24
179 Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi, dan Keuangan Publik Vol 16 No. 2 Juli 2021 : 179 - 202 ISSN : 2685-6441 (Online) Doi : http://dx.doi.org/10.25105/jipak.v16i2.8605 ISSN : 1907-7769 (Print) DETERMINAN FIRM VALUE : FINANCIAL PERFORMANCE SEBAGAI VARIABEL MODERATING 1 Barbara Gunawan 2 Jihan Mawarni 1,2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta [email protected] Abstract This study aims to test the influence of Corporate Social Responsibility and Good Corporate Governance on Firm Value with Financial Performance as a Moderating Variable. The object of this research is a manufacturing company of consumer goods sector listed on the Indonesia Stock Exchange in 2016-2019 which amounts to 26 companies. This research uses sampling technique that is using purposive sampling method. The analysis tool used is Multiple Linear Regression and Moderated Regression Analysis (MRA) using SPSS 21 software. The results of this study showed that Corporate Social Responsibility has no effect on firm value, Corporate Governance which is proxed with institutional ownership negatively affects the firm value, Corporate Governance which is proxied with managerial ownership has a positive effect on the firm value, Corporate Governance which is proxy with the remuneration committee has no effect on the firm value, Financial Performance which is proxies by ROA is not able to strengthen the influence of Corporate social responsibility on firm value. Keywords : Corporate Social Responsibility; Corporate Governance; Firm Value; Financial Performance. JEL Classification : G30,G32,M14 Submission date : January 12, 2021 Accepted date : July 22, 2021

DETERMINAN FIRM VALUE FINANCIAL PERFORMANCE …

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DETERMINAN FIRM VALUE FINANCIAL PERFORMANCE …

179

Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi, dan Keuangan Publik

Vol 16 No. 2 Juli 2021 : 179 - 202 ISSN : 2685-6441 (Online)

Doi : http://dx.doi.org/10.25105/jipak.v16i2.8605 ISSN : 1907-7769 (Print)

DETERMINAN FIRM VALUE : FINANCIAL PERFORMANCE

SEBAGAI VARIABEL MODERATING

1Barbara Gunawan

2Jihan Mawarni 1,2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

[email protected]

Abstract

This study aims to test the influence of Corporate Social Responsibility and Good

Corporate Governance on Firm Value with Financial Performance as a Moderating

Variable. The object of this research is a manufacturing company of consumer goods

sector listed on the Indonesia Stock Exchange in 2016-2019 which amounts to 26

companies. This research uses sampling technique that is using purposive sampling

method. The analysis tool used is Multiple Linear Regression and Moderated Regression

Analysis (MRA) using SPSS 21 software. The results of this study showed that Corporate

Social Responsibility has no effect on firm value, Corporate Governance which is proxed

with institutional ownership negatively affects the firm value, Corporate Governance

which is proxied with managerial ownership has a positive effect on the firm value,

Corporate Governance which is proxy with the remuneration committee has no effect on

the firm value, Financial Performance which is proxies by ROA is not able to strengthen

the influence of Corporate social responsibility on firm value.

Keywords : Corporate Social Responsibility; Corporate Governance; Firm Value;

Financial Performance.

JEL Classification : G30,G32,M14

Submission date : January 12, 2021 Accepted date : July 22, 2021

Page 2: DETERMINAN FIRM VALUE FINANCIAL PERFORMANCE …

180 | J I P A K 2 0 2 1

1. PENDAHULUAN

Pada saat ini perkembangan dunia bisnis dan teknologi semakin pesat dan diikuti

oleh persaingan yang semakin ketat. Persaingan bisnis yang sangat kompetitif dapat

menimbulkan persaingan ketat antar perusahaan demi memenangkan persaingan pasar.

Persaingan tersebut dapat berupa persaingan barang maupun modal. Oleh karena itu,

perusahaan perlu berpikir kritis, efisien, dan efektif untuk unggul dalam bersaing.

Perusahaan berusaha agar terus berkembang serta mempunyai financial performance

yang sangat baik dan firm value yang baik, dan terus meningkat seiring berjalannya

waktu. Dalam meningkatkan firm value jangka panjang merupakan salah satu tujuan dari

sebuah perusahaan. Menurut Brigham & Houston (2006) firm value merupakan hal

penting didalam perusahaan, karena tujuan utama perusahaan ialah dapat

memaksimalkan kekayaan serta kesejahteraan shareholders dengan memaksimalkan

firm value.

Implementasi Good Corporate Governance merupakan kunci keberhasilan

perusahaan untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang dan bisa bersaing dengan

baik dalam bisnis global (Windah & Andono, 2013). Penerapan Good Corporate

Governance dengan konsisten akan memperkuat posisi kompetitif perusahaan,

mengelola sumber daya, memaksimalkan firm value, dan mengelola risiko secara lebih

efisien serta efektif yang dapat memperkuat kepercayaan stakeholders dan shareholders.

Fauzi & Suransi (2016) menyatakan bahwa perusahaan memastikan kepada investor

bahwa dana yang telah diinvestasikan untuk kegiatan pembiayaan dan perkembangan

perusahaan digunakan dengan tepat serta efisien, memastikan bahwa manajemen

memberikan yang maksimal untuk kepentingan perusahaan.

Untuk meningkatkan firm value dapat menggunakan perbaikan financial

performance dengan menciptakan laba yang maksimal. Menurut Sri Rahayu dan Andri

(2010) laba ialah indikator yang bisa mengukur kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban kepada shareholders dan elemen dalam menciptakan firm value.

Jika perusahaan memperoleh laba yang tinggi, maka perusahaan mampu memenuhi

kewajibannya kepada shareholders relatif tinggi. Hal tersebut dapat menjadi sinyal untuk

investor bahwa perusahaan dalam kondisi yang menguntungkan serta dapat menarik

investor untuk membeli sahamnya.

Guna meningkatkan financial performance, melindungi kepentingan stakeholders

dan meningkatkan kepatuhan terhadap Undang-Undang dan kode etik yang lazim

diterapkan dalam berbisnis, perusahaan wajib menjalankan kegiatan bisnis mereka sesuai

dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Penerapan Good Corporate

Governance menjadi perhatian penting bagi perusahaan. Hal yang sama terjadi pada

krisis ekonomi 2008, yang juga melanda Amerika Serikat (Miralles Marcelo et al., 2013);

(Ledewara & Utami, 2019). Fenomena krisis disebabkan oleh tata kelola yang buruk

sehingga mengantarkan suatu negara ke krisis keuangan. Oleh karena itu, diperlukan

Good Corporate Governance untuk membangun kepercayaan publik dan komunitas

Page 3: DETERMINAN FIRM VALUE FINANCIAL PERFORMANCE …

J I P A K 2 0 2 1 | 181

internasional sebagai syarat mutlak bagi perusahaan untuk berkembang dengan baik dan

sehat.

Pentingnya Good Corporate Governance dalam perusahaan, melindungi

kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap hukum dan nilai-nilai

etika yang berlaku umum. Terkait dengan Good Corporate Governance, Corporate

Social Responsibility ialah salah satu strategi guna meningkatkan firm value dengan

membangun citra yang tepat dari sudut pandang stakeholders. Wardoyo & Veronica

(2013) menyatakan bahwa pengungkapan Corporate Social Responsibility dalam annual

report perusahaan dapat memperkuat citra perusahaan yang mana menjadi salah satu

pertimbangan yang diperhatikan oleh calon investor serta investor untuk memilih sebuah

investasi. Hal ini disebabkan karena anggapan mereka bahwa perusahaan memberikan

citra yang baik kepada masyarakat dan perusahaan tidak hanya mengejar keuntungan

saja, akan tetapi memperhatikan masyarakat serta lingkungan sekitarnya.

Adanya risiko serta tantangan yang dihadapi oleh industri sektor barang konsumsi

yang meningkat dari waktu ke waktu sehingga pelaksanaan Good Corporate Governance

(GCG) menjadi sangat penting. Implementasi Good Corporate Governance yang

dilakukan dengan konsisten dapat memperkuat posisi kompetitif perusahaan,

memaksimalkan firm value, mengelola sumber daya dan risiko secara lebih efektif serta

efisien, yang dapat memperkuat kepercayaan shareholders dan stakeholders, sehingga

mereka bisa beroperasi serta berkembang secara berkelanjutan.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis ingin mengangkat judul

“Determinan Firm Value: Financial Performance Sebagai Variabel Moderating”.

