85
JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH) Diterbitkan oleh Akademi Kebidanan Mardi Rahayu Kudus Vol. 6, No. 1 Januari 2016 ISSN 2088-4109 ISSN : 2088-4109 Vol. 6, No. 1 Kudus Januari 2016 Hal. 1-72 HUBUNGAN KARAKTERISTIK BIDAN DAN MOTIVASI DENGAN PENCAPAIAN CAKUPAN ASI EKSKLUSIF Nur Sri Atik, Mestuti Hadi, Ika Sari Kristiani HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI CAMPAK DENGAN KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK DI BPM LUSY HEMAWATI MEJOBO KUDUS Hesti Novia Rosalina, Dini Enggar Wijayanti, Rifa Caturiningsih TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG FIBROADENOMA MAMMAE DI SMA MASEHI KUDUS Linda Puspita Jati, Ika Sari Kristiani, Dewi Endah Kusumaningtyas TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG METODE KONTRASEPSI HORMONAL DI RB SAYANG IBU UNDAAN LOR KUDUS Lusiana Dewi, Kudarti, Reny Siswanti TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PIL ORAL KOMBINASI DI BPS SUMIATI GRIBIG KUDUS Oktorida Muktianingsih, Kudarti, Ika Sari Kristiani TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMI GRAVIDA TENTANG KETIDAKNYAMANAN TRIMESTER 1 (SATU) DI BPM HANDAYANI JEPANG PAKIS KUDUS. Riska Krisnawati, Mestuti Hadi, Nur Sri Atik TINGKAT KECEMASAN WANITA USIA 40-45 TAHUN MENGHADAPI MASA PREMENOPAUSE DI DESA TUMPANG KRASAK KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS Salis Nur Hidayah, Mestuti Hadi, Nur Sri Atik GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN DI SMA MASEHI KUDUS Yunita Dwi Karlinda, Ika Sari K, S.SiT, Dewi Endah K, SST

Cover Jurnal AKBIDMR

  • Upload
    vandat

  • View
    227

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN(JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

Diterbitkan olehAkademi Kebidanan Mardi Rahayu

Kudus

Vol. 6, No. 1

Januari 2016

ISSN

2088-4109

ISSN : 2088-4109

Vol. 6, No. 1Kudus

Januari 2016Hal. 1-72

HUBUNGAN KARAKTERISTIK BIDAN DAN MOTIVASI DENGAN PENCAPAIAN CAKUPAN

ASI EKSKLUSIF

Nur Sri Atik, Mestuti Hadi, Ika Sari Kristiani

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI CAMPAK DENGAN KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK DI BPM LUSY HEMAWATI MEJOBO KUDUS

Hesti Novia Rosalina, Dini Enggar Wijayanti, Rifa Caturiningsih

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG FIBROADENOMA MAMMAE

DI SMA MASEHI KUDUS

Linda Puspita Jati, Ika Sari Kristiani, Dewi Endah Kusumaningtyas

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG METODE KONTRASEPSI HORMONAL

DI RB SAYANG IBU UNDAAN LOR KUDUS

Lusiana Dewi, Kudarti, Reny Siswanti

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PIL ORAL KOMBINASI

DI BPS SUMIATI GRIBIG KUDUS

Oktorida Muktianingsih, Kudarti, Ika Sari Kristiani

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMI GRAVIDA TENTANG KETIDAKNYAMANAN TRIMESTER 1 (SATU) DI BPM HANDAYANI JEPANG PAKIS KUDUS.

Riska Krisnawati, Mestuti Hadi, Nur Sri Atik

TINGKAT KECEMASAN WANITA USIA 40-45 TAHUN MENGHADAPI MASA PREMENOPAUSE DI DESA TUMPANG KRASAK KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS

Salis Nur Hidayah, Mestuti Hadi, Nur Sri Atik

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG

KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN DI SMA MASEHI KUDUS

Yunita Dwi Karlinda, Ika Sari K, S.SiT, Dewi Endah K, SST

JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN

(JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

Vol. 6, No. 1 Januari 2016

Susunan Dewan Redaksi

(Editorial Team)

Ketua Dewan Redaksi (Editor in Chief) :

Kudarti, S.SiT, M.Kes

Dewan Redaksi (Editorial Board) :

Kudarti, S.SiT, M.Kes

Dewi Endah Kusumaningtyas, SST;

Ratna Widhayanti, SST;

Administrasi Redaksi (Administration) :

Agus Supriyanto

Penerbit (Publisher):

AKBID Mardi Rahayu

Alamat Redaksi

Jl. KH. Wahid Hasyim 89 Kudus

Telp./Fax. : (0291) 445979

Email : [email protected]

Website : http://akbidmr.ac.id/layanan/e-jurnal

Jurnal Kebidanan dan Kesehatan terbit satu kali dalam setahun

Jurnal

Kebidanan dan

Kesehatan

Vol. 6, No. 1 Hal. 1 – 72 Kudus

Januari 2016

ISSN

2088-4109

Jurnal Kebidanan dan Kesehatan (Journal Of Midwifery And Health) merupakan wadah atau sarana yang

menerbitkan tulisan ilmiah hasil-hasil penelitian maupun non hasil penelitian di bidang kebidanan dan kesehatan

yang belum pernah diterbitkan atau sedang dalam proses penerbitan di jurnal-jurnal ilmiah lain. Redaksi berhak

mengubah tulisan tanpa mengubah maksud atau substansi dari naskah yang dikirimkan. Naskah yang belum layak

diterbitkan dalam Jurnal Kebidanan dan Kesehatan tidak dikembalikan kepada pengirimnya,kecuali atas

permintaan dari penuliis yang bersangkutan

JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN

(JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

Vol. 6, No. 1 Januari 2016

HUBUNGAN KARAKTERISTIK BIDAN DAN MOTIVASI DENGAN PENCAPAIAN CAKUPAN

ASI EKSKLUSIF

Nur Sri Atik, Mestuti Hadi, Ika Sari Kristiani

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI CAMPAK DENGAN KEPATUHAN PEMBERIAN

IMUNISASI CAMPAK DI BPM LUSY HEMAWATI MEJOBO KUDUS

Hesti Novia Rosalina, Dini Enggar Wijayanti, Rifa Caturiningsih

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG FIBROADENOMA MAMMAE

DI SMA MASEHI KUDUS

Linda Puspita Jati, Ika Sari Kristiani, Dewi Endah Kusumaningtyas

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG METODE KONTRASEPSI HORMONAL

DI RB SAYANG IBU UNDAAN LOR KUDUS

Lusiana Dewi, Kudarti, Reny Siswanti

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PIL ORAL KOMBINASI

DI BPS SUMIATI GRIBIG KUDUS

Oktorida Muktianingsih, Kudarti, Ika Sari Kristiani

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMI GRAVIDA TENTANG KETIDAKNYAMANAN TRIMESTER 1

(SATU) DI BPM HANDAYANI JEPANG PAKIS KUDUS.

Riska Krisnawati, Mestuti Hadi, Nur Sri Atik

TINGKAT KECEMASAN WANITA USIA 40-45 TAHUN MENGHADAPI MASA PREMENOPAUSE DI DESA

TUMPANG KRASAK KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS

Salis Nur Hidayah, Mestuti Hadi, Nur Sri Atik

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG

KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN DI SMA MASEHI KUDUS

Yunita Dwi Karlinda, Ika Sari K, S.SiT, Dewi Endah K, SST

Diterbitkan oleh

Akademi Kebidanan Mardi Rahayu

Kudus

Jurnal

Kebidanan dan

Kesehatan

Vol. 6, No. 1 Hal. 1 – 72 Kudus

Januari 2016

ISSN

2088-4109

JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN

(JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

Vol. 6, No. 1 Januari 2016

DAFTAR ISI

HUBUNGAN KARAKTERISTIK BIDAN DAN MOTIVASI DENGAN PENCAPAIAN CAKUPAN

ASI EKSKLUSIF

Nur Sri Atik, Mestuti Hadi, Ika Sari Kristiani .................................................................................................................. 1 - 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI CAMPAK DENGAN KEPATUHAN PEMBERIAN

IMUNISASI CAMPAK DI BPM LUSY HEMAWATI MEJOBO KUDUS Hesti Novia Rosalina, Dini Enggar Wijayanti, Rifa Caturiningsih ................................................................................... 11-16

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG FIBROADENOMA MAMMAE

DI SMA MASEHI KUDUS Linda Puspita Jati, Ika Sari Kristiani, Dewi Endah Kusumaningtyas ............................................................................... 17 - 22

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG METODE KONTRASEPSI HORMONAL

DI RB SAYANG IBU UNDAAN LOR KUDUS

Lusiana Dewi, Kudarti, Reny Siswanti ............................................................................................................................. 23 - 28

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PIL ORAL KOMBINASI

DI BPS SUMIATI GRIBIG KUDUS

Oktorida Muktianingsih, Kudarti, Ika Sari Kristiani ......................................................................................................... 29 - 44

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMI GRAVIDA TENTANG KETIDAKNYAMANAN TRIMESTER 1

(SATU) DI BPM HANDAYANI JEPANG PAKIS KUDUS. Riska Krisnawati, Mestuti Hadi, Nur Sri Atik .................................................................................................................. 45 - 53

TINGKAT KECEMASAN WANITA USIA 40-45 TAHUN MENGHADAPI MASA PREMENOPAUSE DI DESA

TUMPANG KRASAK KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS Salis Nur Hidayah, Mestuti Hadi, Nur Sri Atik ................................................................................................................ 54 - 64

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN

DI SMA MASEHI KUDUS Yunita Dwi Karlinda, Ika Sari K, S.SiT, Dewi Endah K, SST ........................................................................................65 - 72

1

HUBUNGAN KARAKTERISTIK BIDAN DAN MOTIVASI DENGAN

PENCAPAIAN CAKUPAN ASI EKSKLUSIF

RELATIONSHIP MIDWIFE CHARACTERISTICS AND

MOTIVATION WITH ACHIEVEMENT ASI EXCLUSIVE COVERAGE

Nur Sri Atik, SST, M.Kes1, Mestuti Hadi, SKM, MM.Kes2, Ika Sari Kristiani, S.SiT3

Program Studi D III Kebidanan, Akademi Kebidanan Mardi Rahayu

[email protected]

Program Studi D III Kebidanan, Akademi Kebidanan Mardi Rahayu

[email protected]

Program Studi D III Kebidanan, Akademi Kebidanan Mardi Rahayu

[email protected]

ABSTRACT

Breastfeeding is the way infant feeding ideal, generating healthy growth and

development in infants and is also an integral part of the reproductive process with

important implications for the health of the mother. During lactation, health workers

are the most reliable source of information by parents. The role of an advisory birth

attendants significantly affect breastfeeding in the first day of the birth of the baby and

the support of health professionals has a significant influence on the duration of

breastfeeding. This achievement is still far from the target of the Indonesian

government which define at least 80% of mothers exclusively breastfeed their babies,

namely breast milk without any other food or beverage from birth until the baby is 6

months old. The Government in 2012 has designed programs Action Plan

Acceleration Exclusive Breastfeeding 2012-2014 which aims to accelerate the

achievement of the scope of exclusive breastfeeding (0-6 months) from 61.5% in 2010

to 80% in 2014. Based on data from the profiles Kudus district health offices, known

exclusive breast milk coverage reached 26.4% and this is below the target of national

coverage of 80%.

The purpose of this study was to analyze the relationship between the characteristics

(age, education, work and residence time) and motivation by the coverage of exclusive

breastfeeding by midwives in the region of the Kudus district health centers. The

method used in this study using observational analytic design with cross sectional

approach. This research method is used to solve and answer the problems that exist

now and to examine the relationship of one variable to another variable that is

indicated by the magnitude of the correlation coefficient.

The results showed that there was no relationship between age, education, length of

service and residence with the coverage of exclusive breastfeeding but there is a

relationship between the midwife motivation with the coverage of exclusive

breastfeeding. Thus it can be recommended for health centers in order to increase the

motivation of midwives in the attainment of exclusive breastfeeding by training /

refreshing return, and supervision can give rewards to midwives who are able to

achieve coverage of exclusive breastfeeding in accordance with the target.

Keywords : midwife characteristics , motivation , exclusive breastfeeding.

2

PENDAHULUAN

Menyusui adalah cara pemberian

makanan pada bayi yang ideal,

menghasilkan pertumbuhan dan

perkembangan yang sehat pada bayi

dan juga merupakan bagian integral

dalam proses reproduksi dengan

implikasi yang penting untuk

kesehatan ibu. Selama masa menyusui,

tenaga kesehatan merupakan sumber

informasi yang paling diandalkan oleh

orangtua. Peranan penolong persalinan

sebagai penasihat berpengaruh secara

signifikan terhadap pemberian ASI di

hari pertama kelahiran bayi dan

dukungan tenaga kesehatan memiliki

pengaruh signifikan pada lamanya

pemberian ASI.

Indonesia dikenal sebagai salah

satu negara yang memiliki kebijakan

nasional yang cukup baik dalam

memastikan dukungan tenaga

kesehatan terhadap keberhasilan ibu

menyusui. Dua kebijakan terbaru yang

sangat diharapkan dampaknya bagi

peningkatan angka cakupan pemberian

ASI adalah UU No. 36 tahun 2009

tentang Kesehatan dan PP No. 33

tahun 2012 tentang Pemberian ASI

Eksklusif. Namun, implementasi

kebijakan nasional tersebut belum

optimal. Hal ini dapat dilihat dari

angka pemberian ASI eksklusif di

Indonesia yang masih rendah.

Berdasarkan data World Breastfeeding

Trends Initiative 2012 tentang kondisi

menyusui di 51 negara berdasarkan

pengukuran indikator yang telah

ditetapkan, Indonesia urutan ke 49 dari

51 negara dengan angka menyusui

hanya sebesar 27,5%4. Pencapaian ini

masih jauh dari target pemerintah

Indonesia yang menetapkan

sekurangnya 80% ibu menyusui

bayinya secara eksklusif, yaitu ASI

tanpa makanan ataupun minuman

lainnya sejak lahir sampai bayi

berumur 6 bulan.

Pemerintah di tahun 2012 telah

merancang program Rencana Aksi

Akselerasi Pemberian ASI Eksklusif

2012-2014 yang bertujuan untuk

mempercepat pencapaian cakupan

pemberian ASI eksklusif (0-6 bulan)

3

dari 61,5% pada tahun 2010 menjadi

80% pada tahun 2014. Gerakan sadar

menyusui ini justru sering terhadang

kendala orang terdekat, entah suami

atau keluarga. Selain itu tempat kerja,

bidan atau petugas kesehatan lainnya

juga berandil sangat besar terhadap

tercapainya program tersebut. Bidan

sangat popular di kalangan ibu-ibu.

Tidak sedikit wanita melahirkan di

Rumah Sakit Bersalin dengan

mengandalkan bidan untuk membantu

proses kelahiran. Bahkan bidan sering

lebih dikenal ibu-ibu hamil dibanding

dokter kandungan. Maka, peran bidan

cukup sentral dalam mensosialisasikan

pemberian ASI eksklusif ini. Sebagai

bagian dari tenaga kesehatan, bidan

juga dokter diwajibkan memberikan

pemahaman tentang pemberian ASI

eksklusif tersebut. Kalangan ini

diminta melaksanakan Program

Inisiasi Menyusu Dini (IMD).

Peran bidan terhadap pemberian

ASI eksklusif ini sangat penting tidak

hanya bagi bayi tetapi juga bagi ibu

yang menyusui. Pemberian ASI

diharapkan bisa membantu pereko-

nomian Indonesia yang sedang

mengalami krisis ekonomi, sedangkan

bagi perusahaan tempat ibu bekerja,

pemberian ASI dapat menghemat

biaya pengobatan, meningkatkan

produktivitas kerja dan meningkatkan

citra perusahaan sekaligus dapat

meningkatkan kesehatan ibu dan bayi.

Dukungan bidan dalam pemberian

ASI dapat mencegah atau menghindari

berbagai kesulitan umum dalam

pemberian ASI eksklusif. Peranan

awal bidan dalam mendukung

pemberian ASI eksklusif dapat

diberikan dengan meyakinkan ibu

bahwa bayi memperoleh makanan

yang mencukupi dari payudara ibunya

serta membantu ibu sedemikian rupa

sehingga ia mampu menyusui bayinya

sendiri.

Dukungan bidan dalam

mensosialisasikan ASI dapat dimulai

sejak kehamilan terjadi. Setidaknya ibu

hamil mengikuti 2 kali kelas antenatal

yang menjelaskan keuntungan ASI dan

bagaimana cara sukses menyusui saat

4

kelahiran terjadi. Mempersiapkan ibu

hamil yang kelak akan menyusui

mempengaruhi keberhasilan menyusui.

Edukasi mengenai pentingnya air susu

ibu harus didapatkan oleh setiap ibu

hamil sebelum kelahiran terjadi. Bila

semua petugas kesehatan menerapkan

10 (sepuluh) langkah menuju

keberhasilan menyusui, maka dijamin

dapat menurunkan angka kesakitan dan

kematian bayi dan anak, sesuai dengan

MDGs (Millenium Development

Goals). Peran tenaga kesehatan di

ruang perawatan ibu dan bayi sangat

besar, agar setiap bayi yang

dipulangkan harus menyusui.

Berbagai alasan yang mengatakan

pemberian ASI eksklusif di tempat

pelayanan klinik/rumah bersalin sangat

tergantung bidan. Hal ini disebabkan

bidan adalah orang pertama yang

membantu dan memotivasi ibu bersalin

melakukan pemberian ASI eksklusif

tersebut. Proses terjadinya motivasi

biasanya dipengaruhi oleh faktor dari

dalam diri /faktor internal dan dari luar

diri/faktor eksternal (Hicks dan Gullet,

2002). Motivasi bidan dalam

pelayanan dan pemeliharaan ASI dapat

dikatakan mempunyai peranan besar,

karena persiapan menyusui dari masa

kehamilan sudah dapat dibentuk, ibu-

ibu yang memeriksakan kehamilannya

ke bidan sudah dapat diberikan

informasi mengenai ASI eksklusif.

Berdasarkan data dari profil dinas

kesehatan kabupaten kudus, diketahui

cakupan Asi Esklusif baru mencapai

26,4% dan hal ini dibawah target

cakupan secara nasional yaitu 80%.

Sementara di 4 puskesmas wilayah

kabupaten Kudus pada tahun 2012

diketahui cakupan ASI Eksklusif dari

puskesmas Gribig (1,9%), puskesmas

Puskesmas jepang (2,6%), puskesmas

Purwosari (3,1%) dan puskesmas

Gondosari (5,2%).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan

desain penelitian observasional analitik

dengan pendekatan cross sectional.

Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh bidan desa di wilayah kerja

5

puskesmas Kabupaten Kudus yang

berjumlah 132 bidan desa, dengan

sanpel dalam penelitian ini adalah

bidan desa di wilayah kerja puskesmas

Kabupaten Kudus sejumlah 44 bidan

desa. Dalam penelitian ini

menggunakan teknik Proportioned

Stratified Random sampling. Populasi

terbagi menjadi tiga bagian yaitu

puskesmas dengan cakupan tinggi,

sedang dan rendah. Tehnik Analisa

data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah dengan Tehnik Analisa data

yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan tehnik Chi-Square yaitu

membandingkan frekuensi yang di

observasi dengan frekuensi harapan

menggunakan program SPSS.

HASIL PENELITIAN DAN

BAHASAN

Penelitian ini dilakukan di 9

Puskesmas wilayah kerja Kabupaten

Kudus yang jumlah keseluruhan

terdapat 19 Puskesmas. Diambil 9

puskesmas yang mempunyai cakupan

ASI eksklusif rendah, sedang dan

tinggi (profil Dinas Kesehatan

Kabupaten Kudus 2014) yaitu

Puskesmas Jati, Jepang, Mejobo,

Dawe, Rejosari, Gondosari, Bae,

Ngembal Kulon, Jekulo, dimana setiap

Puskesmas mempunyai 4 – 6 bidan

Desa

a. Hubungan antara umur dengan

cakupan ASI eklusif

Value df

Asymp.

Sig. (2-

sided)

Exact

Sig. (2-

sided)

Exact

Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-

Square 1.319a 1 .251

Continuity

Correctionb .164 1 .685

Likelihood

Ratio 2.013 1 .156

Fisher's Exact

Test

.515 .371

Linear-by-

Linear

Association

1.289 1 .256

N of Valid

Casesb 44

Berdasarkan hasil analisis data pada

variabel umur menunjukkan bidan

paling banyak mempunyai usia kurang

dari 30 tahun. Hasil analisis uji Chi –

umur Cakupan

Sesuai

standar

Tidak

sesuai

standar

Jumlah

<30 tahun 2 25 27

>30 tahun 0 17 17

Total 2 42 44

6

Square didapatkan hasil p Value > 0.05

(0,256). Sehingga dapat tidak ada

hubungan antara umur dengan

cakupan.

Hal ini tidak sejalan teori yang

mengatakan produktiitas sesorang akan

semakin menurun seiring bertambah-

nya umur, hal ini disebabkan karena

keterampilan - keterampilan fisik

seperti : kecepatan, kelenturan dan

koordinasi walaupun disisi lain tidak

dapat dipungkiri tak jarang ditemukan

semakin tua umur seseorang

pengetahuannya semakin meningkat,

semakin berpengalaman dan lebih

bijaksana dalam pengambilan keputus-

an Muctar (1994) dan Erlina (2011)

b. Hubungan antara pendidikan

dengan Cakupan ASI eksklusif

Pendidikan Cakupan ASI eksklusif

Sesuai standar Tidak sesuai

Tinggi 2 42

Total 2 42

Semua responden pada

penelitian ini berpendidikan tinggi

yaitu D III Kebidanan, berdasarkan uji

statistik tidak ada hubungan antara

pendidikan dengan cakupan asi

ekslusif. Pendidikan berbanding lurus

dengan pengetahuan, ini dapat didasari

dengan teori menurut Notoadmodjo

bahwa pengetahuan adalah hasil tahu

atau pemahaman seseorang yang

terjadi setelah melakukan pengindera-

an terhadap suatu obyek yang sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian

persepsi terhadap obyek. Menurut

Robin (2008) Pengetahuan sesorang

memiliki hubungan yang relevan

dengan sikap dan persepsi,

kepribadian, nilai-nilai dan kinerja

seseorang sehingga dapat dikatakan

bahwa pengetahuan merupakan salah

satu dasar seseorang untuk bertindak.

Dengan pengetahuan yang baik,

seseorang akan dapat mengambil

tindakan sesuai dengan yang

diyakininya. Apabila seorang bidan

mempunyai pendidikan yang tinggi

diharapkan bisa meningkatkan

cakupan ASI ekslusif

7

c. Hubungan Antara Lama Bekerja

dengan Cakupan ASI eksklusif.

Lama

Bekerja

cakupan

Sesuai

standar

Tidak

sesuai

Jumlah

< 5 tahun 1 11 12

>5 tahun 1 31 32

Total 2 42 44

Analisa Bivariat yang digunakan

dalam penelitian ini adalah uji Chi –

Square dengan hasil p Value > 0.05 .

Dari hasil uji statistik didapatkan hasil

tidak ada hubungan antara lama

bekerja dengan cakupan ASI eksklusif.

Hal ini tidak sesuai dengan Gibson

(1996) lamanya masa tugas dan

pengalaman akan berpengaruh

terhadap keterampilan seseorang.

Penelitian yang sejalan dengan

pernyataan di atas yaitu penelitian

Erlina (2011) di Kabupaten Moutong

yang menyatakan bahwa tidak ada

hubungan yang bermakna antara lama

kerja bidan dengan kinerja bidan

dinilai dari cakupan K4

d. Hubungan Antara Tempat

Tinggal dengan Cakupan ASI

eksklusif

Tempat

tinggal

cakupan

Sesuai

standar

Tidak

sesuai

Jumlah

Sama 2 35 37

Tidak

sama

0 7 7

Total 2 42 44

Tempat tinggal dalam hal ini yaitu

tempat tinggal / domisili responden

sebagian besar sama dengan tempat

responden bekerja. Berdasarkan uji

statistik tidak ada hubungan antara

tempat tinggal responden dengan

cakupan ASI eksklusif. Menurut

pengamatan peneliti ada beberapa

alasan bidan tidak tinggal di wilayah

kerjanya diantaranya karena bidan

tersebut sudah memiliki rumah sendiri

di luar w ilayah kerja, ada pula yang

memilih tinggal dengan suaminya.

Chi-Square Tests

Valu

e df

Asymp.

Sig. (2-

sided)

Exact

Sig. (2-

sided)

Exact

Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-

Square .546a 1 .460

Continuity

Correctionb .000 1 1.000

Likelihood

Ratio .488 1 .485

Fisher's Exact

Test

.476 .476

Linear-by-

Linear

Association

.533 1 .465

N of Valid

Casesb 44

8

Chi-Square Tests

Value df

Asymp.

Sig. (2-

sided)

Exact

Sig. (2-

sided)

Exact

Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-

Square .396a 1 .529

Continuity

Correctionb .000 1 1.000

Likelihood

Ratio .711 1 .399

Fisher's Exact

Test

1.000 .704

Linear-by-

Linear

Association

.387 1 .534

N of Valid

Casesb 44

e. Hubungan Antara Motivasi dengan

Cakupan ASI eksklusif

Motivasi cakupan

Sesuai

standar

Tidak

sesuai

Jumlah

Motivasi 0 41 41

Kurang

Baik

2 1 3

Total 2 42 44

Chi-Square Tests

Value df

Asymp.

Sig. (2-

sided)

Exact

Sig. (2-

sided)

Exact

Sig. (1-

sided)

Pearson

Chi-

Square

28.635a 1 .000

Continuit

y

Correctio

nb

15.331 1 .000

Likelihoo

d Ratio 12.453 1 .000

Fisher's

Exact

Test

.003 .003

Linear-

by-Linear

Associati

on

27.984 1 .000

N of

Valid

Casesb

44

Analisa data bivariate yang digunakan

dalam penelitian ini adalah uji Chi-

Square dengan hasil p Value < 0.05

(0.000) sehingga dapat diketahui

bahwa ada hubungan antara yang

signifikan antara motivasi dengan

cakupan ASI eksklusif.

Menurut Mangkunegara (2000)

motivasi diartikan sebagai suatu sikap

(attitude) pimpinan dan karyawan

terhadap situasi kerja (situation) di

lingkungan organisasinya. Mereka

yang bersifat positif (pro) terhadap

situasi kerjanya akan menunjukkan

motivasi kerja tinggi dan sebaliknya

jika mereka bersikap negatif (kontra)

terhadap situasi kerjanya akan

menunjukan motivasi kerja yang

rendah. Situasi kerja yang dimaksud

mencakup antara lain hubungan kerja,

fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan

pimpinan. Apabila bidan memiliki

sikap yang positif diharapkan akan

meningkatkan motivasinya sehingga

pencapaian cakupan ASI eksklusif

meningkat.

9

Dari hasil penelitian ini maka

yang memberikan peluang besar

terhadap pencapaian cakupan ASI

adalah dari sisi motivasi bidan

tersebut. Dari sisi motivasi diketahui

menunjukkan adaya pengaruh yang

signifikan terhadap peluang pencapai-

an cakupan ASI .

Berdasasarkan hasil wawan-cara

dengan beberapa bidan desa maupun

bidan koordinator Puskesmas

diinformasikan bahwa factor yang

mempengaruhi pemberian ASI eklusif

adalah factor ibu dan budaya setempat.

Faktor ibu diantaranya ibu bekerja, ibu

merasa ASI nya sedikit, sedangkan

factor budaya diantaranya pemberian

madu kepada bayi , pisang dan nasi

yang dihaluskan supaya bayi kenyang

dan bisa tidur nyenyak

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang

dilakukan pada 44 Bidan Desa di

wilayah Kabupaten Kudus (9

Puskesmas) diperoleh hasil bahwa:

1. Sebagian besar umur responden

kurang dari 30 tahun yaitu 27

(61,4 ) %

2. Semua responden berpendidikan

tinggi DIII Kebidanan (100 %)

3. Sebagian besar responden

memiliki lama bekerja lebih dari 5

tahun sebesar 32 orang 72,7%

4. Sebagian besar responden

bertempat tinggal sama dengan

tempat responden bekerjasebesar

37 orang 84,1%

5. Sebagian besar responden

mempunyai motivasi yang baik

sebesar 41 orang 93,2%

6. Tidak ada hubungan antara umur,

pendidikan, lama bekerja dan

tempat tinggal dengan pencapaian

cakupan ASI ekslusif

7. Ada hubungan yang signifikant

antara motivasi bidan dengan

pencapaian cakupan ASI ekslusif

10

DAFTAR PUSTAKA

Harian Analisa. Tak Mendukung ASI, Sanksi pun Menanti. Jakarta : Senin, 13 Agustus

2012

Horta Bl, Bahl R, Martines Jc, Victora Cg. Evidence on The Longterm Effects of

Breastfeeding: Systemic Review and Etaanalysis. WHO Publication (A Study

Commissioned By WHO/CAH). 2007.

Kramer, M., et al. Promotion of Breastfeeding Intervention Trial (Probit): A

Randomized Trial In The Republic of Belarus. Journal of The American

Medical Association, 285 (4): 413-420, 2001

Maryam Siti. 2012. Peran Bidan yang Kompeten terhadap Suksesnya MDGs. Jakarta :

Salemba Medika.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia nomor 1464/MENKES/X/2010

Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Roesli U. 2005. Mengenal Asi Eksklusif. Jakarta. PT Pustaka Pembangunan Swadaya

Nusantara

Roesli U. 2008. Inisiasi Menyusui Dini Plus Asi Eksklusif. Jakarta. Pustaka Bunda

Siregar, M. A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI oleh Ibu

Melahirkan, Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan

Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, USU Digital Library. 2004.

Suherni, dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Jakarta : Fitramaya.

Suradi Rulina, dkk. 2010. Indonesia Menyusui. Jakarta : Ikatan Dokter Anak

Indonesia.World Breastfeeding Trend Initiatives 2012. The State of

Breastfeeding in 51 Countries (Policy and Programmes). IBFAN and BPNI.

11

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN

(JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI CAMPAK DENGAN

KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK

DI BPM LUSY HEMAWATI MEJOBO KUDUS

RELATED KNOWLEDGE MOTHER OF MEASLES IMMUNIZATION WITH

COMPLIANCE THE PROVISION OF MEASLES IMMUNIZATION

IN THE BPM LUSY HEMAWATI MEJOBO KUDUS

Hesti Novia Rosalina1, Dini Enggar Wijayanti2, Rifa Caturiningsih3

1,2,3 Akbid Mardi Rahayu Kudus

[email protected], [email protected]

ABSTRACT

The cause of death of infants aged 0-12 months one of them meningitis (4.5%). The inci-dence of measles is still quite high, this can be prevented by immunization program against measles. Data from three mothers (60%) of 5 mothers of infants aged 9-12 months do not

know specifically measles immunization because of ignorance about the age limit measles immunization by age (9-11 months). This study design was observational method, with a

cross sectional approach. The sampling technique using total sampling. The data collection is done by using a questionnaire which was distributed in 15 respondents who have been tested for validity and reliability. The results showed that women with knowledge sufficient amount

of 46.60% and an average adherence adherent amount of 60%. Based on the statistical result obtained Spearman rho ρ = 0.001 <0.05, which means that there is a significant relationship

between maternal knowledge about the measles immunization with measles immunization compliance. Expected midwives to better improve the quality of immunization services against measles, especially in the provision of information so that the baby's mother aware of

the information submitted.

Keywords: Knowledge, Compliance, Measles.

ABSTRAK

Penyebab kematian bayi usia 0-12 bulan salah satunya meningitis (4,5%). Angka kejadian

campak masih cukup tinggi, hal ini dapat dicegah dengan program pemberian imunisasi cam-pak. Dari data 3 ibu (60%) dari 5 ibu yang mempunyai bayi usia 9-12 bulan belum menge-tahui pemberian imunisasi khususnya campak karena ketidaktahuan tentang batas usia pem-

berian imunisasi campak yaitu pada usia (9-11 bulan). Desain penelitian ini adalah metode observasional, dengan pendekatan waktu Cross Sectional. Teknik sampling menggunakan

Total Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan pada 15 responden yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu dengan pengetahuan cukup sejumlah 46,60% dan

kepatuhan rata-rata patuh sejumlah 60%. Berdasarkan hasil uji statistik sperman rho didapat-kan ρ = 0,001< 0,05 yang bermakna bahwa ada hubungan yang significant antara penge-

tahuan ibu tentang imunisasi campak dengan kepatuhan pemberian imunisasi campak. Di-harapkan bidan supaya lebih meningkatkan kualitas pelayanan imunisasi campak khususnya pada pemberian informasi sehingga ibu bayi mengerti tentang informasi yang disampaikan.

Kata Kunci: Pengetahuan, Kepatuhan, Imunisasi Campak.

12

PENDAHULUAN

Angka kematian bayi (AKB) merupa-

kan salah satu indikator penting dalam

menilai tingkat derajat kesehatan masyara-

kat (Depkes RI, 2007), sehingga

pemerintah memerlukan upaya sinergis

dan terpadu untuk menurunkan AKB di

Indonesia yang diwujudkan melalui pro-

gram Millenium Development Goals

(MDGs) tahun 2015. Pencapaian MDGs

tujuan nomor 4 adalah menurunkan angka

kematian anak. Target MDGs tahun 2015

angka kematian bayi harus turun menjadi

23/ 1000 kelahiran hidup. Di dalam men-

capai tujuan keempat MDGs, program

vaksinasi menduduki peran yang sangat

penting dan strategis (Satgas Imunisasi

IDAI, 2011).

Penyebab kematian bayi usia 0-12 bu-

lan yaitu masalah neonatal 46,2 %, Diare

15%, Pneumonia 12,7%, Kelainan Kon-

genital 5,7 %, Meningitis 4,5%, Tidak

diketahui Penyebabnya 3,7 %, Tetanus

1,7% (SDKI, 2007).

Penyakit campak merupakan salah sa-

tu penyakit infeksi penyebab kematian ba-

yi diseluruh dunia yang meningkat setiap

tahun. Penyakit ini diakibatkan oleh virus

campak, komplikasi penyakit campak an-

tara lain radang selaput otak (meningitis),

radang paru – paru, infeksi telinga (Ma-

rimbi, 2010). Pada tahun 2012 di Indone-

sia terjadi 15.987 kasus campak, 4 dian-

taranya mengalami kematian, sedangkan di

Jawa Tengah terjadi 490 kasus campak.

Lebih dari 95 % kematian akibat campak

terjadi di negara – negara berpenghasilan

penduduk rendah dengan infrastruktur

kesehatan lemah (Depkes RI, 2012).

Menurut penelitian yang dilakukan

WHO tahun 2008 Indonesia termasuk sa-

lah satu dari 47 negara penyumbang kasus

campak terbesar didunia. Dari hasil

penelitian WHO tahun 2008 didapatkan

angka absolut campak di Indonesia men-

capai 15.369 kasus (Depkes RI, 2008).

Berdasarkan riset kesehatan dasar In-

donesia tahun 2007, prevalensi nasional

campak (berdasarkan diagnosis tenaga

kesehatan dan keluhan responden) adalah

1,8% (Depkes RI, 2007). Tanpa program

imunisasi angka kejadian 93,5 per 100.000

kasus campak akan meningkatkan CFT

13

(Case Fatality Rate) (Depkes RI, 2006).

Kejadian penyakit campak sangat berkai-

tan dengan keberhasilan program

imunisasi campak. Indikator yang bermak-

na untuk menilai ukuran kesehatan

masyarakat dinegara berkembang salah

satunya adalah imunisasi campak.

Indonesia adalah termasuk katagori negara

berkembang (WHO, 2006).

Berdasarkan data yang didapatkan

Profil Kesehatan Kabupaten Kudus Tahun

2012 cakupan imunisasi campak sebanyak

15.163 bayi (97,2%) dengan angka drop

out (2,8 %). Sedangkan di BPM Lusy

Hemawati Mejobo Kudus angka cakupan

campak tahun 2013 adalah 141 dari 218

bayi (64,6%). Angka ini masih tergolong

rendah dibandingkan angka cakupan

imunisasi campak tahun 2012 sebanyak

170 dari 234 bayi (72,6%). Berdasarkan

dari hasil wawancara yang dilakukan

peneliti di BPM Lusy Hemawati Mejobo

Kudus bahwa 3 (60%) dari 5 ibu yang

mempunyai bayi usia 9-12 bulan belum

mengetahui pemberian imunisasi khu-

susnya campak karena ketidaktahuan ten-

tang batas usia pemberian imunisasi cam-

pak yaitu pada usia (9-11 bulan).

METODE

Desain penelitian dengan metode ob-

servasional dengan pendekatan waktu

yang bersifat cross sectional. Variabel in-

dependent dalam penelitian ini adalah

pengetahuan ibu tentang imunisasi cam-

pak,sedangkan variabel dependent adalah

kepatuhan pemberian imunisasi campak.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha: ada hubungan yang signifikan antara

pengetahuan ibu tentang imunisasi

campak dengan kepatuhan pemberian

imunisasi campak. 𝛼 ≤ 0,05 artinya

Ha diterima

Ho: tidak ada hubungan yang signifikan

antara pengetahuan ibu tentang

imunisasi campak dengan kepatuhan

pemberian imunisasi campak. 𝛼 ≥

0,05 artinya H0 diterima

Teknik sampling yang digunakan ada-

lah total sampling. Pengumpulan data

menggunakan kuesioner yang dibagikan

14

pada 15 responden. Analisa data yang

digunakan menggunakan analisa univariat

dan bivariatmenggunakan uji statistik

spearmen rho.

