Upload
zuhal-darwis
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/15/2019 DM PBL
1/18
Definisi
Menurut American Diabetes Association (ADA) 2005, diabetes melitus merupakan suatu
kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. edangkan menurut !"# $%&0 dikatakan
bah'a diabetes melitus merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu ja'aban
yang jelas dan singkat tapi seara umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problemaanatomik dan kimia'i yang merupakan akibat dari sejumlah aktor di mana didapat deisiensi
insulin absolut atau relati dan gangguan ungsi insulin.
Etiologi
Diabetes melitus tipe $ disebabkan oleh terutama terjadinya kekurangan hormon insulin pada
proses penyerapan makanan. *nsuisiensi insulin yang pada diabetes melitus tipe $ dikaitkan
dengan genetik yang pada akhirnya menuju proses perusakanimunologik sel-sel yang
memproduksi insulin.
Diabetes melitus tipe 2 disebabkan kegagalan relati sel + dan resistensi insulin. esistensi
insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh
jaringan perier dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. el + tidak mampu
mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi deisiensi relati insulin.
etidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa,
maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekrasi insulin lain. erarti sel +
pankreas mengalami desensitisasi terhadap glikosa.
Faktor Resiko
#rang-orang Asia elatan, Arika, Arika-aribia, /olinesia, dan imur engah keturunanAmerika-*ndia yang lebih besar beresiko diabetes melitus tipe 2, dibandingkan dengan penduduk
kulit putih. #rang yang gemuk, tidak akti ataumempunyai ri'ayat keluarga juga mengalami
peningkatan risiko diabetes melitus tipe 2.
indrom metabolik dianggap sebagai a'al diabetes melitus tipe 2. "al ini kurang jelas dan
merupakan koleksi heterogen untuk berbagai keenderungan diabetes melitus. *a telah
mengemukakan bah'a inter1ensi gaya hidup dan memperlakukan maniestasi metabolik negara
ini pra-diabetes dapat mengurangi kemungkinan perkembangan diabetes murni dan risiko
komplikasi aktor genetik yang kompleks dan berinteraksi dengan aktor lingkungan dengan
ara yang kurang dipahami.
Klasifikasi
lasiikasi yang baru ini membagi diabetes melitus atas empat kelompok yaitu diabetes melitus
tipe $, diabetes melitus tipe 2, diabetes melitus bentuk khusus, dan diabetes melitus gestasional.
/embagian ini berdasarkan etiologi diabetes melitus.
8/15/2019 DM PBL
2/18
/ada diabetes melitus tipe $ penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan hormon insulin
pada proses penyerapan makanan. ungsi utama hormon insulin dalam menurunkan kadar gula
darah seara alami dengan ara meningkatkan jumlah gula yang disimpan di dalam hati,
merangsang sel-sel tubuh agar menyerap gula, dan menegah hati mengeluarkan terlalu banyak
gula. 3ika insulin berkurang, kadar gula di dalam darah akan meningkat. 4ula dalam darah
berasal dari makanan kita yang diolah seara kimia'i oleh hati. ebagian gula disimpan dansebagian lagi digunakan untuk tenaga. Disinilah ungsi hormon insulin sebagai stabilizer 6 alami
terhadap kadar glukosa dalam darah. 3ika terjadi gangguan sekresi (produksi) hormon insulin
ataupun terjadi gangguan pada proses penyerapan hormon insulin pada sel-sel darah, maka
potensi terjadinya diabetes melitus sangat besar sekali.
3ika pada diabetes melitus $ penyebab utamanya adalah dari malungsi kalenjar pankreas,
pada diabetes melitus tipe 2, gangguan utama justru terjadi pada 1olume reseptor (penerima)
hormon insulin, yakni sel-sel darah. Dalam kondisi ini produktiitas hormon insulin bekerja
dengan baik, namun tidak terdukung oleh kuantitas 1olume reseptor yang ukup pada sel darah,
keadaan ini dikenal dengan resistensi insulin. !alau belum dapat dipastikan penyebab utamaresistensi insulin, terdapat beberapa aktor-aktor yang memiliki berperan penting terjadinya hal
tersebut yaitu obesitas, terutama yang besiat sentral (bentuk tubuh apel), diet tinggi lemak dan
rendah karbohidrat, kurang gerak badan (olahraga), dan juga aktor keturunan (herediter).
4estational diabetes melitus (4DM) melibatkan kombinasi dari kemampuan reaksi dan
pengeluaran hormon insulin yang tidak ukup, menirukan jenis 2 kening manis di beberapa
pengakuan. erjadi selama kehamilan dan dapat sembuh setelah melahirkan. 4DM mungkin
dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 207508 dari 'anita penderita 4DM
bertahan hidup. 4DM terjadi di sekitar 2758 dari semua kehamilan. 4DM bersiat temporer dan
seara penuh bisa perlakukan tetapi, tidak diperlakukan, boleh menyebabkan permasalahan
dengan kehamilan, termasuk marosomia (kelahiran yang tinggi menimbang), janin mengalamikeaatan dan menderita penyakit jantung sejak lahir. /enderita memerlukan penga'asan seara
medis sepanjang kehamilan.
Maturity onset diabetes of the young (M#D9) meliputi beberapa bentuk diabetes dengan aat
monogenetik ungsi +-sel (sekresi insulin terganggu): biasanya me'ujudkan sebagai
hiperglikemia ringan di usia muda, dan biasanya di'ariskan seara dominan autosom.
erdapat juga diabetes mellitus tipe lain yang penyebabnya adalah deek geneti ungsi sel beta,
deek genetik sel kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, ineksi, diabetes
mellitus yang terjadi karena obat atau ;at kimia dan juga sindroma genetik lain yang berkaitan
dengannya.
Manisfestasi klinis
erbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang diabetes. eurigaan adanya diabetes
mellitus perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik diabetes melitus seperti poliuria,
polidipsia, poliagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. eluhan
lain dapat berupa< lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur dan disungsi ereksi pada pria,
serta pruritus 1ul1ae pada 'anita.
