Upload
dinhdang
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Anik Widijanti
Laboratorium Patologi Klinik RSU Saiful Anwar / FKUB Malang
KADAR ELEKTROLIT ABNORMAL
TIMBUL KELAINAN
PEMERIKSAAN ELEKTROLIT
ANION = ION NEG
BERGERAK KE ANODAHPO4
2-
H2PO3-
SO4-
Cl-
HCO3-
Laktat
KATION = ION POS
BERGERAK KE KATODANa+
Ca++
K+
Mg++
Trace element
ELEKTROLIT UTAMANa+, K+, Cl-, HCO3
-
ELECTROLYTE PROFILE
ELEKTROLIT TUBUH
Na
plasma
11 %
(16 %)
Na ISF jaringan ikat & Tulang rawan
12 % (17 %)ICW
2.5 %
(3 %)
TCW
2.5 %
(3 %)Na ISF 29 % (41 %)
Na Tulang dpertukarkan 13 % (20 %)
Na tulang tetap 30 % (-)
INTAKE50-200 mmol/hr
KESEIMBANGAN
SODIUMOUT-PUT
(-) : % yg
dipertukarkan
% ase Na
total tubuh Kation mayor E.C.W : 1/2 kekuatan osmotik plasma
Mempertahankan distribusi air & tek osmotik ECW
97 - 98 % DI- rongga ECW (dapat dipertukarkan)
2 - 3 % DI- rongga ICW (dapat dipertukarkan)
N : 55 mmol
per kg BB
Intake NaDewasa : 50-200 mmol/hr
Pen lain :130–260 mmol/hr Out-put Na
Kuantitas / tipe
makanan
8-15 g NaClGastro Instestinal
1 - 2 mmol/hr ( N kecil )
Kulit/ keringat 50 mmol/hr
Ginjal: utama
Difiltrasi glomerulus
Ekskresi (+) < 1 %
KESEIMBANGAN SODIUM
Na Plasma
Sel / jar
Di-reabsorbsi lagi
- 70 % T proksimalis
- 15 % Loop of Henle
- 5 % T distalis
- 5 % T colleg cortex
- 5 % T colleg medulaGinjal: utamaDifiltrasi glomerulus
Ekskresi (+) < 1 %
Gastro instestinal1 - 2 mmol/hr
( N :Kecil )
Kulit /
Keringat
50 mmol/hr
Luka bakarDiare ?
Na Hilang >100 mmol/hr
Turn over N 8 L/Hr
KESEIMBANGAN SODIUM
Aldosteron
Cystic
Fibrosis
Suhu /Fisik
Out put Na
HIPERNATREMIA
Sodium (E.S.) → ECW
ECW Ab N (ISF) : Oedema
Gagal jantung
Penyakit hati
Sindroma nefrotik
Hiperaldosteronisme
Kehamilan
HIPONATREMIA
Diare berat /drainage G.I
Keringat berlebihan
(Cystic Fibrosis)
Luka bakar luas
Hipoaldosteron
Diuretik yg menghambat
reabsorbsi Sodium
POTASIUM / KALIUM
Kation mayor tubuh
K intraselular > 98 % I .C.W. (150 - 160 mmol/L)
K E.C.W : 3.5 - 5.0 mmol/L
Dipengaruhi K-ATP-ase pump dipenuhi dari energi
oksidatif transport aktif K ke sel melawan gradient
konsentrasi
Pompa : mempertahankan ionic gradient ( transmisi
impuls syaraf, kontraktilitas otot jantung, & skeletal)
ICW
98 % K+
150-160 mmol/l
ICW
98 % K+
150-160 mmol/L
ECW
2% (3.5-5.0 mmol/L)
Intake50-100 mmol/hrAsidosis
Stimulasi adrenargik
Hipoksia jaringan
Usia, seks
Massa otot
Insulin
Aldosteron
Stim adrenargik
Alkalosis Output
Alkalosis
K+ ECW
K+ ECW Ke ICW
K+ ICW
Sekresi K+
Ginjal
Gastro instinalN < 5 mmol /hari
KulitN : kecil
Urine / ginjalHomeostasis Na
< 5 mmol /hari
Kuantitas
tipe makanan
K Total = 50 mmoL/Hr
KESEIMBANGAN
POTASIUM
Gx Hiperkalemia
Perubahan ECG
Aritmia jantung
Kelemahan otot
Parestesis
Bahaya Hiperkalemia
Aritmia jantung
Cardiac arrest
HiperkalemiaK+ ICW ECW
Asidosis
Crush injuries
Hipokssia jaringan
Defisiensi insulin
Overdosis digitalis
Intake potasium
Output potasium
Pseudo hiperkalemia
Hemolisis, lekositosis, olah raga tangan, tornikuet
ketat,vena punksi, pengelupasan kulit
GEJALA HIPOKALEMIAAnoreksia,vomit
Distensi abdomen
Kejang otot
Rasa tak enak
Parestesi
Perubahan ECG, aritmia
Tak mampu konsentrasi urine
