20
1 ANALISIS QOS PADA JARINGAN WIRELESS BRIDGE BERBASIS OPENWRT Ruli Kadapi Riyan Sandi Sudi Fitoni Ananda Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang Abstrak Teknologi wireless menawarkan beragam kemudahan, kebebasan dan fleksibilitas yang tinggi. Teknologi wireless memiliki cukup banyak kelebihan dibandingkan teknologi kabel yang sudah ada. Teknologi wireless sangat mudah untuk digunakan dan pengguna bisa saling berkomunikasi antar jaringan selama masih berada dalam jangkauan wireless. Wireless Bridge merupakan sistem untuk mengembangan jaringan nirkabel tanpa harus menggunakan kabel sebagai backbone untuk access point melainkan memanfaatkan jalur nirkabel dari access point tersebut. Berdasarkan hasil pengujian metode wireless bridge tplink dan wireless bridge openwrt diketahui terjadi peningkatan nilai QoS yang cukup signifikan terutama pada parameter delay, throughput dan jitter. Pada parameter throughput terjadi peningkatan sebesar 33.8 % , pada parameter delay terjadi penurunan nilai delay sebesar 2.8 ms dan jitter 0.635 ms , dimana semakin kecil nilai delay dan jitter maka QoS yang dihasil semakin bagus, semakin besar nilainya maka semakin jelek QoS jaringan tersebut sedangkan pada parameter packet loss diperoleh nilai perbedaan yang tidak terlalu signifikan Kata Kunci: Wireless bridge, Access point, Delay, Packet loss, Throughput, Jitter. PENDAHULUAN Pengembangan penggunaan teknologi wireless sangatlah pesat. Teknologi wireless merupakan jaringan komputer yang berbasis Wireless Local Area Network (WLAN). Penggunaan WLAN menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengguna komputer menggunakan teknologi ini untuk mengakses suatu jaringan komputer atau internet. Jaringan LAN merupakan jaringan yang dibatasi oleh area yang relatif kecil, umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti kantor, gedung, laboratorium, atau tiap-tiap ruangan pada tiap-tiap sekolah. Biasanya jarak antar node tidak lebih jauh dari sekitar 200m. Jaringan nirkabel merupakan salah satu alternatif terbaik dalam membangun sebuah jaringan komputer yang praktis. Salah satu alternatif solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan mengimplementasikan Wireless Bridge pada perangkat access point dengan menggunakan firmware berbasis Openwrt. Openwrt merupakan firmware yang bersifat open source yang berfungsi sebagai sistem operasi pada perangkat access point sedangkan Wireless Bridge merupakan teknologi penggembangan jaringan internet nirkabel tanpa harus menggunakan kabel sebagai backbone untuk access point melainkan memanfaatkan jalur nirkabel dari access point tersebut. Dalam tugas akhir ini, analisis kualitas layanan Quality Of Service. Wireless Bridge menggunakan parameter jitter, througput, delay dan packet loss. Dari hasil analisis kinerja kualitas layanan (QoS) tersebut maka akan diketahui keunggulan dan kekurangan penerapan metode Wireless Bridge pada jaringan nirkabel dengan menggunakan firmware berbasis Openwrt dan Tplink.

ANALISIS QOS PADA JARINGAN WIRELESS BRIDGE …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2015/03/Jurnal_Ruli_Riyan... · ANALISIS QOS PADA JARINGAN WIRELESS BRIDGE BERBASIS OPENWRT

Embed Size (px)

Citation preview

1

ANALISIS QOS PADA JARINGAN WIRELESSBRIDGE BERBASIS OPENWRT

Ruli KadapiRiyan Sandi

Sudi Fitoni AnandaJurusan Teknik Informatika

STMIK PalComTech Palembang

AbstrakTeknologi wireless menawarkan beragam kemudahan, kebebasan dan fleksibilitas yang tinggi.Teknologi wireless memiliki cukup banyak kelebihan dibandingkan teknologi kabel yang sudahada. Teknologi wireless sangat mudah untuk digunakan dan pengguna bisa saling berkomunikasiantar jaringan selama masih berada dalam jangkauan wireless. Wireless Bridge merupakansistem untuk mengembangan jaringan nirkabel tanpa harus menggunakan kabel sebagai backboneuntuk access point melainkan memanfaatkan jalur nirkabel dari access point tersebut.Berdasarkan hasil pengujian metode wireless bridge tplink dan wireless bridge openwrt diketahuiterjadi peningkatan nilai QoS yang cukup signifikan terutama pada parameter delay, throughputdan jitter. Pada parameter throughput terjadi peningkatan sebesar 33.8 % , pada parameter delayterjadi penurunan nilai delay sebesar 2.8 ms dan jitter 0.635 ms , dimana semakin kecil nilai delaydan jitter maka QoS yang dihasil semakin bagus, semakin besar nilainya maka semakin jelek QoSjaringan tersebut sedangkan pada parameter packet loss diperoleh nilai perbedaan yang tidakterlalu signifikanKata Kunci: Wireless bridge, Access point, Delay, Packet loss, Throughput, Jitter.

PENDAHULUAN

Pengembangan penggunaan teknologi wireless sangatlah pesat. Teknologi wirelessmerupakan jaringan komputer yang berbasis Wireless Local Area Network (WLAN).Penggunaan WLAN menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengguna komputermenggunakan teknologi ini untuk mengakses suatu jaringan komputer atau internet.

Jaringan LAN merupakan jaringan yang dibatasi oleh area yang relatif kecil, umumnyadibatasi oleh area lingkungan seperti kantor, gedung, laboratorium, atau tiap-tiap ruangan padatiap-tiap sekolah. Biasanya jarak antar node tidak lebih jauh dari sekitar 200m. Jaringannirkabel merupakan salah satu alternatif terbaik dalam membangun sebuah jaringan komputeryang praktis.

