18
Makalah Auditing The Investing and Financing Cycle Disusun oleh : Stefi Yunia Suwarlan (125020300111109) I Dewa Made Gede B.B. (125020307111011) Tania Yolandia L.K. (125020307111061) Faisal Afiff E. (125020307111065) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

auditing - ch 17.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Makalah

Auditing The Investing and Financing Cycle

Disusun oleh :

Stefi Yunia Suwarlan

(125020300111109)

I Dewa Made Gede B.B.

(125020307111011)

Tania Yolandia L.K.

(125020307111061)

Faisal Afiff E.

(125020307111065)

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya

2015A. SIFAT SIKLUS INVESTASI DAN PEMBIAYAAN

1. Peninjauan Siklus Investasi dan PembiayaanAktivitas investasi adalah pembelian dan penjualan tanah, bangunan, peralatan serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali. Di samping itu, aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan penjualan instrument keuangan yang tidak dimaksudkan untuk tujuan perdagangan. Suatu entitas mengakuisisi aktiva-aktiva ini karena aktiva itu diperlukan untuk mendukung operasi dan proses intinya.Langkah-langkah dalam mengaudit aktivitas investasi, yaitu :

Pertama, pemahaman atas aktiva yang diperlukan untuk mendukung operasi entitas bersangkutan (misalnya mesin, peralatan, fasilitas, tanah atau sumber daya alam) dan tingkat pengembalian yang diharapkan perusahaan akan dicapai dari aktiva yang mendasarinya.

Kedua, penentuan aktiva apa yang diakuisisi selama periode berjalan.

Biasanya pertumbuhan aktiva tetap harus memperlihatkan hubungan yang konsisten dengan pertumbuhan pendapatan. Aktiva jangka panjang biasanya cukup stabil bagi kebanyakan entitas. Dengan kata lain, sebagian besar aktiva tetap yang ada pada akhir tahun juga ada pada awal tahun. Karenanya, auditor sering memusatkan strategi audit pada audit perubahan aktiva jangka panjang, bukan pada keseluruhan populasi aktiva jangka panjang.

Aktivitas pembiayaan mencakup transaksi dan peristiwa dimana kas diperoleh dari atau dibayarkan kembali kepada kreditor (pembiayaan dengan utang) atau pemilik (pembiayaan dengan ekuitas). Aktivitas pembiayaan dapat meliputi, misalnya, mendapatkan pinjaman, lease modal, menerbitkan obligasi, atau menerbitkan saham preferen atau saham biasa. Aktivitas pembiayaan juga akan mencakup pembayaran untuk melunasi utang, mengakuisisi kembali saham, dan membayar dividen.

B. SIKLUS INVESTASI

Menurut ISA 200 paragraf 11

Dalam melaksanakan suatu audit atas laporan keuangan, tujuan auditor secara keseluruhan adalah untuk memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan sebagai suatu keseluruhan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan, oleh karena itu memungkinkan auditor untuk menyatakan opini atas apakah laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

1. Tujuan AuditKlasifikasi transaksi yang berhubungan dengan audit aset tetap termasuk perolehan aktiva tetap (apakah dibeli atau diproduksi), pelepasan transaksi aktiva tetap (penjualan atau trade-in aset tetap), perbaikan dan pemeliharaan (yang mungkin termasuk transaksi yang harus dikapitalisasi), dan beban penyusutan (pencocokan biaya aktiva tetap dengan pendapatan). 2. Prosedur Analitis

Prosedur analitis adalah pengevaluasian terhadap informasi keuangan yang dilakukan melalui analisis hubungan antara data keuangan dan data nonkeuangan (ISA 520 paragraf 3).

Prosedur analitis dapat membantu auditor untuk mengidentifikasi eksistensi transaksi atau peristiwa, serta jumlah, rasio, dan tren yang tidak biasa, yang dapat mengindikasikan hal-hal yang memiliki implikasi audit. Hubungan yang tidak biasa atau yang tidak diharapkan yang terindikasi dapat membantu auditor dalam mengidentifikasi risiko salah saji material, terutama risiko salah saji material yang diakibatkan oleh kecurangan (ISA 315 paragraf 6).

