tertanggal 3 September 1553 tentang Persyaratan
#eknis Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Salah satu pengolahan sampah B adalah proses insinerasi, dengan
cara melakukan pembakaran materi limbah menggunakan alat khusus
insinerator dengan efisiensi pembakaran harus mencapai 55,55 atau lebih.
Artinya, jika suatu materi limbah B ingin dibakar $insinerasi& dengan berat
1 kg, maka abu sisa pembakaran tidak boleh melebihi ,1 kg atau 1 gr
#eknologi pembakaran $incineration & adalah alternatif yang menarik
dalam teknologi pengolahan limbah. +nsinerasi mengurangi !olume dan
massa limbah hingga sekitar 5 $!olume& dan 3 $berat&. #eknologi ini
sebenarnya bukan solusi final dari sistem pengolahan limbah padat karena
pada dasarnya hanya memindahkan limbah dari bentuk padat yang kasat mata
ke bentuk gas yang tidak kasat mata. Proses insinerasi menghasilkan energi
dalam bentuk panas. amun, insinerasi memiliki beberapa kelebihan di mana
sebagian besar dari komponen limbah B dapat dihancurkan dan limbah
DRAINASE (APLIKASI TEKNOLOGI INSINERATOR DI INDONESIA) 19
8/16/2019 Drainase Tubes (insinerator)
20/26
berkurang dengan cepat. Selain itu, insinerasi memerlukan lahan yang relatif
kecil.
Aspek penting dalam sistem insinerasi adalah nilai kandungan energi
$heating value& limbah. Selain menentukan kemampuan dalam
mempertahankan berlangsungnya proses pembakaran, heating !alue juga
menentukan banyaknya energi yang dapat diperoleh dari sistem insinerasi.
4enis insinerator yang paling umum diterapkan untuk membakar limbah padat
B ialah rotary kiln, multiple hearth, fluidized bed , open pit , single
chamber , multiple chamber , aqueous waste injection, dan starved air unit .
ari semua jenis insinerator tersebut,rotary kiln mempunyai kelebihan karena
alat tersebut dapat mengolah limbah padat, cair, dan gas secara simultan.
Limbah B kebanyakan terdiri dari karbon, hydrogen dan oksigen.
apat juga mengandung halogen, sulfur, nitrogen dan logam berat. adirnya
elemen lain dalam jumlah kecil tidak mengganggu proses oksidasi limbah B.
Struktur molekul umumnya menentukan bahaya dari suatu ?at organic
terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Bila molekul limbah dapat
dihancurkan dan diubah menjadi karbon dioksida $=7'&, air dan senya"a
anorganik, tingkat senya"a organik akan berkurang. 0ntuk penghancuran
dengan panas merupakan salah satu teknik untuk mengolah limbah B.
+nceneration adalah alat untuk menghancurkan limbah berupa
pembakaran dengan kondisi terkendali. Limbah dapat terurai dari senya"a
organik menjadi senya"a sederhana seperti =7' dan '7.
+ncenerator efektif terutama untuk buangan organik dalam bentuk
padat, cair, gas, lumpur cair dan lumpur padat. Proses ini tidak biasa
digunakan limbah organik seperti lumpur logam berat $hea!y metal sludge&
dan asam anorganik. Gat karsinogenik patogenik dapat dihilangkan dengan
sempurna bila insenerator dioperasikan +
-.-. Pengaplikasian +nsinerasi di +ndonesia
DRAINASE (APLIKASI TEKNOLOGI INSINERATOR DI INDONESIA) 20
http://limbahb3.com/index.php/limbah-b3.htmlhttp://limbahb3.com/index.php/limbah-b3-2.htmlhttp://limbahb3.com/index.php/limbah-b3-2.htmlhttp://limbahb3.com/index.php/limbah.htmlhttp://limbahb3.com/index.php/limbah.htmlhttp://limbahb3.com/index.php/limbah-b3.htmlhttp://limbahb3.com/index.php/limbah-b3-2.htmlhttp://limbahb3.com/index.php/limbah.html
8/16/2019 Drainase Tubes (insinerator)
21/26
)elihat dari teori di atas mungkin banyak hambatan untuk
mengembangkan teknologi insinerasi di +ndonesia. Banyak pertimbangan
yang menjadi hambatan dibuatya teknologi pengolahan sampah ini di
+ndonesia. Berikut ini adalah pertimbangan membuat teknologi +nerasi di
+ndonesia*
1. Lahan yang #erbatas
Berdasarkan pertimbangan di atas, dapat diperkirakan bah"a
teknologi yang paling tepat untuk pemecahan masalah di atas, adalah
teknologi pemusnahan sampah yang hemat dalam penggunaan lahan.
