Upload
dokhanh
View
247
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Suryadi Siregar
Teori&Komputasi
Orbit Bintang Ganda Visual
___________________________________
____________________________________________________________________________________
Program Studi Astronomi Institut Teknologi Bandung Bandung 2014
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page i
Kata Pengantar
Latar belakang penulisan buku ini adalah untuk menjawab tuntutan dalam membimbing Tugas
Akhir, Thesis dan Disertasi mahasiswa Astronomi di Institut Teknologi Bandung. Pertanyaan
dan penjelasan yang rinci sering diminta mahasiswa dan memerlukan banyak waktu untuk
menerangkannya.
Buku ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bermanfaat bagi mahasiswa /peneliti yang
ingin mempelajari dinamika bintang ganda visual. Dengan sedikit kerja keras mahasiswa/peneliti
akan dapat menghitung sendiri orbit, massa dan umur bintang ganda visual.
Kami sampaikan terima kasih kepada rekan sejawat dan mahasiswa yang telah memberikan
komentar dan koreksi atas buku ini. Selamat membaca semoga Anda semua mendapatkan
hikmah dari tulisan ini.
Bandung, 20 April 2015
Suryadi Siregar
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page ii
Daftar Isi
Bab 1 Landasan Teori 1
1.1 Definisi 1
1.2. Metode Pengamatan 2
1.3. Penurunan Persamaan Ellips 2
1.3.1. Berdasarkan Sifat Suatu Ellips 2
1.3.2. Berdasarkan Hukum Kepler II 2
1.3.3. Konstanta Kepler C 3
1.4. Elemen yang menentukan suatu lintasan 4
1.4.1. Elemen yang Menentukan Lintasan pada Bidang Orbit yang Sebenarnya (P, T, dan e)
4
1.4.2. Elemen yang Menentukan Orientasi (a, , dan i) 5
1.5. Hubungan Antara Ellips Benar dan Ellips Semu 5
1.6. Menentukan Koordinat Titik-Titik Utama Ellips Semu 7
1.7. Menentukan Sumbu Panjang dan Sumbu Pendek Sebuah Ellips. 8
1.8. Menentukan Persamaan Dasar Thiele 9
1.9. Menentukan Periode Revolusi (P) 10
1.10. Menentukan Anomali Eksentrik (E) dan Eksentrisitas (e) 11
1.11. Pengaruh Presesi Luni-Solar Terhadap Lingkaran Jam dan Sudut arah 12
1.12. Metode Least Square untuk Menghitung Konstanta Thiele dan Innes 13
1.13. Massa dan Luminositas 14
1.14 Hubungan magnitude bolometric (magnitude untuk seluruh panjang gelombang) 15
1.15 Hubungan massa-luminositas 15
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page iii
Bab 2. Aplikasi pada Bintang Ganda Visual ADS 1733 18
2.1. Urutan Pekerjaan 18
2.1.1. Data Yang diperlukan 18
2.1.2. Proses Dasar. 18
2.2. Pelaksanaan 21
2.2.1. Menentukan nilai = 0 25
2.2.2. Menghitung eksentrisitas (e) dan anomali eksentrik (E). 27
2.2.3 Menghitung Saat Komponen Sekunder Melalui Periastron T 28
2.2.4. Menghitung M, E, X dan Y pada tiap Epoch 29
2.2.5. Menghitung Konstanta Thiele dan Innes 30
2.2.6. Menentukan Kesalahan Konstanta Thiele dan Innes. 32
2.2.7. Menghitung elemen orientasi 35
2.2.8. Hitung massa dan jarak 36
2.2.9 Hasil Akhir 37
2.2.10 Ephemeris bintang ganda ADS 1733 37
Bab 3. Proposal Untuk Pekerjaan Selanjutnya 41
3.1 Sistem Bintang Ganda Visual ADS 8119 AB 41
3.2 Studi Sebelumnya 42
3.2 Penentuan Konstanta Kepler 43
3.5 Bintang Ganda WDS 04403-5857 47
Sumber Data 47
Tujuan Penelitian 47
Parameter Fisis 47
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page iv
Orbit Bintang Ganda 48
Lampiran 49
Daftar Pustaka 51
Daftar Gambar
Gambar 1. 1 Gambaran pasangan bintang ganda visual lewat okuler teleskop 1
Gambar 1. 2 Lingkaran bantu Kepler untuk menurunkan parameter orbit 2
Gambar 1. 3 Luas daerah yang disapu persatuan waktu adalah tetap 3
Gambar 1. 4 Lingkaran bantu Kepler, anomali eksentrik dan anomali benar. Periastron terjadi
bila anomaly eksentrik sama dengan anomaly benar 4
Gambar 1. 5 Projeksi bidang orbit bintang ganda visual pada bidang langit 5
Gambar 1. 6 Bidang orbit nyata dan lingkaran bantu Kepler 9
Gambar 1. 7 Konstanta Thiele-Innes dan makna geometri 9
Gambar 1. 8 Orbit elip, anomali eksentrik dan anomali benar untuk dua waktu yangberbeda
10
Gambar 1. 9 Presesi Luni-Solar mengakibatkan bergesernya kutub utara langit dan titik vernal
equinox. Akibatnya sudut posisi bintang ganda harus dikoreksi 12
Gambar 1. 10 Flowchart Hitung Massa dan Paralak Bintang Ganda Visual 17
Gambar 2. 1 Panorama bintang ganda ADS 1733 (sumber http://aladin.u-starsbg.fr/) 18
Gambar 2. 2 Lintasan bintang ganda visual ADS 1733 (Horeschi, 1958) 20
Gambar 2. 3 Separasi sudut dan sudut posisi untuk tiga epoch acuan 25
Gambar 3. 1 Grafik separasi sudut (ρ) sebagai fungsi waktu bintang ganda ADS 8119 AB. 44
Gambar 3. 2 Grafik sudut posisi sebagai fungsi waktu bintang ganda ADS 8119 AB. 44
Gambar 3. 3 Orbit WDS 04403-5857 pada tahun 2002, dengan data terakhir diambil pada tahun
1999. 48
Gambar 3. 4 Orbit WDS 04403-5857 pada tahun 2007, dengan data terakhir diambil pada tahun
2002. 49
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page v
Daftar Tabel
Tabel 2. 1 Elemen dinamik ADS 1733 19
Tabel 2. 2 Elemen orientasi ADS 1733 20
Tabel 2. 3 Ephemeris ADS 1733 20
Tabel 2. 4 Posisi ADS 1733, menurut Worley (1975). 21
Tabel 2. 5 Harga dan yang telah dikoreksi. 23
Tabel 2. 6 Hasil perhitungan untuk menentukan nilai qp 24
Tabel 2. 7 Hasil perhitungan untuk mencari 0 25
Tabel 2. 8 Hasil perhitungan untuk menentukan saat 29
Tabel 2. 9 Hasil perhitungan dengan menggunakan (1.3.2-3), 30
Tabel 2. 10 Hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan 31
Tabel 2. 11 Menunjukkan hasil perhitungan untuk menentukan kesalahan konstanta Thiele dan
Innes 31
Tabel 2. 12 Hasil iterasi untuk menentukan parameter fisik bintang ADS 1733 34
Tabel 2. 13 Elemen orbit bintang ganda ADS 1733 35
Tabel 2. 14 Ephemeris bintang ganda ADS 1733 menurut Siregar(1976) untuk semester II tahun
2006 36
Tabel 2. 15 Elemen orbit bintang ganda ADS 1733 36
Tabel 2. 16 Ephemeris bintang ganda ADS 1733 menurut Soderhjelm(1999) untuk semester II
tahun 2006 36
Tabel 3. 1 Informasi Sistem Bintang Ganda ADS 8119 AB 42
Tabel 3. 2 Elemen Orbit Hasil Studi Sistem Bintang Ganda ADS 8119 AB 42
Tabel 3. 3 Nilai separasi sudut (ρ) dan sudut posisi (θ) 46
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 1
Bab 1 Landasan Teori ____________________________________________________
1.1 Definisi
Beberapa definisi yang digunakan pada studi bintang ganda visual antara lain:
1. Komponen primer (S1), adalah bintang yang paling terang dalam sistem
bintang ganda.
2. Komponen sekunder (S2), adalah komponen bintang yang memiliki cahaya
lebih lemah dari komponen primer.
3. Jarak sudut ( ), adalah jarak yang diukur dari komponen primer ke
komponen sekunder dan dinyatakan dalam detik busur.
4. Sudut posisi/sudut arah ( ), adalah sudut yang diukur dari arah utara ke arah
komponen sekunder melalui timur. Sudut posisi dinyatakan dalam derajat.
Bayangan bintang yang dapat dilihat melalui teleskop digambarkan pada Gambar 1.1
Gambar 1. 1 Gambaran pasangan bintang ganda visual lewat okuler teleskop
Besaran x dan y menyatakan perbedaan asensiorekta ( ) dan deklinasi ( ) dari
komponen primer dan sekunder. Hubungan komponen tersebut adalah
sin cosx cosy , (1.1-1)
cosy . (1.1-2)
Beberapa nilai sudut arah yang khusus antara lain:
90o bila komponen sekunder berada di Timur
180o bila komponen sekunder berada di Selatan
270o bila komponen sekunder berada di Barat
360o atau 0
o, bila komponen sekunder berada di Utara
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 2
1.2. Metode Pengamatan
Bayangan yang kita lihat melalui teleskop adalah kedudukan bintang pada bidang
langit, bukan bidang orbit yang sebenarnya. Gerakan bintang ganda merupakan gerak
Keplerian yang berarti bahwa orbitnya merupakan salah satu penampang irisan
kerucut, pada umumnya adalah ellips. Komponen primer berada pada salah satu titik
fokusnya dan komponen sekunder bergerak dalam orbit yang berbentuk ellips.
1.3. Penurunan Persamaan Ellips
Gambar 1.2 menggambarkan komponen sekunder (S2) yang bergerak dalam orbit
yang berbentuk ellips, dengan komponen primer pada salah satu titik fokusnya.
Gambar 1. 2 Lingkaran bantu Kepler untuk menurunkan parameter orbit
Bentuk lingkaran pada gambar di atas merupakan lingkaran bantu Kepler dengan jejari
a. Sedangkan bentuk ellips merupakan orbit komponen sekunder. Elemen tambahan
pada sebuah lintasan antara lain, anomali benar ( ), anomali eksentrik (E), radius
vektor (r), setengah sumbu panjang ellips (a), setengah sumbu pendek ellips (b).
1.3.1. Berdasarkan Sifat Suatu Ellips
Dengan menggunakan Gambar 1.2, dan menerapkan sifat suatu ellips dapat dibuktikan
(Appendiks A) bahwa
cos cosr
X E ea
, (1.3.1-1)
2sin 1 sinr
Y e Ea
, (1.3.1-2)
dan
1tan tan
2 1 2
e E
e
. (1.3.1-3)
1.3.2. Berdasarkan Hukum Kepler II
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 3
Pada saat T, komponen sekunder berada pada titik A dan pada saat t kemudian pada
titik S2 (lihat Gambar 1.3), periode revolusi dari komponen sekunder dinyatakan oleh P.
