Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
APCE Asia Pacific Centre for Ecohydrology
Laporan Tahunan
2012
Penyunting : Ignasius D.A Sutapa, Siti Sundari, I Putu Santikayasa Penyusun, Tata Letak dan Desain : Nurya Utami Penerjemah : Yovita Lambang Isti Copyright © 2012 APCE. All Rights Reserved
Daftar Isi
Pesan Direktur 2
TentangAPCE 3
Fokus Area 5
Program Penelitian & Pengembangan 6
Pengembangan Ekohidrologi Demosite 6
IPAG60: Alternative Technology to Provide Clean Water In Peatland Area 7
APCE Construction Plan 8
Capacity Building & Collaboration 10
APCE coordination Meeting 10
FGD on “Actual Condition and Mitigation of National Priority Lakes Ecosystem “ 11
Cooperation & Collaboration 11
The 2nd International Conference on Water Resources 12
The 20th IHP Regional Steering Committee Meeting 12
SWITCH-in-Asia, Citarum Learning Alliance 13
Culture & Public Awareness 14
Field Visit to Al-Amanah Islamic Boarding School 14
Clean Water Installation Training and Socialization 15
Database & Information System 16
Publications 16
List of Partners 17
APCE Governing Board Members 17
Financial Support 17
Pesan Direktur
Berdasarkan keputusan LIPI pada tahun 23 April 2012 Prof. Hery Harjono, Direktur Eksekutif
APCE berharap APCE dapat menjadi struktur organisasi dengan visi, misi dan strategi yang
dapat berperan di Kawasan Asia Pacific. Setiap divisi telah melaksanakan tugas dan fungsinya
sesuai program yang direncanakan sehingga tujuan
dan sasaran dari semua divisi dapat direalisasikan.
Setelah hampir tujuh tahun perjuangan, saya
berharap APCE dapat berubah menjadi Centre of
Exellence pada isu-isu air di Indonesia dan di dunia.
Sebagai penyandang nama "Asia dan Pasifik",
APCE harus berperan dinamis pada bidang politik,
ekonomi, soial budaya termasuk pengembangan
ilmu pengetahuan. APCE dapat memimpin di
kawasan ini dengan bekerjasama dengan negara
lain dan lembaga-lembaga kategori II di UNESCO.
Keberadaan APCE mempunyai peran penting
yang dapat menjadi institusi akademik yang
menginspirasi dan mendorong terciptanya karya
yang berkualitas.
Prof. Dr. Ir. Hery Harjono Direktur Eksekutif APCE
Laporan Tahunan 2012
n
Tentang APCE
Asia Pacific Centre for Ecohydrology (APCE)
merupakan Lembaga International Category
II UNESCO APCE. APCE memperhatikan
masalah-masalah lingkungan dan ekologi
terkait keberlanjutan ketersediaan air
untuk semua masyarakat. Kegiatan APCE
sejalan dengan misi UNESCO dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan,
pendidikan, dan kebudayaan. Dalam hal
ini, APCE memberikan manfaat kepada
masyarakat melalui pengelolaan lingkungan
dan ekologi dengan memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi, pendidikan dan
budaya.
Dalam kegiatannya, APCE berkomitmen
untuk berkontribusi mengatasi isu-isu
penting saat ini baik pada tingkat nasional,
regional dan global, seperti kemiskinan,
adaptasi perubahan iklim, dan pengurangan
risiko bencana.
APCE, sebagai penggagas konsep
ekohidrologi di Indonesia memiliki beberapa
fokus area yang terbagi menjadi DAS, lahan
gambut, sistem irigasi tradisional, zona
kering dan semi kering, pulau-pulau kecil
dan perkotaan.
Visi Asia Pacific Centre for Ecohydrology (APCE)
menjadi acuan sebagai Pusat Ekohidrologi
perkotaan dan pedesaan pada tahun 2021.
Misi Asia Pacific Centre for Ecohydrology (APCE)
dapat mengembangkan pemahaman dan
praktik melalui penelitian, pelatihan dan
“sharing” pengetahuan, sistem informasi
dan kesadaran publik.
