22
ANALISIS JURNAL KELOMPOK STASE KEPERAWATAN ANAK “Massage therapy reduces hospital stay and occurrence of late- onset sepsis in very preterm neonates” “Terapi pemijatan mengurangi lama hospitalisasi dan kejadian sepsis onset lambat pada bayi prematur” Disusun oleh : Fahmi Fazrul Fiqi Satika Sarah Meita W. Christine Olifiani Fransisca Permata

BAB II DAN III Resume Jurnal Anak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

resume

Citation preview

Page 1: BAB II DAN III Resume Jurnal Anak

ANALISIS JURNAL KELOMPOKSTASE KEPERAWATAN ANAK

“Massage therapy reduces hospital stay and occurrence of late-onset sepsis

in very preterm neonates”

“Terapi pemijatan mengurangi lama hospitalisasi dan kejadian sepsis onset lambat pada bayi prematur”

Disusun oleh :

Fahmi Fazrul Fiqi

Satika

Sarah Meita W.

Christine Olifiani

Fransisca Permata

PENDIDIKAN PROFESI NERSJURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO2014

Page 2: BAB II DAN III Resume Jurnal Anak

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelahiran prematur merupakan beban bagi orang tua. Orang tua bayi

terkadang akan terlihat kaget, tidak dapat menerima keadaan, merasa bersalah,

dan takut. Perasaan-perasaan negatif yang sering muncul ini dapat menetap

lama setelah bayi prematur lahir. Munculnya rasa penerimaan atas kelahiran

yang prematur dari para orang tua memang berbeda-beda waktunya, tetapi

umumnya sebagian besar akan dapat menerima keadaan ini dan mulai untuk

mencari jalan bagi menolong bayinya (Rusli U, 2007).

Prematuritas dan berat badan lahir rendah merupakan suatu keadaan

yang sangat terkait dengan berbagai macam komplikasi yang dapat

mengganggu kehidupan bayi baru lahir serta menimbulkan gangguan neurologi

dan perkembangan yang berbanding terbalik dengan usia kehamilan. Bayi

prematur yang lahir sebelum waktunya akan mengalami trauma yang lebih

berat lagi. Bayi prematur akan merasa seorang diri dalam ruang incubator

(isollete), dirawat oleh orang-orang asing dan umumnya sentuhan yang

dialaminya ialah sentuhan negatif atau sentuhan yang menyakitkan. Sentuhan -

sentuhan itu di antaranya pengambilan darah yang berulang, pemasangan alat-

alat monitor, infus, pemasangan NGT (Naso Gastric Tube: selang yang

dimasukkan dari hidung ke lambung) dan kateter intravena (Field TM, 2003).

Penatalaksanaan yang optimal terhadap bayi prematur atau berat badan

lahir rendah terbukti efektif menurunkan angka kematian dan kesakitan bayi

prematur, namun prosedurnya cukup kompleks dan memakan biaya yang tidak

sedikit. Berbagai intervensi terhadap bayi prematur mulai dikembangkan untuk

dapat memacu pertumbuhan dan perkembangannya dan mempersingkat masa

rawat inap. Stimulasi taktil, kinestetik, vestibuler, oral, auditorius dan

kombinasi stimulasi lainnya diperlukan untuk perkembangan ekstrauterin bayi

prematur serta membantu bayi beradaptasi terhadap lingkungan Laporan ini

akan membahas mengenai hasil penelitian dari jurnal internasional yang

Page 3: BAB II DAN III Resume Jurnal Anak

berjudul “Massage therapy reduces hospital stay and occurrence of late-onset

sepsis in very preterm neonates”

B. Tujuan

Tujuan pemilihan jurnal ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pijat bayi

terhadap lama rawat inap bayi premature dengan berat badan lahir rendah.

