7
Original Article Journal of Science and Applicative Technology vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx | 1 FIRST AUTHOR LAST NAME et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx e-ISSN: 2581-0545 - https://journal.itera.ac.id/index.php/jsat/ Copyright © 2019 Journal of Science and Applicative Technology. Content from this work may be used under the terms of the Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International Licence. Any further distribution of this work must maintain attribution to the author(s) and the title of the work, journal citation and DOI. Published under licence by Journal of Science and Aplicative Technology (JSAT). Received 00th January 20xx Accepted 00th Febuary 20xx Published 00th March 20xx DOI: 10.35472/x0xx0000 Analisis Struktur Kristal Batu Granit Dari Panas Bumi Radiogenik Nyelanding (Bangka Selatan) Menggunakan Metode X-Ray Diffraction (XRD) Dinda Yunita a , Rahmat Nawi Siregar b , Alamta Singarimbun 3 c a Program Studi Fisika, Institut Teknologi Sumatera, Lampung, Indonesia b Program Studi Fisika, Institut Teknologi Sumatera, Lampung, Indonesia c Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia *Corresponding E-mail: [email protected] Abstract: Bangka Island is one of the islands in Indonesia which has a non-volcanic geothermal system, one of which is Nyelanding geothermal located in South Bangka. Nyelanding geothermal is categorized as radiogenic geothermal with granite as its heat carrier. This study aims to determine the crystal structure and mineral content of the five granite samples in Nyelanding Village using the X-Ray Diffraction (XRD) method. XRD analysis results obtained mineral content, namely Quartz 2 ( ) SiO with a percentage of 55.4% -97.6%, Calcium Carbonate 3 ( ) CaCO with a percentage of 2.5%, Aluminum Phosphate 4 ( ) AlPO with a percentage of 20.7% -44.6% and Potassium ( ) K with a percentage of 7.6% where the mineral content is the most dominating and the crystal structure of the rock is trigonal, cubic. The presence of quartz 2 ( ) SiO minerals with trigonal crystal structures in geothermal systems as markers of the rock capitalization zone, the presence of Calcium Carbonate 3 ( ) CaCO minerals with trigonal crystal structures indicates the deposition of fossilized marine organisms deposited in the shallow marine environment. Then the presence of Aluminum Phosphate 4 ( ) AlPO minerals with trigonal crystal structures indicates that the sample is rich in alumina 2 3 ( ) Al O , sodium (Na) and silica 2 ( ) SiO . In addition the presence of the mineral Potassium ( ) K with a cubic crystal structure in the geothermal system as a carrier of heat as a result of radioactive decay events. Keywords: Granite; crystal structure; mineral content; XRD. Abstrak: Pulau Bangka merupakan salah satu pulau di Indonesia yang memiliki sistem panas bumi non-vulkanik, salah satunya panas bumi Nyelanding yang berada di Bangka Selatan. Panas bumi Nyelanding dikategorikan sebagai panas bumi radiogenik dengan batu granit sebagai pembawa panasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur kristal dan kandungan mineral kelima sampel batu granit yang ada di Desa Nyelanding menggunakan metode X-Ray Diffraction (XRD). Hasil analisis XRD diperoleh kandungan mineral yaitu Kuarsa 2 ( ) SiO dengan persentase sebesar 55,4%-97,6%, Kalsium Karbonat 3 ( ) CaCO dengan persentase sebesar 2,5%, Alumunium Fosfat 4 ( ) AlPO dengan persentase sebesar 20,7%-44,6% dan Potassium ( ) K dengan persentase sebesar 7,6 % dimana kandungan mineral yang paling mendominasi adalah 2 SiO dan struktur kristal batuan adalah trigonal, cubic. Kehadiran mineral Kuarsa 2 ( ) SiO dengan struktur kristal trigonal pada sistem panas bumi sebagai penanda zona batuan penudung, kehadiran mineral Kalsium Karbonat 3 ( ) CaCO dengan struktur kristal trigonal mengindikasikan adanya pengendapan yang berasal dari fosil organisme laut yang terendapkan pada lingkungan laut dangkal. Kemudian kehadiran mineral Alumunium Fosfat ( 4 AlPO ) dengan struktur kristal trigonal mengindikasikan bahwa sampel kaya akan alumina 2 3 ( ) Al O , natrium ( ) Na dan silica 2 ( ) SiO . Selain itu kehadiran mineral Potassium ( K ) dengan Open Access

