8
AQUASAINS (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan) PENDUGAAN KESUBURAN PERAIRAN BERDASARKAN SEBARAN NUTRIEN DAN KLOROFIL-a DI TELUK KENDARI SULAWESI TENGGARA Nur Irawati 1 Ringkasan Eutrofication is an increase of nutrient supply (nitrogen and phosphor) to a very high concentration and above the li- mit that the nature can cope with. This re- cent research was aimed to predict the eu- trofication of the waters based on the distri- bution of nutrients and chlorophyll-a and conducted on November 2012. The resear- ch was carried out by considering two main parameters which were main research para- meters and supporting parameter over physi- cal, chemical and biological variables. The main research parameters consisted of to- tal N and P, chlorophyll-a and dissolved oxygen of which those variables were the main variables used in the TRIX index ana- lysis (an index used to characterized the trophic status of a body of waters). The fer- tility status of Kendari Bay based on TRIX index was categorized as eutrophic having TRIX index of 5.12. It is confirmed that the level of nutrient (TN and TP), chlorophyl- a and water clarity determines the fertility status of a water body ranging from oligo- trophic to hypertrophic. Keywords eutrofication, total-N, total P, chlorophyl-a, disolved oxygen demand 1 )Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Univer- sitas Halu Oleo, Jl.HAE Mokodompit Kampus Bumi Tridharma Anduonohu Kendari 93232 pho- ne/Fax:+62401 393782 E-mail: [email protected] Received: 15 Juni 2014 Accepted: 8 Agustus 2014 PENDAHULUAN Perairan pesisir merupakan perairan yang banyak menerima beban masukan bahan organik. Bahan ini berasal dari berbagai sumber seperti kegiatan pertambakan, per- tanian dan limbah domestik yang akan ma- suk melalui aliran sungai dan limpasan dari daratan. Masuknya bahan organik ke pe- sisir ini cepat atau lambat akan mempe- ngaruhi kualitas perairan, selanjutnya ak- an berpengaruh pada keberadaan organis- me perairan khususnya plankton sebagai organisme yang pertama merespon peru- bahan kualitas perairan tersebut. Beban masukan yang nyata biasanya membawa partikel tersuspensi, nutrien, dan bahan or- ganik terlarut yang akan mendukung ter- jadinya eutrofikasi dan bisa menyebabkan berkurangnya penetrasi cahaya pada ko- lom air [1]. Beban masukan bahan organik ini akan mengalami berbagai proses pengu- raian yang pada akhirnya akan memberik- an suplai bahan anorganik atau unsur hara ke perairan. Unsur hara yang dihasilkan di- antaranya adalah N dan P, dimana unsur ini dibutuhkan untuk pertumbuhan orga- nisme akuatik yaitu fitoplankton. Teluk Kendari merupakan salah satu wi- layah pesisir memiliki potensi sumberdaya

AQUASAINS PENDUGAAN KESUBURAN PERAIRAN … · kup didalamnya 4 variabel yang digunak-an yaitu Klorofil-a, oksigen saturasi, total N dan P [5]. Persamaan yang digunakan adalahsebagaiberikut:

  • Upload
    hakhanh

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

AQUASAINS(Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan)

PENDUGAAN KESUBURAN PERAIRAN BERDASARKAN SEBARAN

NUTRIEN DAN KLOROFIL-a DI TELUK KENDARI SULAWESI

TENGGARA

Nur Irawati1

Ringkasan Eutrofication is an increase ofnutrient supply (nitrogen and phosphor) toa very high concentration and above the li-mit that the nature can cope with. This re-cent research was aimed to predict the eu-trofication of the waters based on the distri-bution of nutrients and chlorophyll-a andconducted on November 2012. The resear-ch was carried out by considering two mainparameters which were main research para-meters and supporting parameter over physi-cal, chemical and biological variables. Themain research parameters consisted of to-tal N and P, chlorophyll-a and dissolvedoxygen of which those variables were themain variables used in the TRIX index ana-lysis (an index used to characterized thetrophic status of a body of waters). The fer-tility status of Kendari Bay based on TRIXindex was categorized as eutrophic havingTRIX index of 5.12. It is confirmed thatthe level of nutrient (TN and TP), chlorophyl-a and water clarity determines the fertilitystatus of a water body ranging from oligo-trophic to hypertrophic.

