Upload
hoangbao
View
219
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Analisis Jalur
Analisis jalur atau juga dikenal dengan sebutan path analysis dikembangkan
pertama kali pada tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika bernama Sewall Wright
(Kuncoro, 2008, p1). Bohrnstedt (Kusnendi, 2005, p1) mengartikan analisis jalur sebagai
“a technique for estimating the effect’s a set of independent variables has on a dependent variable from a set of observed correlations, given a set of hypothesized causal asymetric relation among variables.”
Sedangkan tujuan utama analisis jalur adalah
“a method of measuring the direct influence along each separate path in such a system and thus of finding the degree which variation of a given effect is determined by each particular cause.”
Jadi analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel
dengan tujuan untuk mengetahui hubungan langsung maupun tidak langsung
seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen).
Manfaat dari model analisis jalur adalah untuk menjelaskan fenomena yang
diteliti, memprediksi nilai variabel terikat (Y) berdasarkan nilai variabel bebas (X),
faktor determinan yaitu penentuan variabel bebas (X) mana yang berpengaruh dominan
terhadap variabel terikat (Y), juga dapat digunakan untuk menelusuri mekanisme (jalur-
jalur) pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), dan pengujian model
menggunakan metode trimming. Prinsip-prinsip dasar yang sebaiknya dipenuhi dalam
analisis jalur diantaranya ialah (Kuncoro, 2008, p2-3):
1. Hubungan antar variabel adalah bersifat adaptif dan bersifat normal.
8
2. Hanya sistem aliran kausal ke satu arah artinya tidak ada arah kausalitas yang
berbalik.
3. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval dan rasio.
4. Menggunakan sampel probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel
untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel
5. Observed variable diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran validitas
dan reliabilitas) artinya variabel yang diteliti dapat diobservasi secara
langsung.
6. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar
berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan artinya model teori
yang dikaji atau diuji dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang
mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel yang diteliti.
Langkah-langkah menguji analisi jalursebagai berikut (Kuncoro, 2008, p116-
117):
1. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural
Struktur:
2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi
a. Gambar diagram jalur lengkap tentukan sub-sub struktural dan
rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang
diajukan.
Hipotesis: naik turunnya variabel endogen (Y) dipengaruhi secara
signifikan oleh variabel eksogen( dan ).
9
b. Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan.
3. Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan)
Pengujian keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut :
Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut:
H0: … … … 0
H1: … … … 0
a. Kaidah pengujian signifikan secara manual : menggunakan Tabel F
1
1
Keterangan :
n = jumlah sampel
k = jumlah variabel eksogen
= Rsquare
Dengan taraf signifikan (α) = 0.05. Mencari nilai Ftabel
menggunakan Tabel F dengan rumus:
Ftabel = F{(1 - α)(dk = k),(dk = n – k – 1)}
Jika Fhitung Ftabel, maka tolak H0 artinya signifikan dan
Fhitung Ftabel, terima H0 artinya tidak signifikan
b. Kaidah pengujian signifikansi
4. Menghitung koefisien jalur secara individu
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik
berikut:
10
Ha: 0
H0: 0
Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung
dengan rumus (Riduwan & Kuncoro, 2008, p117)
; 1
Keterangan:
= Koefisien regresi dari variabel Xi
= Standard Error Koefisien Regresi
5. Mencari besar kontribusi bersama atau koefisien determinasi (KD) dengan
mengalikan Rsquare dengan 100%.
6. Meringkas dan menyimpulkan
Model analisis jalur berbeda dengan model regresi. Perbedaan tersebut terletak
pada pola hubungan yang ingin diungkapkan. Model regresi digunakan untuk
meramalkan atau menduga nilai sebuah variabel respon Y atas dasar nilai tertentu
beberapa variabel prediktor X1; X2, ..., Xk, atau pola hubungan yang mengisyaratkan
besarnya pengaruh variabel penyebab X1; X2, ..., Xk, terhadap sebuah variabel akibat Y,
baik pengaruh yang langsung secara individual maupun secara bersamaan. Telaah
statistika menyatakan bahwa untuk peramalan/pendugaan nilai Y atas dasar nilai-nilai
X1; X2, ..., Xk, pola hubungan yang sesuai adalah pola hubungan yang mengikuti model
regresi, sedangkan untuk mengetahui hubungan sebab akibat, pola yang tepat adalah
model struktural. Secara matematik, analisis jalur mengikuti pola model
11
struktural(Riduwan & Kuncoro, 2008, p5). Model struktural yaitu apabila setiap variabel
terikat/endogen (Y) keadaannya ditentukan oleh seperangkat variabel bebas/eksogen
(X). Berikut beberapa perbedaan model regresi dan model analisis jalur.