Analisis Struktur Kristal Batu Granit Dari Panas Bumi ...repo.itera.ac.id › assets › file_upload › SB2006250027 › 11116020_20_151456.pdfgranit di Pulau Bangka, seperti analisis

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • Original Article

    Journal of Science and Applicative Technology vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx | 1

    FIRST AUTHOR LAST NAME et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx

    e-ISSN: 2581-0545 - https://journal.itera.ac.id/index.php/jsat/

    Copyright © 2019 Journal of Science and Applicative Technology. Content from this work may be used under the terms of the Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International Licence. Any further distribution of this work must maintain attribution to the author(s) and the title of the work, journal citation and DOI. Published under licence by Journal of Science and Aplicative Technology (JSAT).

    Received 00th January 20xx Accepted 00th Febuary 20xx Published 00th March 20xx

    DOI: 10.35472/x0xx0000

    Analisis Struktur Kristal Batu Granit Dari Panas Bumi Radiogenik Nyelanding (Bangka Selatan) Menggunakan Metode X-Ray Diffraction (XRD)

    Dinda Yunita a, Rahmat Nawi Siregar b, Alamta Singarimbun 3c a Program Studi Fisika, Institut Teknologi Sumatera, Lampung, Indonesia

    bProgram Studi Fisika, Institut Teknologi Sumatera, Lampung, Indonesia

    c Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia

    *Corresponding E-mail: [email protected]

    Abstract: Bangka Island is one of the islands in Indonesia which has a non-volcanic geothermal system, one of which is Nyelanding geothermal located in South Bangka. Nyelanding geothermal is categorized as radiogenic geothermal with granite as its heat carrier. This study aims to determine the crystal structure and mineral content of the five granite samples in Nyelanding Village using the X-Ray Diffraction (XRD) method. XRD analysis results obtained mineral content, namely Quartz

    2( )SiO with a percentage of 55.4% -97.6%, Calcium Carbonate 3( )CaCO with a percentage of 2.5%, Aluminum Phosphate

    4( )AlPO with a percentage of 20.7% -44.6% and Potassium ( )K with a percentage of 7.6% where the mineral content is

    the most dominating and the crystal structure of the rock is trigonal, cubic. The presence of quartz 2( )SiO minerals with

    trigonal crystal structures in geothermal systems as markers of the rock capitalization zone, the presence of Calcium

    Carbonate 3( )CaCO minerals with trigonal crystal structures indicates the deposition of fossilized marine organisms

    deposited in the shallow marine environment. Then the presence of Aluminum Phosphate 4( )AlPO minerals with trigonal

    crystal structures indicates that the sample is rich in alumina 2 3( )Al O , sodium (Na) and silica 2( )SiO . In addition the

    presence of the mineral Potassium ( )K with a cubic crystal structure in the geothermal system as a carrier of heat as a result

    of radioactive decay events.

    Keywords: Granite; crystal structure; mineral content; XRD.

    Abstrak: Pulau Bangka merupakan salah satu pulau di Indonesia yang memiliki sistem panas bumi non-vulkanik, salah satunya panas bumi Nyelanding yang berada di Bangka Selatan. Panas bumi Nyelanding dikategorikan sebagai panas bumi radiogenik dengan batu granit sebagai pembawa panasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur kristal dan kandungan mineral kelima sampel batu granit yang ada di Desa Nyelanding menggunakan metode X-Ray Diffraction (XRD).