Value Kebijaksanaan, integritas, dan harmoni
Tujuan strategis 1. Memperkenalkan sumber daya lokal
berdasarkan penelitian ekohidrologi
2. Memperkuat kapasitas lokal dengan
mengambil konsep dan pendekatan
ekohidrologi
3. Menyediakan akses mudah ke sumber
daya lokal berdasarkan informasi dan
pengetahuan ekohidrologi
4. M e n i n g k a t k a n
k e s a d a r a
m a s y a r a k a t
t e n t a n g
p en d ek a t an
e kohidro log i
berbasis sumber
daya lokal
Pendekatan Pendekatan ekohidrologi
sebagai konsep baru untuk mengelola
kualitas air, terdiri dari prinsip-prinsip
hidrologi, ekologi, ekoteknologi dan budaya.
Prinsip hidrologi digunakan untuk mengelola
sumber daya air di suatu daerah aliran sungai.
Prinsip ekologi digunakan untuk peningkatan
menyerap kapasitas ekosistem. Sedangkan
prinsip ekoteknologi ditujukan untuk
properti ekosistem sebagai alat manajemen.
Prinsip yang terakhir adalah budaya sebagai
jembatan untuk meningkatkan hubungan
dinamis antara sistem hidrologi, sosial dan
ekologi. Dengan keempat prinsip tersebut,
sistem pemodelan dan pengukuran
ekohidrologi akan dikembangkan untuk
memperkirakan risiko bencana terkait air.
Laporan Tahunan 2012
Struktur Organisasi
Staf APCE memiliki staf 11 orang yang termasuk di IPB, Pusat Penelitian Geoteknologi-LIPI, Pusat
Penelitian Limnologi-LIPI dan Pusat Penelitian Kependudukan-LIPI per Desember 2012.
Staf dan Divisi APCE:
Direktur Eksekutif : Prof. Dr. Hery Harjono (LIPI)
Sekretaris Eksekutif : Dr. Ignasius D.A. Sutapa, M.Sc (LIPI)
Yovita Lambang Isti, S.S (LIPI)
Program Penelitian & Pengembangan : Prof. Dr. Hidayat Pawitan (IPB)
Dr. Gadis Sri Haryani (LIPI)
Pengembangan Kapasitas & Kolaborasi : Drs. M. Fakhrudin (LIPI)
Dr. Apip, M.Eng (LIPI)
Kebudayaan & Kesadaran Masyarakat : Dr. Munasri (LIPI)
Dr. Deny Hidayati (LIPI)
Database & Sistem Informasi : Prof. Dr. Robert Delinom (LIPI)
Dr. Luki Subehi (LIPI)
Note : LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)
Laporan Tahunan 2012
Dana APCE dibiayai oleh komitmen dari Pemerintah Indonesia, lembaga dan organisasi lainnya.
Area Fokus
Daerah Aliran Sungai Lahan Gambut
Sistem Irigasi Tradisional Zona Kering dan Semi Kering
Perkotaan Pulau-pulau kecil
Laporan Tahunan 2012
Pengembangan Demosite
Ekohidrologi
Demosite Ekohidrologi akan dibangun di
Waduk Saguling-DAS Citarum, bertujuan
untuk mengetahui karakteristik sedimen di
Waduk Saguling yang telah tercampur dengan
limbah pakan budidaya ikan, maupun logam
berat. Pengolahan dan pemanfaatan sedimen
waduk untuk pupuk dan media pertumbuhan
tanaman, serta endapan sedimen dari
pembuangan air waduk.
Sebelum menentukan lokasi demosite
ekohidrologi, tim APCE melakukan beberapa
survei dan pengamatan langsung ke daerah
sekitar Waduk Saguling, Pondok Pesantren Ar-
Risalah di Kabupaten Bandung.
Pondok Pesantren Al-Risalah di Kabupaten
Ciamis menjadi salah satu lokasi demosite
yang dibangun pada 2012-2013 yang bekerja
sama dengan siswa (santri / santriwati) dan
komunitas lokal Pondok Pesantren Al-Risalah
yang memiliki 2700 santri.
