Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah
Aljabar Berkarakter TIMSS (Trends in International Mathematics and
Science Study) pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 6 Makassar
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
WULANDARI SIDENG
NIM 105361123216
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2021
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
“Perbaiki shalatmu, perbaiki dirimu, maka Allah akan
memperbaiki hidupmu”
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum
sebelum mereka mengubah diri mereka sendiri”
(QS. Ar-Ra’d: 11)
Persembahan
Kupersembahkan karya ini kepada kedua orang tua ku, atas
doa serta kasih sayang yang tidak henti-hentinya, yang penuh
kesabaran dalam mendidik dan membesarkanku, kepada
kakak, adik, sahabat dan semua keluarga atas segala dukungan
yang menjadi motivasi untukku.
Karya ini juga saya persembahkan kepada teman-teman
LKIMers angkatan 12 (PEJUANG 12) LKIM-PENA yg sudah
menjadi saudara, telah memberi banyak pelajaran, yang selalu
setia membersamai, menyemangati, serta memberi motivasi.
vii
ABSTRAK
Wulandari Sideng. 2021. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Aljabar
Berkarakter TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study)
pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 6 Makassar. Skripsi. Program
Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Dr. Baharullah, M.
Pd dan Pembimbing II Nursakiah, S.Si, S.Pd. M.Pd.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana deskripsi
kemampuan pemecahan masalah aljabar berkarakter TIMSS pada siswa kelas VIII
SMP Muhammadiyah 6 Makassar. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan
pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan soal konten aljabar TIMSS
(Trends in International Mathematics and Science Study) berdasarkan tahapan
Polya untuk siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah 6 Makassar. Jenis penelitian
yang digunakan yaitu penelitian deskriktif dengan menggunakan pendekatan
kualitatif. Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VIII B SMP
Muhammadiyah 6 Makassar Kecamatan Tallo Kota Makassar sebanyak 3 orang
siswa. Teknik penentuan subjek yaitu dengan memberikan tes kepada seluruh
siswa kelas VIII untuk memilih siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan
rendah. Penentuan subjek berdasarkan pertimbangan guru mata pelajaran dan skor
hasil tes. Penelitian ini mengacu pada empat aspek indikator kemampuan
pemecahan masalah menurut Polya yaitu: memahami, menyusun, melaksanakan,
dan memeriksa kembali. Instrumen dalam penelitian adalah tes kemampuan
pemecahan masalah dan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat perbedaan kesulitan siswa yang berkemampuan tinggi, siswa yang
berkemampuan sedang, dan siswa yang berkemampuan rendah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kemampuan tinggi dan sedang
mampu melewati semua indikator memahami (C1), menyusun (C2),
melaksanakan (C3), dan memeriksa kembali (C4), dengan baik dan hanya
mengalami kesalahan satu soal dari tiga soal pada indikator memeriksa kembali
(C4). Siswa yang berkemampuan rendah belum mampu memenuhi tahapan
indikator melakukan rencana (C3) dan memeriksa kembali (C4). Ketiga subjek
belum mampu memenuhi indikator memeriksa kembali (C4) di salah satu soal
yang diberikan. Berdasarkan dari hasil deskripsi data tersebut dapat disimpulkan
bahwa indikator terbesar yang belum mampu dipenuhi masing-masing siswa pada
tahap indikator memeriksa kembali (C4).
Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah, Aljabar, TIMSS
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, Wr. Wb
Alhamdulillahhirobbil’alami, segala puji syukur kehadiran Allah yang Maha
atas segala yang ada di dunia ini, karena-Nya yang telah memberikan semangat,
kesempatan dan kesehatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas
Akhir (skripsi) dengan judul “Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah
Aljabar Berkarakter TIMSS (Trends in International Mathematics and
Science Study) pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 6 Makassar”.
Salawat serta salam juga semoga senantiasa Allah curahkan kepada jungjungan
kita Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam, kepada sahabat, keluarga, serta
umat yang istiqamah dijalannya. Penulis hadirkan skripsi ini sebagai salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, dengan
penuh harapan dapat memberikan kontribusi positif khususnya bidang ilmu
pendidikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari
orang-orang sekitar yang senantiasa memberikan bantuan, dukungan serta
bimbingan bagi penulis. Walaupun skripsi ini masih jauh dari kesempurnaannya,
untuk itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran untuk
memperbaikinya. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada
kedua orang tua Ayahanda Sideng dan Ibunda Jallia yang telah berjuang, berdoa,
mengasuh, membesarkan, mendidik dan membiayai penulis dalam pencarian ilmu.
ix
Demikian pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada saudara-saudaraku
tercinta yang selalu memberi dukungan baik berupa materi maupun motivasi.
Selanjutnya ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya, peneliti
sampaikan kepada:
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak Prof. Dr. H. Ambo
Asse.,M.Ag.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Bapak Erwin Akib, M.Pd.,
Ph.D.,
3. Ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Mukhlis, S.Pd.,M.Pd.
4. Sekretaris Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Ma’rup, S.Pd.,M.Pd.
5. Pembimbing I Ibu Nursakiah, S.Si, S.Pd., M.Pd. dan pembimbing II Bapak
Dr. Baharullah, M.Pd. yang telah meluangkan waktunya untuk senantiasa
membimbing dan memberikan motivasi dengan baik sampai skripsi ini dapat
terselesaikan.
6. Pembimbing Validasi instrumen Bapak Ilhamuddin, S.Pd.,M.Pd. dan Ibu
Rezki Ramdani, S.Pd.,M.Pd. yang senantiasa memberikan bimbingan dalam
rangka penyempurnaan instrumen.
7. Para dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khusunya dosen prodi
pendidikan matematika yang senantiasa membimbing peneliti selama
menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar.
8. Kepala sekolah SMP Muhammmadiyah 6 Makassar, Bapak Drs Ramli, M.Pd.,
beserta guru dan staf yang berada di sekolah yang telah mengizinkan dan
bantuan untuk melaksanakan penelitian ini.
9. Kepada pihak TIMSS, sehingga penulis dapat melakukan penelitian dengan
mengambil soal-soal TIMSS yang telah disediakan dan telah diujiakan
sebelumnya.
10. Kepada sahabat seperjuanganku yang aku sayangi karena Allah Subhanahu
Wata’ala, serta seluruh rekan-rekan pendidikan matematika ALGORITMA
16, khususnya ALGORITMA 16 G atas kebersamaan, motivasi, saran dan
x
bantuannya kepada penulis yang telah memberi banyak pelajaran dalam hidup
saya.
11. Serta seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tak
langsung dalam penyelesaian skripsi ini yang tak sempat penulis sebutkan.
Hanya kepada Allah swt. Peneliti memohon agar mereka yang berjasa
diberikan balasan yang berlipat ganda dan semoga penelitian ini memberikan
manfaat bagi kita semua. Aamiin yaa Rabbalalaamiin.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Makassar, Februari 2021
Peneliti
Wulandari Sideng
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN ..................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi
ABSTAK .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7
E. Batasan Istilah ....................................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Matematika .............................................................................. 10
B. Kemampuan Pemecahan Masalah......................................................... 12
1. Defenisi Kemampuan Pemecahan Masalah ...................................... 12
2. Cara Mengukur Kemampuan Pemecahan Masalah .......................... 17
3. Kemampuan Pemecahan Masalah Aljabar........................................ 20
C. Konten Aljabar ...................................................................................... 21
D. TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) ...... 23
E. Aljabar Berkarakter TIMSS .................................................................. 28
F. Penelitian Relevan ................................................................................. 34
xii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 37
B. Subjek Penelitian ................................................................................... 37
C. Instrument Penelitian ........................................................................... 38
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 39
E. Teknik Analisis Data ............................................................................. 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .........................................................................................
1. Hasil Penelitian ................................................................................. 43
2. Pembahasan ....................................................................................... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................... 76
B. Saran ...................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 79
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Proporsi Kemampuan yang Diuji pada Dimensi Konten dalam Studi
TIMSS .............................................................................................. 18
Tabel 2.2 Proporsi Kemampuan yang Diuji pada Dimensi Kognitif dalam Studi
TIMSS .............................................................................................. 19
Tabel 4.1 Informan Penelitian ........................................................................... 44
Tabel 4.2 Hasil tes tulis kemampuan pemecahan masalah tiga siswa dari ketiga
soal yang diujikan ............................................................................. 45
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Hasil tes tertulis S1 pada Soal Nomor 1 ........................................ 46
Gambar 4.2 Hasil tes tertulis S1 pada Soal Nomor 2 ........................................ 49
Gambar 4.3 Hasil tes tertulis S1 pada Soal Nomor 3 ........................................ 51
Gambar 4.4 Hasil tes tertulis S2 pada Soal Nomor 1 ........................................ 54
Gambar 4.5 Hasil tes tertulis S2 pada Soal Nomor 2 ........................................ 57
Gambar 4.6 Hasil tes tertulis S2 pada Soal Nomor 3 ........................................ 59
Gambar 4.7 Hasil tes tertulis S3 pada Soal Nomor 1 ........................................ 61
Gambar 4.8 Hasil tes tertulis S3 pada Soal Nomor 2 ........................................ 64
Gambar 4.9 Hasil tes tertulis S3 pada Soal Nomor 3 ........................................ 67
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan salah satu isu strategis di
awal abad ini. Tepat tahun 2015, Semua negara anggota ASEAN menyepakati
“Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN 2025”. Cetak biru tersebut berisi
lima fitur yang saling terikat dan melengkapi, meliputi: (a) terintegrasi penuh
dalam bidang ekonomi; (b) persaingan, inovasi, dan dinamika ASEAN; (c)
Memperkuat hubungan dan kerja sama sektor; (d) ASEAN yang tangguh,
inklusif, berorientasi pada rakyat serta berorientasi terhadap rakyat; (e)
ASEAN bersaing Global. Memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA), mestinya Indonesia harus mengikuti standar internasional agar dapat
bertahan di era global ini. Hanya masyarakat Indonesia yang memiliki
kemampuan dan kualifikasi yang dapat mengikuti persaingan global tidak
hanya di bidang ekonomi tetapi juga di semua aspek bidang ini. Demikian
halnya dalam bidang dunia pendidikan.
Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Untuk menyesuaikan diri dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan sosial budaya di era global
ini perlu dilakukan upaya peningkatan sumber daya manusia. Hal ini
mengakibatkan setiap negara dengan cerdik merancang setiap sistem
pendidikannya untuk memanfaatkannya sebaik mungkin. Berdasarkan UU
tahun 2003 No.20 mengenai Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan ialah
2
upaya dalam suatu pekerjaan yang direncanakan dan bertujuan akan
menciptakan kondisi belajar dan proses pembelajaran sehingga peserta didik
dapat secara aktif mengembangkan kemampuan dirinya dan memiliki
kekuatan spiritual agama, kepribadian, kebijaksanaan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang mereka butuhkan, masyarakat dan negara. Sumber daya
manusia yang unggul hanya bisa didapatkan melalui pendidikan. Matematika
merupakan salah satu bidang penelitian yang selalu ada di semua jenjang
pendidikan di Indonesia.
Matematika memegang peranan pokok dalam pendidikan, sebab
matematika ialah pengetahuan dasar yang banyak diamanfaatkan dalam
segala aspek kehidupan. Sebagai ilmu hitung yang berfungsi menjadi dasar
ilmu pengetahuan seperti fisika, ekonomi, kimia, dan akuntansi. Hal ini
mengarah pada setiap tingkat pendidikan, melewati pembelajaran matematika
mampu mengembangkan potensi berpikir kreatif, kritis, analitis, masuk akal,
cermat, efisien dan efektif untuk memecahkan permasalahan. Permendiknas
No.22 tahun 2016 mencetuskan sasaran pembelajaran matematika SMP salah
satunya ialah siswa mempunyai keterampilan dalam menyelesaikan masalah,
melingkupi kemampuan pemahaman permasalahan, mengonsep formula
matematika, memecahkan formula, serta menjelaskan penyelesaian yang
dihasilkan. Beralaskan sasaran tersebut maka terlihat jelas target
pembelajaran matematika yaitu siswa mampu dalam pemecahan maslah.
3
Kurikuluim 2013 (revisi 2016) mengemukakan dalam Pemendikbud
Nomor 24 Tahun 2016 bahwa keterampilan pemecahan masalah merupakan
keterampilan dasar yang harus dimiliki siswa mulai dari kelas satu SD hingga
kelas XII. Salah satu kemampuan dasar 4 (keterampilan) siswa kelas 1 sekolah
dasar adalah “memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang
berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan”. Salah satu KD 4 di
SMA XII berbunyi “menyelesaikan masalah kontekstual terkait aturan
pencacahan (aturan penjumlahan, perkalian, permutasi, atau aturan
kombinasi). Oleh karena itu, alasan pertama siswa perlu mempunyai
kemampuan dalam menyelesaikan masalah. Kemampuan adalah kombinasi
dasar yang mutlak dimiliki peserta didik untuk mempelajari matematika
Hartono (Galih, 2016: 1) meyakini bahwa pemecahan masalah
merupakan bagian yang sangat penting dari kurikulum matematika. Ini karena
siswa akan memperoleh pengalaman dalam menggunakan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. National
Council of Teachers of Mathematics (NCTM) tahun 2000 (Galih, 2016: 2)
merumuskan kemampuan belajar matematika yang disebut kemampuan
matematika, meliputi: pemecahan masalah, penalaran dan pembuktian,
komunikasi, menghubungkan ide (koneksi) dan representasi. Pemecahan
masalah dalam pembelajaran matematika diletakkan pada posisi pertama.
Akan tetapi nyatanya dalam menyelesaikan soal, kemampuan matematika di
Indonesia tergolong sangat rendah. Keadaaan tersebut terlihat pada hasil
sejumlah inspeksi yang dilangsungkan oleh lembaga internasional, seperti
4
TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) dan PISA
(International Student Assessment Program), dimana di antara beberapa
negara yang disurvei, Indonesia menempati posisi yang kurang memuaskan.
Indonesia termasuk negara sebagai sasaran TIMSS pada empat periode
terakhir. Soal prestasi matematika, status Indonesia masih di bawah level
internasional yang dilansir TIMSS. Data TIMSS yang diberikan oleh P4TK
(Syamsul Hadi dan Novaliyosi, 2019: 562-563) merupakan hasil studi TIMSS
tahun 2003. Di antara 46 negara peserta, Indonesia menempati urutan ke-35
dengan nilai rata-rata 411, dengan standar rata-rata internasional adalah 467.
Hasil riset TIMSS 2007 menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat
ke-36 dari 49 negara peserta pada nilai rata-rata 397, hasil riset TIMSS 2011
menunjukkan bahwa posisi Indonesia pada peringkat ke-38 dari 42 negara
peserta dengan nilai rata-rata 386. Sedangkan nilai rata-rata internasional
adalah 500 poin. Dengan data tersebut, maka hasil terakhir Nizam's TIMSS
2015 Indonesia (Syamsul Hadi dan Novaliyosi, 2019: 563) menduduki
peringkat ke-44 dari 49 negara. Bahkan dengan hasil TIMSS tahun 2011,
Indonesia masih berada pada posisi yang rendah, bahkan peringkat Indonesia
lebih rendah dari Palestina dalam keadaan perang. Ini memperlihatkan
bahwasanya nilai matematika dari tahun ke tahun semakin menurun. Hasil
tersebut bisa menjadi tolak ukur prestasi Indonesia dalam bidang studi
matematika dalam kompetisi global.
5
Ernisa (2018: 29) menjelaskan bahwa pada tahun 2011 hasil evaluasi
TIMSS Indonesia terhadap kategori ranah konten kategori VIII dan ranah
kognitif tengah berada di bawah rata-rata. Menurut domain konten, persentase
peserta didik menjawab ranah konten dengan tepat adalah 24%, aljabar 22%,
geometri 24%, dan data serta probabilitas 29%. Di antara siswa Indonesia
yang menjawab benar menurut ranah kognitif, 31% tahu, 23% menerapkan,
dan 17% bernalar. Hasil dari persentase kedua domain tersebut bisa
disimpulkan bahwa persentase ranah konten terendah yaitu aljabar dengan
22%, sedangkan persentase ranah kognitif yaitu penalaran sangat rendah yaitu
17%.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh
peneliti dilapangan ketika melaksanakan magang 3 (PPL) di kota Makassar
pada bulan Juli 2019 salah seorang guru matematika, mengatakan bahwa
bahwa proporsi siswa di SMP Muhammadiyah 6 Makassar dalam pemecahan
masalah matematika kelas VIII masih sangat rendah. Salah satu materi yang
mengarah pada rendahnya tingkat pemecahan masalah matematika siswa
adalah aljabar. Pemahaman siswa tentang konsep operasi aljabar masih sangat
rendah. Dalam menyelesaikan masalah, tidak hanya sejumlah kecil siswa yang
diminta oleh guru untuk menyelesaikan soal aljabar, mereka tidak mampu
membuat model matematika, merumuskan rencana perhitungan dan
menyelesaikan perhitungan. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi
aljabar disebabkan oleh adanya simbol-simbol abstrak berupa variabel. Dalam
berbagai bentuk aljabar. Alasan lainnya adalah karena buku teks yang tersedia
6
saat ini belum berfungsi sepenuhnya untuk melatih dan mengembangkan
kemampuan siswa dalam mempelajari aljabar matematika.
Hal ini memerlukan kepedulian khusus, lantaran mempengaruhi
minimnya pemahaman tentang fakta, rancangan, ketentuan, dan proses algebra
berikutnya yang lebih kompleks. Ternyata banyak siswa yang kurang antusias
dalam menyelesaikan masalah ketika menghadapi masalah matematika,
khususnya masalah perhitungan. Sebagian besar siswa hanya ingin belajar
ketika mendekati ulangan dan ketika mendapatkan PR yang akan
dikumpulkan, sehingga dapat dikatakan kurang berambisi dan tidak bekerja
keras untuk meningkatkan prestasi akademiknya. Bahkan dalam proses
pembelajaran sehari-hari, siswa di sekolah sudah banyak yang menggunakan
buku teks berbasis TIMSS. Peneliti menemukan bahwa salah satu penyebab
kesulitan siswa dalam memahami matematika adalah kurangnya kemampuan
pemecahan masalah matematika karena karakteristik materi buku teks
matematika yang abstrak.
Berdasarkan uraian masalah di atas, peneliti tertarik untuk
mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah siswa berdasarkan
indikator pemecahan masalah menurut Polya pada dimensi konten aljabar
TIMSS siswa SMP Muhammadiyah 6 Makassar berdasarkan, tercatat
sebelumnya belum ada riset yang relevan dilakukan dilokasi tersebut.
