Upload
gus-dur
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 DR00079201406_FIN
1/4
1
Simulasi Aturan Johnson
Untuk Penjadwalan Produksi Flowshop di Perusahaan Furniture
1Farouq Eko Wicaksono,
2Dian Eka Ratnawati, S.Si, M.Kom,
3Budi Darma S, S.Kom, M.Sc
Jurusan Ilmu Komputer Program Teknologi Informasi dan Ilmu KomputerUniversitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, IndonesiaE-mail: [email protected]
Abstrak
Penjadwalan sangat penting dalam proses produksi terutama pada proses produksi yang kompleks
seperti flowshop karena melibatkan sejumlah job dengan proses-proses di dalamnya yang harus dikerjakan
pada sejumlah mesin dengan waktu pemrosesan yang bervariasi. Waktu pemrosesan mempunyai peran yang
sangat penting karena dapat mempengaruhi performansi perusahaan. Dalam simulasi penjadwalan produksi
flowshop pada perusahaan furniture, terdapat 3 mesin yang digunakan dalam proses produksi yaitu mesin pemotong bahan (kayu), mesin pengerjaan (perakitan) dan mesin finishing. Jumlah job yang digunakan
memiliki variasi 5, 10, 15 dan 20 job dengan jumlah 40 data simulasi. Dari uji coba yang dilakukan menunjukkan bahwa penjadwalan produksi dengan aturan Johnson
memberikan hasil makespan yang cukup optimal dengan jumlah job sebanyak 5 job, termasuk rata-rata
flowtime yang sangan minimal dan utilitas mesin yang mencapai rata-rata lebih dari 50%. Untuk jumlah job
lebih dari 10 job memberikan hasil makespan yang optimal tetapi rata-rata flowtime yang dihasilkan cukupbesar dan utilitas mesin memiliki rata-rata kurang dari 20%. Hal ini menunjukkan bahwa aturan Johnson
memiliki kinerja yang kurang optimal dalam hal utilitas mesin ketika jumlah job yang ada sangat banyak.
Utilitas mesin terendah terdapat pada mesin pemotong bahan (kayu) dengan rata-rata pensentase maksimal
12%.
Kata kunci : Aturan Johnson, Job, Flowshop, Makespan, Rata-rata flowtime, Utilitas mesin
I.
PENDAHULUAN
Penjadwalan adalah bagian yang sangat pentingdalam proses produksi sebuah perusahaan karena penjadwalan merupakan bagian dari perencanaan dan
pengendalian produksi. Banyak masalah yang dapat
terjadi karena penjadwalan tidak menggunakanalgoritma yang tepat, melainkan menggunakan pengalaman dari masa lalu maupun menggunakan
intuisi. Jika penjadwalan produksinya tidak optimal,maka akan terjadi penumpukan pekerjaan sehingga berakibat pada ruginya sebuah perusahaan. Hal ini
terjadi karena dalam suatu sistem produksi yangkompleks, selalu melibatkan banyak proses, banyak
mesin dan waktu pemrosesan yang bervariasi.Salah satu proses produksi yang kompleks adalah
flowshop. Penjadwalan produksi flowshop merupakankegiatan perencanaan produksi yang terdapat pada
perusahaan manufaktur dimana sistem untuk penjadwalan produksinya hanya untuk item dengan pesanan khusus atau proyek yang melibatkan produkatau jasa dengan sejumlah proses didalamnya yang
harus diselesaikan dengan mesin tertentu. Permasalahan
penjadwalan flowshop adalah untuk menentukan urutan pengerjaan job dari sejumlah kombinasi urutan pengerjaan yang mungkin. Artinya, dalam penjadwalan
produksi terdapat n job dan m mesin dalam proses produksi akan memiliki kombinasi urutan pengerjaansejumlah n! (n faktorial). Oleh karena itu diperlukan
suatu metode yang mampu menentukan solusi yang
optimal dari banyaknya kemungkinan yang ada tanpa
harus menghitung semua urutan yang mungkin terlebih
dahulu. Salah satu jenis perusahaan yang termasukan
dalam produksi flowshop adalah perusahaan furniture.Perusahaan furniture adalah perusahaan yang
memproduksi perangkat pengisi suatu interior yang
berfungsi sebagai aksesoris pelengkap ruangan.
