Upload
doandiep
View
221
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Manajer Unit PLTDSupervisor OperasiTU/T SipilTU/T Lingkungan & K3TU/T AdministrasiTU/T Perbekalan PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello Makassar
BAB III
TINJAUAN UMUM MENGENAI PLTD
III.1. Sekilas Mengenai PLTD
III.1.1. Struktur Organisasi PLTD
III.1.2. Komposisi dan jumlah karyawan
1. Manajer = 1 orang
2. Bagian pemeliharaan = 25 orang
3. Bagian listrik = 3 orang
4. Bagian K3 & lingkungan = 3 orang
5. Bagian operasi = 19 orang
6. Bagian administrasi = 3 orang
Teknik Mesin Universitas Hasanuddin 9
PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello Makassar
Gambar 1. Kantor Unit PLTD Sektor Tello
III.1.3. Uraian Beban Kerja
Seksi Pemeliharaan Mesin
Tugas utama
1. Melaksanakan pemeliharaan semua komponen peralatan mekanik
mulai dari pemeliharaan rutin, periode, prediktif, dan korektif
2. Mengusulkan kebutuhan material untuk kelancaran pemeliharaan
3. Mengidentifikasi peralatan mekanik yang harus dilakukan
perawatan dan atau penggantian material
4. Mengevaluasi performance hasil perawatan peralatan mekanik
5. Melakukan pembinaan kepada pegawai mekanik/teknisi yang
menjadi tanggung jawabnya.
Tanggung Jawab Pemeliharaan Peralatan Mekanik pada :
1. Mesin
2. Turbocharger
3. Governor
4. Separator / COC
Teknik Mesin Universitas Hasanuddin 10
PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello Makassar
5. Kompressor
6. Radiator / Colling Tower / Cooler / Intercooler
7. Filter-Filter / Strainer
8. Pompa-Pompa
9. Tanki-Tanki
10. Piping Sistem
Seksi Pemeliharaan Listrik
Tugas utama
1. Melaksanakan pemeliharaan semua komponen peralatan listrik
mulai dari pemeliharaan rutin, periodik, prediktif dan korektif.
2. Mengusulkan kebutuhan material listrik untuk kelancaran
pemeliharaan.
3. Mengidentifikasi peralatan listrik yang harus dilakukan perawatan
dan atau penggantian material listrik.
4. Mengevaluasi performance hasil perawatan peralatan listrik.
5. Melakukan pembinaan kepada pegawai listrik / teknisi yang
menjadi tanggung jawabnya.
Tanggung Jawab Pemeliharaan Peralatan Mekanik pada :
1. Generator dan Exiter
2. Transformator
3. Motor –Motor
4. Cercuit Breaker & Disconnecting Switch
5. Contactor. Termal Overload & Fuse
6. DC Charger / konverter
7. Batery
8. Peralatan Kontrol instrumen & Metering
9. Alat Proteksi mesin
10. Alat Proteksi Generator & Transformator
11. Panel-Panel cubicle
12. Kabeling & wiring sistem
Teknik Mesin Universitas Hasanuddin 11
PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello Makassar
Seksi Lingkungan & K3
Tugas utama
1. Melaksanakan pemeliharaan semua peralatan & sarana lingkungan
& K3.
2. Mengusulkan kebutuhan material lingkungan & K3.
3. Mengadakan risk assasment pada semua aset perusahaan &
lingkungannya.
4. Mengevaluasi performance hasil peralatan K3 & Lingkungan.
5. Memantau kondisi lingkungan
6. Melakukan pembinaan kepada pegawai yang menjadi
tanggungjawabnya.