8/15/2019 DM PBL
3/18
Patofisiologi
Diabetes melitus tipe 2 merupakan suatu kelainan yang heterogenik dengan karakter utama
hiperglikemik kronik. Meskipun pola pe'arisannya belum jelas, aktor genetik dikatakan
memiliki peranan yang penting dalam munulnya diabetes melitus tipe 2 ini. aktor genetik ini
akan berinteraksi dengan aktor-aktor lingkungan seperti gaya hidup, diet, rendahnya aktiitasisik, obesitas, dan tingginya kadar asam lemak bebas.
/atoisiologi diabetes melitus tipe 2 terdiri atas tiga mekanisme, yaitu:
$. esistensi terhadap insulin
esistensi terhadap insulin terjadi disebabkan oleh penurunan kemampuan hormon insulin untuk
bekerja seara eekti pada jaringan-jaringan target perier (terutama pada otot dan hati), ini
sangat menyolok pada diabetes melitus tipe 2. esistensi terhadap insulin ini merupakan hal
yang relati. =ntuk menapai kadar glukosa darah yang normal dibutuhkan kadar insulin plasma
yang lebih tinggi. /ada orang dengan diabetes melitus tipe 2, terjadi penurunan pada penggunaan
maksimum insulin, yaitu lebih rendah >0 - ?0 8 daripada orang normal. esistensi terhadapkerja insulin menyebabkan terjadinya gangguan penggunaan insulin oleh jaringan-jaringan yang
sensiti dan meningkatkan pengeluaran glukosa hati. edua eek ini memberikan kontribusi
terjadinya hiperglikemi pada diabetes. /eningkatan pengeluaran glukosa hati digambarkan
dengan peningkatan /4 ( Fasting Plasma Glukose) atau kadar gula puasa (@). /ada otot
terjadi gangguan pada penggunaan glukosa seara non oksidati(pembentukan glikogen)
daripada metabolisme glukosa seara oksidati melalui glikolisis. /enggunaan glukosa pada
jaringan yang independen terhadap insulin tidak menurun pada diabetes melitus tipe 2.
Mekanisme molekular terjadinya resistensi insulin telah diketahui. e1el kadar reseptor insulin
dan aktiitas tirosin kinase pada jaringan otot menurun, hal ini merupakan deek sekunder pada
hiperinsulinemia bukan deek primer. #leh karena itu, deek pada post reseptor didugamempunyai peranan yang dominan terhadap terjadinya resistensi insulin. /olimorik dari *-$
( Insulin Receptor Substrat ) mungkin berhubungan dengan intoleransi glukosa. /olimorik dari
bermaam-maam molekul post reseptor diduga berkombinasi dalam menyebabkan keadaan
resistensi insulin.
ekarang ini, patogenesis terjadinya resistensi insulin terokus pada deek /*-> kinase
( Phosphatidyl Inocytol ) yang menyebabkan terjadinya reduktasi translokasi dari 4=-B
(Glukose ransporter ) ke membran plasma untuk mengangkut insulin. "al ini menyebabkan
insulin tidak dapat diangkut masuk ke dalam sel dan tidak dapat digunakan untuk metabolisme
sel, sehingga kadar insulin di dalam darah terus meningkat dan akhirnya menyebabkan terjadinyahiperglikemi.
Ada teori lain mengenai terjadinya resistesi insulin pada penderita diabetes melitus tipe 2. eori
ini mengatakan bah'a obesitas dapat mengakibatkan terjadinya resistensi insulin melalui
beberapa ara, yaitu: peningkatan asam lemak bebas yg mengganggu penggunaan glukosa pada
jaringan otot, merangsang produksi dan gangguan ungsi sel + pankreas.
2. Deek sekresi insulin
8/15/2019 DM PBL
4/18
Deek sekresi insulin berperan penting bagi munulnya diabetes melitus tipe 2. /ada he'an
perobaan, jika sel-sel beta pankreas normal, resistensi insulin tidak akan menimbulkan
hiperglikemik karena sel ini mempunyai kemampuan meningkatkan sekresi insulin sampai $0
kali lipat. "iperglikemi akan terjadi sesuai dengan derajat kerusakan sel beta yang menyebabkan
turunnya sekresi insulin. /elepasan insulin dari sel beta pankreas sangat tergantung pada transpor
glukosa mele'ati membran sel dan interaksinya dengan sensor glukosa yang akan menghambat peningkatan glukokinase. *nduksi glukokinase akan menjadi langkah pertama serangkaian proses
metabolik untuk melepaskan granul-granul berisi insulin. emampuan transpor glukosa pada
diabetes melitus tipe 2 sangat menurun, sehingga kontrol sekresi insulin bergeser dari
glukokinase ke sistem transpor glukosa. Deek ini dapat diperbaiki oleh sulonilurea.
elainan yang khas pada diabetes melitus tipe 2 adalah ketidakmampuan sel beta meningkatkan
sekresi insulin dalam 'aktu $0 menit setelah pemberian glukosa oral dan lambatnya pelepasan
insulin ase akut. "al ini akan dikompensasi pada ase lambat, dimana sekresi insulin pada
diabetes melitus tipe 2 terlihat lebih tinggi dibandingkan dengan orang normal. Meskipun telah
terjadi kompensasi, tetapi kadar insulin tetap tidak mampu mengatasi hiperglikemi yang ada atauterjadi deisiensi relati yang menyebabkan keadaan hiperglikemi sepanjang hari. "ilangnya ase
akut juga berimplikasi pada terganggunya supresi glukosa endogen setelah makan dan
meningkatnya glukoneogenesis melalui stimulasi glukagon. elain itu, deek yang juga terjadi
pada diabetes melitus tipe 2 adalah gangguan sekresi insulin basal. @ormalnya sejumlah insulin
basal disekresikan seara kontinyu dengan keepatan 0,5 =Cjam, pola berdenyut dengan
periodisitas $2-$5 menit (pulsasi) dan $20 menit (osilasi). *nsulin basal ini dibutuhkan untuk
meregulasi kadar glukosa darah puasa dan menekan produksi hati. /unak-punak sekresi yang
berpola ini tidak ditemukan pada penderita DM tipe 2 yang menunjukan hilangnya siat sekresi
insulin yang berdenyut.