Dapat diturunkan bahwa
Luas S1S2A = ( )ab
t TP
,
= 2
ab
2t T
P
,
= 2
aabM.
Dimana didefinisikan 2
( )aM t TP
. (1.3.2-1)
Ma disebut anomali menengah. Selanjutnya akan dihitung luas S1S2A sebagai jumlah
luas S1S2K dan S2KA
Luas S1S2A = luas S1S2K + S2KA,
2
aabM =
a
bKSKS 21
2
1 luas LKA,
= )cossin2
1
2
1()sin()cos(
2
1 22 EEaEaa
brr ,
= )cossin(2
)sin)((cos2
EEEab
EbeEa
,
aM = )cossin(sin)(cos EEEEeE .
Atau aM = )(sin TtEeE , (1.3.2-3)
dengan P
2 .
1.3.3. Konstanta Kepler C
Hukum Kepler II menyatakan bahwa luas daerah yang dilingkupi oleh radius
vektor yang dibentuk oleh sebuah titik yang bergerak pada orbit ellips dalam waktu
yang sama adalah konstan, C. Konstanta Kepler adalah
dt
dC
2 .
Gambar 1. 3 Luas daerah yang disapu persatuan waktu adalah tetap
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 4
Dari Gambar 1.3 dapat dilihat
dt
dc
22
2
luas ellips: periode revolusi
P
ab .
Jadi P
ab
dt
dC
22
2
,
atau P
ab
dt
dC
22 ,
P
ea 22 12
. (1.3.3-1)
1.4. Elemen yang menentukan suatu lintasan
Elemen yang menentukan orbit dibedakan dalam dua katagori yaitu elemen orientasi dan
elemen dinamik
1.4.1. Elemen yang Menentukan Lintasan pada Bidang Orbit
yang Sebenarnya (P, T, dan e)
Pada Bab ini didefinisikan beberapa besaran sebagai berikut:
P = Periode revolusi dalam tahun surya menengah.
T = Saat terakhir kali komponen sekunder melalui titik terdekat antara komponen
primer dan sekunder (Periastron).
e = Eksentrisitas ellips yang merupakan lintasan sebenarnya (ellips benar).
Gambar 1. 4 Lingkaran bantu Kepler, anomali eksentrik dan anomali benar. Periastron
terjadi bila anomaly eksentrik sama dengan anomaly benar 0E .
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 5
1.4.2. Elemen yang Menentukan Orientasi (a, , , dan i)
Elemen yang menentukan orientasi lintasan, antara lain
a = setengah sumbu panjang ellips benar.
= sudut arah yang diukur dari garis simpul ke arah utara sepanjang lintasan. Sudut
arah mempunyai harga 1800 .
= sudut posisi, diukur pada lintasan sebenarnya dari garis simpul ke periastron dalam
arah gerakan komponen sekunder. Sudut posisi mempunyai nilai 3600 .
i = inklinasi, sudut yang dibentuk oleh bidang lintasan sebenarnya dan bidang langit.
Untuk gerakan direct inklinasi mempunyai nilai 900 i , sedangkan untuk
gerakan retrogade bernilai 18090 .
1.5. Hubungan Antara Ellips Benar dan Ellips Semu
Arti geometri elemen orbital dan hubungan analitis elemen tersebut dapat kita
cari dengan menggunakan Gambar 1.5, dan menggunakan hubungan trigonometri yang
berlaku.
Gambar 1. 5 Projeksi bidang orbit bintang ganda visual pada bidang langit
Dari Gambar 1.5 dapat dilihat bahwa:
)cos()cos( r , dan
ir cos)sin()sin( .
Persamaan di atas dapat dituliskan
sinsincoscossinsincoscos r , (1.5-1)
ir cossincoscossinsincoscossin . (1.5-2)
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 6
Persamaan (1.5-1) dikalikan dengan cos , dan persaman (1.5-2) dikalikan dengan
sin , kemudian dijumlahkan maka diperoleh:
irir cossincoscossinsincossinsincoscoscoscos
iaa
ria
a
rcossincoscossinsincossinsincoscoscos .
Dari persamaan (1.1-1) dan (1.1-2) persamaan di atas dapat dinyatakan dalam bentuk
FYAXy cos , (1.5-3)
dengan
iaA cossinsincoscos ,
iaF cossincoscossin . (1.5-4)
Selanjutnya persamaan (1.5-1) dan (1.5-2) masing-masing dikalikan dengan sin dan
cos , kemudian dijumlahkan diperoleh:
irir coscoscossinsinsincoscossinsincoscossin
iaa
ria
a
rcoscoscossinsinsincoscossinsincoscos .
Dan dengan menggunakan persamaan (1.1-1) dan (1.1-2) persamaan di atas dapat kita
tuliskan dalambentuk:
GYBXx sin , (1.5-5)
dimana
iaB coscossinsincos ,
iaF coscoscossinsin . (1.5-6)
Dari persamaan (1.5-3), (1.5-4), (1.5-5), (1.5-6) dapat diturunkan (Appendiks B)
beberapa hubungan seperti di bawah ini:
2
coscos2 2 iaGA , (1.5-7)
2
sincos2 2 iaGA , (1.5-8)
2
cossin2 2 iaFB , (1.5-9)
2
sinsin2 2 iaFB , (1.5-10)
AG
FB
)tan( , (1.5-11)
AG
FB
)tan( . (1.5-12)
Dari persamaan (1.5-11) dan (1.5-12) terlihat bahwa sin(-) mempunyai tanda yang
sama dengan (B+F), demikian juga dengan sin(+) mempunyai tanda yang sama
dengan (B-F). Akibatnya kuadran (-) dan (+) sudah tertentu.
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 7
Untuk menghitung i, dapat digunakan persamaan
cos
cos
2tan2
GA
GAi. (1.5-13)
Dalam rumus-rumus di atas A, B, F, dan G disebut konstanta Thiele dan Innes.
1.6. Menentukan Koordinat Titik-Titik Utama Ellips Semu
Ditinjau persamaan (1.5-5), (1.3.1-1), (1.3.2-1)
Eea
rY
eEa
rX
sin1sin
coscos
2
Pada periastron 0E dan 0Y . Jadi
0
10cos
p
p
Y
eeX (1.6-1)
Substitutsi (1.6-1) pada (1.5-3) dan (1.5-6), sehingga diperoleh
AeFYAXy
BeGYBXx
ppp
ppp
)1(
)1(
(1.6-2)
Pada Apastron 180E dan 0Y
0
)1(180cos
A
A
Y
eeX (1.6-3)
Substitutsi (1.6-3) pada (1.5-3) dan (1.5-6) sehingga diperoleh
AeFYAXy
BeGYBXx
AAA
AAA
)1(
)1(
(1.6-4)
Koordinat pusat ellips adalah
eAAeAeyyy
eBBeBexxx
Apc
Apc
)1()1(2
1)(
2
1
)1()1(2
1)(
2
1
Jadi
eAy
eBx
c
c
(1.6-5)
Pada posisi dimana nilai 90E , diperoleh
22
90
90
190sin1
90cos
eeY
eeX
Sehingga
FeAeFYAXy
GeBeGYBXx
2
909090
2
909090
1
1
Bila titik utama tersebut dihitung dari titik pusat ellips, maka diperoleh
1. Koordinat Periastron
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 8
cpp xxx 0,
BeBBe )()1(
cpp yyy 0, ,
AeAAe )()1( .
Jadi Bx p 0, , dan Ay p 0, . (1.6-6)
2. Koordinat Apastron
cAA xxx 0, ,
BeBBe )()1( .
cAA yyy 0, ,
AeAAe )()1( .
Jadi BxA 0, , dan AyA 0, . (1.6-7)
3. Koordinat utuk nilai 90E
cxxx 900,90 ,
)(1 2 eBGeBe ,
Ge21 .
cyyy 900,90 ,
)(1 2 eAFeAe ,
Fe21 .
Jadi Gex 2
0,90 1 , dan Fey 2
0,90 1 . (1.6-8)
Dari persamaan di atas (1.6-6), (1.6-8) dapat dilihat bahwa konstanta Thiele Innes A, B,
F, dan G menyatakan proyeksi koordinat siku-siku ekuatorial dari titik periastron dan
titik anomali eksentrik 90E yang terletak pada bidang orbit sebenarnya ke bidang
langit.
1.7. Menentukan Sumbu Panjang dan Sumbu Pendek Sebuah
Ellips.
Untuk menentukan sumbu panjang ellips semu, dapat dilakukan langkah
berikut.
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 9
Gambar 1. 6 Bidang orbit nyata dan lingkaran bantu Kepler
Gambar 1.6 menggambarkan bidang orbit yang sebenarnya dengan lingkaran bantu Kepler
yang memiliki jejari=1/2 sumbu panjang ellips.
Apabila Gambar 6 diproyeksikan pada bidang langit akan diperoleh:
i. Lingkaran bantu Kepler menjadi ellips bantu Kepler. Dengan setengah sumbu
panjang, a dan setengah sumbu pendek, b. Dalam hal ini cosb a i .
ii. Lintasan benar (ellips benar) menjadi lintasan semu (ellips semu).
iii.
Gambar 1. 7 Konstanta Thiele-Innes dan makna geometri
Gambar 1.7 menunjukkan bahwa konstanta Thiele dan Innes A, B, F, dan G
menyatakan proyeksi periastron dan titik dimana E mencapai 90 . Dengan menerapkan
teorema Apollonius pada gambar tersebut, kita dapat memperoleh (Apendiks C).
2 2 2 2 2 21 cosa i A B F G 2 2 2 2 2 21 cosa i A B F G , (1.7-1)
dan
31 3 1U V E E E 2 2cosa i AG BF . (1.7-2)
1.8. Menentukan Persamaan Dasar Thiele
Misalkan qp menyatakan dua kali luas segitiga yang dibentuk oleh radius vektor pada
saat komponen sekunder bergerak dari epoch pt ke
qt .
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 10
Gambar 1. 8 Orbit elip, anomali eksentrik dan anomali benar untuk dua waktu yangberbeda
Dengan menggunakan Gambar 1.8 dan hasil yang sudah diperoleh dari 1.3.1, 1.3.2, dan
1.3.3, dapat dibuktikan (Apendiks D) bahwa persamaan dasar Thiele mempunyai
bentuk
sinqp
qp qp qpt E EC
, (1.8-1)
dengan
qp 2 x luas segitiga '
1 2 2S S S ,
qp q pt t t , (1.8-2)
qp q pE E E . (1.8-3)
1.9. Menentukan Periode Revolusi (P)
Periode revolusi (P) dapat ditentukan dengan langkah sebagai berikut.
Diambil tiga buah titik pengamatan saat 1t , 2t , dan 3t . Dari persamaan dasar Thiele,
dapat diturunkan
2121 21 21sinE E t
C
, (1.9-1)
3232 32 32sinE E t
C
, (1.9-2)
3131 31 31sinE E t
C
, (1.9-3)
Misalkan
21 2 1U E E E ,
32 3 2V E E E .
