19
Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan Cerebrovascular Accident (CVA) / Stroke

CVA.ppt

Embed Size (px)

Citation preview

  • Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan Cerebrovascular Accident (CVA) / Stroke

  • 1

    2

    3

    4

    Kelompok 7

    5

    Ummiatul Wahidah

    Utari Mayasari

    Uray Aulya Sari D

    Uti Febri Suhendri

    Weni Oktaviani

  • Definisi

    Stroke atau cidera serebrovaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke otak (Smeltzer & Bare, 2001)Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian. (Fransisca B. Batticaca, 2008)Stroke merupakan gangguan peredaran darah otak yang dapat mengakibatkan fungsi otak terganggu dan bila gangguan yang terjadi cukup besar dapat mengakibatkan kematian.
  • Etiologi

    Trombosis Embolisme serebral Iskemia serebral Hemoragi serebral

    Faktor resiko :

  • Klasifikasi

    Stroke Iskemik

    Stroke Hemoragik

    Stroke Embolik

    Stroke Trombotik

  • Pathway

  • Manifestasi Klinis

    Kehilangan motorikKehilangan Komunikasi

    - Disartria

    - Disfasia atau afasia

    - Apraksia

    Kerusakan Fungsi Kognitif dan efek PsikologikGangguan persepsi
  • Komplikasi

    Gangguan otak yang beratKematian bila tidak dapat mengontrol respon pernapasan atau kardiovaskular
  • Pemeriksaan Penunjang

    CT scan bagian kepala Pemeriksaan lumbal fungsiElektrokardiografi (EKG)Electro Encephalo Grafi (EEG)Angiografi serebralMagnetik Resonansi Imagine (MRI)Ultrasonografi Doppler
  • Penatalaksanaan

    Airway Breathing Cardiovaskular function
  • ASUHAN KEPERAWATAN

  • Pengkajian

    Pengkajian Pirmer

    AirwayBreathingCirculation

    Anamnesa

    Identitas KlienKeluhan UtamaRiwayat Penyakit SekarangRiwayat Penyakit DahuluRiwayat Penyakit KeluargaRiwayat PsikososialPola-Pola Fungsi Kesehatan

    Pemeriksaan Fisik

    Keadaan umumPemeriksaan integumentPemeriksaan leher dan kepalaPemeriksaan dadaPemeriksaan abdomenPemeriksaan inguinal, genetalia, anusPemeriksaan ekstremitasPemeriksaan neurologi
  • Diagnosa & Intervensi

    Dx 1 : Resiko bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret, kemampuan batuk menurun, penurunan mobilitas fisik sekunder, perubahan tingkat kesadaran

    Kaji keadaan jalan nafas

    Evaluasi pergerakan dada dan auskultasi suara nafas pada kedua paru (bilateral)

    Ajarkan klien batuk efektif

    Tahan nafas selama 3-5 detik kemudian secara perlahan-lahan, keluarkan sebanyak mungkin melalui mulut

    Kolaborasi pemberian obat-obat bronkodilator sesuai indikasi seperti aminofilin, meta-proterenol sulfat (alupen), adoetarin hidrochlorida (bronkosol)

  • Cont

    Dx 2 : Perubahan perfusi jaringan otak berhubungan dengan perdarahan intraserebri, oklusi otak, vasospasme dan edema otak

    Baringkan klien ( tirah baring ) total dengan posisi tidur telentang tanpa bantal

    Monitor tanda-tanda status nurologis dengan GCS

    Bantu pasien untuk membtasi muntah, batuk,anjurkan klien menarik nafas apabila bergerak atau berbalik dari tempat tidur

    Ajarkan klien untuk mengindari batuk dan mengejan berlebihan

    Kolaborasi pemberian terapi sesuai intruksi dokter seperti: steroid, aminofel, antibiotik.

  • Cont

    Dx 3 : Resiko peningkatan TIK berhubungan dengan peningkatan volume intrakranial, penekanan jaringan otak, dan edema serebri

    Monitor tanda-tanda vital tiap 4 jam

    Monitor temperatur dan pengaturan suhu lingkungan

    Pertahankan kepala/leher pada posisi yang netral, usahakan dengan sedikit bantal

    Observasi tingkat kesadaran dengan GCS

    Kolaborasi pemberian O2 sesuai indikasi

  • Cont

    Dx 4 : Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese/hemiplagia, kelemahan neuromuskular pada ekstremitas

    Kaji kemampuan klien dalam melakukan aktifitas

    Ubah posisi minimal setiap 2 jam (telentang, miring)

    Mulailah melakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif pada semua ekstremitas

    Anjurkan pasien untuk membantu pergerakan dan latihan dengan menggunakan ekstremitas yang tidak sakit.

    Konsultasikan dengan ahli fisioterapi secara aktif, latihan resistif, dan ambulasi pasien

  • Cont

    Dx 5: Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan efek dari kerusakan pada area bicara pada hemisfer otak, kehilangan kontrol tonus otot fasial atau oral, dan kelemahan secara umum

    Kaji tingkat kemampuan klien dalam berkomunikasi

    Minta klien untuk mengikuti perintah sederhana

    Tunjukkan objek dan minta pasien menyebutkan nama benda tersebut

    Ajarkan klien tekhnik berkomunikasi non verbal (bahasa isyarat)

    Konsultasikan dengan/ rujuk kepada ahli terapi wicara.

  • Thank You