23
Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi) PERTUMBUHAN EKONOMI, KESEMPATAN KERJA, KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI JAMBI Oleh : Kamal Idris, Syaparuddin, Siti Hodijah (Alumni Dan Dosen Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas dan Bisnis Ekonomi-Universitas Jambi) Halaman 41 Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.9, No. 1 ,April 2014 Abstract Economic Growth, Work Opportunity, Poverty and Income Inequality in Regencies of Jambi, like: Sarolangun, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat and Bungo. This thesis aims to (1) Indentify and analize economic growth, work opportunity, poverty and income inequality (2) determine and analyze economic growth influence towards work opportunity, poverty and income inequality in Merangin, Sarolangun, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat and Bungo in Regencies of Jambi. This research use quantitative analyze, procesed using Eviews4 Program. The result of this research show that the average of economic growth in Sarolangun and Bungo is higher than economic growt in Jambi. The other side, the average of economic growth in Merangin, Muaro Jambi and Tanjung Jabung Barat lower than the average of economic growth in Jambi. Eonomic Growth has positive good influence towards work opportunity and has negative influence towards income inequality in Merangin, Sarolangun, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat and Bungo in Regencies of Jambi. Keywords : Economic Growth, Work Opportunity, Poverty, and Income Inequality. CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.uk Provided by Jurnal Online Universitas Jambi

DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI JAMBI · jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah penduduk

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI JAMBI · jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah penduduk

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

PERTUMBUHAN EKONOMI, KESEMPATAN KERJA, KEMISKINANDAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI JAMBI

Oleh :

Kamal Idris, Syaparuddin, Siti Hodijah

(Alumni Dan Dosen Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas dan Bisnis Ekonomi-Universitas Jambi)

Halaman 41

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.9, No. 1 ,April 2014

Abstract

Economic Growth, Work Opportunity, Poverty and Income Inequalityin Regencies of Jambi, like: Sarolangun, Muaro Jambi, Tanjung JabungBarat and Bungo. This thesis aims to (1) Indentify and analize economicgrowth, work opportunity, poverty and income inequality (2) determineand analyze economic growth influence towards work opportunity, povertyand income inequality in Merangin, Sarolangun, Muaro Jambi, TanjungJabung Barat and Bungo in Regencies of Jambi. This research usequantitative analyze, procesed using Eviews4 Program.

The result of this research show that the average of economic growth inSarolangun and Bungo is higher than economic growt in Jambi. The otherside, the average of economic growth in Merangin, Muaro Jambi andTanjung Jabung Barat lower than the average of economic growth inJambi. Eonomic Growth has positive good influence towards workopportunity and has negative influence towards income inequality inMerangin, Sarolangun, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat and Bungo inRegencies of Jambi.

Keywords : Economic Growth, Work Opportunity, Poverty, and IncomeInequality.

Halaman 57

CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

Provided by Jurnal Online Universitas Jambi

Page 2: DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI JAMBI · jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah penduduk

Halaman Tulisan Jurnal (Isi/Materi Jurnal)

Halaman 42

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.9, No. 1, April 2014

I. PENDAHULUAN

1.1.Latar BelakangTolok ukur keberhasilan

pembangunan dapat dilihat daripertumbuhan ekonomi, strukturekonomi, dan semakin kecilnyaketimpangan pendapatanantarpenduduk, antardaerah danantarsektor (Arsyad: 1992).Pertumbuhan ekonomi memangtidak cukup untuk mengentaskankemiskinan tetapi biasanyapertumbuhan ekonomi merupakansesuatu yang sangat dibutuhkan,walaupun begitu pertumbuhanekonomi yang baguspun menjaditidak akan berarti bagi masyarakatmiskin jika tidak diiringi denganpenurunan yang tajam dalampendistribusian ataupemerataannya.

Sejak tahun 1970pembangunan ekonomi mengalamiredefenisi. Sejak tahun tersebutmuncul pandangan baru yaitutujuan utama dari usaha-usahapembangunan ekonomi tidak lagimenciptakan tingkat pertumbuhanGross National Product yangsetinggi-tingginya, melainkanpenghapusan atau pengurangantingkat kemiskinan,penanggulangan ketimpanganpendapatan, dan penyediaanlapangan kerja dalam konteksperekonomian yang terusberkembang. (Todaro: 2004).

Artinya tujuan pembangunan suatuNegara boleh dikatakan tidakberhasil apabila tidak dapatmengurangi kemiskinan,memperkecil ketimpanganpendapatan serta menyediakanlapangan kerja yang cukup bagipenduduknya.

Lebih lanjut Todaromenyatakan bahwa pembangunanharus dipandang sebagai suatuproses multidimensional yangmencakup berbagai perubahanmendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di sampingmengejar akselarasi pertumbuhanekonomi, penanganan ketimpanganpendapatan, serta pengentasankemiskinan.

Dua masalah besar yangumumnya dihadapi oleh negara-negara berkembang termasukIndonesia adalah kesenjanganekonomi atau ketimpangan dalamdistribusi pendapatan antarakelompok masyarakatberpendapatan tinggi dan kelompokmasyarakat berpendapatan rendahserta tingkat kemiskinan ataujumlah orang berada di bawah gariskemiskinan atau poverty line(Tambunan: 2001).

Page 3: DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI JAMBI · jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah penduduk

Halaman Tulisan Jurnal (Isi/Materi Jurnal)

Halaman 43

Setiap pemerintah yangberada di suatu negara berfungsisebagai agent of development,output yang diharapkan adalah agarrakyat sebagai objek sekaligussubjek pembangunan dapatmencapai kemakmuran ataukehidupan yang layak. Salah satuupaya yang dilakukan olehpemerintah adalah melakukanproses pembangunan ekonomi.Sukses tidaknya prosespembangunan ekonomi yangdilakukan akan menentukan tingkatkesejahteraan rakyatnya.

Masalah distribusipendapatan mengandung duaaspek. Aspek pertama adalahbagaimana menaikan tingkatkesejahteraan mereka yang masihberada dibawah garis kemiskinan,sedang aspek kedua adalahpemerataan pendapatan secaramenyeluruh dalam artimempersempit perbedaan tingkatpendapatan antar penduduk ataurumah tangga. Keberhasilanmengatasi aspek yang pertamadapat dilihat dari penurunanpersentase penduduk yang beradadibawah garis kemiskinan.Sementara keberhasilanmemperbaiki distribusi pendapatansecara menyeluruh adalah jika lajupertambahan pendapatan golonganmiskin lebih besar dari lajupertambahan pendapatan golongankaya.

