Apakah Enterprise Resource Planning (ERP)? what is ERP - Definition of ERP apa ERP - Definisi ERP

Today the phrase Enterprise Resource Planning (ERP) is what RDBMS or OOPs were a couple of years ago. Hari ini frase Enterprise Resource Planning (ERP) adalah apa RDBMS atau OOPS adalah beberapa tahun yang lalu. Every software vendor mouths the phrase, EDP managers will respond to any mailer containing the term, and you can make a fortune floating seminars on ERP . However, it's tough to pin down people on what exactly they mean by the term ERP . Setiap mulut vendor perangkat lunak kalimat, EDP manajer akan menanggapi setiap pengirim yang berisi istilah tersebut, dan Anda dapat membuat keberuntungan mengambang seminar mengenai ERP,. Namun hal itu sulit untuk dijabarkan orang pada apa sebenarnya yang mereka maksud dengan istilah ERP.

By definition, ERP should help you put the resources of an organization to the best possible use. Menurut definisi, ERP akan membantu Anda menempatkan sumber daya organisasi kepada kemungkinan penggunaan terbaik. This definition is too broad. Definisi ini terlalu luas. The best way to define ERP is to take a historical approach. Cara terbaik untuk mendefinisikan ERP adalah untuk mengambil pendekatan historis. The roots of ERP lie in Material Requirements Planning (MRP) which evolved into Manufacturing Resources Planning (MRPII). Akar ERP terletak pada Material Requirements Planning (MRP) yang berkembang menjadi Manufacturing Resource Planning (MRPII). Demand for increased functionality led to the current avatar ERP . Permintaan untuk fungsionalitas meningkat menyebabkan arus ERP avatar.

Understanding MRP is an essential prerequisite to understanding ERP . Memahami MRP merupakan prasyarat untuk memahami ERP penting. So, I'll devote the remainder of this column to discussing plain vanilla MRP. Jadi, aku akan mengabdikan sisa kolom ini untuk membahas MRP vanili polos. MRP is a computerized approach to the planning of materials acquisition for production. MRP adalah suatu pendekatan komputer untuk perencanaan perolehan bahan untuk produksi.

It has traditionally been associated with discrete manufacturing operations and in its pure form is not well suited to continuous process industries. Ini secara tradisional dikaitkan dengan operasi manufaktur diskrit dan dalam bentuknya yang murni tidak cocok untuk industri proses yang berkesinambungan. The MRP technique revolves around the Bill of Materials (BOM) and the Master Production Schedule (MPS). Teknik MRP berkisar pada Bill of Material (BOM) dan Master Jadwal Produksi (MPS). A BOM describes the parent/child relationship between an assembly and its component parts or raw materials. Sebuah BOM menggambarkan orang tua / anak hubungan antara suatu perakitan dan komponen atau bahan baku. For example, a stool might be made up of four legs and a seat. Sebagai contoh, kursi mungkin terdiri dari empat kaki dan duduk. The seat itself might consist of a frame and a cushion, made up of cushion material. Kursi itu sendiri bisa terdiri dari sebuah frame dan bantal, terdiri dari bahan bantal.

Thus the BOM of the stool will contain two entries—legs and seat—and would list out the quantity of each. Dengan demikian BOM dari bangku akan berisi dua entri-kaki dan kursi-dan akan keluar daftar kuantitas masing-masing. The leg might be purchased by the stool manufacturer from outside and hence there would be no BOM for the leg. kaki yang mungkin dibeli oleh produsen tinja dari luar dan karenanya tidak akan ada BOM untuk kaki. The seat might be manufactured in house and the BOM of the seat would again consist of two entries—the frame and the cushion. Kursi mungkin diproduksi di rumah dan BOM kursi lagi akan terdiri dari dua entri frame-dan bantal. Every product is exploded into progressively lower levels until one comes across a raw material or purchased component. Setiap produk yang meledak menjadi semakin menurunkan kadar sampai satu datang di bahan baku atau komponen yang dibeli. The MPS is a spreadsheet that projects the demand for each product of the company over time. MPS adalah spreadsheet bahwa proyek-proyek permintaan untuk setiap produk perusahaan dari waktu ke waktu. In its simplest from the MPS is a matrix with time periods as columns and products as rows. Dalam sederhana dari MPS adalah matriks dengan jangka waktu sebagai kolom dan produk sebagai baris. The essence of MRP lies in using a Bill of Materials Processor (BOMP) to project the requirement of each component/material/assembly. Inti dari MRP terletak pada menggunakan Bill of Material Processor (BOMP) untuk proyek kebutuhan setiap komponen / bahan / perakitan.