(Poliuri, polidipsi)
Letargi,confious
PENYEBAB HIPOKALEMIA
Hipokalemia nefrogenik
Hipokalemia enterogenik
Lain-lain
* Defisiensi makanan
* Latihan fisik berat di suasana panas
* Lisosimuria pada lekemia
* Alkoholisme
* Tirotoksikosis
* Post resusitasi
* Drug induced (betaminetik, teofilin)
PENYEBAB HIPOKALEMIA
Kelebihan mineralokortikoid
Kelebihan glukokortikoid
Kelainan kongenital pembuangan kalium
* Sindrom Barter, non Barter kongenital
* Sindrom Liddle
Penyakit ginjal intrinsik
Anion tak direabsorpsi
* Obat : penicilin, nafcilin, carbenicilin, ticarcilin
* Diabetik ketoasidosis
* beban alkali
ISF dapat diperiksa 27 %
17 % ISF jaringan penyangga
& tulang rawan
15 % ISF tulang
Intake50-200 mmol/hr
Out-put
Keseimbangan
Klorida
Cl-
Plas
ma
14%
ICW
12 %
TCW
5 %
Kulit 40 mEq/L
Variabel
Cystic Fibrosis> 200 mmol/hr
Aldosteron Ginjal(utama)
Gastro instestinal
1 - 2 mmol/hari
Diare berat> 10 mmol/hr
ISE (elektrokimia) Flame Fotometer Spektrofotometer
Mengukur perbedaan
elektrik potensial
antara 2 elektrode pd
sel elektrokimia.
Ion kontak dg
membran elektrode,
timbul tegangan kecil,
diukur & dibandingkan
dg elektrode referens
Sampel diencerkan
dg diluen Li / Cs
Diaspirasikan ke
propane-air flame.
Ion excited melewati
interferns filter ke
fotodetektor, dibaca
pd tertentu.
Aktivasi ensim
Deteksi perubahan
spektral yg terjadi jk
Na+/K+ berikatan dg
macrocyclic
chromophore
Pemeriksaan dg
fluoresensi
Perbedaan prinsip pengukuran Na, K, Cl
Ion Selective Electrode FAES /flame
fotometer
Spektro
fotometerIndirek Direk
dipakai Saat ini dipakai > 90 % lab < 1996 referen Lab kecil
Alat Besar,otomatis(+) POCT Spesifik Alat kecil
Sifat Selektifitas analitik
< baik
Alat kecil Eksitasi suhu Lb mahal,
kemampuan <
Interfe
rens
Hiper-Trigliser (+)
Protein, glob (+)
Trigliser (-)
Protein (-)
Trigliserida (+)
Protein (+)
Tergantung
metode
dipakai
Prinsip Perubahan potentiometri Eksitasi atom
emisi foton
Lihat spektro
Dilusi (+) (-) (+) (-)
Bahan Serum, urine,
cairan tubuh
Serum,
whole blood
Serum, urine,
CSF, cairan
tubuh lain
Serum, urine
Perbedaan berbagai pengukuran Na, K, Cl
Metode spektrofotometri
Aktivasi ensim (kinetik) Macrocyclic chromophore
Aktivasi ensim β-
galactosidase oleh Na+ →
menghidrolisa 0-nitrophenyl
-β-D-galactopyranoside
(ONPG). Kecepatan
produksi nitrofenol
(chromophore) dibaca pd
420 nm
(Polycyclic ethers, crowns
ethers, cryptans, cryptahemi-
spherands) : molekul dg atom
yg mengorganisasi untuk
membentuk rongga, di mana ion
logam akan berikatan dg
afitinitas tinggi → perubahan
spektral diukur
Ketidaksesuaian hasil elektrolit ok
faktor preanalitik & analitik
Pseudohiperkalemia (pre-analitik)
Hemodilusi sampel ok berbagai sebab
Pseudohiponatremia (analitik)
Diare : Kalium = 6,5 meq/l (tak dipercaya)
Kontrol kualitas baik, sampel lisis [tinggi palsu]
Diperiksa ulang dg sampel baru tanpa lisis : Kalium
2,85 meq/L [hasil dipercaya klinisi]
Kasus preanalitik ok sampel lisis
PSEUDO-HIPERKALEMIA
Kasus preanalitik : sampel hemodilusi
Kadar elektrolit rendah palsu pada post
obstruktif diuresis dari penderita BPH
Pria 81 th : 7 hr tidak bisa B.A.K ok BPH.
