Upload
mutiaraayur
View
143
Download
4
Tags:
Embed Size (px)
Citation preview
Planning for Urban Regional and Environment, February 2013 1
ARAHAN RENCANA SIMPANG BERSINYAL BERBASIS SISTEM DINAMIK
Studi Kasus : Jalan Veteran, Sumbersari, Sigura-gura dan Bendungan Sutami Kota Malang
Mutiara Ayu Rachmadhaningrum,Ir Achmad Wicaksono, M.Eng.,Ph.D.,Nailah Firdausiyah, ST., MT., M.Sc
Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan KotaFakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan M.T. Haryono 167, Malang 65145,Indonesia
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Fungsi jalan adalah untuk melayani pergerakan lalu-lintas, manusia, dan barang dengan cepat, aman,
nyaman, dan ekonomis. Namun fungsi tersebut tidak dapat ditemui dan menjadi kendala besar di
persimpangan kota Malang, khususnya di persimpangan Jalan Sumbersari, Jalan Veteran, Jalan Sigura-Sigura,
dan Jalan Bendungan Sutami (Simpang ITN). Untuk menindaklanjuti permasalahan tersebut, maka diperlukan
suatu pengaturan lalu-lintas terutama pada persimpangan jalan untuk mengatasi permasalahan pada
persimpangan sehingga dapat memperlancar pemenuhan kebutuhan transportasi. Dalam mengevaluasi suatu
simpang perlu melakukan perhitungan kapasitas dan volume jalan pada kaki simpang yang nantinya akan
berdampak pada seberapa besar antrian dan tundaan pada suatu simpang. Perhitungan kapasitas kaki simpang
dan kapasitas simpang tersebut dengan menggunakan metode kuantitatif yaitu Manual Kapasitas Jalan
Indosesia (MKJI). Selain itu, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis sensitivitas
dengan menggunakan sofware STELLA yang bertujuan untuk meramalkan sebuah kondisi yang akan terjadi
dalam suatu sistem.Hasil penelitian ini menunjukan tiga dari empat jalan pada simpang ITN adalah LOS F pada
waktu jam puncak. Sedangkan dari hasil perhitungan simpang didapatkan nilai Derajat Kejenuhan simpang
untuk Jalan Sumbersari sebesar 0,946, Jalan Bendungan Sutami sebesar 0,947, Jalan Veteran sebesar 0,965,
dan nilai Jalan Sigura-gura sebesar 0,948. Sehingga total nilai tundaan rata-rata sebesar 131,247 det.smp.
setelah mendapatkan nilai kapasitas dan tingkat pelayanan jalan pada simpang ITN, maka selanjutnya
melakukan analisis sensitivitas yang bertujuan untuk melihat akibat dari perubahan parameter dalam suatu
sistem. Terdapat dua skenario dalam pemodelan sensitivitas, yang pertama, merubah nilai penyesuaian lebar
efektif (FCW), kedua, merubah nilai penyesuaian gesekan samping (FSF), maka didapatkan alternatif yang
paling berpengaruh terhadap penurunan beban jalan dan tingkat pelayanan jalan pada simpang ITN adalah
dengan merubah nilai penyesuaian lebar efektif (FCW)dengan cara menjaga agar tidak terjadi pengurangan
lebar efektif jalan akibat PKL dan Parkir on street,serta melakukan pelebaran Jalan.
Kata Kunci : Jalan, Lalu-Lintas,Persimpangan,Simpang ITN, Sistem Dinamik.
ABSTRACT
The main function of the road is to servethe movement of traffic, people and goods quickly, safely,
comfortably and economically. However, those main function could not be found andit become a major
obstacle in Malang city‘sintersection, especially at the intersection of Sumbersari street, Veteran street, Sigura
Sigura street and Bendungan Sutami street (ITN’s intersection). So,it needs a traffic regulation, especially in the
intersectionto facilitate transportation needs. Evaluating intersection requiresthe calculations ofintersection’s
capacityand volume that will impact on how long queues and delays in the intersection.Calculationis using
quantitative methods by Indonesia Capacity Manual Way (MKJI). Beside that, STELLA’s method is also used on
sensitivity analysis that aims to predict a condition that will occur in a system. The results of this study showed
that three of the four roads at the ITN’sintersectionhave LOS F during peak hours. While the results of
calculation of the intersection degree of saturation values obtained for the Sumbersari street 0.946 and 0.947
for Bendungan Sutami, 0.965 for Veteran street, and 0.948 for Sigura-gura street. Total value of the average
delay is 131.247 det.smp. After getting the value of the capacity and level of service at the intersectionof ITN,
wehave a sensitivity analysis that aims to see the effects of parameter changes in a system. There aretwo
scenarios in the modeling of sensitivity adjustment;the first, changing the value of effective width (FCW), the
second, changing the value of side friction adjustment (FSF), then it will be obtained the most influential
alternative to decrease the load and the level of service at the intersection of ITN which is by changing the
value of effective width adjustment (FCW)
Keywords: Street,Traffic, Intersection, ITN’s Intersection, Dynamic System.
Planning for Urban Regional and Environment
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kota Malang adalah kota pendidikan
yang memiliki 17 Universitas serta berskala
nasional. Citra kota pendidikan tersebut secara
tidak langsung berdampak pada peningkatan
jumlah kendaraan karena memiliki tarikan yang
sangat besar. Selain itu, kota Malang adalah
yang sedang berkembang dengan melakukan
pembangunan disegala bidang, salah satu
pembangunan tersebut juga pemb
bidang transportasi.
Seiring dengan pembangunan
transportasi dan laju kendaraan yang semakin
pesat menyebabkan kebutuhan sarana
transportasi semakin meningkat pula. Laju
lintas yang semakin meningkat ini akan
menyebabkan arus lalu-lintas dijalan raya akan
semakin padat.Kepadatan yang terjadi di
persimpangan tersebut terjadi karena aktivitas
yang ada pada setiap harinya dan kendaraan
yang sedang berlalu-lalang. Pergerakan manusia
meningkat pada hari-hari sibuk seperti
pada hari libur yaitu hari Sabtu dan
Mengingat pada ketiga jalan tersebut didominasi
sebagai pusat sarana pendidikan, jasa (kos
kosan), dan satu sarana perdaganga
Matos (Malang Town Square) Sehingga
lahan di sekitar jalan-jalan tersebut
menimbulkan arus lalu-lintas yang padat dan
memuncak pada persimpangan yang menjadi
pertemuan atau percabangan ke
tersebut(Kurniadi, 2008).