Pembuangan sampah di belakang Pondok Pesantren
Ar-Risalah
Kondisi kolam di Pondok Pesantren Al-Amanah
Sumber daya air di Pondok Pesantren Al-Amanah
Laporan Tahunan 2012
Program
IPAG60: Teknologi Alternatif
untuk Pengolahan Air di
Wilayah Lahan Gambut
Air permukaan lahan gambut tidak me-
menuhi standar sebagai air baku untuk
air minum sehingga harus diproses secara
khusus. Tinjauan potensi masalah yang
mungkin muncul di setiap fase proses
pengolahan air diperlukan untuk men-
ingkatkan efisiensi instalasi pengolahan
air. Tahap pertama kegiatan penelitian
adalah melakukan observasi lapangan un-
tuk menentukan lokasi pemasangan IPAG
dan mempelajari kesiapan dan kemauan
masyarakat lokal untuk menggunakan te-
knologi tepat guna. Sehingga pelaksanaan
alih teknologi ini lebih efisien dan dapat
mengetahui potensi masalah yang mung-
kin terjadi.
Teknologi pengolahan air gambut telah
dikembangkan sejak 2009-2011 yang
mampu mengolah air gambut menjadi pa-
sokan air minum. Teknologi IPAG 60 telah
diterapkan dan diuji di daerah gambut
Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah. Te-
knologi ini dapat diaplikasikan di daerah
yang lebih luas dan memiliki masalah yang
sama untuk mendukung layanan keterse-
diaan air.
IPAG 60: Instalasi Pengolahan Air Gambut
gambut. Karakteristik air gambut memiliki:
Tingkat organik yang tinggi
Tingkat zat besi dan mangan yang tinggi
Kuning atau coklat gelap
dengan IPAG60
Laporan Tahunan 2012 7
Rencana Konstruksi Bangunan
APCE
Kegiatan pembangunan gedung APCE
berlokasi di Cibinong Science Center. Pada
tahun Juni 2012 dilakukan pembukaan lahan
yang sebelumnya telah dirancang masterplan
oleh PT. Atelier 6 Architects. Pembangunan
Gedung APCE dilaksanakan pada 2013 selama
6 bulan dengan konsep water front city akan.
Pembangunan akan dilakukan secara bertahap,
tahap pertama adalah pembangunan gedung
kantor APCE yang terdiri dari ruang sekretariat
dan ruang bagi peneliti. Pada tahap kedua akan
dilakukan pembangunan gedung auditorium.
Master Plan
APCE
Gedung APCE Cibinong – Bogor
Indonesia
8 Laporan Tahunan 2012
Lokasi rencana pembangunan gedung APCE
Laporan Tahunan 2012 9
Rapat koordinasi APCE
Sebagai lembaga yang baru, APCE mulai
menerapkan konsep dan pendekatan
ekohidrologi di seluruh Indonesia. Setelah
struktur organisasi terbentuk pada tahun
2012, APCE membahas rencana strategis
2011-2017 pada beberapa pertemuan.
Rencana strategis APCE tidak hanya
terkait dengan dengan anggaran belanja
pemerintah (APBN), tetapi terkait juga
dengan IHP, Fase VII dan VIII. Masing-masing
divisi APCE diharapkan dapat mencapai dan
berkontribusi secara aktif pada program
APCE.
Beberapa pertemuan juga diadakan untuk
mempersiapkan APEC di Bali dan Konferensi
Internasional tahun depan yang akan dihadiri
oleh 300 orang baik dari kawasan Asia Pasifik
dan sekitarnya. Pada 30 Juli 2012, APCE
mengadakan pertemuan dengan ICIAR (the
International Center for Interdisciplinary
and Advance Reseach) sebagai lembaga
dibawah LIPI yang focus studi pada
urban ecohydrology dan perubahan iklim
sedangkan APCE diminta untuk fokus pada
ekohidrologi konvensional. Ekohidrologi
perkotaan sendiri jauh lebih sulit.
FGD “Actual Condition
and Mitigation of National
Priority Lakes Ecosystem“
Kegiatan Forum Discussion Group yang
diselenggarakan oleh Pusat Penelitian
Limnologi LIPI dengan Asia Pacific Centre
for Ecohydrology (APCE) pada 17 Juli 2012
bertema “Actual Condition and Mitigation
of National Priority Lakes Ecosystem”.
