29
1 Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia Oleh Nurlis Abstract This study has the objective to determine the impact of independent variables SBI Rate, Money Supply, Inflation and Rupiah Exchange Rate against the dependent variable Equity Fund Performance in Indonesia 2006-2011 period. Data processing technique used is multiple linear regression analysis with the F test of hypothesis testing to test the effect of simultaneous and t tests to examine the effect of independent variables on the dependent variable partially with a significance level of 5%. The results of this study indicate that macroeconomic factors (Rate Interest Rates, Money Supply, Inflation and Exchange Rate Rupiah / USD) is used to predict the relevant Net Asset Value of Mutual Fund Shares of Indonesia is a very significant effect on the level of less than 1% (0.000). It is also strengthened by the power of prediction and Adjusted R 2 of 97.4%. Key words : SBI Rate, Money Supply, Inflation and Rupiah Exchange Rate to USD and Net Asset Value of Mutual Fund Shares A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kesejahteraan dan tingkat harapan hidup akan membuat seseorang berpikir mengenai masa depan dan akan membawa dampak terhadap perlunya penempatan dana yang umumnya disisihkan dari pendapatan, tetapi dalam sesuatu yang diharapkan akan meningkat nilainya di masa datang. Kegiatan menempatkan dana (asset) pada sesuatu (aktiva/aset keuangan) yang diharapkan akan meningkat nilainya di masa mendatang disebut sebagai kegiatan investasi. Ada tiga hal utama yang mendasari perlunya melakukan investasi, yaitu adanya kebutuhan masa depan atau kebutuhan saat ini, adanya keinginan untuk

Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan ...digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel...pengertian investasi dalam tulisan ini akan membahas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan ...digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel...pengertian investasi dalam tulisan ini akan membahas

1

Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan

Nilai Tukar Rupiah terhadap Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia

Oleh Nurlis

Abstract

This study has the objective to determine the impact of independent

variables SBI Rate, Money Supply, Inflation and Rupiah Exchange Rate against the dependent variable Equity Fund Performance in Indonesia 2006-2011 period.

Data processing technique used is multiple linear regression analysis with the F test of hypothesis testing to test the effect of simultaneous and t tests to examine the effect of independent variables on the dependent variable partially with a significance level of 5%.

The results of this study indicate that macroeconomic factors (Rate Interest Rates, Money Supply, Inflation and Exchange Rate Rupiah / USD) is used to predict the relevant Net Asset Value of Mutual Fund Shares of Indonesia is a very significant effect on the level of less than 1% (0.000). It is also strengthened by the power of prediction and Adjusted R2 of 97.4%. Key words : SBI Rate, Money Supply, Inflation and Rupiah Exchange Rate to USD and Net Asset Value of Mutual Fund Shares

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan kesejahteraan dan tingkat harapan hidup akan membuat

seseorang berpikir mengenai masa depan dan akan membawa dampak terhadap

perlunya penempatan dana yang umumnya disisihkan dari pendapatan, tetapi

dalam sesuatu yang diharapkan akan meningkat nilainya di masa datang. Kegiatan

menempatkan dana (asset) pada sesuatu (aktiva/aset keuangan) yang diharapkan

akan meningkat nilainya di masa mendatang disebut sebagai kegiatan investasi.

Ada tiga hal utama yang mendasari perlunya melakukan investasi, yaitu adanya

kebutuhan masa depan atau kebutuhan saat ini, adanya keinginan untuk

Page 2: Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan ...digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel...pengertian investasi dalam tulisan ini akan membahas

2

menambah nilai aset dan adanya kebutuhan untuk melindungi nilai aset yang

sudah dimiliki, dan karena adanya inflasi. Oleh karena itu, orang berusaha untuk

menyisihkan sebagian pendapatannya di masa produktif dan menyimpannya untuk

masa depan yang umumnya sudah kurang produktif.

Investasi memiliki arti yang sangat luas dan umum karena berhubungan

dengan nilai dari aset baik berupa uang maupun benda. Sekolah sejak TK hingga

lulus sarjana adalah sebuah investasi bagi diri pribadi. Jika kita saat ini bisa

membaca, menulis, berpikir, mempunyai keahlian, dan memiliki pekerjaan, ini

semua merupakan hasil investasi yang kita lakukan tersebut. Selanjutnya,

pengertian investasi dalam tulisan ini akan membahas dalam cakupan investasi

keuangan (financial investment). Investasi keuangan ini dilakukan di pasar

keuangan (financial market) yang pada umumnya dibagi menjadi dua, yaitu pasar

uang dan pasar modal. Pasar uang (money market) merupakan pasar untuk surat

berharga jangka pendek seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga

Pasar Uang (SBPU) dan commercial paper sedangkan dalam pasar modal (capital

market) merupakan pasar untuk surat berharga jangka panjang dimana instrumen

yang diperjualbelikan seperti saham dan obligasi.

Secara perlahan namun pasti, pasar modal Indonesia bagi dunia usaha,

memberikan alternatif pembiayaan yang menarik melalui kemungkinan-

kemungkinan menggalang dana dimana perusahaan-perusahaan menjadi

institutionalized, atau melembaga secara ekonomi dan sosial (sosial karena

perusahaan yang go public disebut public company) dalam sistem ekonomi

sementara dari sudut perusahaan, pasar modal membuat perusahaan itu

mempunyai public accountability yang menjadikan ia lebih “transparan” (lebih

jelas terbaca kegiatan maupun hasil-hasilnya secara finansial) dan terbuka bagi

kritik masyarakat secara meluas. Di sisi lain, bagi para pemilik dana, pasar modal

memberikan berbagai pilihan investasi. Jumlah dan bentuk pilihan ini semakin

banyak mulai dari yang relatif tinggi resikonya sampai pada pilihan-pilihan

beresiko rendah. Alternatif yang semula terbatas pada saham dan obligasi, kini

menjadi semakin beragam dengan adanya portofolio, yang merupakan cikal bakal

terbentuknya reksa dana.

Page 3: Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan ...digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel...pengertian investasi dalam tulisan ini akan membahas

3

Gambar 1

Proses Pembentukan Portofolio Melalui Reksa Dana

Sumber: Eduardus Tandelilin (2007 : 21)

Lahirnya reksa dana merupakan suatu pemecahan baru terhadap wahana

investasi dimana seorang pemodal dapat mengimplementasikan prinsip

diversifikasi, “don’t put all your eggs into one basket”, tanpa harus mempunyai

modal yang relatif besar, pengetahuan yang cukup dan tidak perlu mengorbankan

waktu untuk memilih dan mengawasinya terus-menerus untuk memperhatikan

kondisi dan perkembangan pasar. Per definisi, Reksa Dana (mutual fund) adalah

institusi jasa keuangan yang menerima uang dari para pemodal yang kemudian

menginvestasikan dana tersebut dalam portofolio yang terdiversifikasi pada

efek/sekuritas.