Pada Penelitian ini, mengulas tentang
Kinerja Jalan yang berdampak pada kinerja
simpang, pemodelan STELLA untuk mengetahui
Kapasitas tingkat pelayanan Jalan, dan Arahan
Rencana (Simulasi) yang dibutuhkan untuk
mengatasi permasalaha tersebut.
Pengertian Simpang
Menurut PP No. 43 tahun 1993 tentang
prasarana lalu-lintas jalan, simpang adalah
pertemuan atau percabangan jalan baik
sebidang ataupun tak sebidang. Simpang
merupakan tempat yang rawan terhadap
kecelakaan karena terjadinya konflik antara
pergerakan kendaraan dengan pergerakan
kendaraan lainya.
Planning for Urban Regional and Environment, February 2013
ota pendidikan
yang memiliki 17 Universitas serta berskala
nasional. Citra kota pendidikan tersebut secara
tidak langsung berdampak pada peningkatan
jumlah kendaraan karena memiliki tarikan yang
ota Malang adalah kota
berkembang dengan melakukan
pembangunan disegala bidang, salah satu
pembangunan tersebut juga pembangunan di
Seiring dengan pembangunan
transportasi dan laju kendaraan yang semakin
pesat menyebabkan kebutuhan sarana
kin meningkat pula. Laju lalu-
yang semakin meningkat ini akan
dijalan raya akan
Kepadatan yang terjadi di
persimpangan tersebut terjadi karena aktivitas
yang ada pada setiap harinya dan kendaraan
lalang. Pergerakan manusia
hari sibuk seperti Senin dan
abtu dan Minggu.
Mengingat pada ketiga jalan tersebut didominasi
sarana pendidikan, jasa (kos-
kosan), dan satu sarana perdagangan besar yaitu
Sehingga, guna
jalan tersebut
yang padat dan
memuncak pada persimpangan yang menjadi
pertemuan atau percabangan keempat jalan
Pada Penelitian ini, mengulas tentang
Kinerja Jalan yang berdampak pada kinerja
untuk mengetahui
Kapasitas tingkat pelayanan Jalan, dan Arahan
Rencana (Simulasi) yang dibutuhkan untuk
Menurut PP No. 43 tahun 1993 tentang
jalan, simpang adalah
pertemuan atau percabangan jalan baik
sebidang ataupun tak sebidang. Simpang
merupakan tempat yang rawan terhadap
kecelakaan karena terjadinya konflik antara
pergerakan kendaraan dengan pergerakan
Konflik-konflik utama dan kedua
bersinyal pada empat lengan
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada kawasan
simpang ITN yaitu pada Jalan Veteran, Jalan
Sumbersari, Jalan Sigura-gura dan Jalan
Bendungan Sutami Kota Malang. Penentuan
lokasi studi tersebut didasarkan pada
karakteristik fisik kawasan yang didominasi oleh
guna lahan perdagangan sekala besar,
perdagangan sekala kecil, pendidikan, jasa, dan
lain sebagainya, serta arus padat kendaraan
yang tidak sesuai dengan kapasitas jalan dan
kurang didukung oleh fasilitas pelengkap jalan
Peta WiLayah Studi
Peta Arah Arus
2
utama dan kedua pada simpang
Penelitian ini dilakukan pada kawasan
simpang ITN yaitu pada Jalan Veteran, Jalan
gura dan Jalan
Bendungan Sutami Kota Malang. Penentuan
tersebut didasarkan pada
karakteristik fisik kawasan yang didominasi oleh
guna lahan perdagangan sekala besar,
perdagangan sekala kecil, pendidikan, jasa, dan
lain sebagainya, serta arus padat kendaraan
yang tidak sesuai dengan kapasitas jalan dan
idukung oleh fasilitas pelengkap jalan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah
kuantitatif. Penelitian kuantitatif
berdasarkan pada pengujian teori atau standar
yang telah ada, Evaluasi kinerja simpang
bersinyal diidentifikasi dengan pendekatan
kuantitatif yaitu berdasarkan kondisi lapangan
yang mengacu pada standarisasi yang telah ada
yaitu manual kapasitas jalan indonesia (MKJI
1997), yang selanjutnya bertujuan melakukan
pemodelan dinamis dengan menggunak
program STELLA. Pemodelan dinamis tersebut
akan menentukan kebijakan dan arahan rencana
dalam studi kasus.
1. Jalan Veteran
2. Jalan Sumbersari
3. Jalan Sigura-gura
Jenis penelitian yang digunakan adalah
kuantitatif. Penelitian kuantitatif dengan
berdasarkan pada pengujian teori atau standar
yang telah ada, Evaluasi kinerja simpang
diidentifikasi dengan pendekatan
kuantitatif yaitu berdasarkan kondisi lapangan
yang mengacu pada standarisasi yang telah ada
yaitu manual kapasitas jalan indonesia (MKJI
yang selanjutnya bertujuan melakukan
pemodelan dinamis dengan menggunakan
. Pemodelan dinamis tersebut
akan menentukan kebijakan dan arahan rencana
4. Jalan Bendungan Sutami
Gambar Penampang Melintang Eksisting
Simpang ITN
Kapasitas Kaki Simpang
Perhitungan kapasitas jalan mengacu
pada manual kapasitas jalan (MKJI 1997) dengan
rumus sebagai berikut :
� � CoxFCwxFC
C = Kapasitas (smp/jam)
Co = Kapasitas dasar
FCw = Faktor penyesuaian lebar jalan
FCsp = Faktor penyesuaian arah
FCcs = Faktor koreksi ukuran kota
FCsf = Faktor penyesuaian gesekan samping
Volume Kaki Simpang
Volume lalu-lintas
kendaraan dalam satuan mobil penumpang
(smp) yang melewati suatu potongan (
ruas jalan yang dihitung dalam satuan waktu
tertentu. Untuk rumus volume
diformulasikan pada rumus berikut ini :
�
Q = Volume lalu
v = Jumlah kendaraan
C = Kapasitas
3
Jalan Bendungan Sutami
Penampang Melintang Eksisting
Perhitungan kapasitas jalan mengacu
pada manual kapasitas jalan (MKJI 1997) dengan
FCspxFCcsxFCsf
/jam)
= Kapasitas dasar
= Faktor penyesuaian lebar jalan
= Faktor penyesuaian arah lalu-lintas
koreksi ukuran kota
= Faktor penyesuaian gesekan samping
lintas adalah jumlah
kendaraan dalam satuan mobil penumpang
(smp) yang melewati suatu potongan (section)
ruas jalan yang dihitung dalam satuan waktu
tertentu. Untuk rumus volume lalu-lintas dapat
diformulasikan pada rumus berikut ini :
��
�
lalu-lintas
Jumlah kendaraan
Kapasitas
4 Planning for Urban Regional and Environment
Kapasitas Simpang
Kapasitas sistem jaringan jalan
hanya dipengaruhi oleh kapasitas ruas jalan
tetapi juga kapasitas setiap persimpangannya.
