23
Assignment Blok 2 “Understanding Bioethics Basic Value Throughout Hypothethical case By Using Individual Practical Approach” Ketua Koordinator Blok : dr. Rizal Sanif Azhari Nama Mahasiswi :

Carli (04071001051) Tugas blok 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sesuatu

Citation preview

Page 1: Carli (04071001051) Tugas blok 2

Assignment

Blok 2“Understanding Bioethics Basic Value Throughout

Hypothethical case By Using Individual Practical Approach”

Ketua Koordinator Blok :

dr. Rizal Sanif Azhari

Nama Mahasiswi :

Carli

(04071001051)

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

2007

Page 2: Carli (04071001051) Tugas blok 2

Case No.

Ethical Problem

1. dr. Tenar menggunakan satu ruangan dengan dua tempat tidur yang dipisah oleh

sebuah tirai.

2. dr. Tenar memberikan obat dan nasehat yang sama pada ketiga pasien pertama

dengan asumsi bahwa ketiganya sama –sama menderita demam biasa.

3. dr. Tenar menerima imbalan (kue dan voucher belanja) dari Laboratorium

”Titrasi Cepat” jika ia merujuk pemeriksaan laboratorium pasien dalam jumlah

tertentu.

4. Seorang teman lama dr. Tenar diperiksa di ruang pemeriksaan khusus tanpa

perlu mengantri.

5. Tanpa sengaja seorang wanita tua melihat adanya withe-yellowfish di celana

dalam teman dr. Tenar sehingga ia tidak ingin berbaring di tempat tidur tetapi

memilih disuntik dengan berdiri karena takut terinfeksi.

6. dr. Tenar memberi resep pada Ms. Modis tanpa melakukan pemeriksaan penting

terlebih dahulu namun hanya berdasarkan catatan rekam medis.

7. dr. Tenar tidak menjelaskan hasil scan kepala Mrs.Menor tetapi langsung

merujuknya ke bagian neurological rumah sakit.

8. dr. Tenar merujuk Mr. Garputala ke RS terdekat disertai dengan pemberian uang

sebesar Rp. 25.000,-.

9. dr. Tenar mendahulukan pertolongan terhadap Mr. Malthus (dalam kondisi

berdarah) pada saat giliran Ms. Rana diperiksa.

10. dr. Tenar bersedia menjadi mediator antara Ms. Rana dan ayahnya perihal

pengambilan uang ayahnya secara diam-diam guna menolong temannya untuk

aborsi.

Case No.

Alternative Based On Values System

1. dr. Tenar harus :

Page 3: Carli (04071001051) Tugas blok 2

memaksimalisasikan kepuasan pasien.

Memandang pasien tidak hanya sejauh menguntungkan

Meminimalisasi akibat buruk

Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dari keburukan

Tidak memandang pasien sebagai objek

Menghargai privasi pasien

2 dr. Tenar harus :

Mengobati pasien secara proporsional

Tidak membahayakan pasien karena kelalaian

Mencegah pasien dari bahaya

3 dr. Tenar harus :

Mengutamakan altruisme

Memandang pasien tidak hanya sejauh menguntungkan Dr. Tenar

Tidak memandang pasien sebagai objek

4 dr. Tenar harus :

Memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi

yang sama

Memberi kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien

5 dr. Tenar harus :

Menghargai Privasi pasien

Menjaga rahasia pasien

Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien

6 dr. Tenar harus :

Tidak memandang pasien sebagai objek

Mengobati pasien secara proporsional

Tidak membahayakan pasien karena kelalaian

7 dr. Tenar harus :

Melaksanakan informed

Page 4: Carli (04071001051) Tugas blok 2

Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien

Berterus terang

Menghindari misrepresentasi dari pasien

8 dr. Tenar harus :

Mencegah pasien dari bahaya

Melindungi pasien dari serangan

Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia

9 dr. Tenar harus :

Menolong pasien emergency

Mencegah pasien dari bahaya

Mengobati pasien secara proporsional

10. dr. Tenar harus :

Memandang pasien/keluarga atau sesuatu tidak hanya sejauh

menuntungkan dokter

Menerapkan Golden rule Principle

Case no.