Sehingga, peneliti hendak melakukan penelitian yang berjudul “deskripsi
kemampuan pemecahan masalah aljabar berkarakter TIMSS (Trends
7
International in Mathematics and Science Study) pada siswa VIII B SMP
Muhammadiyah 6 Makassar.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti
mengajukan rumusan masalah yaitu, bagaimana mendeskripsikan
kemampuan pemecahan masalah aljabar berkarakter TIMSS pada siswa kelas
VIII B SMP Muhammadiyah 6 Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pembentukan masalah yang telah diajukan, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah
aljabar berkarakter TIMSS pada siswa kelas VIII B SMP 6 Muhammadiyah
Makassar.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Secara umum, penelitian ini diharapkan dapat membekali siswa
dengan pengetahuan untuk pemecahan masalah khususnya dalam
menyelesaikan masalah matematika aljabar berkarakter TIMSS.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa. Diharapkan para siswa dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematikanya dan mengetahui kesalahan apa
8
saja yang mereka lakukan dalam menyelesaikan masalah matematika
aljabar berkarakter TIMSS.
b. Bagi guru, hasil penelitian ini hendaknya dijadikan bahan
pertimbangan pembelajaran agar dapat menentukan langkah-langkah
yang tepat untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah
siswa dan menghindarkan siswa dari kesalahan dalam memecahkan
masalah matematika, khususnya dalam pembelajaran berkarakter
TIMSS.
c. Untuk pertimbangan dan masukan penelitian sejenis lainnya.
E. Batasan Istilah
1. Kemampuan dalam KBBI berarti kesanggupan; kecakapan; daya
kemahiran.
2. Pemecahan Masalah
Mairing (2018: 35) menjelaskan bahwa pemecahan masalah
adalah berpikir tentang mendapatkan jawaban atas pertanyaan.
Berpikir adalah sebuah proses, jadi pemecahan masalah bisa dianggap
sebagai proses.
3. TIMSS
Menurut Sukriadi (2019: 37), TIMSS (Trends in International
Mathematics and Science Study) merupakan studi internasional yang
bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam bidang
matematika dan sains. Dalam kerangka evaluasi TIMSS 2011 (Mullis,
9
et al., 2009) terbagi menjadi dua dimensi, pertama, dimensi isi meliputi
empat bidang yaitu bilangan, aljabar, geometri, data dan peluang.
Kedua dimensi kognitif tersebut meliputi knowledge (pengetahuan),
application (penerapan) dan reasoning (penalaran).
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat Matematika
Kata "matematika" berasal dari bahasa Latin "mathematika", yang
aslinya diambil dari bahasa Yunani "mathematike", yang berarti belajar. Asal
muasal kata ini adalah kata mathema yang artinya ilmu atau sains (knowledge,
science). Kata "mathematike" juga terkait dengan kata lain yang hampir sama,
yaitu "mathein" atau "matheinin" yang artinya belajar (berpikir). Oleh karena
itu, berdasarkan asal kata, kata matematika merupakan pengetahuan yang
diperoleh melalui berpikir (reasoning). Matematika lebih menekankan pada
aktivitas (penalaran) dalam dunia rasional, daripada menekankan hasil
eksperimen atau observasi matematika yang berkaitan dengan pemikiran,
proses, dan kesimpulan yang dibentuk oleh pemikiran manusia.
Beberapa definisi ahli matematika antara lain:
1. Dewan Riset Nasional (Hikmahturrahma, 2018: 1)
Matematika adalah fondasi sains dan teknologi. Sebagai ilmu yang
senantiasa berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, matematika
perlu mengubah proses pembelajaran matematika di kelas. Perubahan ini
harus menyesuaikan dengan kebutuhan matematika saat ini dan masa
depan, yaitu menekankan pada kemampuan berpikir dan bernalar.
Dikatakan bahwa matematika juga merupakan cara berpikir. Ini karena
pengetahuan matematika meresap dalam kehidupan sehari-hari. Aktivitas
11
dan interaksi matematika akan membantu seseorang membuat keputusan
yang tepat.
2. Reys et al., 2009 (Hikmahturrahma, 2018: 8)
Reys et al. Menggambarkan konsep matematika sebagai bahasa.
Matematika menggunakan istilah dan simbol yang terdefinisi dengan baik.
Istilah dan simbol ini berlaku secara universal dan memiliki kondisi
makna. Mempelajarinya akan meningkatkan kemampuan untuk
berkomunikasi tentang sains, kondisi kehidupan nyata, dan matematika itu
sendiri. Bahasa simbolik digunakan sebagai alat untuk
mengkomunikasikan dan menyajikan konsep, struktur dan hubungan
dalam matematika.
3. Kenney, 2005 Hikmahturrahma (Hikmahturrahma, 2018: 8)
Bahasa matematika hanya dipelajari di sekolah dan tidak
digunakan di luar sekolah, oleh karena itu bagi sebagian besar siswa
proses pembelajaran bahasa matematika sama dengan proses pembelajaran
bahasa kedua. Berdasarkan definisi di atas, maka peneliti mendefinisikan
matematika berdasarkan pendapat National Research Council (1989)
yang merupakan landasan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai ilmu
yang senantiasa berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
matematika perlu mengubah proses pembelajaran matematika di kelas.
Perubahan ini harus disesuaikan dengan kebutuhan matematika saat ini
dan yang akan datang, yang menekankan pada kemampuan berpikir dan
bernalar. Dikatakan bahwa matematika juga merupakan cara berpikir. Ini
12
karena pengetahuan matematika meresap dalam kehidupan sehari-hari.
Aktivitas dan interaksi matematika akan membantu seseorang membuat
keputusan yang tepat.
B. Kemampuan Pemecahan Masalah
1. Definisi kemampuan pemecahan masalah
Isra (2018) kemampuan bisa diartikan sebagai kemampuan.
Kemampuan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan suatu
aktivitas. Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda dalam
mengingat, menerima atau menggunakan apa yang telah mereka terima,
karena setiap orang mempunyai cara yang berbeda untuk mengatur apa
yang mereka amati, lihat atau pikirkan. Seperti siswa, setiap siswa
memiliki cara yang berbeda untuk menerima, menanggapi situasi
pembelajaran, dan cara menghubungkan pengalaman mereka dengan
kurikulum dan bagaimana mereka menanggapi pembelajaran.
Masalah di KBBI diartikan sebagai "masalah yang harus
diselesaikan atau diselesaikan". Sebuah pertanyaan menjadi masalah hanya
ketika seseorang tidak memiliki aturan / hukum tertentu yang dapat
digunakan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut dengan
segera. Selain itu, menurut beberapa ahli matematika Posamenteir dan
Kriuk (2009), masalah merupakan situasi dimana suatu tantangan siswa
membutuhkan pemecahan, dan siswa tidak dapat segera mengetahui cara
untuk mendapatkan jawabannya. Gosldstein (2011) mengemukakan bahwa
13
ketika gap antara situasi saat ini dan tujuan tidak dapat segera terlihat,
maka masalah akan muncul. Menurut Polya (1981), masalah berarti
secara sadar mencari tindakan yang tepat untuk mencapai suatu tujuan.
Namun tujuan ini tidak segera tercapai.
Hartono (2014) juga mengemukakan bahwa masalah adalah suatu
kondisi yang mendorong seseorang untuk memecahkan masalah tersebut,
tetapi mereka tidak tahu secara langsung bagaimana melakukannya. Jika
misalnya soal diberikan kepada siswa dalam bentuk soal, dan siswa
mampu menyelesaikan soal dengan benar, maka tidak bisa dikatakan
masalah. Baik itu lingkungan internal maupun lingkungan sekitarnya,
masalah adalah bagian dari kehidupan manusia. Hampir setiap orang
menghadapi masalah yang perlu diselesaikan.
Zulfah (2017: 4) mengemukakan bahwa jika suatu masalah
menunjukkan suatu tantangan yang tidak dapat diselesaikan hanya dengan
menggunakan metode atau prosedur konvensional yang sudah dikenal oleh
siswa, maka masalah tersebut akan menjadi masalah. Dalam pembelajaran
matematika, setiap tugas untuk siswa dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu soal latihan dan soal Pelatihan merupakan tugas dimana siswa harus
mengetahui langkah-langkah pemecahannya. Pada saat yang sama,
masalah dalam matematika lebih kompleks daripada dalam praktik, karena
strategi untuk menyelesaikannya tidak segera terlihat. Kreativitas
dibutuhkan saat menyelesaikan masalah siswa.
14
Shah (2014) keterampilan pemecahan masalah harus diajarkan
kepada anak-anak sejak usia dini. Penyelesaian masalah selalu mencakup
setiap sudut aktivitas manusia, baik dalam bidang ilmu pengetahuan,
hukum, pendidikan bisnis, olah raga, kesehatan, industri, sastra, dll.
Pemecahan masalah dapat diajarkan dalam mata pelajaran apapun,
terutama dalam matematika. Pembelajaran memecahkan masalah pada
dasarnya adalah belajar menggunakan metode atau sistem ilmiah, logis,
dan berpikir secara teratur dan teliti, tujuannya untuk memperoleh
kemampuan dan keterampilan kognitif untuk memecahkan masalah secara
rasional, langsung dan tuntas. Lencher dikutip dalam Hartono (2014)
bahwa memecahkan masalah matematika adalah proses penerapan
pengetahuan matematika yang diperoleh sebelumnya ke situasi baru yang
tidak diketahui. Artinya, kegiatan pemecahan masalah dapat mendukung
pengembangan keterampilan matematika lainnya, seperti komunikasi dan
penalaran matematis.
Menurut Kriluk (Mairing, 2018: 34) proses pemecahan masalah
dimulai dari siswa menghadapi masalah sampai diperoleh jawaban, dan
siswa tersebut telah menguji pemecahannya (solusinya), maka Polya
(1981) berpendapat bahwa menyelesaikan masalah itu berarti Serangkaian
tindakan harus diambil. dari. Shah (2014) belajar pemecahan masalah pada
dasarnya adalah belajar menggunakan metode ilmiah atau berpikir
sistematis, logis, teratur dan tuntas. Tujuannya untuk memperoleh
15
kemampuan kognitif dan keterampilan untuk memecahkan masalah secara
rasional, langsung dan tuntas.
Menurut Polya (A'liyah, 2016: 22-23), siswa harus melalui empat
tahapan penting dalam menyelesaikan masalah, yaitu:
a. Memahami Masalah
Langkah ini penting untuk berhasil menyelesaikan masalah.
Langkah ini melibatkan pendalaman situasi masalah, memilah fakta,
menentukan hubungan antara fakta, dan mengajukan pertanyaan.
Setiap pertanyaan tertulis, bahkan pertanyaan yang paling sederhana
sekalipun, harus dibaca berulang kali, dan informasi yang terkandung
dalam pertanyaan tersebut harus dalam bahasanya sendiri.
Mempertimbangkan status masalah juga sangat membantu dalam
memahami struktur masalah.
b. Membuat Rencana Pemecahan
Setelah memahami masalahnya, Anda harus melakukan langkah
ini dengan percaya diri. Bangun solusi dengan mempertimbangkan
struktur masalah dan pertanyaan yang harus dijawab. Jika soal berupa
soal biasa dengan penetapan kalimat matematika uraian, maka perlu
menterjemahkan soal tersebut ke dalam bahasa matematika.
c. Melaksanakan Rencana Pemecahan
Untuk menemukan solusi yang tepat, rencana yang
dikembangkan pada langkah kedua harus dilaksanakan dengan hati-
hati.Pertama, terkadang solusi perlu diperkirakan. Bagan, tabel, atau
16
urutan disusun dengan hati-hati sehingga pemecah masalah tidak akan
bingung.
d. Melihat Kebelakang/ Memeriksa Kembali
Dalam langkah ini, metode untuk menyelesaikan masalah harus
diperhatikan, dan hasil perhitungan harus diperiksa dengan cermat.
Melakukan pemeriksaan balik akan melibatkan penghitungan ulang
untuk menentukan keakuratan penghitungan. Jika kita membuat
perkiraan atau taksiran, bandingkan dengan hasilnya. Hasil
pemecahannya harus tetap sesuai dengan sumber masalahnya,
meskipun kelihatannya tidak masuk akal. Bagian terpenting dari
langkah ini adalah memperluas masalah, yang melibatkan menemukan
solusi alternatif untuk masalah tersebut
Hartono (Isra, 2018) juga menekankan pentingnya keterampilan
pemecahan masalah siswa dalam matematika: “Pertama, pemecahan
masalah adalah tujuannya. Kategori ini berfokus pada pembelajaran
bagaimana memecahkan masalah. Dalam hal ini pemecahan masalah tidak
memerlukan prosedur atau prosedur apa pun. Metode dan muatan
matematika itu sendiri.Kedua, proses pemecahan masalah.Kategori ini
menitikberatkan pada metode, proses, strategi dan heuristik yang
digunakan dalam pemecahan masalah.Ketiga, pemecahan masalah
merupakan keterampilan dasar yang salah satunya melibatkan penguasaan
siswa Keterampilan minimal dalam matematika ".
17
Berdasarkan beberapa teori tentang kemampuan pemecahan
masalah di atas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan memecahkan
masalah matematika merupakan kemampuan setiap orang dalam
memecahkan masalah dan pengetahuan yang berbeda-beda. Masalahnya
adalah situasi yang tidak diinginkan yang menghalangi untuk mencapai
tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan pekerjaan
pemecahan masalah, yang melibatkan proses berpikir terbaik. Mahasiswa
harus melalui empat tahapan penting untuk menyelesaikan masalah, yaitu
memahami masalah, merumuskan solusi, melaksanakan solusi dan
memeriksa kembali. Jika kita dapat mengatasi situasi yang menghalangi
kita mencapai tujuan kita, maka kita dapat mengatakan bahwa masalah
tersebut dapat diselesaikan. Untuk itu, penelitian ini menggunakan indeks
kemampuan pemecahan masalah Polya sebagai indeks untuk mengevaluasi
soal matematika siswa pada materi aljabar.
2. Cara Mengukur Kemampuan Pemecahan Masalah
Saat memberikan skor untuk pemecahan masalah, jika ingin
mengukur atau mengetahui kemampuan siswa dalam setiap langkah atau
proses berpikir pemecahan masalah, maka sebuah proyek akan disusun
untuk setiap proses yang terkait. Namun, jika kita ingin mengukur
keseluruhan proses pemecahan masalah, penyusunan item-item ini harus
mencakup semua proses pemecahan masalah yang ingin kita ukur. Tabel
berikut merangkum kriteria penilaian pemecahan masalah yang
dikemukakan oleh Schoen dan Ochmke (Isra, 2018):
18
Tabel 2. 1. Menurut kriteria Schoen dan Ochmke untuk pemecahan
masalah
Indikator Deskripsi
Memahami Masalah Menuliskan yang diketahui dan
ditanyakan dengan benar dan
lengkap
Menyusun Rencana Pelaksanaan
Menuliskan rumus untuk hal yang
diketahui
Menuliskan rumus untuk hal yang
ditanya
Menuliskan/menyusun prosedur
penyelesaian
Memecahkan Masalah Menuliskan aturan penyelesaian
dengan tuntas dan hasil benar
Memeriksa kembali
Menuliskan jawaban dan dapat
memeriksa kembali hasil
penyelesaian dengan benar
Sejalan dengan pandangan Polya (Siti Suprotun dan Andriyani,
2019: 23), indikator kemampuan pemecahan masalah yang diusulkan
menurut langkah-langkah pemecahan masalah ditunjukkan pada Tabel 2
berikut.
19
Tabel 2. 2. Panduan pemecahan masalah menurut Polya
NO Langkah-Langkah Indikator
1 Memahami Masalah Mengetahui apa yang diketahui pada
masalah
Mengetahui apa yang ditanyakan pada
masalah
2 Membuat Rencana
Pemecahan Masalah
Mengkonfirmasi masalah yang sama
yang pernah ditemui
Mengkonfirmasi masalah sejenis yang
pernah ditemui
Mengungkapkan cara memecahkan
masalah
3 Melakukan
Rencana/Perhitungan
Melakukan pemecahan masalah
dengan menerapkan cara yang sudah
diungkapkan pada langkah 2
4 Memeriksa Kembali Mencari masalah lain yang dapat
diselesaikan dengan menggunakan
penyelesaian masalah yang diguna-
kan dalam langkah 3
Mencari cara lain untuk menyelesai-
kan masalah yang diberikan.
20
3. Kemampuan Pemecahan Masalah Aljabar
Menurut Anisa (Nuzula, 2019: 3), problem solving merupakan
proses psikologis yang kompleks bagi siswa. Semua siswa memiliki
tingkat kesulitan yang berbeda-beda dalam memecahkan masalah.
Kemampuan untuk memecahkan masalah aljabar terkait dengan banyak
keterampilan matematika lainnya. Sama halnya dengan kemampuan
memahami masalah cerita, kemampuan membangun model matematika,
kemampuan membuat rencana hitung, dan kemampuan berhitung
menyelesaikan soal yang tidak biasa diberikan kepada guru.
Nuzula (2019: 8) percaya bahwa menyelesaikan masalah aljabar
merupakan rangkaian kegiatan proses, yang meliputi pemahaman,
perencanaan penyelesaian, pelaksanaan rencana penyelesaian yang telah
selesai dan pengecekan ulang hasil yang diperoleh untuk menemukan
solusi atau jawaban atas masalah aljabar, dan siswa tidak dapat Pemecahan
Sangat mudah untuk menemukan solusi untuk soal aljabar tertentu.
Kemampuan untuk memecahkan masalah aljabar terkait dengan banyak
keterampilan matematika lainnya. Sama halnya dengan kemampuan
memahami soal cerita, kemampuan membangun model matematika,
kemampuan membuat rencana perhitungan, dan kemampuan
menyelesaikan perhitungan berdasarkan soal-soal abnormal yang diajukan
oleh guru.
21
Oleh karena itu, dapat disimpulkan dari uraian di atas bahwa yang
dimaksud dengan kemampuan menyelesaikan masalah aljabar dalam
penelitian ini adalah rangkaian kegiatan proses, meliputi kegiatan
pemahaman, kegiatan penyelesaian perencanaan, pelaksanaan rencana
penyelesaian selesai, dan pengecekan hasil yang diperoleh untuk
menemukan masalah aljabar. Solusi atau jawaban. , Siswa tidak dapat
dengan mudah menemukan solusi untuk masalah aljabar yang diberikan.
C. Konten Aljabar
NCTM (Zaelani, 2019) menganggap aljabar sebagai struktur abstrak dan
menggunakan prinsip struktur ini dalam menyelesaikan masalah yang
direpresentasikan dengan simbol.Selain itu, sebagaimana dinyatakan dalam
Permendikbud No. 21, aljabar merupakan aspek penting dalam pembelajaran
matematika sekolah. Terkait standar isi tahun 2016 untuk pendidikan dasar
dan menengah, data aljabar merupakan salah satu standar isi mulai dari SMP.