>. Produksi glukosa hati
"ati merupakan salah satu jaringan yang sensiti terhadap insulin. /ada keadaan normal, insulindan gukosa akan menghambat pemeahan glikogen dan menurunkan glukosa produk hati. /ada
penderita diabetes melitus tipe 2 terjadi peningkatan glukosa produk hati yang tampak pada
tingginya kadar glukosa darah puasa (@). Mekanisme gangguan produksi glukosa hati belum
sepenuhnya jelas.
/ada penelitian yang dilakukan pada orang sehat, terjadi peningkatan kadar insulin portal sebesar
5 =Cml di atas nilai dasar akan menyebabkan lebih dari 508 penekanan produksi glukosa hati.
=ntuk menapai hasil yang demikian, penderita diabetes melitus tipe 2 ini membutuhkan kadar
insulin portal yang lebih tinggi. "al tersebut menunjukkan terjadinya resistensi insulin pada hati.
/eningkatan produksi glukosa hati juga berkaitan dengan meningkatnya glukoneogenesis (lihatgambar) akibat peningkatan asam lemak bebas dan hormon anti insulin seperti glukagon.
Patogenesis
*nsulin, suatu peptida yang disekresi oleh sel beta pankreas pulau dalam menanggapi
postprandial kenaikan tingkat glukosa serum, berungsi untuk meningkatkan penyerapan glukosa
oleh jaringan perier dan glukoneogenesis menekan hati. Ada kenaikan bolak dan jatuh di tingkat
insulin dan glukagon yang terjadi untuk mempertahankan homeostasis glukosa. 4lukosa
8/15/2019 DM PBL
5/18
toleransi, kemampuan untuk mempertahankan euglyemia, tergantung pada tiga peristi'a yang
harus terjadi dengan ara yang ketat terkoordinasi, yaitu<
$. timulasi sekresi insulin
2. /enindasan yang dimediasi insulin endogen (terutama hati) produksiglukosa, dan
>. *nsulin-mediated stimulasi serapan glukosa oleh jaringan perier.
Diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit yang disebabkan oleh resistensi insulin dan sekresiinsulin aat. Ada penurunan serapan postprandial glukosa oleh otot dengan insulin endogen
dikeluarkan. /ada pasien dengan hiperglikemia puasa, tingkat insulin telah ditemukan dua kali
lipat ke empat kali lipat lebih tinggi daripada di nondiabetiks. /ada jaringan otot, ada aat
dalam ungsi reseptor, jalur reseptor insulin-sinyal transduksi, transportasi dan osorilasi
glukosa, sintesis glikogen, dan oksidasi glukosa yang berkontribusi pada resistensi insulin.
ingkat basal dari glukoneogenesis hepatik juga berlebihan, meskipun kadar insulin
tinggi. edua aat sama berkontribusi untuk berlebihan kadar glukosa postprandial serum.
Diagnosis
Anamnesis
$. pola makan, status nutrisi, ri'ayat perubahan berat badan
2. ri'ayat tumbuh kembang pada pasien anakCde'asa muda
>. pengobatan yang pernah diperoleh sebelumnya seara lengkap, termasuk terapi gi;i medis dan
penyuluhan yang telah diperoleh tentang pera'atan diabetes mellitus seara mandiri,
serta keperayaan yang diikuti dalam bidang terapi kesehatan
B. pengobatan yang sedang dijalani, termasuk obat yang digunakan, perenanaan makan dan
program latihan jasmani
5. ri'ayat komplikasi akut (AD, hiperosmolar hiperglikemia, hipoglikemia)?. ri'ayat ineksi sebelumnya, terutama ineksi kulit, gigi, dan traktus urogenitalis
E. gejala dan ri'ayat pengobatan komplikasi kronik (komplikasi pada ginjal, mata, saluran
penernaan, dll.)
&. gejala yang timbul, hasil pemeriksaan laboratorium terdahulu
%. termasuk "bA$F, hasil pemeriksaan khusus yang telah ada terkait diabetes melitus
$0. pengobatan lain yang mungkin berpengaruh terhadap glukosa darah
8/15/2019 DM PBL
6/18
$$. aktor resiko< merokok, hipertensi, ri'ayat penyakit jantung koroner, obesitas, dan ri'ayat
penyakit keluarga (termasuk penyakit diabetes melitus dan endokrin lain)
$2. ri'ayat penyakit dan pengobatan di luar diabetes mellitus
$>. pola hidup, budaya, psikososial, pendidikan, status ekonomi kehidupan seksual, penggunaan
kontrasepsi dan kehamilan.
Pemeriksaan Fisik
$. pengukuran tinggi dan berat badan
2. pengukuran tekanan darah, termasuk pengukuran tekanan darah dalam posisi berdiri untuk
menari kemungkinan adanya hipotensi ortostatik
>. pemeriksaan unduskopi
B. pemeriksaan rongga mulut dan kelenjar tiroid
5. pemeriksaan jantung
?. e1aluasi nadi baik seara palpasi maupun dengan stetoskop
E. pemeriksaan ekstremitas atas dan ba'ah, termasuk jari
&. pemeriksaan kulit (acantosis nigrican dan bekas tempat penyuntikan insulin) dan pemeriksaanneurologis
%. tanda-tanda penyakit lain yang dapat menimbulkan diabetes melitus tipe-lain
Pemeriksaan Penunjang
$. glukosa darah puasa dan 2 jam post prandial
2. A$F
>. proil lipid pada keadaan puasa (kolesterol total, "D, D, trigliserida)
B. kreatinin serum
5. albuminuria
?. keton, sedimen dan protein dalam urin
E. elektrokardiogram&. oto sinar-G dada
Diagnosis diabetes melitus ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah. Diagnosis
diabetes melitus tidak dapat ditegakkan atas dasar adanya glukosuria. 4una penentuan diagnosis
diabetes melitus, pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa seara
en;imatik dengan bahan darah plasma 1ena. /enggunaan bahan darah utuh (!hole blood ), 1ena
ataupun kapiler tetap dapat dipergunakan dengan memperhatikan angka-angka kriteria diagnostik
yang berbeda sesuai pembakuan oleh !"#. edangkan untuk tujuan pemantauan hasil
pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan glukosa darah kapiler.