Furniture juga biasa disebut sebagai mebel (berasal darikata moveble) yang artinya bergerak (Sunarna, 2010).Dalam produksi furniture, setidaknya terdapat 3 proses
utama dalam menghasilkan suatu barang atau produk furniture, yaitu pemotongan bahan dasar (kayu), pengerjaan (Perakitan) dan finishing . Ketiga proses
tersebut tentunya menggunakan mesin yang berbeda dan bersifat paralel dalam merangkai suatu produk dan tentu
memiliki waktu penyelesaian yang berbeda dari masing-masing mesin.
Salah satu algoritma yang digunakan dalam permasalahan penjadwalan produksi flowshop adalah
aturan Johnson. Aturan Johnson ( Johnson’s Rule)adalah suatu aturan untuk meminimumkan makespan 3mesin yang disusun paralel dan saat ini menjadi dasarteori penjadwalan (Aryetta, 2007). Aturan Johnson
mampu memberikan solusi optimal dalam pengaturan
penjadwalan produksi dibandingkan dengan penjadwalan menggunakan pengalaman produksi tahun-tahun sebelumnya atas dasar pengalaman perusahaan
karena kondisi atau pesanan produksi yang ada tidaklahsama, sehingga aturan Johnson mampu mengurangimenumpuknya pekerjaan dalam sebuah produksi dan
mampu memimalkan makespan sebagai tujuan
utamanya.
Dalam skripsi ini akan digunakan aturan Johnsondalam simulasi penjadwalan produksi flowshop pada
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]
8/18/2019 DR00079201406_FIN
2/4
2
perusahaan furniture untuk memimalkan makespan.
Hasil penjadwalan dari aturan Johnson selanjutnyadilakukan evaluasi kinerja sehingga bisa memberi
gambaran sejauh mana efektifitas dan kelayakan dariaturan Johnson dalam penjadwalan produksi flowshop di perusahaan furniture. Unjuk kerja dari aturan Johnson
akan diukur dengan empat parameter yaitu keseluruhan
waktu penyelesaian job (makespan), rata-rata waktu penyelesaian tiap job (average flowtime), utilitas daritiap mesin dan rata-rata jumlah job dalam sistem (WIP- Inventory).
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Penjadwalan Produksi
Penjadwalan sebagai proses pemilihan, pengorganisasian dan pemberian waktu dalam
penggunaan sumber daya untuk melaksanakan aktifitas
yang diperlukan agar menghasilkan keluaran (output )yang diiinginkan dan memenuhi waktu serta kendalayang ada (Morton, 1993).
Penjadwalan didefinisikan sebagai proses pengalokasian sumber-sumber atau mesin-mesin yangada untuk menjalankan sekumpulan tugas dalam jangkawaktu tertentu (Baker, 1974). Dalam definisinyadinyatakan bahwa penjadwalan berfungsi sebagai :
a) Alat pengambil keputusan yaitu menetapkan
jadwal.
b) Penjadwalan juga berarti suatu teori yang terdiridari kumpulan prinsip-prinsip dasar, model, teknikdan kesimpulan-kesimpulan logis dalam proses
pengambilan keputusan.
Adapun istilah-istilah penting dalam penjadwalan
produksi adalah : (Aryetta, 2007)
Processing Time (ti) adalah waktu yangdibutuhkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan.
Dalam waktu proses ini sudah termasuk waktuyang dibutuhkan untuk persiapan dan pengaturan( setup) selama proses berlangsung.
Due-date (di) adalah batas waktu yang diberikan
untuk menyelesaikan suatu tugas atau operasiterakhir dari suatu pekerjaan. Apabila tugastersebut tidak terselesaikan hingga batas waktu,
maka terjadi keterlambatan.
Completion Time (Ci) adalah waktu yangdibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan mulai
dari saat tersedianya pekerjaan (t = 0) sampaidengan tugas ke-n selesai.
Lateness (Li) adalah selisih waktu penyelesaian
tugas (Completion time) dengan batas waktunya
( Due date). Apabila tugas diselesaikan sebelum batas waktu (due date) maka terjadi nilai
keterlambatan positif. Apabila tugas diselesaikansetelah batas waktu, maka terjadi keterlambatannegatif.
