23
Financial Managemen t BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Ga ine sbo ro Corpo rat ion did iri ka n pad a ta hun 192 3 di Co nco rd, Ne w Ha mp sire oleh James Gaines dan David Scar boro. Aw al nya, Gaines boro memproduksi bagian mesin antara lain metal press, dies dan molds. Di tahun 1975,  perusahaan telah mengemb angkan sebuah reputasi sebagai sebuah produsen inovatif untuk mesin indutri dan peralatan mesin. Awal 1980, Gainesboro memasuki lahan baru dalam bidang computer-aided design dan computer -aided manufactur ing (CAD /CAM). Dalam perkembangannya,  perusahaan melakukan merger dengan sebuah perusahaan software kecil dan me nge mba ngk an sebuah line software dan pe ral ata n CA D yang me ngi jin kan engineer untuk merancang bagian spesifikasi pada sebuah komputer. Pad a akhir 200 4, penju ala n pera latan CAD /CAM telah men dapa i 45%. Presses, dies dan mold mencatatkan penjualan 40% dan machine tools memperoleh  penjualan 15%. Karena kebanyak perusahaan press dan mold adalah skala kecil lokal atau regional. Gainesboro adalah industry leader. Da la m de kad e 199 0, Ga ine sbo ro me mb ant u me mbuat sta nda r unt uk CAD/CA M, te ta pi pe rusahaan be sa r as ing ma suk de ngan agresif dedala m CAD/CAM dan mendapatkan kenaikan penjualan. Di akhir 1990 atau awal 2000, ke ahlian teknolog i dan kap italisme spe kulasi yan g agres if te lah me ndo rong me masuki per usa haa n CAD/ CAM yang san gat khu sus/spe sif ik. Ga ine sboro tertinggal dalam kompetisi pengembanga n software yang user-friendly dan integrasi desain dan manufaktu rnya. Dividend & Other Payouts 1 

Case Gainesboro FINAL

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Case Gainesboro FINAL

7/31/2019 Case Gainesboro FINAL

http://slidepdf.com/reader/full/case-gainesboro-final 1/23

Financial Management 

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Gainesboro Corporation didirikan pada tahun 1923 di Concord, New

Hampsire oleh James Gaines dan David Scarboro. Awalnya, Gainesboro

memproduksi bagian mesin antara lain metal press, dies dan molds. Di tahun 1975,

 perusahaan telah mengembangkan sebuah reputasi sebagai sebuah produsen

inovatif untuk mesin indutri dan peralatan mesin.

Awal 1980, Gainesboro memasuki lahan baru dalam bidang computer-aided

design dan computer-aided manufacturing (CAD/CAM). Dalam perkembangannya,

 perusahaan melakukan merger dengan sebuah perusahaan software kecil dan

mengembangkan sebuah line software dan peralatan CAD yang mengijinkan

engineer untuk merancang bagian spesifikasi pada sebuah komputer.

Pada akhir 2004, penjualan peralatan CAD/CAM telah mendapai 45%.

Presses, dies dan mold mencatatkan penjualan 40% dan machine tools memperoleh

 penjualan 15%. Karena kebanyak perusahaan press dan mold adalah skala kecil

lokal atau regional. Gainesboro adalah industry leader.

Dalam dekade 1990, Gainesboro membantu membuat standar untuk 

CAD/CAM, tetapi perusahaan besar asing masuk dengan agresif dedalam

CAD/CAM dan mendapatkan kenaikan penjualan. Di akhir 1990 atau awal 2000,

keahlian teknologi dan kapitalisme spekulasi yang agresif telah mendorong

memasuki perusahaan CAD/CAM yang sangat khusus/spesifik. Gainesboro

tertinggal dalam kompetisi pengembangan software yang user-friendly dan integrasi

desain dan manufakturnya.

Dividend & Other Payouts 1 

Page 2: Case Gainesboro FINAL

7/31/2019 Case Gainesboro FINAL

http://slidepdf.com/reader/full/case-gainesboro-final 2/23

Financial Management 

1. 2. Rumusan Masalah

Karena kalah dalam persaingan produk, revenue perusahaan turun dari $911

 juta pada 1998 menjadi $757 juta pada 2004. Untuk mengatasi penurunan revenue

dan meningkatkan profit margin yang rendah, Gainesboro mengambil dua langkah

 pendekatan :

a. Memperbesar share anggaran research dan development untuk CAD/CAM

dalam usaha untuk mengembalikan kepemimpinan pasar 

 b. Melakukan restrukturisasi besar.

Di tahun 2002, perusahaan menjual dua line bisnis yang tidak 

menguntungkan dengan revenue $51 juta, menjual dua plant, mengurangi 5 sewa

fasilitas dan mengurangi personel. Total biaya restrukturisasi adalah $65 juta.

Pada tahun 2004, restrukturisasi kedua dilakukan dengan mengubah strategi

manufaktur, pemfokusan kembali pendekatan marketing dan penjualan dan

mengadopsi prosedur administrasi yang memungkinkan untuk pengurangan fasilitas

dan staf.

Gainesboro menetapkan corporate objective adalah restrukturisasi dan

 pengusaan teknologi terkini. Pertama dan terutama, managemen menginginkan dan

mengharapkan perusahaan tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata

(average annual compound rate) sebesar 15%.