Reksa Dana sendiri sebagai produk adalah cukup sederhana dan menarik.

Sederhana karena produk merupakan dalam bentuk sertifikat yang terdiri dari

berbagai instrumen pasar modal dan pasar uang. Pengetahuan yang baik mengenai

kondisi perusahaan-perusahaan akan menjadikan sertifikat reksa dana sangat

menguntungkan bagi calon investor yang tidak harus memilih hanya saham-

saham tertentu. Begitupun, dalam situasi bursa efek yang berkepanjangan

mengalami depresi, banyak sekali kalangan yang melihat reksa dana sebagai

“resep” untuk membuat bursa menjadi bullish kembali.

Portofolio

Manajer Investasi

Investor Individu

dengan Dana Terbatas

Page 4: Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan ...digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel...pengertian investasi dalam tulisan ini akan membahas

4

Tabel 1

Perkembangan Industri Reksa Dana Periode 2006-2010

Sumber: Diolah dari berbagai sumber

Fenomena maraknya produk reksa dana ini tidak bisa ditutup-tutupi dan

yang paling menonjol dari perkembangan industri reksa dana adalah semakin

banyaknya jumlah produk reksa dana. Jadi, bukan tidak mungkin krisis perbankan

justru bukan bencana bagi industri reksa dana malah sebaliknya merupakan

blessing in disguise. Data memperlihatkan sejak 2006 sampai 2010 produk reksa

dana tumbuh pesat dan terus mengalami pertumbuhan yang signifikan. Setiap

tahun rata-rata muncul lebih dari 10 reksa dana baru yang akan semakin

memberikan banyak pilihan investasi bagi masyarakat pemodal.

Jenis reksa dana itu sendiri cukup banyak, seperti reksa dana pendapatan

tetap yang 80 persen portofolio investasinya pada efek yang berbentuk surat utang

seperti obligasi, reksa dana pasar uang yang portofolio investasinya pada jenis

instrumen pasar uang seperti SBI, reksa dana saham yang portofolio investasinya

terdiri dari saham dan reksa dana campuran yang instrumen investasinya bisa

berbentuk saham dan obligasi atau dikombinasikan dengan instrumen lainnya.

Nilai Aktiva Bersih reksa dana semakin memperlihatkan peningkatan, meski

pada awal tahun 2006 industri reksa dana di Indonesia di tandai dua peristiwa

penting. Pertama terjadinya kasus manipulasi Reksa Dana Prudence oleh Bank

Global yang sedikit banyak berpengaruh terhadap kepercayaan masyarakat

terutama menyangkut fungsi perbankan sebagai channel of distribution produk

Tahun

Jumlah

Reksa

Dana

Nilai Aktiva Bersih

(dalam triliun rupiah)

Jumlah Pemegang

Unit Penyertaan

(juta)

2006 403 51.6 36.140

2007 473 92.1 53.589

2008 567 74.0 60.976

2009 610 112.9 69.978

2010 726 146.6 81.464

Page 5: Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan ...digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel...pengertian investasi dalam tulisan ini akan membahas

5

reksa dana di Indonesia, yang lainnya menyangkut pemberlakuan metode

penilaian portofolio dengan menggunakan metode marked to market.

Semangat investasi pada reksa dana adalah market-based return yang

berarti mekanisme pasarlah yang akan menentukan besar kecilnya rate of return

yang akan diperoleh oleh seorang investor. Hal tersebut menjadikan masyarakat

mulai menyadari bahwa tingkat pengembalian (yield) investasi di reksa dana

ternyata lebih tinggi dari investasi deposito atau produk perbankan lainnya dimana

tingkat pengembalian industri reksa dana ini didukung oleh faktor makroekonomi

seperti pertumbuhan GDP, kondisi moneter, suku bunga SBI, nilai tukar rupiah

dan laju inflasi. Akan tetapi, faktor makroekonomi jugalah yang membuat kinerja

reksa dana terpuruk.Adanya kendala dari faktor-faktor tersebut, maka reksa dana

saham muncul menjadi pilihan tepat karena umumnya pemodal mengalami

kesulitan untuk melakukan investasi sendiri pada instrumen saham tersebut. Di

lain pihak, catatan historis menunjukkan, dalam jangka panjang, investasi pada

reksa dana saham dapat memberikan hasil yang lebih baik.

Reksa Dana saham tidak hanya memberikan manfaat secara langsung

kepada emiten maupun investor tetapi juga secara tidak langsung akan

memberikan manfaat bagi industri pasar modal dan bagi pertumbuhan ekonomi

karena turut menjadi salah satu penopang berputarnya roda perekonomian, yakni

sebagai intermediary (perantara) yang menyediakan sumber dana bagi kegiatan

investasi. Keberhasilan penggalangan dana masyarakat untuk tujuan investasi ini

pada akhirnya akan berperan dalam pertumbuhan ekonomi nasional yang

berorientasi pada penggunaan sumber dana dalam negeri. Hal ini akan dapat

memperbaiki struktur pembiayaan nasional yang selama ini sangat tergantung

pada pinjaman luar negeri.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan deskripsi yang dituangkan di atas, dapat dirumuskan masalah

mengenai variabel-variabel makroekonomi Indonesia dalam kaitannya dengan

kinerja reksa dana saham sebagai berikut :

Page 6: Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan ...digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel...pengertian investasi dalam tulisan ini akan membahas

6

1. Apakah variabel tingkat bunga SBI, jumlah uang beredar, inflasi dan nilai tukar

rupiah berpengaruh secara serentak terhadap kinerja reksa dana saham di

Indonesia

2. Apakah variabel tingkat bunga SBI, jumlah uang beredar, inflasi dan nilai tukar

rupiah berpengaruh secara parsial terhadap kinerja reksa dana saham di

Indonesia

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai penulis dari penelitian ini, dengan berdasarkan

masalah-masalah yang tercantum dalamrumusan masalah adalah untuk

menganalisis pengaruh variabel tingkat bunga SBI, jumlah uang beredar, inflasi

dan nilai tukar rupiah baik secara serentak maupun parsial terhadap kinerja reksa

dana saham di Indonesia.

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai tambahan pengetahuan

serta referensi bagi pihak akademis maupun umum yang hendak melakukan

penelitian yang lebih mendalam, selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat

berguna bagi investor yang ingin menanamkan dananya pada pasar modal

Indonesia sebagai alternatif investasi.

D. Landasan Teoritis dan Kerangka Pikir

1. Reksa Dana

Menurut Undang-undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995, Pasal 1 ayat (27),

Reksa dana dapat didefinisikan sebagai berikut: “Reksa Dana adalah wadah yang

dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk

selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi”.