Tanggung Jawab Pemeliharaan Peralatan K3 & Lingkungan pada :
1. Hydrant & APAR
2. Alat pelindung diri & P3K
3. Mesin Angkat
4. Bejana Bertekanan & zat kimia
5. Instalasi limbah
6. Kebisingan & getaran instalasi
7. Emisi & polutan instalasi
8. Rambu-rambu K3
9. SOP / IK pekerjaan
10. COD / BOD air buangan
11. Penampungan sampah
12. Kebersihan / penghijauan lingkungan.
III.2. Jenis-Jenis Mesin PLTD
Berikut ini adalah data spesifikasi yang terdapat pada PLTD unit
pembangkit I Tello:
III.2.1. SW Diesel
A. Mesin
Type = 9 TM 620
Teknik Mesin Universitas Hasanuddin 12
PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello Makassar
Pabrik pembuat = Stork Werkspoor Diesel BV Nederland
Daya terpasang = 12.400 kW
Siklus langkah = 4
Diameter silinder = 620 mm
Panjang langkah = 660 mm
Jumlah silinder = 9 buah
Bahan bakar = HSD atau MFO
Putaran = 428 rpm
B. Generator
Pabrik pembuat = Cademesa (Spain)
Putaran = 428 rpm
Daya keluaran = 15.495 kVA
Frekuensi = 50 Hz
Tegangan = 6300 V
Arus = 1.420 A
Faktor daya = 0,8 (lagging)
Type = WA 242/87/14
C. Exiter
Pabrik pembuat = Cademesa (Spain)
Daya = 90 kVA
Tegangan = 82 V
Arus = 638 A
Putaran = 428 rpm
Type = WE 6820 12/14
Faktor daya = 0,96 Kva
III.2.2. Mitsubishi
A. Mesin
Type = Mitsubishi-Man 18 V52/55A
Pabrik pembuat = Mitsubishi heavy industries LTD japan
Daya keluaran (PS) = 17.610
Teknik Mesin Universitas Hasanuddin 13
PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello Makassar
Siklus langkah = 4
Diameter silinder = 520 mm
Panjang langkah = 550 mm
Perb. kompressi = master cyl =11,2 slave CYL = 11,5
Tekanan pembakaran = 128 kg/cm2
Jumlah silinder = 18
Bahan bakar = HSD atau MFO
Putaran = 428 rpm
Metode injeksi BB = injeksi tanpa udara
Turbocharge = type tekanan statis
B. Generator
Pabrik pembuat = Meidensa electric MFG LTD
Putaran = 428 rpm
Daya keluaran = 15.750 kVA
Frekuensi = 50 Hz
Tegangan = 6300 V
Arus keluaran = 1.443 A
Phasa = 3
Faktor daya = 0,8 (lagging)
Type = Jenis medan motor dengan pendingin sendiri
Hubungan stator = bintang
Kelas isolasi = F
C. Exiter
Pabrik pembuat = Meidensa electrik MFG LTD
Daya = 130 kVA
Tegangan = 100 V
Arus = 682 A
Putaran = 428 rpm
type = F-AA
Faktor daya = 90 %
Frekuensi = 71,4 Hz
Teknik Mesin Universitas Hasanuddin 14
PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello Makassar
Arus medan = 21,7 A
III.3. Bagian-Bagian Mesin PLTD
Adapun bagian-bagian mesin pada PLTD secara garis besar adalah
sebagai berikut :
1. Cylinder head (kepala silinder)
Fungsi :
1. Penutup Silinder
2. Menempatkan Katub
3. Menempatkan Rocker Arm
4. Menempatkan Injector.
5. Menempatkan Valve Starting ( Katup Start )
6. Tempat Saluran Udara Masuk dan Gas Buang.
Gbr. Cylinder Head
Teknik Mesin Universitas Hasanuddin 15
PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello Makassar
Komponen yang terdapat pada kepala silinder
a. Injector ( Pengabut ) :
Fungsi :
Mengabutkan bahan bakar/ menyemburkan bahan bakar.
b. Rocker Arm ( Pelatuk )
Fungsi :
Untuk Menggerakkan Katup Buang dan Katup Isap.
Teknik Mesin Universitas Hasanuddin 16
PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello Makassar
c. Valve ( Katup )
Fungsi :
Menutup dan membuka saluran udara masuk dan saluran gas
buang.
Kontruksi Katup :
Sudut Bidang Kontak : 300 dan 450 .
Tanpa Rotator dan dengan Rotator.
d. Starting Valve
Fungsi :
Membuka dan menutup saluran udara start mesin.