Keywords eutrofication, total-N, total P,chlorophyl-a, disolved oxygen demand

1)Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Univer-sitas Halu Oleo, Jl.HAE Mokodompit KampusBumi Tridharma Anduonohu Kendari 93232 pho-ne/Fax:+62401 393782E-mail: [email protected]

Received: 15 Juni 2014Accepted: 8 Agustus 2014

PENDAHULUAN

Perairan pesisir merupakan perairan yangbanyak menerima beban masukan bahanorganik. Bahan ini berasal dari berbagaisumber seperti kegiatan pertambakan, per-tanian dan limbah domestik yang akan ma-suk melalui aliran sungai dan limpasan daridaratan. Masuknya bahan organik ke pe-sisir ini cepat atau lambat akan mempe-ngaruhi kualitas perairan, selanjutnya ak-an berpengaruh pada keberadaan organis-me perairan khususnya plankton sebagaiorganisme yang pertama merespon peru-bahan kualitas perairan tersebut. Bebanmasukan yang nyata biasanya membawapartikel tersuspensi, nutrien, dan bahan or-ganik terlarut yang akan mendukung ter-jadinya eutrofikasi dan bisa menyebabkanberkurangnya penetrasi cahaya pada ko-lom air [1]. Beban masukan bahan organikini akan mengalami berbagai proses pengu-raian yang pada akhirnya akan memberik-an suplai bahan anorganik atau unsur harake perairan. Unsur hara yang dihasilkan di-antaranya adalah N dan P, dimana unsurini dibutuhkan untuk pertumbuhan orga-nisme akuatik yaitu fitoplankton.

Teluk Kendari merupakan salah satu wi-layah pesisir memiliki potensi sumberdaya

194 Nur Irawati1

perairan dan fungsi pendukung kehidup-an yang sangat penting. Sebagai sumbe-rdaya perairan, Teluk Kendari merupak-an habitat bagi sejumlah organisme yanghidup di dalamnya, antara lain ikan, or-ganisme makrofita dan mikrofita, organis-me dasar (bentos), hutan mangrove, mau-pun padang lamun. Berbagai kegiatan baikjasa kelautan seperti pelabuhan untuk pe-layaran dan perikanan, maupun kegiatan-kegiatan lain di sekitar pantai seperti per-mukiman, perindustrian, pertambakan, dansebagainya merupakan bagian dari faktorpendukung kehidupan manusia [2]. Kegi-atan penduduk yang meningkat di sekitarteluk umumnya akan memberikan dampakpada penurunan kualitas perairan di teluk.Hal ini tercermin dari data konsentrasi nu-trien di perairan Teluk Kendari yang per-nah dipublikasikan oleh beberapa peneli-ti sebelumnya. [3] memperoleh konsentrasinitrat berkisar 0,021-0,283 mg/L dan [2]memperoleh konsentrasi nitrat dan ortofo-sfat pada bulan April-Juni 2008 berkisar0,29-1,07 mg/L dan 0,02-0,15 mg/L. Pe-ningkatan nutrien yang berasal dari akti-vitas manusia sangat berpotensi mening-katkan laju pertumbuhan alga dan mikro-biota perairan lainnya. Alga dapat tum-buh dengan pesat karena ukurannya yangmikroskopik dan siklus hidupnya yang le-bih cepat dibandingkan dengan tumbuh-an multiseluler lainnya. Pertumbuhan al-ga dan biomassa dalam skala kecil dapatmeningkatkan produktivitas dan menyedi-akan rantai makanan bagi ekosistem per-airan. Namun ketika pertumbuhan terse-but meningkat drastis dan melebihi carr-ying capacity ekosistem yang dikenal de-ngan algae bloom yaitu fenomena peledak-an populasi fitoplankton di perairan secaracepat dan dalam jumlah yang sangat besar,sehingga akan terjadi gangguan kestabil-an ekosistem. Algae bloom dapat merubahkondisi fisika-kimia perairan yang tentu ak-an berakibat pula pada biologi perairan,yang pada gilirannya dapat mengakibatkanterjadinya eutrofikasi yang mempengaruhipotensi sumberdaya alam hayati perairan.Melihat fenomena-fenomena tersebut, ma-ka diadakan penelitian mengenai Penduga

Gambar 1 Peta lokasi penelitian di perairan Te-luk Kendari [8] modifikasi

Kesuburan Perairan berdasarkan sebarannutrien dan klorofil-a di Teluk Kendari Su-lawesi Tenggara.