Reksa Dana muncul karena umumnya investor mengalami kesulitan untuk

melakukan investasi sendiri secara terpisah pada berbagai efek yang ada.

Kesulitan yang dihadapi investor antara lain menyangkut kemampuan dan

pengalaman untuk melakukan berbagai analisa dan memonitor kinerja efek

maupun kondisi pasar secara terus-menerus yang menyita banyak waktu dan

Page 7: Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan ...digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel...pengertian investasi dalam tulisan ini akan membahas

7

PERANTARA MANAJER

INVESTASI

INVESTOR PASAR MODAL

& PASAR UANG

BANK

KUSTODIAN

BAPEPAM

tenaga. Disamping itu dibutuhkan pula dana yang relatif besar untuk dapat

melakukan investasi pada berbagai surat berharga yang ditawarkan oleh pasar.

Istilah Nilai Aktiva Bersih (NAB) tidak bisa dipisahkan dari reksa dana,

karena istilah ini merupakan salah satu tolok ukur dalam memantau hasil dari

suatu reksa dana.Yang dimaksud dengan NAB adalah sejumlah aktiva setelah

dikurangi kewajiban-kewajiban yang ada. Sedangkan NAB per saham atau per

unit penyertaan adalah harga wajar dari portofolio suatu reksa dana setelah

dikurangi semua biaya operasional (kewajiban) dan dibagi dengan jumlah saham

atau unit penyertaan yang beredar (dimiliki investor) pada saat tersebut. NAB per

saham/unit penyertaan dihitung setiap hari oleh bank kustodian setelah

mendapatkan data dari manajer investasi dan nilainya dapat dilihat pada surat

kabar tertentu setiap hari. Besarnya NAB bisa berfluktuasi setiap hari, tergantung

pada perubahan nilai efek dalam portofolio reksa dana. Meningkatnya NAB

mengindikasikan meningkatnya investasi pemegang saham/unit penyertaan,

begitu pula sebaliknya

Gambar 2

Mekanisme Kerja Reksa Dana

Sumber: Eko Priyo Pratomo & Ubaidillah Nugraha (2004 :43)

Harga pasar reksa dana merupakan harga yang telah disesuaikan dengan

kondisi pasar. Sesungguhnya harga pasar ini tergantung juga pada nilai reksa

Page 8: Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan ...digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel...pengertian investasi dalam tulisan ini akan membahas

8

dana. Sebagaimana diketahui, nilai reksa dana merupakan NAB, dimana untuk

menentukan NAB sangat bergantung pada hasil portofolio investasi yang

dilakukan manajer investasi. Dengan demikian NAB akan dipengaruhi oleh harga

instan isi portofolio reksa dana dan pada akhirnya NAB juga akan mempengaruhi

harga pasar.

Pengertian NAB adalah total market value dari suatu portofolio dikurangi

kewajibannya, dibagi dengan total jumlah saham yang beredar. Dengan demikian

rumus perhitungan NAB per saham/unit penyertaan sebagai berikut:

2. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

Adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh bank Indonesia sebagai

pengakuan utang berjangka waktu pendek (1-3 bulan) dengan sistem

Diskonto/bunga, SBI merupakan salah satu mekanisme yang digunakan Bank

Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai rupiah, dengan menjual SBI, Bank

Indonesia dapat menyerap kelebihan uang primer yang beredar.

Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan

oleh mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang. sejak awal juli 2005, BI

menggunakan mekanisme “BI Rate” (Suku bunga BI), yaitu BI mengumumkan

target suku bunga SBI yang diinginkan BI untuk pelelangan pada masa periode

tertentu. BI rate ini kemudian yang digunakan sebagai acuan para pelaku pasar

dalam mengikuti pelelangan.

SBI merupakan instrumen hutang (debt instrument) karena aset ini

mengharuskan penerbitnya melakukan pembayaran kembali dalam jumlah

tertentu yang terdiri dari nilai pokok ditambah bunga. Tingkat suku bunga SBI

ditentukan pada pelelangan di kantor pusat Bank Indonesia pada hari Rabu setiap

minggunya.

Sertifikat Bank Indonesia memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana

saham (NAB) antara lain:

beredar yang PenyertaanUnit

Kewajiban -Aset darir Pasar Waja Nilai penyertaan saham/unitper NAB

Page 9: Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan ...digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel...pengertian investasi dalam tulisan ini akan membahas

9

Jika tingkat suku bunga SBI mengalami kenaikan, tingkat suku bunga

deposito berjangka juga akan naik sehingga penanaman modal dalam

bentuk deposito berjangka menjadi lebih menarik, di sisi lain tingkat

bunga pinjaman perbankan juga akan naik yang akan menyebabkan

turunnya pendapatan perusahaan karena peningkatan jumlah pembayaran

bunga hutang sehingga penanaman modal pada instrumen saham justru

akan berkurang, akibatnya NAB reksa dana saham juga akan mengalami

penurunan.

Jika tingkat suku bunga SBI mengalami penurunan, SBI akan menjadi

pilihan investasi yang kurang menarik dibandingkan instrumen investasi

lain seperti saham atau obligasi sehingga permintaan instrumen investasi

saham mengalami kenaikan akibatnya harga saham di bursa naik yang

akhirnya akan meningkatkan NAB reksa dana saham.

3. Jumlah Uang Beredar

Yang dimaksud dengan jumlah uang beredar adalah nilai keseluruhan

uang yang berada di tangan masyarakat. Jumlah uang beredar dalam arti sempit

(narrow money) adalah jumlah uang beredar yang terdiri atas uang kartal dan

uang giral.

Uang kartal adalah uang tunai yang terdiri dari uang kertas dan logam

(yang dikeluarkan oleh pemerintah atau bank sentral) yang langsung dapat

digunakan oleh masyarakat umum. Uang giral adalah seluruh nilai saldo rekening

koran (giro) yang dimiliki masyarakat pada bank-bank umum.

Penciptaan uang / besarnya uang beredar dalam masyarakat dapat digambarkan

sebagai proses pasar (Daryon : 2003). Jumlah Uang Beredar juga mempunyai

keterikatan dengan suku bunga deposito. Semakin banyak jumlah uang yang

beredar dimasyarakat, investasi menjadi lebih menarik bila dibandingkan dengan

menyimpan dalam bentuk tabungan.

Secara teknis, yang dihitung sebagai jumlah uang beredar adalah uang yang

benar-benar berada di tangan masyarakat. Uang yang berada di tangan bank (bank

Page 10: Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan ...digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel...pengertian investasi dalam tulisan ini akan membahas

10

umum dan bank sentral), serta uang kertas dan logam (kuartal) milik pemerintah

tidak dihitung sebagai uang yang beredar

Perkembangan jumlah uang beredar mencerminkan atau seiring dengan

perkembangan ekonomi. Biasanya bila perekonomian bertumbuh dan

berkembang, jumlah uang beredar juga bertambah, sedang komposisinya berubah.