    Hasil analisis XRD diperoleh kandungan mineral yaitu Kuarsa 2( )SiO dengan persentase sebesar 55,4%-97,6%, Kalsium

    Karbonat 3( )CaCO dengan persentase sebesar 2,5%, Alumunium Fosfat 4( )AlPO dengan persentase sebesar 20,7%-44,6%

    dan Potassium ( )K dengan persentase sebesar 7,6 % dimana kandungan mineral yang paling mendominasi adalah 2SiO dan

    struktur kristal batuan adalah trigonal, cubic. Kehadiran mineral Kuarsa 2( )SiO dengan struktur kristal trigonal pada sistem

    panas bumi sebagai penanda zona batuan penudung, kehadiran mineral Kalsium Karbonat 3( )CaCO dengan struktur kristal

    trigonal mengindikasikan adanya pengendapan yang berasal dari fosil organisme laut yang terendapkan pada lingkungan laut

    dangkal. Kemudian kehadiran mineral Alumunium Fosfat ( 4AlPO ) dengan struktur kristal trigonal mengindikasikan bahwa

    sampel kaya akan alumina 2 3( )Al O , natrium ( )Na dan silica 2( )SiO . Selain itu kehadiran mineral Potassium ( K ) dengan

    Open Access

    https://journal.itera.ac.id/index.php/jsat/https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/mailto:[email protected]

  • Original Article Journal of Science and Applicative Technology

    2 | Journal of Science and Applicative Technology , vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx e-ISSN: 2581-0545

    Title of Manuscript

    FIRST AUTHOR LAST NAME et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x

    struktur kristal cubic pada sistem panas bumi sebagai pembawa panas sebagai akibat dari peristiwa peluruhan radioaktif.

    Kata Kunci : Granit; struktur kristal; kandungan mineral; XRD.

    Pendahuluan

    Jalur timah Asia Tenggara merupakan jalur timah terkaya di dunia yang membentang dari Cina Selatan, Thailand, Burma, Malaysia hingga Indonesia. Jalur di Indonesia membentang dari Pulau Karimun, Pulau Kundur, Kepulauan Riau, Pulau Bangkinang, Kalimantan bagian barat hingga Pulau Bangka-Belitung [1]. Secara umum, granit jalur timah Asia Tenggara di Pulau Bangka terbagi menjadi dua yaitu granit jalur utama (Main Range Province) meliputi granit di daerah Bangka Barat (Menumbing), Belinyu, Pemali, Permisan dan granit jalur timur (Eastern Province) meliputi Bangka Tengah (Pading) dan Bangka Selatan (Toboali). Jalur utama merupakan jalur yang paling banyak terdapat cebakan timah. Berdasarkan sumber magmatisme dan afinitas magma granit Pulau Bangka dipengaruhi dari dua sumber, yaitu pencampuran kerak-mantel (mixed) dengan afinitas

    Calc Alkaline sebagai karakteristik magma tipe-I, serta

    kerak (crust) dengan afinitas High KCalc Alkaline

    sebagai karakteristik magma tipe-S [2]. Granit merupakan bagian dari kelompok batuan beku yang bersifat asam dengan karakteristik tersusun dari kristal dengan ukuran kasar dan granularitas fanerik-porfiritik. Susunan mineral

    utama batu granit terdiri dari ,Kuarsa ,Ortoklas dan

    Plagioklas serta memiliki mineral tambahan seperti :

    ,Hornblende ,Biotit Muskovit . Jenis-jenis mineral

    pada batu granit dapat terbentuk ketika granit diberikan temperatur, yang menyebabkan mineral pada granit dapat terdekomposisi dengan temperatur yang berbeda-beda. Susunan mineral batu granit di setiap daerah memiliki kandungan mineral dan struktur kristal yang berbeda, hal ini diakibatkan oleh temperatur dan struktur geologi di daerah tersebut. Struktur batu granit meliputi kandungan pembentuk, sistem kristal, parameter kisi dan ukuran butirnya [3]. Beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai batu granit di Pulau Bangka, seperti analisis petrografi dan lokasinya granit Pulau Bangka dibedakan menjadi Granit Toboali, Pangkal Pinang, Koba, Romodong/Belinyu, Pemali, Penyamun, Sungai Liat, Menumbing, Tempilang dan Jebus/Parit Tiga [4]. Selanjutnya penelitian mengenai potensi uranium dan thorium di Pulau Bangka menunjukkan bahwa batu granit di daerah Bangka Barat dan Bangka Selatan memiliki potensial sebagai granit pembawa uranium