MATERI DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan di perairan Te-luk Kendari yang secara geografis terletakpada 3o57’50” – 3o5’30” lintang selatan dan122o31’50”– 122o36’30” bujur timur denganluas ± 18,75 km2 dan panjang garis pan-tai ± 35,85 km. Penelitian ini dilaksanakanpada bulan Nopember 2012 dengan jum-lah stasiun sebanyak 25 (Gambar 1). Pe-nentuan lokasi dan titik sampling peneli-tian dilakukan menggunakan transek yangditempatkan secara membujur dan melin-tang di sepanjang perairan teluk, denganjarak antara sampling baik membujur ma-upun melintang ± 1.000 m. Penempatantitik sampling dimulai dari muara SungaiWanggu dan Kambu sampai muara TelukKendari.

Parameter yang diukur meliputi parame-ter fisika, kimia dan biologi yang dibagimenjadi parameter utama (total N, total P,klorofil-a dan oksigen terlarut) dan penun-jang (suhu, salinitas, kecerahan dan pH).

Oksigen Saturasi

Persentase saturasi oksigen terlarut dila-kukan dengan perhitungan yaitu perban-dingan antara nilai kadar oksigen yang ter-ukur (aktual) dengan kadar oksigen teoritispada suhu saat pengukuran, yaitu :

Saturasi =oksigen terukur (ppm)

oksigen teoritis (ppm)x 100% (1)

pendugaan kesuburan perairan 195

Analisis Nutrien

Sampel air laut dimasukkan ke dalam botolsampel berkapasitas 250 ml untuk keperlu-an analisis total Nitrogen (N) dan Fosfor(P). Botol sampel dimasukkan ke dalamkotak pendingin sebelum dianalisis. Sebe-lum dianalisis lanjutan di laboratorium, ter-lebih dahulu dilakukan filtrasi terhadap airsampel dengan membran filter berdiameter47 mm yang berporositas 1,2 μm. Selanjut-nya analisis kandungan unsur-unsur haratersebut dilakukan mengacu pada [4].

Biomassa Fitoplankton (Klorofil a)

Penentuan biomassa fitoplankton ditentuk-an dengan kandungan klorofil-a. Pengam-bilan sampel air laut untuk analisis klorofil-a sebanyak 1 liter pada setiap kedalamaninkubasi dan dimasukan dalam botol sam-pel yang ditutup dengan plastik hitam, dandisimpan dalam kotak es yang bersuhu di-ngin, untuk kemudian dianalisis di labora-torium. Penghitungan konsentrasi klorofil-a dengan menggunakan persamaan menu-rut [4], yaitu :

Klorofil − a mg/m3 =26, 7(664b − 665a) xV1

V2 xL(2)

dimana:

V1 : Volume yang diekstrak (l),

V2 : Volume sampel (m3),

L : panjang kuvet (cm),

664b : Absorben pada 664 nm-abs pada 750nm, sebelum pengasaman,

665a :Absorben pada 665 nm-abs pada 750nm, setelah pengasaman

Analisis Data

Dalam mengkarakterisasi status trofik diperairan digunakan metode TRIX, menca-kup didalamnya 4 variabel yang digunak-an yaitu Klorofil-a, oksigen saturasi, total

N dan P [5]. Persamaan yang digunakanadalah sebagai berikut :

TRIX = [log10(PO4 xTN xChla xDOsaturasi)+a]/b(3)

Dimana :

PO4 : Total fosfat (microgram per liter),

TN : Total nitrogen (microgram per liter),

Chla : Konsentrasi klorofil-a (microgramper liter),

DOsaturasi : persentase oksigen saturasi.

Variabel a : 1,5 dan b : 1,2 adalah skalakoefisien [6].