Alternative Decision

1. Sebaiknya satu ruangan satu tempat tidur

Buat sebuah tembok pemisah untuk membagi ruangan tersebut

Memerikasa pasien satu persatu

Pasien selanjutnya yang akan diperiksa tetap menunggu di luar

2. Pemberian obat bukan hanya dilandasi oleh gejala penyakit tetapi

yang terpenting adalah dari pemeriksaan kesehatan pasien

Setiap pasien harus diperiksa secara teliti karena efek obat dari setiap

pasien akan selalu berbeda.

Dr. Tenar harus memeriksa pasien sesuai standar profesi (SP) dan

standar operasional prosedur(SOP) diamana sebelum memberi resep

Page 5: Carli (04071001051) Tugas blok 2

dokter harus memeriksa fisik pasien.

3. dr. Tenar hanya memberitahu pemeriksaan apa yang benar-benar

dibutuhkan pasien bukan mengharusakan pasien untuk memeriksa di lab

tertentu.

dr. Tenar harus menginformasikan semua lab yang ada di kotanya

dan lalu membimbing pasien untuk memilih lab yang terbaik bagi pasien

bukan bagi dirinya.

4. dr. Tenar harus memeriksa pasien sesuai urutan daftar pemeriksaan

kecuali pasien dalam keadaan emergency.

dr. Tenar tidak membuat ruang khusus untuk pasien khusus.

dr. Tenar menarik honorarium yang sama (dapat dijangkau semua

lapisan) untuk semua pasien sehingga tidak timbul adanya istila “pasien

khusus”

5. dr. Tenar harus memeriksa pasien sesuai urutan daftar pemeriksaan

kecuali pasien dalam keadaan emergency.

dr. Tenar harus memastikan keadaan ruangan yang dapat menjaga kerahasian pasien

6. dr. Tenar harus melakukan beberapa pemeriksaan dasar terkait

riwayat kesehatan Mrs. Menor mis tekanan darah, detak jantung, dll.

Medical record hanya dijadikan dasar pertimbangan dalam pemberian

resep tetapi sebelum memberi resep harus terlebih dahulu di cek

relevansi reaksi obat terdahulu dengan kondisi baru saat pemeriksaan.

Dr. Tenar harus memeriksa pasien sesuai standar profesi (SP) dan

standar operasional prosedur(SOP) dimana sebelum memberi resep

dokter harus memeriksa fisik pasien dan memberi informasi mengenai

kondisi kesehatan pasien.

7. dr.Tenar sebelum merujuk harus menjelaskan terlebih dahulu kondisi

Miss Modis berdasarkan hasil scan secara jujur serta alasan beliau

merujuk

Page 6: Carli (04071001051) Tugas blok 2

Dr. Tenar harus memeriksa pasien sesuai standar profesi (SP) dan

standar operasional prosedur(SOP) dimana sebelum merujuk dokter

harus memberi informasi mengenai kondisi pasien dan membimbing

pasein membuta keputusan terbaik mengenai kesehatannya.

8. dr. Tenar harus menjelaskan kondisi Mr. Garputala yang sebenarnya

serta resiko dan keuntungan perujukannya ke RS.

dr. Tenar harus memastikan bahwa RS rujukannya tepat (sarana,

prasarana serta dokter yang berkompeten untuk menangani Mr.

garputala).

dr. Tenar harus menginformasikan kondisi dan keberadaan Mr.

Garputala kepada keluarganya.

9. dr. Tenar harus menjelaskan secara singkat kepada Ms. Rana tentang

kondisis Mr. Malthus yang butuh pertolongan segera dengan sopan.

dr. Tenar harus dapat mengontrol situasi agar tetap tenang dan tidak

panic.

10. dr. Tenar harus membimbing Ms. Rana agar berani menghadapi

masalahnya (berterus terang dengan ayahnya) bukan lari dan meminta

orang lain untuk menyelesaikannya.

dr. Tenar harus menjelaskan mengenai resiko dari tindakan aborsi

dan berbagai pertimbangan moral, agama, hokum sehingga ia bias

membujuk temannya untuk melakukan hal tersebut.

Case No.