:onsep utama dalam pemusnahan sampah selaku buangan padat adalah
reduksi !olume secara maksimum. Salah satu teknologi yang dapat
menja"ab tantangan tersebut adalah teknologi pembakaran yang terkontrol
atau insinerasi, dengan menggunakan insinerator. #eknologi insinerasi
membutuhkan luas lahan yang lebih hemat, dan disertai dengan reduksi
!olume residu yang tersisa $ fly ash dan bottom ash & dibandingkan dengan
!olume sampah semula. Seperti yang kita tau di +ndonesia sudah sedikit
lahan kosong yang luas, tidak hanya untuk membangun insinerator bahkan
untuk lahan pertanian pun masih sulit. Selain sedikitnya lahan kosong
yang luas untuk membanganun insinerator, insinerator harus dibangun di
daerah yang jauh dari pemukiam karena asap yang dihasilkan oleh
insinerator akan membuat pernapasan menjadi terganggu.
'. Biaya +n!estasi, Biaya Pengoperasian, dan Biaya Pemeliharaan yang
)ahal
Berdasarkan riset yang pernah dilakukan di beberapa negara F biaya
in!estasi, biaya pengoperasian, dan biaya pemeliharaan pada teknologi
insinerasi sampah dapat dikatakan padat modal.
Biaya in!estasi untuk pembangunan fisik instalasi insinerasi yang
dimaksud di sini adalah biaya untuk pembangunan fisik instalasi
insinerasi. +nstalasi insinerasi membutuhkan peralatan mekanikal elektrikal
yang cukup padat modal. Salah satu bagian yang paling padat modal pada
DRAINASE (APLIKASI TEKNOLOGI INSINERATOR DI INDONESIA) 21
8/16/2019 Drainase Tubes (insinerator)
22/26
insinerator adalah dinding insinerator atau yang lebih dikenal sebagai
refraktori. (efraktori tersusun atas beberapa lapis material isolator yang
harus mampu menyekat panas agar tidak lepas ke lingkungan. Lepasnya
panas ke lingkungan akan menurunkan kinerja proses insinerasi dan
menurunkan totalitas kualitas pemusnahan sampah yan diinginkan.
Biaya pemeliharaan insinerator relatif lebih tinggi ketimbang biaya
pemeliharaan lahan urug saniter. al ini lebih diakibatkan instrumentasi
pendukung insinerator umumnya berupa peralatan mekanikal elektrikal
yang butuh pera"atan lebih tinggi daripada lahan urug saniter.0mur teknis
insinerator juga harus dipertimbangkan untuk menghitung et Present
Ealue insinerator yang direncanakan. Sebagai suatu instalasi yang menjadi
infrastruktur perkotaan, insinerator dapat direncanakan pada tahun
periode desain.
. ampak Lingkungan
Sedangkan insinerator lebih banyak memberikan dampak berupa
pencemaran udara. Produk pembakaran yang terbentuk berupa gas buang
=7@, 7@, S7@, partikulat, dioksin, furan, dan logam berat yang
dilepaskan ke atmosfer harus dipertimbangkan. alam hal ini, perlu
penelitian lebih lanjut khususnyamengenai isu pencemar dioksin dan furan
yang dikategorikan sebagai ?at karsinogenik $ penyebab penyakit kanker &.
#eknologi yang ada saat ini belum sepenuhnya menja"ab tantangan
mengenai eliminasi senya"a dioksin dan furan, yang dapat terbentuk pada
berbagai !ariasi proses insinerasi di berbegai negara di dunia.ampak kerusakan lingkungan khususnya dihitung dan dikon!ersi
berdasarkan nilai kerugian kesehatan manusia yang diderita akibat
masukan teknologi ini. Berapa jumlah manusia yang terpapar dengan
jumlah pencemar yang ada, serta risiko kesehatan yang akan diperoleh
dalam jangka "aktu tertentu. ilai ini dihitung berdasarkan biaya
pengobatan yang dibutuhkan, serta turunnya produktifitas masyarakat
akibat gangguan kesehatan yang diterima.
DRAINASE (APLIKASI TEKNOLOGI INSINERATOR DI INDONESIA) 22
8/16/2019 Drainase Tubes (insinerator)
23/26
-. :ondisi Sampah di +ndonesia
0ntuk sampah kota, sebuah insinerator akan dianggap layak bila
selama pembakarannya tidak dibutuhkan subsidi enersi dari luar. Sampah
tersebut harus terbakar dengan sendirinya. Sampah akan disebut layak
untuk insinerator, bila mempunyai paling tidak nilai kalor sebesar 13
:cal/kg kering. 0ntuk sampah kota di +ndonesia, angka ini umumnya
merupakan ambang tertinggi. Sampah kota di +ndonesia dikenal
mempunyai kadar air yang tinggi $sekitar D&, sehingga akan
mempersulit agar terbakar dengan sendirinya.