Dalam upaya mencapai tujuan pertumbuhan ini, managemen mengusulkan

sebuah strategi yang berdasarkan tiga point utama, yaitu :

a. Perubahan substansi pencampuran produk. CAD/CAM dan produk 

turunannya akan mendapat 75% penjualan, sedangkan sisanya sebanyak 

25% untuk penjualan press dan molds.

 b. Perusahan akan melakukan ekspansi pada pasar internasional dengan

harapan untuk mencapai setengah penjulan dan keuntungan di tahun 2011.

c. Korporasi mempunyai kebencian penggunaan pinjaman/hutang sejak awal.

Managemen mempercayai bahwa hanya menggunakan sejumlah kecil

Dividend & Other Payouts 2 

Page 3: Case Gainesboro FINAL

7/31/2019 Case Gainesboro FINAL

http://slidepdf.com/reader/full/case-gainesboro-final 3/23

Financial Management 

 pinjaman, terutama untuk memenuhi kebutuhan modal kerja. Akan tetapi

ratio debt-to-equity yang dikutip adalah 40%. Managemen senior menyadari

 bahwa equity secara umum lebih mahal (costly) daripada hutang, tetapi

sebuah kepuasan besar bagi perusahaan dapat melakukan sesuatu

 berdasarkan cara dan keinginannya.

 D ividend Policy

Sebelum 1999, histori deviden dan harga saham menunjukkan pertumbuhan

yang mantab. Tetapi, permasalahan Gainesboro pada awal 2000 telah mengambil

 biaya pada earning . Akibatnya deviden turun kembali pada tahun 2003 menjadi

$0.25 per lembar saham, nilai terendah sejak 1990.

Pada 2004, board of director mengumumkan payout sebesar $0.25 per 

lembar saham, meskipun melaporkan earning loss per lembar saham terbesar dalam

sejarah perusahaan dengan akibat harus meminjam untuk membayar deviden. Pada

dua kuarter pertama 2005, direktur tidak mengumumkan deviden, tetapi melalui

surat kepada shareholder dinyatakan bahwa direktor menyatakan untuk melanjutkan

annual payout sebelumnya pada 2005.

Pada Agustus 2005, terdapat tiga pilihan kebijakan deviden yang mungkin

diputuskan :

d. Zero-Dividend Payout

e. 40% Dividend Payout ($0.20 per saham)

f. Residual Devident Payout

 Buyback Saham 

Managemen harus memutuskan penggunaan dana perusahaan untuk membayar 

deviden kepada shareholder atau buyback saham

Dividend & Other Payouts 3 

Page 4: Case Gainesboro FINAL

7/31/2019 Case Gainesboro FINAL

http://slidepdf.com/reader/full/case-gainesboro-final 4/23

Financial Management 

1. 3. Tujuan

Berdasarkan latar berlakang dan rumusan masalah tersebut diatas, beberapa

hal yang ingin didapatkan adalah sebagai berikut :

1.Memberikan rekomendasi kebijakan deviden Gainesboro sesuai dengan

alternatif pilihan

2.Memberikan alternatif pembiayan (funding) atas strategi Gainesboro

untuk mencapai goal

3.Memberikan analisa atas rencana buyback saham yang akan dilakukan

Gainesboro.

Dividend & Other Payouts 4 

Page 5: Case Gainesboro FINAL

7/31/2019 Case Gainesboro FINAL

http://slidepdf.com/reader/full/case-gainesboro-final 5/23

Financial Management 

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1. Pengertian Deviden

Deviden merupakan hak pemegang saham biasa (common stock ) untuk 

mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan

untuk membagi keuntungan dalam dividen , semua pemegang saham biasa

mendapatkan haknya yang sama. Pembagian dividen untuk saham biasa dapat

dilakukan jika perusahaan sudah membayar dividen untuk saham preferen

(Jogiyanto, 1998: p.58).

Hanafi (2004 :p.361) menyatakan bahwa deviden merupakan kompensasi

yang diterima oleh pemegang saham, di samping capital gain. Deviden ini untuk 

dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan.

Dividen ditentukan berdasarkan dalam rapat umum anggota pemegang saham dan

 jenis pembayarannya tergantung lepada kebijakan pemimpin.

Kebijakan deviden merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan

 pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran deviden menentukan jumlah laba yang

ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit

 jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran deviden. Alokasi penentuan laba

sebagai laba ditahan dan pembayaran deviden merupakan aspek utama dalam

kebijakan deviden (Wachowicz ,1997: p.496).

Kebijakan deviden menyangkut masalah penggunaan laba yang menjadi hak 

 para pemegang saham, dan laba tersebut bisa dibagi sebagai deviden atau laba yang

ditahan untuk diinvestasikan kembali (Husnan,1996: p.381). Dengan demikian

dimungkinkan membagi laba sebagai deviden dan pada saat yang sama menerbitkan

saham baru. Kebijakan deviden bersangkutan dengan penentuan pembagian

 pendapatan (earning) antara pengunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para

Dividend & Other Payouts 5 

Page 6: Case Gainesboro FINAL

7/31/2019 Case Gainesboro FINAL

http://slidepdf.com/reader/full/case-gainesboro-final 6/23

Financial Management 

 pemegang saham sebagai deviden atau untuk digunakan didalam perusahaan, yang

 berarti laba tersebut harus ditahan didalam perusahaan (Riyanto, 2001: p.265).