Studi ekonomi umunyamenyatakan bahwa pengurangankemiskinan bertalian erat denganpetumbuhan ekonomi. Secaraprinsip, pertumbuhan ekonomimerupakan persyaratan pertamadari pengentasan kemiskinan,sedangkan yang kedua adalahmenjamin bahwa pertumbuhantersebut adalah pro-poor (Nizardkk: 2013).

Menurut Tambunan (2001),besarnya kesempatan kerjatergantung pada beberapa faktor,diantaranya; pertumbuhan output,tingkat upah dan harga-harga darifaktor produksi lainnya. Lebihlanjut dikatakan bahwa hubunganantara pertumbuhan outputdengan peningkatan jumlahkesempatan kerja dapatdigambarkan lewat hubunganantara pasar barang dengan pasartenaga kerja, dimana melaluimekanisme pasar terjadipertemuan antara permintaan danpenawaran, di pasar tenaga kerja,rumah tangga menawarkanjasanya dan mendapatkan harga(gaji). ). Apabila permintaankonsumsi rumah tangga di pasarbarang meningkat dan terjadilahpertumbuhan output, apabiladisemua pasar terjadi peningkatanoutput, maka secara agregatterjadi pertumbuhan ekonomi,

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.9, No. 1 ,April 2014

Page 4: DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI JAMBI · jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah penduduk

Halaman Tulisan Jurnal (Isi/Materi Jurnal)

Halaman 44

pertumbuhan ekonomi akanmendorong adanya pertumbuhankesempatan kerja. Semakintinggi pertumbuhan ekonomi,maka akan semakin tinggi pulapertumbuhan kesempatan kerja.

Dinamika perkembanganperekonomian propinsi Jambiadalah dinamika yang terdiri dariseluruh rangkaian kegiatanekonomi yang dilakukan olehsemua unsur pelaku ekonomipada semua strata dan wilayahyang ada di propinsi Jambi.Artinya fenomena adanyaketerkaitan positif antara tingkatpertumbuhan ekonomi dengantingkat ketimpangan pendapatan,kemiskinan dan kesempatan kerjadalam skala yang lebih rendahdapat terjadi dibeberapakabupaten yang ada di propinsiJambi atau mungkin juga tidakterjadi untuk beberapakabupaten/kota tertentu yang adadi propinsi Jambi.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitianini adalah untuk menganalisis :

1. Pertumbuhan ekonomi,kesempatan kerja,kemiskinan danketimpangan pendapatan

di Kabupaten Sarolangun,Merangin, Bungo, MuaroJambi dan Tanjung JabungBarat Propinsi Jambi.

2. Pengaruh pertumbuhanekonomi terhadap kesempatankerja di KabupatenSarolangun, Merangin, Bungo,Muaro Jambi dan TanjungJabung Barat Propinsi Jambi.

3. Pengaruh pertumbuhanekonomi terhadap kemiskinandi Kabupaten Sarolangun,Merangin, Bungo, MuaroJambi dan Tanjung JabungBarat Propinsi Jambi.

4. Pengaruh pertumbuhanekonomi terhadap ketimpanganpendapatan di KabupatenSarolangun, Merangin, Bungo,Muaro Jambi dan TanjungJabung Barat Propinsi Jambi.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan EkonomiMenurut Arsyad (2004),

mengungkapkan bahwa inti dariproses pertumbuhan ekonomimenurut Adam Smith dibedakanmenjadi dua aspek utamapertumbuhan ekonomi,

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.9, No. 1 , April 2014

Page 5: DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI JAMBI · jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah penduduk

Halaman Tulisan Jurnal (Isi/Materi Jurnal)

Halaman 45

yaitu : (a) Pertumbuhan output ((GDP) total, dan (b) PertumbuhanPenduduk.

Menurut Smith, sumber dayaalam yang tersedia merupakanwadah yang paling mendasar darikegiatan produksi masyarakat.Jumlah sumber daya alam yangtersedia merupakan “batasmaksimum” bagi pertumbuhansuatu perekonomian. Maksudnya,jika sumber daya belum digunakansepenuhnya maka jumlah pendudukdan stok modal yang ada yangmemegang peranan dalampertumbuhan output. Tetapipertumbuhan output tersebut akanberhenti jika semua sumber dayaalam tersebut telah digunakansepenuhnya. Sumber daya manusia(jumlah penduduk) mempunyaiperanan yang pasif dalam prosespertumbuhan output. Maksudnyajumlah penduduk akanmenyesuaikan diri dengankebutuhan akan tenaga kerja darisuatu masyarakat.

Smith dalam Sukirno (2006),berpendapat bahwa perkembanganpenduduk akan mendorongpembangunan ekonomi. Pendudukyang bertambah akan meperluaspasar dan perluasan pasar akanmeninggalkan tingkat spesialisasidalam perekonomian tersebut.

Sebagai akibat dari spesialisasiyang terjadi, maka tingkat kegiatanekonomi akan bertambah tinggi.Perkembangan spesialisasi danpembagian pekerjaan di antaratenaga kerja akan mempercepatproses pembangunanekonomi,karena spesialisasi akanmeninggalkan tingkat produktivitastenaga kerja dan mendorongperkembangan teknologi.

Menurut Smith, apabilapembangunan sudah terjadi, makaproses tersebut akan terus-menerusberlangsung secara kumulatif.Apabila pasar berkembang,pembagian kerja dan spesialisasiakan terjadi, dan yang belakanganini akan menimbulkan kenaikanproduktivitas. Kenaikanpendapatan nasional yangdisebabkan oleh pekembangantersebut dan perkembanganpenduduk dari masa kemasa, yangterjadi bersama-sama dengankenaikan dalam pendapatannasional, akan meperluas pasar danmenciptakan tabungan yang lebihbanyak serta menciptakan teknologidan mengadakan inovasi(pembaharuan). Maka,perkembangan ekonomi akanberlangsung lagi dan dengandemikian dari masa ke masa

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.9, No. 1 , April 2014

Page 6: DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI JAMBI · jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah penduduk

Halaman Tulisan Jurnal (Isi/Materi Jurnal)

Halaman 46

pendapatan per kapita akan terusbertambah tinggi.

Kesempatan KerjaKesempatan kerja secara

umum diartikan sebagai suatukeadaan yang mencerminkanjumlah dari total angkatan kerjayang dapat diserap atau ikut secaraaktif dalam kegiatan perekonomian.Kesempatan kerja adalah pendudukusia 15 tahun keatas yang bekerjaatau disebut pula pekerja. Bekerjayang dmaksud disini adalah palingsedikit satu jam secara terusmenerus selama seminggu yanglalu.

