185
PT ANEKA GAS INDUSTRI LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT 2013

Annual Report Aneka Gas 2013

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Gambaran produsen gas industri di indonesia

Citation preview

  • PT ANEKA GAS INDUSTRI

    LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT 2013

  • 1

    DAFTAR ISI Daftar Isi.. Skema Kepemilikan Entitas dan Entitas Anak................ Visi dan Misi Tonggak Sejarah.. Sambutan Komisaris Utama ... Dewan Komisaris. Laporan Direktur Utama.. Dewan Direksi.. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Komite Audit................................................. Komite Audit Unit Audit Internal........................................................................................... Sekilas Perusahaan... Kronologi Pencatatan Efek dan Peringkat Efek............................................... Sertifikasi dan Penghargaan Yang Diterima.................................................... Ikhtisar Keuangan Analisis Manajemen. Tata Kelola Perusahaan Sumber Daya Manusia. Penjamin Emisi Pelaksana Obligasi dan Sukuk Ijarah Pemeringkatan Obligasi dan Sukuk Ijarah... Agen Pembayaran Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal.

    1

    3

    4

    5

    7

    8

    10

    12

    14

    15

    17

    18

    19

    20

    21

    22

    54

    70

    73

    74

    75

    76

  • 2

    Daftar Cabang PT Aneka Gas Industri.... Pernyataan Manajemen Atas Laporan Tahunan 2013. Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012..........................

    81

    87

    88

  • 3

    SKEMA KEPEMILIKAN ENTITAS DAN ENTITAS ANAK 91,86% 4,36% 3,78%

    PT Aneka Mega Energi

    PT Samator Gas Industri

    Perusahaan

    PT Ruci Gas

    Rachmat Harsono

    98% 2%

    50% 75%

    60%

    PT Samabayu Mandala

    PT Krakatau Samator

    55%

    Heyzer Harsono

    Arief Harsono

    Rasid Harsono

  • 4

    VISI DAN MISI Visi Perusahaan yang paling diidamkan, terus bertumbuh dan berkembang dengan mendayagunakan sumber daya alam yang memberikan manfaat bagi kehidupan Misi 1. Memberikan yang terbaik bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) 2. Berintegritas dan berkomitmen terhadap kualitas, HSE (Health Safety

    Environment), dan GCG (Good Corporate Governance) 3. Meningkatkan TCS (Total Customer Solution) 4. Memperluas wilayah usaha dan mengembangkan produk, layanan, serta teknologi

  • 5

    TONGGAK SEJARAH

    1916

    1924

    1958

    1971

    1996

    1998

    2003

    2004

    2008

    2008

    2010

    2011

    NV WA Hoek Machine en Zuurstof, sebuah perusahaan Belanda membangun pabrik oksigen di Jakarta pada tahun 1916, diikuti dengan pembangunan pabrik lainnya di Surabaya dan Bandung. NV Javasche Koelzoor membangun pabrik CO2 di Surabaya. Kedua perusahaan dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia menjadi PN Zatas dan PN Asam Arang. Kedua perusahaan tersebut digabung menjadi PT Aneka Gas Industri (Persero) dan berada di bawah Departemen Perindustrian. Sebagian saham pemerintah di PT Aneka Gas Industri dijual kepada Messer Griesheim Gmbh (40%) dan PT Tira Austenite (10%). Messer Griesheim Gmbh dari Jerman meningkatkan porsi kepemilikanya dengan mengambil alih semua saham pemerintah di PT Aneka Gas Industri. Status perusahaan menjadi Penanaman Modal Asing (PMA). Messer menjual saham PT Aneka Gas Industri kepada Arief Harsono dan PT Tira Austenite. Hal ini kemudian merubah komposisi saham menjadi PT Tira Austenite 51% dan Arief Harsono 49%. Status PT Aneka Gas Industri berubah menjadi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Keluarga Harsono membeli seluruh saham PT Tira Austenite di PT Aneka Gas Industri sehingga Keluarga Harsono menguasai 100% saham PT Aneka Gas Industri. Keluarga Harsono menjual sebagian saham PT Aneka Gas Industri kepada PT Aneka Mega Energi. Komposisi kepemilikan menjadi PT Aneka Mega Energi 98% dan Rachmat Harsono 2%. PT Aneka Gas Industri menerbitkan Obligasi Aneka Gas Industri I Tahun 2008 dan Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri I Tahun 2008. ASP baru di Jakarta milik PT Aneka Gas Industri mulai beroperasi. PT Aneka Gas Industri mulai melakukan pembangunan ASP di Pulau Batam. ASP baru di Gresik milik entitas anak mulai dibangun.

  • 6

    2012

    2013

    PT Aneka Gas Industri menerbitkan Obligasi Aneka Gas Industri II Tahun 2012 dan Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri II Tahun 2012. ASP baru di Rungkut, Surabaya mulai dibangun. PT Aneka Gas Industri mulai melakukan pembangunan ASP baru di Medan, Sumatera Utara dan Bitung, Sulawesi Utara. ASP baru di Bontang, Kalimantan Timur milik entitas anak mulai dibangun.

  • 8

    DEWAN KOMISARIS

    ARIEF HARSONO, Komisaris Utama Warga Negara Indonesia, 60 tahun. Lahir di Toli-Toli pada tanggal 18 Juli 1954. Menyelesaikan pendidikan terakhir pasca sarjana (S2) di program Magister Manajemen Universitas Gajah Mada pada tahun 2005 dan di program Magister Pendidikan Agama Buddha Sekolah Tinggi Agama Buddha (STAB) Maha Prajna pada tahun 2012. Jabatan yang sedang dijabat adalah Direktur Utama PT Samator (1975 sekarang), Komisaris Utama PT Samator Gas Industri (1992 sekarang) dan Direktur Utama Perusahaan (2003 2006). Menjabat sebagai Komisaris Utama Perusahaan untuk pertama kalinya berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM dan HAM RI No. w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007. Jabatan di organisasi-organisasi yang saat ini sedang diemban adalah sebagai Ketua Umum Asosiasi Gas Industri Indonesia, Ketua Umum DPP Walubi, Ketua DPP Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia, dan Wakil Ketua Umum IV PBVSI.

    RASID HARSONO, Wakil Komisaris Utama Warga Negara Indonesia, 53 tahun. Lahir di Toli-Toli pada tanggal 6 April 1961. Jabatan yang sedang dijabat adalah Wakil Direktur Utama PT Samator (1992 sekarang), Komisaris PT Samator Gas Industri (1997 sekarang) dan Komisaris Perusahaan (2004 2005). Menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama Perusahaan untuk pertama kalinya berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM dan HAM RI No w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007.

    DJASRI MARIN, Komisaris Warga Negara Indonesia, 64 tahun. Lahir di Payakumbuh pada tanggal 30 September 1950. Menyelesaikan pendidikan akademi di AKABRI pada tahun 1973, pendidikan sarjana (S1) di STIA-LAN RI pada tahun 1987 dan STHM DITKUM AD pada tahun 1996 serta LEMHANAS pada tahun 1999. Berbagai jabatan yang pernah dan sedang dijabat antara lain sebagai Danpuspom (1998-2002) dan anggota DPR RI dari F-TNI/POLRI (2004-2006). Menjabat sebagai Komisaris Perusahaan untuk pertama kalinya berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM dan HAM RI No. w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007. Saat ini juga menjabat sebagai Staf Khusus Menko Kesra.

  • 9

    C.M. BING SOEKIANTO, Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, 72 tahun. Lahir di Pasuruan pada tanggal 1 September 1942. Menyelesaikan pendidikan terakhir sarjana (S1) di Fakultas Teknik Kimia Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya pada tahun 1973. Berbagai jabatan yang pernah dan sedang dijabat antara lain sebagai Direktur Senior Operasional dan Engineering PT Air Products Indonesia (1991 - 2003) dan Direktur Perusahaan (2004 - 2006). Menjabat sebagai Komisaris Perusahaan untuk pertama kalinya Komisaris berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM dan HAM RI No. w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007. Jabatan di organisasi yang saat ini sedang diemban adalah sebagai Pembina pada Asosiasi Gas Industri Indonesia.

    AGOEST SOEBHEKTIE, Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, 61 Tahun Lahir di Magelang pada tanggal 5 Agustus 1953. Menyelesaikan pendidikan sarjana (Sarjana Ekonomi) di Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang pada tahun 1978 dan menyelesaikan program pasca sarjana pada Program Pasca Sarjana Manajemen Agri Bisnis Institut Pertanian Bogor pada tahun 1994. Berbagai jabatan yang pernah dijabat antara lain Direktur di Lembaga Pendidikan Perbankan Indonesia, Direktur BNI Bidang Consumer, Direktur BNI Bidang Retail, Direktur LPPI dan Senior Advisor di PT GTWO IMC Evolution. Aktif menjadi pengajar di Universitas Pancasila dan LPPI. Saat ini sedang menjabat sebagai Komisaris Utama dan sekaligus Komisaris Independen di PT Bank DKI Tbk. Menjabat sebagai Komisaris Perusahaan untuk pertama kalinya Komisaris berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 30 Desember 2013 yang dituangkan dalam Akta No. 2 tanggal 30 Desember 2013 yang telah memperoleh persetujuan perubahan anggaran dasar dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat No. AHU-05185.AH.01.02.Tahun 2014 tanggal 6 Februari 2014 dan didaftarkan dalam Daftar Perusahaan No. AHU-0008693.AH.01.09.Tahun 2014 tanggal 6 Februari 2014.

  • 10

    LAPORAN DIREKTUR UTAMA Para stakeholder dan stockholder yang terhormat, Pertama-tama, perkenankanlah kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas karunia-Nya sehingga kinerja Perusahaan di tahun 2013 makin meningkat meskipun kondisi ekonomi makro Indonesia pada tahun 2013 cenderung tidak kondusif bagi dunia usaha yang disebabkan meningkatnya suku bunga, meningkatnya inflasi serta melemahnya nilai tukar Rupiah. Kinerja Perusahaan Kami menyakini bahwa strategi yang diterapkan oleh Perusahaan saat ini telah berjalan pada jalur yang tepat. Sementara itu dari sisi operasional, kami sampaikan bahwa Perusahaan melaporkan kinerja yang cukup memadai di tahun 2013, meskipun pencapaian pendapatan sebesar Rp. 972.104.865.000 di tahun 2013 lebih kecil dari pada target yang ditetapkan sebesar Rp. 1.111.342.729.740.000 atau mencapai 87,47% dari target. Namun pendapatan pada tahun 2013 yang besarnya adalah Rp. 972.104.865.000 ini relatif meningkat apabila dibandingkan dengan pendapatan tahun 2012 yang besarnya adalah Rp. 858.905.519.000 atau meningkat sebesar 13,17%. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Kami dengan segala kerendahan hati mengungkapkan bahwa dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan masih mengalami kendala-kendala seperti sulitnya memperoleh pasokan listrik di daerah luar Jawa sehingga rencana penambahan kapasitas produk di luar Jawa menjadi tertunda. Gambaran Tentang Prospek Usaha Terlepas dari kendala-kendala yang dihadapi oleh Perusahaan tersebut, kami optimis bahwa kinerja Perusahaan di masa mendatang akan menjadi lebih baik. Adanya kebijakan pemerintah di sektor kesehatan masyarakat membuat potensi pertumbuhan di sektor medis sangat tinggi sehingga diperkirakan konsumsi gas medis dan instalasi gas medis akan meningkat pesat, selain itu kebijakan pemerintah di sektor pertambangan dengan diberlakukannya UU Minerba Nomor 4 Tahun 2009 yang melarang ekspor mineral mentah juga akan mampu mendorong tingkat pertumbuhan konsumsi gas industri menjadi lebih tinggi lagi karena akan muncul banyak industri pengolahan mineral, lebih lanjut perbaikan infrastruktur yang dilakukan pemerintah diharapkan mampu mendukung Perusahaan untuk dapat beroperasi dengan makin efisien. Perubahan Komposisi Direksi Melalui Laporan ini, kami sampaikan pula bahwa pada tahun 2013, terjadi perubahan komposisi anggota Direksi dari sebelumnya berjumlah 5 orang menjadi 6 orang. Perubahan komposisi dilakukan berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Aneka Gas Industri tanggal 18 Februari 2013. Penambahan jumlah anggota Direksi ini untuk mendukung kegiatan Perusahaan agar dapat berjalan dengan lebih baik.