2. Piston dan Connecting Rod
Teknik Mesin Universitas Hasanuddin 17
PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello Makassar
1. Piston ( Torak )
Fungsi :
Merapatkan Ruang Bakar
Menerima Tekanan Pembakaran
Menyerap Panas Hasil Pembakaran
Meneruskan Tekanan Hasil Pembakaran
Meneruskan Panas pembakaran ke liner
2. Piston Ring ( Ring Torak )
Fungsi :
Merapatkan torak dan liner
Memindahkan panas torak ke liner
Mencegah kebocoran tekanan diatas torak
Teknik Mesin Universitas Hasanuddin 18
PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello Makassar
3. Piston Pin ( Pena Torak )
Fungsi :
Pena penghubung batang torak dengan torak
4. Connecting Rod ( Batang Torak )
Fungsi :
Meneruskan tekanan torak keporos engkol.
Meneruskan putaran poros engkol ke torak.
3. Cylinder Liner & Engine Block
( Silinder & Rangka Mesin )
1. Cylinder Liner ( Silinder )
Teknik Mesin Universitas Hasanuddin 19
PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello Makassar
Fungsi :
Tempat terjadinya pembakaran
Tempat pergerakkan torak
Penghantar panas hasil pembakaran
2. Liner ( Silinder )
Liner basah :
Liner bersinggungan langsung dengan air pendingin
mesin.
Antara liner dengan mesin menggunakan penyekat karet.
Tingkat korosi liner lebih tinggi
Liner kering :
Liner tidak bersinggungan langsung dengan air pendingin
mesin
Pemasangan liner lebih sulit
Liner lebih tahan korosi
3. Engine Block ( Blok Mesin )
Fungsi :
Tempat kedudukan liner dan poros engkol
Tempat komponen disatukan
Rangka Utama Mesin
Teknik Mesin Universitas Hasanuddin 20
PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello Makassar
Gbr. Engine Block
4. Frame ( Rangka )
Fungsi :
Rangka mesin adalah badan induk untuk mendukung semua
bagian-bagian mesin yang harus dapat menahan lendutan atau
lengkungan akibat berat beban komponen mesin.
5. Crank Shaft Dan Cam Shaft
Crank Shaft ( Poros Engkol )
Fungsi :
Merubah gerak lurus menjadi gerak bolak-balik atau
sebaliknya.
Tempat bertumpunya batang torak.
Teknik Mesin Universitas Hasanuddin 21
PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello Makassar
Cam Shaft ( Poros Bubungan )
Fungsi :
Merubah gerak putar menjadi gerak lurus
Mengatur dan buka tutup katup
Penggerak pompa pengabutan bahan bakar.
6. Bearing ( Bantalan )
Fungsi :
1. Pelapis gerakan logam keras dengan logam keras
2. Memudahkan pemeliharaan komponen mesin yang bergerak
3. Memperkecil biaya pemeliharaan komponen mesin yang
bergerak
4. Mencegah komponen utamma yang bergesekan cepat rusak
7. Transmision Gear ( Roda Gigi Pengatur )
Fungsi :
1. Mengatur pergerakan membuka dan menutup katub.
2. Mengatur pergerakan pompa injeksi bahan bakar
Teknik Mesin Universitas Hasanuddin 22
PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello Makassar
3. Mengatur penyesuaian pergerakan langkah torak dengan pompa
injeksi bahan, pergerakan membuka dan menutup katub
4. Menghubungkan putaran poros engkol dengan komponen yang
memerlukan gerak putar
Gbr. Transmision Gear
8. Bed Plate ( Lantai Mesin )
Teknik Mesin Universitas Hasanuddin 23
PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello Makassar
Fungsi :
Sebagai penyangga utama seluruh bagian mesin dan generator untuk
memudahkan penempatan mesin dan generator.
Peralatan Tambahan (Alat Bantu) Pada Instalasi Mesin Diesel (PLTD)
1 Camshaft untuk mengatur gerakan membukanya katup, mengatur
pemompaan bahan bakar ke injector oleh pompa injeksi.