Esmara (1986), mengatakanbahwa kesempatan kerja dapatdiartikan sebagai jumlah pendudukyang bekerja atau orang yang sudahmemperoleh pekerjaan; semakinbanyak orang yang bekerja semakinluas kesempatan kerja. SedangkanSagir (1994), memberi pengertiankesempatan kerja sebagai lapanganusaha atau kesempatan kerja yangtersedia untuk bekerja akibat darisuatu kegiatan ekonomi, dengandemikian kesempatan kerjamencakup lapangan pekerjaan yangsudah diisi dari kesempatan kerjajuga dapat diartikan sebagaipartisipasi dalam pembangunan.

Metode

Kuadran

3.

Sedangkan Sukirno (2000),memberikan pengertiankesempatan kerja sebagai suatukeadaan dimana semua pekerjayang ingin bekerja pada suatutingkat upah tertentu akan denganjudah mendapat pekerjaan.

Swasono dan Sulityaningsih(1993), memberi pengertiankesempatan kerja adalah termasuklapangan pekerjaan yang sudahdiduduki (employment) dan masihlowong (vacancy). Dari lapanganpekerjaan yang masih lowongtersebut timbul kemudiankebutuhan tenaga kerja yangdatang misalnya dari perusahaanswasta atau BUMN dandepartemen-departemenpemerintah. Adanya kebutuhantersebut berarti adanyakesempatan kerja bagi orang yangmenganggur. Dengan demikiankesempatan kerja (employment),yaitu kesempatan kerja yangsudah diduduki.

KemiskinanMenurut Badan Pusat

Statistik, kemiskinan adalahketidakmampuan memenuhistandar minimum kebutuhandasar yang meliputi kebutuhanmakan maupun non makan.

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.9, No. 1 , April 2014

Page 7: DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI JAMBI · jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah penduduk

Halaman Tulisan Jurnal (Isi/Materi Jurnal)

Halaman 47

Membandingkan tingkat konsumsipenduduk dengan garis kemiskinanatau jumlah rupiah untuk konsumsiorang perbulan. SelanjutnyaBappenas (2004), mendefinisikankemiskinan sebagai kondisidimana seseorang atau sekelompokorang, laki-laki dan perempuan,tidak mampu memenuhi hak-hakdaasarnya untuk mempertahankandan mengembangkan kehidupanyang bermartabat. Hak-hak dasartersebut antara lain, terpenuhinyakebutuhan pangan, kesehatan,pendidikan, pekerjaan, perumahan,air bersih, pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan hidup,rasa aman dari perlakuan atauancaman tindak kekerasan dan hakuntuk berpartisipasi dalamkehidupan sosial-politik. Untukmewujudkan hak-hak dasarseseorang atau sekelompok orangmiskin Bappenas menggunakanbeberapa pendekatan utama antaralain; pendekatan kebutuhan dasar(basic needs approach),pendekatan pendapatan (incomeapproach)), pendekatan kemapuandasar (human capability) danpendekatan objective dansubjective. Pendekatan kebutuhandasar, melihat kemiskinan sebagaisuatu ketidakmapuan (lack ofcapabilities) seseorang, keluargadan masyarakat dalam memenuhikebutuhan minimum,

antara lain pangan, sandang,papan, pelayanan kesehatan,pendidikan, penyedian air bersihdan sanitasi.

Untuk mengukurkemiskinan, Indonesia melaluiBPS menggunakan pendekatankebutuhan dasar (basic needs)yang dapat diukur dengan angkaatau hitungan. Indek Perkepala(head count index) , yakni jumlahdan persentase penduduk miskinyang berada di bawah gariskemiskinan. Garis kemiskinanditetapkan pada tingkat yangselalu konstan secara rill sehinggakita dapat mengurangi angkakemiskinan dengan menelusurikemajuan yang diperoleh dalammengentaskan kemiskinan disepanjang waktu (Bahrun 2014).

Ketimpangan PendapatanMenurut Koncoro (2004),

menyatakan bahwa denganadanya pertumbuhan ekonombaik secara langsung maupuntidak langsung akan berpengaruhterhadap masalah ketimpanganregional. Ketimpangan dalampembagian pendapatan adalahketimpangan dalamperkembangan ekonomi antarberbagai daerah pada suatuwilayah yang akan menyebabkan

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.9, No. 1, April 2014

Page 8: DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI JAMBI · jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah penduduk

Halaman Tulisan Jurnal (Isi/Materi Jurnal)

Halaman 48

yaitu : (a) Pertumbuhanpenduduk yang tinggi yangmengakibatkan menurunyapendapatan per kapita,; (b)Inflasi dimana pendapatan uangbertambah tetapi tidak diikutisecara proporsional denganpertambahan produksi barang-barang: (c) Ketidakmerataanpembangunan antar daerah,: (d)Investasi yang sangat banyakdalam proyek-proyek yangpadat modal (captal intensive),sehingga persentase pendapatanmodal dari tambahan harta lebihbesar dibandingkan denganpersentase pendapatan yangberasal dari kerja, sehinggapengangguran bertambah; (e)Rendahnya mobilitas sosial; (f)Pelaksanaan kebijakan industrisubsitusi impor yangmengakibatkan kenaikan harga-harga barang hasil industriuntuk melindungi usaha-usahagolongan kapitalis; (g)Memburukya nilai tukar (termof trade) bagi negara-negarasedang berkembang dalamperdagangan dengan negara-negara maju, sebagai akibatketidakelastisan permintaannegara-negara terhadap barangekspor negara-negara sedangberkembang; dan (h)Hancurnya industri-industrikerajinan rakyat sepertipertukangan, industri rumahtangga, dan lain-lain.

pula ketimpangan tingkatpendapatan perkapita antar daerah.

Selanjutnya menurutKuncoro (2013), bahwaketimpangan pendapatan dalampraktik sering memicukecemburuan sosial dan kekerasanyan sering terjadi di berbagaidaerah di Indonesia . Sumber dayaalam yang melimpah seharusnyamemberikan kesejahteraanmasyarakat jika regulasi berpihakkepada rakyat. Namun , yangterjadi sebaliknya, kesenjanganterjadi dimana-mana. Misalnya didaerah yang miskin dan APBD-nyarendah, para pejabat dan kepaladinas mengendarai mobil mewahtinggal diperumahan mewah. Takketinggalan, para kontraktorsebagai mitra kerja Pemda jugaikut menampilkan gaya hidupmewah di tengah kesulitanmasyarakat dalam memenuhikebutuhan dasarya. Belum lagiperusahaan-perusahaan yangmengekploitasi alam secara besar-besaran di daerah, masyarakat disekkitarnya hanya bisa menjadipenonton sehingga mendorongmunculnya kecemburuan sosial,kesenjangan, dan berujung padatindak kekerasan.