Penjelasan MODEL ANALISIS Regresi Path (Jalur)
Variabel Bebas (X) Terikat (Y)
Eksogen (X) Endogen (Y) Intervening (bila ada)
Kegunaan 1. Penjelasan terhadap fenomena yang dipelajari atau permasalahan yang diteliti.
2. Prediksi kuantitatif. 3. Faktor diterminan, yaitu
penentual variabel bebas (X) yang berpengaruh dominan terhadap variabel terikat (Y).
1. Penjelasan. 2. Prediksi kualitatif. 3. Faktor diterminan. 4. Penelusuran mekanisme
(lintasan) pengaruh.
Jenis data yang dianalisis Skala interval dan rasio Minimal skala interval dan data dinyatakan dalam satuan baku atau z score
Table 2.1 Perbedaan Model Regresi dengan Jalur Sumber : dimodifikasi dari Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur(2008)
Besar pengaruh setiap jalur dalam model analisis jalur (Beta) diperoleh dari
perhitungan sebagai berikut :
;
Keterangan :
= Koefisien regresi dari variabel Xi
= Standar deviasi dari variabel Xi
= Standar deviasi dari variabel endogen
12
Nilai Beta kemudian dikalikan dengan 100% untuk mendapatkan persentase dari
besarnya pengaruh variabel X.
2.2 Motivasi
Kata motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti suatu dorongan atau
menggerakan. Menurut G.R Terry (2003,p130) motivasi dapat diartikan sebagai suatu
“Usaha agar seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan semangat karena ada tujuan yang ingin dicapai”.
Mc Donald (Hamalik,2003,p106) berpendapat bahwa motivasi adalah suatu
perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif
atau perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang
itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik, karena seseorang mempunyai
tujuan tertentu dari aktivitasnya maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk
mencapainya dengan segala daya upaya yang dapat orang itu lakukan untuk
mencapainya (Djamarah, 2000, p114).
Dalam kaitannya dengan belajar, motivasi sangat erat hubungannya dengan
kebutuhan aktualisasi diri sehingga motivasi paling besar pengaruhnya pada kegiatan
belajar murid yang bertujuan untuk mencapai prestasi yang tinggi. Seseorang yang
mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar maka akan timbul minat yang besar
dalam mengerjakan tugas, membangun sikap, dan kebiasaan belajar yang sehat melalui
penyusunan jadwal belajar dan melaksanakannya dengan tekun. Berikut adalah faktor-
faktor yang mempengaruhi motivasi belajar:
13
1. Cita-cita
Cita-cita atau aspirasi adalah sesuatu target yang ingin dicapai. Penentuan
target ini tidak sama bagi semua murid. Target ini diartikansebagai suatu tujuan
yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung maknabagi
seseorang.Munculnya cita-cita seseorang disertai denganperkembanganakar,
moral kemauan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan yang jugamenimbulkan adanya
perkembangan kepribadian.
2. Kemampuan belajar
Dalam belajar dibutuhkan kemampuan. Setiap murid memiliki
kemampuan belajar yang berbeda. Hal inidiukur melalui taraf perkembangan
berpikir murid, dimana murid yang tarafperkembangan berpikirnya konkrit tidak
sama dengan murid yang sudahsampai pada taraf perkembangan berpikir
rasional. Murid yang merasa dirinyamemiliki kemampuan untuk melakukan
sesuatu, maka murid tersebut akan mendorongdirinya berbuat sesuatu untuk
dapat mewujudkan tujuan yang ingindiperolehnya dan sebaliknya yang merasa
tidak mampu akan merasa malasuntuk berbuat sesuatu. Kemampuan ini meliputi
beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri murid, misalnya pengamatan,
perhatian dan daya pikir fantasi
3. Kondisi murid
Kondisi murid dapat diketahui dari kondisi fisik dan kondisi
psikologis,karena murid adalah makluk yang terdiri dari kesatuan
psikofisik.Kondisifisik murid lebih cepat diketahui daripada kondisi
14
psikologisnya.Hal inidikarenakan kondisi fisik lebih jelas menunjukkan
gejalanya daripada kondisipsikologis.
4. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan unsur yang datang dari luar diri
muridyaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.Lingkungan fisik
sekolah,sarana dan prasarana perlu ditata dan dikelola agar dapat menyenangkan
danmembuat murid merasa nyaman untuk belajar.Kebutuhan
emosionalpsikologis juga perlu mendapat perhatian, misalnya kebutuhan rasa
aman,berprestasi, dihargai, diakui yang harus dipenuhi agar motivasi belajar
timbuldan dapat dipertahankan.
5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar
Unsur-unsur dinamis adalah unsur-unsur yang keberadaannya
didalamproses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah
danbahkan hilang sama sekali misalnya gairah belajar, emosi murid dan lain-
lain.Murid memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran
yangmengalami perubahan selama proses belajar, kadang-kadang kuat atau
lemah.
6. Upaya guru membelajarkan murid
Upaya guru membelajarkan murid adalah usaha guru
dalammempersiapkan diri untuk membelajarkan murid mulai dari
penguasaanmateri, cara menyampaikannya, menarik perhatian murid dan
mengevaluasihasil belajar murid. Bila upaya guru hanya sekedar mengajar,
artinyakeberhasilan guru yang menjadi titik tolak, besar kemungkinan murid
15
tidaktertarik untuk belajar sehingga motivasi belajar murid menjadi melemah
atauhilang (Max Darsono, 2000, p65).
Dalam Sardiman (2001,p81), disebutkan bahwa motivasi yang ada pada
diri seorang murid, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tekun menghadapi tugas.
b. Ulet menghadapi kesulitan.
c. Menunjukan minat terhadap bermacam-macan masalah.
d. Lebih senang bekerja mandiri.
e. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin.
f. Dapat mempertahankan pendapatnya.
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya.
h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
2.3 Prestasi
Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau
kegiatan tertentu.Menurut MersonSangalang yang dikutip dari Tulus Tu’u (2004, p78)
ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan murid dalam mencapai hasil
belajar yang baik yaitu:
1. Faktor kecerdasan.
Tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki murid sangat menentukan
prestasi belajarnya, termasuk prestasi-prestasi lain yang ada dalam dirinya.
2. Faktor bakat
16
Bakat yang dimiliki murid apabila diberi kesempatan untuk
dikembangkan maka akan mencapai prestasi belajar yang diharapkan.
3. Faktor minat dan perhatian
Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu.Perhatian
adalah melihat dan mendengar dengan baik serta teliti terhadap sesuatu.
Minat dan perhatian yang tinggi akan memberikan dampak yang baik bagi
prestasi belajar murid.
4. Faktor motif
Motif selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha dan kegiatan
seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Apabila dalam belajar,
murid mempunyai motif yang baik dan kuat maka hal ini akan memperbesar
usaha dalam mencapai prestasi yang tinggi.
5. Faktor cara belajar
Keberhasilan belajar murid dipengaruhi oleh cara belajarnya. Cara
belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi belajar yang lebih
tinggi dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efektif.
6. Faktor lingkungan keluarga.
Keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif dalam
memberi pengaruh pada prestasi murid.Terutama dalam hal mendorong,
memberi semangat, dan memberi teladan yang baik kepada anaknya.
7. Faktor sekolah.
17
Sekolah merupakan faktor pendidikan yang sudah terstruktur,
memiliki sistem, dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etik,
moral,mental, spiritual, disiplin dan ilmu pengetahuan (Tulus Tu’u,2004,
p78).
2.4 Pembimbing
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,pembimbing adalah orang yang
membimbing; pemimpin; penuntun.Dalam konteks Kumon, pembimbing bertanggung
jawab atas kelangsungan belajar di kelas Kumon.Pembimbing juga menjadi penghubung
antara anak yang belajar di Kumon dengan orang tuanya. Dalam membimbing, seorang
pembimbing harus menerapkan SPE (Smile, Praise, Encourage). Smile yang artinya
senyum mengharuskan seorang pembimbing untuk selalu senyum agar murid merasa
nyaman. Praise yang artinya pujiandimaksudkan agar pembimbing tidak lupa untuk
memberikan pujian kepada setiap murid sesuai dengan pencapaiannya.Encourage yang
artinya memberi semangat juga merupakan tugas yang harus dilakukan pembimbing
kepada muridnya. Tugas pembimbing antara lain adalah menggali potensi murid dan
mengajar agar murid dapat mandiri. Oleh karena jumlah murid yang banyak, maka
seorang pembimbing Kumon akan dibantu oleh sejumlah asisten dalam menjalankan
tugasnya.