HASIL DAN BAHASAN

A. HASIL

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu

Tabel 1.1Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu

Karakteristik Jumlah Prosentase (%)

Rendah 5 33,33

Sedang 10 66,66

Total 15 100

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu

Tabel 1.2Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Ibu

Karakteristik Jumlah Prosentase (%)

Ibu Rumah Tangga 4 27

Buruh Pabrik 9 60

Karyawan Swasta 2 13

Total 15 100

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu

Tabel 1.3Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu

Karakteristik Jumlah Prosentase (%)

20-30 Tahun 11 73,30

30-40 Tahun 4 26,60

Total 15 100

4. Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak

Tabel 1.4Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak

Kriteria Jumlah Prosentase (%)

Baik 5 33,30

Cukup 7 46,60 Kurang 3 20

Total 15 100

15

5. Kepatuhan Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Campak

Tabel 1.5Kepatuhan Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Campak

Kepatuhan Jumlah Prosentase (%)

Diberikan usia (9-12 bulan) 9 60

Diberikan usia (12-15 bulan) 6 40

Total 15 100

6. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak Dengan Kepatu-

han Pemberian Imunisasi Campak.

Tabel 1.6Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak Dengan Kepatuhan Pemberian Imunisasi Campak

Tingkat

Pengetahuan

Kepatuhan Pemberian Imunisasi Campak ρ value

Patuh % Tidak Patuh % Jumlah %

Baik 5 33,30 0 0 5 33,30

Cukup 4 26,60 3 20 7 46,60 0,001

Kurang 0 0 3 20 3 20

Jumlah 9 60 6 40 15 100

B. BAHASAN

1. Pengetahuan Ibu Tentang

Imunisasi Campak

Sebagian besar responden

memiliki tingkat pengetahuan cukup

46,60% tingkat pengetahuan baik

33,30% sedangkan tingkat penge-

tahuan kurang sebanyak 20 %. Hal

ini dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor diantaranya adalah tingkat

pendidikan, pekerjaan responden dan

umur ibu. Berdasarkan karakteristik

responden sebagian besar dari ting-

kat pendidikan sedang yaitu (SMA)

sebanyak 10 (66,60%), berpendidi-

kan tingkat rendah yaitu (SMP)

sebanyak 3 (20 %) orang dan yang

berpendidikan (SD) sebanyak 2 (13

%) orang.

Menurut pendapat Wawan, 2010

Pendidikan diperlukan untuk

mendapat informasi misalnya hal –

hal yang menunjang kesehatan se-

hingga dapat meningkatkan kualitas

hidup. Pendidikan dapat

12

mempengaruhi seseorang termasuk

juga perilaku seseorang akan pola

hidup terutama dalam memotivasi

untuk sikap perperan serta dalam

pembangunan (Nursalam, 2003) pa-

da umumnya semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang, semakin mu-

dah menerima informasi. Sebagian

ibu berpendidikan sekolah menengah

atas ini mempermudah dalam ibu

menerima informasi mengenai

imunisasi campak sesuai dengan

jadwal pemberian pada umur 9-12

bulan. Pekerjaan ibu juga dapat

mempengaruhi pengetahuan, Ber-

dasarkan hasil penelitian, responden

banyak yang bekerja sebagai ( Bu-

ruh Pabrik) sebanyak 9 (60%) orang

dan yang bekerja sebagai (Ibu Ru-

mah Tangga) sebanyak 4 (27%)

orang, serta yang bekerja sebagai

(karyawan swasta) sebanyak 2 (13%)

orang. Menurut Thomas yang

dikutip oleh Nursalam (2003),

Pekerjaan adalah kewajiban yang ha-

rus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupan dan ke-

hidupan keluargannya. Sedangkan

bekerja umumnya menyita waktu

dan bekerja bagi ibu- ibu akan

mempunyai pengaruh dalam ke-

hidupan keluarga. Dengan pekerjaan

ibu yang sebagian besar bekerja se-

bagai buruh pabrik umumnya me-

nyita waktu dan berpengaruh ke-

hidupan keluarga terutama dalam

kondisi fisik ibu yang kelelahan

setelah bekerja. Berdasarkan data

karakteristik responden umur ibu

dapat dilihat bahwa umur ibu

terbanyak yaitu umur 20-30 tahun

sebanyak 11 (73,30%) orang, umur

ibu (20-40 tahun) sebanyak 4

(26,3%) orang. Usia adalah umur in-

dividu yang terhitung mulai saat

dilahirkan sampai saat berulang ta-

hun semakin cukup umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang

akan lebih matang dalam berfikir

dan bekerja. Pada usia 20-30 tahun

13

adalah usia reproduktif yang

memungkinkan ibu masih bekerja .

Menurut Notoatmodjo (2003),

Pengetahuan adalah merupakan hasil

“tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap

suatu obyek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manu-

sia yakni penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia di-

peroleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan itu sendiri adalah hal

yang penting bagi manusia, yang

dapat merubah persepsi mengenai

suatu hal. Dengan pengetahuan yang

dimilikinya diharapkan seorang ibu

akan dapat meningkatkan dan ber-

peran aktif dalam pemberian

imunisasi guna untuk meningkatkan

kesehatan bayi, dan mempunyai si-

kap untuk mendorong ke arah per-

ilaku kesehatan.

2. Kepatuhan Ibu Terhadap Pem-

berian Imunisasi Campak

Berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan menunjukkan bahwa

15 responden yang diambil dalam

penelitian ini sebagian besar patuh

terhadap pemberian imunisasi cam-

pak sejumlah 60% sedangkan re-

sponden yang tidak patuh adalah

sebesar 40%. Kepatuhan sendiri di-

pengaruhi oleh 4 faktor : Dukungan

profesional kesehatan sangat diper-

lukan untuk meningkatkan kepatu-

han, contoh yang paling sederhana

dalam hal dukungan tersebut adalah

dengan adanya teknik komunikasi.

Komunikasi memegang peranan

penting karena komunikasi yang

baik diberikan oleh profesional

kesehatan baik dokter / perawat

dapat menanamkan ketaatan bagi

pasien pada imunisasi campak pem-

berian informasi yang jelas

mengenai imunisasi campak dapat

dikomunikasikan sehingga ibu

benar-benar mengerti apa yang

disampaikan oleh bidan.

14

Dukungan sosial yang dimaksud

adalah keluarga. Keluarga turut

mempengaruh terhadap kepatuhan

karena dukungan yang perilaku

sehat sangat diperlukan agar

meningkatkan motivasi untuk pem-

berian imunisasi campak.

Perilaku sehat bisa meningkatkan

taraf hidup sehat pada keluarga salah

satunya adalah pencegahan penyakit

campak dengan pemberian imunisasi

campak pada bayi usia 9- 12 bulan.

Pemberian informasi yang jelas pada

pasien, pada ibu yang mempunyai

bayi umur 9 -12 bulan adah waktu

yang tepat untuk pemberian

imunisasi campak hal ini harus

disampaikan secara jelas oleh tenaga

kesehatan kepada ibu diharapkan ibu

benar – benar mengerti informasi

yang disampaikan.

Sedangkan faktor yang

mempengaruhi ketidakpatuhan ibu

dalam pemberian imunisasi campak

salah satunya adalah Pemahaman

tentang sesuatu. Dalam penelitian ini

rata-rata faktor yang mempengaruhi

ketidakpatuhan ibu memberikan

imunisasi campak dengan tepat wak-

tu sesuai anjuran yaitu pada usia (9-

11 bulan) adalah karena ketidakta-

huan ibu tentang batasan pemberian

imunisasi campak yaitu pada usia (9-

11 bulan), karena keadaan bayi pada

saat usia (9-12 bulan) dalam keadaan

3. Hubungan Antara Pengetahuan

Ibu Tentang Imunisasi Campak

Dengan Kepatuhan Pemberian

Imunisasi Campak.

Berdasarkan hasil uji statistik

sperman rho didapatkan ρ = 0,001<

0,05 yang bermakna bahwa ada hub-

ungan yang significant antara penge-

tahuan ibu tentang imunisasi campak

dengan kepatuhan pemberian

imunisasi campak.

Hal ini dimungkinkan karena

ada beberapa faktor dari tingkat

pengetahuan responden yaitu pen-

didikan, pekerjaan, umur sehingga

15

dapat mempengaruhi ibu terhadap

pemberian imunisasi campak pada

bayi.

Pengetahuan ibu terhadap

imunisasi campak berpengaruh

secara signifikan terhadap kepatuhan

pemberian imunisasi campak hal ini

dapat dilihat dari pengetahuan ibu

yang dipengaruhi oleh faktor tingkat

pendidikan, pekerjaan dan umur ibu

menjadi faktor internal yang cukup

berpengaruh terhadap kepatuhan da-

lam pemberian informasi yang jelas

mengenai imunisasi campak khu-

susnya ketepatan terhadap pem-

berian imunisasi campak pada bayi

usia (9-12 bulan).

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Ada hubungan yang signif-

ikan antara pengetahuan ibu ten-

tang imunisasi campak dengan

kepatuhan pemberian imunisasi

campak di BPM Lusy Hemawati

Mejobo Kudus dengan ρ value

0,001 (0,001 < 0,05.

B. SARAN

Diharapkan dapat memberikan

imunisasi campak sesuai dengan

jadwal pemberian imunisasi cam-

pak pada bayi usia 9-11 bulan.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. Survei Demografi dan Kesehatan indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan; 2012.

16

Fatimah, Rajab W, Fauziah. Langkah mudah membuat usulan proposal KTI dan laporan hasil KTI. Jakarta: CV. Trans Info Media; 2009. h. 10; 29.

Hidayat, Aziz Alimul. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba

Medika; 2007.

Marimbi, Hanum. Tumbuh Kembang, Status Gizi, Dan Imunisasi Sasar Pada Balita. Yogya-karta: Nuha Medika; 2010.

Notoatmodjo. Meteodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.

Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salem-

ba Medika; 2008. Profil Kesehatan Kabupaten Kudus Tahun 2011.

Profil Kesehatan Kabupaten Kudus Tahun 2012.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012.

Proverawati, Atikah. Andhini, Citra Setyo Dwi. Imunisasi Dan Vaksinasi. Yogyakarta: Nuha

Offset; 2010. Santosa, Singgih. SPSS Versi 10. Jakarta: Elex Media Komputindo; 2004.

Satgas Imunisasi IDAI. Pedoman Imunisasi Indonesia. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter

Anak Indonesia; 2011.

Syakira, Ghana. KonsepKepatuhan. 2009 [Diakses tanggal 2 Januari 2013]. Didapat dari: http://syakirablogspot.com/2009/01/konsep-kepatuhan.

Wawan A, Dewi. Teori Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta:

Nuha Medika; 2010.

17

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN

(JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG

FIBROADENOMA MAMMAE DI SMA MASEHI KUDUS

KNOWLEDGE LEVEL CLASS XI OF YOUNG WOMEN ABOUT FIBROADENOMA

MAMMAE IN SMA MASEHI KUDUS

Linda Puspita Jati1, Ika Sari Kristiani2, Dewi Endah Kusumaningtyas3

1,2,3 Akbid Mardi Rahayu Kudus

[email protected], [email protected]

ABSTRACT

Breast fibroadenoma is a benign tumor that occurs in the breast, bounded clear and shaped lump

that can be moved. It usually occurs in young women, are in their teens or around 20-25 years

and rarely in women after menopause. Data from the Jakarta Breast Center Clinic showed that of

the 2,495 patients who came in 2001-2002, 79% had a benign tumor and only 14% were

suffering from cancer. The reason fibroma common in teenagers because teenagers are prone to

stress or depression and implementation of diet or weight loss whereas, the predisposing factors

of breast fibroadenomas include stress, diet, gender and age. The purpose of this research is to

determine the level of knowledge about the eleventh grade girls in high school mammary

fibroadenomas in SMA Masehi Kudus. The research method used is descriptive method with

cross sectional approach. Measuring instrument used was a questionnaire distributed to 35

students of class XI daughter in high school Masehi Kudus. Results of research data obtained

good knowledge of FAM 28.6%, just 40% and less than 31, 4%. So the conclusion is knowledge

about the eleventh grade girls FAM enough so it is advisable to be able to provide counseling or

add courses on adolescent reproductive health in high school.

Keywords: Awareness, Youth, breast fibroadenoma

ABSTRAK Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang terjadi pada payudara, berbatas jelas dan

berbentuk benjolan yang dapat digerakkan. Biasanya terjadi pada wanita usia muda, yaitu pada

usia remaja atau sekitar 20 – 25 tahun dan jarang terdapat pada wanita setelah menopause. Data

dari Jakarta Breast Center Klinik menunjukkan bahwa dari 2.495 pasien yang datang pada tahun

2001-2002, 79 % menderita tumor jinak dan hanya 14 % yang menderita kanker. Alasan fibroma

sering terjadi pada remaja karena remaja mudah mengalami stres atau depresi dan pelaksanaan

diet atau penurunan berat badan sedangkan, faktor predisposisi dari fibroadenoma mammae

diantaranya stres, diet, jenis kelamin dan faktor usia. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk

mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas XI tentang fibroadenoma mammae di SMA

Masehi Kudus. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan

waktu cross sectional. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang dibagikan pada 35 siswa

putri kelas XI di SMA Masehi Kudus. Hasil penelitian didapatkan data pengetahuan tentang

FAM baik 28,6%, cukup 40% dan kurang 31, 4%. Jadi kesimpulannya adalah pengetahuan

18

remaja putri kelas XI tentang FAM cukup sehingga, disarankan untuk dapat memberikan

penyuluhan atau menambahkan mata pelajaran tentang kesehatan reproduksi remaja di SMA.

Kata kunci : Pengetahuan, Remaja, Fibroadenoma mammae

PENDAHULUAN

Data dari Jakarta Breast Center, Klinik

di Jakarta, menunjukkan bahwa dari 2.495

pasien yang datang pada tahun 2001-2002,

ternyata 79 % menderita tumor jinak dan

hanya 14 % yang menderita kanker. Laporan

lainnya, dari New South Wales Breats

Cancer Institute, fibroadenoma umumnya

terjadi pada wanita dengan usia 21–25 tahun

dan kurang dari 5% yang terjadi pada usia di

atas 50 tahun. Angka prevalensi

fibroadenoma terjadi pada lebih dari 9%

populasi wanita. Laporan dari Western

Breast Services Alliance menyatakan bahwa

fibroadenoma terjadi pada wanita dengan

umur antara 15 sampai 25 tahun, dan

prevalensinya mencapai 15% dalam hidup

wanita (Hosanah, 2012).

Fibroadenoma lebih sering menyerang pada

remaja dikarenakan pada masa ini remaja

mudah mengalami stres atau depresi,

melakukan diet ketat untuk menurunkan

berat badan serta adanya hormon estrogen

yang meningkat aktif. Sementara itu,

disebutkan bahwa faktor predisposisi dari

fibroadenoma mammae diantaranya stres,

diet, jenis kelamin dan faktor usia (Rukiyah,

2012).

Menurut Wilson dalam bukunya

Christoper_Davis, Fibroadenoma mammae

adalah tumor jinak yang terjadi pada

payudara, berbatas jelas dan berbentuk

benjolan yang dapat digerakkan. Biasanya

terjadi pada wanita usia muda, yaitu pada

usia remaja atau sekitar 20 – 25 tahun.

Tumor ini dapat berbentuk siliter atau

multipel, gampang digerakkan, berbentuk

licin atau lobilated, sama sekali bebas dari

jaringan sekitarnya dan berubah-ubah

besarnya dengan siklus haid (Ai Yeyeh,

2012).

19

Fibroadenoma atau yang biasa dikenal

dengan tumor payudara membuat kaum

wanita terutama remaja merasa cemas

tentang keadaan pada dirinya. Terkadang

mereka beranggapan bahwa tumor ini adalah

sama dengan kanker padahal, yang perlu

ditekankan dalam hal ini adalah kecil

kemungkinan fibroadenoma ini berubah

menjadi kanker (Ai Yeyeh, 2012).

Hasil penelitian Hosanah (2010) di

SMA 2 Semarang yang mengambil 72 siswi

kelas XI menyimpulkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara tingkat

pengetahuan dengan tindakan deteksi dini

fibroadenoma mammae. Penelitian ini

dilakukan dipusat kota dengan tingkat

ekonomi siswa menengah keatas sehingga,

besar kemungkinan siswa untuk lebih

banyak mengkonsumsi makanan cepat saji.

Makanan cepat saji ini biasanya

mengandung lemak yang tinggi dan banyak

bahan pengawet yang merupakan bahan

karsinogenik yang diduga sebagai salah satu

penyebab tumor payudara (Sarwono,2001).

Berdasarkan uraian dan hasil penelitian

diatas peneliti tertarik untuk melaksanakan

penelitian sejenis dengan metode deskriptif

di SMA Masehi Kudus yang juga

merupakan sekolah yang terletak dipusat

kota dimana mayoritas siswa mempunyai

ekonomi menengah keatas ang kemungkinan

juga menyukai olahan cepat saji karena, dari

hasil studi pendahuluan dengan metode

wawancara dari 5 siswa dan 1 guru BK di

SMA Masehi Kudus menyampaikan bahwa

mayoritas siswa suka mengkonsumsi

masakan cepat saji. Oleh karena itu, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian yang

dituangkan dalam judul “Tingkat

Pengetahuan Remaja Kelas XI Tentang

Fibroadenoma Mammae Di SMA Masehi

Kudus”.

20

METODE

Desain penelitian yang digunakan

adalah deskriptif. Tenik pengumpulan data

ini adalah data primer menggunakan

kuesioner yang sudah diuji validitas dan

reliabilitasnya. Subyek penelitian diambil

dari keseluruhan populasi sejumlah 35 siswi

kelas XI SMA Masehi Kudus. Teknik

analisa data yang digunakan adalah analisa

univariat.

HASIL DAN BAHASAN

A. HASIL

1. Karakteristik Responden

a. Karakteristik responden menurut umur

Tabel 1.1 Distribusi Menurut Umur

Umur Frekuensi Persentase

16 tahun 23 65,7%

17 tahun 12 34,3%

Jumlah 35 100%

b. Responden berdasarkan sumber informasi.

Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Mendapatkan Sumber Informasi tentang

Fibroadeanoma Mammae

Informasi Tentang

Firboadenoma Mammae Frekuensi Persentase

Guru/Teman/Keluarga 10 28,6%

Koran/Majalah/Internet 6 17,1%

Belum Pernah 19 54,3%

Jumlah 35 100%

c. Responden menurut pengalaman tentang Fibroadenoma Mammae.

Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi Pengalaman tentang

Fibroadenoma Mammae

Informasi Tentang

Firboadenoma Mammae Frekuensi Persentase

Punya 5 14,3%

Tidak punya 30 85,7%

Jumlah 35 100%

21

2. Tingkat pengetahuan remaja tentang Fibroadenoma Mammae

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Fibroadenoma Mammae adalah

sebagai berikut:

Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Kriteria Frekuensi Persentase

Baik 10 28,6%

Cukup 14 40%

Kurang 11 31,4%

Jumlah 35 100%

B. BAHASAN

Persentase terbanyak yaitu siswa

dengan pengetahuan cukup (40%).

Hal tersebut dimungkinkan terjadi

karena berdasarkan karakteristik

responden hanya sebagian kecil saja

mahasiswa yang sudah mendapat

informasi serta pengalaman tentang

fibroadenoma karena, seperti kita

ketahui bahwa pengetahuan

seseorang dapat dipengaruhi oleh

faktor informasi dan pengalaman

(wahit, 2010). Selain data penelitian

peneliti juga melakukan wawancara

terhadap mahasiswa yang sudah

pernah mendapat informasi tentang

fibroadenoma ternyata didapatkan

hasil pengetahuan mereka tentang

fibroadenoma hanya secara umum

saja yaitu benjolan yang terdapat

dipayudara dan dapat membesar lalu

harus dilakukan operasi di Rumah

sakit.

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Sebagian besar responden

berpengetahuan cukup yaitu 14

responden (40%) tentang

Fibroadenoma Mammae.

22

B. SARAN

Diharapkan supaya SMA dapat

meningkatkan pengetahuan remaja

tentang kesehatan reproduksi yang

salah satunya fibroadenoma

mammae dengan cara mengadakan

kerjasama dengan institusi kesehatan

untuk memberikan penyuluhan atau

tambahan pelajaran melalui mata

kuliah.

DAFTAR PUSTAKA

Apriyanthi Hosanah. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Dengan Tindakan

Deteksi Dini Fibroadenoma Mammae Di SMA Negeri 2 Semarang. Semarang:

Universitas Muhammadiyah Semarang; 2012

Hidayat Aziz Alimul.metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba

Medika; 2007

Mansyur Herawati. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika; 2009

Mubarak Wahit Iqbal. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika; 2011

Notoatmodjo Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2005

Nugroho Taufan. ASI dan Tumor Payudara. Yogyakarta: Nuha Medika; 2011

Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika; 2008

Prawirohardjo Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;

2001

Rukiyah Ai Yeyeh, Yulianti Lia. Asuhan Kebidanan IV Patologi. Jakarta: CV. Trans Info Media;

2012

Widyastuti Yani, Rahmawati Anita, Purnamaningrum Yuliastika Eka. Kesehatan Reproduksi.

Yogyakarta: Fitramaya; 2009

Yohana, Yovita, Yesica. Kehamilan & Persalinan. Jakarta: Garda Medika; 2011

23

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN

(JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG METODE KONTRASEPSI

HORMONAL DI RB SAYANG IBU UNDAAN LOR KUDUS

LEVEL OF KNOWLEDGE ABOUT POSTPARTUM MOTHER HORMONAL

CONTRACEPTION METHOD IN RB SAYANG IBU UNDAAN LOR KUDUS

Lusiana Dewi 1, Kudarti 2, Reny Siswanti 3

1,2,3 Akbid Mardi Rahayu Kudus

[email protected], [email protected]

ABSTRACT

The background of this research is related to the high rate of population growth is not

accompanied by peningkatakan quality of the population (Hand, 2011) so that the necessary

government program that is able to overcome it. One of the programs the government is planning

programs in which the program can not be separated from the involvement of midwife services.

One of the existing program is to provide services of hormonal contraception. The purpose of

this study to determine the level of knowledge of puerperal women about hormonal

contraception in RB Sayang Ibu Undaan Lor Kudus. Using descriptive research design.

Collecting data using questionnaires. Samples that there were a number 30 puerperal women

with accidental sampling technique sampling. The results, the majority of postpartum mothers

less knowledgeable that 18 respondents (60%) of the hormonal contraceptive methods so that,

hopefully midwives can improve the quality of services, especially providing counseling on

hormonal contraceptive methods starting from third trimester pregnant women.

Keywords: Knowledge ,Postpartum, Hormonal Contraception Methods

ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini berkaitan dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk tidak

diiringi dengan peningkatakan kualitas penduduk (Handayani, 2011) sehingga diperlukan

program pemerintah yang mampu mengatasi hal tersebut. Salah satu program pemerintah

tersebut adalah program KB yang mana program ini tidak terlepas dari keterlibatan pelayanan

bidan. Salah satu program yang ada adalah dengan memberikan pelayanan alat kontrasepsi

hormonal. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang alat

kontrasepsi hormonal di RB Sayang Ibu Undaan Lor Kudus. Menggunakan desain penelitian

deskriptif. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Sampel yang ada sejumlah 30 ibu nifas

dengan teknik sampling accidental sampling. Hasil penelitian didapatkan Sebagian besar ibu

nifas berpengetahuan kurang yaitu 18 responden (60%) tentang metode kontrasepsi hormonal

24

sehingga, diharapkan bidan dapat meningkatkan kualitas pelayanan khususnya pemberian

konseling tentang metode kontrasepsi hormonal mulai dari ibu hamil trimester III.

Kata Kunci : Pengetahuan Ibu Nifas, Metode Kontrasepsi Hormonal

PENDAHULUAN

Masalah utama yang sedang dihadapi

negara yang sedang berkembang termasuk

Indonesia adalah tingginya laju

pertumbuhan penduduk, kurang

seimbangnya penyebaran penduduk dan

standart umum penduduk. Menurut BPS

(Badan Pusat Statistik) jumlah penduduk

Indonesia pada tahun 2010 tercatat 237 juta

jiwa dan daerah Provinsi Jawa Tengah pada

tahun 2010 tercatat 32.380.687 jiwa

sedangkan, Dinas Kesehatan Kabupaten

Kudus tahun 2012 data jumlah seluruh

penduduk kudus yaitu sebanyak 791,891

jiwa serta data jumlah penduduk di

kecamatan undaan sebanyak 70,481 jiwa

(BPS Jawa Tengah, 2010). Persentase

pertumbuhan penduduk 1, 64 % dan Total

Fertility Rate (TFR) 2,6 %. Berdasarkan dari

segi kuantitas jumlah penduduk Indonesia

cukup besar tetapi dari sisi kualitas melalui

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

kondisinya sangat memprihatinkan karena

dari 117 negara, Indonesia berada pada

posisi ke 108 IPM-nya (Handayani, 2011).

Untuk mengatasi hal tersebut

pemerintah mengadakan satu program yaitu

program keluarga berencana. Program ini

bertujuan untuk menekan jumlah penduduk

sehingga, kualitas hidup masyarakat

Indonesia dapat meningkat. Data jumlah

peserta KB baru dan KB aktif di kecamatan

undaan dengan jumlah PUS (pasangan usia

subur) sebanyak 5,118 jiwa dari jumlah

seluruh PUS kudus sebanyak 137,802 jiwa

dengan peserta KB baru sebanyak 1,150

jiwa atau 22,5 % dari 20,943 jiwa dan

jumlah KB aktif sebanyak 4,147 jiwa atau

81,0 % dari 112,575 jiwa. Pengguna metode

25

kontrasepsi hormonal yang meliputi suntik

sebanyak 2,160 jiwa atau 52,1 %, pil

sebanyak 1,395 jiwa atau 33,8 %, implant

215 jiwa atau 5,2 %, dan IUD sebanyak 117

jiwa atau 2,8 %.

Program pemerintah tersebut tidak

terlepas dari keterlibatan pelayanan tenaga

kesehatan salah satunya adalah bidan.

Dalam hal ini bidan juga ikut berperan

dalam mensukseskan program tersebut

dengan memberikan pelayanan KB

hormonal antara lain pil KB, suntik,

kontrasepsi dalam rahim (AKDR), dan

kontrasepsi bawah kulit (AKBK). Peran

bidan dapat mulai dilakukan pada saat ibu

hamil trimester III dan saat nifas dengan

melakukan pendekatan dalam bentuk

konseling.

Dari uraian diatas maka penulis tertarik

untuk mengambil kasus keluarga berencana

dalam judul ”Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas

Tentang Metode Kontrasepsi Hormonal di

RB Sayang Ibu Undaan Lor Kudus”.

METODE

Desain penelitian yang digunakan

adalah deskriptif. Tenik pengumpulan data

ini adalah data primer menggunakan

kuesioner. Sampel penelitian sejumlah 30

dengan teknik sampling non probability

sampling dengan metode accidental

sampling. Teknik analisa data yang

digunakan adalah analisa univariat

HASIL DAN BAHASAN

A. HASIL

1. Karakteristik Responden

a. Karakteristik responden menurut umur

Tabel 1.1 Distribusi Menurut Umur

Karakteristik Frekuensi Persentase

< 20 Tahun

20 – 35 Tahun

>35 Tahun

4

25

1

13,33%

83,34%

3,33%

Jumlah 30 100%

26

b. Responden berdasarkan jenjang pendidikan.

Tabel 1.2 Distribusi Menurut Jenjang Pendidikan

Karakteristik Frekuensi Persentase

Dasar

Menengah

Tinggi

14

12

4

46,67%

40%

13,33%

Jumlah 30 100%

c. Responden berdasarkan jenis pekerjaaan.

Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi Menurut Jenis Pekerjaan

Karakteristik Frekuensi Persentase

IRT (tidak bekerja)

Buruh

Wiraswasta

Swasta

Guru

11

8

5

3

3

36,66%

26,67%

16,67%

10%

10%

Jumlah 30 100%

d. Responden berdasarkan paritas

Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi Menurut Paritas

Paritas Frekuensi Persentase

Primipara

Multipara

13

17

43,33%

56,67%

Jumlah 30 100%

e. Responden berdasarkan sumber informasi

Tabel 1.5 Distribusi Frekuensi Menurut Sumber Informasi

Karakteristik Frekuensi Persentase

Bidan / tenaga kesehatan

Orang tua / keluarga

Media masa

Teman / tetangga

24

4

1

1

80%

13,34%

3,33%

3,33%

Jumlah 30 100%

2. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang metode kontrasepsi hormonal

Tabel 1.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase

Baik

Cukup

Kurang

8

4

18

26,67%

13,33%

60%

Jumlah 30 100%

B. BAHASAN

Persentase terbanyak yaitu ibu

nifas dengan pengetahuan kurang

(60%). Hal tersebut dikarenakan oleh

beberapa hal antara lain: 1. Tingkat

pendidikan ibu terbanyak adalah

dasar (46,67%) karena tidak dapat

27

dipungkiri bahwa semakin tinggi

tingkat pendidikan seseorang,

semakin mudah menerima informasi

dan pada akhirnya pengetahuan yang

dimilikinya akan semakin banyak

(Mubarak, 2011), 2. Berdasarkan

umur rata-rata ibu nifas tersebut

sudah berada pada rentang usia yang

disebut dewasa (20-35 tahun) dan

juga sebagian besar adalah multipara

sehingga dapat diasumsikan bahwa

sudah memiliki pengalaman yang

baik tentang alat kontrasepsi

hormonal akan tetapi kenapa hasil

pengetahuannya masih rendah

mungkin karena ibu sebagian besar

juga ibu rumah tangga yang jarang

sekali untuk mengakses informasi

tentang kesehatan (khususnya alat

kontrasepsi hormonal), mereka

sebagian besar hanya mengandalkan

informasi yang diberikan oleh bidan

sehingga hal tersebut sesuai dengan

teori Mubarak (2011) bahwa salah

satu faktor yang mempengaruhi

pengetahuan adalah informasi

dimana kemudahan memperoleh

informasi dapat mempercepat

seseorang memperoleh pengetahuan

baru.

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Sebagian besar ibu nifas

berpengetahuan kurang yaitu 18

responden (60%) tentang metode

kontrasepsi hormonal.

B. SARAN

Diharapkan profesi bidan dalam

menjalankan tugas dapat lebih

meningkatkan kualitas pelayanan

khususnya pemberian konseling

tentang metode kontrasepsi

hormonal mulai dari ibu hamil

trimester III dan mengajarkan

masyarakat untuk lebih proaktif

dalam menerima pengetahuan

tentang kontrasepsi.

28

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati Eny, dkk. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia

Alimul, Aziz. 2007. Metode Penelitian Kebidanan & Tehnik Analisis Data. Jakarta: Salemba

Medika.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Hidayat, Asri dkk. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: MITRA CENDIKIA

Mubarak, Wahit Iqbal. 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Notoadmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Notoadmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam.2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman

Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Wiknojosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka: Jakarta.

Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: YBP-SP

KEPMENKES NO. 369/ MENKES/ SK/ III/ 2007 TENTANG STANDAR PROFESI BIDAN

29

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN

(JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PIL ORAL KOMBINASI DI BPS

SUMIATI GRIBIG KUDUS

LEVEL OF KNOWLEDGE POSTPARTUM ABOUT PIL ORAL COMBINATION IN BPS SUMIATI GRIBIG KUDUS

Oktorida Muktianingsih 1, Kudarti 2 , Ika Sari Kristiani 3

1,2,3 Akbid Mardi Rahayu Kudus

[email protected], [email protected]

ABSTRACT

Family planning is an action to help individuals or couples to get certain objectives such as

setting the interval between pregnancies, birth control current time in relation to the age of

husband and wife, determine the number of children in the family. One type of effective

contraception is a pill Oral Combination. At BPS Sumiati Oral Combination Pill was ranked

third with the highest number of respondents so Counseling about Oral Contraceptive Pill

Combination particularly crucial given the postpartum mother especially regarding indications

and contraindications Oral pill combination. One contraindication is a nursing mother. In

addition, knowledge of mothers about Oral pill combination is necessary to avoid the incidence

of drop out or failure to use Oral pill combination of not knowing the side effects.

The purpose of this study was to determine the level of knowledge of postpartum mothers about

Oral pill combination.

The research uses descriptive method with cross sectional approach. The sampling technique

used is total sampling, with a sample of 22 respondents.The results showed the level of

knowledge of postpartum mothers about Oral combination pills in a category quite as many as 14

respondents (70%).

Advice given to the health service is to increase knowledge by providing health education on

contraceptive services for women. Postpartum mothers can increase their knowledge of ways

berkontrasepsi is right for him or for her baby through the mass media or actively ask health

professionals.

Keywords:Level of knowledge l, Post partum , Oral Pill Combination.

30

ABSTRAK Keluarga Berencana adalah suatu tindakan untuk membantu individu atau pasangan suami istri

untuk mendapatkan tujuan tertentu seperti mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri, menentukan jumlah anak dalam

keluarga. Salah satu jenis kontrasepsi efektif adalah Pil Oral Kombinasi. Di BPS Sumiati Pil Oral

Kombinasi menduduki peringkat ke-3 dengan jumlah responden terbanyak sehingga Konseling

tentang cara Kontrasepsi khususnya Pil Oral Kombinasi sangat penting diberikan pada ibu nifas

terutama mengenai indikasi dan kontraindikasi Pil Oral Kombinasi. Salah satu kontraindikasi

adalah ibu yang menyusui. Selain itu, pengetahuan ibu tentang Pil Oral Kombinasi sangat

diperlukan untuk menghindari kejadian drop out ataupun kegagalan menggunakan Pil Oral

Kombinasi akibat tidak mengetahui efek sampingnya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang Pil Oral

Kombinasi.

Penelitian yang digunakan menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan

Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan secara total sampling, dengan

sampel sebanyak 22 responden.

Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang Pil Oral Kombinasi dalam

kategori cukup yaitu sebanyak 14 responden (70%).

Saran yang diberikan untuk tempat pelayanan kesehatan adalah meningkatkan pengetahuan

dengan memberikan Pendidikan kesehatan tentang pelayanan kontrasepsi bagi ibu nifas. Ibu

nifas dapat meningkatkan pengetahuan mereka tentang macam cara berkontrasepsi yang tepat

untuk dirinya maupun bagi bayinya melalui media massa atau aktif bertanya pada tenaga

kesehatan.

Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Ibu nifas, Pil Oral Kombinasi.

PENDAHULUAN

Keluarga Berencana adalah suatu

tindakan untuk membantu individu atau

pasangan suami istri untuk mendapatkan

tujuan tertentu, menghindari kelahiran yang

tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran

yang memang diinginkan, mengatur interval

diantara kehamilan, mengontrol waktu saat

kelahiran dalam hubungan dengan umur

suami istri, menentukan jumlah anak dalam

keluarga (Hartanto, 2004; h. 27). Dengan

KB ibu dapat terhindar dari 4 terlalu yaitu :

terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak dan

terlalu dekat jaraknya. Secara umum tujuan

KB adalah mewujudkan keluarga kecil

bahagia sejahtera yang menjadi dasar

terwujudnya masyarakat yang sejahtera

melalui pengendalian kelahiran dan

pertumbuhan penduduk Indonesia (Hanifa,

31

2008; h. 902). Dengan tidak mengikuti

gerakan KB akan terjadi kegagalan dalam

ber KB yang menimbulkan masalah pada

bidang pendidikan, lapangan kerja, masalah

perumahan dan tempat tinggal, masalah gizi

dan pangan, memburuknya lalu lintas, dan

gangguan ketertiban dan keamanan

(Manuaba, 1998).

Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang

menjadi pilihan dan merupakan salah satu

bagian dari program KB Nasional saat ini

adalah Pil Oral Kombinasi (POK). Pil Oral

Kombinasi adalah jenis KB pil dan

merupakan salah satu alat kontrasepsi yang

sangat efektif, tidak mengganggu senggama

atau hubungan suami istri, aman,

reversibilitas tinggi. Syarat – syarat yang

harus dipenuhi oleh suatu metode

kontrasepsi yang baik adalah aman, dapat

diandalkan, sederhana, murah dapat diterima

oleh orang banyak, pemakaian jangka

panjang namun sampai saat ini belum ada

suatu metode kontrasepsi yang benar – benar

100% ideal (Hartanto, 2004; h : 36). Begitu

juga dengan akseptor Pil Oral Kombinasi

yang dapat mengalami efek samping antara

lain perubahan pola haid, kenaikan berat

badan, mual, hipertensi, sakit kepala,

payudara terasa penuh, keputihan dan

kegagalan (Hartanto, 2004; h : 109-110).

Pada dasarnya prinsip pemilihan KB ini

sangat penting karena tidak hanya mencakup

pemakaian KB, tetapi juga metode

pengendalian kelahiran yang paling sesuai

dengan kondisi khusus dari pasangan.