Diagnosis diabetes melitus dapat ditegakkan melalui tiga ara. /ertama, jika keluhan klasik
ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma se'aktu H200 mgCd sudah ukup untuk
menegakkan diagnosis diabetes melitus. edua, dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa yang
lebih mudah dilakukan, mudah diterima oleh pasien serta murah, sehingga pemeriksaan ini
dianjurkan untuk diagnosis diabetes melitus. etiga dengan 4#. Meskipun 4# dengan
beban E5 g glukosa lebih sensiti dan spesiik dibanding dengan pemeriksaan glukosa plasma
8/15/2019 DM PBL
7/18
puasa, namun memiliki keterbatasan tersendiri. 4# sulit untuk dilakukan berulang-ulang dan
dalam praktek sangat jarang dilakukan.
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau diabetes melitus, maka dapat
digolongkan ke dalam kelompok 4 atau 4D/ tergantung dari hasil yang diperoleh.
4< Diagnosis 4 ditegakkan bila setelah pemeriksaan 4# didapatkan glukosa plasma 2 jam setelah beban antara $B0 7 $%% mgCd (E.&-$$.0 mmolC).
4D/< Diagnosis 4D/ ditegakkan bila setelah pemeriksaan glukosa plasma puasa didapatkan
antara $00 7 $25 mgCd (5.? 7 ?.% mmolC).
4ejala diabetes melitus ditambah gula darah se'aktu I 200 mgCdl ($$,$ mmolCl) atauglukosa
darah puasa (4D/) I $2? mgCdl (E,0 mmolCl) atau glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
(4D 2 jam //) I 200 mgCdl ($$,$ mmolCl) dengan tes toleransi glukosa oral (4#).
4#< beban glukosa J E5 gr glukosa anhidrous (gula) diairkan dalam air 4# tidak
direkomendasikan untuk pemeriksaan rutin.riteria tersebut harus dikonirmasi pada hari berikutnya.
ategori yang berhubungan dengan nilai 4D/<
$. 4D/ K $$0 mg (?,$ mmolCl) J normal
2. 4D/ I $$0 mg (?,$ mmolCl) dan K $2? mgCdl (E,0 mmolCl) J 4lukosa /uasa erganggu
( Impaired Fasting Glucose"IFG)
>. 4D/ I $2? mgCdl (E,0 mmolCl) J DM
ategori yang berkaitan dengan 4#<
$. 4lukosa 2 jam sesudah beban glukosa K $B0 mgCdl (E,& mmolCl) J normal
2. toleransi glukosa.>. 4lukosa 2 jam sesudah beban glukosa I $B0 mgCdl (E,& mmolCl) dan K 200 mgCdl ($$,$
mmolCl) J 4lukosa oleransi erganggu ( Impaired Glucose oleranceC IG )
B. 4lukosa 2 jam sesudah beban glukosa I 200 mgCdl ($$,$ mmolCl) J DM
Penatalaksanaan3
ujuan penatalaksanaan seara umum adalah meningkatnya kualitas hiduppenyandang
diabetes. ujuan penatalaksanaan seara khusus dibagi kepada dua yaitu<
1. 3angka pendek< hilangnya keluhan dan tanda diabetes melitus, mempertahankan rasa nyaman
dan terapainya target pengendalian glukosa darah.
2. 3angka panjang< teregah dan terhambatnya progresi1itas penyulit mikroangiopati,
makroangiopati dan neuropati. ujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas danmortalitas diabetes melitus.
=ntuk menapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengendalian glukosa darah, tekanan darah,
berat badan dan proil lipid, melalui pengelolaan pasien seara holistik. /engelolaan diabetes
melitus dimulai dengan pengaturan makan dan latihan jasmani selama beberapa 'aktu (2-B
minggu). Apabila kadar glukosa darah belum menapai sasaran, dilakukan inter1ensi
armakologis dengan obat hipoglikemik oral (#"#) dan atau suntikan insulin. /ada keadaan
8/15/2019 DM PBL
8/18
tertentu, #"# dapat segera diberikan seara tunggal atau langsung kombinasi, sesuai indikasi.
Dalam keadaan dekompensasi metabolik berat, misalnya ketoasidosis, stres berat, berat badan
yang menurun dengan epat, adanya ketonuria, insulin dapat segera diberikan. /engetahuan
tentang pemantauan mandiri, tanda dan gejala hipoglikemia dan ara mengatasinya harus
diberikan kepada pasien, sedangkan pemantauan kadar glukosa darah dapat dilakukan seara
mandiri, setelah mendapat pelatihan khusus.
Edukasi
Diabetes tipe 2 umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan perilaku telah terbentuk dengan
mapan. /emberdayaan penyandang diabetes memerlukan partisipasi akti pasien, keluarga dan
masyarakat. im kesehatan mendampingi pasien dalam menuju perubahan perilaku. =ntuk
menapai keberhasilan perubahan perilaku, dibutuhkan edukasi yang komprehensi dan upaya
peningkatan moti1asi.
Terapi i!i Medis
erapi 4i;i Medis (4M) merupakan bagian dari penatalaksanaan diabetes seara total. unikeberhasilan 4M adalah keterlibatan seara menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gi;i,
petugas kesehatan yang lain dan pasien itu sendiri). etiap penyandang diabetes sebaiknya
mendapat 4M sesuai dengan kebutuhannya guna menapai sasaran terapi. /rinsip pengaturan
makan pada penyandang diabetes hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum
yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan ;at gi;i masing-masing
indi1idu. /ada penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal
jad'al makan, jenis dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan
obat penurun glukosa darah atau insulin. *nter1ensi armakologis ditambahkan jika sasaran
glukosa darah belum terapai dengan pengaturan makan dan latihan jasmani.
omposisi makanan yang dianjurkan terdiri dari<
Kar"o#idratL arbohidrat yang dianjurkan sebesar B5-?58 total asupan energi.
