17
JURNAL FOURIER | April 2013, Vol. 2, No. 1, 45-61 ISSN 2252-763X 2013 JURNAL FOURIER Versi online via www.fourier.or.id Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik Arifin, Muhammad Wakhid Musthofa, dan Sugiyanto Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga, Jl. Marsda Adisucipto No. 1 Yogyakarta, Indonesia Korespondensi; Sugiyanto, Email: [email protected] Abstrak Menyelesaikan persamaan diferensial sering terkendala oleh masalah syarat awal atau syarat batas. Masalah syarat batas ini sering dijumpai pada penerapan persamaan diferensial, salah satunya adalah rangkaian listrik. Metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah syarat batas pada persamaan diferensial salah satu diantaranya adalah metode transformasi Laplace. Transformasi Laplace yang didefinisikan dengan {()} = โˆซ โˆ’ () โˆž dapat digunakan untuk mencari solusi dari suatu sistem persamaan diferensial koefisien konstan. Metode penyelesaian suatu rangkaian Listrik dengan menggunakan transformasi Laplace adalah dengan mengubah persamaan diferensial dari domain waktu () ke dalam domain frekuensi (), memetakan masalah nilai awal ke dalam persamaan pembantu, menyelesaikan dengan perhitungan aljabar, dan menggunakan invers transformasi Laplace untuk mendapatkan solusi khusus secara langsung dari sistem persamaan diferensial rangkaian listrik tersebut. Kata Kunci: Abstract Resolving differential equations is often constrained by problems of initial requirements or boundary conditions. The problem of boundary conditions is often found in the application of differential equations, one of which is the electrical circuit. The method that can be used to solve the problem of boundary conditions on the differential equation is one of them is the Laplace transform method. Laplace transforms defined by {()} = โˆซ โˆ’ () โˆž can be used to find the solution of a system of constant coefficient differential equations. The method of completion of an electrical circuit by using Laplace transform is by changing the differential equation of the time domain () into the frequency domain (), mapping the initial value problem into the helper equation, solving it by algebraic calculation, and using Laplace inverse transformation to obtain the solution Specifically directly from the system of differential equations of the electrical circuit. Keywords Pendahuluan Metode Transformasi Laplace (Laplace Transformation) merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial, yang memetakan masalah nilai awal ke dalam suatu persamaan aljabar atau suatu sistem persamaan yang dapat diselesaikan dengan metode aljabar dan tabel transformasi Laplace. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Pierre Simon Marquas De Laplace (1749 1827) seorang matematikawan Perancis dan seorang guru besar di Paris. Dengan metode transformasi Laplace akan dihasilkan solusi khusus secara langsung sesuai dengan kondisi masalah nilai awal yang diberikan. Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan tertutup. Suatu rangkaian listrik dapat dimodelkan ke dalam suatu persamaan diferensial, yaitu persamaan diferensial orde dua koefisien konstan. Oleh sebab itu, solusi rangkaian listrik tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan

Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik

JURNAL FOURIER | April 2013, Vol. 2, No. 1, 45-61 ISSN 2252-763X

2013 JURNAL FOURIER Versi online via www.fourier.or.id

Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik

Arifin, Muhammad Wakhid Musthofa, dan Sugiyanto

Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga, Jl. Marsda Adisucipto No. 1 Yogyakarta, Indonesia

Korespondensi; Sugiyanto, Email: [email protected]

Abstrak

Menyelesaikan persamaan diferensial sering terkendala oleh masalah syarat awal atau syarat batas. Masalah syarat

batas ini sering dijumpai pada penerapan persamaan diferensial, salah satunya adalah rangkaian listrik. Metode

yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah syarat batas pada persamaan diferensial salah satu diantaranya

adalah metode transformasi Laplace. Transformasi Laplace yang didefinisikan dengan ๐“›{๐’‡(๐’•)} = โˆซ ๐’†โˆ’๐’”๐’•๐’‡(๐’•)โˆž

๐ŸŽ๐’…๐’•

dapat digunakan untuk mencari solusi dari suatu sistem persamaan diferensial koefisien konstan. Metode

penyelesaian suatu rangkaian Listrik dengan menggunakan transformasi Laplace adalah dengan mengubah

persamaan diferensial dari domain waktu (๐’•) ke dalam domain frekuensi (๐’”), memetakan masalah nilai awal ke

dalam persamaan pembantu, menyelesaikan dengan perhitungan aljabar, dan menggunakan invers transformasi

Laplace untuk mendapatkan solusi khusus secara langsung dari sistem persamaan diferensial rangkaian listrik

tersebut.

Kata Kunci:

Abstract

Resolving differential equations is often constrained by problems of initial requirements or boundary conditions.

The problem of boundary conditions is often found in the application of differential equations, one of which is the

electrical circuit. The method that can be used to solve the problem of boundary conditions on the differential

equation is one of them is the Laplace transform method. Laplace transforms defined by ๐“›{๐’‡(๐’•)} = โˆซ ๐’†โˆ’๐’”๐’•๐’‡(๐’•)โˆž

๐ŸŽ๐’…๐’•

can be used to find the solution of a system of constant coefficient differential equations. The method of completion

of an electrical circuit by using Laplace transform is by changing the differential equation of the time domain (๐’•) into the frequency domain (๐’”), mapping the initial value problem into the helper equation, solving it by algebraic

calculation, and using Laplace inverse transformation to obtain the solution Specifically directly from the system of

differential equations of the electrical circuit.

Keywords

Pendahuluan

Metode Transformasi Laplace (Laplace Transformation) merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial, yang memetakan masalah nilai awal ke dalam suatu persamaan aljabar atau suatu sistem persamaan yang dapat diselesaikan dengan metode aljabar dan tabel transformasi Laplace. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Pierre Simon Marquas De Laplace (1749 โ€“ 1827) seorang matematikawan Perancis dan seorang guru besar di Paris. Dengan metode transformasi Laplace akan dihasilkan solusi khusus secara langsung sesuai dengan kondisi masalah nilai awal yang diberikan.

Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan tertutup. Suatu rangkaian listrik dapat dimodelkan ke dalam suatu persamaan diferensial, yaitu persamaan diferensial orde dua koefisien konstan. Oleh sebab itu, solusi rangkaian listrik tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan

Page 2: Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik

46 Arifin, et al.

JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61 www.fourier.or.id

transformasi Laplace. Namun, ada suatu rangkaian yang tidak menimbulkan masalah atau kesulitan untuk dianalisa dengan matematika biasa, yaitu rangkaian yang hanya memuat satu elemen rangkaian listrik. Elemen rangkaian listrik dapat dikelompokkan ke dalam elemen atau komponen aktif dan pasif. Elemen aktif adalah elemen yang menghasilkan energi, dalam hal ini adalah sumber tegangan dan sumber arus. Elemen lain adalah elemen pasif dimana elemen ini tidak dapat menghasilkan energi, yaitu elemen yang hanya dapat menyerap energi (resistor), elemen yang dapat menyimpan energi (induktor) dan elemen yang menyerap energi dalam bentuk medan magnet (kapasitor). Suatu rangkaian yang sulit dapat dianalisis/diselesaikan dengan menggunakan transformasi Laplace. Hal ini disebabkan

oleh karakteristik dari tiap-tiap elemen rangkaian listrik yang berbeda meskipun secara definitive ๐‘ฃ๐‘… , ๐‘ฃ๐ฟ dan ๐‘ฃ๐ถ adalah besarnya arus yang mengalir pada elemen R, L, dan C. Penyelesaian Persamaan Diferensial Dengan Transformasi Laplace

Penerapan yang cukup penting dari transformasi Laplace salah satunya adalah untuk menentukan penyelesaian persamaan diferensial linear dengan koefisien kostan. Dalam skripsi ini hanya dibatasi pada persamaan diferensial orde dua koefisien konstan.