Bila perekonomian makin maju, porsi penggunaan uang kartal makin sedikit,

digantikan uang giral atau near money. Biasanya juga bila perekonomian makin

meningkat, komposisi M1 dalam peredaran uang semakin kecil, sebab porsi uang

kuasi makin besar. Jumlah uang beredar dapat mempengaruhi Nilai Aktiva Bersih

(NAB) reksa dana. Pada saat terjadi kenaikan jumlah uang beredar, masyarakat

dianggap memiliki proporsi lebih untuk berinvestasi sehingga permintaan

instrumen investasi saham mengalami kenaikan yang berarti akan meningkatkan

NAB reksa dana saham, dan sebaliknya

4. Inflasi

Inflasi adalah proses kenaikan harga- harga umum barang-barang secara terus

menerus. Tapi kenaikan harga tersebut tidak selalu dalam prosentase yang sama

(Nopirin : 2000). Kenaikan harga tersebut diukur dengan beberapa cara antara lain

dengan,a. Indeks biaya hidup (consumer price index), b. Indeks harga

perdagangan besar (whole sale price index) danc. GNP Deflator.

Inflasi Tinggi (hyper inflation) adalah inflasi yang sangat mengkhawatirkan,

karena harga-harga barang meningkat sampai dengan lima atau enam kali,

sehingga nilai uang turun secara tajam (Nopirin : 2001). Inflasi yang tinggi

biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang terlalu panas (over heated),

artinya kondisi ekonomi mengalami permintaan atas produk yang melebihi

kapasitas penawaran produknya, sehingga harga-harga cenderung mengalami

mengalami kenaikan. Kondisi ekonomi yang over heated tersebut juga akan

menurunkan daya beli uang (purchasing power of money) dan mengurangi tingkat

pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasinya (Tandelilin : 2001).

Inflasi meningkatkan pendapatan dan biaya perusahaan. Jika peningkatan biaya

produksi lebih tinggi dari peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh

perusahaan maka profitabilitas perusahaan akan turun.

Page 11: Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan ...digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel...pengertian investasi dalam tulisan ini akan membahas

11

Indikator inflasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks Harga

Konsumen (IHK) Indonesia. IHK merupakan pengukur perkembangan daya beli

Rupiah yang dibelanjakan untuk membeli barang dan jasa dari bulan ke bulan.

Rumus perhitungan inflasi sebagai berikut:

%)(

100IHK

IHKIHKINF

1t

1ttt

Kenaikan inflasi akan menyebabkan harga-harga meningkat (dalam hal ini

instrumen investasi saham). Karena sebagian besar dari pemilik unit penyertaan di

reksa dana saham adalah investor institusi dan investor dari masyarakat golongan

menengah ke atas, maka kenaikan inflasi ini akan meningkatkan NAB reksa dana

saham, dan sebaliknya.

5. Nilai Tukar Rupiah

Nilai tukar/kurs (exchange rate) adalah nilai suatu mata uang dimana negara-

negara melakukan pertukaran di pasar dunia. Nilai tukar rupiah terutama terhadap

dollar AS merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi perkembangan

dunia usaha. Fluktuasi nilai tukar yang berlebihan (over fluctuation) merupakan

kendala operasional yang paling ditakuti oleh para pengusaha, karena di dalam

dunia usaha sangat diperlukan kestabilan dan kepastian dalam perencanaan usaha

dan investasi. Nilai tukar mata uang suatu negara dikatakan mengalami apresiasi

jika nilai mata uangnya meningkat relatif terhadap mata uang negara lain dan

dikatakan depresiasi jika nilai mata uangnya menurun relatif terhadap mata uang

negara lain.

Apresiasi rupiah terhadap mata uang dollar AS maka masyarakat bisa melihat

bahwa mata uang rupiah sebagai salah satu indikator makroekonomi negara

mengalami perbaikan. Hal ini akan meningkatkan ekspektasi dalam berinvestasi

sehingga meningkatkan permintaan terhadap reksa dana saham, akibatnya NAB

reksa dana saham juga akan meningkat, dan sebaliknya.

Page 12: Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan ...digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel...pengertian investasi dalam tulisan ini akan membahas

12

6. Kerangka Pikir dan Hipotesis

a. Hubungan Tingkat suku bunga SBI terhadap Kinerja Reksadana Saham

Jika tingkat suku bunga SBI mengalami kenaikan, tingkat suku bunga

deposito berjangka juga akan naik sehingga penanaman modal dalam

bentuk deposito berjangka menjadi lebih menarik, di sisi lain tingkat bunga

pinjaman perbankan juga akan naik yang akan menyebabkan turunnya

pendapatan perusahaan karena peningkatan jumlah pembayaran bunga

hutang sehingga penanaman modal pada instrumen saham justru akan

berkurang, akibatnya NAB reksa dana saham juga akan mengalami

penurunan.

Jika tingkat suku bunga SBI mengalami penurunan, SBI akan menjadi

pilihan investasi yang kurang menarik dibandingkan instrumen investasi

lain seperti saham atau obligasi sehingga permintaan instrumen investasi

saham mengalami kenaikan akibatnya harga saham di bursa naik yang

akhirnya akan meningkatkan NAB reksa dana saham.

b. Hubungan Jumlah Uang Beredar terhadap Kinerja Reksadana Saham

Secara teknis, yang dihitung sebagai jumlah uang beredar adalah uang

yang benar-benar berada di tangan masyarakat. Uang yang berada di tangan

bank (bank umum dan bank sentral), serta uang kertas dan logam (kuartal)

milik pemerintah tidak dihitung sebagai uang beredar.

Perkembangan jumlah uang beredar mencerminkan atau seiring dengan

perkembangan ekonomi. Biasanya bila perekonomian bertumbuh dan

berkembang, jumlah uang beredar juga bertambah, sedang komposisinya

berubah. Bila perekonomian makin maju, porsi penggunaan uang kartal

makin sedikit, digantikan uang giral atau near money. Biasanya juga bila

perekonomian makin meningkat, komposisi M1 dalam peredaran uang

semakin kecil, sebab porsi uang kuasi makin besar. Jumlah uang beredar

dapat mempengaruhi Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana. Pada saat

terjadi kenaikan jumlah uang beredar, masyarakat dianggap memiliki

proporsi lebih untuk berinvestasi sehingga permintaan instrumen investasi

Page 13: Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan ...digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel...pengertian investasi dalam tulisan ini akan membahas

13

saham mengalami kenaikan yang berarti akan meningkatkan NAB reksa

dana saham, dan sebaliknya

c. Hubungan Tingkat Inflasi terhadap Kinerja Reksadana Saham

Yang dimaksud dengan inflasi adalah proses kenaikan harga- harga

umum barang-barang secara terus menerus, Indikator inflasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia. IHK

merupakan pengukur perkembangan daya beli Rupiah yang dibelanjakan

untuk membeli barang dan jasa dari bulan ke bulan

Kenaikan inflasi akan menyebabkan harga-harga meningkat (dalam hal

ini instrumen investasi saham). Karena sebagian besar dari pemilik unit

penyertaan di reksa dana saham adalah investor institusi dan investor dari

masyarakat golongan menengah ke atas, maka kenaikan inflasi ini akan

meningkatkan NAB reksa dana saham, dan sebaliknya.

d. Hubungan Nilai Tukar Rupiah terhadap USD terhadap Kinerja Reksadana

Saham

Fluktuasi nilai rupiah terhadap mata uang asing yang stabil akan sangat

mempengaruhi iklim investasi di dalam negeri, khususnya pasar modal.