Keadaan : lemah, keseimbangan tak stabil, ektrimitas
bawah edem. Saat tiba di R.S, diambil darah & urine
diperiksa DL, UL, elektrolit, faal ginjal : beberapa analit
berubah kadarnya sesudah keluar Cairan tubuh (urine)
11-03-10
Jam 18.00
11-03-10
Jam 20.00
12-03-10
Jam 8.00
Natrium : mmmol/L 107 114 122
Kalium : mmmol/L 2.30 2.70 2.80
Klorida : mmmol/L 75 79 85
Hb : g/dl 11.5 - - 13.9
Albumin : g/dl 2.66 - 4.22
Ureum : mg/dl 76.8 - 81.7
Kreatinin : mg/dl 3.60 - 2.65
Datang dikateter Urine 2.3 L 12 jam kmd Urine 4 L
Perkembangan perubahan elektrolit pd
post obstruktif diuresis
BPH : PSA 32,05 ng/ml (1 mgg tak b.a.k)
Post obstruktif diuresisOverhidrasi : total cairan tubuh meningkat
Setelah cairan keluar 2,3 L
Na, K, Cl meningkat
Urine keluar lagi 4 L
Na, K, Cl meningkat, juga
Hb & albumin, namun
ureum, kreatinin menurun.
Cairan hipotonik >>>
osmolaritas plasma
Cairan E.C ke intraselular.
Perpindahan kompartemen
cairan >> & dilusi elektrolit
Na & K tanpa Gx klinik,Hb
, ureum & kreatinin
PSEUDOHIPONATREMIA pd I.S.E
(kasus : kelemahan metode)
Penderita confius / delirium, pemeriksaan Na dari 3 lab
berbeda (rendah-normal) dikomunikasi dg dokter lab,
diperiksa dg ISE : Na 98 mmol/L. Klinisi tak percaya, ok
Na 98 mmol/L biasanya penderita meninggal.
Diulang sampel puasa & di Tx khusus (ultrasentrifugasi)
→ ISE : hasil Na 106 mmol/L → dipercaya klinisi
Wanita : 45 th,
Aktivitas N t.a.a, lemah jika aktifitas berlebih.
Hipertensi > 5 th minum obat teratur
GFR cenderung (kreatinin ), diuretik ???
Pemeriksaan fisik : TB & BB N, kesadaran c.m,
ECG N
KASUS LANGKA: Hipoklemia tanpa keluhan
Hb : 11,2 g/dl,
Albumin : trace
Kristal : Ca oksalat (+)
Asam urat : 10,3 mg/dl
Kolesterol : 297 mg/dl
Globulin : 4,0 g/dl
Ureum : 81,7 mg/dl
Kreatinin : 2,65 mg/dl
Natrium : 145 mmol/L
Kalium : 2,70 mmol/L
Klorida : 100 mmol/l.
ANALISA GAS DARAH
(alkalosis metabolik)
PH : 7,609
PCO2 : 40,6 mmHg
PO2 : 85,0 mmHg
HCO3- : 40,9 mmol/L
Saturasi : 1O2.99 %
Base excess : + 17,60.
Foto BNO : kalsifikasi
ginjal (+)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Aktifitas & fisik normal
Kesadaran C.M
Hipertensi lama
ECG normal
Hipokalemia tanpa Gx
Faal ginjal turun
Albuminuria trace
Alkalosis metabolik
Kalsifikasi ginjal
Hiperkolesterolaemia
Dugaan DD
Sindroma Bartter’s
Sindroma Gitelman’s
Sindroma Liddle’s
Hiperaldosteronisme
Cystic fibrosis
Hipertensi essential
Awal dikira pem salah
Diulang tetap +riwayat
selalu hipokalemia
Na
K
K
Cl
Ca
K
Cl
Ca
K
Cl
Ca
Na
2Cl
K
+++
NORMAL SINDROM BARTTER
Mekanisme selular pada sindroma Bartter
TALL CELL
BARTTER’S GITELMAN’S
Salt wasting Salt wasting
Hipokalaemia / alkalosis Hipokalaemia / alkalosis
Childhood Adulthood
Hypercalciuria Hypercalciuria
High plasma renin activity &
aldosteron
High plasma renin activity &
aldosteron
Na / K / Cl mutation Na / Cl mutation
Beda antara Sindroma Bartter’s & Gitelman’s
Penyakit dg kelainan seperti di atas : hiperaldosteronisme
& cystic fibrosis / hipertensi ok GFR
Dx pasti tak dapat ditentukan ok
Penderita menolak pemeriksaan yg ditawarkan
yaitu : analisa genetik, kadar hormon aldosteron,
renin, prostaglandin, kalsium, & magnesium
darah, pemeriksaan kalsium, magnesium dan
klorida urine, serta radiologis & biopsi ginjal.
Hal ini kemungkinan karena memang penderita
merasa tidak sakit (keluhan hanya terjadi waktu
kelelahan saja).