Salah satu alternatif solusi dari permasalahan tersebut adalah denganmengimplementasikan Wireless Bridge pada perangkat access point dengan menggunakanfirmware berbasis Openwrt. Openwrt merupakan firmware yang bersifat open source yangberfungsi sebagai sistem operasi pada perangkat access point sedangkan Wireless Bridgemerupakan teknologi penggembangan jaringan internet nirkabel tanpa harus menggunakankabel sebagai backbone untuk access point melainkan memanfaatkan jalur nirkabel dari accesspoint tersebut.

Dalam tugas akhir ini, analisis kualitas layanan Quality Of Service. Wireless Bridgemenggunakan parameter jitter, througput, delay dan packet loss. Dari hasil analisis kinerjakualitas layanan (QoS) tersebut maka akan diketahui keunggulan dan kekurangan penerapanmetode Wireless Bridge pada jaringan nirkabel dengan menggunakan firmware berbasisOpenwrt dan Tplink.

2

TINJAUAN PUSTAKA

WiFi

Menurut Mulyanta (2005:52), WiFi sebenarnya merupakan merek dagang wirelessLAN yang diperkenalkan dan distandarisasi oleh WiFi Alliance Standar didasarkan padastandar 802.11.

Access PointMenurut Purbo (2006:38), Access Point adalah sebuah node yang telah dikonfigurasi

secara khusus pada sebuah WLAN (Wireless Local Area Network). Access Point bertindaksebagai pusat pemancar dan penerima untuk sinyal-sinyal radio WLAN.

Wireless RouterMenurut Jubilee (2009:8), Wireless Router adalah sebuah device yang berfungsi untuk

meneruskan paket-paket dari sebuah network ke network yang lainnya (baik LAN ke LANatau LAN ke WAN ) sehingga host-host yang ada pada sebuah network bisa berkomunikasidengan host-host yang ada pada network yang lain.

FirmwareMenurut Tim Penyusun Wahana Komputer (2010 : 65), Upgrade firmware merupakan

salah satu faktor penting dalam meningkatkan kemampuan, efisiensi dan efektifitas wirelessrouter. Tidak jarang para vendor perusahaan wireless router meng-upgrade patch firmwarepada produk mereka untuk lebih meningkatkan performa dari wireless router tersebut.

OpenwrtMenurut Russel (2012:13), Openwrt adalah sebuah proyek open source untuk

menciptakan sebuah sistem operasi gratis yang bisa di install (embeded) pada perangkat radiowireless.

Samba ServerMenurut Onno W. Purbo ( 2002:1), Samba adalah program yang bersifat open source

yang menyediakan layanan berbagi berkas (file service) dan berbagi alat pencetak (printservice), resolusi nama NetBIOS dan pengumuman layanan (NetBIOS serviceannouncement/browsing).

Komponen-Komponen Wireles LANMenurut Jubilee (2009:1) Ada empat komponen utama dalam membangun WLAN

yaitu: Access Point / Wireless Router, Wireless LAN Interface, Mobile/Desktop, dan AntenaExternal

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis KebutuhanJaringan nirkabel merupakan salah satu alternatif terbaik dalam membangun sebuah

jaringan komputer yang praktis. Jaringan nirkabel digunakan untuk mendukung jaringan kabelyang sudah ada. Akan tetapi pada implementasinya masih dipergunakan jaringan kabel yangmenjadi backbone dari access point supaya client yang terhubung bisa mengakses internet.Permasalahan pemasangan kabel sering menjadi permasalahan pada tempat-tempat yang sulitdijangkau. Salah satu alternatif solusi dari permasalahan tersebut adalah denganmengimplementasikan Wireless Bridge pada perangkat access point. Wireless Bridge

3

merupakan sistem untuk mengembangkan jaringan internet nirkabel tanpa harus menggunakankabel sebagai backbone untuk access point melainkan memanfaatkan jalur nirkabel dari accesspoint tersebut.

Analisis PermasalahanBagaimana merancang dan mengimplementasikan Wireless Bridge berbasis Openwrt

dan menganalisa perbandingan kinerja QoS (Quality Of Service) Wireless Bridge sistemOpenwrt dengan sistem Tplink mengunakan parameter pengukuran QoS berupa Delay,Packetloss, Throughput dan Jitter.

Desain Topologi JaringanPada jaringan berbasis metode Wireless Bridge, menggunakan minimal 2 buah access

point dimana pada wireless access point pertama berfungsi sebagai master sedangkan accesspoint kedua sebagai Client, pada access point 1 (master) terhubung langsung melalui sebuahServer Samba yang sedangkan access point 2 (client) terhubung melalui switch hub.

Gambar 1. Topologi Wireless Bridge

Tahap PengukuranPada tahap pengukuran ini, penulis melakukan pengukuran QoS dari komputer client

bridge ke samba server , dimana posisi samba server terletak pada bridge master. Adapunjumlah pengukuran dilakukan sebanyak 10x dengan mengambil nilai minimun, maksimumdan rata-rata pengukuran dengan waktu pengukuran antara 3 – 5 menit serta jumlah paket databervariasi.

Untuk parameter delay dan jitter menggunakan satuan mili second (ms) dimana semakinkecil yang didapat maka semakin baik QoS, sedangkan pada parameter packet lossmenggunakan persentase loss, semakin besar nilai persentase loss yang diperoleh makasemakin jelek nilai QoS artinya banyaknya paket data yang hilang (loss) saat pengukuran,Terakhir pada parameter throughput menggunakan satuan kbps, semakin besar maka semakainbaik nilai QoS yang diperoleh.

4

Gambar 2. Hasil Pengukuran Delay dan Packet Loss

Pada Gambar 3 merupakan sampel hasil pengukuran pertama parameter throughputdengan nilai minimum sebesar 104 kbps, maksimum sebesar 5951 kbps dengan nilai rata-rata3709 kbps dengan pengiriman sebesar 409 paket data.

Gambar 3. Hasil Pengukuran Throughput

Pada Gambar 4, merupakan hasil pengukuran pada parameter Jitter denganmenggunakan internal sebesar 10 detik dengan kapasitas pengiriman data bervariasi denganjarak waktu pengukuran selama 0.5 detik.