Selain itu, The National Council of Teachers of Mathematicsl mengungkapkan
bahwa salah satu muatan standar pembelajaran matematika di sekolah adalah
aljabar.
Dewi Malihatuddarojah (2019) percaya bahwa aljabar merupakan bagian
yang sangat penting dalam matematika. Penerapan aljabar dalam kehidupan
sehari-hari meliputi bidang yang sangat luas yaitu bidang teknologi, keuangan
dan bidang lainnya. Sejak sekolah menengah pertama, aljabar telah menjadi
mata pelajaran inti matematika, dan aplikasinya dapat ditemukan dalam
22
berbagai mata pelajaran matematika, seperti geometri analitik, kalkulus,
statistik, trigonometri, vektor, matriks, dan topologi. Jika siswa tidak dapat
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan aljabar, mereka mungkin juga
akan kesulitan untuk menyelesaikan masalah matematika lainnya.
Berdasarkan pernyataan tersebut, NCTM (Ramadhani, 2016) menjelaskan
bahwa aljabar telah masuk dalam standar konten matematika sekolah.
Demikian pula dalam struktur kurikulum yang dianut di Indonesia, aljabar
merupakan disiplin ilmu yang sudah jelas diberikan sejak masa SMP. Aljabar
terkait dengan struktur abstrak, dan digunakan dengan prinsip struktural untuk
menyelesaikan masalah yang direpresentasikan oleh symbol.
Menurut penelitian Agus Prianto (2014), tujuan pembelajaran materi
aljabar mata pelajaran matematika kelas VIII SMP / MT 2013 meliputi: (1)
Sikap; melalui observasi, tanya jawab, diskusi kelompok, siswa Mampu
menunjukkan rasa ingin tahu, percaya diri dan minat dalam memahami materi
aljabar; (2) Pengetahuan; melalui tes lisan dan tertulis, siswa dapat
menyelesaikan buku teks aljabar; (3) Keterampilan; melalui kerja mandiri dan
kelompok, siswa dapat menyelesaikan materi aljabar Masalah terkait.
Mengenai pengalaman belajar yang diharapkan siswa setelah belajar aljabar
(Buku Matematika 8): (1) Siswa dapat melakukan operasi aljabar yang
melibatkan bilangan rasional pada masalah simbolik; (2) Siswa dapat
melakukan operasi aljabar yang melibatkan bilangan rasional pada soal lisan.
Ruang lingkup materi aljabar (Matematika VIII) adalah: (1) Bentuk dan unsur
aljabar, meliputi: suku aljabar, unsur aljabar (variabel, koefisien, konstanta,
23
tingkatan) dan istilah dan definisi sejenis; (2) Operasi aljabar, meliputi:
penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, pangkat; (3) bentuk aljabar
yang disederhanakan, dan (4) pemecahan masalah
D. TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study)
Mullis (2019) percaya bahwa TIMSS (Trends in International
Mathematics and Science Study) adalah penilaian matematika dan sains
internasional yang matang zuntuk kelas empat dan delapan. TIMSS 2019
adalah versi terbaru dalam rangkaian tren TIMSS. Dimulai dengan evaluasi
pertama pada tahun 1995 dan berlanjut setiap empat tahun (1999, 2003, 2007,
2011, 2015 dan 2019). Sekitar 60 negara / wilayah menggunakan data tren
TIMSS untuk memantau keefektifan sistem pendidikan mereka. Secara global,
negara-negara baru bergabung dengan TIMSS di setiap siklus, dan diharapkan
sekitar 70 negara akan berpartisipasi dalam TIMSS 2019.
Sukriadi (2019) TIMSS merupakan pembelajaran bertaraf internasional
yang dirancang untuk mengukur kemampuan matematika dan sains siswa.
TIMSS bertujuan untuk mengukur prestasi matematika dan sains siswa kelas
IV dan VIII di negara peserta. Bagi Indonesia, manfaat yang dapat diperoleh
antara lain pemahaman di mana prestasi siswa Indonesia dibandingkan dengan
prestasi siswa di negara lain serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
24
Hayat (Nurkhasanah, 2016) TIMSS merupakan kegiatan Internationasl
Association for the Evaluation of Education Achievement (IEA) yang pertama
kali diselenggarakan pada tahun 1995 dan 1999. Setiap empat tahun sekali,
TIMSS memberikan akses informasi tentang matematika dan sains kepada
negara-negara peserta. Aspek prestasi siswa. TIMSS merupakan pembelajaran
bertaraf internasional, salah satu kegiatannya adalah menguji kemampuan
matematika siswa kelas 4 SD dan kelas 8 SMP.
Seperti yang dijelaskan Mawarni (2019) pada mata kuliah 2013,
pemerintah telah menyediakan buku teks sebagai sumber belajar bagi guru dan
siswa. Pada semester pertama buku matematika kelas VIII mata pelajaran
2013 ditulis berdasarkan materi dan kemampuan yang disesuaikan dengan
standar TIMSS. Pengetahuan tidak hanya dipahami secara konseptual, tetapi
juga diterapkan untuk menyelesaikan masalah sehari-hari melalui
pengetahuan. Pemerintah menyatakan bahwa buku untuk guru dan siswa
menguraikan upaya minimum yang harus dilakukan siswa untuk mencapai
kemampuan yang diharapkan.
Berbeda dengan studi PISA yang menggunakan istilah “komponen”
untuk merujuk pada kerangka penilaian kompetensi yang diujikan, dalam
TIMSS kerangka penilaian kompetensi matematika yang diuji menggunakan
istilah “dimensi dan domain”. TIMSS siswa sekolah menengah pertama dibagi
menjadi dua dimensi, dimensi konten dan dimensi kognitif, dengan
mempertimbangkan mata kuliah yang berlaku di negara / wilayah terkait.
25
Wardani (Dewi, 2016) TIMSS untuk siswa SMP terbagi menjadi dua
dimensi yaitu dimensi isi dan dimensi kognitif.
a. Dimensi konten dalam TIMSS 2011 meliputi 4 domain, yaitu: bilangan,
aljabar, geometri, data dan peluang. TIMSS sebelumnya mencakup 5
konten, karena data dan peluang terpisah.
b. Dimensi kognitif meliputi tiga bidang, yaitu memahami fakta dan prosedur
(pengetahuan), menggunakan konsep dan menyelesaikan masalah rutin
(aplikasi) dan menyelesaikan masalah non rutin (penalaran). Dimensi
kognitif didefinisikan sebagai perilaku yang diharapkan siswa ketika
berhadapan dengan domain matematika yang tercakup dalam dimensi
konten.
Tabel 2. 3. Proporsi Tes Kemampuan Dimensi konten Pembelajaran
TIMSS
Dimensi
Penilaian
Domain Proporsi
(%)
Topik
Konten
Bilangan
30 Bilangan cacah
Pecahan dan decimal
Bilangan bulat
Rasio, proporsi dan persen
Aljabar
30 Pola dan hubungan
Ekspresi aljabar
Persamaan dan fungsi
26
Geometri
20 Bentuk-bentuk geometri
Pengukuran
Letak dan perpindahan
Data dan
peluang
20 Organisasi dan reprentasi data
Menafsirkan data
Peluang
Tabel 2. 4. Proporsi tes kemampuan dimensi kognitif dalam pembelajaran
TIMSS
Dimensi
Penilaian
Domain Proporsi
(%)
Topik
Konten
Pengetahuan
35 Mengingat, mengenali,
menghitung,
mengukur, mengklasifikasi,
mengurutkan.
Penerapan
40 Memilih, mereprensentasi,
memodelkan,
menerapkan, memecahkan
masalah
rutin.
Penalaran
25 Menganalisa, menggeneralisasi/
menspesialisasi,
mengintegrasi/mensintesis,
memberi
alasan, memecahkan soal non-
rutin.
27
Format pertanyaan dalam TIMSS adalah pertanyaan pilihan ganda,
dengan 4 atau 5 pilihan jawaban, entri singkat dan deskripsi. Entri dan
deskripsi singkat sering disebut "jawaban terstruktur". Untuk pertanyaan
pilihan ganda, skornya adalah 1 jika benar, dan 0 jika salah. Untuk soal short
fill, jika benar skornya adalah 1; jika salah skornya 0. Untuk soal esai skor
jawaban lengkap dan benar adalah 2, skor jawaban benar tapi tidak lengkap
adalah 1, dan skor salah atau belum terjawab adalah 0. Masalah matematika
dalam penelitian TIMSS mengukur tingkat kemampuan siswa dari sekadar
memahami fakta, proses, atau konsep, kemudian menerapkan fakta, proses,
atau konsep tersebut untuk memecahkan masalah sederhana hingga masalah
yang memerlukan penalaran tingkat tinggi.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Qudsiah Nur Avia, 2018)
mengemukakan bahwa pengembangan kurikulum 2013 diharapkan mampu
menyeimbangkan antara materi pembelajaran dan TIMSS, sehingga soal-soal
yang digunakan dapat disesuaikan dengan karakteristik TIMSS, sehingga
siswa dapat mempraktikkan dan mewujudkan setiap jenis pengajaran. Tujuan
yang diharapkan dari materi pembelajaran. Soal matematika dalam penelitian
TIMSS mengukur kemampuan siswa, mulai dari sekadar memahami fakta,
prosedur atau konsep hingga menggunakannya untuk menyelesaikan soal
sederhana hingga soal yang membutuhkan penalaran tingkat tinggi.
28
E. Aljabar Berkarakter TIMSS
Mullis (2019) mengembangkan konten dan domain kognitif evaluasi
matematika di TIMSS. Domain konten meliputi angka, aljabar, geometri, data
dan probabilitas. Ranah kognitif meliputi memahami fakta dan prosedur
(pengetahuan), menggunakan konsep dan menyelesaikan masalah rutin
(aplikasi), dan memecahkan masalah non rutin (penalaran). Tujuan evaluasi
TIMSS adalah 30% dari isi aljabar, yang meliputi dua mata pelajaran:
1. Ekspresi, perhitungan dan persamaan (20%)
2. Hubungan dan fungsi (10%)
Pola dan hubungan meresap di dunia di sekitar kita dan aljabar
memungkinkan kita untuk mengekspresikan ini secara matematis. Siswa harus
dapat memecahkan masalah dunia nyata menggunakan model aljabar dan
menjelaskan hubungan yang melibatkan konsep aljabar. Mereka perlu
memahami bahwa ketika ada rumus yang melibatkan dua kuantitas, jika
mereka tahu satu jumlah, mereka dapa menemukan yang lain secara aljabar
atau dengan substitusi. Pemahaman konseptual ini dapat diperluas ke
persamaan linear untuk perhitungan tentang hal-hal yang mengembang dengan
laju konstan (misalnya kemiringan). Fungsi dapat digunakan untuk
menggambarkan apa yang akan terjadi variabel ketika variabel terkait
berubah.
29
Tema yang menekankan ekspresi, operasi dan persamaan adalah,
1. Temukan nilai ekspresi atau rumus untuk nilai variabel tertentu.
2. Sederhanakan ekspresi aljabar yang melibatkan besaran, hasil kali, dan
pangkat, bandingkan dengan menentukan apakah ekspresi tersebut
ekuivalen.
3. Tulis ekspresi, persamaan atau pertidaksamaan untuk merepresentasikan
situasi masalah.
4. Memecahkan persamaan linier, pertidaksamaan linier dan persamaan linier
secara bersamaan dengan dua variabel, termasuk contoh kehidupan nyata.
Helva (2018) mengemukakan bahwa domain konten aljabar meliputi
mengenali dan memperluas pola, menggunakan symbol aljabar untuk
mempresentasikan situasi matematika, dan mengembangkan kelancaran atau
kefasihan dalam mencari bentuk aljabar yang ekuivalen dan menyelesaikan
persamaan linear. Menurut Mullis (Helva, 2018) topic utama dalam aljabar
meliputi patterns (pola), algebraic expressions (bentuk aljabar), dan equations/
formulas and functions (persamaan dan fungsi).
1. Pola dan hubungan
Kemampuan siswa yang diharapkan pada topik pola adalah bahwa
siswa dapat mendeskripsikan pola bilangan yang ditentukan, aljabar dan
figur geometris atau urutan angka, kata, simbol atau diagram, dan
menemukan suku kata yang hilang, dan siswa dapat menggeneralisasi
urutan atau suku yang berdekatan atau dalam Gunakan angka, kata, atau
urutan aljabar angka di antara suku kata.
30
Contoh:
Soal Konten Penerapan:
Tinggi Semak
(cm)
Bayangan Cahaya
(cm)
20 16
40 32
60 48
80 64
Table di atas menunjukkan panjang 4 semak dengan ketinggian
berbeda pada pukul 10 pagi.Berapa panjang bayangan pada pukul 10 pagi
dari semak-semak yang memiliki katinggian 50 cm ?
(TIMSS 2011 8th-Grade Mathematics Concepts and Mathematics Items)
Penyelesaian:
Dik. Tinggi Semak (TS) = 50 cm
Dit. Bayangan Cahaya (BC) = ….?
Apabila TS = BC
Maka,
40 32
50 (x)
31
2. Ekspresi aljabar
Kemampuan siswa yang diharapkan pada mata pelajaran bentuk
aljabar adalah siswa dapat menemukan atau menyebutkan bentuk aljabar
yang melibatkan variabel, hasil perkalian dan bentuk pangkat,
mengevaluasi bentuk aljabar untuk sejumlah nilai variabel yang ada,
menyederhanakan atau membandingkan bentuk aljabar untuk menentukan
Apakah aljabar ekuivalen bentuk ini sama, dan menggunakan bentuk
aljabar untuk memodelkan situasi.
Contoh:
Soal Konten Pengetahuan
a. Ada seorang laki-laki dan perempuan di suatu parade. Setiap orang
membawa 2 balon. Maka ungkapan yang mewakili jumlah total balon
yang dibawa dalam parade adalah… (TIMSS 2011 8th-Grade Mathematics Concepts and Mathematics Items)
b. Jika adalah suatu angka antara 6 dan 9, maka antara dua
angka ? (TIMSS 2011 8th-Grade Mathematics Concepts and Mathematics Items)
c. Sederhanakanlah ungkapan
(TIMSS 2011 8th-Grade Mathematics Concepts and Mathematics Items)
Penyelesaian:
a. Dik. Laki-laki (L) = 1
Perempuan (P) = 1
Setiap orang membawa 2 balon
Dit. Tentukan bentuk aljabar yang mewakili kasus tersebut?
Maka, 2 (L + P)
32
b. Dik. 2 angkat antara 6 dan 9 adalah 7 dan 8
Dit. antara dua angka ?
Maka,
angka
angka
c.
3. Persamaan dan fungsi
Kemampuan matematika yang diharapkan siswa untuk topik
persamaan dan fungsi adalah: siswa dapat mengevaluasi persamaan
dengan nilai variabel yang diberikan, siswa dapat menunjukkan apakah
nilai memenuhi persamaan yang diketahui, siswa dapat menyelesaikan
persamaan dan pertidaksamaan linier, dan persamaan linier dua variabel,
siswa dapat Mengenali dan menulis persamaan, pertidaksamaan, sistem
persamaan atau fungsi yang diketahui. Siswa dapat mengidentifikasi dan
menampilkan representasi fungsi dalam tabel, grafik atau kata. Siswa
dapat menggunakan persamaan dan fungsi untuk menyelesaikan masalah.
Contoh:
Soal Konten Pengetahuan
a. Gunakan formula
untuk menentukan nilai ketika
.
(TIMSS 2011 8th-Grade Mathematics Concepts and Mathematics Items)
33
Soal Konten Penerapan
b. . Maka berapah nilai dari ?
(TIMSS 2011 8th-Grade Mathematics Concepts and Mathematics Items)
Penyelesaian:
a. Dik.
Dit. nilai ketika
Maka,
b. Dik.
Dit. ?
Apabila
Maka,
Konsep aljabar harus dikuasai siswa SMP kelas VIII dan siswa harus
mampu mengembangkan pemahaman hubungan linear dan konsep variabel.
Siswa pada tingkat ini diharapkan menggunakan dan menyederhanakan
bentuk aljabar, menyelesaikan persamaan linear, pertidaksamaan, sistem
persamaan linear dua variabel dan fungsi. Siswa harus mampu menyelesaikan
masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan model
aljabar dan mampu menjelaskannya dengan konsep aljabar (Mullis, et al.,
2009: 32). Persamaan antara kurikulum standar TIMSS dan kurikulum yang
berlaku di Indonesia untuk konten aljabar adalah bentuk aljabar, persamaan
dan fungsi, sedangkan perbedaan antara kedua kurikulum adalah topic fungsi
kuadrat yang diajarkan di kelas IX di Indonesia. Namun, konten materi antara
34
kurikulum standar TIMSS dengan kurikulum di Indonesia tidak jauh berbeda
karena topik fungsi dalam TIMSS juga dapat dijabarkan kedalam fungsi
kuadrat.
F. Penelitian Relevan
1. Muhammad Toyib, Nur Rohman, Sri Sutarni (2019) dalam penelitiannya
yang berjudul Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Model
TIMSS Konten Bilangan pada Siswa Dengan Kecerdasan Logis-
Matematis Tinggi. Kesimpulannya adalah kemampuan pemecahan
masalah matematis model TIMSS dalam konten digital. Siswa yang
memiliki kecerdasan logis-matematika tinggi dapat menyimpulkan bahwa
kemampuan pemecahan masalah siswa dengan kecerdasan matematika
logika tinggi dapat memahami masalah dan dapat menentukan rencana
pemecahan masalah dengan tepat. Meskipun tidak semua siswa dapat
mengembangkan rencana pemecahan masalah yang sesuai. Namun, siswa
dapat melaksanakan rencana pemecahan masalah yang telah disiapkan,
dapat melakukan perhitungan matematis dengan benar, dan dapat
melakukan tahapan pengecekan jawaban.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan
Muhamad Toyib, dkk (2019) yaitu lokasi penelitian, penentuan subjek
penelitian, dan dimensi konten TIMSS yang mengambil konten Bilangan
yang akan diteliti, serta Muhamad Toyib mengambil kecerdasan logistis-
matematis dalam menguji kemampuan pemecahan masalah siswa.
Persamaan penelitian ini yaitu soal matematika yang di ujikan berbasis
35
TIMSS, jenis penelitian kualitatif deskriptif, serta indikator variabel
kemampuan pemecahan masalah menurut Polya yang digunakan dalam
menganalisis kemampuan pemecahan masalah siswa.
