Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Aplikasi Pendidikan Karakter
56 AJIQS Vol. 1 No. 1 2019
APLIKASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Yana Mulyana
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Falah Cicalengka Bandung
Abstract
This research departs from a phenomenon that shows a shift in values among
students, brawls, free sex, drugs and other problems reflecting the failure of our
education. Character Education is expected to be able to build life values to be
developed in one's personality, while PAI is a subject that not only delivers students
to master various Islamic studies, but PAI emphasizes more on how students are
able to master Islamic studies while practicing them in daily life day in the midst of
society. The purpose of this study is to see the extent of the application of character
education to PAI subjects, so that it is expected to be a model of character education
in PAI subjects. This research uses descriptive analytical method with a qualitative
approach, in this study there are four questions which include goals, programs,
processes and evaluations, then in data collection in the reserch using three
techniques, namely observation, interviews and documentation. This research
found a number of things, namely the first most dominant character value applied
at SMPN 3 Cisarua and became a characteristic is the cultivation of disciplinary
values, so that discipline became the core of school culture, second, there were
eight (8) character values developed in SMPN 3 Cisarua in particular on PAI
subjects namely religiousness, discipline, politeness, love of knowledge, curiosity,
confidence, intelligence, responsibility spread through 13 activities
Keywords: Character education, PAI, SMP
Abstrak
Penelitian ini berangkat dari sebuah fenomena yang menunjukan telah terjadi
pergeseran nilai dikalangan para pelajar, tawuran, seks bebas, narkoba dan
masalah lainnya mencerminkan gagalnya pendidikan kita. Pendidikan Karakte
diharapkan mampu membangun nilai-nilai kehidupan untukditumbuhkembangkan
dalam kepribadian seseorang, sedangkan PAI merupakan mata pelajaran yang
tidak hanya mengantarkan peserta didik dapat menguasai berbagai kajian
keislaman, tetapi PAI lebih menekankan bagaimana peserta didik mampu
menguasai berbagai kajian keislaman sekaligus dapat mengamalkan dalam
kehidupan sehari-hari ditengah-tengah masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah
untuk melihat sejauhmna aplikasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI,
sehingga diharapkan bisa menjadi model pendidikan karakter pada mata
pelajaran PAI. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan
Aplikasi Pendidikan Karakter
57 AJIQS Vol. 1 No. 1 2019
pendekatan kualitatif, didalam penelitian ini ada empat pertanyaan yang meliputi
tujuan, program,proses serta evaluasi, selanjutnya dalam pengumpulan data pada
penelitian menggunakan tiga tekhnik yaitu observasi, wawancara dan
dokumentasi. Penelitian ini menemukan beberapa hal, yaitu pertama nilai karakter
yang paling dominan yang diterapkan di SMPN 3 Cisarua dan menjadi ciri khas
adalah penanaman nilai kedisiplinan sehingga kedisiplinan menjadi core budaya
sekolah, kedua, ada delapan (8) nilai karakter yang dikembangkan di SMPN
Cisarua khususnya pada mata pelajaran PAI yaitu kerelijiusan,
kedisiplinan,kesantunan,cinta ilmu,keingintahuan,percaya diri, kecerdasan,
tanggung jawab yang tersebar melalui 13 kegiatan
Kata Kunci: pendidikan Karakter, PAI, SMPN
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pendidikan karakter1 yang sedang ramai dibicarakan2 oleh berbagai
kalangan mulai dari masyarakat awam, akademisi serta pemegang kebijakaan,
menyiratkan pengharapan yang sangat besar terhadap hasil pendidikan dinegara
Indonesia ini menjadi lebih baik. Kepesimisan masyarakat terhadap hasil
pendidikan dinegara kita sungguh sangat beralasan, hal ini bisa dilihat dari hasil
pendidikan formal yang seakan-akan tidak membekas pada peserta didik, akhlak
siswa yang diharapkan menjadi contoh serta menjadi kebanggaan baik itu bagi
dirinya, orangtuanya, lingkungannya, atau bahkan bagi bangsanya hanyalah sebuah
isapan jempol3. Bagaimana tidak, banyak diberitakan dimedia atau bahkan terjadi
1 Istilah pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk
mempengaruhi karakter siswa. Menurut Thomas Lickona Pendidikan karakter adalah Character education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical values (Pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.) Thomas Lickona, Educating For Character (New
York: Bantam,1991)hlm. 86
2 Sebagai perbandingan peneliti mengkaji beberapa jurnal yang berkaitan dengan penerapan
pendidikan karakter seperti Jurnal dari saudara Yusti Marlia Berliana dan ajat Sudrajat “ The Implication of Character Educatian At MTs Nuriman Mlangi At Al-Huda Islamic Boarding School at Sleman Regency Yogyakarta” Jurnal Pendidikan Karakter (http.uny.ac.id), selanjutnya jurnal dari saudara jurnal dari pristine
dkk” Implementasi pembentukan karakter Budi Pekerti di SMP Negeri 1 Tanggul” (http://id.portalgaruda.org), selanjutnya jurnal dari saudara Abdillah Dali Munte, Reza Amin “Strategi dan Implementasi pendidikan karakter di SMPN 9 Yogyakarta”. Selanjutnya jurnal dari saudara normawati dengan judul “ Nilai Pendidikan karakter Dalam Buku Teks Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Di Daerah Istimewa Yogyakarta”. 3 Hal ini bias dilihat dari jurnal saudara Agus Sadid yang berjudul” Homeschooling:Pilihan di Tengah Kegagalan Sekolah formal” journal.unj. ac.id dikutiip tanggal 23 Agustus 2019
Aplikasi Pendidikan Karakter
58 AJIQS Vol. 1 No. 1 2019
dilingkungan kita seorang pelajar yang melakukan hal tidak patut atau tidak baik
dilakukan secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi.
Pada saat ini siswa tidak malu untuk merokok di tempat umum, berpacaran
sampai hamil diluar nikah, penyalahgunaan narkoba, tawuran dan hal lain diluar
batas kewajaran sebagai seorang siswa. Hal ini tentu saja berkaitan dengan tujuan
pendidikan pada masa lampau yang hanya menekankan pada keberhasilan aspek
kognitif saja, dengan mengabaikan aspek-aspek lain yang justru sangat penting.
Pemerintah dalam hal ini kemendikbud, sudah mengembangkan pendidikan
karakter, sebagai salah satu program utama dalam rangka meningkatkan mutu
proses dan output pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Pendidikan karakter sendiri sebetulnya sudah terintegrasi pada mata pelajaran PAI
dan PKn, Namun demikian, pembinaan watak melalui kedua mata pelajaran
tersebut
Kemendikbud telah memberikan penjelasan beberapa kata kunci guna
memahami tujuan pendidikan karakter bangsa (Marzuki 2010, 18) Yaitu: Pertama,
Karakter adalah nilai yang khas-baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata
berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpatri dalam
diri dan terjewantahkan dalam perilaku. Kedua, Karakter bangsa adalah kualitas
perilaku kolektif kebangsaan yang khas-baik yang tercermin dalam kesadaran,
pemahaman, rasa karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil dari
olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga seseorang atau sekelompok
orang. Ketiga, Pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta
didik guna membangun karakter pribadi dan atau kelompok yang unik-baik sebagai
warga negara. Keempat, yang terpenting dalam pendidikan karakter adalah bukan
hanya mengajarkan, tapi menanamkan kebiasaan yang baik agar peserta didik
memahami (kognitif) mana yang baik dan tidak, mampu merasakan (afektif) nilai
yang baik, dan biasa melakukannya (psikomotorik). Kelima, Pelaksanaan
pendidikan karakter di sekolah dilakukan secara integratif pada 3 ranah, yaitu
kegiatan belajhar mengajar (KBM) pada setiap mata pelajaran, budaya sekolah
Aplikasi Pendidikan Karakter
59 AJIQS Vol. 1 No. 1 2019
dalam kehidupan di satuan pendidikan, dan kegiatan ekstra kurikuler. Keenam,
Nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan kepada peserta didik adalah nilai
universal yang dijunjung tinggi oleh seluruh agama, tradisi, dan budaya. Ketujuh,
Nilai-nilai ini harus dapat menjadi perekat bagi seluruh anggota masyarakat
walaupun berbeda latar berlakang budaya, suku dan agama.
