Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Program Studi Teknik MesinFakultas Teknik UNTAG Surabaya
5
BAB IIDASAR TEORI
2.1 Pengertian PhotovoltaicPhotovoltaic adalah sebuah alat yang tersusun dari material
semikonduktor yang dapat mengubah sinar matahari menjadi energi listriksecara langsung.Photovoltaic pada dasarnya terdiri atas sambungan p-nyang sama fungsinya dengan sebuah diode. Sederhananya ketika sinarmatahari mengenai permukaan photovoltaicmaka energi yang dibawa olehsinar matahari ini akan diserap oleh electron pada sambungan p-n untukberpindah dari bagian diode p ke n dan untuk selanjutnya mengalir keluarmelalui kabel yang terpasang pada photovoltaic:
Gambar 2.1 photovoltaic
Bagian-bagian photovoltaik : Enkapsulasi / Cover glass
Bagian ini berfungsi untuk melindungi modul surya dari hujan atau kotoran.
Lapisan anti reflektif / LaminatingRefleksi cahaya harus diminimalisir agar mengoptimalkan cahaya yangterserap oleh semikonduktor. Material anti refleksi ini adalah lapisan tipis
Program Studi Teknik MesinFakultas Teknik UNTAG Surabaya
6
material dengan besarin deksrefraktik optic antara semikondutor dan udarayang menyebabkan cahaya dibelokkan kearah semikonduktor dan udarayang menyebabkancahaya yang dipantulkan kembali.
Material semikonduktor / SolarMerupakan bagian inti dari sel surya yang berfungsi menyerap cahaya darisinar matahari.
Kontak metal / contact gridSelain substrat sebagai kontak positiif ,sebagian material semi konduktorbiasanya dilapiskan material metal atau material konduktif transparansebagai kontak negative.
Substrat / metal backingAdalah material yang menopang seluruh komponen sel surya ,materialsubstrat juga harus mempunyai konduktifitas listrik yang baik karenaberfungsi sebagai kontak terminal positif sel surya sehingga umumnyadigunakan material metal atau logam.
2.2 Bagian – bagian Utama Mesin Cleaning Photovoltaic Portable
Bagian A
5
Program Studi Teknik MesinFakultas Teknik UNTAG Surabaya
7
Gambar 2.2 Mesin Cleaning Photovoltaic
Keterangan :1. Rangka Mesin2. Motor3. reduser4. Roda Gigi5. Sikat6. Pegas7. BearingPrinsip kerja mesin cleaning photovoltaik :1. Motor dalam posisi “on” atau dinyalakan maka motor akan memutarkan
transmisi roda gigi dimna yang berfungsi untuk meningkatkan kecepatanputaran (rpm).
2. setelah roda gigi berputar maka sikat akan ikut berputar dan akanmembersihkan permukaan photovoltaic
3. alat ini akan bergerak maju dan mundur karena ada bagian roda yangsudah si kopel sama roda gigi.
4. agar pembersihan lebih maksimal tambahkan air lewat pipa yang sudahdilubangi
Detail Bagian A
1
2
4
6
3
7
Program Studi Teknik MesinFakultas Teknik UNTAG Surabaya
8
2.2.1 RANGKA
Rangka ini berfungsi sebagai tempat merangkai setiap bagiandari Cleaning Phoovoltaic Portable sehingga dapat berfungsisebagaimana mestinya, Rangka ini menggunakan bahan besi beton,kemudian ukur dan potong sesuai dengan rencana yaitupanjang masing–masing besi 30 cm sebanyak 6 buah, lalu gabungkan/las tiga batang besimembentuk segitiga.