Jadi 31 3 1U V E E E (1.9-4)
Persamaan (1.9-1), ( 1.9-2), ( 1.9-3) dapat dituliskan menjadi
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 11
2121sin ( )U U t
C
, (1.9-5)
3232sin ( )V V t
C
, (1.9-6)
3131sin ( )U V U V t
C
. (1.9-7)
Karena harga 21t , 32t dan 31t diketahui, demikian juga 21
C
, 32
C
, dan 31
C
dapat
dihitung atau dengan perkataan lain, U dan V hanya bergantung pada harga yang
dipilih.
harus dipilih sehingga (U+V) yang diperoleh dari penjumlahan (1.9-5) dan (1.9-6)
sesuai dengan (U+V) yang diperoleh dari rumus (1.9-7). Nilai yang memenuhi syarat
tersebut dinyatakan dengan 0 , masing-masing dengan 0U dan 0V .
0 2 1U U E E ,
0 3 2V V E E . (1.9-8)
Periode revolusi P dihitung dari hubungan 0
2
P
atau dapat dinyatakan
0
2P
.
1.10. Menentukan Anomali Eksentrik (E) dan Eksentrisitas
(e)
Perhatikan persamaan (1.8-1) dan (1.8-3). Dengan memisalkan
sine , atau 21 cose ,
2 1U E E ,
3 2V E E ,
3 1U V E E , (1.10-1)
dengan mengubah bentuk (1.8-3) dan menggunakan (1.10-1) diperoleh hubungan
(Appendiks E)
23 122
12 23 13
sin sinsin sin
U VE
, (1.10-2)
23 12 132
12 23 13
cos cossin cos
U VE
. (1.10-3)
Penggabungan (1.10-2) dan (1.10-3) akan menghasilkan
23 122
12 23 13
sin sintan
cos cos
U VE
V U
. (1.10-4)
E2 dapat ditentukan dari persamaan di atas, bila ruas kanan bisa dihitung. Selanjutnya
E1 dan E3 dapat diperoleh karena U dan V telah diketahui dari 1.9. Eksentrisitas dapat
dihitung dengan menggunakan (1.10-2) atau (1.10-3).
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 12
1.11. Pengaruh Presesi Luni-Solar Terhadap Lingkaran Jam
dan Sudut arah
Van de Kamp (1969) mendefinisikan Presesi Luni-Solar sebagi bergesernya vernal
equinox sepanjang ekliptika dengan mengecilnya longitude. Peristiwa ini terjadi akibat
gaya gravitasi diferensial Bulan dan Matahari terhadap Bumi. Pengaruh Presesi Luni-
Solar dapat dilihat pada gambar 1.9.
Gambar 1. 9 Presesi Luni-Solar dalam waktu yang lama mengakibatkan bergesernya kutub
utara langit dan titik vernal equinox. Akibatnya sudut posisi bintang ganda harus dikoreksi.
P1 = kutub ekuator sebelum mengalami presesi Luni-Solar.
P2 = kutub ekuator sesudah mengalami presesi Luni-Solar.
S1 = Titik potong lingkaran jam pada bidang ekuator sebelum mengalami presesi
Luni- Solar.
S2 = Titik potong lingkaran jam pada bidang ekuator sesudah mengalami presesi Luni-
Solar.
= perubahan sudut posisi selama satu tahun.
n = Pergeseran kutub P1 ke P2 selama satu tahun.
Hubungan matematis antara , n, , dan dapat diperoleh dengan memperhatikan
segitiga bola SP1P2 :
'sin sin
sin sin 90n
,
atau
'
sin sin
sin cosn
; dapat juga dinyatakan
'
sinsin sin
cosn
.
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 13
Karena dan n mempunyai harga yang cukup kecil, maka persamaan di atas dapat
dinyatakan sebagai 'sin secn .
Newcomb (vide, Van de Kamp, 1969) memberikan harga 20".0495n /tahun atau
0 .00557n /tahun. Nyatakan dengan ' maka 1.11-1 dapat dituliskan menjadi
0 .00557sin sec /tahun,
pada epoch 2000. Sehingga untuk menentukan pada epoch t, persamaan (1.11-2)
ditambah dengan faktor (2000-t), menjadi
0 .00557sin sec (2000 )t .
1.12. Metode Least Square untuk Menghitung Konstanta
Thiele dan Innes
Tinjau kembali persamaan (1.5-3) dan (1.5-5)
x BX GY
y AX BY
Pernyataan ini dapat ditulis sebagai
x BXG
Y Y , (1.12-1)
y AX
FY Y . (1.12-2)
Misalkan menyatakan perbedaan nilai x
Y atau
y
Y yang diamati dan nilai
'x
Y
atau
'y
Y
yang dihitung dari persamaan (1.12-1) dapat dinyatakan:
x BXG
Y Y
,
kemudian dikuadratkan 2
2 x BXG
Y Y
,
untuk n pengamatan. 2
2
1 1
n n x BXG
Y Y
. (1.12-3)
B dan G ingin ditentukan supaya harga 2
1
n
minimum, untuk itu persamaan (1.12-3)
kita turunkan terhadap B dan G dan kemudian hasilnya kita samakan dengan nol,
diperoleh: 2
X X x XB G
Y Y Y Y
,
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 14
2X x
B nGY Y
.
B dan G dapat ditentukan dari determinan
2
X x X
Y Y Y
nx
YB
XX
YY
nX
Y
, dan
2
2
X x X
Y Y Y
X x
Y YG
XX
YY
nX
Y
.
Hal yang sama dapat kita lakukan pada (1.12-2) maka kita akan memperoleh nilai A
dan F.
Persamaan least square dari (1.12-2) adalah 2
2
X X y XA F
Y Y Y Y
X yA nF
Y Y
A dan F dihitung dari determinan:
2
y Y X
Y Y Y
ny
YA
XX
YY
nX
Y
, dan
2
2
Y y X
Y Y Y
X y
Y YF
XX
YY
nX
Y
.
1.13. Massa dan Luminositas
Dalam system bintang berdua visual dikenal beberapa pernyataan yang dapat digunakan
untuk menghitung jarak dan massa bintang
Paralak dinamik
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 15
3
21
2 MMP
ap
Dalam hal ini;
a-setengah sumbu panjang dalam detik busur
P-periode revolusi dinyatakan dalam tahun
Mi massa bintang ke- i
1.14 Hubungan magnitude bolometric (magnitude untuk seluruh panjang gelombang)
LogpmM bb 55
Mb – magnitude absolute bolometric
mb – magnitude semu bolometrik
p –paralak
1.15 Hubungan massa-luminositas
Log M = 0,1 (4,6-Mb ) bila 0 < Mb < 7,5
Log M = 0,145 (5,2 - Mb ) bila 7,5 < Mb < 11
Dalam hal ini M – massa bintang
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 16
Start
a, p0, P, dan
,mb(1), mb(2)
For I=1,2
Next I
1
2
tidak ya
Flowchart hitung
masa dan luminositas
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 17
Gambar 1. 10 Flowchart Hitung Massa dan Paralak Bintang Ganda Visual.
Data masukan:
p0 tebakan paralak dinamik awal. P – priode dalam tahun, presesi relatif . mb(1) –
magnitudo semu bolometrik bintang primary, mb(2)-magnitudo semu bolometrik secondary
dan a – setengah sumbu panjang dalam detik busur
Data keluaran
M(1)-massa bintang primary, M(2)- massa bintang secondary, paralak dinamik p, magnitudo
absolut bolometrik primary Mb(1) dan magnitudo absolut bolometrik secondary Mb(2).
Catatan : jarak d= 1/p dalam hal ini d jarak binang dalam parsek
Telaah komprehensif cara menentukan massa dapat dilihat pada paper Baize & Romani
(1946). Selain itu jika massa bintang dalam satuan massa Matahari, umur bintang dalam
satuan umur Matahari dapat juga ditentukan dari pernyataan Stacey Palen (2002)
t M dalam hal ini besaran yang bergantung pada macam bintang. Untuk bintang
normal (bintang mirip Matahari) =2,5
1
1
│p-p0│≤ p p0 = p
p, Mb(1),Mb(2),
M(1),M(2)
Stop
2
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 18
Bab 2. Aplikasi pada bintang ganda
visual ADS 1733 ________________________________________________________
Bintang ganda ADS 1733 sudah lama diketahui orang tentang orbitnya, bintang ini terletak
dibelahan langit selatan langit mudah diamati pada bulan September, informasi mengenai
separasi sudut, sudut posisi dan luminositas cukup tersedia di internet maupun di
perpustakaan
Gambar 2. 1 Panorama bintang ganda ADS 1733 (sumber http://aladin.u-starsbg.fr/)
2.1. Urutan Pekerjaan
Setelah diperoleh semua data yang diperlukan untuk menurunkan suatu lintasan,
barulah pekerjaan ini dapat kita selesaikan.
2.1.1. Data Yang diperlukan
i. Koordinat ekuatorial dan pada epoch yang dipilih. Untuk pekerjaan ini diambil
pada epoch 2000.
ii. Sudut arah, , yang telah dikoreksi terhadap pengaruh presesi dan dinyatakan dalam
derajat.
iii. Jarak sudut,, dinyatakan dalam detik busur.
iv. Saat pengamatan dilakukan, t.
2.1.2. Proses Dasar.
http://aladin.u-strasbg.fr/
Citra dari 2MASS filter J
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 19
i. Kita buat grafik yang memberikan hubungan antara dan t. Demikian juga
terhadap t, pada masing-masing epoch.
ii. Kemudian diperiksa apakah hukum kekekalan luas (Hukum Kepler II) dipenuhi
yaitu
dt
dttt
konstan = C
Kalau belum, kita koreksi grafik sehingga hukum Kepler II dipenuhi.
iii. Harga dan yang telah memenuhi syarat dapat segera dibaca dari grafik tadi.
iv. Langkah terakhir adalah menggunakan rumus pada Bab 1 untuk menentukan
konstanta dan elemen lintasan.
A. Tujuan Penelitian
Studi ini bertujuan untuk menentukan orbit sistem bintang ganda visual,
menurunkan beberapa besaran fisis pada sistem tersebut, dan memperkirakan
bagaimana sistem bintang ganda tersebut pada masa yang akan datang (ephemeris).
Studi ini menggunakan obyek ADS 1733 dengan koordinat (epoch 2000)
2h15
m.8
-18o14’
Alasan dipilihnya objek ini adalah:
1. Lintasannya sudah dapat ditentukan
Data yang digunakan pada studi ini berasal dari data yang dikumpulkan oleh
Worley tahun 1975, dimana sebagian besar data terdiri dari data yang terdapat
pada studi oleh Horeschi (1958).