L /embatasan karbohidrat total K$>0 dianjurkan.Jdianjurkan. gJg hariJhari
tidakJtidakH
L Makanan harus mengandung karbohidrat terutama yang berserat tinggi.
L 4ula dalam bumbu diperbolehkan sehingga penyandang diabetes dapat makan sama dengan
makanan keluarga yang lain
L ukrosa tidak boleh lebih dari 58 total asupan energi.
L /emanis alternati dapat digunakan sebagai pengganti gula, asal tidak melebihi batas aman
konsumsi harian ( Accepted Daily Intake)
L Makan tiga kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat dalam sehari. alaudiperlukan dapat diberikan makanan selingan buah atau makanan lain sebagai bagian dari
kebutuhan kalori sehari.
$emak
L Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-258 kebutuhan kalori. idak diperkenankan melebihi
>08 total asupan energi.
8/15/2019 DM PBL
9/18
L emak jenuh K E 8 kebutuhan kalori
L emak tidak jenuh ganda K $0 8, selebihnya dari lemak tidak jenuh tunggal.
L ahan makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyak mengandung lemak jenuh dan lemak
trans antara lain < daging berlemak dan susu penuh (!hole milk ).
L Anjuran konsumsi kolesterol K >00 mgChari.
Protein
L Dibutuhkan sebesar $0 7 208 total asupan energi.
L umber protein yang baik adalah seafood (ikan, udang, umi, dll), daging tanpa lemak, ayam
tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kaang-kaangan, tahu, tempe.
L /ada pasien dengan neropati perlu penurunan asupan protein menjadi 0,& gCkg perhari
atau $08 dari kebutuhan energi dan ?58 hendaknya bernilai biologik tinggi.
%atrium
L Anjuran asupan natrium untuk penyandang diabetes sama dengan anjuran untuk masyarakat
umum yaitu tidak lebih dari >000 mg atau sama dengan ?-E g ($ sendok teh) garam dapur.L Mereka yang hipertensi, pembatasan natrium sampai 2B00 mg garam dapur.
L umber natrium antara lain adalah garam dapur, 1etsin, soda, dan bahan penga'et seperti
natrium ben;oat dan natrium nitrit.
&erat
L eperti halnya masyarakat umum penyandang diabetes dianjurkan mengonsumsi ukup serat
dari kaang-kaangan, buah dan sayuran serta sumber karbohidrat yang tinggi serat, karena
mengandung 1itamin, mineral, serat dan bahan lainyang baik untuk kesehatan.
L Anjuran konsumsi serat adalah N 25 gC$000 kkalChari.
Pemanis alternatif L /emanis dikelompokkan menjadi pemanis bergi;i dan pemanis tak bergi;i. ermasuk pemanis
bergi;i adalah gula alkohol dan ruktosa.
L 4ula alkohol antara lain isomalt# lactitol# maltitol# mannitol# sorbitol dan $ylitol .
L Dalam penggunaannya, pemanis bergi;i perlu diperhitungkan kandungan kalorinya sebagai
bagian dari kebutuhan kalori sehari.
L ruktosa tidak dianjurkan digunakan pada penyandang diabetes karena eek samping pada
lemak darah.
L /emanis tak bergi;i termasuk< aspartam, sakarin, aesulame potassium, sukralose, neotame.
L /emanis aman digunakan sepanjang tidak melebihi batas aman ( Accepted Daily IntakeCAD*)
Ke"utu#an kalori
Ada beberapa ara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan penyandang diabetes. Di
antaranya adalah dengan memperhitungkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25->0 kalori C
kg ideal, ditambah atau dikurangi bergantung pada beberapa aktor yaitu jenis kelamin,
umur, akti1itas, berat badan, dll.
/erhitungan berat badan *deal (*) dengan rumus roa yang dimodiikasi adalah
8/15/2019 DM PBL
10/18
erat badan ideal J %08 G ( dalam m - $00) G $ kg.
agi pria dengan tinggi badan di ba'ah $?0 m dan 'anita di ba'ah $50 m, rumus
dimodiikasi menjadi<
erat badan ideal (*) J ( dalam m - $00) G $ kg.
@ormal < ideal N $0 8urus < K * - $0 8
4emuk < H * O $0 8
/erhitungan berat badan ideal menurut *ndeks Massa ubuh
*ndeks massa tubuh dapat dihitung dengan rumus< *M J (kg)C(m2)
lasiikasi *MP
L urang K$& spanJspanH
L @ormal $&,5-22,%
L ebih H2>,0
Q Dengan risiko 2>,0-2B,%Q #bes * 25,0-2%,%
Q #bes ** H>0
P< !"# !/C*A#C*# dalam he Asia%Pacific Perspecti&e porsi besar untuk
makan pagi (208), siang (>08) dan sore (258) serta 2-> porsi makanan ringan ($0-$58) di
antaranya. =ntuk meningkatkan kepatuhan pasien, sejauh mungkin perubahan dilakukan sesuaidengan kebiasaan. =ntuk penyandang diabetes yang mengidap penyakit lain, pola pengaturan
makan disesuaikan dengan penyakit penyertanya.
$ati#an jasmani
#lahaga<
'< Fontinyu < >0 menit >-B kali seminggu
R < itmik < jogging, jalan kaki, bersepeda
8/15/2019 DM PBL
11/18
( < *ntensitas
P< /rogresi < dinaikkan bertahap
E< Rndurane
atihan jasmani mempunyai peran yang sangat penting dalam penatalaksanaan diabetes melitus
tipe 2. atihan jasmani dapat memperbaiki sensitiitas insulin, sehingga akan memperbaikikendali glukosa dan selain itu dapat pula menurunkan berat badan. Disamping kegiatan jasmani
sehari-hari, dianjurkan juga melakukan latihan jasmani seara teratur (>-B kali seminggu) selama
kurang lebih >0 menit. egiatan yang dapat dilakukan adalah jalan atau bersepeda santai,
bermain gol atau berkebun. ila hendak menapai tingkat yang lebih baik dapat dilakukan
kegiatan seperti dansa, jogging, berenang, atau dengan ara melakukan kegiatan sebelumnya
dengan 'aktu yang lebih panjang. atihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur, kondisi
soial ekonomi, budaya dan status kesegaran jasmaninya.