Menurut Ademan dan Morisdalam Arsyad (2004),

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.9, No. 1, April 2014

Page 9: DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI JAMBI · jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah penduduk

Halaman Tulisan Jurnal (Isi/Materi Jurnal)

Halaman 49

Menurut Jantti (1997) danMule (1998) dan Tambunan (2001)dalam Hariadi dkk (2013), bahwaperkembangan ketimpanganpendapatan antara kaum kaya dankaum miskin di Swedia, Inggris,Amerika Serikat dan beberapanegara lainnya di Eropa Baratmenunjukkan suatu kecendrunganyang meningkat selama dekade1970-an dan 1980-an. Berdasarkanstudi Jantti disimpulkan bahwasemakin besarnya ketimpangandalam distribusi pendapatan dinegara-negara tersebut disebabkanoleh pergeseran-pergeserandemografi, perubahan pasar buruhdan perubahan kebijakan-kebijakanpublik. Dalam hal perubahan pasarburuh, membesarnya kesenjanganpendapatan dari kepala keluaga dansemakin besarnya andil pendapatandari istri di dalam jumlahpendapatan keluarga merupakandua faktor penyebab penting.

Hubungan PertumbuhanEkonomi dengan KesempatanKerja

Dalam teori Adam Smith(1729-1790), melihat bahwa alokasisumber daya manusia yang efektifadalah pemula pertumbuhanekonomi. Setelah ekonomi tumbuh,akumulasi modal (fisik) baru mulaidibutuhkan untuk menjaga agarekonomi tumbuh.

Dengan kata lain, alokasisumber daya manusia yangefektif merupakan syarat perlu(necessary condition)pertumbuhan ekonomi.

Teori Keynes,mengatakan bahwa dalamkenyataan pasar tenaga kerjamempunyai semacam serikatkerja (labor union) yang akanberusaha tingkat upahditurunkan tetapi kemungkinanini dinilai keynes kecil sekali,tingkat pendapatan masyarakattentu akan turun. Turunnyapendapatan sebagian anggotamasyarakat akan menyebabkanturunnya daya beli masyarakat,yang pada gilirannya akanmenyebabkan konsumsi secarakeseluruhan berkurang.Berkurangnya daya belimasyarakat akan mendorongturunya harga-harga.

Kalau harga-harga turun,maka kurva nilai produktivitasmarjinal labor (marginal valueof produktivity of labor) yangdijadikan sebagai patokan olehpengusaha dalammempekerjakan labor akanturun. Jika penurunan hargatidak begitu besar maka kurvanilai produktivitas hanya turunsedikit. Meskipun demikianjumlah tenaga kerja yangbertambah tetap saja lebih kecildari jumlah tenaga kerja yang

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.9, No. 1, April 2014

Page 10: DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI JAMBI · jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah penduduk

Halaman Tulisan Jurnal (Isi/Materi Jurnal)

Halaman 50

ditawarkan. Lebih parah lagikalau harga-harga turun drastis,tenaga kerja yang tertampungmenjadi semakin kecil danpengangguran menjadi semakinluas.

Secara makro transformasistruktual ekonomi dari sektorprimer (pertanian) ke sektorsekunder dan tersier (industri danjasa) tidak diikuti tranformasipenyerapan tenaga kerja.Manurung (2001) menyatakanbahwa di negara berkembangtenaga kerja masih merupakanfaktor produksi yang sangatdominan. Penambahan sektortenaga kerja umumnya sangatberpengaruh terhadappeningkatan output. Menjadipersoalan adalah sampai berapabanyak penambahan tenaga kerjayang akan meningkatkan output.Hal ini tergantung dari seberapacepat larinya The Law DimishingReturn (TDRL), sedangkan cepatlambatnya TDRL sangatditentukan oleh kualitas sumberdaya manusia dan keterkaitanteknologi produksi. Selamasejalan antara tenaga kerja danteknologi, maka penambahantenaga kerja akan memacupertumbuhan ekonomi. Dengandemikian dapat dikatakan pada

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.9, No. 1, April 2014

saat terjadi pertumbuhanekonomi disisi lain akan terjadipenyerapan tenaga kerja.

Hubungan PertumbuhanEkonomi dengan Kemiskinan

Menurut Kuznets ,menyatakan bahwa hubunganantara kemiskinan danpertumbuhan ekonomimenunjukan hubungan negatif.Sebaliknya hubunganpertumbuhan ekonomi dantingkat kesenjangan ekonomiadalah hubungan positif.Pertumbuhan ekonomi tanpadiikuti dengan pemerataanpendapatan tidak akan mampumengurangi jumlah pendudukmiskin, untuk itu perlu adapeningkatan pertumbuhanekonomi yang disertai denganpemerataan pendapatan sehinggadapat mensejahterakanmasyarakat.

Selanjutnya menurutKuznets, mengatakan bahwapertumbuhan dan kemiskinanmempunyai korelasi yang sangatkuat, karena pada tahap awalproses pembangunan tingkatkemiskinan cendrung meningkatdan pada saat mendekati tahapakhir pembangunan jumlahorang miskin berangsur-angsur

Page 11: DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI JAMBI · jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah penduduk

Halaman Tulisan Jurnal (Isi/Materi Jurnal)

Halaman 51

namun hubungannya negatif dansignifikan.

Hubungan PertumbuhanEkonomi dengan KetimpanganPendapatan

Masalah ketimpanganpendapatan telah lama menjadipersoalan pelik dalampelaksanaan pembangunanekonomi yang dilaksanakan olehsejumlah negara miskin danberkembang. Menurut Arsyad(1997), mengatakan bahwabanyak negara sedangberkembang yang mengalamitingkat pertumbuhan ekonomitinggi pada tahun 1960-an mulaimenyadari bahwa pertumbuhanyang semacam itu hanya sedikitmanfaatnya dalam memecahkanmasalah kemiskinan.

Dua masalah besar yangumumnya dihadapi oleh negara-negara berkembang sebagaimanatersebut diatas, juga di hadapioleh Indonesia, masalah besartersebut adalah kesenjanganekonomi atau ketimpangan dalamdistribusi pendapatan dan tingkatkemiskinan atau jumlah orangberada di bawah garis kemiskinan(poverty line).

Data Dekade 1970-an dan1980-an mengenai pertumbuhanekonomi dan distribusipendapatan di banyak negara

berkurang.Menurut Deni (2008) ,

mengatakan dalam penelitianyang dilakukannya bahwa PDRBsebagai indikator pertumbuhanekonomi berpengaruh negatifterhadap kemiskinan.

Studi ekonomi umumnyamenyatakan bahwa pengurangankemiskinan bertalian erat denganpertumbuhan ekonomi. Secaraprinsip, pertumbuhan ekonomimerupakan persyaratan pertamadari pengentasan kemiskinan,sedangkan yang kedua adalahmenjamin bahwa pertumbuhantersebut adalah pro-poor ( Kraay,2006).

