Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-Teori umum
2.1.1 Pengertian Perencanaan
Menurut Ward dan Peppard (2002, p69) perencanaan adalah
menyusun dan bukan menemukan. Strategi dan perencanaan adalah hal
yang berbeda, hal tersebut harus dapat dibedakan dengan jelas dalam
hubungannya dengan strategi perusahaan, perencanaan adalah
sistematika, analisis secara meluas untuk membangun rencana dari aksi
yang akan dilakukan.
2.1.2 Pengertian Strategi
Menurut Rangkuti (2008,p3) strategi adalah alat untuk mencapai
tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang,
program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya.
Berdasarkan prinsipnya, strategi dapat dibagi dalam 3 tipe, yakni
(Rangkuti, 2008, p7):
1. Strategi manajemen : meliputi strategi yang dapat dilakukan
oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi
secara makro, misalnya strategi pengembangan produk,
strategi penerapan harga dan sebagainya.
8
9
2. Strategi investasi : merupakan kegiatan yang berorientasi pada
investasi. Misalnya apakah perusahaan ingin melakukan
strategi pertumbuhan agresif, strategi bertahan dan
sebagainya.
3. Strategi bisnis : strategi yang berorientasi pada fungsi fungsi
kegiatan manajemen, misalnya strategi produksi atau
operasional, strategi distribusi dan strategi yang berhubungan
dengan keuangan.
Ward dan Peppard (2002, p69) menjelaskan bahwa strategi adalah
sekumpulan kegiatan yang terintegrasi dalam meningkatkan kekuatan
perusahaan untuk bersaing dalam jangka waktu yang panjang. Strategi
perusahaan yang lebih mengarah kepada daya cipta, wawasan mengenai
bagaimana perusahaan dapat dibangun dan dikembangkan.
Menurut kami strategi merupakan suatu kumpulan berbagai
kegiatan yang bertujuan membangun perusahaan untuk bersaing dalam
pangsa pasar dalam jangka panjang.
2.1.3 Pengertian Sistem
Menurut Satzinger (2005,p6), sistem adalah kumpulan dari
komponen yang berhubungan yang berfungsi bersama-sama untuk
mendapatkan suatu hasil.
Pengertian sistem menurut O’Brien (2003, p18) adalah sekelompok
Komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama dalam mencapai
10
tujuan bersama dengan menerima input dan output dalam proses
perpindahan yang diatur.
Sedangkan menurut Mc Leod (2004, p8), sistem adalah
sekelompok elemen yang terintegrasi dan berkaitan satu sama lain untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
Sistem menurut kami merupakan berbagai macam komponen
yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan untuk mendapatkan
output yang sama.
2.1.4 Pengertian Teknologi Informasi
Menurut O’Brien (2003, p9), Teknologi Informasi merupakan
perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, manajemen basis
data dan pemrosesan teknologi informasi lainnya yang digunakan dalam
sistem informasi berbasis komputer.
Menurut Ward dan Peppard (2002, p3), Teknologi informasi
berhubungan dengan teknologi, terutama perangkat keras, perangkat
lunak, dan jaringan telekomunikasi. Dalam bentuk nyata (tangible)
teknologi informasi dapat dicontohkan dengan dengan server, personal
computer (PC), router, dan kabel jaringan, sedangkan dalam bentuk tidak
nyata (intangible) teknologi informasi dapat dicontohkan dengan semua
tipe perangkat lunak. Teknologi informasi menyediakan sesuatu untuk
melakukan pemrosesan, penyimpanan, pengiriman dan berbagi informasi
11
isi digital lainnya, dengan pengertian lainnya bahwa teknologi informasi
merupakan alat yang mendukung aktivitas sistem informasi.
Menurut kami teknologi informasi merupakan suatu hardware,
software, jaringan, data dan proses yang dapat melakukan pengiriman,
penyimpanan dan memproses berbagai informasi digital.
2.1.5 Pengertian Strategi Bisnis
Menurut Ward & Peppard (2002, p69), strategi bisnis merupakan
sekumpulan tindakan terintegrasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan
jangka panjang dan kekuatan perusahaan untuk menghadapi para pesaing.
Menurut Ward & Peppard (2002, p188), strategi bisnis dapat ditemukan
dalam berbagai bentuk, dapat berupa dokumen resmi perusahaan,
dokumen strategi dari suatu unit bisnis atau bahkan dapat berupa suatu
pandangan strategi yang tersimpan di dalam pikiran seseorang. Dan suatu
strategi bisnis biasanya meliputi beberapa hal seperti berikut :
Vission, pencapaian dari sebuah misi atau dapat diartikan sebagai
sebuah pandangan masa depan dari sebuah bisnis yang menjadi tujuan
umum sebuah perusahaan.
Mission, merupakan pernyataan yang memberikan arahan tentang apa
yang akan dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam mencapai
visinya.
12
Bussiness Driver, merupakan beberapa faktor kritis pendorong
perubahan yang dapat memberikan fokus pada bisnis sehingga dapat
memenuhi sasarannya.
Objectives, merupakan sasaran- sasaran yang ditetapkan dan harus
dipenuhi oleh perusahaan dalam pencapaian visi perusahaan.
Strategies, merupakan kebijakan atau tindakan langsung yang dipilih
perusahaan sebagai alat untuk mencapai tujuan dan memenuhi tujuan
misinya.
Critical Success Factors (CSF), merupakan beberapa area kunci
dimana sesuatu harus berjalan dengan baik sehingga keberhasilan
bisnis dapat dicapai.
Bussiness Area Plans, merupakan perencanaan dari berbagai area
bisnis yang ada yang berkaitan dengan strategi bisnis perusahaan.
2.2 Teori –teori khusus
2.2.1 Pengertian Enterprise
2.2.1.1 Enterprise Architecture
Enterprise Menurut Bernard (2005, p31) adalah
suatu area segala aktivitas dan tujuan - tujuannya dalam
suatu organisasi atau antar beberapa organisasi dimana
informasi dan sumber daya lainnya saling bertukar dan
berinteraksi satu sama lain.
13
Menurut Bernard (2005,p31) Enterprise
Architecture merupakan suatu profesi dan praktek
manajemen yang didedikasikan untuk mengikatkan kierja
dari suatu enterprise dengan cara membuat perusaahan
tersebut mampu mengintegrasikan strategi secara
keseluruhan, dan praktek - praktek bisnis alur - alur
informasinya dan sumberdaya teknologi nya.
Enterprise architecture adalah sebuah asset
berbasis strategi informasi, yang mana mendefinisikan
misi dan informasi penting untuk menunjukkan misi dan
teknologi penting untuk menunjukkan misi dan proses
perpindahan dalam mengimplementasikan teknologi baru
untuk merespon perubahan misi (CIO Council, 2001, p31).