Pemilihan tersebut tidak dapat dilakukan

sampai masing-masing mempunyai

pengetahuan dasar mengenai setiap metode

yang digunakan serta efek samping yang

timbul akibat dari pemakaian KB Pil Oral

Kombinasi. Hampir semua Efek samping

Pil Oral Kombinasi merupakan masalah bagi

seorang akseptor Pil Oral Kombinasi yang

mengalaminya karena merupakan beban

kejiwaan yang harus ditanggungnya, yang

berakhir pada adanya kekhawatiran,

32

kecemasan, bahkan ketakutan terhadap efek

samping. Dengan adanya masalah kesehatan

yang dialami oleh sebagian akseptor KB Pil

Oral Kombinasi yang dikarenakan efek

samping dari kontrasepsi tersebut dan

kurangnya pengetahuan tentang efek

samping, maka besar kemungkinan seorang

akseptor akan mengalami kejadian drop out

atau putus pakai (Everett, 2007; h : 137-

147).

Mengingat metode KB Pil Oral

Kombinasi merupakan salah satu cara KB

yang efektif, terpilih dan banyak jumlah

penggunanya berdasarkan data BKKBN

tersebut di atas, namun masih banyak juga

didapatkan akseptor KB Pil Oral Kombinasi

yang mengalami efek samping sehingga

para akseptor mengalami kekhawatiran,

kecemasan yang berlebihan sehingga

sebaiknya sebelum menggunakan KB Pil

Oral Kombinasi, calon akseptor maupun

akseptor telah tahu dan memahami tentang

KB Pil Oral Kombinasi serta efek samping

yang ditimbulkannya sehingga tidak

menimbulkan drop out bagi akseptor KB Pil

Oral Kombinasi. Solusi untuk meningkatkan

pengetahuan akseptor KB yaitu dengan cara

pemberian konseling. (Saifuddin, 2006)

Konseling untuk pemilihan Kontrasepsi

paling tepat diberikan pada ibu dalam masa

nifas. Masa Nifas adalah masa yang dimulai

setelah plasenta lahir sampai dengan 6

minggu (42 hari) untuk kembalinya alat-alat

reproduksi pada keadaan normal (Saifuddin,

2008 ). Konseling ini umumnya diberikan

pada kunjungan nifas ke-3 yaitu pada 2-6

minggu pasca bersalin. Pada ibu nifas yang

tidak menyusui masa infertiitas rata – rata

berlangsung sekitar 6 minggu, sedang pada

klien yang tidak menyusui masa infertilitas

lebih lama tapi kembalinya kesuburan tidak

dapat diperkirakan. Oleh kerena itu

kontrasepsi harus segera dimulai pada waktu

atau sebelum hubungan seksual pertama

pasca bersalin. Karena masalah pembekuan

darah masih terdapat pada 2-3 minggu pasca

33

bersalin, kontrasepsi kombinasi jangan

dimulai sebelum 3 minggu pasca bersalin,

selain itu kontrasepsi kombinasi juga dapat

mengganggu produksi ASI khususnya pada

ibu nifas. Salah satu kontrasepsi kombinasi

yaitu Pil Oral Kombinasi sehingga ibu nifas

harus dapat memilih kontrasepsi yang tidak

mengganggu produksi ASI jika ibu ingin

menyusui bayinya (Saifuddin, 2006).

Dari hal tersebut konseling pada ibu

nifas tentang Pil Oral Kombinasi sangat di

perlukan karena konseling dapat

memberikan pengetahuan ibu nifas tentang

efek samping KB Pil Oral Kombinasi,

keuntungan, kerugian, efektifitas dan waktu

pemakaiannya sehingga Ibu Nifas dapat

mengambil keputusan untuk menggunakan

alat kontrasepsi yang tepat dan sesuai.

Perilaku yang didasari oleh pengetahuan

akan lebih langgeng dari pada perilaku yang

tidak didasari oleh pengetahuan.

Pengetahuan yang baik akan mengurangi

Angka kegagalan dalam penggunaan Pil

Oral Kombinasi dan begitu sebaliknya, jika

Pengetahuan ibu kurang tentang Pil Oral

Kombinasi maka akan menambah angka

kegagalan penggunaan Pil Oral Kombinasi

(Saifuddin, 2006; h : U4-5).

Berdasarkan studi pendahuluan di BPS

Sumiati KB Suntik dan POK merupakan KB

yang banyak diminati oleh para Akseptor

yaitu sebesar 68,81 % dan 3,96%.

METODE

Desain penelitian menggunakan metode

diskriptif. Tenik pengumpulan data

menggunakan kuesioner yang sudah diuji

validitas dan reliabilitasnya. Teknik

sampling yang digunakan adalah total

sampling sejumlah 22 orang ibu nifas di

BPS Sumiati Gribig Kudus.Teknik analisa

data yang digunakan adalah analisa

univariat.

34

HASIL DAN BAHASAN

A. HASIL

a. Karakteristik Berdasarkan Umur

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden

Umur Jumlah Prosentase (%)

< 20 Tahun 2 9

20-35 Tahun 18 82

> 35 Tahun 2 9

Total 22 100

b. Karakteristik Berdasarkan Pendidikan.

Tabel 4.2Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Responden

Pendidikan Jumlah Prosentase (%)

SD 2 9

SMP 7 32

SMA 12 55

PT 1 4

Total 22 100

c. Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.3Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Responden

Pekerjaan Jumlah prosentase (%)

Karyawan Swasta 10 46

Wiraswasta 6 27

Ibu Rumah Tangga 4 18

Guru 2 9

Total 22 100

Sumber : Data Primer

d. Karakteristik Berdasarkan Sumber Informasi

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sumber Informasi

Sumer Informasi Jumlah prosentase (%)

Belum pernah 9 41

Bidan 5 23

Keluarga 3 14

35

Teman 3 14

Tetangga 1 4

TV 1 4

Total 22 100

e. Karakteristik Ibu Berdasarkan Jumlah Paritas

Tabel 4.5Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jumlah Paritas

Jumlah Paritas Jumlah prosentase (%)

Primipara 12 55

Multipravida 10 45

Total 22 100%

f. Tingkat pengetahuan Ibu Nifas tentang Oral Kombinasi di BPS Sumiati Gribig

Kudus.

Diagram 4.6 Distribusi Frekuensi tingkat pengetahuan ibu nifas tentang pil oral

kombinasi

Hasil dari pengisian kuesioner didapatkan ada 14 responden (70%) yang

berpendidikan cukup dan berpengetahuan kurang ada 6 responden (30%). Dan yang

terendah yaitu berpengetahuan baik sebanyak 0 responden (0%).

0

5

10

15

BAIK CUKUP KURANG

Jumlah

Kategori

BAIK

CUKUP

KURANG

Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Pil Oral Kombinasi Di BPS Sumiati Gribig Kudus

36

B. BAHASAN

a. Berdasarkan karakteristik umur

Hasil dari pengisian kuesioner

didapatkan bahwa ibu nifas

terbanyak ada pada masa reproduktif

yaitu berumur berumur 20 – 35 tahun

sebanyak 18 responden (82%). Dan

lainnya tergolong pada resiko tinggi

dengan umur < 20 tahun sebanyak 2

responden dan > 35 tahun sebanyak

2 responden.

Dalam penggolongkan umur

digolongkan menjadi 3 golongan

yaitu masa reproduksi wanita yaitu

20 – 35 tahun, sedang usia > 35

tahun dan < 20 tahun adalah usia

resiko tinggi bereproduksi.

Semakin cukup umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang

akan lebih matang dalam berfikir dan

bekerja. Dari segi kepercayaan

masyarakat, seseorang yang lebih

dewasa akan lebih dipercaya

daripada orang yang belum dewasa

(Notoatmodjo, 2005).

Seseorang yang berumur kurang

dari 20 tahun cenderung belum

mempunyai kematangan fisik,

mental dan sosial sehingga akan

berpengaruh terhadap pengetahuan-

nya. Sebaliknya seeorang yang

berumur 20-35 tahun adalah masa

reproduksi sehingga ibu memiliki

semangat tinggi untuk membaca,

mendengar berita, bersosialisasi, dan

berfikir semakin matang, sehingga

penerimaan informasi dapat ditelaah

dengan baik.

Berdasarkan data tersebut umur

ibu mempengaruhi tingkat

pengetahuan ibu. Hasil pengetahuan

menunjukkan paling banyak

berpengetahuan cukup yaitu sebesar

14 responden (70%) tetapi umur ibu

sebagian dalam usia reproduktif yang

37

ibu masih mempunyai motifasi untuk

belajar. Hal tersebut juga dapat

dipengaruhi oleh faktor lain misal

pendidikan, pekerjaan, dan sumber

informasi dari ibu.

b. Berdasarkan karakteristik pendidikan

Hasil dari pengisian kuesioner,

ibu nifas terbanyak berpendikan

sedang yaitu sebanyak 12 responden

(55%) dengan pendidikan terakhir

SMA. Dan yang terendah

berpendidikan Tinggi yaitu sebanyak

1 responden (4%).

Pendidikan dikatakan rendah jika

pendidikan terakhir yaitu SD,

menengah jika SMP dan SMA, dan

dikatakan tinggi jika Perguruan

Tinggi.

Tingkat pendidikan seseorang

sangat berpengaruh terhadap

pengetahuan. Seseorang berpendidik-

an tinggi akan berbeda

pengetahuannya dengan orang

berpendidikan rendah. Pendidikan

adalah suatu usaha untuk

mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di luar sekolah yang

berlangsung seumur hidup.

Pendidikan mempengaruhi proses

belajar, menurut Ida Bagus Mantra,

makin tinggi pendidikan, maka

makin mudah seseorang untuk

menerima informasi (Notoatmodjo,

2005).

Hal ini menunjukan semakin

tinggi tingkat pendidikan semakin

baik pula kemampuan dalam berfikir

sehingga memudahkan menyampai-

kan informasi baik.

Tingkat pendidikan mempenga-

ruhi tingkat pengetahuan ibu. Hal ini

bisa dilihat dari hasil penelitian yang

menunjukkan bahwa sebanyak 14

responden berpengetahuan cukup

dan responden terbanyak

berpendidikan sedang dengan

38

pendidikan terakhir yaitu SMA. Hal

tersebut yang menyebabkan ibu

memiliki kemampuan dalam berfikir

dalam tingkat sedang atau menengah

yang memungkinkan ibu sebagian

besar berpengetahuan cukup.

c. Berdasarkan karakteristik pekerjaan

Hasil dari pengisian kuesioner

didapatkan terbanyak yaitu sebesar

10 responden (46%) bekerja sebagai

Karyawan swasta. Dan terendah

yaitu sebanyak 2 responden (9%)

bekerja sebagai guru.

Pekerjaan digunakan seseorang

untuk suatu tugas atau kerja yang

menghasilkan uang. Selain itu,

pekerjaan dapat menjadikan

seseorang memperoleh pengalaman

dan pengetahuan baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Penghasilan yang rendah akan

mempengaruhi kemampuan keluarga

untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan keluarga terhadap gizi,

pendidikan, dan kebutuhan lainnya

(Notoatmodjo, 2005).

Responden yang bekerja

biasanya akan memperoleh informasi

daripada yang tidak bekerja. Ketika

seseorang bekerja cenderung untuk

lebih banyak berkumpul dengan

orang lain, saling bertukar

pengalaman dan berinteraksi. Dalam

berinteraksi banyak sekali informasi

yang dihasilkan sehingga dapat

menambah pengetahuan seseorang.

Pekerjaan ibu mempengaruhi

tingkat pengetahuan ibu. Hal ini

terlihat dari mayoritas ibu bekerja

sebagai karyawan swasta yaitu

sebagai buruh pabrik swasta dan

hasil penelitian menunjukkan 14

responden bepengetahuan cukup. Hal

ini menunjukkan bahwa ada ibu yang

mendapatkan informasi yang sama

dari pekerja lainnya yaitu dari

39

pekerja buruh lainnya yang bersifat

sharing pengalaman. Sharing

pengalaman antara ibu pekerja buruh

pabrik ini belum tentu kebenarannya

apakah benar apa tidak sehingga

memungkinkan ibu berpengetahuan

cukup. Selain itu hal ini juga dapat

dipengaruhi oleh faktor lain misal

umur, dan pendidikan.

d. Berdasarkan karakteristik sumber

informasi

Hasil dari pengisian kuesioner

didapatkan terbanyak responden

yaitun sebanyak 9 responden (41%)

belum pernah mendapatkan

informasi, sedang-kan yang pernah

mendapatkan informasi dari bidan

sebanyak 5 responden (23%).

Informasi akan memberikan

pengaruh pada pengetahuan

seseorang. Meskipun seseorang

memiliki pendidikan yang rendah

tetapi jika ia mendapatkan informasi

yang baik dari berbagai media

misalnya TV, radio atau surat kabar

maka hal itu akan dapat

meningkatkan pengetahuan sese-

orang.

Sumber Informasi mempengaruhi

tingkat pengetahuan ibu. Ada 14

responden yang berpengetahuan

cukup yang lainnya berpengetahuan

kurang yaitu 6 responden. Hal ini

menunjukan bahwa sumber

informasi mempengaruhi tingkat

pendidikan. Hal ini juga di dukung

oleh faktor lainnya misal pendidikan,

umur, dan pekerjaan ibu.

e. Tingkat pengetahuan Ibu Nifas

Tentang pil Oral Kombinasi

Hasil dari pengisian kuesioner

didapatkan dari 22 responden ada 14

responden (70%) yang berpendidikan

cukup dan berpengetahuan kurang

ada 6 responden (30%). Dan yang

40

terendah yaitu berpengetahuan baik

sebanyak 0 responden (0%).

Kategori penilaian dalam tingkat

pengetahuan ini didasarkan pada

Nursalam (2003) yang menyebutkan

bahwa dikatakan pengetahuan baik

jika mampu mendapatkan score 76-

100 %, pengetahuan cukup jika 56-

75 %, dan Pengetahuan kurang jika ≤

56 % dari soal yang telah diberikan.

Dari soal yang diberikan

kebanyakan yang menjawab salah

yaitu pada point tentang indikasi,

kontraindikasi dan efek samping Pil

Oral Kombinasi. Sedangkan yang

paling banyak menjawab benar yaitu

pada point tentang Pengertian dan

Jenis Pil Oral Kombinasi. Hal ini

yang menunjukkan bahwa

pengetahuan ibu tentang Indikasi,

Kontraindikasi dan Cara minum Pil

Oral kombinasi masih kurang sedang

pengetahuan ibu tentang Pengertian

dan Jenis Pil Oral Kombinasi sudah

baik. Padahal jika ibu ingin menjadi

akseptor KB Pil Oral Kombinasi

maka ibu harus mengerti khususnya

tentang indikasi, kontraindikasi dan

cara minumnya.

Hal tersebut dipengaruhi oleh

beberapa hal antara lain yaitu umur

yang menunjukan banyak ibu yang

banyak yang berusia reproduktif,

pendidikan ibu yang banyak

perpendidikan sedang (SMA),

pekerjaan ibu yang banyak bekerja

sebagai karyawan swasta (buruh

pabrik) yang memungkinkan ibu

mendapatkan informasi tentang Pil

Oral Kombinasi walaupun ada

sebagian besar ibu belum pernah

mendapatkan informasi tentang Pil

oral Kombuinasi. Hal ini mungkin

disebabkan karena beberapa hal :

a. Ada 12 responden yang baru

melahirkan pertama kali sehingga

41

wajar jika ibu belum pernah

mendapatkan informasi tentang

Pil Oral Kombinasi.

b. Dapat juga karena peran ibu yang

ganda yaitu sebagai ibu RT dan

pekerja swasta yang

memungkinkan ibu sibuk

sehingga ibu belum pernah

mengetahui, melihat dan

mendapatkan info terutama lewat

media informasi, misal di Televisi

yang sudah ada iklan tentang Pil

Oral Kombinasi.

c. Riwayat Kb terdahulu

mempengaruhi juga, dari 22

responden hanya ada 2 responden

yang pernah menggunakan Pil Oral

Kombinasi, dan sebanyak 12

responden belum pernah

menggunakan kontrasepsi. Hal ini

dapat disebabkan karena penjelasan

/ konseling KB oleh tenaga

kesehatan yang belum dilakukan

secara sempurna.

Dari beberapa penyebab di atas

mendukung Tingkat pengetahuan

ibu nifas tentang Pil Oral

kombinasi yang menunjukkan

bahwa sebagian besar

berpengetahuan cukup. Walaupun

ada beberapa point yang perlu

ditingkatkan misalnya yaitu

indikasi, kontraindikasi dan cara

minum yang masih kurang

diketahui oleh ibu. Hal ini dapat

disebabkan karena kata – kata pada

indikasi dan kontra indikasi ada

yang sulit untuk dicerna (kata -

katanya awam) oleh setiap ibu

sehingga pemberian penjelasan

secara menyeluruh diberikan. Akan

tetapi untuk cara minum sangat

perlu diberikan karena hal ini yang

menentukan keberhasilan

penggunaan KB ini. Dapat

42

diberikan dengan cara memberikan

pendidikan kesehatan karena masih

banyak ibu yang belum pernah

mendapatkan informasi tentang Pil

Oral kombinasi. Sehingga Jika ibu

nifas ingin menggunakan Pil Oral

Kombinasi maka ibu sudah tahu

benar tentang Pil Oral Kombinasi

dan sudah tahu efek sampingnya

antaralain dapat mengurangi

produksi ASI.

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Tingkat pengetahuan Ibu nifas di

BPS Sumiati Gribig Kudus tentang

Pil Oral Kombinasi masuk dalam

kategori cukup 70%

B. SARAN

Diharapkan penulis dapat

meningkatkan pengetahuan tentang

Pil Oral Kombinasi dan berdasarkan

hasil penelitian tersebut penulis juga

dapat memberikan pendidikan

kesehatan tentang Pil Oral

Kombinasi bagi para ibu nifas serta

dapat melakukan penggalian

terhadap responden untuk

menguatkan penelitian.

Diharapkan dapat meningkatkan

pengetahuan dan peran bidan

khususnya sebagai pendidik dengan

memberikan Pendidikan kesehatan

tentang pelayanan kontrasepsi bagi

ibu nifas, terutama tentang indikasi,

kontraindikasi dan cara minum Pil

Oral Kombinasi yang penting untuk

keberhasilan penggunaan Pil Oral

Kombinasi. Karena bagi ibu nifas

diperlukan untuk segera menentukan

cara berKB guna mengatur jarak

kelahiran., sehingga dapat

memberikan pengetahuan yang baik

43

tentang Pil Oral Kombinasi

khususnya bagi calon akseptor KB

Pil Oral Kombinasi sehingga dapat

meningkatkan keberhasilan dalam

berKB sehingga mencegah terjadi

angka kegagalan KB dan angka

kehamilan yang tidak diinginkan

serta efek samping dari KB

.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Everett, Suzanne. 2007. Buku Saku Kontrasepsi & Kesehatan Seksual Reproduksi. Jakarta :

EGC.

Hartanto, Hanifa. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Hendra, A W. 2008. Konsep Pengetahuan. http://www.scribd.com/doc/44463497/konsep-

pngetahuan. Diakses tanggal 24 Maret 2011 jam 13.00 WIB.