Hasil penelitian yangdilakukan oleh Datrini dalamNizar dkk (2013), menjelaskanbahwa elastisnya secara absolutadalah kurang dari satu ataubersifat inelastis artinyapertumbuhan ekonomi tidakdengan serta merta akanmengurangi jumlah pendudukmiskin. Nizar dkk menelitipengaruh investasi dan tenagakeja terhadap pertumbuhanekonomi serta hubungannyaterhadap tingkat kemiskinan diIndonesia, diperoleh hasilmenunjukan bahwa pengaruhpertumbuhan ekonomi (PDB)terhadap tingkat kemiskinansecara langsung sangat kecil

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.9, No. 1, April 2014

Page 12: DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI JAMBI · jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah penduduk

Halaman Tulisan Jurnal (Isi/Materi Jurnal)

Halaman 52

Apa yang disebut prosespenetasan ke bawah (trickle downeffect) dari manfaat pertumbuhanekonomi bagi aorang miskin tidakterjadi.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sumber DataData yang digunakan dalam

penelitian ini adalah datasekunder berupa data deret waktu(time-series data), periode 2008-2012 dan data deret lintang(cross-section data) yang meliputi5 Kabupaten di Propinsi Jambi.Data bersumber dari berbagaiinstitusi pemerintah terutamaBadan Pusat Statistik (BPS),Badan Perencanaan Daerah baikProvinsi ataupun Kabupaten danInformasi lain bersumber daristudi kepustakaan berupa jurnalilmiah dan buku-buku teks.

3.2. Metode Analisis DataGuna menganalisis

pengaruh pertumbuhan ekonomiterhadap Kesempatan kerja,kemiskinan dan ketimpanganpendapatan di KabupatenMerangin, Sarolangun, Bungo,Muaro Jambi dan Tanjung JabungBarat digunakan analisis regresisederhana dengan Panel Data.Adapun formulasinya sebagaiberikut :

sedang berkembang, terutamanegara-negara dengan prosespembangunan ekonomi yangpesat atau dengan lajupertumbuhan ekonomi yangtinggi, seperti Indonesia,menunjukan seakan-akan ada satukorelasi positif antara lajupertumbuhan dan tingkatketimpangan/kesenjangaanekonomi. Semakin tinggaPertumbuhan ekonomi (PDB)atau semakin besar pendapatanper kapita semakin besarperbedaan antara kaum miskindengan kau kaya.

Studi Ahuja (1997) dalamHariadi (2013), mengenai negara-negara di Asia Tengggaramenunjukan bahwa setelahsempat turun dan stabil selamaperiode 1970-an dan 1980-an,pada saat negara-negara itumengalami laju pertumbuhanekonomi rata-rata per tahun yangtinggi (Asian miracle). Pada awaldekade 1990-an, ketimpanganpendapan di negara-negaratersebut mulai membesar kembali.Pertumbuhan GNP per kapitayang cepat tidak secara otomatismeningkatkan tingkat hiduprakyat banyak. . Bahkanpertumbuhan GNP per kapita dibeberapa negara sedangberkembang, seperti Pakistan,India, kenya dan lain-lain telahmenimbulakan penurunan absolutdalam tingkat hidup orang iskin diperkotaan dan pedesaan.

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.9, No. 1, April 2014

Page 13: DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI JAMBI · jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah penduduk

Halaman Tulisan Jurnal (Isi/Materi Jurnal)

Halaman 53

IV. HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN5.1. Pertumbuhan ekonomi,kesempatan kerja, kemiskinan,ketimpangan pendapatan diPropinsi Jambi.

5.1.1. Pertumbuhan EkonomiDilihat dari pertumbuhan

ekonomi berdasarkan hargakonstan dengan migas pada limakabupaten selama kurun waktu2008 hingga 2012, terjadi variasidimana pada tahun 2008pertumbuhan ekonomi tertinggiterjadi pada Kabupaten Bungosebesar 11,13% dan terendahKabupaten Muaro Jambi sebesar5,22%. Pada tahun 2009pertumbuhan ekonomi tertinggiterjadi pada Kabupaten Meranginsebesar 8,42% dan terendahKabupaten Tanjung Jabung Baratdan Kabupaten Bungo masing-masing sebesar 6,39%, Kemudianpada tahun 2012 pertumbuhanekonomi tertinggi padaKabupaten Sarolangun sebesar7,82% dan terendah padaKabupaten Merangin sebesar6,47%. (Tabel 5.1 Terlampir)

ititXYit 11

Dimana :Y = Kesempatan kerja/Kemiskinan/

Ketimpangan PendapatanX = Pertumbuhan ekonomii = cross section = error termt = time series

3.3. Pengujian HipotesisUji tUntuk menguji apakah secara

individu masing-masing variabelindependent berpengaruh dapatdigunakan uji t. Nilai “ t ” hitung( t test) diperoleh dengan rumus:

it hitung

Se ( i )

Dimana :

i Koefisien regresi hasil estimasi

Se (i) Simpangan baku i

Kriteria pengujian :Bila nilai t hitung ≥ t tabel makahipotesa nol ditolak.Bila nilai t hitung < t tabel makahipotesa nol diterima.

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.9, No. 1, April 2014

Page 14: DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI JAMBI · jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah penduduk

Halaman Tulisan Jurnal (Isi/Materi Jurnal)

Halaman 54

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.9, No. 1 April 2014

Jika dilihat pada tabel 5.1.pertumbuhan ekonomiperkabupaten maka pertumbuhanyang relatif stabil adalahKabupaten Tanjung Jabung Baratyaitu pada tahun 2008 sebesar5,99% terus meningkat sehinggapada tahun 2009 menjadi sebesar6,39% pada tahun 2010 sebesar6,87% pada tahun 2011 sebesar7,85% dan terus meningkat hinggapada tahun 2012 sebesar 7,69%.Bila dilihat dari rata-ratapertumbuhan ekonomi selamakurun waktu 2008 sampai 2012,pertumbuhan ekonomi yangtertinggi terjadi pada KabupatenSarolangun yaitu sebesar 8,11%;yang ditopang oleh tingginya lajunilai tambah PDRB sektorpertambangan dan penggalianyaitu pada tahun 2008 sebesarRp.90.387,37 juta menjadiRp.167.504,00 juta pada tahun2012.