(nter)ensi farmakologis
1. *"at #ipoglikemik oral +*,*-erdasarkan ara kerjanya, #"# dibagi menjadi B golongan<
L /emiu sekresi insulin (insulin secretagogue)< sulonilurea dan glinid
L /enambah sensiti1itas terhadap insulin< metormin, tia;olidindion
L /enghambat glukoneogenesis (metormin)
L /enghambat absorpsi glukosa< penghambat glukosidase ala.
Pemiu &ekresi (nsulin
L ulonilurea
#bat golongan ini mempunyai eek utama meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas,
dan merupakan pilihan utama untuk pasien dengan berat badan normal dan kurang, namun masih
boleh diberikan kepada pasien dengan berat badan lebih. =ntuk menghindari hipoglikemia berkepanjangan pada berbagai keadaaan seperti orang tua, gangguan aal ginjal dan hati, kurang
nutrisi serta penyakit kardio1askular, tidak dianjurkan penggunaan sulonilurea kerja panjang.
L 4linid
4linid merupakan obat yang ara kerjanya sama dengan sulonilurea, dengan penekanan pada
meningkatkan sekresi insulin ase pertama. 4olongan ini terdiri dari 2 maam obat yaitu<
epaglinid (deri1at asam ben;oat) dan @ateglinid (deri1at enilalanin). #bat ini diabsorpsi
dengan epat setelah pemberian seara oral dan diekskresi seara epat melalui hati.
Penam"a# sensiti)itas ter#adap insulin
L ia;olidindionia;olidindion (rosiglita;on dan pioglita;on) berikatan pada Pero$isomeProliferator Acti&ated
Receptor Gamma (//A-S), suatu reseptor inti di sel otot dan sel lemak. 4olongan ini
mempunyai eek menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan jumlah protein pengangkut
glukosa, sehingga meningkatkan ambilan glukosa di perier. ia;olidindion dikontraindikasikan
pada pasien dengan gagal jantung klas *-*T karena dapat memperberat edemaCretensi airan dan
juga pada gangguan aal hati. /ada pasien yang menggunakan tia;olidindion perlu dilakukan
pemantauan aal hati seara berkala.
8/15/2019 DM PBL
12/18
Peng#am"at glukoneogenesis
L Metormin
#bat ini mempunyai eek utama mengurangi produksi glukosa hati (glukoneogenesis), di
samping juga memperbaiki ambilan glukosa perier. erutama dipakai pada penyandang diabetes
gemuk. Metormin dikontraindikasikan pada pasien dengan gangguan ungsi ginjal (serum
kreatinin H $,5 mgCd) dan hati, serta pasien-pasien dengan keenderungan hipoksemia(misalnya penyakit serebro- 1askular, sepsis, renjatan, gagal jantung). Metormin dapat
memberikan eek samping mual. =ntuk mengurangi keluhan tersebut dapat diberikan pada saat
atau sesudah makan.
Peng#am"at lukosidase Alfa +Aar"ose-
#bat ini bekerja dengan mengurangi absorpsi glukosa di usus halus, sehingga mempunyai eek
menurunkan kadar glukosa darah sesudah makan. Acarbose tidak menimbulkan eek samping
hipoglikemia. Rek samping yang paling sering ditemukan ialah kembung dan latulens.
2. (nsulinadar glukosa darah merupakan kuni pengatur sekresi insulin oleh sel-sel beta pankreas,
'alaupun asam amino, keton, peptida gastrointestinal dan neurotransmitter juga mempengaruhi
sekresi insulin. adar glukosa darah yang H >,% mmolC (E0 mgCdl) merangsang sekresi
insulin.$,2 ekresi insulin isiologis terdiri dari sekresi basal dan sekresi prandial. erapi insulin
diupayakan mampu meniru pola sekresi insulin yang isiologis. Deisiensi insulin mungkin
berupa deisiensi insulin basal, insulin prandial atau keduanya. Deisiensi insulin basal
menyebabkan timbulnya hiperglikemia pada keadaan puasa, sedangkan deisiensi insulin
prandial akan menimbulkan hiperglikemia setelah makan. erapi insulin untuk substitusi
ditujukan untuk melakukan koreksi terhadap deisiensi yang terjadi.
erapi insulin dapat diberikan seara tunggal (satu maam) berupa< insulin kerja epat (rapid insulin), kerja pendek ( short acting ), kerja menengah (intermediate acting ), kerja panjang (long
acting ) atau insulin ampuran tetap ( premi$ed insulin). /emberian dapat pula seara kombinasi
antara jenis insulin kerja epat atau insulin kerja pendek untuk koreksi deisiensi insulin prandial,
dengan kerja menengah atau kerja panjang untuk koreksi deisiensi insulin basal. 3uga dapat
dilakukan kombinasi dengan #"#. erapi insulin tunggal atau kombinasi disesuaikan dengan
kebutuhan pasien dan respons indi1idu terhadap insulin, yang dinilai dari hasil pemeriksaan
kadar glukosa darah harian. /enyesuaian dosis insulin dapat dilakukan dengan menambah 2-B
unit setiap >-B hari bila sasaran terapi belum terapai. *nsulin bekerja dengan menekan produksi
glukosa hati dan stimulasi pemanaatan glukosa.
*nsulin diperlukan pada keadaan<
L /enurunan berat badan yang epat
L "iperglikemia berat yang disertai ketosis
L etoasidosis diabetik
L "iperglikemia hiperosmolar non ketotik
L "iperglikemia dengan asidosis laktat
L 4agal dengan kombinasi #"# dosis hampir maksimal
8/15/2019 DM PBL
13/18
L tres berat (ineksi sistemik, operasi besar, *MA, stroke)
L ehamilan dengan DMCdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali dengan perenanaan
makan
L 4angguan ungsi ginjal atau hati yang berat
L ontraindikasi dan atau alergi terhadap #"#
3. Terapi kom"inasi
/emberian #"# maupun insulin selalu dimulai dengan dosis rendah, untuk kemudian dinaikkan
seara bertahap sesuai dengan respons kadar glukosa darah.
ersamaan dengan pengaturan diet dan kegiatan jasmani, bila diperlukan dapat dilakukan
pemberian #"# tunggal atau kombinasi #"# sejak dini. erapi dengan #"# kombinasi, harus
dipilih dua maam obat dari kelompok yang mempunyai mekanisme kerja berbeda. ila sasaran
kadar glukosa darah belum terapai, dapat pula diberikan kombinasi tiga #"# dari kelompok
yang berbeda atau kombinasi #"# dengan insulin.