The algorithm starts out by exploding the bill of material of each top level product using the MPS to get the requirements of each subassembly. Algoritma ini dimulai oleh

ledakan tagihan bahan dari setiap produk tingkat atas dengan menggunakan MPS untuk mendapatkan persyaratan subassembly masing-masing. Different products might use common assemblies and the algorithm would combine these requirements. produk yang berbeda mungkin menggunakan majelis umum dan algoritma tersebut akan menggabungkan persyaratan ini. It would then calculate the net requirement of the assembly by subtracting the projected inventory and receipts from the gross requirement. Hal ini kemudian akan menghitung kebutuhan bersih perakitan dengan mengurangkan persediaan proyeksi dan penerimaan dari kebutuhan kotor. The BOMP would then use its knowledge of lead times for each sub-assembly to generate the requirements schedule for the sub-assembly using a backwards scheduling process. Para BOMP kemudian akan menggunakan pengetahuan dari batas waktu untuk setiap sub-perakitan untuk menghasilkan jadwal persyaratan untuk sub-perakitan menggunakan proses penjadwalan mundur. The process is repeated at the next lower level till one reached the lowest level possible in the BOMs. Proses ini diulang pada tingkat yang lebih rendah berikutnya hingga satu mencapai tingkat terendah mungkin di BOMs.

You have to adjust the projection at each stage to take into account things like minimum lot sizes and economic order quantities. Anda harus menyesuaikan proyeksi pada setiap tahap untuk mempertimbangkan hal-hal seperti ukuran banyak account minimum dan kuantitas pesanan ekonomi. The result would be a set of projected purchase and production orders. Hasilnya akan menjadi set diproyeksikan pembelian dan pesanan produksi.

Events such as unforeseen orders, vendor failures, machine breakdowns, etc also serve to invalidate the original material requirements plan. Acara-acara seperti perintah yang tak terduga, kegagalan vendor, kerusakan mesin, dll juga melayani untuk membatalkan rencana semula persyaratan material. For this MRP offers two approaches - top down planning and bottom up replanning. Untuk MRP menawarkan dua pendekatan - perencanaan top down dan bottom up replanning. Top down planning starts with the modified MSP and drills down and has two approaches. Top down dimulai perencanaan dengan MSP dimodifikasi dan latihan ke bawah dan memiliki dua pendekatan.

The regeneration approach uses brute force to start from the top and re-explode the BOMs at every level. Pendekatan regenerasi menggunakan kekuatan kasar untuk memulai dari atas dan kembali meledak di BOMs pada setiap tingkat. The net change approach uses sophisticated algorithms to figure out just the net impact of an event. Pendekatan perubahan bersih menggunakan algoritma yang canggih untuk mengetahui hanya dampak bersih dari suatu peristiwa. Top down planning is not able to handle all situations—for example, it might generate a solution where orders had to be placed before the current date. perencanaan bawah Top tidak mampu menangani semua situasi-misalnya, mungkin menghasilkan solusi mana pesanan harus ditempatkan sebelum tanggal saat ini.