2.5 Asisten
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, asisten adalah orang yang bertugas
membantu orang lain dalam melaksanakan tugas professional, misal dalam pekerjaan,
profesi, dan kedinasan. Asisten juga berarti pembantu ahli dalam bekerja. Dalam
18
konteks Kumon, asistenbertugas membantu pekerjaan pembimbing dan memandu
seorang murid kembali pada suatu masalah sebelumnya secarasistematis.Asisten tidak
bertugas untuk memberikan jawaban dari masalah kepada murid. Sama dengan
pembimbing, seorang asisten juga harus menerapkan SPE dalam pekerjaannya.
2.6 Orang Tua
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebut bahwa orang tua adalah ayah dan
ibu kandung; orang yang dianggap tua (cerdik pandai, ahli, dsb); orang-orang yang
dihormati (disegani) di kampung; tetua.Orang tua di dalam kehidupan keluarga
mempunyai posisi sebagai kepala keluarga atau pemimpin rumah tangga.Orang tua
memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh, dan membimbing anak-anaknya
untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan
bermasyarakat.Pengertian orang tua diatas tidak lepas dari pengertian keluarga, karena
orang tua merupakan bagian keluarga besar yang sebagaian besar telah tergantikan oleh
keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.Dalam metode Kumon, orang tua
di rumah diharapkan juga memberikan SPE kepada anak-anaknya.
2.7 Skala Pengukuran
Menurut Sugiyono(2002, p14),kesesuaian antara macam data dengan metode
analisis statistiknya didasarkan pada skala pengukuran datanya. Berdasarkan skala
pengukurannya, data dibedakan menjadi 4 macam yaitu:
1. Skala Nominal
19
Data nominal adalah data yang hanya dapat digolong-golongkan
secara terpisah, secara diskrit, atau kategori. Data ini diperoleh dari hasil
menghitung, misalnya dalam suatu kelas setelah dihitung terdapat 50
mahamurid, terdiri atas 30 pria dan 20 wanita.
2. Skala Ordinal
Data ordinal adalah data yang berbentuk ranking atau peringkat.
Misalnya juara I, II, II, dan seterusnya.Data ini bila dinyatakan dalam skala,
maka jarak satu data dengan data yang lain tidak sama.
3. Skala Interval
Data interval adalah data yang jaraknya tidak sama tetapi mempunyai
nilai nol (0) absolut/mutlak. Contoh skala termometer, walaupun ada nilai 0o
C, tetapi tetap ada nilainya. Data-data yang diperoleh dari pengukuran
dengan instrumen sikap dengan skala likert misalnya adalah berbentuk data
interval.
4. Skala Rasio
Data rasio adalah data yang jaraknya sama dan mempunyai nilai nol
mutlak. Misalnya data tentang berat, panjang, dan volume. Berat 0 kg berarti
tidak ada bobotnya, panjang 0 m berarti tidak ada panjang.
Data yang menggunakan skala pengukuran nominal dan atau ordinal, analisis
statistik yang digunakan digolongkan dalam analisis statistik nonparametrik.Sedangkan
data yang menggunakan skala pengukuran interval dan atau rasio, analisis statistik yang
digunakan digolongkan dalam analisis statistik parametrik.
20
2.8 Model Skala Sikap
Skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial tertentu (Sugiono,2004,p86). Dalam skala likert, variabel
yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Indikator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan
atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.
2.9 Structured Non Disguised
Tipe kuisioner yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
structured non disguised. Pola dari kuisioner ini merupakan gabungan dari pola
pertanyaan terstruktur (structured question) dan tidak ada yang disamarkan pada
pertanyaan (nondisguised question). Structured question berarti sebuah pertanyaan
diajukan kata demi kata untuk setiap responden dan dengan kategori respon yang tetap
(Parasuraman, 2008). Nondisguised question adalah sebuah pertanyaan langsung yang
tujuannya diketahui dengan jelas dan responden menyadari bahwa mereka sedang
diamati. Bisa diartikan bahwa tipe kuisioner structured non disguisedmerupakan
kuisioner dengan derajat ketegasan yang tinggi melaluipertanyaan yang tepat dan
langsung tanpa ada penyamaran pertanyaan.