Terjadinya apresiasi kurs rupiah terhadap dolar misalnya, akan memberikan

dampak terhadap perkembangan pemasaran produk Indonesia di luar negeri,

terutama dalam hal persaingan harga. Apabila hal ini terjadi, secara tidak

langsung akan memberikan pengaruh terhadap neraca perdagangan, karena

menurunnya nilai ekspor dibandingkan dengan nilai impor. Seterusnya, akan

berpengaruh pula kepada neraca pembayaran Indonesia. Dan memburuknya

neraca pembayaran tentu akan berpengaruh terhadap cadangan devisa.

Berkurangnya cadangan devisa akan mengurangi kepercayaan investor

terhadap perekonomian Indonesia, yang selanjutnya menimbulkan dampak

negatif terhadap perdagangan saham di pasar modal sehingga terjadi capital

outflow.

Selanjutnya bila terjadi penurunan kurs yang berlebihan, akan

berdampak pada perusahaan–perusahaan go public yang menggantungkan

faktor produksi terhadap barang barang impor. Besarnya belanja impor dari

Page 14: Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan ...digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel...pengertian investasi dalam tulisan ini akan membahas

14

perusahaan seperti ini bisa mempertinggi biaya produksi, serta menurunnya

laba perusahaan. Selanjutnya dapat ditebak, harga saham perusahaan itu akan

anjlok.

Hal ini akan meningkatkan ekspektasi dalam berinvestasi sehingga

mempengaruhi permintaan terhadap reksa dana saham, akibatnya NAB reksa

dana saham juga akan terpengaruh.

Atas dasar analisis tersebut maka pengaruh dari masing - masing

variabel tersebut terhadap NAB Reksadana Saham dapat digambarkan dalam

model paradigma seperti ditunjukan dalam gambar berikut :

Gambar 3.

Model Penelitian

E.

E.

E.

Page 15: Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan ...digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel...pengertian investasi dalam tulisan ini akan membahas

15

E.Hipotesis

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Diduga bahwa Tingkat Suku Bunga SBI (X1) , Jumlah Uang

Beredar (X2), Tingkat Inflasi (X3) dan Nilai Tukar Rupiah/USD

(X4) secara serentak mempunyai pengaruh signifikan terhadap

Kinerja Reksadana Saham (Y) Indonesia

H2 : Diduga bahwa Tingkat Suku Bunga SBI (X1) , Jumlah Uang

Beredar (X2), Tingkat Inflasi (X3) dan Nilai Tukar Rupiah/USD

(X4) mempunyai pengaruh secara parsial terhadap Kinerja

Reksadana Saham (Y) Indonesia

F. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jakarta, terhadap kinerja reksa dana saham di

Indonesia yang terjadi pada periode 2006-2011. Penelitian dilaksanakan pada

bulan Desember 2011 sampai dengan Juli 2012

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian kausal yaitu

untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel tertentu terhadap variabel

tertentu lainnya, yaitu untuk menguji dan menganalisis Pengaruh Suku Bunga

SBI, Jumlah uang rupiah beredar, Inflasi dan Nilai tukar Rupiah/USD baik secara

serentak maupun parsial terhadap kinerja Reksadana Saham periode tahun 2006-

2011.

G. Variabel dan Skala Pengukuran

a. Variabel Independen/Bebas (X)

1. Tingkat Suku Bunga SBI, dalam hal ini tingkat suku bunga SBI

bulanan yang didapat berdasarkan mekanisme sistem lelang, dengan

rumus sebagai berikut :Rata-rata tingkat SBI = Jumlah tingkat suku

bunga periode harian selama 1 bulan dibagi dengan jumlah periode

waktu selama 1 bulan. Data Tingkat Suku Bunga Data mengenai SBI

Page 16: Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan ...digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel...pengertian investasi dalam tulisan ini akan membahas

16

didapat dari Situs resmi Bank Sentral Republik Indonesia

(www.bi.go.id).

2. Jumlah Uang Beredar, dalam hal ini adalah total keseluruhan uang

yang ada di masyarakat dan dihitung dengan cara, Jumlah uang

beredar = Uang Kartal + Uang Logam + Uang Giral + Deposito

Berjangka + Saldo Tabungan. Data mengenai jumlah uang beredar

didapatkan dari Situs resmi Kementrian Perdagangan Republik

Indonesia (http://www.kemendag.go.id)

3. Tingkat Inflasi, dalam hal ini penghitungan dipengaruhi, Index Harga

Konsumen Indonesia, dan data tersebut didapatkan dari Situs resmi

Bank Sentral Republik Indonesia (www.bi.go.id).

4. Nilai Tukar Rupiah atas Dollar Amerika Serikat (Kurs) , dalam hal ini

adalah harga 1 USD terhadap mata uang Rupiah

b. Variabel Dependen/Terikat (Y)

Variabel terikat adalah NAB Reksadana Saham di Indonesia Periode

tahun 2006 – 2011 yang diperoleh situs resmi Bapepam LK

(www.bapepamlk.go.id).

Skala Pengukuran yang digunakan untuk variable Independen dan

Variabel Dependen adalah skala Rasio.

H. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara studi

kepustakaan (Library Research) yaitu untuk memperoleh data dengan cara

mempelajari teori teori dari buku–buku literatur atau jurnal serta tulisan

tulisan ilmiah lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas

guna memperoleh pemahaman mengenai konsep-konsep dan landasan teori

yang akan digunakan untuk mengevaluasi permasalahan yang sedang dibahas

dan data sekunder yang di dapat melalui Situs-situs resmi Bank Sentral

Page 17: Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan ...digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel...pengertian investasi dalam tulisan ini akan membahas

17

Republik Indonesia, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dan

Bapepam LK

I. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilakukan untuk meneliti apakah tingkat suku bunga SBI,

Jumlah uang beredar, Tingkat Inflasi dan Kurs Rupiah/USD berpengaruh

secara signifikan terhadap NAB Reksadana Saham. Karena yang menjadi

objek penelitian adalah Reksadana saham , maka yang menjadi populasi

dalam penelitian ini adalah NAB Reksadana saham yang terdaftar dari

Januari 2006 sampai dengan 31 Desember 2011.