Peneliti menggunakan Financial Performance sebagai variabel moderating karena

dengan adanya financial performance yang baik perusahaan diharapkan memiliki tata

kelola yang baik yang mana dapat memberikan sinyal positif bagi investor untuk

berinvestasi pada perusahaan. Dimana investasi ini sangat berguna bagi perusahaan untuk

mengembangkan perusahaan dan memiliki nilai yang tinggi. Financial performance

hadir untuk memperkuat pengaruh pengungkapan Corporate Social Resposibility

terhadap firm value. Dimana financial performance dapat diartikan sebagai prestasi yang

dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang bisa mencerminkan kemampuan

perusahaan serta tingkat kesehatan perusahaan tersebut dalam mengelola dan

mengalokasikan sumber dayanya (Kiranayanti & Erawati, 2016).

Masalah corporate governance muncul karena terjadinya pemisahan antara

kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Pemisahan ini didasarkan pada agency theory

yang dalam hal ini manajer cenderung akan meningkatkan keuntungan pribadinya

daripada tujuan perusahaan. Selain memiliki financial performance yang baik perusahaan

juga diharapkan memiliki tata kelola yang baik. Diharapkan semakin tinggi Return on

Assets yang mana merupakan rasio profitabilitas yang menggambarkan sejauh mana

kemampuan aset yang dimiliki oleh perusahaan dapat menghasilkan keuntungan

(Tandelilin, 2010). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya ialah

penambahan variable kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan variabel

Good Corporate Governance Perception Index dimodifikasi menjadi komite remunerasi

Page 4: DETERMINAN FIRM VALUE FINANCIAL PERFORMANCE …

182 | J I P A K 2 0 2 1

sebagai proksi dari Good Corporate Governance. Perbedaan lainnya terdapat pada

sampel dan tahun yang digunakan dalam penelitian, dalam penelitian ini peneliti

menggunakan annual report perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi tahun 2016-

2019. Perusahaan yang dipilih ialah perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang

mana dilatarbelakangi bahwa perusahaan manufaktur memiliki konsekuensi klaim dari

masyarakat di lingkungan perusahaan sehingga pertanggungjawaban sosial perusahaan

sangat diperlukan.

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh CSR yang diwakili

dengan Corporate Social Responsibility Disclosure Index dan Corporate Governance

yang diwakili oleh rasio kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan komite

remunerasi yang mana menggunakan variabel dummy terhadap firm value yang diwaliki

dengan nilai Tobin’s Q dengan Financial Performance sebagai variabel moderating yang

diwakili dengan Return on Asset.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Agency Theory

Menurut M. Jensen & Meckling (1986) mengatakan bahwa hubungan keagenan

terjadi ketika satu atau lebih orang (principal) mempekerjakan orang lain (agen) guna

memberikan layanan serta mendelegasikan wewenang dalam decision making. Teori ini

mengasumsikan bahwa setiap manusia memiliki sifat egois yang mana mementingkan

diri sendiri. Teori ini juga menyiratkan bahwa terdapat asimetri informasi antara manajer

dengan pemilik. Manajer dalam sebuah perusahaan cenderung lebih mengetahui

informasi internal sehingga akan ada ruang informasi antara manajer dengan pemilik.

Pada dasarnya manajer harus bertanggung jawab untuk mengoptimalkan kepentingan

pemilik serta mengesampingkan kepentingan pribadi guna memaksimalkan kepentingan

perusahaan. Disisi lain pemegang saham akan fokus pada peningkatan nilai sahamnya.

Terdapat dua kepentingan yang berbeda dalam perusahaan, di mana masing-masing

pihak berusaha untuk mencapai tingkat kemakmuran yang diinginkan. Menurut Rusydi

& Martani (2014) adanya konflik kepentingan antara keduanya ini yang memicu

munculnya agency theory. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan bersama, principal

harus memberikan insentif yang sesuai guna memotivasi agen untuk melakukan

pengawasan dan mencegah situasi yang tidak diinginkan (M. C. Jensen & Meckling,

1976).

Agency theory mengasumsikan bahwa kepentingan principal dan agen berbeda-

beda, principal dapat mengatur dengan memberikan insentif kepada agen dan

menimbulkan biaya dari operasi yang dimaksudkan untuk memantau dan membatasi

operasi kepentingan pribadi agen M. C. Jensen & Meckling (1976) ; Hill & Jones (1992).

Menurut Bonazzi (2007) dengan memberikan insentif kepada agen dan memantau

kegiatan agen, principal akan memastikan bahwa agen bertindak untuk kepentingan

perusahaan.

Page 5: DETERMINAN FIRM VALUE FINANCIAL PERFORMANCE …

J I P A K 2 0 2 1 | 183

Signalling Theory

Signalling Theory ialah suatu langkah yang diambil oleh perusahaan untuk

memberi sinyal atau petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang

prospek perusahaan. Manajer dipandang memiliki informasi tentang perusahaan yang

tidak dimiliki oleh pihak eksternal. Signalling Theory menjelaskan juga alasan

pentingnya perusahaan untuk menyajikan informasi kepada publik. Signalling Theory

menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi

laporan keuangan pada pihak eksternal. Perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja

akan memberikan sinyal pada pasar, sehingga pasar diharapkan dapat membedakan

perusahaan yang berkualitas baik dan buruk (Wulandari, 2018).

Signalling Theory menunjukkan bahwa ketika financial performance sebuah

perusahaan bagus, maka manajer akan memberi tanda kepada investor, stakeholders dan

pasar dengan membuat sebuah pengungkapan, sedangkan perusahaan yang kinerjanya

buruk tidak dapat membuat pengungkapan (Yimenu & Surur, 2019). Dengan

meningkatkan pengungkapan, pemilik perusahaan menerima banyak manfaat yakni

reputasi perusahaan yang lebih baik dan meningkatnya nilai perusahaan. Sebaliknya, jika

perusahaan dengan financial performance yang buruk mungkin memilih untuk tidak

mengungkapkannya.

Perumusan Hipotesis

Corporate Social Responsibility dan Firm Value

Corporate Social Responsibility merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi firm value, hal tersebut disebabkan Corporate Social Responsibility

dianggap sebagai inti etika dalam berbisnis (Maqbool & Zameer, 2018). Penerapan

Corporate Social Responsibility diharapkan mampu meningkatkan firm value yang dapat

diketahui dari harga saham dan laba perusahaan sebagai hasil para investor yang telah

menginvestasikan saham di perusahaan. Hal tersebut berkaitan dengan signalling teory

yang mana adanya pengimplementasian CSR dapat meningkatkan firm value yang mana

ditandai dengan adanya peningkatan harga saham dan laba dari perusahaan. Beberapa

hasil penelitian mengenai Corporate Social Responsibility dan Firm Value yang

dilakukan oleh Gunawan & Utami (2016), Wirakusuma (2017), Puteri et al., (2018) dan

Saifi (2019) mengungkapkan bahwa Corporate Social Responsibility berpengaruh positif

terhadap Firm Value. Tetapi penelitian yang dilakukan oleh Wijaya & Linawati (2015)

dan Natanagara (2015), Suhartanti & Asyik (2015), Mukhtaruddin et al., (2019)

mengungkapkan bahwa Corporate Social Responsibility tidak berpengaruh terhadap

Firm Value. Dari penjelasan yang telah diuraikan tersebut maka peneliti mengajukan

hipotesis sebagai berikut:

H1 : Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap Firm Value

Page 6: DETERMINAN FIRM VALUE FINANCIAL PERFORMANCE …

184 | J I P A K 2 0 2 1

Kepemilikan Institusional dan Firm Value

Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham yang dimiliki oleh

institusi lain seperti perusahaan investasi, perusahaan asuransi, bank dan pemerintah

(Ardiyansyah, 2014). Kepemilikan institusional berperan sebagai monitoring agen yang

mana melakukan pengawasan secara optimal terhadap perilaku manajemen dalam

menjalankan perannya mengelola perusahaan. Hal tersebut berkaitan dengan agency

theory yang mana adanya kepemilikan institusional dapat meminimalisir terjadinya

manipulasi infomasi yang dilakukan oleh pihak agensi karena kepemilikan institusional

ini dapat berperan sebagai monitoring agen. Penelitian yang dilakukan oleh Suprasto

(2016), Wulandari (2018) dan Harjadi et al., (2018) yang mengungkapkan bahwa

kepemilikan institusional memiliki pengaruh positif terhadap firm value. Tetapi dalam

penelitian yang dilakukan oleh Hartoyo & Suwarno (2016) mengungkapkan bahwa

kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap firm value. Meningkatnya

kesejahteraaan pemegang saham yang tercermin dari kenaikan harga saham,

mengindikasikan firm value mengalami peningkatan. Dari penjelasan yang telah

diuraikan tersebut maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap Firm Value