Kation divalen tubuh
Kalsium
Fosfat
Magnesium
Dari diet
Diserap usus
Difiltarsi ren
Diserap tubulus
Dikeluarkan urine
90-99 % kalsium
80-85 % fosfat
65 % magnesium
Dalam tulang
Metabolisme
Kalsium
Kalsium : 90-99 % di tulang,
sisanya di cairan tubuh
Dewasa : 1200 g, Bayi aterm : 28 g
INTAKEMakanan, penyerapan usus
Diatur Vitamin D
OUTPUTLewat ginjal
PTH
Paratiroid hormon
KESEIMBANGAN
KALSIUM
Penyebab hipokalsemia
Hipoalbuminemia
Penyakit ginjal kronik
Defisiensi Mg
Hipoparatiroid
Pseudohipoparatiroid
Osteomalasi, rickets ok defisiensi vit D
Perdarahan akut & edema pankreas
Fase penyembuhan penyakit tulang ok Tx hiperparatiroid,
hipertiroid, keganasan hematologi
Penyebab hiperkalsemia
Hiperparatiroid primer
Keganasan, kelainan endokrin lain
Hiperkalsemia hipokalsiurik familial
Hiperkalemia idiopatik pd bayi
Overdosis vit D & A
Penyakit granulomatus (Tb, sarkoidosis)
Gagal ginjal, diuretik klorotiasid, Tx litium
Sidroma milk-alkali, immobilisasi
Proten serum (para protein, hemokonsentrasi)
Kalsium ion
Ion bebas
Bentuk aktif
Pemeriksaan kalsium
I.S.E. : Ca ion (langsung)
(sampel anaerob)
A.A.S. / Atomic Absoprtion (Ca ion)
Spectrofotometri : Ca total
Isotope dilution mass spectrometry
Bila diukur total maka diperhitungkan ca ion, diukur
dengan rumus : % Ca terikat protein =
0.8 x albumin (g/L) + 0.2 x globulin (g/L) + 3
Hipoalbuminaemia Kalsium dikoreksi
Ca corected = Ca total terukur + 0.8 [4 – albumin
mg/dl mg/dl g/dl
Ca corected = Ca total terukur + 0.8 [4.4 - albumin]mg/dl mg/dl g/dl
Ca corrected = Ca tot terukur + [0.6 + (prot tot : 8.5)]mg/dl mg/dl g/dl
Kalsium bebas diperhitungkan : 50 %
Metode ISE (Ion Selective
electrode)
A.A.S (Atomic
Absorption Spec-
trophotometry)
Isotope dilution
mass spectrometry
Prinsip
metode
Perubahan
potentiometri
heat
Ca++ → Cao
Photon + Cao
Ca*
Dibaca 422.7 nm
Ca & sejumlah tertentu
Ca isotop : dicatat rasio
dr 2 isotop isolat Ca++
pd mass spectrometer
Mengukur Ca ion Ca ion Ca ion
Kegunaan Rutin : 24 %
(2007)
rujukan definitif
Sampel Serum, plasma
heparin & whole
blood (anaerob)
Serum, urine Serum, plasma heparin
Perbedaan berbagai pengukuran Kalsium
Metode ISE
(Ion Selective electrode)
AAS (atomic
absorption Spec-
trophotometry)
Isotope
dilution mass
spectrometry
Interferens Kekuatan ion pd sampel:
Na & Mg, Li , protein, pH,
anionik surfaktan, etanol,
fosfat, sitrat, laktat, sulfat,
oksalat, EDTA, EGTA
Chelating
substances
especially fosfat
Lihat
pengaruh
kompleks
kalsium
Komentar Elektrode baru dg
membran dialiser : efek
protein <
Efek pH : analisa pH
darah invivo
Akurasi &
sensitivitas
sangat baik
Hanya
tersedia di
senter rujukan
Perbedaan berbagai pengukuran Kalsium
Metode Titrasi fluoresensi
kompleks Ca++
Spektrofotometri
Arseno III 0-cresol-phthalein
Complexon (CPC)
Prinsip
metode
Ca++ + calsein
Ca calsein (fluoresen)
EGTA + CaCalsein →
Ca+-EGTA + calsein
(fluoresen )
Arseno III pd pH ±
6 perub warna
→ baca dg
spektrofotometer
CPC pd alkali +
Ca, pd pH 10-12
warna merah →
baca 570-580 nm
Mengukur Ca total Ca total Ca total
Kegunaan Stat / laborat kecil Rutin 31 % (2007) Rutin 44 % (2007)
Sampel Serum, plasma
heparin, urine + asam
Serum, plasma
heparin, Urin asam
Serum, plasma
heparin, urin asam
Sitrat, oksalat, EDTA : inferens pd
kompleks Ca. Ko-presipitasi Ca dg fibrin,
plasma heparin / lemak : bl disimpan beku
ikatan protein-Ca
dilepas ol asam
Perbedaan berbagai pengukuran Kalsium
Meto-
deTitrasi
fluoresensi kompleks Ca++
Spectrofotometri
Arseno III 0-cresol-phthalein
Complexon (CPC)
Interfe-
rens
Spektrofotometri:
Hemolisis, ikterik,
lipemik, para
protein, Mg,
gadolinium
chelates
Arseno III pH ±
6 : afinitias thd
Ca > Mg
pigmen biologi
: pd 650 nm ()
Mg++ : diturunkan dg
Pe (+)an 8-OH quinolin
Bufering sp pH 12
Baca 580 nm
Keruh : Ca kompleks
Komen
tar
Sampel kecil
dedicated
instrument
Stat, dipakai di
Lab kecil
Ikatan arseno III
dengan Ca
dipengaruhi
bufer & Na.