Sampel adalah sebagian data jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005:35 Sementara penentuan sampel

dalam penelitian ini yaitu menggunakan purposive sampling dengan kriteria

sampel yang dipilih hanya NAB reksadana saham selama tahun 2006

sampai dengan 2011 untuk 72 data yang diperoleh setiap bulan selama 6

tahun

J. Analisis Statistik Deskriptif

Tabel 2

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SBI 72 .060

(Nov 11)

.128

(Jan 06)

.08344 .020307

Uang_Beredar 72 1190834

(Jan 06)

2877220

(Des 06)

1862952.17 459352.147

Inflasi 72 -.310

(April 09)

2.460

(Juni 08)

.53806 .492543

KURS 72 8508

(Juli 11)

12151

(Nov 11)

9378.22 759.855

NAB_RD 72 27124166

(Peb 06)

163150847

(Des 11)

94263606.27 38101602.833

Valid N (listwise) 72

Page 18: Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan ...digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel...pengertian investasi dalam tulisan ini akan membahas

18

K. Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas data

Uji data dilakukan dengan analisa One-Sample Kolmogorov-Smirnov

dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut :

Ho : Data residual berdistribusi normal

Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Pengambilan keputusan untuk menentukan data variabel penelitian

terdistribusi secara normal atau tidak adalah sebagai berikut :

1. Nilai Asymp.Sig. (2-tailed) ≥ 0,05, maka data berdistribusi normal.

2. Nilai Asymp.Sig. (2-tailed) ≤ 0,05, maka data berdistribusi tidak

normal.

Tabel 3

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize

d Residual

N 72

Normal Parametersa,,b

Mean .0000000

Std. Deviation 6.10934873E6

Most Extreme

Differences

Absolute .122

Positive .122

Negative -.064

Kolmogorov-Smirnov Z 1.039

Asymp. Sig. (2-tailed) .231

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed)nya

sebesar 0,231 atau nilainya lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa data pada penelitian ini berdistribusi normal. Hal ini menunjukkan Ha

ditolak dan Ho tidak dapat ditolak, yang berarti data berdistribusi normal.

Uji Multikolinearitas

Page 19: Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan ...digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel...pengertian investasi dalam tulisan ini akan membahas

19

Tabel 4

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Tolerance VIF

1 (Constant) 84647631.524 13504593.000 6.268 .000

SBI -547657558.044 63091620.043 -8.680 .000 .339 2.947

Uang_Beredar 59.146 2.778 21.289 .000 .342 2.924

Inflasi 5059487.182 1586998.522 3.188 .002 .912 1.097

KURS -6141.537 1033.448 -5.943 .000 .903 1.107

a. Dependent Variable: NAB_RD

Dilihat dari nilai Tolerance yang besar dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10

untuk setiap variabel, maka dapat disimpulkan tidak ada Multikolonieritas antar

variabel independen.

Berdasarkan tabel 4.4 Coefficient Correlations, besaran korelasi antar variabel

independen kurang dari 0,90, juga dapat disimpulkan tidak ada Multikolonieritas

antar variabel independen.

Tabel 5

Coefficient Correlationsa

Model KURS Uang Beredar Inflasi SBI

1 Correlations KURS 1.000 -.031 .239 -.142

Uang Beredar -.031 1.000 .168 .804

Inflasi .239 .168 1.000 .108

SBI -.142 .804 .108 1.000

Covariances KURS 1068014.730 -89.809 3.925E8 -9.235E9

Uang Beredar -89.809 7.719 742679.987 1.410E8

Inflasi 3.925E8 742679.987 2.519E12 1.080E13

SBI -9.235E9 1.410E8 1.080E13 3.981E15

a. Dependent Variable: NAB_RD

Uji Autokorelasi

Page 20: Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan ...digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel...pengertian investasi dalam tulisan ini akan membahas

20

Tabel 6.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .987a .974 .973 6289073.770 .538

a. Predictors: (Constant), KURS, Jumlah_Uang_Beredar, Inflasi, SBI

b. Dependent Variable: NAB_RD

Dari hasil pengolahan data di atas dapat disimpulkan bahwa nilai DW

0,538 berada dibawah dl 1,5029 dan diatas 0, maka dapat disimpulkan terjadi

autokorelasi positif.

Uji Heteroskedastisiitas

Tabel 7

Dari grafik Scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta

tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi Heteroskedastisitas pada model regresi,

sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi NAB_RD

berdasarkan masukkan variabel SBI, jumlah uang beredar, inflasi dan Kurs.

Page 21: Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan ...digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel...pengertian investasi dalam tulisan ini akan membahas

21

L. Uji Hipotesis

Analisis Koefisien determinasi

Tabel 8

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .987a .974 .973 6289073.770

a. Predictors: (Constant), KURS, Jumlah_Uang_Beredar, Inflasi, SBI

b. Dependent Variable: NAB_RD

Koefisien determinasi digunakan untuk melihat berapa % dari variasi

variasi dependen (NAB) dijelaskan oleh variasi dari variabel independen. Nilai

koefisien determinasi (Adjusted R2 ) sebesar 0,973. Berarti variasi variabel

Independen dalam menjelaskan variasi variabel NAB adalah 97,3% dan sisanya

2,7% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti. Nilai Adjusted R2 untuk NAB

yang besar akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi NAB

Reksadana saham.

Dengan melihat kemampuan model dalam menjelaskan variasi perubahan

nilai variabel NAB, maka model persamaan regresi linier berganda tersebut dapat

dinyatakan baik untuk dijadikan sebagai penaksir nilai variabel NAB yang akan

datang. Untuk meyakinkan keakuratan model persamaan regresi, maka model

persamaan regresi tersebut perlu diuji dengan pengujian hipotesis.

Uji Anova (F)

Tabel 9

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.004E17 4 2.511E16 634.746 .000a

Residual 2.650E15 67 3.955E13

Total 1.031E17 71

a. Predictors: (Constant), KURS, Jumlah_Uang_Beredar, Inflasi, SBI

b. Dependent Variable: NAB_RD

Page 22: Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan ...digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel...pengertian investasi dalam tulisan ini akan membahas

22

Pengujian hipotesis 1 dilakukan dengan uji F seperti dalam Tabel 4.8

Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah variabel independen secara bersama

sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Dengan

menggunakan signifikansi 5% (α = 0,05) dan degree of freedom (k-1) dan (n-k),

dihasilkan nilai Ftabel sebesar 2,38 Nilai Fhitung dalam Tabel 4.8 sebesar 634,746

sehingga nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (634,746 >2,38). Nilai

signifikansinya juga sebesar 0,000 (sig. < 0,05) sehingga Ho ditolak dan Ha

diterima. Hal ini berarti bahwa secara bersama sama variasi variabel–variabel

independen (Tingkat Suku Bunga SBI, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah/USD dan

Jumlah Uang Beredar) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variasi

variabel dependen NAB Reksadana. Dengan demikian Hipotesis 1 yang

menyatakan: “Diduga bahwa variabel variabel independen Nilai Tingkat Suku

Bunga SBI (X1), Tingkat Inflasi (X2), Nilai Tukar Rupiah/USD (X3) dan Jumlah

Uang Beredar (X4) secara bersama sama mempunyai pengaruh signifikan

terhadap NAB Reksadana Saham (Y) di Indonesia periode tahun 2006 – 2011”

dikatakan diterima.