Self Assessment

1. Beneficence

2. dr. Tenar tidak menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia (-)

3. dr. Tenar tidak memandang pasien tidak hanya sejauh menguntungkan

dokter (-)

4. dr. Tenar tidak mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dari

Page 7: Carli (04071001051) Tugas blok 2

keburukan(-)

13. dr. Tenar tidak memaksimalisasikan kepuasan pasien (-)

2 Non maleficence

7. dr. Tenar tidak mengobati pasien secara proporsional (-)

8. dr. Tenar tidak mencegah pasien dari bahaya (-)

10. dr. Tenar beresiko membahayakan pasien karena kelalaian (-)

3 Beneficence

1. dr. Tenar tidak mengutamakan altruisme (-)

3. dr. Tenar tidak memandang pasien tidak hanya sejauh menguntungkan

Dr. Tenar (-)

4 Justice

3. dr. Tenar tidak memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi

dalam

posisi yang sama (-)

10. dr. Tenar tidak memberi kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan

pasien (-)

5 Autonomy

4. dr. Tenar tidak menghargai Privasi pasien (-)

5. dr. Tenar tidak menjaga rahasia pasien (-)

9. dr. Tenar mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien (-)

6 Non maleficence

6. dr. Tenar memandang pasien sebagai objek (-)

7. dr. Tenar tidak mengobati pasien secara proporcional (-)

dr. Tenar beresiko membahayakan pasien karena kelalaian (-)

7 Autonomy

3. dr. Tenar tidak berterus terang (-)

7. dr. Tenar tidak melaksanakan informed (-)

9. dr. Tenar mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien (-)

Page 8: Carli (04071001051) Tugas blok 2

8 Non maleficence

8. dr. Tenar mencegah pasien dari bahaya (-)

12. dr. Tenar melindungi pasien dari serangan (-)

9 Non maleficence

1. dr. Tenar menolong pasien emergency (-)

7. dr. Tenar mengobati pasien secara proporcional (-)

8. dr. Tenar mencegah pasien dari bahaya (-)

10. Beneficence

3. dr. Tenar tidak memandang pasien/keluarga atau sesuatu tidak hanya

sejauh menuntungkan dokter (-)

16. dr. Tenar tidak menerapkan Golden rule Principle (-)

Case No.

Verification

1. Utilitarian

dr. Tenar hanya mementingkan keuntungan dirinya sendiri sebab dengan

dua tempat tidur di satu ruangan dia bisa melayani lebih banyak pasien

dalam satu kali praktek.

dr. Tenar tidak mengindahkan hak privacy pasien dan kewajibannya

untuk menjaga kerahasiaannya pasien.

2. Individualisme

dr. Tenar menggunakannya hak dokternya secara

paternalistic(pendekatan physician center diamana dokter seakan tahu

segalanya) sehingga ketika dia mendengar pasien ketiga pasien memiliki

keluhan sama mereka diberi obat dan nasehat yang sama.

3. Utilitarian

dr. Tenar mementingkan keuntungannya sendiri denagn harapan

mendapat imbalan dari pemilik laboratorium ”Titrasi Cepat” sehingga

mempengaruhi pertimbangannya dalam memutuskan apakah kondisi

Page 9: Carli (04071001051) Tugas blok 2

pasien memang betul-betul membutuhkan pemeriksaana lab atau tidak.

4. Feminisme

Adanya ikatan emosional persahabatan (teman lama) antara dr. Tenar

dengan laki-laki tersebut sehingga ia tidak melakukan pemeriksaan

dengan cara yang lebih special (tidak perlu antri + diperiksa di ruangan

khusus).

5. Individualisme

Wanita tua itu menggunakan haknya sebagai pasien untuk menolak

dilakukan tindakan medis (disuntik) di ranjang diamana dilihatnya baru

saja seorang laki-laki dengan penyakit kelamin menggunakan ranjang

tersebut.

6. Individualisme

dr. Tenar menggunakan haknya secara paternalistic dalam memberi resep

berdasarkan rekam medis Ms. Modis tanpa mempertimbangkan bahwa

suatu obat/terapi bisa cocok atau tidak di setiap kondisi pasien maka itu

penting dilakukannya pemeriksaan sebelum menulis resep.

7. Individualisme

dr. Tenar menggunakan haknya secara paternalistic untuk menentukan

apa yang terbaik bagi Mrs. Menor tanpa mempertimbangkan hak-hak

Mrs. Menor sebagai pasien.