Gambar 5.1. Rata-rataPertumbuhan Ekonomi pada 5Kabupaten di Provinsi Jambitahun 2008-2012

5.1.2. Kesempatan KerjaDilihat dari pertambahan

kesempatan kerja perkabupatenmaka pertumbuhannya selama2008-2012 selalu meningkatyaitu Kabupaten Sarolangun,Muaro Jambi, Tanjung JabungBarat dan Bungo, ini memberiindikasi bahwa pembangunanpada kabupaten ini berhasilmenciptakan lapangan pekerjaanbaru bagi warganya. SementaraKabupaten Merangin mengalamifluktuasi dimana tahun 2008meningkat, tahun 2009menurun, tahun 2010 meningkatpesat tahun 2011 menurun dantahun 2012 menurun lagi. Inimenunjukkan KabupatenMerangin belum mampumelaksanakan pembangunanyang berorientasi penciptaankesempatan kerja. (Tabel 5.3.Terlampir)

Dilihat pada tabel 5.3. darirata-rata pertumbuhankesempatan kerja, makaKabupaten Sarolangun yangmemiliki rata-rata pertumbuhankesempatan kerja tertinggisebesar 9,031% ini memberiindikasi pada kabupaten ini telahterjadi proses pembangunanyang berorientasi padapenciptaan kesempatan kerja dikabupaten ini akan terbuka lebih

Page 15: DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI JAMBI · jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah penduduk

Halaman Tulisan Jurnal (Isi/Materi Jurnal)

Halaman 55

Halaman 55

Halaman 71

besar lagi sehingga tingkatpengangguran akan berkurang.Kabupaten yang memilikipertumbuhan kesempatan kerjaterkecil adalah Kabupaten MuaroJambi sebesar 3,608%; hal inisangat menghawatirkan, walaukabupaten ini memiliki kesempatankerja yang besar, tapi pertumbuhanyang kecil akan berakibat suatu saattingkat kesempatan kerja akanmengecil bila dibandingkan daerahlain, pemerintah harus lebih hati-hati dalam melakukanpembangunan dan harus yangberorientasi penyerapan kesempatankerja lebih banyak lagi.

5.1.3. KemiskinanSelama tahun 2008 hingga

2011 tingkat kemiskinan tertinggiberada pada Kabupaten TanjungJabung Barat dan terendah diKabupaten Muaro Jambi.Sementara pada tahun 2012 terjadipergeseran, tingkat kemiskinantertinggi tetap Kabupaten TanjungJabung Barat yang mencapai10,92% dan terendah KabupatenBungo 5,55%. Selama periode2008-2012, kabupaten yang palingberhasil dalam menurunkan tingkatkemiskinan adalah KabupatenSarolangun dan Tanjung JabungBarat dengan penurunan rata-rataselama periode tersebut sebesar0,628% dan yang kurang berhasil

adalah Kabupaten Muaro Jambidengan rata-rata selama periodetersebut sebesar -0,403%. (Tabel5.4. Terlampir)

Berdasarkan Tabel 5.4.dapat dilihat bahwa selamaperiode 2008-2012 semuakabupaten kecuali Muara Jambidan Bungo tingkat kemiskinannyamengalami penurunan, namunpersentase tingkat kemiskinan ditiga kabupaten tersebut masihlebih besar dibandingkanKabupaten Muara Jambi danBungo. Bila dilihat dari rata-ratatingkat kemiskinan selama kurunwaktu tahun 2008 sampai tahun2012 tingkat kemiskinan tertinggiterjadi pada Kabupaten TanjungJabung Barat sebesar 11,50%;diikuti Kabupaten Sarolangunsebesar 9,91%; KabupatenMerangin sebesar 8,40%;Kabupaten Bungo sebesar 5,41%;dan yang terendah KabupatenMuaro Jambi sebesar 5,02%. Iniberarti dari 5 kabupaten yangmenjadi objek penelitianKabupaten Muaro Jambi yangpaling rendah tingkatkemiskinannya.

5.1.3. Ketimpangan PendapatanUntuk melihat ketimpangan

pendapatan dapat digunakan nilairatio gini sebagai gambaranpenyebaran pertumbuhan

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.9, No. 1, April 2014

Page 16: DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI JAMBI · jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah penduduk

Halaman Tulisan Jurnal (isi/materi jurnal)

Halaman 56

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.9, No. 1, April 2014

Salah satu penyebabnyaadalah dalam proses prinsip teoripertumbuhan ekonomi hanyadilakukan sebagian kecilmasyarakat dari luar kabupaten,atau tidak dapat dimanfaatkanmasyarakat di kabupatentersebut, artinya pertumbuhanekonomi yang tinggi tersebuttidak sepenuhnya dinikmatimasyarakat di daerah sehinggasebagian keuntungan yang diraihdibawa oleh pemilik modalkeluar kabupaten, sehinggapertumbuhan ekonomi tidakmembawa pemerataanpendapatan masyarakat dalamkabupaten tersebut.

Jika dilihat dari rata-rataratio gini selama tahun 2008hingga tahun 2012 maka ratiogini tertinggi pada KabupatenSarolangun sebesar 0,3008; iniartinya Kabupaten Saerolangunyang memiliki tingkatketimpangan distriubusipendapatan tertinggi diantara 5kabupaten di Provinsi Jambi,diikuti Kabupaten Bungo sebesar0,2994; Kabupaten TanjungJabung Barat sebesar 0,2974;Kabupaten Merangin sebesar0,2568 dan terendahketimpangan pendapatannyaberada pada Kabupaten MuaroJambi sebesar 0,2488.

ekonomi apakah telah terjadipemerataan pendapatan atauketimpangan pendapatan. Gini ratiodari 5 kabupaten sebagaimanatersaji pada table 5.5 gini ratiotertinggi pada tahun 2008 beradapada Kabupaten Tanjung JabungBarat (0,293), dan yang memilikigini ratio terendah KabupatenMerangin (0,189), untuk tahun2009 gini ratio tertinggi KabupatenBungo (0,334) dan terendahKabupaten Merangin (0,227), padatahun 2010 gini ratio tertinggiKabupaten Tanjung Jabung Barat(0,288), dan yang memiliki giniratio terendah KabupatenSarolangun (0,220), tahun 2011 giniratio tertinggi KabupatenSarolangun (0,373) dan terendahKabupaten Muaro Jambi (0,286).Pada tahun 2012 gini ratio tertinggiKabupaten Sarolangun (0,350) danterendah Kabupaten Muaro Jambi(0,279). (Tabel 5.5. Terlampir)

Jika dilihat pada tabel 5.5 ginirasio perkabupaten selama kurunwaktu 2008 sampai 2012 seluruhkabupaten nilai gini ratio selalumengalami peningkatan, inimenunjukkan pembangunan yangdilakukan daerah tidak mampumengurangi ketimpanganpendapatan, malah sebaliknyaketimpangan pendapatan yangterjadi semakin tinggi.