Kepemilikan Manajerial dan Firm Value

Pihak manajer akan bekerja secara maksimal guna meningkatkan profitabilitas

perusahaan (Haruman, 2008). Adanya peningkatan profit perusahaan dapat menarik

investor untuk berinvestasi dan meningkatkan harga saham, sehingga dapat

meningkatkan firm value. Berkaitan dengan agency theory yang mana adanya pihak

agensi yang bisa memaksimalkan kepentingan perusahaan maka dapat mempengaruhi

firm value dari suatu perusahaan. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suhartanti

& Asyik (2015), Purnamawati et al. (2017), Satria. et al. (2017), Wulansari (2017),

Suprasto (2016), Wulandari (2018) dan Darmawan Putra (2018) menyatakan bahwa

kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap firm value. Tetapi dalam penelitian

yang dilakukan oleh Hartoyo & Suwarno (2016) mengungkapkan bahwa kepemilikan

manajerial tidak berpengaruh terhadap firm value. Dari penjelasan yang telah diuraikan

tersebut maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap Firm Value

Komite Remunerasi dan Firm Value

Menurut Ayu & Adi (2013) komite remunerasi harus mampu memberikan

penilaian secara objektif terhadap kompetensi yang dimiliki oleh calon pemangku

jabatan, sehingga besaran remunerasi yang ditetapkan sesuai dengan kontribusi yang

telah disumbangkan kepada perusahaan. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan

efektivitas dalam pengambilan keputusan perusahaan, yang secara tidak langsung akan

berimplikasi pada meningkatnya kinerja perusahaan serta nilai perusahaan (Ayu & Adi,

2013). Dengan adanya keberadaan komite remunerasi dapat menciptakan monitoring

serta pengelolaan yang lebih optimal, yang mana berkaitan dengan signalling theory yang

Page 7: DETERMINAN FIRM VALUE FINANCIAL PERFORMANCE …

J I P A K 2 0 2 1 | 185

dapat menjadi sinyal untuk para investor berinvestasi di dalam perusahaan karena semua

yang melakukan monitoring serta pengelolaan telah dipilih sesuai dengan kriteria yang

telah ditentukan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Soedaryono (2011)

mengungkapkan bahwa Good Corporate Governance dengan proksi ukuran dewan

direksi, komite remunerasi dan komite nominasi berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan. Namun, dalam penelitian yang dilakukan oleh Murwaningsari (2009) yang

menggunakan variabel komite nominasi dan remunerasi menyatakan bahwa komite ini

tidak berpengaruh terhadap peningkatan firm value. Dari penjelasan yang telah diuraikan

tersebut maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H4 : Komite Remunerasi berpengaruh positif terhadap Firm Value

Financial Performance, Corporate Social Responsibility dan Firm Value

Dengan adanya pengungkapan Corporate Social Resposibility dapat memberikan

sinyal positif bagi investor untuk berinvestasi pada perusahaan. Dimana investasi ini

sangat berguna bagi perusahaan untuk mengembangkan perusahaan dan memiliki nilai

yang tinggi. Kinerja perusahaan hadir untuk memperkuat pengaruh pengungkapan

Corporate Social Resposibility terhadap nilai perusahaan. Dimana kinerja keuangan

dapat diartikan sebagai prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu

yang bisa mencerminkan kemampuan perusahaan serta tingkat kesehatan perusahaan

tersebut dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya (Kiranayanti & Erawati,

2016). Beberapa hasil penelitian mengenai Corporate Social Resposibility dengan kinerja

keuangan Hermawan (2014) dan Putri (2015) mengungkapkan bahwa pengaruh

pengungkapan Corporate Social Resposibility berpengaruh positif terhadap financial

performance. Tetapi penelitian oleh Rosiana et al. (2013), Fauzi & Suransi (2016), dan

Wahyuni (2018) menyatakan bahwa Corporate Social Resposibility tidak memiliki

pengaruh terhadap Return of Asset. Dari penjelasan yang telah diuraikan tersebut maka

peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H5 : Financial Performance memperkuat pengaruh Corporate Social Responsibility

terhadap Firm Value

Page 8: DETERMINAN FIRM VALUE FINANCIAL PERFORMANCE …

186 | J I P A K 2 0 2 1

Model Penelitian

Gambar 1.

Model Penelitian

(Sumber: Diolah Penulis, 2020)

3. METODOLOGI

Rancangan Penelitian

Objek yang digunakan dalam penelitian ini ialah perusahaan manufaktur sektor

barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 sampai 2019. Data

dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Sumber data yang digunakan yaitu data

sekunder yang data tersebut berupa laporan keuangan tahunan (annual report) yang

diperoleh dari Bursa Efek Indonesia melalui situs www.idx.com. Penelitian ini

menggunakan teknik Purposive Sampling dengan kriteria yang ditetapkan antara lain

perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan (annual report) berturut-turut dari

tahun 2016-2019, perusahaan yang mengungkapkan informasi terkait variabel penelitian

dan perusahaan yang memperoleh laba. Data dikumpulkan dari hasil analisis yang akan

diuji menggunakan software SPSS 21.

Definisi Operasional Variabel

Menurut Azwar (2003) definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel

yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat.

Penelitian ini terdiri dari empat variabel independen, satu variabel moderating yaitu

financial performance, dan satu variabel dependen yaitu firm value. Variabel-variabel

Page 9: DETERMINAN FIRM VALUE FINANCIAL PERFORMANCE …

J I P A K 2 0 2 1 | 187

tersebut terdiri dari Corporate Social Responsibility yang diukur menggunakan angka

indeks CSR, kepemilikan institusional yang diukur menggunakan rasio antara jumlah

lembar saham yang dimiliki institusi terhadap jumlah lembar saham perusahaan yang

beredar secara keseluruhan, kepemilikan manajerial yang diukur menggunakan rasio

antara jumlah lembar saham yang dimiliki manajer terhadap jumlah lembar saham

perusahaan yang beredar secara keseluruhan, komite remunerasi yang diukur

menggunakan variabel dummy, firm value yang diukur menggunakan rasio Tobin’s Q dan

financial performance yang diukur dengan menggunakan ROA.

Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan alat analisis yang dengan regresi linier berganda dan

regresi model moderasi dengan basis interaksi dan uji Moderated Regression Analysis

(MRA). Penelitian ini menggunakan alat analisis linier berganda karena variabel yang

digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu. Dan menggunakan uji MRA atau lebih

dikenal dengan uji interaksi karena dalam penelitian ini terdapat variabel moderating

yaitu Financial Performance (ROA).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini ialah purposive sampling yang

mana pengambilan sampel sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu (Sugiyono, 2018).

Sampel awal yang diperoleh berjumlah 104 sampel data, namun setelah diseleksi

berdasarkan kriteria yang ditetapkan maka diperoleh sampel akhir sebanyak 44 sampel

data.

Tabel 1

Penentuan Sampel Penelitian

No Kriteria Jumlah

1. Perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI).

26

2. Perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) yang tidak mempublikasikan laporan keuangan tahunan (annual

report) berturut-turut dari tahun 2016-2019.

(3)

3. Perusahaan yang tidak mengungkapkan informasi terkait tentang variabel yang

digunakan di dalam penelitian selama periode penelitian.

(1)

4. Perusahaan yang tidak memperoleh laba pada tahun 2016-2019. (11)

Perusahaan yang menjadi Sampel 11

Total Sampel 44

Sumber : Data diolah (2020)

Page 10: DETERMINAN FIRM VALUE FINANCIAL PERFORMANCE …

188 | J I P A K 2 0 2 1

Statistik Deskriptif

Tabel 2

Hasil Statistik Deskriptif

N Min Max Mean Std. Deviation

Corporate Social Responsibility 44 .1978 .4945 .361143 .0817685

Kepemilikan Institusional 44 .3079 .9201 .663548 .1905144

Kepemilikan Manajerial 44 .0002 .8053 .210864 .2573066

Komite Remunerasi 44 0 1 .82 .390

Firm Value 44 .8644 3.8853 2.180536 .9881912

Financial Performance 44 .0005 .5267 .130548 .1180172

Sumber: Data diolah SPSS (2020)

Berdasarkan Tabel 2 diperoleh total nilai observasi data sebanyak 44 observasi

yang tersebar dalam 4 tahun penelitian. Sepanjang periode penelitian antara tahun 2016

sampai 2019 jumlah pengungkapan CSR terendah yaitu 19,78% sedangkan jumlah

tertinggi mencapai 49,45%. Secara keseluruhan jumlah pengungkapan CSR rata-rata

seluruh perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi di BEI mencapai 36,11%

pengungkapan CSR dapat disimpulkan bahwa pengungkapan CSR pada perusahaan

observasi kurang baik karena dibawah 50%. Financial Performance sepanjang tahun

2016 sampai 2019 terlihat bahwa rata-rata yang diperoleh pada umumnya perusahaan

manufaktur sektor barang konsumsi di BEI adalah 13,05% relatif kecil dibanding

kepemilikan institusional, kepemilikan nonmanajerial, komite remunerasi dan firm value.

