Chapter II Tomat

  • Upload
    dinaaza

  • View
    692

  • Download
    27

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    1/70

    TINJAUAN PUSTAKA

    Buah Tomat

    Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) adalah

    tumbuhan keluarga Solanaceae, berasal dari Amerika Tengah dan Selatan, dari

    Meksiko sampai Peru. Kata tomat berasal dari bahasa Aztek, salah satu suku

    Indian yaitu xitomate atau xitotomate. Tanaman tomat menyebar ke seluruh

    Amerika, terutama ke wilayah yang beriklim tropik, sebagai gulma. Penyebaran

    tanaman tomat ini dilakukan oleh burung yang makan buah tomat dan kotorannya

    tersebar kemana-mana. Penyebaran tomat ke Eropa dan Asia dilakukan oleh orang

    Spanyol. Tomat ditanam di Indonesia sesudah kedatangan orang Belanda. Dengan

    demikian, tanaman tomat sudah tersebar ke seluruh dunia, baik di daerah tropik

    maupun subtropik. (Pracaya, 2012)

    Buah tomat terdiri dari beberapa bagian yaitu perikarp, plasenta, funikulus,

    dan biji. Anatomi buah tomat dapat dilihat pada Gambar 1. Perikarp meliputi

    eksokarp, mesokarp, dan endocarp. Eksokarp adalah lapisan terluar dari buah dan

    sering mengandung zat warna buah terdiri dari dinding pericarp dan kulit buah.

    Perikarp meliputi dinding luar dan dinding radial (septa) yang memisahkan

    rongga lokula. Mesokarp adalah lapisan yang paling dalam berupa selaput terdiri

    dari parenkim dengan ikatan pembuluh (jaringan tertutup) dan lapisan bersel

    tunggal yaitu lokula. EndoKarp adalah lapisan paling dalam terdiri dari biji,

     plasenta, dan columella (Rančić et al , 2010).

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    2/70

     

    a.  Bagian-bagian buah tomat  b.  Penampang melintang buahtomat

    Gambar 1. a. Bagian-bagian buah tomat. b. Penampang melintang buah tomat

    (Anonim, 2015)

    Epidermis pada buah atau sayuran yang berbentuk buah biasanya dibentuk

    oleh sel - sel yang sangat kecil sehingga menyerupai dinding tebal yang kompak

    tanpa ruang antar sel kecuali pada bagian stomata dan lentisel. Bentuk sel

    epidermis bervariasi tergantung pada spesies dan varietas. Pada buah tomat,

    varietas yang tahan terhadap retakan memiliki sel epidermis berbentuk datar,

    sementara pada varietas yang mudah mengalami keretakan kulit, sel epidermisnya

     berbentuk bundar (Rančić et al , 2010).

    Buah tomat plum (Solanum lycopersicum L. varroma) memiliki 2 karpel.

    Bagian buah tomat terdiri dari daging (perikarp dan kulit) dan pulp (plasenta dan

     jaringan lokula). Perikarp biasanya tebal dan berair. Pulp menyumbang kurang

    dari sepertiga dari massa buah segar. Kolumela (bagian dalam) adalah badan steril

    yang merupakan sumbu pusat tubuh buah dewasa barupa sekat dalam yang

    menonjol dan berwarna putih. Plasenta merupakan tempat melekatnya bakal biji

     pada dinding ovarium buah. Rongga lokula merupakan rongga yang dikelilingi

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    3/70

    oleh perikarp, septa dan kolumela daerah ini berisi membran agar – agar yang

     bersifat kenyal dan berair (Rančić et al , 2010).

    Sebagian besar pembelahan sel dalam pericarp berlangsung selama 10 –

    14 hari pertama setelah berbunga. Kulit buah (exocarp) terdiri dari lapisan

    epidermis luar ditambah 2 - 4 lapisan sel hypodermal berdinding tebal dengan

    kolenkim seperti bahan pengental. Dalam proses perkembangan awal buah,

     plasenta mulai memperluas ke lokula untuk menyerap biji dalam 10 hari pertama

    dan mengisi seluruh rongga lokula dalam beberapa hari berikutnya. Pada buah

    yang belum matang terbentuk plasenta dan setelah matang terbentuk lokula.

    Cairan intraseluler dapat terakumulasi dalam lokula dan protoplas tetap utuh

    (Rančić et al , 2010).

    Sistematika Buah Tomat

    Sistematika buah tomat adalah sebagai berikut:

    Kerajaan : Plantae (tidak termasuk) Eudicots

    Divisi : Spermatophyta

    Anak divisi : Angiospermae

    Kelas : Dicotyledonae

    Ordo : Solanales

    Famili : Solanaceae

    Genus : Solanum

    Spesies : S. lycopersicum

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    4/70

     Nama binomial : Solanum lycopersicum

    Sinonim : Lycopersicon lycopersicum / Lycopersicon esculentum 

    (Wikipedia, 2014)

    Jenis-Jenis Buah Tomat

    Umumnya jenis-jenis tomat didasarkan pada ketinggian tanaman, penampilan,

    dan kegunaannya. Berdasarkan ketinggian tanamannya, jenis tomat dibagi

    menjadi 3 golongan utama, yaitu (Faujiah, 2014) : 

    a.   Determinate

    Golongan ini merupakan yang terpendek diantara tanaman tomat, yakni hanya

     berkisar antara 50-80 cm saja. Golongan ini tidak bisa tumbuh tinggi karena

    ujung tanamannya diakhiri dengan rangkaian bunga. Jenis ini relatif memiliki

    umur sangat pendek sehingga dapat cepat dipanen.

    b.   Intermediate

    Pohon Tomat dengan golongan ini termasuk relatif tinggi dan dapat tumbuh

    hingga mencapai 2 m. Namun demikian, meskipun batang tanamannya relatif

    tinggi umurnya hanya berkisar 4 bulan saja.

    c.  Hybrida

    Golongan ini merupakan hasil persilangan antara golongan determinate

    dengan intermediate. Karena merupakan persilanngan antara keduanya,

    varietas ini memiliki sifat dari keduanya.

    Selain dikelompokkan berdasarkan bentuk fisik tanamannya, jenis  buah

    tomat  juga banyak ditentukan berdasarkan bentuk buah dan juga kegunaannya.

    Beberapa jenis tomat yang lazim dikenal di masyarakat dapat dilihat pada Tabel 1.

    Universitas Sumatera Utara

    http://infobuahtomat.blogspot.com/http://infobuahtomat.blogspot.com/http://infobuahtomat.blogspot.com/http://infobuahtomat.blogspot.com/

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    5/70

    Tabel 1. Jenis-jenis tomat berdasarkan bentuk buah dan kegunaannya

    NO Jenis tomat Keterangan

    1 Tomat Plum Tomat ini mirip buah plum.Bentuknya bulat lonjong,

    dagingnya banyak sekali

    mengandung air dan memiliki

     permukaan kulit yang tipis.

    Umumnya dipakai untuk tumisan

    dan masakan yang membutuhkan

    waktu memasak yang relatif lama

    seperti membuat saos tomat dan

    diolah sebagai jus tomat

    2 Tomat Beef Tomat beef ini memiliki bentuk

    yang paling besar jika

    dibandingkan dengan jenis

    lainnya. Karena ukurannya yang

     besar tomat jenis ini sering kali

    digunakan untuk membuat

    sandwich atau hamburger. Tapi

    tidak jarang juga para chef  

    menggunakannya untuk bahan

    tumisan atau masakan lain yang

    memerlukan tomat dalam ukuran

     besar.

    3 Tomat ceri Tomat ini bentuknya kecil agak

    lonjong. Ketika masih muda

    warnanya hijau pucat dan ketika

    sudah masak warnanya berubah

    menjadi orange ke merahan.Rasanya dagingnya cukup manis,

    dan mengandung juice yang

    cukup banyak. Umumnya

    digunakan sebagai pelengkap

    salad atau dimakan dalam keadaan

    segar.

    4 Tomat hijau Sesuai dengan namanya, tomat ini

     berwarna hijau, teksturnya agak

    keras karena memiliki kandungan

    Universitas Sumatera Utara

    http://infobuahtomat.blogspot.com/2012/05/manfaat-jus-tomat-bagi-kesehatan.htmlhttp://1.bp.blogspot.com/-JAZlhpkBBHA/T7sNctm1sjI/AAAAAAAAAHA/GZTheHpXUwA/s1600/tomat+ceri.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-8uoHjIbxs8c/T7sLjXCsQYI/AAAAAAAAAG4/KQ7jKc7EjLc/s1600/tomat-beef.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-BUsbAbEoxq4/T7sK55kZxNI/AAAAAAAAAGw/jZRYWHGM5Qg/s1600/tomat+plum.jpghttp://infobuahtomat.blogspot.com/2012/05/manfaat-jus-tomat-bagi-kesehatan.html

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    6/70

     

    air yang sedikit. Sebenarnya tomat

    hijau adalah tomat yang dipanen

    sebelum masak.

    Biasanya digunakan sebagai bahan tumisan karena rasanya

    yang cenderung segar.

    5 Tomat pear Jens tomat ini memang mirip

    dengan buah pear (seperti air mata

    yang jatuh) hanya saja bentuknya

     jauh lebih kecil dari buah Pear.

    Memiliki warna beraneka ragam,mulai dari merah, orange, dan

    kuning dan rasanya cukup manis.

    Umumnya dikonsumsi langsung

    atau ditambahkan sebagai bahan

     pelengkap salad. Tomat jenis ini

    kurang populer di Indonesia.

    6 Tomat anggur Tomat Anggur merupakan variantomat yang paling kecil diantara

    lainnya. Berbeda dengan tomat

    ceri yang cenderung lebih

    lonjong, bentuk tomat anggur

    cenderung lebih bulat dan lebih

    kecil.

    Karena rasanya yang cukup

    manis, tomat anggur sering kali

    dikonsumsi secara langsung

    ataupun digunakan sebagai salad.Sering kali ketika di jual

    warnanya kuning dan merah.

    Tomat jenis ini juga jarang

    dijumpai di Indonesia.

    (Sumber: Faujiah, 2014)

    Universitas Sumatera Utara

    http://3.bp.blogspot.com/-GMK0qVqGpl8/T7sQ9CHuL1I/AAAAAAAAAHo/FKMZiHx5hfQ/s1600/tomat+anggur.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-JNi_0wbYpEo/T7sQkvmtcOI/AAAAAAAAAHg/zVn0xYJ0f6g/s1600/yellowPearTomato.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-_i_UHH05dGM/T7sQATyao0I/AAAAAAAAAHQ/04yE1_Twc1Y/s1600/tomat+hijau.jpg

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    7/70

    Komposisi Kimia Buah Tomat

    Varietas-varietas tomat memiliki jumlah zat terlarut dalam air bervariasi

    dari 4,5 sampai 7 % dengan fruktosa dan glukosa merupakan zat paling dominan.

    Kandungan nutrisi buah tomat dapat dilihat pada Tabel 2.