2. Sukriadi dan Kurniawan (2019) mempelajari Profil Penalaran Siswa SMP
Dalam Pemecahan Masalah Matematika Timss Ditinjau Perbedaan
Gender. Dari hasil penelitian mereka dapat disimpulkan bahwa subjek
jenis kelamin laki-laki dapat memahami informasi yang terkenal dalam
masalah matematika TIMSS. Serta informasi yang cukup, dan dapat
menyelesaikan masalah dengan baik, dan menunjukkan bahwa langkah-
langkah yang diambil sesuai dengan rencana, dan subjek perempuan (yaitu
subjek) dapat memahami masalah dengan penalaran, sehingga dapat
merujuk pada informasi yang diketahui, tetapi Itu tidak dapat dianalisis
dengan benar, sehingga tidak dapat mendeteksi cacat atau kesalahan
selama fase inspeksi.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang Sukriadi dan
Kurniawan (2019) yaitu lokasi penelitian, penentuan subjek penelitian, dan
dimensi TIMSS yang mengambil soal domain kognitif penalaran untuk
melihat dan menguji penalaran siswa dalam memecahkan masalah.
Persamaan penelitian ini yaitu indikator variabel kemampuan pemecahan
masalah menurut Polya yang digunakan dalam analisis data kemampuan
pemecahan masalah siswa serta soal materi aljabar berbasis TIMSS yang
ujikan kepada siswa.
36
3. Maria Krissanti dan Tri Nova Hasti Yunianta (2020) Profil Pemecahan
Masalah Siswa Smp Dalam Menyelesaikan Soal Timss Konten Aljabar
Berdasarkan Pemecahan Masalah IDEAL. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa siswa dapat menyelesaikan suatu masalah yang
diberikan, tetapi mereka tidak memenuhi semua tahapan pemecahan
masalah IDEAL. Mahasiswa belum mampu sepenuhnya melaksanakan
tahap eksplorasi strategi, tetapi sudah mampu menerapkan tahap
identifikasi masalah, tahap penetapan tujuan, tahap implementasi strategi,
dan tahap observasi dan pembelajaran.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Maria
Krissanti Dan Tri Nova Hasti Yunianta (2020) yaitu lokasi penelitian,
subjek penelitian, serta analisis data untuk mengetahui pemecahan masalah
menggunakan indikator pemecahan masalah berdasarkan IDEAL.
Persamaan penelitian ini adalah soal matematika yang diambil yaitu materi
aljabar berbasis timss untuk di ujikan kepada siswa.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dimanfaatkan yaitu penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif kualitatif, sebab tujuan dari penelitian ini adalah
mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah aljabar berkarakter
TIMSS di kelas VIII B SMP Muhammadiyah 6 Muhammadiyah.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah kelas VIII B SMP 6 Muhammadiyah
Makassar yang berjumlah 27 siswa. Pemilihan kelas tersebut berdasarkan
rekomendasi dari pihak sekolah dan guru mata pelajaran. Hasil tes tertulis
siswa kelas VIII B SMP 6 Muhammadiyah Makassar menunjukkan hasil
yang bervariasi dalam merespons soal, secara umum keunikan respons
tersebut terlihat secara eksplisit dalam lembar jawaban siswa, setelah hasil
kerja siswa dianalisis, selanjutnya peneliti memilih 3 orang subjek
berdasarkan kriteria siswa berkemampuan rendah , berkemampuan sedang
dan berkemampuan tinggi yang dianggap mewakili 27 siswa pada kelas
tersebut untuk diwawancarai.
38
Akan tetapi jika ditemukan lebih dari satu calon di setiap kriteria
maka peneliti mengambil pertimbangan yaitu:
1. Subjek terpilih memiliki kemampuan komunikasi yang baik secara lisan
maupun tulisan atau mengartikulasikan pikirannya yang beralaskan hasil
diskusi bersama guru matematika.
2. Subjek yang bersedia bekerja sama dengan peneliti dan berpartisipasi
dalam pengambilan data selama penelitian.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri.
Peneliti terjun kelapangan sendiri baik dalam, perencana, penafsir data,
pengumpul data dan pelapor data yang telah diperoleh. Adapun instrumen
lainnya dalam penelitian ini adalah:
1. Instrumen Tes Tertulis
Peneliti menggunakan tes tertulis berupa soal essay (uraian), yang
dibuat sesuai dengan indikator pemecahan masalah matematika dan
divalidasi oleh dosen matematika dan guru di sekolah demi kevalidan soal.
2. Instrumen Pedoman Wawancara
Pada tahap ini peneliti menggunakan pedoman wawancara yang
bebas tidak terstruktur. Instrumen wawancara yang digunakan peneliti
disesuaikan dengan hasil jawaban tes siswa yang telah diberikan.
39
D. Pengumpulan Data
Menurut Sugiono (2017: 224), teknik pengumpulan data adalah
tindakan paling penting dalam penelitian, sebab target utama penelitian
yaitu untuk memperoleh data. Berikut, teknik pengumpulan data yang
dimanfaatkan peneliti selama penelitian ini:
1. Observasi
Pemantauan langsung (Observasi) yaitu teknik pengumpulan data
yang dilakukan oleh peneliti, pertama menentukan karakter yang akan
dipelajari, kemudian mempertimbangkan prosedur sistematis untuk
menetapkan, mengklasifikasikan dan mencatat karakter tersebut dalam
situasi alam dan buatan manusia.
2. Tes
Tes adalah pertanyaan yang diberikan terhadap seseorang
bertujuan memperoleh balasan sehingga mampu memperlihatkan
kemampuan dan karakteristik orang tersebut. Dalam penelitian ini tes
yang digunakan berupa tes pemecahan masalah materi aljabar berdasarkan
kriteria soal TIMSS berupa soal uraian (essay) terdiri atas 3 butir soal. Tes
ini dilakukan untuk memilih siswa yang berkemampuang tinggi, sedang
dan rendah berdasarkan kriteria tingkat kemampuan pemecahan masalah
matematika.
40
Menurut Ratumanan & Laurens (Firman,2019:62) perihal
pengkategorian tingkat kemampuan matematika siswa sebagai berikut:
Kriteria Persentasi (%)
Tinggi 80 ≤ x ≤ 100
Sedang 65 ≤ x 80
Rendah x 65
3. Wawancara
Wawancara merupakan dialog untuk tujuan tertentu. Dialog
dilangsungkan antara dua pihak yakni pewawancara yang memberikan
pertanyaan dan narsumber yang memberikan jawaban atas pertanyaan
tersebut. Dilakukan wawancra dalam penelitian ini dengan konsep
memunculkan pertanyaan tidak terstruktur. Penulis tidak memakai
pedoman wawancara yang tersusun secara terpadu dan lengkap dalam
pengumpulan data, oleh karena itu wawancara yang dilakukan adalah
wawancara terpandu dengan tujuan untuk memperluas latar belakang
wawancara dengan rencana memperluas kondisi wawancara agar dapat
memperoleh informasi yang lebih dan mendukung hasil data yang
diperoleh
41
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang telah terjadi.
Dokumentasi tersebut bisa dalam bentuk teks, gambar atau karya
seseorang.
5. Triangulasi
Triangulasi dimaknai selaku cara pengumpulan data yang
meleburkan beberapa teknik pengumpulan data dan sumber data yang
tersedia. Digunakannya triangulasi sumber pada penelitian ini. Sugiono
(2017: 241) mengemukakan bahwa data yang diperoleh bersumber dari
data yang berbeda namun teknik tetap sama disebut triangulasi sumber.
E. Teknik Analisis Data
Berikut tahapan-tahapan teknik analisis data yang dimanfaatkan peneliti
selama proses penelitian ini sebagai berikut:
1. Reduksi data
Reduksi (pengurangan) artinya menyingkat, menetapkan perkara-
perkara yang relevan, berpusat pada konten pokok, mencari tema serta
pola. Sehingga, data yang berkurang dapat memunculkan gambaran yang
lebih eksplisit dan mempermudah berjalannya akumulasi data
selanjutnya bagi peneliti. Selaras akan hal tersebut peneliti menuliskan
hasil interviu dan mengumpulkan data tes serta dokumen pada topik
penelitian yang berhubungan dengan kemampuan peserta didik dalam
memecahkan masalah aljabar.
42
2. Penyajian data
Penyajian data ialah kumpulan informasi yang sistematis,
sehingga memberikan peluang diperolehnya dalam mengutip suatu
resume. Pada penelitian kualitatif, data dapat diekspresikan dalam format
deskripsi ringkas dan relasi antar kategori. Namun, yang paling umum
digunakan adalah teks naratif, yang disusun, diringkas, dan diatur untuk
memfasilitasi pemahaman dan pekerjaan perencanaan.
3. Penarikan kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah analisis data bersifat
deskriptif kualitatif. Analisis, klarifikasi, dan analisis lebih lanjut data
yang dikumpulkan. Oleh karena itu kesimpulan dapat digunakan untuk
memperoleh hasil analisis tindakan. Pada tahap analisis, data penelitian
disajikan dalam bentuk tabel dalam mengetahui tiap indeks kesalahan
kemampuan pemecahan masalah materi aljabar berbasis TIMSS.
43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti menyusun perangkat penelitian
berupa soal tes. Tes yang dilakukan adalah tes selama 60 menit pada 27 siswa
kelas VIII B SMP Muhammadiyah 6 Makassar yang meliputi 3 materi aljabar
pada soal TIMSS yang melibatkan keterampilan pemecahan masalah berupa
pola, ekspresi aljabar, persamaan dan fungsi. Penelitian ini pertama kali
dikomunikasikan dengan guru mata pelajaran melalui via chat. Kemudian
peneliti bertemu dengan kepala sekolah untuk meminta izin dan
mengomunikasikan tujuan penelitian. Selain itu, peneliti juga meminta izin
kepada guru mata pelajaran untuk melakukan penelitian di mata pelajaran
yang ia ajar, dan berkonsultasi untuk menentukan kelas mana yang akan
menjadi subjek penelitian. Kelas yang ditentukan sebagai subjek penelitian
adalah kelas VIII B yang berjumlah 27 siswa.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua alat yaitu tes
kemampuan pemecahan masalah dan pedoman wawancara. Dalam situasi
pandemi saat ini, proses pengajaran dilakukan secara online. Sehingga
pengambilan data oleh peneliti dilaksanakan pada tanggal 20 sampai 23
Oktober 2020 yaitu dengan memberikan tes kepada seluruh siswa kelas VIII B
dengan 3 butir soal secara offline dengan mendatangkan 5 sampai 6 siswa ke
sekolah selama 4 hari itu. tersebut diberikan untuk memilih subjek
berkemampuan tinggi (ST), berkemampuan sedang (SS), dan berkemampuan
44
rendah (SR) dalam menyelesaikan soal aljabar sesuai indikator Polya,
meliputi: memahami masalah (C1), menyusun rencana pemecahan masalah
(C2), menjalankan rencana (C3), lalu periksa kembali (C4). Setelah melihat
nilai siswa dari hasil tes, peneliti melakukan konsultasi dengan guru mata
pelajaran untuk menentukan siswa mana yang termasuk dalam kriteria yang
telah ditentukan.
Berdasarkan pertimbangan guru mata pelajaran, dipilih tiga siswa
sebagai subyek penelitian untuk wawancara mendalam. Setiap siswa mewakili
setiap kategori yaitu kategori kemampuan tinggi, kategori kemampuan sedang
dan kategori kemampuan rendah. Berdasarkan hasil pengujian, diidentifikasi
tiga orang informan untuk wawancara guna mendukung hasil data yang
diperoleh sesuai dengan metode penyediaan data pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Informan penelitian
No Kemampuan
Siswa
Nama Kode
Informan
Skor
1 Tinggi Muh. Rayhan Syafutra S1 97
2 Sedang Suci Aulia S2 80
3 Rendah Putri Amelia S3 58
45
Tabel 4.2. Hasil tes tertulis kemampuan pemecahan masalah tiga siswa
dari tiga soal yang diujikan.
Subjek No Langkah-Langkah Pemecahan Masalah Polya
Memahami
Masalah
(C1)
Merencanakan
Pemecahan
Masalah
(C2)
Melaksanakan
Rencana
(C3)
Memeriksa
Kembali
(C4)
Muh.
Rayhan
Syafutra
(S1)
1 √ √ √ √
2 √ √ √ √
3 √ √ √ ×
Suci
Aulia
(S2)
1 √ √ √ √
2 √ √ × ×
3 √ √ √ √
Putri
Amelia
(S3)
1 √ √ √ ×
2 √ × × ×
3 √ √ × ×
46
Berikutnya, berdasarkan langkah Polya akan dijelaskan hasil
kemampuan pemecahan masalah matematika dari ketiga subjek tersebut.
1. Deskripsi Kemampuan Siswa dengan Tingkat Kemampuan Tinggi
(S1)
a. Soal Nomor 1
Gambar 4.1 Hasil Tes Tulis S1 pada soal 1
Berdasarkan hasil tes dan wawancara yang dilakukan pada informan
S1 untuk soal nomor 1.
1) Pada tahap pertama, subjek dapat melalui tahap memahami
masalah (C1), terlihat S1 dapat menunjukkan dan membuktikan
diketahui dan ditanyakan, serta dapat mengenali informasi dalam
soal dengan tepat pada masalah yang diberikan.
Kutipan wawancara berikut menegaskan hal ini.
47
P
S1
P
S1
P
S1
Baik dek, pertanyaan pertama yaitu apa yang diketahui pada
soal nomor 1
Tabel yang menunjukkan tinggi semak-semak dan bayangan
cahaya kak serta tinggi semak 50 cm.
Oke. Kalau yang ditanyakan dek?
Untuk yang ditanyakan berapa panjang bayangan dari
semak-semak pada ketinggian 50 cm.
Menurut adik, apakah perlu perlu dicantumkan yang
ditanyakan dan yang diketahui?
Iya kak penting. Agar memperjelas informasi yang akan
dikerjakan
2) Pada tahap kedua, S1 dapat menyelesaikan tahapan penyusunan
rencana pemecahan masalah (C2) yang telah dibuktikan, objek
tersebut dapat memanfaatkan formula TS terhadap BC sebagai
rencana pemecahan masalah. Selanjutnya, S1 dapat
memanfaatkan semua data pada permasalahan dalam
penyelesaiannya, yaitu menggunakan rumus perbandingan 40/50
= 32 / X untuk membuktikan tinggi semak 40 cm, cahaya dan
bayangan 32 cm, dan soal dapat ditentukan dengan menggunakan
rumus berikut Strategi: Misalnya, "x", yang merupakan bentuk
pertanyaan yang diajukan.
Kutipan wawancara berikut menegaskan hal ini.
P
S1
P
S1
Untuk nomor 1 dek, rumus apa yang digunakan?
Saya mengunakan rumus perbandingan kak.
Mengapa menggunakan rumus itu?
Karena
48
3) Pada tahap ketiga, S1 dapat melalui tahapan implementasi konsep
memecahkan masalah (C3), yaitu S1 dapat menunjukkan setiap
proses yang digunakan dalam menyelesaikan soal sesuai dengan
konsep yang dirancang. Subjek mengalikan BC 32cm dengan TS
50cm untuk mendapatkan 1600 cm, kemudian membagi dengan
tinggi semak 40 cm untuk mendapatkan nilai "x".
Kutipan wawancara berikut menegaskan hal ini.
P
S1
P
S1
P
S1
Jadi, setelah mengetahui rumusnya bagaimana langkah
selanjutnya yang anda gunakan ?
Jadi untuk nilai yang akan dicari saya misalkan x terlebih
dahulu. Kemudian saya ambil satu dari tabel jumlah semak
yang sudah diketahui bayangan cahayanya, jadi saya
mengambil tinggi semak yang 40 cm yang bayangan
cahayanya 32 cm, saya gunakan untuk perbandingan
dengan tinggi semak 50 cm untuk mencari bayangan
cahayanya kak.
Bagaimana cara adek menghitung sampai mendapatkan
hasil akhirnya?
Karena sebelumnya saya mengambil nilai 40 = 32, dan 50
= x. Jadi saya kali silang kak dan saya dapat mi x= 32 x
50 : 40 = 40 hasilnya kak.
Misalkan bukan nilai 40 yang adik ambil pada tabel untuk
perbandingan, misalkan kita ambil 20, 60, atau 80. Apakah
hasilnya untuk x tetap 40 dek?
Iya kak akan tetap dapat nilai 40 untuk x nya. Saya sudah
mencoba semua dan hasilnya dapat 40
4) Pada tahap keempat, S1 dapat melalui tahap mengecek ulang (C4)
dari hasil yang diperoleh, terbukti pada sesi wawancara, subjek
mengklasifikasikan tinggi semak dan panjang bayangan satu
persatu.
49
Kutipan wawancara berikut menegaskan hal ini..
P
S1
P
S1
Jadi apa kesimpulan yang bisa kita ambil dari soal ini?
Jadi kesimpulannya adalah panjang bayangan pukul 10
pagi dari semak-semak pada ketinggian 50 cm yaitu 40 cm.
Pertanyaan terakhir dek, sebelum membuat kesimpulan,
apakah adik membaca kembali soal dan langkah-langkah
sampai mendapatkan hasil akhirnya?
Iya kak. Beberapa kali saya menghitung ulang dan
membaca soal. Apakah jawabannya salah kak?
b. Soal Nomor 2
Gambar 4.2 Hasil tes tertulis S1 pada soal 2
Berdasarkan hasil tes dan wawancara yang dilakukan pada
informan S1 untuk soal nomor 2.
1) Pada tahap pertama, subjek dapat melalui tahap memahami
masalah (C1), terlihat S1 dapat menunjukkan dan membuktikan
diketahui dan ditanyakan, serta dapat mengenali informasi dalam
soal dengan tepat pada masalah yang diberikan.
P
S1
P
S1
Ok baik, Pertanyaan pertama yaitu apa yang diketahui pada
soal nomor 2 dek?
Pada soal, yang diketahui .
Selanjutnya. Kalau yang ditanyakan?
Ditanyakan kak, mencari nilai y.
50
2) Tahap kedua, S1 dapat menyelesaikan tahap penyusunan rencana
pemecahan masalah (C2), yang dibuktikan dengan S1 membentuk
rumus yang merupakan ekspresi aljabar. Hal ini menunjukkan
bahwa S1 dapat menyusun model matematika, sehingga
memudahkan dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Kutipan wawancara berikut menegaskan hal ini.
P
S1
P
S1
Untuk nomor 2 dek, rumus apa yang digunakan?
Untuk soal nomor dua kak saya tidak menggunakan rumus,
cuma saya langsung mengalikan masuk terlebih dahulu
menjadi +2c. Jadi hasilnya .
Mengapa adik mengambil cara tersebut?
Karena jika , tidak bisa dijumlahkan langsung kak
kemudian dalam menyelesaikan soal harus yang ada di
dalam kurung terlebih dahulu untuk diselesaikan.
3) Pada tahap ketiga, S1 dapat menyelesaikan tahapan implementasi
rencana pemecahan masalah (C3), terlihat subjek dapat
menyelesaikan langkah-langkah tersebut dan menggantikan
masalah yang diketahui. Subjek mengganti nilai a + 2b = 5 dan c
= 3 dengan model matematika tertulis, yaitu a + 2b + 2c, dan
diperoleh nilai 11. Hal ini ditegaskan dengan petikan wawancara
berikut.