2 Pompa injeksi (injection pump) untuk memberikan tekanan pada solar
yang akan diinjeksikan/disemprotkan oleh nozel.
3 Turbocharger untuk menaikkan daya mesin dengan meniupkan udara ke
dalam silinder dan mengeluarkan udara/gas buang ke cerobong buang.
4 Governor untuk mengatur putaran motor dengan cara mengatur volume
bahan bakar yang disemprotkan.
5 Saringan (filter) :
a. Membersihkan oil dari kotoran-kotoran berupa karbon dan serbuk-
serbuk lagom yaitu terjadi pada glacier. Dimana glacier ini berfungsi
untuk membersihkan oli dari serbuk-serbuk logam yang tercampur
pada oil.
b. Memisahkan air yang terbawa dalam aliran oil yaitu terjadi pada
purifier. Dimana purifier ini berfungsi untuk memisahkan oil dan air
yang tercampur.
III.4. Sistem Kerja pada PLTD
Pada sistem Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD), ada beberapa sistem
yang perlu diperhatikan yaitu :
a) Sistem Udara dan Gas buang
b) Sistem Starter
c) Sistem Pelumasan
d) Sistem Air Pendingin
e) Sistem Bahan Bakar
Teknik Mesin Universitas Hasanuddin 24
PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello Makassar
a). Sistem Udara Dan Gas Buang
Udara sangat diperlukan dalam proses pembakaran, dimana udara tersebut
diambil langsung dari udara atmosfir. Sistem udara masuk ini berfungsi
menyediakan udara bersih yang cukup untuk proses pembakaran bahan bakar
didalam silinder. Pada PLTD Unit Pembangkitan I, baik Mitsubishi ataupun
SWD, sistem udara masuknya menggunakan sistem TURBOCHARGER yang
terdiri dari :
a. Turbin.
b. Blower / kompressor.
c. Intercooler.
Gambar berikut ini menunjukkan sistem aliran udara dan gas buang
turbocharge
Gambar 2.5 Sistem Aliran Udara-Gas Buang Turbocharge
Sistem turbocharge memanfaatkan gas buang yang keluar dari silinder
untuk memutar turbin yang dikopel langsung dengan poros blower / kompresor.
Selanjutnya kompresor tersebut menghisap udara masuk ke silinder. Udara yang
dihisap pada temperatur sekitar 30oC dengan tekanan 1 atm (1,033 Kg/cm2) dan
akan keluar dari kompresor sekitar 120oC dengan tekanan 1,5 Kg/cm2.
Dengan temperatur udara yang tinggi ini (120oC), maka udara tersebut
perlu didinginkan, karena temperatur udara yang dibutuhkan dalam proses
pembakaran ± 50oC. Udara tersebut didinginkan dengan menggunakan
Intercooler sebelum masuk ke silinder. Sistem Intercooler pada PLTD Tello
Teknik Mesin Universitas Hasanuddin 25
PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello Makassar
menggunakan air yang sudah melalui proses Chemical Water Treatment.
Kemudian masuk ke Intercooler dan disirkulasikan dengan pompa, lalu masuk ke
dalam radiator untuk didinginkan kembali. Temperatur air pendingin yang masuk
ke Intercooler ± 70oC dan yang keluar ± 80oC. Kemudian udara dari Intercooler
masuk ke intake manifold untuk diturunkan tekanannya dan kandungan air di
dalam udara dipisahkan dengan cara diembunkan. Udara tersebut masuk ke ruang
bakar untuk selanjutnya dikompresi. Pada akhir langkah kompresi bahan bakar
diinjeksikan ke dalam silinder sehingga terjadi proses pembakaran antara bahan
bakar dan udara.
Gas hasil pembakaran yang tidak dimanfaatkan menjadi kerja berguna
namun masih memiliki energi tinggi (temperatur± 350 ¿ 500oC dan tekanan ±
0,5 ¿ 2 Kg/Cm2) sebelum dibuang ke exhaust dimanfaatkan untuk memutar
turbin pada sistem turbocahrger. Temperatur gas buang pada sisi keluaran turbin
yang masih tinggi (300oC s/d 350oC), dimanfaatkan kembali untuk memanaskan
air pada boiler menjadi uap untuk dipergunakan sebagai pemanas pada Fuel Oil
Steam Heater dan Lub Oil Steam Heater.