Gambar 4. Hasil Pengukuran Jitter

Analisa hasil QoS Wireless Bridge Firmware TplinkHasil pengukuran pada Tabel 1 diperoleh nilai Delay dan Packet Loss pada server samba

( 192.168.1.100) dengan nilai rata-rata delay 5.1 ms dengan rata-rata persentase packet losssebesar 0.1% dengan waktu pengukuran 4-5 Menit, sehingga dapat disimpulkan nilai delaymasuk dalam kategori sangat bagus sedangkan Packet Loss masuk dalam kategori sangatbagus versi Tiphon.

5

Tabel 1. Hasil pengukuran Delay dan Packet Loss Server Samba

PengujianMin(ms)

Max(ms)

Rata-rataDelay (ms)

PacketLoss (%)

1 2 16 5 12 2 26 5 03 2 27 5 04 2 41 5 05 2 30 5 06 2 42 5 07 2 74 5 08 2 209 6 09 2 36 5 0

10 2 31 5 0Rata-rata 5.1 0.1

Sumber : Dikelola Sendiri

Dari tabel 2, diperoleh hasil pengukuran nilai Throughput pada server samba dengan nilairata-rata (average) sebesar 3597 kbit/sec , nilai throughput rata-rata minimum sebesar 604kbps dan rata-rata maximum sebesar 5885 kbps dengan waktu pengukuran 4-5 Menit, sertajumlah paket yang dikirim (sent) bervariasi.

Tabel 2. Hasil Pengukuran Throughput Server Samba

PengujianMin

(kbps)Max

(kbps)Rata-rata

(kbps)1 104.7 5951 37092 334.3 5614 34243 168.8 6015 20474 568.8 5882 36985 769.4 6106 38396 705.6 5887 36817 840.7 5874 39088 785 5926 38249 934.3 5854 4019

10 828.7 5744 3821

Rata-rata 3597Sumber : Dikelola Sendiri

Dari tabel 3, diperoleh pengukuran nilai jitter yang bervariasi dengan nilai rata-rata jitter0.8344 ms, sehingga dalam kategori versi tiphon termasuk dalam kategori sangat bagus ( 0 s/d75 ms), semakin kecil nilai jitter maka QoS yang dihasil semakin bagus , semakin besarnilainya maka semakin jelek QoS jaringan komputer tersebut.

Tabel 3. Hasil pengukuran Jitter dalam interval 10s

Interval (s) Transfer(KByte)

Bandwidth(Mbps)

Jitter (ms) Kategori

0.0-0.5 63.2 1.03 0.619 Sangat Bagus

6

0.5- 1.0 63.2 1.03 1.206 Sangat Bagus

1.0 – 1.5 64.6 1.06 0.446 Sangat Bagus

1.5 – 2.0 64.6 1.06 0.871 Sangat Bagus

2.0 – 2.5 63.2 1.03 1.026 Sangat Bagus

2.5 – 3.0 64.6 1.06 0.599 Sangat Bagus

3.0 – 3.5 63.2 1.03 0.931 Sangat Bagus

3.5 – 4.0 64.6 1.06 0.939 Sangat Bagus

4.0 – 4.5 64.6 1.06 0.891 Sangat Bagus

4.5 -5.0 63.2 1.03 0.559 Sangat Bagus

5.0 – 5.5 64.6 1.06 0.802 Sangat Bagus

5.5 – 6.0 63.2 1.03 0.827 Sangat Bagus

6.0 – 6.5 64.6 1.06 1.558 Sangat Bagus

6.5 – 7.0 64.6 1.06 0.932 Sangat Bagus

7.0 – 7.5 63.2 1.03 0.838 Sangat Bagus

7.5 – 8.0 64.6 1.06 1.277 Sangat Bagus

8.0 – 8.5 63.2 1.03 0.611 Sangat Bagus

8.5 – 9.0 64.6 1.06 0.689 Sangat Bagus

9.0 – 9.5 63.2 1.03 0.765 Sangat Bagus

9.5 - 10 64.6 1.06 0.302 Sangat Bagus

Rata-rata 0.8344 Sangat Bagus

Sumber : Dikelola Sendiri

Analisa QoS Wireless Bridge Firmware OpenwrtTool yang digunakan dalam pengukuran QoS adalah Axence Nettools, untuk hasil data

Throughput, Delay/Latency , Packet Loss,. Sedangkan tool iperf digunakan untuk memperolehdata jitter.

Hasil pengukuran pada Tabel 4, diperoleh nilai pengukuran Delay dan Packet Loss padaSamba Server dengan nilai rata-rata delay 2.3 ms dengan rata persentase packet loss sebesar

7

0 % dengan waktu pengukuran 4-5 Menit, dapat disimpulkan nilai delay masuk dalamkategori sangat bagus sedangkan Packet Loss masuk dalam kategori sangat bagus.

Tabel 4. Hasil Pengukuran Delay dan Packet Loss Server Samba

PengujianMin(ms)

Max (ms) Rata-rataDelay (ms)

PacketLoss (%)

1 1 11 2 02 2 17 2 03 1 17 2 04 1 15 2 05 2 17 3 06 1 16 3 07 1 30 3 08 1 22 2 09 1 17 2 0

10 1 12 2 0Rata-rata 2.3 0

Sumber : Dikelola Sendiri

Dari tabel 5 , diperoleh pengukuran nilai Throughput pada Samba Server dengan nilairata-rata nilai throughput berupa nilai rata-rata (average) sebesar 5436.5 kbit/sec , nilaithroughput rata-rata minimum sebesar 1394.5 kbps dan rata-rata maximum sebesar 7235.2kbps dengan waktu pengukuran 4-5 Menit, serta jumlah paket yang dikirim (sent) bervariasi.