Berikut ini menjelaskan tentang perhitungan
kapasitas simpang bersinyal.
C = S.g/c (smp/jam)
C = Kapasitas (smp/jam)
S = Arus Jenuh, yaitu arus berangkat
rata dari antrian dalam pendekat
selama sinyal hijau (smp/jam hijau =
smp per-jam hijau)
g = Waktu hijau (det).
c = Waktu siklus, yaitu selang waktu untuk
urutan perubahan sinyal yang lengkap (yaitu
antara dua awal hijau yang berurutan pada fase
yang sama)
Program STELLA
STELLA adalah sebuah program yang
diproses menggunakan grafik, yang akan
menimbulkan aksesibiitasi dari simbol
yang telah ditentukan dalam bentuk
Variabel yang digunakan sangat
menghasilkan icon-icon yang saling
menghubungkan antara variabel dalam sebuah
sistem. Tujuannya adalah menjelaskan dan
meramalkan sebuah kondisi pada suatu sistem.
Kondisi dinamik akan terjadi pada multisegi dan
saling berhubungan.(Forum Kajian Kebijakan
Kehutanan. 2006. Pengenalan Tool Stella)
Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian
Kapasitas simpang dan volume lalu
sebelumnya juga dilakukan perhitungan
kapasitas kaki simpang. Serta
sensitivitasyang didapat setelah melakukan
pemodelan STELLA terhadap kaki simpang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kapasitas Jalan Pada Simpang ITN
Nilai kapasitas jalan ditentukan dari
perkalian nilai kapasitas dasar (Co), kapasitas
akibat korelasi lebar jalan (FCwc), kapasitas
akibat korelasi pemisah arah (FCsp), Kapasitas
korelasi bahu jalan dan hambatan samping (FCsf)
dan kapasitas akibat korelasi ukuran kota (FC sc).
Perhitungan kapasitas jalan di wilayah studi
dapat dijabarkan dalam tabel 4.7 berikut ini :
Planning for Urban Regional and EnvironmentFebruari 2013
Kapasitas sistem jaringan jalan tidak
hanya dipengaruhi oleh kapasitas ruas jalan
tetapi juga kapasitas setiap persimpangannya.
Berikut ini menjelaskan tentang perhitungan
= Arus Jenuh, yaitu arus berangkat rata-
rata dari antrian dalam pendekat
selama sinyal hijau (smp/jam hijau =
= Waktu siklus, yaitu selang waktu untuk
urutan perubahan sinyal yang lengkap (yaitu
antara dua awal hijau yang berurutan pada fase
adalah sebuah program yang
menggunakan grafik, yang akan
menimbulkan aksesibiitasi dari simbol-simbol
yang telah ditentukan dalam bentuk icon.
an sangat simple dan
yang saling
menghubungkan antara variabel dalam sebuah
sistem. Tujuannya adalah menjelaskan dan
meramalkan sebuah kondisi pada suatu sistem.
Kondisi dinamik akan terjadi pada multisegi dan
Kajian Kebijakan
nalan Tool Stella)
Variabel dalam penelitian adalah
lalu-lintasyang
sebelumnya juga dilakukan perhitungan
kapasitas kaki simpang. Serta analisis
yang didapat setelah melakukan
terhadap kaki simpang.
Nilai kapasitas jalan ditentukan dari
perkalian nilai kapasitas dasar (Co), kapasitas
akibat korelasi lebar jalan (FCwc), kapasitas
akibat korelasi pemisah arah (FCsp), Kapasitas
korelasi bahu jalan dan hambatan samping (FCsf)
ukuran kota (FC sc).
Perhitungan kapasitas jalan di wilayah studi
dapat dijabarkan dalam tabel 4.7 berikut ini :
Tabel Nilai Kapasitas Jalan (C)Nama Ruas
Jalan
Co FCwc FCsp
Jalan
Veteran
6000 1,08 1
Jalan
Sumbersari
2900 0,56 1
Jalan
Sigura-gura
2900 0,56 1
Jalan
Bendungan
Sutami
2900 0,56 1
Volume Lalu-lintas Pada Simpang ITN
Survei yang dilakukan dalam
pengambilan data lalu-lintas
(LHR) yang melewati jalan-jalan di simpang ITN
Malang dilakukan survei pada selama 12 jam dari
jam 06.00 WIB - 18.00 WIB.
Dari grafik diatas diketahui puncak
volume lalu-lintas untuk keempat jalan pada
simpang ITN adalah yaitu jam 16.0
Kapasitas Simpang ITN
Dari perhitungan kapasitas simpang
maka didapatkan nilai Derajat Kejenuhan
simpang untuk jalan Jalan Sumbersari sebesar
0,946, Jalan Bendungan Sutami sebesar 0,947
Jalan Veteran sebesar 0,965
Sigura-gura sebesar 0,948. Sehinggan total nilai
tundaan rata-rata sebesar 131,247 det.smp.
Model Dinamis Tingkat Pelayanan Kaki Simpang
ITN
Variabel-variabel dalam pemodelan dinamis
kapasitas dan tingkat pelayanan jalan pada
Simpang ITN adalah volume kendaraan,
kapasitas dasar, kapasitas karena korelasi lebar
efektif, kapasitas karena korelasi pemisah arah,
kapasitas korelasi bahu jalan dan hambatan
samping, kapasitas karena ukuran kota serta
waktu sinyal persimpangan
Nilai Kapasitas Jalan (C) FCsf FCcs C
1 0,94 6091
0,78 0,94 1191
0,81 0,94 1237
0,86 0,94 1313
Pada Simpang ITN
Survei yang dilakukan dalam
harian rata-rata
jalan di simpang ITN
Malang dilakukan survei pada selama 12 jam dari
Dari grafik diatas diketahui puncak
untuk keempat jalan pada
simpang ITN adalah yaitu jam 16.00-17.00 WIB.
ungan kapasitas simpang,
Derajat Kejenuhan
Jalan Sumbersari sebesar
Bendungan Sutami sebesar 0,947,
Jalan Veteran sebesar 0,965dan nilai Jalan
. Sehinggan total nilai
rata sebesar 131,247 det.smp.