Laba ditahan (retained earning) merupakan salah satu dari sumber dana

yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Sedangkan

deviden merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau

“equity investors”.

Setiap perusahaan selalu menginginkan adanya pertumbuhan bagi

 perusahaan tersebut di satu pihak dan juga dapat membayarkan deviden kepada

 para pemegang saham di lain pihak, tetapi kedua tujuan tersebut selalu

 bertentangan. Sebab kalau makin tinggi tingkat deviden yang dibayarkan, berarti

semakin sedikit laba yang ditahan, dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat

 pertumbuhan (rate of growth) dalam pendapatan dan harga sahamnya.

Kalau perusahaan ingin menahan sebagian besar dari pendapatan yang

tersedia untuk pembayaran deviden adalah semakin kecil. Persentase dari

 pendapatan yang akan di bayarkan kepada pemegang saham sebagai cash devidend 

disebut devidend payout ratio. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa makin

tingginya devidend payout ratio yang ditetapkan oleh perusahaan berarti makin

kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali di dalam perusahaan yang ini

 berarti akan menghambat pertumbuhan perusahaan (Riyanto 2001: p.266).

2.2. Teori Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen adalah keputusan mengenai apakah laba yang diperoleh

 perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan

ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi pada masa yang akan

datang. Dalam kebijakan dividen, terdapat trade off  dan merupakan pilihan yang

tidak mudah antara membagikan laba sebagai dividen atau menahan untuk 

diinvestasikan kembali.

Dividend & Other Payouts 6 

Page 7: Case Gainesboro FINAL

7/31/2019 Case Gainesboro FINAL

http://slidepdf.com/reader/full/case-gainesboro-final 7/23

Financial Management 

Apabila perusahaan memilih membagikan laba sebagai dividen maka

tingkat pertumbuhan akan berkurang dan akan berdampak negatif terhadap harga

saham. Di sisi lain, apabila perusahaan tidak membagikan dividen maka pasar akan

melihat sebagai sinyal negatif atas prospek perusahaan.

Peningkatan dividen memberikan sinyal perubahan yang menguntungkan

 pada harapan manajer dan penurunan dividen menunjukkan pandangan pesimis

 prospek perusahaan di masa yang akan datang (Aharony dan Swary, 1980 dalam

Sartono dan Prasetyanta, 2005).

Menurut teori  Arbitrage Pricing Theory (APT), investor dalam mencari

keuntungan tidak perlu melakukan portofolio optimal. Investor tinggal mengamati

 perubahan harga dan mencari faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan itu, baik 

yang berasal dari faktor makro maupun faktor khas (unique factors) dalam

 perusahaan atau yang lebih banyak dikenal dengan sebutan faktor fundamental.

Dalam teori investasi pada pasar uang dan pasar modal, investor akan

melakukan pembelian saham atau menjual saham bergantung pada apakah return

saham lebih besar hasilnya dibandingkan dengan deposito atau bunga obligasi.

Jadi penilaian layak tidaknya investor memegang saham akan dilihat apakah

return (perubahan harga saham) lebih menguntungkan. Faktor fundamental

merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi perusahaan (emiten)

yang meliputi kondisi manajemen, organisasi, sumber daya manusia, dan kondisi

keuangan perusahaan yang tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan.

Kinerja keuangan ditunjukkan dalam laporan keuangan perusahaan yang

meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat

disajikan dalam berbagai cara seperti laporan arus kas, catatan atas laporan

keuangan).

Dividend & Other Payouts 7 

Page 8: Case Gainesboro FINAL

7/31/2019 Case Gainesboro FINAL

http://slidepdf.com/reader/full/case-gainesboro-final 8/23

Financial Management 

Ada dua pendekatan yang digunakan dalam analisis fundamental yaitu

 pendekatan nilai sekarang (present value approach) dengan basis suku bunga dan

 pendekatan rasio PER ( P/E ratio approach).

Pendekatan nilai sekarang disebut juga sebagai metode kapitalisasi laba

(capitalization of income method ) karena merupakan proses kapitalisasi nilai-nilai

masa depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang. Jika investor percaya

 bahwa nilai dari perusahaan tergantung dari prospek perusahaan tersebut di masa

datang dan prospek ini merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

aliran kas di masa depan, maka nilai perusahaan tersebut dapat ditentukan dengan

mendiskontokan nilai-nilai arus kas (cash flow) di masa depan menjadi nilai

sekarang (Jogiyanto,1998, p.70).

Analisis fundamental merupakan analisis yang digunakan untuk mencoba

memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan (1) meng-estimate

nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang

akan datang, dan (2) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga

diperoleh taksiran harga saham. Model ini sering disebut sebagai  share price

 forecasting model .