2.2.1.2 Menghubungkan EA dan Strategi
Menurut Bernard (2005, p32) hubungan EA dan
strategi adalah Penggunaan sumber daya yang trategis
semakin penting untuk lebih sukses dari perusahaan lain,
publik dan sektor swasta, hal tersebut termasuk
memperluas perusahaan yang melibatkan beberapa
internal dan eksternal seperti rantai pasokan selain itu
Bernard (2005,p33) mengatakan bahwa EA menyediakan
14
strategi dan bisnis termasuk pendekatan untuk kebijakan,
perencanaan, pembuatan keputusan, pengembangan
sumber daya dimana berguna untuk eksekutif, manajer,
dan mendukung karyawan.
2.2.1.3 Menghubungkan EA dan Perencanaan Bisnis
Menurut Bernard (2005, p33) hubungan atara EA
dan perencanaan bisnis yaitu Enterprise Architecture
adalah gabungan dari management program dan metode
dokumentasi yang bersama menyediakan pandangan, yang
dapat ditindak lanjuti, arah strategis perusahaan yang
terkoordinasi, jasa bisnis, arus informasi dan pemanfaatan
sumber daya.
2.2.2 EA Sebagai Program Manajemen
Sebagai management program EA mampu memberikan
pendekatan strategis serta terintegrasi pada resource planning. EA
juga bisa digunakan untuk identifikasi celah performa dari
kegiatan bisnis dan kemampuan untuk mendukung pelayanan IT,
sistem, serta jaringan (Bernard, 2005, p34).
15
2.2.2.1 Resource Alignment
Menurut Bernard (2005, p34) Resource alignment
menyediakan pandangan makro dan mikro tentang
bagaimana sumber daya dimanfaatkan dalam mencapai
tujuan. Ini membantu dalam memaksimalkan efisiensi dan
efektivitas sumber daya, dimana akan membantu
kemampuan saing organisasi
Gambar 2.1 Resource alignment
(Bernard, 2005, p35)
2.2.2.2 Standarized Policy
Menurut Bernard (2005, p35) Standarized Policy
EA mendukung pelaksanaan kebijakan manajemen standar
dimana berhubungan dengan pengembangan dan
pemanfaatan dari sumber daya lainnya, dimana isi dari
kebijakan tersebut adalah EA mendukung pembentukan
kebijakan untuk:
16
- Mengidentifikasi kebutuhan strategis dan
operasional perusahaan dimana semua aktifitas di
analisa dan dipenuhi sesuai kebutuhannya.
- Menentukan keselarasan strategis aktivitas dan
sumber daya.
- Mengembangkan perusahaan dan sumber daya
teknologi agar perusahaan tidak ketinggalan di
pangsa pasarnya.
- Memprioritaskan pendanaan program dan proyek
- Mengawasi pengelolaan program dan proyek.
- Mengidentifikasi dan menegakkan standar dan
manajemen konfigurasi.
2.2.2.3 Decision Support
Menurut Bernard (2005, p36) EA mendukung
decision-support pada tingkat executive, management, dan
staff. Bagi executive untuk pengambilan keputusan
strategis, bagi management untuk pengambilam keputusan
teknikal, dan bagi staff untuk pengambilan keputusan
operasional.
17
2.2.2.4 Resource Development
Menurut Bernard (2005, p35) Resource
Develompment pada EA mendukung penggunaan proses
standar untuk pemilihan dan evaluasi investasi dalam
sumber daya TI dari bisnis dan perspektif keuangan.
2.2.3 EA Sebagai Metode Dokumentasi
2.2.3.1 EA Documentation Framework
Menurut Bernard (2005, p38) pada metode
kerangka dokumentasi EA mengidentifikasi ruang lingkup
arsitektur untuk didokumentasikan dan menetapkan
hubungan antara daerah arsitektur itu. Lingkup Kerangka
tercermin melalui desain geometrik dan daerah yang
diidentifikasi untuk dokumentasi. Kerangka kerja ini
menciptakan abstrak kumpulan "pandangan" dari suatu
perusahaan melalui cara yang mengumpulkan dan
mengatur informasi arsitektur. Contoh yang akan
digunakan adalah kerangka yang diilustrasikan pada
Gambar, yang memiliki bentuk kubik dengan tiga dimensi
yang berhubungan dengan aspek yang berbeda dari
dokumentasi perusahaan diabstraksikan.
18
Gambar 2.2 The EA Cube Documentation
Framework(Bernard, 2005, p38)
2.2.3.2 EA Component
Menurut Bernard (2005, p39) Komponen EA
adalah tujuan dapat diubah, proses, standar, dan sumber
daya yang dapat memperpanjang perusahaan-lebar atau
terkandung dalam garis bisnis yang spesifik. Contoh
komponen termasuk tujuan strategis dan inisiatif; bisnis
produk dan jasa; arus informasi, gudang pengetahuan, dan
objek data, sistem informasi, aplikasi perangkat lunak,
program sumber daya perusahaan, dan situs web, suara,
data, dan jaringan video, dan infrastruktur pendukung
termasuk bangunan, ruang server, kabel berjalan / lemari,
19
dan peralatan modal. Gambar berikut memberikan contoh
komponen EA vertikal dan crosscutting pada setiap
tingkat dari kerangka kubus EA
Gambar 2.3 EA Component (Bernard, 2005, p40)
2.2.3.3 EA Current Architecture
Menurut Bernard (2005, p40) yang mengatakan
bahwa Arsitektur saat ini berisi komponen EA mereka
yang saat ini ada dalam perusahaan pada setiap tingkat
dari framework. Ini kadang-kadang disebut sebagai
pandangan "apa adanya". Pandangan saat ini EA berfungsi
untuk menciptakan sebuah 'dasar' inventarisasi sumber
daya dan aktivitas saat ini yang didokumentasikan dengan
cara yang konsisten dengan pandangan masa depan EA
sehingga analis dapat melihat kesenjangan dalam kinerja
20
antara rencana masa depan dan kemampuan saat ini.
Memiliki tampilan yang aktif akurat dan komprehensif
dari EA komponen merupakan referensi penting untuk
perencanaan proyek, manajemen aset, dan investasi
pengambilan keputusan. Pandangan saat ini EA terdiri dari
artefak (dokumen, diagram, data, spreadsheet, grafik, dll)
pada setiap tingkat dari kerangka, yang diarsipkan dalam
repositori EA on-line untuk membuat mereka bisa
digunakan oleh berbagai stakeholder EA.
2.2.3.4 EA Future Architecture
Menurut Bernard (2005, p41) pada Arsitektur masa
depan mereka mendokumentasikan EA baru atau
dimodifikasi komponen yang dibutuhkan oleh perusahaan
untuk menutup kesenjangan kinerja yang ada atau
mendukung sebuah inisiatif strategis baru, kebutuhan
operasional, atau solusi teknologi.
Seperti terlihat pada Gambar 2.4, arsitektur masa
depan didorong baik pada tingkat strategis dan taktis
dalam tiga cara: arah baru dan tujuan; prioritas bisnis
berubah; dan teknologi. EA tidak dapat mencerminkan
perubahan dalam arsitektur masa depan kecuali tim
kepemimpinan perusahaan itu memberikan perubahan arah
21
strategis dan tujuan; kecuali garis manajer bisnis dan
manajer program memberikan perubahan dalam proses
bisnis dan prioritas yang diperlukan untuk mencapai
tujuan baru; dan kecuali staf pendukung / pengiriman
mengidentifikasi teknologi yang layak dan staf solusi
untuk memenuhi kebutuhan bisnis baru.