Metode transformasi Laplace secara khusus digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial dan memenuhi syarat awal. Untuk menyelesaikan persamaan diferensial ini adalah dengan mengambil transformasi Laplace dari persamaan diferensial yang diberikan, lalu menggunakan syarat-syarat awalnya. Ini memberikan suatu persamaan aljabar dalam transformasi Laplace dari penyelesaian yang diinginkan. Dengan mengambil invers dari transformasi Laplace yang telah dibentuk maka diperoleh penyelesaiannya.

Berikut ini diberikan prosedur/ langkah-langkah mencari penyelesaian suatu persamaan diferensial linear orde dua berkoefisien konstan menggunakan transformasi Laplace (John Bird, 2007: 637).

Diberikan suatu persamaan diferensial linear orde dua, yaitu:

๐‘Ž๐‘ฆโ€ฒโ€ฒ + ๐‘๐‘ฆโ€ฒ + ๐‘๐‘ฆ = ๐‘Ÿ(๐‘ก) (1)

Dengan syarat awal ๐‘ฆ(0) dan ๐‘ฆโ€ฒ(0). 1) Langkah pertama. Bentuk Persamaan ke dalam transformasi Laplace.

โ„’{๐‘ฆ(๐‘ก)} = ๐‘Œ(๐‘ ) dan โ„’{๐‘Ÿ(๐‘ก)} = ๐‘…(๐‘ ). Dengan menerapkan transformasi Laplace pada kedua ruas persamaan (1), maka dihasilkan:

โ„’{๐‘Ž๐‘ฆโ€ฒโ€ฒ + ๐‘๐‘ฆโ€ฒ + ๐‘๐‘ฆ} = โ„’{๐‘ฆ(๐‘ก)}

๐‘Žโ„’{๐‘ฆโ€ฒโ€ฒ} + ๐‘โ„’{๐‘ฆโ€ฒ} + ๐‘โ„’{๐‘ฆ} = ๐‘…(๐‘ )

๐‘Ž[๐‘ 2๐‘Œ(๐‘ ) โˆ’ ๐‘ ๐‘ฆ(0) โˆ’ ๐‘ฆโ€ฒ(0)] + ๐‘[๐‘ ๐‘Œ(๐‘ ) โˆ’ ๐‘ฆ(0)] + ๐‘๐‘Œ(๐‘ ) = ๐‘…(๐‘ ) (2)

2) Langkah kedua. Masukkan nilai awal ๐‘ฆ(0) dan ๐‘ฆโ€ฒ(0) serta susun persamaan (2) ke dalam ๐‘Œ(๐‘ ) (persamaan pembantu)

[๐‘Ž๐‘ 2 + ๐‘๐‘  + ๐‘] โˆ’ [๐‘Ž๐‘  + ๐‘] โˆ’ ๐‘Ž๐‘ฆโ€ฒ(0) = ๐‘…(๐‘ )

[๐‘Ž๐‘ 2 + ๐‘๐‘  + ๐‘]๐‘Œ(๐‘ ) = [๐‘Ž๐‘  + ๐‘]๐‘ฆ(0) + ๐‘Ž๐‘ฆโ€ฒ(0) = ๐‘…(๐‘ )

๐‘Œ(๐‘ ) =[๐‘Ž๐‘ +๐‘]๐‘ฆ(0)+๐‘Ž๐‘ฆโ€ฒ(0)+๐‘…(๐‘ )

[๐‘Ž๐‘ 2+๐‘๐‘ +๐‘] (3)

Page 3: Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik

Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik 47

www.fourier.or.id JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61

3) Langkah ketiga. Jika mengandung pecahan parsial, maka gunakan metode jumlahan pecahan parsial untuk menyelesaikan persamaan (3).

๐‘Œ(๐‘ ) =[๐‘Ž๐‘ +๐‘]๐‘ฆ(0)+๐‘Ž๐‘ฆโ€ฒ(0)

๐‘Ž๐‘ 2+๐‘๐‘ +๐‘+

๐‘…(๐‘ )

๐‘Ž๐‘ 2+๐‘๐‘ +๐‘ (4)

4) Langkah keempat. Ambil invers transformasi Laplace persamaan (4) maka diperoleh

solusi/penyelesaian untuk persamaan (1).

โ„’โˆ’1{๐‘Œ(๐‘ )} = ๐‘ฆ(๐‘ก) = โ„’โˆ’1 {[๐‘Ž๐‘  + ๐‘]๐‘ฆ(0) + ๐‘Ž๐‘ฆโ€ฒ(0)

๐‘Ž๐‘ 2 + ๐‘๐‘  + ๐‘} + โ„’โˆ’1 {

๐‘…(๐‘ )

๐‘Ž๐‘ 2 + ๐‘๐‘  + ๐‘}

Contoh 1. Carilah penyelesaian dari 2๐‘ฆโ€ฒโ€ฒ + 4๐‘ฆโ€ฒ โˆ’ 3๐‘ฆ = 0, dengan syarat awal ๐‘ฆ(0) = 4 & ๐‘ฆโ€ฒ(0) = 9. Dengan menggunakan prosedur/ langkah-langkah di atas, maka diperoleh:

โ„’{2๐‘ฆโ€ฒโ€ฒ + 4๐‘ฆโ€ฒ โˆ’ 3๐‘ฆ} = โ„’{0}

2โ„’{๐‘ฆโ€ฒโ€ฒ} + 4โ„’{๐‘ฆโ€ฒ} โˆ’ 4โ„’{๐‘ฆ} = 0

2๐‘ 2๐‘Œ(๐‘ ) โˆ’ 2๐‘ ๐‘ฆ(0) โˆ’ 2๐‘ฆโ€ฒ(0) + 5๐‘ ๐‘Œ(๐‘ ) โˆ’ 5๐‘ฆ(0) โˆ’ 3๐‘Œ(๐‘ ) = 0

Untuk ๐‘ฆ(0) = 4 dan ๐‘ฆโ€ฒ(0) = 9, maka:

2๐‘ 2๐‘Œ(๐‘ ) โˆ’ 8๐‘  โˆ’ 18 + 5๐‘ ๐‘Œ(๐‘ ) โˆ’ 20 โˆ’ 3๐‘Œ(๐‘ ) = 0

[2๐‘ 2 + 5๐‘  โˆ’ 3]๐‘Œ(๐‘ ) = 8๐‘  + 38

๐‘Œ(๐‘ ) =8๐‘  + 38

2๐‘ 2 + 5๐‘  โˆ’ 3=

8๐‘  + 38

(2๐‘  โˆ’ 1)(๐‘  + 3)

Menggunakan metode jumlahan pecahan parsial, maka:

8๐‘  + 38

2๐‘ 2 + 5๐‘  โˆ’ 3=

๐ด

(2๐‘  โˆ’ 1)+

๐ต

(๐‘  + 3)

Diperoleh,

8๐‘  + 38 = ๐ด(๐‘  + 3) + ๐ต(2๐‘  โˆ’ 1)

Untuk ๐‘  = โˆ’3 maka 14 = โˆ’7๐ต atau ๐ต = โˆ’2.