PLTD Mitsubishi menggunakan 2 turbocharger per unit, sedangkan pada
SWD hanya 1 turbocharger per unit. Putaran turbocharger tersebut adalah 14.000
rpm.
b). Sistem Starter
Selain itu PLTD ini menggunakan sistem udara tekan yang berfungsi
untuk start awal. Sistem ini menggunakan sebuah botol angin / tangki udara,
dimana udara diambil dari udara sekitar melalui sebuah kompresor. Udara
dikompresi masuk kedalam tangki / botol angin. Pada botol angin tersebut
dilengkapi valve dan manometer yang berfungsi untuk mengukur tekanan udara di
dalam tangki. Pada saat akan start awal, valve / kran dari botol angin dibuka,
sehingga udara yang bertekanan tersebut masuk pada sebuah starting valve yang
akan terhubung secara otomatis pada saat valve / kran botol angin dibuka, lalu
masuk ke ruang bakar / silinder. Sebelum masuk ke starting valve, udara tersebut
melewati sebuah reducer dan filter.
Teknik Mesin Universitas Hasanuddin 26
PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello Makassar
Setelah mesin beroperasi secara normal, maka kran botol angin segera
ditutup, karena suplay udara berikutnya menggunakan udara yang masuk dari
intake manifold (diambil dari sistem turbocharger).
Kalau mesin diesel distart, maka poros engkolnya harus diputar oleh alat
dari luar sedemikian rupa sehingga udara didalam silinder ditekan pada TMA
sampai suatu tekanan, yang apabila bahan bakar diinjeksikan akan menyala dan
menghasilkan langkah daya. Terdapat dua persyaratan penting yang harus
dipenuhi untuk menstart :
Kecepatan cukup. Kecepatan menstart tergantung pada jenis dan ukuran
mesin, keadaannya dan suhu udara sekeliling. Apabila kecepatan menstart
tidak mencukupi maka akan menurunkan tekanan kompresi dan suhu pada
akhir langkah dibawah yang diperlukan untuk menyalakan bahan bakar yang
diinjeksikan.
Perbandingan kompresi tepat. Kalau perbandingan kompresi tidak cukup
tinggi maka suhu akhir dari pengisian udara tekan juga akan terlalu rendah
untuk penyalaan.
Penstater Udara
Pada mesin diesel yang digunakan pada PLTD Tello baik itu jenis SWD
maupun jenis MITSUBISHI, keduanya menggunakan metode penstater udara
dalam menjalankan awal mesin, salah satu alasan menggunakan penstater udara
untuk mesin besar seperti ini adalah bahwa udara tekan mudah untuk diproduksi,
mudah untuk disimpan dan sebagai gas berkelakuan selama ekspansi mirip
dengan gas pembakaran dalam silinder.
Penstater udara sangat sesuai untuk mesin diesel besar yang memerlukan
penggunaan energi besar dalam waktui singkat. Penekanan udara ke dalam tangki
dan penggunaan udara dari tangki dapat memberikan energi yang diperlukan
sejumlah berapapun yang dikehendaki. Tekanan udara penstater pada suatu mesin
diesel biasanya 150 sampai 300 psi, mesin injeksi udara mempunyai kompresor
udara tekanan tinggi dan untuk memperkecil ukuran tangki udara, digunakan
tekanan udara dari 500 sampai 700 psi.