Gambar 2.4 Drivers of Change (Bernard, 2005, p41)
2.2.3.5 EA Management Plan
EA Management Plan menurut Bernard (2005,
p42) adalah mengartikan sebuah EA Program dan
pendekatan dokumentasi. EA Management Plan juga
memberikan pandangan arsitektur saat ini dan masa depan,
dan memberikan urutan untuk mengelola perpindahan ke
lingkungan bisnis atau tekhnologi dimasa depan. EA
Management Plan adalah dokumen yang penting untuk
merealisasikan keuntungan dari EA program. Bagaimana
perusahaan akan terus bergerak dari arsitektur saat ini ke
22
arsitektur masa depan yaitu dengan perencanaan yang
berarti dan memanage tantangan, terutama sumber daya
teknologi yang mendukung fungsi bisnis utama yang
sedang di ganti atau ditingkatkan.
2.2.3.6 EA Planning Threads
Menurut Bernard (2005, p42) Dokumentasi EA
termasuk ‘ancaman’ kegiatan umum yang terdapat pada
kerangka kerja. Ancaman ini termasuk yang berkaitan
dengan keamanan IT, standard, dan pertimbangan tenaga
kerja.
Keamanan IT. Keamanan efektif ketika merupakan bagian
integral dari EA management program dan metodologi
dokumentasi. Keseluruhan program keamanan IT
memiliki beberapa daerah fokus termasuk : informasi,
tenaga kerja, operasi dan fasilitas. Untuk menjadi efektif,
keamanan IT harus bekerja di seluruh tingkatan kerangka
kerja EA dan didalam komponen EA.
Standar IT. Salah satu fungsi terpenting dari EA adalah
menyediakan teknologi standar di semua level kerangka
kerja EA. Standar IT harus terintegrasi terhadap
23
komponen EA, yang mana mendukung ketika beralih ke
komponen bila di butuhkan
Tenaga Kerja IT. Mungkin sumber daya terbesar yang
dimiliki suatu perusahaan adalah tenaga kerja. Karena itu
penting untuk memastikan bahwa kebutuhan itu berkaitan
dengan,kepegawaian, ketrampilan dan pelatihan.
2.2.4 The Structure and Culture
The Structure and Culture merupakan pengetahuan struktur
organisasi serta budaya yang ada pada perusahaan, termasuk visi, misi
dan tujuan dari perusahaan itu sendiri.
2.2.4.1 The Structure of Enterprise
Menurut Bernard (2005, p50-51). Organisasi dan
perusahaan adalah sistem sosial yang kompleks, yang
terlepas dari misi, banyak kesamaan dari struktur dasar
dan fungsi. Salah satu model dari struktur perusahaan
adalah struktur pandangan tiga level, yang mana
dikembangkan oleh Talcott Parsons ditahun 1950.
Penemuan Parson di identifikasikan dengan tiga level
umum yang sudah umum untuk organisasi sosial (teknik,
manajerial, dan institusi), berbasis pengamatan bahwa
berbagai jenis kegiatan akan terjadi di setiap tingkat.
24
Thompson membangun diatas gagasan Parson dengan
lebih mengidentifikasi berbagai jenis aktifitas yang terjadi
pada setiap tingkat.
2.2.4.2 Understanding Culture
Memahami budaya perusahaan sangat penting
untuk mengembangkan pandangan yang realistis tentang
bagaimana tujuan strategis ditetapkan, bagaimana fungsi
dari proses, dan bagaimana sumber daya digunakan.
Bernard (2005, p56).
2.2.5 EA Artifact
Menurut Bernard (2005, p112), EA Artifact adalah jenis
dokumentasi yang menggambarkan komponen, termasuk laporan,
diagram, grafik, spreadsheet, file video, dan jenis-jenis informasi
yang dicatat. Tingkat tinggi (High-Level) pada EA Artifact adalah
teks dokumen atau diagram yang menggambarkan keseluruhan
strategi, program, dan hasil yang diinginkan. Tingkat menengah
(Mid-Level) EA Artifact adalah dokumen, diagram, grafik,
spreadsheet, dan briefing yang menjelaskan proses organisasi,
proyek-proyek berkelanjutan, rantai pasokan, sistem yang besar,
arus informasi, jaringan, dan situs web. Tingkat rendah (Low-
Level) EA Artifact menggambarkan aplikasi khusus, kamus data,
25
standar teknis, interface, komponen jaringan, dan tanaman kabel.
Ketika EA Artifact diselaraskan melalui taksonomi
penyelenggaraan kerangka EA (EA Framework), baru dan
pandangan yang lebih berguna tentang fungsi komponen EA yang
dihasilkan. Ini adalah salah satu nilai terbesar dari EA sebagai
proses dokumentasi, penciptaan kemampuan untuk melihat hirarki
pandangan dari perusahaan yang dapat diperiksa dari berbagai
perspektif.
2.2.5.1 Goal and Inisiatives
Menurut Bernard (2005, p114) adalah kekuatan
pendorong di belakang arsitektur. Tingkat atas dari
kerangka arsitektur perusahaan, mengidentifikasi arah
strategi, tujuan, inisiatif dari perusahaan dan memberikan
gambaran yang jelas dari kontribusi bahwa IT akan
membuat untuk mencapai tujuan-tujuan ini.
2.2.5.2 Product and Services
Menurut Bernard (2005, p122), kunci bisnis perusahaan
dan dukungan proses didokumentasikan pada tingkat bisnis dari
EA framework. Komponen EA pada tingkat ini meliputi
dokumentasi proses bisnis dan perencanaan modal TI portofolio
yang berisi dokumentasi kasus bisnis pada setiap investasi di
26
bidang TI yang meliputi operasional dan keuangan. Hubungan
antara peserta dalam kegiatan E-Commerce dan E-Government ini
sering disebut sebagai "B" untuk bisnis, "G" untuk Government
(pemerintah), dan "C" untuk citizen (warga negara), sehingga
akronim seperti B2B untuk business-to-business dan G2C bagi
Government-to-citizen.
2.2.5.2.1 Business Plan
Menurut Bernard (2005, p297), Business
plan adalah rencana bisnis memberikan gambaran
tingkat tinggi dari garis kunci dalam fungsi bisnis
dan strategi keuangan yang akan mencapai tujuan
strategis dan inisiatif.
Berikut ini adalah beberapa hal yang
biasanya ditemukan dalam Rencana Bisnis :
1. Gambaran luas bisnis yang berjalan pada
perusahaan.
2. Profil tim eksekutif untuk membuat ide
baru untuk perusahaan.
3. Hubungan aktivitas bisnis kepada tujuan
strategik.