2.10Uji Validitas dan Reliabilitas
21
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid. Instrumen yang reliable adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Dengan menggunakan instrument yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data,
maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliable (Sugiyono, 2003,
p110).
2.10.1 Validitas
Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep
yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan
dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan(2004, p109-110) menjelaskan
bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan
suatu alat ukur.Alat ukut yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Riduwan
&Kuncoro, 2008, p217). Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu kita mencari
harga korelasi antara bagian-bagian alat ukur secara keseluruuhan dengan cara
mengkorelasi tiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor
butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment.
∑ ∑ . ∑∑ ∑ . ∑ ∑
Dimana:
r = koefisien korelasi product moment
x = skor tiap pertanyaan
y = skor total
22
N = jumlah responden
Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus: √√
Keterangan :
t = Nilai
r = Koefisien korelasi hasil
n = Jumlah responden
Distribusi (Tabel t) untuk α = 0.05 dan derajat kebebasan (dk = n - 2)
Kaidah keputusan: Jika > berarti valid, sebaliknya
Jika < berarti tidak valid
Jika instrumenitu valid, makadilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasi
(r) sebagai berikut:
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0.80 – 1.00 Sangat Kuat 0.60 – 0.799 Kuat 0.40 – 0.599 Cukup Kuat 0.20 – 0.399 Rendah 0.00 – 0.199 Sangat Rendah
Tabel 2.1 Interval Koefisien
2.10.2 Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan
atau keajegan) alat pengumpul (instrumen) yang digunakan. Dari hasil pernyataan yang
valid dikelompokkan menjadi satu untuk diuji reliabilitasnya, untuk butir yang tidak
valid dinyatakan gugur atau diperbaiki. Pengujian reliabilitas instrumendilakukan
23
dengan umus korelasi Pearson Product Moment dengan teknik belah dua awal-akhir
yaitu (Riduwan &Kuncoro, 2008, p221):
∑ ∑ . ∑∑ ∑ . ∑ ∑
Harga ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh karenanya disebut
. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumusSpearman Brown
(Split Half).
Dimana:
ri = reliabilitas internal seluruh instrumen
rb= korelasi product moment antara belahan pertama dengan belahan kedua
Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan
distribusi (Tabel r) untuk α = 0.05 atau α = 0.01 dengan derajat kebebasan (dk = n-2).
Kemudian membuat keputusan membandingkan dengan . Adapun kaidah
keputusan: Jika berarti reliabel dan berarti tidak reliable.
2.11 Tranformasi Data Ordinal menjadi Interval
Mentransformasi data ordinal menjadi data interval berguna untuk memenuhi
salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala interval.Teknik
transformasi yang paling sederhana dengan menggunakan MSI (Method of Successive
Interval). Langkah-langkah transformasi data ordinal ke data interval adalah sebagai
berikut:
1. Perhatikan setiap butir jawaban responden dari kuesioner;
24
2. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapatkan skor 1, 2, 3,
4, dan 5 yang disebut sebagai frekuensi;
3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya
disebut proporsi;
4. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai
proporsi secara berurutan perkolom skor;
5. Gunakan Tabel Distribusi Normal, hitunga nilai Z untuk setiap proporsi
kumulatif yang diperoleh;
6. Tentukan nilai tinggi densitas untk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan
menggunakan table Tinggi Densitas);
7. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus:
8. Tentukan nilai transformasi dengan rumus: 1 | |
2.12 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal
atau tidak.Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi
normal.Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada
nilai residualnya. Pengamatan data yang normal akan memberikan nilai ekstrim yang
rendah dan ekstrim tinggi yang sedikit dan kebanyakan mengumpul di tengah. Demikian
juga nilai rata-rata, modus dan median relatif dekat.Uji normalitas dalam penelitian ini
25
menggunkan uji Kolmogorov-Smirnov(K-S).Langkah-langkah pengujian menggunakan
Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:
1. Urutkan nilai galat ei dari terkecil sampai terbesar.
2. Transformasi nilai ei menjadi zi dengan zi = (ei− e)/s; dimana e adalah rata-
rata dan s adalah simpangan baku nilai galat.
3. Tentukan besarnya nilai peluang zi yaitu P(zi) dan peluang proposional S(zi).
4. Tentukan selisih mutlak | S(zi) - P(zi) | dan | S(zi-1) - P(zi) |.
5. Tentukan nilai statistika Kolmogorov Smirnov D = maksimum | S(zi) -
P(zi) | atau | S(zi-1) - P(zi) |.