Untuk ๐‘  =1

2 maka 42 =

7

2๐ด atau ๐ด = 12. Jadi,

๐‘Œ(๐‘ ) =8๐‘  + 38

2๐‘ 2 + 5๐‘  โˆ’ 3=

12

(2๐‘  โˆ’ 1)โˆ’

2

(๐‘  + 3)

Dengan invers transformasi Laplace didapat,

โ„’โˆ’1{๐‘Œ(๐‘ )} = ๐‘ฆ(๐‘ก) = โ„’โˆ’1 {12

(2๐‘  โˆ’ 1)} โˆ’ โ„’โˆ’1 {

2

(๐‘  + 3)}

Page 4: Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik

48 Arifin, et al.

JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61 www.fourier.or.id

๐‘ฆ(๐‘ก) = โ„’โˆ’1 {12

2 (๐‘  โˆ’12)} โˆ’ โ„’โˆ’1 {

2

(๐‘  + 3)} = 6โ„’โˆ’1 {

2

2 (๐‘  โˆ’12)} โˆ’ 2โ„’โˆ’1 {

1

(๐‘  + 3)}

๐‘ฆ(๐‘ก) = 6๐‘’12๐‘ก โˆ’ 2๐‘’โˆ’3๐‘ก

Jadi, solusi dari persamaan diferensial tersebut yaitu, ๐‘ฆ(๐‘ก) = 6๐‘’1

2๐‘ก โˆ’ 2๐‘’โˆ’3๐‘ก.

Contoh 2. Tentukan solusi dari ๐‘ฆโ€ฒโ€ฒ โˆ’ 4๐‘ฆโ€ฒ โˆ’ 4๐‘ฆ = 8๐‘ก, dengan syarat awal ๐‘ฆ(0) = 0 & ๐‘ฆโ€ฒ(0) = 12. Seperti penyelesaian pada contoh 1 maka diperoleh,

โ„’{๐‘ฆโ€ฒโ€ฒ โˆ’ 4๐‘ฆโ€ฒ โˆ’ 4๐‘ฆ} = โ„’{8๐‘ก}

โ„’{๐‘ฆโ€ฒโ€ฒ} โˆ’ 4โ„’{๐‘ฆโ€ฒ} โˆ’ 4โ„’{๐‘ฆ} = 8โ„’{๐‘ก}

๐‘ 2๐‘Œ(๐‘ ) โˆ’ ๐‘ ๐‘ฆ(0) โˆ’ ๐‘ฆโ€ฒ(0) โˆ’ 4๐‘ ๐‘Œ(๐‘ ) + 4๐‘ฆ(0) โˆ’ 4๐‘Œ(๐‘ ) =8

๐‘ 2

๐‘ 2๐‘Œ(๐‘ ) โˆ’ 12 โˆ’ 4๐‘ ๐‘Œ(๐‘ ) โˆ’ 4๐‘Œ(๐‘ ) =8

๐‘ 2

(๐‘ 2 โˆ’ 4๐‘  โˆ’ 4)๐‘Œ(๐‘ ) =8

๐‘ 2+ 12

๐‘Œ(๐‘ ) =8

2(๐‘ 2 โˆ’ 4๐‘  โˆ’ 4)+

12

(๐‘ 2 โˆ’ 4๐‘  โˆ’ 4)

๐‘Œ(๐‘ ) =8

๐‘ 2(๐‘  โˆ’ 2)2+

12

(๐‘  โˆ’ 2)2

๐‘Œ(๐‘ ) tidak mengandung pecahan parsial, maka langsung ditentukan ๐‘ฆ(๐‘ก) yang merupakan solusi yang di inginkan.

๐‘ฆ(๐‘ก) = 8โ„’โˆ’1 {1

๐‘ 2(๐‘  โˆ’ 2)2} + 12โ„’โˆ’1 {

1

(๐‘  โˆ’ 2)2}

Untuk โ„’โˆ’1 {1

(๐‘ โˆ’2)2} = ๐‘ก๐‘’2๐‘ก, sedangkan untuk โ„’โˆ’1 {

1

๐‘ 2(๐‘ โˆ’2)2}, diselesaikan dengan integral transformasi

Laplace.

Telah diketahui โ„’โˆ’1 {1

(๐‘ โˆ’2)2} = ๐‘ก๐‘’2๐‘ก, dan

โ„’โˆ’1 {1

๐‘ 2(๐‘  โˆ’ 2)2} = โˆซ๐‘ข๐‘’2๐‘ข

๐‘ก

0

๐‘‘๐‘ข =1

2๐‘ข๐‘’2๐‘ข โˆ’

1

4๐‘’2๐‘ข|

0

๐‘ก

=1

2๐‘ก๐‘’2๐‘ก โˆ’

1

4๐‘’2๐‘ก +

1

4

Diperoleh,

โ„’โˆ’1 {1

๐‘ 2(๐‘  โˆ’ 2)2} = โˆซ(

1

2๐‘ข๐‘’2๐‘ข โˆ’

1

4๐‘’2๐‘ข +

1

4)

๐‘ก

0

๐‘‘๐‘ข

Page 5: Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik

Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik 49

www.fourier.or.id JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61

=1

4๐‘ข๐‘’2๐‘ข โˆ’

1

4๐‘’2๐‘ข +

1

4๐‘ข|0

๐‘ก

=1

4๐‘ก๐‘’2๐‘ก โˆ’

1

4๐‘’2๐‘ก +

1

4๐‘ก +

1

4

Jadi,

๐‘ฆ(๐‘ก) = 8โ„’โˆ’1 {1

๐‘ 2(๐‘  โˆ’ 2)2} + 12โ„’โˆ’1 {

1

(๐‘  โˆ’ 2)2}

๐‘ฆ(๐‘ก) = 8 (1

4๐‘ก๐‘’2๐‘ก โˆ’

1

4๐‘’2๐‘ก +

1

4๐‘ก +

1

4) + 12๐‘ก๐‘’2๐‘ก

๐‘ฆ(๐‘ก) = 14๐‘ก๐‘’2๐‘ก โˆ’ 2๐‘’2๐‘ก + 2๐‘ก + 2

Contoh 3. Diberikan persamaan diferensial, ๐‘ฆโ€ฒโ€ฒ โˆ’ 4๐‘ฆโ€ฒ + 8๐‘ฆ = 8๐‘’2๐‘ก cos 2๐‘ก + 6๐‘’2๐‘ก sin 2๐‘ก, dengan syarat awal ๐‘ฆ(0) = 4 dan ๐‘ฆโ€ฒ(0) = 10. Jika kedua ruas ditransformasi ke dalam transformasi Laplace, maka:

โ„’{๐‘ฆโ€ฒโ€ฒ โˆ’ 4๐‘ฆโ€ฒ + 8๐‘ฆ} = โ„’{8๐‘’2๐‘ก cos 2๐‘ก + 6๐‘’2๐‘ก sin 2๐‘ก}

๐‘ 2๐‘Œ(๐‘ ) โˆ’ ๐‘ ๐‘ฆ(0) โˆ’ ๐‘ฆโ€ฒ(0) โˆ’ 4๐‘ ๐‘Œ(๐‘ ) + 4๐‘ฆ(0) + 8๐‘Œ(๐‘ ) =8(๐‘  โˆ’ 2)

(๐‘  โˆ’ 2)2 + 4+

6(2)

(๐‘  โˆ’ 2)2 + 4

Untuk syarat awal ๐‘ฆ(0) = 4 dan ๐‘ฆโ€ฒ(0) = 10, maka:

(๐‘ 2 โˆ’ 4๐‘  + 8)๐‘Œ(๐‘ ) โˆ’ 4๐‘  + 6 =8(๐‘  โˆ’ 2)