Gambar 2.3 rangka mesin
2.2.2 MOTOR
Motor listrik termasuk kedalam kategori mesin listrik dinamisdan merupakan sebuah perangkat elektromagnetik yang mengubahenergy listrik menjadi energy mekanik.Energi mekanik ini digunakanuntuk, misalnya, memutar impeller pompa, fanataublower,menggerakankompresor, mengangkat bahan, dll di industrydandigunakan juga padaperalatan listrik rumah tangga (seperti: mixer, bor listrik,kipas angin).Motor listrik kadangkala disebut“kuda kerja” nya industri, sebabdiperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listriktotal di industri.
Program Studi Teknik MesinFakultas Teknik UNTAG Surabaya
9
Jenis motor listrik ada 2 yaitu motor listrik arus AC dan DC,keduamotor tersebut diklasifikasikan berdasarkan pasokan input, kontruksi,dan mekanisme operasi. Dimana dalam ranca bangun mesin cleaningphotovoltaic ini akan menggunakan motor jenis motor DC. Motor DC/arussearah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang tidaklangsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaankhusus dimana diperlukan penyalaan torsi yang tinggi atau percepatanyang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas.
Dalam perancangan ini motor berfungsi untuk memutarkantransmisi (gear), maka dari itu terlebih dahulu harus menentukan dayamotor yang di butuhkan agar bisa mengetahui daya yang dibutuhkan. Makadalam perencanaan ini , kita mencari daya motor yang terpacu di bagiansikat mesin cleaning photovoltaik . kita harus mencari dengan rumus :
= 71620 . ........................(1)(Elemen Mesin, Zainun Ahmad)
dimana : Mt = Momen torsi (N.m)N = Daya Motor (Hp)n = Putaran Poros (Rpm)
71620 = konstanta toleransi maksimum
Adapun pengertian momen gaya / torsi adalah besaran yangmenyatakan gaya , yang bekerja sehingga membuat benda berputar . KarenaMt (Momen tori) belum diketahui maka harus dicari dengan rumus,
Gambar 2.4 momen torsi= . .................. (1.1)dimana : Ft = Gaya Tangensial (N)
r = jari-jari poros sikat (m)
r
Ft
sikat
Solar cell
Program Studi Teknik MesinFakultas Teknik UNTAG Surabaya
10
Mt = momen torsi ( N.m )
Gaya tangensial adalah Gaya yang dipengaruhi oleh gayasentrifugal ( gaya dari titik pusat keluar) atau gaya sentripetal ( gaya dariluar ke titik pusat ) . Dan untuk mencari gaya tangensial (Ft) :
Ft = . c = m = m . . r .......................... (1.2)
( Fisika Universtas ; Frederick J. Bueche Eugene Hecht )
Keterangan : Ft = Gaya Tangensial (N)
c = percepatan sentripetal ( m/s2 )m = massa sikat ( Kg )r = jari-jari sikat ( m )
Menentukan percepatan tangensial ( ) :
c = .......................... (1.3)
( Fisika Universtas ; Frederick J. Bueche Eugene Hecht )
Keterangan : = laju masa mengelilingi lingkaran (m/s )r = jari-jari sikat ( m )
menentukan kecepatan :
V = . r = 2 …….( Fisika Universtas ; Frederick J. Bueche Eugene Hecht )
Dimana : = kecepatan sudut (rad/s)r = jari-jari poros sikat ( m )
menentukan kecepatan sudut ( ω )
ω = 2= 2 ……….( Fisika Universtas ; Frederick J. Bueche Eugene Hecht )
Keterangan := frekuensi (putaran/detik )
t = waktu ( sekon )
Program Studi Teknik MesinFakultas Teknik UNTAG Surabaya
11
= konstanta lingkaran (3,14)
Apabila nilai Mt (momen torsi) sudah diketahui maka untuk mencari dayamotor menjadi :
2.2.3 TRANSMISI RODA GIGI
Dalam perencanaan mesin cleaning photofoltaik terdapat berbagai transmisiroda gigi , diantaranya transmisi roda gigi lurus , roda gigi cacing dan roda gigimiring. Adpun fungsi dari transmisi ini adalah untuk mengkonversi torsi dankecepatan putar dari mesin menjadi torsi dan kecepatan berbeda-beda untukditeruskan ke penggerak akhir yaitu poros sikat. Adpun sistem transmisi roda gigitersebut.