Variabel Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki nilai minimum sebesar

0,1978, nilai maksimum sebesar 0,4945 dan nilai rata-rata sebesar 0,361143 dengan

standar deviasi sebesar 0,0817685. Variabel Kepemilikan Institusional (KI) memiliki

nilai minimum sebesar 0,3079, nilai maksimum sebesar 0,9201 dan nilai rata-rata sebesar

0,663548 dengan standar deviasi sebesar 0,1905144. Variabel Kepemilikan Manajerial

(KM) memiliki nilai minimum sebesar 0,0002, nilai maksimum sebesar 0,8053 dan nilai

rata-rata sebesar 0,210864 dengan standar deviasi sebesar 0,2573066. Variabel Komite

Remunerasi (KR) memiliki nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dan nilai

rata-rata sebesar 0,82 dengan standar deviasi sebesar 0,390. Variabel Firm Value diukur

dengan proksi Tobin’s Q memiliki nilai minimum sebesar 0,8644, nilai maksimum

sebesar 3,8853 dan nilai rata-rata sebesar 2,180536 dengan standar deviasi sebesar

0,9881912. Variabel Financial Performance (FP) diukur dengan proksi ROA memiliki

nilai minimum sebesar 0,0005, nilai maksimum sebesar 0,5267 dan nilai rata-rata sebesar

0,130548 dengan standar deviasi sebesar 0,1180172.

Uji Normalitas

Tabel 3

Hasil Uji Normalitas

Model Kolmogorof-Smirnov Asymp. Sig (2-tailed)

1 0,748 0,630

2 0,704 0,705

Sumber: Data diolah SPSS (2020)

Page 11: DETERMINAN FIRM VALUE FINANCIAL PERFORMANCE …

J I P A K 2 0 2 1 | 189

Tabel 3 menunjukkan bahwa hasil uji normalitas pada model penelitian 1 dan 2

adalah 0,630 dan 0,705. Angka tersebut menunjukkan bahwa hasil uji normalitas > 0,05

yang artinya data berdistribusi normal.

Uji Multikolonieritas

Tabel 4

Hasil Uji Multikolonieritas

Model Variabel Tolerance VIF

1 CSR 0,813 1,230

KI 0,868 1,153

KM 0,868 1,152

KR 0,848 1,179

2 CSR 0,811 1,233

KI 0,825 1,212

KM 0,784 1,276

KR 0,810 1,234

CSR*ROA 0,765 1,307

Sumber: Data diolah SPSS (2020)

Hasil dari uji multikolorienitas pada Tabel 4 menunjukkan bahwa model 1 dan 2

pada tiap variabel nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10. Maka dapat disimpulkan

bahwa tidak ada mutikolonieritas antar variabel independen pada model 1 dan 2.

Uji Heteroskedastisitas

Tabel 5

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Model Variabel Sig.

1 CSR 0,290

KI 0,085

KM 0,740

KR 0,135

2 CSR 0,396

KI 0,84

KM 0,971

KR 0,217

CSR*ROA 0,278

Sumber: Data diolah SPSS (2020)

Tabel 5 menunjukkan bahwa semua variabel pada model 1 dan 2 memiliki nilai sig.

> 0,05 yang berarti variabel dari kedua model regresi bebas dari heteroskedastisitas.

Uji Autokorelasi

Tabel 6

Hasil Uji Autokorelasi

Model DW DL DU 4-DU

1 1,524 1,3263 1,7200 2,28

2 1,334 1,2769 1,7777 2,2223

Sumber: Data diolah SPSS (2020)

Page 12: DETERMINAN FIRM VALUE FINANCIAL PERFORMANCE …

190 | J I P A K 2 0 2 1

Tabel 7

Hasil Uji Autokorelasi dengan Uji Cochrane Orcutt

Model DW DL DU 4-DU

1 1,934 1,3263 1,7200 2,28

2 1,844 1,2769 1,7777 2,2223

Sumber: Data diolah SPSS, 2020

Berdasarkan Tabel 6 terjadi autokorelasi positif pada model 1 dan 2, untuk

mengatasi masalah autokorelasi peneliti menggunakan uji cochrane orcutt. Pada Tabel 7

dapat diketahui bahwa nilai uji DurbinWatson (DW) untuk model 1 dan model 2 adalah

1,934 dan 1,844. Rumus uji autokorelasi DU < DW < 4-DU. Model 1 menunjukkan DU

= 1,7200, 4-DU = 2,28, maka 1,7200 < 1,934 < 2,28 dan pada model 2 menunjukkan DU

= 1,7777, 4-DU = 2,2223, maka 1,7777 < 1,844 < 2,2223 menyatakan bahwa data sudah

lolos uji autokorelasi atau tidak terjadi autokorelasi.

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 8

Uji Koefisien Determinasi (R2)

R2 Adjusted R2

0,737 0,710

Sumber: Data diolah SPSS (2020)

Tabel 8 menunjukkan besarnya nilai Adjusted R2 sebesar 0,710. Artinya, variabel

independen yang digunakan mampu mempengaruhi variabel dependen sebesar 0,710%.

Sementara sisanya yaitu 0,29% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

Uji Parsial t

Tabel 9

Uji Parsial t

Model

Unstandardized

Coefficients Sig. Keterangan

B Std. Error

1

(Constant) 3.622 .000 .000

Corporate Social

Responsibility -1.683 .134 .134 H1 ditolak

Kepemilikan Institusional -2.412 .000 .000 H2 ditolak

Kepemilikan Manajerial 3.410 .000 .000 H3 diterima

Komite Remunerasi .058 .798 .798 H4 ditolak

Sumber: Data diolah SPSS (2020)

Rumus atau persamaan yang muncul sesuai dengan hasil uji parsial t Tabel 9.

Tobin’s Q = 3,622 – 1,683 CSR – 2,412 KI + 3,410 KM + 0,058 KR + e

Page 13: DETERMINAN FIRM VALUE FINANCIAL PERFORMANCE …

J I P A K 2 0 2 1 | 191

Berdasarkan Tabel 9 dapat disimpulkan bahwa variabel pengungkapan CSR nilai

sig. 0,134 > 0,05 dan nilai koefisien sebesar –1,683 berarah negatif. Ini artinya variabel

Corporate Social Responsibility Disclosure Index tidak berpengaruh terhadap Firm

Value. Hal ini tidak sejalan dengan H1 yang mengungkapkan bahwa Corporate Social

Responsibility Disclosure Index berpengaruh positif terhadap Firm Value serta sekaligus

menyimpulkan H1 ditolak.

Selanjutnya menguji secara individual pengaruh variabel independen yang lainnya

yaitu Good Corporate Govarnance yang diproksi dengan kepemilikan institusional

terhadap variabel dependen yaitu firm value. Hasil uji parsial t Tabel 9 variabel

kepemilikan institusional menunjukkan nilai sig. 0,000 < 0,05 dan menghasilkan nilai

koefisien sebesar –2,412 berarah negatif. Hal ini berarti Corporate Govarnance yang

diproksi dengan kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap firm value

sebagai variabel dependen. Hal ini tidak sejalan dengan H2 yang mengungkapkan bahwa

kepemilikan institusional memiliki pengaruh positif terhadap firm value dengan demikian

H2 ditolak.

Selain kepemilikan institusional sebagai proksi dari Good Corporate Govarnance,

terdapat proksi yang lain yaitu kepemilikan manajerial. H3 menyatakan bahwa

kepemilikan manajerial memiliki pengaruh positif terhadap firm value. Tabel 9 variabel

kepemilikan manajerial menunjukkan nilai sig. 0,000 < 0,05 dan nilai koefisien sebesar

3,410 berarah positif. Artinya variabel Corporate Govarnance yang diproksi dengan

kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap firm value, sehingga hal ini sejalan

dengan hipotesis ketiga yang mengungkapkan bahwa kepemilikan manajerial

berpengaruh positif terhadap firm value; dengan demikian H3 diterima.