Krisnadi, Sofie Riyani. 2007. PIL KB (ORAL PIL , PIL KOMBINASI).

http://doktersehat.com/2007/02/08/pil-kb-oral-pil-pil-kombinasi/ . Diakses tanggal 20 Maret

2010, jam : 12.30 WIB .

Lestari , Nour Viyanti & Muhammad Nabil Alvaro. 2009. Askeb Iii

Perubahan Sistem Endokrin Pada Ibu Nifas.

http://upeeknouvelz.blogspot.com/2009/11/askeb-iii-perubahan-sistem-endokrin.html.

diakses tanggal 19 April 2011 jam 12.30 WIB.

Mansjoer , arif et all. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid III. Jakarta : Media Aesculapius.

Manuaba, I.B.G. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta

: EGC.

44

Meliono, Irmayanti, dkk. 2007. MPKT Modul 1. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetri operatif, obstetri sosial. Jakarta : EGC.

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :

Salemba Medika

Putra, Cahyono. 2009. Konsep Pengetahuan. http://cahyonoputra.blogspot.com/2009/02/konsep-

pengetahuan.html/ Diakses tanggal 8 April 2011. jam 14.00 WIB.

Saifuddin, Abdul Bari dkk. 2006. Buku Panduan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saifuddin, Abdul Bari. 2008. Buku Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sari, Ike Kartika. 2007. Pembendungan ASI. www.blogspot/ike Kartika

Sari/2007/pembendungan/asi.com diakses tanggal 16 April 2011 jam 14.00 WIB.

Sastroasmoro, S. dan Ismail, S. 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta :

Binarupa Aksara.

Winkjosastro, hanifa, 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pelayanan Pustaka Sawono

Prawirohardjo.

45

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN

(JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMI GRAVIDA TENTANG

KETIDAKNYAMANAN TRIMESTER 1 (SATU) DI BPM HANDAYANI

JEPANG PAKIS KUDUS.

LEVEL OF KNOWLEDGE ABOUT THE PREGNANT PRIMIGRAVIDA

INCONVENIENCE TRIMESTER 1 IN BPM HANDAYANI

JEPANG PAKIS KUDUS.

Riska Krisnawati1, Mestuti Hadi2, Nur Sri Atik3

1,2,3 Akbid Mardi Rahayu Kudus

[email protected],[email protected]

ABSTRACT

Discomfort is a feeling of pregnant women who have little or no unpleasant for physical or

mental condition in pregnant women.

This research uses descriptive research design with cross sectional approach. The sampling

technique using total sampling. Data were collected using a questionnaire that was tested for

validity and reliability.

The level of knowledge of pregnant women about the inconvenience trimester primi gravida 1 in

BPM Handayani have enough knowledge level of 43.3%, a good 40% and less than 16.6%. Her

advice diiharapkan either pregnant women or families more active role to get information about

the discomforts of pregnancy primigravid in the first trimester and more diligent, active

following the extension of health care workers and actively ask for counseling from midwife

about the discomfort of pregnant women.

Keywords: Knowledge first trimester pregnant women, primigravida, Inconvenience

Key word :

ABSTRAK Ketidaknyamanan ibu hamil adalah suatu perasaan yang kurang atau tidak menyenangkan bagi

kondisi fisik atau mental pada ibu hamil.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional.

Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Data dikumpulkan dengan

menggunakan kuesioner yang sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya.

Tingkat pengetahuan ibu hamil primi gravida tentang ketidaknyamanan trimester 1 di BPM

Handayani mempunyai tingkat pengetahuan cukup 43,3%, baik 40% dan kurang 16,6%.

Sarannya diiharapkan baik ibu hamil ataupun keluarga lebih berperan aktif untuk mendapatkan

informasi tentang ketidaknyamanan kehamilan primigravida pada trimester I dan lebih rajin,aktif

mengikuti penyuluhan dari tenaga kesehatan serta aktif meminta konseling dari bidan tentang

ketidaknyamanan ibu hamil.

Kata Kunci : Pengetahuan Ibu hamil trimester 1, Primigravida, Ketidaknyamanan

46

PENDAHULUAN

Secara global penyebab AKI pada ibu

hamil yaitu perdarahan 25%, infeksi 15%,

hipertensi 12%, partus macet 8%, abortus

13% dan sebab-sebab lain 8%. Abortus

menjadi salah satu penyebab terjadinya AKI

(Angka Kematian Ibu), dengan prosentase

13%. Abortus adalah ancaman atau

pengeluaran hasil konsepsi pada usia

kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat

janin kurang dari 500 gram. Penyebab

abortus antara lain kelainan ovum, kelainan

genetalia ibu, gangguan sirkulasi plasenta,

penyakit-penyakit ibu, trauma, dan anemia

(Prawirohardjo, 2009, Mansjoer, 2001).

Anemia bisa terjadi pada kehamilan

trimester I, anemia di sebabkan karena

faktor kekurangan gizi dan zat besi.

Kejadian anemia karena kekurangan gizi ini

terjadi pada ibu hamil trimester I di

Indonesia sejumlah 20% – 89%. Anemia

karena kekurangan gizi ini bisa disebabkan

oleh ibu hamil yang mengalami hiperemesis

atau mual muntah yang berlebihan pada

trimester I. Kejadian hiperemesis pada ibu

hamil trimester I sejumlah 60-80%

(Prawirohardjo, 2005). Hiperemesis atau

mual muntah yang berlebihan merupakan

salah satu tanda bahaya pada trimester I.

Tanda bahaya tersebut bisa berawal dari

ketidaktahuan ibu hamil dalam mengatasi

ketidaknyamanan yang dialaminya. Padahal

ketidaknyamanan yang dialami ibu

merupakan keadaan yang fisiologis

(Mansjoer,dkk. 2001). Ketidaknyamanan ibu

hamil adalah suatu perasaan yang kurang

atau tidak menyenangkan bagi kondisi fisik

atau mental pada ibu hamil. Dari

ketidaknyamanan yang dialami ibu tersebut.

Dari hasil studi pendahuluan yang

dilakukan di BPM Handayani Jepang Pakis

Kudus data yang didapat yaitu ibu hamil

primigravida trimester I pada tahun 2013

dengan jumlah 20 ibu hamil per bulannya

(Register, 2013). Dari keluhan – keluhan

yang tercatat pada buku register tersebut,

dengan jumlah 66,6% ibu hamil yang

47

mengalami ketidaknyamanan. Ketidak-

nyamanan tersebut timbul karena kurang

pengetahuan tentang ketidaknyamanan yang

dialami karena mayoritas ibu hamil

primigravida pada trimester I di BPM

Handayani adalah lulusan SMP.

METODE

Desain penelitian menggunakan metode

diskriptif. Tenik pengumpulan data

menggunakan kuesioner yang sudah diuji

validitas dan reliabilitasnya. Teknik

sampling yang digunakan adalah total

sampling sejumlah 30 orang ibu hamil

primigravida trimester I di BPM Handayani

Kudus.Teknik analisa data yang digunakan

adalah analisa univariat

HASIL DAN BAHASAN

A. HASIL

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Menurut Umur

No. Karakteristik Jml Prosentase

1. <20 tahun 10 33,3%

2. 20-35 tahun 18 60,0 %

3. >35 tahun 2 6,66 %

Jumlah 30 100%

2. Karakteristik Responden berdasarkan tingkat pendidikan

Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase

1. Tidak lulus sekolah dasar 4 13,3%

2. Pendidikan dasar (SD dan SMP) 17 56,6%

3. Pendidikan menengah (SMA) 7 23,3 %

4. Pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi) 2 6,66 %

Jumlah 30 100%

48

3. Karakteristik responden berdasarkan Pekerjaan

Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Prosentase

1. Swasta 26 86,6%

3. Wiraswasta 4 13,3 %

Jumlah 30 100%

4. Karakteristik Responden Menurut Umur Kehamilan

Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi Menurut Umur Kehamilan

No Umur kehamilan Jumlah Prosentase

1. ≤ 4 minggu 5 16,6%

2. 5-8 minggu 9 30,0%

3. > 8 minggu – 12 minggu 16 53,3%

Jumlah 30 100%

5. Karakteristik Responden Menurut Sumber Informasi

Tabel 1.5 Distribusi Frekuensi Menurut Sumber Informasi

No. Sumber Informasi Jumlah Prosentase

1. Tenaga Keesehatan 10 33%

2. Media Informasi 8 26%

3. Lain-lain 5 16%

4. Tidak ada 7 23%

Jumlah 30 100%

6. Tingkat Pengetahuan Responden

Tabel 1.6 Distribusi Frekuensi Menurut Tingkat Pengetahuan

No. Karakteristik Jumlah Prosentase

1. Baik 12 40,0%

2. Cukup 13 43,3%

3. Kurang 5 16,6%

Jumlah 30 100%

B. BAHASAN

Tingkat pengetahuan ibu hamil

primigravida tentang ketidaknyamanan

trimester 1 yang mempunyai

pengetahuan baik sejumlah 40%.

Sebagian besar yang mempunyai

pengetahuan baik ini adalah responden

yang berpendidikan lulusan SMA,

Perguruan tinggi dan SMP. Selain

49

dilihat dari umur dan tingkat

pendidikan, responden yang

berpengetahuan baik ini sebagian besar

mempunyai pekerjaan semua, yaitu

jenis pekerjaan terbanyak adalah

sebagai swasta yang terdiri dari buruh

dan karyawan swasta dan ada yang

memiliki jenis pekerjaan wiraswasta

dan yang mempunyai pengetahuan baik

ini terbanyak mempunyai umur

kehamilan > 8 minggu dengan

prosentase 53,3% dan umur kehamilan

5-8 minggu dengan prosentase 30%.

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi

oleh faktor pendidikan normal.

Pengetahuan sangat erat hubungannya

dengan pendidikan, dimana diharapkan

bahwa dengan pendidikan yang tinggi

maka orang tersebut akan semakin luas

pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu

ditekankan, bukan berarti seseorang

yang berpendidikan rendah mutlak

berpengetahuan rendah pula. Hal ini

mengingat bahwa peningkatan

pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari

pendidikan non formal saja, akan tetapi

dapat diperoleh melalui pendidikan

formal (Notoadmodjo, 2007).

Hal ini sesuai dengan seluruh

responden sebelumnya belum ada

pengalaman merasakan hamil dan ini

baru pertama kalinya hamil. Tetapi

mereka sudah pernah mendapatkan

informasi dan penyuluhan oleh bidan

dan mereka mencari informasi melalui

internet tentang ketidaknyamanan

kehamilan trimester I. Selain dari bidan

dan media informasi sendiri mereka

juga mendapatkan cerita-cerita dari

orangtuanya ataupun dari tetangga, dan

ibu-ibu yang sudah pernah merasakan

hamil, dan mendapatkan informasi dari

teman-teman kerjanya. Walaupun ini

merupakan kehamilannya yang pertama

tetapi ibu hamil lebih aktif dalam

mencari informasi-informasi tentang

keadaannya selama ini. Sehingga

sebagian besar sudah memahami dan

mengerti tentang ketidaknyamanan

kehamilan trimester 1 dan jika ibu hamil

50

tersebut mengalami ketidaknyamanan

tersebut, mereka tidak merasa cemas

lagi karena sudah mengetahui tentang

ketidaknyamanan.

Tingkat pengetahuan ibu hamil

primigravida tentang ketidaknyamanan

trimester 1 yang mempunyai

pengetahuan cukup sejumlah 43,3%. Di

lihat dari karakteristiknya didapatkan

bahwa responden terbanyak berumur <

20 tahun dan > 35 tahun, dan tingkat

pedidikan yang dimiliki responden

adalah lulus SMP dan SMA dan

memiliki jenis pekerjaan swasta yaitu

sebagai buruh dan karyawan. Dapat

diketahui juga yang mempunyai

pengetahuan cukup berada pada umur

kehamilan 5-8 minggu yaitu sebanyak 9

orang dengan prosentase 30,0%,

sebagian besar ibu mendapatkan

informasi dari tenaga kesehatan,

maupun dari orang lain. Hal ini

disebabkan karena yang mempunyai

tingkat pengetahuan cukup ini tingkat

pendidikannya yaitu lulus SMP dan

SMA responden yang baru lulus SMP

ini berumur <20 tahun, karena

masyarakat setempat tidak begitu

memperhatikan pendidikan dan mereka

merasa jika sudah lulus SMP itu

merupakan hal yang sudah biasa dan

mereka menganggap lulus SMP adalah

sudah termasuk cukup untuk menempuh

pendidikan dari pada tidak pernah

sekolah sama sekali. Tetapi sebagian

besar responden meskipun memiliki

pendidikan yang rendah tetapi ibu

hamil tersebut sudah mendapatkan

informasi yang baik dari berbagai media

maka hal itu akan dapat meningkatkan

pengetahuan seseorang.

Namun sebagian kecil responden

untuk mendapatkan informasi tentang

kehamilannya pun mereka kurang tahu,

sehingga tidak begitu paham dan

mengerti tentang ketidaknyaman pada

ibu hamil trimester 1. Ibu hamil tersebut

kurang aktif dalam memperoleh

informasi-informasi seputar kehamilan-

nya itu. Mereka hanya mendapatkan

51

informasi sebagian besar dari orang lain

dan ada sebagian kecil yang

mendapatkan informasi dari bidan. Hal

ini dikarenakan umur kehamilannya

yang masih muda dan belum merasakan

tanda-tanda ataupun keluhan-keluhan

tentang ketidaknyamanan tersebut. Pada

responden yang memiliki tingkat

pengetahuan cukup ini kurang dalam

mendapatkan informasi ataupun kurang

mendapatkan konseling-konseling di

bidannya, sehingga mereka hanya tahu

dari orang lain saja dan sebagian kecil

dari bidan.

Tingkat pengetahuan ibu hamil

primigravida tentang ketidaknyamanan

trimester 1 yang mempunyai

pengetahuan kurang 16,6 %.Dilihat dari

karakteristiknya didapatkan sebagian

besar responden yang berumur <20 dan

>35 tahun dan tingkat pendidikan yang

dimiliki adalah tidak lulus sekolah, lulus

SD dan SMP. Hal ini disebabkan

karena sebagian besar responden yang

mempunyai tingkat pendidikan sangat

rendah sehingga responden tersebut

mengalami kesulitan dalam penerimaan

pengetahuan tentang ketidaknyamanan

tersebut dan dikarenakan umur

kehamilannya yang masih begitu muda

yaitu ≤ 4 bulan, ini terjadi dikarenakan

ada yang belum merasakan

ketidaknyamanan tersebut. Selain itu

juga dikarenakan responden kurang

aktif dalam mencari informasi tentang

kehamilan yang dirasakan tersebut dan

belum pernah mendapatkan informasi-

informasi dari mana pun.

Dari hasil analisis yang diperoleh

peneliti dapat diketahui bahwa tingkat

pendidikan seseorang yang tinggi belum

tentu pengetahuannya tentang

ketidaknyamanan pada kehamilan juga

baik dan tingkat pendidikan yang

kurang belum tentu juga tidak tahu

tentang ketidaknyamanan. Tetapi

Informasi akan memberikan pengaruh

pada pengetahuan seseorang. Meskipun

seseorang tersebut memiliki pendidikan

yang rendah tetapi jika ia mendapatkan

52

informasi yang baik dari berbagai media

misalnya TV, radio atau surat kabar,

internet maka hal itu akan dapat

meningkatkan pengetahuan seseorang.

Jadi tingkat pengetahuan seseorang

tidak dapat diukur melalui tinggi dan

rendahnya pendidikan seseorang

tersebut.

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Tingkat pengetahuan responden

tentang ketidaknyamanan ibu hamil

primigravida trimester 1 didapatkan

sebagian besar yang berpengetahuan

cukup

B. SARAN

Diharapkan bagi petugas kesehatan

supaya menggunakan setiap kesempatan

yang ada untuk meningkatkan

pemberian informasi dan konseling

pada ibu hamil, dan ibu hamil dapat

melakukan pemeriksaan ANC secara

rutin. Sehingga meningkatkan

pengetahuan ibu hamil tentang

ketidaknyamanan. Demikian juga untuk

ibu hamil ataupun keluarga lebih

berperan aktif untuk mendapatkan

informasi tentang ketidaknyamanan

kehamilan primigravida pada trimester I

dan lebih rajin,aktif mengikuti

penyuluhan dari tenaga kesehatan serta

aktif meminta konseling dari bidan

tentang ketidaknyamanan ibu hamil

.

53

DAFTAR PUSTAKA

Ai yeyeh, dkk.Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta : CV. Trans info Media. 2009

Diane G. Komplikasi selama kehamilan dan penanganananya. Jakarta : Copyright C. 2005

JHPIEGO. Buku 2 Asuhan Antenatal. Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 2003

Mansjoer. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta : Media Aesculaplus.2000

Mochtar. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC. 1998

Mubarak. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. 2011

Notoatmodjo. Pendidikan Dan Peilaku Kesehatan.Jakarta : PT. Rineka Cipta. 2003

Notoatmodjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta : 2005

Nursalam. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : salemba

Medika. 2008

Penny, dkk. Panduan Lengkap Kehamilan,Melahirkan, Dan Bayi. Jakarta : Arcan. 2007

Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Tridasa Printer. 2009

Profil Kesehatan Kabupaten Kudus. Kudus : 2012

Vivian Nanny, Tri sunarsih. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

2011

Wawan, Dewi. Teori Dan Pengukuran Pengetahuan,sikap,dan perilaku manusia. Yogyakarta:

Maha Medika. 2010

54

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN

(JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

TINGKAT KECEMASAN WANITA USIA 40-45 TAHUN MENGHADAPI MASA

PREMENOPAUSE DI DESA TUMPANG KRASAK

KECAMATAN JATIKABUPATEN KUDUS

ANXIETY LEVEL OF WOMEN AGED 40-45 YEARS TO FACE FUTURE

PREMENOPAUSE IN THE TUMPANG KRASAK VILLAGE JATI DISTRICT KUDUS

Salis Nur Hidayah1, Mestuti Hadi2, Nur Sri Atik3

1,2,3 Akbid Mardi Rahayu Kudus

[email protected],[email protected]

ABSTRACT

Women who entered the premenopausal mean they get older, non-productive time (biologically),

past useless to society, old - gradually became a burden to family and society. If these conditions

can not be resolved will develop into stress have a negative impact on the social life of women

who will stimulate the brain so that it can disrupt the hormone balance and ultimately be bad for

health.

This study aims to determine the level of anxiety of women aged 40-45 years face the

premenopausal period in Tumpang Krasak Village Jati subdistrict district Kudus. This research is

descriptive sampling techniques using probability sampling with simple random sampling.