In such cases one has to use bottom up replanning that allows the user to interact with the Dalam kasus seperti ini harus menggunakan replanning bottom up yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan system at much lower levels of detail. sistem di tingkat yang jauh lebih rendah detail. This naturally requires that the system has the Hal ini secara alami mengharuskan bahwa sistem memiliki capability of disaggregating the net material requirement and tracing back the demand of a lower level component to higher level assemblies and products. kemampuan disaggregating kebutuhan bahan bersih dan pelacakan kembali permintaan komponen tingkat yang lebih rendah untuk majelis tingkat yang lebih tinggi dan produk.

The bottom line—MRP is the first stage of ERP . Intinya-MRP adalah tahap pertama dari ERP. Getting it right is essential for successful ERP implementation. Mendapatkan benar penting untuk implementasi ERP yang sukses.

ERP for the small and medium segments ERP untuk segmen kecil dan menengah

A few years back, ERP was a distant concept, perceived as applicable for the most elite of companies, with deep pockets, who are ready to experiment with new ideas. Beberapa tahun yang lalu, ERP adalah konsep yang jauh, dianggap sebagai berlaku untuk paling elit perusahaan, dengan berkantong tebal, yang siap untuk bereksperimen dengan ide-ide baru. Today, the scene has significantly changed and ERP is considered as a desirable tool for most organizations, in the medium and small sectors. Saat ini, adegan secara signifikan telah berubah dan ERP dianggap sebagai alat diinginkan untuk kebanyakan organisasi, di sektor menengah dan kecil.

Entrepreneurs now seriously consider ERP as panacea for all their present day ills and as an imperative to retain their competitive edge. Pengusaha sekarang serius mempertimbangkan ERP sebagai obat mujarab untuk semua penyakit mereka hari ini dan sebagai suatu keharusan untuk mempertahankan daya saing mereka. Some of the factors that have catalyzed this process are globalization, competition, need for faster response to the market place and the pressure to contain costs and improve efficiencies. Beberapa faktor yang dikatalisis proses ini adalah globalisasi, kompetisi, kebutuhan untuk respon lebih cepat ke pasar dan tekanan untuk menekan biaya dan meningkatkan efisiensi.

While ERP implementation can be undertaken by a well-run organization as a proactive Sementara implementasi ERP dapat dilakukan oleh sebuah organisasi yang dikelola serta proaktif

measure to be ahead in the race, the normal symptoms that would suggest the need for ERP would be high levels of inventory, mismatched stock, lack of coordinated activity, excessive need for reconciliation, flouting of controls, poor customer response levels and operations falling short of industry benchmarks in terms of cost controls, and general efficiency. ukuran untuk berada di depan dalam lomba, yang normal gejala-gejala yang akan menyarankan kebutuhan ERP akan tingkat tinggi persediaan, saham

tidak cocok, kurangnya kegiatan terkoordinasi, perlu berlebihan rekonsiliasi, melanggar kontrol, respon pelanggan tingkat miskin dan operasi jatuh pendek dari standar industri dalam hal pengendalian biaya, dan efisiensi umum.

ERP is often considered synonymous with enterprise computerization, which significantly dilutes the concept. ERP sering dianggap sinonim dengan komputerisasi perusahaan, yang secara signifikan melemahkan konsep tersebut. It is really a business tool, which seamlessly integrates the strategic initiatives and policies of the organization with the operations, thus providing an effective means of translating strategic business goals to real time planning and control. Ini benar-benar sebuah alat bisnis, yang mulus mengintegrasikan inisiatif strategis dan kebijakan organisasi dengan operasi, sehingga memberikan suatu cara yang efektif untuk menerjemahkan tujuan bisnis strategis untuk perencanaan real time dan kontrol.