Adapun proksi lain dari Corporate Govarnance yaitu komite remunerasi. H4

menyatakan bahwa komite remunerasi memiliki pengaruh positif terhadap firm value.

Tabel 9 variabel komite remunerasi menunjukkan nilai sig. 0,798 > 0,05 dan nilai

koefisien sebesar 0,058 berarah positif. Artinya variabel GCG yang diproksi dengan

komite remunerasi tidak berpengaruh terhadap firm value, sehingga hal ini tidak sejalan

dengan hipotesis keempat yang mana mengungkapkan bahwa komite remunerasi

berpengaruh positif terhadap firm value; dengan demikian H4 ditolak.

Uji Moderated Regression Analysis

Tabel 10

Uji Interaksi

Model

Unstandardized

Coefficients Sig. Keterangan

B Std. Error

1

(Constant) 2.504 .067 1.885

Corporate Social

Responsibility -1.041 .790 -.268

Financial

Performance -7.925 .501 -.679

CSR*ROA 23.680 .511 .664 H5 ditolak

Sumber: Data diolah SPSS (2020)

Page 14: DETERMINAN FIRM VALUE FINANCIAL PERFORMANCE …

192 | J I P A K 2 0 2 1

Persamaan yang muncul berdasarkan hasil uji Moderated Regression Analysis Tabel 10.

Tobin’s Q = 2,504 – 1,041CSR – 7,925ROA + 23,680CSR*ROA + e

Uji interaksi pada Tabel 10 perkalian dengan variabel moderating menunjukkan

nilai sig. 0,511 > 0,05 dan nilai koefisien sebesar 23,680 berarah positif. Artinya CSR

tidak berpengaruh terhadap firm value yang dimoderasi oleh Financial Performance

(ROA). Hal ini tidak sejalan dengan H5 yang mengungkapkan bahwa Financial

Performance dapat memperkuat hubungan CSR terhadap firm value.

Pembahasan Hasil Uji Hipotesis

Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Firm Value

Berdasarkan uji regresi linier berganda yang telah dilakukan, hasil uji parsial t pada

Tabel 9 menunjukkan variabel Corporate Social Responsibility Disclosure menunjukkan

nilai sig. 0,134 > 0,05 dan nilai koefisien sebesar –1,683 berarah negatif. Ini artinya

variabel Corporate Social Responsibility Disclosure Index tidak berpengaruh terhadap

Firm Value. Hal ini tidak sejalan dengan hipotesis pertama yang mengungkapkan bahwa

Corporate Social Responsibility Disclosure Index berpengaruh positif terhadap Firm

Value serta sekaligus menyimpulkan H1 ditolak.

Pengaruh negatif yang ditimbulkan Corporate Social Responsibility Disclosure

terhadap firm value dapat disebabkan oleh sebagian investor yang beranggapan bahwa

semakin banyak Corporate Social Responsibility Disclosure yang dilakukan oleh

perusahaan dapat berdampak buruk untuk firm value. Hal tersebut mengindikasikan

bahwa investor menganggap banyaknya Corporate Social Responsibility yang dilakukan

bukan suatu hal yang dapat merugikan, melainkan sebaliknya Corporate Social

Responsibility yang dilakukan dapat meningkatkan legitimasi perusahaan dimata

stakeholders. Adanya peningkatan legitimasi masyarakat terhadap perusahaan, maka bisa

dipastikan hanya sebagian kecil perusahaan mendapatkan sanksi dan kemungkinan

sedikit pula yang mendapatkan protes serta kritik dari stakeholders.

Secara teori, pengungkapan CSR seharusnya sudah menjadi pertimbangan bagi

para investor sebelum melakukan investasi, karena didalamnya mengandung informasi

terkait kegiatan sosial yang telah dilakukan oleh perusahaan. Adanya informasi tersebut

diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan para investor untuk berinvestasi. Akan

tetapi, pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa investor tidak merespon atas

pengungkapan Corporate Social Responsibility yang telah dilakukan perusahaan.

Terdapat indikasi bahwa para investor tidak perlu melihat pengungkapan Corporate

Social Responsibility, karena terdapat jaminan yang tercantum pada Undang-Undang

Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 yang menyatakan bahwa perusahaan pasti

melaksanakan CSR serta mengungkapkannya (Wardoyo & Veronica, 2013). Dalam

Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 apabila perusahaan tidak

melaksanakan Corporate Social Responsibility, maka perusahaan akan mendapatkan

sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan sehingga dianggap pengungkapan

Page 15: DETERMINAN FIRM VALUE FINANCIAL PERFORMANCE …

J I P A K 2 0 2 1 | 193

Corporate Social Responsibility tidak memberi pengaruh terhadap nilai perusahaan

(Wardoyo & Veronica, 2013).

Semakin banyak perusahaan yang mengimplementasikan Corporate Social

Responsibility, maka akan semakin rendah nilai perusahaanya. Hal ini dikarenakan

investor juga menilai Corporate Social Responsibility dapat menyebabkan biaya ke

perusahaan, yang mana merupakan suatu bentuk pemborosan sumber daya perusahaan

(Mukhtaruddin et al., 2019). Sehingga peningkatan belanja untuk Corporate Social

Responsibility harus diikuti dengan kenaikan rasio keuangan. Peningkatan pengeluaran

perusahaan untuk CSR yang tidak diikuti oleh perubahan rasio keuangan dari perusahaan

seperti profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, pertumbuhan, dan rasio yang berbeda

menyebabkan investor mengukur bahwa peningkatan pengeluaran untuk Corporate

Social Responsibility adalah sebuah pemborosan sumber daya perusahaan yang

menyebabkan penurunan firm value (Pramana & Mustanda, 2016).

Pengungkapan Corporate Social Responsibility dapat menyebabkan biaya agensi

dan pemborosan biaya tambahan sumber daya perusahaan sehingga merendahkan kinerja

dan nilai perusahaan (Barnea & Rubin, 2010). Biaya-biaya agensi ini muncul karena

konflik kepentingan shareholders yang melihat peningkatan pengeluaran untuk

Corporate Social Responsibility sebagai upaya untuk meningkatkan citra positif

perusahaan yang akan berdampak pada firm value, akan tetapi dapat mengakibatkan

pemborosan sumber daya perusahaan terutama jika tidak diikuti oleh peningkatan kinerja

perusahaan yang signifikan.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Barnea &

Rubin (2010), Warsini & Sixpria (2011), Retno & Priantinah (2012), Nurhayati &

Medyawati (2012) Aristo et al., (2013), Casario et al., (2014), Dian & Lidyah (2014),

Wijaya & Linawati (2015) dan Natanagara (2015), Suhartanti & Asyik (2015),

Mukhtaruddin et al., (2019) yang menyatakan bahwa Corporate Social Responsibility

Disclosure Index tidak berpengaruh terhadap firm value. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa perusahaan yang melakukan Corporate Social Responsibility

Disclosure tidak berpengaruh terhadap firm value karena adanya indikasi bahwa para

investor tidak perlu melihat pengungkapan Corporate Social Responsibility, yang mana

terdapat jaminan yang tertera pada Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun

2007 yang menyatakan bahwa perusahaan pasti melaksanakan CSR serta

mengungkapkannya (Wardoyo & Veronica, 2013).

Pengaruh Corporate Governance (Kepemilikan Institusional) terhadap Firm Value

Berdasarkan uji regresi linier berganda yang telah dilakukan, hasil uji parsial t

Tabel 9 variabel kepemilikan institusional menunjukkan nilai sig. 0,000 < 0,05 dan

menghasilkan nilai koefisien sebesar –2,412 berarah negatif. Hal ini berarti Corporate

Govarnance yang diproksi dengan kepemilikan institusional berpengaruh negatif

terhadap firm value sebagai variabel dependen. Hal ini tidak sejalan dengan H2 yang

mengungkapkan bahwa kepemilikan institusional memiliki pengaruh positif signifikan

terhadap firm value; dengan demikian H2 ditolak.