Tingkat Pelayanan Kaki Simpang
variabel dalam pemodelan dinamis
kapasitas dan tingkat pelayanan jalan pada
lume kendaraan,
kapasitas dasar, kapasitas karena korelasi lebar
efektif, kapasitas karena korelasi pemisah arah,
kapasitas korelasi bahu jalan dan hambatan
samping, kapasitas karena ukuran kota serta
1. Jalan Veteran
Dari hasil analisis
dapat diketahui untuk tingkat pelayanan (LOS)
pada ruas Jalan Veteran selama 12 jam sejak
pukul 06.00-18.00 WIB sebagai berikut :
Tabel LOS Jalan Veteran
No. Waktu (WIB)
1. 06.00 – 07.00
2. 07.00 – 08.00
3. 08.00 – 09.00
4. 09.00 – 10.00
5. 10.00 – 11.00
6. 11.00 – 12.00
7. 12.00 – 13.00
8. 13.00 – 14.00
9. 14.00 – 15.00
10. 15.00 – 16.00
11. 16.00 – 17.00
12. 17.00 – 18.00
2. Jalan Sumbersari
diatas, selanjutnya
dapat diketahui untuk tingkat pelayanan (LOS)
pada ruas Jalan Veteran selama 12 jam sejak
18.00 WIB sebagai berikut :
LOS Jalan Veteran
Interval LOS
0,16 A
0,19 A
0,16 A
0,12 A
0,13 A
0,15 A
0,14 A
0,13 A
0,17 A
0,29 B
0,20 B
0,20 B
Dari hasil analisis
diketahui untuk tingkat pelayanan (LOS) pada
ruas Jalan Sumbersari selama 12 jam sejak pukul
06.00-18.00 WIB sebagai berikut :
Tabel LOS Jalan
No. Waktu (WIB) 1. 06.00 – 07.00 2. 07.00 – 08.00 3. 08.00 – 09.00 4. 09.00 – 10.00 5. 10.00 – 11.00 6. 11.00 – 12.00 7. 12.00 – 13.00 8. 13.00 – 14.00 9. 14.00 – 15.00 10. 15.00 – 16.00 11. 16.00 – 17.00 12. 17.00 – 18.00
3. Jalan Sigura-gura
Dari hasil analisis
diketahui untuk tingkat pelayanan (LOS) pada
ruas Jalan Sigura-gura selama 12 jam sejak pukul
06.00-18.00 WIB sebagai berikut :
5
Dari hasil analisis, selanjutnya dapat
diketahui untuk tingkat pelayanan (LOS) pada
ruas Jalan Sumbersari selama 12 jam sejak pukul
18.00 WIB sebagai berikut :
LOS Jalan Sumbersari
Interval LOS 0,83 E 1,10 F 1,03 F 0,87 E 0,83 D 0,84 D 0,93 E 1.02 F 0,86 E 1,03 F 1,13 F 1,11 F
Dari hasil analisis, selanjutnya dapat
diketahui untuk tingkat pelayanan (LOS) pada
gura selama 12 jam sejak pukul
18.00 WIB sebagai berikut :
6 Planning for Urban Regional and Environment
Tabel LOS Jalan Sigura-gura
No. Waktu (WIB) Interval
1. 06.00 – 07.00 0,69
2. 07.00 – 08.00 1,06
3. 08.00 – 09.00 0,99
4. 09.00 – 10.00 0,76
5. 10.00 – 11.00 0,78
6. 11.00 – 12.00 0,78
7. 12.00 – 13.00 0,88
8. 13.00 – 14.00 0,76
9. 14.00 – 15.00 0,87
10. 15.00 – 16.00 0,92
11. 16.00 – 17.00 1,08
12. 17.00 – 18.00 1,06
4. Jalan Bendungan Sutami
Dari hasil analisis, selanjutnya dapat
diketahui untuk tingkat pelayanan (LOS) pada
ruas Jalan Bendungan Sutami selama 12 jam
sejak pukul 06.00-18.00 WIB sebagai berikut :
Tabel LOS Jalan Bendungan Sutami
No. Waktu (WIB) Interval
1. 06.00 – 07.00 0,59
2. 07.00 – 08.00 0,79
3. 08.00 – 09.00 0,58
4. 09.00 – 10.00 0,39
5. 10.00 – 11.00 0,52
6. 11.00 – 12.00 0,59
7. 12.00 – 13.00 0,68
8. 13.00 – 14.00 0,59
9. 14.00 – 15.00 0,67
10. 15.00 – 16.00 0,89
11. 16.00 – 17.00 0,94
12. 17.00 – 18.00 0,92
Sensitivitas Peningkatan Volume Lalu
Skenario yang digunkan sebagai analisis
sensitivitas untuk variable volume lalu
yaitu jumlah kendaraan Kota Malang dan jumlah
penduduk Kota Malang. Dari data-data tersebut
nantinya akan dihitung prosentase besarnya
Planning for Urban Regional and EnvironmentFebruari 2013
gura
Interval LOS
C
F
E
D
D
D
E
D
E
E
F
F
, selanjutnya dapat
diketahui untuk tingkat pelayanan (LOS) pada
ruas Jalan Bendungan Sutami selama 12 jam
18.00 WIB sebagai berikut :
Sutami
Interval LOS
C
D
C
B
C
C
C
C
D
E
E
E
Peningkatan Volume Lalu-lintas
Skenario yang digunkan sebagai analisis
sensitivitas untuk variable volume lalu-lintas
yaitu jumlah kendaraan Kota Malang dan jumlah
data tersebut
nantinya akan dihitung prosentase besarnya
peningkatan jumlah kendaraan dan
pertumbuhan penduduk Kota Malang.