Tabel 5. Hasil Pengukuran Throughput Server Samba

PengujianMin

(kbps)Max

(kbps)Rata-rata

(kbps)

1 1492 7433 5584

2 947 7059 5193

3 1627 7261 5581

4 2310 7006 5575

5 1449 7335 5427

6 1663 6878 5469

7 1275 7153 5560

8 1760 7406 5420

9 1084 7134 5440

10 338 7687 5116

Rata-rata 5436.5Sumber : Dikelola Sendiri

Dari Tabel 6, mendapatkan nilai jitter dengan menggunakan tool iperf dengan mencobakoneksi ke iperf server di internet dengan menggunakan protokol UDP (User DatagramProtocol), dimana iperf server yang diuji adalah 192.168.1.100 (Samba Server).

8

Tabel 6. Hasil pengukuran Jitter dalam interval 10s

Interval (s) Transfer(KByte)

Bandwidth(Mbps)

Jitter (ms) Kategori

0.0-0.5 63.2 1.03 0.042 Sangat Bagus

0.5- 1.0 64.6 1.06 0.651 Sangat Bagus

1.0 – 1.5 63.2 1.03 0.131 Sangat Bagus

1.5 – 2.0 64.6 1.06 0.131 Sangat Bagus

2.0 – 2.5 63.2 1.03 0.214 Sangat Bagus

2.5 – 3.0 64.6 1.06 0.164 Sangat Bagus

3.0 – 3.5 64.6 1.06 0.121 Sangat Bagus

3.5 – 4.0 63.2 1.03 0.198 Sangat Bagus

4.0 – 4.5 64.6 1.06 0.077 Sangat Bagus

4.5 -5.0 63.2 1.03 0.162 Sangat Bagus

5.0 – 5.5 64.6 1.06 0.518 Sangat Bagus

5.5 – 6.0 63.2 1.03 0.163 Sangat Bagus

6.0 – 6.5 64.6 1.06 0.160 Sangat Bagus

6.5 – 7.0 64.6 1.06 0.088 Sangat Bagus

7.0 – 7.5 63.2 1.03 0.235 Sangat Bagus

7.5 – 8.0 64.6 1.06 0.185 Sangat Bagus

8.0 – 8.5 63.2 1.03 0.167 Sangat Bagus

8.5 – 9.0 64.6 1.06 0.122 Sangat Bagus

9.0 – 9.5 64.6 1.06 0.296 Sangat Bagus

9.5 - 10 63.2 1.03 0.148 Sangat Bagus

Rata-rata 0.1986 Sangat Bagus

Sumber : Dikelola Sendiri

Hasil Perbandingan Wireless Bridge Tplink dengan OpenwrtDari hasil perbandingan tabel 7 terlihat bahwa parameter delay Openwrt lebih unggul

yaitu sebesar 2.3 ms lebih cepat dibanding delay Tplink sebesar 5.1 ms, sedangkan padaparameter packet loss memiliki nilai persentase hampir berimbang atau sama. Pada parameter

9

pengujian Throughput terlihat dimana nilai bandwidth murni (aktual) pada Openwrt jauh lebihunggul dibanding dibanding Tplink dimana penggunaan throughput Openwrt sebesar 5436.5kbps sedangkan Tplink sebesar 3597 kbps. Kemudian pada parameter jitter diperoleh hasildimana nilai jitter wireless bridge Openwrt jauh lebih baik yaitu 0.1986 ms sedangkanwireless bridge Tplink hanya 0.8344 ms. Dari nilai perbandingan secara keseluruhan, WirelessBridge menggunakan firware Openwrt mempunyai keunggulan pada nilai QoS di parameterdelay, throughput dan jitter, hanya pada parameter packet loss terlihat perbandingan nilaiyang hampir sama.

Tabel 7. Perbandingan QoS Wireless Bridge Tplink dan Openwrt

No ParameterPerbandingan

Tplink Openwrt1 Delay / Latency (ms) 5.1 2.3

2 Packet Loss (%) 0.1 0

3 Throughput (kbps) 3597 5436.5

4 Jitter (ms) 0.8344 0.1986Sumber : Dikelola Sendiri

Hasil Perbandingan Wireless Bridge Tplink dengan OpenwrtDari hasil perbandingan tabel 8 terlihat bahwa parameter delay Openwrt lebih unggul

yaitu sebesar 2.3 ms lebih cepat dibanding delay Tplink sebesar 5.1 ms, sedangkan padaparameter packet loss memiliki nilai persentase hampir berimbang atau sama. Pada parameterpengujian Throughput terlihat dimana nilai bandwidth murni (aktual) pada Openwrt jauh lebihunggul dibanding dibanding Tplink dimana penggunaan throughput Openwrt sebesar 5436.5kbps sedangkan Tplink sebesar 3597 kbps. Kemudian pada parameter jitter diperoleh hasildimana nilai jitter wireless bridge Openwrt jauh lebih baik yaitu 0.1986 ms sedangkanwireless bridge Tplink hanya 0.8344 ms. Dari nilai perbandingan secara keseluruhan, WirelessBridge menggunakan firware Openwrt mempunyai keunggulan pada nilai QoS di parameterdelay, throughput dan jitter, hanya pada parameter packet loss terlihat perbandingan nilaiyang hampir sama.

Tabel 8. Perbandingan QoS Wireless Bridge Tplink dan Openwrt

No ParameterPerbandingan

Tplink Openwrt

1 Delay / Latency (ms) 5.1 2.3

2 Packet Loss (%) 0.1 0

3 Throughput (kbps) 3597 5436.5

4 Jitter (ms) 0.8344 0.1986Sumber : Dikelola Sendiri

PENUTUP

Berdasarkan hasil pengujian metode wireless bridge tplink dan wireless bridge openwrtdiketahui terjadi peningkatan parameter throughput terjadi peningkatan sebesar 33.8 % ,dimana pada pengukuran pada firmware tplink diperoleh nilai throughput sebesar 3597 kbps

10

sedangkan firmware openwrt mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu sebesar5436 kbps.