Page 17: DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI JAMBI · jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah penduduk

Halaman Tulisan Jurnal (isi/materi jurnal)

Halaman 56

Halaman 55

Halaman 71

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.9, No. 1, April 2014

Hal ini menunjukkan di KabupatenMuaro Jambi telah terjadipemerataan distribusi pendapatanyang lebih baik diantara 5kabupaten di Provinsi Jambi.Adalah suatu bukti bahwaKabupaten Sarolangun yangmemiliki pertumbuhan ekonomiyang tinggi memiliki ketimpanganpendapatan yang tinggi. Hal inisejalan dengan pendapat Kuznetsmelalui kurva U terbaliknya yangmenyatakan bahwa pada awalpembangunan pada suatu negaraatau wilayah ditandai olehketimpangan yang tinggi hal inisangat mungkin terjadi mengingatKabupaten Sarolangun adalahdaerah otonomi baru yang sedangberkembang.

.Gambar 5.4. Nilai Gini Rasio pada5 Kabupaten di Provinsi Jambi

5.2. Pengaruh pertumbuhanekonomi terhadap kesempatanKerja.

Pertumbuhan ekonomi yangtinggi diharapkan dapatmeningkatkan penyerapan

kesempatan kerja, untuk itu diKabupaten Merangin, Sarolangun,Bungo, Muaro Jambi dan TanjungJabung Barat, dengan adanyapertumbuhan ekonomi jugadiharapkan dapat menyerap tenagakerja lebih banyak pada daerahtersebut. Pengaruh pertumbuhanekonomi terhadap penyerapantenaga kerja pada 5 kabupatensampel penelitian dapat dilihat darikoefisien regresi, dari hasil olahdata dengan program Eviewsdiperoleh hasil koefisien regresi3478.647 yang artinya setiap terjadipertumbuhan ekonomi sebesar 1%akan menambah kesempatan kerjasebesar 3.479 orang.

Merangin EMP = 97231,67 + 3478,647 EG(1.176843)ns

Sarolangun EMP = 66451,81 + 3478,647 EG(1.176843) ns

Bungo EMP = 102594,4 + 3478,647 EG(1.176843) ns

Muaro Jambi EMP = 113762,3 + 3478,647 EG(1.176843) ns

Tanjab Barat EMP = 103348,6 + 3478,647 EG(1.176843) ns

Keterangan :

Ns = non significant

Berdasarkan persamaanregresi panel masing-masingKabupaten dapat diinterpratasikanbahwa jika tidak ada pertumbuhanekonomi,

Page 18: DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI JAMBI · jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah penduduk

Halaman Tulisan Jurnal (isi/materi jurnal)

Halaman 57

Halaman 55

Halaman 71

maka gini rasio di masing masingkabupaten adalah Merangin sebesar0,194; Sarolangun sebesar 0,237.Bungo sebesar 0,237. Muaro Jambisebesar 0,191 dan Tanjung JabugBarat sebesar 0,243. Nilai t hitungsebesar 1.169467 menunjukkantidak satupun dari lima Kabupatenpengaruh pertumbuhan ekonominyaberpengaruh signifikan terhadapketimpangan pendapatan.

Hal ini bisa terjadidikarenakan sesuai dengan hasilpenelitian Bourguignon & Morisson(1990) serta Papanek dan Kyn(1986). Yang menyatakan tidakhanya faktor pertumbuhan ekonomiyg mempengaruhi ketimpangandistribsi pendapatan. Faktor lain ygmempengaruhi adalah tingkatpendidikan tenaga kerja danstruktur produksi suatu daerah.

Adjusted R2 adalah 0,95 Halini berarti 95% nilai gini rasio diKabupaten Merangin, Sarolangun,Muaro Jambi, Tanjung JabungBarat dan Bungo dapat dijelaskanoleh pertumbuhan ekonomisedangkan sisanya 5% dijelaskanoleh sebab-sebab lain diluar model.

5.5. Pertumbuhan Ekonomi,Kesempatan Kerja, Kemiskinandan Ketimpangan Pendapatan

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.9, No. 1, April 2014

Keberhasilan pembangunansuatu daerah dapat dilihat daritingkat pertumbuhana ekonomi,meningkatkan penyerapankesempatan kerja, mengurangikemiskinan dan mengurangi tingkatketimpangan pendapatan. Namunpada kenyataannya dalammelaksanakan pembangunan, suatudaerah belum tentu sesuai denganapa yang diharapkan. Untuk melihatkondisi pertumbuhan ekonomiterhadap kesempatan kerja,kemiskinan dan ketimpanganpendapatan dapat ilihat padagambar 5.20.

Gambar 5.20. Pertumbuhan ekonomi,kesempatan kerja, kemiskinan danketimpangan pendapatan.

Page 19: DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI JAMBI · jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah penduduk

Halaman Tulisan Jurnal (isi/materi jurnal)

Halaman 58

Halaman 55

Halaman 71

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.9, No. 1, April 2014

Kabupaten yang pertumbuhanekonomi mampu mendorongpeningkatan kesempatan kerja yaituKabupaten Sarolangun, Bungo,Muaro Jambi dan Tanjung JabungBarat. Kabupaten yangpertumbuhan ekonomi dapatmengurangi kemiskinan yaituKabupaten Merangin, KabupatenSarolangun, dan KabupatenTanjung Jabung Barat, sementarabelum ada kabupaten yangpertumbuhan ekonomi dapatmengurangi ketimpanganpendapatan. Dari lima kabupatenyang lebih ideal adalah KabupatenSarolangun dan Kabupaten TanjungJabung Barat. Sementara itukabupaten yang tidak berhasil yaituKabupaten Merangin, KabupatenBungo dan Kabupaten MuaroJambi.

V. Kesimpulan dan saranKesimpulan1. Pengaruh pertumbuhan ekonomi

terhadap kesempatan kerja diKabupaten Merangin,Sarolangun, Muaro Jambi,Tanjung Jabung Barat danBungo Provinsi Jambi positifdan tidak signifikan.

2. Pengaruh pertumbuhan ekonomiterhadap kemiskinan diKabupaten Merangin,Sarolangun, Muaro Jambi,

Tanjung Jabung Barat danBungo Provinsi Jambi negatifdan tidak signifikan.

3. Pengaruh pertumbuhan ekonomiterhadap ketimpanganpendapatan di KabupatenMerangin, Sarolangun, MuaroJambi, Tanjung Jabung Baratdan Bungo Provinsi Jambipositif dan tidak signifikan.

Saran1. Pemerintah kabupaten dalam

melaksanakan pembangunanhendaknya membuka daerahekonomi baru yang berorientasiusaha padat karya, sehinggadapat menyerap lebih banyakkesempatan kerja.