Page 16: DETERMINAN FIRM VALUE FINANCIAL PERFORMANCE …

194 | J I P A K 2 0 2 1

Pengaruh negatif yang ditimbulkan kepemilikan institusional terhadap firm value

disebabkan oleh adanya kehadiran investor institusional yang mana memiliki

kepemilikan saham mayoritas yang lebih cenderung berpihak serta bekerja sama dengan

pihak manajemen untuk mendahulukan kepentingan pribadinya dibanding kepentingan

pemegang saham minoritas (Rahma, 2014). Hal tersebut merupakan sinyal negatif untuk

pihak luar karena strategi aliansi investor institusional dengan pihak manajemen yang

cenderung mengambil kebijakan perusahaan yang tidak optimal. Dampaknya tindakan

ini dapat merugikan operasional perusahaan serta investor tidak tertarik lagi untuk

menanamkan modalnya, harga saham perusahaan turun, volume perdagangan saham

menurun serta menurunnya firm value. Tindakan monitoring aktif berubah menjadi pasif

serta opportunistic ketika kepemilikan saham investor institusional semakin besar

(Soebiantoro, 2007).

Hasil ini konsisten dan sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rahma (2014),

Hary Wisnu Purbopangestu & Subowo (2014), Hartoyo & Suwarno (2016), Fadillah

(2017), Tambalean et al. (2018), dan Siregar (2019) yang menyatakan bahwa

kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap firm value. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa Corporate Govarnance yang diproksi dengan kepemilikan

institusional berpengaruh negatif terhadap firm value karena adanya kehadiran investor

institusional yang mana memiliki kepemilikan saham mayoritas yang lebih cenderung

berpihak serta bekerja sama dengan pihak manajemen untuk mendahulukan kepentingan

pribadinya dibanding kepentingan pemegang saham minoritas (Rahma, 2014).

Pengaruh Corporate Governance (Kepemilikan Manajerial) terhadap Firm Value

Berdasarkan uji regresi linier berganda yang telah dilakukan, H3 menyatakan bahwa

kepemilikan manajerial memiliki pengaruh positif terhadap firm value. Tabel 9 variabel

kepemilikan manajerial menunjukkan nilai sig. 0,000 < 0,05 dan nilai koefisien sebesar

3,410 berarah positif. Artinya variabel Corporate Govarnance yang diproksi dengan

kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap firm value. Sehingga hal ini sejalan

dengan hipotesis ketiga yang mengungkapkan bahwa kepemilikan manajerial

berpengaruh positif terhadap firm value; dengan demikian H3 diterima.

Menurut M. C. Jensen & Meckling (1976) dalam agency theory dijelaskan bahwa

pengelolaan perusahaan dan pemisahan antara kepemilikan dapat menimbulkan agency

problems. Konflik keagenan ini terjadi disebabkan adanya kepentingan yang berbeda

antara principal dan agen untuk memaksimalkan kepentingannya masing-masing. Salah

satu cara untuk menyeimbangkan kepentingan manajamen serta shareholders ialah

dengan kepemilikan saham oleh manajerial. Apabila perusahaan berhasil, maka

manajemen akan mendapatkan manfaat langsung dan sebaliknya. Apabila perusahaan

mengalami kerugian, maka manajemen juga akan menanggung kerugian sebagai

konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah. Oleh karena itu, pihak manajemen

cenderung lebih giat untuk kepentingan shareholders yang notabennya dirinya sendiri.

Adanya kepemilikan manajerial maka akan meminimalkan tingkat kecurangan

pada perusahaan. Dengan demikian, kepemilikan manajerial akan menyatukan

Page 17: DETERMINAN FIRM VALUE FINANCIAL PERFORMANCE …

J I P A K 2 0 2 1 | 195

kepentingan manajer dengan shareholders, hal ini akan berdampak positif dalam

peningkatan firm value. Jika nilai perusahaan meningkat maka nilai kekayaan yang

dimiliki manajerial juga akan ikut meningkat (Purnamawati et al., 2017). Apabila kondisi

suatu perusahaan pada masa mendatang dikategorikan menjanjikan atau menguntungkan,

maka akan ada banyak investor yang akan menanamkan dananya untuk membeli saham

dari perusahaan tersebut. Dengan demikian, harga saham naik dan nilai perusahaan akan

ikut meningkat.

Hasil ini konsisten dan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suhartanti &

Asyik (2015), Purnamawati et al. (2017), Satria. et al. (2017), Wulansari (2017), Suprasto

(2016), Wulandari (2018) dan Darmawan Putra (2018) yang menyatakan bahwa

kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap firm value. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa variabel Corporate Govarnance yang diproksi dengan kepemilikan

manajerial berpengaruh positif terhadap firm value. Hal ini disebabkan karena banyaknya

investor yang menanamkan dananya untuk membeli saham perusahaan, sehingga harga

saham naik. Harga saham yang tinggi dapat mencerminkan nilai suatu perusahaan tinggi.

Pengaruh Corporate Governance (Komite Remunerasi) terhadap Firm Value

Berdasarkan uji regresi linier berganda yang telah dilakukan, H4 menyatakan

bahwa komite remunerasi memiliki pengaruh positif terhadap firm value. Tabel 9 variabel

komite remunerasi menunjukkan nilai sig. 0,798 > 0,05 dan nilai koefisien sebesar 0,058

berarah positif. Artinya variabel Good Corporate Govarnance yang diproksi dengan

komite remunerasi tidak berpengaruh terhadap firm value, sehingga hal ini tidak sejalan

dengan hipotesis keempat yang mana mengungkapkan bahwa komite remunerasi

berpengaruh positif terhadap firm value; dengan demikian H4 ditolak.

Adanya komite remunerasi dapat memicu adanya biaya yang lebih besar yang harus

dikeluarkan oleh perusahaan dan dapat menurunkan laba perusahaan (Murwaningsari et

al., 2009). Biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk menentukan besaran imbalan

anggota komite remunerasi cukup besar yang mana anggota komite remunerasi harus

memiliki keahlian dalam bidang sumber daya manusia yang diharapkan mampu menilai

direksi dan dewan komisaris agar tetap memenuhi sesuai dengan prinsip dasar GCG yaitu

accountability, transparency, independency, responsibilitas dan fairness, sehingga dapat

berlaku profesional dan objektif. Oleh karena itu, biaya yang lebih besar tersebut akan

cenderung dapat menurunkan firm value.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Murwaningsari et al.

(2009) yang menyatakan bahwa komite remunerasi tidak berpengaruh terhadap firm

value. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Good Corporate Govarnance

yang diproksi dengan komite remunerasi tidak berpengaruh terhadap firm value. Hal ini

disebabkan karena dapat memicu biaya yang lebih besar yang harus dikeluarkan oleh

perusahaan.

Page 18: DETERMINAN FIRM VALUE FINANCIAL PERFORMANCE …

196 | J I P A K 2 0 2 1

Pengaruh Corporate Social Responsibility yang di Moderasi oleh Financial

Performance (ROA) Terhadap Firm Value

Hasil uji Moderated Regression Analysis (MRA) perkalian dengan variabel

moderating menunjukkan nilai sig. 0,511 > 0,05 dan nilai koefisien sebesar 23,680

berarah positif. Artinya CSR tidak berpengaruh terhadap firm value yang dimoderasi oleh

Financial Performance (ROA). Hal ini tidak sejalan dengan H5 yang mengungkapkan

bahwa Financial Performance dapat memperkuat hubungan CSR terhadap firm value,

dengan demikian H5 ditolak.

Pengungkapan Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh perusahaan

dapat menurunkan firm value ketika kinerja keuangan suatu perusahaan rendah. Ketika

kinerja keuangan suatu perusahaan rendah yang menunjukkan prospek perusahaan yang

kurang baik, sehingga investor akan merespon negatif dan firm value akan menurun

karena perusahaan dinilai semakin buruk di mata investor (Almilia, 2007).

Jika kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba menurun, maka diikuti

dengan harga saham yang akan menurun pula. Dengan demikian semakin rendah rasio

ini maka akan memperburuk posisi perusahaan yang berarti, semakin kecil kemampuan

perusahaan untuk menutupi investasi yang digunakan. Hal ini dapat memungkinkan

perusahaan untuk tidak dapat membiayai investasi dari dana yang berasal dari sumber

internal yang tersedia dalam laba ditahan, sehingga informasi yang tercantum dalam

Return on Assets akan menjadi nilai negatif bagi investor serta bisa menurunkan firm

value (Fauzi & Suransi, 2016).

Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Rosiana et al.