Prosentase jumlah kendaraan juga bertujuan
untuk meramalkan volume kendaraan selama 15
tahun terakhir dengan jangka waktu lima tahun
sekali, sedangkan jumlah pertumbuhan
penduduk berkaitan dengan proyeksi volume
kendaraann karena asumsi dengan
bertambahnya jumlah penduduk maka nilai
faktor ukuran kota (FCcs) juga semakin besar.Tabel Banyaknya Kendaraan Bermotor Berdasarkan Pada
Jenis Kendaran Tahun 2006
Jenis kendaraan Tahun
2006 2007
1. Penumpang
a. Umum
b. Non
umum
c. Dinas
2555
46836
448
2758
47172
492
50903
2. Bus
a. Umum
b. Non
umum
c. Dinas
200
385
18
446
398
23
3. Truk
a. Umum
b. Non
umum
c. Dinas
1467
12017
89
1743
13181
138
11770
4. Sepeda motor 19244
4
20831
3
22873
Jumlah/total 253.9
04
274.6
64
297.4
Sumber: Kantor Bersama Samsat Kota Malang
Tabel Proyeksi Penduduk Kota Malang Tahun 2009
No. Tahun Proyeksi
Penduduk
1 2009 835.911
2 2010 844.006
3 2011 853.461
4 2012 863.022
5 2013 872.690
6 2014 889.795
7 2015 892.352
8 2016 902.348
9 2017 912.457
10 2018 922.678
11 2019 933.016
12 2020 943.466
13 2021 954.035
14 2022 964.723
15 2023 975.530
16 2024 986.458
17 2025 997.509
Sumber: RTRW Kota Malang (2009-2025)
Berdasarkan data tersebut, laju rata
peningkatan volume kendaraan mengalami
peningkatan sebesar 3,699% pertahunnya.
Skenario yang diterapkan pada variabel ini
nantinya akan berakibat pada nilai penambahan
volume lalu-lintas yang berbanding lurus denga
tingkat pelayanan jalan. Untuk hasil dari analisis
sensitivitas pada variabel volume lalu
peningkatan jumlah kendaraan dan
ertumbuhan penduduk Kota Malang.
Prosentase jumlah kendaraan juga bertujuan
untuk meramalkan volume kendaraan selama 15
tahun terakhir dengan jangka waktu lima tahun
sekali, sedangkan jumlah pertumbuhan
penduduk berkaitan dengan proyeksi volume
karena asumsi dengan
bertambahnya jumlah penduduk maka nilai
faktor ukuran kota (FCcs) juga semakin besar. Banyaknya Kendaraan Bermotor Berdasarkan Pada
Jenis Kendaran Tahun 2006 - 2010
Tahun
2008 2009 2010
2466
50903
982
2556
54749
533
2527
13189
540
361
229
25
397
249
27
419
277
28
1804
11770
143
2007
12035
135
2197
12276
140
22873
0
25253
9
27821
5
297.4
13
325.2
27
309.8
08
Sumber: Kantor Bersama Samsat Kota Malang
Proyeksi Penduduk Kota Malang Tahun 2009-2025
Proyeksi
Penduduk
835.911
844.006
853.461
863.022
872.690
889.795
892.352
902.348
912.457
922.678
933.016
943.466
954.035
964.723
975.530
986.458
997.509
Berdasarkan data tersebut, laju rata-rata
peningkatan volume kendaraan mengalami
peningkatan sebesar 3,699% pertahunnya.
Skenario yang diterapkan pada variabel ini
nantinya akan berakibat pada nilai penambahan
lintas yang berbanding lurus dengan
tingkat pelayanan jalan. Untuk hasil dari analisis
sensitivitas pada variabel volume lalu-lintas dan
faktor ukuran Kota dilakukan dengan menggunakan model STELLA
untuk melihat dampak yang ditimbulkan akibat
pertambahan beban aruslalu
3,699%.
Sensitivitas Faktor Penyesuaian Kapasitas Lebar
Jalur
Terdapat dua skenario dalam
penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur
lintas jalan. Skenario pertama adalah dengan
cara menghilangkan pemakaian lebar efektif
jalan akibat adanya parkir
pedagang kaki lima sehingga lebar efektif akan
semakin besar dan berujung pada peningkatan
kapasitas jalan, sedangkan sekenario kedua
dengan cara pelebaran jalan dan menghilangkan
PKL.
Skenario 1A
Skenario 1B
SensitivitasFaktor Penyesuaian Kapasitas Untuk
Hambatan Samping
01234
De
raja
t K
eje
nu
ha
n
Nama Jalan
dilakukan dengan STELLA yang bertujuan
untuk melihat dampak yang ditimbulkan akibat
pertambahan beban aruslalu-lintas jalan sebesar
Faktor Penyesuaian Kapasitas Lebar
Terdapat dua skenario dalam
penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu-
jalan. Skenario pertama adalah dengan
cara menghilangkan pemakaian lebar efektif
jalan akibat adanya parkir on street dan
pedagang kaki lima sehingga lebar efektif akan
semakin besar dan berujung pada peningkatan
kapasitas jalan, sedangkan sekenario kedua dan
dengan cara pelebaran jalan dan menghilangkan
Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk
Skenario dalam analisis sen
adalah tinjau dari faktor kondisi eksisting dalam
penggunaan lahan pada
skenario untuk mengetahui pengaruh tingkat
pelayanan jalan akibat perubahan hambatan
samping, yaitu skenario satu adalah merubah
penyesuaian jalan yang memiliki kondisi ruas
jalan yang tinggi disekenariokan memiliki
hambatan samping sedang. Dan skenario kedua
yaitu merubah kondisi ruas jalan tinggi dan
sedang menjadi menjadi rendah.
Kapasitas Persimpang Akibat Adanya
Perubahan Lebar Efektif dan Nilai Fcw
1. Skenario 1A (nilai faktor penyesuaian
kapasitas korelasi lebar jalan (Fcwc) d
menghilangkan parkir
Panjang Tundaan
sebesar 269,090 m, Jalan Bendungan Sutami
sebesar 203,636 m, Jalan Veteran sebesar
248,889 m dan nilai Jalan Sigura
267,667 m. Sehingga total nilai tundaan
sebesar 67,315 det/smp.
2. Skenario 1B (nilai faktor penyesuaian
kapasitas korelasi lebar jalan dan
menghilangkan parker on street dan PKL
(Fcwc) dengan melakukan pelebaran jalan).
Panjang Tundaan
sebesar 153,846 m, Jalan Bendungan
sebesar 116,923 m, Jalan Veteran sebesar
177,778 m dan nilai Jalan Sigura
152,272 m. Sehinggan total nilai tundaan rata
rata sebesar 47,568 det/smp.
C. Skenario 2A (Perubahan Nilai Waktu
dan Kapasitas Persimpangan Akibat
Penyesuaian Korelasi Bahu Jalan dan
Hambatan Samping).