(๐‘  โˆ’ 2)2 + 4+

12

(๐‘  โˆ’ 2)2 + 4

((๐‘  โˆ’ 2)2 + 4)๐‘Œ(๐‘ ) =8(๐‘  โˆ’ 2)

(๐‘  โˆ’ 2)2 + 4+

12

[(๐‘  โˆ’ 2)2 + 4]2+

4๐‘  โˆ’ 6

(๐‘  โˆ’ 2)2 + 4

๐‘Œ(๐‘ ) =8(๐‘  โˆ’ 2)

(๐‘  โˆ’ 2)2 + 4+

12

[(๐‘  โˆ’ 2)2 + 4]2+

4๐‘  โˆ’ 6

(๐‘  โˆ’ 2)2 + 4

๐‘Œ(๐‘ ) =8(๐‘  โˆ’ 2)

(๐‘  โˆ’ 2)2 + 4+

12

[(๐‘  โˆ’ 2)2 + 4]2+4๐‘  โˆ’ 8 + 2

(๐‘  โˆ’ 2)2 + 4

๐‘Œ(๐‘ ) =8(๐‘  โˆ’ 2)

(๐‘  โˆ’ 2)2 + 4+

12

[(๐‘  โˆ’ 2)2 + 4]2+

4(๐‘  โˆ’ 2)

(๐‘  โˆ’ 2)2 + 4+

2

(๐‘  โˆ’ 2)2 + 4

Lalu menggunakan invers transformasi Laplace, maka diperoleh,

๐‘ฆ(๐‘ก) = 8โ„’โˆ’1 {(๐‘  โˆ’ 2)

(๐‘  โˆ’ 2)2 + 4} + 12โ„’โˆ’1 {

12

[(๐‘  โˆ’ 2)2 + 4]2} + 4โ„’โˆ’1 {

(๐‘  โˆ’ 2)

(๐‘  โˆ’ 2)2 + 4} + โ„’โˆ’1 {

2

(๐‘  โˆ’ 2)2 + 4}

=8๐‘’2๐‘ก

4๐‘ก sin 2๐‘ก โˆ’

8๐‘’2๐‘ก

16(sin 2๐‘ก โˆ’ 2๐‘ก cos 2๐‘ก) + 4๐‘’2๐‘ก cos 2๐‘ก + ๐‘’2๐‘ก sin 2๐‘ก

๐‘ฆ(๐‘ก) = 2๐‘ก๐‘’2๐‘ก sin 2๐‘ก โˆ’3

2๐‘ก๐‘’2๐‘ก cos 2๐‘ก + 4๐‘’2๐‘ก cos 2๐‘ก +

7

2๐‘’2๐‘ก sin 2๐‘ก

Page 6: Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik

50 Arifin, et al.

JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61 www.fourier.or.id

Elemen Rangkaian Listrik Dalam Domain-S

Untuk dapat mentransformasi suatu rangkaian listrik ke dalam transformasi Laplace, maka perlu didefinisikan elemen-elemen di dalam rangkaian tersebut ke dalam domain-s.

Adapun transformasi elemen-elemen rangkaian listrik ke dalam domain-s didefinisikan sebagai berikut (John Bird, 2007: 640).

1. Resistor (๐‘…) Dalam domain waktu (t), resistor didefinisikan oleh hukum Ohm, yaitu:

๐‘ฃ๐‘…(๐‘ก) = ๐‘…๐‘–(๐‘ก) Transformasi Laplace dari persamaan ini yaitu,

โ„’{๐‘ฃ๐‘…(๐‘ก)} = โ„’{๐‘…๐‘–(๐‘ก)} = ๐‘…๐ผ(๐‘ )

Diperoleh ๐‘ฃ๐‘… di dalam domain-s,

๐‘ฃ๐‘…(๐‘ ) = ๐‘…๐‘–(๐‘ ) (5)

2. Kapasitor (๐ถ) Sebuah kapasitor dalam domain waktu (๐‘ก) didefinisikan sebagai,

๐‘–(๐‘ก) = ๐ถ๐‘‘๐‘ฃ๐‘(๐‘ก)

๐‘‘๐‘ก atau ๐‘ฃ๐ถ(๐‘ก) =

1

๐ถโˆซ ๐‘–(๐‘ก) ๐‘‘๐‘ก

Transformasi Laplace dari persamaan ini yaitu,

โ„’{๐‘ฃ๐ถ(๐‘ก)} = โ„’ {1

๐ถโˆซ ๐‘–(๐‘ก) ๐‘‘๐‘ก} =

1

๐ถ

๐ผ(๐‘ )

๐‘ 

Diperoleh impedansi kapasitor dalam domain-s,

๐‘ฃ๐‘(๐‘ ) =1

๐‘ ๐ถ๐ผ(๐‘ก) (6)

3. Induktor (๐ฟ) Sebuah induktor dalam domain waktu (๐‘ก) didefinisikaan sebagai,

๐‘ฃ๐ฟ(๐‘ก) = ๐ฟ๐‘‘๐‘–(๐‘ก)

๐‘‘๐‘ก

Transformasi Laplace dari persamaan ini yaitu,

โ„’{๐‘ฃ๐ฟ(๐‘ก)} = โ„’ {๐ฟ๐‘‘๐‘–

๐‘‘๐‘ก} = ๐‘ ๐ฟ๐ผ(๐‘ ) โˆ’ ๐ฟ๐‘–(0)

Impedansi Induktor dalam domain-s didefinisikan oleh,

๐‘ฃ๐ฟ(๐‘ ) = ๐ฟ[๐‘ ๐ผ(๐‘ ) โˆ’ ๐‘–(0)] (7)

Page 7: Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik

Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik 51

www.fourier.or.id JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61

Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik

Jika diberikan suatu rangkaian listrik, maka prosedur/langkah-langkah untuk mencari penyelesaiannya dengan menggunakan transformasi Laplace yaitu, (John Bird, 2007:642): 1. Gunakan hukum yang berlaku pada rangkaian tersebut untuk menentukan persamaan diferensialnya

(Hukum Kirchoff dan hukum Ohm). 2. Ambil transformasi Laplace pada kedua ruas persamaan yang terbentuk. 3. Masukkan nilai awal yang diberikan dan susun persamaan pembantu. 4. Gunakan invers transformasi Laplace untuk menentukan penyelesaiannya.

Contoh 4. Diberikan suatu rangkaian L-R-C seperti pada Gambar 1 tentukan besar arus yang mengalir

dalam rangkaian tersebut jika pada saat ๐‘ก = 0 diberi tegangan sebesar ๐‘ฃ dan ๐‘–(0) = 0.

Gambar 1 Rangkaian listrik satu.