Berdasarkan rumusan Kemendikbud (kemendikbud 2010,5) ada 18 nilai-
nilai yang menjadi pilar pendidikan budaya dan karakter bangsa, yaitu: religius,
toleransi, cinta damai, bersahabat/komunikatif, demokratis, jujur, disiplin, kerja
keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, gemar membaca, menghargai prestasi,
peduli lingkungan, peduli social, semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan
bertanggungjawab. Lalu bagimanakah kaitan antara pendidikan karakter dengan
Pendidikan Agama Islam, bukankah selama ini pendidikan agama islam menjadi
garda terdepan dalam pembinaan akhlak, moralitas ataupun budi pekerti?
Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 pasal 30 ayat 2, pendidikan keagamaan
berfungsi untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga yang memahami dan
mengimplementasikan nilai-nilai ajaran agama dan/atau menjadi ahli ilmu agama.
Sementara itu, Departemen Pendidikan Nasional mendefinisikan bahwa pendidikan
Agama Islam adalah suatu upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk
mempersiapkan peserta didik agar mengenal, memahami, bertakwa dan berakhlak
mulia dengan mengimplementasikan ajaran Islam dari sumber utamanya al-Qur’an
dan Hadits.
Karakteristik mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, yang dirumuskan
oleh mendikbud (Marzuki 2010, 18) antara lain: Pertama, PAI merupakan mata
pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran pokok (dasar) yang terdapat dalam
agama Islam. Kedua, Ditinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI merupakan
mata pelajaran pokok yang menjadi salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan
dengan mata pelajaran lain yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan
moral (karakter) peserta didik Ketiga, Diberikannya mata pelajaran PAI, khususnya
bertujuan untuk terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada
Allah swt., berbudi pekerti yang luhur (berkarakter/berakhlak mulia), dan memiliki
Aplikasi Pendidikan Karakter
60 AJIQS Vol. 1 No. 1 2019
pengetahuan yang cukup tentang Islam, terutama sumber ajaran dan sendi-sendi
Islam lainnya. Keempat, PAI adalah mata pelajaran yang tidak hanya mengantarkan
peserta didik dapat menguasai berbagai kajian keislaman, tetapi PAI lebih
menekankan bagaimana peserta didik mampu menguasai kajian keislaman tersebut
sekaligus dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah
masyarakat Kelima, Secara umum mata pelajaran PAI didasarkan pada ketentuan-
ketentuan yang ada pada dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu al-Quran dan
Sunnah/hadis Nabi Muhammad saw. (dalil naqli). Cek 3
Dengan demikian, pendidikan akhlak (pendidikan karakter) adalah jiwa
Pendidikan Agama Islam (PAI). Tujuan pendidikan Islam yang sebenarnya adalah
mewujudkan akhlak karimah (karakter mulia). Peserta didik membutuhkan
kekuatan dalam hal jasmani, akal, dan ilmu, tetapi ia juga membutuhkan pendidikan
budi pekerti, perasaan, kemauan, cita rasa, dan kepribadian. Dengan
memperhatikan konsep tersebut, maka semua bidang studi harus memuat
pendidikan akhlak (pendidikan karakter) dan setiap guru harus memberikan
perhatian serius pada akhlak dan karakter peserta didiknya.
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran yang
bersifat intruksional effect, bertujuan untuk pembentukana karakter, akhlak atau
pun moral, mata pelajran PAI hampir sama posisinya dengan mata pelajaran lain
yang membahas moral semisal PKn. Sedangkan mata pelajaran lain seperti Biologi,
IPS dan yang lainnya, lebih bersifat interkoneksi artinya mata pelajaran lain hanya
sebagai pendukung dalam pendidikan karakter. Penelitian ini dilakukan di SMPN
3 Cisarua Kab. Bandung Barat karena dengan pertimbangan, pertama SMPN 3
Cisarua termasuk SMP yang baru berdiri sehingga penerapan karakter harus benar-
benar teraplikasikan dengan baik terutama pada mata pelajaran PAI sebagai garda
terdepan pembentukan akhlak dan moral di sekolah. Kedua, SMPN 3 Cisarua pada
penelitian ini berlangsung masih menumpang di SMPN 1 Cisarua dengan waktu
pembelajaran siang hari, sehingga hal ini tentu saja sangat berpengaruh terhadap
psikis dan psikologis siswa, sehingga peran guru dan kepala sekolah dalam
Aplikasi Pendidikan Karakter
61 AJIQS Vol. 1 No. 1 2019
penerapan pendidikan karakter terutama pada mata pelajaran PAI mempunyai
tantangan yang sanagat besar.
2. Fokus Kajian
Dalam Penelitian ini terdapat 4 rumusan masalah yang hendak dijawab,
pertama Apakah Tujuan Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran PAI di SMPN
3 Cisarua Kabupaten Bandung Barat?, kedua, Apa saja Program Pendidikan
Karakter pada mata pelajaran di SMPN 3 Cisarua Kabupaten Bandung Barat?
Ketiga, Bagaimanakah Proses Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran PAI di
SMPN 3 Cisarua Kabupaten Bandung Barat? Keempat,Bagaimanakah Evaluasi
Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran PAI di SMPN 3 Cisarua Kabupaten
Bandung Barat?
3. Metode Penelitian
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskrftif-
analitis dengan pendekatan kualitatif. Metode dengan pendekatan kualitatif ini
diharapkan bisa mendeskripsikan dan menganalisis secara mendalam tentang
Aplikasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di SMPN 3 Cisarua(Sugiono,
2009:29).
Penelitian kualitatif adalah riset yang bermaksud untuk memahami
fenomena yang dialami oleh subjek penelitian. Strategi penelitian ini bersifat
fleksibel, menggunakan aneka kombinasi dari teknik-teknik untuk mendapatkan
data kedua, mengimplikasikan data-data yang dikumpulkan dalam penelitian
kualitatif ini lebih cenderung dalam bentuk kata-kata daripada angka-angka ( lexy
j moleong;2005: 6)
Untuk memperoleh data yang akurat dan terpercaya, peneliti telah melakukan
observasi baik dilakukan secara langsung dikelas ataupun pengamatan diluar kelas.
Hal ini peneliti lakukan agar data-data yang diperoleh benar-benar alamiah tanpa
unsur-unsur rekayasa dari pihak yang diteliti; baru dari hasil tersebut dilakukan
wawancara baik terhadap Kepala sekolah, Wakasek Bidang Kurikulum, Guru PAI,
guru PKn, guru BK serta terhadap para siswa, Untuk mengetahui sejauhmana
Aplikasi Pendidikan Karakter
62 AJIQS Vol. 1 No. 1 2019
aplikasi atau penerapan Pendidikan Karakter pada mata pelajaran PAI di SMPN 3
Cisarua, maka peneliti melakukan pendekatan dengan model Basic Teaching
model, ini merupakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh Robert Glaser.
Model ini disebut basic karena menggambarkan seluruh proses pengajaran hanya
dalam 4 komponen, dimana komponen ini saling terkait satu sama lain. Komponen
tersebut antara lain Tujuan, Program, Proses dan Evaluasi.
B. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Sekolah Menegah Pertama Negeri atau SMPN 3 Cisarua terletak di
Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa barat, tepatnya dijalan
Kolonel Masturi nomor 312 Desa Kertawangi. Letak SMPN 3 Cisarua sangat
strategis karena berada dijalur jalan propinsi yang menghubungkan antara
kabupaten Bandung Barat dengan Kabupaten Subang dan Kabupaten Bandung
Barat dengan Kota Cimahi, Lokasi SMPN 3 Cisarua berdekatan dengan polisi
sector atau polsek Cisarua, Rumah Sakit Jiwa Propinsi dan Sekolah Kepolisian
Negara (SPN) Cisarua, berada didaerah pegunungan yang berhawa sejuk dengan
pemandangan indah, daerah ini merupakan tempat pariwisata yang banyak
dikunjungi oleh para wisatawan, dengan keasrian dan ketenangan tempatnya,
membuat suasana belajar para siswa menjadi tentram dan nyaman, daerah ini
merupakan sentra dari pertanian, hortikultura dan peternakan sapi perah yang
menghasilkan susu sapi murni . letak geografis ini ternyata mempengaruhi cara
pandang masyarakat terhadap pendidikan, banyak masyarakat yang berpandangan
bahwa pendidikan tidak penting hal ini tentu saja tidak bias digeneralisir karena
pandangan ini sesuai dengan strara social mayarakat tersebut. Tapi dengan
penerapan pendidikan karakter yang diterapkan di SMPN 3Cisarua tentu saja
diharapkan bias merubah pandangan masyarakat terutama pandangan-pandangan
orang tua yang menganggap pendidikan tidak penting.
Aplikasi Pendidikan Karakter
63 AJIQS Vol. 1 No. 1 2019
2. Aplikasi Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam Di Smpn 3 Cisarua.
2.1 Tujuan Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
di SMPN 3 Cisarua
Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah SMPN 3 Cisarua tujuan
pendidikan karakter pada mata PAI di SMPN 3 Cisarua supaya anak menjadi takwa,
kalau sudah menjadi takwa maka anak akan menjadi anak yang baik, baik bagi
lingkungannya ataupun baik untuk dirinya sendiri.
Berdasarkan wawancara dengan guru PAI (L), “Tujuan pendidikan karakter di
SMPN 3 Cisarua lebih diarahkan kepada pembentukan akhlak siswa, hal ini
menjadi prioritas karena dengan akhlak semuanya akan menjadi baik.”
Selanjutnya berdasarkan wawancara dengan dengan guru PAI (D),
diketahui bahwa “ tujuan pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI diSMPN 3
Cisarua untuk membangun karakter bangsa yang kuat yang didapat dengan
kekuatan pemahaman PAI yang komprehensip, sehingga melahirkan anak didik
yang berakhlakul karimah”.
Tiga pendapat tersebut diatas ternyata mempunyai kesamaan yaitu
penanaman nilai karakter disatuan pendidikan bertujuan agar siswa memiliki
pengetahuan tentang nilai karakter serta pengaflikasiannya, walaupun beda
pengungkapannya baik takwa ataupun akhlak, disini bisa dilihat bahwa tujuan
pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI semuanya bermuara kepada akhlak.
2.2 Program Pendidikan Karakter pada mata pelajaran PAI di SMPN 3 Cisarua
Program pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di SMPN 3 Cisarua
kabupaten Bandung barat dilakukan dengan beberapa bentuk seperti pengajaran,
pembiasaan, peneladanan, pemotivasian serta penegakkan aturan.
a. Pengajaran
Pengajaran sering didefinisikan sebagai sebuah proses penyampaian
informasi atau pengetahuan dari guru atau pendidik kepada siswa atau peserta didik.
Penanaman nilai-nilai karakter melalui pengajaran di SMPN 3 Cisarua berdasarkan
hasil pengamatan dari peneliti dapat dilihat ketika dalam pengajaran sedang
Aplikasi Pendidikan Karakter
64 AJIQS Vol. 1 No. 1 2019
berlangsung, peneliti pada suatu kesempatan bisa melihat praktek guru PAI
mengajar dikelas, disana ditemukan guru PAI sudah menyampaikan materi-materi
yang berkaitan dengan penanaman-penanaman nilai-nilai karakter, yaitu
kedisiplinan, kejujuran dan kesopansantunan.
Berdasarkan wawancara dengan guru PAI: pada saat pembelajaran tentu
kami semaksimal mungkin menanamkan nilai-nilai karakter yang terdapat dalam
mata pelajaran PAI, karena kami mengharapkan mata Pelajaran ini bisa merubah
paradigma pemikiran anak sehingga pelajaran ini bukan hanya sekedar hapalan
belaka tapi diharapkan bisa menjadi diterapkan dalam kehidupan seharai-hari.”
Berdasarkan wawancara dengan salah satu siswa (FN), peneliti mencoba
menggali informasi mengenai materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh
guru PAI, apakah materi yang disampaikan oleh guru difahami oleh siswa atau
tidak, peneliti memberikan beberapa pertanyaan mengenai kedisiplinan,, sopan
santun dan kejujuran sesuai materi yang disampaikan oleh guru, berdasarkan
wawancara tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa guru telah mengajarkan
disiplin dan anak telah memahami materi tersebut, salah satunya adala ketika
sedang berada dikelas siswa tersebut tidak boleh memakai topi(kedisiplinan),
selanjutnya tidak boleh menyontek (kejujuran) dan ketika mau pergi ke WC atau
jamban harus izin dulu kepada guru bersangkutan (sopan santun).
b. Keteladanan
Manusia lebih banyak belajar dari apa yang mereka lihat. Keteladanan menempati
posisi yang amat penting. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, selama di SMPN
3 Cisarua dtemukan hal-hal berikut mengenai keteladanan para guru: Guru selalu
hadir tepat waktu dating kesekolah, kecuali ada halangan yang besrsifat syar’i, Guru
berpenampilan rapih, selalu mengucapkan salam ketika berpapasan dengan guru
ataupun murid, selalu tersenyum ramah ketika bertemu dengan guru, tamu ataupun
siswa, berbicara sopan terhadap siswa dan rekan kerja.
Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah” keteladanan merupakan hal yang
mutlak diperlukan oleh setiap guru.”
Aplikasi Pendidikan Karakter
65 AJIQS Vol. 1 No. 1 2019
c. Pembiasaan
Dalam program pembiasaan ini, setelah peneliti melakukan observasi baik itu diluar
kelas ataupun didalam kelas, maka ditemukan beberapa hal yaitu: Membaca
Asmaul Husna bersama-sama sebelum pelajaran dimulai, membaca surat-surat
pendek, pembiasaan ini dilakukan setelah para siswa membaca asmaul husna,
Berdasarkan pengamatan peneliti, shalat berjamaah dan mengucapkan salam:
1. Membaca Asmaul Husna bersama-sama sebelum pelajaran dimulai.
Pembiasaan ini biasanya dipimpin oleh ketua kelas, dengan pengawasan dari
guru pembiasaan ini dilakukan bukan hanya ketika pelajaran PAI, tetapi setiap
mata pelajaran non PAI pun kegiatan ini dilaksanakan.
Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah, beliau menyatakan bahwa
kegiatan ini merupakan aplikasi dari pendidikan karakter yaitu keriligiusan, materi
ini akan terus dijalankan karena berdampak positif baik bagi siswa ataupun guru.
Menurut guru PAI (L), pembiasaan ini merupakan kegiatan positif , supya anak
disampimng bisa menghapalkan Asmaul Husna siswa juga bisa meresapi makna
dibalik nama-nam Allah serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut guru PAI (D), senada dengan yang disampaikan guru PAI (L),
diharapkan dengan membaca dan menghapal asmaul Husna, anak bisa
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, pokoknya kegiatan ini sangat
baik bagi para siswa.