/ada pasien yang disertai dengan alasan klinik di mana insulin tidak memungkinkan untuk
dipakai dipilih terapi dengan kombinasi tiga #"#. =ntuk kombinasi #"# dan insulin, yang
banyak dipergunakan adalah kombinasi #"# dan insulin basal (insulin kerja menengah atau
insulin kerja panjang) yang diberikan pada malam hari menjelang tidur. Dengan pendekatan
terapi tersebut pada umumnya dapat diperoleh kendali glukosa darah yang baik dengan dosis
insulin yang ukup keil. Dosis a'al insulin kerja menengah adalah ?-$0 unit yang diberikan
sekitar jam 22.00, kemudian dilakukan e1aluasi dosis tersebut dengan menilai kadar glukosa
darah puasa keesokan harinya. ila dengan ara seperti di atas kadar glukosa darah sepanjang
hari masih tidak terkendali, maka obat hipoglikemik oral dihentikan dan diberikan insulin saja.
8/15/2019 DM PBL
14/18
Komplikasi
omplikasi diabetes yang dapat terjadi dibedakan menjadi dua yaitu komplikasi akut dan
komplikasi kronik. omplikasi akut berupa koma hipoglikemi, ketoasidosis diabetik, koma
hiperosmolar nonketotik. omplikasi kronik dapat berupa makroangiopati, mikroangiopati,neuropati diabetik, ineksi, kaki diabetik, dan disungsi ereksi.
8/15/2019 DM PBL
15/18
Komplikasi Akut
Koma ,ipoglikemia
"ipoglikemia pada pasien diabetes melitus tipe 2 merupakan aktor penghambat utama dalam
menapai sasaran kendali glukosa darah normal atau mendekati normal. "ipoglikemi seara
hariah berarti kadar glukosa darah diba'ah harga normal. aktor utama mengapa hipoglikemi
perlu mendapat perhatian dalam pengelolaan diabetes melitus adalah karena adanya
ketergantungan jaringan sara terhadap asupan glukosa yang terus menerus. 4angguan asupan
glukosa yang berlangsung beberapa menit menyebabkan gangguan ungsi sistem sara pusat
(/) dengan gejala gangguan kognisi, bingung, dan koma. eperti jaringan lain, jaringan sara dapat memanaatkan sumber energi alternati, yaitu keton dan laktat. /ada hipoglikemi yang
disebabkan, insulin konsentrasi keton di plasma tertekan dan mungkin tidak menapai kadar
yang ukup di /, sehingga tidak dapat dipakai sebagai sumber energi alternati.
Ketoasidosis Dia"etik
etoasidosis diabetik adalah suatu keadaan dimana terdapat deisiensi insulin absolute atau
relati dan peningkatan hormon kontraregulator sehingga keadaan tersebut menyebabkan
produksi glukosa hati meningkat tetapi utilasi glukosa oleh sel tubuh menurun, dengan hasil
akhir hiperglikemia. ombinasi keadaan ini mengakti1asi hormon lipase sensiti pada jaringan
lemak sehingga lipolisis meningkat terjadi peningkatan produksi benda keton dan asam lemak
bebas seara berlebihan. Akumulasi produksi benda keton oleh sel hati dapat menyebabkanmetabolik asidosis. eton merupakan senya'a kimia beraun yang dapat menyebabkan darah
menjadi asam (ketoasidosis).
Koma ,iperosmolar ,iperglikemik %on Ketotik
oma hiperosmolar hiperglikemik nonketotik ("@@) merupakan salah satu komplikasi akut
atau emergensi pada penyakit diabetes melitus. indroma hiperosmolar hiperglikemik nonketotik
8/15/2019 DM PBL
16/18
ditandai dengan hiperglikemia, hiperosmolar tanpa disertai adanya ketosis. aktor penetus dapat
dibagi menjadi enam kategori yaitu: ineksi, pengobatan, noncompliance, diabetes melitus tidak
terdiagnosis, penyalahgunaan obat, dan penyakit penyerta. *neksi dan compliance yang buruk
merupakan penyebab tersering dari komplikasi ini.
Kompliksasi Kronik Makroangiopati
/ada penderita diabetes melitus, kadar gula dalam darah yang terus menerus tinggi dapat
merusak pembuluh darah. Uat kompleks yang terdiridari gula di dalam dinding pembuluh darah
menyebabkan pembuluh darah menebal dan mengalami kebooran. Akibat penebalan ini maka
aliran darah akan berkurang, terutama yang menuju ke kulit dan sara.
adar gula darah yang tidak terkontrol juga enderung menyebabkan kadar ;at berlemak dalam
darah meningkat, sehingga memperepat terjadinya aterosklerosis. /enyebab aterosklerosis pada
penderita diabetes melitus tipe 2 bersiat multiaktorial yang melibatkan interaksi kompleks dari
berbagai keadaan seperti hiperglikemi, hiperlipidemi, stres oksidati, penuaan dini,hiperinsulinemi dan atau hiperproinsulinemi serta perubahan-perubahan dalam proses koagulasi
dan ibrinolisis. "ipotesis terbaru mengatakan bah'a a'al terjadinya lesi aterosklerosis yaitu
berupa adanya perubahan-perubahan ungsi sel endotel. Disungsi endotel dapat terjadi baik
pada penderita diabetes melitus tipe 2 dan juga penderita diabetes melitus tipe $ terutama bila
telah terjadi maniestasi klinis mikroalbuminuria. /enelitian terbaru menunjukkan bah'a
disungi endotel juga dapat terjadi pada indi1idu dengan resistensi insulin (pasien obese) atau
yang mempunyai resiko tinggi untuk menderita diabetes melitus tipe 2 (toleransi glukosa
terganggu) dan penderita diabetes gestasi.