A. Roda gigi lurus (Spurs gear)
Roda gigi lurus dipakai untuk memindahkan gerakan putaranantara poros-poros yang sejajar. Yang biasanya berbentuk silindris dangigi-giginya adalah lurus dan sejajar dengan sumber putaran. Pengunaanroda gigi lurus karena putarannya tidak lebih dari 3600 rpm dankecepatan keliling tidak lebih dari 5000 ft/menit. Ini tidak mutlak, spurgear dapat juga dipakai pada kecepatan diatas batas-batas tersebut.
Gambar 2.5 Roda gigi lurus
N = .71620
Program Studi Teknik MesinFakultas Teknik UNTAG Surabaya
12
B. Roda gigi miring (Helical gear)
Roda gigi miring dipakai untuk memindahkan putaran antaraporos-poros yang sejajar. Sudut kemiringan adalah sama pada setiaproda gigi, tetapi satu roda gigi harus mempunyai kimiringan ke sebelahkanan dan yang lain ke kiri. Roda gigi ini mampu memindahkan putaranlebih dari 3600 rpm dan kecepatan keliling lebih dari 5000 ft/menit.
Gambar 2.6 Roda gigi miring
C. Roda gigi payung (Bevel gear)
Roda gigi kerucut dipakai untuk memindahkan gerakan atauputaran antara poros yang berpotongan. Walaupun roda-roda gigikerucut biasanya dibuat untuk sudut poros 90, roda-roda gigi inibiasanya untuk semua ukuran sudut.
Gambar 2.7 Roda gigi payung
D. Roda gigi cacing (Worm gear)
Program Studi Teknik MesinFakultas Teknik UNTAG Surabaya
13
Roda gigi cacing dipakai untuk memindahkan putaran antara porosyang tegak lurus bersilang. Susunan roda gigi cacing biasanyamempunyai penutup tunggal atau ganda, suatu susuna roda gigiberpenutup tunggal adalah sesuatu dimana roda gigi dibungkus penuhatau sebagian oleh gigi cacing, sebuah roda gigi dimana setiap elemenditutup sebagian oleh yang lain adalah susunan roda gigi cacingberpenutup ganda.
Gambar 2.8 Roda gigi cacingE. Screw gear
Jenis roda gigi ini trediri dari dua buah helical gear wheel yangmerupakan kombinasi sederhana untuk memindahkan gaya maupun torsiporos yang membentuk sudut-sudut tertentu.
Gambar 2.9 Screw gearF. Hypoid gear
Hypoid gear bentuknya hampir menyerupai spiral bevel gear,namun perbedaannya terletak pada pitch yang lebih hiperboliddibandingkan dengan cousenya dan mengoperasikannya lebih lembutdan tenang.
Program Studi Teknik MesinFakultas Teknik UNTAG Surabaya
14
Gambar 2.10 Hypoid gear
2.3 Rumus Dasar Roda Gigi2.3.1 Persamaan yang digunakan pada roda gigi lurus (Spurs gear)
a. Perbandingan kecepatan / ratio velocity (rv)
= = =( Machine design ; Deutchman, Aron D)
Dimana:
rv = Perbandingan percepatan
n1, n2 = Putaran roda gigi (rpm).