Berdasarkan wawancara dengan dengan siswa (AR), ini merupakan program
dari sekolah dan guru PAI, asalnya kami belum terbiasa tapi sekarang alhamdulilah
sudah biasa, dan kami bisa menikmati dan kompak bersama teman-teman.
Pembacaan Asmaul Husna menurut (AR) membuat dirinya lebih menghayati dan
mencoba mengaplikasikan nilai asmaul husna itu sendiri, seprti Arrahman
contohnya yang artinya maha penyayang, maka hatinya tergerak untuk mencoba
menyayangi keluarga, teman, tumbuhan ataupun binatang.
2. Program Pembiasaan yang selanjutnya adalah membaca surat-surat pendek.
Pembiasaan ini dilakukan setelah para siswa membaca asmaul husna, biasanya
pembacaan ini dipimpin oleh ketua kelas dengan bimbingan guru yang
kebetulan jadwal mengajarnya pertama, program ini telah dilakukan sudah lama
Aplikasi Pendidikan Karakter
66 AJIQS Vol. 1 No. 1 2019
dan berdampak positif terhnadap naak, salah satu dampak positif dari kegiatan
ini adalah siswa sudah bisa menghapal surat-surat pendek dengan baik dan
lancar, walaupun siswa yang belum bisa membaca sekalipun, dengan terus
menerus mereka bisa hapal.
Berdasarkan wawancara dengan guru PAI (D), program pembiasaan ini
sangat membantu mata pelajaran PAI khususnya, karena dalam mata pelajaran PAi
ada materi pelajaran yang khusus untunk menghapal Al-Qur’an, program ini
dilaksanakan hamper oleh seluruh kelas dengan bimbingan dari semua guru bidang
sebagai pengawas.
Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah hal ini sangat baik,
program pembiasaan ini sudah disepakati oleh seluruh komponen yang ada
disekolah, baik guru pai ataupun ngnunrun non PAI.
Berdasarkan wawancara dengan salah satu siswa (AS ) kegiatan ini sangat
positif karena membantu para siswa untuk menghapal qur’an secara bersama-sama,
walaupun saya belum lancar membaca alqur’an tapi karena bacaan ayat suci Al-
Qur’an terus diulang-ulang khirnya hapal juga.
3. Program pembiasaan selanjutnya adalah shalat berjamaah,
Berdasarkan pengamatan dari peneliti, program pembiasaan ini cukup baik,
tapi ada beberapa hal yang menjadi catatan peneliti, yaitu yang pertama kurang
kompaknya para siswa untuk melaksanakan shalat berjamaah, hal ini diakui oleh
guru PAI (L), berdasarkan wawancara, dapat diketahui ada beberapa factor yang
menjadi hambatan, yaitu a) Sarana shalat (Mushola) yang dipakai untuk shalat
berjamaah terlalu kecil b) masalah waktu, dengan jam istirahat sekitaar setengah
jam pasti tidak efektif dan efisien c. jumlah siswa yang terlalu banyak sekitar 300
orang. d) factor guru pembimbing. Berdasarkan wawancara dengan guru PAI (D),
memang ada kendala tempat yang terlalu kecil, kalau untuk masalah yang lainnya
sebetulnya masih bisa dikondisikan. Berdasarkan wawancara dengan kepala
sekolah, masalah ini memang diakui karena masalah sarana maklum masih
numpang, jadi kami belum bisa maksimal untuk menggerakkan anak shalat
berjamaah.
Aplikasi Pendidikan Karakter
67 AJIQS Vol. 1 No. 1 2019
Berdasarkan wawancara dengan salah satu siswa ( R), sedikit bertolak
belakng dengan pendapat guru kepala sekolah, ® mengungkapkan bahwa sekolah
kurang tegas unruk menyuruh para siswa untuk shalat berjamaah, hal ini bisa dilihat
dari kurang kompaknya guru untuk menyuruh shaklat berjamaah, guru sepertinya
acuh tak acuh.
Hal berbeda disamapikan oleh siswa (K), sebetulnya guru menyuruh untuk
shalat berjamaah, tapi dikarenaka musholanya kecil sertawaktunya sedikit, saya
lebih memilih shalat sendiri.
Implikasi dari kegiatan sholat berjamaah ini adalah tingkat kedisiplinan
yang tinggi dikalangan siswa, tanggung jawab serta budaya tepat waktu disekoalh
ini.
4. Program pembiasaan selanjutnya adalah pembudayaan mengucapkan salam
Berdasarkan pengamatan dari peneliti, program pembiasaan ini belum
cukup sukses dilaksanakan, dari pengamatan peneliti hanya beberapa siswa saja
yang mengucapkan salam serta mencium tangan guru sebagai rasa hormat.
Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah, beliau menyatakan bahwa
kegiatan ini memang perlu disosialisasikan lagi, barangkali anak belum terbiasa,
oleh karena itu kami selaku kepala sekolah selalu mengevaluasi dengan para guru
supaya kegiatan ini terus dilaksanakan sampai berhasil.
Berdasarkan wawancara dengan guru PAI, kami terus berusaha agar
pembiasaan yang baik ini bisa diaplikasikan terhadap para siswa dan diharapkan
juga kegiatan ini menjadi terbiasa dan terbawa kepada lingkungan baik keluarga
ataupun masyarakat, tapi memang kami akui berdasarkan latar belakang para siswa,
sangat heterogen. Kami tetap terus mengusahakan agar program ini bisa terus
berhasil walaupun banyak kendalanya.
Berdasarkan wawancara dengan guru PAI (L) memang kami akui program
ini belum berhasil, dikarenakan beberapa factor, seperti: terbatasnya jumlah guru
untuk mengawasi dan menegur siswa yang tidak melaksanakan program
Aplikasi Pendidikan Karakter
68 AJIQS Vol. 1 No. 1 2019
pembiasaan tersebut, latar belakang siswa dan lingkungannya juga mempengaruhi,
tapi kami terus optimis bisa menerapkan program ini.
5. Program pembiasaan selanjutnya adalah Peringatan hari Besar Islam
Berdasarkan pengamatan peneliti, di SMPN 3 Cisarua selalu dilaksanakan
Peringatan hari besar Islam atau PHBI, PHBI yang biasa dilaksanakan adalah
Tahun baru Islam, Maulid Nabi, Isro Mi’raj dan lain-lain, untuk acaranya biasanya
dilaksanakan secara sederhana ataupun meriah, mulai dari tausiah guru PAI ataupun
mendatangkan ustadz dari luar. Pada saat penelitian ini, kebetulan peneliti tidak
menyaksikan langsung acara tersebut karena telah dilaksanakan pada saat peneliti
belum melaksanakan penelitian, alhasil peneliti hanya bisa melihat kegiatan
peringatan PHBI dari sumber dokumentasi.
Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah, hal ini rutin dilaksanakan
sebagai motivasi agar anak selalu mencintai setiap kegiatan keislaman, diharapkan
dengan melaksanakan acara ini, para siswa tidak hanya melaksanakan budaya hura-
hura, budaya tersebut seerti valentine day, dimana setiap anak remaja melakukan
hal-hal yang sanagt tidak patut. Jadi diharapkan acara ini bisa sebagai benteng
keimanan bagi para siswa.
Berdasarkan wawancara dengan guru PAI (L), senada dengan uraian kepala
sekolah menyatakan bahwa hal ini untuk membentengi keimanan disamping juga
sebagai rasa cinta terhadap agama Islam.
Hal ini pula diaminkan oleh guru PAi (D), bahwa acara ini sangat positip
sekali, karena bisa menumbuhkan sikap dan siswa yang mencintai agamanya
disbanding dengan mencintai budaya luar yang kurang baik.
Berdasarkan wawancara dengan salahsatu siswa, (o) menyatakan bahwa
mereka sangat setuju sekali dengan adanya acara PHBI ini, karena sangat baik bagi
dirinya dan teman-temannya, seperti biasmemotivasi mereka dalam peningkatan
kedisiplinan baik di rumah ataupun ketika di sekolah.