Prosedur analitis diperlukan sebagai bagian dari perencanaan audit, karena menghemat biaya dan membantu auditor dalam mengidentifikasi salah saji asersi. Aset tetap itu relative stabil, prosedur analitis menyediakan jaminan tentang presentasi yang sesuai dalam laporan keuangan. Bagaimanapun juga auditor harus menunjukkan tingkat skeptis yang professional ketika mengevaluasi kewajaran dari beban depresiasi dan juga kebijakan mengenai apakah lease itu termasuk capital lease atau operating lease, dan apakah sebaiknya biaya tersebut dikapitalisasi atau dibebankan langsung.

Menurut ISA 330

Dalam merancang prosedur audit lebih lanjut, auditor harus mempertimbangkan dasar penilaian yang dilakukan atas risiko salah saji material pada tingkat asersi untuk setiap golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan, termasuk kemungkinan salah saji material yang disebabkan oleh karakteristik tertentu yang relevan dengan golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan seperti risiko bawaan.

3. Risiko BawaanRisiko bawaan untuk asset yang tahan lama adalah masalah yang kompleks. Di satu sisi, risiko bawaan untuk asersi keberadaan itu seringkali terbilang rendah karena asset tetap itu tidak rentan terhadap pencurian. Di sisi lain, jika terdapat dorongan untuk meningkatkan pendapatan maka terdapat risiko yang besar bahwa manajemen mungkin saja berniat untuk mengkapitalisasi beban tersebut. ISA 520 tentang prosedur analitisRuang Lingkup

ISA 520 ini berkaitan dengan penggunaan prosedur analitis oleh auditor sebagai prosedur substantive. ISA ini juga berkaitan dengan tanggungjawab auditor untuk melakukan prosedur analitis pada akhir audit untuk membantu auditor saat membentu sebuah kesimpulan pada laporan keuangan.

Tujuan

a) Untuk memperoleh bukti audit yang relevan dan handal saat menggunakan substantive analytical procedure.Untuk mendesain dan melaksanakan prosedur analitis di akhir audit untuk membantu auditor saat membentu sebuah kesimpulan apakah laporan keuangan sudah sesuai dengan pemahaman auditor mengenai entitas tersebut.

PENGUJIAN SUBSTANTIF

Tujuan pengujian substantif terhadap investasi adalah :

1. Memperoleh keyakinan tentang keandalah catatan akuntansi yang bersangkutan dengan investasi.

2. Membuktikan bahwa saldo investasi mencerminkan kepentingan klien yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan investasi selama tahun yang diaudit.

3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang di catat selama tahun yang diaudit dan kelengkapan saldo investasi yang disajikan di neraca.

4. Membuktikan bahwa saldo investasi yang dicantumkan di neraca.

5. Membuktikan kewajiban penyajian dan pengungkapan investasi di neraca.4. Pengujian Subtantif atas Saldo Aktiva Tetap

Penentuan Risiko Deteksi

Ketika menentukan risiko deteksi, auditor harus mempertimbangkan sejauh mana klien mempunyai aktiva konstruksi, lease modal yang signifikan, dan penambahan serta penarikan yang signifikan dari aktiva-aktiva itu. Auditor juga perlu mengevaluasi asumsi-asumsi kunci yang bertalian dengan estimasi akuntansi atas beban penyusutan. Akhirnya, risiko deteksi dalam penugasan yang berulang seringkali tergantung pada pengendalian internal atas siklus pengeluaran.