Panjang Tundaan
sebesar 334,545 m, Jalan Bendungan Sutami
sebesar 254,545 m, Jalan Veteran sebesar
311,111 m dan nilai Jalan Sigura
Eksisting
Skenario 2011
- 2015
Skenario 2016-
2020
Skenario 2021-
2025
7
Skenario dalam analisis sensitivitas
tor kondisi eksisting dalam
ruas jalan. Di buat dua
skenario untuk mengetahui pengaruh tingkat
pelayanan jalan akibat perubahan hambatan
samping, yaitu skenario satu adalah merubah
penyesuaian jalan yang memiliki kondisi ruas
jalan yang tinggi disekenariokan memiliki
g sedang. Dan skenario kedua
yaitu merubah kondisi ruas jalan tinggi dan
sedang menjadi menjadi rendah.
Kapasitas Persimpang Akibat Adanya
Lebar Efektif dan Nilai Fcw
(nilai faktor penyesuaian
kapasitas korelasi lebar jalan (Fcwc) dengan
r on street dan PKL).
Panjang Tundaan Jalan Sumbersari
sebesar 269,090 m, Jalan Bendungan Sutami
sebesar 203,636 m, Jalan Veteran sebesar
248,889 m dan nilai Jalan Sigura-gura sebesar
267,667 m. Sehingga total nilai tundaan rata-rata
sebesar 67,315 det/smp.
(nilai faktor penyesuaian
kapasitas korelasi lebar jalan dan
menghilangkan parker on street dan PKL
(Fcwc) dengan melakukan pelebaran jalan).
Panjang TundaanJalan Sumbersari
sebesar 153,846 m, Jalan Bendungan Sutami
sebesar 116,923 m, Jalan Veteran sebesar
177,778 m dan nilai Jalan Sigura-gura sebesar
152,272 m. Sehinggan total nilai tundaan rata-
rata sebesar 47,568 det/smp.
(Perubahan Nilai Waktu Sinyal
dan Kapasitas Persimpangan Akibat
aian Korelasi Bahu Jalan dan
Panjang TundaanJalan Sumbersari
sebesar 334,545 m, Jalan Bendungan Sutami
sebesar 254,545 m, Jalan Veteran sebesar
311,111 m dan nilai Jalan Sigura-gura sebesar
8 Planning for Urban Regional and Environment
337,778 m. Sehinggan total nilai tundaan
rata sebesar 91,132 det/smp.
D. Skenario 2B (Perubahan Nilai Waktu
dan Kapasitas Persimpangan Akibat
Penyesuaian Korelasi Bahu Jalan dan
Hambatan Samping).
Panjang TundaanJalan Sumbersari
sebesar 298,182 m, Jalan Bendungan Sutami
sebesar 225,455 m, Jalan Veteran sebesar
284,444 m dan nilai Jalan Sigura-
293,333 m. Sehinggan total nilai tundaan rata
rata sebesar 75,049 det.smp.
Volume Lalu-lintas Jalan dan Faktor Ukuran
Kota
Skenario yang digunakan sebagai analisis
sensitivitas untuk variable volume lalu
yaitu jumlah kendaraan Kota Malang.
data tersebut nantinya akan dihitung persentase
besarnya peningkatan jumlah kendaraan dan
pertumbuhan penduduk kota Malang.
Persentase jumlah kendaraan juga bertujuan
untuk meramalkan volume kendaraan selama 15
tahun terakhir dengan jangka waktu lima tahun
sekali.
Tabel Jumlah Kendaraan bermotor tahun 2006
Berdasarkan data tersebut, laju rata
peningkatan volume kendaraan mengalami
peningkatan sebesar 3,699% pertahun
Skenario yang diterapkan pada variabel ini
nantinya akan berakibat pada nilai penambahan
volume lalu-lintas yang berbanding lurus dengan
tingkat pelayanan jalan. Untuk hasil dari analisis
sensitivitas pada variabel volume lalu
faktor ukuran kota dilakukan dengan
menggunakan model STELLA yang bertujuan
untuk melihat dampak yang ditimbulkan akibat
pertambahan beban arus lalu
sebesar 3,699%.
Planning for Urban Regional and EnvironmentFebruari 2013
337,778 m. Sehinggan total nilai tundaan rata-
(Perubahan Nilai Waktu Sinyal
dan Kapasitas Persimpangan Akibat
Penyesuaian Korelasi Bahu Jalan dan
Jalan Sumbersari
sebesar 298,182 m, Jalan Bendungan Sutami
55 m, Jalan Veteran sebesar
-gura sebesar
293,333 m. Sehinggan total nilai tundaan rata-
lintas Jalan dan Faktor Ukuran
kan sebagai analisis
untuk variable volume lalu-lintas
tu jumlah kendaraan Kota Malang. Dari data-
data tersebut nantinya akan dihitung persentase
besarnya peningkatan jumlah kendaraan dan
pertumbuhan penduduk kota Malang.
Persentase jumlah kendaraan juga bertujuan
amalkan volume kendaraan selama 15
waktu lima tahun
Tabel Jumlah Kendaraan bermotor tahun 2006-2010
Berdasarkan data tersebut, laju rata-rata
peningkatan volume kendaraan mengalami
peningkatan sebesar 3,699% pertahunnya.
Skenario yang diterapkan pada variabel ini
nantinya akan berakibat pada nilai penambahan
lintas yang berbanding lurus dengan
tingkat pelayanan jalan. Untuk hasil dari analisis
sensitivitas pada variabel volume lalu-lintas dan
kota dilakukan dengan
yang bertujuan
untuk melihat dampak yang ditimbulkan akibat
pertambahan beban arus lalu-lintas jalan
Tabel Perubahan nilai tingkat pelayanan jalan akibat penambahan volume laluperubahan faktor ukuran kota
Dari hasil perhitungan. Perubahan nilai
tingkat pelayanan jalan akibat penambahan
volume lalu-lintas dan perubahan faktor ukuran
kota, terjadi fluktuasi akibat perubahan proyeksi
pertumbuhan jumlah penduduk dan
pertumbuhan jumlah kendaraan di Kota Malang.
Proyeksi Pertumbuhan penduduk di Kota Malang
mengakibatkan penambahan kapasitas jalan di
simpang ITN sehingga di beberapa priode dan
jalan terjadi penurunan derajat kejenuhan / LOS
di kaki simpang ITN, namun di beberapa jal
lainya tetap mengalami peningkatan beban
jalan. Kenaikan jumlah tingkat pelayanan jalan di
simpang ITN sebesar 3,699 % pertahunya. LOS F
pada tiga jalan di simpang ITN untuk 15 tahun
mendatang juga menjadi salah satu alasan
dibutuhkan rencana managemen
simpang ITN.