    dan thorium karena memiliki kadar uranium diatas 4 dan kadar thorium diatas 15 dalam granit normal [5]. Kemudian penelitian mengenai sumber panas bumi yang berada di daerah Permis (Bangka Selatan), yang didominasi oleh batuan intrusi granit yang sisa panasnya telah berkurang tetapi masih dapat menyimpan panas. Panas yang dihasilkan oleh intrusi granit di daerah tersebut diperkirakan berasosiasi dengan aktivitas peluruhan radioaktif yang dapat berperan sebagai penyedia sumber panas pada sistem panas bumi. Hal tersebut didukung dengan ditemukannya mineral monasit yang mengandung unsur radioaktif [6]. Selain itu, penelitian mengenai panas bumi juga dilakukan di daerah Nyelanding (Bangka Selatan), dengan fokus penelitian pada struktur bawah permukaaan sumber panas Nyelanding. Dari hasil pengukuran geolistrik dengan konfigurasi Schlumberger diperoleh adanya distribusi batu granit dengan nilai resistivitas mulai dari 455-1046 m [7]. Penelitian mengenai granit juga dilakukan di Lampung, salah satunya analisis mineral dalam batuan menggunakan metode XRD, dari penelitian tersebut diperoleh kandungan mineral pada batu granit yaitu, kuarsa, alkali feldspar, plagioklas dan biotit [8]. Berdasarkan uraian diatas, penelitian mengenai granit di Pulau Bangka yang telah dilakukan, namun belum ada yang meneliti mengenai struktur kristal pada batu granit sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan mineral serta struktur kristal pada batu granit ditinjau dari kondisi geologi di Pulau Bangka menggunakan metode X-Ray Diffraction (XRD). Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian yang berjudul Analisis Struktur Kristal Batu Granit dari Panas Bumi di Pulau Bangka Menggunakan Metode X-Ray Diffraction (XRD).

    Granit merupakan batuan beku asam berdasarkan komposisi kimianya. Batu granit adalah batuan beku dalam yang bertekstur holokristalin, feneritik dan berbutir kasar serta mengandung mineral Kuarsa 10-40%, K-feldspar 30-60%, Plagioklas natrium 0-35%, mineral mafis (biotit, hornblend) 10-35% [9]. Berdasarkan asal magma pembentuknya, granit di klasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu granit tipe S (sedimentary) dan granit tipe I (igneous). Granit tipe-S berasal dari pencairan sebagian batuan sumber metasedimen, prosesnya disebut anatexis atau ultra metamorfosa sedangkan granit tipe-I berasal dari batuan sumber berkomposisi batuan beku yang belum mengalami pelapukan permukaan atau dari fraksinasi kristal magma. Penentuan tipe granit dapat dilakukan dengan

  • Journal of Science and Applicative Technology Original Article

    Copyright © 2019 Journal of Science and Applicative Technology J. Sci. Appl. Tech. vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx | 3 Published by: Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Indonesia

    FIRST AUTHOR LAST NAME et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x

    metode pengamatan megaskopis, petrografis, dan geokimia [8].

    Geologi Regional

    Pulau bangka merupakan daerah yang terletak pada serangkaian jalur granit timah Asia Tenggara yang membentang dari daratan Burma, Thailand, semenanjung Malaya hingga Bangka-Belitung [2]. Granit jalur timah Asia Tenggara terbagi dalam tiga jalur yaitu granit jalur barat, granit jalur timur dan granit jalur utama [11]. Granit jalur barat membentang dari semenanjung Thailand ke Myanmar, sedangkan granit jalur utama dan granit jalur timur membentang dari bagian tengah Muangthai, pantai barat Malaysia, Kep. Singkep dan Kep. Bangka-Belitung. Secara geografis, jalur granit utama saling tumpang tindih dengan jalur granit timur [9] [10] [11]. Pulau Bangka dan pulau-pulau disekitarnya termasuk kedalam Punggungan Bangka-Belitung (Bangka-Biliton Ridge) yang merupakan tinggian batuan dasar yang berada di sebelah timur Cekungan Sumatera Selatan dan disebelah utara Cekungan Sunda. Punggungan ini merupakan bagian dari jalur timah batuan granit (Tin Belt Granite) dari Paparan Sunda yang memanjang dari daratan Thailand, Semenanjung Malaysia, Kepulauan Riau, Bangka-Belitung hingga Kalimantan Barat [12].