P
S1
Oke bagus dek.
Untuk langkah selanjutnya dek, bagaimana langkah-langkah
sehingga mendapatkan hasil akhirnya.
Karena sebelumnya saya sudah dapatkan dan
diketahui . Sehingga saya masukkan
nilainya dan saya memperoleh nilai 5+2(3) = 11. Terlebih
dahulu saya mengalikan kemudian menjumlahkan.
51
4) Pada tahap keempat, S1 dapat melalui tahap pengecekan kembali
hasil yang diperoleh (C4), yang dibuktikan dengan link
wawancara terlihat bahwa S1 dapat mereview jawaban yang
diperolehnya, khususnya rumus yang didapat dari mata pelajaran
tersebut. Kutipan wawancara berikut mengonfirmasi hal ini.
P
S1
P
S1
P
Jadi apa kesimpulan yang adik ambil dari soal?
Kesimpulannya yaitu , nilai dari .
Apakah adik membaca kembali soal dan langkah-langkah
sampai mendapatkan hasil akhirnya dek sebelum membuat
kesimpulan?
Iya kak. Saya membaca ulang soal dan saya menghitung
kembali perkaliannya.
Oke dek
c. Soal Nomor 3
Gambar 4.3 Hasil Tes Tertulis S1 pada soal 3
52
Berdasarkan hasil tes dan wawancara yang dilakukan terhadap
informan S1 untuk soal nomor 3
1) Pada tahap pertama, subjek dapat melalui tahap memahami
masalah (C1), terlihat S1 dapat menunjukkan dan membuktikan
diketahui dan ditanyakan, serta dapat mengenali informasi dalam
soal dengan tepat pada masalah yang diberikan.
Kutipan wawancara berikut menegaskan hal ini.
P
S1
P
S1
P
S1
Baik selanjutnya nomor terakhir. Baca terlebih dahulu soal
nomor 3 dek!
Ok kak.
Baik dek saya lanjutkan pertanyaan di soal ketiga,
pertanyaan pertama yaitu apa yang diketahui pada soal
nomor 3?
Yang diketahui pada nomor soal nomor 3 yaitu y= 100-
100/1+t dan .
Bagaimana dengan yang ditanyakan dek?
Tentukan nilai y nya kak
2) Pada tahap kedua, S1 dapat menyelesaikan tahapan penggunaan
model matematika soal yang telah diketahui untuk merumuskan
rencana pemecahan masalah yang sudah terbukti (C2), dan
menggunakan nilai t = 9 untuk menyelesaikan masalah tersebut,
dan menentukan solusi untuk masalah secara strategis.
Kutipan wawancara berikut menegaskan hal ini.
P
S1
P
S1
Untuk nomor 3 dek, rumus apa yang digunakan?
Sama dengan nomor 2 kak, saya tidak menggunakan rumus.
Hanya saja saja langsung memperhatikan yang diketahui
t= 9, jadi saya memasukkan nilainya ke y= 100-100/1+9.
Mengapa langsung mengambil cara tersebut dek?.
Karena tidak ada yang bisa dijumlahkan terlebih dahulu
jika nilai y tidak diubah terlebih dahulu menjadi 9 dan di
100-100/1+9 juga bilangan bulat dan pecahan tidak bisa
dikurangi langsung.
53
3) Pada tahap ketiga, S1 dapat melalui tahapan implementasi konsep
memecahkan masalah (C3), yaitu S1 dapat menunjukkan setiap
proses yang digunakan dalam menyelesaikan soal sesuai dengan
konsep yang dirancang. Subjek terlebih dahulu mengisi formulir
skor pada soal untuk mempermudah proses perhitungan dalam
menyelesaikan soal. Dengan menjumlahkan penyebutnya, yaitu 9
+1 = 10, maka benda tersebut dibagi antara pembilang dan
penyebutnya, yaitu 100/10 = 10. Selanjutnya, gunakan
pengurangan untuk mendapatkan hasil akhir, yaitu 100-10 = 90.
Kutipan wawancara berikut menegaskan hal ini.
P
S1
Baik, jawaban yang tepat sekali dek. Selanjutnya bagaimana
caranya menghitung sampai dapat hasil akhirnya dek.
Karena saya sudah mengubah t ke dalam nilai 9 sehingga
dapat ditambah dengan 1dan hasilnya 100. Pada 100/10=
10 dan menjadi bilangan bulat, jadi nilai 100 dikurang 10
hasilnya 90 kak.
4) Pada tahap keempat, S1 tidak dapat melalui tahap pengecekan
kembali hasil yang diperoleh (C4), yang dapat disimpulkan dari
kesimpulan sebagai berikut: subjek melakukan kesalahan saat
menuliskan "t" untuk jawaban akhir. Pada saat wawancara subjek
mengatakan telah memperhatikan bagian yang dibahas, namun
salah dalam mencapai kesimpulan akhir karena tidak mengecek
jawaban yang diperoleh dengan membaca soal.
54
Kutipan wawancara berikut menegaskan hal ini.
P
S1
P
S1
Jadi kesimpulan yang bisa diambil dek?
Kesimpulannya kak, jadi nilai y=100-100/1+t =90.
Pertanyaan paling terakhir dek. Apakah adik membaca
ulang soal dan langkah-langkah sampai mendapatkan hasil
akhirnya sebelum buat kesimpulannya?
Saya tidak membaca ulang soalnya kak. Untuk jawabannya
saya sudah yakin.
2. Deskripsi Kemampuan Siswa dengan Tingkat Kemampuan Sedang
(S2)
a. Soal nomor 1
Gambar 4.4 Hasil Tes Tulis S2 Soal 1
Berdasarkan hasil tes dan wawancara yang dilakukan informan S2
untuk soal nomor 1
1) Pada tahap pertama, S2 dapat melalui tahap memahami masalah
(C1). Meskipun pada lembar jawaban S2 dapat dilihat bahwa
subjek tersebut tidak menuliskan seluruh isi pertanyaan yang
diketahui, saat sesi wawancara, subjek dapat memaparkan isi
diketahui dan pertanyaan dalam soal, serta dapat mengenali
55
informasi dalam soal dengan tepat pada masalah yang diberikan.
Kutipan wawancara berikut menegaskan hal ini.
P
S2
P
S2
Ok mulai yah. Berdasarkan soal nomor satu, apa saja yang
diketahui dan ditanyakan pada soal tersebut?
Yang diketahui tinggi semak dan panjang bayangan di tabel
kak yang diketahui juga tinggi semak 50 cm.
Ok dek. Kemudian saya tanya pendapatnya ya. Apakah
dalam penyelesaian soal perlu ditulis diketahui dan
ditanyakan?
Menurut saya kak itu perlu ditulis.
2) Pada tahap kedua, S2 dapat menyelesaikan tahapan penyusunan
konsep pemecahan masalah (C2), yang dibenarkan dengan
memanfaatkan rumus panjang bayangan 1 = (panjang bayangan
2-8), yang berarti apabila ingin mencari PB yg ditanyakan, maka
PB setelahnya dikurang 8. Terlihat bahwa S2 dapat merancang
formula matematika, sehingga lebih mudah untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut. Kutipan wawancara berikut menegaskan
hal ini.
P
S2
P
S2
Rumus apa yang digunakan pada soal nomor 1 dek?
Untuk rumusnya, saya menggunakan panjang bayangan ke-
1= panjang bayangan ke-2 – 8 kak.
Mengapa menggunakan rumus itu dek?
Karena pada tabel itu berbentuk pola, jadi setiap selisih
tinggi semak 20 dan selisih panjang cahaya 16 kak.
3) Pada tahap ketiga, S1 dapat melalui tahapan implementasi konsep
memecahkan masalah (C3), yaitu S1 dapat menunjukkan setiap
proses yang digunakan dalam menyelesaikan soal sesuai dengan
konsep yang dirancang. Pertama temukan PB dari ketinggian
semak 10 cm. Selanjutnya mencari PB dengan tinggi semak 10
56
cm dan diperoleh yakni 8, maka telah diketahui selisih panjang
bayangan adalah 8 cm, jadi dari TS sebesar 50 cm untuk mencari
panjang bayangan yaitu 48-8 = 40 cm. Kutipan wawancara
berikut menegaskan hal ini.
P
S2
Setelah rumusnya sudah diketahui, kemudian langkah
selanjutnya bagaimana dek?
Jadi saya menggunakan rumus yang telah saya dapatkan
sebelumnya untuk mencari jawabannya. Karena yang akan
dicari panjang cahayanya yaitu tinggi semak ke 50 dan
berada pada panjang bayangan yang ke5 kak
4) Pada tahap keempat mata kuliah S2 dapat mereview hasil yang
diperoleh (C4) Lembar jawaban tertulis dapat dilihat pada lembar
jawaban mata kuliah, termasuk hasil akhir yang benar dibuktikan
dengan proses wawancara, dan mata kuliah S2 dapat dilihat Anda
bisa mereview pertanyaan dan jawaban yang didapatnya, apalagi
jika rumusnya salah, mohon dikurang sesuai topik. Kutipan
wawancara berikut menegaskan hal ini.
P
S2
P
S2
Oke jadi dari penyelesaian soal nomor satu, kesimpulan apa
yang bisa kita ambil dek?
Untuk kesimpulannya, jadi panjang bayangan apabila
tinggi semak 50 cm adalah 40 cm?
Pertanyaan terakhir untuk nomor satu dek, sebelum buat
kesimpulan apakah adik membaca kembali soal dan
langkah-langkah menghitung sampai mendapatkan hasil
akhirnya?
Iya kak. Saya menyempatkan membaca ulang soal dan
menghitung ulang hasil akhirnya kak untuk memastikan
apakah jawaban saya sudah benar dan tidak ada yang
keliru.
57
b. Soal Nomor 2
Gambar 4.5 Hasil Tes Tulis S2 Soal 2
Berdasarkan hasil tes dan wawancara yang dilakukan pada informan
S2 untuk soal nomor 2
1) Pada tahap pertama, subjek dapat melalui tahap memahami
masalah (C1), terlihat S2 dapat menunjukkan dan membuktikan
diketahui dan ditanyakan, serta dapat mengenali informasi dalam
soal dengan tepat pada masalah yang diberikan. Kutipan
wawancara berikut menegaskan hal ini
P
S2
Baik dek, jadi pertanyaan kakak pertama ialah apa yang
diketahui dan ditanyakan pada soal nomor dua?
Baik kak, jadi yang diketahui pada nomor dua yaitu
2) Pada tahap kedua, S2 dapat menyelesaikan tahapan merumuskan
rencana pemecahan masalah (C2), yang dapat dibuktikan bahwa
subjek telah merumuskan konsep yang membentuk ekspresi
aljabar. Hal ini menunjukkan bahwa S2 mampu menyusun model
matematika yaitu + 2b + 2c sehingga lebih mudah dalam
58
menyelesaikan soal tersebut. Kutipan wawancara berikut
menegaskan hal ini.
P
S2
Rumus apa yang digunakan pada soal nomor 2 dek?
Saya tidak menggunakan rumus kak, saya langsung
menyelesaikan terlebih dahulu yang berada dalam kurung
dan saya mendapatkan model matematika untuk bisa
disesuaikan kak dengan soal
3) Pada tahap ketiga, S2 tidak dapat menyelesaikan tahap
pelaksanaan rencana pemecahan masalah (C3), tampaknya subjek
gagal menyelesaikan tahap penggantian pada ekspresi a + 2b +
2c, tetapi muncul pada perhitungan 5 + 2 (3) Kesalahan tersebut
kemudian dikalikan. Ini membuat hasil akhir dari kesalahan 21.
Kutipan wawancara berikut semakin membuktikan hal ini.
P
S2
Baik, jadi langkah selanjutnya bagaimana sehingga
mendapatkan hasil akhirnya dek?
Setelah saya kali masuk kak, saya lihat lagi yang diketahui
pada soal yang sama jadi langsung saya subtitusi masuk kak
4) Pada tahap keempat, baik hasil tertulis maupun wawancara,
subjek tersebut tidak dapat lolos tahap review (C4). Subjek
mengatakan bahwa dia begitu yakin dengan hasil yang dia
peroleh sehingga dia tidak dengan cermat memeriksa setiap tahap
dalam proses menghitung jawabannya. Kutipan wawancara
berikut menegaskan hal ini.
P
S2
P
S2
P
Jadi untuk kesimpulan hasil akhir yang diperoleh bagaimana
dek?
Jadi kesimpulannya adalah nilai dari a+2 (2+c) = 21 kak
Untuk hasil akhir yang didapatkan apakah sudah yakin dek?
Iya kak saya sudah sangat yakin.
Ohh iya, sebelum buat kesimpulan, apakah adik sudah cek
ulang atau menghitung ulang setiap tahap-tahap
59
S2
jawabannya?
Tidak kak, saya tidak mengecek ulang, namun saya sudah
yakin dengan jawaban saya kak
c. Soal nomor 3
Gambar 4.6 Hasil Tes Tulis S2 Soal 3
Berdasarkan hasil tes dan wawancara yang dilakukan pada informan
S2 untuk soal nomor 3
1) Pada tahap pertama, subjek dapat melalui tahap memahami
masalah (C1), terlihat S2 dapat menunjukkan dan membuktikan
diketahui dan ditanyakan, serta dapat mengenali informasi dalam
soal dengan tepat pada masalah yang diberikan. Kutipan
wawancara berikut menegaskan hal ini.
P
S2
Soal yang pertama apa yang diketahui dan ditanyakan pada
soal nomor 3?
Baik kak, yang diketahui y= 100-100/1+t dan juga
kak. Ditanyakan tentukan nilai y kak
60
2) Pada tahap kedua, S2 dapat melalui tahapan dimana subjek
menggunakan model matematika yang diketahui untuk
membuktikan rencana pemecahan masalah (C2), kemudian nilai t
= 9 disubstitusikan ke dalam proses pemecahan masalah dan
dapat menentukan strategi untuk memecahkan masalah tersebut.
Kutipan wawancara berikut menegaskan hal ini.
P
S2
Oke dek. Rumus apa yang digunakan pada soal nomor 3
dek?
Saya menggunakan cara langsung subtitusi kak nilai t yang
diketahui
3) Pada tahap ketiga, S2 dapat melalui tahapan implementasi konsep
memecahkan masalah (C3), yaitu S2 dapat menunjukkan setiap
proses yang digunakan dalam menyelesaikan soal sesuai dengan
konsep yang dirancang. Subjek terlebih dahulu mengisi formulir
skor pada soal untuk memudahkan proses penghitungan dalam
menyelesaikan soal. Dengan menjumlahkan penyebutnya, yaitu 9
+1 = 10, maka benda tersebut dibagi antara pembilang dan
penyebutnya, yaitu 100/10 = 10. Selanjutnya, gunakan
pengurangan untuk mendapatkan hasil akhir, yaitu 100-10 = 90
P
S2
Setelah subtitusi dek, bagaimana bagaimana langkah
selanjutnya dalam perhitungannya?
Karena pecahan 100/10 bisa langsung dibagi jadi hasil
akhirnya sudah saya dapatkan kak
4) Pada tahap keempat, S2 mampu mengecek ulang tahap-tahap dan
hasil yang didapatkan (C4), yang meyakinkan dalam wawancara
tersebut dikatakan bahwa subjek menulis rumus dan hasil akhir
61
yang pasti. S2 tersebut menghitung ulang beberapa kali di setiap
langkah untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan tersebut.
Kutipan wawancara berikut menegaskan hal ini.
P
S2
P
Oke kesimpulannya kak, untuk nilai y pada soal nomor 3
adalah 90.
Apakah sebelumnya dek, sudah membaca ulang soalnya
dan mengecek satu persatu langkah-langkahnya dari awal
dek?
Iya kak saya mengecek ulang beberapa kali dari awal,
karena saya saya ragu dengan jawaban saya.
3. Deskripsi Kemampuan Siswa dengan Tingkat Kemampuan Rendah
(S3)
a. Soal nomor 1
Gambar 4.7 Hasil tes tertulis S3 pertanyaan 1
Berdasarkan hasil tes dan wawancara yang dilakukan terhadap
informan S3 untuk soal nomor 1
1) Pada tahap pertama, subjek dapat melalui tahap memahami
masalah (C1), terlihat S3 dapat menunjukkan dan membuktikan
diketahui dan ditanyakan, serta dapat mengenali informasi dalam
62
soal dengan tepat pada masalah yang diberikan. Kutipan
wawancara berikut menegaskan hal ini
P
S3
P
S3
Kakak akan mulai yah, pertanyaan pertama apa yang
diketahui dan ditanyakan pada soal nomor 1 dek.
Diketahui kak, tinggi semak dan bayangan cahaya dan
tinggi semak 50 cm kak. Ditanyakan panjang bayangan pada
pukul 10 pagi dari semak-semak yang memiliki ketinggian
50 cm.
Menurut adek, apakah perlu dituliskan yang ditanyakan
serta yang diketahui?
Iya kak perlu.
2) Pada tahap kedua, S3 dapat menyelesaikan rencana pemecahan
masalah (C2). Subjek dapat menulis semak setinggi 50 cm untuk
membuktikan hal tersebut, sehingga diperoleh nilai dari 16/2 = 8
yang berarti subjek menggunakan rumus (panjang sembarang
bayangan) dalam hal ini / 2 subjek mampu menyelesaikan soal
dengan menggunakan metode beda ketinggian semak dan
pembagian digital. Kutipan wawancara berikut menegaskan hal
ini.
P
S3
Kalau nomor 1, rumus apa yang adik gunakan?
Saya menggunakan selisih bayangan cahaya kemudian saya
bagi dua. Itu untuk bisa mendapatkan panjang cahayanya
kak
3) Pada tahap ketiga, S3 dapat melalui tahapan implementasi konsep
memecahkan masalah (C3), yaitu S3 dapat menunjukkan setiap
proses yang digunakan dalam menyelesaikan soal sesuai dengan
konsep yang dirancang. Kemudian S3 menghitung TS pertama,
yaitu BC 8 cm diperoleh dari tinggi semak 10 cm, kemudian
subjek menghitung tinggi semak dengan kelipatan 8 untuk setiap
63
pertambahan tinggi semak 10 cm. Terlihat dari hasil perhitungan
BC dari dari TS 50cm yaitu 40cm, dan subjek tidak lupa
mencantumkan sentimeter sebagai satuan di hasil akhir. S3 juga
mampu menangkap bahwa jawabannya terdapat kekeliruan,
namun subjek mengoreksinya pada saat wawancara. Kutipan
wawancara berikut menegaskan hal ini..
P
S3
Jadi selanjutnya untuk langkah hingga mendapatkan hasil
akhir dek ?