Skenario tingkat pelayanan jalan akibat perubahan volume dan simulasi skenario 2B(Pelebaran Jalan dan menghilangkan PKL dan Parkir onstreet)
Tingkat pelayanan yang terjadi akibat
proyeksi penambahan volume lalu
menyebabkan derajat kejenuhan di kaki simpang
ITN semakin besar. Maka dilakukan skenario 2B
untuk melihat dampak skenario yang dilakukan
terhadap penambahan volume lalu
Gambar Skenario tingkat pelayanan jalan akibat
perubahan volume dan simulasi skenario
pada tahun 2010-2015
Tabel Perubahan nilai tingkat pelayanan jalan akibat penambahan volume lalu-lintas dan
Dari hasil perhitungan. Perubahan nilai
tingkat pelayanan jalan akibat penambahan
lintas dan perubahan faktor ukuran
kota, terjadi fluktuasi akibat perubahan proyeksi
pertumbuhan jumlah penduduk dan
jumlah kendaraan di Kota Malang.
Proyeksi Pertumbuhan penduduk di Kota Malang
mengakibatkan penambahan kapasitas jalan di
simpang ITN sehingga di beberapa priode dan
jalan terjadi penurunan derajat kejenuhan / LOS
di kaki simpang ITN, namun di beberapa jalan
lainya tetap mengalami peningkatan beban
jalan. Kenaikan jumlah tingkat pelayanan jalan di
simpang ITN sebesar 3,699 % pertahunya. LOS F
pada tiga jalan di simpang ITN untuk 15 tahun
mendatang juga menjadi salah satu alasan
dibutuhkan rencana managemen lalu-lintas di
Skenario tingkat pelayanan jalan akibat perubahan volume dan simulasi skenario 2B (Pelebaran Jalan dan menghilangkan PKL
Tingkat pelayanan yang terjadi akibat
proyeksi penambahan volume lalu-lintas
an derajat kejenuhan di kaki simpang
ITN semakin besar. Maka dilakukan skenario 2B
untuk melihat dampak skenario yang dilakukan
terhadap penambahan volume lalu-lintas.
Skenario tingkat pelayanan jalan akibat
perubahan volume dan simulasi skenario 2B
Gambar Skenario tingkat pelayanan jalan akibat
perubahan volume dan simulasi skenario 2B
pada tahun 2016-2020
Gambar Skenario tingkat pelayanan jalan akibat
perubahan volume dan simulasi skenario 2B
pada tahun 2021-2025
Dari Skenario perubahan tingkat
pelayanan jalan akibat Perubahan Volume dan
simulasi skenario 2B, maka terjadi penurunan DK
untuk proyeksi. Pada Jalan Sumbersari Derajat
kejenuhan F dari tahun 2010
menjadi E, dan untuk Jalan Sigura
Kejenuhan F dari tahun 2010
menjadi E sampai tahun 2015 dan kembali LOS F
di tahun berikutnya, sedangkan untuk Jalan
Bendungan Sutami Derajat Kejenuhan F dari
tahun 2010-2025 akan turun menjadi E sampai
tahun 2020, Akan tetapi tetap terjadi
kapasitas jalan pada ketiga jalan yaitu jalan
Sumbersari, Jalan Sigura
Bendungan Sutami.
KESIMPULAN
Dapat diambil Kesimpulan dalam
penelitian ini yaitu:
1. Kapasitas simpang ITN adalah padat dan
memiliki tundaan, dengan nilai derajat
kejenuhan pada simpang untuk Jalan
Sumbersari adalah 0,946, derajat
kejenuhan Jalan Bendungan Sutami
0,947, Jalan Veteran adalah 0,965, dan
Jalan Sigura-gura adalah 0,948, dengan
tundaan rata-rata pada simpang ITN
adalah sebesar 131,247 det/smp.
2. Bentuk dari pemodelan
sebagai berikut :
Gambar Skenario tingkat pelayanan jalan akibat
perubahan volume dan simulasi skenario 2B
Gambar Skenario tingkat pelayanan jalan akibat
perubahan volume dan simulasi skenario 2B
Skenario perubahan tingkat
pelayanan jalan akibat Perubahan Volume dan
simulasi skenario 2B, maka terjadi penurunan DK
untuk proyeksi. Pada Jalan Sumbersari Derajat
kejenuhan F dari tahun 2010-2025 akan turun
menjadi E, dan untuk Jalan Sigura-gura Derajat
Kejenuhan F dari tahun 2010-2025 akan turun
menjadi E sampai tahun 2015 dan kembali LOS F
di tahun berikutnya, sedangkan untuk Jalan
Bendungan Sutami Derajat Kejenuhan F dari
2025 akan turun menjadi E sampai
tahun 2020, Akan tetapi tetap terjadi penurunan
kapasitas jalan pada ketiga jalan yaitu jalan
Sumbersari, Jalan Sigura-gura dan Jalan
Dapat diambil Kesimpulan dalam
Kapasitas simpang ITN adalah padat dan
memiliki tundaan, dengan nilai derajat
kejenuhan pada simpang untuk Jalan
Sumbersari adalah 0,946, derajat
kejenuhan Jalan Bendungan Sutami
0,947, Jalan Veteran adalah 0,965, dan
gura adalah 0,948, dengan
rata pada simpang ITN
adalah sebesar 131,247 det/smp.
ri pemodelan STELLA adalah
Gambar Model Dinamis Kapasitas simpang
pada Jalan Veteran
Pada gambar model
kapasitas jalan veteran, variabel yang
diteliti adalah Kapasitas (C), Derajat
Kejenuhan (DK), Volume (V). Nilai C
didapat dari perkalian sub
FCW, FCP,FSF dan FCS. untuk volume
Veteran didapat dari kapasitas jalan
Sumbersari, Jalan Sigura
Bendungan Sutami, sehingga diketahui
nilai DK yang didapat dari pembagian
V/c.
Gambar Model Dinamis Kapasitas simpang
pada Jalan Sumbersari
Pada gambar model dinamis
kapasitas jalan Sumbersari, variabel yang
diteliti adalah Kapasitas (C), Derajat
Kejenuhan (DK), Volume (V). Nilai C
didapat dari perkalian sub
FCW, FCP,FSF dan FCS. untuk volume
Sumbersari didapat dari kapasitas jalan
Veteran, Jalan Sigura
Bendungan Sutami, sehingga diketahui
nilai DK yang didapat dari pembagian
V/c.