Merancang Pengujian Substantif

Pengujian substantif yang mungkin untuk asersi aktiva tetap yaitu :

a. Prosedur Awal

Mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri klien

Melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan aktiva tetap yang akan mendapat pengujian lebih lanjut.

b. Prosedur Analitis

- Mengembangkan ekspektasi atas aktiva tetap dengan menggunakan pengetahuan tentang aktivitas industri dan bisnis entitas tersebut,

- Menghitung rasio :

Perputaran aktiva tetap

Beban penyusutan sebagai persentase dari penjualan

Beban reparasi dan pemeliharaan sebagai persentase dari penjualan

Tingkat pengembalian atas aktiva

-Menganalisis hasil-hasil rasio dibandingkan dengan pengharapan berdasarkan data tahun-tahun sebelumnya, yang diangarkan, industri, dan data lainnya.

c. Pengujian Rincian Transaksi

-Memvouching penambahan aktiva tetap ke dokumentasi pendukung

-Memvouching pelepasan aktiva tetap ke dokumentasi pendukung

-Mereview ayat jurnal ke beban reparasi dan pemeliharaan

d. Pengujian Rincian Saldo

- Menginspeksi aktiva tetap

- Memeriksa dokumen kepemilikan dan kontrak

e. Pengujian Rincian Saldo Estimasi Akuntansi

-Mengevaluasi kewajaran penyajian beban penyusutan dengan mengevaluasi kelayakan umur manfaat dan estimasi nilai sisa.

-Menentukan apakah suatu kejadian yang signifikan akan mengakibatkan penurunan nilai aktiva tetap.

f. Penyajian dan Pengungkapan

-Membandingkan penyajian laporan dengan IFRS

C. SIKLUS PEMBIAYAAN

Transaksi investasi yang signifikan biasanya disertai dengan transaksi financial yang signifikan. Siklus pembiayaan terbagi menjadi dua jenis transaksi utama yaitu :

a. Transaksi utang jangka panjang : mencakup peminjaman dari obligasi, hipotek, wesel, serta pembayaran pokok dan bunga yang berkaitan.b. Transaksi ekuitas pemegang saham : mencakup penerbitan dan penarikan saham preferen serta saham biasa, transaksi saham treasuri atau treasury stock, dan pembayaran deviden.Penerbitan obligasi dan saham biasa biasanya merupakan sumber dana modal yang utama. Dengan demikian , perhatian akan dipusatkan terutama pada kedua sumber pembiayaan ini. Siklus pembiayaan berkaitan dengan siklus pengeluarah ketika kas dikeluarkan untuk membayar bunga obligasi, penariakn obligasi, deviden tunai,dan pembelian saham treasuri atau treasury stock. Akun-akun yang digunakan dalam mencatat transaksi siklus pembiayaan meliputi:Transaksi Hutang Jangka PanjangTransaksi Ekuitas Pemegang Saham

Obligasi, hipotek, wesel, dan hutang pinjamanSaham Preferen

Premi (diskonto) obligasiSaham Biasa

Hutang BungaTreasury Stock

Beban BungaModal Disetor

Keuntungan / kerugian atas penarikan ObligasiLaba ditahan

Deviden

Hutang Deviden

1. Strategi Awal Untuk Utang Jangka Panjang Resiko bawaan tertinggi dalam hal ini terkait dengan tidak tercatatnya liabilitas.

Asersi-asersi terdiri dari Existence and Occurrence, Completeness, Rights and Obligations, Valuation or Allocation, dan Presentation and Disclosure. Dari asersi ini ditentukan resiko-resiko yang muncul yakni Inherent Risk, Control Risk, Analytical Procedures Risk, dan Test of Details Risk.

2. Pengujian Subtantif Untuk Utang Jangka Panjang

Prosedur substantive Suatu prosedur audit yang dirancang untuk mendeteksi salah saji material pada tingkat asersi. (ISA 330, A42-A57)

Initial Procedures

Analytical Procedures

Tests of Details of Transactions

Tests of Details of Balances

Presentaion and Disclosures

Prosedur Inisial.

Pada prosedur ini, auditor melakukan pemahaman atas bisnis klien. Dalam hal ini, auditor mencari tahu kebutuhan perusahaan akan pendanaan dan juga kemampuan perusahaan atas hutang hutang yang mereka miliki. Karena, tidak dapat dipungkiri, kegiatan pendanaan berkaitan dengan investasi pada langkah berikutnya.