)elihat pertimbangan di atas, bukan tidak mungkin +ndonesia
menggunakan teknologi insinerasi. :arena sebenarnya pertimbangan di atas
dapat teratasi. Apabila proses insinerasi ini diterapkan di +ndonesia maka akan
banyak membuat banyak keuntungan bagi pemerintah maupun masyarakat
apabila dimanfaatkan semaksimal mungkin, karena proses insinerasi ini
bukan hanya akan menyelesaikan masalah sampah saja. Berikut adalah
beberapa keuntungan apabila insinerasi diterapkan di +ndonesia*
1. )asalah Polusi/ Limbah apat #eratasi
#eknologi pembakaran $incineration& adalah alternatif yang
menarik dalam teknologi pengolahan limbah. +nsinerasi mengurangi
!olume dan massa limbah hingga sekitar 5 $!olume& dan 3 $berat&.
alam prosesnya, insinerator dalam mengurangi sampah sampai 5hanya dalam "aktu kurang dari "aktu 1 jam, berbeda seperti land filling
ataupun pengomposan yang membutuhkan "aktu sampai D minggu untuk
menguraingi sampah. Adapun polusi udara yang dihasilkan dari insinerator
ini sebenarnya dapat diatasi dengan dipasangkannya alat untuk
menghilangkan polusi ataupun partikel%partikel yang dapat membahayakan
kesehatan masyarakat di sekitarnya.
DRAINASE (APLIKASI TEKNOLOGI INSINERATOR DI INDONESIA) 23
8/16/2019 Drainase Tubes (insinerator)
24/26
'. +n!estasi yang Akan ihasilkan
)ungkin memang biaya pembuatan, pengoprasian dan
pemeliharaan sangat mahal, tetapi itu hanya dia"alnya saja. Apabila
proses insinerasi ini dikembangkan lebih lanjut lagi maka akan
menghasilkan in!estasi yang tinggi, dikarenakan prosesnya yang cepat dan
sangat menguntungkan.
. Pemanfaatan 9nergi
Selain dapat mengurangi !olume sampah proses insinerasi juga
dapat menghasilkan energi panas yang nantinya digunakan sebagai energi
untuk menggerakkan generator pembangkit listrik. 0dara panas dapat
memutar turbin generator yang diubah menjadi sumber energi listrik.
Sementara uap panas yang dihasilkan bisa digunakan untuk mensuplai
3. pemanas rumah tangga dengan kekuatan 51 k". Listrik yang
diproduksi mencapai 5k" per jamnya, cukup untuk menerangi lampu%
lampu di jalanan kota perkotaan. alam setahun Amsterdam mampu
menghasilkan 1.. m"h listrik atau setara dengan kebutuhan 1
energi listrik di Belanda. Apabila diterapkan di +ndonesia yang memiliki
banyak sekali tumpukan sampah, maka berapa energi listrik yang dapat
dihasilkan dari insinerator.
-. Sisa Pembakaran apat igunakan alam Bidang :onstruksi
Seperti yang kita tau sisa%sisa pembakaran sampah dalam proses
insinerasi akan menghasilkan abu $ fly ash&. Abu ini dapat dimanfaatkan
kembali dalam dunia konstruksi, yaitu sebagai bahan dasar pembuatan
beton. engan pemanfaatan sisa pembakaran yang berupa fly ash ini dapat
menghasilkan nilai ekonomis yang sangan besar. Selain untuk bahan
pembuatan beton residu abu dapat juga digunakan untuk mengisi tanah
yang rendah.
DRAINASE (APLIKASI TEKNOLOGI INSINERATOR DI INDONESIA) 24
8/16/2019 Drainase Tubes (insinerator)
25/26
BAB V
PENUTUP
3.1. :esimpulan
Semakin tinggi pertumbuhan pendudukan akan menyebabkan
semakin padatnya suatu daerah yang akan berdampak akan semakin
banyaknya sampah yang dihasilkan. Paradigma umum yang dijumpai sampai
saat ini dalam pengelolaan sampah kota di +ndonesia adalah kumpul > angkut
> buang yang menyebabkan penumpukan sampah di #PA. engan insinerator maka !olume sampah akan berkurang 5 dalam "aktu yang singkat, tidak
hanya sekedar membakar sampah +nsinerator pun sebagai solusi masalah
listrik diperkotaan. 8alaupun a"alnya membutuhkan biaya yang tinggi, tapi
apabila dimanfaatkan secara maksimal proses insinerasi ini akan
menghasilkan nilai ekonomis yang tinggi.
DRAINASE (APLIKASI TEKNOLOGI INSINERATOR DI INDONESIA) 25
8/16/2019 Drainase Tubes (insinerator)
26/26
DAFTAR PUSTAKA
http*//ciptakarya.pu.go.id
https*//id."ikipedia.org/"iki/+nsinerasi
http*//h"c'13.n!o.or.id/-'%ketika%api%membakar%sampah%dengan%cinta/
http*//limbahb%limbahb.blogspot.co.id/
S+ 15%'-3-%'' #ata =ara #eknik 7perasional Pengelolaan Sampah Perkotaan
(epublik +ndonesia, '5 0ndang%0ndang omor ' tentang Pengelolaan dan
Pelestarian Lingkungan idup
(epublik +ndonesia, '2, 0ndang%0ndang (epublik +ndonesia o 12 #ahun
tentang Pengolahan Sampah
:umpulan :arya #ulis +lmiah. $'1-&. Perlombaan :arya #ulis llmiah engan
#ema* +no!asi )edan Berhias. )edan* Badan Penelitian dan
Pengembangan :ota )edan.
http://limbahb3-limbahb3.blogspot.co.id/http://limbahb3-limbahb3.blogspot.co.id/