4. Struktur organisasional perusahaan.
5. Pandangan pasar dan strategi kompetitif.
27
6. Siklus bisnis.
7. Ringkasan kapitalisasi.
8. Strategi financial.
9. Ringkasan status finansial saat ini.
10. Rekan dan aliansi bisnis.
2.2.5.2.2 Business Process Diagram
Menurut Bernard (2005, p300), Business
Process Diagram adalah sebuah diagram yang
menjelaskan tentang gangguan dari aktifitas,
termasuk bagaimana setiap langkah dalam kegiatan
yang berhubungan dengan orang lain. Teknik ini
menunjukan apa input, control, output dan
mechanisms untuk disetiap langkahnya.
Input merupakan suatu hal yang memulai /
memicu aktifitas dan diubah, dikonsumsi atau
menjadi bagian. Control merupakan memandu atau
mengatur aktifitas, biasanya mengindikasikan
kapan dan bagaimana akan dilakukan. Output
merupakan hasil produksi dari aktifitas, alasan
mengapa proses dilaksanakan. Mechanisms
merupakan sistem, orang dan peralatan yang
digunakan untuk melakukan aktifitas.
28
Gambar 2.5 contoh Business Process Diagram(Bernard, 2005, p300)
2.2.5.2.3 Swim Lane Process Diagram
Menurut Bernard (2005, p299), Swim Lane
Process Diagram adalah diagram yang
menggambarkan aktifitas dari setiap stakeholder
yang terlibat dalam proses lini bisnis, dan
ketepatan dari interaksi. Diagram menggunakan
format swim lane untuk mengatur stakeholder
dengan baris, dan kerangka waktu dengan kolom,
kemudian menggambarkan aktivitas menggunakan
simbol bagan alir.
29
Gambar 2.6 contoh diagram Swim Lane Process
(Bernard, 2005, p299)
2.2.5.2.4 Use Case Narrative and Diagram
Menurut Bernard (2005, p302), Use Case
Narrative mengikuti format Unified Modeling Language
(UML) untuk mengidentifikasi persyaratan bisnis,
konteks, Stackholder (Aktor), dan garis bisnis untuk
bertinteraksi dengan sistem, layanan, dan applikasi yang
diidentifikasi sebagai solusi yang membutuhkan
perkembangan. Jadi use case menjelaskan interaksi antara
pengguna dengan sistem applikasi.
30
Gambar 2.7 Use Case Narrative & Diagram
2.2.5.3 Data and Information
Data mengoptimalkan dalam pertukaran informasi
adalah tujuan kedua dari arsitektur. Tingkat ketiga dari
kerangka arsitektur perusahaan dimaksudkan untuk
mendokumentasikan bagaimana informasi saat ini sedang
digunakan dalam perusahaan dan bagaimana masa depan
arus informasi akan terlihat.
2.2.5.3.1 Object State Transition Diagram
Menurut Bernard (2005, p306), sebuah
state transition diagram menggunakan notasi
Unified Modeling Language untuk memperlihatkan
bagaimana siklus hidup dari sebuah data objek
secara spesifik. Diagram ini memperlihatkan
perubahan artibut, link, atau behavior dari “on-line
order” objek yang hasilnya dari sistem internal
atau eksternal yang memicu perubahan keadaan.
Menurut Satzinger et al. (2005, p237),
sebuah statechart diagram tersusun dari oval-oval
yang mewakili status dari sebuah objek dan panah
yang mewakili transisinya. Gambar 2.8
31
mengilustrasikan sebuah statechart simpel dari
sebuah printer. Selama mudah mempelajari
statechart dengan menggunakan item yang terlihat,
ada baiknya memulainya dengan beberapa contoh
dari computer hardware. Ketika dasarnya
dijelaskan, kita akan mengilustrasikan pemodelan
software objek di dalam problem domain. Starting
point dari statechart adalah dot hitam, yang disebut
pseudostate. oval pertama setelah dot hitam adalah
state pertama dari printer. Pada kasus ini, printer
dimulai dengan keadaan off state. Sebuah state
diwakili oleh sebuah kotak dengan bagian tepi
bulat (seperti sebuah oval namun lebih persegi),
dengan nama sebuah state didalamnya.
Gambar 2.8 statechart sederhana untuk printer
Sumber : Satzinger et al. (2005, p237)
Didefinisikan secara akurat, sebuah state
dari sebuah objek adalah suatu kondisi yang terjadi
selama berlangsung ketika memenuhi beberapa
kriteria, melakukan beberapa tindakan, atau
menunggu untuk sebuah event. Setiap state yang
32
unik memiliki nama yang unik. State adalah
sebuah semipermanen kondisi dari sebuah objek,
seperti On, Working, atau Loading Equipment.
State dideskripsikan sebagai kondisi semipermanen
karena eksternal event dapat menginterupsikannya.
Sebuah objek akan tetap dalam sebuah state selama
beberapa event menyebabkan objek itu bergerak ke
state lainnya.
Ketentuan penamaan untuk kondisi status
membantu mengidentidikasi state secara valid.
Sebuah state boleh memiliki nama dari sebuah
kondisi spesifik seperti On, atau In repair. State
lainnya lebih aktif, dengan nama terdiri dari
gerund atau verb phrases (frase kata kerja) seperti
Being Shipped atau Working. Untuk contoh,
sebuah objek order spesifik ada ketika seorang
pelanggan memesan sesuatu, tepat setelah
dibuatkan, objek tersebut di dalam state seperti
Adding new order items, kemudian Waiting for
items to be shipped, dan akhirnya order state
selesai ketika semua item telah dikirim.
Seperti terlihat pada gambar 2.8, panah
yang meninggalkan Off state disebut transition.
33
Pembuatan transition mengakibatkan objek untuk
meninggalkan Off state dan membuat sebuah
transition ke On state. Sebuah transition adalah
pergerakan dari sebuah objek dari satu state ke
state lainnya. Ini adalah mekanisme yang
mengakibatkan sebuah objek meninggalkan state
dan berganti ke state baru. State adalah kondisi
semipermanen. State semipermanen karena transisi
menyela state dan menyebabkan state ke akhir
kondisi. Pada umumnya, transisi disadari singkat
pada durasinya, dibandingkan dengan state, dan
tidak bisa diinterupsikan. Dengan kata lain, sekali
transisi dimulai, akan berjalan ke kompleksitas dari
mengambil objek ke state baru, disebut destination
state. Sebuah transisi diwakili dengan panah dari
sebuah origin state-state yang lebih dulu ke
transition-untuk sebuah destinasi state dan
pelabelan dengan sebuah string untuk menjelaskan
komponen dari transition.
Label transition terdiri dari tiga komponen :
Transition-name (parameters,...) [guard-
condition] / action-expression
34
Pada Gambar 2.8, nama transisi di
onButtenPhushed. Transisi seperti trigger yang
akan menembak atau sebuah event yang terjadi.
Name akan menggambarkan action dari triggering
event. Pada Gambar 2.8, tidak ada parameter yang
dikirim ke printer. kondisi guard aman tercover.
Untuk melepaskan transition, guard harus benar.
Slash depan dibagi mekanisme firing dari action
atau proses. Ekspresi action mengindikasikan
beberapa proses yang harus terjadi sebelum transisi
selesai dan objek tiba di dalam state tujuan. Pada
kasus ini, printer akan berjalan sebagai sebuah
self-test sebelum beralih ke On state.