Page 4: BAB II DAN III Resume Jurnal Anak

BAB II

RESUME JURNAL

A. Pencarian Jurnal

Penelusuran jurnal dilakukan dengan keyword: “ Jurnal Perinatology : Massage

therapy” , dengan menggunakan Google Cendekia

B. Isi Jurnal

Judul Jurnal : Massage therapy reduces hospital stay and occurrence

of late-onset sepsis in very preterm neonates

Penulis : EW Mendes and RS Procianoy

Publikasi : Journal of Perinatology, (2008) 28, 815–820

www.nature.com/jp

C. Resume Jurnal

Gangguan pada awal kehamilan akan membawa konsekuensi yang tidak

dapat dihindari terhadap kelangsungan hidup bayi. Probabilitas tertinggi akibat

dari gangguan pada kehamilan yaitu bayi lahir premature yang dapat

meningkatkan hospitalisasi yang lama. Periode hospitalisasi yang lama

memerlukan keterlibatan orang tua dalam perawatan bayi. Tindakan sederhana

yang dapat dilakukan orang tua untuk meningkatkan kesehatan bayi premature

yaitu dengan cara kontak kulit ke kulit yang dapat megurangi sensasi yang

menyakitkan pada bayi dan meningkatkan hubungan anatara orang tua dan bayi,

memodifikasi lingkungan tempat tidur juga akan meningkatkan pertumbuhan

bayi, penerapan rangsangan taktil-kinestetik berkontribusi untuk meningkatkan

pertumbuhan dan perkembangan bayi premature antara 1000 gr dan 2000 gr

tanpa memberikan efek samping pada bayi. Intruksi pada orang tua tentang cara

memandikan dan pijat pada bayi, dan partisipasi ibu melalui pijat dengan

tekanan sedang dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Meskipun dalam dua rivisi sistematis tentang stimulasi taktil-kinestetik pada

bayi baru lahir dengan usia kehamilan <37 minggu dan berat badan lahir <2500

gr. Penelitian masih dianggap belum konsisten dan perlu penelitian lebih lanjut

dengan intervensi yang lebih teliti. Perbandingan dengan penelitian yang

sebelumnya pada bayi lahir premature yang dirawat di ruang KMC

Page 5: BAB II DAN III Resume Jurnal Anak

menunjukkan peningkatan pertumbuhan dan penurunan lama tinggal dan risiko

kematian. Sehingga peneliti tertarik untuk melanjutkan peneltian yang bertujuan

untuk menyelidiki efek pijat ibu terhadap lama tinggal di rumah sakit pada bayi

premature dengan berat badan sangat rendah yang sudah di rawat di ruang

KMC (kontak kulit- ke kulit).

Metode penelitian dilakukan secara acak di ruang NICU Hospital de

Clinicas de Porto Alerge. Orang tua bayi diberikan petunjuk penelitian dan

menerima jaminan kerahasiaan serta menandatangani inform consent. Proses

pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 1 Oktober 2003 dan berakhir pada

28 Agustus 2005. Kriteria inklusi Penelitian ini yaitu bayi baru lahir yang telah

dirawat di rumah sakit sejak lahir di NICU dengan usia kehamilan < 32 minggu

dan berat lahir > 750 dan < 1500 gr. Semua bayi yang baru lahir yang di rawat

di ruang KMC. Durasi perawatan kanguru masing-masing bayi dalam penelitian

tidak diketahui. Kriteria ekslusi kematian bayi sebelum 48 jam setelah lahir,

bayi mengalami malforasi, dan orang tua menolak untuk berpartisipasi dalam

penelitian ini.

Bayi yang lahir sudah 48 jam dilakukan randomized untuk di masukkan

pada kelompok intervensi (IG) yang menerima stimulasi taltil-kinestetik sampai

rencana pulang dan kelompok kontrol (GG). Pengacakan dilakukan

menggunakan kartu yaitu 52 kartu biru dan 52 kartu merah dalam kotak suara.

Orang yang memilih kartu tidak dilibatkan dalam penelitian.