  • 12

    DEWAN DIREKSI

    HEYZER HARSONO, Direktur Utama Warga Negara Indonesia, 56 tahun. Lahir di Toli-Toli pada tanggal 13 September 1958. Beberapa jabatan yang pernah dan sedang dijabat antara lain sebagai Komisaris PT Samator Gas Industri (2005 - sekarang), dan Komisaris Utama PT Samator (2007 sekarang). Menjabat sebagai Direktur Utama Perusahaan untuk pertama kalinya berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM dan HAM RI No. w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007. Jabatan di organisasi yang saat ini sedang diemban adalah sebagai salah satu ketua di PBVSI dan salah satu anggota Board of Administration Asian Volleyball Confederation.

    RACHMAT HARSONO, Wakil Direktur Utama Warga Negara Indonesia, 34 tahun. Lahir di Surabaya pada tanggal 12 Maret 1980. Menyelesaikan pendidikan sarjana (Bachelor of Science) di Marquette University, Wisconsin USA pada tahun 2003 dan pasca sarjana (S2) Master of Business Administration di University of Chicago, Booth School of Business pada tahun 2011. Beberapa jabatan yang pernah dan sedang dijabat antara lain Direktur Komersial PT Aneka Gas Industri (2004-2007), Direktur Utama PT Samator Gas Industri (2007 sekarang), dan Direktur Utama PT Ruci Gas d/h PT Raja Prima Syngas (2007 sekarang). Menjabat sebagai Wakil Direktur Utama Perusahaan untuk pertama kalinya berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM daan HAM RI No. w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007. Jabatan di organisasi yang saat ini sedang diemban adalah Vice Chairman Buddhist Muda Indonesia, Wakil Sekretaris Jenderal Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Komite Tiongkok, President of Entrepreneur Organization Indonesian Chapter dan Area Director of Entrepreneur Organization South East Asia.

    AGUS PURNOMO, Direktur Operasional Warga Negara Indonesia, 58 tahun. Lahir di Kudus pada tanggal 20 Agustus 1956. Menyelesaikan pendidikan sarjana (S1) di Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro pada tahun 1981. Berbagai jabatan yang pernah dijabatnya adalah General Manager PT Samator (1999 - 2004) dan Direktur Operasional PT Samator (2004 2006). Menjabat sebagai Direktur Perusahaan berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM daan HAM RI No. w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007. Jabatan di organisasi yang saat ini

  • 13

    sedang diemban adalah sebagai Sekretaris pada Asosiasi Gas Industri Indonesia.

    ETTY FARDHIATI, Direktur Pemasaran Warga Negara Indonesia, 63 tahun. Lahir di Ponorogo pada tanggal 17 April 1951. Menyelesaikan pendidikan sarjana (S1) di Universitas Gajah Mada pada tahun 1975. Berbagai jabatan yang pernah dijabatnya adalah Kepala Biro Pemasaran PT Aneka Gas Industri (1988 1999), General Manager Marketing PT Messer Aneka Gas (1999 - 2004) dan General Manager Wilayah III Jabar & Lampung Perusahaan (2005 -2006). Menjabat sebagai Direktur berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM dan HAM RI No. w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007.Jabatan di organisasi yang saat ini sedang diemban adalah sebagai Bendahara pada Asosiasi Gas Industri Indonesia.

    IMELDA MULYANI HARSONO, Direktur Keuangan Warga Negara Indonesia, 32 tahun. Lahir di Surabaya pada tanggal 5 April 1982. Menyelesaikan pendidikan sarjana (Bachelor of Arts) di National University of Singapore pada tahun 2003, pasca sarjana (S2) Magister Manajemen di Universitas Pelita Harapan pada tahun 2007 dan Master of Commercial Law di University of Edinburgh pada tahun 2010. Beberapa jabatan yang pernah dan sedang dijabat antara lain sebagai Wakil Direktur Pembelian PT Samator (2004), General Manager Pembelian Skala Nasional PT Samator (2005), Kepala Pembelian Skala Nasional Perusahaan (2006 2007) dan Komisaris PT Aneka Mega Energi (2008 sekarang). Menjabat sebagai Direktur Perusahaan berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM dan HAM RI No. . w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007.

    PHAJAR HADYWIBOWO, Direktur Teknik Warga Negara Indonesia, 48 tahun. Lahir di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1966. Menyelesaikan pendidikan sarjana (S1) di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Petra Surabaya. Berbagai jabatan yang pernah dijabat antara lain Production Manager, Factory Manager dan General Manager PT Samator. Menjabat sebagai Direktur Perusahaan sejak berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Aneka Gas Industri tanggal 18 Februari 2013 yang dituangkan dalam Akta No. 19 Februari 2013 tentang Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Aneka Gas Industri dengan SK Pemberitahuan Perubahan Data No. AHU-AH 01.10-09156 Tgl 13 Maret 2013 dan SK Pemberitahuan Perubahan AD No. AHU-AH.01.10-09157 Tgl 13 Maret 2013.

  • I\

    LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN KOMITE AUDIT

    Pada tahun z}l3,Komite Audit telah melaksanakan tugasnya yangarfiaru lain sebagaiberikut:

    Bekerja sama dengan manajemen dan staf keuangan melakukan telaah dankajian terhadap laporan keuangan di Laporan Tahunan untuk memastikanbahwa laporan tersebut sesuai dengan pengungkapan dan isi yang telah diauditoleh akuntan publik, menelaah penerapan prinsip-prinsip akuntansi, hal-halserta penilaian signifikan lainnya yang terdapat pada Laporan KeuanganPerusahaan, independensi dan obyektivitas dari akuntan publik.Dengan auditor internal membahas rencana audit internal, profil risiko,penerapan pengelolaan risiko, pendekatan audit berdasarkan penerapanpengelolaan risiko, kecukupan dari sistem pengendalian internal dan temuanaudit beserta tindak lanjutnya serta rekomendasi lain yang diberikan olehpengawas kebijakan, akuntan publik serta pihak terkait lainnya.

    Komite Audit menyimpulkan bahwa :Pengendalian internal dalam Perusahaan telah berjalan dengan baik dan perludipertahankan.Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2013 telah disusun dan disajikan denganbaik serta memenuhi prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dansesuai dengan ketentuan OJK (dahulu Bapepam dan LK) sehingga LaporanKeuangan Perusahaan yang telah diaudit ini dapat diterima.Komite Audit menyetujui hasil kajian risiko Perusahaan

    Jakarta, T April}Ol4

    Ketua (Baru)

    QOt ^ ""u^*C.M. Bine Soeldanto

    Ketua (Lama)

    Santoso WidiaiaAnggotaAnggota (Lama) Anggota (Baru)

    13

  • 15

    KOMITE AUDIT

    AGOEST SOEBHEKTIE, Komisaris Independen, Ketua Komite Audit (Baru) Warga Negara Indonesia, 61 Tahun Lahir di Magelang pada tanggal 5 Agustus 1953. Menyelesaikan pendidikan sarjana (Sarjana Ekonomi) di Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang pada tahun 1978 dan menyelesaikan program pasca sarjana pada Program Pasca Sarjana Manajemen Agri Bisnis Institut Pertanian Bogor pada tahun 1994. Berbagai jabatan yang pernah dijabat antara lain Direktur di Lembaga Pendidikan Perbankan Indonesia, Direktur BNI Bidang Consumer, Direktur BNI Bidang Retail, Direktur LPPI dan Senior Advisor di PT GTWO IMC Evolution. Aktif menjadi pengajar di Universitas Pancasila dan LPPI. Saat ini sedang menjabat sebagai Komisaris Utama dan sekaligus Komisaris Independen di PT Bank DKI Tbk. Menjabat sebagai Ketua Komite Audit berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris No. 078/UM.5-III/2014 tanggal 18 Maret 2014 untuk periode jabatan tanggal 18 Maret 2014 sampai dengan 18 Maret 2017.

    C.M. BING SOEKIANTO, Komisaris Independen, Ketua Komite Audit (Lama) Warga Negara Indonesia, 72 tahun. Lahir di Pasuruan pada tanggal 1 September 1942. Menyelesaikan pendidikan terakhir sarjana (S1) di Fakultas Teknik Kimia Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya. Berbagai jabatan yang pernah dan sedang dijabat antara lain sebagai Direktur Senior Operasional dan Engineering PT Air Products Indonesia (1991 - 2003) dan Direktur Perusahaan (2004 - 2006). Menjabat sebagai Komisaris Independen Perusahaan sejak tahun 2007 dan menjabat sebagai Ketua Komite Audit berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris No. 116/UM.5-VI/2008 tanggal 2 Juni 2008. Berhenti menjabat sebagai Ketua Komite Audit berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris No. 078/UM.5-III/2014 tanggal 18 Maret 2014.

    DJANARKO TJANDRA, Anggota Komite Audit (Lama) Warga Negara Indonesia, 48 tahun. Lahir di Surabaya pada tanggal 1 Januari 1966. Menyelesaikan pendidikan sarjana (S1) dan pasca sarjana (S2) di Fakultas Teknik Kimia, Technology University of Berlin serta pendidikan pasca sarjana (S2) di International Technology Transfer Management, University of Applied Sciences Berlin. Berbagai jabatan yang pernah antara lain sebagai Manajer Research and Development PT Tjiwi Kimia Tbk. Aktif sebagai tenaga pengajar di beberapa universitas terkemuka. Menjabat sebagai anggota Komite Audit berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris No. 116/UM.5-VI/2008. Berhenti menjabat sebagai Anggota Komite Audit berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris No. 078/UM.5-III/2014 tanggal 18 Maret 2014.

    SANTOSO WIDJAJA, Anggota Komite Audit Warga Negara Indonesia, 46 tahun. Lahir di Jakarta, 30 April 1968. Menyelesaikan pendidikan sarjana (S1) di Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Elektro Universitas Trisakti, Jakarta pada tahun 1991 dan pasca sarjana (S2) Magister Manajemen di IPMI (Institut Pengembangan Manajemen Indonesia, Jakarta) pada tahun 1994 dan Master of Business Admistration di Monash MtEliza Business School (Melbourne, Australia) pada tahun 1996. Karir sebelumnya di operasional perusahaan meliputi Holcim Indonesia, Charoen Pokphand Indonesia, Astra Microtronics Tech (Batam & Singapore sekarang Unisem) sedangkan karir di bidang Konsultan Sumber Daya Manusia

  • 16

    meliputi PriceWaterhouse Coopers dan Accenture. Jabatan di organisasi yang saat ini diemban adalah sebagai anggota Tim Teknik & Pengembangan pada Asosiasi Gas Industri Indonesia. Menjabat sebagai Anggota Komite Audit berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris 070/UM.5-III/2013 tanggal 18 Maret 2013 dan diangkat kembali sebagai Anggota Komite Audit berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris No. 078/UM.5-III/2014 tanggal 18 Maret 2014 untuk periode jabatan tanggal 18 Maret 2014 sampai dengan 18 Maret 2017.