Types of data using a questionnaire at 70 respondents , The result showed 34.29% did not

experience anxiety, 57.14% experiencing mild anxiety level, 8.57% experienced anxiety level

sedang.saran that can be given is to provide health education on maternal age premenopausal that

premenopausal symptoms are experienced by the normal thing women and the public involved in

helping mothers face premenopausal symptoms during community activities through religious

leaders and local community leaders.

Keywords: Premenopausal period, Anxiety Levels

ABSTRAK Wanita yang memasuki masa premenopause berarti memasuki masa tua, masa non produktif

(secara biologis), masa tak berguna bagi masyarakat, lama – kelamaan menjadi beban bagi

keluarganya dan masyarakat. Jika kondisi ini tidak bisa diatasi akan berkembang menjadi stress

yang berdampak buruk pada kehidupan sosial perempuan yang akan merangsang otak sehingga

dapat mengganggu keseimbangan hormon dan akhirnya berakibat buruk pada kesehatan tubuh.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan wanita usia 40-45 tahun

menghadapi masa premenopause di Desa Tumpang Krasak Kecamatan Jati Kabupaten

Kudus.Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan teknik sampling menggunakan probability

sampling dengan jenis simple random sampling.pengumpulan data menggunakan kuesioner pada

70 orang responden. Hasil penelitian didapatkan 34,29% tidak mengalami kecemasan, 57,14%

mengalami tingkat kecemasan ringan, 8,57% mengalami tingkat kecemasan sedang.saran yang

55

dapat diberikan adalah memberikan pendidikan kesehatan pada ibu usia premenopause bahwa

gejala premenopause adalah hal yang normal dialami oleh perempuan dan dapat melibatkan

masyarakat dalam membantu ibu menghadapi gejala premenopause pada saat kegiatan

masyarakat melalui tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat.

Kata Kunci : Masa Premenopause, Tingkat Kecemasan

PENDAHULUAN

Hasil survey dari penelitian Rostiana

(2009) menunjukkan bahwa perempuan

dengan sindrom premenopause tidak bisa

menerima gejala-gejala yang ditandai

dengan ciri-ciri sulit tidur, gelisah tanpa

alasan, sering tersinggung dan tak mudah

mengendalikan emosi. Angka kejadian

sindrom premenopause di Indonesia adalah

sebesar 10% dari perempuan usia 40-48

tahun. Beberapa dampak premenopause

yang sering terjadi di masyarakat adalah

kecemasan, takut, lekas marah, ingatannya

menurun, sulit konsentrasi, gugup, merasa

tidak berguna, mudah tersinggung, stress

bahkan depresi (Rostiana, 2009;

Proverawati, 2010).

Depresi dan stress merupakan beberapa

dari gejala yang biasa dialami. Depresi dan

stress menjadi mitos umum untuk wanita

yang memasuki usia paruh baya sehingga

mereka menganggap depresi merupakan hal

yang normal untuk wanita usia 40-45 tahun.

Depresi berat tidak boleh dilihat sebagai

suatu kejadian yang biasa dan wanita yang

menderita depresi pada masa tertentu dalam

kehidupannya seharusnya menerima

perhatian yang sama dengan penyakit

lainnya (The Society of Obstetricians and

Gynaecologist of Canada, 2006).

Hasil penelitian Departemen

Epidemiologi dan Psikiatri, University of

Pittsburg, O’hara menunjukkan 48,9%

perempuan mengalami stress (tidak siap) di

awal perimenopause, 20,9% di

premenopause dan 30,2% pada

postmenopause). Indonesia merupakan

negara berkembang, dimana setiap tahunnya

angka kecemasan semakin meningkat,

56

prevalensi keadaan kecemasan (anxietas) di

Indonesia berkisar antara 2-5% dari populasi

umum atau 7-16% dari semua penderita

gangguan jiwa. Hasil penelitian Nugroho

menunjukkan bahwa respon psikologi

wanita dalam menghadapi premenopause

adalah kecemasan, kekhawatiran dan

perasaan tidak enak. Hasil penelitian Tia

menunjukkan tingkat kecemasan dalam

menghadapi premenopause dalam kategori

berat sebesar 71,2% (Pietra, 2001;

Bromberger, dkk, 2005; Nugroho, 2010;

Tia, 2011).

Wanita yang tidak siap menghadapi

premenopause akan mengalami menurunnya

kemampuan berfikir dan ingatan, gangguan

emosi berupa rasa takut bila disebut tua, rasa

takut menjadi tua dan tidak menarik, sukar

tidur atau cepat bangun, mudah tersinggung,

sangat emosional dan spontan, merasa

tertekan dan sedih tanpa diketahui sebabnya.

Rasa takut kehilangan suami, anak dan

ditinggalkan sendiri. Jika kondisi ini tidak

bisa diatasi akan berkembang menjadi stress

yang berdampak buruk pada kehidupan

sosial perempuan yang akan merangsang

otak sehingga dapat mengganggu

keseimbangan hormon dan akhirnya

berakibat buruk pada kesehatan tubuh

(Kasdu, 2002; Manuaba, 2004).

Dalam siklus kehidupan wanita atau

daur kehidupan wanita diantaranya adalah

masa menopause dan masa premenopause

adalah masa menjelang menopause. Wanita

yang memasuki masa premenopause berarti

memasuki masa tua, masa non produktif

(secara biologis), masa tak berguna bagi

masyarakat, lama – kelamaan menjadi beban

bagi keluarganya dan masyarakat. Apabila

gejala-gejala premenopause direspon dengan

baik tidak akan terjadi masalah dan dapat

melaluinya dengan baik. Oleh sebab itu,

bidan mempunyai peran memberikan

konseling dan pendekatan kepada wanita

premenopause agar dapat menerima bahwa

menopause adalah hal yang fisiologis dan

57

akan dialami oleh semua wanita (Kasdu,

2002).

Berdasarkan data statistik dari Dinas

Kesehatan Kabupaten Kudus pada tahun

2012, jumlah penduduk pada wanita usia 40-

45 tahun telah mencapai 15,5

jutaorang.Premenopause merupakan bagian

dari siklus kehidupan wanita yang normal

sedangkan penerimaan kondisi ini berbeda-

beda pada setiap wanita, maka alangkah

baiknya apabila gejala-gejala premenopause

diketahui secara jelas sebelum memasuki

masa menopause pada usia 40-45 tahun

maka dari itu, pengetahuan ibu usia 40-45

tahun sangat penting untuk diketahui agar

para wanita lebih tahu tentang apa yang

sebenarnya terjadi dalam dirinya (Suwarno,

2004).

Berdasarkan studi pendahuluan yang

dilakukan peneliti di Desa Tumpang Krasak

dapat diperoleh bahwa jumlah penduduk

seluruh wanita di Desa Tumpang Krasak,

Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus sebanyak

3263 orang (51,62%). Dari jumlah tersebut

diperoleh data penduduk wanita yang

berusia 40-45 tahun sebanyak 272 orang

(8,33%).

METODE

Desain penelitian yang digunakan

adalah diskriptif. Teknik Sampling

probability sampling dengan jenis simple

random sampling. Pengumpulan data

menggunakan kuesioner kuesioner HARS

(Hamilton Anxiety Rating Scale) merupakan

kuesioner yang sudah teruji kepercayaannya

dan merupakan kuesioner yang sudah paten

pada 70 orang responden dengan rentang

usia 40-45 tahun. Analisa data menggunakan

analisa univariat

.

58

HASIL DAN BAHASAN

A. HASIL

1. Karakteristik responden

a. Berdasarkan pendidikan

Tabel 1.1 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Responden Di Desa Tumpang

Krasak Kecamatan Jati Kabupaten Kudus

No

.

Pendidikan

Frekuens

i

Prosentase

1. Tidak lulus SD 4 5,71%

2. Pendidikan dasar (SD dan SMP) 40 57,14%

3. Pendidikan menengah (SMA dan

SMK) 23

32,86%

4. Perguruan tinggi (Diploma dan

Sarjana) 3

4,29%

Jumlah 70 100%

b. Berdasarkan pekerjaan

Tabel 1.2 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan Responden Di

Desa Tumpang Krasak Kecamatan Jati Kabupaten Kudus

No. Pekerjaan Frekuensi Prosentase

1. Pekerjaan ringan 3 4,29%

2. Pekerjaan sedang 67 95,71%

3. Pekerjaan berat 0 0%

Jumlah 70 100%

59

c. Berdasarkan status ekonomi

Tabel 1.3 Karakteristik Berdasarkan Status Ekonomi Responden Di Desa Tumpang

Krasak Kecamatan Jati Kabupaten Kudus

No

. Status Ekonomi

Frekuens

i

Prosenta

se

1. Status ekonomi sangat tinggi

(>3.500.000) 0

0%

2. Status ekonomi tinggi (>2.500.000-

3.500.000) 3

4,29%

3. Status ekonomi sedang (1.500.000-

2.500.000) 45

64,29%

4. Status ekonomi rendah (<1.500.000) 22 31,43%

Jumlah 70 100%

2. Gejala premenopause yang dialami responden

a. Tidak cemas

Tabel 1.4 Gejala Premenopause yang Dialami Ibu Usia 40-45 Tahun Menghadapi

Masa Premenopause Tidak Mengalami Cemas

No. Tingkat Kecemasan Frekuensi Prosentase

1. Perasaan cemas 24 24,74%

2. Ketegangan 0 0%

3. Ketakutan 0 0%

4. Gangguan tidur 0 0%

5. Gangguan kecerdasan 0 0%

6. Perasaan depresi 0 0%

7. Gejala somatik 1 1,03%

8. Gejala sensorik 1 1,03%

9. Gejala Kardiovaskular 12 12,37%

10. Gejala pernapasan 10 10,31%

11. Gangguan

gastrointestinal 0

0%

12. Gejala urogenetalia 24 24,74%

13. Gejala vegetatif 24 24,74%

14. Apakah ibu merasakan 1 1,03%

Jumlah 97 100%

60

b. Cemas ringan

Tabel 1.5 Gejala Premenopause yang Dialami Ibu Usia 40-45 Tahun Menghadapi

Masa Premenopause yang Mengalami Cemas Ringan

No. Tingkat Kecemasan Frekuensi Prosentase

1. Perasaan cemas 40 14,71%

2. Ketegangan 7 2,57%

3. Ketakutan 10 3,68%

4. Gangguan tidur 21 7,72%

5. Gangguan kecerdasan 17 6,25%

6. Perasaan depresi 1 0,37%

7. Gejala somatik 27 9,93%

8. Gejala sensorik 3 1,10%

9. Gejala Kardiovaskular 31 11,38%

10. Gejala pernapasan 12 4,41%

11. Gangguan

gastrointestinal 0

0%

12. Gejala urogenetalia 40 14,71%

13. Gejala vegetatif 40 14,71%

14. Apakah ibu merasakan 23 8,46%

Jumlah 272 100%

c. Cemas sedang

Tabel 1.6 Gejala Premenopause yang Dialami Ibu Usia 40-45 Tahun Menghadapi

Masa Premenopause yang Mengalami Cemas Sedang

No. Tingkat Kecemasan Frekuensi Prosentase

1. Perasaan cemas 6 8,33%

2. Ketegangan 6 8,33%

3. Ketakutan 6 8,33%

4. Gangguan tidur 6 8,33%

5. Gangguan kecerdasan 6 8,33%

6. Perasaan depresi 6 8,33%

7. Gejala somatik 6 8,33%

8. Gejala sensorik 2 2,78%

9. Gejala Kardiovaskular 3 4,17%

10. Gejala pernapasan 4 5,56%

11. Gangguan

gastrointestinal 3

4,17%

12. Gejala urogenetalia 6 8,33%

13. Gejala vegetatif 6 8,33%

14. Apakah ibu merasakan 6 8,33%

Jumlah 72 100%

61

3. Tingkat Kecemasan

Tabel 1.7 Tingkat Kecemasan Ibu Usia 40-45 Tahun Menghadapi Masa Premenopause

Di Desa Tumpang Krasak Kecamatan Jati Kabupaten Kudus

No. Tingkat Kecemasan Frekuensi Prosentase

1. Tidak cemas 24 34,29%

2. Cemas ringan 40 57,14%

3. Cemas sedang 6 8,57%

4. Cemas berat 0 0%

Jumlah 70 100%

B. BAHASAN

Responden yang tidak mengalami

cemas (34,29%) rata-rata dipengaruhi oleh

perasaan cemas, gangguan urogenetalia,

gejala vegetatif. Responden hanya

mengalami sebagian kecil dari gejala-gejala

premenopause yang timbul sehingga tidak

terlalu banyak keluhan dalam menghadapi

hal tersebut. Selain itu responden juga sudah

mengetahui bahwa gejala-gejala

premenopause yang mereka alami adalah hal

yang wajar sehingga dapat mengahadapi hal

tersebut tanpa ada rasa cemas.

Responden yang mengalami tingkat

kecemasan ringan (57,14%) sebagian besar

dipengaruhi oleh perasaan cemas, gejala

urogenetalia, gejala vegetatif. Ibu yang

mengalami kecemasan ringan menganggap

bahwa gejala-gejala yang dialaminya itu

tidak normal sehingga ibu tidak tahu

bagaimana cara mengatasi gejala-gejala

tersebut. Ketidaktahuan ibu bisa

dikarenakan kurangnya informasi yang

didapat oleh ibu tentang gejala-gejala

premenopause sehingga menyebabkan ibu

tidak mengetahui tentang hal-hal tersebut

dan tidak bisa mengatasi kecemasan. Hal ini

sesuai dengan teori Hendra (2008) informasi

akan memberikan pengaruh pada

pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang

memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika

62

ia mendapatkan informasi yang baik dari

berbagai media misalnya TV,radio atau surat

kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan

pengetahuan seseorang.

Responden yang mengalami tingkat

kecemasan sedang (8,57%)sebagian besar

dipengaruhi oleh perasaan cemas,

ketegangan, ketakutan, gangguan tidur,

gangguan kecerdasan, perasaan depresi,

gejala somatik, gejala urogenetalia, gejala

vegetative, perasaan ibu. Ibu yang

mengalami kecemasan sedang menganggap

bahwa gejala-gejala yang dialaminya itu

tidak normal sehingga ibu tidak tahu

bagaimana cara mengatasi gejala-gejala

tersebut. Ketidaktahuan ibu bisa

dikarenakan kurangnya informasi yang

didapat oleh ibu tentang gejala-gejala

premenopause sehingga menyebabkan ibu

tidak mengetahui tentang hal-hal tersebut

dan tidak bisa mengatasi kecemasan. Hal ini

sesuai dengan teori Hendra (2008) informasi

akan memberikan pengaruh pada

pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang

memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika

ia mendapatkan informasi yang baik dari

berbagai media misalnya TV,radio atau surat

kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan

pengetahuan seseorang.Selain dipengaruhi

oleh gejala premenopause, kecemasan yang

dialami ibu juga dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan, pekerjaan dan status ekonomi.

Respoden yang mengalami tingkat

kecemasan sedang mempunyai pendidikan

rendah bahkan ada yang tidak sekolah.

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Ibu usia 40-45 tahun yangmenghadapi

masa premenopause di Desa Tumpang

Krasak Kecamatan Jati Kabupaten Kudus

sebagian besar mengalami tingkat

kecemasan ringan dengan skor 6-14

sebanyak 57,14 %.

63

B. SARAN

Tenaga kesehatan diharapkan dapat

memberikan pendidikan kesehatan pada ibu

usia premenopause bahwa gejala

premenopause adalah hal yang normal

dialami oleh perempuan. Demikian juga

untuk masyarakat dapat terlibat dalam

membantu ibu menghadapi gejala

premenopause pada saat kegiatan

masyarakat melalui tokoh agama dan tokoh

masyarakat setempat.

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2009. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi KebutuhanDasar Klien.

Jakarta: Salemba Medika.

Bromberger, John T, dkk. 2005. Penderitaan Psikologis, Dukungan Sosial dan Menopause

Alamiah: Suatu Studi pada Komunitas Multibudaya. American Journal of Public Health.

Hawari, Dadang. 2008. ManajemenStres, Cemas dan Depresi. Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia.

Hidayat, A Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta:

Salemba Medika.

Ibrahim, A. 2007. Panik Neurosis Gangguan Cemas. Jakarta: Dua As As.

Kasdu, Dini. 2002. KiatSehat dan Bahagia di Usia Menopause. Jakarta: Puspaswara.

Mansur, Herawati. 2009. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Manuaba, I.B. 2004. Memahami Kesehatan ReproduksiWanita. Jakarta: EGC.

Mulyono, Hasyim. 2008. Buku Pintar Komputer. Jakarta: Kriya Pustaka.

Ni Komang Juniati. 2012. Tingkat Kecemasan Ibu-Ibu Usia 40-48 Tahun Dalam Menghadapi

Menopause DiDusun Mundu Kelurahan Catur Tunggal Kecamatan Depok KabupatenSleman

Yogyakarta.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:

Salemba Medika.

64

Pieter, Herri Zan dan Lubis, Namora Lumonggo. 2010. Pengantar Psikologi untuk Kebidanan.

Jakarta: Kencana.

Pinem. 2009. Kesehatan Reproduksi & Kontrasepsi. Jakarta: TIM.

Proverawati, A. 2010. Menopause dan Sindrom Premenopause. Yogyakarta: Nuha Medika.

Rukiyah, Ai Yeyeh dan Yulianti, Lia. 2012. Asuhan Kebidanan IV Patologi. Jakarta: TIM.

Ramaiah, Savitri. 2003. Kecemasan Bagaiamana Mengatasi Penyebabnya. Jakarta: Pustaka

Populer Obor.

Stuart & Sundeen. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.

Suwarno, S. 2004. Pustaka Pintar Wanita. Jakarta: Progres.

Yatim, Faisal. 2001. Haid Tidak Wajar dan Menopause. Jakarta: Pustaka Populer Obor.

65

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN

(JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG

KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN DI SMA MASEHI KUDUS

DESCRIPTION OF KNOWLEDGE ON ADOLESCENT CLASS XI

UNWANTED PREGNANCY IN SMA MASEHI KUDUS

Yunita Dwi Karlinda1, Ika Sari K, S.SiT2, Dewi Endah K, SST3

1,2,3 Akbid Mardi Rahayu Kudus

[email protected], [email protected]

ABSTRACT

Adolescence is an age between 10-19 years, which is a period of maturation of the reproductive

organs of men. The problem is prominent in adolescents, such as sexual problems (unwanted

pregnancy and abortion). Data pillars Indonesian Family Planning Association KTD events in

2002 there were 50 cases, in 2003 there are 92 cases, in 2004 there were 101 cases and in 2010

there was 8-10 cases.

This study aims to determine the picture of young women knowledge about KTD in class XI

SMA Holy AD. The research uses descriptive method with cross sectional approach. The

samples studied female student of class XI 35 people using the questionnaire included 30

questions.

The results showed girls knowledge about KTD good class XI of 65.7%, just 25.7%, and less

than 8.6%.

The advice given is expected for teens to abstain from sexual relations that would happen KTD.