Aplikasi Pendidikan Karakter
69 AJIQS Vol. 1 No. 1 2019
d. Motivasi
Berdasarkan pengamatan peneliti, pemotivasian dalam mengaplikasikan
pendidikan karakter sudah dilaksanakan, sebagai contoh seorang guru memberikan
pujian kepada anak didik yang melaksanakan piket kelas, selain itu peneliti melihat
guru yang memberikan permen ketika didalam kelas ketika seorang siswa berhasil
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru serta mengganjarnya lagi dengan
memberikan nilai yang baik kepada siswa.
Berdasarkan wawancara dengan guru PAI (), banyak cara memberikan
motivasi kepada siswa, salah satunya dengan memberikan hadiah memang sih
harganya tidak seberapa seperti kami memberikan hadiah berupa permen, tapi
barangkali ini bisa menjadikan motivasi bagi para siswa. Selain berupa hadiah,
kami juga memberikan hukuman apabila anak tidak melaksanakan atau tidak bisa,
tentu saja kami memberikan hukuman yang sesuai dengan anak, kami disini (SMPN
3 Cisarua) melarang keras melakukan hukuman fisik atau kekerasan yang justru
menyakiti fisik anak dan mental anak.
Berdasarkan wawancara dengan guru PAI (D), sebuah motivasi dari guru
bagi siswanya yang mempunyai prestasi walaupun sebuah pujian, itu mempunyai
efek yang sangat besar, hal ini memberiakan semangat kepada siswa agar bisa
melakukan hal yang lebih baik. Dengan hanya sekedar memberikan pujian,
kepercayaan anak didik akan tumbuh dan menjadi anak yang mempunyai rasa
percaya diri yang tinggi.
e. Penegakan aturan
Berdasarkan Pengamatan peneliti, penegakkan aturan di SMPN 3 Cisarua
banyak menggunakan pendekatan, untuk kasus-kasus pelanggaran yang dilakukan
oleh siswa pihak sekolah lebih banyak melakukan nasehat-nasehat ataupun
melakukan hukuman yang mendidik, seperti membersihkan kelas, WC ataupun
anak disuruh untuk menghapal pelajaran, apabila kasusnya sudah berat, maka pihak
sekolah segera melakukan konsultasi dengan orng tua supaya masalah yang sedang
dihadapi tidak berujung kepada masalah yang lebih berat.
Aplikasi Pendidikan Karakter
70 AJIQS Vol. 1 No. 1 2019
Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah diketahui bahwa
penegakkan aturan untuk setiap program disekolah merupakan hal yang wajib,
karena tanpa aturan kita akan membiarkan sesuatu yang kurang baik terjadi
disekolah, besar atau kecilnya penegakkan hukuman disesuaikan dengan setiap
permasalahan, kami sangat menentang kekerasan fisik ataupun mental yang akan
merugikan peserta didik dan sekolah.
Berdasarkan wawancara dengan guru PAI, bahwa beliau sanagt tidak setuju
dengan adanya kekerasan fisik ataupun mental terhadap siswa, justru ini merupakan
pengingkaran terhadap karakter yang akan dibangun, hukuman sah-sah saja tapi
harus dilakukan dengan lemah lembut dan mendidik, jangan sampai siswa yang
sudah terluka fisiknya masih harus terluka dalam hatinya.
Hal senada disamapikan oleh guru PAI lainnya (D) ya, saya setuju dengan
hukuman yang tidak menyakiti, sebab jika kita menggunakan hukuman yang keras
dan tidak mendidik justru akan menyakiti siswa, sehingga siswa akan trauma.
Penegakkan aturan bisa saja dengan memberikan nasehat, justru dengan hal yang
seperti ini lebih bisa menyentuh hati siswa agar berbuat baik.
Berdasarkan wawancara dengan guru BK, dampak hukuman fisik akibatnya bisa
panjang dan ini akan menjadi memoir seorang siswa terhadap gurunya, bahkan
seorang siswa apabila dikemudian hari menjadi pendidik, maka akan menerapkan
hal yang sama terhadap muridnya.
Berdasarkan wawancara dengan siswa, diketahui bahwa hukuman yang
diterima siswa sangat mendidik, jadi kami tidak usah takut dipukul ataupun disuruh
lari.
2.3 Proses Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
di SMPN 3 Cisarua
a. Kurikulum
Berdasarkan pengamatan peneliti, kurikulum yang digunakan dan
diterapkan oleh SMPN 3 Cisarua adalah kurikulum berkarakter, dalam
Aplikasi Pendidikan Karakter
71 AJIQS Vol. 1 No. 1 2019
penegmbangannya para guru dibebaskan untuk berkreativitas dengan materi yang
akan diajarkan asalkan tidak melenceng dengan apa yang ada dikurikulum.
b. Pendidik/guru
Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara dan dokumentasi peran guru
dalam kegiatan belajar pada buku ajar biasanya tidak dinyatakan secara eksplisit.
Buku petunjuk guru merupakan salah satu sumber yang memuat peran guru secara
eksplisit. Karena cenderung dinyatakan secara implisit, guru perlu melakukan
inferensi terhadap peran guru pada kebanyakan kegiatan pembelajaran apabila buku
guru tidak tersedia.
c. Peserta didik
Seperti halnya dengan peran guru dalam kegiatan belajar pada buku ajar,
peran peserta didik biasanya tidak dinyatakan secara eksplisit juga. Pernyataan
eksplisit peran peserta didik pada umumnya ditulis pada buku petunjuk guru.
Karena cenderung dinyatakan secara implisit, guru perlu melakukan inferensi
terhadap peran peserta didik pada kebanyakan kegiatan pembelajaran.
Guru harus memfasilitasi peserta didik agar berperan aktif dalam
pembelajaran sehingga mereka mampu mengenal, peduli, dan menginternalisasikan
karakter. Peran-peran tersebut dapat diwujukan dengan berbagai cara, di antaranya
peserta didik harus aktif dalam diskusi, eksperimen, proyek, dan sebagainya.
Agar peserta didik terfasilitasi dalam mengenal, menjadi peduli, dan
menginternalisasi karakter, peserta didik harus diberi peran aktif dalam
pembelajaran. Peran-peran tersebut antara lain sebagai partisipan diskusi, pelaku
eksperimen, penyaji hasil-hasil diskusi dan eksperimen, pelaksana proyek, dsb.
2.4 Evaluasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam di SMPN 3 Cisarua
Berdasarkan pengamatan peneliti dan wawancara dengan para guru, maka
evaluasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI baru dilaksnakan dengan
aspek Paper and Pencil (tulis) dan perpormence saja, hal ini dikarenakan masalah
sarana dan prasarana yang tidak mendukung.
Aplikasi Pendidikan Karakter
72 AJIQS Vol. 1 No. 1 2019
Berdasarkan wawancara dengan guru PAI (L): saat ini kami melakukan
evaluasi untuk pendidikan karakter menggunakan 2 penilaian yaitu tulis dan
penampilan diri, kami melakukan evaluasi tulis ketika sedang dalam proses KBM,
kami menggunakan pertanyaan yang bersipat pilihan ganda, melengkapi dan
jawaban singkat, kami melakukan ini untuk mengukur pemahaman siswa terhadap
pendidikan karakter. Untuk selanjutnya kami melakukan penilaian berdasarkan
prilaku, benarkah siswa sudah mengaplikasikan pendidikan karakter tersebut,
biasanya kami memantau mereka ketika sedang berada dikelas ataupun diluar kelas,
prilaku yang kami tilai biasanya dari segi berbicara, sopan santun terhadap guru,
kerajinan, patuh terhadap aturan ataupun rasa tanggung jawabnya, untuk penilaian
prilaku ini kami lakukan secara diam-diam supaya lebih alami tidak direkayasa oleh
para siswa.