    DJONY WINARTO, Anggota Komite Audit (Baru) Warga Negara Indonesia, 45 Tahun Lahir di Lumajang, Jawa Timur, pada tanggal 20 Juni 1969. Menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1) di Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya pada tahun 1993. Karir di operasional perusahaan meliputi PT. Sungwoo Indonesia, PT. Autokorindo Pratama, PT. Sandana Graha Cipta. Menjabat sebagai Komisaris Independen Perusahaan sejak tahun 2014 dan menjabat sebagai Anggota Komite Audit berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris No. 078/UM.5-III/2014 tanggal 18 Maret 2014 untuk periode jabatan tanggal 18 Maret 2014 sampai dengan 18 Maret 2017.

  • 17

    UNIT AUDIT INTERNAL

    TJOKRO ALIWIDJAJA, Ketua Unit Audit Internal Warga Negara Indonesia, 41 tahun. Lahir di Jakarta pada tanggal 20 Agustus 1973. Menyelesaikan pendidikan sarjana (S1) di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia, Jakarta serta pendidikan pasca sarjana (S2) di program Magister Manajemen Universitas Gajah Mada. Jabatan yang pernah dijabat antara lain sebagai Manajer Keuangan dan Akuntansi PT Samator Prima Jakarta Gas dan General Manager Keuangan PT Samator. Menjabat sebagai Ketua Unit Audit Internal sejak tahun 2010 berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris PT. Aneka Gas Industri No. 09/Srt/Hkm-AGI/III/2010 Tanggal 25 Maret 2010.

  • 18

    SEKILAS PERUSAHAAN Pendirian Alamat Bidang Usaha

    PT Aneka Gas Industri (Perusahaan /Entitas) didirikan pada tanggal 21 September 1971 oleh Pemerintah Republik Indonesia. Gedung UGM Samator Pendidikan Tower A, Lantai 5 -6. Jl. Dr Sahardjo No. 83. Manggarai, Tebet. Jakarta Selatan 12850. Tel : (6221) 83709111 Fax (6221) 83709911 www.anekagas.com Pada saat ini kegiatan usaha utama dari Perusahaan adalah memproduksi, memasarkan dan menjual berbagai macam gas untuk industri dan produk-produk terkait di Republik Indonesia dan di luar negeri. Selain itu juga untuk menunjang kegiatan usaha tersebut di atas, Perusahaan menjalankan kegiatan usaha dengan jasa terkait produk gas yang dihasilkan, seperti mendesain konstruksi dan instalasi peralatan gas pada pabrik pelanggan dan rumah sakit serta memperdagangkan produk gas dari produsen lain kepada pelanggan Perusahaan.

  • 19

    KRONOLOGIS PENCATATAN EFEK DAN PERINGKAT EFEK Kronologis pencatatan efek

    No. Nama Efek Jumlah

    (Dalam Rupiah) Tanggal Emisi Tanggal Jatuh

    Tempo

    1 Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri I Tahun 2008 160.000.000.000 8 Juli 2008 8 Juli 2013

    2 Obligasi Aneka Gas Industri I Tahun 2008 80.000.000.000 8 Juli 2008 8 Juli 2013

    3 Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri II Tahun 2012 200.000.000.000

    18 Desember 2012

    18 Desember 2017

    4 Obligasi Aneka Gas Industri II Tahun 2012 200.000.000.000

    18 Desember 2012

    18 Desember 2017

    Kronologis peringkat efek Tahun Peringkat Outlook Lembaga Pemeringkat 2008 A3.id Stabil PT Moody's Indonesia 2009 BBB(idn) Stabil PT Fitch Ratings Indonesia 2010 BBB(idn) Stabil PT Fitch Ratings Indonesia 2011 BBB(idn) Positif PT Fitch Ratings Indonesia 2012 A-(idn) Stabil PT Fitch Ratings Indonesia

    2013* A-(idn) Stabil PT Fitch Ratings Indonesia 2013 A-(idn) Stabil PT Fitch Ratings Indonesia

    Keterangan : * Pemeringkatan menjelang jatuh tempo Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri I Tahun 2008 dan Obligasi Aneka Gas Industri I Tahun 2008 berdasarkan hasil pemeringkatan atas Obligasi dan Sukuk Ijarah sesuai dengan surat Fitch Ratings Indonesia No. RC31/DIR/III/2013 tanggal 19 Maret 2013.

  • 20

    SERTIFIKASI DAN PENGHARGAAN YANG DITERIMA Hingga saat Laporan Tahunan ini diterbitkan, Perusahaan telah menerima berbagai pengakuan internasional atas standar yang diterapkan Perusahaan dalam hal kualitas proses manufaktur berupa sertifikat ISO dan juga penghargaan. Beberapa sertifikasi dan penghargaan yang pernah diterima oleh Perusahaan adalah sebagai berikut:

    Sertifikasi/ Penghargaan

    Issuer Tahun

    Indonesia Best Practices in Corporate

    Transformation

    Majalah SWA dan Win Solution (Strategic Consulting)

    2013

    ISO 9001: 2008 SAI Global 2011 - sekarang Upakarti Pemerintah Republik Indonesia 1990

    Zero Accident Award Departemen Tenaga Kerja 2004 Sertifikasi Halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) 2011 - sekarang

    Safety Certificate Conoco Philips Indonesia Inc. Ltd 2006 sekarang

    Associate Member Asian Industrial Gasses Association 2004 sekarang Asosiasi Gas Industri Indonesia (d/h Asosiasi Oksigen)

    1972 - sekarang

    Sertifikasi SNI untuk produk sebagai berikut :

    Oxygen (O2) : SNI No. 0576/PUSTAN/SNI-AS/VIII/2012 Nitrogen (N2) : SNI No. 0580/PUSTAN/SNI-AS/VIII/2012 Argon (Ar) : SNI No. 0579/PUSTAN/SNI-AS/VIII/2012 Acetylene (C2H2) : SNI No. 0575/PUSTAN/SNI-AS/VIII/2012 Carbon Dioxide (CO2) : SNI No. 0578/PUSTAN/SNI-AS/VIII/2012

  • 21

    IKHTISAR KEUANGAN Angka-angka pada seluruh tabel dinyatakan dalam juta Rupiah dan menggunakan notasi bahasa Indonesia, kecuali disebutkan lain.

    2013 2012 2011Laporan Laba RugiPenjualan 972,105 858,905 724,384 Laba Kotor 419,701 390,292 316,436 Laba Usaha 161,064 161,307 136,792 Laba Bersih 68,726 65,799 49,066 Laba Tahun Berjalan 78,133 77,005 58,461 Laba Per Saham (Dalam Rupiah Penuh) 171,545 218,534 217,477

    Posisi Keuangan (Neraca)Jumlah Aset 2,555,917 2,025,630 1,222,532 Aset Lancar 582,775 668,861 321,456 Investasi Pada Entitas Asosiasi - 8,641 6,250 Aset Tetap 1,954,717 1,337,199 883,770 Liabilitas Jangka Pendek 575,007 584,414 307,941 Jumlah Pinjaman 1,389,945 1,156,558 583,027 Jumlah Liabilitas 1,763,257 1,367,352 757,509 Modal Kerja Bersih 16,063 95,518 94,303 Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada Entitas Induk 679,647 575,920 410,122 Jumlah Ekuitas 792,661 658,277 465,022

    Analisa Rasio dan Informasi LainnyaLaba Bersih thd Aset 3% 4% 5%Laba Bersih thd Ekuitas 10% 11% 12%Marjin Laba Kotor 43% 45% 44%Rasio Lancar (X) 1.0 1.1 1.0 Rasio Kewajiban terhadap Jumlah Aset (X) 0.7 0.7 0.6 Rasio Kewajiban terhadap Jumlah Ekuitas (X) 2.2 2.1 1.6 Saham Beredar (Lembar) 400,630 301,093 225,616

    Keterangan : 1. Laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik induk 2. Termasuk laba yang diatribusikan kepada non pengendali 3. Piutang Usaha + Persediaan - Hutang Usaha 4. ROA (laba tahun berjalan / jumlah aset) 5. ROE (laba bersih / ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk)

  • 22

    ANALISIS MANAJEMEN

    1. RIWAYAT SINGKAT PERUSAHAAN PT Aneka Gas Industri (selanjutnya disebut Perusahaan / Entitas /

    Perseroan) berasal dari dua perusahaan Belanda, yaitu NV WA Hoek Machine en Zuurstof (selanjutnya disebut NV WA Hoek), perusahaan yang membangun pabrik oksigen di Jakarta pada tahun 1919, diikuti dengan pembangunan pabrik lainnya di Surabaya pada tahun 1920 dan di Bandung pada tahun 1939, dan NV Javasche Koelzoor Fabriek (selanjutnya disebut NV Javasche Koelzoor), yang mendirikan pabrik karbon dioksida di Surabaya pada tahun 1924. Pada tahun 1958, NV WA Hoek dan NV Javasche Koelzoor dinasionalisasi oleh pemerintah Republik Indonesia, dimana NV WA Hoek menjadi PN Zatas dan NV Javasche Koolzoer menjadi PN Asam Arang. Dalam perjalanannya, PN Zatas mengalami perkembangan yang pesat dan mendirikan pabrik di Semarang, Makassar dan Medan, namun sebaliknya PN Asam Arang kurang berkembang. Pada tahun 1971, PN Zatas dan PN Asam Arang digabung menjadi PT Aneka Gas Industri (Persero) dan berada di bawah Departemen Perindustrian Republik Indonesia.

    Sehubungan dengan penggabungan PN Zatas dan PN Asam Arang, yang diikuti dengan pendirian PT Aneka Gas Industri (Persero) berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 28 tanggal 21 September 1971, yang kemudian diubah dengan Akta Perubahan No. 9 tanggal 4 Nopember 1971, keduanya dibuat di hadapan Soeleman Ardjasasmita, S.H., pada saat itu Notaris di Jakarta (selanjutnya kedua akta tersebut disebut Akta Pendirian). Akta Pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Penetapan No. J.A.5/198/3 tanggal 8 Nopember 1971 dan telah didaftarkan dalam buku register pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta berturut-turut di bawah No. 3051 dan No. 3052 tanggal 10 Nopember 1971, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 103 tanggal 24 Desember 1971, Tambahan No. 576. Dikarenakan terdapatnya kesalahan cetak pada Berita Negara Republik Indonesia tersebut di atas, maka diadakan ralat dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 26 tanggal 31 Maret 1972, Tambahan No. 576a.

    Pada tahun 1998, Negara Republik Indonesia melepaskan seluruh kepemilikan saham dalam Perusahaan sejumlah 12.500 (dua belas ribu lima ratus) saham seri A kepada Messer Griesheim GmbH dan PT Tira Austenite, masing-masing sejumlah 10.000 (sepuluh ribu) saham seri A dan 2.500 (dua ribu lima ratus) saham seri A sebagaimana disetujui dalam Akta Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan No. 112 tanggal 15 Januari 1998 yang dibuat oleh Irene Yulia Susilo, S.H., Notaris Pengganti dari Notaris Singgih Susilo, S.H. Pengalihan saham tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan Sale of Shares Agreement No. 113 tanggal 15 Januari 1998 yang dibuat oleh dan antara Negara Republik Indonesia, Messer Griesheim GmbH dan PT Tira Austenite di hadapan Irene Yulia Susilo, S.H., Notaris Pengganti dari Notaris Singgih Susilo, S.H.

    Sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham Perusahaan No. 18 tanggal 22 Januari 2003 yang dibuat di hadapan Notaris Ira Sudjono, S.H., yang keputusan-keputusannya diambil dalam Rapat Umum

  • 23

    Luar Biasa Pemegang Saham Perusahaan yang diselenggarakan pada tanggal 18 Desember 2002, rapat telah memberikan persetujuan atas penjualan seluruh saham yang dimiliki oleh Messer Griesheim GmbH dalam Perusahaan masing-masing kepada PT Tira Austenite, Tbk sejumlah 19.247 (sembilan belas ribu dua ratus empat puluh tujuh) saham, sesuai dengan Sale and Purchase Agreement tanggal 21 Januari 2003, yang dibuat di hadapan Notaris Ira Sudjono, S.H. sehingga total saham yang dimiliki oleh PT Tira Austenite, Tbk adalah 23.941 (dua puluh tiga ribu sembilan ratus empat puluh satu) saham dan Johnny Widjaja sejumlah 23.003 (dua puluh tiga ribu tiga) saham, sesuai dengan Sale and Purchase Agreement tanggal 21 Januari 2003, yang dibuat di hadapan Notaris Ira Sudjono, S.H.

    Selanjutnya, Arief Harsono memperoleh kepemilikan saham dalam Perusahaan pada tahun 2003 dengan cara membeli saham milik Johnny Widjaja dalam Perusahaan sejumlah 23.003 (dua puluh tiga ribu tiga) saham sebagaimana dinyatakan dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham Perusahaan No. 21 tanggal 22 Januari 2003 yang dibuat oleh Notaris Ira Sudjono, S.H. dan dilaksanakan berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 22 tanggal 22 Januari 2003 yang dibuat di hadapan Notaris Ira Sudjono, S.H.

    Sejak tahun 2004, Perusahaan dimiliki sepenuhnya oleh Keluarga Harsono dengan disetujuinya penjualan dan pengalihan seluruh saham yang dimiliki oleh PT Tira Austenite, Tbk dalam Perseroan, yaitu sejumlah 23.941 (dua puluh tiga ribu sembilan ratus empat puluh satu) saham kepada Arief Harsono, Rasid Harsono, dan Heyzer Harsono sebagaimana dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan No. 3 tanggal 8 Juni 2004 yang dibuat di hadapan Notaris Ira Sudjono, S.H., M.H., dan dilaksakan berdasarkan Akta Pengalihan Hak-hak Atas Saham No. 1 tanggal 8 Juni 2004, Akta Pengalihan Hak-hak Atas Saham No. 6 tanggal 8 Juni 2004, dan Akta Pengalihan Hak-hak Atas Saham No. 2 tanggal 8 Juni 2004, seluruhnya dibuat di hadapan Notaris Ira Sudjono, S.H., M.H.

    PT Aneka Mega Energi dan Rachmat Harsono menjadi pemegang saham dalam Perusahaan sejak tahun 2008 sebagaimana diputuskan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 5 tanggal 1 Maret 2008 yang dibuat di hadapan Notaris Ariyani, S.H., yang menyatakan bahwa rapat umum pemegang saham Perusahaan menyetujui penjualan seluruh saham milik (i) Arief Harsono kepada PT Aneka Mega Energi (dahulu bernama PT Samaraya Gas Mulia) dan Rachmat Harsono sesuai dengan Akta Jual Beli Saham No. 2 tanggal 1 Maret 2008, yang dibuat di hadapan Notaris Ariyani, S.H., (ii) Heyzer Harsono kepada PT Aneka Mega Energi sesuai dengan Akta Jual Beli Saham No. 4 tanggal 1 Maret 2008, yang dibuat di hadapan Notaris Ariyani, S.H., dan (iii) Rasid Harsono kepada PT Aneka Mega Energi sesuai dengan Akta Jual Beli Saham No. 3 tanggal 1 Maret 2008, yang dibuat di hadapan Notaris Ariyani, S.H.

    Dalam rangka penyesuaian dengan UU No. 40/2007, pemegang saham Perusahaan telah menyetujui untuk mengubah seluruh anggaran dasar Perusahaan sebagaimana dinyatakan dalam Akta Berita Acara Perusahaan No. 45 tanggal 17 Desember 2007 yang dibuat oleh Notaris Ariyani, S.H., akta tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-00174.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 2 Januari 2008, telah memperoleh penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar sesuai dengan surat No. AHU-

  • 24

    AH.01.10-5972 tanggal 12 Maret 2008 perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar PT Aneka Gas Industri, serta telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan No. AHU-0018393.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 12 Maret 2008. Anggaran Dasar Perusahaan terakhir diubah dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 22 tanggal 30 Desember 2013, yang dibuat di hadapan Christina Inawati, S.H., Notaris di Surabaya, yang telah memperoleh persetujuan perubahan anggaran dasar dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat No. AHU-05185.AH.01.02.Tahun 2014 tanggal 6 Februari 2014 dan didaftarkan dalam Daftar Perusahaan No. AHU-0008693.AH.01.09.Tahun 2014 tanggal 6 Februari 2014 (Akta No. 22/2013).

    Pada saat Laporan Tahunan 2013 ini dibuat, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perusahaan adalah sebagaimana dimaksud dalam Akta No. 22/2013, yaitu sebagai berikut:

    Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nilai

    Nominal @Rp1.000.000,-

    Persentase (%)

    Modal Dasar 2.000.000 2.000.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Modal Disetor

    PT Aneka Mega Energi 504.700 504.700.000.000 98,00 Rachmat Harsono 10.300 10.300.000.000 2,00

    Jumlah Modal Ditempatkan dan Modal Disetor

    515.000 515.000.000.000 100,00

    Saham Dalam Portepel 1.485.000 1.485.000.000.000

    Perusahaan memiliki Entitas Anak sebagai berikut:

    Entitas Anak Kepemilikan Perseroan

    (%)

    Kegiatan Usaha

    Tahun Penyertaan

    Tahun Beroperasi

    Secara Komersial

    Domisili

    Penyertaan Langsung

    PT Samator Gas Industri (SGI)

    75,00 Produksi dan Perdagangan

    Gas

    2005 1992 Surabaya

    PT Ruci Gas (d/h PT Raja Prima Syngas) (RG) PT Krakatau Samator

    50,00

    55

    Perdagangan Industri Gas

    Produksi dan Perdagangan

    Gas, Perdagangan

    Umum dan Jasa

    2007

    2013

    2009

    Belum Beroperasi

    Surabaya Jakarta

  • 25

    Penyertaan Tidak Langsung Melalui SGI PT Samabayu Mandala (SBM)

    45,00 Produksi dan Perdagangan

    Gas serta Pemasangan

    Instalasi

    2005 1982 Bali

    Perusahaan berkedudukan di Jakarta, dengan kantor pusat di Gedung UGM Samator Pendidikan, Jl. Dr. Sahardjo No. 83, Tower A, Lantai 5-6, Tebet, Manggarai, Jakarta Selatan. Saat ini, Perusahaan dan Entitas Anak memiliki 27 (dua puluh tujuh) pabrik (plant) yang tersebar di wilayah Jakarta, Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi, yaitu 3 (tiga) di Jakarta, 3 (tiga) di Jawa Barat, 4 (empat) di Jawa Timur, 1 (satu) di Riau, 1 (satu) di Kepulauan Riau, 3 (tiga) di Sumatera Utara, 1 (satu) di Kalimantan Tengah, 1 (satu) di Kalimantan Selatan, 2 (dua) di Kalimantan Timur, 2 (dua) di Sulawesi Utara, 1 (satu) di Bali, 1 (satu) di Sulawesi Tengah, dan 4 (empat) di Sulawesi Selatan. 2. Keterangan Singkat Tentang Kegiatan Usaha Perusahaan dan Entitas Anak Perusahaan memiliki 3 entitas anak melalui penyertaan saham secara langsung dan 1 entitas anak melalui penyertaan saham secara tidak langsung melalui Entitas Anak. Penyertaan saham secara tidak langsung ini dilakukan pada PT Samabayu Mandala dengan penyertaan sebesar 45% (Perusahaan memiliki 75% saham SGI dan SGI memiliki 60% saham SBM)

    Entitas Anak Kepemilikan Perseroan

    (%)

    Kegiatan Usaha

    Tahun Penyertaan

    Tahun Beroperasi

    Secara Komersial

    Domisili

    Penyertaan Langsung

    PT Samator Gas Industri (SGI)

    75,00 Produksi dan Perdagangan

    Gas

    2005 1992 Surabaya

    PT Ruci Gas (d/h PT Raja Prima Syngas) (RG) PT Krakatau Samator

    50,00

    55,00

    Perdagangan Industri Gas

    Produksi dan Perdagangan

    Gas, Perdagangan

    Umum dan Jasa

    2007

    2013

    2009

    Belum Beroperasi

    Surabaya Jakarta

  • 26

    Penyertaan Tidak Langsung Melalui SGI PT Samabayu Mandala (SBM)

    45,00 Produksi dan Perdagangan

    Gas serta Pemasangan

    Instalasi

    2005 1982 Bali

    3. Kondisi Perekonomian dan Pasar

    Kinerja Perusahaan dipengaruhi oleh kondisi dan situasi ekonomi Indonesia pada umumnya dan kondisi sektor industri pada khususnya. Hal ini karena gas industri merupakan produk yang menjadi pendukung bagi kegiatan industri lain. Peningkatan kegiatan industri secara umum akan mampu meningkatkan kinerja perusahaan demikian pula sebaliknya, penurunan kegiatan industri secara umum akan berdampak terhadap kinerja perusahaan.

    Kondisi perekonomian Indonesia di tahun 2013 yang cenderung rentan (volatile) karena terganggunya stabilitas ekonomi makro yang diakibatkan oleh meningkatnya inflasi, suku bunga dan melemahnya nilai tukar Rupiah telah menekan perkembangan industri pada umumnya dan industri gas industri pada khususnya. Meskipun kondisi perekonomian tersebut tidak kondusif, terdapat beberapa sektor industri yang cenderung tidak terkena dampak dari kondisi tersebut seperti industri kesehatan (rumah sakit) dan industri minyak nabati, bahkan industri pertanian dan perikanan yang beorientasi eksport yang malah diuntungkan dengan adanya pelemahan nilai tukar Rupiah. Industri-industri ini merupakan pengguna gas industri yang stabil dan robust.

    Ekspansi perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri minyak nabati ke daerah-daerah juga menimbulkan peluang bagi perusahaan gas industri karena industri tersebut merupakan konsumen gas industri dalam skala yang besar dalam proses produksinya. Lebih lanjut adanya kebijakan pemerintah yang memberikan perhatian lebih kepada sektor kesehatan juga mampu berdampak positif bagi kebutuhan gas medis maupun peralatan pendukungnya. Oleh sebab itu Perusahaan berupaya dapat memenuhi permintaan gas industri maupun gas untuk sektor medis melalui pendirian pabrik / Air Separation Plant dan cabang-cabang baru melalui entitas anak di wilayah-wilayah yang berkembang.