Pada rangkaian listrik (Gambar 1) dapat dibentuk sebuah persamaan diferensial dengan menggunakan hukum II Kirchoff yaitu:

โˆ‘๐‘ฃ = 0

๐‘ฃ๐ฟ + ๐‘ฃ๐‘… + ๐‘ฃ๐ถ โˆ’ ๐‘ฃ(๐‘ก) = 0 atau ๐‘ฃ(๐‘ก) = ๐‘ฃ๐ฟ + ๐‘ฃ๐‘… + ๐‘ฃ๐ถ

๐‘ฃ = ๐ฟ๐‘‘๐‘–(๐‘ก)

๐‘‘๐‘ก+ ๐‘…๐‘–(๐‘ก) +

1

๐ถโˆซ ๐‘–(๐‘ก) ๐‘‘๐‘ก

Ambil transformasi Laplace pada kedua ruas persamaan dan maka diperoleh,

โ„’{๐‘ฃ} = โ„’ {๐ฟ๐‘‘๐‘–(๐‘ก)

๐‘‘๐‘ก+ ๐‘…๐‘–(๐‘ก) +

1

๐ถโˆซ ๐‘–(๐‘ก) ๐‘‘๐‘ก}

๐‘ฃ

๐‘ = ๐‘ ๐ฟ๐ผ(๐‘ ) + ๐ฟ๐‘–(0) + ๐‘…๐ผ(๐‘ ) +

๐‘ฃ โˆ’ ๐‘ ๐ฟ๐‘–(0)

๐‘  [๐‘ ๐ฟ + ๐‘… +1๐‘ ๐ถ]

=๐‘ฃ โˆ’ ๐‘ ๐ฟ๐‘–(0)

๐‘ 2๐ฟ + ๐‘ ๐‘… +1๐ถ

Dengan substitusi ๐‘–(0) = 0, maka:

๐ผ(๐‘ ) =๐‘ฃ

๐‘ 2๐ฟ + ๐‘ ๐‘… +1๐ถ

=๐‘ฃ

๐ฟ [๐‘ 2 + ๐‘  (๐‘…๐ฟ) +

1๐ฟ๐ถ]

=๐‘ฃ ๐ฟโ„

๐‘ 2 + ๐‘  (๐‘…๐ฟ) +

1๐ฟ๐ถ

Page 8: Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik

52 Arifin, et al.

JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61 www.fourier.or.id

Dengan penggunaan kuadrat sempurna, maka:

๐ผ(๐‘ ) =๐‘ฃ ๐ฟโ„

[๐‘ 2 + (๐‘…๐ฟ) ๐‘  + (

๐‘…2๐ฟ)

2

] + [1๐ฟ๐ถ โˆ’ (

๐‘…2๐ฟ)

2

]

=๐‘ฃ ๐ฟโ„

(๐‘  +๐‘…2๐ฟ)

2

+ (โˆš1๐ฟ๐ถ โˆ’ (

๐‘…2๐ฟ)

2

)

2

=๐‘ฃ ๐ฟโ„

(๐‘  +๐‘…2๐ฟ)

2

+ (โˆš1๐ฟ๐ถ โˆ’ (

๐‘…2๐ฟ)

2

)

2 โˆ™โˆš 1๐ฟ๐ถ โˆ’ (

๐‘…2๐ฟ)

2

โˆš 1๐ฟ๐ถ โˆ’ (

๐‘…2๐ฟ)

2

๐ผ(๐‘ ) =๐‘ฃ ๐ฟโ„

โˆš 1๐ฟ๐ถ โˆ’ (

๐‘…2๐ฟ)

2โˆ™

โˆš 1๐ฟ๐ถ โˆ’ (

๐‘…2๐ฟ)

2

(๐‘  +๐‘…2๐ฟ)

2

+ (โˆš1๐ฟ๐ถ โˆ’ (

๐‘…2๐ฟ)

2

)

2

Dengan memisalkan ๐‘ = โˆš1

๐ฟ๐ถโˆ’ (

๐‘…

2๐ฟ)2

, dan ๐‘Ž = (๐‘…

2๐ฟ), maka:

๐ผ(๐‘ ) =๐‘ฃ ๐ฟโ„

โˆš 1๐ฟ๐ถ โˆ’ (

๐‘…2๐ฟ)

2โˆ™

๐‘

(๐‘  + ๐‘Ž)2 + ๐‘2

Dengan menggunakan invers transformasi Laplace, maka diperoleh

โ„’โˆ’1{๐ผ(๐‘ )} = ๐‘–(๐‘ก) = โ„’โˆ’1

{

๐‘ฃ ๐ฟโ„

โˆš 1๐ฟ๐ถ โˆ’ (

๐‘…2๐ฟ)

2โˆ™

๐‘

(๐‘  + ๐‘Ž)2 + ๐‘2

}

=๐‘ฃ ๐ฟโ„

โˆš 1๐ฟ๐ถ โˆ’ (

๐‘…2๐ฟ)

2โˆ™ โ„’โˆ’1 {

๐‘

(๐‘  + ๐‘Ž)2 + ๐‘2}

=๐‘ฃ ๐ฟโ„

โˆš 1๐ฟ๐ถ โˆ’ (

๐‘…2๐ฟ)

2โˆ™ ๐‘’โˆ’๐‘Ž๐‘ก sin ๐‘๐‘ก

Jadi, dengan mensubstitusi nilai ๐‘Ž dan ๐‘, maka diperoleh solusi untuk rangkaian pada Gambar 1 di atas yaitu:

Page 9: Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik

Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik 53

www.fourier.or.id JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61

๐‘–(๐‘ก) =๐‘ฃ ๐ฟโ„

โˆš 1๐ฟ๐ถ โˆ’ (

๐‘…2๐ฟ)

2โˆ™ ๐‘’โˆ’

๐‘…๐‘ก๐ฟ sin(โˆš

1

๐ฟ๐ถโˆ’ (

๐‘…

2๐ฟ)2

) ๐‘ก (๐ด)

Contoh 5. Tentukan besar arus yang mengalir dalam rangkaian berikut ini jika saklar ditutup pada

saat ๐‘ก = 0.

Gambar 2 Rangkaian listrik dua.

Dengan menggunakan hukum II Kirchoff diperoleh

โˆ‘๐‘ฃ = 0

๐‘ฃ๐ฟ + ๐‘ฃ๐‘… + ๐‘ฃ๐ถ โˆ’ ๐‘ฃ(๐‘ก) = 0

0,1๐‘‘๐‘–(๐‘ก)

๐‘‘๐‘ก+ 5๐‘–(๐‘ก) +

1

20๐‘ฅ10โˆ’6โˆซ๐‘–(๐‘ก) ๐‘‘๐‘ก โˆ’

2

๐‘ = 0

Jika ditransformasi ke domain-s maka,

โ„’ {0,1๐‘‘๐‘–(๐‘ก)

๐‘‘๐‘ก+ 5๐‘–(๐‘ก) +

1

20๐‘ฅ10โˆ’6โˆซ๐‘–(๐‘ก) ๐‘‘๐‘ก โˆ’ 2} = โ„’{0}

0,1๐‘ ๐ผ(๐‘ ) + 0,1๐‘–(0) + 5๐ผ(๐‘ ) +๐ผ(๐‘ )

20๐‘ฅ10โˆ’6๐‘ โˆ’2

๐‘ = 0

๐ผ(๐‘ ) [0,1๐‘  + 5 +1

20๐‘ฅ10โˆ’6๐‘ ] =

2

๐‘ โˆ’ 0,1๐‘–(0)

Saklar baru dinyalakan sehingga pada saat awal belum ada arus yang mengalir (๐‘–(0) = 0). Jadi,

๐ผ(๐‘ ) =2

๐‘  [0,1๐‘  + 5 +5๐‘ฅ104

๐‘  ]

=2

[0,1๐‘ 2 + 5๐‘  + 5๐‘ฅ104]

๐ผ(๐‘ ) =2

0,1[๐‘ 2 + 50๐‘  + 5๐‘ฅ104]

=20

(๐‘ 2 + 50๐‘  + 5๐‘ฅ104)

Page 10: Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik

54 Arifin, et al.

JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61 www.fourier.or.id

=20

(๐‘ 2 + 50๐‘  + (25)2) + (5๐‘ฅ105 โˆ’ (25)2)

=20

(๐‘  + 25)2 + (499375)

=20

(๐‘  + 25)2 + (499375)

=20

(๐‘  + 25)2 +โˆš(499375)2

=20

(๐‘  + 25)2 + (โˆš(499375))2 โˆ™โˆš499375

โˆš499375

=20

โˆš499375โˆ™

โˆš499375

(๐‘  + 25)2 + (โˆš(499375))2

๐ผ(๐‘ ) =20

706,7โˆ™

โˆš499375

(๐‘  + 25)2 + (706,7)2

Diperoleh ๐‘–(๐‘ก) = โ„’โˆ’1{๐ผ(๐‘ )}, yaitu:

๐‘–(๐‘ก) = โ„’โˆ’1{๐ผ(๐‘ )} = โ„’โˆ’1 {0,0283 โˆ™706,7

(๐‘  + 25)2 + (706,7)2}

= 0,0283 โˆ™ โ„’โˆ’1 {706,7

(๐‘  + 25)2 + (706,7)2}

= 0,0283 โˆ™ ๐‘’โˆ’25๐‘ก sin 706,7๐‘ก (๐ด)

Jadi, besar arus listrik yang mengalir pada rangkaian di atas, yaitu: 0,0283 โˆ™ ๐‘’โˆ’25๐‘ก sin 706,7๐‘ก Ampere.