    Tabel 2. Kandungan nutrisi tomat segar.Nutrien Kandungan

    per 100 g

    Nutrien Kandungan

    per 100 g

    Analisis Proksimat Asam Amino

    Air (g) 93,76 Triptofan (g) 0,006

    Energi (kkal) 21 Treonin (g) 0,021

    Protein (g) 0,85 Isoleusin (g) 0,020Total lemak (g) 0,33 Leusin (g) 0,031

    Karbohidrat (g) 4,64 Lisin (g) 0,031

    Serat (g) 1,1 Metionin (g) 0,007

    Abu (g) 0,42 Kistin (g) 0,011

    Mineral Fenilalanin (g) 0,022

    Kalsium (mg) 5 Tirosin (g) 0,015

    Zat besi (mg) 0,45 Valin (g) 0,022

    Magnesium (mg) 11 Arginin (g) 0,021

    Fosfor (mg) 24 Histidin (g) 0,013

    Kalium (mg) 222 Alanin (g) 0,024

     Natrium (mg) 9 Asam aspartat (g) 0,118

    Seng (mg) 0,09 Asam glutamat (g) 0,313

    Tembaga (mg) 0,074 Glisin (g) 0,021

    Mangan (mg) 0,105 Prolin (g) 0,016

    Selenium (mg) 0,4 Serin (g) 0,023

    Vitamin Asam Lemak

    Tiamin (mg) 0,059 Tak jenuh tunggal (g) 0,050

    Riboflavin (mg) 0,048 Tak jenuh ganda (g) 0,135

     Niasin (mg) 0,628

    Asam pantotenat (mg) 0,247

    Vit. A (IU) 623Tokoferol (mg) 0,34

    (Sumber: Kailaku et al., 2014) 

    Asam organik yang paling dominan pada tomat adalah asam sitrat. Selain asam

    sitrat, asam malat adalah asam organik yang paling berkontribusi terhadap cita

    rasa buah tomat. Struktur kimia asam-asam organik dari buah tomat terdapat pada

    Gambar 2. Asam-asam lain yang telah terdeteksi adalah asam asetat, format,

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    8/70

    trans-asonitat, laktak, galakturonat, dan α-okso. Pada keseluruhan kematangan

     buah mulai dari berwarna hijau tua hingga merah, keasaman meningkatkan

    mencapai nilai maksimum dan kemudian menurun. Keasaman maksimum

    ditemukan pada breaker dan tahap berwarna pink. Keasaman buah tomat sangat

     penting untuk rasa dan penting juga dalam proses pengolahan karena butirat,

    mikroorganisme termofilik, dan pembusuk anaerobik tidak dapat berkembang

    ketika pH di bawah 4,3. Namun ketika pH lebih dari 5, spora mikroorganisme

    sulit untuk dibunuh. (Salunkhe et al , 1974) 

    Perubahan Komposisi Kimia Buah Tomat Selama Pertumbuhan dan

    Pematangan

    Komposisi kimia tomat segar tergantung pada beberapa faktor yaitu

    kultivar, kedewasaan, cahaya, suhu, musim, iklim, kesuburan tanah, irigasi, dan

     perlakuan petani. Konsentrasi relatif komponen-komponen kimia dari buah tomat

    yang penting dalam menilai kualitas buah tomat adalah warna, tekstur,

     penampilan, nilai gizi, dan aroma. Buah tomat Moscow memiliki kadar air 94%

    (A) (B) (C)

    (D) (E) (F)

    Gambar 2. Struktur molekul asam-asam organik pada buah tomat. (A) Asam

    sitrat; (B) Asam malat; (C) Asam asetat; (D) Asam format; (E) Asam laktat; (F)

    Asam galaktonat. (Wikipedia, 2015)

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    9/70

     pada tahap merah matang. Perubahan komposisi berhubungan dengan pematangan

     buah tomat disajikan dalam Tabel 3.

    Tabel 3. Beberapa perubahan komposisi buah tomat terkait dengan proses pematangan

    Tahap kedewasaan

    Komposisi b

      matang

    Hijau  Breaker   Pink Merah Merah

    Bahan kering (%) 6.40 6.20 5.81 5.80 6.20

    Keasaman tertitrasi (%) 0.285 0.310 0.295 0.270 0.285

    Asam organik (%) 0.058 0.127 0.144 0.166 0.194

    Asam askorbat (mg %) 14.5 17.0 21.0 23.0 22.0

    Klorofil (µg %) 45.0 25.0 9.0 0.0 0.0

    β-Karoten (µg %) 50.0 242.0 443.0 10.0 0.0

     Lycopene (µg %) 8.0 124.0 230.0 374.0 412.0Penurunan gula (%) 2.40 2.90 3.10 3.45 3.65

    Pektin (%) 2.34 2.20 1.90 1.74 1.62

    Pati (%) 0.61 0.14 0.136 0.18 0.07

    Votatiles (ppb) 17.0 17.9 22.3 24.6 31.2

    Volatile reducing   248 290 251 278 400

     substances  (µeq. %)

    Asam amino (µmole %) _c 2358 3259 2941 2723

     Nitrogen protein 9.44 10.00 10.27 10.27 6.94

    (rag N/g)

    a kultivar Fireball, selain kultivar V. R. Moscow untuk kandungan asam amino. b Dinyatakan dalam basis berat segar.

    c Nilai tidak dilaporkan .(Sumber: Salunkhe et al , 1974) 

    Asam askorbat (Vitamin C)

    Vitamin C adalah salah satu vitamin paling penting untuk nutrisi manusia

    yang tersedia pada buah-buahan dan sayuran. Faktor "antiscorbutic"  buah-buahan

    segar, yang mencegah perkembangan khas Simptom skurvi pada manusia, adalah

    turunan karbohidrat dikenal sebagai vitamin C atau asam askorbat. (Zhang, 2013).

    L-Asam askorbat (AA) merupakan bentuk aktif biologis yang utama dari vitamin

    C. Asam askorbat teroksidasi secara reversibel menjadi bentuk L-asam

    dehidroaskorbat (DHA), juga menunjukkan aktivitas biologis.

    Vitamin C (asam askorbat) adalah suatu mikronutrien esensial yang

    diperlukan dalam fungsi metabolisme tubuh yang normal. Vitamin C mudah

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    10/70

    teroksidasi, dan sebagian besar fungsinya dalam organisme hidup bergantung

     pada kebutuhan sel. Tubuh manusia tidak dapat menghasilkan asam askorbat,

    sehingga harus diperoleh sepenuhnya melalui diet seseorang. Kekurangan vitamin

    C dalam tubuh manusia akan mengakibatkan timbulnya penyakit yang disebut

    dengan  scurvey, gejalanya meliputi terjadinya pendarahan, rasa sakit pada sendi

    dan kelelahan. Asupan harian vitamin C sangat kecil yaitu 10 - 15 mg/hari untuk

    orang dewasa yang diperlukan untuk mencegah defisiensi dan  scurvey. (Rahman

    et al , 2007)

    Sif at fisika dan kimia Vitamin C

    Sifat-sifat fisika Vitamin C adalah sebagai berikut:

    Rumus kimia : C6H8O

    Massa molar : 176.12 g mol−1 

    Penampilan : Padatan putih kekuningan

    Densitas : 1,65 g/cm3

    Kelarutan dalam air : 33 g/100 ml

    Kelarutan dalam etanol : 2 g/100 ml

    Kelarutan dalam gliserol : 1 g/100 ml

    Kelarutan dalam propilena glikol : 5 g/100 ml

    Kelarutan lain : tidak larut dalam solven dietil eter,

    kloroform, benzena, minyak, dan lemak

    Keasaman (pKa) : 4,20 (pertama), 11,6 (gugus hidroksil atom

    C nomor 3)

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    11/70

    Sifat-sifat kimia vitamin C adalah sebagai berikut (Sudarmadji, 2003):

    a.  Membentuk garam dengan logam.

     b.  Sifat asam ditentukan oleh ionisasi grup enol pada atom karbon.

    c.  Pada pH rendah vitamin C lebih stabil daripada pH tinggi (bersifat stabil

    terhadap asam, tidak stabil terhadap basa)

    d.  Vitamin C mudah teroksidasi, lebih-lebih bila terdapat katalisator Fe, Cu,

    enzim askorbat oksidase, sinar, temperatur yang tinggi. Larutan encer

    vitamin C pada pH kurang dari 7,5 masih stabil apabila tidak ada

    katalisator seperti diatas. Oksidasi vitamin C akan terbentuk asam

    dehidroaskorbat.

    e.  Vitamin C dapat berbentuk asam L-askorbat dan asam L-dehidroaskorbat.

    Keduanya mempunyai keaktifan sebagai vitamin C. Asam askorbat sangat

    mudah teroksidasi secara reversibel menjadi asam L-dehidroaskorbat.

    Asam L-dehidroaskorbat secara kimia sangat labil dan dapat mengalami

     perubahan lebih lanjut menjadi asam L-diketogulonat yang tidak memiliki

    keaktifan vitamin C lagi (Winarno, 2002).

    Pada makanan, pH mempengaruhi stabilitas asam askorbat dengan

    stabilitas maksimal pada pH antara 4 dan 6. Pemanasan menyebabkan kehilangan

    asam askorbat tergantung pada derajat pemanasan, luas permukaan yang kontak

    dengan air, oksigen, pH, dan adanya logam transisi. Hal tersebut menunjukkan

     bahwa pemanasan dapat menurunkan kandungan vitamin C pada suatu bahan.

    Struktur molekul vitamin C dapat dilihat pada Gambar 3.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    12/70

     

    Gambar 3. Struktur molekul Vitamin C atau asam askorbat (2-oxo-L-threo-

    hexono-

    1,4-lactone-2,3-enediol) (Wikipedia, 2015)

    Vitamin C merupakan antioksidan utama yang larut dalam air di dalam

    tubuh. Itu menurunkan tekanan darah dan level kolesterol. Analisis telah

    menunjukkan bahwa asupan vitamin C yang memadai efektif dalam menurunkan

    risiko berkembangnya kanker payudara, leher rahim, kolon, rektum, paru-paru,

    mulut, prostat dan perut. Vitamin C bersifat non-toksik untuk menjaga kesehatan

    tubuh seperti pita suara terjaga baik, untuk mencegah flu, tubuh manusia harus

    mampu memenuhi ketersediaan vitamin C. (Rahman et al , 2007)

    Terdapat beberapa metode analisis untuk menentukan kandungan Vitamin

    C pada buah-buhan atau sayuran, yaitu : metode titrimetri, metode biologi, metode

    elektrokimia, dan metode kromatografi. Semua metode memiliki keterbatasan

    yang besar dalam penggunaannya untuk berbagai tujuan yang berbeda. Sangat

    sulit untuk memilih metode yang unik untuk menentukan kandungan total vitamin

    dalam produk makanan, sampel biologi dan farmasi. Karena masing-masing

    sampel memiliki karakteristik dan sifat spesifik dalam proses ekstraksi,

     pemurnian, gangguan senyawa-senyawa lain (seperti warna, kehadiran komponen

     pengoksidasi dan reduksi). Meskipun beberapa metode untuk penentuan asam

    askorbat sudah tersedia namun sangat sedikit metode bekerja untuk penentuan

    kedua bentuk asam askorbat (asam askorbat dan asam dehydroascorbic). Hal ini

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    13/70

    dikarenakan kedua bentuk vitamin c, askorbat asam dan dalam bentuk yang

    teroksidasi yaitu asam dehidroaskorbat memiliki sifat kimia, sifat optik, dan sifat

    elektrokimia yang berbeda. Misalnya, metode resmi AOAC (2000) berdasarkan

    titrasi AA dengan 2,6 – dikloroindofenol dalam larutan asam tidak aplikatif pada

    semua matrik. Zat-zat yang terdapat pada buah-buahan secara alami seperti tanin,

     beta tanin, Cu(II), Fe(II), dan Co(II) teroksidasi oleh dye. Selain itu, metode hanya

     berlaku jika bahan memiliki konsentrasi DHA yang rendah. (Rahman et al , 2007)

    Pada pada pH yang tinggi, asam askorbat mengalami reaksi hidrolisis

    oksidasi yang bersifat destruktif sehingga cincin lakton dari asam askorbat terbuka

    dan aktivitas vitamin akan hilang. Proses ini terjadi secara alami pada buah-

     buahan dan sejumlah asam diketogulonat yang ada pada buah-buahan. Struktur

    asam askorbat sangat mirip dengan struktur glukosa, beberapa glukosa dapat

    diekstrak dari asam askorbat sampel. Karena strukturnya mirip, jika menggunakan

    metode DNPH, glukosa dapat juga berwarna membentuk kompleks dengan

    DNPH (dinitrofenil hidrazin) sebagai asam askorbat. (Rahman et al , 2007)

    Kandungan Vitamin C Buah Tomat

    Tanaman tomat adalah tanaman yang memiliki siklus hidup singkat,

    tanaman ini tumbuh setinggi satu sampai tiga meter. Dari antara tanaman sayuran,

    tanaman tomat paling banyak dibudidayakan, hampir semua lokasi pertanian di

    dunia menanam tanaman ini. Tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik pada

    suhu 20 – 27°C, jika ditanaman pada suhu >30°C atau < 10°C maka pembentukan

     buah pada tanaman ini akan terhambat. Tanaman tomat tumbuh subur pada tanah

     berdrainase baik, dimana pH optimum tanah adalaha 6,0 -7,0. Tanaman tomat

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    14/70

    dapat ditanam untuk rotasi tanam di lahan persawahan. Tanaman tomat yang

     banyak dibudidayakan adalah buah tomat segar berwarna merah dengan variasi

    dalam bentuk dan ukuran, chery-buah kecil, dan prosesing buah dengan warna

    merah yang kuat dan tinggi dalam kandungan bahan padat, sangat sesuai sebagai

     bahan dalam pembuatan pasta, sup atau saos. (Warianto, 2011)

    Syarat tumbuh tanaman tomat terutama faktor cahaya dan suhu

    mempengaruhi komposisi dan kualitas buah tomat. Terdapat penelitian yang

    memperkirakan perbedaan kualitas tanaman tomat yang tumbuh pada lingkungan

    dengan intensitas cahaya dan suhu lokasi pertanaman berbeda yaitu di tempat

    terbuka dan di dalam  polyhouse  dengan naungan jaring saat cuaca mendung di

    musim hujan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa buah-buahan yang dipanen

    dari lahan memiliki rasio total soluble solid TSS : titratable acidity TA (11.73),

    keasaman (0.49%), jumlah gula (2,5%), asam askorbat (147 mg/Kg), TSS

    (5.76oB) dan kandungan Likopen (87 mg/Kg) lebih tinggi dari buah-buahan yang

    ditanam pada kondisi dilindungi. Namun, lingkungan di  polyhouse  mendukung

     pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat sepanjang pertambahan tinggi

    tanaman (1,4 m) dan jumlah cabang. Produksi buah yang diperoleh dari polyhouse 

    lebih tinggi (2.6 kg/tanaman) daripada lahan terbuka (1,5 kg/ tanaman). Oleh

    karena itu, kedua kondisi lingkungan menguntungkan dalam beberapa aspek.