    4. Gas Industri di Indonesia Gas industri adalah gas yang dihasilkan melalui suatu proses pemisahan dan

    proses produksi. Gas industri yang diperoleh dari proses pemisahan antara lain Oksigen (O2), Nitrogen (N2), Argon (Ar), dan Helium (He). Sedangkan Asetilen (C2H2) dan Nitrous Oxide (N2O) diperoleh dari proses reaksi kimia yang proses produksinya membutuhkan bahan baku, antara lain Kalsium Karbida untuk Asetilen, dan Ammonium Nitrate untuk Nitrous Oxide. Untuk Hidrogen dan Karbondioksida

  • 27

    diperoleh dari proses reaksi kimia dan pemisahan yang membutuhkan bahan baku dari hidrokarbon.

    Konsumen gas industri terdiri dari berbagai sektor, antara lain sektor industri makanan dan minuman, kimia, kosmetik, rumah sakit, baja, otomotif dan lain sebagainya. Gas industri yang dipakai oleh sektor industri biasanya dalam bentuk gas. Namun demikian pengiriman produk gas ini bisa berbentuk cair atau gas, tergantung pada jumlah pemakaian gas tersebut serta jarak industri konsumen dengan produsen gas. Untuk jumlah pemakaian yang sangat besar dan jaraknya dekat, maka gas industri dapat didistribusikan melalui pipa, bahkan dalam kasus tertentu didirikan on site plant yang berada di lokasi berdekatan atau di lokasi konsumen. Bagi konsumen yang jumlah pemakaiannya relatif besar, maka produsen gas industri dapat mengirimkan produknya berupa gas cair melalui jalur transportasi, sedangkan untuk konsumen yang membutuhkan gas industri dalam jumlah kecil, maka produk yang dikirimkan berupa gas di dalam tabung.

    Pasar gas industri terbesar terletak pada produk hasil produksi Air Separation Plant (ASP) yaitu produk Oksigen, Nitrogen dan Argon. Pasar produk ini adalah kurang lebih sebesar 45% dari total seluruh pasar gas industri di Indonesia. Produk-produk yang memiliki pasar lainnya yang memiliki pasar relatif besar adalah Asetilen, Karbondioksida, Hidrogen, dan Nitrous Oxide. 5. Analisis Kekuatan Persaingan Dalam Industri

    Perkembangan gas industri di Indonesia telah berjalan cukup lama. Hal ini ditandai oleh maraknya perkembangan dan persaingan antar produsen gas industri di dalam negeri. Dari produsen-produsen yang ada, terdapat beberapa perusahaan yang menguasai pasar gas industri di Indonesia yang merupakan perusahaan dalam negeri maupun perusahaan luar negeri. Untuk lebih jelasnya maka dilakukan analisis dengan menggunakan lima kekuatan persaingan yaitu persaingan dalam industri, ancaman pendatang baru, kekuatan tawar pemasok, kekuatan tawar konsumen dan ancaman produk substitusi (pengganti). a. Persaingan Dalam Industri

    Pada saat ini terdapat lima perusahaan yang secara dominan menguasai pasar gas industri Indonesia. Perusahaan adalah salah satu dari dua perusahaan lokal tersebut, dan tiga perusahaan lainnya adalah perusahaan asing. Perusahaan saat ini menduduki peringkat kedua dari lima besar produsen gas industri yang ada di Indonesia dengan pangsa pasar lebih dari 20%. b. Ancaman Pendatang Baru

    Ancaman pendatang baru di sektor gas industri tidak mengkhawatirkan dan memiliki tingkat kemungkinan masuk yang rendah. Hal ini dilandasi kenyataan bahwa hambatan masuk (barrier to entry) ke dalam industri ini sangat tinggi.

    Berikut ini adalah beberapa hambatan masuk ke dalam sektor gas industri: a. Sektor gas industri merupakan sektor padat modal (capital intensive) yang

    membutuhkan modal yang sangat besar untuk memulai/membangun pabrik gas industri.

  • 28

    b. Sektor gas industri membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kapabilitas yang khusus

    c. Sektor gas industri membutuhkan jaringan distribusi yang kompleks, berbeda dengan industri lain karena sifat produknya yang unik.

    d. Sektor industri gas berbeda dengan sektor industri yang lain karena membutuhkan peralatan-peralatan yang khusus untuk aplikasi gas maupun penanganan produknya seperti: Tabung tekanan tinggi (high pressure cylinder), digunakan sebagai

    kemasan produk dalam bentuk gas bertekanan tinggi. Tanki cryogenic (cryogenic tank), digunakan untuk produk gas yang telah

    diolah menjadi bentuk cair. Tanki ini digunakan khusus untuk bentuk cair yang memiliki temperatur sangat rendah yang dapat berbentuk stationer tank.

    Sarana distribusi dalam bentuk isotank maupun transport tank. Sistem pipeline, digunakan untuk mendistribusikan gas dari plant menuju

    plant pelanggan. e. Sektor industri gas merupakan sektor yang padat teknologi sehingga

    membutuhkan pengetahuan dan pemahaman teknologi yang terus berkembang. Penelitian dan pengembangan mutlak dibutuhkan dalam industri ini.

    c. Kekuatan Tawar Pemasok Kekuatan tawar pemasok bukan merupakan ancaman berarti untuk produk-produk hasil produksi ASP karena bahan baku yang digunakan adalah udara yang ada di sekitar kita. Sedangkan untuk produk-produk lainnya, bahan baku yang dibeli dari pemasok tidak merupakan bahan baku yang memiliki porsi signifikan d. Kekuatan Tawar Konsumen Kekuatan tawar konsumen dalam sektor industri gas masih dalam kategori yang wajar karena hanya terdapat beberapa perusahaan produsen gas industri di Indonesia. e. Ancaman Produk Substitusi (Pengganti) Ancaman produk pengganti untuk produk gas industri dapat dikatakan tidak ada karena produk gas industri sangat dibutuhkan dan memiliki aplikasi yang terus berkembang yang dapat memperluas cakupan kegunaannya. Dalam kenyataannya, produk gas industri malah menjadi produk pengganti bagi produk lain, misalnya penggunaan oksigen dalam proses pembakaran mampu menghemat penggunaan energi karena pembakaran berlangsung lebih efisien, contoh lain adalah potensi penggunaan hidrogen untuk menggantikan bahan bakar fosil. 6. Strategi Usaha Strategi Pemasaran

    Pada saat ini, Perusahaan telah memasarkan produknya ke hampir semua sektor industri dari hulu hingga hilir. Dengan didukung oleh tenaga penjual yang profesional, Perusahaan berusaha untuk menjalin dan memelihara hubungan baik dengan pelanggan, sehingga hal ini diharapkan dapat memberikan nilai lebih bagi Perusahaan. Selain itu, dalam rangka menunjang kegiatan pemasaran, Perusahaan dan

  • 29

    Entitas Anak mempunyai tenaga ahli yang memberikan pelayanan teknis bagi pelanggan. Untuk mencapai kegiatan pemasaran yang efektif dan efisien, Perusahaan menerapkan strategi pemasaran terpadu antara Entitas Anak dengan jaringan distribusi Perusahaan. Secara keseluruhan strategi pemasaran dari Perusahaan dapat dirangkum sebagai berikut : a. Melakukan penetrasi pasar b. Melakukan pengembangan pasar c. Melakukan pengembangan dan aplikasi produk d. Memberikan edukasi kepada pasar e. Ikut serta dalam pameran dan menyelenggarakan seminar-seminar f. Melakukan aliansi strategis Distribusi dan Penjualan a. Distribusi Distribusi merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan yang bergerak di bidang gas industri. Sebagai satu-satunya perusahaan gas industri dengan jaringan distribusi yang luas, maka Perusahaan berupaya memanfaatkan keunggulannya ini sebagai alat untuk memenangkan persaingan. Pada umumnya produk-produk Perusahaan dipasarkan ke dalam negeri melalui jaringan distribusi yang dimiliki Perusahaan. Saat ini jalur distribusi Perusahaan dapat dibagi menjadi 7 wilayah pemasaran. Dengan perkembangan waktu, jumlah wilayah pemasaran ini dapat ditingkatkan agar Perusahaan lebih mampu memenuhi kebutuhan pelanggan serta dapat memperkuat posisi Perusahaan dalam menghadapi persaingan. Di masa-masa mendatang, perusahaan berupaya untuk melakukan pengembangan pasar di luar pulau Jawa terutama pada Kawasan Indonesia Timur. b. Penjualan

    Dari segi penjualan, Perusahaan pada umumnya melakukan penjualan langsung kepada pelanggan sekaligus berfokus untuk dapat memenuhi permintaan dari pelanggan. Dengan metode seperti ini, Perusahaan berusaha untuk menjadi perusahaan yang menjadi rujukan pemasok bagi setiap pelanggannya. Selain melakukan penjualan langsung kepada pelanggannya, Perusahaan juga melakukan penjualan melalui Entitas Anak yang melayani pasar ritel gas industri. Hal ini dilakukan agar pasar gas industri baik dalam bentuk cair maupun gas dapat dilayani dengan baik oleh Perusahaan. Teknologi

    Seiring dengan perkembangan Perusahaan yang demikian cepat dan telah meluas secara nasional, serta perkembangan globalisasi dan teknologi dunia yang pesat, saat ini Perusahaan telah mengimplementasikan sistem SAP beserta modul-modul terkini yang sudah terintegrasi untuk mendukung semua aktivitas usaha Perusahaan. Selain itu untuk memonitor sarana transportasi yang dimiliki dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada para pelanggan, Perusahaan memasang alat GPS di setiap sarana transportasi.

  • 30

    Dengan implementasi sistem SAP dan GPS ini, Perusahaan dapat meningkatkan efisiensi sehingga mampu melakukan penyempurnaan proses bisnis lebih efektif dan cepat secara berkesinambungan. Perusahaan juga mengembangkan Human Resource Information System (HRIS) yang bermanfaat untuk mengelola semua informasi mengenai karyawan, termasuk sistem penggajian, rekrutmen, pelatihan, competency, penilaian kinerja dan beberapa modul pendukung lainnya. Dengan adanya competency module, semua proses pengembangan sumber daya manusia akan mengacu pada competency yang telah ditetapkan. Proses administrasi pelatihan dan rekrutmen bisa dilakukan melalui web.

    Dengan semua fasilitas teknologi informasi yang telah tersedia, data-data dan informasi yang diperlukan dapat diolah melalui Sistem Informasi Manajemen (SIM) untuk kepentingan analisa, pengambilan keputusan dan perencanaan yang diperlukan Manajemen. Perusahaan dapat menentukan Key Performance Indicator (KPI) untuk setiap unit cabang dan unit usaha yang dapat dimonitor melalui fasilitas SIM ini. Riset dan Pengembangan

    Perusahaan memiliki sebuah departemen pengembangan usaha. Departemen ini memiliki tugas antara lain melakukan kajian untuk mendapatkan alternatif pengembangan usaha Perusahaan dan Entitas Anak. Apabila sebuah produk dipandang memiliki prospek penjualan yang baik di masa mendatang, Perusahaan akan mengambil sebuah pertimbangan untuk mendirikan sebuah unit usaha produksi yang baru atau menggunakan alternatif lainnya.

    Pada saat ini Perusahaan berfokus untuk melakukan pengembangan usaha secara nasional dan regional, dimana dalam setiap kegiatan pengembangan yang dilakukan, Perusahaan terlebih dahulu melakukan sebuah kajian kelayakan untuk menemukan keunggulan kompetitif dan perkembangan pertumbuhan ekonomi yang dimiliki suatu wilayah tertentu sehingga dengan dilakukannya kajian ini maka Perusahaan dapat memperkirakan tingkat keuntungan yang akan diperoleh apabila melakukan pengembangan usaha di suatu wilayah tertentu. Hingga saat ini, seluruh kegiatan pengembangan usaha yang dilakukan Perusahaan selalu memilih wilayah yang memiliki potensi.

