Arif.doc

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 Arif.doc

    1/3

    Arif, Lukman. Kebijakan perencanaan ruang terbuka hijau di kota medan. (online)

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/!"#$%&'/!'!#/"/hapter*!+.pdf

    diakses pada ! april !+%

    Lingkungan fisik kota terbentuk oleh berbagai unsur tiga dimensi: sifat

    rancangan- lokasi dan kaitan posisi elemen satu dengan elemen lainnya,

    merupakan faktor penentu kejelasan cirisifat lingkungan tersebut (udrajat, '#

    dalam arif, !++). 0eskipun unsur pembentuk lingkungan perkotaan di berbagai

    tempat pada dasarnya relatif sama, tetapi susunannya selalu berlainan, sehingga

    bentuk, struktur dan pola lingkungan yang dapat dipahami dan dicerna manusia

    pada tiap lingkungan kota senantiasa berbedabeda. Kota 0alang merupakan

    pusat ekonomi, pusat informasi, komunikasi, pendidikan, dan lain sebagainya.

    1amun Kota 0alang sepertinya bukan merupakan pusat dari kebersihan

    lingkungan, karena masih banyak ditemui degradasi lingukngan yang ditemui diKota 0alang. eringkali orang mengibaratkan kota sebagai 2tong sampah3 jauh

    berbeda dengan keadaan pedesaan dimana lingkungannya masih bersih dan asri.

    1amun beginilah fakta kota malang, kota penuh dengan kesemra4utan, polusi,

    dan kurangnya kesadaran penduduknya terhadap lingkungan. dealnya sebuah

    kota besar seperti Kota 0alang harus memiliki tata kota yang baik, menyediakan

    ruang publik dan taman kota sehingga keseimbangan lingkungan dapat diperoleh.

    5uang terbuka hijau adalah suatu pemanfaatan lahan yang dikhusukan untuk

    tanaman, atau area hijau. 6anaman hijau menjadi sangat langka di perkotaan,

    tergerus oleh aliran pembangunan dan hutan tembok.

    5uang terbuka hijau sebaiknya memenuhi "+#+* dari total luas 4ilayah.

    7al ini penting untuk menjaga dan mempertahankan ketersediaan air bersih, udara

    bersih, dan tanah yang subur. 5uang terbuka hijau dimaksudkan untuk menjaga

    keseimbangan lingkungan, dengan banyaknya tanaman yang tumbuh di tengah

    kota maka akan mengurangi polusi udara. eperti yang kita tahu apabila polusi

    udara dibiarkan dan semakin meningkat kadar polusinya, maka kesehatan

    masyarakat yang tinggal di perkotaan akan terancam. nilah mengapa ruang

    terbuka hijau sangat dibutuhkan di setiap kota, hal ini juga telah diatur dalam

    8ndang8ndang 9enataan 5uang tahun !++&.

    7utan kota merupakan salah satu komponen yang penting dalamekosistem kota. elain berfungsi sebagai penjaga tata air, hutan kota juga

    mempunyai fungsi mencegah terjadinya erosi tanah, mengatur iklim, dan tempat

    tumbuhnya berbagai plasma nutfah yang sangat berharga bagi kemajuan ilmu

    pengetahuan dan teknologi. 567 berfungsi ekologis, yang menjamin

    keberlanjutan suatu 4ilayah kota secara fisik, harus merupakan satu bentuk 567

    yang berlokasi, berukuran, dan berbentuk pasti dalam suatu 4ilayah kota. 567

    fungsi ini merupakan perlindungan sumberdaya penyangga kehidupan manusia

    dan untuk membangun jejaring habitat hidupan liar. 567 untuk fungsifungsi

    lainnya (sosial, ekonomi, arsitektural) merupakan 567 pendukung dan penambah

    nilai kualitas lingkungan dan budaya kota tersebut, sehingga dapat berlokasi dan

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28214/3/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28214/3/Chapter%20II.pdf
  • 7/25/2019 Arif.doc

    2/3

    berbentuk sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya, seperti untuk keindahan,

    rekreasi, dan pendukung arsitektur kota.

    8ntuk mengurangi laju penurunan kualitas lingkungan hidup di perkotaan

    diperlukan adanya rekayasa lingkungan yaitu dengan menjaga keasrian tamankota dengan mempertahankan, memelihara dan mengembangkan ka4asan

    beregetasi yang ada didalam ekosistem perkotaan.

    ;anyak keuntungan dan beragam manfaat dari menjaga keasrian taman kota ini,

    diantaranya- 9ertama, sebagai peredam suara yang berasal dari kendaraan di jalan

    raya atau pun kegiatan yang berkaitan dengan pembangunan dan industri.

    9encemaran oleh suara haruslah bisa diredam secara ertikal maupun hori dari

    berbagai partikel debu dan bahan pencemar kimia, misalnya pohonpohon yang

    daunnya berbulu halus atau dapat mengadsorbsi bahan pencemar kimia- Ketiga,

    sebagai penyejuk iklim mikro seperti suhu, kelembaban, pengendali antara gas

    ?! dan ?!, termasuk sebagai penangkal angin dan filter dari sinar matahari.

    7al ini jelas akan sangat mempengaruhi iklim mikro dimana udara menjadi panas,

    tercemar, kelembaban menurun dan terhambatnya aliran angin, tanah menjadi

    padat dan kurangnya penyerapan air, terjadinya eutrofikasi, air tercemar oleh

    limbah hujan dan kering disaat musim kemarau, bahkan mengakibatkan terjadinyaintrusi air laut.

    8ntuk itu, tidaklah berlebihan jika pemerintah daerah melalui pemkot/pemkabnya

    agar bisa memberikan kebijakan dan peraturan berkaitan dalam pemeliharaan dan

    kelestarian taman kota ini. udah begitu terasa bah4a struktur dan tata lingkungan

    serta beban akibat pencemaran yang demikian tinggi di lingkungan perkotaan.

    @ika hal ini dibiarkan tanpa ada penanganan serius terjadinya penurunan kualitas

    lingkungan perkotaan, baik udara, air, tanahakan sangat mempengaruhikesehatan penduduk di perkotaan, seperti makin meningkatnya jumlah penderita

    ispa, diare, tipus, kolera, bronchitis, maupun kanker akibat bahan berbahaya

    beracun yang bersifat karsinogenik.

    Bengan demikian, marilah kita samasama jaga keasrian taman kota ini.

    etidaknya dengan menjaga, memelihara, dan mempertahankan eksistensinya,

    ancaman kerusakan dan beragam pencemaran lingkungan, khususnya dari emisi

    kendaraan bermotor akan bisa dihambat sedemikian rupa. Kota tidak saja terlihat

    asri dan indah, namun akan terbentuk tatanan lingkungan perkotaan yang bebas

    dari penyakit dan beragam pencemaran.

  • 7/25/2019 Arif.doc

    3/3

    Arif, Lukman. Kebijakan perencanaan ruang terbuka hijau di kota medan. (online)

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/!"#$%&'/!'!#/"/hapter*!+.pdf

    diakses pada ! april !+%

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28214/3/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28214/3/Chapter%20II.pdf