9
Gambar Model Dinamis Kapasitas simpang
gambar model dinamis
kapasitas jalan veteran, variabel yang
diteliti adalah Kapasitas (C), Derajat
Kejenuhan (DK), Volume (V). Nilai C
dari perkalian sub-variabel Co,
FCW, FCP,FSF dan FCS. untuk volume
Veteran didapat dari kapasitas jalan
Sumbersari, Jalan Sigura-gura dan Jalan
Bendungan Sutami, sehingga diketahui
nilai DK yang didapat dari pembagian
Gambar Model Dinamis Kapasitas simpang
gambar model dinamis
kapasitas jalan Sumbersari, variabel yang
diteliti adalah Kapasitas (C), Derajat
Kejenuhan (DK), Volume (V). Nilai C
didapat dari perkalian sub-variabel Co,
SF dan FCS. untuk volume
Sumbersari didapat dari kapasitas jalan
Veteran, Jalan Sigura-gura dan Jalan
Bendungan Sutami, sehingga diketahui
nilai DK yang didapat dari pembagian
10 Planning for Urban Regional and Environment
Gambar Model Dinamis Kapasitas simpang
pada Jalan Sigura-gura
Pada gambar model dinamis
kapasitas jalan Sigura-gura, variabel yang
diteliti adalah Kapasitas (C), Derajat
Kejenuhan (DK), Volume (V). Nilai C
didapat dari perkalian sub
FCW, FCP,FSF dan FCS. untuk volume
jalan Sigura-gura didapat dari kapasitas
jalan Veteran, Jalan Sumbersari dan
Jalan Bendungan Sutami, sehingga
diketahui nilai DK yang didapat dari
pembagian V/c.
Gambar Model Dinamis Kapasitas simpang
pada Jalan Bendungan Sutami
Pada gambar model dinamis
kapasitas jalan Bendungan Sutami,
variabel yang diteliti adalah Kapasitas
(C), Derajat Kejenuhan (DK), Volume (V).
Nilai C didapat dari perkalian sub
variabel Co, FCW, FCP,FSF dan FCS.
untuk volume jalan Bendungan Sutami
didapat dari kapasitas jalan Veteran,
Jalan Sumbersari dan Jalan Sigura
sehingga diketahui nilai DK yang didapat
dari pembagian V/c.
Dari hasil pemodelan diketahui tingkat
pelayanan jalan pada jam sibuk yaitu jam 16.00
17.00 WIB yaitu LOS B pada Jalan Veteran dan
LOS F pada ketiga jalan lainya yaitu Jalan
Sumbersari, Jalan Sigura-gura, dan Jalan
Bendungan Sutami.
Planning for Urban Regional and EnvironmentFebruari 2013
Gambar Model Dinamis Kapasitas simpang
model dinamis
gura, variabel yang
diteliti adalah Kapasitas (C), Derajat
Kejenuhan (DK), Volume (V). Nilai C
didapat dari perkalian sub-variabel Co,
FCW, FCP,FSF dan FCS. untuk volume
gura didapat dari kapasitas
eteran, Jalan Sumbersari dan
Jalan Bendungan Sutami, sehingga
diketahui nilai DK yang didapat dari
Model Dinamis Kapasitas simpang
gambar model dinamis
kapasitas jalan Bendungan Sutami,
yang diteliti adalah Kapasitas
(C), Derajat Kejenuhan (DK), Volume (V).
Nilai C didapat dari perkalian sub-
variabel Co, FCW, FCP,FSF dan FCS.
untuk volume jalan Bendungan Sutami
didapat dari kapasitas jalan Veteran,
Jalan Sumbersari dan Jalan Sigura-gura,
sehingga diketahui nilai DK yang didapat
diketahui tingkat
pelayanan jalan pada jam sibuk yaitu jam 16.00-
17.00 WIB yaitu LOS B pada Jalan Veteran dan
LOS F pada ketiga jalan lainya yaitu Jalan
gura, dan Jalan
3. Arahan rencana perbaikan mengunakan
analisis sensitivitas dengan pemodelan
STELLA maka didapatkan hasil Skenario
terbaik adalah sekenario 1B yang
mengalami penurunan DK sebesar
46,583%
Dari kedua skenario yang telah
dilakukan, maka solusi yang terbaik pada wilayah
studi adalah dengan menjaga agar tidak terjadi
pengurangan lebar efektif jalan akibat PKL dan
Parkir on street,serta melakukan pele
Jalan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia
(MKJI), Jakarta : DirektoratJend
Marga dan PT Bina Karya
Anonim, 2006, Pengenalan Tool Stella
Kebijakan Kehutanan
Planologi Kehutanan
Kantor Bersama Samsat Kota Malang
2006,Banyaknya Kendaraan Bermotor
Berdasarkan Pada Jenis Kendaran
Kurniadi, Asril dkk, 2008,Studi Tingkat Pelayanan
Jalan Akibat Pembangunan Malang Town
Square Pada Ruas Jalan Veteran
Sipil, Universitas Brawijaya
Peraturan Perundang-undangan No. 43 Tahun 1993
tentang Prasaran Lalu-
RTRW Kota Malang, 2009, Proyeksi Penduduk Kota
Malang
rahan rencana perbaikan mengunakan
analisis sensitivitas dengan pemodelan
maka didapatkan hasil Skenario
terbaik adalah sekenario 1B yang
mengalami penurunan DK sebesar
Dari kedua skenario yang telah
dilakukan, maka solusi yang terbaik pada wilayah
studi adalah dengan menjaga agar tidak terjadi
pengurangan lebar efektif jalan akibat PKL dan
serta melakukan pelebaran
Manual Kapasitas Jalan Indonesia
DirektoratJenderal Bina
rga dan PT Bina Karya
Pengenalan Tool Stella. Forum Kajian
Kebijakan Kehutanan dan Badan
Kantor Bersama Samsat Kota Malang,
Banyaknya Kendaraan Bermotor
Jenis Kendaran
Studi Tingkat Pelayanan
Jalan Akibat Pembangunan Malang Town
Square Pada Ruas Jalan Veteran, Teknik
Sipil, Universitas Brawijaya
undangan No. 43 Tahun 1993
-lintas Jalan
Proyeksi Penduduk Kota