    Untuk memenuhi permintaan konsumen, unit pengembangan usaha Perusahaan secara terus menerus melakukan kerjasama dengan bagian pemasaran Perusahaan untuk mengembangkan produk-produk yang memiliki nilai tambah bagi konsumen. Hingga saat ini Perusahaan juga melakukan kerjasama dengan berbagai pihak seperti perguruan tinggi nasional untuk mengembangkan berbagai produk gas industri yang berkualitas. Selain itu, Perusahaan juga aktif melakukan kerja sama dengan pihak perusahaan dari luar negeri seperti dari Jepang untuk memungkinkan adanya transfer teknologi serta pemutakhiran dalam aspek-aspek teknis maupun aplikasi. 7. Risiko-Risiko Usaha dan Manajemen Risiko 7.1. Risiko-Risiko Usaha Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan dan Entitas Anak menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil usaha Perusahaan dan Entitas Anak apabila tidak diantisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik. Perusahaan

  • 31

    menerapkan Manajemen Risiko di berbagai bidang. Manajemen Risiko ini diterapkan secara profesional dan berkesinambungan. Beberapa risiko usaha yang dihadapi oleh Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usahanya adalah sebagai berikut: Risiko Kesinambungan Pasokan Listrik Dalam melakukan kegiatan usahanya terutama dalam kegiatan produksi, Perusahaan membutuhkan kesinambungan pasokan listrik yang memadai untuk menjalankan fasilitas produksinya. Ketidaklancaran pasokan listrik dapat mengganggu kegiatan Perusahaan dalam memasok produk bagi konsumennya yang membutuhkan kontinuitas pasokan. Hal ini dapat berdampak terhadap struktur biaya dalam kegiatan usaha Perusahaan sehingga akan berpengaruh terhadap profitabilitas Perusahaan dan Entitas Anak. Risiko Produksi Berhenti Tidak Terduga Perusahaan dalam kegiatan produksi memiliki kemungkinan proses produksi berhenti tidak terduga yang disebabkan oleh faktor - faktor internal seperti mesin, peralatan maupun faktor-faktor dari luar. Proses produksi berhenti yang tidak terduga ini dapat mengganggu kegiatan Perusahaan dalam memasok produk bagi konsumennya yang membutuhkan kontinuitas pasokan. Hal ini dapat berdampak terhadap struktur biaya dalam kegiatan usaha Perusahaan sehingga akan berpengaruh terhadap profitabilitas Perusahaan dan Entitas Anak. Risiko Ketertinggalan Teknologi Perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya harus selalu mengikuti perkembangan teknologi agar mampu bersaing di pasar yang makin kompetitif. Perkembangan teknologi akan cenderung meningkatkan efisiensi kegiatan operasi maupun produksi. Oleh sebab itu apabila Perusahaan tidak mampu mengikuti perkembangan teknologi maka hal ini dapat berdampak terhadap profitabilitas Perusahaan.

    Risiko Keterlambatan Sumber Daya Manusia Dalam Mengikuti Perkembangan Teknologi Perkembangan teknologi harus diimbangi dengan peningkatan kemampuan sumber daya manusia melalui proses pembelajaran yang dilakukan secara berkesinambungan. Keterlambatan sumber daya manusia dalam mengadopsi teknologi yang terus berkembang tersebut akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan Perusahaan.

    Risiko Kecelakaan Kerja Produk Perusahaan dan Entitas Anak beberapa di antaranya merupakan produk gas yang dikemas dalam tabung bertekanan tinggi dan produk cair yang memiliki temperatur yang sangat rendah. Penanganan produk-produk ini harus dilakukan dengan hati-hati. Ketidakhati-hatian dalam penanganan produk ini dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Risiko Perekonomian Risiko perekonomian timbul karena perubahan perekonomian yang disebabkan oleh perubahan dalam bidang fiskal dan moneter, perubahan politik dan kondisi sosial. Hal

  • 32

    ini dapat berpengaruh terhadap kegiatan usaha Perusahaan karena pertumbuhan usaha Perusahaan juga tergantung pada pertumbuhan ekonomi. Risiko Harga Risiko harga adalah risiko fluktuasi atas nilai wajar atau arus kas dari instrumen keuangan yang disebabkan perubahan harga pasar, baik yang disebabkan oleh faktor-faktor spesifik dari instrumen individual atau faktor-faktor yang mempengaruhi seluruh instrumen yang diperdagangkan di pasar. Risiko Suku Bunga Risiko suku bunga adalah risiko fluktuasi atas nilai wajar atau arus kas dari instrumen keuangan yang disebabkan perubahan suku bunga pasar. Eksposur risiko tingkat bunga Perusahaan timbul terutama dari pinjaman yang diperoleh dari pinjaman bank. Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perusahaan akan mengalami kesulitan dalam memperoleh dana untuk memenuhi komitmennya terkait dengan instrumen keuangan. 7.2. Manajemen Risiko Manajemen risiko merupakan proses pengukuran atau penilaian risiko dan pengembangan strategi pengelolaannya serta memberikan dukungan informasi mengenai risiko bagi para pengambil keputusan. Sehubungan dengan risiko usaha yang dikemukakan sebelumnya, secara umum Perusahaan dan Entitas Anak melaksanakan beberapa manajemen risiko sebagai berikut: Risiko Kesinambungan Pasokan Listrik Terkait dengan risiko kesinambungan pasokan listrik yang berpotensi menyebabkan ketidaklancaran pasokan listrik dan berakibat terhambatnya kegiatan produksi selama beberapa waktu maka Perusahaan dan Entitas Anak menggunakan storage tank dengan kapasitas yang mampu memenuhi kebutuhan para pelanggannya selama beberapa hari. Perusahaan dan Entitas Anak juga memiliki fasilitas produksi dengan lokasi yang tersebar secara geografis yang dapat meminimalisir risiko terjadinya kegagalan penyerahan produk kepada pelanggannya. Perusahaan dan Entitas Anak juga menjalin aliansi strategis dengan perusahaan sejenis untuk saling menjamin kesinambungan pasokan. Risiko Produksi berhenti Tidak Terduga Untuk mengatasi kemungkinan produksi berhenti tidak terduga maka Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001-2008. Hal ini dilakukan agar segala potensi yang berpotensi menghambat kegiatan operasi Perusahaan dan Entitas Anak terutama dalam hal produksi dapat dieliminir. Selain itu, Perusahaan dan Entitas Anak juga menggunakan backup sistem yang memadai untuk selalu menjaga keberlangsungan pasokan bagi para pelanggannya, baik itu in house maupun storage tank di pelanggan, serta dukungan penuh jaringan aliansi untuk memenuhi kebutuhan suplai ke pelanggan.

  • 33

    Risiko Ketertinggalan Teknologi Dalam upaya mengatasi risiko ketertinggalan teknologi, Perusahaan dan Entitas Anak selalu mengikuti perkembangan dan perubahan teknologi terutama di bidang yang berkaitan dengan gas industri. Perusahaan dan Entitas Anak aktif mencari informasi, melakukan penelitian dan pengembangan, dan berperan serta dalam asosiasi-asosiasi industri gas baik lokal maupun internasional serta mengadopsi teknologi terbaru yang memiliki manfaat signifikan bagi Perusahaan dan Entitas Anak. Risiko Keterlambatan Sumber Daya Manusia Dalam Mengikuti Perkembangan Teknologi Perusahaan dan Entitas Anak secara aktif mengembangkan kemampuan sumber daya manusia yang dimilikinya melalui pelatihan-pelatihan dan pengembangan agar sumber daya manusia yang dimilikinya mampu mengikuti dan mengadopsi perkembangan teknologi yang sangat pesat. Pelatihan-pelatihan rutin dilakukan secara berkala dengan mengedepankan target-target yang ingin dicapai oleh Perusahaan dan Entitas Anak terkait dengan percepatan sumber daya manusianya agar mampu mengikuti perkembangan yang ada di bidang gas industri terutama di bidang teknologi. Risiko Kecelakaan Kerja Untuk mengatasi risiko kecelakaan kerja, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan kebijakan HSE (Health and Safety Environment) dan K3 (Keamanan dan Keselamatan Kerja) secara ketat dan menyeluruh. Sarana dan prasarana yang digunakan seperti tabung-tabung bertekanan tinggi selalu diuji hidrostatis secara rutin dan berkala. Para pekerja diwajibkan menggunakan alat-alat penunjang keselamatan kerja seperti sarung tangan, safety googles, dan peralatan penunjang lainnya. Risiko Perekonomian Dalam mengantisipasi risiko perekonomian yang beberapa diantaranya disebabkan oleh perubahan dalam bidang fiskal dan moneter, perubahan kondisi politik dan sosial, Perusahaan dan Entitas Anak melakukan diversifikasi pasar dengan senantiasa memasarkan produk gas pada berbagai sektor dan memberikan perhatian lebih pada sektor-sektor yang tahan terhadap kondisi apapun seperti sektor medis. Perusahaan dan Entitas Anak juga selalu berupaya mengembangkan aplikasi produk gas industri agar dapat digunakan untuk macam-macam keperluan pada berbagai sektor industri. Risiko Harga Untuk mengatasi risiko perubahan harga maka dalam menentukan harga pada perjanjian kontrak Perusahaan menerapkan formulasi harga yang melibatkan variabel tarif dasar listrik, Indeks Harga Konsumen (IHK) dan bahan bakar minyak (BBM) serta secara berkala melakukan peninjauan ulang apabila salah satu dari variabel tersebut mengalami perubahan. Risiko Suku Bunga Eksposur risiko tingkat bunga Perusahaan timbul terutama dari pinjaman yang diperoleh dari pinjaman bank. Perusahaan memandang tingkat suku bunga pinjaman bank sangat kompetitif dan risiko dalam berinvestasi akan memberikan hasil yang

  • 34

    sangat memadai. Sehingga untuk meminimalisasi risiko tingkat suku bunga maka Perusahaan aktif melakukan review atas pinjaman yang diberikan oleh bank. Risiko Likuiditas Untuk mengelola risiko likuiditas, Perusahaan menerapkan manajemen risiko likuiditas yang berhati-hati dengan mempertahankan saldo kas yang cukup yang berasal dari penagihan hasil penjualan dan juga dapat memperoleh dana tambahan melalui lembaga perbankan. 7.3. Pandangan (Review) Terhadap Efektivitas Sistem Manajemen Risiko Sistem manajemen risiko yang telah diterapkan Perusahaan secara umum dapat berjalan efektif dalam memininalisir bahkan mengeliminasi risiko-risiko yang ada tersebut. Seiring dengan berkembangnya situasi dan kondisi internal dan eksternal Perusahaan, maka tetap dilakukan pengembangan, perbaikan bahkan pembaharuan sistem manajemen risiko yang telah ada agar kebijakan yang berjalan adalah kebijakan yang bersifat pencegahan (preventif). 8. Kinerja Operasional 8.1. Produksi

    Pada tahun 2011 jumlah gas yang diproduksi adalah sebesar 110,7 juta meter kubik. Di tahun 2012 jumlah gas yang diproduksi adalah sebesar 170,8 juta meter kubik meningkat sebesar 54,3% dibandingkan jumlah gas yang diproduksi di tahun 2012. Sedangkan di tahun 2013 jumlah gas yang diproduksi adalah sebesar 196,4 juta meter kubik meningkat sebesar 15% dibandingkan jumlah gas yang diproduksi di tahun 2012. Secara umum dapat dikatakan bahwa jumlah produksi Perusahaan masih menunjukkan trend yang meningkat.