2. Pemerintah kabupaten perlumelakukan langkah strategisguna menanggulangi masalahkemiskinan, rencanapenanggulangan dapatdilakukan dengan prosesidentifikasi keluarga miskindan miskin relatif, memperluaskesempatan kerja yang sesuaidengan spesifikasi kemampuanmasyarakat miskin,meningkatkan budayawirausaha masyarakat melaluipemberian modal kerja bagisektor-sektor produktif.

Page 20: DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI JAMBI · jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah penduduk

Halaman Tulisan Jurnal (isi/materi jurnal)

Halaman 59

Halaman 55

Halaman 71

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.9, No. 1, April 2014

3. Pemerintah kabupaten dalammelaksanakan pembangunanhendaknya memperhatikankondisi masyarakatnya,sehingga pembangunan selainmengejar pertumbuhanekonomi juga dapatmengurangi ketimpanganpendapatan pada masyarakat.

DAFTAR PUSTAKAArsyad. Lincolin. 2004. Ekonomi

Pembangunan. STIEYKPN. Yogyakarta.

Bappenas. 2004. Rencana StrategiPenanggulanganKemiskinan di Indonesia.Jakarta.

Bahrun. 2014. AnalisisPendapatan dan PolaPengeluaran RumahTangga Miskin diKabupaten Sarolangun.Tesis UNJA. Tidakdipublikasikan.

Datrini, L.K. 2009. DampakInvestasi dan Tenaga Kerja

Esmara, H. 1986. Sumber DayaManusia, KesempatanKerja dan PerkembanganEkonomi. UniversitasIndonesia Press. Jakarta.

Hariadi, P dkk. 2013.Ketimpangan DistribusiPendapatan di kabupatenBanyumas . Jawa Tengah.

Jurnal EkonomiPembangunan KajianEkonomi NegaraBerkembang. Hal 61 –70.

Kraay, A. 2006. When isGrowth Pro-Poor?Evidence From a Panelof Countries. Journal ofDevelopmentEconomics; 80.

Kuncoro, M. 2013. MengurangiKetimpangan. Kompas.Jakarta.

Kuncoro, M. 2004. Otonomi danPembangunan Daerah;Reformasi, Perencanaan,Strategi dan Peluang.Erlangga. Jakarta.

Nizar, C dkk 2013. PengaruhInvestasi dan TenagaKerja TerhadapPertumbuhan EkonomiSerta HubungannyaTerhadap TingkatKemiskinan di Indonesia.Jurnal Ilmu EkonomiPasca Sarjana UniversitasSyah Kuala. Volume 1.

Syaparuddin, 2005. Hutang LuarNegeri Pemerintah danPengaruhnya terhadapPerekonomian IndonesiaPeriode 1998-2002.Disertasi UNPAD. TidakDipublikasi.

Page 21: DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI JAMBI · jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah penduduk

Halaman Tulisan Jurnal (isi/materi jurnal)

Halaman 60

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.9, No 1, April 2014

Sagir, S. 1985. Kesempatan Kerja,Ketahanan Nasional danPembangunan ManusiaSeutuhnya, AlumniBandung.

Swasono dan Sulistyaningsih 1993.PengembanganSumberdaya manusia:Konsepsi Makro UntukPelaksanaan di Indonesia.Izufa Gempita. Jakarta.

Tambunan, Tulus T.H. 2001.Perekonomian Indonesia:Teori dan temuan Empiris,Ghalia Indonesia. Jakarta.

Todaro, Michael P. 2000,Economic Development,Pearson Education Limited.New York.

Todaro, Michael P (2004).Pembangunan Ekonomi diDunia Ketiga. EdisiKedelapan. Erlangga.Jakarta.

Page 22: DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI JAMBI · jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah penduduk

Halaman Tulisan Jurnal (isi/materi jurnal)

Lampiran :

Tabel 5.1 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten di Provinsi JambiTahun 2008-2012 (Persen)

No KabupatenTahun

Rata-rata2008 2009 2010 2011 2012

1 Merangin 5,99 8,42 7,85 7,02 6,47 7,15

2 Sarolangun 7,86 7,99 8,09 8,80 7,82 8,113 Muaro Jambi 5,22 7,95 8,65 7,18 7,55 7,314 Tanjab Barat 5,99 6,39 6,87 7,85 7,69 6,965 Bungo 11,13 6,39 6,73 7,68 7,51 7,896 Provinsi Jambi 7,16 6,39 7,35 8,54 7,44 7,38

Tabel. 5.3. Pertambahan Kesempatan Kerja Menurut Kabupaten di ProvinsiJambiTahun 2008-2012 (persen)

No KabupatenTahun Rata

2008 2009 2010 2011 2012 Rata1 Merangin 5,23 -4,09 32,10 -2,39 -1,18 5,932 Sarolangun 10,64 5,99 26,70 -6,58 8,40 9,033 Muaro Jambi 7,72 1,59 11,99 8,68 -11,34 3,614 Tanjab Barat 6,35 6,28 20,03 -11,57 2,54 4,735 Bungo 9,53 1,64 26,83 -4,65 0,87 6,846 Provinsi

Jambi6,77 2,94 16,01 -1,87 -0,79 4,61

Halaman 61

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.9, No. 1, April 2014

Page 23: DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI JAMBI · jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah penduduk

Halaman Tulisan Jurnal (isi/materi jurnal)

Tabel. 5.4. Tingkat Kemiskinan Menurut Kabupaten di Provinsi JambiTahun 2008-2012 (Persen)

No KabupatenTahun Rata

2008 2009 2010 2011 2012 Rata1 Merangin 9,50 8,65 8,08 7,68 8,09 8,402 Sarolangun 11,69 9,85 9,67 9,17 9,18 9,913 Muaro Jambi 4,35 4,54 5,29 4,98 5,96 5,024 Tanjab Barat 13,43 11,65 11,08 10,43 10,92 11,505 Bungo 5,12 5,32 5,70 5,35 5,55 5,416 Provinsi Jambi 9,28 8,55 8,40 8,42 8,28 8,59

Tabel. 5.5. Gini Ratio Menurut Kabupaten di Provinsi Jambi Tahun 2008-2012

No KabupatenTahun Rata

2008 2009 2010 2011 2012 Rata1 Merangin 0,189 0,227 0,255 0,306 0,307 0,2568

2 Sarolangun 0,281 0,280 0,220 0,373 0,350 0,30083 Muaro Jambi 0,204 0,243 0,232 0,286 0,279 0,24884 Tanjab Barat 0,293 0,270 0,288 0,321 0,315 0,29745 Bungo 0,278 0,334 0,238 0,319 0,328 0,29946 Provinsi Jambi 0,299 0,269 0,223 0,301 0,269 0,272

Halaman 62

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.9, No. 1, April 2014