ERP , hence, means much more than computerizing the existing operations and is really an integrated change process, which encompasses all levels and elevates the total organization to a higher level of information, expertise and intelligence. ERP, maka, berarti lebih dari komputerisasi operasi yang ada dan benar-benar sebuah proses perubahan yang terintegrasi, yang meliputi semua tingkat dan mengangkat total organisasi ke tingkat yang lebih tinggi dari informasi, keahlian dan kecerdasan. The SME segment is large and offers substantial potential to the ERP vendor. Segmen UKM yang besar dan menawarkan potensi besar untuk vendor ERP. However, this segment is also extremely price-sensitive and is generally intolerant of high gestations on realizations from investment. Namun demikian, segmen ini juga sangat sensitif terhadap harga dan umumnya tidak toleran terhadap kehamilan yang tinggi pada realisasi dari investasi.

Hence, this segment would be keen on an effective but low priced solution, which can be speedily implemented and vendors have realized the potential of this segment and are working out ways to meet this requirement. Oleh karena itu, segmen ini akan tertarik pada harga rendah solusi tapi efektif, yang dapat cepat dilaksanakan dan vendor telah menyadari potensi segmen ini dan bekerja di luar cara untuk memenuhi persyaratan ini.

Investment required for ERP Investasi yang dibutuhkan untuk ERP

Most customers are alive to the fact that an ERP solution, however comprehensive, cannot really be a shrink wrapped plug-and-play package and customization and implementation chores are necessary evils to reach their destination. Kebanyakan pelanggan adalah hidup dengan fakta bahwa solusi ERP, tetapi komprehensif, tidak bisa benar-benar menjadi psikiater plug-and-play paket dibungkus dan dan pelaksanaan pekerjaan kustomisasi adalah kejahatan diperlukan untuk mencapai tujuan mereka

. Notwithstanding this realization, the customer is rarely prepared to accept that these add-on services could cost twice as much as the cost of the package, or even higher.

Meskipun realisasi ini, pelanggan jarang siap untuk menerima bahwa ini pengaya layanan bisa menghabiskan biaya dua kali lipat biaya paket, atau bahkan lebih tinggi. The total cost of implementation, including hardware, networking, database and all add-on services could range anywhere from Rs. Total biaya pelaksanaan, termasuk hardware, jaringan, database dan semua pengaya layanan bisa berkisar dari Rs. 20 lakh to Rs. 20 lakh ke Rs. 50 lakh, depending on the size of the organization and the customization desired. 50 lakh, tergantung pada ukuran organisasi dan kustomisasi yang diinginkan.

Benefits of ERP Manfaat ERP

The benefits of ERP implementation, though tangible, can only be defined in generic terms and guarantees are difficult to come by. Manfaat dari implementasi ERP, meskipun nyata, hanya dapat didefinisikan dalam istilah generik dan jaminan tersebut sulit untuk didapat. International studies have estimated that ERP implementation has reduced inventories anywhere from 15 to 35 percent. studi internasional telah memperkirakan bahwa implementasi ERP telah mengurangi persediaan manapun 15-35 persen.

The incidence of stockouts are also found to have significantly reduced and even such incidences are largely due to extraneous delays, rather than planning inaccuracies. Insiden stockouts juga ditemukan memiliki secara signifikan mengurangi dan bahkan kejadian tersebut terutama disebabkan oleh keterlambatan asing, daripada perencanaan ketidakakuratan. Diversion of manpower from routine activities to more profitable ones can be tangibly projected, though assessment of the gains derived therefrom would still be subjective. Pengalihan tenaga kerja dari kegiatan rutin yang lebih menguntungkan dapat diproyeksikan kongkrit, meskipun penilaian dari keuntungan yang berasal darinya akan tetap subyektif.

There are other intangible gains, such as executive times becoming available for better and more productive causes, elimination of unproductive reconciliation efforts on various counts, improved decision making due to availability of timely and appropriate information, improved process times and the feasibility of administering pre facto control on the operations. Ada keuntungan tak berwujud lainnya, seperti kali eksekutif menjadi tersedia untuk lebih produktif penyebab dan lebih baik, penghapusan upaya rekonsiliasi tidak produktif pada berbagai jumlah, meningkatkan pengambilan keputusan karena ketersediaan dan sesuai informasi yang tepat waktu, waktu proses perbaikan dan kelayakan administrasi pra facto kontrol pada operasi.