    Struktur geologi di Bangka Selatan berupa kelurusan, lipatan dan sesar seperti yang ditunjukkan ada Gambar 1 dibawah ini. Lipatan terjadi pada batuan berumur Perm dan Trias. Lipatan batuan meliputi Formasi Tanjung Genting dan Formasi Ranggam, mempunyai arah sumbu timur laut-barat daya dan kemiringan besar antara , yang menunjukkan intensitas tektonik besar. Sebaran batuan plutonik mengikuti arah lipatan dan terletak pada inti antiklin, demikian juga bentuk lintasan garis pantai Bangka Selatan mengikuti arah struktur geologi, khususnya sumbu lipatan. Adapun kehadiran arah sumbu lipatan acak dimungkinkan hasil deformasi batuan yang lebih tua dari masa Mesozoikum. Struktur kekar dan patahan memiliki banyak orientasi. Arah umum utara-selatan, timur laut-barat daya dan tenggara-barat laut. Kekar dan patahan tersebut berkaitan erat terhadap perlipatan. Patahannya berupa patahan naik, geser dan patahan normal. Pola patahan mempunyai arah utara-selatan merupakan fase patahan paling muda. Patahan naik dan normal mempunyai arah relatif barat laut-tenggara, serta patahan mendatar dengan arah relatif utara-selatan memotong patahan lebih tua [13].

    Gambar 1 Peta geologi Bangka Selatan

    X-Ray Diffraction atau difraksi sinar-X merupakan salah satu metode karakerisasi material yang memanfaatkan interaksi antara sinar-X dengan atom yang tersusun dalam sebuah sistem kristal. Metode ini digunakan mengidentifikasi serta menentukan parameter, kisi dan struktur Kristal yang terbentuk serta untuk mengetahui susunan berbagai jenis atom dalam Kristal [3]. Penentuan struktur kristal suatu mineral yang dilakukan dengan metode difraksi siar-X, akan diperoleh data koordinat atom dalam kristal yang mendasari sifat serta karakteristik mineral pada umumnya dan identifikasi dapat dilakukan dengan membandingkan pola difraksi sinar-X yang muncul [14]. Difraksi sinar-X oleh sebuah kristal tergantung pada struktur Kristal serta panjang gelombang. Apabila panjang gelombang lebih besar dari ukuran atom atau kristal maka tidak akan terjadi peristiwa difraksi karena sinar akan dipantulkan sedangkan jika panjang gelombang mendekati atau lebih kecil dari ukuran atom atau kristal maka akan terjadi proses difraksi. Saat berkas sinar-X yang ditembakkan pada suatu material kristalin maka sinar tersebut akan menghasilkan pola difraksi yang khas [15].

    Sinar-X yang jatuh pada kristal akan didifraksikan, artinya sinar yang sefase akan saling menguatkan dan yang tidak sefase akan saling meniadakan atau melemahkan. Berkas yang terdifraksi tersebut dapat didefinisikan sebagai suatu berkas yang tersusun dari beberapa sinar yang terhambur dan saling memperkuat satu sama lain [16]. Berkas yang terdifraksi harus memenuhi Hukum Bragg, fenomena yang teramati oleh Hukum Bragg ditunjukkan oleh Gambar 2.

  • Original Article Journal of Science and Applicative Technology

    4 | Journal of Science and Applicative Technology , vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx e-ISSN: 2581-0545

    Title of Manuscript

    FIRST AUTHOR LAST NAME et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x

    Gambar 2 Skema difraksi sinar-X

    Metode

    Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi sampel batu granit yang terdapat pada panas bumi Nyelanding, Bangka Selatan menggunakan alat X-ray Diffractometer. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu XRD (X-Ray Diffraction), ayakan/saringan, kantong sampel, label sampel, batu granit. Adapun diagram alir penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