Contoh 6. Tentukan besar arus yang mengalir jika saklar ditutup pada saat ๐‘ก = 0 dalam rangkaian berikut ini!

Gambar 3 Rangkaian listrik tiga.

Page 11: Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik

Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik 55

www.fourier.or.id JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61

Dari Gambar 3 diperoleh persamaan dengan menggunakan hukum II Kirchoff: Persamaan pada loop I:

10๐‘–1 + 0,02๐‘‘๐‘–1๐‘‘๐‘ก

โˆ’ 0,02๐‘‘๐‘–2๐‘‘๐‘ก

โˆ’ 100 = 0

Dan persamaan loop II:

0,02๐‘‘๐‘–2๐‘‘๐‘ก

+ 5๐‘–2 โˆ’ 0,02๐‘‘๐‘–1๐‘‘๐‘ก

= 0

Jika kedua persamaan ditransformasi ke domain-s, maka diperoleh:

โ„’ {10๐‘–1 + 0,02๐‘‘๐‘–1๐‘‘๐‘ก

โˆ’ 0,02๐‘‘๐‘–2๐‘‘๐‘ก

โˆ’ 100} = โ„’{0}

10๐ผ1 + 0,02๐‘ ๐ผ1(๐‘ ) โˆ’ 0,02๐‘ ๐ผ2(๐‘ ) โˆ’100

๐‘ = 0

(10 + 0,02๐‘ )๐ผ1(๐‘ ) โˆ’ 0,02๐‘ ๐ผ2(๐‘ ) =100

๐‘  (8)

dan

โ„’ {0,02๐‘‘๐‘–2๐‘‘๐‘ก

+ 5๐‘–2 โˆ’ 0,02๐‘‘๐‘–1๐‘‘๐‘ก} = โ„’{0}

0,02๐‘ ๐ผ2(๐‘ ) + 5๐ผ2(๐‘ ) โˆ’ 0,02๐‘ ๐ผ1(๐‘ ) = 0

(0,02๐‘  + 5) = 0,02๐‘ ๐ผ2(๐‘ ) = 0 (9)

Dari persamaan (9), diperoleh

๐ผ2(๐‘ ) =0,02๐‘ ๐ผ2(๐‘ )

(0,02๐‘ +5)=

๐‘ 

๐‘ +250๐ผ1(๐‘ ) (10)

Jika persamaan (10) disubstitusikan ke dalam persamaan (8), maka

(10 + 0,02๐‘ )๐ผ1(๐‘ ) โˆ’ 0,02๐‘  (๐‘ 

๐‘  + 250๐ผ1(๐‘ )) =

100

๐‘ 

๐ผ1(๐‘ ) (10 + 0,02๐‘  โˆ’0,02๐‘ 2

๐‘  + 250) =

100

๐‘ 

๐ผ1(๐‘ ) (10๐‘  + 2500 + 0,02๐‘ 2 + 5๐‘  โˆ’ 0,02๐‘ 2

๐‘  + 250) =

100

๐‘ 

๐ผ1(๐‘ )(15๐‘  + 2500) =100(๐‘  + 250)

๐‘ 

๐ผ1(๐‘ ) =100(๐‘  + 250)

๐‘ (15๐‘  + 2500)=

100(๐‘  + 250)

15๐‘ (๐‘  + 166,667)

=6,667(๐‘ +250)

๐‘ (๐‘ +166,667) (11)

Page 12: Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik

56 Arifin, et al.

JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61 www.fourier.or.id

Menggunakan metode jumlahan pecahan parsial, maka diperoleh

๐ผ1(๐‘ ) =6,667(๐‘ +250)

๐‘ (๐‘ +166,667)=

๐ด

๐‘ +

๐ต

๐‘ +166,667 atau 6,667(๐‘  + 250) = ๐ด(๐‘  + 166,667) + ๐ต๐‘ 

Untuk ๐‘  = 0, 6,667(250) = ๐ด(166,667) atau ๐ด = 10 Untuk ๐‘  = โˆ’166,667, 6,667(83,334) = โˆ’166,667๐ต atau ๐ต = โˆ’3,334 Jadi, didapatkan nilai ๐ผ1(๐‘ ), yaitu:

๐ผ1(๐‘ ) =๐‘ 

๐‘  + 250(6,667(๐‘  + 250)

๐‘ (๐‘  + 166,667))

๐ผ2(๐‘ ) =6,667

(๐‘  + 166,667)

Dengan menggunakan invers transformasi Laplace maka diperoleh penyelesaian untuk ๐ผ1(๐‘ ) dan ๐ผ2(๐‘ ) yaitu:

โ„’โˆ’1{๐ผ1(๐‘ )} = โ„’โˆ’1 {10

๐‘ โˆ’

3,334

๐‘  + 166,667}

๐‘–1(๐‘ก) = 10 โˆ’ 3,334๐‘’โˆ’166,667๐‘ก(๐ด) dan

โ„’โˆ’1{๐ผ1(๐‘ )} = โ„’โˆ’1 {6,667

๐‘ +166,667} โŸบ ๐‘–1(๐‘ก) = 10 โˆ’ 3,334๐‘’

โˆ’166,667๐‘ก(๐ด).

Contoh 7. Tentukan besar arus yang mengalir jika saklar ditutup pada saat ๐‘ก = 0 dalam rangkaian berikut ini!

Gambar 4 Rangkaian listrik empat.