6. Bandingkan nilai D dengan Dα(n)
7. Keputusan jika D > Dα(n) maka tolak Ho artinya nilai variabel galat tidak
normal
2.13 Uji Homogenitas
Uji homogenitas diartikan bahwa, jika varians sama (ini yang seharusnya
terjadi), maka dapat dikatakan data homogen dan jika varian tidak sama berarti data
tidak homogen. Deteksi homogenitas dapat dilakukan dengan metode scatter plot
dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai
residualnya).Model yang baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik,
seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar
kemudian menyempit.
2.14 Javascript
26
Javascript diperkenalkan pertama kali olehNetscapepada tahun 1995.Pada
awalnyabahasa ini dinamakan“LiveScript”yang berfungsi sebagai bahasa sederhana
untuk browser Netscape Navigator 2.Pada masa itu bahasa ini banyak di kritik
karenakurang aman, pengembangannya yang terkesan buru-buru dan tidak ada
pesankesalahan yang di tampilkan setiap kali kita membuat kesalahan pada saat
menyusunsuatu program. Kemudian sejalan dengan giatnya kerjasama
antaraNetscapedanSun(pengembang bahasa pemrograman“Java”) pada masa itu, maka
Netscapememberikan nama“JavaScript”kepada bahasa tersebut pada tanggal 4
desember1995.
Javascript adalah bahasa yang berbentuk kumpulan skrip yang pada
fungsinyaberjalan pada suatu dokumen HTML.Sepanjang sejarah internet, bahasa ini
adalahbahasa skrip pertama untuk web. Bahasa ini adalah bahasa pemrograman untuk
memberikan kemampuan tambahan terhadap bahasa HTML dengan
mengijinkanpengeksekusian perintah-perintah di sisi user, yang artinya di sisi browser
bukan disisi server web.Javascript bergantung kepada browser(navigator) yang
memanggil halaman web yangberisi skrip dari Javascript dan tentu saja terselip di dalam
dokumen HTML.Javascript juga tidak memerlukan kompilator atau penterjemah khusus
untuk menjalankannya (pada kenyataannya kompilator Javascript sendiri sudah
termasuk didalam browser tersebut).
2.15 ActiveX
ActiveX merupakan nama brand dari Microsoft untuk teknologi yang semula
dikenal sebagai Object Linking dan Embedding (OLE), dan OLE Control Extention
27
(OCX). ActiveX adalah sejenis perangkat lunak yang didasarkan pada Component
Objeck Model (COM). ActiveX adalah standar yang memungkinkan komponen
perangkat lunak untuk berinteraksi satu dengan yang lain dalam lingkungan jaringan,
terlepas dari bahasa yang digunakan. ActiveX merupakan objek COM yang portable dan
dipakai secara luas pada platform Windows, khususnya pada aplikasi berbasis web.
ActiveX dapat dipanggil dari halaman web melalui penggunaan bahasa script atau
langsung dengan tag pada HTML. Penelitian ini menggunakan ActiveX dokumen.
Dengan ActiveX dokumen, sebuah program dapat dibuka sendiri sesuai dengan menu
yang tersedia sehingga bisa membuka dokumen non-HTML, seperti dokumen Microsoft
Excel atau Microsoft Word.
2.16Rekayasa Perangkat Lunak
Rekayasa perangkat lunak adalah suatu disiplin ilmu (engineering discipline)
yang berkaitan dengan semua aspek dalam produksi perangkat lunak mulai dari tahap
awal spesifikasi sistem sampai dengan pemeliharaan sistem setelah digunakan. Dalam
definisi ini, ada dua frase kunci:
1. Engineering discipline
Para pekerja (engineer) membuatnya berfungsi. Engineer menerapkan teori,
metode, dan alat-alat mana yang sesuai. Namun, engineermenggunakannya
secara selektif dan selalu mencoba untuk menemukan solusi-solusi untuk
masalah bahkan ketika tidak ada teori dan metode yang berlaku.
2. All aspect of software production
28
Engineer perangkat lunak tidak hanya memperhatikan proses teknis dari
pengembangan perangkat lunak. Hal tersebut juga mencakup kegiatan seperti
manajemen proyek dan alat-alat pengembangan perangkat lunak, metode,
dan teori untuk mendukung produksi perangkat lunak.
Terdapat banyak proses model yang digunakan dalam rekayasa perangkat lunak.