    Parameter ekonomi penting seperti berat buah dan hasil lebih baik pada kondisi

    terlindungi tetapi parameter nutrisi seperti kandungan vitamin C dan antioksidan

    lycopene  lebih tinggi dari pertanaman buah tomat pada kondisi terbuka selama

    musim hujan. (Rana et.al ., 2014)

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    15/70

    Buah tomat adalah sumber yang kaya asam askorbat (vitamin C).

    Berdasarkan berat segar, kandungan vitamin C rata-rata sekitar 25 mg/100 g.

     Namun, nilai-nilai bervariasi sesuai dengan kultivar. Cahaya berpengaruh pada

    kandungan asam askorbat selama pertumbuhan. Kandungan asam askorbat

    mengalami sedikit perubahan selama pematangan buah. Dari beberapa hasil

     penelitian menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan konsentrasi asam askorbat

    selama pematangan. Kultivar tomat mengalami proses pematangan pada laju yang

    lebih cepat yang ditunjukkan mengandung sejumlah vitamin c yang lebih tinggi

    dibandingkan dengan buah tomat yang matang pada laju yang relatif lambat.

    (Salunkhe et al , 1974)

    Secara signifikan jumlah asam askorbat yang lebih tinggi ditemukan di

    lapangan terbuka yaitu sebesar 14,50 mg 100 g-1  daripada buah-buahan yang

    tumbuh di  polybag di dalam rumah yaitu sebesar 12,82 mg 100 g-1. Biosintesis

    asam askorbat sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan budidaya, intensitas

    cahaya mempengaruhi kandungan asam askorbat dalam buah tomat. Selain

    kondisi iklim, genotip memiliki efek yang besar pada kandungan asam askorbat

     pada buah tomat. Penelitian yang pernah dilakukan memperoleh kandungan asam

    askorbat buah-buahan bervariasi antara 10 dan 30 mg/100 g asam askorbat pada

     buah segar di lingkungan terlindungi dan di lahan terbuka. Kandungan asam

    askorbat pada buah ‘Carmem’ adalah 4,80 dan 5,65 mg/100g berat buah segar

    yang dihasilkan pada rumah kaca dan di lahan. Meskipun tidak penting untuk

    sintesis asam askorbat, Luminositas dapat mempengaruhi akumulasi selama

     pertumbuhan tanaman dan buah. Asam askorbat disintesis dari gula hasil

    fotosintesis. Produksi gula adalah fungsi dari tingkat fotosintetik tanaman, yang

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    16/70

     pada gilirannya, adalah fungsi intensitas Luminositas. Pada produksi gula, suatu

    substrat digunakan dalam sintesis asam askorbat. (Rana et.al ., 2014)

    Kandungan gula buah tomat yang diproduksi di lahan terbuka memiliki

    kandungan lebih tinggi (25 g/Kg) daripada buah-buahan yang diproduksi di lahan

    terlindungi (19,2 g/Kg). Hal ini terjadi dikarenakan intensitas cahaya dan aktivitas

    tumbuhan berfotosintesis lebih besar pada lingkungan terbuka. Disamping

    intensitas cahaya dan faktor-faktor iklim lingkungan yang berbeda, kelembaban

    udara relatif tinggi dapat mengurangi transpirasi tanaman dan mendorong

     penyerapan air oleh buah melalui pembuluh  xylem meningkat, sehingga terjadi

     pengenceran konsentrasi molekul organik pada buah-buahan. Hal ini

    menyebabkan buah-buahan yang tumbuh di lingkungan dilindungi kurang

     beraneka rasa dan memiliki kandungan padatan terlarut lebih rendah, kandungan

    gula dan asam askorbat dari dari buah-buahan yang tumbuh di lahan menjadi

     berkurang. (Rana et.al ., 2014)

    Antioksidan Likopen

    Sifat-sifat fisika dan kimia likopen secara umum

    Likopen  atau yang sering disebut sebagai α-karoten adalah suatu karotenoid

     pigmen merah terang, suatu fitokimia yang banyak ditemukan dalam buah tomat

    dan buah-buahan lain yang berwarna merah. Pada penelitian makanan dan

     phytonutrien yang terbaru, likopen merupakan senyawa yang paling banyak

    diteliti. Karotenoid ini telah dipelajari secara ekstensif dan ternyata merupakan

    antioksidan yang sangat kuat dan memiliki kemampuan anti-kanker. Nama

    likopen diambil dari penggolongan buah tomat, yaitu Lycopersicon esculantum.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    17/70

     

    Gambar 4. Bentuk molekul lycopene

    (Maulida dan Zulkarnaen., 2010)

    Secara struktural, likopen  terbentuk dari delapan unit isoprena. Bentuk molekul

    likopen dapat dilihat pada Gambar 4. Bagian warna hitam menunjukkan unsur

    Karbon sedangkan bagian putih menunjukkan unsur Hidrogen. Banyaknya ikatan

    ganda pada likopen menyebabkan elektron untuk menuju ke transisi yang lebih

    tinggi membutuhkan banyak energi sehingga likopen dapat menyerap sinar yang

    memiliki panjang gelombang tinggi (sinar tampak) dan mengakibatkan 8 unit

    isopren  warnanya menjadi merah terang. Jika likopen dioksidasi, ikatan ganda

    antarkarbon akan patah membentuk molekul yang lebih kecil yang ujungnya

     berupa (–C=O). Meskipun ikatan (–C=O) merupakan ikatan yang bersifat

    kromophorik (menyerap cahaya), tetapi molekul ini tidak mampu menyerap

    cahaya dengan panjang gelombang yang tinggi sehingga lycopene yang

    teroksidasi akan menghasilkan zat yang berwarna pucat atau tidak berwarna.

    Elektron dalam ikatan rangkap akan menyerap energi dalam jumlah besar untuk

    menjadi ikatan jenuh, sehingga energi dari radikal bebas yang merupakan sumber

     penyakit dan penuaan dini dapat dinetralisir oleh lycopene.

    1 2 34

    8765

    isoprena

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    18/70

     

    Likopen

    α – tokoferol

    Trans β

    karoten

    β  –

    kriptosantin

    Zeasantin

    Lutein

    Gambar 5. Struktur molekul antioksidan paling potensial

    (Nguyen dan Schwartz, 1999)

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    19/70

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    20/70

    Sayuran dan buah yang berwarna merah seperti tomat, semangka, jeruk

     besar merah muda, jambu biji, pepaya, strawberry, gac (buah asli dari Vietnam),

    dan rosehip (buah biji bunga mawar) merupakan sumber utama likopen. Sumber

    lain adalah bakteri seperti  Blakeslea trispora. Tidak seperti vitamin C yang akan

    hilang atau berkurang apabila buah atau sayur dimasak, lycopene  justru akan

    semakin kaya pada bahan makanan tersebut setelah dimasak atau disimpan dalam

    waktu tertentu. Misalnya, likopen dalam pasta tomat empat kali lebih banyak

    dibanding dalam buah tomat segar. Hal ini disebabkan likopen sangat tidak larut

    dalam air dan terikat kuat dalam serat. Likopen merupakan suatu antioksidan yang

    sangat kuat, kemampuannya mengendalikan singlet oksigen (oksigen dalam

     bentuk radikal bebas) 100 kali lebih efisien daripada vitamin E atau 12500 kali

    dari pada gluthation. Singlet oksigen merupakan prooksidan yang terbentuk akibat

    radiasi sinar ultra violet dan dapat menyebabkan penuaan dan kerusakan kulit.

    Selain sebagai anti penuaan kulit, lycopene juga memiliki manfaat untuk

    mencegah penyakit kardiovascular, kencing manis, osteoporosis, infertiliti, dan

    kanker (kanker kolon, payudara, endometrial, paru-paru, pankreas, dan terutama

    kanker prostat). Ini semua diakibatkan banyaknya ikatan rangkap dalam

    molekulnya. Sebagai antioksidan, likopen dapat melindungi DNA, di samping sel

    darah merah, sel tubuh, dan hati. (Hu Weilian et al., 2013) 

    Sifat Fisis Likopen

    Gambar 6. Stuktur molekul antioksidan likopen

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    21/70

     

     Nama kimia senyawa likopen adalah 2,6,10,14,19,23,27,31 – oktametil -

    2,6,8,10,12,14,16,18,20, 22,24,26,30-dotriakontatridekene. Nama umum adalah

    Ψ,Ψ-karoten, all-trans-karoten, dan (semua-E)-likopen. Berat molekul likopen:

    536,873 gram/mol, warna likopen: merah terang, bentuk; kristal, titik leleh: 172-

    173 ºC, titik didih : terdekomposisi; Likopen tidak larut dalam air, tetapi larut

    dalam n-Hexane dan hidrokarbon suku rendah lain, metilen klorida, dan ester suku

    rendah yang terbentuk dari alkohol dan asam karboksilat. Struktur molekul

    antioksidan likopen dapat dilihat pada Gambar 6.

    Likopen bereaksi dengan oksigen bebas sesuai dengan reaksi berikut:

    Sifat Kimia Likopen

    C 40 H 56 

     Lycopene teroksidasi oleh zat-zat oksidator membentuk molekul yang lebih kecil

    dengan bentuk (R-C=O) sesuai reaksi:

    + n On → (n+1) R-C-O

    C 40 H 56 

    (sumber : id.wikipedia.org, diakses Februari 2014; Rath, 2009)

    → R-C=O

    Kondisi pemrosesan makanan dapat menghasilkan isomerisasi parsial dari

    semua trans-lycopene menjadi isomer-isomer cis serta pada saat oksidasi dengan

     pembentukan epoksida. Likopen terdapat pada buah tomat secara alami menjalani

    isomerisasi selama proses pengolahan buah tomat menjadi produk-produk yang

     bervariasi. Hal ini juga telah ditunjukkan bahwa plasma darah manusia

    mengandung isomer-isomer likopen yang umum. Informasi komposisi isomer

    likopen dapat dilihat pada Tabel 4.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    22/70

    Tabel 4. Komposisi Isomer lycopene pada produk buah tomat dan plasma darah

    manusia

    Sample All-trans- 5-cis- 9-cis- 13-cis- & Isomer cis-

    Lycopene Lycopene Lycopene 15-cis-Lycopene Lycopene lain

    (% lycopene total)

    Tomat merah

    Segar* 94 – 96 3 – 5 0 – 1 1

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    23/70

    meskipun dalam jumlah yang lebih sedikit. Kelompok fenolik yang paling banyak

    adalah flavonoid. Flavonoid sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh yaitu sebagai

    antioksidan yang dapat mencegah kanker. Baru-baru ini diketahui bahwa puree

    tomat (hancuran tomat), mengandung sejumlah kecil senyawa yang disebut rutin.

    Senyawa rutin tersebut dapat diserap dan dimanfaatkan dengan baik oleh tubuh.