Dalam model peramalan ini, langkah yang penting adalah mengidentifikasi

faktor-faktor fundamental (seperti penjualan, pertumbuhan penjualan, biaya,

dividend payout ratio, dan sebagainya) yang diperkirakan akan mempengaruhi

harga saham. Jika kemampuan perusahaan semakin meningkat (misalnya

menghasilkan laba yang meningkat), maka harga saham akan meningkat pula.Dengan kata lain, profitabilitas akan mempengaruhi harga saham. (Suad Husnan,

1998: p.315).

Analisis fundamental berlandaskan atas kepercayaan bahwa nilai suatu

saham sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang menerbitkan saham

tersebut. Jika prospek suatu perusahaan publik sangat kuat dan baik, maka harga

saham perusahaan tersebut diperkirakan akan menggambarkan kekuatan dan

harganya akan meningkat. Namun harus diperhatikan bahwa nilai dari suatu efek 

Dividend & Other Payouts 8 

Page 9: Case Gainesboro FINAL

7/31/2019 Case Gainesboro FINAL

http://slidepdf.com/reader/full/case-gainesboro-final 9/23

Financial Management 

ekuitas tidak hanya ditentukan oleh tingkat kembalian yang dijanjikan tetapi juga

tingkat risiko yang terkandung di dalamnya (Suad Husnan, 1998).

Analisis fundamental pada dasarnya adalah melakukan analisis historis atas

kekuatan keuangan dari suatu perusahaan yang sering disebut sebagai company

analysis. Data yang digunakan adalah data historis, artinya data yang telah terjadi

dan mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya pada saat analisis. Dalam

company analysis, para pemodal atau investor akan mempelajari laporan keuangan

 perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan,

mengidentifikasi kecenderungan atau pertumbuhan yang mungkin ada,

mengevaluasi efisiensi operasional dan memahami sifat dasar dan karakteristik 

operasional dari perusahaan tersebut (Suad Husnan, 1998).

Hal yang penting dan biasanya menjadi pusat perhatian investor maupun ara

analis keuangan ( financial analyst ) dalam menganalisis data historis adalah:

 posisi keuntungan kompetitif perusahaan, profit margin dan pertumbuhan laba

 perusahaan, likuiditas aktiva perusahaan terutama berhubungan dengan

kemampuan keuangan perusahaan di dalam memenuhi kewajiban jangka

 pendeknya,

tingkat leverage (penggunaan dana pinjaman) terhadap shareholders equity, dan

komposisi dan pertumbuhan operasional penjualan perusahaan (Ang, 1997 :

 p.18.2)

Beberapa teori yang berkaitan dengan dividend payout ratio dan asumsi – asumsi

yang mendasarinya antara lain :

Dividen tidak relevan

Menurut Modigliani dan Miller (1961) dalam Saxena (1999),

dividen  payout ratio tidak mempunyai pengaruh pada harga saham

 perusahaan atau biaya modalnya. Modigliani dan Miller menyatakan bahwa

dividen  payout ratio adalah tidak relevan, selanjutnya nilai perusahaan

Dividend & Other Payouts 9 

Page 10: Case Gainesboro FINAL

7/31/2019 Case Gainesboro FINAL

http://slidepdf.com/reader/full/case-gainesboro-final 10/23

Financial Management 

ditentukan oleh earning power  dari asset perusahaan. Sementara itu

keputusan apakah laba yang diperoleh akan dibagikan dalam bentuk dividen

atau akan ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan.

Untuk membuktikan teorinya, Modigliani dan Miller 

mengemukakan berbagai asumsi sebagai berikut::

a. Tidak ada pajak perseorangan dan pajak penghasilan preusan

 b. Tidak ada biaya emisi atau flotation cost dan biaya transaksi

c. Kebijakan penganggaran modal perusahaan independen terhadap

dividen payout ratio

d. Investor dan manajer mempunyai informasi yang sama tentang

kesempatan investasi di masa yang akan datang.

e. Distribusi pendapatan di antara dividen dan laba ditahan tidak 

 berpengaruh terhadap tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh

investor.

 Bird in the hand theory

Sementara itu, menurut Gordon dan Litner (1956) dalam Saxena

(1999) tingkat keuntungan yang disyaratkan akan naik apabila pembagian

dividen dikurangi, karena investor lebih yakin terhadap penerimaan dividen

daripada kenaikan nilai modal (capital gain) yang akan dihasilkan dari laba

yang ditahan.

Modigliani dan Miller (1961) berpendapat dan telah dibuktikan

secara matematis bahwa investor merasa sama saja apakah menerima

dividen saat ini atau menerima capital gain di masa yang akan datang.

Dengan kata lain, tingkat keuntungan yang disyaratkan tidak dipengaruhi

oleh dividen payout ratio.

Pendapat Gordon dan Litner (1956) dalam Saxena (1999) oleh

Modigliani dan Miller (1961) diberi nama bird in the hand fallacy. Gordon

Dividend & Other Payouts 10 

Page 11: Case Gainesboro FINAL

7/31/2019 Case Gainesboro FINAL

http://slidepdf.com/reader/full/case-gainesboro-final 11/23

Financial Management 

dan Litner (1956) dalam Saxena (1999) beranggapan investor memandang

 bahwa satu burung di tangan lebih berharga daripada seribu burng di udara.