Interferens
Dianjurkan kalibrasi
multipoint
Linearitas lb baik : Na asetat
Solven organik (+) :
absorbans blanko
CPC + alkali : stabil
CPC kombinasi: tak stabil
Perbedaan berbagai pengukuran Kalsium
Pseudohipokalsemia ok preanalitik
Pria 20 th Ca total darah : 1.5 mg/dl, ini tak sesuai dg
keadaan klinik penderita. Ternyata setelah di cek tidak
puasa (lipemik/keruh ???) & Dx klinisnya DHF. Lalu
penderita dipuasakan, pemeriksaan diulang : kadar Ca
total normal
Keruh merupakan interferens pemeriksaan
spektrofotometri hasil rendah palsu
Keadaan klinis
penderita
Tak sesuai Hasil pemeriksaan
elektrolit darah
Cari penyebabnya :
Preanalitik : pengambilan, penanganan,
pengiriman sampel
Analitik : pemilihan metode kurang tepat
Post Analitik : administrasi tak benar
Kasus langka
LABORAT : KAMBING HITAM ????
KESIMPULAN
Untuk interpertasi hasil pemeriksan
elektrolit harus disesuaikan dengan
keadan klinik penderita ok terdapat
banyak pitfall pada analisa elektrolit
Perlu kerja sama yang baik antara,
penderita / keluarganya, laboratorium
& yang merawat penderita
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH
METODE ANALISA Cl-
Interferens positifHialide, bromide(ISE)
Cara lamaReaksi Ag NO3 / Hg
Garam perak-CL
Garam merkuri-Cl
Cara baruKolorimetri
Titrasi koulometri
I.S.E.
SpesimenSerum, plasma heparin
Urine, cairan tubuh
Whole blood (tertentu)
Vena 3-4 mmol/l < arteri
Serum : segera dipisah
dari EritrositSerum/plasma N:98-107 mmol/L
Urine N:110-250 mmol/L
N : 23 Natrium mmol/L Kalium mmol/L Klorida mmol/L
pre post beda pre post beda pre post beda
Mean 129.7 131.1 p >
0.05
3.74 3.51 p >
0.05
98.74 100.9 p >
0.05SD 11.66 7.75 0.85 0.86 11.84 9.91
Na,K,Cl sebelum & sesudah pemberian plasbumin
Diskusi
Plasbumin sebelum : 2.67 (1.80-3.65) g/dl
Plasbumin sesudah : 3.04 (2.40-3.90) g/dl
Perubahan albumin : 0.375 (0.1-0.7) g/dl
Tak ada perbedaan bermakna pd Na, K, CL sebelum dan
sesudah pemberian plasbumin 1 fl pemberian
plasbumin tak mempegaruhi kadar Na, K dan Cl
Perubahan K 6.18 %, meskipun secara statistik tak
bermakna tapi bagaimana klinis ???
PSEUDO-HIPONATREMIA
Hasil Na dari 3 laborat sangat berbeda
(rentangan normal – rendah)
Dikonsulkan : diperiksa ulang (ISE)
Na 98 mmol / L
Tidak dipercaya ok terlalu rendah
Kasus kelemahan
metode
Cara mengatasi pseudohiponatremia pd ISE
Dipuasakan: menghindari glukosa & trigliserida yg tinggi
Serum di ultrasentrifugasi : mengurangi pengaruh para
protein, trigliserida (lemak) supaya mengendap & tak
mengganggu pemeriksaan
Penderita confius / delirium, Na 98 mmol/L.
Klinisi tidak percaya, karena kadar Na sedemikian
biasanya penderita sudah meninggal.
PSEUDOHIPONATREMIA metode I.S.E.
Sampel puasa & di Tx khusus (ultrasentrifugasi)
hasil Natrium 106 mmol/L → dipercaya klinisi
Sentrifugasi
6500 g,30’
Sebelum
(mean SD)
Sesudah
(mean SD)
Beda
Natrium
(N=40)
120.60 9.49
Rentang : 95-133
128.03 11.57
Rentang : 95-145
(- 9) sp
(+) 19
Kalium
(N=40)
3.85 1.04
Rentang : 2.26-7.57
4.08 1.07
Rentang : 2.26-7.77
(-) 0.18 sp
(+) 0.66
Klorida
(N=40)
89.85 9.96
Rentang : 71 -108
95.70 11.02
Rentang 71-110
(-) 6 sp
(+) 20
Hasil penelitian : pengaruh sentrifugasi terhadap
hasil pemeriksaan elekrolit darah
Pembahasan : Pemutaran seharusnya ultrasentrifugasi, ok kami tak punya
alatnya, maka dimodifikasi dg penambahan waktu putaran pd
6500 g
Peningkatan Na : 7.43 7.41 (minus 9 sp plus 19), di mana
yg turun hanya 1 kasus & 9 kasus tetap, 30 kasus naik.