    (Wresdiyati et al., 2008)

    Senyawa fenolik adalah salah satu kelompok utama fitokimia pangan yang

    ditemukan dalam buah-buahan, sayuran dan biji-bijian, merupakan metabolit

    sekunder yang dapat dibagi dalam kelompok yang berbeda, yaitu, flavonoid

    (misalnya antosianin, flavanol, flavon, atau isoflavon), asam fenolik, tanin, stilben

    dan lignan. Beberapa senyawa ini ditemukan di alam sebagai glikosida dan/atau

    sebagai ester dan/atau metil eter. Fenolik telah ditemukan bertindak sinergis

    dengan lycopene dalam mencegah kerusakan sel. Senyawa fenolik telah dikenal

    secara luas pada varietas-varietas tomat dari negara-negara yang berbeda,

    termasuk tomat yang dimodifikasi secara genetik. (Barros et al ., 2013)

    Kandungan likopen pada buah tomat yang setelah dipanen adalah 11,6 –

    55,7 mg/Kg tomat segar. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa tomat adalah

    sumber karoten rata-rata 6,1 mg/Kg, jumlah lutein 0,77 mg/Kg dan likopen

    terdapat sebanyak 27,18 mg/Kg. Penelitian yang lain memperoleh kandungan

    likopen lebih rendah pada varietas tomat yang berbeda diperoleh total karoten

    sebesar 33,75 – 87,74 %. porsi likopen paling rendah ditunjukkan varietas Oranye

    F1. Kandungan likopen tertinggi terdapat pada varietas F1 Bambino. Kandungan

    likopen setelah konversi per bahan kering mulai 25,85 – 90,87 mg/100 g.

    Kandungan likopen tertinggi pada bahan kering ditetapkan pada F1 Milika,

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    24/70

    dihitung sekitar 85,02% dari kandungan total karoten. Kandungan likopen

    terendah pada bahan kering ditemukan pada varietas F1 Orange. Likopen varietas

    ini menunjukkan 33,75% dari total karoten. (Mendelova et al ., 2013)

    Kandungan likopen pada sari buah tomat yang dipanasi adalah 22,5 – 56,2

    mg/Kg. kandungan tertinggi likopen ditemukan pada sari buah yang disiapkan

    dari satu varietas Sejk F1 dan kandungan likopen paling rendah ditetapkan pada

    varietas Orange F1. Pada pengujian lain diperoleh kandungan likopen 46,9 – 67,5

    mg/Kg. (Mendelova et al ., 2013) 

    Dalam monitoring kandungan likopen pada varietas tomat yang berbeda

    dan setelah varian pemupukan yang berbeda. Mereka menemukan bahwa

    suplemen nutrisi dengan kandungan sulfur yang ditingkatkan dimanifestasi

    dengan kandungan likopen yang lebih tinggi pada buah dengan 44,5% untuk

    varietas Proton dan 32,15% untuk varietas Sejk. (Mendelova et al ., 2013)

    Kapasitas antioksidan total dari suatu tanaman dipengaruhi oleh jenis

    tanah, kimia tanah, nutrisi tanaman, kondisi iklim, serangan hama. Makanan

    organik dihasilkan tanpa penggunaan bahan kimia selama produksi, pengolahan

    atau penyimpanan. Makanan organik memiliki jumlah fitonutrisi lebih baik

    dibandingkan makanan yang ditanam secara konvensional. 1) jika tanaman

    diserang hama, hal itu akan memicu suatu mekanisme pertahanan tanaman dan

    membawa sintesis fitonutrien. Fitonutrien biasanya adalah antioksidan,

     bermanfaat untuk kesehatan tanaman serta kesehatan manusia. 2) pupuk kimia

    yang digunakan dalam pertanian konvensional meningkatkan pertumbuhan

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    25/70

    tanaman, mengakibatkan penurunan produksi metabolit sekunder tanaman seperti

    fitokimia. (Soltoft M, 2010)

    Tabel 5. Kandungan Likopen Buah Segar dan Olahan Tomat

    Bahan Kandungan Likopen (mg/100g)

    Pasta tomat 42.2

    Saus spaghetti 21.9

    Sambal 19.5

    Saus tomat 15.9

    Jus tomat 12.8

    Sup tomat 7.2

    Saus seafood 17.0

    Semangka 4.0 Pink grapefruit 4.0

    Tomat mentah 8.8Sumber : Tsang (2005) ; Arab dan Steck (2000)

    Pada suhu menguntungkan (22-25ºC), biosintesis lycopene  dirangsang

    oleh Luminositas, yaitu sekitar 25% lebih intens di lapangan terbuka. Namun

    dalam penelitian yang sudah dilakukan tidak ada variasi kandungan Likopen yang

    signifikan di bawah kondisi budidaya lahan terlindungi dengan lahan terbuka.

    Genotip mempengaruhi kandungan "lycopene" buah, sedangkan lingkungan tidak

    mempengaruhi karakteristik ini. (Rana et.al ., 2014). Kandungan antioksidan

    likopen pada beberapa buah segar dan olahan tomat dapat dilihat pada Tabel 5.

    Dalam penelitian pengambilan likopen dari buah tomat dilakukan dengan

     proses ekstraksi dengan menggunakan solven campuran aseton, n-heksan, dan

    etanol. Dalam pengujian likopen dalam produk tomat dapat dilakukan dengan

    menggunakan beberapa metode seperti HPLC, spektrofotometer atau melalui

     pengukuran warna. Semakin tinggi suhu dan semakin lama waktu ekstraksi, maka

     Lycopene yang terekstrak juga akan semakin banyak. Kurva kadar total Lycopene

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    26/70

    vs suhu pada Gambar 7 menunjukkan pengaruh suhu terhadap kadar  Lycopene 

    yang diperoleh pada proses ekstraksi. (Maulida et al., 2010)

    Gambar 7. Perbandingan suhu ekstraksi terhadap kadar total Lycopene 

    (Sumber: Maulida et al., 2010)

     Kandungan antioksidan lycopene pada beberapa kultivar buah tomat

    Warna buah tomat menunjukkan indeks kematangan selama proses pematangan.

    Pada kultivar-kultivar merah terdapat 10 sampai 14 kali peningkatan konsentrasi

    karotenoid terutama likopen. Pada proses pematangan, likopen merupakan 80-

    90% dari komponen total pigmen yang tersedia. (Garcia et al., 2006). Tabel 6

    menyajikan data kandungan antioksidan likopen pada beberapa kultivar tomat

    dimana kandungan likopen tertinggi mencapai 146,8 mg/Kg berat tomat segar.

    Masing-masing kultivar memiliki gen pembawa sifat yang berbeda-beda sehingga

    kandungan karotenoid menjadi bervariasi.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    27/70

    Tabel 6. Konsentrasi antioksidan lycopene dari beberapa varietas tomat

    Cultivar   Lokasi  Lycopene (mg/kg berat segar)

    1999 2000 2001

    H 9280 Colusa 76.1 94.9 89.4

    Fresno 96.8 90.5C. Costa 61.2

    S.Joaquin 109.3

    Stanislaus 101.1

    Yolo 99.9 92.2 89.6

    HyPeel 45 Colusa 78.6 84.9 78.7

    Fresno 96.8 87.5

    C. Costa 68.1

    S.Joaquin 109.3

    Stanislaus 97.5

    Yolo 95.2 92.8 80.2

    CXD 199 Colusa 113.6 103.8 92.7

    Fresno 112.5 126.8 91.1Kern 134.6 146.8

    Merced 102.5 145.1

    Stanislaus 109.9 88.4

    San Joaquin 110.0 126.2 99.2

    Sutter 111.0 101.9

    Yolo 130.7 101.0

    H 8892 Colusa 111.5 82.2 89.7

    Fresno 110.4 100.3 84.9

    Kern 114.8 109.7

    Merced 108.6 129.4

    Stanislaus 116.1 79.2

    San Joaquin 106.6 127.3 94.3

    Sutter 99.4 99.9

    Yolo 97.4 108.7 98.7

    H 9665 Colusa 105.1 85.3 88.0

    Fresno 101.3 106.4 80.8

    Kern 100.3 113.0

    Merced 106.6 119.0

    Stanislaus 102.9 82.9

    San Joaquin 98.4 120.4 89.5

    Sutter 91.5 92.7

    Yolo 95.6 110.6 90.5

    Halley 3155 Colusa 101.4 92.0 84.7Fresno 99.8 109.1 81.2

    Kern 87.3 117.6

    Merced 102.8 131.0

    Stanislaus 103.4 95.6

    San Joaquin 98.8 119.8 82.7

    Sutter 90.4 101.3

    Yolo 88.1 120.4 91.0

    Keterangan: H 9280 dan HyPeel 45 : kultivar awal musim. CXD 199, H 8892, H 9665 dan Halley3155 : kultivar pertengahan musim. (Sumber: Garcia, 2006)

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    28/70

    Karotenoid Buah Tomat

    Dalam tomat dan produk tomat, lycopene  adalah karotenoid dengan

    konsentrasi tertinggi, tetapi tomat juga mengandung karetotenoid lain, termasuk

    fitoen, fitofluen, dan karotenoid provitamin A. Kandungan karotenoid buah tomat

    dan produk olahannya tertera pada Tabel 7. 

    Tabel 7. Kandungan Karotenoid Buah Tomat dan Produk olahannya

    Karotenoid Produk TomatTomat mentah Catsup   Jus tomat Saus tomat Sup tomat 

    (µg/100 g)

    β-Carotene*

    α-Carotene  449 560 270 290 75

    *

    Lycopene

      101 0 0 0 0*

    Lutein

    2573 17007 9037 15152 5084

    Zeaxanthin*

    Phytoene 1860 3390 1900 2950 1720

    123 0 60 0 1

    Phytofluene 820 1540 830 1270 720

    *USDA Nutrient Data Bank Numbers (NDB No.): Tomat Mentah,11529; Saus, 11935; Jus Tomat,11540; Saus Tomat, 11549; Sup Tomat, 06359.

    (Sumber: Campbell et al ., 2004)

    Sintesis Vitamin C dan Antioksidan Lycopene  pada tanaman tomat

    Sebagian besar hewan dan tanaman mampu mensintesis vitamin C,

    melalui urutan langkah berbasis enzim yang mengkonversi monosakarida menjadi

    vitamin C. Pada tanaman, hal ini dicapai melalui konversi mannose atau galaktosa

    menjadi asam askorbat. (Wikipedia, 2015). Kontrol transkripsional jumlah asam

    askorbat dalam buah diselidiki dengan menggabungkan sumber-sumber genetik

    dan genomik yang sedang tersedia pada tomat.

    Vitamin C merupakan suatu antioksidan, bersama komponen lainnya pada

    sistem antioksidan, melindungi tanaman dari kerusakan oksidatif yang dihasilkan

    dari metabolisme aerob, fotosintesis dan polutan seperti ozon, logam berat dan

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    29/70

    tekanan  saline stress. Selain itu, asam askorbat terdapat sebagai suatu kofaktor

    untuk enzim-enzim metabolik umum mencakup suatu proses perkembangan

    fundamental tanaman dan suatu reduktan dengan peran beberapa enzim

    metabolisme yang terlibat dalam proses perkembangan dasar tanaman dan

    reduktan seluler dikenal dengan peran intim dan komprehensif dalam respon

    terhadap tekanan lingkungan. Beberapa studi juga menunjukkan bahwa asam

    askorbat endogen berperan dalam mendorong pertumbuhan dan perkembangan

    tanaman dengan melibatkan suatu array kompleks jaringan signaling yang

    dimediasi secara fitohormon yang berikatan bersama tekanan lingkungan berbeda.