Dari Gambar 4 di atas diperoleh persamaan dengan menggunakan hukum II Kirchoff. Persamaan pada loop I:

10๐‘–1 +1

0,2โˆซ ๐‘–1 ๐‘‘๐‘ก + 10๐‘–2 = 50

Dan persamaan loop II:

10๐‘–2 + 10๐‘–1 = 50 Jika kedua persamaan tersebut ditransformasi ke domain-s maka diperoleh persamaan:

10๐ผ1(๐‘ ) + 5๐ผ1(๐‘ )

๐‘ + 10๐ผ2(๐‘ ) =

50

๐‘ ; dan (12)

Page 13: Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik

Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik 57

www.fourier.or.id JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61

50๐ผ2(๐‘ ) + 10๐ผ1(๐‘ ) =50

๐‘  (13)

Dari persamaan (13), diperoleh

๐ผ2(๐‘ ) =50 ๐‘ โ„ โˆ’10๐ผ1

50=

1

๐‘ โˆ’ 0.210๐ผ1(๐‘ ) (14)

Dengan mensubtitusi persamaan (14) ke dalam persamaan (12), maka:

10๐ผ1(๐‘ ) + 5๐ผ1(๐‘ )

๐‘ + 10 [

1

๐‘ โˆ’ 0.210๐ผ1(๐‘ )] =

50

๐‘ 

๐ผ1(๐‘ ) [8 +5

๐‘ ] =

40

๐‘ 

๐ผ1(๐‘ ) [8๐‘  + 5

๐‘ ] =

40

๐‘ 

๐ผ1(๐‘ ) =40

8๐‘  + 5โ„ = 5๐‘  + 0,625โ„ (15)

Dengan mensubstitusi persamaan (15) ke dalam persamaan (12), maka

๐ผ2(๐‘ ) =

50๐‘  โˆ’ 10๐ผ1

50โ„

= 150โ„ โˆ’ 0.2 [5 ๐‘  + 0,625โ„ ] = 1 ๐‘ โ„ โˆ’ 1 ๐‘  + 0,625โ„ (16)

Dengan menggunakan invers transformasi Laplace maka diperoleh penyelesaian untuk ๐ผ1(๐‘ ), dan ๐ผ2(๐‘ ) yaitu:

โ„’โˆ’1{๐ผ1(๐‘ )} = โ„’โˆ’1 {5

๐‘  + 0,625}

๐‘–1(๐‘ก) = 5๐‘’โˆ’0,625๐‘ก(๐ด)

Dan

โ„’โˆ’1{๐ผ2(๐‘ )} = โ„’โˆ’1 {1

๐‘ โˆ’

5

๐‘  + 0,625}

๐‘–2(๐‘ก) = 1 โˆ’ ๐‘’โˆ’0,625๐‘ก(๐ด)

Contoh 8. Diberikan suatu rangkaian di bawah ini. Saklar ๐‘†1 ditutup pada saat ๐‘ก = 0, tetapi pada saat yang sama aklar ๐‘†2 dibuka. Tentukan ๐‘ฃ๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ก) pada saat ๐‘ก > 0.

Page 14: Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik

58 Arifin, et al.

JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61 www.fourier.or.id

Gambar 5 Rangkaian listrik lima.

Dari rangkaian, terdapat dua kondisi awal yang diberikan yaitu nilai tegangan awal, ๐‘ฃ๐ถ(0โˆ’) untuk

kapasitor yaitu seberar 3 Volt, dan nilai arus awal sebesar 2 Ampere untuk Induktor ๐ฟ1 atau ๐‘–๐ฟ1(0โˆ’) =

2๐ด. Untuk ๐‘ก > 1, lalu ubah rangkaian gambar 5 ke dalam domain-s seperti berikut.

Gambar 6 Rangkaian listrik enam.

Dari gambar 6 arus dalam induktor ๐ฟ1 digantikan oleh sumber tegangan 1V. Ini diperoleh dari ๐ฟ1 โˆ™๐‘–๐ฟ1(0

โˆ’) = 1๐‘‰. Lalu dengan menggunakan hokum II Kirchoff, diperoleh:

๐‘‰๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ )โˆ’1โˆ’3 ๐‘ โ„

1 ๐‘ โ„ โˆ’2โˆ’๐‘  2โ„+๐‘‰๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ )

1+๐‘‰๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ )

๐‘  2โ„= 0 (17)

Kemudian persamaan (17) disederhanakan menjadi

๐‘‰๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ ) โˆ’ 1 โˆ’ 3 ๐‘ โ„

1 ๐‘ โ„ โˆ’ 2 โˆ’ ๐‘  2โ„โˆ’

1 + 3 ๐‘ โ„

1 ๐‘ โ„ โˆ’ 2 โˆ’ ๐‘  2โ„+ ๐‘‰๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ ) +

2๐‘‰๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ )

๐‘ = 0

๐‘‰๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ )

(2 โˆ’ 4๐‘  โˆ’ ๐‘ 2

2๐‘  )โˆ’

๐‘  + 3๐‘ 

(2 โˆ’ 4๐‘  โˆ’ ๐‘ 2

2๐‘  )+ ๐‘‰๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ ) +

2๐‘‰๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ )

๐‘ = 0

2๐‘  โˆ™ ๐‘‰๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ )

2 โˆ’ 4๐‘  โˆ’ ๐‘ 2โˆ’

2๐‘ (๐‘  + 3)

2 โˆ’ 4๐‘  โˆ’ ๐‘ 2+ ๐‘‰๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ ) +

2๐‘‰๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ )

๐‘ = 0

2๐‘ 2 โˆ™ ๐‘‰๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ )

๐‘ (2 + 4๐‘  + ๐‘ 2)โˆ’

2๐‘ (๐‘  + 3)

๐‘ (2 + 4๐‘  + ๐‘ 2)+๐‘‰๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ )๐‘ (2 + 4๐‘  + ๐‘ 

2)

๐‘ (2 + 4๐‘  + ๐‘ 2)+2๐‘‰๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ )(2 + 4๐‘  + ๐‘ 

2)

๐‘ (2 + 4๐‘  + ๐‘ 2)= 0

2๐‘ 2 โˆ™ ๐‘‰๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ ) โˆ’ 2๐‘ (๐‘  + 3) + ๐‘‰๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ )๐‘ (2 + 4๐‘  + ๐‘ 2) + ๐‘‰๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ )(4 + 8๐‘  + 2๐‘ 

2)

๐‘ (2 + 4๐‘  + ๐‘ 2)= 0

Page 15: Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik

Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik 59

www.fourier.or.id JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61

2๐‘ 2 โˆ™ ๐‘‰๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ ) + ๐‘‰๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ )(2๐‘  + 4๐‘ 2 + ๐‘ 3) + ๐‘‰๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ )(4 + 8๐‘  + 2๐‘ 

2) = 2๐‘ (๐‘  + 3)

๐‘‰๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ )(2๐‘ 2 + 2๐‘  + 4๐‘ 2 + ๐‘ 3) + ๐‘‰๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ )(4 + 8๐‘  + 2๐‘ 

2) = 2๐‘ (๐‘  + 3)

๐‘‰๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ )(๐‘ 3 + 8๐‘ 2 + 10๐‘  + 4) = 2๐‘ (๐‘  + 3)

๐‘‰๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ ) =2๐‘ (๐‘ +3)

๐‘ 3+8๐‘ 2+10๐‘ +4 (18)

Lalu difaktorkan menjadi

๐‘‰๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ ) =2๐‘ (๐‘ +3)

๐‘ 3+8๐‘ 2+10๐‘ +4=

2๐‘ (๐‘ +3)

(๐‘ +6,57)(๐‘ 2+1,43๐‘ +0,61) (19)

Dengan metode jumalahan pecahan parsial didapat

๐‘‰๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ ) =2๐‘ (๐‘  + 3)

(๐‘  + 6,57)(๐‘ 2 + 1,43๐‘  + 0,61)=

๐ด

(๐‘  + 6,57)+

๐ต๐‘  + ๐ถ

๐‘ 2 + 1,43๐‘  + 0,61

2๐‘ (๐‘  + 3) = ๐ด(๐‘ 2 + 1,43๐‘  + 0,61) + (๐ต๐‘  + ๐ถ)(๐‘  + 6,57)

Untuk ๐‘  = โˆ’6,57 maka

2(โˆ’6,57)(โˆ’6,57 + 3) = ๐ด((โˆ’6,57)2 + 1,43(โˆ’6,57) + 0,61)

๐ด =46,9098

34,3798= 1,36

Untuk ๐‘  = 0, dan A=1,36 maka ๐ถ = โˆ’0,83

6,57= โˆ’0,12.