Teknik Mesin Universitas Hasanuddin 27
PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello Makassar
Volume tangki udara yang diperlukan untuk menstart mesin dapat diambil
sebesar 15 sampai 20 kali lipat perpindahan torak total untuk mesin kecil. Udara
tekan yang digunakan untuk menstart dapat dikembalikan dalam jangka waktu
yang relatif lama setelah mesin distart, oleh sebab itu kompresor udara bisa kecil
dan tidak memerlukan banyak daya. Kompresor dapat digerakkan langsung dari
mesin atau dari sumber daya terpisah, misalnya motor bakar kecil yang distart
dengan tangan atau motor listrik.
c). Sistem Pelumasan
Agar mesin Diesel dapat beroperasi dengan baik, aman, ekonomis dan
optimal, maka harus ditunjang dengan sistem pelumasan yang baik . Pelumasan
ini berfungsi sebagai pelicin, pendingin, perapat, pembersih, pencegah korosi dan
peredam kejut.
Adapun syarat pelumasan adalah :
a) Tertutup
b) Bertekanan
c) Dapat disirkulasikan
d) Dapat menjangkau keseluruhan bagian
e) Dapat dibersihkan
f) Dapat didinginkan
Sistem pelumasan pada mesin diesel merupakan hal yang sangat penting
karena pada sistem ini, terdapat bagian-bagian yang bergerak translasi ataupun
rotasi yang menyebabkan terjadinya gesekan.
Sistem pelumasan PLTD Unit Pembangkit I (Mitsubishi dan SWD) pada
prinsipnya sama. Tetapi sistem pendingin lub oil Mitsubishi, menggunakan sistem
Oil Cooler, sedangkan pada SW Diesel di dinginkan di dalam udara.
Berdasarkan Diagram Lub Oil Steam, pada saat mesin di jalankan maka
lub oil sump tank menuju ke mesin dengan melewati lub oil cooler, pelumasan
bergerak ke bagian bawah silinder (Karter), kemudian ke lub oil sump tank untuk
di sirkulasikan kembali, setelah mesin beroperasi sekitar 90% maka tugas lub oil
priming pump digantikan dengan gear lub oil pump. Untuk menjaga kualitas lub
Teknik Mesin Universitas Hasanuddin 28
PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello Makassar
oil, maka lub oil tersebut di saring pada glacier centrifugal lub oil filter juga
dihisap dan dipompa oleh purifier melewati heater (steam heater dan elektrik
heater) lalu masuk ke purifier, clean oil yang dihasilkan masuk kembali ke dalam
lub oil sump tank. Temperatur lub oil masuk 50 – 63oC, sedangkan temperatur
keluar 70 – 90oC dengan tekanan 5 – 8 bar.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pemilihan minyak
pelumas, antara lain :
a) Viscositas (kekentalan), sebagai tahanan fluida untuk mengalir. Makin tinggi
viscositas makin sulit untuk mengalir (makin kental).
b) Pour Point (titik tuang), merupakan temperatur terendah dimana pelumas
mesin dapat mengalir.
c) Flash Point (titik nyala), merupakan temperatur minimum pelumas yang dapat
menguap pada tekanan atmosfer sehingga dapat menyala bila diletakkan pada
api.
d) Fire ponit (titik bakar), temperatur minimum dimana uap pelumas cukup
banyak dan dapat terbakar. Biasanya fire point pelumas di atas 30oC Flash
ponit.
e) Demulsibility, sifat kemudahan untuk terpisah dari air.
Bagian-bagian terpenting untuk di lumasi antara lain Main Bearing, piston,
Crank Shaft, Cam shaft, Rocker Arm dan bagian-bagian lainnya. Disamping
untuk pelumasan mesin, sistem PLTD dilengkapi juga pelumasan untuk
turbocharger, dimana prinsip kerjanya sama. Dari data pemeliharaan PLTD
diperoleh untuk engine Mitsubishi menggunakan jenis pelumas Salyx 420 SAE
40, dan SWD juga menggunakan Salyx 420 SAE 40. Dimana pelaksanaan
penambahan/pergantian berdasarkan kondisi pelumas itu sendiri (hasil
pengamatan secara kimia) dan pemeriksaan kualitas pelumas dilakukan secara
rutin setiap minggu.
Teknik Mesin Universitas Hasanuddin 29
PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello Makassar
Gambar 2.7 Sistem Pelumasan Pada PLTD Mitsubishi
d). Sistem Air Pendingin
Pendingin berfungsi untuk menyerap panas supaya temperatur bagian-
bagian mesin tertentu tetap stabil sesuai dengan batasan-batasan yang diijinkan.