Nt1, Nt2= Jumlah gigi (buah).
d1 ,d2 = Diameter Roda gigi (mm).
b. Jarak poros antara dua roda gigi (C)
InchC2
dd 21
( Machine design ; Deutchman, Aron D)
Dimana:
C = Jarak poros antara dua roda gigi (inch)
d = Diameter roda gigi (inch)
Program Studi Teknik MesinFakultas Teknik UNTAG Surabaya
15
c. Diameter Pitch (P)
Inchi
JumlahGigiP
d
Nt
( Machine design ; Deutchman, Aron D)
Dimana:
Nt = jumlah gigi (buah)
d = diameter lingkaran pitch (inch)
d. Standar ukuran roda gigi
Nama
2
114 20°
20°dipotong
25°
Addendum (A)P
1
P
8,0
P
1
Dedendum (b)P
157,1
P
25,1
P
1
P
25,1
Tinggi gigi ©P
157,2
P
25,2
P
8,1
P
2
Tinggi kontak (d)P
2
P
2
P
6,1
P
2
celah dc
ab
P
/157,0
P
25,0
P
2,0
P
25,0
Tabel 2.1 Standar ukuran roda gigi
P
1
Program Studi Teknik MesinFakultas Teknik UNTAG Surabaya
16
e. Jari-jari base circle
Rb = r cos ;2
dr
( Machine design ; Deutchman, Aron D)
Dimana:
r = radius pitch circle (in)
= sudut kontak (o)
f. Kecepatan putaran roda gigi
12
ndπ vp = ft/min
( Machine design ; Deutchman, Aron D)
Dimana:
Vp = kecepetan putaran
D = diameter roda gigi (inch).
N = putaran roda gigi (rpm).
g. Gaya-gaya pada roda gigi lurus
Torsi yang dipindahkan (T).
in
lbT
n
daya63025
( Machine design ; Deutchman, Aron D)
Gaya tangensial (Ft).
Vp
N33.000 Ft
( Machine design ; Deutchman, Aron D)
Dimana:
Program Studi Teknik MesinFakultas Teknik UNTAG Surabaya
17
Ft = Gaya tangensial.
N = daya.
Vp = kecepatan garis kontak
n = putaran roda gigi (rpm)
Gaya Normal (Fn).
lbFt
Fncos
( Machine design ; Deutchman, Aron D)
Gaya Radial (Fr).
SinFnFr lbf
( Machine design ; Deutchman, Aron D)
Gaya Dinamis (Fd).
FtFd
600
Vp600 Untuk 0 < Vp 200 ft / menit
FtFd
1200
Vp)1200Untuk 2000 <Vp 4000 Ft/menit
FtFd
78
)Vp(78Untuk Vp > 4000 Ft/menit
( Machine design ; Deutchman, Aron D)
Dimana Fw Fd dan Fb Fd
Dimana:
Fd = beban dinamis (lb)
Vp = kecepatan putaran roda gigi (Ft/menit)
Ft = Gaya tangensial.
Program Studi Teknik MesinFakultas Teknik UNTAG Surabaya
18
h. Menentukan lebar gigi (b)
k.Q.d
Fdb ( Machine design ; Deutchman, Aron D)
21
1
dd
2d
Q
Dimana:
b = lebar gigi (inchi).
Fd = beban dinamis (lb).
d1 = diameter pinion.
d2 = diameter gear.
Q = factor beban.
k = factor beban terkecil.
Syarat keamanan:p
13b
p
9
Gambar. 2.11 Distribusi Gaya-Gaya
Penjelasan distribusi gaya-gaya: Gaya radial (Fr) = Gaya yang berimpit dengan jari-jari.
Program Studi Teknik MesinFakultas Teknik UNTAG Surabaya
19
Gaya tangensial = Gaya yang biasa disabut sebagaigaris singgung.
Gaya normal = Gaya yang tegak lurus bidang.
i. Menentukan beban ijin bending (Fb)
p
ybsFb ..0 ( Machine design ; Deutchman, Aron D)
Dimana:
y = faktor bentuk Lewis
s = ketahanan permukaan ijin
j. Koreksi metode AGMA
Sad =KrxKt
KiSat Psi
( Machine design ; Deutchman, Aron D)
Dimana :Sad = Tegangan ijin max perencanaan (Psi)Sat = Tegangan ijin bahan (Psi)Ki = Faktor umur = 1 sembarang umumKt = Faktor tempratur = 1Kr = Faktor keamanan = 1,333
Tegangan yang pernah terjadi pada kaki gigi (t).