Beberapa daftar yang berkaitan dengan hutang jangka panjang dapat berupa utang jangka panjang bank, obligasi capital lease, dan beberapa obligasi yang dimiliki oleh pemegang obligasi diluar perusahaan.

Langkah-Lanhkah yang dapat dilakukan ialah :

a. Mendapatkan pemahaman atas bisnis dan industry dan menentukan :

Sumber-sumber pendanaan yang signifikan yang digunakan oleh entitas (debt dan equity)

Faktor pendorong ekonomi yang mempengarhu kebutuhan entitas untuk mendanai dan kemampuannya untuk melayani biaya utang dan ekuitas Standar industry pada tingkatan dimana industry menggunakan utang dan pembiayaan ekuitas dan dampak utang terhadap pendapatanb. Melaksanakan prosedur awal atas saldo ekuitas shareholder dan catatan-catatan yang akan digunakan untuk pengujian lebih lanjut.

Menelusuri saldo awal ke saldo audit tahun lalu atas akun utang jangka panjang.

Review aktivitas terkait utang jangka panjang dan menginvestigasi jurnal-jurnal yang nampak tidak wajar dalam hal jumlah dan sumber.

Mendapatkan client-prepared schedules terhadap perubahan di dalam saldo utang jangka panjang dan menentukan apakah sudah secara akurat merepresentasikan pencataan akuntansi dengan cara:

i. Mengecek footing dan crossfooting, mencocokkan hasil dengan kenaikan dan penurunan dalam buku pembantu dan buku besar.

ii. Menguji kesuaian item dalam daftar dengan data pembukuan pada buku pembantu dan buku besar.

Prosedur Analitik (ISA 315, A7-A9)

Bagian penting dari audit utang jangka panjang ialah konsistensi dari informasi keuangan dengan ekspektasi auditor. Dalam poin satu sebelumnya, dijelaskan bagaimana pemahaman bisnis klien bisa membantu dalam prosedur selanjutnya berkaitan dengan utang jangka panjang.

Auditor sebaiknya mengevaluasi pengungkapan yang berkaitan dengan jatuh tempo sebuah utang. Tanggung jawab auditor disini ialah mengevaluasi bagaimana kelangsungan perusahaan dan bagaimana kemampuan perusahaan menghasilkan sejumlah kas untuk membayar beban bunga obligasi atau pada saat jatuh tempo obligasi.

a. Menghitung rasio-rasio

Interest-bearing debt, comparing return on assets with the incremental cost of debt, Times interest earned, current portion of debt.

b. Membandingkan rasio dengan angka pembanding, misalnya: angka tahun lalu, angka anggaran, angka industri, dan angka lain yang setara.

Pengujian Rincian atas Transaksi. (ISA 330)

Terdapat beberapa bukti transaksi yang harus didapat oleh auditor, antara lain :

a. Bukti pada saat penerbitan obligasi, baik itu data face value dan pehritungan net proceeds.

b. Bukti canceled notes atau sertifikat obligasi. Yang dimiliki oleh pembeli obligasi. Sertifikat obligasi didapat jika pembayaran sudah dilunasi seluruhnya.

c. Sertifikat saham. Akan didapat jika obligasi di konversikan ke dalam saham.

Pengujian Rincian atas Saldo

Terdapat 3 pengujian substantive atas saldo, antara lain :

a. Me-review otorisasi dan kontrak.