Selanjutnya berdasarkan wawancara dengan guru PAI (L), untuk evaluasi
saya melakukannya dengan 3 penilaian, yaitu: tulis, penampilan dan hasil karya
siswa, penilaian dengan tulis biasanya kami lakukan dengan pilihan ganda, uraian
dan menjodohkan, saya melakukan untuk mengetahui sejauhmana pemahaman
anak terhadap materi yang disampaikan. Selanjutnya kami melakukan penialian
dengan melihat prilaku anak sehari-hari baik disekolah ataupun dengan
keluarganya, nah untuk keluarga biasanya kami lakukan dengan berkomunikasi
dengan orangtua siswa, kami tanyakan akhlaknya seperti apa baik dari segi bicara,
penampilan rasa tanggung jawabnya dirumah. Selanjutnya kami melakukan
penilaian hasil karya siswa anak biasanya kami memberikan support kepada anak
agar dapat mengekspresikan jiwanya, kami memberikan kesempatan anak untuk
menulis cerita yang berisi pendidikan karakter ataupun puisi yang berisi pendidikan
karakter
2.5 Pembahasan
a. Analisis Hasil Penelitian
Pada penelitian ini, akan disajikan analisis-analisis hasil penelitian
untuk mempertajam hasil penelitian, berdasarkan data-data yang telah peneliti
dapatkan melalui Observasi, wawancara dan dokumentasi. Ada beberapa hal yang
Aplikasi Pendidikan Karakter
73 AJIQS Vol. 1 No. 1 2019
perlu dianalisis berdasarkan rumusan masalah, yakni Tujuan, Program, Proses dan
Evaluasi. Untuk menganalisis data tersebut, ada beberapa tahapan yang perlu
dilakukan, yaitu penggolongan, penyaringan kemudian penyimpulan dari data-data
yang diterima. Analisis deskriptif kualitatif pola pendekatan induktif dipilih untuk
mengkaji data-data secara mendalam pada penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, dengan
menggunakan model yang dikembangkan oleh Robert Glaser, model ini ini disebut
dengan Basic Model yang menggambarkan seluruh proses pengajaran hanya dalam
empat komponen utama, yaitu Tujuan, Program, Proses dan Evaluasi untuk
mengukur sejauhmana aplikasi pendidikan karakter di SMPN 3 Cisarua Kabupaten
Bandung Barat, maka ditemukan beberapa hal penting mengenai aplikasi
pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI:
b. Tujuan
Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara (Sekolah 2013)dan dokumentasi,
tujuan utama dari pendidikan karakter di SMPN 3 Cisarua adalah Aplikasi
Pendidikan Karakter atau akhlah, berdasarkan sumber informan dan hasil
pengamatan peneliti, terdapat tiga pendapat tentang tujuan pendidikan karakter di
SMPN 3 Cisarua, penanaman nilai karakter disatuan pendidikan bertujuan agar
siswa memiliki pengetahuan tentang nilai karakter serta pengaplikasiannya,
walaupun beda pengungkapannya baik takwa ataupun akhlak, disini bisa dilihat
bahwa tujuan pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI semuanya bermuara
kepada akhlak.
Seluruh komponen warga di SMPN 3 Cisarua menyadari bahwa akhlak
merupakan komponen yang sangat penting, oleh karena itu semua warga sekolah
SMPN 3 Cisarua berusaha mewujudkan agar pendidikan karakter ini tidak hanya
sebatas kurikulum atau mata pelajaran yang disampaikan kepada siswa, tapi
diharapkan pendidikan karakter ini menjadi sikap dan sifat siswa baik di sekolah
maupun diluar sekolah, hal ini kemudian menjadi pijakan pihak sekolah untuk
Aplikasi Pendidikan Karakter
74 AJIQS Vol. 1 No. 1 2019
meluncurkan program-program yang berkenaan dengan pendidikan karakter atau
disebut juga pendidikan akhlak.
Untuk penanaman nilai akhlak ini, maka diperlukan nilai-nilai karakter untuk
memperkuatnya, nilai pendidikan karakter yang menjadi cirri khas di SMPN 3
Cisarua adalah penanaman nilai kedisiplinanan hal ini dikarenakan SMPN 3
Cisarua merupakan SMP yang baru berdiri, sehingga kedisiplinan ini perlu untuk
menjadi sebuah budaya disekolah ini, hal ini bisa dilihat dari kegiatan-kegiatan
disekolah yang berusaha mengintegrasikan seluruh komponen nilai karakter seperti
keriligiusan, sopan santun, cinta ilmu,, tanggung jawab, keingintahuan dan
kecerdasan melalui pendisiplinan yang ekstra.
c. Program
Program yang meliputi pengajaran, keteladanan, pembiasaan, pemotivasian
dan penegakan aturan, berdasarkan hasil pengamatan, observasi dan dokumentasi,
dapat disimpukan sebagai berikut.
1. Pengajaran
Dalam konteks pengajaran ini, peneliti menemukan bahwa Pendidikan
karakter pada mata pelajaran PAI di SMPN 3 Cisarua sudah teraplikasikan, hal ini
bias dilihat dari pembelajaran yang telah menggunakan indikator-indikator dalam
RPP mata pelajaran PAI, serta dari proses pengajaran sendiri, peneliti menyaksikan
sendiri sebelum pelajaran dimulai, para siswa membacakan dulu asmaul Husna
dilanjutkan dengan membaca surat-surat pendek hal ini sesuai dengan nilai karakter
kereligiusan, lalu guru membacakan salam dan setrusnya. Dari proses pengajaran
PAI tersebut, peneliti melihat bagaimana para siswa mengaplikasikan pendidikan
karakter yaitu kereligiusan.
2. Keteladanan
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa para guru sudah memberikan
teladan yang baik terhadap siswa, hal ini bias dilihat dari wawancara dengan warga
SMPN 3 Cisarua, keteladanan yang telah diperlihatkan adalah Guru selalu hadir
Aplikasi Pendidikan Karakter
75 AJIQS Vol. 1 No. 1 2019
tepat waktu kesekolah kecuali ada halangan yang besrsifat syar’i, Guru
berpenampilan rapih, selalu mengucapkan salam ketika berpapasan dengan guru
ataupun murid, selalu tersenyum ramah ketika bertemu dengan guru, tamu ataupun
siswa, berbicara sopan terhadap siswa dan rekan kerja, untuk tingkat guru ini sudah
teraplikasikan. Nilai-nilai karakter yang teraplikasikan adalah kedisiplinan,
kereligiusan, kesantunan.
3. Pembiasaan
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, dapat disimpulkan
beberapa hal, yaitu pelaksanaan pembiasaan di SMPN 3 Cisarua merupaka salah
satu aplikasi dari pendidikan karakter terhadap mata pelajaran PAI, aplikasi tersebut
adalah membaca Asmaul husna bersama-sama sebelum pelajaran dimulai hal ini
mencerminkan nilai karakter kereligiusan,Cinta Ilmu dan keingintahuan. Membaca
Surat-surat pendek sebelum pelajaran dimulai hal ini mencerminkan nilai karakter
kereligiusan, cinta ilmu dan keingintahuan, Shalat berjamaah walaupun belum
terlaksanakan sepenuhnya karena ada beberapa hambatan seperti masalah tempat,
waktu yang pendek dan jumlah siswa yang terlalu banyak tapi usaha guru untuk
melaksanakan ini semua patut diapresiasi nilai karakter yang terkandung dalam
shalat berjamaah ini adalah kereligiusan dan kedisiplinan, selanjutnya
mengucapkan salam ketika berpapasan dengan siswa, sesame guru ataupun tamu,
hal ini pun belum terlaksanakan secara baik karena ada beberapa factor seperti
belum adanya pengawasan yang penuh dikarenakan jumlah personil guru sebagai
pengawas yang terbatas, untuk pengucapan salam ini terdapat nilaki karakter yaitu
kereligiusan dan kesantunan, selanjutnya melaksanakan PHBI, hal ini sudah
terlaksanakan nilai yang terkandung dalam hal ini adalah kereligiusan.