    Produksi PT Aneka Gas Industri Tahun 2011-2013

    (Dalam Juta Meter Kubik)

    Pada tahun 2013 terdapat peningkatan kapasitas produksi sebesar 25,7% apabila dibandingkan dengan kapasitas produksi tahun 2012.

    0 20 40 60 80

    100 120 140 160 180 200

    2011 2012 2013

    110.7

    170.8 196.4

  • 35

    Sementara pada tahun 2012 terdapat peningkatan kapasitas produksi sebesar 41,3% apabila dibandingkan dengan kapasitas produksi tahun 2011. 8.2. Penjualan

    Kinerja Penjualan PT Aneka Gas Industri menunjukkan trend peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Penjualan PT Aneka Gas Industri di tahun 2011 adalah sebesar Rp. 724.384 juta. Di tahun 2012 nilai penjualan meningkat sebesar 18,57% menjadi Rp. 858.905 juta. Sedangkan di tahun 2013 penjualan PT Aneka Gas Industri adalah sebesar Rp. 972.104 juta meningkat sebesar 13,17% dibandingkan penjualan PT Aneka Gas Industri di tahun 2012. Secara umum dapat dikatakan bahwa penjualan PT Aneka Gas Industri masih menunjukkan trend yang meningkat.

    Peningkatan penjualan PT Aneka Gas Industri pada tahun 2013 ini disumbang oleh adanya kenaikkan volume penjualan sebesar 19% dan pada saat yang sama terjadi penurunan harga jual sebesar 6%. Penurunan harga ini terjadi karena adanya perpindahan metode pasokan gas industri kepada pelanggan dari sebelumnya menggunakan metode bulk (dalam bentuk cair) yang menggunakan sarana distribusi seperti road tank menjadi pipeline yang lebih efisien dan karena meningkatnya kebutuhan dari para pelanggan.

    Penjualan PT Aneka Gas Industri

    Tahun 2011-2013 (Dalam Juta Rupiah)

    8.3. Penjualan PT Aneka Gas Industri Tahun 2013 Berdasarkan Sektor

    Gas industri merupakan gas yang sangat dibutuhkan oleh berbagai sektor usaha bahkan juga dibutuhkan sebagai salah satu penunjang kehidupan. Oleh sebab itu pemakai gas industri merata ke hampir semua sektor dari sektor dengan teknologi sederhana / tradisional hingga sektor dengan teknologi canggih.

    -

    100,000

    200,000

    300,000

    400,000

    500,000

    600,000

    700,000

    800,000

    900,000

    1,000,000

    2011 2012 2013

    724,384 858,905

    972,104

  • 36

    9. Penambahan Aset Tetap dan Ekspansi Pada tahun 2013, Perusahaan mulai melakukan pembangunan beberapa pabrik penghasil gas industri (Air Separation Plant) dan sarana penunjang pemasaran yang menyebabkan penambahan aset tetap sebesar Rp. 617.518 juta hingga akhir tahun 2013. Diharapkan pembangunan pabrik penghasil gas industri (Air Separation Plant) ini akan beroperasi di tahun 2014 dan 2015. Terdapat ikatan material untuk barang modal tersebut yaitu ikatan jaminan fidusia dengan Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri. Pendanaan untuk melakukan penambahan aset tetap tersebut dalam mata uang Rupiah. 10. Kinerja Keuangan 10.1. Neraca Komposisi aset Entitas dan Entitas Anak adalah sebagai berikut:

    Agriculture, 2.3% Automotive & Transportation, 1.2% Chemicals &

    Petrochemicals, 1.0%

    Electronics & Electricals, 3.0%

    Foods & Beverage , 3.7%

    Glass, Cement & Lime , 1.1%

    Medical , 20.0% Metallurgy, 9.2%

    Mining, 1.6% Oils & Gas , 6.3%

    Retail, 37.7%

    Shipyard & Engineering, 7.0%

    Workshop, 5.9%

  • 37

    (dalam jutaan Rupiah) Keterangan

    Aset:

    Aset Lancar

    Kas dan setara kas 80,171 -78.28% 369,102

    Investasi jangka pendek 10,025 -81.64% 54,608

    Piutang usaha

    128,231 16.53% 110,037 Pihak berelasi 3,303 268.64% 896

    Piutang lain-lainPihak ketiga 4,242 61.35% 2,629 Pihak berelasi 25,419 254090.00% 10

    Persediaan 116,218 25.43% 92,657 Uang muka pembelian 193,780 503.21% 32,125 Pajak dibayar di muka 13,884 312.60% 3,365 Biaya dibayar di muka 7,501 118.62% 3,431

    Jumlah Aset Lancar 582,774 -12.87% 668,860

    Aset Tidak Lancar

    Penyertaan Saham - - 8,640

    1,954,717 46.18% 1,337,199

    33 - -Biaya pra operasi - - -Aset tidak lancar lainnya 18,392 68.27% 10,930

    Jumlah Aset Tidak Lancar 1,973,142 45.43% 1,356,769

    Jumlah Aset 2,555,917 26.18% 2,025,629

    Aset tetap setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp449.432 pada tahun 2013, Rp358.426 pada tahun 2012

    Rugi ditangguhkan atas transaksi jual dan sewa balik aset sewa pembiayaan

    Pihak ketiga setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp2.572 pada tahun 2013 dan Rp2.511 pada tahun 2012

    2013 Perubahan31-Dec

    2012

    Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. Posisi aset Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp2.555.917 juta mengalami kenaikan sebesar Rp530.288 juta atau sebesar 26.18% dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2012 yang berjumlah Rp2.025.629 juta. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh naiknya saldo piutang usaha, piutang lain-lain, persediaan, uang muka pembelian, pajak dibayar di muka, biaya dibayar di muka, penyertaan saham, aset tetap dan aset tidak lancar lainnya dari Perseroan dan Entitas Anak masing-masing sebesar Rp20.601 juta, Rp27.022 juta, Rp23.651 juta, Rp161.655 juta, Rp10.519 juta, Rp4.070 juta, Rp617.518 juta dan Rp7.462 juta atau sebesar 18,57%, 1.023,85%, 25,43%, 503,21%, 312,6%, 118,62%, 46,18%, dan 68,27% masing-masing dari sebesar Rp110.037 juta, Rp896 juta, Rp2.629 juta, Rp10 juta, Rp92.657 juta, Rp32.125 juta, Rp3.365 juta, Rp3.431 juta, Rp1.337.199 juta, Rp10.930 juta pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi Rp128.231 juta, Rp3.303 juta, Rp4.242 juta,

  • 38

    Rp25.419 juta, Rp116.218 juta, Rp193.780 juta, Rp13.884 juta, Rp7.501 juta, Rp1.954.717 juta, Rp33 juta, Rp18.392 juta. Piutang usaha Perseroan dan Entitas Anak meningkat dari sebesar Rp20.601 juta menjadi sebesar Rp131.534 juta atau sebesar 18,57% terutama disebabkan karena meningkatnya volume penjualan. Piutang lain-lain Perseroan dan Entitas Anak meningkat dari sebesar Rp2.639 juta menjadi sebesar Rp29.661 juta atau meningkat sebesar 1.023,85% karena adanya peningkatan piutang terhadap pihak ketiga dan piutang pihak berelasi. Persediaan Perseroan dan Entitas Anak meningkat dari sebesar Rp23.561 juta menjadi sebesar Rp116.218 juta atau sebesar 25.43% terutama disebabkan karena meningkatnya pembelian suku cadang dan bahan pembantu serta barang dagangan. Uang muka pembelian Perseroan dan Entitas Anak meningkat dari sebesar Rp32.125 juta menjadi Rp193.780 juta atau sebesar 503,21% karena adanya pembelian mesin-mesin baru yang membutuhkan uang muka. Pajak dibayar di muka Perseroan dan Entitas Anak meningkat dari sebesar Rp3.365 juta menjadi Rp13.884 juta atau sebesar 312,6%. Demikian pula dengan biaya dibayar dimuka. Biaya dibayar di muka Perseroan dan Entitas Anak meningkat dari sebesar Rp3.431 juta menjadi Rp5.501 juta atau sebesar 118,62% karena adanya pembangunan pabrik-pabrik baru yang membutuhkan biaya dibayar dimuka. Aset tetap Perseroan dan Entitas Anak meningkat dari sebesar Rp1.337.199 juta menjadi sebesar Rp1.954.717 juta atau sebesar 46.18% terutama disebabkan karena adanya penambahan mesin dan peralatan serta penambahan aset tetap. Aset tidak lancar lainnya Perseroan dan Entitas Anak meningkat dari sebesar Rp10.930 juta menjadi sebesar Rp18.392 juta atau sebesar 68.27% terutama disebabkan adanya penambahan aset tidak lancar lainnya.

    Aset Entitas dan Entitas Anak Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2013

    (Dalam Jutaan Rupiah)

    2,025,629

    2,555,917

    0

    500,000

    1,000,000

    1,500,000

    2,000,000

    2,500,000

    3,000,000

    2012 2013

  • 39

    Komposisi liabilitas Entitas dan Entitas Anak adalah sebagai berikut:

    (dalam jutaan Rupiah) Keterangan

    LIABILITAS:Liabilitas Jangka Pendek

    Hutang bank 168,597 52.83% 110,315 Hutang usaha

    Pihak ketiga 79,373 36.48% 58,159 Pihak berelasi 152,317 205.16% 49,913

    Hutang Lain-Lain 9,186 - 1,732 Hutang pajak 7,948 22.00% 6,515 Beban masih harus dibayar 22,909 -17.84% 27,885 Uang muka pelanggan 5,105 6.31% 4,802 Jaminan Pelanggan 14,787 28.49% 11,508

    Hutang jangka panjang - bagian yang jatuh tempo dalam waktu 1 (satu) tahun Bank 60,741 95.42% 31,082 Sewa pembiayaan 14,210 12.33% 12,650 Lembaga keuangan 1,969 -21.30% 2,502 Obligasi - - 239,612 Hutang pihak berelasi 37,865 36.51% 27,738

    Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 575,007 -1.61% 584,413

    Liabilitas Jangka Panjang

    Hutang pihak berelasi 17,486 - -

    Liabilitas pajak tangguhan 15,065 10.04% 13,691

    Hutang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam 1 (satu) tahun Bank 742,350 112.89% 348,697 Sewa pembiayaan 12,408 1.04% 12,280

    Lembaga keuangan 3,133 -11.27% 3,531

    Obligasi 386,536 -2.36% 395,890

    Laba ditangguhkan atas transaksi jual dan sewa-balik aset sewa pembiayaan - - 26

    Liabilitas diestimasi atas imbalan kerja 11,271 27.73% 8,824 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 1,188,249 51.77% 782,939

    JUMLAH LIABILITAS 1,763,256.00 28.95% 1,367,352

    31-Dec20122013 Perubahan

    Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. Posisi liabilitas Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp1.763.256 juta mengalami kenaikan sebesar Rp395.904 juta atau sebesar 28,95% dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2012 yang berjumlah Rp1.367.352 juta. Kenaikan liabilitas ini terutama