Selanjutnya kak, karena sebelumnya saya sudah
mendapatkan selisih panjang bayangan cahaya antara tinggi
semak 40 cm ke 50 cm adalah 8. Maka saya menjumlahkan,
panjang cahaya 32 + 8
4) Pada tahap keempat, S3 tidak dapat melanjutkan ke tahap review
(C4) dengan hasil yang diperoleh secara lisan (terlihat pada
lembar jawaban mata kuliah), juga tidak menuliskan kesimpulan
dari hasil akhir. Subjek mengatakan dia yakin bahwa efeknya
bagus. Subjek juga mengatakan bahwa dalam menyelesaikan soal
untuknya jarang atau bahkan tidak memberikan kesimpulan atau
menelaah ulang soal dan kelangkaan dalam setiap
perhitungannya. Kutipan wawancara berikut menegaskan hal ini.
P
S3
P
S3
Oke hasil yang baik. Jadi bagaimana kesimpulan yang bisa
kita ambil dari soal nomor 1 dek.
Jadi untuk kesimpulannya panjang bayangan pada tinggi
semak 50 cm adalah 40 cm.
Sebelum mengerjakan nomor dua, apakah adek membaca
ulang soal dan mengecek ulang setiap langkah perhitungan
jawaban adik?
Tidak kak, setelah mendapatkan hasilnya, saya langsung
mengerjakan soal berikutnya
64
b. Soal nomor 2
Gambar 4.8 Hasil tes tertulis S3 pertanyaan 2
Berdasarkan hasil tes dan wawancara yang dilakukan terhadap
informan S3 untuk soal nomor 2
1) Pada tahap pertama, S3 dapat melalui tahap memahami masalah
(C1). Meskipun dapat dilihat dari lembar jawaban S3 bahwa
subjek tersebut tidak menuliskan hal-hal diketahui dan
ditanyakan secara lengkap, tapi saat wawancara berlangsung, S3
dapat memaparkan diketahui dan ditanyakan dalam soal dengan
tepat pada masalah yang diberikan. Kutipan wawancara berikut
menegaskan hal ini
P
S3
Baik dek pertanyaan selanjutnya di nomor 2, apa yang
diketahui dan ditanyakan?
Yang diketahui pada nomor soal nomor 2 yaitu
65
2) Pada tahap kedua, S3 tidak dapat menyelesaikan tahap rencana
pemecahan masalah (C2), terlihat bahwa pada kasus yang jarang
terjadi, subjek akan melakukan kesalahan saat menulis model dan
rumus matematika. Untuk mencari nilai dari perubahan bentuk a
+ 2 (b + c) ke subjek, saat mendesain soal, subjek menggunakan =
untuk memisahkan a + 2 dari (b + c). Kutipan wawancara berikut
menegaskan hal ini.
P
S3
P
S3
Untuk nomor 2 dek, rumus apa yang digunakan?
Pada nomor 2, saya memisahkan antara a+2 dengan (b+c)
Mengapa mengambil cara itu dek?
Menurut saya kak agar lebih muda , saya masukkan nilainya
pada soal yang diketahui kak.
3) Pada tahap ketiga, S3 tidak dapat menyelesaikan tahap
pelaksanaan rencana pemecahan masalah (C3), terlihat bahwa
mata pelajaran tidak dapat menyelesaikan masalah yang terdapat
pada masalah sesuai rencana yang dirancang, dan tidak dapat
menyelesaikan tahap selanjutnya yaitu mata pelajaran telah
memperoleh Informasi. Gantikan soal dengan model matematika
yang dirancang sebelumnya oleh subjek. Ambil c = 3 dan b = 5,
dan pisahkan b dari bentuk aslinya a + 2b = 5. Hal ini
menunjukkan bahwa pada tahap akhir dari jawaban S3, yaitu
tahap akhir dari penyelesaian pertanyaan 2, terdapat kesalahan
pada setiap tahap berikutnya.
66
Kutipan wawancara berikut lebih jauh membuktikan hal ini.
P
S3
Kemudian untuk bisa menemukan hasilnya, bagaimana cara
perhitungannya dek?
Saya masukkan nilainya sesuai pada soal yang
diketahui,dimana untuk b=5 dan c=3. Dan saya
mendapatkan nilai a = 10.
4) Tahap keempat, S3 tidak dapat melakukan tahap review (C4)
dengan hasil yang diperoleh secara lisan, yang dapat dilihat pada
lembar jawaban tertulis subjek, tanpa menuliskan kesimpulan dari
hasil akhir yang diperolehnya. Subjek mengatakan bahwa dia
yakin efeknya akan bagus. Subjek juga mengatakan bahwa dalam
menyelesaikan soal untuknya jarang atau bahkan tidak
memberikan kesimpulan atau menelaah ulang soal dan
kelangkaan dalam setiap perhitungannya. Kutipan wawancara
berikut menegaskan hal ini.
P
S3
P
S3
Sudah mengecek ulang soal atau menghitung kembali
langkah-langkahnya yang sudah adek hitung?
Tidak kak, saya kurang paham dengan rumus apa yang
harus saya gunakan kak, jadi saya langsung turunkan saja
sesuai yang diketahui.
Jadi jadi apa kesimpulan yang adek peroleh dari
jawabannya?
Jadi kesimpulannya nilai dari a+2 (b+c)=10
67
c. Soal nomor 3
Gambar 4.9 Hasil tes tertulis S3 pertanyaan 3
Berdasarkan hasil tes dan wawancara yang dilakukan terhadap
informan S3 untuk soal nomor 3
1) Pada tahap pertama, mata kuliah S3 dapat melalui tahap
memahami masalah (C1). Meskipun pada lembar jawaban topik
S3 terlihat bahwa topik tersebut tidak menuliskan isi yang akan
ditanyakan pada keseluruhan soal, namun pada sesi tanya jawab,
objek topik dapat menjelaskan isi soal dan isi yang diketahui dari
soal. Kutipan wawancara berikut menegaskan hal ini.
P
S3
Baik dek pertanyaan pertama di nomor 3 sama dengan
pertanyaan nomor 1 dan 2, apa yang diketahui pada soal
nomor 3 dek ?
Diketahui y=100-100/1+t, diketahui juga t=9. Ditanyakan
nilai y nya kak
68
2) Pada tahap kedua, S3 dapat menggunakan model matematika
yang diketahui dalam soal untuk menyelesaikan tahap rencana
pemecahan masalah (C2) yang dibuktikan dengan subjek, dan
mensubstitusi nilai t = 9 untuk menyelesaikan soal. Kutipan
wawancara berikut menegaskan hal ini.
P
S3
Pada nomor 3, rumus apa yang digunakan atau bagaimana
caranya untuk penyelesaian soal?
Saya hanya langsung mengubah t ke dalam nilai 9 kak,
sesuai dengan soal. .
3) Pada tahap ketiga, S3 tidak dapat menyelesaikan tahap penerapan
rencana pemecahan masalah (C3). Subjek dapat menerapkan
konsep yang digunakan dalam memecahkan masalah yang
terdapat pada soal. Namun, subjek mengalami kesalahan selama
tahap perhitungan. Untuk mencari nilai y, benda yang dihitung
segera mengambil bentuk penyebut 100 dan mengurangkan nilai
100 dari penyebut 100, yaitu 100/10, lalu membaginya dengan
nilai 10. Ini mengarah ke langkah selanjutnya untuk
menyelesaikan soal sampai jawaban akhirnya salah, yaitu 0.
Kutipan wawancara berikut menegaskan hal ini.
P
S3
Oke, selanjutnya dapat hasilnya bagaimana?
Saya menjumlahkan nilai 1+9. Lalu untuk nilai 100 nya
saya kurangi jadi nol.
4) Pada tahap keempat, S3 tidak dapat melewati tahap review (C4)
melalui hasil yang diperoleh secara lisan yang terlihat pada
formulir tanggapan tertulis lisan, alih-alih menuliskan kesimpulan
dari hasil akhir yang diperolehnya. Subjek mengatakan bahwa dia
69
yakin efeknya akan bagus. Subjek juga mengatakan bahwa dalam
menyelesaikan soal untuknya jarang atau bahkan tidak
memberikan kesimpulan atau menelaah ulang soal dan
kelangkaan dalam setiap perhitungannya. Kutipan wawancara
berikut menegaskan hal ini.
P
S3
P
S3
P
S3
Jadi apa kesimpulan dari hasil yang adek dapatkan dari
jawabannya?
Kesimpulannya kak nilai t yang dicari adalah 0
Dari tiga soal ini, saya lihat ketiga hasil akhir kenapa adik
tidak mencantumkan hasil akhir atau kesimpulan pada
lembar jawabannya?
Iya saya tidak mencantumkan, saya terbiasa kak tidak
memberikan kesimpulan pada saat mengerjakan soal-soal
sebelumnya yang diberikan. Saya juga jarang membaca
ulang soal ketika sudah mendapatkan jawabannya.
Ohh iya dek. Saran kakak, alangkah bagusnya jika
melampirkan hasil akhir seperti kesimpulan, dan cek ulang
jawaban sebelum mengerjakan soal selanjutnya agar tidak
ada yang keliru dalam perhitungan
Iya kak siap.
70
B. Pembahasan
Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan terkait dengan penyajian
hasil tes tertulis dan hasil wawancara siswa dari subjek penelitian untuk
menjawab soal dalam rumus masalah yang telah ditentukan, yaitu
“Bagaimana deskripsi kemampuan pemecahan masalah aljabar berbasis
TIMSS pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 6 Makassar".
1. Deskripsi kemampuan pemecahan matematika siswa dalam
menyelesaikan soal Aljabar berbasis TIMSS pada informan S1
Berdasarkan dari hasil data yang telah dipaparkan sebelumnya,
maka dapat disimpulkan bahwa informan S1 telah sangat memenuhi semua
indikator kemampuan pemecahan masalah pada soal 1, 2 dan 3, baik secara
tertulis maupun secara lisan. Oleh arena itu, informan mendapatkan skor
tertinggi. S1 mampu memahami masalah (C1) dengan baik dengan
menuliskan yang telah diketahui dan ditanyakan pada soal. Maka dari itu,
S1 telah mampu memenuhi indikator memahami masalah (C1).
S1 juga telah mampu mengonfirmasi masalah yang sama dan
sejenis yang pernah ditemui, serta mengungkapkan dan menyusun
prosedur penyelesaian pada semua soal yang telah diberikan mulai dari
soal 1, 2 dan 3. S1 menuliskan rumus dan cara kerja pada lembaran
jawabannya secara terstruktur dan tepat serta mampu menyebutkan secara
lisan alasan dalam menggunakan rumus tersebut dengan tepat. Sehingga
S1, sangat memenuhi kemampuan pemecahan masalah yaitu pada indikator
membuat rencana pemecahan masalah (C2).
71
Dalam memecahkan masalah S1 mampu mengungkapkan konsep
yang digunakan dalam penyelesaian masalah dengan benar dan tepat. S1
menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah yang telah dirancang
dan dapat memperoleh ketepatan jawaban yang benar pada soal nomor 1, 2,
dan 3. Sehingga S1 mampu menerapkan indikator melakukan rencana (C3).
Pada indikator memeriksa kembali, S1 sangat memenuhi karena
mampu menuliskan dan menyebutkan secara jelas kesimpulan pada
jawaban soal tersebut pada soal nomor 1 dan 2. Sementara itu, untuk soal 3,
S1 tidak bisa memenuhi indikator memeriksa kembali (C4), terlihat pada
hasil tertulis S1 menuliskan kesalahan pernyataan pada kesimpulan
jawaban. Pada sesi wawancara subjek mengatakan bahwa sudah
memerhatikan pada bagian yang ditanyakan namun keliru saat membuat
kesimpulan akhir, karena tidak memeriksa kembali jawaban yang diperoleh
dengan membaca soal.
2. Deskripsi kemampuan pemecahan matematika siswa dalam
menyelesaikan soal Aljabar berbasis TIMSS pada informan S2
Berdasarkan dari hasil data pada tes siswa dalam menyelesaikan
soal TIMSS, telah ditemukan bahwa pada tes tertulis dan wawancara S2
telah memenuhi kemampuan pemecahan masalah pada indikator
memahami masalah (C1) yang sangat baik. Dibuktikan dengan S2
menuliskan dan mengungkapkan yang telah diketahui serta ditanyakan
pada soal dengan benar dan lengkap pada nomor 1, 2, dan 3.
72
Kemampuan pemecahan masalah pada indikator membuat rencana
pemecahan masalah (C2), S2 juga terpenuhi dalam mengerjakan soal
nomor 1, 2 dan 3, terlihat pada jawaban S2 yang dapat menuliskan rumus
yang diketahui dan ditanyakan serta menyusun prosedur yang membentuk
suatu expresi aljabar . Hal ini membuktikan bahwa subjek mampu
menyusun model matematika sehingga dapat lebih mudah menyelesaikan
soal.
. Dari hasil jawaban tertulis serta hasil wawancara S2 dalam
mengerjakan tiga soal materi aljabar pada nomor 2, subjek melakukan
kesalahan dalam memecahkan masalah yang diperoleh, terlihat subjek
belum mampu menyelesaikan pada tahap subtitusi hal yang diketahui pada
soal ke dalam model matematika yang telah dirancang sebelumnya,
sehingga tahap perhitungan ke hasil akhir salah. Namun subjek telah
menyelesaikan cara kerja untuk soal nomor 1 dan 3 secara tepat, sistematis
dan mampu menyebutkan secara lisan dengan benar langkah demi
langkah dalam menemukan jawaban akhir tepat. Sehingga S2 mampu
memenuhi pemecahan masalah pada indikator melakukan rencana/
perhitungan (C3).
Ketika S2 menyelesaikan pertanyaan 2, baik hasil tertulis maupun
wawancara tidak dapat melalui tahap pengecekan ulang atas hasil yang
diperoleh (C4). Subjek mengaku yakin dengan hasil yang didapat,
sehingga tidak teliti memeriksa setiap tahapan proses penghitungan
jawaban. Subjek juga mengatakan langsung menuliskan kesimpulan yang
73
berpatokan pada perhitungan hasil akhir yang diperoleh tanpa memeriksa
kembali jawaban yang diperolehnya terutama rumus yang diturunkan.
Akan tetapi untuk soal nomor 2 dan 3 subjek mampu melaksanakan
indikator pemecahan masalah yaitu memeriksa kembali (C4), terlihat pada
kesimpulan yang dituliskan benar dan tepat, hal ini terbukti melalui sesi
wawancara yang mengatakan bahwa subjek beberapa kali melakukan
perhitungan ulang di setiap langkah-langkah untuk mendapatkan jawaban
pada soal.
3. Deskripsi kemampuan pemecahan matematika siswa dalam
menyelesaikan soal Aljabar berbasis TIMSS pada informan S3
Hasil data kemampuan pemecahan masalah pada informan S3
telah memperoleh skor sebesar 19 skor dari 36 skor untuk semua indikator
kemampuan pemecahan masalah untuk soal nomor 1, 2, dan 3. Telah
ditemukan bahwa tes tertulis dan tes wawancara S3 menuliskan yang telah
diketahui dan ditanyakan pada soal dengan benar dan lengkap. S3 juga
dapat mengidentifikasi informasi yang terkandung dalam soal untuk
menjawab pertanyaan yang diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa S2
mampu memenuhi indikator memahami masalah (C1) dengan sangat baik.
Hasil data tulis maupun wawancara pada informan S3, telah
memenuhi pada indikator membuat rencana pemecahan masalah (C2)
sangat baik. Dibuktikan dengan subjek menunjukkan bahwa dengan
menggunakan model matematika yang diketahui dalam menyelesaikan
masalah yang sesuai dan ditentukan secara strategis untuk menyelesaikan
74
masalah untuk nomor 1 dan 3. Sedangkan, pada soal 2 informan S3
belum mampu melalui tahap menyusun rencana pemecahan masalah
(C2) terlihat bahwa subjek melakukan kesalahan pada langka merancang
suatu model matematika yang akan digunakan dalam menyelesaikan soal.
Hasil data pada informan S3, telah memperoleh hasil kemampuan
pemecahan masalah dalam mengerjakan soal TIMSS. Dalam perhitungan
jawaban yang telah subjek kerjakan pada nomor 2 dan 3, subjek
mengalami kesalahan saat mengerjakan soal pada penerapan rencana
yang sudah dirancang dan belum mampu menyelesaikan pada tahap
perhitungannya secara tepat dan sistematis sehingga menyebabkan
kesalahan pada hasil akhir. Sedangkan pada nomor 1 S3 telah melakukan
perhitungan serta menyusun tahap-tahap dengan benar dan tepat dalam
memperoleh hasil akhir. Subjek hanya dapat menyelesaikan 1 soal dari 3
soal dengan benar Hal ini menunjukkan bahwa S3 masih kurang mampu
memenuhi indikator pemecahan masalah yaitu melakukan rencana/
perhitungan (C3).
Hasil data informan S3 pada indikator menarik kesimpulan dari ketiga
soal yang telah dikerjakan tidak memperoleh nilai. S3 tidak menuliskan
kesimpulan yang jelas pada hasil kerja jawabannya hanya saja menuliskan
jawaban sampai di tahap melakukan perhitungan, hal ini terlihat jelas
melalui sesi wawancara, yaitu subjek yakin bahwa hasilnya bagus.
Subjek juga mengatakan jarang atau bahkan tidak memberi kesimpulan
atau memeriksa kembali soal serta langkah-langkah disetiap perhitungan
75
pada saat menyelesaikan soal yang diberikan kepadanya. Hal tersebut
menunjukkan bahwa S3 belum mampu dalam memenuhi kemampuan
pemecahan masalah pada indikator memeriksa kembali (C4).
Berdasarkan dari hasil deskripsi kemampuan pemecahan masalah
yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa
informan S1, S2, dan S3 telah sangat memenuhi indikator memahami
masalah (C1) dan membuat rencana pemecahan (C2). Pada indikator
melakukan rencana/ perhitungan (C3) dan memeriksa kembali (C4) dalam
menyelesaikan soal hanya informan S3 belum mampu memenuhi karena
banyak menuliskan kesalahan pada hasil jawaban pada tahap tersebut.
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berlandaskan hasil dan pembahasan penelitian tersebut, terlihat
kemampuan informan dalam memecahkan masalah saat mengerjakan soal
aljabar berbasis TIMSS dengan informan S1, S2 dan S3 menunjukkan hasil
yang berbeda, sehingga kesimpulan yang dapat diambil yaitu.
1. Informan S1 mampu melewati indikator memahami masalah (C1),
menyusun rencana (C2), menerapkan rencana (C3), dan mengecek
kembali (C4), yang telah dilalui pada soal nomor 1 dan 2. Namun S1
belum mampu melewati indikator mengecek kembali hasil (C4), yang
telah diperoleh pada soal nomor 3 tema persamaan serta fungsi.