Nilai TRIX diklasifikasikan antara 0 sam-pai 10.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Oksigen Terlarut

Nilai sebaran oksigen terlarut di perairanberkisar 2,09-8,09 mg/L (Gambar 2) dannilai persentase saturasi oksigen terlarutberkisar 27,17-108,88%. Berdasarkan Gam-bar 2 menunjukkan terjadinya peningkat-an oksigen terlarut yang mengarah ke la-ut. Hal ini disebabkan karena oleh adanyapengaruh masukan air tawar dari sungai-sungai yang bermuara ke teluk yang mem-bawa bahan-bahan pencemaran baik da-lam bentuk organik maupun organik. De-komposisi bahan organik dan oksidasi bah-an anorganik dapat mengurangi kadar ok-sigen terlarut hingga mencapai 0 (nol) atauanaerob [6]. Selain faktor tersebut kelarut-an oksigen terlarut juga tergantung padapercampuran (mixing) dan pergerakan (tur-bulence) massa air, aktivitas fotosintesis danrespirasi.

Nutrien

Nutrien Nitrogen total merupakan gabung-an dari nitrogen anorganik (nitrat, nitritdan ammonium) dan nitrogen organik yang

196 Nur Irawati1

Gambar 2 Peta sebaran oksigen terlarut (mg/L)di perairan Teluk Kendari

Gambar 3 Peta sebaran total nitrogen (mg/L)di perairan Teluk Kendari

berupa partikulat yang tidak larut dalamair [6]. Sebaran nilai total nitrogen (TN)selama pengukuran berkisar 0,214-5,137 mg/L(Gambar 3). Nilai TN yang diperoleh me-nunjukkan peningkatan yang sangat besarbila dibandingkan dengan nilai nitrogen anor-ganik terlarut (DIN) pada penelitian [2] ya-itu 0,54-0,83 mg/L. Berdasarkan Gambar3 nilai konsentrasi TN relatif tinggi padastasiun-stasiun yang berada di dalam teluk(depan muara sungai) dan mengalami pe-nurunan ke arah laut, hal ini karena padastasiun-stasiun yang berada di depan mua-ra sungai banyak mendapatkan suplai un-sur hara dari kegiatan-kegiatan di darat-an, baik itu kegiatan pertanian, perikananmaupun aktivitas penduduk, yang masukmelalui sungai dan bermuara ke teluk.

Keberadaan fosfor di perairan merupakanunsur yang esensial baik tumbuhan tingkattinggi dan alga, sehingga unsur ini menjadifaktor pembatas bagi tumbuhan dan algaakuatik serta sangat mempengaruhi ting-kat produktivitas perairan [6]. Total fosfat(TP) yang diperoleh selama penelitian ber-kisar 0,005-0,038 mg/L (Gambar 4). Ba-rdasarkan Gambar 4 sebaran TP yang di-peroleh menunjukkan peningkatan ke arah

Gambar 4 Peta sebaran total fosfat (mg/L) diperairan Teluk Kendari

dalam perairan teluk, serta dijumpai nilaiTP yang relatif tinggi pada daerah-daerahyang masih dipengaruhi daratan (sungai).Hal ini disebabkan beban masukan yangmasuk dari daratan melalui aliran sungai-sungai yang bermuara ke teluk. Nilai TPyang diperoleh selama penelitian, hampirsama dengan nilai fosfat anorganik (orto-fosfat) yang diperoleh [2] pada lokasi yangsama yaitu 0,02-0,15 mg/L.

Klorofil-a

Sebaran klorofil-a di Perairan Teluk Ken-dari berkisar 0,528-1,802 mg/m3 (Gambar5). Nilai sebaran klorofil-a selama peneli-tian memperlihatkan nilai yang tidak ter-lalu bervariasi. Kondisi seperti ini berbe-da dengan kondisi yang umum terjadi diperairan. Umumnya nilai klorofil-a terting-gi dijumpai pada daerah-daerah yang lebihkaya akan unsur hara. Hal ini berhubung-an dengan ukuran sel dari fitoplankton, di-mana ukuran sel fitoplankton pada dae-rah yang kaya akan unsur hara didominasioleh ukuran sel yang besar, sehingga halini mempengaruhi jumlah klorofil-a yangdikandung masing-masing sel fitoplankton.Nilai sebaran konsentrasi klorofil-a selamapenelitian menunjukkan pola yang sama de-ngan pola sebaran nutrien TN dan TP. Pa-da penelitian ini nutrien TN dan TP ter-tinggi dijumpai pada stasiun-stasiun yangberada di depan muara sungai wanggu di-bandingkan stasiun-stasiun yang berada didepan muara teluk (ke arah laut), begitupula pada sebaran klorofil-a. Nilai sebar-an konsentrasi klorofil-a relatif tinggi di-

pendugaan kesuburan perairan 197

Gambar 5 Peta sebaran klorofil (mg/m3) di per-airan Teluk Kendari

jumpai pada stasiun yang berada di depanmuara Sungai Wanggu dan Kambu.