  • 40

    disebabkan oleh naiknya liabilitas jangka panjang Perseroan dan Entitas Anak dari sebesar Rp782.939 juta tanggal 31 Desember 2012 menjadi sebesar Rp1.188.249 juta pada tanggal 31 Desember 2013 atau meningkat sebesar 51,76%. Liabilitas jangka pendek malah mengalami penurunan dari Rp584.413 juta pada tanggal 31 Desember 2013 menjadi Rp575.007 pada tanggal 31 Desember 2013 atau turun sebesar 1,61%.. Pada tanggal 31 Desember 2013, hutang bank yang masuk ke dalam liabilitas jangka panjang yang dimiliki Perseroan dan Entitas Anak tercatat sebesar Rp 742.350 juta mengalami kenaikan sebesar Rp393.653 juta atau sebesar 112,89% dibandingkan dengan hutang bank pada tanggal 31 Desember 2012 yang berjumlah Rp348.697 juta. Hutang bank jangka panjang mengalami kenaikan karena adanya tambahan fasilitas kredit dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang diperoleh SGI, Entitas Anak untuk membiayai Kredit investasi pembangunan ASP di Bontang. Dan adanya tambahan fasilitas kredit dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk untuk membiayai pembangunan ASP Perseroan di Bitung dan Medan. Selain hal tersebut, Perseroan juga melakukan penambahan fasilitas kredit dari PT Bank Syariah Mandiri pembelian peralatan ASP. Hutang pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp17.486 juta, sedangkan pada tanggal 31 Desember 2012 tidak terdapat hutang pihak berelasi. Liabilitas pajak tangguhan dan liabilitas diestimasi atas imbalan kerja pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp15.065 juta dan Rp11.271 juta, meningkat sebesar Rp1.374 juta dan Rp2.477 juta atau sebesar 10,04% dan 27,73% apabila dibandingkan dengan liabilitas pajak tangguhan dan liabilitas diestimasi atas imbalan kerja pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terjadi sehubungan dengan peningkatan aktivitas bisnis Perseroan dan Entitas Anak dan peningkatan imbalan kerja di tahun 2013. Hutang sewa pembiayaan dalam yang termasuk dalam hutang jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam 1 (satu) tahun pada tanggal 31 Desember 2013 sedikit mengalami peningkatan apabila dibandingkan posisi pada tanggal 31 Desember 2012. Hutang sewa pembiayaan pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp. 12.407 juta meningkat sebesar Rp127 juta atau sebesar 1,03% apabila dibandingkan dengan hutang sewa pembiayaan pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp12.280 juta. Meskipun secara umum, liabilitas jangka pendek pada tanggal 31 Desember 2013 yang besarnya adalah Rp575.007 juta mengalami penurunan sebesar Rp9.406 juta atau menurun 1,61% apabila dibandingkan dengan liabilitas jangka pendek pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar 584.413 juta. Namun penurunan ini cenderung disebabkan oleh adanya Hutang Obligasi dan Sukuk Ijarah yang jatuh tempo di tahun 2013. Terdapat beberapa akun yang mengalami kenaikkan signifikan seperti hutang bank dan hutang usaha. Hutang bank pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp168.597 juta mengalami kenaikkan sebesar Rp59.282 juta atau sebesar 52,83% apabila dibandingkan hutang bank pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar 110.315 juta.

  • 41

    Hutang usaha pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp. 231.690 juta atau meningkat sebesar Rp123.618 juta (114,38%) apabila dibandingkan dengan hutang usaha pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp108.072 juta. Kenaikan hutang usaha karena adanya kenaikan aktivitas pembelian bahan baku dan barang dagangan dari Perseroan dan Entitas Anak. Pembelian Perseroan dan Entitas Anak terutama didenominasi dengan mata uang Rupiah dan mata uang dolar Amerika Serikat. Perseroan dan Entitas Anak tidak melakukan aktivitas lindung nilai terhadap sebagian porsi eksposur risiko mata uang asing, Perseroan dan Entitas Anak menyeimbangkan arus kas dengan kenaikan nilai kas dan setara kas, kenaikan nilai piutang usaha dan aset tidak lancar lainnya yang didenominasi dengan mata uang asing. Selain hal-hal tersebut di atas, terdapat peningkatan pada hutang lain-lain, hutang pajak, uang muka pelanggan dan jaminan pelanggan pada tahun 2013. Posisi hutang lain-lain, hutang pajak, uang muka pelanggan dan jaminan pelanggan pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp9.186 juta, Rp7.948 juta, Rp5.105 juta dan Rp14.787. Masing-masing meningkat sebesar Rp7.454 juta, Rp1.433 juta, Rp303 juta dan Rp3.279 juta atau 430,37%, 22%, 6,31% dan 28,49% apabila dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp1.732 juta, Rp6.515 juta, Rp4.802 juta dan Rp11.508 juta. Peningkatan pada hutang lain-lain, hutang pajak, uang muka pelanggan dan jaminan pelanggan pada tahun 2013 terjadi ini sehubungan dengan peningkatan aktivitas bisnis Perseroan dan Entitas Anak. Komposisi Ekuitas Entitas dan Entitas Anak adalah sebagai berikut:

    (dalam jutaan Rupiah) Keterangan

    EKUITAS:Modal saham 515,000 28.75% 400,000

    Selisih kurs dari tambahan modal disetor 17,600 - 17,600

    Tambahan modal disetor 3,381 - -

    Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas Sepengendali - - 3,381 Saldo laba 143,665 -7.28% 154,939 Sub - Jumlah 679,646 18.01% 575,920 Kepentingan Non Pengendali 113,014 37.22% 82,357

    Jumlah Ekuitas 792,660 20.41% 658,277

    31-Dec2012Perubahan2013

    Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. Posisi ekuitas Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp792.660 juta mengalami kenaikan sebesar Rp134.383 juta atau sebesar 20.41% dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2012 yang berjumlah Rp658.277 juta. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya modal saham dan kepentingan non pengendali Perseroan dan Entitas Anak masing-masing sebesar Rp115.000 juta, dan 30.657 juta atau sebesar 26,75% dan 37,22% dari sebesar Rp400.000 juta dan Rp83.357 pada tanggal 31 Desember 2012

  • 42

    menjadi sebesar Rp515.000 juta, Rp154.939 dan Rp113.014 pada tanggal 31 Desember 2013. Kenaikan modal ditempatkan dan disetor penuh disebabkan karena adanya peningkatan setoran modal oleh PT Aneka Mega Energi sebesar Rp112.700 juta dan Rachmat Harsono sebesar Rp2.300 juta.

    Liabilitas dan Ekuitas Entitas dan Entitas Anak Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2013

    (dalam jutaan Rupiah)

    10.2. Laba Rugi Komposisi laba rugi Entitas dan Entitas Anak adalah sebagai berikut:

    (dalam jutaan Rupiah)

    Keterangan

    Penjualan bersih 972,105 13.18% 858,906 Beban pokok penjualan (552,404) 17.88% (468,614)Laba kotor 419,701 7.54% 390,292 Pendapatan lain-lain 20,783 602.13% 2,960 Beban penjualan (129,501) 6.94% (121,093)Beban umum dan administrasi (129,137) 19.69% (107,892)Beban lain-lain (880) -98.49% (58,169)Beban Keuangan (76,189) 2874.97% (2,561)Laba sebelum taksiran beban pajak 104,777 1.20% 103,537 Taksiran beban pajakTahun berjalan Tidak Final (24,909) 9.25% (22,800) Final (362) - (341)Tangguhan (1,373) -59.51% (3,391)Jumlah taksiran beban pajak (26,644) 0.42% (26,532)

    Laba tahun berjalan 78,133 1.46% 77,005 Pendapatan komprehensif lain - - - Jumlah Laba Komprehensif Tahun Berjalan 78,133 1.46% 77,005 Jumlah laba komprehensif tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada:Pemilik entitas induk 68,726 4.45% 65,799 Kepentingan nonpengendali 9,407 -16.05% 11,206 Jumlah Laba Komprehensif Tahun Berjalan 78,133 1.46% 77,005

    20122013 Perubahan31-Dec

    1,367,352

    1,763,256

    658,277 792,660

    0 200,000 400,000 600,000 800,000

    1,000,000 1,200,000 1,400,000 1,600,000 1,800,000 2,000,000

    2012 2013

    Liabilitas Ekuitas

  • 43

    Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. Laba tahun berjalan Perseroan dan Entitas Anak yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp68.726 juta dimana terdapat kenaikan sebesar Rp2.927 juta atau sebesar 4,45% bila dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yaitu sebesar Rp65.799 juta. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan laba kotor, pendapatan lain-lain dan laba sebelum taksiran beban pajak Perseroan dan Entitas Anak masing-masing sebesar Rp29.409 juta, Rp17.823 juta dan Rp1.240 juta atau sebesar 7,54%, 602,13% dan 1,2% masing-masing dari sebesar Rp390.292 juta, Rp2.960 juta dan Rp103.537 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi sebesar Rp419.701 juta, Rp20.783 juta dan Rp104.777 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013. Penjualan Bersih Penjualan Bersih Entitas dan Entitas Anak diperoleh dari hasil penjualan Produk Gas serta Jasa dan Peralatan.

    (dalam jutaan Rupiah)

    Keterangan2013 Perubahan 2012

    Penjualan bersih:Produk gas 888,048 12.14% 791,891 Jasa dan peralatan 84,057 25.43% 67,014 Jumlah 972,105 13.18% 858,905

    31-Dec

    Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. Penjualan bersih Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp972.105 juta dimana terdapat kenaikan penjualan bersih sebesar Rp113.199 juta atau sebesar 13.18% bila dibandingkan dengan penjualan bersih Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yaitu sebesar Rp858.906 juta. Kenaikan ini disebabkan oleh adanya peningkatan penjualan gas dan jasa dan peralatan Perseroan dan Entitas Anak sebesar Rp96.157 juta dan Rp17.043 atau sebesar 12,14% dan 25,43% dari sebesar Rp791.891 juta dan Rp67.014 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi sebesar Rp888.048 juta dan Rp84.057 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.

    Peningkatan penjualan gas Perseroan dan Entitas Anak disebabkan meningkatnya volume penjualan dengan mulai beroperasinya plant baru Perseroan dan Entitas Anak di wilayah Jawa dan luar Jawa serta adanya pengembangan aplikasi baru yang ditawarkan oleh Perseroan dan Entitas Anak. Selain itu beberapa pelanggan beralih ke metode pasokan pipeline karena terjadinya peningkatan kebutuhan gas industri dan tidak efisien apabila dipasok dengan menggunakan metode pasokan sebelumnya yang menggunakan road tank. Hal-hal tersebut membuat terjadinya

  • 44

    kenaikkan volume penjualan sebesar 19% dan pada saat yang sama terjadi penurunan harga jual sebesar 6%. Beban Pokok Penjualan Beban pokok penjualan Perseroan dan Entitas Anak terdiri dari biaya pemakaian bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan beban pabrikasi, yang ketiganya merupakan beban pokok produksi. Selain itu, terdapat juga biaya persediaan barang jadi dan barang dagangan.

    (dalam jutaan Rupiah) Keterangan

    2013 Perubahan 2012

    Pemakaian bahan baku 90,003 17.98% 76,286 Tenaga kerja langsung 17,378 27.21% 13,661 Beban pabrikasi 251,338 18.40% 212,279 Beban pokok produksi 358,719 18.69% 302,226 Persediaan barang jadi dan barang dagangan Awal tahun 38,787 3.59% 37,444 Pembelian-bersih 164,938 20.95% 136,373 Akhir tahun (53,987) 39.19% (38,787)Instalasi 43,945 40.14% 31,357 Beban pokok penjualan 552,402 17.88% 468,613

    31-Dec

    Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. Beban pokok penjualan Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp555.402 juta dimana terdapat kenaikan beban pokok penjualan sebesar Rp83.789 juta atau sebesar 17.88% bila dibandingkan dengan beban pokok penjualan Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yaitu sebesar Rp468.613 juta. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan pemakaian bahan baku, tenaga kerj