In conclusion, ERP implementation allows myriad benefits, both tangible and intangible and the payback period could be as low as a year, if the exercise is undertaken with commitment and purpose. Sebagai kesimpulan, implementasi ERP memungkinkan segudang manfaat, baik berwujud dan tidak berwujud dan waktu pengembalian modal bisa serendah setahun, jika latihan dilakukan dengan komitmen dan tujuan.

ERP - A re-engineering tool ERP - A-alat rekayasa ulang

ERP implementation is a re-engineering of sorts, though not the classical re-engineering invented by Mike Hammer, which calls for throwing out the old and ringing in the new while promising dramatic improvements in process cycle times. implementasi ERP adalah rekayasa ulang macam, meskipun bukan rekayasa klasik-ulang ditemukan oleh Mike Hammer, yang menyerukan membuang yang lama dan dering dalam baru sementara menjanjikan perbaikan dramatis dalam waktu siklus proses. The re-engineering is more in terms of business process-wise integration of activities and formalization of a number of operating parameters such as bill of materials, process routes, planning methodology, etc, all of which will now require detailing out and committing to paper. Rekayasa ulang lebih dalam hal proses-bijaksana integrasi bisnis kegiatan dan formalisasi dari sejumlah parameter operasi seperti tagihan material, rute proses, metodologi perencanaan, dll, yang semuanya sekarang akan memerlukan rincian keluar dan berkomitmen untuk kertas .

There is often a debate on the desirability of conducting a Business Process Re - engineering (BPR) exercise prior to ERP implementation--one school of thought is ERP implementation without BPR would be tantamount to computerizing all existing inefficiencies. Sering ada perdebatan tentang keinginan untuk melakukan Bisnis Proses Re - engineering (BPR) latihan sebelum implementasi ERP - satu aliran pemikiran adalah implementasi ERP tanpa BPR akan sama saja dengan komputerisasi semua inefisiensi yang ada.

The ERP system could then serve as the bedrock system, based on which the BPR exercise could thereafter be conducted more effectively. Sistem ERP kemudian bisa berfungsi sebagai sistem batuan dasar, berdasarkan pelaksanaan BPR yang selanjutnya dapat dilakukan lebih efektif.

ERP--The change process ERP - Proses perubahan

With ERP implementation, the system and the centralized database becomes the basis for decision making and time honored power pockets, evolved organically by self appointed custodians of information and expertise lose relevance. Dengan implementasi ERP, sistem dan database terpusat menjadi dasar bagi pengambilan keputusan dan waktu kantong kekuasaan dihormati, berevolusi organik oleh penjaga ditunjuk sendiri informasi dan keahlian kehilangan relevansi.

Most of the routine functions, such as statutory compliance, book keeping etc are taken over by the system and retraining and redeployment is a necessary part of the change process. Sebagian besar fungsi-fungsi rutin, seperti kepatuhan hukum, pembukuan dll adalah diambil alih oleh sistem dan pelatihan ulang dan penugasan kembali merupakan bagian penting dari proses perubahan.

Managing the change calls for effective communication of the advantages of ERP implementation and emphasis on the organizational and individual gains by undertaking

the exercise. Mengelola mengubah panggilan untuk komunikasi yang efektif keuntungan dari implementasi ERP dan penekanan pada keuntungan individu dan organisasi dengan melakukan latihan. Implementation realities Implementasi realitas As in any change process, the consultant's role in ERP implementation is limited to providing the technical inputs and guidance and the responsibility for implementation has to be indigenously vested. Seperti dalam setiap proses perubahan, peran konsultan dalam implementasi ERP terbatas untuk menyediakan masukan teknis dan bimbingan dan tanggung jawab pelaksanaan harus indigenously hak.