8. Utilitarian

dr. Tenar merujuk Mr. Garputala ke RS karena ia merasa bahwa hasilnya

akan lebih baik bagi kesehatan Mr. Garputala bila ia dirawat disana.

9. Utilitarian

dr. Tenar meyakini bahwa hasilnya akan lebih menguntungkan bila ia

menangani Mr. Malthus terlebih dahulu dibanding Ms. Rana sebab hal ini

berhubungan dengan nyawa Mr. Malthus.

10. Feminisme

Page 10: Carli (04071001051) Tugas blok 2

dr. Tenar mencoba membantu Ms. Rana berbicara pada ayahnya karena

adanya suatu ikatan emosional untuk bisa berjasa atau dekat dengan

ayahnya yang notabene adalah seorang anggota DPR.

Case No.

Reason

1. Penggunaan satu ruangan dengan dua tempat tidur yang dipisah oleh sebuah tirai

adalah tidak etis/tepat sebab dengan begitu rahasia kesehatan pasien tidak

terjaga, selain itu dapat menciptakan ketidakakuratan pemeriksaan dan

pengobatan karena pasien menjadi tidak mau terbuka terkait hal-hal yang privasi.

2. Pemberian obat dan nasehat yang sama untuk pasien dengan gejala yang sama

adalah tidak etis/tepat karena suatu obat atau terapi tidak akan bisa sesuai dengan

semua pasien maka dari itu gejala yang sama bukanlah landasan yang kuat untuk

menyamaratakan kondisi kesehatan seseorang.

3. Perujukan pasien ke laboratorium yang memberikan imbalan adalah tidak

etis/tepat sebab dokter dianggap mengorbankan profesinya dan dapat

mempengaruhi hasil pemeriksaan kesehatan pasien. Karena target atas imbalan

dokter bisa saja menrujuk pasien untuk cek lab tanpa alas an dan kegunaan yang

jelas.

4. Mengkhususkan kenalan/kerabat dengan melanggar urutan dafar pemeriksaan

adalah tidak etis/tepat karena seorang dokter sudah bersumpah bahwa dalam

melaksanakan kewajibannya terhadap pasien ia tidak boleh dipengaruhi

kepentingan pribadi.

5. Tindakan wanita tua menolak disuntik di ranjang tempat laki-laki yang memiliki

whithe-yellowfish di celana dalamnya adalah tidak bisa disalahkan mengingat

pasien mempunyai hak untuk menolak tetapi masalahnya adalah ketidaketisan

pelayanan dokter sehingga menyebabkan semua itu terjadise padahal kewajiban

dokter untuk menjaga rahasia kesehatan pasiennya yang laki-laki itu.

6. Tindakan pemberian resep tanpa pemeriksaan terlebih dahulu dan hanya

Page 11: Carli (04071001051) Tugas blok 2

berdasarkan data rekam medik adalah tidak etis/tepat karena setiap waktu

perubahan kondisi tubuh dapat mempengaruhi kecocokan terhadap obat.

7. Tindakan pengambilan keputusan atas rujukan tanpa menginformasikan terlebih

dahulu pada pasien adalah tidak etis/tepat karena hak pasien dalam mengambil

keputusan terkait kesehatannya bukan dokter dan juga pasien berhak

mendapatkan informasi perihal kondisi kesehatan yang sejujurnya.

8. Tindakan dokter yang merujuk pasien ke RS apabila dirasa ia tidak mampu

adalah tepat namun sebaiknya dalam merujuk haruslah dengan cara yang sopan

(tanpa perlu berteriak), membuat surat rujukan perihal kondisi pasien saat

dirawatnya serta menginformasikannya pada keluarga pasien alas an perujukan.

9. Tindakan mengutamakan pertolongan terhadap pasien yang emergency adalah

tepat karena sudah menupakan kewajiban seorang dokter dan adalah suatu

landasan bertindak dokter untuk melakukan kewajibannya sesuai prinsip prima

facie (mengedepankan yang terpenting bagi pasien).

10. Tindakan menjadi mediator adalah kurang etis/tepat sebab yang seharusnya

dilakukan dr. Tenar adalah harus membimbing Ms. Rana untuk menghadapi

masalahnya dengan berterus terang pada ayahnya dan berusaha meyakinkannya

bahwa ia harus mencegah temannya dalam melakukan tindakan aborsi.