2. Informan S2 mampu melewati indikator memahami masalah (C1),
menyusun rencana (C2), menerapkan rencana (C3), dan mengecek
kembali (C4) yang telah diperoleh untuk soal nomor 1 serta nomor 3.
Tetapi pada jawaban S2 nomor 2, S2 tidak mampu melewati tahap
menerapkan rencana (C3) topik expresi aljabar dan memeriksa kembali
hasil (C4) yang sudah diperoleh persamaan dan fungsi.
3. Subjek S3 dalam menyelesaikan soal TIMSS belum mampu memenuhi
semua tahap indikator kemampuan pemecahan masalah menurut Polya.
Subjek mampu melalui tahap memahami masalah (C1), menyusun rencana
(C2) pada nomor 1. Namun, subjek S3 belum mampu melalui tahap
menyusun rencana (C2), melakukan rencana (C3) pada soal nomor 2,
77
serta belum mampu memeriksa kembali hasil (C4) yang sudah diperoleh
pada topik persamaan dan fungsi terhadap soal nomor 1, 2, dan 3.
4. Indikator terbesar yang belum mampu dipenuhi siswa pada tahap
memeriksa kembali (C4) terlihat pada hasil lembar jawaban maupun pada
sesi wawancara yang diperoleh peneliti, dari ketiga soal yang diberikan
peneliti memperoleh data bahwa ketiga subjek belum mampu memenuhi
indikator memeriksa kembali (C4) di salah satu soal yang diberikan.
Penyebab akan hal tersebut karena peserta didik belum mampu untuk
memanfaatkan informasi yang diberikan untuk menyelesaikan kembali
masalah pada soal tersebut dan pengalaman peserta didik dalam
pembelajaran sebelumnya sangat minim akhirnya siswa tidak terkondisi
menyelesaikan soal sampai ke tahap memeriksa kembali. Mereka terbiasa
mengerjakan soal hanya sampai tahap pemecahan masalah dan hasil
perhitungan hasil akhir, sehingga siswa tidak memeriksa kembali langkah-
langkah sebelumnya dan membaca ulang soal.
B. Saran
Berdasarkan pemaparan kesimpulan tersebut, penulis menarik
beberapa saran dalam penelitian ini. Saran-saran yang termuat sebagai berikut:
1. Kepada peserta didik
Harapan bagi peserta didik mampu menambahkan proporsi
latihan dalam soal pemecahan masalah demi meningkatkan wawasan
dan meningkatkan kemampuan terhadap pemecahan masalah utamanya.
78
2. Kepada pendidik
Harapan bagi pendidik dapat mengembangkan keterampilan
pemecahan masalah peserta didik dalam mengerjakan soal terutama
aljabar dan dapat memberikan contoh yang relevan demi meningkatkan
keterampilan pemecahan masalah peserta didik utamanya pada masalah
terbuka.
3. Kepada peneliti lain.
a. Untuk peneliti berikutnya diharapkan penelitian ini dapat dijadikan
sebagai acuan untuk melakukan korelasi antar variabel.
b. Sebagai bahan peneliti berikutnya dalam membuat penelitian TIMSS
yang relevan dengan mengambil dimensi konten bilangan, geometri,
serta data dan peluang.
79
DAFTAR PUSTAKA
A’liyah, U. H. 2016. Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Mtematika
Siswa Yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
PairShare dan Tipe Think Pair-Share Square di Kelas X Man 2 Model
Medan. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Avia, Q. N. 2018. Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Geometri
Bertipe Timss Berdasarkan Teori Kesalahan Newman Di Smpn 1 Nalumsari
Jepara. Skripsi.
Ernisa, E. 2018. Deskripsi Pemecahan Masalah Siswa Smp Dalam Menyelesaikan
Soal Timss Konten Aljabar. Jurnal Karya Pendidikan Matematika. Vol 5
No 2.
Firman, F., Alimuddin, A., & Djam’an, N. 2019. Deskripsi Kemampuan
Komunikasi Matematis Siswa Berkemampuan Matematika Tinggi Ditinjau
Dari Perbedaaan Gender. Inssue In Mathematics Education (IMED), 1 (1),
60-67.
Galih, L. 2016. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Aljabar Berbasis
Timss Pada Siswa Smp Kelas VIII Semester Gasal Smp Negeri 1
Mojosongo Tahun 2015/2016. Skripsi.
Gosldstein. 2011. Cognitive psychology: Connecting mind, research, and
everyday experience (3th ed.). belmont, Ca: Wadsworth
Hadi, S. & Novaliyosi. 2019. Timss Indonesia (Trends In International
Mathematics And Science Study). Prosiding Seminar Nasional & Call For
Papers.
Hartono, Y. 2014. Matematika Strategi Pemecahan Masalah. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Helva. 2018. Kemampuan Menyelesaikan Soal Matematika Model TIMSS dan
Emotional Quotient (EQ) Siswa SMP Kota Bengkulu. Thesis. UNY.
Hikmahturrahman. 2018. Analisis Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas
X Sman 2 Takalar Dalam Menyelesaikan Soal Pisa. Skripsi.
Isra, F. 2018. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau
Dari Karakteristik Cara Berfikir Siswa Melalui Pembelajaran Student Teams
Achievement Division (Stad) Di Kelas Viii Mts Al Jamiyatul Washliyah
Tembung. Skripsi.
80
Kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI). Online. https://kbbi.kemdikbud.go.id.
Diakses pada tanggal 22 agustus 2020 pukul 13.53.
Mairing. J. P. 2018. Pemecahan Masalah matematika. Bandung: Alfabeta
Malihatuddarojah, D. 2019. Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan
Permasalahan Operasi Bentuk Aljabar. Jurnal Pendidikan Matematika.
Mawarni, Y. E. 2019. Analisis Isi Buku Matematika Kurikulum 2013 Smp
KelasViii Semester 1 Berdasarkan Taksonomi Timss. Jurnal Varidika.
Mullis. 2019. International Association for the Evaluation of Educational
Achievement (IEA) Timss 2019 Assessment TIMSS & PIRLS International
Study Center, Lynch School of Education, Boston College and International
Association for the Evaluation of Educational Achievement (IEA).
Nurkhasanah, S. D. 2016. Analisis Kesalahan Dalam Penyelesaian Soal
Matematika Berbasis Timss Konten Geometri Pada Siswa Kelas Viii
Semester Genap Smp Negeri 1 Mojosongo. Skripsi.
Nuzula, N. F. 2019. Profil Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa Dalam
Memecahkan Masalah Aljabar Ditinjau Dari Gaya Belajar Kolb. Skripsi.
Permendiknas No. 22 Tahun 2006.Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar
Dan Menengah. Jakarta: Bsnp.
Polya. 1981. Mathematical discovery: on Understanding, learning and teaching
problem solving. New York: John Wiley &Sons, Inc.
Posamenteir & Krulik. 2009. Problem solving in mathematics grade 3-6, powerful
strategies to deepen understanding. Thousand Oaks, CA: Corwin A SAGE
Company.
Prianto, A. 2014. Kajian Materi Aljabar dan Komunikasi Matematis. Indonesian
Digital Journal Of Mathematics And Education. Volume 2 Edisi 2 2014.
http://Idealmathedu.p4tkmatematika.org.
Ramadhani, N. A. 2016. Analisis Kesalahan Siswa Kelas VIII Smp Pada Materi
Aljabar Serta Proses Scaffolding-nya. Jurnal Silogisme: Kajian Ilmu
Matematika Dan Pembelajarannya. Vol. 1, No.1.
Sari, D. C. 2015. Karakteristik Soal Timss. Jurnal.Seminar Nasional Matematika
Dan Pendidikan Matematika.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&. Bandung:
Alfabeta
81
Sukriadi. 2019. Profil Penalaran Siswa Smp Dalam Pemecahan Masalah
Matematika Timss Ditinjau Dari Perbedaan Gender .Jurnal Pendidikan
Matematika Indonesia.Volum 4 Nomor 1.
Suprotun, S. & Andriyani, 2019. Analisis Masalah Afektif Dan Kemampuan
Pemecahan Masalah Operasi Hitung Aljabar Siswa Tunagrahita. Jurnal
Pendidikan Matematika. Volume 7. Nomor 1.
Toyib, M. dkk. 2019. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Model
TIMSS Konten Bilangan Pada Siswa dengan Kecerdasan Logis-Matematis
Tinggi. Jurnal Penelitian Didaktik Matematika. Vol. 3. No. 2.
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Zaelani, K. M. 2019. Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa SMP Dalam
Menyelesaikan Masalah Aljabar Berbasis TIMSS. Prosiding Seminar
Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Sesiomadika 2019.
Zulfah. 2017. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Pair Share Dengan Pendekatan Heuristik Terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa Mts Negeri Naumbai Kecamatan Kampar. Jurnal
Pendidikan Matematika.Volume 01 No. 2.
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1. Instrumen Soal Tes Esai
LEMBAR SOAL TES
Sekolah :SMP Muhammadiyah 6 Makassar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII B / Ganjil
Waktu : 60 Menit
Jumlah soal : 3 butir soal
PETUNJUK PENGERJAAN SOAL
1. Berdoa terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal.
2. Tuliskan nama, kelas dan nomor urut Anda pada lembar jawaban yang telah
disediakan.
3. Kerjakan secara individu dan tanyakan pada guru apabila terdapat soal
yang kurang jelas.
4. Gunakan berbagai strategi atau cara untuk menjawab soal.
5. Mulailah mengerjakan soal dengan menuliskan apa yang diketahui dan apa
yang ditanyakan pada soal kemudian tuliskan langkah penyelesaian!
6. Dilarang menggunakan alat bantu hitung.
7. Baca dengan teliti sebelum Anda mengerjakan soal.
1. Tabel di bawah menunjukkan panjang 4 semak dengan ketinggian berbeda
pada pukul 10.00 pagi. Berapa panjang bayangan pada pukul 10 pagi dari
semak-semak yang memiliki katinggian 50 cm ?
Tinggi Semak-semak
(cm)
Bayangan Cahaya
(cm)
20 16
40 32
60 48
80 64 (TIMSS 2011 8th-Grade Mathematics Concepts and Mathematics Items)
2. Tentukan nilai dari , apabila jika ! (TIMSS 2003 8th-Grade Mathematics Concepts and Mathematics Items)
3. Pada formula persamaan
ketika , tentukan nilai !
(TIMSS 2011 8th-Grade Mathematics Concepts and Mathematics Items)
KISI-KISI SOAL TES
Materi Dimensi
Konten
Indikator Nomor
soal
Bobot
soal
Aljabar
Berbasis
TIMSS
Pola dan
hubungan
Memahami, Menyusun,
Memecahkan,
Menyimpulkan.
1 12
Expresi
Aljabar
Memahami, Menyusun,
Memecahkan,
Menyimpulkan.
2 12
Persamaan
dan fungsi
Memahami, Menyusun,
Memecahkan,
Menyimpulkan.
3 12
Nomor 1.
Langkah Alternatif Jawaban Skor
Memahami
Masalah
(C1)
Tinggi Semak (TS)
Bayangan Cahaya (BC)
Dik. TS = 50 cm
Dit. BC = ….? (x)
3
Membuat
Rencana
Pemecahan
(C2)
Pada tabel TS = BC
Apabila , 40 cm = 32 cm
Maka , 50 cm = x cm
TS BC
40 cm 32 cm
50 cm x cm
3
Melakukan
Rencana/
Perhitungan
(C3)
Penyelesaian :
x =
=
=
3
Memeriksa
Kembali
(C4)
Jadi, tinnggi bayangan pada pukul 10 dari
semak-semak yang memiliki ketinggian 50
cm adalah 40 cm. 3
Skor Maksimum 12
Nomor 2.
Langkah Alternatif Jawaban Skor
Memahami
Masalah
Dik.
Dit.nilai dari 3
Membuat
Rencana
Pemecahan
3
Melakukan
Rencana/
Perhitungan
Penyelesaian,
3
Memeriksa
Kembali
Jadi nilai dari expresi aljabar
= 11
3
Skor Maksimum 12
Nomor 3.
Langkah Alternatif Jawaban Skor
Memahami
Masalah
(C1)
Dik.
,
Dit. nilai ?
3
Membuat
Rencana
Pemecahan
(C2)
Maka,
3
Melakukan
Rencana/
Perhitungan
(C3)
Penyelesaian:
3
Memeriksa
Kembali
(C3)
Jadi, pada persamaan tersebut nilai yang
memenuhi adalah 90 3
Skor Maksimum 12
Lampiran 2. Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
A. Tujuan Wawancara
Wawancara dilakukan secara lisan kepada siswa sebagai data
pendukung hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dan
bertujuan untuk mengetahui secara terperinci letak kesulitan siswa dalam
memahami materi Aljabar berbasis TIMSS.
B. Metode
Metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pedoman wawancara yang bebas tidak terstruktur.
C. Tata Cara Pelaksanaan Wawancara
Memilih 3 orang siswa sebagai subjek untuk diwawancarai dimana
masing-masing 1 siswa yang memiliki kemampuan tinggi, 1 siswa yang
memiliki kemampuan sedang, dan 1 siswa yang memiliki kemampuan rendah.
Setelah itu dilakukan wawancara mendalam berdasarkan indikator
Pemecahan Masalah menurut Polya terhadap ke-3 informan tersebut.
D. Bentuk Wawancara : Tidak Terstruktur
E. Tujuan :
Pedoman wawancara ini dilakukan secara lisan kepada siswa
sebagai data pendukung hasil tes kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa dan bertujuan untuk mengetahui
secara terperinci letak kesulitan siswa dalam memahami materi
persamaan kuadrat.
F. Indikator Pemecahan Masalah Menurut Polya
Untuk mendeskripsikan kesulitan pemecahan masalah dalam pelaksanaan
rencana, subjek diminta,
1. Memahami masalah: peserta didik dapat menuliskan yang diketahui dan
ditanyakan dengan benar dan lengkap
2. Membuat rencana pemecahan masalah; peserta didik dapat menuliskan
rumus untuyk hal yang diketahui, menuliskan rumus hal yang ditanyakan,
dan menuliskan/ menyusun prosedur penyelesaian.
3. Melakukan rencana/ perhitungan: peserta didik dapat menuliskan aturan
penyelesaian dengan tuntas dan hasil benar.
4. Memeriksa kembali: peserta didik dapat menuliskan jawaban dan dapat
memeriksa kembali hasil penyelesaian dengan benar.
Keterangan:
Pedoman wawancara ini berisi item-item pertanyaan wawancara untuk
menelusuri lebih jauh hal-hal yang tidak ketahui. Pelaksanaan wawancara ini lebih
bebas, sehingga peneliti dapat mengembangkan sendiri pertanyaan yang akan
diajukan untuk memperoleh data lengkap pada saat sesi wawancara berlangsung.
Pedoman Wawancara Ditinjau dari Tahapan Pemecahan Masalah Polya
Aspek
Pemecahan Masalah
Indikator Pertanyaan
Wawancara
Memahami masalah
(C1)
Siswa dapat memahami
Masalah yang ada di soal
1. Coba ceritakan lagi
apa yang kamu pahami
dari soal dengan
menggunakan
bahasamu sendiri
2. Apa yang diketahui
dari soal?
3. Apa yang ditanyakan
pada soal ?
Menyusun rencana
penyelesaian
(C2)
Siswa dapat menyusun
rencana penyelesaian
dari masalah yang ada di
soal
1. Cara apa yang
digunakan untuk
menyelesaikan soal
2. Mengapa kamu
memilih cara itu ?
3. Uraikan dengan jelas
langkahlangkah yang
kamu gunakan untuk
menyelesaikan soal
tersebut.
Melaksanakan rencana
penyelesaian
(C3)
Siswa melaksanakan
sesuai rencana yang
telah disusun
1. Apakah
langkahlangkah yang
kamu gunakan untuk
menjawab soal sudah
sama dengan rencana
sebelumnya ?
2. Dapatkah kamu
membuktikan bahwa
langkahlangkah yang
kamu gunakan sudah
benar ?
Memeriksa kembali
(C4)
Siswa memeriksa
kembali jawaban
1. Apakah kamu sudah
yakin terhadap
jawabanmu ?
2. Apakah sudah benar ?
3. Bagaimana kamu
yakin terhadap
jawabanmu benar?
4. Bagaimana kamu
mengeceknya ?
Lampiran 3. Tahapan Penelitian
Tahap Waktu Pelaksanaan Deskripsi Pelaksanaan
1 15 Oktober 2020
Bertemu kepala sekolah SMP
Muhammadiyah 6 Makassar untuk
membawakan surat izin penelitian meminta
kontak guru matematika kelas VIII B
2 19 Oktober 2020 Bertemu guru matematika kelas VIII B SMP
Muhammadiyah 6 Makassar untuk
melakukan observasi awal dan meminta nama
siswa yang akan diteliti beserta kontak WA
siswa
3 20-23 Oktober 2020 Pelaksanaan tes tertulis kepada siswa kelas
VIII B
4 3-5 Oktober 2020 Wawancara terhadap 3 informan yang telah
dipilih
Lampiran 4. Nilai Hasil Tes Soal TIMSS Materi Aljabar
Hasil Tes Soal Esai Kelas VIII B SMP Muhammadiyah Makassar yang
Dilaksanakan pada Oktober 2020
No
NAMA
NILAI
1 Anita 86
2 Dimas Adrian Bachmid 61
3 Dinda Nurul Kholiq 72
4 Fajar 75
5 Ferdi Ade Putra 67
6 Intan Melinda 75
7 Miftakhul Jannah 64
8 Muh. Irham 55
9 Muh. Arwansyah Putra 75
10 Muh. Davan Zack 61
11 Muh Ikhlash Munajat. S 67
12 Muh. Ramadhan 67
13 Muh. Rasya Praditya 97
14 Muh. Rayhan Syafutra 77
15 Muhammad Risal Aliman 70
16 Nadyia Alfadiah 70
17 Naswa Sulaika Lifera 83
18 Nur Intan 89
19 Nur Sabila 97
20 Putri Amelia 58
21 Rangga Wijaya Kusuma 83
22 Rian Hendriawan 64
23 Suci Aulia 80
24 Tanisa Sarfa Maharani 77
25 Wilda Luman 67
26 Xsandi 77
27 Yuniarti 92
Lampiran 5. Hasil Tes Informan
1. Hasil Jawaban dari Informan S1 (Muh. Rayhan Syafutra)
2. Hasil Jawaban dari Informan S2 (Suci Aulia)
3. Hasil Jawaban dari Informan S3 (Putri Amelia)
Lampiran 4. Hasil Wawancara
1. Hasil Wawancara S1
a. Soal 1
P
S1
P
S1
P
S1
P
S1
P
S1
P
S1
P
S1
P
S1
P
S1
P
S1
P
Apakah anda sudah siap untuk wawancara?
Iya siap kak,
Siapa naama lengkap anda ?