Sementara Modigliani dan Miller berpendapat bahwa tidak semua

investor berkepentingan untuk menginvestasikan kembali dividen mereka di

 perusahaan yang sama dengan memiliki risiko yang sama. Oleh sebab itu,

tingkat risiko pendapatan mereka di masa yang akan datang bukannya

ditentukan oleh dividen  payout ratio tetapi ditentukan oleh tingkat risiko

investasi baru.

Tax preference theory

Jika capital gain dikenakan pajak dengan tarif lebih rendah daripada

 pajak atas dividen, maka saham yang memiliki pertumbuhan tinggi menjadi

lebih menarik. Tetapi sebaliknya jika capital gain dikenai pajak yang sama

dengan pendapatan atas dividen , maka keuntungan capital gain menjadi

 berkurang. Namun demikian pajak atas dividen karena pajak atas capital 

 gain baru dibayar setelah saham dijual, sementara pajak atas dividen harus

dibayar setiap tahun setelah pembayaran dividen .

Selain itu periode investasi juga mempengaruhi pendapatan investor.

Jika investor hanya membeli saham untuk jangka waktu satu tahun, maka

tidak ada bedanya antara pajak atas capital gain dan pajak atas dividen .

Jadi investor akan meminta tingkat keuntungan setelah pajak yang lebih

tinggi terhadap saham yang memiliki dividen  yield  yang tinggi daripada

saham dengan dividen  yield  yang rendah. Oleh karena itu, teori ini

menyarankan bahwa perusahaan sebaiknya menentukan dividen  payout 

ratio yang rendah atau bahkan tidak membagikan dividen (Litzenberger dan

Ramaswamy, 1979 dalam Saxena , 1999).

 Pecking Order Hypothesis (POH)  pertama kali diperkenalkan oleh Meyrs

dan Majluf (1984). Berdasarkan POH, perusahaan lebih mengutamakan dana

internal daripada dana eksternal dalam aktivitas pendanaan. Kecukupan dana

Dividend & Other Payouts 11 

Page 12: Case Gainesboro FINAL

7/31/2019 Case Gainesboro FINAL

http://slidepdf.com/reader/full/case-gainesboro-final 12/23

Financial Management 

internal dapat dilihat dari besarnya laba, laba ditahan, atau arus kas. Apabila dana

eksternal dibutuhkan, maka perusahaan lebih mengutamakan penggunaan utang

daripada ekuitas.

Ide dasar POH sangat sederhana, yaitu perusahaan membutuhkan dana

eksternal hanya apabila dana internal tidak cukup dan sumber dana eksternal yang

lebih diutamakan adalah utang daripada emisi saham.

Myer dan Majluf (1984) menyatakan bahwa asimetri informasi

menyebabkan perusahaan lebih mengutamakan dana internal daripada dana

eksternal karena asimetri informasi tersebut menyebabkan pendanaan eksternal

terlalu mahal bagi perusahaan.

Myers dan Majluf (1984) berpendapat bahwa perusahaan tergantung pada

internal funds karena ingin memaksimumkan kekayaan pemegang saham yang

sudah ada. Penjualan saham baru bukan kepentingan dari pemegang saham yang

sudah ada tetapi hanya akan mengakibatkan penurunan nilai saham yang sudah ada.

Perusahaan akan memilih hutang dibanding external equity, apabila

memerlukan dana eksternal. Dengan penerbitan hutang bebas risiko (risk free debt )

tidak punya dampak terhadap nilai saham yang sudah ada ataupun dengan

 penerbitan hutang yang berisiko mempunyai pengaruh lebih sedikit terhadap nilai

saham yang sudah ada dibandingkan dengan menerbitkan saham baru.

Hipotesis  Pecking Order  menurut Myers (1984). didasarkan pada empat

asumsi, yaitu:

a. dividen policy bersifat konstan ( sticky),

 b. lebih baik dana internal dibanding eksternal,

c. bila menggunakan dana eksternal pilih surat berharga bebas

risiko,jika diperlukan banyak dana eksternal maka memilih urutan surat

 berharga dari risk free debt, risky debt, convertible security, saham preferen,

common stock .

Dividend & Other Payouts 12 

Page 13: Case Gainesboro FINAL

7/31/2019 Case Gainesboro FINAL

http://slidepdf.com/reader/full/case-gainesboro-final 13/23

Financial Management 

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004) dalam PSAK No. 23

merumuskan dividen sebagai distribusi laba kepada pemegang saham sesuai dengan

 proporsi mereka dari jenis modal tertentu. Laba bersih perusahaan akan berdampak 

 berupa peningkatan saldo laba (retained earnings) perusahaan. Apabila saldo laba

didistribusikan kepada pemegang saham maka saldo laba akan berkurang sebesar 

nilai yang didistribusikan tersebut.

BAB III

PROBLEM SOLVING

3. 1. Perbedaan Pandangan pada Kebijakan Deviden

Dividend & Other Payouts 13 

Page 14: Case Gainesboro FINAL

7/31/2019 Case Gainesboro FINAL

http://slidepdf.com/reader/full/case-gainesboro-final 14/23

Financial Management 

Jumlah deviden yang dibayarkan oleh Gainesboro menurun secara tajam

dari 66.5% pada 1978 menjadi 20.7% pada 1998. Alasan dibalik perubahan ini

adalah kecenderungan perusahaan milik publik ke arah karakteristik tidak 

membayarkan deviden (Fama & French 2001).