Nama transition adalah nama dari sebuah message
event yang memicu transition dan menyebabkan
objek meninggalkan state aslinya. Perhatikan
bahwa format sangat mirip ke sebuah message
dalam sebuah sistem sequence diagram. Pada
faktanya, kita akan menemukan bahwa message
names dan transition-names hampir menggunakan
syntax yang sama. Satu relationship lainnya ada
diantara messages dan transitions; transitions
disebabkan oleh messages datang ke objek. Porsi
35
parameter dari message name datang langsung dari
message parameter.
Guard-condition adalah kualifikasi atau test pada
transition, dan itu adalah sebuah true/false kondisi
yang simpel yang harus dipenuhi sebelum
transition bisa dinyalakan. Untuk sebuah transition
ke dalam keadaan menyala, pertama, trigger harus
terjadi, dan kemudian guard harus dievaluasi ke
true. Terkadang transition hanya memiliki sebuah
guard-condition dan tidak ada triggering event.
Pada kasus ini, trigger secara terus-menerus
menyala (firing), dan kapan saja ketika the guard
menjadi true, transition terjadi.
True/false kondisi ini adalah sebuah test pada sisi
pengiriman dari message. Dan sebelum message
dapat dikirim, kondisi true/false harus true. Pada
perbedaannya, guard condition ada pada receiving
side dari message. Message bisa diterima, tapi
transition fires hanya jika guard-condition juga
true. Kombinasi dari tests, messages, dan
transition memberikan fleksibilitas yang sangat
luar biasa dalam mendefinisikan behavior
kompleks.
36
Action-expression adalah ekspresi procedural yang
disahkan ketika transition dilecutkan. Dengan kata
lain, itu menjelaskan action dilakukan. Beberapa
dari tiga komponen-transition-name, guard-
condition, atau action-expression-mungkin kosong.
Jika salah satu dari transition-name atau guard-
condition kosong, maka akan otomatis
dievaluasikan ke true. Salah satunya bisa berarti
kompleks, dengan AND atau OR konektifitas.
2.2.5.3.2 Logical Data Model
Menurut Scoot Bernard (2005, p308)
Logical Data Model adalah model data sematic
dan dapat dikembangkan dengan metode
terstruktur tradisional dan simbologi (diagram
hubungan entitas) atau dapat menggunakan metode
Object Oriented Method and Symbology dari
Unified Modeling Language (UML) yang
menghasilkan kelas diagram dan atau objek
diagram.
37
Gambar 2.9 Contoh Logical Data Model
(Bernard, 2005, p308)
2.2.5.3.3 Activity/Entity Matrix
Menurut pendapat Bernard (2005,p310),
actvity/entitiy matrix adalah pemetaan yang di
kembangkan oleh entitas data yang di pengaruhi
oleh aktivitas bisnis
2.2.5.4 EA System and Application
EA system and application berada pada tahap ke
empat pada arsitektur EA. Tahap ini di gunakan untuk
mengatur dan mendokumentasikan sistem informasi, dan
aplikasi yang telah ada pada saat ini yang digunakan
perusahaan untuk menjalankan kemampuan IT.
2.2.5.4.1 System Communication Description
Menurut pendapat Bernard (2005,p313), system
communication description merupakan diagram sistem
38
antarmuka dengan menyediakan deskripsi mengenai
bagaimana data dikomunikasikan antar sistem dalam
enterprise, dan mencakup spesifikasi mengenai hubungan,
jalur, jaringan, dan media.
Gambar 2.10 Contoh System Communication Description
(Bernard, 2005, p313)
2.2.5.4.2 System Data Flow Diagram
Menurut pendapat Bernard (2005,p315), system
data flow diagram ditujukan untuk menunjukkan proses
dalam sistem yang bertukaran data, dan bagaimana
39
pertukaran tersebut muncul. Artifak merupakan pelengkap
diagram proses bisnis, dan dapat didekomposisi untuk
menunjukkan detail tambahan.
Gambar 2.11 contoh Data Flow Diagram
(Bernard, 2005, p315)
2.2.5.5 EA Network and Infrastructure
EA network and infrastructure adalah tahap kelima pada
arsitektur EA, dan merupakan tulang punggung dari arsitektur itu
sendiri, pada tahap digunakan untuk mengatur dan
mendokumentasikan pandangan pada saat ini dan masa depan dari
voice,data dan video network, dimana perusahaan menggunakan
untuk host systems, aplikasi, website, dan database.
2.2.5.5.1 Network Connectivity Diagram
40
Menurut Bernard (2005,p321), network
connectivity diagram menunjukkan hubungan secara fisik
antara jaringan suara, data, dan video enterprise,
mencakup Wide Area Network (WAN) dan Local Area
Network (LAN) eksternal, yang disebut juga sebagai
ekstranet dan intranet. Menjelaskan keterhubungan semua
jaringan pada sistem.
Gambar 2.12 contoh Network Connectivity Diagram
(Bernard, 2005, p321)
2.2.5.6 Security
2.2.5.6.1 Security Plan
Menurut Bernard (2005, p328), security plan
menyediakan kemananan tingkat tinggi dan rincian
tentang program ke amanan yang di gunakan seluruh
41
perusahaan, termasuk fisik, data,personil, dan lemen ke
amanan operasional dan prosedur.
2.2.5.7 Standars
2.2.5.7.1 Technology Forecast
Menurut Bernard (2005,p334), technology
forecast merupakan dokumen perkiraan yang di harapkan
akan menjadi pedoman perubahan teknologi untuk
perubahan masa depan yang tampaknya terjadi atau akan
terjadi. Menangkap perubahan yang telah diperkirakan
dalam teknologi berhubungan dengan strandar dan
konvensi. Dapat mengidentifikasikan standar teknologi
kritis, kerapuhan dan dampaknya.
2.2.5.8 Workforce
2.2.5.8.1 Workforce Plan
Menurut Bernard (2005,p336), workforce plan
memberikan deskripsi tingkat tinggi tentang bagaimana
modal manusia dikelola di seluruh perusahaan, workforce
plan mengandung strategi untuk mempekerjakan, retensi,
dan pengembangan professional di tingkat eksekutif,
manajemen dan staf dari perusahaan. Sebagai contoh
42
dalam kerangka ini terdapat suatu perencanaan
kompetensi di tingkat staf, peninjauan kinerja serta
pelatihan dan biaya pendidikan.
2.2.5.8.2 Organization Chart
Menurut Bernard(2005,p336), organization
chart menggambarkan bagaimana posisi dan personil
yang terorganisir dalam diagram hirarkis atau format
matriks, organization chart menunjukan jalur
kewenangan, hubungan kerja, serta kepemilikan sumber
daya, produk, dan proses.
2.2.6 Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Bisnis Perusahaan
Analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan merupakan
hal yang penting untuk mengidentifikasi ancaman, dan peluang
perusahaan diluar lingkungan perusahaannya. Serta meningkatkan
strategi kekuatan perusahaan dalam lingkungan internalnya agar proses
bisnisnya sesuai dengan tujuam perusahaan.