Pada parameter delay terjadi penurunan nilai delay sebesar 2.8 ms dan jitter 0.635 msdimana pada firmware tplink diperoleh nilai delay dan jitter sebesar 5.1 ms dan 0.83 ms ,sedangkan pada firmware berbasis openwrt diperoleh nilai delay dan jitter yang lebih baikyaitu 2.3 ms dan 0.19 ms. Semakin kecil nilai delay dan jitter maka QoS yang dihasil semakinbagus, semakin besar nilainya maka semakin jelek QoS jaringan tersebut sedangkan padaparameter packet loss diperoleh nilai perbedaan yang tidak terlalu signifikan.

DAFTAR PUSTAKA

Jubilee. 2009. 100 Tip dan Trik Wi-Fi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo KelompokGramedia.

Jubilee. 2009. Membuat Jaringan InternetWireless Tanpa Bantuan Teknisi. Jakarta : PT.Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Kock, Ned. 2007. Information systems Action Research An Applied View Of emergingConcepts and Methods. Texas A & M International University. USA

Mulyanta, Edi. 2005. Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer. Yogyakarta:Penerbit ANDI.

Palazzi, Claudio . Rocceti, Marco (E-Journal Integrated Computational MaterialsEngineering (ICME) 2010), Study “An Openwrt Solution For Future WirelessHomes”.

Purbo, W. Onno. 2006. Buku Pegangan Internet Wireless dan Hotspot. Jakarta: Penerbit PT.Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Russel, Jesse. Cohn,Ronald . 2012. “Openwrt”.Publish: Book on Demand

Wahana. 2010. Tips Jitu Optimasi jaringan Wi-Fi. Penerbit Andi Yogyakarta kerjasamadengan Wahana Komputer Semarang

1

ANALISIS QOS PADA JARINGAN WIRELESSBRIDGE BERBASIS OPENWRT

Ruli KadapiRiyan Sandi

Sudi Fitoni AnandaJurusan Teknik Informatika

STMIK PalComTech Palembang

AbstrakTeknologi wireless menawarkan beragam kemudahan, kebebasan dan fleksibilitas yang tinggi.Teknologi wireless memiliki cukup banyak kelebihan dibandingkan teknologi kabel yang sudahada. Teknologi wireless sangat mudah untuk digunakan dan pengguna bisa saling berkomunikasiantar jaringan selama masih berada dalam jangkauan wireless. Wireless Bridge merupakansistem untuk mengembangan jaringan nirkabel tanpa harus menggunakan kabel sebagai backboneuntuk access point melainkan memanfaatkan jalur nirkabel dari access point tersebut.Berdasarkan hasil pengujian metode wireless bridge tplink dan wireless bridge openwrt diketahuiterjadi peningkatan nilai QoS yang cukup signifikan terutama pada parameter delay, throughputdan jitter. Pada parameter throughput terjadi peningkatan sebesar 33.8 % , pada parameter delayterjadi penurunan nilai delay sebesar 2.8 ms dan jitter 0.635 ms , dimana semakin kecil nilai delaydan jitter maka QoS yang dihasil semakin bagus, semakin besar nilainya maka semakin jelek QoSjaringan tersebut sedangkan pada parameter packet loss diperoleh nilai perbedaan yang tidakterlalu signifikanKata Kunci: Wireless bridge, Access point, Delay, Packet loss, Throughput, Jitter.

PENDAHULUAN

Pengembangan penggunaan teknologi wireless sangatlah pesat. Teknologi wirelessmerupakan jaringan komputer yang berbasis Wireless Local Area Network (WLAN).Penggunaan WLAN menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengguna komputermenggunakan teknologi ini untuk mengakses suatu jaringan komputer atau internet.

Jaringan LAN merupakan jaringan yang dibatasi oleh area yang relatif kecil, umumnyadibatasi oleh area lingkungan seperti kantor, gedung, laboratorium, atau tiap-tiap ruangan padatiap-tiap sekolah. Biasanya jarak antar node tidak lebih jauh dari sekitar 200m. Jaringannirkabel merupakan salah satu alternatif terbaik dalam membangun sebuah jaringan komputeryang praktis.

Salah satu alternatif solusi dari permasalahan tersebut adalah denganmengimplementasikan Wireless Bridge pada perangkat access point dengan menggunakanfirmware berbasis Openwrt. Openwrt merupakan firmware yang bersifat open source yangberfungsi sebagai sistem operasi pada perangkat access point sedangkan Wireless Bridgemerupakan teknologi penggembangan jaringan internet nirkabel tanpa harus menggunakankabel sebagai backbone untuk access point melainkan memanfaatkan jalur nirkabel dari accesspoint tersebut.

Dalam tugas akhir ini, analisis kualitas layanan Quality Of Service. Wireless Bridgemenggunakan parameter jitter, througput, delay dan packet loss. Dari hasil analisis kinerjakualitas layanan (QoS) tersebut maka akan diketahui keunggulan dan kekurangan penerapanmetode Wireless Bridge pada jaringan nirkabel dengan menggunakan firmware berbasisOpenwrt dan Tplink.

2

TINJAUAN PUSTAKA

WiFi

Menurut Mulyanta (2005:52), WiFi sebenarnya merupakan merek dagang wirelessLAN yang diperkenalkan dan distandarisasi oleh WiFi Alliance Standar didasarkan padastandar 802.11.

Access PointMenurut Purbo (2006:38), Access Point adalah sebuah node yang telah dikonfigurasi

secara khusus pada sebuah WLAN (Wireless Local Area Network). Access Point bertindaksebagai pusat pemancar dan penerima untuk sinyal-sinyal radio WLAN.

Wireless RouterMenurut Jubilee (2009:8), Wireless Router adalah sebuah device yang berfungsi untuk

meneruskan paket-paket dari sebuah network ke network yang lainnya (baik LAN ke LANatau LAN ke WAN ) sehingga host-host yang ada pada sebuah network bisa berkomunikasidengan host-host yang ada pada network yang lain.