Muh. Rayhan Syafutra
Oke coba baca soalnya terlebih dahulu dek.
Iya kak.
Baik dek, pertanyaan pertama yaitu apa yang diketahui pada soal
nomor 1
Tabel yang menunjukkan tinggi semak-semak dan bayangan cahaya
kak serta tinggi semak 50 cm.
Oke. Kalau yang ditanyakan dek?
Untuk yang ditanyakan berapa panjang bayangan dari semak- semak
pada ketinggian 50 cm.
Menurut adek, apakah perlu perlu dicantumkan yang ditanyakan dan
yang diketahui?
Iya kak penting. Agar memperjelas informasi yang akan dikerja.
Untuk nomor 1 dek, rumus apa yang digunakan?
Saya menggunakan rumus perbandingan kak.
Mengapa menggunakan rumus itu?
Karena
Jadi, setelah mengetahui rumusnya bagaimna langkah selanjutnya
yang anda gunakan ?
Jadi untuk nilai yang akan dicari saya misalkan x terlebih dahulu.
Kemudian saya ambil satu dari tabel jumlah semak yang sudah
diketahui bayangan cahanya, jadi saya mengambil tinggi semak
yang 40 cm yang bayangan cahanya 32 cm, saya gunakan untuk
perbandingan dengan tinggi semak 50 cm untuk mencari bayangan
cahayanya kak.
Bagaimana cara adek menghitung sampai mendapatkan hasil
akhirnya?
Karena sebelumnya saya mengambil nilai 40 = 32, dan 50 = x. Jadi
saya kali silang kak dan saya dapat mi x= 32 x 50 : 40 = 40
hasilnya kak.
Misalkan bukan nilai 40 yang adik ambil di tabel untuk
perbandingan, misalkan kita ambil 20, 60, atau 80. Apakah hasilnya
untuk x tetap 40 dek?
S1
P
S1
P
S1
P
Iya kak akan tetap dapat nilai 40 untuk x nya. Saya sudah mencoba
semua dan hasilnya dapat 40.
Jadi apa kesimpulanya yang bisa kita ambil dari soal ini?
Jadi kesimpulannya adalah panjang bayangan pukul 10 pagi dari
semak-semak pada ketinggian 50 cm yaitu 40 cm.
Pertanyaan terakhir dek, sebelum membuat kesimpulan, apakah adik
membaca kembali soal dan langka-langka sampai mendapatkan
hasil akhirnya?
Iya kak. Beberapa kali saya menghitung ulang dan membaca
soalnya. Apakah jawabannya salah kak?
Okee Sudah benar dek.
b. Soal 2
P
S1
P
S1
P
S1
P
S1
Apakah adik sudah siap wawancara untuk soal nomor 2?
Apakah pertanyaannya masih banyak kak?
Iya dek, tapi pertanyaannya kurang lebih seperti sebelumnya.
Silahkan baca terlebih dahulu soalnya dek.
Siap kak.
Ok baik, Pertanyaan pertama yaitu apa yang diketahui pada soal
nomor 2 dek?
Pada soalnya, yang diketahui .
Selanjutnya. Kalau yang ditanyakan?
Ditanyakan kak, mencari nilai y.
P
S1
P
S1
Untuk nomor 2 dek, rumus apa yang digunakan?
Untuk soal nomor dua kak saya tidak menggunakan rumus, cuma saya
langsung mengalikan masuk terlebih dahulu menjadi
+2c. Jadi hasilnya .
Mengapa adik mengambil cara tersebut?
Kerena jika , tidak bisa dijumlahkan langsung kak kemudian
dalam menyelesaikan soal harus yang ada di dalam kurung terlebih
dahuu untuk diselesaikan.
P Oke bagus dek.
Untuk langkah selanjutnya dek, bagaimana langkah-langkah
sehingga mendapatkan hasil akhirnya.
S1
P
Karena sebelumnya saya sudah dapatkan dan diketahui
. Sehingga saya masukkan nilainya dan saya
memperoleh nilai 5+2(3) = 11. Terlebih dahulu saya mengalikan
kemudian menjumlahkan.
Jadi apa kesimpulan yang adik ambil dari soal?
S1
P
S1
P
Kesimpulannya yaitu , nilai dari .
Apakah adik membaca kembali soal dan langka-langka sampai
mendapatkan hasil akhirnya dek sebelum membuat kesimpulan?
Iya kak. Saya membaca ulang soal dan saya meghitung kembali
perkaliannya.
Oke dek.
c. Soal 3
P
S1
P
S1
P
S1
Baik selanjutnya nomor terakhir. Baca terlebih dahulu soal nomor
3 dek!
Ok kak.
Baik dek saya lanjutkan pertanyaan di soal ketiga, pertanyaan
pertama yaitu apa yang diketahui pada soal nomor 3?
Yang diketahui pada nomor soal nomor 3 yaitu y= 100-100/1+t
dan .
Bagaimna dengan yang ditanyakan dek?
Tentukan nilai y nya kak.
P
S1
P
S1
Untuk nomor 3 dek, rumus apa yang digunakan?
Sama dengan nomor 2 kak, saya tidak menggunakan rumus. Hanya
saja saja langsung memperhatikan yang diketahu t= 9, jadi saya
memasukkan nilainya ke y= 100-100/1+9.
Mengapa langsung mengambil cara tersebut dek?.
Karena tidak ada yang bisa dijumlahkan terlebih dahulu jika nilai y
tidak diubah terlebih dahulu menjadi 9 dan di 100-100/1+9 juga
bilangan bulat dan pecahan tidak bisa dikurangi langsung.
P Baik, jawaban yang tepat sekali dek. Selanjutnya bagaimana
caranya menghitung sampai dapat hasil akhirnya dek.
S1
P
S1
P
S1
P
S1
Karena saya sudah mengubah t ke dalam nilai 9 sehingga dapat di
tambah dengan 1dan hasilnya 100. Pada 100/10= 10 dan menjadi
bilangan bulat, jadi nilai 100 dikurang 10 hasilnya 90 kak.
Jadi kesimpulan yang bisa diambil dek?
Kesimpuannya kak, jadi nilai y=100-100/1+t =90.
Pertanyaan paling terakhir dek. Apakah adik membaca ulang soal
dan langkah-langkah sampai mendaptkan hasil akhirnya sebelum
buat kesimpulannya?
Saya tidak membaca ulang saolnya kak. Untuk jawabannya saya
sudah yakin.
Pertanyaan sudah selesai. Terimakasih atas waktunya dek .
Iya kak. Sama-sama kak.
2. Hasil Wawancara S2
a. Soal 1
P
S1
P
S1
P
S2
P
S2
P
Sudah siap mulai wawancaranya dek?
Iya kak.
Pertanyaannya hanya berhubungan dengan soal yang telah adik
kerjakan sebelumnya.
Siap kak.
Ok mulai yah. Berdasarkan soal nomor satu, apa saja yang diketahui
dan ditanyakan pada soal tersebut?
Yang diketahu tinggi semak dan panjang bayangan di tabel kak yang
diketahui juga tinggi semak 50 cm.
Ok dek. Kemudian saya tanya pendapatnya ya. Apakah dalam
penyelesaian soal perlu ditulis diketahui dan ditanyakan?
Menurut saya kak itu perlu ditulis.
Ok dek pertanyaan selanjutnya.
P
S2
P
S2
P
S2
Rumus apa yang digunakan pada soal nomor 1 dek?
Untuk rumusnya, saya menggunakan panjang bayangan ke-1=
panjang bayangan ke-2 – 8 kak.
Mengapa menggunakan rumus itu dek?
Karena pada tabel itu berbentuk pola, jadi setiap selisi tinggi semak
20 dan selisi panjang cahaya 16 kak.
Setelah rumusnya sudah diketahui, kemudian langkah selanjutnya
bagaimana dek?
Jadi saya menggunakan rumus yang telah saya dapatkan
sebelumnya untuk mencari jawabannya.
Karena yang akan dicari panjang cahayanya yaitu tinggi semak ke
50 dan berada pada panjang bayangan yang ke5 kak.
P
S2
P
S2
P
Oke jadi dari penyelesaian soal nomor satu, kesimpulan apa yang
bisa kita ambil dek?
Untuk kesimpulannya, jadi panjang bayangan apabila tinggi semak
50 cm adalah 40 cm?
Pertanyaan terakhir untuk nomor satu dek, sebelum buat kesimpulan
apakah adik membaca kembali soal dan langkah-langkah
menghitung sampai mendapatkan hasil akhirnya?
Iya kak. Saya menyempatkan membaca ulang soal dan menghitung
ulang hasil akhirnya kak untuk memastikan apakah jawaban saya
sudah benar dan tidak ada yang keliru.
Oke bagus dek.
b. Soal 2
P
S2
P
S2
P
Baik dek kakak akan melanjutkan pertanyaaan pada soal nomor 2.
Silahkan terlebih dahulu baca soalnya.
Iya kak. Sudah.
Baik dek, jadi pertanyaan kakak pertama ialah apa yang diketahui
dan ditanyakan pada soal nomor dua?
Baik kak, jadi yang diketahui pada nomor dua yaitu
Ok dek. Selanjutnya dek
S2
P
S2
P
S2
P
S2
P
S2
Sekarang nomor 3 yah kak?
Belum dek. Masih nomor 2. Saya lanjutkan yah.
Ohh iya kak.
Rumus apa yang digunakan pada soal nomor 2 dek?
Saya tidak menggunakan rumus kak, saya langsung menyelesaiakan
terlebih dahulu yang berada dalam kurung dan saya mendapatkan
model matematika untuk bisa disesuaikan kak dengan soal.
Baik, jadi langkah selanjutnya bagaimana sehingga mendapatkan hasil
akhirnya dek?
Setelah saya kali masuk kak, saya lihat lagi yang diketahui pada soal
yang sama jadi langsung saya subtitusi masuk kak.
Jadi untuk kesimpulan hasil akhir yang diperoleh bagaimana dek?
Jadi kesimpulannya adalah nilai dari a+2 (2+c) = 21 kak
P
S1
P
S2
Untuk hasil akhir yang didapatkan apakah sudah yakin dek?
Iya kak saya sudah sangat yakin.
Ohh iya, sebelum buat kesimpulan, apakah adik sudah cek ulang atau
menhitung ulang setiap tahap-tahap jawabannya?
Tidak kak, saya tidak mengecek ulang, namun saya sudah yakin
dengan jawaban saya kak.
P Oke dek. Pertanyaan untuk nomor 2 sudah selesai.
c. Soal 3
P
S2
P
S1
P
S2
Kita lanjut untuk pertanyaan di nomor 3 dek. Baca terlebih dahulu
soalnya!
Iya sudah kak.
Sudah siap untuk pertanyaan selanjutnya?
Ok siap kak.
Soal yang pertama apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal
nomor 3?
Baik kak, yang diketahui y= 100-100/1+t dan juga kak.
P
S1
P
S1
P
S1
P
S1
P
S1
Ditanyakan tentukan nilai y kak.
Oke dek. Rumus apa yang digunakan pada soal nomor 3 dek?
Saya menggunakan cara langsung subtitusi kak nilai t yang dikatahui
Setelah subtitusi dek, bagaimana bagaimana langkah selanjutnya
dalam perhitungannya?
Karena pecahan 100/10 bisa langsung dibagi jadi hasil akhirnya
sudah saya dapatkan kak.
Apa kesimpulan yang bisa diambil dek.
Oke kesimpulannya kak, untuk nilai y pada soal nomor 3 adalah 90.
Apakah sebelumnya dek, sudah membaca ulang soalnya dan
mengcek satu persatu langkah-langkahnya dari awal dek?
Iya kak saya mengecek ulang beberapa kali dari awal, karena saya
saya ragu dengan jawaban saya. Kenapa kak? Ada yang salah kak?
Tidak, jawabannya sudah benar. Oke pertanyaan nya sudah selesai
semua dek. Terimak kasih atas waktunya.
Iya kak. Sama-sama.
3. Hasil Wawancara S3
a. Soal 1
P
S3
P
S3
P
S3
P
S3
P
S3
P
S3
P
S3
Siapa nama lengkapnya dek?
Putri Amelia kak.
Oke kita akan mulai wawancara yah dek?
Iya kak, kalau boleh tau wawancaranya tentang apa yah kak?
Mengenai jawaban dari 3 soal yang adek kerjakan kemarin.
Oh iya, baik kak.
Jadi tidak perlu tegang, silahkan santai saja. Jawab sesuai dengan
jawaban yang adik tulis di lembar jawaban.
Iya kak.
Kakak akan mulai yah, pertanyaan pertama apa yang diketahui dan
ditanyakan pada soal nomor 1 dek.
Diketahui kak, tinggi semak dan bayangan cahaya dan tinggi semak
50 cm kak. Ditanyakan panjang bayangan pada pukul 10 pagi dari
semak-semak yang memiliki ketinggian 50 cm.
Menurut adek, apakah perlu dituliakan yang ditanyakan serta yang
diketahui?
Iya kak perlu.
Kalau nomor 1, rumus apa yang adik gunakan?
Saya menggunakan selisih bayangan cahaya kemudian saya bagi dua.
Itu untuk bisa mendapatkan panjang cahayanya kak.
P
S3
P
S3
P
S3
P
S3
P
S3
Jadi selanjutnya untuk langkah hingga mendapatkan hasil akhir dek ?
Selanjutnya kak, karena sebelumnya saya sudah mendaptakan selisih
panjang bayangan cahaya antara tinggi semak 40 cm ke 50 cm adalah
8. Maka saya menjumlahkan, panjang cahaya 32 + 8.
Oke hasil yang baik. Jadi bagaimana kesimpulan yang bisa kita ambil
dari soal nomor 1 dek.
Jadi untuk kesimpulannya panjang bayangan pada tinggi semak 50 cm
adalah 40 cm
Sebelum mengerjakan nomor dua, apakah adek membaca ulang soal
dan mengecek ulang setiap langkah perhitungan jawaban adik?
Tidak kak, setelah mendapatkan hasilnya, saya langsung mengerjakan
soal berikutnya.
Oke dek, pertanyaan untuk nomor satu sudah selesai.
Apakah jawaban saya salah di nomor 1 kak?
Sudah jawabannya dek.
Baik kak.
b. Soal 2
P
S3
P
S3
P
S3
P
S3
Oke kakak lanjut pada pertanyaan di soal nomor 2. Silahkan baca
soalnya terlebih dahulu.
Iya kak.
Baik dek pertanyaan selanjutnya dinomor 2, apa yang diketahui
dan ditanyakan?
Yang diketahui pada nomor soal nomor 2 yaitu
Untuk nomor 2 dek, rumus apa yang digunakan?
Pada nomor 2, saya memisahkan antara a+2 dengan (b+c)
Mengapa mengambil cara itu dek?
Menurut saya kak agar lebih muda , saya masukkan nilainya pada
soal yang diketahui kak.
P
S3
P
S3
P
S3
P
S3
Kemudian untuk bisa menemukan hasilnya, bagaimana cara
perhitungannya dek?
Saya masukkan nilainya sesuai pada soal yang diketahui,dimana
untuk b=5 dan c=3. Dan saya mendapatkan nilai a = 10.
Sudah mengecek ulang soal atau menghitung kembali langkah-
langkahnya yang sudah adek hitung?
Tidak kak, saya kurang paham dengan rumus apa yang harus saya
gunakan kak, jadi saya langsung turunkan saja sesuai yang
diketahui.
Jadi jadi apa kesimpulan yang adek peroleh dari jawabannya?
Jadi kesimpulannya nilai dari a+2 (b+c)=10.
Okey dek. Pertanyaan untuk soal nomor 2 juga sudah selesai dek.
Iya kak.
c. Soal 3
P
S3
P
S3
P
S3
p
Kakak lanjutkan dek. Silahkan baca soal nomor 3 terlebih dahulu dek.
Sudah kak.
Kita mualai yah.
Iya kak.
Baik dek pertanyaan pertama dinomor 3 sama dengan pertnyaan nomor
1 dan 2, apa yang diketahui pada soal nomor 3 dek ?
Diketahui y=100-100/1+t, diketahui juga t=9. Ditanyakan nilai y nya
kak
Pada nomor 3, rumus apa yang digunakan atau bagaimana caranya
untuk penyelesaian soal?
S3
P
S3
P
S3
P
S3
P
Saya hanya langsung mengubah t kedalam nilai 9 kak, sesuai dengan
soal.
Oke, selanjutnya dapat hasilnya bagaimana?
Saya menjumlahkan nilai 1+9. Lalu untuk nilai 100 nya saya kurangi
jadi nol.
Jadi apa kesimpulan dari hasil yang adek dapatkan dari jawabannya?
Kesimpulannya kak nilai t yang dicari adalah 0
Dari tiga soal ini, saya lihat ketiga hasil akhir kenapa adik tidak
mencantumkan hasil akhir atau kesimpulan pada lembar jawabannya?
Iya saya tidak mencantumkan, saya terbiasa kak tidak memberikan
kesimpulan pada saat mengerjakan soal-soal sebelumnya yang
diberikan. Saya juga jarang membaca ulang soal ketika sudah
mendapatkan jawabannya.
Ohh iya dek. Saran kakak, alangkah bagusnya jika melampirkan hasil
S3
P
akhir seperti kesimpulan, dan cek ulang jawaban sebelum mengerjakan
soal selanjutnya agar tidak ada yang keliru dalam perhitungan
Iya kak siap.
Oke dek, yang tadi pertanyaan terakhir. Trimakasih banyak atas
waktunya dek.
S3
Iya kak sama-sama kak.
Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan
Lampiran 6. ADMINISTRASI
RIWAYAT HIDUP
Wulandari Sideng. Lahir di Kabupaten Enrekang,
Sulawesi Selatan pada tanggal 30 November 1996.
Penulis adalah anak keempat dari enam bersaudara dari
pasangan bapak Sideng dan Ibu Jallia. Menyelesaikan
pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 129 Bunu pada
tahun 2009. Penulis lulus dari sekolah menengah pertama
pada tahun 2012 di SMP-Negeri 3 Alla dan lulus dari
sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Anggeraja pada
tahun 2015. Pada tahun 2016, kemudian melanjutkan kuliah di Universitas
Muhammadiyah Makassar mengambil Program Studi S1 Pendidikan Matematika
dan lulus pada tahun 2020. Semasa aktif kuliah, penulis aktif di UKM kampus
yaitu UKM LKIM-Pena (Lembaga Kreatiitas Ilmiah Mahasiswa Penelitian dan
Penalaran) periode 2018/2019 – 2019/2020.
Berkat karunia Allah SWT. penulis dapat menyelesaikan studi di
Universitas Muhammadiyah Makassar dengan tersusunnya skripsi dengan judul
“Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Aljabar Berkarakter TIMSS
(Trends in International Mathematics and Science Study) pada Siswa Kelas
VIII B SMP Muhammadiyah 6 Makassar”