Acara ini membahas tentang rekomendasi
pengelolaan danau prioritas nasional yang
mencakup aspek pemanfaatan, kebijakan
dan pengawasan yang dihadiri oleh
22 lembaga yang terdiri dari sembilan
kementerian, lembaga pemantau kebijakan
dan instansi sektor pemanfaatan. Pada FGD
ini menghasilkan 9 (sembilan) rumusan
danau prioritas nasional .
& Kolaborasi
Laporan Tahunan 2012 10
Kerjasama & Kolaborasi
Asia Pacific Centre for
Ecohydrology (APCE) sebagai
lembaga kategori II UNESCO yang
berperan untuk mensosialisasikan
konsep ekohidrologi dalam
konteks pengelolaan sumber daya
air yang berkelanjutan.
APCE selalu berperan aktif baik dalam
koordinasi dan kerja sama pada tingkat
nasional maupun international untuk
memperkenalkan, menyampaikan
dan menyebarluaskan prinsip-prinsip
ekohidrologi, khususnya di kawasan Asia
Pasifik.
APCE sebagai lembaga kategori II UNESCO
telah berpartisi pada kegiatan International
Hidrological Program(IHP) yang pertama kali
4-7 Juli 2012 di Paris, Perancis dan selanjutnya
berpartisipasi pada pertemuan IHP tanggal
5-8 November 2012 di Langkawi, Malaysia.
Pertemuan ini dihadiri oleh 34 negara dari 36
negara anggotaIntergovernmental Council
(IC),IHP,41 delegasi dari negara-negara non
IC IHP,10 lembaga pemerintah dan organisasi
non-pemerintah, 3 organisasi di bawah PBB
(PBB) dan 8 organisasi kategori 2 di bawah
UNESCO, termasuk APCE.
Pada fase delapan ini, IHP bertujuan
meningkatkan ketahanan dan persedian air
sebagai tantangan lokal, regional dan global.
Dalam konteks ketahanan air, masyarakat
dapat menyelamatkan air secara kualitas
maupun kuantitas untuk kesehatan manusia
dan keberlanjutan ekosistem berbasis
DAS dan pencegahan dari bencana yang
disebabkan oleh air, seperti banjir, tanah
longsor, penurunan dan kekeringan. Fase
Delapan IHP memiliki tema “Ketahanan Air:
Respon terhadap tantangan lokal, regional
dan global”.
Laporan Tahunan 2012 11
The 2nd International
Conference on Water
Resources
APCE juga berpartisipasi pada "the 2nd
International Conference on Water
Resources" (ICWR 2012) pada 5-6 November
2012 di Malaysia yang bertema tentang
"Sharing knowledge of Issues in Water
Resources Management to face the future".
Konferensi internasional ini dihadiri oleh 150
peserta dari 22 negara.
Selama dua hari acara konferensi ini terdiri
dari lima sesi tematik dan empat pembicara
kunci yaitu tentang:
1. Tools for Integrated Water Resources and
Ongoing Challenges for solving Wicked
Water Problems, by Shahbaz Khan
(UNESCO Jakarta office)
2. Sustainable Water Management with
River Restoration Experiences, by
Soontak Lee, Vice-Chairperson IHP
Intergovernmental Council and World
Water Council Governor.