Uji Partial (t)

Tabel 10

Model

Unstandardized Coefficients

T Sig. B Std. Error

1 (Constant) 84647631.524 13504593.000 6.268 .000

SBI -547657558.044 63091620.043 -8.680 .000

Uang_Beredar 59.146 2.778 21.289 .000

Inflasi 5059487.182 1586998.522 3.188 .002

KURS -6141.537 1033.448 -5.943 .000

Pengujian hipotesis 2 dilakukan dengan uji t terlihat dalam tabel 4.9

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI,

Jumlah Uang Beredar, Tingkat Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah/USD secara parsial

terhadap NAB Reksadana Saham Indonesia. Dengan menggunakan signifikansi

Page 23: Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan ...digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel...pengertian investasi dalam tulisan ini akan membahas

23

5% (α=0,05) dan degree of freedom (n-k)= 70 diperoleh ttabel sebesar 1,67. Dari

perhitungan dihasilkan thitung variabel tingkat SBI, Jumlah Uang Beredar, Tingkat

Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah/USD semua lebih besar 8.680 dan tingkat

signifikansi kecil dari 5%, hal ini berarti bahwa variasi variabel Tingkat Suku

Bunga SBI Jumlah Uang Beredar, Tingkat Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah/USD

secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variasi variasi NAB

Reksadana Saham, sehingga hipotesis 2 diterima.

Analisis Regresi linear berganda

Analisis ini digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh Nilai Tukar

Rupiah/USD dan Tingkat Suku Bunga SBI terhadap NAB Reksadana Saham

di Indonesia.

Dari Tabel 4.9 dapat diketahui persamaan regresi sebagai berikut :

NAB_RD = 84.647.631,524 - 547.657.558,044 SBI +59,146 J_UB+

5.059.487,182 INFLASI – 6.141,537 KURS + e

Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Konstanta sebesar 84.647.631.524; artinya jika SBI, Jumlah Uang

Beredar, Inflasi dan Nilai Kurs 0, maka Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana

Saham (Y) sebesar Rp 84.647.631.524.000.

b. Koefisien regresi SBI (X1)sebesar - 547.657.558,044; artinya pada

variabel SBI terdapat hubungan negatif Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana

Saham dengan. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan 1 persen SBIakan

menyebabkan penurunan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Saham sebesar

Rp547.657.558,044. Hasil ini memiliki pendapat bahwa variabel ekonomi

makro yang direfleksikan dengan Tingkat SBI mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap NAB Reksadana Saham. Jika tingkat suku bunga SBI

mengalami kenaikan, tingkat suku bunga deposito berjangka juga akan

naik sehingga penanaman modal dalam bentuk deposito berjangka menjadi

lebih menarik, di sisi lain tingkat bunga pinjaman perbankan juga akan

naik yang akan menyebabkan turunnya pendapatan perusahaan karena

peningkatan jumlah pembayaran bunga hutang sehingga penanaman

Page 24: Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan ...digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel...pengertian investasi dalam tulisan ini akan membahas

24

modal pada instrumen saham justru akan berkurang, akibatnya NAB reksa

dana saham juga akan mengalami penurunan. Jika tingkat suku bunga SBI

mengalami penurunan, SBI akan menjadi pilihan investasi yang kurang

menarik dibandingkan instrumen investasi lain seperti saham atau obligasi

sehingga permintaan instrumen investasi saham mengalami kenaikan

akibatnya harga saham di bursa naik yang akhirnya akan meningkatkan

NAB reksa dana saham

c. Koefisien regresi Jumlah Uang Beredar(X2)sebesar 59,146; artinya pada

variabel Jumlah Uang Beredarterdapat hubungan positif dengan Nilai

Aktiva Bersih Reksa Dana Saham. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan

Rp 1 jumlah Uang beredar akan menyebabkan Nilai Aktiva Bersih Reksa

Dana Saham sebesar Rp 59.146.000. Dapat disimpulkan bahwa Nilai

Jumlah Uang Beredar berpengaruh signifikan terhdap NAB Reksadana

Saham. Berdasarkan hasil penelitian tersebut berarti Perkembangan

jumlah uang beredar seiring dengan perkembangan ekonomi. Biasanya

bila perekonomian bertumbuh dan berkembang, jumlah uang beredar juga

bertambah, sedang komposisinya berubah. Bila perekonomian makin

maju, porsi penggunaan uang kartal makin sedikit, digantikan uang giral

atau near money. Biasanya juga bila perekonomian makin meningkat,

komposisi M1 dalam peredaran uang semakin kecil, sebab porsi uang

kuasi makin besar. Jumlah uang beredar dapat mempengaruhi Nilai Aktiva

Bersih (NAB) reksa dana. Pada saat terjadi kenaikan jumlah uang beredar,

masyarakat dianggap memiliki proporsi lebih untuk berinvestasi sehingga

permintaan instrumen investasi saham mengalami kenaikan yang berarti

akan meningkatkan NAB reksa dana saham, dan sebaliknya

d. Koefisien regresi Inflasi (X3) sebesar 5.059.487,182; artinya pada variabel

Inflasiterdapat hubungan positif dengan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana

Saham. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan 1 persen dari Inflasiakan

menyebabkan kenaikkan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Saham sebesar

Rp 5.059.487,182. Dapat disimpulkan bahwa Tingkat Inflasi berpengaruh

Page 25: Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan ...digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel...pengertian investasi dalam tulisan ini akan membahas

25

signifikan terhdap NAB Reksadana Saham. Berdasarkan hasil penelitian

tersebut berarti Kenaikan inflasi akan menyebabkan harga-harga

meningkat (dalam hal ini instrumen investasi saham). Karena sebagian

besar dari pemilik unit penyertaan di reksa dana saham adalah investor

institusi dan investor, maka kenaikan inflasi ini akan meningkatkan NAB

reksa dana saham, dan sebaliknya.

e. Koefisien regresi Kurs (X4) sebesar – 6.141,537; artinya pada variabel

Kurs terdapat hubungan negatif dengan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana

Saham. Hal ini menunjukkan setiap penurunan Rp1 dari Kurs rupiah

terhadap USD akan menyebabkan penurunan Nilai Aktiva Bersih Reksa

Dana Saham sebesar Rp 6.141,537. Dapat disimpulkan bahwa Nilai

Tukar Rupiah/USD berpengaruh signifikan terhadap NAB Reksadana

Saham. Berdasarkan hasil penelitian tersebut berarti Terjadinya apresiasi

kurs rupiah terhadap dolar misalnya, akan memberikan dampak terhadap

perkembangan pemasaran produk Indonesia di luar negeri, terutama dalam

hal persaingan harga. Apabila hal ini terjadi, secara tidak langsung akan

memberikan pengaruh terhadap neraca perdagangan, karena menurunnya

nilai ekspor dibandingkan dengan nilai impor. Seterusnya, akan

berpengaruh pula kepada neraca pembayaran Indonesia. Dan

memburuknya neraca pembayaran tentu akan berpengaruh terhadap

cadangan devisa. Berkurangnya cadangan devisa akan mengurangi

kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia, yang selanjutnya

menimbulkan dampak negatif terhadap perdagangan saham di pasar modal

sehingga terjadi capital outflow.Selanjutnya bila terjadi penurunan kurs

yang berlebihan, akan berdampak pada perusahaan–perusahaan go public

yang menggantungkan faktor produksi terhadap barang barang impor.

Besarnya belanja impor dari perusahaan seperti ini bisa mempertinggi

biaya produksi, serta menurunnya laba perusahaan. Selanjutnya dapat

ditebak, harga saham perusahaan itu akan anjlok. Hal ini akan

meningkatkan ekspektasi dalam berinvestasi sehingga mempengaruhi

Page 26: Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan ...digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel...pengertian investasi dalam tulisan ini akan membahas

26

permintaan terhadap reksa dana saham, akibatnya NAB reksa dana saham

juga akan terpengaruh.

M. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa faktor makroekonomi (Tingkat

Suku Bunga SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan Nilai Tukar

Rupiah/USD) sangat relevan digunakan untuk memprediksi Nilai Aktiva

Bersih Reksadana Saham Indonesia yang sangat signifikan berpengaruh

pada level kurang dari 1% (0,000). Hal ini juga diperkuat dengan kekuatan

prediksi dan Adjusted R2 sebesar 97,3%.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran-saran yang dapat diberikan

melalui hasil penelitian ini baik kepada investor, perusahaan maupun untuk

pengembangan penelitian yang lebih lanjut adalah sebagai berikut:

1. Investor sebaiknya memperhatikan informasi-informasi mengenai Tingkat

Suku Bunga SBI, Jumlah Uang beredar,Inflasi dan Nilai Tukar

Rupiah/USD yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia karena dengan adanya

informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk memprediksi NAB

Reksadana saham yang kemudian digunakan dalam pengambilan

keputusan yang tepat sehubungan dengan investasinya,

2. Agar tidak terjadi penurunan NAB reksa dana saham yang disebabkan

oleh tingginya suku bunga SBI, maka hendaknya pemerintah, Dirjen

Pajak, menghapus pajak tarif umum terhadap capital gain bagi reksa dana

saham dan penghapusan ini juga berkaitan dengan penutupan buku secara

harian bagi reksa dana saham dalam menghitung NAB/unit penyertaan,

disamping itu juga karena reksa dana sebagai katalisator yang akan

mendorong perbaikan struktur pembiayaan nasional yang selama ini

sangat tergantung pada pinjaman luar negeri. Jadi, sebaiknya diterapkan

pajak final seperti yang telah diterapkan terhadap capital gain saham

dibursa.

Page 27: Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan ...digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel...pengertian investasi dalam tulisan ini akan membahas

27

3. Ketika terjadi depresiasi rupiah yang dapat menyebabkan “redemption

besar-besaran” dan berdampak terhadap menurunnya NAB reksa dana

saham, maka sebaiknya pemerintah memberi insentif yang lebih kepada

investor yaitu dengan menghapus pajak deviden sebesar 20 persen

sehingga nantinya dalam second round effect, perusahaan tidak

mengandalkan pembiayaannya dari pihak perbankan dan jika krisis

perbankan terjadi, perusahaan tetap mendapatkan suntikan modal.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada para

investor minimal dapat menambah referensi dalam pengambilan keputusan

investasi. Disamping itu penelitian ini juga diharapkan dapat mendorong

penelitian yang lebih lanjut mengenai topik ini pada NAB Reksadana

Saham.

Daftar Pustaka

Anoraga, Panji dan Piji Pakarti. 2011. Pengantar Pasar Modal. PT. Rineke Cipta,

Jakarta

Avonti, Amos Amoroso dan Hudi Prawoto. 2004. Analisis Pengaruh Nilai Tukar

Rupiah/USD dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Indeks Harga Saham

di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol. III No.5

Eko Priyo Pratomo & Ubaidillah Nugraha, 2004,Reksa Dana Solusi Perencanaan

Investasi di Era Modern, Cetakan Ketiga, PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Eduardus Tandelilin, 2007, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio; Edisi

Pertama, Cetakan ketiga, BPFE, Yogyakarta.

Page 28: Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan ...digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel...pengertian investasi dalam tulisan ini akan membahas

28

Rahardjo, Sapto. 2005. Investasi Reksadana, PT.Elex Media Komputindo,

Jakarta

Gozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Sitinjak, Elyzabeth Lucky Maretha dan Widuri Kurniasari. 2003. Indikator-

indikator Pasar Saham Dan Pasar Uang Yang Saling Berkaitan Ditinjau

Dari Pasar Saham Sedang Bullish dan Bearish, Jurnal Riset Ekonomi dan

Manajemen, Vol. 3 No.3

Sudjono. 2002. Analisis Keseimbangan Dan Hubungan Simultan Antara Variabel

Ekonomi Makro terhadap Nab Reksadana Saham di Indonesia, Jurnal Riset

Ekonomi dan Manajemen, Vol.2 No.3

Saepudin, Asep. 2005. Reksa dana sebagai alternatif investasi di Pasar Modal,

Himpunan Manajemen UNPAR, Bandung

Sasana, Hadi. 2006. Analisis Variabel Ekonomi yang mempengaruhi Jumlah

Uang beredar di Indonesia, Jurnal Ekonomi Bisnis Akuntansi Ventura,

Vol.9 No.1

Uyanto, Stanislaus S. 2009. Pedoman Analisis Data Dengan SPSS, Graha Ilmu,

Yogyakarta.

http://www.bi.go.id, http://www.kemendag.go.id dan http://www.bapepamlk.go.id

Page 29: Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan ...digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel...pengertian investasi dalam tulisan ini akan membahas

29