Parameter Penunjang Suhu perairan sela-ma penelitian di perairan Teluk Kendaridi seluruh kedalaman inkubasi pada stasi-un dan substasiun penelitian berkisar 29,1-31,2oC, hal ini disebabkan oleh kondisi cu-aca pada saat penelitian yang relatif ti-dak berbeda. Kisaran suhu pada peneli-tian ini tidak jauh berbeda dengan pene-litian sebelumnya pada lokasi yang samayaitu 28,5-30,6 oC [2] dan 28-32oC [3]. Se-cara umum kisaran suhu selama peneliti-an masih dalam kisaran suhu yang sesuaidengan pertumbuhan dan perkembanganfitoplankton. Kisaran suhu yang optimumuntuk pertumbuhan fitoplankton adalah 20-30oC [6].

Salinitas yang diperoleh selama peneliti-an berkisar 27-33o/oo, dimana nilai salini-tas terendah dijumpai pada stasiun-stasiunyang berada di dalam teluk (depan muarasungai). Perbedaan salinitas ini disebabkankarena oleh adanya pengaruh masukan airtawar dari sungai-sungai yang bermuara keteluk maupun masukkan air laut dengansalinitas tinggi. Nilai salinitas yang dipe-roleh selama penelitian lebih tinggi bila di-bandingkan dengan salinitas yang dipero-leh pada penelitian [7] yaitu 19,80-29,80o/oo, pada daerah depan muara sungai, halini lebih disebabkan pada saat pengukuranperairan Teluk Kendari dalam kondisi su-rut, sehingga ini berhubungan dengan fak-tor pengenceran oleh air laut dan air tawar.

Berdasarkan hasil pengukuran derajat kea-saman selama penelitian di perairan TelukKendari berkisar 6,5-7,5. Kisaran tersebuttidak jauh berbeda bila dibandingkan de-

ngan penelitian [7] di perairan yang sama,dimana pH perairan berkisar antara 7,2-7,7dan 7,02-7,74. Nilai pH yang diperoleh se-lama penelitian masih merupakan kisaranyang sesuai dengan kebutuhan fitoplank-ton yaitu 7,0-8,5 [6]. Sejalan dengan itu ni-lai pH tersebut merupakan kisaran pH per-airan laut Indonesia yaitu 6,0-8,5.

Indeks TRIX

Indeks TRIX merupakan salah satu indeksyang sering digunakan dalam menilai tro-fik level suatu perairan dalam pemantau-an kondisi eutrofikasi perairan. Komponenyang digunakan dalam metode ini adalahparameter yang terkait dengan proses eu-trofikasi yaitu total nitrogen (mg/m3), to-tal fosfat (mg/m3), oksigen saturasi (%),dan klorofil-a (µg/L) [5]. Berdasarkan ha-sil perhitungan keempat parameter terse-but, maka selanjutnya dideskripsikan ber-dasarkan kriteria tingkat kesuburan. Hasilperhitungan tingkat kesuburan di perairanTeluk Kendari berdasarkan indeks TRIXberkisar 5,644-7,113. Berdasarkan kriteriaTRIX perairan Teluk Kendari digolongkankedalam perairan eutrofik sampai hipertro-fik [8] ; [9] dengan kesuburan tertinggi padaperairan depan muara Sungai Wanggu.

Dalam menentukan status trofik suatu per-airan tergantung pada penyebaran dan kon-sentrasi klorofil-a, ketersediaan nutrien (ni-trogen dan fosfor). Konsentrasi klorofil-asendiri dapat dijadikan petunjukkan dalammenentukan status trofik suatu perairan.Ketersediaan nutrien TN dan TP selamapenelitian berkisar 0,214-5,137 mg/L (214-5127 mg/m3) dan 0,005-0,038 mg/L (5-38mg/m3). Berdasarkan kriteria [5] maka ni-lai sebaran TN menunjukkan perairan Te-luk Kendari tergolong mesotrofik sampaihipertrofik, sedang berdasarkan sebaran TPtergolong oligotrofik-eutrofik (Tabel 1). Se-jalan dengan kriteria status trofik menurut[10], perairan teluk kendari berdasarkan ni-lai sebaran TN tergolong kesuburan sedangsampai tinggi dan sebaran TP tergolongkesuburan rendah sampai sedang (Tabel 1).Selama penelitian sebaran klorofil-a ber-kisar 0,528-1,802 mg/m3 atau 0,528-1,802