Turun : mungkin ok tabung basah hemodilusi wkt diputar ?
Peningkatan K : 0.23 0.15 (minus 0.18 sp plus 0.66), di
mana hanya 1 kasus turun, yg lain 39 kasus naik.
Peningkatan Cl : 5.85 5.02 (minus 6 sp plus 20), hanya 2
kasus turun, sedangkan 38 kasus naik
Kasus preanalitik : sampel hemodilusi
Kadar elektrolit rendah palsu pada post
obstruktif diuresis dari penderita BPH
Pria 81 th : tidak bisa B.A.K 7 hr ok BPH.
Keadaan : lemah, keseimbangan tak stabil,
ektrimitas bawah oedem. Saat tiba di rumah
sakit, diambil darah & urine diperiksa DL, UL,
elektrolit, faal ginjal
Darah Rutin
Hb : 11,5 g/dl,
PCV : 33 %,
Lekosit : 8500 / cmm,
Trombosit : 165.000/ cmm
Evaluasi hapusan : N
Urine rutin
PH : 5.0
BJ : 1.010
Albumin : negatif
Glukosa : negatif
Eritrosit : 5-6 /lpb
Lekosit : 1-2 /lpb
PEMERIKSAAN LABORATORIUM11-03-10 jam 18.00
KIMIA DARAH
GD Acak : 110 mg/dl
SGOT : 21 mU/ml
SGPT : 14 mU/ml
Ureum : 76.8 mg/dl
Kreatinin : 3.60 mg/dl
Albumin : 2.66 g/dl
Natrium : 107 mmol/L
Kalium : 2,30 mmol/L
Klorida : 75 mmol/l.
Didapatkan hiponatremia &
hipokalemia tanpa Gx klinis yg
mendukung sehingga 2 jam
kemudian, diperiksa ulang
elektrolitnya. (sesudah urine
keluar 2,3 L).
11-03-2010 jam 20.00
Natrium : 114 mmol/L
Kalium : 2,70 mmol/L
Klorida : 79 mmol/l.
Darah Rutin
Hb : 13.9 g/dl,
PCV : 36.5 %,
Lekosit : 8770 / cmm,
Trombosit : 226.000/ cmm
LED : 70 / jam
Hitung jenis: 3/-/-/81/9/7
Evaluasi hapusan : N
GD Acak : 104 mg/dl
Kolesterol : 174 mg/dl
Trigliserida : 114 mg/dl
HDL Kolesterol : 55 mg/dl
LDL kolesterol : 98 mg/dl
Bilirubin T : 0,60 mg/dl
Bilirubin D : 0,24 mg/dl
Bilirubin ID : 0,36 mg/dl
Hasil laboratorium menunjukkan kadar Na & K .
Setelah dikateter, semalam urine keluar lagi 4 liter.
Pada 12-03-10 jam 8.00
SGOT : 21 mU/ml
SGPT : 14 mU/ml
Alkali Fosfa : 66 mU/ml
Gamma GT : 30 U/L
Ureum : 81,7 mg/dl
Kreatinin : 2,65 mg/dl
Asam urat : 7.2 mg/dl
Albumin : 4.22 g/dl
Total protein : 7.60 g/dl
Natrium : 122 mmol/L
Kalium : 2,80 mmol/L
Klorida : 85 mmol/l
BPH : PSA 32,05 ng/ml1 minggu tak bisa kencing.
Setelah cairan keluar 2,3 L
Na, K, Cl meningkat
Urine keluar lagi 4 L
Na, K, Cl meningkat, juga
Hb & albumin, namun
ureum, kreatinin menurun.
Post obstruktif diuresis
Pem 11/3/10 jam 18.00
Hb : 11,5 g/dl,
PCV : 33 %,
Lekosit : 8500 / cmm,
Trombosit : 165.000/ cmm
Ureum : 76.8 mg/dl
Kreatinin : 3.60 mg/dl
Albumin : 2.66 g/dl
Natrium : 107 mmol/L
Kalium : 2,30 mmol/L
Klorida : 75 mmol/l.
Pem 12/3/10 jam 8.00
Hb : 13.9 g/dl,
PCV : 36.5 %,
Lekosit : 8770 / cmm,
Trombosit : 226.000/ cmm
Ureum : 81,7 mg/dl
Kreatinin : 2,65 mg/dl
Albumin : 4.22 g/dl
Natrium : 122 mmol/L
Kalium : 2,80 mmol/L
Klorida : 85 mmol/l
Perbedaan hasil laboratorium setelah dikateter,
semalam urine keluar 2.3 + 4 (6.3) liter.
Overhidrasi : total cairan tubuh meningkat
Cairan hipotonik >>> osmolaritas plasma
Cairan extraseluler ke intraselular.