2. Kelas spektrum sudah diketahui
Studi oleh Horeschi menyatakan adanya tiga buah kelas spektrum untuk obyek ini
yang merupakan hasil dari tiga buah studi yang lain, yaitu:
a. Kelas spektrum K0 dari catalog Henry Draper.
b. Kelas spektrum dK4 dari studi oleh Wilson
c. Kelas spektrum K3 dari studi oleh Kuiper pada tahun
Informasi mengenai kelas spektrum digunakan dalam salah satu langkah dalam
penentuan massa bintang.
B. Penyelidikan Sebelumnya
Horeschi (1958) telah mempelajari sistem ADS 1733 dan memperoleh elemen orbit
sebagai berikut:
Elemen dinamik:
Tabel 2. 1 Elemen dinamik ADS 1733
Periode P 168.6 tahun
Eksentrisitas e 0.48
Inklinasi i 31o.25
Elemen Orientasi:
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 20
Tabel 2. 2 Elemen orientasi ADS 1733
Setengah sumbu panjang ellips benar a 1”.70
Longitude Periastron 71.72
Sudut posisi titik simpul naik 103o.13
Pergesaran sudut per tahun 2o.135
Waktu pada saat komponen sekunder melewati
Periastron
T 1987.0
Ephemeris ADS 1733
Tabel 2. 3 Ephemeris ADS 1733
t
1958.0 61o.19 1”.567
1960.0 65 o.06 1”.525
1962.0 69 o.15 1”.482
1964.0 73 o.50 1”.435
1966.0 78 o.15 1”.386
1968.0 83 o. 15 1”.334
1970.0 88 o.57 1”.278
1987.0 172 o.00 0”.770
Pada gambar 1 ditunjukkan lintasan ADS 1733 dari studi oleh Horeschi (1958).
Gambar 2. 2 Lintasan bintang ganda visual ADS 1733 (Horeschi, 1958)
2.2. Pelaksanaan
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 21
Diketahui : ADS 1733 = BDS 1179 = Hasting I = Lalande 4219
= 2h15
m.8 ( Epoch 2000 )
= -18o14’
Untuk bintang tersebut diperlukan koreksi sudut arah sebesar
t 2000secsin00557.0 , dengan data di atas diperoleh
t 2000003145.0 ,
dinyatakan dalam tiga desimal, menjadi
t 2000003.0 . (1.2-1)
Tabel 2. 4 Posisi ADS 1733, menurut Worley (1975).
No t c OBS
Jum.
Malam Referensi
1 1679.92 311.8 312.16 2.22 HL 2 -
2 1885.04 334.4 333.74 2.299 HL 3 -
3 1886.87 336.7 337.04 1.96 LV 3 -
4 1887.06 338.9 340.54 2.18 HL 4 -
5 1888.5 340.2 340.83 2.8 LV 7 -
6 1889.95 340.5 343.93 2.36 LV 4 -
7 1890.95 343.6 343.93 2.06 HL 3 -
8 1890.95 341.4 341.73 2.21 BU 3 Mem.R.Astron.Soc. V44, 141
9 1891.03 340.3 340.63 2.21 LV 3 -
10 1891.76 341.7 342.03 2.09 LV 2 -
11 1899.77 349.5 349.81 2.22 DOO 5 Pub. Univ. Pennsylvania V1, PT3
12 1903.63 353.9 354.19 2.42 Din 1 Pub. US. Naval Obs. V6, 117
13 1909.76 359.2 359.47 2.1 OL 2 Lick Obs. Bul. V5, 185
14 1915.4 364.2 364.45 2.06 OL 2 Astron. J. V30, 063, 157
15 1926.98 387.8 388.02 1.87 FIN 1 Union Obs. Circ No 112, 104
16 1928.65 379.3 379.51 2.04 VOU 4 Ann Bosscha Obs. Lembang V6, PT1
17 1930.04 378.6 378.81 2.19 WAL 4 Ann Bosscha Obs. Lembang V6, PT2
18 1930.54 380.1 380.31 2.07 OL 3 Pub. Univ. Pennsylvania V5, PT1, sec 1
19 1930.78 383.7 383.91 1.7 BRT 3 Pub. Univ. Pennsylvania V5, PT1, sec 2
20 1933.11 384.6 384.8 1.19 WRH 3 Pub. Univ. Pennsylvania V6, PT4, 03
21 1933.6 384.7 384.9 1.94 VOU 4 Ann Bosscha Obs. Lembang V6, PT4
22 1933.79 386.1 386.3 2.06 VBS 2 Pub. Yerkes Obs. V8, 047
23 1934.99 387 387.2 1.98 B 4 Union Obs. Circ No 94, 149
24 1936.86 388.6 388.79 1.92 SNW 4 Ann Bosscha Obs. V9, PT1
25 1936.98 389.6 389.79 1.78 FIN 1 Union Obs. Circ No 112, 104
26 1937.81 389 389.2 1.92 KUI 1 Astrophys. J. Supp. V6, 001
27 1937.87 388 388.2 2.3 VAT 1 Vatican Catalog 1930, Appendix 3
28 1938.67 391.3 391.49 1.89 VOU 3 Ann Bosscha Obs. Lembang V6, PT4
29 1942.59 394.8 395 1.89 VOU 4 Manuscript, see J. Obs. V38, 109.
30 1945.85 399 399.16 1.88 GTB 1
Mem. Commonw. Obs. Mt. Stromlo, V2,
N4,19
31 1945.89 401.2 401.36 1.93 WCY 1
Mem. Commonw. Obs. Mt. Stromlo, V2,
N4,19
32 1945.92 401.5 401.66 1.74 GTB 1
Mem. Commonw. Obs. Mt. Stromlo, V2,
N4,19
33 1945.97 403.1 403.26 2.03 GTB 1
Mem. Commonw. Obs. Mt. Stromlo, V2,
N4,19
34 1946.37 404.1 404.26 1.9 BRT 4 Pub. Univ. Pennsylvania V7, PT1, sec 1
35 1946.89 401.5 401.66 1.78 WCY 1 Mem. Commonw. Obs. Mt. Stromlo, V2, N09
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 22
36 1948.76 403.8 404 1.66 VBS 2 Pub. Yerkes Obs. V8, 159
37 1948.96 405.5 405.65 1.71 B 4 Union Obs. Circ No 111, 013
38 1949.79 405.87 406.02 1.737 LEM Ann. Bosscha Obs. Lembang, V9, PT2
39 1951.64 408.46 408.6 1.726 LEM Ann. Bosscha Obs. Lembang, V9, PT2
40 1953.76 410.33 410.47 1.628 LEM Ann. Bosscha Obs. Lembang, V9, PT2
41 1954.66 413.22 416.36 1.659 LEM Ann. Bosscha Obs. Lembang, V9, PT2
42 1955.93 418.6 418.73 3.14 MOH 1 -
43 1956.02 415.1 415.23 1.6 B 1 Union Obs. Circ No 115, 266
44 1957.71 421.33 421.46 1.483 LEM Ann. Bosscha Obs. Lembang, V9, PT2
45 1957.73 418.8 418.93 1.66 B 3 Astrophys. J. Supp. V4, No. 36, 045
46 1958 421.5 421.63 1.56 VBS 3 Pub. Yerkes Obs. V9, PT2
47 1959.87 421.3 421.42 1.46 KNP 3 Union Obs. Circ No 119, 331
48 1961.76 426.6 426.71 1.54 B 4 Astron. J. V67, 555
49 1961.94 429.9 430.01 1.5 MRC 1 Obs. Nacional Brasil No.21, 1966
50 1962.92 427.3 427.41 1.5 KNP 1 Rep. Obs. Circ. No. 122, 025.
51 1964.29 430.8 430.91 1.55 B 3 Rep. Obs. Circ. No. 125, 093.
52 1965.98 435.5 435.6 1.48 NBG 4 Rep. Obs. Circ. No. 125, 105.
53 1965.98 433.5 433.6 1.39 KNP 1 Rep. Obs. Circ. No. 128, 177.
54 1968.79 441.4 441.49 1.44 NBG 1 Rep. Obs. Circ. No. 128, 184.
Dimana Indeks nama yang terdapat pada kolom OBS adalah
BRT = Barton, S.G.
WRH = Wilson, R.H., Jr.
VBS = Van Biesbroeck, G.
B = Van den Bos, W.H.
SMW = Simonow, G.V.
KUI = Kuiper, G.P.
VAT = Vatican
GTB = Gottlieb, K.
HL = Hall, A.
WOY = Wolley, R.U.D.
LEM = Lembang (Bosscha
Observatory)
MOH =
KNP = Knipe, G.H.G.
MRG = Morgan, H.R.
NBG = Newberg, I.L.
LV = Leavenworth, F.
BU = Burnham, S.W.
DOO = Doolittle, E.
DW = Dinwiddie, W.W.
OL = Olivier, C.P.
FW = Finsen, W.S.
VOU = Voute
WAL = Wallenquist, A.
o = harga yang diamati
c = harga setelah dikoreksi terhadap pengaruh presesi
Selanjutnya kita baca nilai dan dari grafik yang telah memenuhi Hukum Kepler II, dan
kemudian kita buat tabel 1.2-2.
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 23
Tabel 2. 5 Harga dan yang telah dikoreksi.
No t x y C
1 1902 351.23 2.18 -0.332 2.155
3.99 18.88
2 1906 355.22 2.17 -0.181 2.162
3.98 18.66
3 1910 359.2 2.16 -0.03 2.16
3.99 18.36
4 1914 363.19 2.13 0.119 2.127
4.12 18.43
5 1918 367.31 2.1 0.267 2.083
4.35 18.82
6 1922 371.66 2.06 0.416 2.017
4.38 18.41
7 1926 376.04 2.04 0.564 1.961
4.44 18.21
8 1930 380.48 2.01 0.703 1.883
4.64 18.37
9 1934 385.12 1.97 0.836 1.784
4.99 18.97
10 1938 390.11 1.93 0.968 1.67
4.99 18.11
11 1942 395.1 1.88 1.081 1.538
5.49 18.78
12 1946 400.59 1.82 1.184 1.382
5.98 18.83
13 1950 406.57 1.73 1.256 1.189
6.49 18.75
14 1954 413.06 1.67 1.335 1.004
6.99 18.79
15 1958 420.05 1.61 1.395 0.804
6.99 18.01
16 1962 427.04 1.6 1.473 0.624
7.96 18.89
17 1966 435 1.49 1.439 0.386
dari Tabel 2.5 terlihat bahwa :
1. Dalam pekerjaan ini pengamatan sebelum tahun 1902 tidak diikut sertakan dalam
analisa, karena:
i. Kurang lengkapnya referensi; bagaimana data tersebut diperoleh.
ii. Pengamatan sebelum tahun 1902 dianggap mempunyai bobot ketelitian
yang kecil.
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 24
2. Dari Tabel 2.5 dapat diperoleh bahwa, C yang dapat diturunkan adalah: C =
18.585 [derajat][detik busur]2 /4 tahun,
= 0.313 [derajat][detik busur]2 /4 tahun.