198 Nur Irawati1

Tabel 1 Kriteria status trofik pada perairan laut [5]

Status Trofik TN (mg m−3) TP (mg m−3) Chl-a (mg L−1) Secchi Depth (m)

Oligotrophic <260 <10 <1 >6Mesotrophic ≥260-350 ≥10-30 ≥1-3 3-≤6Eutrophic ≥350-400 ≥30-40 ≥3-5 1.5-≤3

Hypereutrophic >400 >40 >5 <1.5

Tabel 2 Klasifikasi status trofik berdasarkan nutrien dan klorofil-a (indeks NOAA) [11]

Tingkat Eutrofikasi TN (mg m−3) TP (mg m−3) Chl-a (mg L−1)

Rendah 0 - ≤0.1 0 - ≤0.01 0 - ≤ 5Sedang > 0.1 - ≤ 1 > 0.01 - ≤ 0.1 > 5 - ≤ 20Tinggi > 1 > 0.1 > 20 - ≤ 60Eutrofik - - >60

µg/L, menurut kriteria [5] perairan TelukKendari tergolong oligotrofik sampai meso-trofik (Tabel 1), sedang berdasarkan indeksNOAA perairan Teluk Kendari tergolongperairan dengan kesuburan rendah (Tabel2).

Status trofik yang ditunjukkan berdasark-an nutrien (TN dan TP) serta konsentra-si klorofil-a memberikan status trofik yangberbeda dengan nilai indeks TRIX yang di-peroleh, kecuali pada sebaran nutrien totalnitrogen, yang memperlihatkan nilai yangsudah sangat tinggi sehingga status trofikperairan Teluk Kendari tergolong hipertro-fik. Keberadaan TN yang tinggi dijumpaipada stasiun-stasiun di depan muara su-ngai Wanggu dan Kambu (Stasiun 1, 2,3, 4 dan 5). Hal ini diperkirakan tingginyamasukan bahan organik dari daratan yangmengandung unsur N. Menurut [8] umum-nya beban masukan yang banyak mengan-dung unsur N berasal dari limbah rumahtangga, pertanian dan peternakan. Selainitu kondisi konsentrasi klorofil-a yang ren-dah sehingga perairan teluk Kendari ter-golong oligotrofik-mesotrofik, menunjukk-an bahwa tinggi-rendahnya konsentrasi klorofil-a tidak hanya dipengaruhi oleh keberadaannutrien yang tinggi, namun juga oleh kece-rahan yang tinggi. Hal ini berhubungan de-ngan proses fotosintesis fitoplankton seba-gai penyusun biomassa fitoplankton (klorofil-a), dimana kecerahan tinggi (kekeruhan ren-dah) akan mempengaruhi intensitas caha-ya matahari yang merupakan sumber ener-

gi bagi fitoplankton untuk berfotosintasis.Hal ini sejalan dengan penelitian [7] bahwahubungan produktivitas primer fitoplank-ton dengan cahaya dan nutrien di perairanTeluk Kendari menunjukkan bahwa lebihbanyak di pengaruhi oleh intensitas caha-ya matahari selain keberadaan nutrien diperairan.

Kisaran oksigen terlarut (DO) selama pe-nelitian yaitu 2,09-8,09 mg/L, nilai DO yangdiperoleh menunjukkan peningkatan ke arahlaut (muara teluk). Hal ini lebih disebabk-an karena pada stasiun-stasiun depan mu-ara sungai Wanggu mendapatkan banyak-nya limbah organik yang dibawa oleh su-ngai tersebut ke perairan teluk sehinggadapat mempengaruhi ekosistem perairan ter-sebut. Kisaran kadar oksigen terlarut sela-ma penelitian termasuk dalam perairan de-ngan kondisi tercemar sedang sampai be-lum tercemar. Menurut [12] bahwa kadaroksigen terlarut 2,4-4,4 mg/L tergolong ter-cemar sedang, 4,5-6,5 mg/L tercemar ri-ngan dan > 6,5 mg/L belum tercemar.