t =jBKv
KmKsPKoFt
( Machine design ; Deutchman, Aron D)
Dimana :
t = Tegangan yang terjadi (Psi)
Program Studi Teknik MesinFakultas Teknik UNTAG Surabaya
20
Ft = Gaya tangensial (lb)Ko = Faktor koreksi beban lebih 1, 25Ks = Faktor koreksi ukuran = 1Km = Faktor koreksi distrubusi bebanKv = Faktor koreksi distribusi bebanj = Faktor koreksi beban lebih 1, 25P = diameter Pitchb = lebar gigiSyarat keamanan; sad > t
2.3.2 Persamaan yang digunakan pada roda gigi cacing
a. Perbandingan kecepatan / ratio velocity (rv)
= = =( Machine design ; Deutchman, Aron D)
Dimana:
rv = Perbandingan percepatan
n1, n2 = Putaran roda gigi (rpm).
Nt1, Nt2= Jumlah gigi (buah).
d1 ,d2 = Diameter Roda gigi (mm).
b. Jarak poros antara dua roda gigi (C)
InchC2
dd 21
( Machine design ; Deutchman, Aron D)
Dimana:
C = Jarak poros antara dua roda gigi (inch)
d = Diameter roda gigi (inch)
c. Diameter Pitch ( )
= ( Machine design ; Deutchman, Aron D)
Program Studi Teknik MesinFakultas Teknik UNTAG Surabaya
21
Dimana:
= jumlah gigi (buah)
= diameter lingkaran pitch (inch)
d. Kecepatan putaran roda gigi
12
ndπ vp
( Machine design ; Deutchman, Aron D)
Dimana:
Vp = kecepetan garis kontak
D = diameter roda gigi (inch).
N = putaran roda gigi (rpm).
e. Sudut gear cacing ( )= =( Machine design ; Deutchman, Aron D)
Dimana :
= sudut lead gear cacing ( ˚)
= diameter gear cacing (inch)
= kecepatan putaran gear
f. Lingkaran normal roda gigi ( )P = ( Machine design ; Deutchman, Aron D)
Dimana :
P = diameter lingkaran pitch
Program Studi Teknik MesinFakultas Teknik UNTAG Surabaya
22
Ψ = normal pressure angel
g. Gaya-gaya pada roda gigi lurus
Torsi yang dipindahkan (T).
= ℎ 63000( Machine design ; Deutchman, Aron D)
Gaya tangensial (Ft).= / ( Machine design ; Deutchman, Aron D)
Dimana:
Ft = Gaya tangensial.dg = diameter pitch
n = putaran roda gigi (rpm)
h. Beban dinamis ( )=( Machine design ; Deutchman, Aron D)
Dimana :
= Beban dinamis (lb)
= kecepatan garis kontak gear (in.lb)
= gaya tangensial
i. Kekuatan roda gigi cacing ( ) AGMA= = oleh karna itu =( Machine design ; Deutchman, Aron D)
Program Studi Teknik MesinFakultas Teknik UNTAG Surabaya
23
Table 2.2 Normal pressure angle, . Y y
14 1/2 0,314 0,100
20 0,392 0,125
25 0,470 0,150
30 0,550 0,175
Dimana :
Y = normal presure angle
b = lebar gigi (12 )
= lingkaran normal roda gigi
j. Beban aus ( )= 1200 +1200 ≥ = 1
( Machine design ; Deutchman, Aron D)
Dimana :
= kecepatan garis kontak gear (in.lb)
Ft = Gaya tangensial.
= beban aus (lb)dg = diameter pitch
b = lebar gigi (12 )
k. Efficiency (eff)
Eff =cos − ƒ tancos + ƒ cos
( Machine design ; Deutchman, Aron D)
Program Studi Teknik MesinFakultas Teknik UNTAG Surabaya
24
Dimana :
= sudut tekan sudut gear (˚)
= sudut lead gear cacing ( ˚)
L. Beban normal ( )= cos cos
( Machine design ; Deutchman, Aron D)
Dimana :
Ft = Gaya tangensial.