    Gambar 3 Diagram alir penelitian

    Hasil dan Pembahasan

    Berdasarkan hasil analisis dari kelima sampel batu granit di panas Nyelanding Kecamatan Air Gegas Kabupaten Bangka Selatan, diperoleh struktur kristal batu granit pada setiap kehadiran mineral. Dari hasil pengujian X-Ray Diffraction (XRD) pada kelima sampel batu granit yang ada di panas bumi Nyelanding Kecamatan Air Gegas Kabupaten Bangka Selatan diperoleh bahwa kandungan mineral terbesarnya

    adalah silica oksida ( 2SiO ). Berdasarkan COD 96-900-

    5019, 2( )SiO yang terdapat pada sampel memiliki struktur

    kristal trigonal, dengan parameter kisi yang ditunjukkan

    oleh Tabel 4.1. Menurut Reaksi Bowen 2( )SiO terbentuk

    dari proses pendinginan magma yang terbentuk pada

    rentang temperatur 400 600C C . Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Fitriany (2015) kehadiran

    mineral kuarsa 2( )SiO dengan struktur kristal trigonal

    menunjukkan adanya penurunan porositas dan peningkatan

    kepadatan kristal selain itu, kehadiran mineral 2( )SiO

    pada sistem panas bumi sebagai penanda zona batuan penudun. Selanjutnya sampel batuan dengan kode 3171-3,

    ditemukan kandungan potassium ( )K dengan struktur

    kristal cubic dan parameter kisi yang ditunjukkan oleh Tabel 4.1. Berdasarkan yang telah dilakukan oleh Kristianto dkk

    (2019) kehadiran mineral potassium ( )K merupakan

    mineral pembawa panas sebagai akibat dari peristiwa peluruhan radioaktif pada sistem panas bumi non-vulkanik.

    Pola difraksi sampel 3171-1 ditunjukkan oleh Gambar 4 pada sampel ini ditemukan kandungan mineral yaitu kuarsa

    ( 2SiO ) sebanyak 97,5% dan kandungan mineral lainnya

    adalah kalsium karbonat ( 3CaCO ) sebesar 2,5%.

    Gambar 4 Pola difraksi sampel 3171-1

    Pola difraksi sampel 3171-2 ditunjukkan oleh Gambar 5, pada sampel ini ditemukan kandungan mineral yaitu kuarsa

    ( 2SiO ) sebanyak 79,3% dan kandungan mineral lainnya

    adalah alumunium fosfat ( 4AlPO ) sebesar 20,7%.

  • Journal of Science and Applicative Technology Original Article

    Copyright © 2019 Journal of Science and Applicative Technology J. Sci. Appl. Tech. vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx | 5 Published by: Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Indonesia

    FIRST AUTHOR LAST NAME et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x

    Gambar 5 Pola difraksi sampel 3171-2

    Pola difraksi sampel 3171-3 ditunjukkan oleh Gambar 6, pada sampel ini ditemukan kandungan mineral yaitu kuarsa

    ( 2SiO ) sebanyak 92,4% dan kandungan mineral lainnya

    adalah Potassium ( K ) sebesar 7,6%.

    Gambar 6 Pola difraksi sampel 3171-3

    Pola difraksi sampel 3171-4 ditunjukkan oleh Gambar 7, pada sampel ini ditemukan kandungan mineral yaitu kuarsa

    ( 2SiO ) sebanyak 55,4% dan kandungan mineral lainnya

    adalah alumunium fosfat ( 4AlPO ) sebesar 44,6%.

    Gambar 7 Pola difraksi sampel 3171-4

    Pola difraksi sampel 3171-5 ditunjukkan oleh Gambar 8, pada sampel ini ditemukan kandungan mineral yaitu kuarsa

    ( 2SiO ) sebanyak 75,6% dan kandungan mineral lainnya

    adalah alumunium fosfat ( 4AlPO ) sebesar 24,4%.

    Gambar 8 Pola difraksi sampel 3171-5

    Berdasarkan hasil pengujian X-Ray Diffraction (XRD) pada kelima sampel batu granit yang ada di panas bumi Nyelanding Kecamatan Air Gegas Kabupaten Bangka Selatan diperoleh bahwa kandungan mineral terbesarnya adalah

    silica oksida ( 2SiO ) dengan persentase antara 55,4%-97,6%

    dan struktur kristal yaitu trigonal yang berbentuk kuarsa. Lano dkk (2016) melakukan penelitian mengenai karakteristik granit sumber panas bumi Permis menggunakan metode X-Ray Fluoresense (XRF). Dari hasil penelitian tersebut Lano dkk (2016) memperoleh