Bukti otorisasi dari persetujuan obligasi yang terjadi, bisa didapat dari rapat dewan direksi. Review kontrak berupa rincian dari perjanjian dan pemenuhan entitas, serta rincian dari obligasi dibawah capital lease.

b. Konfirmasi utang (ISA 505)

Dalam mengkonfirmasi adanya sebuah utang, maka auditor dapat berkomunikasi langsung dengan mengirimkan surat konfirmasi kepada kreditor atau wali obligasi. Untuk utang bank, auditor dapat mengirimkan konfirmasi kepada bank dan meminta bank untuk mengirim kembali konfirmasi tersebut langsung ke auditor. Setiap konfirmasi berisi tentang status jumlah utang perusahaan saat ini. Dan konfirmasi yang sudah dikembalikan, dibandingkan dengan apa yang tercatat di saldo perusahaan, jika ada perbedaan, bisa dipertanyakan kepada pihak auditee.

c. Penghitungan ulang beban bunga

Auditor mentracing keberadaan bukti bukti pembayaran bunga atas obligasi. Bisa melalui bukti voucher, canceled checks dan konfirmasi.

Pengujian Rincian atas Penyajian dan Pengungkapan.

Pada tahap ini, auditor melihat apakah auditee sudah mencantumkan utang jangka panjang di laporan keuangannya. Atau sudahkah auditee memperhatikan kelengkapan dari utang jangka panjang seperti yang terdapat pada standar akuntansi keuangan. (diatur dalam ISA 330 paragraf 24).

Bandingkan pelaporan hutang dengan IFRS :

a. Tentukan saldo utang jangka panjang sudah diidentifikasi dan klasifikasi pada laporan keuangan.

b. menentukan kelayakan pengungkapan mengenai semua persyaratan, perjanjian, dan ketentuan jatuh tempo yang berkaitan dengan utang jangka panjangc. Mengevaluasi kelengkapan penyajian dan pengungkapan saldo akun utang jangka panjang dalam draft laporan keuangan, misalnya dengan menggunakan checklist pengungkapan.

d. Membaca ulang pengungkapan dan mengevaluasi tingkat kejelasan pengungkapan.

3. Strategi Audit Awal untuk Ekuitas Pemegang Saham

Resiko bawaan tertinggi dalam hal ini terkait dengan asersi pengungkapan dan pelaporan. Terkadang perusahaan menggunakan instrument ekuitas yang berfungsi sebagai debt dan tidak boleh diakui dalam ekuitas shareholders.

Asersi-asersi terdiri dari Existence and Occurrence, Completeness, Rights and Obligations, Valuation or Allocation, dan Presentation and Disclosure. Dari asersi ini ditentukan resiko-resiko yang muncul yakni Inherent Risk, Control Risk, Analytical Procedures Risk, dan Test of Details Risk.

4. Pengujian Subtantif untuk Ekuitas Pemegang SahamBerdasarkan ISA 330, substantive test terdiri atas test of details dan substantive analytical procedure.

Tes ini mengandalkan komunikasi langsung dengan sumber-sumber independen serta review atas dokumen-dokumen untuk mendapatkan bukti-bukti kuat yang mencukupi terkait asersi atas shareholders equity.

Prosedur Awal

Seperti prosedur inisial sebelumnya, auditor sebaiknya melakukan pemahaman akan bisnis klien terlebih dahulu. Pemahaman yang dimaksud dalam hal audit ekuitas pemegang saham ialah kebutuhan entitas akan pendanaan dari luar perusahaan dan kelayakan perusahaan untuk berusaha meningkatkan pertumbuhan.

Pendanaan ekuitas bisa berupa aktivitas investasi atau investasi untuk meningkatkan working capital perusahaan (pengadaan asset tetap , persediaan atau piutang).

Prosedur awal ini dilakukan untuk mendapatkan pemahaman akan kebutuhan entitas akan pendanaan eksternal dan keinginan entitas dalam menggunakan pendanaan ekuitas untuk mendukung aktivitas-aktivitas investasi atau untuk mendukung investasi yang dibutuhkan dalam working capital.

Langkah-Langkah yang dapat dilakukan ialah :

a. Mendapatkan pemahaman atas bisnis dan industry dan menentukan :

Sumber-sumber pendanaan yang signifikan yang digunakan oleh entitas (debt dan equity)

Faktor pendorong ekonomi yang mempengarhu kebutuhan entitas untuk mendanai dan kemampuannya untuk mendapatkan modal dan membayar dividen.