2.2.6.1 Analisa Lingkungan Eksternal Bisnis
Lingkungan eksternal bisnis atau perusahaan merupakan
semua bentuk organisasi yang terdapat diluar perusahaan, seperti
pemasok, pendatang baru, pesaing, pelanggan, serta pemerintah
dan juga bisa dilihat dari sudut pandang politik, ekonomi, sosial,
43
dan teknologi. Hal ini perlu dianalisis untuk mengetahui seberapa
besar ketergantungan dan hubungan perusahaan dengan
lingkungannya. Untuk itu ada beberapa analisis yang dapat
digunakan untuk menganalisis lingkungan eksternal bisnis, seperti
analisais lima daya Porter dan analisis PEST yang akan dijelaskan
pada subbab berikut ini.
2.2.6.1.1 Analisis Lima daya Porter
Menurut Porter ada lima kekuatan
persaingan dalam suatu industri. Lima kekuatan
persaingan tersebut adalah: masuknya pendatang
baru, kekuatan pemasok, ancaman produk
pengganti, kekuatan pembeli serta persaingan
diantara para pesaing yang ada merefleksikan
kenyataan bahwa persaingan dalam industri tidak
hanya terbatas pada pemain konvensional yang
ada.
44
Gambar 2.13: Five Forces Model (Kuncoro, 2006, p26)
Lima kekuatan persaingan tersebut adalah:
a. Persaingan Sesama Pesaing dalam Industri yang
Sama (rivalry among competitors)
Menurut Porter, faktor persaingan antar pesaing
dalam industri yang sama inilah yang menjadi sentral
kekuatan persaingan. Semakin tinggi tingkat
persaingan antar perusahaan mengindikasikan semakin
tinggi pula profitabilitas industri, namun profitabilitas
perusahaan mungkin menurun. Intensitas persaingan
ini tergantung pada beberapa faktor berikut ini.
(Kuncoro, 2006, p26-27)
Pertumbuhan industri (industry growth)
Biaya tetap dan biaya penyimpanan (fixed and
storage cost)
Diferensiasi produk (product differences)
Identitas merek (brand identity)
Biaya pengalihan ke barang lain (switching
cost)
45
Konsentrasi dan keseimbangan (concentrate
and balance)
Informasi yang kompleks (informational
complexity)
Keberagaman pesaing (diversity of
competitors)
Halangan keluar (exit barriers)
b. Ancaman Masuknya Pendatang Baru (threat of
new entry)
Sebuah perusahaan tertarik untuk terjun ke dalam
suatu industri bila industri tersebut menawarkan
keuntungan (return) yang tinggi. Secara makro,
datangnya pemain baru akan membuat persaingan
menjadi lebih ketat dan akhirnya berujung pada
turunnya laba yang diterima bagi semua perusahaan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi mudah atau
sulitnya rintangan memasuki suatu industry adalah:
(Kuncoro, 2006, p27)
Skala ekonomi (economies of scale)
Diferensiasi produk (proprietary products
differences)
Identitas merek (brand identity)
46
Biaya pengalihan (switching cost)
Kebutuhan modal (capital requirements)
Akses terhadap distribusi (access to
distribution)
Keunggulan biaya absolute (absolute cost
advantage)
Kebijakan pemerintah (government policy)
Reaksi pesaing (expected retaliation)
c. Ancaman Barang Substitusi (threat of
subtitutions)
Barang substitusi merupakan barang atau jasa yang
dapat menggantikan produk sejenis. Lebih jauh,
ancaman barang subtitusi dapat dijelaskan oleh faktor-
faktor berikut: (Kuncoro, 2006, p27)
Harga relatif dalam kinerja barang substitusi
(relative price performance of substitutes)
Biaya mengalihkan ke produk lain (switching
cost)
Kecenderungan pembeli untuk mensubtitusi
(buyer propensity to substitute)
d. Daya Tawar Pembeli/Konsumen (bargaining
power of buyers)
47
Setidaknya ada beberapa faktor yang dapat
meningkatkan kekuatan tawar pembeli. Factor tersebut
antara lain: (Kuncoro, 2006, p29)
Pangsa pembeli yang besar
Biaya mengalihkan ke produk lain yang relatif
kecil.
Banyaknya produk substitusi (daya tawar
pembeli menjadi rendah jika tidak terdapat
barang substitusi, sehingga mau tidak mau
pembeli hanya mempunyai satu pilihan produk)
Tidak atau minimnya diferensiasi produk.
e. Daya Tawar Penyedia Input (Pemasok)
(bargaining power of suppliers).
Penyedia input mempunyai daya tawar yang tinggi
bila perusahaan tersebut menjadi satu-satunya
penyedia bahan baku perusahaan lain yang
membutuhkan inputnya. Artinya, penyedia input
memonopoli harga maupun kuantitas barang. Berikut
ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi kuat
tidaknya kekuatan daya tawar penyedia input
(pemasok). (Kuncoro, 2006, p29)
48
Industri pemasok didominasi hanya oleh sedikit
perusahaan
Produk pemasok hanya memiliki sedikit
pengganti barang substitusi
Pembeli bukan merupakan pelanggan yang
penting bagi pemasok
Produk pemasok merupakan produk yang
penting bagi pembeli
Produk pemasok dideferensiasikan
Produk pemasok memiliki biaya pengalihan
yang tinggi
Pemasok memiliki ancaman integrasi ke depan
yang kuat.
2.2.6.1.2 Analisis PEST (Politic, Economic, Social, Technology)
Menurut Ward dan Peppard (2002, p70), ada enam
faktor utama yang biasanya di analisis oleh perusahanan
disini. Faktor-faktor tersebut, biasanya dihadirkan
bersamaan pada level pemikiran strategi, dengan
menggunakan metode pendekatan PEST (Politik,
Ekonomi, Sosial, dan Teknologi). Dua faktor lainnya,
yaitu faktor legal biasanya sudah termasuk didalam faktor
49
politik dan faktor Ekologi biasanya sudah termasuk
didalam faktor Sosial.
Gambar 2.14 PEST
(Political, Economical, Social, and Technology)
(Sumber: Ward and Peppard, 2002, p71)
Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut
perusahaan dapat membawa kepada kesempatan bisnis yang lebih
signifikan atau dapat juga mengidentifikasikan ancaman-ancaman
yang mungkin, sehingga dapat disediakan waktu untuk
mengambil aksi dan meminimalisasi efek yang timbul.
1. Politik
Aspek politik dalam metode PEST menjelaskan tentang
hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan
50
pemerintah terhadap proses bisnis perusahaan. Faktor legal
yang dapat digolongkan ke dalam aspek politik merupakan
hukum atau undang-undang yang berkaitan dengan proses
bisnis.
2. Ekonomi
Aspek ekonomi memberikan pengaruh terhadap proses
bisnis perusahaan, seperti kebijakan moneter, standar nilai
inflasi dan deflasi negara dan juga keadaan ekonomi
global.