The normal procedure is to form a core group, which is dedicated to the implementation process. Prosedur normal adalah untuk membentuk sebuah kelompok inti, yang didedikasikan untuk proses pelaksanaan. The core group member profile essentially calls for intimate knowledge of the business processes in the organization, adequate level of seniority to wield the necessary clout and a deep conviction in the change process. Kelompok inti profil anggota dasarnya panggilan untuk pengetahuan yang mendalam tentang proses bisnis dalam organisasi, tingkat senioritas yang memadai untuk memegang kekuasaan yang diperlukan dan sebuah keyakinan yang mendalam dalam proses perubahan.

A steering committee is additionally constituted to oversee the implementation and provide management support to overcome hurdles encountered. Sebuah komite pengarah adalah tambahan dibentuk untuk mengawasi pelaksanaan dan memberikan dukungan manajemen untuk mengatasi rintangan yang dihadapi. The committee should comprise senior members of the management team who meet on a periodic basis to formally review the progress. Komite harus terdiri dari anggota senior tim manajemen yang bertemu secara periodik untuk secara resmi meninjau kemajuan. The core group besides being operationally responsible for implementation has to serve as effective arbiters, in the event of conflicts arising between the consultant and the user groups or even between user groups. Kelompok inti selain operasional bertanggung jawab untuk pelaksanaannya untuk melayani sebagai arbiter yang efektif, dalam hal konflik yang timbul antara konsultan dan kelompok pengguna atau bahkan antara kelompok-kelompok pengguna.

The issues involved generally pertain to role clarity, the levels of customization and changes in specifications after freezing. The core group has to play a pivotal role in the implementation and it is imperative that the management communicate this responsibility in no uncertain terms to the members of this group. Isu-isu yang terlibat umumnya berkaitan dengan kejelasan peran, tingkat penyesuaian dan perubahan spesifikasi setelah pembekuan. Kelompok inti harus memainkan peran penting dalam pelaksanaan dan penting sekali bahwa manajemen berkomunikasi tanggung jawab ini dengan tegas kepada anggota grup ini. Vendor selection criteria Vendor kriteria pemilihan Selection of the vendor and the package is crucial to the success of the implementation. Pemilihan vendor dan paket sangat penting untuk keberhasilan implementasi. Essentially the vendor should have a track record of previous implementations and should be in a position to provide guidance in the implementation and the change process, as also be able to translate user requirements into efficient

systems. Pada dasarnya vendor harus memiliki track record implementasi sebelumnya dan harus berada dalam posisi untuk memberikan bimbingan dalam pelaksanaan dan proses perubahan, seperti juga mampu menerjemahkan kebutuhan pengguna ke dalam sistem yang efisien. Very often, aspiring ERP entrants offer unrealistically low prices, with the avowed objective of using the implementation to build a package of their own. Sangat sering, calon peserta ERP menawarkan harga rendah realistis, dengan tujuan diakui menggunakan implementasi untuk membangun paket sendiri. This could be disastrous for the user and would result in a serious setback to the whole process as the attitude of the user groups to ERP concept would be rendered cynical and reversing the situation would be difficult. Ini bisa menjadi bencana bagi pengguna dan akan menghasilkan kemunduran serius bagi seluruh proses sebagai sikap kelompok pengguna dengan konsep ERP akan diberikan sinis dan membalikkan situasi akan sulit.

On the other hand, if tying up with an international ERP major is considered a feasible proposition, serious consideration should be given to retention of the implementation personnel, as there is a continuous paucity of personnel exposed to such implementation and they are immediate candidates for overseas employment. Di sisi lain, jika mengikat dengan ERP internasional dianggap sebagai proposisi layak, pertimbangan serius harus diberikan untuk mempertahankan tenaga pelaksanaan, karena ada kekurangan terus menerus personil terkena penerapan tersebut dan mereka calon langsung untuk luar negeri kerja.