Slack time (SLi) adalah waktu tersisa yang muncul
akibat dari waktu proses (time processing ) lebihkecil dari batas waktunya ( Due date).
Tardiness (Ti) adalah ukuran waktu terlambat
yang bernilai positif jika suatu pekerjaan dapatdiselesaikan lebih cepat dari due date.
Flowtime (F i) adalah waktu yang dibutuhkan olehsuatu pekerjaan dari saat pekerjaan tersebut masuk
ke dalam suatu tahap proses sampai pekerjaanyang bersangkutan selesai dikerjakan. Dengan
kata lain, flowtime adalah waktu proses ditambah
dengan waktu menunggu sebelum diproses.
Makespan (M) adalah total waktu penyelesaian
pekerjaan-pekerjaan mulai urutan pertama yangdikerjakan pada mesin atau work center pertama
sampai urutan pekerjaan terakhir work center terakhir.
2.2
Penjadwalan Produksi Flowshop
Penjadwalan flowshop dicirikan job yang
cenderung memiliki kesamaan untuk proses operasi(routing ) untuk semua job. Flowshop dibedakan atas pure flowshop, yaitu penjadwalan yang memiliki jalur
produksi yang sama untuk semua tugas dan general flowshop, yaitu flowshop yang memiliki pola aliran proses yang berbeda. Ini disebabkan adanya variasi
dalam pengerjaan tugas yang datang tidak harus
dikerjakan pada semua mesin. Jadi mungkin saja suatu proses dilewati.
Penjadwalan flowshop terdiri dari : (Uttari, 2008)
1. Pure flowshop
Flowshop yang memiliki jalur produksi yang samauntuk semua tugas. Pure flowshop denganteknologikal terjadi dijadwalkan dengan tiap job harus diproses pada Mk sebelum Mi untuk semua job. Semua job memerlukan dan dikerjakan
dimana operasi dikerjakan pada satu mesin.
2. General flowshop Flowshop yang memliki pola aliran berbeda. Inidisebabkan adanya variasi dalam pengerjaan
tugas, sehingga tugas yang datang tidakdikerjakan pada semua mesin. Jadi mungkin sajasuatu proses dilewati. Penjadwalan dilakukan
dengan membagi permasalahan kedalam beberapa
tipe.
Gambar 1 Pola aliran flowshop
Penjadwalan flowshop merupakan penjadwalanyang dilakukan berdasarkan suatu aliran produksi,
dimana mesin-mesin yang ada disusun sesuai dengan proses produksinya (seri) dan setiap job harus melaluiurutan mesin yang sama dalam waktu tertentu. Setiap
operasi berikutnya berasal dari satu operasi yang
mendahuluinya dan operasi kedua dari terakhirmempunyai satu operasi yang mengikutinya disebut juga linear procendence diagram. Penjadwalan flowshop dapat disebut sebagai permutation flowshop
apabila urutan job yang ada pada tiap mesin tidak berubah (Ronald, 2003).
Karakteristik dasar penjadwalan flowshop sebagai berikut : (Arida, 2007)
Terdapat n job yang tersedia dan siap diproses pada
waktu t = 0.
Waktu set up independent terhadap urutan
pengerjaan.
Terdapat m mesin berbeda yang tersedia secara
terus-menerus.
Operasi-operasi individual tidak dapat dipecah-
pecah.
2.3
Aturan Johnson ( Johnson’s rule)
Jhonson’s rule adalah suatu aturan untukmeminimumkan makespan 2 atau 3 mesin yang disusun paralel dan saat ini menjadi dasar teori penjadwalan.
8/18/2019 DR00079201406_FIN
3/4
3
Start
Input Data : Job, Mesin,
Waktu Pemrosesan
Urutkan Job dengan SPT(U)
dan LPT(V)
Penggabungan
Kelompok Job (U , V)
End
Jadwal
Pengelompokan JOB
Permasalahan Johnson diformulasikan dengan job j
yang diproses pada 2 mesin dengan t j1 adalah waktu proses pada mesin 1 dan t j2 adalah waktu proses mesin
2.Algoritma johnson’s rule adalah sebagai berikut :
(Aryetta, 2007)
1. Tentukan mini {ti,1, ti,2}
2.