FirmwareMenurut Tim Penyusun Wahana Komputer (2010 : 65), Upgrade firmware merupakan

salah satu faktor penting dalam meningkatkan kemampuan, efisiensi dan efektifitas wirelessrouter. Tidak jarang para vendor perusahaan wireless router meng-upgrade patch firmwarepada produk mereka untuk lebih meningkatkan performa dari wireless router tersebut.

OpenwrtMenurut Russel (2012:13), Openwrt adalah sebuah proyek open source untuk

menciptakan sebuah sistem operasi gratis yang bisa di install (embeded) pada perangkat radiowireless.

Samba ServerMenurut Onno W. Purbo ( 2002:1), Samba adalah program yang bersifat open source

yang menyediakan layanan berbagi berkas (file service) dan berbagi alat pencetak (printservice), resolusi nama NetBIOS dan pengumuman layanan (NetBIOS serviceannouncement/browsing).

Komponen-Komponen Wireles LANMenurut Jubilee (2009:1) Ada empat komponen utama dalam membangun WLAN

yaitu: Access Point / Wireless Router, Wireless LAN Interface, Mobile/Desktop, dan AntenaExternal

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis KebutuhanJaringan nirkabel merupakan salah satu alternatif terbaik dalam membangun sebuah

jaringan komputer yang praktis. Jaringan nirkabel digunakan untuk mendukung jaringan kabelyang sudah ada. Akan tetapi pada implementasinya masih dipergunakan jaringan kabel yangmenjadi backbone dari access point supaya client yang terhubung bisa mengakses internet.Permasalahan pemasangan kabel sering menjadi permasalahan pada tempat-tempat yang sulitdijangkau. Salah satu alternatif solusi dari permasalahan tersebut adalah denganmengimplementasikan Wireless Bridge pada perangkat access point. Wireless Bridge

3

merupakan sistem untuk mengembangkan jaringan internet nirkabel tanpa harus menggunakankabel sebagai backbone untuk access point melainkan memanfaatkan jalur nirkabel dari accesspoint tersebut.

Analisis PermasalahanBagaimana merancang dan mengimplementasikan Wireless Bridge berbasis Openwrt

dan menganalisa perbandingan kinerja QoS (Quality Of Service) Wireless Bridge sistemOpenwrt dengan sistem Tplink mengunakan parameter pengukuran QoS berupa Delay,Packetloss, Throughput dan Jitter.

Desain Topologi JaringanPada jaringan berbasis metode Wireless Bridge, menggunakan minimal 2 buah access

point dimana pada wireless access point pertama berfungsi sebagai master sedangkan accesspoint kedua sebagai Client, pada access point 1 (master) terhubung langsung melalui sebuahServer Samba yang sedangkan access point 2 (client) terhubung melalui switch hub.

Gambar 1. Topologi Wireless Bridge

Tahap PengukuranPada tahap pengukuran ini, penulis melakukan pengukuran QoS dari komputer client

bridge ke samba server , dimana posisi samba server terletak pada bridge master. Adapunjumlah pengukuran dilakukan sebanyak 10x dengan mengambil nilai minimun, maksimumdan rata-rata pengukuran dengan waktu pengukuran antara 3 – 5 menit serta jumlah paket databervariasi.

Untuk parameter delay dan jitter menggunakan satuan mili second (ms) dimana semakinkecil yang didapat maka semakin baik QoS, sedangkan pada parameter packet lossmenggunakan persentase loss, semakin besar nilai persentase loss yang diperoleh makasemakin jelek nilai QoS artinya banyaknya paket data yang hilang (loss) saat pengukuran,Terakhir pada parameter throughput menggunakan satuan kbps, semakin besar maka semakainbaik nilai QoS yang diperoleh.

4

Gambar 2. Hasil Pengukuran Delay dan Packet Loss

Pada Gambar 3 merupakan sampel hasil pengukuran pertama parameter throughputdengan nilai minimum sebesar 104 kbps, maksimum sebesar 5951 kbps dengan nilai rata-rata3709 kbps dengan pengiriman sebesar 409 paket data.

Gambar 3. Hasil Pengukuran Throughput

Pada Gambar 4, merupakan hasil pengukuran pada parameter Jitter denganmenggunakan internal sebesar 10 detik dengan kapasitas pengiriman data bervariasi denganjarak waktu pengukuran selama 0.5 detik.

Gambar 4. Hasil Pengukuran Jitter

Analisa hasil QoS Wireless Bridge Firmware TplinkHasil pengukuran pada Tabel 1 diperoleh nilai Delay dan Packet Loss pada server samba

( 192.168.1.100) dengan nilai rata-rata delay 5.1 ms dengan rata-rata persentase packet losssebesar 0.1% dengan waktu pengukuran 4-5 Menit, sehingga dapat disimpulkan nilai delaymasuk dalam kategori sangat bagus sedangkan Packet Loss masuk dalam kategori sangatbagus versi Tiphon.

5

Tabel 1. Hasil pengukuran Delay dan Packet Loss Server Samba

PengujianMin(ms)

Max(ms)

Rata-rataDelay (ms)

PacketLoss (%)

1 2 16 5 12 2 26 5 03 2 27 5 04 2 41 5 05 2 30 5 06 2 42 5 07 2 74 5 08 2 209 6 09 2 36 5 0

10 2 31 5 0Rata-rata 5.1 0.1

Sumber : Dikelola Sendiri

Dari tabel 2, diperoleh hasil pengukuran nilai Throughput pada server samba dengan nilairata-rata (average) sebesar 3597 kbit/sec , nilai throughput rata-rata minimum sebesar 604kbps dan rata-rata maximum sebesar 5885 kbps dengan waktu pengukuran 4-5 Menit, sertajumlah paket yang dikirim (sent) bervariasi.