= sudut tekan sudut gear (̊ )
M. Priksa keausan
= b
( Machine design ; Deutchman, Aron D)
Dimana :dg =diameter pitch
b = lebar gigi (12 )
= nilai keausan bahan
Tabel 2.3 nilai keausan bahan worm gear
Worm Gear
Steel, 500 HBN Bronze 80
Steel, 250 HBN Bronze 60
Steel, 500 HBN Chilled Bronze 115
Steel, 500 HBN Cast iron 50
Program Studi Teknik MesinFakultas Teknik UNTAG Surabaya
25
N. Efficiency of worm gear (eff)
Eff = = ( –ƒ )( + ƒ )( Machine design ; Deutchman, Aron D)
2.4 Poros dan SikatPada perancangan mesin cleaning photovoltaic ini sikat mempunyai
peranan yang utama, karena sikat yang membersihkan photovoltaik daridebu atau kotoran lainnya. sikat diputarkan oleh kecepatan poros outputpada motor yang sebelumya sudah dihitung. Bagian sikat terdiri dari porosdan nilon. Poros dalam perancangan ini menggunakan material nilonadalahplastik buatan yangmempunyai fitur ketangguhanyangsuperior, tahanterhadappanas, dan minyak. saat sikat bekerja terdapat gaya-gaya yangterjadi yaitu gaya tekan karena adanya penekanan pada sapu ke permukaanphotovoltaik, dan gaya gesek karena ada kontak fisik antara sapu yangsedang bekerja dengan permukaan photovoltaik.
• perencanaan poros
Gambar 2.12 gambar poros sikat
Menentukan diameter poros
Ds = [ , . . . ]1/3............(8)( sularso , 1991:8 )
Keterangan
a = tegangan yang di izinkan (kg.mm2)Kt = faktor koreksi momen puntirCb = faktor beban lenturT = momen puntir ( kg.mm )
Tabel 2.4 menentukan nilai Km dan Kt
poros
sikat
Program Studi Teknik MesinFakultas Teknik UNTAG Surabaya
26
Jenis pembebanan Km Kt1.1 Poros tetap
a) Beban perlahanb) Beban tiba-tiba
2.1 Poros yang berputara) Beban perlahan ataupun
tetapb) Beban tiba-tiba kejutan
ringanc) Beban tiba-tiba kejutan
berat
1.01.5 – 2.0
1.5
1.5 – 2.0
2.0 – 3.0
1.01.5 – 2.0
1.5
1.5 – 2.0
1.5 – 3.0
Menghitung momen torsi (puntir) yang terjadi pada poros
T= 9,74 x 105 ..........................(9)( Sularso , 1978:7 )
KeteranganPd = Daya rencana ( Kw )N1 =putaran output (rpm)
Dimana untuk mencari daya rencana adalah sebagai berikutPd = fc . N .............................(9.1)Keterangan :
Fc = faktor koreksi (1,2)N = daya motor ( Hp )
Karena pada poros terjadi kejutan pada waktu meneruskan daya,maka diperlukan faktor koreksiTable jenis-jenis faktor koreksi berdasarkan data yang akanditransmisikan, fc :
Tabel 2.5 factor koreksiData yang ditansrnisikan Fc
Daaya rata-rata yang diperlukan 1,2 – 2,0Daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2Daya normal 1,0 - 1,5(sularso, dasar-dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin, pradya
pramita, jakarta 1997)
Program Studi Teknik MesinFakultas Teknik UNTAG Surabaya
27
Table 2.6 Tabel baja karbon untuk kontruksi mesin
standardan
macam
Lambang Perlakuanpanas
Kekuatantarik
(kg/mm2)
Keterangan
Bajakarbon
kontruksimesin(JIS
G4501)
S30CS35CS40CS45CS50CS55C
Pernomalan“““““
485255586266
Batangbaja yang
difinisdingin
S35C-DS45C-DS55C-D
---
536072
Ditarikdingin,digerinda,dibubut,
atau gabungan antarahal-hal tersebut
Mencari tegangan geser yang diizinkan