3. Hydrologic Impacts of Climate change:
Scale issues and Uncertainties, by Prof
Mujumdar, Prof. of Hydrology, Indian
Institute of Science, Bangalore, India
4. Access to improved water resources using
hydrological approaches, plus IWRM; by
Olivia la O’ Castillo, Member of the United
Nations Secretary-General’s Advisory
Board in Water and Sanitation
The 20th IHP Regional Steering
Committee Meeting (RSC -
Meeting) – Langkawi Malaysia
Pertemuan Komite Pengarah Regional IHP
(RSC) ke-20 diadakan pada 8-9 November
2012 di Langka Puri Inn, Langkawi yang
dihadiri oleh lebih dari 40 peserta dari
14 negara. Setiap perwakilan negara
memberikan presentasi dan melaporkan
kegiatan dan program penelitian terbaru,
termasuk APCE. Ide-ide menarik
disampaikan oleh perwakilan semua negara
dalam menanggapi pertanyaan spesifik
tentang kebutuhan dan tujuan masa depan
dari SEAP RSC, yang mencakup analisis
kegiatan dan hasil di masa lalu, bagaimana
RSC bermanfaat dalam pendekatan
masalah air dan bagaimana RSC membantu
mengembangkan kerangka kerja kebijakan
air di beberapa negara
12 Laporan Tahunan 2012
SWITCH-in-Asia, Citarum
Learning Alliance
Pertemuan Aliansi Pembelajaran Citarum
berlangsung di Pusat Penelitian Sumber
Daya Air di Bandung (13 November 2012),
dalam kerangka Program SWITCH-in-
Asia, sebuah penelitian aksi dan program
demonstrasi yang membahas tantangan
yang dihadapi oleh kota-kota dan desa-desa
dalam menyediakan layanan air dan sanitasi
yang efisien, aman dan berkelanjutan untuk
masyarakat, sambil melestarikan sumber
daya air dan lingkungan.
Aktor-aktor yang relevan dari sektor air
diundang, termasuk APCE, untuk membentuk
kemitraan multi-stakeholder termasuk para
peneliti, pemerintah dan organisasi non-
pemerintah. Pertemuan itu bertujuan untuk
meningkatkan komunikasi yang efektif dalam
kegiatan penelitian dan melihat dampak
dari penelitian di bidanga pengelolaan air di
DAS Citarum serta pengembangan SWITCH
di Indonesia. Penugasan kegiatan SWITCH
Citarum termasuk dalam 3 fase proyek:
Penelitian, Demonstrasi, dan Pengembangan
Kapasitas.
Masalah utama wilayah Sungai Citarum
adalah proyek-proyek sejauh ini terfokus
pada rekayasa dan pembangunan fisik
sungai dan tidak menaruh perhatian yang
cukup pada kualitas air yang memburuk
dan kemungkinan risiko kesehatan karena
meningkatnya toksisitas di masa depan.
Disarankan bahwa kita harus lebih
memperhatikan bagaimana mensinergikan
komunitas dengan upaya kami dalam
meningkatkan dan melestarikan kualitas
lingkungan.
Kegiatan APCE lainnya:
• Berpartisipasi mempersiapkan Komite Nasional IHP Indonesia pada Draft Strategic Plan
of The Eight Phase of IHP (IHP-VIII, 2014 – 2021) pada 26 January 2012.
• Pertemuan APCE dengan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan
Nasional pada 31 Januari 2012.
• Menghadiri Komite Nasional IHP Indonesia di Jakarta pada tanggal 19 Januari 2012.
• Menghadiri Pertemuan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Komite Nasional In-
donesia untuk UNESCO di Jakarta pada 24 Januari 2012.
Laporan Tahunan 2012 13
Divisi Budaya dan Kesadaran Masyarakat
mempunyai misi menyadarkan masyarakat
untuk peduli akan pentingnya pengelolaan
sumber daya air yang berkelanjutan dan
memanfaatkan air untuk kepentingan
ekonomi dan kehidupan sehari-hari dengan
prinsip ekohidrologi. Divisi ini menawarkan
solusi pengelolaan lingkungan yang lebih
memelihara ketersediaan air yang lebih baik.
Kegiatan yang akan dilakukan terdiri dari
dua bagian, yaitu: kegiatan penelitian dan
kegiatan peningkatan kesadaran masyarakat
secara formal maupun informal.
Kunjungan Lapangan ke
Pondok Pesantren Al-Amanah
Salah satu kegiatan APCE pada bulan Oktober
adalah kunjungan Pondok Pesantren Al-
Amanah di Cililin, Kabupaten Bandung
Barat. kunjungan ini bertujuan untuk
merencanakan secara teknis pengolahan
air limbah di lingkungan pesantren dengan
prinsip ekohidrologi. Lokasi ini akan menjadi
salah satu demosite APCE.