Tabel 2. Hasil Pengukuran Throughput Server Samba

PengujianMin

(kbps)Max

(kbps)Rata-rata

(kbps)1 104.7 5951 37092 334.3 5614 34243 168.8 6015 20474 568.8 5882 36985 769.4 6106 38396 705.6 5887 36817 840.7 5874 39088 785 5926 38249 934.3 5854 4019

10 828.7 5744 3821

Rata-rata 3597Sumber : Dikelola Sendiri

Dari tabel 3, diperoleh pengukuran nilai jitter yang bervariasi dengan nilai rata-rata jitter0.8344 ms, sehingga dalam kategori versi tiphon termasuk dalam kategori sangat bagus ( 0 s/d75 ms), semakin kecil nilai jitter maka QoS yang dihasil semakin bagus , semakin besarnilainya maka semakin jelek QoS jaringan komputer tersebut.

Tabel 3. Hasil pengukuran Jitter dalam interval 10s

Interval (s) Transfer(KByte)

Bandwidth(Mbps)

Jitter (ms) Kategori

0.0-0.5 63.2 1.03 0.619 Sangat Bagus

6

0.5- 1.0 63.2 1.03 1.206 Sangat Bagus

1.0 – 1.5 64.6 1.06 0.446 Sangat Bagus

1.5 – 2.0 64.6 1.06 0.871 Sangat Bagus

2.0 – 2.5 63.2 1.03 1.026 Sangat Bagus

2.5 – 3.0 64.6 1.06 0.599 Sangat Bagus

3.0 – 3.5 63.2 1.03 0.931 Sangat Bagus

3.5 – 4.0 64.6 1.06 0.939 Sangat Bagus

4.0 – 4.5 64.6 1.06 0.891 Sangat Bagus

4.5 -5.0 63.2 1.03 0.559 Sangat Bagus

5.0 – 5.5 64.6 1.06 0.802 Sangat Bagus

5.5 – 6.0 63.2 1.03 0.827 Sangat Bagus

6.0 – 6.5 64.6 1.06 1.558 Sangat Bagus

6.5 – 7.0 64.6 1.06 0.932 Sangat Bagus

7.0 – 7.5 63.2 1.03 0.838 Sangat Bagus

7.5 – 8.0 64.6 1.06 1.277 Sangat Bagus

8.0 – 8.5 63.2 1.03 0.611 Sangat Bagus

8.5 – 9.0 64.6 1.06 0.689 Sangat Bagus

9.0 – 9.5 63.2 1.03 0.765 Sangat Bagus

9.5 - 10 64.6 1.06 0.302 Sangat Bagus

Rata-rata 0.8344 Sangat Bagus

Sumber : Dikelola Sendiri

Analisa QoS Wireless Bridge Firmware OpenwrtTool yang digunakan dalam pengukuran QoS adalah Axence Nettools, untuk hasil data

Throughput, Delay/Latency , Packet Loss,. Sedangkan tool iperf digunakan untuk memperolehdata jitter.

Hasil pengukuran pada Tabel 4, diperoleh nilai pengukuran Delay dan Packet Loss padaSamba Server dengan nilai rata-rata delay 2.3 ms dengan rata persentase packet loss sebesar

7

0 % dengan waktu pengukuran 4-5 Menit, dapat disimpulkan nilai delay masuk dalamkategori sangat bagus sedangkan Packet Loss masuk dalam kategori sangat bagus.

Tabel 4. Hasil Pengukuran Delay dan Packet Loss Server Samba

PengujianMin(ms)

Max (ms) Rata-rataDelay (ms)

PacketLoss (%)

1 1 11 2 02 2 17 2 03 1 17 2 04 1 15 2 05 2 17 3 06 1 16 3 07 1 30 3 08 1 22 2 09 1 17 2 0

10 1 12 2 0Rata-rata 2.3 0

Sumber : Dikelola Sendiri

Dari tabel 5 , diperoleh pengukuran nilai Throughput pada Samba Server dengan nilairata-rata nilai throughput berupa nilai rata-rata (average) sebesar 5436.5 kbit/sec , nilaithroughput rata-rata minimum sebesar 1394.5 kbps dan rata-rata maximum sebesar 7235.2kbps dengan waktu pengukuran 4-5 Menit, serta jumlah paket yang dikirim (sent) bervariasi.

Tabel 5. Hasil Pengukuran Throughput Server Samba

PengujianMin

(kbps)Max

(kbps)Rata-rata

(kbps)

1 1492 7433 5584

2 947 7059 5193

3 1627 7261 5581

4 2310 7006 5575

5 1449 7335 5427

6 1663 6878 5469

7 1275 7153 5560

8 1760 7406 5420

9 1084 7134 5440

10 338 7687 5116

Rata-rata 5436.5Sumber : Dikelola Sendiri

Dari Tabel 6, mendapatkan nilai jitter dengan menggunakan tool iperf dengan mencobakoneksi ke iperf server di internet dengan menggunakan protokol UDP (User DatagramProtocol), dimana iperf server yang diuji adalah 192.168.1.100 (Samba Server).

8

Tabel 6. Hasil pengukuran Jitter dalam interval 10s

Interval (s) Transfer(KByte)

Bandwidth(Mbps)