Jika waktu proses minimum terdapat pada mesin pertama (misal ti,1) maka tempatkan job tersebut pada awal deret penjadwalan.
3. Bila waktu proses minimum didapat pada mesin
kedua (misal ti,2), maka job tersebut ditempatkan pada posisi akhir dari deret penjadwalan.
4. Pindahkan job- job tersebut dari daftarnya dan susundalam bentuk deret penjadwalan. Jika masih ada job
yang tersisa ulangi kembali ke langkah 1, sebaliknya bila tidak ada lagi job yang tersisa, berarti penjadwalan sudah selesai.
Penjadwalan flowshop dengan aturan Johnsonhanya bisa dilakukan untuk job dengan dua atau tiga
mesin. Aturan Johnson ini bisa digunakan untukmeminimasi waktu pemrosesan untuk mengurutkan
suatu kelompok pekerjaan melalui dua fasilitas. Aturan
Johnson juga meminimasi total waktu menganggur padamesin. Aturan Johnson meliputi empat tahap, yaitu :(Arida, 2007)
1. Semua pekerjaan harus dicantumkan dan masing-masing waktu yang dibutuhkan oleh sebuah mesinharus ditunjukkan.
2. Pilihlah pekerjaan dengan waktu aktivitas yang
paling pendek. Jika waktu yang paling pendekterdapat pada mesin pertama, maka pekerjaandijadwalkan pertama kali. Jika waktu paling pendekterdapat pada mesin kedua, pekerjaan dijadwalkan
paling akhir. Kemacetan dalam waktu aktivitas bisa
dibagi-bagi secara arbitrer.3. Sekali suatu pekerjaan telah dijadwalkan, sisihkan
pekerjaan itu.4. Terapkan tahap 2 dan tahap 3 ke pekerjaan yang
tersisa, bekerja ke arah pusat urutan itu.
III. METODOLOGI DAN PERANCANGAN
3.1 Perancangan Diagram Alir Diagram alir aturan Johnson tampak seperti
gambar dibawah :
Gambar 2 Diagram Alir Aturan Johnson
Langkah 1 : Input data masukan ( job, mesin, waktu
pemrosesan).Langkah 2 : Job dikelompokkan berdasarkan waktu
pemrosesan dari masing-masing mesin.Langkah 2 masih berupa procedure.
Langkah 3 : Kelompok job 1 (U) diurutkan dengan
metode SPT (Shortest Processing Time)
dan yang kelompok kedua (V) diurutkandengan LPT ( Longest Processing Time).
Langkah 4 : Penggabungan kelompok job dimulai darikelompok job dengan urutan SPT
dilanjutkan dengan LPT (U, V).Langkah 5 : Cetak jadwal produksi
3.2 Rancangan Basis Data
Perancangan basis data dalam hal entity relasionaldatabase (ERD) antar tabel dalam perbandingan kinerja penjadwalan produksi flowshop sebagai berikut.
Gambar 3 ERD
Banyak tabel yang digunakan dalam aplikasi yang
dibuat terdiri dari tabel data, job, proses dan Mesin.
3.3 Rancangan Uji Coba
Rancangan ujicoba aturan Johnson dalam simulasi penjadwalan produksi flowshop adalah sebagai berikut.
Tabel 1 Rancangan uji coba
Kriteria AturanJohnson
Jadwal
Makespan
Averange Flowtime job Mesin A
Averange Flowtime job Mesin B
Averange Flowtime job Mesin C
Utilitas Mesin A
Utilitas Mesin B
Utilitas Mesin C
WIP – inventory Mesin A
WIP – inventory Mesin B
WIP – inventory Mesin C
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Implementasi Program
Setelah sistem dibuat dan djalankan untuksimulasi penjadwalan produksi flowshop pada perusahaan furniture dengan aturan Johnson adalahsebagai berikut.