Pondok pesanren ini dihuni oleh 130 siswa,
ditambah 600 warga sekitar. Masalah air
limbah rumah tangga dan dari air wudhu
telah diantisipasi dengan pembangunan
kolam penyimpanan air limbah yang terletak
di sisi utara bangunan masjid, namun,
belum bisa beroperasi dengan baik. APCE
memperkenalkan sistem pengelolaan air
limbah sebagai pembinaan kepada
masyarakat tentang penggunaan dan
pengelolaan air berbasis ekohidrologi.
APCE memperkenalkan, memperkaya
dan menyebarluaskan prinsip-prinsip
ekohidrologi di tingkat regional, tingkat
nasional dan internasional - Wilayah Pasifik”.
APCE telah menyiapkan rencana kegiatan
untuk memperkenalkan sistem pengolahan
air limbah berbasis ekohidrologi. Namun,
perlu ada kerja sama dan kesadaran
masyarakat sekitar untuk berpartisipasi agar
terpenuhi kebutuhan pengelolaan air yang
lebih baik dan penggunaan air yang memadai.
APCE dan pengelola pondok pesantren, akan
mengadakan pelatihan untuk masyarakat
terkait masalah ketersediaan air dan solusi
yang akan disampaikan oleh tim APCE dan
LIPI.
Diskusi dengan kiyai Pondok Pesantren Al-Amanah
Laporan Tahunan 2012
Kebudayaan &
Kesadaran Masyarakat
14
Pelatihan dan Sosialisasi
Instalasi Air Bersih
APCE mengadakan pelatihan tentang
pengelolaan air gambut menjadi air bersih
di Desa Tanjung Leban dan Bukit Batu,
pelatihan ini diikuti oleh masyarakat dan
pemerintah setempat. Masyarakat sangat
antusias menerima teknologi pengolahan
air gambut yang ditawarkan oleh APCE
dan.
Air gambut sebelum dan sesudah perlakuan
Pelatihan instalasi pengolahan air gambut untuk masyarakat lokal
Laporan Tahunan 2012 15
Database &
Sistem Informasi Pengembangan sistem informasi APCE sebagai media untuk memperkenalkan APCE ke dunia luar
masih direncanakan seperti tahun-tahun sebelumnya. Informasi tentang kegiatan, aksi dan kerjasama
APCE ditampilkan di web, yang dilengkapi dengan berita dan informasi kegiatan yang telah dan akan
dilakukan dan disertai dengan foto kegiatan APCE berkontribusi secara nasional dan internasional.
Dengan web resmi APCE diharapkan dapat menyebarluaskan kegiatan APCE sebagai lembaga Kate-
gori II di bawah UNESCO. Dunia internasional akan mengetahui Indonesia terpilih menjadi tuan ru-
mah APCE yang mewakili negara-negara kepulauan lainnya. Selain itu, divisi ini juga menyimpan basis
data yang digunakan untuk penelitian lainnya.
Publikasi
Publikasi oleh peneliti APCE pada tahun 2012 termasuk jurnal / seminar internasional dan nasional:
Jurnal Internasional
• Apip, Sayama, T., Tachikawa, Y., Takara, K. 2012. Spatial lumping of a distributed rainfall-sedi-
ment-runoff model and its effective lumping scale. Hydrological Processes. Vol. 26. pp; 855–871
• Apip, Takara, K., Yamashiki, Y., Nakakita, E. 2012. Simulating Potential Impacts of Climate Change
on Sediment Production and Shallow Landslide in Western Japan. Annuals of Disaster, Kyoto Uni-
versity No. 55.
• Haryani, G.S., Sopaheluwakan, J. 2012. Ecohydrology and its emerging opportunities in Indonesia.
International Seminar on Ecohydrology and Global Water Issues.
• Hidayati, D. 2012. Striving to Reduce Disaster Risk: Vulnerable Communities with Low Levels of
Preparedness in Indonesia. Journal of Disaster Research, Vol.7 No.1.
• Kenichiro, K., Otsuka, S., Apip, Saito, K. 2012. Ensemble flood simulation for a small dam catchment
in Japan using 10 and 2 km resolution nonhydrostatic model rainfalls. Natural Hazards and Earth
System Sciences (NHESS) 16, 1821-1839.