/lak ateroskleorotik yang terbentuk dapat menyumbat arteri berukuran besar atau sedang di
pembuluh darah teri, jantung, dan otak. /enyumbatan pembuluh darah tepi sering terjadi pada penyandang diabetes melitus. iasanya terjadi dengan gejala tipikal intermittent claudicatio,
meskipun sering tanpa gejala. erkadang ulkus iskemik kaki merupakan kelainan yang munul
pertama. edangkan penyumbatan pembuluh darah di jantung menyebabkan penyakit jantung
koroner, dan penyumbatan di otak menyebabkan stroke.
Mikroangiopati
Retinopati Dia"etik
/asien diabetes melitus memiliki resiko 25 kali lebih mudah mengalami kebutaan dibanding
pasien nondiabetes. esiko mengalami retinopati pada pasien diabetes melitus meningkat sejalan
dengan lamanya diabetes melitus. /enyebab dari retinopati diabetik sampai saat ini belumdiketahui seara pasti, namun hiperglikemia yang berlangsung lama dianggap sebagai aktor
resiko utama. Ada tiga proses biokimia'i yang terjadi pada hiperglikemia yang diduga berkaitan
erat dengan terjadinya retinopati pada pasien diabetes yaitu jalur poliol, glikasi nonen;imatik dan
pembentukkan protein kinase F.
8/15/2019 DM PBL
17/18
%efropati Dia"etik
@eropatik diabetik adalah sindroma klinis pada pasien diabetes melitus yang ditandai dengan
albuminuria menetap (H>00mgC2Bjam atau H200igCmenit) pada minimal 2 kali pemeriksaan
dalam kurun 'aktu > sampai ? bulan. Mikroalbuminuria pada umumnya dideinisikan sebagai
ekskresi albumin lebih dari >0 mg per hari. ebih spesiik lagi suatu keadaan dikatakan
mikroalbuminuria apabila laju ekskresi albumin urin dalam 2B jam >0 - >00 mg dan laju ekskresialbumin urin se'aktunya 20 - 200 VgCmenit serta perbandingan albumin urin kreatininnya >0 -
>00VgCmenit. Mikroalbumin dianggap sebagai predikator penting untuk timbulnya neropati
diabetik. elainannya yang terjadi pada ginjal penyandang diabetes melitus dimulai dengan
adanya mikroalbuminuria kemudian berkembang menjadi proteinuria seara klinis berlanjut
dengan penurunan ungsi laju iltrasi glomerular dan berakhir dengan keadaan gagal ginjal.
%europati Dia"etik
Deinisi neuropati diabetik menurut konrensi neuropati perier pada bulan ebruari $%&& di an
Antonio adalah istilah deskripti yang menunjukkan adanya gangguan, baik klinis maupun
subklinis, yang terjadi pada diabetes melitus tanpa penyebab neuropati perier yang lain.4angguan nuropati ini termasuk maniestasik somatik dan atau autonom dari sistem sara perier.
/roses kejadian neuropati dtabetik bera'al dari hiperglikemia berkepanjangan yang berakibat
terjadinya peningkatan akti1itas jalur poliol, sintesis ad&ance glycosilation end products (A4Rs),
pembentukkan radikal bebas dan akti1asi protein kinase F (/F). Aki1asi berbagai jalur ini
berujung pada kurangnya 1asodilatasi sehingga alran darah ke sara menurun dan bersama
rendahnya mioinositol dalam sel terjadilah neuropati diabetik.
(nfeksi
Adanya ineksi pada penderita diabetes sangat berpengaruh terhadap pengendalian glukosa
darah. *neksi dapat memperburuk kendali glukosa darah, dan kadar glukosa darah yang tinggi
meningkatkan kemudahan atau memperburuk ineksi. *neksi yang banyak terjadi antara lainadalah ineksi saluran kemih (*), ineksi saluran naas, ineksi kulit, ineksi rongga mulut, dan
ineksi telinga.
Kaki dia"etik
aki diabetik merupakan salah satu komplikasi kronik diabetes melitus yang paling ditakuti.
aki diabetik sering berakhir dengan keaatan dan kematian. /atoisiologi dari kaki diabetik
dia'ali adanya hiperglikemi pada pasien diabetes melitus yang menyebabkan kelainan neuropati
dan kelainan pada pada pembuluh darah. elainan neuropati menyebabkan berbagai perubahan
pada kulit dan otot yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya perubahan distribusi
tekanan pada telapak kaki dan selanjutnya mempermudah terjadinya ulkus. *neksi yang luasmudah terjadi karena adanya kerentanan terhadap ineksi.
Disfungsi Ereksi
/re1alensi disungsi ereksi pada diabetes melitus tipe 2 ukup tinggi. Disungsi ereksi pada
penyandang diabetes tipe 2 merupakan akibat adanya neuropati autonom, angiopati, dan
problema psikis. omplikasi ini menjadi sumber keemasan penyandang diabetes, tetapi jarang
disampaikan kepada dokter, oleh karena itu perlu ditanyakan pada saat konsultasi.
8/15/2019 DM PBL
18/18
Prognosis
ematian adalah dua sampai tiga kali lebih tinggi di antara orang dengan diabetes tipe 2
dibandingkan pada populasi umum. ebanyak E58 orang dengan diabetes melitus tipe 2 akan
mati karena penyakit jantung dan $58 dari stroke. Angka kematian akibat penyakit
kardio1askuler hingga lima kali lebih tinggi pada orang dengan diabetes dibandingkan orangtanpa diabetes. =ntuk setiap kenaikan $8 pada le1el "bA$, resiko kematian dari penyebab
diabetes meningkat terkait dengan 2$8.
erensi <
• udoyo, Aru !, dkk. 200E. uku Ajar *lmu /enyakit Dalam. 3ilid >. Rd B. /usat
/enerbitan *lmu /enyakit Dalam =*
• /rie, yl1ia A. 200?. /atoisiologi onsep linis /roses-/roses /enyakit. Rd ?. Tol 2.R4F< 3akarta