Berdasarkan Gambar 2, kondisi perairantercemar sedang pada stasiun-stasiun yangmemiliki kadar oksigen terlarut rendah ya-itu 2,09-4,20 mg/L, dijumpai pada stasiunyang berada di depan muara sungai Wang-gu dan Kambu. Hal ini menunjukkan per-anan sungai Wanggu dan Kambu sebagaipenghasil bahan-bahan antropogenik baikdari hasil buangan rumah tangga, maupunhasil dari limbah pertanian serta tinggi-nya kekeruhan pada stasiun-stasiun terse-

pendugaan kesuburan perairan 199

but, sehingga hal ini menyebabkan penu-runan nilai oksigen terlarut di stasiun ter-sebut. Nilai kekeruhan yang tinggi terlihatdari rendahnya nilai kecerahan di stasiun-stasiun depan muara sungai Wanggu danKambu yaitu < 1,5 meter. Menurut [5] ke-cerahan di bawah 3 meter tergolong per-airan eutrofik.

SIMPULAN

Status kesuburan perairan Teluk Kendariberdasarkan nilai indeks TRIX yaitu eu-trofik, dengan nilai TRIX berkisar 5,644-7,113. Keberadaan nilai nutrien (TN danTP), klorofil-a dan kecerahan menunjukanstatus kesuburan perairan dari oligotrofiksampai hipertrofik.

Pustaka

1. Cervetto, G., Mesones, C., Calliari, D. 2002.Phytoplankton Biomass and its Realitionshipto Enviromental Variables in a Disturbed Co-astal Area of The Rio De La Plata Uruguay,before the New Sewage Collector System. At-lantica Rio Grande 24(1) : 45 – 54.

2. Irawati, N., E.M. Adiwilaga dan N.T.M. Prati-wi. 2013 Hubungan produktivitas primer fito-plankton dengan ketersediaan unsur hara danintensitas cahaya di perairan Teluk Kenda-ri Sulawesi Tenggara. Jurnal Biologi Tropis,13(2), 195-206.

3. Asriyana. 2004. Distribusi dan Makanan IkanTembang (Sardinella fimbriata Val.) di Perair-an Teluk Kendari. Tesis (Tidak Dipublikasik-an). Sekolah Pascasarjana Institut PertanianBogor. Bogor.

4. American Public Health Association (APHA).2005. Standard Methods for The Examinationof Water and Wastewater. 21st Edition. Ame-rican Public Health Association. Washington.

5. Vollenweider, RA., F. Giovanardi, G. Monta-nari, and A. Rinaldi. 1998. Characterization ofthe Trophic Conditions of Marine Coastal Wa-ters With Special Reference to The NW Adri-atic Sea: Proposal for a Trophic Scale, Tur-bidity and Generalized Water Quality Index.Journal Enviromentric. 9(1): 329-357.

6. Giovanardi, F., & Vollenweider, R. A. (2004).Trophic conditions of marine coastal wa-ters: Experience in applying the trophic in-dex TRIX to two areas of the Adriatic andTyrrhenian seas. Journal of Limnology, 63(2),199–218.

7. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pe-ngelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Per-airan. Kanisius. Yogyakarta.

8. Irawati, N. 2011. Hubungan produktivitas pri-mer fitoplankton dengan ketersediaan unsurhara pada berbagai tingkat kecerahan di per-airan Teluk Kendari Sulawesi Tenggara. Te-sis (Tidak Dipublikasikan). Sekolah Pascasar-jana. Institut Pertanian Bogor.

9. Damar, A. 2003. Effects of Enrichment onNutrient Dynamics, Phytoplankton Dynami-cs and Productivity in Indonesian TropicalWater: A Comparison Between Jakarta Bay,Lampung Bay and Semangka Bay. Ph.D Dis-sertation Christian Albrechts University. Kiel.Germany.

10. Pettine, M., Casentini, B., Fazi, S., Giovana-rdi, F., and Pagnotta, R. (2007). A revisita-tion of TRIX for trophic status assessment inthe light of the European water framework di-rective: Application to Italian coastal waters.Marine Pollution Bulletin, 54,1413–1426.

11. Bricker, S.B., J.G. Ferreira and T. Simas.2003. An integrated methodology for assess-ment of estuarine trophic status. Ecol. Mod.169: 39-60.

200 Nur Irawati1