Perpindahan kompartemen cairan >> & dilusi
elektrolit
Na & K tanpa Gx klinik,Hb , ureum & kreatinin
Anuria 7 hr, lemas, keseimbangan terganggu, pitting
odema ekstremitas bawah.
Post obtruktif diuresis :
Pengeluaran urine 200 ml/jam.
Respon fisiologis N bila ada perpindahan volume &
penambahan solute yg terjadi selama obtruksi
Penyebab post obstruktif diuresis
1. Penahanan urea, Na & air yg terjadi selama obstruksi.
2. Obstruksi yang diinduksi ketidakmampuan konsentrasi
tubulus renal.
3. Ketidakmampuan reabsorbsi Na di tubulus renalis.
4. Peningkatan hormon Atrial natriuretic peptide (ANP).
Wanita : 45 th,
Aktivitas N, lemah jika aktifitas berlebih, N t.a.a
Hipertensi > 5 th minum obat teratur
GFR cenderung (kreatinin ), diuretik ???
Pemeriksaan fisik : TB & BB N, kesadaran c.m,
ECG N
KASUS LANGKA: Hipoklemia tanpa keluhan
Darah Rutin
Hb : 11,2 g/dl,
PCV : 34,4 %,
Lekosit : 6100 / cmm,
Trombosit : 310.000/ cmm
Evaluasi hapusan : N
Urine rutin
PH : 6.5,
BJ : 1.005
Albumin : trace
Glukosa : negatif
Eritrosit : 0-1 /lpb
Lekosit : 2-3 /lpb
Kristal : Ca oksalat (+)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
KIMIA DARAH
GD I : 100 mg/dl
Asam urat : 10,3 mg/dl
Kolesterol : 297 mg/dl
Trigliserida : 120 mg/dl
Bilirubin D : 0,18 mg/dl
Bilirubin T : 0,46 mg/Dl
Bilirubin I : 0,28 mg/dl
SGOT : 15 mU/ml
SGPT : 10 mU/ml
Alkali F : 159 mU/ml
Total protein : 8,2 g/dl
Albumin : 4,2 g/dl
Globulin : 4,0 g/dl
Ureum : 81,7 mg/dl
Kreatinin : 2,65 mg/dl
Natrium : 145 mmol/L
Kalium : 2,70 mmol/L
Klorida : 100 mmol/l.
ANALISA GAS DARAH
PH : 7,609
PCO2 : 40,6 mmHg
PO2 : 85,0 mmHg
HCO3- : 40,9 mmol/L
Saturasi : 1O2.99 %
Base excess : + 17,60.
ALKALOSIS
METABOLIK
Foto BNO
Kalsifikasi (+)
Di ginjal
PEMBAHASAN
Sindroma Liddle’s, Bartter’s / Gitelman’s merupakan
kelainan kongenital tubulus ginjal : hipokalemia,
alkalosis metabolik.
Pada sindroma Liddle’s : hipertensi (+)
Bartter’s atau Gitelman’s : tanpa hipertensi.
Penyakit lain yang dapat menyebabkan kelainan
tersebut adalah hiperaldosteronisme & cystic fibrosis
ataupun hipertensi karena penurunan fungsi ginjal
Sindroma Barter’s ada 3 fenotip yaitu :
1.Antenatal Bartter’s sindrome : poli-hidramnion &
kelahiran prematur. Selama masa bayi terdapat
episode fever & dehidrasi, serta sering
mengalami retardasi pertumbuhan. Sering terjadi
kalsinosis ginjal sekunder ok hiperkalsiuria,
wajahnya sering triangular face, dg mata &
telinga yg lb mencolok (prominent)
Sindroma Barter’s ada 3 fenotip yaitu :
2. Sindroma Bartter’s klasik : pd masa anak dg Gx
kelemahan & cramp ok hipokalemia. Poliuria & nokturia
ok hipokalaemia induced nephrogenic diabites insipidus,
sering retardasi pertumbuhan
3. Varian sindroma Bartter’s : sindroma Gitelman’s yg terjadi
pd aldolescent / dewasa, dg Gx lb ringan. Gambaran
yang dominan adalah kelelahan, dibedakan dari
sindroma Bartter’s oleh hipokalsiuria, hipomagnesemia &
hipermagnesiuria, produksi prostaglandin N
Ion Selective Electrodes :
Elektrode potensiometrik terdiri dari membran selektif
permiabel untuk ion tunggal tertentu
Perubahan potensial permukaan membran proporsional
dg logaritma aktivitas / kadar ion
Na elektrode : membran gelas, sedang K elektrode :
liquid-ion-exchanges membranes (valinomisin)
Sensitivitas analitikal kurang
Protein dapat menempel pd membran ion yg sensitif
Kontaminasi membran / ikatan garam yg berkompetisi /
reaksi dg ion tertentu & dapat merubah respon elektrode
Ion Selective Electrode Direk ISE : sampel di masukkan tanpa diluen, banyak
digunakan untuk analisa gas darah, POCT dan beberapa
instrumen untuk pemeriksaan tunggal
Indirek ISE : sampel dimasukkan ke bak pemeriksaan
sesudah dicampur dg diluen jumlah besar ini berguna
untuk melindungi permukaan membran elektrode secara
adekuat dan meminimalkan kadar protein
Indirek & direk ISE : perbedaan nyata pd hasil analitikal ok
electrolyte exclusion effect
Electrolyte Exclution Effect :
Eksklusi elektrolit dr fraksi volume plasma total yg
ditempati oleh bahan padat. Volume plasma padat
(terutama protein & lemak) 7 %, maka 93 % plasma
adalah air.