Intervensi dilakukan oleh ibu bayi untuk memberikan stimulasi kulit pada

bayinya. Para Ibu bayi diinstruksikan untuk melakukan pijat bayi dalam 15

menit, 4 kali perhari dengan interval 6 jam. Stimulasi taktil dilakukan dilakukan

pada permukaan kulit mulai dari bagian temporal, frontal, periorbital, hidung

dan daerah perilabial wajah, sisi eksternal pada tungkai atas dan bawah dan

bagian-bagian lunak dilakukan oleh dua atau tiga jari dengan lembut dan

tekanan sedang sampai tiga kali dalam satu arah dan tiga kali di seberang arah.

Stimulasi kinestetik terdiri dari latihan pasif (fleksi dan ekstensi) pada tungkai

atas dan bawah, pergelangan tangan, siku, pergelangan kaki dan lutut dilakukan

tiga kali dengan cara salah satu tangan menopang bagian tubuh yang akan

digerakkan dan tangan yang lain melakukan gerakan.

Page 6: BAB II DAN III Resume Jurnal Anak

Untuk memastikan intervensi yang dilakukan aman ibu bayi diintruksikan

untuk mengamati keadaan bayi, hindari stimulasi yang berlebihan. Peneliti

melakukan pertemuan rutin pada kelompok intervensi setiap 48 jam untuk

memastikan bahwa mereka melakukan intervensi sesuai dengan yang

diintruksikan.

Data yang diperoleh meliputi data demografi yang dikumpulkan dari ibu

bayi yang terdiri dari usia, tingkat pendidikan, durasi pecahnya ketuban. Data

bayi meliputi jenis kelamin, apgar skor <7 pada menit kelima, berat badan,

panjang, lingkar kepala. hasil utama meliputi lama tinggal di rumah sakit dan

hasil sekunder adalah pertumbuhan yang dievaluasi melalui berat badan, lingkar

kepala, panjang badan, tingkat pertumbuhan, terjadinya sepsis (terjadi

setidaknya 72 jam setelah lahir) yang dibuktikan dengan manifestasi klinis dan

tes darah positif atau cairan serebrospinal, kehadiran nerotizing enterocolitis dan

kehadiran displasia bronkopulmoner ditandai dengan ketergantungan oksigen.

Prosedur penelitian semua bayi baru lahir yang dirawat inap diberikan

perawatan yang sama, kecuali pada kelompok intervensi. Ibu bayi pada kedua

kelompok melakukan perawatan dari kulit ke kulit. Dilakukan pengukuran data

antropometri setiap sore hari dengan menggunakan peralatan yang sama, pita

non-elastis dalam milimeter, dan timbangan digital.

Analisa data menggunakan perhitungann ukuran sampel dengan program

PEPI (Program untuk epidemiologi) versi 4.0 dengan tingkat signifikasi 5 %

kekuatan uji 90%, perbedan rata-rata perkiraan periode tinggal di rumah sakit 6

hari antara kedua group. Data yang dikumpulkan dimasukkan dalam database

setelah itu dianalisis menggunakan SPSS program versi 10.0 dengan tingkat

signifikasi 5%. Variabel kuantitatif dengan distribusi simetris digambarkan oleh

rata-rata nilai dan sd. Serta distribusi yang asimetris dijelaskan dengan median.

Variabel kualitatif digambarkan oleh frekuensi absolut dan relatif. Untuk

membandingkan kedua kelompok menggunakan t-test untuk data distribusi

normal serta mann-whitney untuk distribusi tidak normal. Variabel kualitatif

dilakukan uji fisher.

Page 7: BAB II DAN III Resume Jurnal Anak

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata usia kehamilan pada kelompok

intervensi 29, 7 dan kelompok kontrol 29,4 minggu. Data karakteristik

demografi dijelaskan pada tabel 1.