  • Original Article Journal of Science and Applicative Technology

    6 | Journal of Science and Applicative Technology , vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx e-ISSN: 2581-0545

    Title of Manuscript

    FIRST AUTHOR LAST NAME et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x

    persentase mineral 2SiO dengan kisaran antara 71,66%-

    77,89%. Batu granit pada daerah penelitian menunjukkan

    adanya penurunan kandungan 2 3Al O , CaO , 2K O ,

    2 5P O terhadap peningkatan 2SiO , hal tersebut terjadi

    sebagai akibat adanya fraksinasi kristal dari kelompok mineral silica seperti K-feldspar, plagioclase, biotite, muscovite. Selain penelitian batu granit di Pulau Bangka, penelitian lain telah dilakukan di Barru, Sulawesi Selatan. Nuransil (2018) melakukan penelitian mengenai studi karakterisasi batuan di sekitar sumber air panas Desa Galung Kabupaten Barru, menggunakan metode X-Ray Diffraction. Dari hasil penelitian tersebut Nuransil (2018)

    memperoleh persentase 2SiO dengan kisaran antara

    11,80%-30,70% dengan struktur kristal monoklinik. Hasil penelitian Lano dkk (2016) dan Nuransil (2018) cukup untuk menjelaskan kandungan mineral dan struktur kristal pada batu granit. Perbedaan kandungan mineral dan struktur kristal batu granit dapat disebabkan adanya perbedaan temperatur pada saat pembentukan batuan, kondisi lingkungan saat pembentukan batuan serta struktur geologi daerah tersebut.

    Selain kandungan 2SiO , adapula kandungan mineral lain

    yang ditemukan pada sampel batuan. Sampel batuan dengan kode 3171-1, ditemukan kandungan kalsium

    karbonat 3( )CaCO sebesar 2,5%, kandungan 3( )CaCO

    mengindikasikan adanya pengendapan yang berasal dari fosil organisme laut yang terendapkan pada lingkungan laut dangkal. Dari kandungan mineral dan informasi geologi dapat disimpulkan bahwa daerah penelitian merupakan bagian dari paparan sunda yang terangkat akibat proses tektonik. Selanjutnya sampel batuan dengan kode 3171-3,

    ditemukan kandungan potassium ( )K sebesar 7,6%,

    penelitian yang dilakukan Soepriadi dkk (2014) diperoleh

    bahwa kandungan potassium ( )K pada sampel batuan

    dapat mengindikasikan bahwa adanya unsur uranium ( )U

    dan thorium ( )Th pada sampel batuan, biasanya

    keterdapatan unsur uranium ( )U dan thorium ( )Th pada

    batuan disertai dengan keberadaan unsur tanah jarang (UTJ), sehingga diperlukan uji karakterisasi dengan metode lain untuk mengetahui keterdapatan unsur radioaktif pada sampel [56]. Kemudian pada ketiga sampel batuan dengan kode sampel 3171-2,3171-4 dan 3171-5 ditemukan

    kandungan mineral alumunium fosfat/berlinite 4( )AlPO ,

    penelitian yang dilakukan oleh Andreas dkk (2018)

    diperoleh bahwa kandungan 4( )AlPO pada sampel

    menunjukkan bahwa kandungan mineral pada sampel kaya

    akan alumina 2 3( )Al O , natrium ( )Na dan silica 2( )SiO .

    Hal ini juga menunjukkan bahwa daerah terbentuknya batuan memiliki mineral penyusun batuan bersifat asam.

    Kesimpulan

    1. Struktur kristal sampel batu granit pada penelitian ini umumnya di dominasi oleh struktur trigonal.

    2. Kandungan mineral yang terdapat pada sampel batuan

    yaitu Silikon Oksida ( 2SiO ), Kalsium Karbonat ( 3CaCO

    ), Alumunium Fosfat ( 4AlPO ) dan Potassium ( K ),

    dimana kandungan mineral yang paling mendominasi

    adalah kuarsa 2SiO .