(2013), Fauzi & Suransi (2016), dan Wahyuni (2018) yang menyatakan bahwa Financial

Performance (ROA) tidak dapat memperkuat pengaruh CSR terhadap firm value. Dapat

disimpulkan bahwa jika perusahaan memiliki kinerja keuangannya rendah, maka

pengungkapan CSR nya cenderung rendah karena akan mempengaruhi ROA yang mana

dapat menurunkan nilai perusahaan dimana investor akan merespon negatif diikuti

dengan penurunan harga saham. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, pengungkapan CSR

mampu menurunkan firm value pada saat kinerja keuangannya rendah.

5. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh corporate social responsibility

dan corporate governance terhadap firm value dengan financial performance sebagai

variabel moderating. Berdasarkan data yang diperoleh mapun hasil analisis yang telah

dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Corporate Social

Responsibility tidak berpengaruh terhadap firm value, (2) Corporate Governance yang

diproksi kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap firm value, (3)

Corporate Governance yang diproksi dengan kepemilikan manajerial berpengaruh

positif terhadap firm value, (4) Corporate Governance yang diproksi dengan komite

Page 19: DETERMINAN FIRM VALUE FINANCIAL PERFORMANCE …

J I P A K 2 0 2 1 | 197

remunerasi tidak berpengaruh terhadap firm value, (5) Financial Performance tidak dapat

memperkuat pengaruh positif Corporate Social Responsibility terhadap Firm Value

Implikasi

Hasil penelitian ini memberikan implikasi bahwa semakin tinggi nilai perusahaan

maka pengungkapan Corporate Social Responsibility dan tata kelola oleh perusahaan

akan semakin tinggi. Hal ini akan menimbulkan beberapa dampak ada yang berdampak

positif ataupun negatif. Untuk itu, dalam pelaksanaan setiap kegiatan CSR ataupun dalam

tata kelola perusahaan harus melibatkan berbagai pihak, baik pihak internal maupun

pihak eksternal perusahaan agar dapat menciptakan kesejahteraan bagi semua pihak.

Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka saran

bagi penelitian selanjutnya: (1) Untuk penelitian selanjutnya diharapkan memperpanjang

masa periode penelitian agar memperoleh hasil penelitian yang lebih baik dan

menyeluruh; (2) Untuk penelitian selanjutnya hendaknya tidak dibatasi pada perusahaan

manufaktur sektor barang konsumsi saja, tetapi seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI;

(3)Untuk penelitian selanjutnya diharapkan bisa menambah proksi variabel Corporate

Governance. Adapun saran bagi perusahaan manufaktur yaitu: (1) Sebaiknya semua

perusahaan membuat laporan keberlanjutan perusahaan (sustainability reporting) untuk

memudahkan pengungkapan tanggung jawab sosial; (2) Masih terdapat beberapa

perusahaan yang pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) kurang dari 50%,

sehingga harus ditingkatkan dengan cara melaporkan item-item Corporate Social

Responsibility yang bejumlah 91 item, sehingga dengan Corporate Social Responsibility

Disclosure Index yang lebih tinggi diharapkan firm value menjadi lebih tinggi lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Almilia, L. S. & D. W. (2007). Pengaruh Environmental Performance Dan

Environmental Disclosure Terhadap Economic Performance. Jurnal Informasi,

Perpajakan, Akuntansi, Dan Keuangan Publik.

https://doi.org/10.25105/jipak.v9i2.4530

Ardiyansyah, M. (2014). Pengaruh Corporate Governance, Leverage dan Profitabilitas

Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang

Konsumsi yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2013. Jurnal Umrah.

Aristo, Y., Leon, B., Akuntansi, P., Ekonomi, F., & Bhayangkara, U. (2013). Analisis

Perhitungan Variabel-Variabel Pengungkapan Corporate Social Responsibility

Dan Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan Yang Menggunakan Metode Rasio

Tobin ’ S Q. Jurnal Akuntansi UBHARA, 72–88.

Ayu, P., & Adi, W. (2013). Karakteristik Good Corporate Governance Dan Kinerja

Perusahaan Manufaktur. E-Jurnal Akuntansi, 2(3), 594–613.

Page 20: DETERMINAN FIRM VALUE FINANCIAL PERFORMANCE …

198 | J I P A K 2 0 2 1

Barnea, A., & Rubin, A. (2010). Center for Responsible Business Conflict Between

Owners Corporate Social Responsibility as a Con fl ict between Owners. Journal

of Business Ethics, April, 1–36.

Bonazzi, L., & Islam, S. M. N. (2007). Agency theory and corporate governance. Journal

of Modelling in Management.

Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2006). Dasar-dasar manajemen keuangan. Jakarta:

Salemba Empat.

Casario, T. K., Nurhayati, N., & Sukarmanto, E. (2014). Pengaruh Good Corporate

Governance dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai

Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Bergerak Di Bidang

Makanan Dan Minuman Periode 2011-2013). E-Jurnal Akuntansi, 1(2004), 6561.

Darmawan Putra, D. R. A. (2018). Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional dan

Kepemilikan Manajerial Terhadap Kinerja dan Nilai Perusahaan. Studi Akuntansi

Dan Keuangan Indonesia, 1(1), 1–24. https://doi.org/10.21632/saki.1.1.1-24

Dian, F., & Lidyah, R. (2014). Pengaruh corporate social responsibility, kepemilikan

manajerial dan kepemilikan institusi terhadap nilai perusahaan tambang batu bara

yang terdaftar di BEI.

Fadillah, A. R. (2017). Analisis Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan

Manajerial Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Kinerja Perusahaan Yang

Terdaftar Di Lq45. Jurnal Akuntansi, 12(1), 37–52.

http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/jak

Fauzi, A. S., & Suransi, N. K. (2016). Pengaruh GCG dan CSR terhadap Nilai Perusahaan

dengan Profitabilitas sebagai Variabel Pemoderasi. InFestasi (Jurnal Bisnis Dan

Akuntansi), 12(1), 1–19.

Gunawan, B., & Utami, S. S. (2016). Peran Corporate Social Responsibility dalam Nilai

Perusahaan. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 7(2), 174–185.

https://doi.org/10.23917/reaksi.v7i2.2616

Harjadi, D., Fajarwati, N., & Fatmasari, D. (2018). Pengaruh Kepemilikan Institusional

dan Leverage terhadap Nilai Perusahaan. Al-Amwal : Jurnal Ekonomi Dan

Perbankan Syari’ah, 10(2), 245. https://doi.org/10.24235/amwal.v10i2.3603

Hartoyo, H., & Suwarno, A. E. (2016). Analisis Pengaruh Profitabilitas, Pengungkapan

Corporate Social Responsibility Dan Corporate Governance Terhadap Nilai

Perusahaan (Studi Empiris: Pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Periode 2010-2013). Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Haruman, T. (2008). Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Keputusan Keuangan

Dan Nilai Perusahaan Survey pada Perusahaan Manufaktur di PT. Bursa Efek

Indonesia.

Hary Wisnu Purbopangestu dan Subowo. (2014). Pengaruh Good Corporate Governance

Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Corporate Social Responsibility Sebagai

Variabel Intervening. Accounting Analysis Journal, 3(3), 321–333.

https://doi.org/10.15294/aaj.v3i3.4202

Hermawan, S. (2014). Afiyah Nurul Maf ulah.(2014). Pengaruh Kinerja Keuangan

Terhadap Nilai Perusahaan Dengan pengungkapan Corporate Social Responsibity

Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Dinamika Akuntansi, 6(2), 103–118.

Hill, C. W. L., & Jones, T. M. (1992). Stakeholder‐agency theory. Journal of

Management Studies, 29(2), 131–154.

Jensen, M. C., & Meckling, W. (1976). Theory of the firm: managerial behavior, agency

costs and ownership structure En: Journal of Finance Economics. 3.

Page 21: DETERMINAN FIRM VALUE FINANCIAL PERFORMANCE …

J I P A K 2 0 2 1 | 199

Jensen, M., & Meckling, W. H. (1986). Agency costs of FCF, corporate finance, and

takeovers. The American Economic Review, 76, 323–329.

Kiranayanti, I. A. E., & Erawati, N. M. A. (2016). Pengaruh Sumber Daya Manusia,

Sistem Pengendalian Intern, Pemahaman Basis Akrual Terhadap Kualitas Laporan

Keuangan Daerah. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 16(2), 1290–1318.

Ledewara, A. F. L. N., & Utami, I. (2019). The Effect of Escalation of Commitment and

Project Risk in Resources Allocation Decision. Jurnal Akuntansi & Auditing

Indonesia, 23(1), 52–63. https://doi.org/10.20885/jaai.vol23.iss1.art6

Maqbool, S., & Zameer, M. N. (2018). Corporate social responsibility and financial

performance: An empirical analysis of Indian banks. Future Business Journal, 4(1),

84–93.