Perusahaan mempunyai target jangka panjang dalam pembayaran deviden.

Manager cenderung untuk menjadi peningkatan rasio pembayaran deviden yang

stabil untuk menghindari efek perubahan temporer pada earning . Pasar sangat

sensitif terhadap pemotongan deviden.

Kebijakan deviden adalah tidak relevan karena efek total pembayaran

deviden dan capital loss adalah 0. Investor dapat menghasilkan dana dengan

menjual saham yang mempunyai peningkatan nilai jika perusahaan tidak 

membayarkan deviden. Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap semua

 proyek yang menawarkan NPV positif dan membayar dengan deviden hanya

menjadi dana yang tidak terpakai (Miller & Modiglani, 1961).

3.2. Analisis Alternatif Kebijakan Deviden Gainesboro

Pada Agustus 2005, terdapat tiga pilihan kebijakan deviden yang mungkin

diputuskan :

Zero-dividend payout

PRO

• Perusahaan dalam kondisi pertumbuhan dan memebutuhkan untuk 

investasi (re-invest) semua earning untuk penerapan tujuan ekspansi

• Kebijakan sero deviden akan memecahkan kembali masalah kebutuhan

cash perusahaan karena tidak memerlukan untuk melakukan pinjaman

• Tujuh dari delapan perusahaan CAD/CAM tidak membayarkan deviden

meskipun semua mengharapkan pertumbuhan bisnis yang signifikan.

Sebaliknya, industri elektrikal dan peralatan manufaktur telah

membayar sampai 3.1 yield on share. Kebijakan zero divident payout

Dividend & Other Payouts 14 

Page 15: Case Gainesboro FINAL

7/31/2019 Case Gainesboro FINAL

http://slidepdf.com/reader/full/case-gainesboro-final 15/23

Financial Management 

akan membantu brand image perusahaan agar dilihat oleh investor 

sebagai sebuah perusahaan software/hardware berteknologi tinggi

daripada sebagai manufaktur tradisional sesuai dengan goal perusahaan.

KONTRA

• Manager akan kehilangan kredibilitasnya karena merekaa telah

menjanjikan penggantian kembali pembayaran deviden selama tahun

 berjalan

• Banyak investor akan kecewa dengan perubahan kebijakan deviden dan

mungkin akan melakukan  short selling yang menyebabkan penurunan

harga saham.

• Pasar mungkin menganggap ini sebagai sebuah tanda negatif yang

memperkuat pendapat bahwa perusahaan mengalami masalah

40% dividend payout ($0.20/saham)

PRO

• Investor akan menginterpretasikan sebagai sebuah tanda positif bahwa

 perusahaan telah berjalan dengan baik dan mengatasi kesulitannya.

• Perusahaan masih dibawah batas debt-to-equity ratio sebesar 40%

(Exhibit 1).

• Kredibilitas manager akan meningkat karena mereka dapat dipercaya

dengan janji pengumuman awal tentang pembayaran deviden.

KONTRA

• Perusahaan akan memerlukan peningkatan dana. Dewan anggota tidak 

menghargai adanya sebuah perubahan mendadak peningkatan utang

meskipun dalam batas yang ditetapkan.

• Prediksi pertumbuhan 15% adalah pendekatan yang sangat optimis dan

melewati batas fleksibilitas. Seandainya tidak sesuai dengan prediksi,

 perusahaan akan menghadapi masalah yang serius.

Dividend & Other Payouts 15 

Page 16: Case Gainesboro FINAL

7/31/2019 Case Gainesboro FINAL

http://slidepdf.com/reader/full/case-gainesboro-final 16/23

Financial Management 

•  Payout ratio akan sama dengan kebijakan deviden perusahaan

tradisional lainnya (tidak berteknologi tinggi) yang membahayakanimage perusahaan.

• Mereka akan kehilangan dari pajak deviden.

Residual-Dividend payout

PRO

• Perusahaan akan memaksimalkan nilainya dengan menerima semua

 proyek dengan NPV positif.

• Perusahaan tidak akan mengalami permasalahan likuiditas dan tidak 

 perlu meningkatkan equity-to-debt ratio.

KONTRA

• Kebijakan deviden ini tidak jelas dan mengakibatkan sedikit atau tidak 

ada investor yang tertarik. Investor lebih memilih untuk investasi dana

mereka dimana return yang stabil menjadi jaminan.

• Image perusahaan akan rusak. Kebijakan ini akan menunjukkan kepada

investor bahwa perusahaan dalam tahan dan kondisi tidak aman.

3.3. Pendanaan (Funding)

Sebuah perusahaan akan memilih untuk membiayai aktifitasnya baik dengan

hutang atau modal sendiri. Dua pandangan utama tentang cara perusahaan

seharusnya mengatur struktur modalnya. Pandangan tradisional mendukung

 pendapat bahwa hutang adalah lebih murah daripada modal sendiri karena modal

sendiri lebih beresiko.