    Selain bertindak sebagai antioksidan dan reduktan selular, asam askorbat

    mempengaruhi transisi dari fase vegetatif ke fase reproduktif dan tahap akhir

     perkembangan. Molekul ini dapat terlibat dalam berbagai fenomena

     perkembangan dan juga bekerja melawan tekanan yang nyata dalam mengatur

     pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi lebih baik. (Mazid et al ., 2011)

    Askorbat memiliki fungsi dalam fotosintesis yaitu sebagai kofaktor enzim

    (termasuk sintesis etilen, Giberelin dan anthocyanin). Peran utama askorbat dalam

    fotosintesis adalah bertindak dalam reaksi peroksidase Mehler dengan APX untuk

    mengatur keadaan redoks pembawa elektron fotosintetik dan sebagai suatu

    kofaktor untuk violaxanthin deepoxidase, enzim yang terlibat dalam siklus

     xanthophyll   fotoproteksi dimediasi. Akumulasi askorbat pada daun meningkat,

    intensitas cahaya selama berlangsungnya ekspresi dan aktivitas PDB-L-galaktosa

    fosforilase (GGP, juga VTC2), enzim berperan dalam fotosintesis. Peran askorbat

    selama fotosintesis mungkin termasuk modulasi hidrogen dan oksigen singlet,

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    30/70

    enzim kofaktor dalam siklus  xanthophyll   dan, secara spekulatif, donor elektron

    fotosistem II selama fotoinhibisi. (Mazid et al ., 2011)

    Asam askorbat terjadi di semua jaringan tanaman, biasanya menjadi lebih

    tinggi dalam sel-sel fotosintetik dan meristems dan beberapa buah-buahan.

    Konsentrasi dilaporkan tertinggi di daun dewasa dengan kloroplas berkembang

    sepenuhnya. Asam askorbat sebagian besar tetap tersedia dalam bentuk yang lebih

    sedikit pada daun dan kloroplas kondisi fisiologis normal. Sekitar 30-40% total

    asam askorbat (sebagai askorbat) adalah dalam kloroplas dan stromal dengan

    konsentrasi setinggi 50 mM. (Mazid et al ., 2011)

    Asam askorbat dalam tanaman ditemukan dengan konsentrasi yang tinggi

    dalam jaringan tanaman (misalnya 1-5 mM pada daun dan 25 mM pada kloroplas)

    dan tanaman adalah sumber utama vitamin c dalam makanan manusia. Jalur

     biosintesis untuk asam gula ini belum diselesaikan pada tanaman hingga tahun

    1998 dan semua gen yang mengkodekan enzim sampai tahun 2007. Telah

    diketahui untuk beberapa lama bahwa tanaman dapat mudah mensintesis asam

    askorbat dari L-galaktono-1,4-lakton melalui mitokondria L-galactono-1,4-laktone

    dehidrogenase. Namun, sebelumnya diperkirakan bahwa prekursor untuk L-

    galaktono-1,4-lakton dalam tanaman adalah asam D-galakturonik. Sintesis L-

    galactono-1,4-laktone dari asam D-galakturonat akan memerlukan inversi

    kerangka karbon Heksosa yang telah ditunjukkan untuk tidak terjadi dalam

    tanaman dari 14C-glukosa. 14C-glukosa diubah menjadi asam askorbat melalui D-

    mannose dan L-galaktosa intermediat daripada D-galaktosa. D-mannose dan L-

    galaktosa dikonversi internal oleh PDB-D-mannose-3,5-epimerase dan kedua

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    31/70

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    32/70

    mulai hilang atau terdegradasi dan karotenoid tumbuh semakin banyak hingga

    mendominasi sehingga warna berubah menjadi kuning, orange dan merah.

    Gambar 9. Peran hormon tanaman, CO2

     

    , Cahaya, dan saling mempengaruhinya

     pada akumulasi karotenoid selama pematangan buah tomat. (Garcia, 2005)

    Segi enam mewakili faktor-faktor transkripsional dan komponen signaling.

    ABA, asam absisat; AP2a, apetala2; ARF4, faktor respon auksin 4; BR,

     brassinosteroid; BZR1, brassinazole resistant1; CNR, bebas-pematangan

     berwarna; COP1, fotomorfogenik secara konstitutif 1; CRY, kriptokrom; DDB1,

    UV-rusak DNA mengikat protein 1; DET1, de-etiolated1; ERF6, Respon faktor

    etilena 6; ET, etilena; ETR3, etilena reseptor 3; FUL1, fruitfull1; FUL2, fruitfull2;

    GLK2, golden2-seperti; HB1, protein homeobox HD Zip; HY5, hypocotyl 5;

    IAA, indole-3-acetic acid; JA, Asam jasmonat; JAI1, Asam jasmonat-sensitif-1;

    PHY,  phytochrome; PYR/PYL / RCAR, pyrabactin resistance1/pyr1-

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    33/70

    seperti/regulasi komponen reseptor ABA; RIN, inhibitor pematangan; TAGL1,

    tomat agamous1. (Garcia, 2005)

    Suhu memiliki pengaruh yang signifikan pada pertumbuhan dan

     perkembangan buah tomat. Telah dilaporkan bahwa suhu tinggi (35oC) dapat

    menghambat akumulasi lycopene  secara khusus dengan merangsang konversi

    lycopene menjadi β-karoten. Biosintesis lycopene akan terhambat pada suhu di

     bawah 12oC dan di atas 32oC. Pasokan CO2, substrat utama fotosintesis,

    diharapkan untuk menguntungkan manusia dengan meningkatkan hasil.

    Menariknya, pengkayaan CO2  juga berperan dalam mengatur buah tomat sebaik

    flavor (Zhang et al., 2014). Kandungan senyawa peningkatan kesehatan, termasuk

    lycopene, b-karoten, dan asam askorbat, Selain rasa, ditunjukkan oleh glukosa,

    keasaman yang dapat ditritasi dan rasio gula per asam, secara signifikan

    meningkatkan buah-buahan diperkaya dalam CO2. Selain itu, pengkayaan CO2 

     juga meningkatkan produksi ET dan karakteristik organoleptik, termasuk warna,

    kekerasan, aroma, dan sensorik buah-buahan tomat, menunjukkan bahwa

     pengayaan CO2

    Penanganan pascapanen dalam mempertahankan mutu buah tomat

    memiliki potensi untuk meningkatkan nilai gizi dan karakteristik

    organoleptik buah tomat. Hormon auksin pada tanaman menghalangi etilen dalam

     proses pematangan buah. Hormon yang membentuk etilen akan bekerja sangat

    keras sehingga buah menjadi lebih merah. (Liu et al . 2015)

    Buah yang sedang masak mengalami banyak perubahan fisik dan kimia

    setelah panen. Perubahan ini sangat menentukan mutu produk panen. Pemasakan

    adalah kejadian dramatik dalam kehidupan buah karena mengubah organ tanaman

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    34/70

    dari matang secara fisiologis tetapi belum dapat dikonsumsi. Hal ini merupakan

    suatu yang menarik karena terkait dengan aroma dan rasa. Pemasakan menandai

    selesainya perkembangan buah dan dimulainya senesen. Biasanya hal ini

    merupakan peristiwa yang tidak dapat balik.

    Pemasakan pada buah merupakan hasil perubahan beberapa komponen

    sellulair yang dapat terjadi secara individu maupun saling berinteraksi satu sama

    lainnya. Pemasakan merupakan kejadian dramatic dalam kehidupan komoditi

     panenan karena peristiwa perubahan organ dari matang secara fisiologis, namun

    (sebagian besar) belum dapat dikonsumsi menjadi masak dan akhirnya layu. Pada

    waktu masih berada pada tanaman induknya, buah melangsungkan proses

    kehidupan dengan cara melakukan respirasi, yaitu proses biologis yang menyerap

    oksigen untuk digunakan pada proses pembakaran (oksidasi) dan kemudian

    menghasilkan energi dengan diikuti pengeluaran sisa pembakaran berupa gas

    karbondioksida dan air. Setelah organ dipanen ternyata buah masih

    melangsungkan proses respirasi yang mencirikan bahwa organ panenan tersebut

    masih dalam keadaan hidup. Bila proses respirasi dipilah dalam tahapan, maka

    terdapat tiga tahap dalam proses respirasi, yaitu:

    a.  Perombakan polisakarida menjadi gula - gula sederhana.

     b.  Oksidasi gula - gula sederhana menjadi asam piruvat, dan

    c.  Perubahan (transformasi) aerob dari piruvat dan asam - asam organik lain

    menjadi karbondioksida, air, dan energi.

    Asam organik non-volatil adalah salah satu di antara komponen utama

    seluler yang mengalami perubahan selama pematangan buah. Sebagai contoh,

    asam organik utama dalam buah misalnya adalah asam sitrat, asam malat dan

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    35/70

    asam askorbat. Umumnya kandungan asam organik menurun selama pemasakan.

    Hal ini disebabkan karena asam organik direspirasikan atau diubah menjadi gula.

    Jumlah asam sitrat dan malat dalam buah tomat adalah sebesar 60 persen dari total

    asam organik yang terdapat dalam buah. Sedangkan pada proses pematangan,

     perbandingan asam malat - sitrat menurun, yang menunjukkan adanya koversi

    malat menjadi sitrat (Santoso, 2008).

    Kandungan asam askorbat buah berharga dari sudut pandang agronomi,

     bahwa molekul, sebuah antioksidan yang lazim, dapat berkontribusi pada toleransi

    tekanan baik biotik maupun abiotik pada tanaman, dan juga untuk kualitas buah

     paskapanen. Kadar asam askorbat telah dikaitkan dengan pencoklatan daging pada

     buah pir dan lokus sifat kuantitatif (QTL) untuk pencoklatan daging buah

    melokalisasi dengan suatu QTL untuk kandungan askorbat teroksidasi pada buah

    Apel. Selain itu, kadar asam askorbat, daripada aktivitas antioksidan buah total,

    tampaknya dikaitkan dengan peningkatan waktu simpan pada buah apel. (Stevens

    et al ., 2008)

    Pendinginan yang kurang adalah jenis stres oksidatif yang terjadi selama

     penyimpanan dibawah 10°C untuk buah berdaging, seperti tomat, sangat sensitif.

    Meskipun pendinginan suhu rendah dapat digunakan untuk memperpanjang masa

    simpan buah, mereka dapat memicu gangguan fisiologis dan kehilangan kualitas,

     pada akhirnya mengakibatkan kerusakan. Sebagai hasil dari pendinginan cedera,

     buah-buahan mengembangkan gejala seperti tekstur kenyal, daging berair dan

    tidak teratur pematangan. Meningkatkan kandungan antioksidan dari buah-buahan

    yang sensitif mungkin meningkatkan kualitas buah selama penyimpanan tahap

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    36/70

     paska panen. Korelasi pada buah apel menunjukkan hal ini terjadi. Menguji

    reactive oxygen species  (ROS) selama pendingin pada tomat membutuhkan

     jaringan molekul dan enzim berhubungan ke sistem respon antioxidatif, efisiensi

    yang mungkin terkait dengan masa simpan buah. Chilling injury telah ditunjukkan

    menyebabkan stres seluler dan oksidasi komponen selular seperti kolam askorbat.

    (Stevens et al ., 2008)

    Suhu rendah secara luas digunakan untuk memperpanjang masa simpan

     buah sebelum dikonsumsi. Suhu rendah memperlambat metabolisme buah dan

     perkembangan mikroflora penyebab buah busuk. Namun, di bawah ambang

    tertentu tergantung pada buah, suhu rendah dapat memicu gangguan fisiologis dan

    kehilangan kualitas selama penyimpanan, fenomena yang dikenal sebagai chilling

    injury. Peningkatan toleransi pendinginan buah-buahan yang sensitif mungkin

    menghindari kehilangan kualitas buah karena penyimpanan yang tidak sesuai.

    Mekanisme yang tepat memicu chilling injury  tetap tidak slesai. Komposisi

    membran adalah penekanan awal, terutama keadaan saturasi lipid konstitutif, yang

    mengatur fluiditas dan permeabilitas membran pada temperatur rendah. Perubahan

     besar pada metabolism dinding sel juga diukur pada respon untuk penyimpanan

    dingin, dan banyak enzim modifikasi dinding sel yang terpengaruh, dengan

    konsekuensi penting untuk metabolisme pektin. (Stevens et al ., 2008)

    Askorbat telah dinyatakan memiliki peran dalam kehilangan dinding

    selama ekspansi sel atau pematangan buah, dan dianggap bahwa pematangan dan

     penyimpanan pasca panen adalah proses oksidatif. Oleh karena itu, hubungan

    antara potensial antioksidan dan kualitas pasca panen telah siap dibuat pada

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    37/70

     beberapa spesies, misalnya, apel. Buah tomat kehilangan kekerasan mengikuti

    chilling injury  berlebih dikarenakan pematangan. Ketika kehilangan kekerasan

    mengikuti pendinginan moderat dari buah-buahan, yang sangat bervariasi untuk

    kandungan asam askorbat dan aktivitas MDHAR (monodehydroascorbate

    reductase), diamati selama panen yang berbeda, korelasi negatif yang ada antara

    tingkat asam askorbat yang berkurang, dan untuk suatu tingkat total asam askorbat

    yang lebih rendah, dan hilangnya kekerasan. Pemeliharaan sistem antioxidatif

    selama pendinginan adalah lebih penting daripada kualitas antioksidan (level

    askorbat dan aktivitas MDHAR berkurang) pada panen. Dalam studi lain pada

     buah-buahan lainnya, telah ditunjukkan bahwa, pada umumnya kultivar yang bisa

    menjaga Askorbat dan kolam  glutathione  berkurang juga memiliki sifat

     penyimpanan yang lebih baik. (Stevens et al ., 2008)

    Pemanfaatan Buah Tomat

    Tomat dapat digunakan baik dalam bentuk segar maupun dalam bentuk

    olahannya. Dalam bentuk segar, tomat seringkali digunakan sebagai bahan

     pelengkap masakan (sayur), untuk salad, sandwich, sambal, dan sebagainya.