Keywords: Awareness, Youth, Unwanted Pregnancy

ABSTRAK Masa remaja merupakan usia antara 10-19 tahun,dimana merupakan suatu periode masa

pematangan organ reproduksi manusia. Masalah yang menonjol di remaja, misalnya masalah

seksualitas (KTD&aborsi). Data pilar Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia kejadian

KTD pada tahun 2002 ada 50 kasus, tahun 2003 ada 92 kasus, tahun 2004 ada 101 kasus dan

tahun 2010 ada 8-10 kasus.

Penelitian ini betujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri kelas XI tentang

KTD di SMA Masehi Kudus. Penelitian menggunakan metode diskriptif dengan pendekatan

cross sectional. Sampel yang diteliti siswa putri kelas XI sejumlah 35 orang menggunakan

kuesioner berjumlah 30 pertanyaan.

Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan remaja putri kelas XI tentang KTD baik 65,7%,

cukup 25,7%, dan kurang 8,6%.

Saran yang diberikan adalah diharapkan bagi remaja untuk tidak melakukan hubungan seksual

yang nantinya akan terjadi KTD.

Kata Kunci : Pengetahuan, Remaja, KTD

66

PENDAHULUAN

Masa remaja adalah masa transisi yang

ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi

dan psikis. Masa remaja yakni antara usia

10-19 tahun, adalah suatu periode masa

pematangan organ reproduksi manusia, dan

sering disebut masa pubertas. Masa remaja

adalah periode peralihan dan masa anak ke

masa dewasa (Widyastuti, dkk, 2009; h.11).

Masalah yang menonjol di kalangan

remaja, misalnya masalah seksualitas

(kehamilan tidak dinginkan dan aborsi),

terinfeksi Penyakit Menular Seksual (PMS),

HIV/AIDS dan sebagainya akan

menimbulkan beberapa dampak bagi

pemerintahan karena remaja menghadapi

masalah kesehatan yang kompleks,

walaupun selama ini diasumsikan sebagai

kelompok yang sehat. Beberapa survei

diketahui besaran masalah remaja,

sebagaimana ditunjukkan oleh data berikut:

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) tahun 2007 menunjukkan

pengalaman seksual pada perempuan: 1,3%,

lelaki: 3,7%. Dari delapan puluh empat

orang terdapat 1% yang pernah mengalami

Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), 60%

diantaranya mengalami atau melakukan

aborsi.

Kehamilan tidak diinginkan bukanlah

fenomena baru yang sering diperbincangkan

di dunia ini, jika kita simak lebih jauh

sebenarnya kehamilan tidak diinginkan bisa

menimpa siapa saja. Pada saat ini

tampaknya kehamilan tidak diinginkan tidak

dapat dipandang sebagai masalah (kasus)

individu saja, tetapi lebih tepat dipandang

sebagai masalah sosial karena jumlahnya

yang semakin besar. Kejadian KTD pada

remaja memiliki kecenderungan meningkat.

Data pilar Perkumpulan Keluarga Berencana

Indonesia (PKBI), pada tahun 2002 ada 50

kasus KTD, tahun 2003 ada 92 kasus KTD,

67

tahun 2004 ada 101 kasus KTD dan tahun

2010 satu bulan terdapat 8 - 10 kasus KTD

(BKKBN, 2009 : 1).

Ketidak tahuan atau minimnya

pengetahuan tentang perilaku seksual pada

remaja maka dapat mengakibatkan

kehamilan tidak diinginkan pada remaja.

Ketika seorang perempuan mengalami

kehamilan tidak diinginkan (KTD), diantara

jalan keluar yang ditempuh adalah

melakukan upaya aborsi, baik yang

dilakukan sendiri maupun dengan bantuan

orang lain. Banyak diantaranya yang

memutuskan untuk mengakhiri

kehamilannya dengan mencari pertolongan

yang tidak aman sehingga mereka

mengalami komplikasi serius atau kematian

karena ditangani oleh orang yang tidak

berkompeten atau dengan peralatan yang

tidak memenuhi standar (Tinceulisinaga,

2007).

Berdasarkan penelitian Datik Najianti di

Kelurahan Plamongansari Kecamatan

Pedurungan yang mengambil 11 orang

sebagai subyek penelitian yang diambil

secara total sampling. Hasil dari 11

responden didapatkan bahwa dukungan

konselor sebaya memperkuat perilaku

subyek dalam mengambil keputusan yang

berkaitan dengan kehidupan seksual dan

banyak yang melakukan hubungan seks

termasuk KTD maupun aborsi. Ini

menunjukkan adanya hubungan yang

signifikan antara tingkat pengetahuan

tentang Kehamilan Tidak Diinginkan di

Kelurahan Plamongansari Kecamatan

Pedurungan.

SMA Masehi merupakan sekolah yang

terletak dipusat kota yang didalamnya

mayoritas remaja yang mempunyai ekonomi

menengah keatas. Menurut hasil studi

pendahuluan dengan metode wawancara dari

5 siswa dan 1 guru BK di SMA Masehi

bahwa remaja di SMA Masehi cenderung

belum mengetahui mengenai Kehamilan

Tidak Diinginkan. Tetapi dari mereka lebih

68

mengerti mengenai tehnology-tehnology

sekarang yang ada. Selain itu mereka juga

mendapatkan informasi tersebut dari

temannya sehingga siswa lebih cepat

mendapatkan informasi. Jika informasi

tersebut seperti halnya melakukan hubungan

seksual diluar nikah remaja bisa melakukan

dan akan terjadi Kehamilan Tidak

Diinginkan.

Berdasarkan latar belakang dan

penelitian sebelumnya peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang kehamilan

tidak diinginkan yang dituangkan dalam

judul ”Gambaran Pengetahuan Remaja Putri

Kelas XI Tentang Kehamilan Tidak

Diinginkan di SMA Masehi Kudus.”

METODE

Desain penelitian menggunakan metode

diskriptif. Tenik pengumpulan data

menggunakan kuesioner yang sudah diuji

validitas dan reliabilitasnya. Teknik

sampling yang digunakan adalah total

sampling sejumlah 35 siswi kelas XI di

SMA Masehi Kudus. Teknik analisa data

yang digunakan adalah analisa univariat

HASIL DAN BAHASAN

A. HASIL

1. Karakteristik Responden

a. Berdasarkan Umur

Tabel 1.1.Distribusi Frekuensi Menurut Umur

Umur Frekuensi Persentase

16 tahun 22 62,9 %

17 tahun 13 37,1 %

Jumlah 35 100

69

2. Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

a. Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Pengertian Kehamilan Tidak Diinginkan

Tabel 1.2 Tingkat Pengetahuan Tentang Pengertian Kehamilan Tidak Diinginkan

Kriteria Frekuensi Persentase

Baik 28 80%

Cukup 0 0%

Kurang 7 20%

Jumlah 35 100%

b. Tingkat Pengetahuan Tentang Penyebab Kehamilan Tidak Diinginkan

Tabel 1.3 Tingkat Pengetahuan Tentang Penyebab Kehamilan Tidak Diinginkan

Kriteria Frekuensi Persentase

Baik

Cukup

24

0

68,6%

0%

Kurang 11 31,4%

Jumlah 35 100%

c. Tingkat Pengetahuan Tentang Akibat Kehamilan Tidak Diinginkan

Tabel 1.4 Tingkat Pengetahuan Tentang Akibat Kehamilan Tidak Diinginkan

Kriteria Frekuensi Persentase

Baik

Cukup

26

0

74,3%

0%

Kurang 9 25,7%

Jumlah 35 100%

d. Tingkat Pengetahuan Tentang Cara Mencegah Kehamilan Tidak Diinginkan

Tabel 1.5 Tingkat Pengetahuan Tentang Cara Mencegah Kehamilan Tidak

Diinginkan

Kriteria Frekuensi Persentase

Baik

Cukup

24

0

68,6%

0%

Kurang 11 31,4%

Jumlah 35 100%

70

e. Tingkat Pengetahuan Tentang Tindakan Yang Harus Dilakukan Jika Terjadi

Kehamilan Tidak Diinginkan

Tabel 1.6 Tingkat Pengetahuan Tentang Tindakan Yang Harus Dilakukan Jika

Terjadi Kehamilan Tidak Diinginkan

Kriteria Frekuensi Persentase

Baik

Cukup

0

30

0%

85,7%

Kurang 5 14,3%

Jumlah 35 100%

f. Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan

Tabel 1.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Kriteria Frekuensi Persentase

Baik 23 65,7 %

Cukup 9 25,7 %

Kurang 3 8,6 %

Jumlah 35 100 %

B. BAHASAN

Karakteristik berdasarkan umur

responden yang paling banyak adalah

pada umur 16 tahun (62,9%). Menurut

Wahit, 2011 dengan bertambahnya

umur seseorang akan mengalami

perubahan aspek fisik dan psikologi

(mental). Secara garis besar,

pertumbuhan fisik terdiri atas empat

kategori perubahan yaitu perubahan

ukuran, perubahan proporsi, hilangnya

ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri

baru. Perubahan ini terjadi karena

pematangan fungsi organ. Pada aspek

psikologis atau mental, taraf berpikir

seseorang menjadi semakin matang dan

dewasa.

Tingkat pengetahuan tentang

Kehamilan Tidak Diinginkan yang

paling banyak yaitu pengetahuan baik

dengan jumlah 23 responden (65,8%).

71

Dengan pengetahuan yang memadai dan

adanya motivasi untuk menjalani masa

remaja secara sehat, maka remaja akan

berusaha untuk memelihara kesehatan

dirinya agar dapat memasuki masa

kehidupan berkeluarga dengan sistem

reproduksi yang sehat (Andhyantoro,

2012). Pada penelitian ini tingkat

pengetahuan tentang kehamilan tidak

diinginkan baik, dikarenakan remaja

sekarang lebih cepat mendapatkan

informasi dari media masa seperti

internet, koran maupun televisi. Hal ini

bisa dipengaruhi oleh faktor pendidikan,

pekerjaan, umur, minat, pengalaman,

kebudayaan sekitar dan informasi.

Informasi yang benar dan tepat tentang

masalah seputar seksual dan kesehatan

reproduksi bisa didapatkan dari jurnal

kesehatan sehingga remaja akan lebih

memahami dengan baik mengenai

keadaan seksual remaja tentang masalah

kesehatan reproduksi.

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Tingkat pengetahuan tentang

kehamilan tidak diinginkan pada remaja

putri kelas XI SMA Masehi Kudus baik

(65,7%).

B. SARAN

Setelah mendapatkan pengetahuan

tentang kehamilan tidak diinginkan,

diharapkan bagi remaja untuk tidak

melakukan hubungan seksual yang

nantinya akan terjadi kehamilan tidak

diinginkan. Bagi pihak sekolah

diharapkan untuk senantiasa

meningkatkan pengetahuan remaja

khususnya perempuan dengan cara

menambahkan informasi dan

memberikan penyuluhan mengenai

kesehatan reproduksi remaja.

72

DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti Titik. dkk. Buku Ajar Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Kudus: PresAKMR; 2010

Datik Najianti. Perilaku Remaja Dalam Kejadian Kehamilan Tidak Diinginkan. Semarang:

UNDIP; 2011

Hidayat Aziz Alimul.metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba

Medika; 2007. h.68

Karwati, Pujiati Dewi, Mujiwati Sri. Asuhan Kebidanan V (Kebidanan Komunitas). Jakarta: CV

TRANS INFO Media; 2011

Mansur Herawati. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika; 2009

Mubarak Wahit Iqbal. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika; 2011.

h.81

Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2005

Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika; 2008

PKBI. Apa Yang Harus Dilakukan Bila Mengalami Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD). Jakarta:

PKBI Pusat; 2010

Tinceuli Sinaga. Pengetahuan dan Sikap Remaja Putir Terhadap Aborsi Dari Kehamilan Tidak

Dikehendaki Di Sekolah Menengah Umum Negeri I Pematang Siantar. Sumatera Utara:

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara; 2007

Widyastuti Yani, Rahmawati Anita, Purnamaningrum Yuliastika Eka. Kesehatan Reproduksi.

Yogyakarta: Fitramaya; 2009

FORMAT ARTIKEL

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN

(JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

(– TIMES NEW ROMAN 14 pt)

JUDUL ARTIKEL (Bahasa Indonesia) 12 pt

JUDUL ARTIKEL (Bahasa Ingris) 12 pt

Nama penulis 1, Nama penulis 2 (12 pt)

1,2 Asal institusi penulis

Alamat institusi penulis

No Hp / surel penulis

ABSTRACT

Abstract written using times new roman font size 12, spacing 1 and the text length between

100-200 word, written in one paragraph.

ABSTRAK

Abstrak ditulis menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12, spasi 1 dan dengan

panjang teks antara 100-200 kata, ditulis dalam 1 paragraf. Abstrak versi Bahasa Indonesia

ditulis menggunakan Bahasa Indonesia baku dengan ejaan yang disempurnakan.

Kata kunci: terdiri dari 3-6 kata, ditulis mengikuti urutan abjad

PENDAHULUAN

Naskah diketik dengan font Times New

Roman ukuran 12 , spasi double (2)---------

----------------------------------------------------

-----------------------------------(dst)

----------------------------------------------

----------------------------------------------------

-----------------------------------------(dst)

Tipe Artikel

Artikel merupakan hasil penelitian

dalam bidang pendidikan. Sistematika

penulisan artikel hasil penelitian terdiri

dari judul, nama penulis, institusi dan

alamat korespondensi, abstrak, kata kunci,

pendahuluan, metode, hasil dan

pembahasan, simpulan, ucapan terimakasih

dan daftar rujukan.

Naskah dipaparkan secara naratif

(tanpa penomoran di depan sub judul) dan

pemaparan dalam bentuk sub judul

dihindari.

METODE

----------------------------------------------------

----------------------------------------------------

------------------------------------------dst

Berisi metode/rancangan penelitian,

populasi dan sampel, instrumen, validitas

dan realibilitas instrumen, dan cara analisis

data.

HASIL DAN BAHASAN

A. HASIL

----------------------------------------------

----------------------------------------------

---------------------------------------dst

B. BAHASAN

----------------------------------------------

----------------------------------------------

---------------------------------------dst

Hasil dan pembahasan dibuat sub

judul sendiri. Dimana bagian ini

merupakan bagian utama artikel. Pada

hasil dapat disajikan dengan tabel atau

grafik, untuk memperjelas hasil secara

verbal. Sedangkan pada pembahasan

merupakan bagian terpenting dari

keseluruhan isi artikel ilmiah. Tujuan

pembahasan adalah : Menjawab masalah

penelitian, menafsirkan temuan-temuan,

mengintegrasikan temuan dari penelitian

ke dalam kumpulan pengetahuan yang

telah ada dan menyusun teori baru atau

memodifikasi teori yang sudah ada.

Gambar disisipkan di dalam text box

dan figures caption (keterangan gambar)

diletakkan di bawah gambar.

Gambar 1. Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxx

Tabel 1. Yyyyyyyyyyyyyyyyy yyyyyyyyyyyyyyyy

Tabel dibuat dengan lebar garis 1 pt

dan tables caption (keterangan tabel)

diletakkan di atas tabel. Keterangan tabel

yang terdiri lebih dari 2 baris ditulis

menggunakan spasi 1. Garis-garis tabel

diutamakan garis horizontal saja

sedangkan garis vertikal dihilangkan.

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

----------------------------------------------

--------------------------------------dst

B. SARAN

----------------------------------------------

--------------------------------------dst

Simpulan dan saran ditulis sendiri-

sendiri dalam sub judul. Simpulan memuat

jawaban atas pertanyaan penelitian. Ditulis

dalam bentuk narasi, bukan dalam bentuk

numerikal. Saran diberikan atas dasar hasil

penelitian.

UCAPAN TERIMAKASIH (bila ada)

Ucapan terimakasih ditujukan kepada

institusi resmi atau perorangan sebagai

penyandang dana atau telah memberikan

kontribusi lain dalam penelitian. Ucapan

terimakasih dilengkapi dengan nomor surat

kontrak penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------------------------dst

Penulisan daftar pustaka terdiri-dari nama penulis, tahun penerbitan, judul artikel, nama

kota dan institusi penerbitan. Daftar rujukan diurutkan sesuai huruf pertama nama penulis (A-

Z). Kata kedua dalam nama disepakati sebagai nama keluarga. Semua pustaka yang dirujuk

dalam teks harus dituliskan dalam daftar rujukan.

Penulisan daftar pustaka sebagai berikut:

Buku :

Ary, D., Jacobs, L.C. & Razavieh, A. 1976. Pengantar Penelitian Pendidikan. Terjemahan

oleh Arief Furchan. 1982. Surabaya: Usaha nasional

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rinneka Cipta

Jawa Pos. 22 April 2008. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri, hlm. 3

Kansil, C.L. 2002. Orientasi Baru Penyelenggaraan Pendidikan Program Profesional dalam

Memenuhi Kebutuhan Dunia Idustri. Transpor, XX(4): 54-5 (4): 57-61

Keppel, Geoffrey. 1982. Design and Analysis A Researcher’s Handbook. New Jersey:

Prentice-Hall, Inc.

Khumaedi, M, Sunyoto dan Burhan, M . 2010. Program Keahlian pada Sekolah Menengah

Kejuruan dan Kesesuaiannya dengan Kebutuhan Tenaga Kerja di Kabupaten Semarang.

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin (PTM). Volume 11, No.1.

Jurnal:

Meltzer, D.E. 2002. The Relantionship Between Mathematics Preparation and Conceptual

Learning Gains in Physics. AmJ Phys, 70 (7): 120-137

Buku:

Sukmadinata, N.S. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya

Prosiding:

Liliasari. 2011. Membangun Masyarakat Melek Sains Berkarakter Bangsa melalui

Pembelajaran. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA dengan tema Membangun

Masyarakat Melek (Literate) IPA yang Berkarakter Bangsa melalui Pembelajaran.

Semarang, 16 April 2011

Skripsi, Tesis, Desetasi:

Parmin. 2005. Kualitas Pembelajaran Biologi melalui Pendekatan Sains Lingkungan

Teknologi dan Masyarakat (Salingtemas). (Tesis). Semarang: Program Pascasarjana

Universitas Negeri Semarang

Pengiriman Artikel

Soft copy dan hard copy dari artikel dalam bentuk akhir (revised article) ditulis sebanyak 10

sampai 12 halaman dikirimkan ke Staf redaksi Jurnal Kebidanan dan Kesehatan AKBID

Mardi Rahayu email: [email protected] atau AKBID Mardi Rahayu Jl. KH Wahid

Hasyim No.89 Kudus

design by @gus

Ju

rnal K

eb

idan

an

dan

Keseh

ata

n (J

ou

rnal o

f Mid

wife

ry a

nd

Health

)V

ol. 6

No

1 , J

an

uari 2

015

2 0 8 8 4 1 0 9