Miralles-Marcelo, J. L., Miralles-Quirós, J. L., & del Mar Miralles-Quirós, M. (2013).

Multivariate GARCH models and risk minimizing portfolios: The importance of

medium and small firms. The Spanish Review of Financial Economics, 11(1), 29–

38.

Mukhtaruddin, M., Ubaidillah, U., Dewi, K., Hakiki, A., & Nopriyanto, N. (2019). Good

Corporate Governance, Corporate Social Responsibility, Firm Value, and Financial

Performance as Moderating Variable. Indonesian Journal of Sustainability

Accounting and Management, 3(1), 55. https://doi.org/10.28992/ijsam.v3i1.74

Murwaningsari, E., Ekonomi, F., & Trisakti, U. (2009). Hubungan Corporate

Governance, Corporate Social Responsibilities dan Corporate Financial

Performance Dalam Satu Continuum. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 11(1), 30–

41. https://doi.org/10.9744/jak.11.1.pp.30-41

Natanagara, D. M. & J. (2015). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility

Terhadap Respon Nilai Perusahaan. Business Accounting Review, 3(2), 271–280.

Nurhayati, M., & Medyawati, H. (2012). Analisis pengaruh kinerja keuangan, good

corporate governance dan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan

yang terdaftar dalam LQ45 pada tahun 2009-2011. Jurnal Akuntansi, Idx, 1–13.

UU Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007, (2007).

Pramana, I., & Mustanda, I. K. (2016). Pengaruh Profitabilitas dan Size Terhadap Nilai

Perusahaan Denagn CSR Sebagai Variabel Pemoderasi. E-Jurnal Manajemen

Unud, 5(1), 561–594.

Purnamawati, I. G. A., Yuniarta, G. A., & Astria, P. R. (2017). Good Corporate

Governance Dan Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan Melalui Corporate

Social Responsibility Disclosure. Jurnal Keuangan Dan Perbankan, 21(2), 276–

286. https://doi.org/10.26905/jkdp.v21i2.505

Puteri, F. A., Lindrianasari, L., Kesumaningrum, N. D., & Farichah, F. (2018). The Effect

of Corporate Social Performance and Financial Performance On Corporate Social

Responsibility (CSR) Disclosure As an Intervening Variable Toward Firm Value.

The Indonesian Journal of Accounting Research, 21(03), 395–422.

https://doi.org/10.33312/ijar.405

Putri, A. O. (2015). Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan

pengungkapan csr sebagai variabel pemoderasi. Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen,

4(4), 1–19.

Page 22: DETERMINAN FIRM VALUE FINANCIAL PERFORMANCE …

200 | J I P A K 2 0 2 1

Rahma, A. (2014). PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN

INSTITUSIONAL, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP

KEPUTUSAN PENDANAAN DAN NILAI PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Priode 2009-

2012). PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN

INSTITUSIONAL, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN

PENDANAAN DAN NILAI PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Priode 2009-2012), 23(2),

45–69. https://doi.org/10.14710/jbs.23.2.45-69

Retno, R. D., & Priantinah, D. (2012). Pengaruh good corporate governance dan

pengungkapan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan (studi

empiris pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-

2010). Nominal, Barometer Riset Akuntansi Dan Manajemen, 1(2), 99–103.

Rosiana, G., Juliarsa, G., & Sari, M. M. R. (2013). Pengaruh pengungkapan CSR

terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel pemoderasi. E-

Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 5(3), 723–738.

Rusydi, M. K., & Martani, D. (2014). Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap

Aggressive Tax Avoidance. Simposium Nasional Akuntansi XVII, 24–27.

Saifi, H. S. dan M. (2019). PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN (Studi Empiris pada

Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2010-2013). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 76(1).

https://doi.org/10.21831/nominal.v4i2.8002

Satria., M. A. J., Sunaryo., H., & ABS., M. K. (2017). PENGARUH GOOD

CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN

KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus

Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI

Tahun 2015-2017). E-Jurnal Riset Manajemen Prodi Manajemen, 51–69.

Siregar, I. G. & J. E. P. (2019). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan

Institusional Dan Return On Equity Terhadap Nilai Prusahaan Pada Perusahaan

Manufaktur Sektor Tekstil Dan Garemnt Yang Terdaftar Di Bei Periode 2010 –

2014. Jurnal UMT.

https://repositories.lib.utexas.edu/handle/2152/39127%0Ahttps://cris.brighton.ac.

uk/ws/portalfiles/portal/4755978/Julius+Ojebode%27s+Thesis.pdf%0Ausir.salfor

d.ac.uk/29369/1/Angela_Darvill_thesis_esubmission.pdf%0Ahttps://dspace.lboro.

ac.uk/dspace-jspui/ha

Soebiantoro, U. (2007). Pengaruh struktur kepemilikan saham, leverage, faktor intern dan

faktor ekstern terhadap nilai perusahaan. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan,

9(1), 41–48.

Soedaryono, D. R. dan B. (2011). Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Nilai

Perusahaan melalui Corporate Social Responsibility.

SRI RAHAYU, S. R., & ANDRI, A. (2010). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap

Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dan

Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris Pada

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta). UNIVERSITAS DIPONEGORO.

Page 23: DETERMINAN FIRM VALUE FINANCIAL PERFORMANCE …

J I P A K 2 0 2 1 | 201

Sugiyono, D. (2018). Metode penelitian kuatintatif, kualitatif dan R & D/Sugiyono.

Bandung: Alfabeta, 15(2010).

Suhartanti, T., & Asyik, N. F. (2015). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai

Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Moderating. Jurnal Ilmu

Dan Riset Akuntansi, 4(8), 1–15.

Suprasto, I. A. S. P. dan B. (2016). PENGARUH TANGGUNG JAWAB SOSIAL

PERUSAHAAN DAN MEKANISME TATA KELOLA PERUSAHAAN

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,

15, 667–694.

Tambalean, F. A. K., Manossoh, H., & Runtu, T. (2018). Pengaruh Kepemilikan

Manajerial Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan Pada

Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Di BEI. Jurnal Riset Akuntansi,

13(4), 465–473. https://doi.org/10.32400/gc.13.04.21255.2018

Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi: Teori dan aplikasi. Kanisius.

Wahyuni, S. F. (2018). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility

Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderasi.

Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 1(1), 109–117.

https://doi.org/10.35129/ajar.v3i01.104

Wardoyo & Veronica, T. M. (2013). Pengaruh good corporate governance, corporate

social responsibility & kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Jurnal

Dinamika Manajemen, 4(2), 132–149.

Wardoyo, & Veronica, T. M. (2013). Pengaruh Good Corporate Governance, CSR dan

Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Dinamika Manajemen, 4(2),

132–149. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jdm

Warsini, S., & Sixpria, N. (2011). PENGARUH PENGUNGKAPAN TANGGUNG

JAWAB SOSIAL DAN PRAKTIK TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP

NILAI PERUSAHAAN. 10(2), 95–105.

Wijaya, A., & Linawati, N. (2015). Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.

Finesta, 3(1), 46–51.

Windah, G. C., & Andono, F. A. (2013). Pengaruh penerapan corporate governance

terhadap kinerja keuangan perusahaan hasil survei the Indonesian Institute

Perception Governance (IICG) periode 2008-2011. Calyptra, 2(1), 1–20.

Wirakusuma, N. K. A. P. S. dan M. G. (2017). Pengaruh Adverse Selection dan Negative

Framing Terhadap Kecenderungan Eskalasi Komitmen. Jurnal Ilmiah Akuntansi

Dan Bisnis, 12 No. 1.

Wulandari, T. D. (2018). PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL,

KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN

UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Ilmiah

Mahasiswa FEB, 7(1), 22–36.

Wulansari, R. & S. (2017). Pengaruh Corporate Social Responsibility Dan Good

Corporate Governance. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 6(8), 498–527.

www.idx.co.id. (n.d.). No Title.

www.Kontan.co.id. (2019). Indeks Saham Sektor Barang Konsumsi Turun.

Yimenu, K. A., & Surur, S. A. (2019). Earning Management: From Agency and

Signalling Theory Perspective in Ethiopia. Journal of Economics, Management

and Trade, 24(6), 1–12. https://doi.org/10.9734/jemt/2019/v24i630181

Page 24: DETERMINAN FIRM VALUE FINANCIAL PERFORMANCE …

202 | J I P A K 2 0 2 1