3. Sosial
Aspek sosial turut juga memberikan dampak terhadap
strategi perusahaan dalam menjalankan proses bisnis. Hal-
hal yang berkaitan dengan aspek sosial tersebut adalah
kebudayaan, ketenagakerjaan, lingkungan kerja, dan
lingkungan hidup.
4. Teknologi.
Aspek teknologi yang terus berkembang juga memberikan
dampak pada perusahaan. Perusahaan berlomba-lomba
memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan produk
dan jasa guna mendapatkan keuntungan sebanyak
mungkin dalam waktu sesingkat mungkin.
51
Tabel 2.1 Tabel pertimbangan faktor PEST
Politik Ekonomi
• Stabilitas politik
• Pajak
• Perundang-undangan mengenai pasar di
dalam negeri dan internasional
• Kebijakan pemerintah
• Situasi ekonomi dalam negeri
• Bunga Pinjaman
• Kurs mata uang
• Perubahan pasar dan perdagangan
• Tingkat inflasiSosial Teknologi
• Keadaan sosial masyarakat dalam
negeri
• Trend gaya hidup atau role models
• Demografi
• Tingkah laku konsumen
• Budaya negara dan internasional
• Tingkat penghasilan
• Tekanan teknologi pada bidang bisnis
• Kompetisi perkembangan teknologi
• Komunikasi dan informasi
• Mekanisme teknologi pembelian oleh
konsumen
• Kebijakan teknologi dalam negeri
2.2.6.2 Analisis Lingkungan Internal Bisnis
2.2.6.2.1 Analisis SWOT
52
Menurut Rangkuti (2008, p18-p19), analisis SWOT
adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan
pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan
peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan dan ancaman. Proses pengambilan keputusan
strategis yang ada juga selalu berkaitan dengan
pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan
perusahaan.
1. Kekuatan (Strength).
Kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan yang
dibandingkan dengan para pesaingnya.
Kekuatan perusahaan menunjuk pada
kemungkinan adanya beberapa strategi tertentu
yang diharapkan dan akan berhasil dalam tujuan
perusahaan.
2. Kelemahan (Weakness).
Kelemahan atau masalah yang dihadapi oleh
perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Kelemahan perusahaan menunjukkan bahwa
terdapat beberapa hal yang harus segera
diperbaiki oleh perusahaan guna memperoleh
laba yang maksimal.
3. Peluang (Opportunities).
53
Peluang pemasaran suatu bidang kebutuhan
pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi
secara menguntungkan.
4. Ancaman (Threats).
Ancaman/tantangan akibat kecenderungan atau
perkembangan yang kurang menguntungkan
yang akan mengurangi penjualan dan laba jika
tidak dilakukan tindakan pemesanan dengan
sikap bertahan.
2.2.6.2.1.1 Matrik SWOT
Menurut Rangkuti (2008, p31),
matriks SWOT adalah alat yang dipakai untuk
menyusun faktor-faktor strategi perusahaan.
matriks ini menggambarkan bagaimana
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
perusahaan secara internal serta peluang dan
ancaman dari faktor eksternal.
54
Tabel 2.2 Matrik SWOT
(Sumber: Rangkuti, 2008, p31)
IFAS
EFAS
Strength (S)
Faktor-faktor kekuatan
Internal
Weaknesses (W)
Faktor-faktor kelemahan
Internal
Opportunities ( O ) Faktor peluang eksternal
Strategi SO
Membuat strategi yangmenggunakan kekuatanguna memanfaatkanpeluang
Strategi WO
Membuat strategi yangmeminimalkankelemahan untukmemanfaatkan peluang
Threats (T) Faktor ancaman eksternal
Strategi ST
Membuat strategi yangmenggunakan kekuatanguna mengatasi ancaman
Strategi WT
Membuat strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.
Berdasarkan matriks SWOT di atas ada empat
strategi penting yang didapat, yaitu:
1. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran
perusahaan, yaitu memanfaatkan seluruh
kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
peluang sebesar-besarnya.
2. Strategi ST
55
Strategi ini menggunakan kekuatan yang
dimiliki perusahaan untuk mengatasi
ancaman yang ada.
3. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan
pemanfaatan peluang yang ada dengan
meminimalkan kelemahan.
4. Strategi WT.
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang
bersifat betahap dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada dan
menghindari ancaman.
2.2.6.2.1.2 Matriks EFAS
Menurut Rangkuti (2006, p22-23),
sebelum membuat matriks faktor strategi
eksternal, terlebih dahulu kita perlu mengetahui
faktor strategi eksternal (EFAS).
56
Tabel 2.3 Tabel EFAS (Rangkuti, 2006, p23)
Berikut ini adalah penjelasan dari Tabel 2.3
mengenai cara-cara penentuan Faktor Strategi
Eksternal (EFAS):
1. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan
10 peluang dan ancaman).
2. Beri bobot masing-masing faktor dalam
kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting)
sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-
faktor tersebut kemungkinan dapat
memberikan dampak terhadap faktor strategis.
3. Hitung rating (dalam kolom tiga) untuk
masing-masing faktor dengan memberikan
skala mulai dari 4 (outstanding) sampai
57
dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor
tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk
faktor peluang bersifat positif (peluang yang
semakin besar diberi rating +4, tetapi jika
peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian
nilai rating ancaman adalah kebalikannya.
Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar,
rating adalah 1. Sebaliknya, jika nilai
ancamannya sedikit ratingnya 4.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating
pada kolom 3, untuk memperoleh faktor
pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa
skor pembobotan untuk masing -masing faktor
yang nilainya bervariasi, sesuai perhitiungan
5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan
komentar atau catatan mengapa faktor-faktor
tertentu dipilih dan bagaimana skor
pembobotannya dihitung. Jumlahkan skor
pembobotan (pada kolom 4), untuk
memperoleh total skor bagi perusahaan yang
bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan
bagaimana perusahaan tertentu bereaksi
terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya.
58
Total skor ini dapat digunakan untuk
membandingkan perusahaan ini dengan
kelompok industri yang sama.
2.2.6.2.1.3 Matriks IFAS
Menurut Rangkuti (2006, p24-25),
setelah faktor-faktor strategi internal suatu
perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS
(Internal Strategic Factor Analysis Summary)
disusun untuk merumuskan faktor-faktor
strategis internal tersebut dalam kerangka
strength and weakness perusahaan.
Tabel 2.4 Tabel IFAS
(Rangkuti, 2006, p25)
59
Berikut ini adalah penjelasan Tabel 2.4
mengenai tahap-tahap penentuan Faktor
Strategi Internal (IFAS):
1.Tentukan faktor-faktor yang menjadi
kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam
kolom 1.
2.Beri bobot masing-masing faktor tersebut
dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting)
sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan
pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi
strategis perusahaan. (semua bobot tersebut
jumlahnya tidak boleh melebihi skor total
1,00).
3.Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-
masing
faktor dengan memberikan skala mulai dari 4
(outstanding) sampai dengan 1 (poor),
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap
kondisi perusahaan yang bersangkutan.