Table 1 Demographic characteristics of VLBW infants with intention to treat,according to the each group

Page 8: BAB II DAN III Resume Jurnal Anak

Akumulasi probabilitas rawat inap diilustrasikan dalam gambar 1 yang

menunjukan semua bayi baru lahir termasuk dalam studi ini, bahkan mereka

yang meninggal selama penelitian

Gambar 1

Hasil pada tabel 2 mengacu pada hasil sekunder yang dievaluasi pada bayi

sampai keluar rumah sakit. Menurut analisis lama rawat inap badan bayi di

kelompok kontrol lebih tinggi dibandingkan kelompok intervensi. Tingkat

Pertumbuhan ( BB, panjang badan dan lingkar kepala) adalah serupa pada

kedua kelompok. Terjadinya akhir onset sepsis lebih tinggi di kelompok

kontrol daripada intervensi. Kematian bayi dalam sepsis ( 22 dari 52 dari

kelompok kontrol dan 8 dari 52 dari kelompok intervensi ) masing-masing

p<0,01). Patogen ditemukan dalam kultur darah kelompok kontrol : 13

koagulase-negatif staphylococcus, 6 staphylococcus aerus, 1 enterococus

sp , 1 candida parapsilosis dan 1 patogen candida sp. Pada kelompok

intervensi : 3 koagulase-negatif staphylococus, 3 stapyloccocus aereus, 1

enterococus sp dan 1 candida parapsilosis.

Page 9: BAB II DAN III Resume Jurnal Anak

Table 2 Secondary outcomes: VLBW infants that remained to the end of theStudy

Tabel 3 menunjukkan hasil yang diperoleh dengan model regresi cox. Bayi

VLBW yang menerima intervensi ibu menunjukkan probabilitas yang

lebih tinggi dari sebelumnya. Dijelaskan pada tabel berikut :

Page 10: BAB II DAN III Resume Jurnal Anak

Table 3 Evaluation: predictors of hospital discharge in the group of

neonates

Page 11: BAB II DAN III Resume Jurnal Anak

BAB III

PEMBAHASAN

Sentuhan berupa pemijatan merupakan seni perawatan kesehatan yang

sudah dipraktekkan sejak lama dan merupakan kontak tubuh berkelanjutan yang

diperlukan bayi untuk mempertahankan rasa aman (Roesli, 2001). Kulit sebagai

reseptor terluas tubuh merupakan indera yang telah berfungsi sejak masa janin.

Terapi sentuhan pada bayi, khususnya pijat terbukti menghasilkan perubahan

fisiologis pada bayi dan memberikan dampak klinis yang positif berupa

penurunan kadar hormone stress (katekolamin), menigkatkan daya tahan tubuh

(immunoglobulin) terutama IgG, IgA, dan IgM, meningkatkan sel pembunuh

alami (natural killer cells), mengubah gelombang otak secara positif,

memperbaiki sirkulasi darah, merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan,

meningkatkan kenaikan berat badan, mengurangi rasa sakit, membuat tidur bayi

lebih lelap, meningkatkan bonding attachment, dan meningkatkan volume ASI.

Pernyataan di atas diperkuat oleh teori dari Pengamat T. Field yang dikutip

dr. J. David Hull, ahli virology molekuler dari Inggris, dalam makalah berjudul

Touch Therapy : Science Confirms Instinct, menyebutkan terapi pijat 30 menit per

hari bisa mengurangi depresi dan kecemasan, serta tidur bayi bertambah tenang.

Terapi pijat 15 menit selama enam minggu pada bayi usia satu sampai tiga bulan

juga akan meningkatkan kesiagaan (alertness) dan tangisnya berkurang. Ini akan

diikuti peningkatan berat badan, perbaiki kondisi psikis, berkurangnya kadar

hormon stres, dan bertambahnya kadar serotonin. Pemijatan juga akan

merangsang peredaran darah dan menambah energi karena oksigen lebih banyak

dikirim ke otak dan ke seluruh tubuh. Dengan sirkulasi darah dan oksigen yang

lancar, otomatis membuat imunitas tubuh bayi lebih baik (Field, 2002).