    Dalam bentuk olahan, tomat dapat dibuat menjadi berbagai macam produk

    kalengan, seperti tomat utuh, potongan tomat, saus, dan puree. Selain itu, dapat

    dibuat sari buah dan dipekatkan untuk menghasilkan pasta tomat. (Sulistiadi et al.,

    2007) 

    Selama ini hasil olahan tomat yang telah dikenal luas oleh masyarakat

    adalah sari buah dan saus tomat. Sari buah ( fruit juice) adalah cairan yang tidak

    mengalami proses fermentasi, tetapi diperoleh dari proses pengepresan buah yang

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    38/70

    masih segar dan telah masak. Pengolahan buah tomat menjadi sari buah, selain

    dapat menghasilkan produk yang lebih awet, juga merupakan minuman yang

     praktis, rasanya enak dan menyegarkan, juga bermanfaat bagi kesehatan.

    Saus tomat digunakan sebagai bahan penyedap makanan. Pembuatan saus

    dilakukan dengan cara menguapkan sebagian air buahnya sehingga diperoleh

    kekentalan sari buah yang diinginkan. Ke dalam pekatan sari buah tersebut

    ditambahkan berbagai macam bumbu untuk menyedapkan. Agar saus menjadi

    lebih kental, sering juga ditambahkan pati dan bahan pengental lainnya. (Marta et

    al., 2007) 

    Tomat, baik dalam bentuk segar maupun olahan, memiliki komposisi zat

    gizi yang cukup lengkap dan baik. Buah tomat terdiri dari 5-10 persen berat

    kering tanpa air dan 1 persen kulit dan biji. Jika buah tomat dikeringkan, sekitar

    50 persen dari berat keringnya terdiri dari gula-gula pereduksi (terutama glukosa

    dan fruktosa), sisanya asam-asam organik, mineral, pigmen, vitamin, dan lipid.

    Tomat dapat digolongkan sebagai sumber vitamin C yang sangat baik (excellent )

    karena 100 gram tomat memenuhi 20 persen atau lebih dari kebutuhan vitamin C

    sehari. Vitamin C memelihara kesehatan gigi dan gusi, mempercepat sembuhnya

    luka-luka, mencegah penyakit Scurvy (skorbut), serta menghindarkan terjadinya

     perdarahan pembuluh darah halus.

    Sari buah tomat mengandung vitamin dan mineral yang cukup lengkap.

    Dari 100 gram jus tomat akan diperoleh kalsium 7 mg, fosfor 15 mg, zat besi 0,9

    mg, natrium 230 mg, dan kalium 230 mg. Vitamin yang terdapat dalam 100 gram

    sari buah tomat adalah vitamin A (1.050 IU), vitamin B1 (0,05 mg), vitamin B2

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    39/70

    (0,03 mg), dan vitamin C (16 mg). Pada buah tomat sebanyak 100 gram terdapat

    10-20 persen dari kebutuhan vitamin A dalam sehari. Vitamin A sangat

    diperlukan bagi kesehatan organ penglihatan, sistem kekebalan tubuh,

     pertumbuhan, dan reproduksi. Vitamin A dan C pada tomat juga berperan sebagai

    antioksidan. (Maulida dan Zulkarnaen, 2010)

    Antioksidan

    Antioksidan adalah senyawa yang mempunyai struktur molekul yang

    dapat memberikan elektronnya dengan cuma-cuma kepada molekul radikal bebas

    tanpa terganggu sama sekali dan dapat memutus reaksi berantai dari radikal bebas.

    Senyawa ini dapat menahan terjadinya reaksi oksidasi makromolekul, seperti

    lipid, protein, karbohidrat dan DNA, pada konsentrasi yang lebih rendah daripada

    konsentrasi makromolekul target oksidasi tersebut.

    Jenis-jenis antioksidan dapat dikelompokkan berdasarkan:

    1.  sumber antioksidan

    2.  cara kerja antioksidan

    3.  fungsi antioksidan

    Berdasarkan sumber atau keberadaannya, terdapat tiga macam antioksidan yaitu:

    1). Antioksidan yang dibuat oleh tubuh kita sendiri yang berupa enzim

    antara lain superoksida dismutase, glutathione peroxidase, perxidasi dan

    katalase.

    2). Antioksidan alami yang dapat diperoleh dari tanaman atau hewan yaitu

    tokoferol, vitamin C, betakaroten, flavonoid dan senyawa fenolik.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    40/70

    3). Antioksidan sintetik, yang dibuat dari bahan-bahan kimia yaitu

     Butylated Hroxyanisole (BHA), butil hidroksi toluen (BHT), Tersier butil

    hidro quinon (TBHQ),  propyl gallate  (PG) dan  Nordihidroquairetic Acid  

    (NDGA) yang ditambahkan dalam makanan untuk mencegah kerusakan

    lemak.

    Antioksidan yang dihasilkan dalam tubuh disebut antioksidan endogen dan yang

     berasal dari makanan disebut antioksidan eksogen. (Hamid et al ., 2010)

     Antioksidan Alami

    Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dari (a) senyawa

    antioksidan yang sudah ada dari satu atau dua komponen makanan, (b) senyawa

    antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses pengolahan, (c)

    senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan ke

    makanan sebagai bahan tambahan pangan. Senyawa antioksidan alami tumbuhan

    umumnya adalah senyawa fenolik atau polifenolik yang dapat berupa golongan

    flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol dan asam-asam organik

     polifungsional. Golongan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan meliputi

    flavon, flavonol, isoflavon, kateksin, flavonol dan kalkon. Sementara turunan

    asam sinamat meliputi asam kafeat, asam ferulat, asam klorogenat, dan lain-lain.

     Antioksidan Sintetik

    Beberapa contoh antioksidan sintetik yang diijinkan penggunaanya untuk

    makanan dan penggunaannya telah sering digunakan, yaitu butil hidroksi anisol

    (BHA), butil hidroksi toluen (BHT), propil galat, tert-butil hidro quinon (TBHQ)

    dan tokoferol. Antioksidan-antioksidan tersebut merupakan antioksidan alami

    yang telah diproduksi secara sintetis untuk tujuan komersial.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    41/70

    Berdasarkan cara kerjanya, antioksidan terbagi atas 2 (dua) golongan yaitu

    antioksidan preventif dan peredam radikal yang dapat dilihat pada Tabel 8.

    Sedangkan berdasarkan fungsinya, antioksidan dapat dibedakan menjadi 5 (lima)

    yaitu :

    1)  Antioksidan Primer

    Antioksidan ini berfungsi untuk mencegah terbentuknya radikal bebas baru karena

    dapat merubah radikal bebas yang ada menjadi molekul yang berkurang dampak

    negatifnya yaitu sebelum sempat bereaksi. Antioksidan primer yang ada dalam

    tubuh yang sangat terkenal adalah enzim superoksida dismutase. Enzim ini sangat

     penting sekali karena dapat melindungi hancurnya sel-sel dalam tubuh akibat

    serangan radikal bebas. Bekerjanya enzim ini sangat dipengaruhi oleh mineral-

    mineral seperti mangan, seng, tembaga dan selenium yang harus terdapat dalam

    makanan dan minuman.

    2)  Antioksidan Sekunder

    Antioksidan sekunder merupakan senyawa yang berfungsi menangkap radikal

     bebas serta mencegah terjadinya reaksi berantai sehingga tidak terjadi keursakan

    yang lebih besar. Contoh yang populer, antioksidan sekunder adalah vitamin E,

    vitamin C, dan betakaroten yang dapat diperoleh dari buah-buahan.

    3)  Antioksidan Tersier

    Antioksidan tersier merupakan senyawa yang memperbaiki sel-sel dan jaringan

    yang rusak karena serangan radikal bebas. Biasanya yang termasuk kelompok ini

    adalah jenis enzim misalnya metionin sulfoksidan reduktase yang dapat

    memperbaiki DNA dalam inti sel. Enzim tersebut bermanfaat untuk perbaikan

    DNA pada penderita kanker.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    42/70

    Tabel 8. Penggolongan antioksidan berdasarkan cara kerjanya NO Golongan antioksidan Cara kerja

    1. Antioksidan preventif menekan pembentukan radikal

     bebas disebut juga antioksidan

    sekunder1.a. Dekomposisi hidroperoksida & hidrogen

     peroksida

    Peroksida didekomposisi

    menjadi produk nonradikal

    Katalase dekomposisi hidrogen peroksida

    Glutation peroksidase

    (seluler)

    dekomposisi hidrogen peroksida

    dan hidroperoksida asam lemak

     bebas

    Glutation peroksidase

    (plasma)

    dekomposisi hidrogen peroksida

    dan fosfolipid hidroperoksida

    Fosfolipid hidroperoksida

    glutation peroksidase

    dekomposisi fosfolipid

    hidroperoksida

    Peroksidase dekomposisi lipid

    hidroperoksidaGlutation S-transferase dekomposisi lipid

    hidroperoksida

    1.b. Pengkelat Logam

    Transferin, laktoferin mengikat Fe

    Haptoglobin mengikat hemoglobin

    Hemopexin menstabilkan heme

    Seruloplasmin, albumin mengikat Cu

    1.c. Pendeaktifasi (quencher) ROS (Reactive

    Oxygen Species)

    Superoxida dismutase

    (SOD)

    disproporsionasi superoksida

    Karotenoid, vitamin E mendeaktifasi singlet oksigen

    2. Antioksidan peredam radikal (radical-

    scavenging antioxidants)

    antioxidants): bereaksi dengan

    senyawa radikal untuk memutus

    rantai propagasi

    umumnya akan berubah menjadi

    antioksidan radikal setelah

     bekerja meredam senyawa

    radikal

    Disebut antioksidan primer yang

    dikelompokkan berdasarkan sifat

    kelarutannya

    2.a. Golongan hidrofilik

    Vitamin C

    Asam urat

    Bilirubin

    Albumin

    2.b. Golongan lipofilik

    vitamin E

    Ubiquinol

    Karotenoid

    Flavonoid(Sumber: Hamid et al ., 2010)

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    43/70

    1)  Oxygen Scavanger

    Antioksidan yang termasuk oxygen scavanger mengikat oksigen sehingga tidak

    mendukung reaksi oksidasi, misalnya vitamin C.

    2)  Chelator/ Sequestrant

    Mengikat logam yang mampu mengkatalisis reaksi oksidasi misalnya asam sitrat

    dan asam amino. Tubuh dapat menghasilkan antioksdan yang berupa enzim yang

    aktif bila didukung oleh nutrisi pendukung atau mineral yang disebut juga ko-

    faktor.