Etika Mengenai Tindakan dr. Tenar

Page 12: Carli (04071001051) Tugas blok 2

Dr. Tenar adalah seorang dokter umum yang melakukan praktik setiap hari

bahkan pasiennya bertambah banyak di hari Sabtu dan Minggu. Oleh karena itu

beliau menggunakan dua tempat tidur di dalam satu ruangan untuk

mempermudahkannya memeriksa dengan cepat.

Di pandang dari segi etika , tindakannya menempatkan dua tempat tidur

dalam satu ruangan adalah tidak etis karena dr. Tenar telah melanggar kose etik

kedokteran yakni mengenai kewajibannya terhadap pasien untuk menjaga

kerahasiaan pasien, selain itu dalam menunaikan kewajibannya seorang dokter harus

mendahulukan kepentingan pasien bukan malah mengedepankan keuntungan pribadi

yang hendak dicapai.

Seharusnya dr. Tenar menggunakan satu tempat tidur saja dan memeriksa

pasiennya secara satu persatu dengan begitu pasien akan lebih yakin bahwa

kerahasiaanya terjamin dan mereka dapat lebih terbuka dalam mengungkapkan

keluhannya yang bersifat pribadi. Keterbukaan dari pasien adalah factor penting

keberhasilan hubungan dokter-pasien sebab dengan melakukan pendekatan secara

holistic proses penyembuhan akan lebih cepat karena dokter dimampukan untuk

mengobati fisik dan mental pasien.

Pada hari Sabtu dan Minggu yang lalu dr. Tenar menangani 10 pasien. Ketiga

pasien pertama yang datang dengan gejala penyakit yang sama yakni demam biasa.

dr. Tenar lalu memberi ketiganya jenis obat dan nasehat yang sama. Dipandang dari

segi etika, tindakan beliau adalah tidak etis sebab sebelum memberi obat menurut

standar profesi (SP) dan standar prosedur profesi (SOP) dokter harus melakukan

pemeriksaan fisik sebab kecocokan suatu obat tidaklah sama pada setiap orang

sekalipun mereka memiliki keluhan yang sama.

Selain itu dalam merujuk pasien untuk pemeriksaan laboratorium dr. Tenar

dipengaruhi oleh pertimbangan bonus (kue dan voucher belanja) yang disediakan

oleh pemilik lab. Tindakan ini dipandang tidak etis jika beliau sampai mengorbankan

profesi kedokterannya. Mengorbankan dalam arti karena ingin meraih keuntungan

Page 13: Carli (04071001051) Tugas blok 2

semata dokter menjadi tidak rasional dalam merujuk pasien. Beliau bisa saja merujuk

pasien tanpa alasan yang jelas, pasien yang semulanya tidak memerlukan

pemeriksaan lab tetapi karena iming-iming mencapai target bonus beliau rujuk pasien

untuk pemeriksaan lab. Oleh karena itu sebaiknya beliau memberikan semua

informais mengenai semua lab yang ada dan lalu membimbing pasien untuk memilih

lab yang terbaik padi kepentingan pasien.

Paien keempat dr. Tenar diperiksa di tempat khusus dan tanpa perlu mengantri

sebab ia adalah teman lama dr. Tenar. Tindakan ini tidak etis sebab dr. Tenar

melanggar kewajibannya terhadap pasien untuk tidak dipengaruhi pertimbangan

pribadi dalam melayani pasien. Semua pasien mempunyai hak yang sama maka dari

itu beliau seharusnya memeriksa pasien sesuai daftar urutan pendaftaran dan

alangkah baiknya jika beliau menarik honorarium yang sama (terjangkau semua

lapisan) agar tidak muncul adanya pasien ”spesial”.

Pasien kelima dr. Tenar adalah seorang wanita tua yang tanpa sengaja melihat

seorang lelaki muda yang terdapat white-yellowfish di celana dalamnya sewaktu mau

memakai kembali celana sehingga wanita tua itu memeilih untuk disuntik secara

berdiri karena takut terinfeksi penyakit lelaki tadi. Keinginan wanita tersebut tidak

bisa disalahkan mengingat setiap pasien mempunyai hak untuk menolak hanya yang

menjadi permasalahan etis adalah prosedur pelayanan dr. Tenar yang menyebabkan

semua ini terjadi. Padahal adalah kewajiban dokter untuk menjaga rahasia penyakit

pasien.