Sistem pendingin lub oil Mitsubishi, menggunakan sistem Oil Cooler,
sedangkan pada SW Diesel didinginkan di dalam udara. Akan tetapi yang akan
dibahas di sini adalah sistem air pendingin pada jenis Mitsubishi.
Sistem air pendingin pada PLTD Unit Pembangkit I jenis Mitsubishi,
menggunakan air yang disuplai dari PDAM, kemudian masuk ke Chemical Water
Tank (setelah mendapat perlakuan/treatment secara kimiawi), sehingga air
disalurkan ke engine dalam keadaan bersih dan memenuhi syarat untuk digunakan
pada sistem pendinginan ini.
Air tersebut menuju ke Priming Cooling Water Expansi Tank untuk
dialirkan ke engine melalui pipa saluran Jacket Water Cooler. Di dalam Jacket
Water Cooler ini, air pendingin didinginkan oleh air yang diambil dari secondary
cooling water system. Air di dalam secondary cooling water diambil dari sungai,
kemudian masuk ke cooling tower. Setelah itu dipompa dengan menggunakan
secondary cooling water pump melalui lub oil cooler, lalu masuk ke water cooler
dan kembali ke cooling tower.
Teknik Mesin Universitas Hasanuddin 30
PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello Makassar
Didalam water cooler, air dari secondary cooling water masuk melalui
pipa-pipa kecil, sehingga antara air pendingin engine dengan air secondary
cooling tidak bersentuhan langsung.
Temperatur inlet jacket cooling Water 70 s/d 80oC dan temperatur outlet
sekitar 85 s/d 95oC dengan tekanan 2,5 – 3,5 bar. Karena air yang masuk ke
engine tidak akan sama dengan jumlah air yang keluar (karena adanya penguapan)
dan untuk memberikan air pendingin mesin secara kontinu, maka sistem
pendinginan dilengkapi primary cooling water expansi tank.
Gambar 2.8 Sistem Pendinginan Pada PLTD Mitsubishi
c). Sistem Bahan Bakar
Bahan bakar yang digunakan pada siste PLTD Unit Pembangkit I (SWD
dan Mitsubishi) adalah bahan bakar MFO dan HSD. Namun untuk menjamin
faktor kehandalan peralatan dan pemeliharaan, maka untuk sementara baik
Mitsubishi maupun SWD menggunakan HSD sebagai bahan bakar. sistem
penyaluran bahan bakar MFO dan HSD menggunakan sistem penyaluran yang
sama sebelum masuk kedalam engine. Perbedaannya yaitu pada sistem MFO,
bahan bakar dari tangki bulanan, terlebih dahulu melewati setting tank sebelum
masuk ke tangki harian (service tank).
Aliran Bahan Bakar Marine Fuel Oil (MFO)
Teknik Mesin Universitas Hasanuddin 31
PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello Makassar
MFO dari tangki bulanan dialirkan dengan menggunakan transfer pump
ke tangki pengendap. Dimana pada setting tank ini, terdapat level control yang
berfungsi untuk mengatur pembukaan katup solenoid dan pompa transfer bahan
bakar MFO. Namun sebelum masuk ke transfer pump, MFO tersebut disaring
terlebih dahulu. Jika bahan bakar telah masuk setting tank, maka level control
akan bekerja, dimana mengontrol isi tangki (90 % dari kapasitas total tangki).
Kemudian katup solenoid akan tertutup dan kerja pompa transfer akan berhenti.
Setelah itu, MFO akan dibersihkan di dalam purifier. Namun untuk
memudahkan proses penjernihan di purifier, maka bahan bakar tersebut
dilewatkan pada suatu saringan awal (Strainer), lalu dipanaskan pada suatu Steam
Heater (uap diambil dari boiler gas buang) dan Electric Heater hingga mencapai
suhu ± 80oC dengan tekanan masuk ke purifier 2 – 3 bar.