Jika dinyatakan dalam satuan [radian][detik busur]2 pertahun, diperoleh
C = 0.081 [radian][detik busur]2 /tahun,
= 0.001 [radian][detik busur]2 /tahun.
C adalah C rata-rata yang dihitung dengan n
CC
i . Sedangkan
adalah standard deviasi, ditentukan dengan menggunakan hubungan
1
2
n
CC i .
Selanjutnya akan ditentukan nilai
1331
2332
1221
EEEVU
EEEV
EEEU
oo
o
o
Dengan menggunakan tiga buah titik dari tabel 2.2-2. akan ditentukan harga qp.
Ketiga titik tersebut adalah
1. Titik ujung, epoch t= 1906
2. Titik tengah, epoch t=1936
3. Titik Akhir, epoch t = 1966
Tabel 2. 6 Hasil perhitungan untuk menentukan nilai qp
No T y x qp tqp qp
1 1906 355.22 2.171 2.163 -0.181 2.25 30 32.33
2 1936 387.55 1.937 1.717 0.896 2.129 30 47.45
3 1966 435 1.491 0.386 1.44 3.185 60 79.78
Arti notasi, yang terdapat pada tabel di atas dapat dilihat dengan memperhatikan Gambar 2.3
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 25
Gambar 2. 3 Separasi sudut dan sudut posisi untuk tiga epoch acuan
21 = 2 x luas segitiga s1t1t2 = 2.250 (detik busur)2,
32 = 2 x luas segitiga s1t2t3 = 2.129 (detik busur)2,
31 = 2 x luas segitiga s1t1t3 = 3.185 (detik busur)2.
Sedangkan
21 = 2 - 1 = 32o.33,
32 = 3 - 2 = 47o.45,
31 = 3 - 1 = 79o.78.
2.2.1. Menentukan nilai = 0
Untuk menentukan = 0, rumus yang akan digunakan adalah persamaan dasar
Thiele (1.8.1). Data untuk tqp dan qp diambil dari tabel 1.2-3 dan C = 0.081 [radian][detik
busur]2 /tahun.
Tabel 2. 7 Hasil perhitungan untuk mencari 0
______________________________________________________
o o o
qpNo E 2 .135 2 .137 2 .139qp
tC
1 30 E21 45.852 45.867 45.881
2 30 E32 54.685 54.703 54.721
3 60 E31 100.532 100.567 100.602
U 0o
S 180o
t1=1906
t2=1936
t3=1966
S1
1 2 3 1
2
3
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 26
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa yang memenuhi syarat agar E31=E32+E21, adalah =
2o.139/tahun. Harga E yang memenuhi adalah:
E21 = 45o.881 = U,
E32 = 54o.721 = V,
E31 = 100o.602 = (U+V).
2.2.2. Menghitung eksentrisitas (e) dan anomali eksentrik
(E).
Untuk menghitung e dan E, digunakan persamaan (1.10-2) dan (1.10-3). Sedangkan
data diambil dari tabel 2.2.1-1 kolom ketujuh.
132312
1223
2
sinsinsinsin
VUE ,
185.3129.2250.2
)721.54sin(250.2)881.45sin(129.2
,
194.1
309.0 ,
atau 259.0sinsin 2 E . (2.2.2-1)
Hal yang sama kita lakukan pada persamaan yang berikut
132312
131223
2
coscoscossin
VUE ,
akan diperoleh hasil sebagai berikut:
338.0cossin 2 E . (2.2.2-2)
Dengan menggunakan (2.2.2-1) dan (2.2.2-2) diperoleh :
338.0
259.0
cossin
sinsin
2
2
E
E
,
atau, 776.0tan 2 E ,
180462.372E k ; k=0,1,2,…
Untuk memilih harga k, E2 harus memenuhi persamaan (2.2.2-1) dan (2.2.2-2).
Dari persamaan (2.2.2-1)
2sin
259.0sin
E
atau
2
0.259
sine
E
.
Jadi 0sin 2 E atau 360180 2E . (2.2.2-3)
Dari persamaan (2.2.2-2)
2
0.338sin
cos E
atau
2
0.338
cose
E
.
Berarti 0cos 2 E , jadi 27090 2E . (2.2.2-4)
Dengan memperhatikan syarat (2.2.2-3) dan (2.2.2-4), dapat ditarik kesimpulan bahwa
270180 2E , atau dengan kata lain k yang memenuhi adalah k = 1.
1180462.372 E ,
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 27
= 217o.462.
Jadi dengan begitu E1 dan E3 dapat ditentukan dan diperoleh
E1 = 171o.581,
E3 = 272o.183.
Selanjutnya e dihitung dengan menggunakan hubungan
e 338.0cos 2 E ,
0.338
cos 217 .462e
,
e = 0.426.
2.2.3 Menghitung Saat Komponen Sekunder Melalui
Periastron T
Rumus yang akan digunakan adalah persamaan (1.3.2-3)
)(sin TtEeEM ,
sedangkan data diambil dari 2.1. dan 2.2. , dimana = 2o.139/tahun dan e = 0.426
Tabel 2. 8 Hasil perhitungan untuk menentukan saat terakhir kali melalui Periastron
No t E M T0
1 1906 171.481 168.007 1827.46
2 1936 217.462 232.308 1827.39
3 1966 272.183 296.379 1827.44
Dengan mengambil nilai rata-rata To dari tabel diatas, saat terakhir melalui Periastron dapat
ditentukan 0T = 1827.430, standard deviasi = 0.071. Karena periode
2P , maka P dapat
dihitung, yaitu
139.2
360
P , atau
P = 168.303 tahun.
Dengan ekstrapolasi dapat ditentukan saat berikutnya melalui Periastron, yaitu :
T = T0 + P,
= 1827.430 +168.303,
= 1995.733.
Jadi epoch Periastron T = 1995.733.
2.2.4. Menghitung M, E, X dan Y pada tiap Epoch
Rumus yang akan digunakan adalah (1.3.2-3) , (1.3.1-1) dan (1.3.1-2). Sedangkan e =
0.426 dan = 2o.139/tahun. Hasil perhitungan diperlihatkan di bawah ini.
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 28
Tabel 2. 9 Hasil perhitungan dengan menggunakan (1.3.2-3),
(1.3.1-1) dan (1.3.1-2)
2.2.5. Menghitung Konstanta Thiele dan Innes
Rumus yang digunakan adalah persamaan (1.12-3), (1.12-4), (1.12-5) dan (1.12-6).
Sedangkan data dari Tabel 2.10
Tabel 2. 10 Hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan
(1.12-3), (1.12-4) dan (1.12-6)
No t X/Y (X/Y)2 x/X y/Y (x/Y)(X/Y) (y/Y)(X/Y)
1 1902 -6.2 38.44 -1.476 9.578 9.151 -59.384
2 1906 -10.72 114.918 -1.371 16.379 14.697 -175.583
3 1910 -38.514 1483.328 -0.811 58.378 31.235 -2284.37
4 1914 24.982 624.1 -2.088 -37.316 -52.162 -932.228
5 1918 9.289 86.294 -1.757 -13.704 -16.321 -127.296
6 1922 5.669 32.142 -1.698 -8.233 -9.626 -46.673
7 1926 4.033 16.263 -1.679 -5.836 -6.771 -23.537
8 1930 3.087 9.531 -1.658 -4.441 -5.118 -13.709
9 1934 2.462 6.061 -1.642 -3.505 -4.043 -8.629
10 1938 2.012 4.048 -1.643 -2.835 -3.306 -5.704
11 1942 1.666 2.776 -1.628 -2.316 -2.712 -3.858
12 1946 1.389 1.929 -1.62 -1.891 -2.25 -2.627
13 1950 1.156 1.336 -1.59 -1.505 -1.838 -1.74
14 1954 0.951 0.904 -1.589 -1.195 -1.511 -1.136
No t M E X Y
1 1902 159o.583 165
o.583 -1.395 0.225
2 1906 168.061 171.618 -1.415 0.132
3 1910 176.617 177.627 -1.425 0.037
4 1914 185.173 183.618 -1.424 -0.057
5 1918 193.729 189.642 -1.412 -0.152
6 1922 202.285 195.686 -1.389 -0.245
7 1926 210.841 201.783 -1.355 -0.336
8 1930 219.397 207.955 -1.309 -0.424
9 1934 227.953 214.226 -1.235 -0.509
10 1938 236.509 220.619 -1.185 -0.589
11 1942 245.065 227.166 -1.106 -0.664
12 1946 253.621 233.9 -1.015 -0.731
13 1950 262.177 240.859 -0.913 -0.79
14 1954 270.733 248.089 -0.799 -0.84
15 1958 279.289 255.645 -0.674 -0.877
16 1962 287.845 263.591 -0.538 -0.899
17 1966 296.401 272.009 -0.391 -0.904
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 29
15 1958 0.769 0.951 -1.591 -0.917 -1.223 -0.705
16 1962 0.598 0.358 -1.638 -0.694 -0.98 -0.415
17 1966 0.433 0.187 -1.592 -0.427 -0.689 -0.185
3.062 2423.566 -27.071 -0.48 -53.467 -3687.779
Dengan menggunakan rumus-rumus dari 1.12 , nilai A, B, F dan G dapat dihitung
062.3
206.2423
480.0
779.651.3
A
17
062.3
17
062.3
=126.41185
773.62078,
A = -1”.507.
B =
062.3
206.2423
071.27
467.53
17
062.3
17
062.3
= 126.41185
048.826,
B = -0”.020.
F =
062.3
206.2423
062.3
206.2423
17
062.3
480.0
779.3651
,
= 126.41185
608.10018 ,
F = 0”.243,
G =
062.3
206.2423
062.3
206.2423
17
062.3
071.27
467.53
= 126.41185
894.65434,
G = -1”.589.
2.2.6. Menentukan Kesalahan Konstanta Thiele dan Innes.
Untuk menentukan kesalahan A, B, F dan G dapat digunakan metode Worthing dan
Geffner (1943), dimana kesalahan dalam B adalah :
1
2/122
/ YBY
X
Y
Xnn
.
Kesalahan dalam G adalah
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 30
1
2/1222
/ YGY
X
Y
Xn
Y
X
,
1Y dapat dihitung dari :
2/12
'
)2/(1
n
Y
x
Y
xY .
Persamaan Least square-nya adalah :
GY
XB
Y
x
,
589.1020.0
Y
X
Y
x, (2.2.6-1)
'
Y
x nilai
Y
x yang dihitung dari (2.2.6-1)
Y
x = harga yang diamati, dari tabel 2.2.5-1
Hal yang sama untuk persamaan least square yang berbentuk :
FY
XA
Y
y
,
243.0507.1
Y
X
Y
y. (2.2.6-2)
Kesalahan dalam A adalah :
2
2/122
/ YAY
X
Y
Xnn
.
Kesalahan dalam F adalah
2
2/1222
/ YFY
X
Y
Xn
Y
X
.
Sedangkan 2/1
2'
)2/(2
n
Y
y
Y
yY .