Standar industry pada tingkatan dimana industry menggunakan ekuitas pendanaan.

b. Melaksanakan prosedur awal atas saldo ekuitas shareholder dan catatan-catatan yang akan digunakan untuk pengujian lebih lanjut.

Menelusuri saldo awal ke saldo audit tahun lalu atas akun ekuitas shareholder.

Review aktivitas terkait ekuitas shareholder dan menginvestigasi jurnal-jurnal yang nampak tidak wajar dalam hal jumlah dan sumber.

Mendapatkan client-prepared schedules terhadap perubahan di dalam saldo ekuitas shareholder dan menentukan apakah sudah secara akurat merepresentasikan pencataan akuntansi dengan cara:

i. Mengecek footing dan crossfooting, mencocokkan hasil dengan kenaikan dan penurunan dalam buku pembantu dan buku besar.

ii. Menguji kesuaian item dalam daftar dengan data pembukuan pada buku pembantu dan buku besar.

Prosedur Analitis

a. Menghitung rasio-rasio

Return on common stockholdersequity, equity to total liabilities and equity, dividend payout rate, earnings per share, sustainable growth rate.

b. Membandingkan rasio dengan angka pembanding, misalnya: angka tahun lalu, angka anggaran, angka industri, dan angka lain yang setara.

Berdasarkan ISA 315 paragraf 25 auditor harus mengidentifikasi dan menilai resiko dari kesalahan material pada tingkat laporan keuangan dan tingkat asersi transaksi, neraca dan pengungkapan.

Prosedur Detail Transaksi

Bukti pada saat penerbitan saham, perlu diperhatikan dasar yang dipakai ketika saham dibeli, bisa itu menggunakan nilai pasar, atau yang lain. Selain itu, pada saat pembagian dividen, jurnal yang perlu dicatat pada saat pengumuman atau pembagian. Dan juga pada saat merincikan daftar pemegang saham yang berhak atas pembagian dividen.

a. Melakukan vouching terhadap jurnal-jurnal pembayaran akun capital

b. Melakukan vouching terhadap jurnal-jurnal terkait retained earnings

Prosedur Detil Saldo

Semua penerbitan saham, akuisisi saham dan pengumuman akan pembagian dividen harus di otorisasi atau atas persetujuan dari dewan direksi. Selain itu, konfirmasi dilalukan dengan menginspeksi sertifikat pemegang saham (ISA 315 A11 Observation and Inspection).

a. Melakukan review atas artikel-artikel mengenai penggabungan usaha dan anggaran rumah tangga

b. Review terhadap pengotorisasian dan ketentuan dalam penerbitan saham

c. Pengonfirmasian atas saham beredar dengan registrat dan transfer agent

d. Menginspeksi setifikat saham yang dipesan

e. Meninspeksi sertifikat saham-saham untuk treasury

Pengungkapan dan Pelaporan

Pengungkapan pada bagian ekuitas di neraca harus lengkap, berisi rincian dari opsi saham, dividen yang akan dibagikan, par atau stated value, dan lainnya.

Untuk hal lainnya, auditor menilai apakah penyajian ekuitas dari perusahaan sudah menunjukkan keadaan yang wajar dan sesuai standar pengungkapan (diatur dalam ISA 330 paragraf 24).

Membandingkan kesesuaian penyajian dengan IFRS:

a. Menentukan ketepatan identifikasi dan klasifikasi akun ekuitas shareholder dalam laporan keuangan.

b. Menentukan ketepatan pengungkapan seluruh item terkait perubahan saldo ekuitas shareholder selama periode tersebut, nilai par atau nilai stated, dividend dan pilihan-pilihan likuidasi, dividen yang masih menunggak, stock option plans, conversion features, dan saham treasuri.

c. Mengevaluasi kelengkapan penyajian dan pengungkapan saldo akun ekuitas shareholder dalam draft laporan keuangan, misalnya dengan menggunakan checklist pengungkapan.

d. Membaca ulang pengungkapan dan mengevaluasi tingkat kejelasan pengungkapan.