    (Hamid et al ., 2010; Butnariu dan Grozea, 2012) 

    Radikal Bebas

    Radikal bebas adalah atom atau senyawa yang kehilangan pasangan

    elektronnya. Sebagai contoh atom oksigen (O) yang normal mempunyai 4 (empat)

     pasang elektron. Proses metabolisme sehari-hari yang merupakan proses biokimia

    yang menyebabkan terbentuknya radikal bebas yang bersifat sementara karena

    dengan cepat diubah menjadi senyawa yang tidak berbahaya bagi tubuh. Tetapi

     bila terjadi reaksi dalam tubuh yang berlebihan maka akan terjadi perampasan

    elektron oksigen tersebut sehingga menjadi tidak berpasangan dan atom oksigen

    menjadi radikal bebas yang berusaha mengambil elektron dari senyawa lain

    sehingga terjadi reaksi berantai. Aktifitas radikal bebas bisa menyebabkan

    kerusakan sel beta yang nantinya menjadi supresor terhadap munculnya penyakit

    degeneraif seperti diabetes militus. Disamping itu sangat mungkin terjadinya

     penyakit komplikasi apabila aktifitas radikal bebas ini tidak dicegah. (Kamrianti,

    2014)

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    44/70

    Stress oksidatif

    Stres oksidatif timbul akibat reaksi metabolik yang menggunakan oksigen

    dan mengakibatkan gangguan pada keseimbangan antara oksidan dan antioksidan

    sel. Halliwell (2006) mendefinisikan stres oksidatif adalah suatu keadaan

    ketidakseimbangan antara radikal bebas dengan antioksidan, dimana jumlah

    radikal bebas lebih banyak bila dibandingkan dengan antioksidan.

    Jika produksi radikal bebas melebihi dari kemampuan antioksidan intrasel

    untuk menetralkannya maka kelebihan radikal bebas sangat potensial

    menyebabkan kerusakan sel. Sering kali kerusakan ini disebut sebagai kerusakan

    oksidatif, yaitu kerusakan biomolekul penyusun sel yang disebabkan oleh

    reaksinya dengan radikal bebas. Adanya peningkatan stres oksidatif berdampak

    negatif pada beberapa komponen penyusun membran sel, yaitu kerusakan pada

    lipida membran membentuk malonaldehida (MDA), kerusakan protein,

    karbohidrat, dan DNA (Kevin et al ., 2006).

    Menurut Kevin et al . (2006) dan Valko et al . (2007), kerusakan oksidatif

    yang diakibatkan oleh radikal bebas berimplikasi pada berbagai kondisi patologis,

    yaitu kerusakan sel, jaringan, dan organ seperti hati, ginjal, jantung baik pada

    manusia maupun hewan. Kerusakan ini dapat berakhir pada kematian sel sehingga

    terjadi percepatan timbulnya berbagai penyakit degeneratif.

    Sehubungan dengan potensi toksisitas senyawa radikal bebas, tubuh

    memiliki mekanisme sistem pertahanan alami berupa enzim antioksidan endogen

    yang berfungsi menetralkan dan mempercepat degradasi senyawa radikal bebas

    untuk mencegah kerusakan komponen makromolekul sel. Sistem ini dibagi dalam

    dua kelompok besar yaitu: sistem pertahanan preventif seperti enzim superoksida

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    45/70

    dismutase, katalase, lycopene, dan glutation peroksidase dan sistem pertahanan

    melalui pemutusan reaksi radikal seperti isoflavon, vitamin A, vitamin C, dan

    vitamin E. (Valko et al ., 2007)

    Tubuh memiliki tiga ensim antioksidan intrasel atau antioksidan endogen,

    yaitu superoksida dismutase (SOD), glutation peroksidade (GPx) dan katalse

    (Cat). SOD merupakan salah satu antioksidan endogen yang berfungsi

    mengkatalisis reaksi dismutasi radikal bebas anion superoksida (O2-

    a.  Bentuk CuZn-SOD yang berada di dalam sitoplasma; dan

    ) menjadi

    hidrogen peroksida dan molekul oksigen (Halliwell 2006). Pada mamalia terdapat

    2 bentuk SOD yaitu:

     b.  Bentuk Mn-SOD yang terdapat di dalam matriks mitokondria.

    Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kondisi stres oksidatif meningkat

    diantaranya puasa (Wresdiyati dan Makita, 1995), olah raga (Haaij, 2006), stres

     psikis, dan inflamasi (Moller et al . 1996). Pada kondisi stress oksidatif terjadi

     produksi radikal bebas yang berlebihan. Meningkatkan produksi radikal bebas di

    dalam tubuh dapat menurunkan ensim-ensim antioksidan intrasel dan

    menyebabkan kerusakan sel. Oleh karena itu, asupan antioksidan eksogen sangat

     penting, misal isoflavon guna membantu kerja ensim antioksidan intrasel untuk

    mencegah kerusakan sel. Isoflavon (genestein, daidzein, glisitein, faktor II) yang

    ada pada tempe menjadi perhatian banyak peneliti karena potensinya dalam

     pencegahan penuaan sel dini dan penyakit degeneratif (Ren et al . 2001). Potensi

    ini disebabkan karena kemampuannya sebagai antioksidan, yaitu sebagai

     pemusnah radikal bebas ( free radical scavenging ) (Rimbach 2003). Isoflavon juga

    dilaporkan mampu memodulasi antioksidan intrasel SOD (Chen et al. 2002), dan

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    46/70

    meningkatkan ekspresi MnSOD melalui mekanisme gen (Borra ́S et al. 2006)

    Selain sebagai antioksidan, isoflavon juga telah dilaporkan berpotensi sebagai

    hipokolesterolemia (McVeigh et al ., 2006), mencegah gangguan pada wanita post

    menopause (Marini et al ., 2007), sebagaiantiimflamasi (Zhang et al ., 2006), dan

    mencegah plak ateroskelrosis (Adams et al ., 2005).

    Proses pembuatan Sari buah tomat

    Sari buah merupakan cairan jernih atau agak jernih, tidak difermentasi,

    diperoleh dari pengepresan buah-buahan yang telah matang dan masih segar.

    Pembuatan sari buah terutama ditujukan untuk meningkatkan ketahanan simpan

    serta daya guna buah-buahan. Pada dasarnya sari buah dibuat dengan cara

     penghancuran daging buah dan kemudian ditekan. Gula ditambahkan untuk

    mendapatkan rasa manis. Untuk memperpanjang daya simpan, ditambahkan

     bahan pengawet. Selanjutnya cairan disaring, dibotolkan, kemudian dipasteurisasi

    agar tahan lama.

    Pemurnian sari buah bertujuan untuk menghilangkan sisa serat-serat dari

     buah dengan cara penyaringan, pengendapan atau sentrifugasi dengan kecepatan

    tinggi yang dapat memisahkan sari buahdari serat-serat berdasarkan perbedaan

    kerapatannya. Sari buah yang tidak dimurnikan akan berakibat terjadinya

     pengendapan di dasar botol. Hal tersebut tidak diinginkan karena akan

    menurunkan penerimaan konsumen.

    Sari tomat merupakan produk olahan tomat yang menggunakan bahan

    tambahan makanan seperti gula pasir, pengawet alami. Pengolahan buah untuk

    memperpanjang masa simpannya sangat penting. Buah dapat diolah menjadi

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    47/70

     bentuk minuman seperti sari buah. Oleh karena itu pengolahan buah untuk

    memperpanjang masa simpannya sangat penting. Buah dapat diolah menjadi

     berbagai bentuk minuman seperti anggur, sari buah dan sirup juga makanan lain

    seperti manisan, dodol, keripik, dan sale. Tingkat kerusakan produk pertanian

    khususnya buah dan sayuran diperkirakan sekitar 30 % sampai dengan 40 % ,

    sedangkan 60 % dikonsumsi dalam bentuk segar dan olahan.

    Pengaruh Aplikasi Panas terhadap Kandungan Vitamin Tomat

    Kandungan Vitamin dalam produk makanan dan minuman termasuk

    olahan tomat menjadi satu parameter penting. Vitamin yang terdapat di dalam

     buah tomat dapat mengalami kerusakan dalam proses pengolahan menjadi produk

     jadi seperti sari buah tomat. Prinsip pembuatan sari buah tomat adalah

     pengukusan buah tomat, pengupasan kulit, penghalusan dan penambahan air,

    filtrasi, pemanasan sampai suhu tertentu untuk menghasilkan sari buah tomat

    dengan kadar Lycopene dengan nilai tertentu yang diinginkan. Vitamin A mudah

    rusak oleh karena kenaikan suhu dan sinar di sekelilingnya. Data kadar vitamin A

    dalam pasta tomat ini sangat penting karena pemanasan pada suhu tinggi dengan

    waktu yang lama dapat juga merusak vitamin A dan C yang terdapat dalam buah

    tomat. Diharapkan setelah pemanasan dalam pembuatan sari buah tomat, vitamin

    yang ada masih banyak sehingga sari buah tomat ini nantinya mempunyai nilai

    tambah yang baik untuk dikonsumsi. Penentuan kadar vitamin A dapat dilakukan

    dengan metode spektrofotometer dan kolorimeter. Selain itu juga ada metode baru

    yang digunakan dalam menganalisis vitamin A yaitu menggunakan alat HPLC

    (High Performance Liquid Chromatography) yang memberikan data analisis yang

    akurat.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    48/70

    Seperti vitamin A, vitamin C mudah teroksidasi baik oleh panas ataupun

    adanya sinar di sekelilingnya. Penentuan kadar vitamin C dapat dilakukan dengan

    titrasi iodine dengan menggunakan indikator amylum, dan akhir titrasi ditandai

    dengan terbentuknya warna biru dari iod-amylum. Kadar vitamin C juga dapat

    ditentukan dengan menggunakan metode spektrofotometri menggunakan kalium

    kromat. Persamaan reaksi yang terjadi pada penentuan kadar vitamin C

    menggunakan iodine adalah:

     I 2 + C 6  H 8O6      C 6  H 6 O6  + 2H + + 2I -

     

    (1)

    Landasan Teori

    Kecepatan reaksi degradasi termal vitamin C dapat dinyatakan dengan persamaan

     berikut:

    - rA = -dCA / dt = k   (2)

    rA = kecepatan reaksi ( mol/liter. menit)

    CA = konsentrasi zat A ( mol/ liter)

    k = konstanta kecepatan reaksi ( menit-1)

    t = waktu ( menit)

    Dalam suatu reaktor batch dengan volume konstan nilai k dapat ditentukan dengan

    metode integrasi atau diferensiasi. Persamaan reaksi tersebut dapat mengikuti

    reaksi order satu, order dua atau order yang lebih tinggi. Untuk reaksi order satu

    yang irreversibel dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:

     A   Produk (3)

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    49/70

    Persamaan (2) dengan kondisi batas pada t=0, CA=CA0  dan pada t=t, CA=CA

    ln � 0  =   (4) 

    dapat diselesaikan menjadi:

     Nilai k dipengaruhi oleh suhu dan dapat dinyatakan dengan persamaan Arrhenius

     berikut:

    = −/  (5)

    k 0

    E = energi aktivasi (kalori/mol)

    = faktor frekuensi tumbukan (menit-1)

    Jeruk Nipis (Citrus aurantif olia, Swingle )

    Taksonomi jeruk nipis

    Buah Jeruk nipis memiliki beberapa nama yang berbeda di Indonesia,

    antara lain jeruk nipis (Sunda), jeruk pecel (Jawa), jeruk dhurga (Madura), lemo

    (Bali), mudutelong (Flores) dan lain sebagainya. Jeruk nipis merupakan tumbuhan

    obat dari  family Rutaceae. Dalam pengobatan tradisional digunakan antara lain

    sebagai peluruh dahak dan obat batuk.

    Secara taksonomi, tanaman Citrus aurantifolia termasuk dalam klasifikasi sebagai

     berikut:

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Spermatophyta

    Subdivisi : Angiospermae

    Kelas : Dicotyledonae

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    50/70

    Ordo : Rutales

    Famili : Rutaceae

    Genus : Citrus 

    Spesies : Citrus aurantifolia (Cristm.) Swingle

    Gambar 9. Buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia)

    Sumber: Biologipedia.blogspot (2010)

    Morfologi jeruk nipis

    Jeruk nipis termasuk salah satu jenis citrus genuk yang termasuk jenis

    tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Tingginya sekitar 0,5-

    3,5meter. Batang pohonnya berkayu ulet, berduri dan keras, sedangkan

     permukaan kulit luarnya berwarna tua dan kusam. Daunnya majemuk, berbentuk

    elips dengan pangkal membulat. Bunganya berukuran majemuk/tunggal yang

    tumbuh di ketiak daun atau di ujung batang dengan diameter 1,5-2,5cm. Buahnya

     berbentuk bulat sebesar bola pingpong dengan diameter 3,5-5cm, berwarna (kulit

    luar) hijau atau kekuning-kuningan. Buah jeruk nipis yang masih muda berwarna

    hijau seperti yang terlihat pada Gambar 9, agak keras jika diperas dengan tangan,

    wanginya sangat segar dan khas. Buah jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam.