'
Y
y = nilai
Y
y yang dihitung dari (2.2.6-2)
Y
y = nilai yang diamati, dari tabel 2.2.5-1.
Dengan menggunakan rumus (2.2.6-1) dan (2.2.6-2), data dari tabel 1.2.5-1 dapat diturunkan
Tabel 2.11
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 31
Tabel 2. 11 Menunjukkan hasil perhitungan untuk menentukan kesalahan konstanta Thiele
dan Innes
t X/Y (X/Y)2 (x/Y)' (x/Y) ( x/Y)
2 (y/Y)' (y/Y) ( y/Y)
2
1903.6 -7.57 57.303 -1.438 -1.317 0.015 11.651 12.946 1.677
1909.76 -31.756 1008.42 -0.954 -0.422 0.283 48.099 46.667 2.051
1915.4 15.889 252.457 -1.907 -1.778 0.017 -23.702 -22.822 0.774
1926.98 3.787 14.338 -1.665 -2.466 0.642 -5.464 -4.638 0.682
1928.65 3.384 11.453 -1.657 -1.733 0.006 -5.343 -4.893 0.203
1930.04 3.104 9.635 -1.651 -1.669 0 -4.435 -4.901 0.217
1933.11 2.605 6.783 -1.641 -1.023 0.382 -3.683 -2.213 2.161
1934.99 2.357 5.554 -1.636 -1.717 0.007 -3.309 -3.342 0.001
1936.98 2.132 4.547 -1.632 -1.599 0.001 -2.97 -2.725 0.06
1938.67 1.967 3.868 -1.628 -1.648 0 -2.721 -2.691 0.001
1942.59 1.636 2.678 -1.622 -1.615 0 -2.222 -2.307 0.007
1945.85 1.412 1.993 -1.617 -1.635 0 -1.885 -2.008 0.015
1948.76 1.236 1.529 -1.614 -1.497 0.014 -1.62 -1.551 0.005
1951.64 1.08 1.167 -1.611 -1.601 0 -1.385 -1.41 0.001
1953.76 0.975 0.95 -1.609 -1.506 0.011 -1.226 -1.242 0
1955.93 0.873 0.762 -1.606 -3.136 2.341 -1.073 -1.904 0.691
1957.71 0.791 0.625 -1.605 -1.491 0.013 -0.949 -0.811 0.019
1959.87 0.696 0.484 -1.603 -1.44 0.027 -0.806 -0.784 0
1961.76 0.617 0.381 -1.601 -1.576 0.001 -0.687 -0.678 0
1964.29 0.513 0.263 -1.599 -1.624 0.001 -0.53 -0.562 0.001
1965.98 0.443 0.197 -1.598 -1.478 0.014 -0.425 -0.435 0
1968.79 0.326 0.106 -1.596 -1.593 0 -0.248 -0.238 0
6.497 1385.49 -35.09 -35.564 3.775 -4.933 -2.542 8.566
1
2/122
/ YBY
X
Y
Xnn
,
1
2/1211.42488.138522/22 Y ,
1
2/1525.30438/22 Y ,
1
2/1001.0 Y ,
1
027.0 Y .
1
2/1222
/ YGY
X
Y
Xn
Y
X
,
1
2/1211.42488.138522/488.1385 Y ,
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 32
1
2/1525.30438/488.1385 Y ,
1
213.0 Y .
Sedangkan 1
Y adalah
2/12
'
)2/(1
n
Y
x
Y
xY ,
2/1
20
775.3
,
= 0.434.
dan 2/1
2'
)2/(2
n
Y
y
Y
yY ,
2/1
20
558.8
,
= 0.654.
Jadi
B = 0.027 x 0.434 = 0.012,
G = 0.213 x 0.434 = 0.093.
Hal yang sama untuk kesalahan A dan F
A = 0.027 x 0.654 = 0.018,
F = 0.213 x 0.654 = 0.139.
Konstanta Thiele dan Innes dapat ditulis
A = -1”.507 0”.018,
B = -0”.020 0”.012,
F = 0”.243 0”.139,
G = -1”.589 0”.093.
2.2.7. Menghitung elemen Orientasi
Rumus- rumus yang digunakan adalah persamaan (1.5-11), (1.5-12) dan (1.5-13) dan
data dari Bab 2.2.5. Dari rumus (1.5-11) dan (1.5-12)
085.0096.3
263.0tan
GA
FB ,
(+) = 4.856 + k x 180.
Sin (+) bertanda sama terhadap B-F, dan B-F 0. Jadi sin (+) 0, berada pada daerah
180 (+) 360. Dengan perkataan lain harga k yang memenuhi adalah k=1.
(+) = 4.856 + 180,
= 184.856 . (2.2.7-1)
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 33
720.2082.0
223.0)(tan
GA
FB ,
(-) =-69.814 + k x 180.
Sin (-) bertanda sama dengan -(B+F) dan –(B+F) 0. Jadi Sin (-) 0, terletak pada
rentang 180 (-) 360. Harga k yang memenuhi adalah k = 2. Jadi
(-) = -69.814 + 360,
= 290.186. (2.2.7-2)
Dari (1) dan (2)
= 237.521,
= -52.665 .
Jadi nilai dan yang memenuhi adalah
= 237.521- 180,
= 57.521.
= -52.665 + 180,
= 127.335 .
Untuk menghitung inklinasi, digunakan rumus
)sin(
)sin(
2tan2
BF
FBi,
)335.127521.57sin(
)335.127521.57sin(
263.0
223.0
,
939.0263.0
085.0223.0
,
247.0
019.0 ,
= 0.077,
tan (i/2) = 0.277,
i/2 = 15.486.
Karena gerakannya direct maka i = 30.972.
Selamjutnya untuk menghitung a, gunakan rumus (1.7-1)
a2 cos i = AG – BF,
Nilai A, G, B dan F dari 1.2.4 dan i = 30.972.
i
BFAGa
cos
2 ,
= 972.30cos
243.0020.0589.1507.1
,
= 857.0
05.0395.2 ,
= 2.800,
a = 1”.673.
Untuk menghitung setengah sumbu pendek (b), gunakan hubungan
21 eab ,
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 34
= 2)426.0(1673.1 ,
= 1.673 x 0.905,
b = 1”.514.
2.2.8. Hitung massa dan jarak
Dengan menggunakan persamaan yang telah diturunkan pada paragraf sebelumnya dan
penerapan teknik iterasi pada persamaan tersebut, diperoleh hasil perhitungan sebagai
berikut:
Tabel 2. 12 Hasil iterasi untuk menentukan parameter fisik bintang ADS 1733
Hasil iterasi r
1. Paralak dinamik dari bintang ganda tersebut adalah 0”,054;
2. Massa dari bintang ganda tersebut adalah M1 = 0,58 M0 dan M2 = 0,42 M0
3. Magnitudo absolut bolometrik bintang tersebut adalah 1Mb = 6,79 dan
2Mb = 7,79
2.2.9 Hasil Akhir
Dari perhitungan terdahulu diperoleh nilai-nilai sebagai berikut :
i. Elemen Dinamik
e = 0.426.
T = 1995.303.
P = 168.303 tahun.
ii. Elemen Orientasi
i = 30.972 .
= 57.521 .
= 127.335 .
iii. Konstanta Thiele dan Innes
A = -1”.507.
Iterasi p M1 + M2 1Mb
2Mb M1 M2
0 0,04356 2 6,305457 7,305457 0,691367 0,495118
1 0,04699 1,593243 6,470037 7,470037 0,654402 0,468646
2 0,049559 1,358145 6,585597 7,585597 0,629634 0,450909
3 0,051372 1,219344 6,66363 7,66363 0,613442 0,439313
4 0,052598 1,13605 6,714845 7,714845 0,603042 0,431865
5 0,053402 1,085478 6,747805 7,747805 0,596442 0,427138
6 0,05392 1,054529 6,768743 7,768743 0,592287 0,424163
7 0,054248 1,035489 6,781931 7,781931 0,589685 0,422299
8 0,054455 1,023737 6,790193 7,790193 0,58806 0,421136
9 0,054585 1,016466 6,795352 7,795352 0,587049 0,420411
10 0,054665 1,011963 6,798566 7,798566 0,586419 0,41996
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 35
B = -0”.020 .
F = 0”.243 .
G = -1”.589 .
iv. Ukuran geometris dari Ellips
a = 1”.673 .
b = 1”.514 .
v. Gerakan sudut per tahun
= 2.139
vi Jarak , massa dan luminositas
Karena paralak p = 0,054 jarak r = p
1 = 18,5 parsek
Massa bintang
bintang primer M1 = 0,58 M0 dan bintang sekunder M2 = 0,42 M0
Magnitudo absolut bolometrik
bintang primer 1Mb = 6,79 dan bintang sekunder
2Mb = 7,79
2.2.10 Ephemeris bintang ganda ADS 1733
Berikut diberikan ephemeris Bintang ADS 1733 untuk tahun 2006
Nama (designation) yang lain untuk bintang ini adalah : HD 14001, HIP 10542
Tabel 2. 13 Elemen orbit bintang ganda ADS 1733
menurut Siregar(1976)
No Elemen Siregar (1976)
1 P 168.303 tahun
2.o139
3 e 0.426
4 I 30.972
57.521
127.335
7 T 1995.733
Ephemeris untuk elemen orbit bersangkutan diragakan pada table berikut ini
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 36
Tabel 2. 14 Ephemeris bintang ganda ADS 1733 menurut Siregar(1976) untuk semester II
tahun 2006
No t (tahun) M (o) E (
o) (
o) (") (
o)
1 2006.25 22.496 37.282 55.998 1.017 244.26
2 2006.33 22.67 37.545 56.358 1.048 244.653
3 2006.41 22.84 37.801 56.708 1.079 245.044
4 2006.5 23.03 38.087 57.098 1.117 245.471
5 2006.58 23.2 38.343 57.496 1.149 245.845
6 2006.67 23.394 38.634 57.841 0.987 246.282
7 2006.75 23.565 38.89 58.188 0.987 246.788
8 2006.84 23.758 39.179 58.578 0.994 247.094
Sebagai pembanding berikut dilampirkan elemen orbit menurut Soderhjelm(1999). Data pada
epoch 2000.
Tabel 2. 15 Elemen orbit bintang ganda ADS 1733
menurut Soderhjelm(1999)
No Elemen Soderhjelm(1999)
1 P 225 tahun
1.o600
3 e 0.14
4 i 41.000
57.521
170.000
7 T 1803
Sedangkan ephemeris untuk elemen orbit table diatas diragakan pada Table 2. 16
Tabel 2. 16 Ephemeris bintang ganda ADS 1733 menurut Soderhjelm(1999) untuk semester
II tahun 2006
No t (tahun) M (o) E (
o) (
o) (") (
o)
1 2006.25 325.2 320.027 -45.442 1.706 149.444
2 2006.33 325.328 320.171 -45.283 1.708 149.544
3 2006.41 325.456 320.315 -45.123 1.708 149.696
4 2006.5 325.6 320.476 -45.944 1.708 149.847
5 2006.58 325.728 320.62 -45.785 1.712 149.948
6 2006.67 325.872 320.782 -44.605 1.712 150.1
7 2006.75 326 320.926 -44.445 1.71 150.252
8 2006.84 326.144 321.087 -44.265 1.71 150.404
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 37
Bab 3. Proposal untuk pekerjaan
selanjutnya ___________________________________________________________________________
3.1 Sistem Bintang Ganda Visual ADS 8119 AB
Bintang ganda visual ADS 8119 AB atau lebih dikenal dengan nama Xi Ursae
Majoris (ζ Uma) merupakan salah satu bintang ganda visual di rasi Ursa Mayor. Pasangan
bintang ini ditemukan oleh Sir William Herschel pada 2 Mei 1780 dan merupakan sistem
bintang ganda yang orbitnya berhasil dihitung pertama kali oleh Savary pada tahun 1828.