Jitter (ms) Kategori

0.0-0.5 63.2 1.03 0.042 Sangat Bagus

0.5- 1.0 64.6 1.06 0.651 Sangat Bagus

1.0 – 1.5 63.2 1.03 0.131 Sangat Bagus

1.5 – 2.0 64.6 1.06 0.131 Sangat Bagus

2.0 – 2.5 63.2 1.03 0.214 Sangat Bagus

2.5 – 3.0 64.6 1.06 0.164 Sangat Bagus

3.0 – 3.5 64.6 1.06 0.121 Sangat Bagus

3.5 – 4.0 63.2 1.03 0.198 Sangat Bagus

4.0 – 4.5 64.6 1.06 0.077 Sangat Bagus

4.5 -5.0 63.2 1.03 0.162 Sangat Bagus

5.0 – 5.5 64.6 1.06 0.518 Sangat Bagus

5.5 – 6.0 63.2 1.03 0.163 Sangat Bagus

6.0 – 6.5 64.6 1.06 0.160 Sangat Bagus

6.5 – 7.0 64.6 1.06 0.088 Sangat Bagus

7.0 – 7.5 63.2 1.03 0.235 Sangat Bagus

7.5 – 8.0 64.6 1.06 0.185 Sangat Bagus

8.0 – 8.5 63.2 1.03 0.167 Sangat Bagus

8.5 – 9.0 64.6 1.06 0.122 Sangat Bagus

9.0 – 9.5 64.6 1.06 0.296 Sangat Bagus

9.5 - 10 63.2 1.03 0.148 Sangat Bagus

Rata-rata 0.1986 Sangat Bagus

Sumber : Dikelola Sendiri

Hasil Perbandingan Wireless Bridge Tplink dengan OpenwrtDari hasil perbandingan tabel 7 terlihat bahwa parameter delay Openwrt lebih unggul

yaitu sebesar 2.3 ms lebih cepat dibanding delay Tplink sebesar 5.1 ms, sedangkan padaparameter packet loss memiliki nilai persentase hampir berimbang atau sama. Pada parameter

9

pengujian Throughput terlihat dimana nilai bandwidth murni (aktual) pada Openwrt jauh lebihunggul dibanding dibanding Tplink dimana penggunaan throughput Openwrt sebesar 5436.5kbps sedangkan Tplink sebesar 3597 kbps. Kemudian pada parameter jitter diperoleh hasildimana nilai jitter wireless bridge Openwrt jauh lebih baik yaitu 0.1986 ms sedangkanwireless bridge Tplink hanya 0.8344 ms. Dari nilai perbandingan secara keseluruhan, WirelessBridge menggunakan firware Openwrt mempunyai keunggulan pada nilai QoS di parameterdelay, throughput dan jitter, hanya pada parameter packet loss terlihat perbandingan nilaiyang hampir sama.

Tabel 7. Perbandingan QoS Wireless Bridge Tplink dan Openwrt

No ParameterPerbandingan

Tplink Openwrt1 Delay / Latency (ms) 5.1 2.3

2 Packet Loss (%) 0.1 0

3 Throughput (kbps) 3597 5436.5

4 Jitter (ms) 0.8344 0.1986Sumber : Dikelola Sendiri

Hasil Perbandingan Wireless Bridge Tplink dengan OpenwrtDari hasil perbandingan tabel 8 terlihat bahwa parameter delay Openwrt lebih unggul

yaitu sebesar 2.3 ms lebih cepat dibanding delay Tplink sebesar 5.1 ms, sedangkan padaparameter packet loss memiliki nilai persentase hampir berimbang atau sama. Pada parameterpengujian Throughput terlihat dimana nilai bandwidth murni (aktual) pada Openwrt jauh lebihunggul dibanding dibanding Tplink dimana penggunaan throughput Openwrt sebesar 5436.5kbps sedangkan Tplink sebesar 3597 kbps. Kemudian pada parameter jitter diperoleh hasildimana nilai jitter wireless bridge Openwrt jauh lebih baik yaitu 0.1986 ms sedangkanwireless bridge Tplink hanya 0.8344 ms. Dari nilai perbandingan secara keseluruhan, WirelessBridge menggunakan firware Openwrt mempunyai keunggulan pada nilai QoS di parameterdelay, throughput dan jitter, hanya pada parameter packet loss terlihat perbandingan nilaiyang hampir sama.

Tabel 8. Perbandingan QoS Wireless Bridge Tplink dan Openwrt

No ParameterPerbandingan

Tplink Openwrt

1 Delay / Latency (ms) 5.1 2.3

2 Packet Loss (%) 0.1 0

3 Throughput (kbps) 3597 5436.5

4 Jitter (ms) 0.8344 0.1986Sumber : Dikelola Sendiri

PENUTUP

Berdasarkan hasil pengujian metode wireless bridge tplink dan wireless bridge openwrtdiketahui terjadi peningkatan parameter throughput terjadi peningkatan sebesar 33.8 % ,dimana pada pengukuran pada firmware tplink diperoleh nilai throughput sebesar 3597 kbps

10

sedangkan firmware openwrt mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu sebesar5436 kbps.

Pada parameter delay terjadi penurunan nilai delay sebesar 2.8 ms dan jitter 0.635 msdimana pada firmware tplink diperoleh nilai delay dan jitter sebesar 5.1 ms dan 0.83 ms ,sedangkan pada firmware berbasis openwrt diperoleh nilai delay dan jitter yang lebih baikyaitu 2.3 ms dan 0.19 ms. Semakin kecil nilai delay dan jitter maka QoS yang dihasil semakinbagus, semakin besar nilainya maka semakin jelek QoS jaringan tersebut sedangkan padaparameter packet loss diperoleh nilai perbedaan yang tidak terlalu signifikan.

DAFTAR PUSTAKA

Jubilee. 2009. 100 Tip dan Trik Wi-Fi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo KelompokGramedia.

Jubilee. 2009. Membuat Jaringan InternetWireless Tanpa Bantuan Teknisi. Jakarta : PT.Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Kock, Ned. 2007. Information systems Action Research An Applied View Of emergingConcepts and Methods. Texas A & M International University. USA

Mulyanta, Edi. 2005. Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer. Yogyakarta:Penerbit ANDI.

Palazzi, Claudio . Rocceti, Marco (E-Journal Integrated Computational MaterialsEngineering (ICME) 2010), Study “An Openwrt Solution For Future WirelessHomes”.

Purbo, W. Onno. 2006. Buku Pegangan Internet Wireless dan Hotspot. Jakarta: Penerbit PT.Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Russel, Jesse. Cohn,Ronald . 2012. “Openwrt”.Publish: Book on Demand

Wahana. 2010. Tips Jitu Optimasi jaringan Wi-Fi. Penerbit Andi Yogyakarta kerjasamadengan Wahana Komputer Semarang