Dividend & Other Payouts 16 

Page 17: Case Gainesboro FINAL

7/31/2019 Case Gainesboro FINAL

http://slidepdf.com/reader/full/case-gainesboro-final 17/23

Financial Management 

Market value sebuah perusahaan adalah sama dengan hutang ditambah

modal sendiri yang mengandung arti bahwa biaya modal dapat diturunkan dengan

subtitusi hutang dengan modal sendiri. Ketika ratio D/E terlalu tinggi, baik 

shareholder dan pemberi pinjaman akan memerlukan return tambahan sebagai

kompensasi atas kenaikan risiko.

Pandangan ini menyatakan bahwa ada sebuah titik dimana biaya modal

dapat diturunkan dengan pencampuran hutang/modal sendiri yang akan mencapai

struktur modal optimal (Atrill, 2003).

Sebaliknya, MM memberikan pandangan yang berbeda. MM menyangkal

 bahwa perbedaan antara hutang dan modal sendiri hanya pada pajak (taxation) dan

memberikan hasil bahwa perusahaan seharusnya membiayai hanya dengan hutang

untuk biaya modal yang lebih rendah.

Dampak Kepada Shareholder

 Borrowing (Hutang)

Agency Theory: meskipun hal ini lebih murah, shareholder sanagat tidak 

suka (peka) untuk meningkatkan secara besar ketergantungan perusahaan

terhadap pinjaman hutang dan lebih suka untuk menggunakan sumbernya

sendiri. Meskipun tidak efisien, perilaku ini sangat kuat pada level

managemen.

Mengeluarkan Saham Baru

Shareholder cenderung tidak menyukai pelepasan saham baru karena

mereka kehilangan kendali atas perusahaan sebagai akibat kenaikan jumlah

investor. Investor baru mungkin memaksakan kondisi menggunakan hak 

 pilih mereka untuk mengubah kebijaksanaan, dan lain lain.

Menurunkan Investasi

Dividend & Other Payouts 17 

Page 18: Case Gainesboro FINAL

7/31/2019 Case Gainesboro FINAL

http://slidepdf.com/reader/full/case-gainesboro-final 18/23

Financial Management 

Investasi saat ini akan membantu pertumbuhan perusahaan baik volume

maupun value. Hal ini berarti bahwa tidak ada kelompok shareholder yang

akan mendukung penurunan investasi.

Dampak Kepada Perusahaan

 Borrowing (Hutang)

Perusahaan akan tertarik untuk meningkatkan jumlah pinjaman hutang

karena lebih murah daripada pinjaman modal sendiri. Baik pandangantradisional dan MM mendukung tingkat yang lebih rendah untuk rasio

debt/equity.

Meskipun demikian, dalam kasus tertentu, hal ini tidak benar karena

 penggunaan pinjaman untuk membayar shareholder akan dipertimbangkan

sebagai sebuah aktivitas berrisiko oleh bank dan akan meminta tingkat

 bunga yang lebih tinggi.

Mengeluarkan Saham Baru

Keuntungan pengeluaran saham baru adalah sebuah cara pendanaan yang

termasuk langkah pembagian sebagasi sebuah penyerap kejutan. Hal ini

 berarti bahwa jika terjadi kerugian, perusahaan mampu untuk menurukan

 pembayaran deviden kapanpun.

Saham juga tidak mempunyai tanggal pemenuhan untuk membayar yangakan membantu cash flow perusahaan. Sebaliknyam pelepasan saham akan

membawa dua tipe biaya tambahan. Biaya administrasi dan legal dan

tambahan premium akan diminta oleh investor karena mereka mereka akan

terakhir menerima likuidasi jika terjadi kebangkrutan (Arnold, 2007).

Menurunkan Investasi

Dividend & Other Payouts 18 

Page 19: Case Gainesboro FINAL

7/31/2019 Case Gainesboro FINAL

http://slidepdf.com/reader/full/case-gainesboro-final 19/23

Financial Management 

Perusahaan sangat tergantung pada peningkatan aplikasi sistem,

improvement sistem dan ekspansi internasional, sehingga pengurangan

investasi akan berakibat fatal terhadap penjualan dan market share

 perusahaan karena peningkatan kompetisi di sektor tersebut.

Raksi Shareholder Terhadap Pembayaran Deviden

Semua shareholder akan menghargai berita tentang pembagian deviden. Beberapa

dari mereka adalah pencari income yang tetap (Exhibit 4) dan yang lain

mungkin menggunakannya untuk investasi lagi pada perusahaan

dengan membeli saham. Investor luar mungkin melihat hal ini sebagai

sebuah tanda positif bahwa perusahaan berjalan dengan baik dan

hasilnya harga saham akan meningkat.

Dua efek (buyback saham dan kenaikan harga) mungkin tidak sebanding. Dan juga,

hal ini dapat dilihat sebagai sebuah janji perusahaan untuk membayar 

deviden secara teratur dan investor yang menyukai return non-volatile

 pada aset mereka akan tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan.