Oleh karena itu bintang ini mempunyai posisi historis yang sangat penting dalam studi
bintang ganda visual. Merupakan sistem bintang ganda yang pertama kali dihitung elemen
orbitnya dan juga merupakan sistem bintang ganda yang pertama kali digunakan untuk
membuktikan kebenaran kaedah hukum Kepler III.
Sistem ini terdiri dari dua buah bintang utama pada sistem ADS 8119 AB, yaitu
bintang HD 98231 (ADS 8119 A) sebagai komponen primer dan HD 98230 (ADS 8119 B)
merupakan komponen sekundernya (informasi mengenai sistem ini dapat dilihat pada tabel
3.1).
Tabel 3. 1 Informasi Sistem Bintang Ganda ADS 8119 AB
No Aspek Data
1 Posisi HD 98231
R.A. = 11h 18
m 10
s.90
(J2000.0)
Deklinasi = +310 31’ 44”.9
(J2000.0)
HD 98230
R.A. = 11h 18
m 10
s.95
(J2000.0)
Deklinasi = +310 31
’ 45’’.7
(J2000.0)
2 Magnitudo (V) HD 98231 = 4.41 magnitudo
HD 98230 = 4.87 magnitudo
3 Kelas Spektrum HD 98231 = G0V
HD 98230 = F8.5V
4 Nama WDS 11182+3132
Kedua komponen utama ini juga merupakan sistem bintang ganda spektroskopik. Bintang
HD 98231 merupakan bintang ganda spektroskopi dengan periode 1.8 tahun sedangkan
bintang HD 98230 mempunyai periode yang lebih pendek, yaitu 3.98 hari .
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 38
Data yang akan digunakan pada pekerjaan ini diperoleh dari katalog WDS
(Washington Double Star). Dari data yang dikumpulkan sejak tahun 1780 sampai akhir tahun
2004 diperoleh jumlah pengamatan sebanyak 1536 buah dan sudah melengkapi orbit selama
tiga periode. Pada penentuan elemen orbit sistem bintang visual ini akan dipergunakan titik-
titik data pada periode ketiga, yaitu antara tahun 1933.22 sampai dengan 1992.42 sejumlah
586 data pengamatan (data diberikan pada lampiran 1).
Kolom pertama merupakan epoch pada saat pengamatan dilakukan, kolom kedua
adalah sudut posisi dari pengamatan, sedangkan separasi sudutnya ditampilkan pada kolom
ketiga. Informasi mengenai jumlah pengamatan dan ukuran teleskop yang digunakan
diberikan pada kolom keempat dan kelima, berikutnya kolom keenam adalah informasi
mengenai referensi yang digunakan pada katalog WDS. Untuk kolom ketujuh yaitu informasi
mengenai koreksi sudut posisi karena presesi Luni-Solar, dan kolom kedelapan mengenai
sudut posisi yang sudah dikoreksi efek presesi, akan dijelaskan pada bagian III.
3.2 Studi Sebelumnya
Data pengamatan yang banyak menunjukkan juga jumlah studi yang telah dilakukan
mengenai sistem bintang ganda ADS 8119 AB. Hasil yang akan diperoleh pada ini akan
dibandingkan dengan hasil dari studi oleh Heintz (1967) dan Mason et al. (1995). Dari studi
keduanya diperoleh data menegenai elemen orbit sistem tersebut, sebagai berikut
Tabel 3. 2 Elemen Orbit Hasil Studi Sistem Bintang Ganda ADS 8119 AB
No Aspek Heintz (1967) Mason et al. (1995)
1 Periode, P [Tahun] 59.84 59.878
2 Setengah sumbu panjang, a [''] 2.53 2.536
3 Inklinasi , i [o] 122.65 122.13
4 Eksentrisitas, e 0.414 0.398
5 Longitude periastron , [o] 127.53 127.94
6 Sudut arah titik simpul naik, [o] 101.59 101.85
7 Waktu terakhir melewati Perisatron,
T [YYYY,yy] 1935.17 1935.195
3.2 Penentuan Konstanta Kepler
Metode yang digunakan pada penentuan elemen orbit sistem bintang ganda ADS
8119 AB pada studi ini adalah metode grafis, sehingga untuk menentukan konstanta Kepler
juga menggunakan grafik. Pada dasarnya tujuan menentukan konstanta Kepler adalah untuk
menentukan ellips yang tampak dari pengamatan. Langkah-langkah yang tempuh untuk
menentukan konstanta Kepler antara lain:
1. Membuat grafik separasi sudut (ρ), sudut posisi (θ) yang sudah dikoreksi terhadap efek
presesi sebagai fungsi waktu pengamatan. Kemudian digambarkan kurva garis yang
menggambarkan titik-titik data tersebut (lihat Gambar 3.1 dan Gambar 3.2). Koreksi efek
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 39
presesi Luni-Solar mengikuti perumusan oleh Van de Kamp tahun 1969 . Koreksi sudut
posisi tersebut sebesar,
)2000(secsin00557.0 t ,
dengan informasi mengenai posisi sitem bintang ganda ADS 8119 AB maka kita dapat
menetukan besarnya koreksi pada tiap waktu pengamatan. Hasilnya ditunjukkan pada
lampiran 1 kolom ketujuh (Δθ) dan kolom kedelapan (θc).
Berikut diperlihatkan kurva dan sebagai fungsi dari waktu. Kurva ini belum
memenuhi hukum Kepler, baru memenuhi prinsip least-square
Gambar 3. 1 Grafik separasi sudut (ρ) sebagai fungsi waktu, bintang ganda ADS 8119 AB
Gambar 3. 2 Grafik sudut posisi sebagai fungsi waktu, bintang ganda ADS 8119 AB.
Kurva Rho Sebagai Fungsi Waktu
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
1930 1940 1950 1960 1970 1980 1990 2000
Tahun
Rh
o
Kurva Theta Sebagai Fungsi Waktu
0
50
100
150
200
250
300
350
400
1930 1940 1950 1960 1970 1980 1990 2000
Tahun
Th
eta
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 40
2. Memeriksa apakah pada satu waktu tertentu hukum kekekalan luas harus dipenuhi, yaitu
dt
dh
2 . (1)
Perubahan sudut posisi terhadap waktu , dt
d, dapat ditentukan dari grafik. Hasil yang
diperoleh mempunyai satuan derajat per tahun dapat diubah ke satuan radian per tahun.
Untuk memenuhi persamaan (1) maka kita akan mengubah grafik pada ordinatnya dan
akan terus diubah sampai kita memperoleh nilai h yang sama untuk setiap waktu.
3. Setelah memperoleh nilai h, maka kita akan menentukan nilai konstanta Kepler dari titik-
titik yang sudah memenuhi persamaan (1). Nilai separasi sudut (ρ) dan sudut posisi (θ)
yang sudah dikoreksi melalui grafik ditampilkan pada tabel 3.1.
4. Dengan menggunakan tabel 3.1, diperoleh nilai konstanta Kepler C untuk iterasi pertama
adalah
C = 39.073 [derajat][detik busur]2 /4 tahun,
C = 0.170 [radian][detik busur]2 / tahun.
Dengan standard deviasi-nya sebesar
σ = 6.763 [derajat][detik busur]2 /4 tahun,
= 0.029 [radian][detik busur]2 / tahun.
Hasil belum cukup memuaskan, karena bila dihitung kembal nilai C belum menunjukkan
harga yang konstan. Dalam arti standar deviasinya masih cukup besar
5. Koreksi terhadap kurva Kepler masih harus dilanjutkan
Tabel 3. 3 Nilai separasi sudut (ρ) dan sudut posisi (θ)
No Waktu C
1 1934 335 1.6
36
2 1938 290 2
36
3 1942 260 2.4
39
4 1946 235 2.7
40.625
5 1950 210 2.4
37.5
6 1954 185 2.4
31.2
7 1958 165 2.7
39
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 41
8 1962 145 3.1
41.625
9 1966 130 3.8
41.625
10 1970 125 3.8
56.25
11 1974 115 5.3
30
12 1978 110 5.3
45.6
13 1982 105 3.1
41.8
14 1986 85 2.7
30.8
15 1990 50 1.6
Selanjutnya akan dibicarakan kasus BGV lainnya WDS 04403-5857 berikut ini
3.5 Bintang Ganda Wds 04403-5857
WDS 04403-5857 atau HR 1504 adalah bintang ganda yang sudah diamati sejak lama,
bahkan sejak tahun 1835. Bintang ganda ini terdiri dari dua buah bintang yang hampir sama
terang. Komponen primernya memiliki magnitudo visual sekitar 7 magnitudo dan kelas
spektrumnya G5V. Bintang ini dipilih sebagai bintang ganda yang akan ditentukan parameter
orbitalnya karena perlu dilakukan tinjauan ulang pada orbitnya. Diharapkan akan diperoleh
parameter orbital yang lebih baik dengan data yang lebih baru.
Sumber Data
Data lengkap dari WDS 04403-5857 diperoleh dari http://ad.usno.navy.mil/wds/ . Data yang
diambil dari website tersebut terdiri dari waktu dilakukannya pengamatan, sudut posisi,
separasi, magnitudo primer dan sekunder, referensi untuk tiap pengamatan, serta parameter
orbital dari bintang ganda tersebut.
Data WDS 04403-5857 yang akan digunakan untuk menghitung parameter orbitnya diberikan
pada lampiran.
Tujuan Penelitian
Pekerjaan ini dilakukan untuk menghitung kembali parameter orbit bintang ganda WDS
04403-5857. Melalui pekerjaan sebelumnya ternyata diketahui bahwa orbit bintang ganda ini
perlu dihitung ulang karena parameter orbit yang lama sudah tidak sesuai dengan data-data
terbaru.