4. Motivasi
Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara dan dokumentasi pemotivasian
di SMPN 3 Cisarua Kabupaten Bandung Barat, dilakukan dengan dua cara yaitu
memberikan pujian dan memberikan reward atau hadiah, secara tidak langsung
pemotivasian ini menanamkan nilai-nilai karakter yaitu kepercayaan diri,
Aplikasi Pendidikan Karakter
76 AJIQS Vol. 1 No. 1 2019
indikatornya adalah siswa merasa senang dengan keberadaannya serta selalu belajar
untuk meningkatkan kualitas diri, hal ini menjadi dampak positif bagi para siswa
mereka diperhatikan dan dibutuhkan. Disamping dengan memberikan hadiah bagi
siswa yang berhasil menjawab pertanyaan ini merupakan nilai pendidikan karakter
yaitu kecerdasan, dengan indicator siswa mampu mengajarkan suatu pekerjaan
dengan cermat, tepat dan cepat. Hal ini bias dilihat dari table dibawah ini.
5. Penegakan Aturan
Berdasarkan pengamatan, wawancara dan dokumentasi yang telah
dianalisis, maka dapat ditarik suatu kesimpulan, yaitu: penegakan aturan di SMPN
3 Cisarua dilakukan dengan memberikan nasehat dan memberikan hukuman yang
mendidik dan bermanfaat, secara langsung penegakkan aturan ini telah
menannamkan nilai – nilai karakter yaitu Tanggung jawab dengan indikatornya
antara lain Menaati dan melaksanakan hukum-hukum dan aturan-aturan yang
berlaku, Menaati dan melaksanakan kesepakatan dalam keluarga, Berani
mengambil risiko atas perbuatan yang dilakukan, Patuh dan melaksanakan semua
kewajiban sekolah dan di luar sekolah .
Penegakkan aturan merupakan aspek yang harus diperhatikan dalam
pendidikan, jangan karena kita takut akan melanggar Hak Asasi Manusia atau
HAM, lalu kita membiarkan anak untuk berbuat salah, justru kita yang salah
apabila tidak memberikan hukuman bagi yang salah, untuk penegakkan aturan ini,
kita bias menggunakan jenis hukuman yang telah disebutkan diatas, hal ini
disamping membuat efek jera bagi pelaku yang berbuat salah, dengan hal ini juga
akan membuat sipelaku menyadari kesalahannya bahwa yang dilakukannya salah.
d. Evaluasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran PAI
Pelaksanaan evaluasi pendidikan karakter di SMPN 3 Cisarua berdasarkan
hasil pengamatan, wawancara dan dokumentasi terdiri daria pen and pencil (Test
tertulis), perpormance (penampilan) dan Product. Hal yang paling dominan dalam
pelaksanaan evaluasi ini adalah dengan test tertulis dan performance, berdasarkan
Aplikasi Pendidikan Karakter
77 AJIQS Vol. 1 No. 1 2019
hasil wawancara penilaian ini merupakan penilaian yang sangat mudah, karena
tidak terlalu menggunakan banyak instrument, beda dengan penilaian yang lain.
Berdasarkan hasil analisis di atas, maka dapat dilihat skema dibawah ini:
Keterangan: Skema penerapan pendidikan karakter di SMPN 3 Cisarua pada mata
pelajaran PAI.
1. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian
Berdasarkan Hasil analisis diatas, maka ditemukan nilai-nilai karakter yang sudah
dan belum teraplikasikan di SMPN 3 cisarua, hal ini bias dilihat dari table dibawah
ini.
N
o
Jenis kegiatan Nilai
karakter
Terapalikasi
kan
Kendala
Dalam
Proses sudah Belu
m
1 Guru selalu hadir tepat waktu
datang kesekolah kecuali ada
halangan yang besrsifat syar’i
Kedisiplin
an √
Kereligiusan,
Kedisiplinan,
kesantunan, cinta
ilmu,
keingintahuan,
percaya diri,
kecerdasan dan
tanggung jawab
Tujuan
Program
Proses
Evaluasi
Mata
Pelajaran
PAI
Pendidikan
karakter
Aplikasi Pendidikan Karakter
78 AJIQS Vol. 1 No. 1 2019
2 Guru berpenampilan rapih
Kedisiplin
an √
3 mengucapkan salam ketika
berpapasan dengan sesame guru
ataupun murid
Kereligius
an dan
kesantuna
n
√
Mengucapkan salam kepada guru
ataupun sesame murid √
Pengawasan
pendidik
4 selalu tersenyum ramah ketika
bertemu dengan guru, tamu
ataupun siswa
Kesantuna
n √
5 Berbicara sopan terhadap siswa
dan rekan kerja
Kesantuan
an √
6 Membaca Asmaul Husna bersama-
sama sebelum pelajaran dimuali
Keriligius
an, Cinta
Ilmu,
Keinginta
huan
√
7 Membaca Surat-surat pendek
sebelum pelajaran dimulai
Keriligius
an, Cinta
Ilmu,
Keinginta
huan
√
8 Shalat Berjamaah Kereligius
an dan
kedisiplina
n
√ Sarana dan
waktu
9 Memperingati Hari Besar Islam
(PHBI
Kereligius
an
√
Aplikasi Pendidikan Karakter
79 AJIQS Vol. 1 No. 1 2019
1
0
Guru memberikan pujian bagi
siswa yang melaksanakan piket
Percaya
diri √
1
1 Guru memberikan hadiah bagi
siswa yang berhasil menjawab
pertanyaan
Percaya
diri dan
Kecerdasa
n
√
1
2
Memberikan nasehat apabila ada
anak yang melanggar peraturan
sekolah
Tanggung
jawab
√
1
3 Memberikan hukuman yang yang
mendidik dan bermanfaat, seperti
membersihkan kelas, WC ataupun
anak disuruh untuk menghapal
pelajaran,
Tanggung
jawab
√
Berdasarkan table diatas, nilai pendidikan karakter yang teraplikasikan adalah 11
atau sekitar 85 %, dan yang belum terapilikasikan adalah 2 atau sekitar 15 %
Nilai pendidikan yang sudah teraplikasikan adalah sebesar 84% artinya
program – program yang ada di SMPN 3 Cisarua berkaitan dengan pendidikan
karakter sudah teraplikasikan, sedangkan sisanya 15 % merupakan program yang
belum teraplikasikan, hal ini berdasarkan wawancara dan pengamatan diakibatkan
85%
15%
Aplikasi Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran PAI di SMPN 3 Cisarua
Teraplikasikan Belum teraplikasikan
Aplikasi Pendidikan Karakter
80 AJIQS Vol. 1 No. 1 2019
oleh beberapa factor, yaitu sarana, waktu dan pengawasan guru yang kurang,
akibatnya berpengaruh terhadap program-program yang sudah dijalankan.
Untuk melihat kualitas dari pelaksanaan pendidikan karakter di SMPN 3
Cisarua, peneliti menggunakan penilaian dengan menggunakan rubric Performance
karakter. Pada rubric ini digunakan scorsing atau penilaian terhadap pelaksanaan
aplikasi pendidikan karakter di SMPN 3 Cisarua.