a = B / ( Sf1 . Sf2 ) ..........................(10)( Sularso , 1978:7 )∶a = tegangan geser yang diizinkan ( kg/mm2 )
B = kekuatan tarik bahan ( kg/mm2 )Sf1 = faktor keamanan yang tergantung jenis bahanSf2 = faktor keamanan yang tergantung dari bentuk poros
• Factor keamanan / Safety factor (Sf) berdasarkan tegangan luluh
1. Sf = 1,25 -1,5 : kondisi terkontrol dan tegangan yang bekerja dapatditentukan dengan pasti
2. Sf = 1,5 – 2,0 : bahan yang sudah diketahui , kondisi lingkunganbeban dan tegangan yang tetap dan dapat ditentukan dengan mudah
3. Sf = 2,0 – 2,5 : bahan yang beroprasi secara rata-rata denganbatasan beban yang diketahui
4. Sf = 2,5 – 3,0 : bahan yang diketahui tanpa mengalami tes. Padakondisi beban dan tegangan rata-rata
5. Sf = 3,0 – 4,5 : bahan yang sudah diketahui . kondisi beban ,tegangan dan lingkungan yang tidak pasti.
- Beban berulang : Nomor 1 s/d 5- Beban kejut : Nomor 3 – 5- Bahan getas : 2 -5 dikalikan dengan 2
• Faktor keamanan / Safety factor berdasarka jenis bahan
Program Studi Teknik MesinFakultas Teknik UNTAG Surabaya
28
- Beban statis : 1,25 – 2- Beban dinamis : 2 - 3- Beban kejut : 3 – 5
Tegangan geser ( )Pada rancangan ini terdapat pembebanan momen puntir di diameterporos , maka tegangan greser yang terjadi adalah :
=( ) =, .
.............................. (11)( Sularso , 1978:7 )
Keterangan :T = momen puntir ( kg.mm )d = diameter poros (mm)
• Macam – macam tegangan yang bekerja pada poros
Gambar 2.13 gambbar DBB poros
Pada gambar diatas sebuah poros yang berputar di beri arah gaya reaksinya
ƩFx= 0 (→ - )-Fta + Rhb - Ftc + Rhd - Fte = 0Rhb = Fta + Ftc – Rhd + Fte
D
Program Studi Teknik MesinFakultas Teknik UNTAG Surabaya
29
ƩMB = 0Fta.La –Ftc.Lb + Rhd. (Lb+Lc) – Fte.( Ld + Lc + Lb) = 0
Rhd =( ) .( ) ( . )( )
ƩFy= 0 ( ↓ - )
- Fna + Rvb - Fnc + Rvd – Fne = 0
Rvb = Fna + Fnc – Rvd + Fne
ƩMB = 0
Fna.La - Fnc.Lb + Rvd (Lb + Lc) - Fne.(Ld + Lc + Lb) = 0
Rvd =( ) ( ) ( . )( )
Besarnya gaya resultan pada bantalan menurut aturan sinus
Untuk bantalan BR = √ ℎ +Untuk bantalan DR = √ ℎ + Besarnya momen lentur yang terjadi secara vertikal dan horisontal pada titik A
dan B Momen lentur secara horisontal poros pada titik D
MHD = RHD(Lc+Lb) ………………………… (Elemen Mesin, Sularso)
Momen lentur secara horisontal poros pada titik BMHB = RHB.La ……………..……………….. (Elemen Mesin, Sularso)
Momen lentur secara vertikal poros pada titik DMVD = RVD(Lc+Lb) ……………..…………… (Elemen Mesin, Sularso)
Momen lentur secara vertikal poros pada titik BMVD = RVB.La ……………..………….. (Elemen Mesin, Sularso)
Sehingga momen lentur gabungan pada titik D dan B
MD = ( ) + ( ) …………………. (Elemen Mesin, Sularso)
Program Studi Teknik MesinFakultas Teknik UNTAG Surabaya
30
MB = ( ) + ( ) …………………. (Elemen Mesin, Sularso)
Setelah menghitung Momen pada poros sehingga kita dapat menghitung teganganmaksimum untuk poros
τmax =, + ……………………….… (Elemen Mesin, Sularso, 18)
Keterangan : Km = faktor koreksi untuk momen lenturKt = faktor koreksi untuk momen puntirM = momen lentur (kg/mm)T = momen puntir (kg/mm)
= diameter poros (mm)
• perencanaan sikatDalam perencanaan ini akan membahas tentang besaran gaya yang terjadipada sikat.