Elektrolit utama, Na+, K+, Cl-, HCO3- : menahan air →
jika 10 L plasma di dilusi untuk pem flame / ISE
indirek, maka elektrolit aktualnya hanya 9.3 L
Jika kadar Na hasil pemeriksaan 145 mmol/L : maka
nilai Na aktualnya 100/93 x 145 = 156 mmol/L
Faktor yg mempengaruhi distribusi Ca total & ion
Ikatan protein-kalsium Pembentukan kompleks
Perubahan kadar albumin /globulin Sitrat
Protein albumin Bikarbonat
Heparin Laktat
pH Fosfat
Asam lemak bebas Piruvat & β-OH-butarat
Bilirubin Sulfat
Obat-obatan Anion gap
suhu
Sampel pemeriksaan kalsium total
Urine 24 jam 20-30 ml dari 6 mol/L HCl
Random urin : 1-2 ml (pemberian asam sesudah
pengumpulan tak secara sempurna melarutkan presipitat
garam kalsium
Serum / plasma heparin
Sampel pemeriksaan kalsium ion
Harus anaerob & tertutup rapat : minimalkan perubahan pH
Pencegahan pembentukan laktat (pH berubah) oleh metabolisme
anaerob / glikolisis dari eri / leko
Sampel harus ditampung, ditransportasikan dan di dalam es
untuk mencegah metabolisme anaerob
Serum / plasma heparin / whole blood : analisa < 30 menit
Whole blood heparin lb disukai ok waktu prosesing & volume <,
menghindari perubahan pH pd sentrifugasi dg suhu selain 37 C.
Ca ion whole blood stabil 1 jm pd suhu kamar & 4 jm pd 4 C.
Sampel tertunda
Simpan dalam air es
Metabolisme minimal
Pasien uremik
Asidosis /non asidosis
Ca ion tak stabil
Sekali disentrifugasi sampel stabil
bbrp jam pd 25 C, bbrp hari pd 4 C
(tabung tertutup rapat)
Kadar K ok hambatan
Na-K-ATP-ase
Jika analisa > 1 jam
serum simpan pd
evacuated gell tubes
(tutup rapat)
optimal specimen
pH in vivo
& in vitro
pH spesimen in vitro
ionisasi & muatan neg
albumin & protein lain
Ca terikat & Ca ion
± 5 % Ca ion / 0.1 U pH
Albumin : sp 30 binding sites Ca
± 80 % protein mengikat Ca
Ikatan kalsium oleh protein
& anion kecil
pH spesimen in vitro
ionisasi & muatan neg
albumin & protein lain
Ca terikat & Ca ion
Antikoagulan Ca ion
: heparin
Heparin cair : hindari ok
Dilusi sampel
Ikatan Ca dg heparin
dosis tinggi
Sitrat, oksalat, EDTA :
hindari ok mengikat Ca
Spuit heparin yg ada
Electrolyte-balanced / Ca titrated
heparin syringes (40-50 U/ml) →
Ca ion tak banyak berubah pd
kadar 3.6-6.4 mg/dl, bias (+) pd
kadar sangat rendah / tinggi
Spuit heparin rendah (2-3 U/ml)
Lihium-Zink heparin (50 U/3ml)
Ca total & Mg tak berubah
(naik 0.19 mg/dl)
Spuit umum yg tertutup rapat :
heparin 15 U/ml → Ca ion dikit
Ca ion < 30-100 U/ml pd spuit
gas darah konvensional
Perhatian sebelum pemeriksaan kalsium
Sebelum flebotomi : hindari olah raga tangan produksi asam
laktat → pH → Ca ion
Perubahan postur / cairan : mempengaruhi Ca total & albumin,
postural merubah albumin ± 10 %, tapi Ca perlu perhatian 0k
rentangan N sempit
Pan air intravaskular waktu berdiri ; Ca total 0.2-0.8 mgdl
Hemodilusi ok hipoalbumin : Ca total , Ca ion tetap
Immobilisasi lama : densitas tulang , Ca ion & total
Hiperventilasi & latihan fisik : Ca ion ok perubahan pH
Malam : Ca ion serum & ekskresi Ca
Makan : efek bervariasi, biasanya Ca sedikit
Hemolisis : Ca ion berubah ok dilusi & perubahan pH