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 42
Parameter Fisis
1. Koordinat (epoch 2000.0):
- Asensiorekta : = 04h 40
m 17
s.72
- Deklinasi : = - 58° 56΄ 39˝.5
- Observer code : hj 3683
2. Elemen orbital (Brendley & Mason, 2006):
Parameter orbit Simbol Besar
Periode P 326.17 tahun
Setengah sumbu semi-mayor a 2˝.435
Inklinasi i 100°.9
Sudut posisi simpul naik (node) 263.6
Waktu sekunder melewati
periastron
T 1919.36
Eksentrisitas e 0.95
Longitude periastron ω 338.1
Orbit grade G 4 (preliminary)
3. Efemeris (Brendley & Mason, 2006):
t ρ
2005 89.8 3.526
2006 89.8 3.547
2007 89.8 3.568
2008 89.7 3.588
2009 89.7 3.608
Orbit Bintang Ganda
Dari studi terakhir yang dilakukan pada bintang ganda WDS 04403-5857 (2002) diketahui
bahwa orbit yang telah diturunkan sebelumnya sudah tidak cocok lagi dengan data-data
observasi terbarunya. Pada gambar 1 ditampilkan orbit bintang WDS 04403-5857 dari tahun
2002 dan 2006. Dari kedua gambar tersebut jelas terlihat bahwa parameter orbital bintang ini
harus diubah agar sesuai dengan data observasinya.
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 43
Gambar 3. 3 Orbit WDS 04403-5857 pada tahun 2002, dengan data terakhir diambil pada
tahun 1999.
Gambar 3. 4 Orbit WDS 04403-5857 pada tahun 2007, dengan data terakhir diambil pada
tahun 2002.
Lampiran
Data WDS 04403-5857 Observations
============
Date P.A. Sep. Mag-a Mag-b # RefCode Aperture Method Codes
1835.48 81.2 3. 7.5 7.5 2 HJ_1847a 18 B
1836.40 81.2 3.82 8.0 8.0 2 HJ_1847b 05 A
1874.38 74.4 2.23 . . 1 Gou1897A
1874.90 71.5 3.16 . . 5 Gou1897A
1879.10 79.1 3.46 7. 7. 1 R__1871a 11 A
1879.10 80.6 3.32 . . 1 Hrg1871 07 A
1891.02 77.0 1.88 7. 7. 2 Slr1893b 11 A
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 44
1897.06 85.1 0.92 8. 7.8 3 See1898c 24 A
1897.07 79.5 1.00 . . 2 Cog1898b 24 A
1903.16 80.6 1.54 . 0.1 1 I__1905 18 A
1913.96 77.4 1.14 . . 4 Vou1925a 07 A
1913.98 78.4 1.04 . 0.2 2 VdS1914 09 A
1914.92 83.4 0.91 8.0 7.5 1 Hu_1912c 17 A
1916.93 77.5 0.91 7.9 8.0 4 Daw1918 17 A
1920.93 72.2 0.60 7.8 8.0 4 Daw1922 17 A
1922.06 . . . . 2 I__1948 09 A S
1922.93 59. 0.15 . . 1 Daw1937 17 A
1922.94 63.9 0.12 . . 1 Daw1937 17 A
1923.10 . . . . 1 Daw1937 17 A S
1925.06 115.2 0.47 . . 1 I__1948 09 A
1925.07 83. 0.3 . . 1 I__1948 09 A
1926.02 103.4 0.36 . 0.3 4 B__1928b 26 A
1926.70 92.2 0.63 . . 5 Vou1926 07 A
1926.95 99.0 0.57 . 0.4 2 B__1928b 26 A
1928.05 97.4 0.67 . 0.3 4 B__1928b 26 A
1928.82 95.5 0.77 . . 5 Vou1932 24 A
1928.92 96.4 0.75 . 0.2 4 B__1929a 09 A
1929.06 97.5 0.71 . 0.2 4 Fin1929a 26 A
1930.04 94.5 0.88 . . 4 Wal1934 15 A
1930.10 95.6 0.80 . 0.2 3 B__1932b 26 A
1930.14 96.4 0.75 . 0.2 4 Fin1932a 26 A
1930.24 96.2 0.88 . 0.2 2 Jsp1964 27 A
1930.82 95.4 0.82 . . 4 Vou1932 24 A
1931.08 95.7 0.91 7.6 7.7 3 Daw1937 17 A
1931.64 93.6 0.95 7.5 7.7 3 B__1932b 26 A
1932.75 95.1 0.99 6.7 6.7 6 Fin1934b 26 A
1934.10 95.0 1.05 7.2 7.4 4 B__1935c 26 A
1934.17 94.7 1.08 7.6 7.7 3 Daw1937 17 A
1934.49 94.7 1.15 7.0 7.1 5 Fin1936b 26 A
1936.74 94.0 1.18 . . 4 Smw1951 15 A
1938.39 94.1 1.32 6.8 6.9 3 Fin1951a 26 A
1939.97 93.5 1.22 . . 2 Smw1951 24 A
1942.22 93.2 1.69 . . 1 Hir1943a 07 A
1942.68 93.0 1.57 . . 3 Vou1955 15 A
1943.22 93.0 1.47 . 0.0 3 Hir1946 07 A
1944.77 92.3 1.57 7.1 7.4 4 B__1950c 26 A
1945.07 93.1 1.58 . 0.1 3 Hir1950 07 A
1946.70 90.1 1.93 . 0.1 3 WoH1948 11 A
1946.94 91.7 2.02 . . 3 Woy1948a 09 A
1947.01 92.3 1.67 . . 3 Smw1948 09 A
1947.06 93.7 1.86 . . 1 Gtb1948 09 A
1951.13 92.1 1.82 7.0 7.3 4 B__1953a 26 A
1951.883 91.36 1.782 . . 1 The1970 24 H
1952.888 92.09 1.973 . . 1 The1970 24 H
1952.912 91.49 1.981 . . 1 The1970 24 H
1955.13 91.4 2.07 7.0 7.3 1 B__1956a 26 A
1956.793 91.43 2.128 . . 1 The1970 24 H
1957.713 92.45 2.134 . . 1 The1970 24 H
1957.786 91.80 2.158 . . 1 The1970 24 H
1959.03 89.6 2.08 7.0 7.3 4 B__1959d 26 A
1959.04 90.5 2.09 . . 2 Knp1960 26 A
1964.08 91.1 2.32 7.0 7.2 4 B__1965a 26 A
1965.59 91.5 2.36 7.0 7.2 4 B__1967 26 A
1975.071 89.7 2.83 . . 1 Rak1981 40 W
1975.099 91.0 2.69 . 0.0 4 Hln1975b 40 B
1975.12 91.9 2.65 . 0.0 3 Hln1976a 40 B
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 45
1975.727 91.0 2.85 . 0.1 2 Wor1978 60 B
1977.327 89.31 2.822 . . 2 vAd1985 24 H
1978.691 90.50 2.852 . . 2 vAd1985 24 H
1979.03 90.9 2.78 . . 3 Val1980c 26 A
1980.25 91.8 2.96 . . 4 Fra1986 04 A Q
1980.710 90.78 2.878 . . 1 Jas1995 24 H
1980.786 90.5 3.17 . . 1 Tob2005a 48 G
1981.18 92.0 3.06 . . 3 WRH1982 26 A
1982.781 91.19 2.945 . . 1 vAd1987 24 H
1983.155 91.9 3.00 . -0.1 2 Wor1989 36 B Q
1984.863 91.50 2.995 . . 1 Pan1991 24 H
1986.825 90.4 2.91 . 0.3 4 Sca1989 15 A
1986.977 91.77 3.126 . . 1 Pan1991 24 H
1987.711 88.73 3.11 . . 1 Jas1994 24 H
1991.18 90.7 3.05 . . 2 Hei1992a 24 B
1991.25 90.1 3.217 7.32 7.53 1 HIP1997a 54 T
1991.65 90.2 3.257 7.33 7.45 1 TYC2000c 07 T
1994.051 90.8 3.22 . . 4 ADP1995 40 F
1995.025 91.77 3.25 . . 5 ADP1998 40 F
1995.8527 90.2 3.351 . . 1 Hor2001b 84 S
1996.168 90.2 3.54 . . 2 Pri1997a 26 A Q
1996.1832 . . . . 1 Msn1998b 157 S S
1997.1005 90.1 3.341 . . 1 Hor1997 24 S
1999.7790 90.0 3.47 . . 1 Hor2000 24 S
1999.7844 90.1 3.44 . . 1 Hor2000 24 S R
1999.7845 90.3 3.44 . . 1 Hor2000 24 S
1999.85 89.1 2.71 . . 1 TMA2003 51 E K
2001.8624 89.5 3.501 . . 1 Hor2006 24 S
2001.8624 89.4 3.503 . . 1 Hor2006 24 S R
2001.8815 89.3 3.505 . . 1 Hor2006 24 S R
2001.8815 89.4 3.520 . . 1 Hor2006 24 S
2001.8842 89.3 3.510 . . 1 Hor2006 24 S R
2001.8842 89.5 3.508 . . 1 Hor2006 24 S
2001.8870 89.4 3.507 . . 1 Hor2006 24 S R
2001.8870 89.6 3.507 . . 1 Hor2006 24 S
2001.8897 89.4 3.494 . . 1 Hor2006 24 S
2001.8897 89.2 3.479 . . 1 Hor2006 24 S B
2002.704 89.3 3.37 . . 2 Ant2004 14 F
Keterangan:
kolom 1 = tahun pengamatan
kolom 2 = sudut posisi
kolom 3 = separasi
kolom 4 = magnitudo komponen primer
kolom 5 = magnitudo komponen sekunder
kolom 6 = katalog observasi WDS
kolom 7 = kode referensi
kolom 8 = apertur
kolom 9 = metode pengambilan data
kolom 10 = kode (catatan)
Daftar Pustaka berikut adalah beberapa buku bacaan /Journal yang penting untuk lebih
memahami kompuatsi orbit.
Suryadi Siregar Teori&Komputasi Orbit Bintang Ganda Visual
FMIPA-ITB Page 46
Daftar Pustaka
Argyle, B., Observing and Measuring Visual Double Stars, Springer-Verlag, London, 2004
Baize, P & Romani, L., Formulas nouvelles pour le calcul des parallaxes dynamiques des
couples orbitaux, An.Ap, 9, 13-41, 1946
Brendley, M. & Mason, B., IAUDS, 160R, 1B (6th Orbit Catalog)
Hartkopf, W.I, Mason, W.D & Wycoff, G. L., Washington: USNO, 2004. URL.
http://ad.usno.navy.mil/wds/int4.html.
Heintz, W.D., Astronomische Nachrichten, 289, 269, 1967
Horeschi, E. Astronomische Nachrichten. 284, 57, 1958
Mason, B.D. Astronomical Journal, 109, 332, 1995
Siregar,S., Menentukan orbit ADS 1733 dengan koordinat = 2h 15
m.8 dan
= -180 14’ epoch 2000 dengan cra Thiele-Innes, Tugas Akhir Departemen Astronomi
ITB, 1976
Soderhjelm, S. 1999. Astronomy & Astrophysics. 341, 121.
Stacey Palen., Schaum’s Theory and Problem Outline of Astronomy, Washington, McGraw-
Hill, pp. 125-152, 2002
Van de Kamp, P., Principle of Astrometry, San Francisco, W.H. Freeman & Company, pp.
143-149, 1969