    Tanaman jeruk umumnya menyukai tempat-tempat yang dapat memperoleh sinar

    matahari langsung.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    51/70

    Komponen kimia jeruk nipis

    Buah jeruk nipis mengandung asam sitrat sebanyak 7-7,6%, kadar lemak,

    mineral, vitamin B1, minyak mudah menguap (minyak atsiri atau essensial oil ).

    Minyak esensial buah jeruk nipis mengandung sitrat limonene, fellandren, lemon

    kamfer, geranil asetat, cadinen, linalin asetat, flavonoid, seperti poncirin,

    hesperidine, rhoifolin, dan naringin. Selain itu, jeruk nipis juga mengandung

    vitamin C sebanyak 27 mg/100 g buah jeruk, Ca sebanyak 40mg/100 g jeruk dan

    fosfat sebanyak 22 mg. Manfaat dari komponen-komponen kimia tersebut sangat

     beragam, diantaranya vitamin C membantu penyembuhan dan perbaikan jaringan

    gingiva. Minyak atsiri mempunyai fungsi sebagai antibakteri terhadap beberapa

     bakteri yaitu Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Salmonella typhi dan

    golongan Candida albicans. (Biologipedia.blogspot, 2010; Wikipedia, 2014).

    Buah jeruk nipis memiliki enzim laktoperoksidase yang dapat

    mempengaruhi mikroorganisme melalui penghambatan metabolisme bakteri.

    Selain mengandung minyak atsiri, jeruk nipis juga mempunyai kandungan asam

    yang dapat mendenaturasi protein dari sel bakteri dengan cara mendisosiasi

     jembatan garam karena adanya muatan ionik. Denaturasi ditandai dengan adanya

    kekeruhan yang meningkat dan timbulnya gumpalan. (Rafi et al ., 2012). Aktivitas

    antioksidan ekstrak jeruk nipis dapat dilihat pada Tabel 9.

    Jeruk nipis memiliki komponen kimia yang sangat mirip dengan jeruk

    lemon, termasuk famili  Rutaceae, genus Citrus, dan spesies Citrus aurantifolia.

    Bagian utama buah jeruk jika dilihat dari bagian luar sampai ke dalam adalah kulit

    (tersusun atas epidermis, flavedo, kelenjar minyak, dan ikatan pembuluh),

    segmen-segmen

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    52/70

    Tabel 9. Aktivitas antimikroba dari ekstrak

    Plant species Staphylococcus aureus Escherichia coli

    Zone of Inhibition MIC Zone of Inhibition MIC

    Ocimum sanctum 19.6 ± 0.33mm 10% 17.6 ± 0.41 mm 20%Citrus aurantifolia 16.33 ± 0.40 mm 10% 17.3 ± 0.40mm 15%

    Asparagus racemosus 18.5 ± 0.40mm 20% 16.3 ± 0.41mm 20%

    Cassia fistula 13.5 ± 0.7mm 60% 14.6 ± 0.41mm 60%

    Catharanthus roseus 14.33 ± 0.41mm 40% 16.33 ± 0.40mm 40%

    Polyalthia longifolia 16.33 ± 0.41mm 20% 16.5 ± 0.70mm 20%

    Piper betel ---- ------ ---- -----

    Control 23.5 ± 0.42mm -NA- 19.8 ± 0.40mm -NA

    (Sumber: Kaur et al ., 2014)

    (terdiri atas dinding segmen, rongga cairan dan biji) dan core (bagian tengah yang

    terdiri dari ikatan pembuluh dan jaringan parenkim). Komposisi kimia Citrus

    limon dapat dilihat pada Tabel 10.

    Tabel 10. Komposisi kimia dari lemon

    Komposisi Jumlah

    Energi (Kkal) 29,00

    Karbohidrat (g) 9,32Protein (g) 1,10

    Lemak (g) 0,30

    Serat (g) 2,80

    Kalsium (mg) 26,00

    Besi (mg) 0,60

    Vitamin A (IU) 22,00

    Vitamin B1 (mg) 0,04

    Vitamin B2 (mg) 0,02

    Vitamin C (mg) 53,00

    Vitamin B3 (mg) 0,10Sumber: http://repository.usu.ac.id (2015).

    Produksi lemon di Indonesia cukup banyak dan penanganan lanjutan buah

    ini kurang berkembang. Buah lemon lebih sering digunakan sebagai penyedap

     pada masakan ikan dan daging atau hanya sebagai hiasan pada penyajian

    minuman di restoran. Produksi jeruk dapat dillihat pada Tabel 11.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    53/70

    Tabel 11. Produksi jeruk lemon

    Tahun Jumlah (Ton)

    2009 2.131.768

    2010 2.028.9042011 1.818.949

    2012 1.611.784Sumber : Badan Pusat Statistik, (2012).

    Studi fitokimia mengungkapkan bahwa tanaman yang mengandung tanin,

    flavonoid, antosianin, fenolat memberikan kontribusi untuk aktivitas antimikroba.

    Dalam beberapa tahun terakhir terjadi resistensi obat terhadap mikroorganisme

     patogen manusia telah berkembang karena penggunaan obat antimikroba

    komersial secara sembarangan banyak digunakan untuk pengobatan penyakit

    menular, sehingga masalah global. Selain itu penggunaan antibiotik kadang-

    kadang dikaitkan dengan efek yang merugikan pada pengguna termasuk

    hipersensitivitas, penurunan kekebalan dan reaksi alergi. Oleh karenanya,

     penggunaan sari buah jeruk nipis sebagai bahan antimikroba pada olahan

    makanan atau minuman akan memberikan manfaat yang lebih baik terhadap

    kesehatan.

    Pengujian Aktivitas Antioksidan secara in vitro

    Metode yang paling sering digunakan untuk menguji aktivitas antioksidan

    adalah menggunakan radikal DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl ). Tujuan

    metode ini adalah mengetahui parameter konsentrasi yang ekuivalen memberikan

    50% efek aktivitas antioksidan (IC50). DPPH merupakan radikal bebas yang

    dapat bereaksi dengan senyawa pendonor atom hidrogen, dapat berguna untuk

     pengujian aktivitas antioksidan komponen tertentu dalam suatu ekstrak. Struktur

    molekul DPPH dapat dilihat pada Gambar 10.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    54/70

    Karena adanya elektron yang tidak berpasangan, DPPH memberikan

    serapan kuat pada 517 nm. Ketika elektronnya menjadi berpasangan oleh

    keberadaan penangkap radikal bebas, maka absorbansinya menurun secara

    stokiometri sesuai jumlah elektron yang diambil. Keberadaan senyawa

    antioksidan dapat mengubah warna larutan DPPH dari ungu menjadi kuning

    Perubahan absorbansi akibat reaksi ini telah digunakan secara luas untuk menguji

    kemampuan beberapa molekul sebagai penangkap radikal bebas. (Edhisambada,

    2011)

    Gambar 10. Gugus kromofor dan auksokrom DPPH

    (Sumber: Koleva et al ., 2002; Prakash et al ., 2010)

    Metode DPPH merupakan metode yang mudah, cepat, dan sensitif untuk

     pengujian aktivitas antioksidan senyawa tertentu atau ekstrak tanaman. DPPH dan

    ABTS merupakan senyawa radikal yang relatif stabil. DPPH berwarna ungu,

    namun apabila DPPH tereduksi oleh suatu antioksidan akan mengakibatkan

     penurunan intensitas warna ungu (memudar). Semakin besar selisih absorbansi

    dibandingkan kontrol (tanpa penambahan antioksidan) menunjukkan semakin

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    55/70

    tingginya aktivitas antioksidan senyawa uji. Penetapan aktivitas pemulungan

    ( scavenging ) radikal dengan DPPH diselenggarakan pada panjang gelombang

    yang berbeda. Absorbansi analisis diukur antara 492 nm dan 540 nm. (Marinova,

    2011)

    Mikroba Penyebab Kerusakan dan Keracunan Pangan

    Mikroba dalam pangan meliputi bakteri, kapang atau jamur, ragi, dan

    virus penyebab terjadinya perubahan performa, tekstur, rasa dan bau yang tidak

    diinginkan. Mikroba dapat dikelompokkan berdasarkan aktivitasnya (proteolitik,

    lipofilik, pektinolitik) maupun pertumbuhannya (psikrofilik, mesofilik, halofilik).

    Banyak faktor yang mempengaruhi jumlah serta jenis mikroba yang terdapat

    dalam makanan, diantaranya adalah sifat makanan itu sendiri (pH, kelembaban,

    nilai gizi), keadaan lingkungan dari mana makanan tersebut diperoleh, serta

    kondisi pengolahan ataupun penyimpanan. Jumlah mikroba yang terlalu tinggi

    dapat mengubah karakter organoleptik, mengakibatkan perubahan nutrisi / nilai

    gizi atau bahkan merusak makanan tersebut. Bahkan bila terdapat mikroba

     patogen, besar kemungkinan akan berbahaya bagi yang mengkonsumsinya. Dalam

     pengujian cemaran mikroba digunakan mikroba indikator, karena selain mudah

    dideteksi juga dapat memberikan gambaran tentang kondisi higienis dari produk

    yang diuji. Bersamaan dengan mikroba indikator dilakukan juga pengujian

    terhadap bakteri patogen. (Fardiaz, 1992)

     Mikroba indikator

    Mikroba indikator adalah spesies bakteri tertentu pada makanan dalam

     jumlah diatas batas tertentu, sebagai pertanda bahwa makanan telah terpapar

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    56/70

    dengan kondisi-kondisi yang memungkinkan perkembanganbiakan mikroba

     patogen. Mikroba indikator digunakan untuk menilai keamanan dan mutu

    mikrobiologi pangan. Misalnya jumlah bakteri aerob mesofil, bakteri anaerob

    mesofil, dan bakteri psikrofil dapat menjadi indikator bagi status mutu

    mikrobiologi pangan. Jumlah yang tinggi dari bakteri-bakteri tersebut adalah

     petunjuk bahwa pangan sudah tercemar, sanitasi tidak memadai, kondisi (waktu

    dan atau suhu) tidak terkontrol selama proses produksi dan penyimpanan

    termasuk kombinasi dari berbagai kondisi tersebut. (Fardiaz, 1992)

    Bakteri aerob mesofil dianggap sebagai mikroba indikator, meskipun

     belum akurat dibandingkan dengan indikator lainnya. Bakteri anaerob mesofil

    merupakan indikator kondisi pertumbuhan mikroba anaerob penyebab keracunan

    makanan seperti C. perfringens  dan C.botulinum. Golongan bakteri coliform,

    Coliform fekal , Escherichia coli dan Enterobacter sakazakii adalah bakteri bentuk

     batang, bersifat aerob dan anaerob fakultatif. Golongan coliform mempunyai

    spesies dengan habitat dalam saluran pencernaan dan di luar tubuh seperti tanah

    dan air. Golongan coliform meliputi  Escherichia coli, dan spesies dari

    Citrobacter , Enterobacter , Klebsiella dan Serratia.

    Bakteri selain dari  E.coli  dapat hidup dalam tanah atau air lebih lama

    daripada  E.coli, karena itu keberadaan bakteri coliform dalam makanan tidak

    selalu menunjukkan telah terjadi kontaminasi yang berasal dari feses.

    Keberadaannya merupakan indikasi dari kondisi penanganan pengolahan atau

    sanitasi yang tidak memadai dan keberadan dalam jumlah tinggi pada makanan

    olahan menunjukkan adanya kemungkinan pertumbuhan dari Salmonella, Shigella 

    dan Staphylococcus.  Escherichia coli  dan Coliform fekal , merupakan indikator

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 Chapter II Tomat

    57/70

    dari kontaminan dengan sumber/ bahan fekal. Habitat alami dari  Escherichia coli 

    adalah saluran pencernaan bawah hewan dan manusia, sedangkan Coliform fekal  

    merupakan metode pemeriksaan untuk menunjukkan adanya  E.coli  atau spesies

    yang sangat dekat dengan E.coli secara cepat tanpa harus mengisolasi biakan dan

    melakukan test IMVIC. Sebagian besar terdiri dari E.coli tipe I dan tipe II yang

    merupakan petunjuk penting dari kontaminan asal dari bahan fekal. E.coli dan

    coliform, yang