Gambar 4 Halaman Utama Program
8/18/2019 DR00079201406_FIN
4/4
4
Gambar 5 Hasil Penjadwalan Aturan Johnson
4.2 Hasil Pengujian
Untuk pengujian, dilakukan melalui pengujiandata dengan time processing berbeda-beda dari 40 data
simulasi yang ada menggunakan 3 mesin. Salah satuhasil pengujian yang dilakukan adalah data dengan ID92 sebagai berikut.
Tabel 2 Hasil Pengujian ID data 92
Kriteria Aturan
JohnsonJadwal 4,3,5,2,1
Makespan 408
Averange Flowtime job Mesin A 122.2
Averange Flowtime job Mesin B 175.8
Averange Flowtime job Mesin C 237
Utilitas Mesin A 42.39%
Utilitas Mesin B 56.43%
Utilitas Mesin C 67.59%
WIP – inventory Mesin A 2.36
WIP – inventory Mesin B 1.77
WIP – inventory Mesin C 1.48
V. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisa dan pengujian yang
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa halsebagai berikut :
1. Aturan Johnson mampu memberikan hasil yangoptimal dalam simulasi penjadwalan produksi
flowshop pada perusahaan furniture. Hasil penjadwalan optimal jika diterapkan pada jumlah
job dibawah 10 job dengan jumlah mesin 3 unit.Hal ini dibuktikan dengan nilai makespan yangminimal.
2. Makespan dan rata-rata flowtime pada
penjadwalan flowshop menggunakan aturan
Johnson tidak selalu optimal jika jumlah job yangtersedia lebih dari 10 job, tergantung terpenuhi
tidaknya persyaratan dari aturan tersebut.3. Utilitas mesin produksi penjadwalan flowshop
pada perusahaan furniture memiliki persentaseyang sangat rendah ketika jumlah job yangtersedia lebih dari 10 job. Utilitas mesin terendahterdapat pada jenis mesin pemotong bahan baku
(kayu) dengan rata-rata persentase tidak lebih dari20%.
Sesdangkan untuk pengembangan lebih lanjut,
saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut.1. Menggunakan metode heuristic lain seperti
algoritma genetika atau algoritma koloni semutdengan data simulasi berbeda.
2. Merancang aplikasi dengan menentukan fokusoptimasi yang berbeda seperti total flowtime atauWIP- Inventory, tidak selalu pada makespan.
DAFTAR REFERENSI
Arida, Luh. 2007. Penjadwalan Flowshop Menggunakan
Algoritma Koloni Semut. Jurusan Teknik InformatikaITS. Surabaya.
Aryetta, Risky. 2007. Penjadwalan Mesin DenganMetode CDS (Campbell, Dudek & Smith) dan MetodePalmer Pada Bagian Casting Shop di PT. Indonesia
Asahan Aluminium (Inalum). Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Dianalatif, Eddy. 2006. Penjadwalan Model Flowshop N Job M Mesin Dengan Tujuan Untuk Meminimasi
Total Waktu Pengerjaan ( Makespan). Fakultas Teknikdan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.
Bandung.
Heizer, J., Render, B. 2000. Principles of Operations Management . Prentice hall.
Nuryanto. 2008. Implementasi Algoritma JohnsonUntuk Penjadwalan Produksi Komponen Bodi Mobil.Jurusan Ilmu Komputer Universitas Gajahmada.Yogyakarta.
Raditya, Mohammad. Analisis Penjadwalan Produksi
Flowshop Untuk Meminimasi Makespan di DepartemenDie Shop PT. Alakasa Extrusindo. Fakultas Ilmu Teknikdan Komputer Universitas Bina Nusantara. Jakarta.
Sukmono, Wisnu W. 2003. Sistem Penjadwalan(Schedulling ) Single Mesin pada Line 800 BPM ( Bootle
Per Minute) di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa
Tengah. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro.
Semarang.
Tualaka, Jovan M. 2010. Penjadwalan Flowshop dengan
Ant Colony Optimization Untuk Meminimasi Makespan
di Departemen SPINING III PT. Grandtex TextileIndonesia. Jurusan teknik industri Universitas KomputerIndonesia. Bandung.
Uttari, Satria. 2008. Produk Main Frame Pada MesinPunch Exentrik di PT. BETON PERKASA
WIJAKSANA. Fakultas Teknik UniversitasPembangunan Nasional. Jakarta.