Pemberi pinjaman tidak menganggap hal ini aman untuk menyediakan dana bagi

sebuah perusahaan yang akan menggunakannya untuk membayar para

shareholdernya. Sebagai hasilnya, mereka akan meminta tingkat bunga

yang lebih tinggi untuk dibayarkan (Arnold, 2007). Sebaliknya, hal ini

adalah tanda bahwa penjualan saham diambil sebagai sebuah tanda

 positif dari investor dan dapat meningkatkan harga market share

kedepan.

 Repurchase Saham 

Shareholder akan lebih menyukai buyback  karena dengan cara ini baik 

melihat kenaikan harga saham mereka dalam nilai (jika tidak melakukan penjualan)

Dividend & Other Payouts 19 

Page 20: Case Gainesboro FINAL

7/31/2019 Case Gainesboro FINAL

http://slidepdf.com/reader/full/case-gainesboro-final 20/23

Page 21: Case Gainesboro FINAL

7/31/2019 Case Gainesboro FINAL

http://slidepdf.com/reader/full/case-gainesboro-final 21/23

Financial Management 

Rekomendasi

Pembayaran Deviden

Rekomendasi pertama akan menyatakan pembayaran deviden agar 

meningkatkan kepercayaan diri pada perusahaan yang telah melemah dalam

 beberapa tahun terakhir. Pembayaran 40% kelihatan terlalu berisiko karena

menurunkan fleksibilitas dan akan menyebabkan perusahan menderita

kerugian terus menerus sampai 2011.

Karena perusahaan mengharapkan tingkat pertumbuhan 15% maka

 pembayaran adalam antara 30-50%. Pernyataan deviden 30% akan

memecahkan semua masalah. Hal ini akan mengembalikan kepercayaan diri

 perusahaan dan akan tetap menghilangkan fleksibilitas jika pasar tidak 

 berjalan sesuai perkiraan.

Perhitungan kembali untuk pembayaran deviden 30% dapat menjadi

menguntungkan baik pada 2009 atau 2011 dengan mengurangi kerugian

$53.69 juta (Lihat Appendix 1).

Saat ini, perusahaan dapat terus meningkatkan pembayaran deviden pada

slow rate hingga mencapai 40% jika prediksi benar. Semua shareholder 

akan menghargai berita tentang pembagian deviden. Beberapa dari mereka

adalah pencari income yang tetap (Exhibit 4) dan yang lain mungkin

menggunakannya untuk investasi lagi pada perusahaan dengan membeli

saham. Investor luar mungkin melihat hal ini sebagai sebuah tanda positif 

 bahwa perusahaan berjalan dengan baik dan hasilnya harga saham akan

meningkat.

Appendix 1.

2005 2006 2007 2008 2009 2010 20112005-

2011

 Net Income 18.10 40.00 57.50 72.80 91.30 98.00 160.00 537.80

Dividend & Other Payouts 21 

Page 22: Case Gainesboro FINAL

7/31/2019 Case Gainesboro FINAL

http://slidepdf.com/reader/full/case-gainesboro-final 22/23

Financial Management 

Excess Cash -22.70 -7.30 4.20 11.50 29.40 27.20 77.60 120.00

Dividend 5.43 12.00 17.25 21.84 27.39 29.40 48.00 161.31

Excess cash

after dividend-28.13 -19.30 -13.05 -10.34 2.01 -2.20 29.60 -41.41

 

Ket : Deviden dihitung sebagai 30% of income.

Pembiayaan (Financing)

Perusahaan akan mampu untuk meminjam hanya pada tingkat tinggi dari

 bank jika pembiayaan digunakan untuk pembayaran deviden. Sebaliknya,

shareholder boleh tidak menyetujui pelepasan saham biasa karena mereka

akan kehilangan kendali atas perusahaan.

Untuk mengatasi masalah ini, CEO dapat mengusulkan pelepasan saham

 baru dengan dua kategori.

Untuk menghindari pelemahan kekuasaan, saham akan ditawarkan kepada

shareholder existing (right issues).

Jika existing shareholder tidak mampu dan tidak ingin untuk meningkatkan jumlah

yang diperlukan, langkah kedua, saham akan dilepas kepada investor 

eksternal. Saham ini berupa saham istimewa untuk mencegah risiko

equity (membuat jenis pembiayaan ini lebih mahal) and menahan satu

atau beberapa fitur sesuai dengan biaya mereka :

Tidak ada hak voting. Hal ini bentuk umum saham istimewa (Arnold 2007) dan

mencegah masalah pelemahan kekuasaan.

Reedemable (dapat diselamatkan). Perusahaan menyukai untuk mempunyai pilihan

untuk  buyback  sahamnya jika dan ketika tidak memerlukan dana ini

untuk waktu lama.

Dividend & Other Payouts 22 

Page 23: Case Gainesboro FINAL

7/31/2019 Case Gainesboro FINAL

http://slidepdf.com/reader/full/case-gainesboro-final 23/23

Financial Management 

Karena perusahaan mendapat peringkat “A” oleh Value Line, biaya pelepasan akan

 paling mungkin lebih murah daripada kebanyakan kompetitor.

Pelepasan saham baru akan juga meningkatkan rasio debt-to-equity

meninggalkan terbukanya kesempatan untuk mengambil pinjaman

untuk tujuan ekspansi pada masa yang akan datang.