    3. Kehadiran mineral Kuarsa 2( )SiO dengan struktur

    kristal trigonal pada sistem panas bumi sebagai penanda zona batuan penudung. Selain itu kehadiran mineral

    Potassium ( K ) dengan struktur kristal cubic pada sistem panas bumi sebagai pembawa panas sebagai akibat dari peristiwa peluruhan radioaktif.

    Konflik penting

    Pulau Bangka merupakan daerah yang terletak pada

    jalur timah Asia Tenggara, sehingga pada daerah

    tersebut terdapat intrusi batuan granit sebagai sumber

    panas bumi radiogenik, sehingga penulis ingin

    melakukan penelitian mengenai struktur kristal dan

    kandungan pada batu granit di panas bumi Nyelanding

    (Bangka Selatan)

    Ucapan terimakasih

    Saya ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang

    sudah membantu dalam penulisan serta dukungan dari

    orang tua.

    Daftar Pustaka

    [1] M. Firdaus, M. Luthfi, D. Indonesia, L. Fuzzy, and I. Pendahuluan, “Studi Penentuan Zona Probabilitas Keterdapatan Thorium Di Belitung Timur,” pp. 1–10.

    [2] K. S. Widana, “Eksplorium Diskriminasi Magmatisme Granitoid Pulau Bangka,” vol. 36, no. 1, pp. 1–16,

  • Journal of Science and Applicative Technology Original Article

    Copyright © 2019 Journal of Science and Applicative Technology J. Sci. Appl. Tech. vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx | 7 Published by: Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Indonesia

    FIRST AUTHOR LAST NAME et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x

    2015.

    [3] C. K. Solok, “Pengaruh Temperatur Kalsinasi Terhadap Struktur Mineral Granit YMahasiswa Jurusan Fisika FMIPA UNP Staf pengajar Jurusan Fisika FMIPA UNP Email : [email protected],” vol. 6, pp. 9–16, 2015.

    [4] K. S. Widana, “a . Kajian data sekunder , hasil analisis penelitian terdahulu khususnya untuk oksida,” vol. 34, no. 2, pp. 1–16, 2013.

    [5] H. Syaeful, K. S. Widana, and M. Nurdin, “Eksplorium Potensi Thorium Dan Uranium Di Kabupaten Bangka Barat,” vol. 35, no. 2, pp. 69–84, 2014.

    [6] P. Sumber, D. Geologi, and K. B. Belitung, “Makalah ilmiah,” vol. 11, pp. 1–13, 2016.

    [7] R. N. Siregar and W. B. Kurniawan, “2D Interpretation of Subsurface Hot Spring Geothermal Structure in Nyelanding Village Through Schlumberger Geoelectricity Configuration Method,” J. Ilm. Pendidik. Fis. Al-Biruni, vol. 7, no. 1, p. 81, 2018, doi: 10.24042/jipfalbiruni.v7i1.2324.

    [8] B. Atuan and M. D. A. N. Batubara, “Handouts Geologi Lingkungan ( GG405 ) Disusun Oleh :,” 2010.

    [9] F. Teknik and U. Pakuan, “G e o l o g i,” 2012.

    [10] K. Utama, D. I. Perairan, B. Dan, and P. Banten, “Environment And Tectonic Evolution Of Rocks And Sediment Based On Major Element In Bayah,” vol. 12, no. 3, pp. 125–134, 2014.

    [11] “*William_Alexander_Deer,_Robert_Andrew_Howie,_J._Z(z-lib.org).pdf.” .

    [12] Ismangil and E. Hanudin, “Degradasi Mineral Batuan Oleh Asam-Asam Organik,” J. Ilmu Tanah dan Lingkung., vol. 5, no. 1, pp. 1–17, 2005.

    [13] kusmiyarti, “Agrogrologi dan lingkungan,” pp. 1–152, 2010.

    [14] A. P. S. Cruz, “済無No Title No Title,” J. Chem. Inf. Model., vol. 53, no. 9, pp. 1689–1699, 2013, doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.

    [15] G. D. A. N. Magnetik, “Program Studi Geofisika,” pp. 1–40, 2017.

    [16] C. I. Sapiie, B., Magetsari, N.A., Harsolumakso, A.H., Abdullah, Catatan Kuliah GL-1211 Geologi Fisik. ITB, Bandung, 2006.