Model proses ini secara terstruktur menunjukkan urutan proses dalam pengembangan
perangkat lunak.Model proses yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
modelwaterfall. Model waterfalladalah model klasik yang bersifat sistematis yaitu
berurutan dalam membangun perangkat lunak. Model proses Waterfall digunakan jika
kebutuhan dari klien telah terdefinisi dengan jelas serta alur kerja yang akan dilakukan
juga telah jelas. Langkah-langkah dalam membangun perangkat lunak dengan model ini
adalah sebagai berikut:
1. Requirements analysis and definiton, yaitu mengumpulkan kebutuhan dengan
lengkap lalu dianalisis dan didefinisikan.
2. System and software design,yaitu pengerjaan desain setelah semua kebutuhan
telah dikumpulan.
3. Implementation and unit testing,yaitu pengkodean menggunakan bahasa
pemrograman yang sudah ditentukan.
4. Integration and system testing,yaitu penyatuan unit-unit program kemudian
dilakukan pengujian secara menyeluruh.
5. Operation and maintenance,yaitu mengoperasikan program dilingkungannya
dan melakukan pemeliharaan.
2
h
i
T
D
2.17 Intera
Interak
hubungan a
implementas
Terdapat at
Design (dela
1. Str
Ka
saj
dis
ko
2. En
aksi Manusi
ksi manusia
antara manu
si antarmuk
turan-aturan
apan aturan e
rive for cons
aidah ini ada
ja sedikit m
sini meliput
nsistensi wa
nable frequen
GSumb
ia dan Kom
a dan komp
usia dan ko
ka pengguna
yang telah
emas), yaitu
sistency
alah yang pa
menipu karen
ti konsisten
arna, tata leta
nts users to u
Requirement definiton
Sy
Gambar 2.1 ber: Softwar
mputer
puter merup
omputer yan
a komputer
h dikenal d
u:
aling sering d
na ada ban
nsi untuk p
ak, huruf, da
use shortcut
ystem and software design
Impleand u
Waterfall Mre Engineerin
pakan disip
ng meliputi
agar muda
dengan Eigh
dilanggarteta
nyak bentuk
prompt, me
an sebagainy
ts
ementation unit design
Integrand sytest
Model ng (2011)
plin ilmu ya
perancanga
ah digunaka
ht Golden R
api mengiku
dari konsis
enu, dan la
ya yang haru
ration ystem ting
Operatand
mainten
ang mempe
an, evaluasi
an oleh man
Rules inInte
uti kaidah in
stensi. Kons
ayar bantu;
s diterapkan
tion d nance
29
elajari
, dan
nusia.
erface
ni bisa
sisten
dan
n.
30
Menyadari kebutuhan pengguna yang berbeda-beda maka muncul kebutuhan
dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan kecepatan interaksi,
sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi, perintah tersembunyi, dan
fasilitas makro.
3. Offer informative feedback
Untuk setiap tindakan pengguna, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan
balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat
diberikan umpan balik yang sederhana tetapi ketika tindakan merupakan hal
yang penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial.
4. Design dialogs to yields closure
Urutan tindakan sebaiknya diatur sehingga memiliki bagian awal, tengah, dan
akhir. Umpan balik yang informatif akan memberikan indikasi bahwa cara
yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan tindakan berikutnya.
5. Offer error prevention and simple error handlings
Sistem didesain sedemikian rupa sehingga pengguna tidak dapat membuat
kesalahan yang fatal.Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan
dengan cepat dan memberikan mekanisme yang sederhana dan mudah
dipahami.
6. Permit easy reversal of actions
Sebanyak mungkin, tindakan harus reversible.Hal ini dapat mengurangi
kekhawatiran karena pengguna mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat
dibatalkan sehingga pengguna tidak takut untuk mengekplorasi pilihan-pilihan
lain yang belum biasa digunakan.
31
7. Support internal locus of control
Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon tindakan
yang dilakukan pengguna daripada pengguna merasa bahwa sistem mengontrol
dirinya. Sebaiknya sistem dirancang sedemikan rupa sehingga pengguna
menjadi inisiator daripada responden.
8. Reduce short-term memory load
Keterbatasan ingatan manusia membuatnya membutuhkan tampilan tetap yang
sederhana atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta
diberikan cukup waktu pelatihan untuk kode, mnemonic, dan urutan
tindakan.(Shneiderman, 2010, p88 - 89)