Untuk ๐‘  = 1, dan A=1,36 maka ๐ถ = โˆ’0,12 diperoleh

2(4) = 1,36(1 + 1,43 + 0,61) + (๐ต โˆ’ 0,12)(1 + 1,36)

8 = 4,12 + 7,57๐ต โˆ’ 0,96

7,57๐ต = 4,84 atau ๐ต = 0,64. Diperoleh persamaan baru dari persamaan (19):

๐‘‰๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ ) =1,36

๐‘  + 1,36+

0,64 โˆ’ 0,12

๐‘ 2 + 1,43๐‘  + 0,61

=1,36

๐‘  + 1,36+

0,64๐‘  + (0,46 โˆ’ 0,58)

๐‘ 2 + 1,43๐‘  + (0,51 + 0,1)

=1,36

๐‘  + 1,36+ 0,64

๐‘  + 0,715 โˆ’ 0,91

(๐‘ 2 + 1,43๐‘  + 0,51) + (0,1)

=1,36

๐‘  + 6,57+ 0,64 (

๐‘  + 0,715

(๐‘  + 0,715)2 + (๐‘  + 0,316)2โˆ’

0,91

(๐‘  + 0,715)2 + (0,316)2)

Page 16: Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik

60 Arifin, et al.

JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61 www.fourier.or.id

Dengan menggunakan invers transformasi Laplace, maka diperoleh penyelesaian dari persamaan rangkaian listrik di atas, yaitu:

โ„’โˆ’1{๐‘‰๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ )} = โ„’โˆ’1 {1,36

๐‘  + 6,57} + โ„’โˆ’1 {0,64

(๐‘  + 0,715)

(๐‘  + 0,715)2 + (๐‘  + 0,316)2} โˆ’ โ„’โˆ’1 {1,64 (

0,91

(๐‘  + 0,715)2 + (0,316)2)}

= โ„’โˆ’1 {1,36

๐‘  + 6,57} + โ„’โˆ’1 {0,64

(๐‘  + 0,715)

(๐‘  + 0,715)2 + (๐‘  + 0,316)2} โˆ’ โ„’โˆ’1 {1,84 (

0,316

(๐‘  + 0,715)2 + (0,316)2)}

๐‘‰๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ก) = 1,36๐‘’โˆ’6,57๐‘ก+ 0,64๐‘’โˆ’0,715๐‘ก cos0,316๐‘ก โˆ’ 1,84๐‘’โˆ’0,715๐‘ก sin0,316๐‘ก (๐‘‰)

Dari hasil yang diperoleh tersebut, untuk ๐‘ก โ†’ โˆž maka ๐‘‰๐‘œ๐‘ข๐‘ก(๐‘ก)โ†’ 0.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil studi literatur yang dilakukan tentang aplikasi transformasi Laplace pada rangkaian listrik, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Transformasi Laplace memiliki manfaat dalam menyelesaikan suatu persamaan diferensial terutama

persamaan diferensial linear orde dua dengan koefisien konstan: ๐‘ฆโ€ฒโ€ฒ + ๐‘๐‘ฆโ€ฒ + ๐‘๐‘ฆ = ๐‘Ÿ(๐‘ก) , yaitu secara langsung didapatkan penyelesaian khusus dari nilai awal atau syarat batas yang diberikan.

2. Langkah-langkah untuk mengaplikasikan transformasi Laplace dalam menyelesaikan suatu rangkaian listrik, yaitu: menentukan persamaan diferensial dalam domain-t dari suatu rangkaian listrik dengan menggunakan hukum pada rangkaian tersebut (hukum Ohm atau hukum Kirchoff); membentuk persamaan pembantu dengan menggunakan transformasi Laplace; mensubstitusikan nilai awal atau syarat batas yang diberikan ke dalam persamaan pembantu; menyelesaikan persamaan pembantu dengan perhitungan aljabar, termasuk dengan metode jumlahan pecahan parsial; dan menggunakan invers transformasi Laplace untuk menentukan solusi yang merupakan penyelesaian khusus dari rangkaian listrik tersebut.

Referensi

[1] Ayres, Frank. 1972. Theory and Problem Of Differential and Integral Calculus, 2nd Edition. New York: McGraw-Hill Companies.

[2] Attenborough, Mary. 2003. Mathematics for Electrical Engineering and Computing. Oxford: Newnes. [3] Bird, John. 1997. Electrical Circuit Theory and Technology, Third edition. USA: Elsevier Inc. [4] Budi, Mismail. 1995. Rangkaian Listrik. Bandung: ITB. [5] Chen, Wai-Kai.2004.The Electrical Engineering Handbook.USA: Elsevier Inc. [6] Darmawijaya, Soeparna, Dkk.__.MATEMATIKA DASAR I. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. [7] Dedy, Endang, dkk. 2003. KALKULUS I. Bandung: JICA. [8] Fidiyah, Suci. 2006. Aplikasi Transformasi Laplace pada Penyelesaian Persamaan Aliran Panas dan Persamaan

Gelombang. Malang: UMM. [9] Farlow, Stanley J. 1994. Partial Differential Equations for Scientists and Engineers. New York: John Wiley Inc. [10] Gazali, Wikaria dan Soedadyatmodjo. 2007. KALKULUS Edisi kedua. Yogyakarta: Graha Ilmu. [11] Harini, Meyriska Aulia. 2005. Transformasi Laplace dari masalah Nilai Batas pada Persamaan Diferensial Parsial.

Semarang: FMIPA UNNES. [12] Havil, Julian. 2003. Gamma: Exploring Eulerโ€™s Constant.New Jersey: Princeton University. [13] Holbrook, James G. 1959. Laplace Transforms for Electronic Engineers. NewYork: Pregamon Press. [14] Karris, Steven T. 2006. Circuit Analysis II with MATLABยฎ Computing and Simulinkยฎ / SimPowerSystemยฎ Modeling.

California: Orchard publications. [15] Logan, J. David. 2006. A First Course in Differential Equations. USA: Spinger. [16] Maxfield, Clive, dkk. 2008. Electrical Engineering, Know It All. USA: Elsevier Inc. [17] Nahvi, Mahmood and Joseph A. Edminister. 1986. Theory and Problem Of Electric Circuits, fourth Edition. New York:

McGraw-Hill Companies. [18] Prayudi. 2006. Matemamatika Teknik Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. [19] Powell, Ray. 1995. Introduction to Electric Circuits. London: Arnold.

Page 17: Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik

Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik 61

www.fourier.or.id JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61

[20] Power, David L. 2006. Boundary Value Problem and Partial Differential Equations, Fifth Edition. USA: Elsevier Inc. [21] Purcell, Edwind J. 1984. Calculus with Analytic Geometry, 4th Edition. Arizona: Prentice-Hall. [22] Ramdhani, Mohammad. 2005. Rangkaian Listrik. (Diktat Kuliah). Bandung: STT Telkom. [23] Rahardi, Rustanto, Herman Hudojo dan Imam Supemo. 2003. Persamaan Diferensial Biasa. Malang: UNM. [24] Spiegel, Murray, R. 1965. Laplace Transformation, Schaumโ€™s Series. New York: Mc Graw-Hill Companies. [25] Stourd, K.A. dan Dexter J. Both. 2003. Engineering Mathematics, Fifth Edition. New York: Mc Graw-Hill. [26] Udiansari, Risqi. 2009. Menyelesaikan Getaran Pegas dengan Transformasi Laplace. Malang: FMIPA-UMM. [27] Varberg, Dale dan Steven E. Rigdon. 2001. Calculus. New York: Hamline University.