Gambar 2.14 gaya yang terjadi pada sikat
Karena besar gaya dan besa luas alas belum diketahui, maka harus dihitungdengan menggunnakan rumus :
F = m x g .......................... (5.1)Keterangan : m = masa benda (kg)
L
p
F
Program Studi Teknik MesinFakultas Teknik UNTAG Surabaya
31
g = 9,8 m/s2
A = p x l ........................... (5.2)Keterangan : p = panjang photovoltaik (m)
l = lebar photovoltaik (m)
Gambar 2.15 gaya gesek
● Gaya gesek : = . ................. (6)(Mekanika,DR Mulyono)Keterangan : Fg = Gaya Gesek (N)
= Koefisien GesekF = Gaya horizontal (N)
Untuk menetukan besaran gaya gesek sebelumnya kita menentukan besarankoefisien gesek, dengan menghitung dengan rumus :
= / .............................. (6,1)(Mekanika,DR Mulyono)
Keteranagan : = gaya normal (N)
Dimana : Fn = m . g ...................(6.2)(Mekanika,DR Mulyono)Keterangan : m = masa sikat (kg)
g = 9,8 m/s2
Fn
m.g
FFg
Program Studi Teknik MesinFakultas Teknik UNTAG Surabaya
32
2.5 PEGAS
Pegas banyak dipakai untuk berbagai kontruksi mesin, yang harusmemberikan gaya dan menyimpan energi agar bisa mengurangi getaran.Pegas merupakan elemen statis, dimana pegas tersebut dapat terdeformasipada waktu pembebanan dengan menyimpan energi, bila beban dilepaskanpegas akan seperti sebelum dibebani.
Pegas dapatberfungsi sebagai pelunak tumbukan atau kejutanseperti pada pe kendaraan, sebagai penyimpan energi pada jam, untukpengukur pada timbangan, sebagai pemegang atau penjepit, sebagai pembagirata tekanan dll.
Gambar 2.16 pegas ulir dengan ujung rata
Defleksi yang terjadi ( )
= ...................... (8) (Elemen Mesin,Zainun Ahmad)
Dimana: L =panjang efektif kawat (m)R =jari-jari rata-rata dari gulungan pegas (m)P =beban operasional (kg)G = modulus geser kawat (kg/mm2)J = momen inersa polar (m4)
Untuk mencari panjang efektif kawat (L),= 2 R Na..............................................(8.1)Keterangan : Na = jumlah ulir yang aktif (lilitan)
R = jari-jari rata-rata dari gulungan pegas (m)
Program Studi Teknik MesinFakultas Teknik UNTAG Surabaya
33
Dan untuk mencari nilai momen inersa polar (J),= .....................................(8.2)
Keterangan : D = diameter rata-rata lilitan pegas (m)
Konstanta pegas (k)= ......................................(9 (Elemen Mesin,Zainun Ahmad)
Keterangan ; P = beban (kg)δ = defleksi (m)