Hasil penelitian yang dilakukan dalam jurnal membuktikan bahwa terapi

pemijatan pada bayi memberikan efek yang positif dan terbukti menurunkan lama

hospitalisasi neonatus dan secara bermakna angka kejadian sepsis pada kelompok

yang diberikan intervensi terapi pemijatan jauh lebih rendah dibandingkan yang

tidak. Penurunan kejadian sepsis neonatorum pada bayi yang diberi pemijatan

tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan kadar fungsi imun yang dihasilkan

Page 12: BAB II DAN III Resume Jurnal Anak

pada saat pemijatan (Roesli, 2009). Melalui pijat bayi, dimana ibu memberikan

sentuhan disertai dengan penekanan lembut pada bayi akan menyebabkan ujung-

ujung saraf yang terdapat di permukaan kulit bereaksi terhadap sentuhan.

Selanjutnya saraf tersebut mengirimkan pesan-pesan ke otak melalui jaringan

saraf yang berada di medula spinalis. Proses tersebut dapat menyebabkan

perangsangan pada reseptor saraf sensorik perifer terutama reseptor tekanan.

Rangsangan ini mengaktifkan sistem saraf parasimpatis.

Pemijatan juga akan meningkatkan tonus vagal sehingga merangsang saraf

vagus. Suplai saraf parasimpatis dihantarkan ke dan dari abdomen melalui saraf

vagus. Saraf vagus adalah saraf kepala kesepuluh yang mengatur fungsi organ

tubuh termasuk dibagian dada dan perut. Rangsangan pada saraf vagus (saraf

parasimpatis) akan merangsang sel enterochromaffin dalam saluran

gastrointestinal untuk mengeluarkan hormon serotonin (Guyton, 2007). Secara

teori dapat dijelaskan bahwa pada manusia, lebih dari 90% serotonin dalam tubuh

ditemukan dalam sel enterochromaffin dalam saluran gastrointestinal (duodenum).

Sel enterochromaffin merupakan tempat sintesis dan penyimpanan utama dari

serotonin dalam tubuh. Serotonin juga ditemukan dalam sel raphe dalam batang

otak, terdapat neuron serotoninergik yang mensintesis, menyimpan, dan

melepaskan serotonin sebagai neurotransmiter. Hal ini dapat meningkatkan daya

tahan tubuh bayi berupa IgG dan IgM (Roesli,2009).

Selain itu peningkatan serotonin dapat meningkatkan kapasitas sel reseptor

yang berfungsi mengikat glukokortikoid (adrenalin, suatu hormon stress). Proses

ini menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon adrenalin (hormone stress)

sehingga bayi yang diberi perlakuan pemijatan akan tampak lebih tenang dan

tidak rewel. Pemijatan juga meningkatkan mekanisme penyerapan makanan oleh

nervus vagus sehingga nafsu makan bayi juga meningkat. Nafsu makan bayi yang

meningkat berpotensi meningkatkan berat badan bayi sehingga gizi bayi tercukupi

dan sistem imun meningkat (Guyton,2007).