Table Penilaian Ketercapaian Performansi Perilaku
Kriteria
Score
80-100 60-80 Dibawah 60
Kedisiplina
n
Tepat
Waktu
Sebagian besar
guru hadir tepat
waktu
Tertib Semua Guru
berpenampilan
rapih
Tepat waktu
Sebagian besar
Siswa tidak
melaksanakan
shalat
berjamaah
Kereligiusa
n dan
kesantunan
Sebagian besar
siswa dan guru
tidak saling
mengucapkan
salam ketika
berpapasan
dengan sesame
guru ataupun
siswa
Sebagian besar
guru dan siswa
selalu
tersenyum
ramah ketika
bertemu dengan
Aplikasi Pendidikan Karakter
81 AJIQS Vol. 1 No. 1 2019
guru, tamu
ataupun siswa
Sebagian besar
guru dan siswa
Berbicara sopan
Keriligiusan
, Cinta Ilmu,
Keingintahu
an
Semua Siswa
Membaca Asmaul
Husna bersama-
sama sebelum
pelajaran dimulai
Semua siswa
mulai Membaca
Surat-surat
pendek sebelum
pelajaran
dimualia
Sebagian besar
siswa dan guru
Memperingati
Hari Besar
Islam
(PHBI)
Percaya diri
dan
Kecerdasan
Sebagian besar
Guru
memberikan
pujian bagi
siswa yang
melaksanakan
piket
Sebagian besar
Guru
memberikan
hadiah bagi
siswa yang
berhasil me
njawab
pertanyaan
ketaatan Semua guru
Memberikan
nasehat apabila
Aplikasi Pendidikan Karakter
82 AJIQS Vol. 1 No. 1 2019
Berdasarkan table diatas, Penilaian Ketercapaian Performansi Perilaku Berkarakter
adalah sebagai berikut score 80-90= 5 atau sekitar 39%, score 60-80= 6 atau
sekitar 46 % dan dibawah 60= 2 atau 15 % hal ini bisa dilihat dari Rubrik
Penilaian ketercapaian perpormance
Tabel 6 Rubrik Penilaian Ketercapaian Performansi Perilaku Berkarakter Aplikasi
pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di SMPN 3 Cisarua
C. KESIMPULAN
Berdasarkan Metode Basic yang dikembangkan oleh Robert Glazer , maka
Aplikasi Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran PAI di SMPN 3 Cisarua
berdasarkan tujuan, program, proses dan evaluasi sudah terlaksanakan dengan baik,
walaupun masih ada beberapa hal yang belum teraplikasikan.
Tujuan pendidikan karakter di SMPN 3 Cisarua adalah agar siswa memiliki
akhlak yang baik, memiliki pengetahuan tentang nilai karakter serta
pengaplikasiannya. Nilai pendidikan karakter yang menjadi cirri khas di SMPN 3
Cisarua adalah penanaman nilai kedisiplinanan hal ini dikarenakan SMPN 3
Cisarua merupakan SMP yang baru berdiri, sehingga kedisiplinan ini perlu untuk
Tanggung
jawab
ada anak yang
melanggar
peraturan sekolah
TAAT
ATURAN
Semua guru
Memberikan
hukuman yang
yang mendidik
dan bermanfaat,
39%
46%
15%
Rubrik penilaian ketercapaian perpormance karakter pada aplikasi pendidikan karakter pada mata
pelajaran PAI di SMPN 3 Cisarua
Score 80-90 Score 60-80 Score dibawah 60
Aplikasi Pendidikan Karakter
83 AJIQS Vol. 1 No. 1 2019
menjadi sebuah budaya disekolah ini, hal ini bisa dilihat dari kegiatan-kegiatan
disekolah yang berusaha mengintegrasikan seluruh komponen nilai karakter seperti
keriligiusan, sopan santun, cinta ilmu,, tanggung jawab, keingintahuan dan
kecerdasan melalui pendisiplinan yang ekstra.
Nilai-nilai karakter yang terserap serta teraplikasikan di SMPN 3 Cisarua
khususnya pada mata pelajaran PAI adalah Kereligiusan, Kedisiplinan, kesantunan,
cinta ilmu, keingintahuan, percaya diri, kecerdasan dan tanggung jawab.
Berdasarkan Persentase nilai pendidikan karakter yang teraplikasikan adalah 11
atau sekitar 85 %, dan yang belum terapilikasikan adalah 2 atau sekitar 15 % .
Faktor-faktor yang menjadi kendala tersebut adalah factor sarana, waktu dan
kurangnya pengawasan dari guru.
Untuk mengukur kualitas dari pengaplikasikan pendidikan karakter di
SMPN 3 Cisarua dilakukan dengan menggunakan rubrik penilaian ketercapaian
performansi perilaku berkarakter , hasil pengukuran ini dapat dilihat sebagai berikut
score 80-90= 5 atau sekitar 39%, score 60-80= 6 atau sekitar 46 % dan dibawah
60= 2 atau 15 % .
Secara keseluruhan aplikasi pendidikan karakter telah terlaksana dengan
baik, tapi ada beberapa hal yang tidak bisa teraplikasikan dengan baik, hal ini
disebabkan oleh beberapa factor yaitu Sarana, guru dan waktu, oleh sebab itu hemat
peneliti agar semua komponen yang ada disekolah lebih aktif lagi untuk
mengevaluasi serta merumuskan kebijakan-kebijakan yang bisa menyelesaikan
permasalahan-permasalahan tersebut. Berdasarkan rubrik penilaian ketercapaian
performansi perilaku berkarakter dalam hal kualitas, dengan adanya penilaian ini,
bukan saja kuantitas dari kegiatan yang perlu diperhatikan tapi dari segi kualitas
pun harus ditingkatkan karena ini akan berpengaruh terhadap semua komponen
yang ada di SMPN 3 Cisarua.
Kepada Peneliti lain yang berminat untuk meneliti hal yang serupa dengan
penelitian ini, diharapkan untuk bisa mengembangkannya supaya penelitian ini
lebih bisa bermanfaat bagi dunia pendidikan di Indonesia akan datang.
Aplikasi Pendidikan Karakter
84 AJIQS Vol. 1 No. 1 2019
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah Dali Munte, Reza Amin “Strategi dan Implementasi pendidikan karakter
di SMPN 9 Yogyakarta” http://id.portalgaruda.org)
Agus Sadid yang b” Homeschooling:Pilihan di Tengah Kegagalan Sekolah formal”
journal.unj. ac.id
Arikunto, Suarsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT
Rineka Copta, 1998.
Depag. Kurikulum berbasis kompetensi: Penilaian Berbasis Kelas. Jakarta:
Depag, 2012.
jon. asuup. bandung: joss press, 2004.
Kemendiknas. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta:
BalitbangPuskur, 2010.
Kesuma, Dharma. Pendidikan karakter: Kajian Teori dan Praktek di Sekolah.
Bandung: Rosda Karya, 2011.
Marzuki. Panduan Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam: Pendidikan
Karakter terintegrasi dalam pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama.
Jakarta: Kemendiknas, 2010.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya,
2004.
Muhaimin. Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam. Bandung: Nuansa
Cendikia, 2003.
Sekolah, Kepala. Tujuan Pendidikan Karakter di SMPN Cisarua (Maret Senin,
2013).
Sugiharto. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press, 2007.
Tafsir, Ahmad. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: Remaja Rosda
Karya, 1998.
Toha, Chabib. Refolmulasi Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1996.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003. Bandung: Citra Umbara, 2003.
Yusti Marlia Berliana dan ajat Sudrajat “ The Implication of Character Educatian
At MTs Nuriman Mlangi At Al-Huda Islamic Boarding School at Sleman
Regency Yogyakarta” (http.uny.ac.id)
Pristine dkk” Implementasi pembentukan karakter Budi Pekerti di SMP Negeri 1
Tanggul” (http://id.portalgaruda.org)
Aplikasi Pendidikan Karakter
85 AJIQS Vol. 1 No. 1 2019
Normawati “ Nilai Pendidikan karakter Dalam Buku Teks Pelajaran Bahasa
Indonesia SMP Di Daerah Istimewa Yogyakarta”.
http://id.portalgaruda.org)