• Luo, P., Takara, K., Apip, He, B., Nover, D., Yamashiki, Y. 2012. Land Use Change Analysis and Paleo-
Flood in the Kamo River Basin, Kyoto, Japan. Journal of Japan Society of Civil Engineers, Ser. B1
(Hydraulic Engineering). Vol. 68. pp 127-132.
• Reliana, L.T., Sutapa, I.D.A. 2012. Water quality and water use in peat lands area of the transitional
zone of Giam siak kecil –Bukit Batu Bioshpere Reserve, Sumatera Island. The 10th international
symposium on Southeast Asean Water Environment.
• Satake, K., Harjono, H. 2012. Multi-Disciplinary Hazard Reduction from Earthquake and Volcanoes
in Indonesia. Journal Disaster Res 7 (1), 4-11.
Jurnal Nasional
• Bakti, H., Lubis, R.F., Delinom, R., Naily, W. 2012. Identifikasi keluaran air tanah lepas pantai (KALP)
di pesisir aluvial Pantai Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Jurnal Lingkungan dan Bencana Ge-
ologi 3 (2), 133-149.
Seminar Nasional
• Aisyah, S., Subehi, L. 2012. Pengukuran dan evaluasi kualitas air dalam rangka mendukung pen-
gelolaan perikanan di danau Limboto. National Seminar of Limnology VI.
Laporan Tahunan 2012 16
17
• Fakhrudin, M. 2012. Pengembangan sistem monitoring online dan peringatan dini lingkungan di
Indonesia (Kasus Danau Maninjau). National Seminar of Limnology VI.
• Haryani, G.S. 2012. Kondisi aktual dan upaya mitigasi bencana ekosistem perairan darat: dari kon-
servasi ke pengurangan resiko bencana. RTB 15 Danau Prioritas Nasional.
• Setiawan, F., Subehi, L., Wibowo, H., Matshushita, B., Fukushima, T. 2012. Preliminary study on
remote sensing techniques to estimate water quality parameters at lake maninjau and singkarak.
National Seminar of Limnology VI.
• Subehi, L., Hendro, W., Harsono, E., Ridwansyah, I. 2012. Spatial optimization to ensure and im-
prove the waters in quantity and quality for supporting fishery productivity at lake limboto. Nation-
al Seminar of Limnology VI.
Prosiding Nasional
• Fakhrudin, M., Chrismadha, T., Ridwansyah, I. 2012. Kajian Garis Sempadan Danau Semayang
Melintang Untuk Antisipasi Penerapan PP N0.38 Tahun 2011 tentang Sungai. Seminar National
Proceeding of Limnology IV, Bogor, pp 467 – 479.
Partner • UNESCO Jakarta Office
• ERCE, Poland
• Centre for Coastal Ecohydrology, Portugal
• MAB – UNESCO
• MOST (Management of Social Transformation)
• MOW (Memory of The World)
• Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta
• Universitas Gadjah Mada
• Institut Pertanian Bogor
• Kementerian Lingkungan Hidup
• Kementerian Pekerjaan Umum dan Peruma-
han Rakyat
• Unit Pembangkitan Saguling
• Pondok Pesantren
Governing Board APCE
Prof. Dr. Iskandar Zulkarnain
Ketua (Indonesia)
Prof. Dr. Shahbaz Khan
Anggota (UNESCO)
Prof. Dr. Soontak Lee
Anggota(Korea)
Prof. Dr. Quentin Grafton
Anggota (Australia)
Prof. Dr. Kaoru Takara
Anggota(Japan)
Prof. Dr. Hidayat Pawitan
Pengawas (Indonesia)
Dukungan Finansial Semua kegiatan APCE didanai oleh Pusat Penelitian LII mendukung melalui dana penelitian Pusat Pene-
litian untuk Limnologi - LIPI
Laporan Tahunan 2012
Asia Pacific Centre for Ecohydrology
Gedung APCE Cibinong Science Center
Jl. Raya Bogor km 46, Cibinong, Bogor 16911
West Java, Indonesia
Telp: +62 21 8757072
Fax : +62 21 8757072