Penggunaan pijat bayi ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan

oleh Field, Hernandez-reif, Diego, Schanberg, dan Kuhn (2005) dalam penelitian

“Cortisol Decreases And Serotonin And Dopamine Increase Following Massage

Therapy”, terapi pijtan mestimulasi pelepasan hormone di otak secara biokimia,

Page 13: BAB II DAN III Resume Jurnal Anak

saat seseorang mengalami stress, stress dengan penyebab apapun baik akibat

kondisi kesehatan maupun pengalaman yang membuat stress. Secara fisiologis,

saat strees dan cemas, hormone kortisol dalam tubuh akan meningkat seiring

penurunan hormone serotonin dan dopamine. Pijatan akan membut seseorang

merasa rileks karena keadaan berbalik, yaitu menurunnya hormone kortisol dan

meningkatnya hormone serotonin dan dopamine. Selain meningkatkan

kenyamanan, terapi pijat ini juga dapat meningkatkan pola tidur, terutama pada

bayi, Dieter, Field, Hernandez-Reif, Emory, dan Redzep(2003) dalam

penelitiannya “Stable Preterm Infants Gain More Weight and Sleep Less after

Five Days of Massage Therapy” menyebutkan bahwa setelah mendapatkan pijatan

selama 5 hari, bayi akan meningkat pola tidurnya dan semakin teratur dengan nilai

p-value 0,007. Sementara peningkatan berat badan tidak terlalu signifikan

perubahannya, relative serupa dengan bayi-bayi pada kelompok kontrol yang

diberikan susu formula, p-value pada kelompok intervensi yang diberikan pijat

bayi 0,001, sedangkan kelompok kontrol yang diberikan susu formula 0,04.

IMPLIKASI KEPERAWATAN

Dalam perawatan bayi lahir premature yang dirawat di NICU sebaiknya

dilakukan intervensi massase terapi yang dilakukan oleh ibu terhadap bayinya

untuk mengurangi lama hospitalisasi bayi tersebut. Ibu bayi memberikan stimulasi

kulit pada bayinya. Stimulasi taktil dilakukan dilakukan pada permukaan kulit

mulai dari bagian temporal, frontal, periorbital, hidung dan daerah perilabial

wajah, sisi eksternal pada tungkai atas dan bawah dan bagian-bagian lunak

dilakukan oleh dua atau tiga jari dengan lembut dan tekanan sedang sampai tiga

kali dalam satu arah dan tiga kali di seberang arah. Stimulasi kinestetik terdiri dari

latihan pasif (fleksi dan ekstensi) pada tungkai atas dan bawah, pergelangan

tangan, siku, pergelangan kaki dan lutut dilakukan tiga kali dengan cara salah satu

tangan menopang bagian tubuh yang akan digerakkan dan tangan yang lain

melakukan gerakan. Untuk memastikan intervensi yang dilakukan aman ibu bayi

harus mengamati keadaan bayi dan hindari stimulasi yang berlebihan.

Page 14: BAB II DAN III Resume Jurnal Anak

DAFTAR PUSTAKA

Field, Hernandez-reif, Diego, Schanberg, dan Kuhn. 2005. Cortisol Decreases

And Serotonin And Dopamine Increase Following Massage Therapy.

International Journal of Neuroscience, Vol. 115, No. 10 , Pages 1397-

1413.

Field, Hernandez-Reif, Emory, dan Redzep. 2003. Stable Preterm Infants Gain

More Weight and Sleep Less after Five Days of Massage Therapy. Journal

of Pediatric Psychology. Vol. 28, No. 6, Pages 403-411.

Guyton & Hall. 2007. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi Sebelas. Jakarta:

EGC.

Roesli, U. 2009. Pedoman pijat bayi. Edisi Revisi. Jakarta: PT Trubus Agriwidia

Page 15: BAB II DAN III Resume Jurnal Anak

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Hasil penelitian yang dilakukan dalam jurnal membuktikan bahwa terapi

pemijatan pada bayi memberikan efek yang positif dan terbukti

menurunkan lama hospitalisasi neonatus dan secara bermakna angka

kejadian sepsis pada kelompok yang diberikan intervensi terapi pemijatan

jauh lebih rendah dibandingkan yang tidak.

B. Saran

Merujuk pada hasil penelitian ini dianjurkan untuk perawatan bayi

lahir premature yang dirawat di NICU sebaiknya dilakukan intervensi massase

terapi yang dilakukan oleh ibu terhadap bayinya untuk mengurangi lama

hospitalisasi bayi tersebut.