Oleh karena itu yang harus diubah oleh dr. Tenar adalah prosedurnya dalam

melayani pasein. Beliau harus memanggil berdasarkan urutan daftar periksa dan

mengusahakan agar membuat suasana dan kondisi yang dapat menjaga kerahasiaan

pasien misalnya dengan cara membuat aturan bahwa pasien baru dapat masuk

sesudah namanya dipanggil.

Page 14: Carli (04071001051) Tugas blok 2

Pasien keenam dr. Tenar adalah Ms. Modis, pasien ini diberi resep tanpa

pemeriksaan fisik yang penting seperti tensi darah tetapi langsung diberi resep

dengan melihat catatan rekam medis pasien. Tindakan ini tidak etis sebab dokter

berdasarkan SP dan SOP harus melakukan pemeriksaan fisik sebelum memberi resep.

Selain itu dalam memberi resep dokter harus memperhatikan bahwa kecocokan obat

pada pasien itu adalah tidak selalu sama dari waktu ke waktu tergantung kondisi dan

kesehatan pasien maka dari itu tidaklah tepat memberi obat hanya mengandalkan

catatan rekam medis pasien.

Pasien ketujuh dr. Tenar adalah Mrs. Menor, pasien ini dirujuk ke bagian

neurological RS tanpa memberi penjelasan atas hasil scan kepala yang telah

dilakukannya. Tindakan ini tidak etis sebab setiap memiliki hak untuk mendapatkan

informasi mengenai kesehatannya dan diikutsertakan dalam pengambilan keputusan

berkenaan dengan pengobatannya. Dokter tidak seharusnya mengintervensi

keputusan pengobatan tanpa menanyakan persetujuan pasien.

Pasien kedelapan dr. Tenar adalah Mr. Garputala, pasien ini dirujuk ke RS

karena dirasa keadaannya akan lebih baik bila di bawa ke RS. Tindakan dokter

merujuk apabila dirasa tidak mampu adalah tepat hanya saja menjadi tidak etis

apabila ia tidak menyertakan surat rujukan dan merujuk dengan cara yang kurang

sopan (dengan berteriak).

Pasien kesembilan dr. Tenar adalah Mr. Malthus yang datang dalam keadaan

emergency sehingga beliau mendahului menolong Mr. Malthus meski semula adalah

giliran Ms. Rana. Tindakan mendahului pertolongan pasien yang emergency adalah

tepat/etis. Selain itu dokter memang harus menunaikan kewajibannya sesuai prinsip

prima facie (mendahulukan pasien gawat). Namun ada baiknya dokter atau

perwakilannya memberi penjelasan singkat saja pada Ms. Rana.

Pasien terakhir dr. Tenar adalah Ms. Rana, pasien ini meminta dr. Tenar

menjadi mediator untuk berbicara dan ayahnya. Tindakan ini adalah tidak etis secara

nilai moral sebab tidak seharusnya ia membantu Rana untuk tidak menghadapi

Page 15: Carli (04071001051) Tugas blok 2

masalahnya sendiri di tambah lagi ia tidak ada hubungan keluarga atau kenalan dekat

dengan keluarga pasein. Selain itu dari sudut etika kedokteran seharusnya dr. Tenar

berusaha meyakinkan Ms. Rana untuk membujuk temannya membatalkan niat aborsi

baik dari segi hukum, agama, etika dan menjelaskan resiko medis terkait kesehatan

orang yang melakukan aborsi mengingat peran dokter selain menyembuhkan pasein

adalah juga sebagai pendidik sehingga tercapailah visi dan misi kedokteran yakni

menyehatkan masyarakat secara fsik-mental-sosial.

dr. Tenar sebaiknya lebih meningkatkan kesadarannya akan tugas, kewajiban,

sumpah, janji profesinya, hak pasien. Ia diharapkan dapat lebih menjunjung tinggi

kewajibannya untuk mendahului kepentingan pasien diatas keuntungan pribadi

semata sehingga dengan sendirinya muncul tanggungjawab moral untuk memberikan

pelayanan yang terbaik bagi pasien sesuai standar profesi, standar operasional

prosedur, dan pengambila keputusan berbasis kaidah dasar bioetika.