Variabel yang bersifat positif (semua variabel
yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai
mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik)
dengan membandingkannya dengan rata-rata
industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan
60
variabel yang bersifat negatif, kebalikannya.
Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar
sekali dibandingkan dengan rata-rata industri,
nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan
perusahaan dibawah rata-rata industri, nilainya
adalah 4.
2.2.6.2.2 Value Chain Services Business (value shop)
Analisis rantai nilai merupakan sebuah
gambaran grafis dari kegiatan perusahaan yang
dirancang dengan suatu cara untuk menunjuk
uraian kegiatan. Menurut Ward dan Peppard (2002,
p66) untuk perusahaan yang begerak di bidang
jasa, analisis rantai nilai ini lebih tepat
digambarkan dengan menggunakan analisis value
shop.
Pada value shop aktivitas-aktivitas organisasi
dikelompokkan dalam dua aktivitas besar, yaitu
aktivitas utama dan aktivitas pendukung. Aktivitas
utama adalah seluruh aktivitas yang berkaitan
langsung dengan proses untuk menghasilkan
produk/jasa untuk diserahkan kepada pelanggan.
Sedangkan aktivitas pendukung adalah seluruh
61
aktivitas yang tidak berkaitan langsung dengan
aktivitas untuk menghasilkan jasa.
Berdasarkan analisis value shop tersebut
terbagi atas dua jenis aktivitas, antara lain :
1. Aktivitas Utama
a. Business Acquistion
Dalam kegiatan ini, perusahaan merumuskan
apa kebutuhan dan keinginan pelanggan
berdasarkan data dan informasi yang diperoleh
dari pelanggan. Dari kegiatan ini, dapat
diketahui apakah setiap kebutuhan dan
keinginan pelanggan sudah dicukupi oleh
perusahaan.
b. Problem Specification
Dalam kegiatan ini, perusahaan merumuskan
masalah-masalah apa saja yang bisa terjadi
dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Dan
melihat apakah masalah-masalah tersebut dapat
diatasi.
c. Knowledge application
Dalam kegiatan ini, perusahaan merumuskan
masalah-masalah apa saja yang sedang
dihadapi perusahaan yang belum dapat
62
diselesaikan, kemudian mencari solusinya dan
menciptakan suatu knowledge application yang
baru, maka perusahaan dapat meminta bantuan
dari pihak luar, misalnya konsultan yang dapat
memecahkan masalah yang ada.
d. Allocation Resource
Dalam kegiatan ini, perusahaan melakukan
analisis 5M (man, money, material, method,
machine) dan informasi. Analisis ini dilakukan
untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam menetapkan strategi yang baru dan juga
mengalokasikan 5M tersebut dalam
perusahaan.
Misalnya : Money, jika perusahaan kekurangan
dana maka perusahaan akan mencari sumber
dana lain seperti Bank.
e. Marketing Capability
Merupakan kegiatan perusahaan dalam
memperkenalkan produk-produk dari
perusahaan pada pelanggannya atau pada
masyarakat.
f. Configure Solution
63
Dalam kegiatan ini, perusahaan merumuskan
solusi yang akan dilakukan dan membuat
perencanaan dalam pekerjaan solusi tersebut.
g. Execute Solution
Dalam kegiatan ini, perusahaan mulai
melaksanakan atau menerapkan solusi bisnis
yang baru.
2. Aktivitas Pendukung
a. Technology
Menjelaskan teknologi apa saja yang
digunakan dalam perusahaan tesebut.
b. Human Resource
Merupakan cara dari perusahaan dalam
mengatur sumber daya manusia, misalnya
dengan memberikan pelatihan atau
pembekalan ilmu dan keterampilan.
c. Infrastructure
Infrastuktur merupakan sarana dan prasana
yang diperlukan oleh perusahaan.
d. Administration
64
Merupakan kegiatan administrasi umum yang
dilakukan meliputi general management,
perencanaan keuangan, akuntansi, hukum, dan
relasi pemerintah yang diperlukan oleh
perusahaan untuk mendukung proses bisnis
perusahaan.
2.2.6.2.3 Balance Scorecard
Menurut Robert S. Kaplan dan David P.
Norton (2000, p8), Balanced scorecard adalah suatu
sistem manajemen penilaian dan pengendalian yang
secara cepat, tepat, dan komprehensif dapat memberikan
pemahaman kepada manajer tentang kinerja bisnis.
Kaplan dan Norton telah memperkenalkan balanced
scorecard pada tingkat organisasi enterprise. Prinsip
dasar dari balanced scorecard ini adalah titik pandang
penilaian sebuah perusahaan hendaknya tidak hanya
dilihat dari segi finansial saja tetapi juga harus
ditambahkan dengan ukuran-ukuran dari perspektif
lainnya seperti tingkat kepuasan pelanggan, proses
internal, dan kemampuan melakukan inovasi. Balanced
scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran taktis
atau operasional. Perusahaan yang inovatif menggunakan
65
Balanced scorecard sebagai sistem manajemen strategis,
untuk mengelola strategi jangka panjang dan
menghasilkan proses manajemen seperti:
1. Memperjelas dan menerjemahkan visi dan
strategi.
2. Mengkomunikasikan dan mengkaitkan berbagai
tujuan dan ukuran strategis.
3. Merencanakan, menetapkan sasaran, dan
menyelaraskan berbagai inisiatif strategis.
4. Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran
strategis
Gambar 2.15 Balanced Scorecard
66
2.2.6.2.4 Critical Success Factor (CSF) and Key
Performance Indicator (KPI)
2.2.6.2.4.1 Analisis CSF ( Critical Success
Factor )
Menurut Ward dan Peppard
(2002, p208), analisis critical sucsess factors
(CSF) merupakan teknik yang kuat dan sangat
sesuai tidak hanya dalam mengembangkan
strategi SI/TI tetapi juga untuk pengembangan
strategi bisnis.
2.2.6.2.4.2 KPI (Key Performance Indicator)
Menurut Ward dan Peppard
(2002, p212) Key performance indicator
merupakan hal-hal yang mungkin dipilih
untuk menilai, memberitahu bagaimana
kinerja seseorang dalam mencapai sebuah
tujuan maupun mengatur CSF.
2.2.6.2.5 CONOPS
2.2.6.2.5.1 CONOPS Scenario
67
Menurut Bernard ( 2005, p294), concepts of
operations scenario adalah dokumen naratif
yang mendeskripsikan bagaimana enterprise
beroperasi pada saat ini atau akan beroperasi
beberapa tahun ke depan dalam keadaan
faktor – faktor internal dan eksternal tertentu
yang diidentifikasikan dalam analisis SWOT.
Skenario ini adalah catatan kaki dengan
asumsi perencanaan.
2.2.6.2.5.2 CONOPS Diagram
Menurut Bernard (2005,p295),
concept of operations diagram (CONOPS)
adalah penggambaran secara grafis tingkat
tinggi mengenai bagaimana fungsi – fungsi
enterprise, juga secara keseluruhan, atau
dalam area tertentu yang diinginkan.
68
Gambar 2.16 : Contoh diagram CONOPS (Bernard, 2005, p295)