Jika aliran bahan bakar telah mencapai suhu yang diinginkan, maka setelah
melewati Steam Heater, bahan bakar tersebut tidak dipanaskan lagi pada Electiric
Heater. Tetapi jika suhu belum mencapai suhu tersebut, maka bahan bakar MFO
dipanaskan lagi oleh Electric Heater.
Setelah melewati heater, bahan bakar masuk ke purifier yang di dalamnya
terdapat piringan-piringan (disc) yang berputar dengan kecepatan putaran tinggi
(sekitar 5500 rpm). Karena tingginya putaran purifier ini menghasilkan gaya
sentrifugal, sehingga elemen yang berat akan terlempar lebih jauh dan selanjutnya
akan terpisah dengan yang lainnya. Bagian yang berat akan terkumpul di bawah
(yang berupa kotoran), sedangkan bagian atas merupakan cairan bahan bakar yang
akan dialirkan ke service tank.
Purifier ini merupakan alat yang berfungsi memisahkan cairan bahan
bakar dengan zat yang lain dengan gaya sentrifugal berdasarkan perbedaan berat
jenis cairan yang dipisahkan (berat jenis MFO = 0,945 Kg/It).
Setelah bahan bakar diyakinkan bersih, maka bahan bakar tersebut
dialirkan ke service tank. Dimana dalam service tank ini, temperatur bahan bakar
diharapkan tidak kurang 60oC. Service tank ini juga mempunyai level indicator
untuk mengetahui tinggi rendahnya cairan serta memberikan signal maksimum
dan minimum level. Selanjutnya MFO menuju Fuel Oil Mixing Tank sebelum
Teknik Mesin Universitas Hasanuddin 32
PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello Makassar
masuk ke engine. Sebelum masuk ke Mixing tank, bahan bakar melewati
flowmeter (untuk mengukur dan mengamati jumlah aliran bahan bakar) dan
Change Over Valve (sebagai katup pemisah aliran antara HSD dengan MFO), lalu
melewati kembali steam heater dan electric heater hingga mencapai temperatur ±
90oC. Setelah melewati oil mixing tank, bahan bakar tersebut dialirkan melewati
Strainer (saringan terakhir) sebelum masuk keruang bakar.
Aliran Bahan Bakar High Speed Diesel (HSD)
Aliran bahan bakar HSD hampir sama dengan MFO, tetapi sistem aliran
bahan bakar MFO harus melewati setting tank dan disaring melalui purifier. Hali
ini disebabkan karena MFO cenderung lebih mudah terkontaminasi dengan unsur-
unsur lain seperti tanah, air, timbal (Ti), sulfur (S). Sedangkan HSD cenderung
lebih cepat terdeteksi, jika bercampur dengan zat lain.
HSD mengalir dari tangki bulanan bulanan menuju tangki harian (service
tank), kemudian menuju Change Over Valve melewati Flowmeter. Setelah
melewati Flowmeter ini, HSD dipompa ke Fuel Oil Mixing Tank, disalurkan
melalui strainer menuju ke mesin.
Bahan bakar MFO dan HSD dimasukkan ke mesin dengan menggunakan
Fuel Injection Pump dan Injektor. Bahan bakar dipompakan menggunakan
Injection Pump dengan tekanan tinggi ke injector, kemudian dikabutkan oleh
injector ke silinder sesuai dengan urutan waktunya penyalaan / pembakaran (firing
order) masing-masing sillinder.
Agar diperoleh pendistribusian daya yang seimbang pada sepanjang
bentangan poros, maka penyalaan tidak diurut 1 – 2 – 3 dst, namun dibuat
berselang-seling. Sedangkan pengaturan jumlah pemakaian bahan bakar diatur
oleh Governor, agar putaran mesin tetap konstan, meskipun bebannya berubah-
ubah.
Gambar berikut ini menunjukkan sistem aliran bahan bakar pada PLTD
Mitsubishi.
Teknik Mesin Universitas Hasanuddin 33
PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello Makassar
Gambar 2.6 Sistem Aliran Bahan Bakar Pada PLTD Mitsubishi.
Teknik Mesin Universitas Hasanuddin 34