Upload
hoangdiep
View
225
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGI TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN PONSEL NOKIA DI SEMARANG
Hikmatul Fariqoh
Sri Rahayu Tri Astuti, S.E., M.M
ABSTRACTRecently, the business around the world is very competitive. It is caused by free trade
issue. There are so many foreign brands that can be met easily in Indonesia market. Moreover,most of products with high technology come from other countries, including mobile phoneproducts. Nokia as the market leader of mobile phone in Indonesia has a declining marketsegment because of emerging its competitors, one of them come from Chine, they offer cheaperprice of mobile phones with more various features, and then mobile phone from RIM with theirBlack Berry, iPhone from Apple, these mobile phone offer expensive price with high class ofsegmentation. To get attention of consumer, Nokia has conducted some action so that consumerwill decide their purchase for Nokia.
The purpose of this research is to find out and to analyze the effect of motivation,perception and consumer’s attitude through purchasing decision. The object of this research is“NOKIA” a mobile phone’s brand’s users and buyers around Semarang. This research involves100 people as its respondents and employ accidental sampling as its sampling method. Authordistributes questionnaires for data collection and analyzes it with double-regression linearanalysis by SPSS software.
Based on the result of this research is known that Motivation, and customer’s attitudeinfluence Nokia purchasing positively and significantly through purchasing decision Nokiamobile phone brand. They are 0.282, and 0,350, respectively. The adjusted R2 of 0,275 explainthat 27,5% of purchase decision variable can be explained by motivation, perception,consumer’s attitude, while the rest of 72,5% is affected by other variable which is not included inthis research.
Keywords: motivation, perception, consumer’s attitude and purchasing decision
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan teknologi dan informasi
menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin kompetitif. Hal tersebut dapat dilihat
dengan semakin maraknya muncul produk-produk baru dengan inovasi yang cemerlang.
Kecenderungan ke arah perdagangan bebas serta berbagai program peningkatan keunggulan
bersaing yang dilakukan perusahaan-perusahaan juga akan memacu tingkat persaingan yang
semakin ketat. Tahun 2010, seiring dibukanya keran pasar bebas antara Indonesia dengan
Cina, atau lebih dikenal dengan CAFTA (China Free Trade Area) memberikan peluang bagi
poduk-produk Cina masuk ke Indonesia, termasuk perpindahan teknologi komunikasi dalam
penjualan ponsel.
Nokia sebagai merek yang sudah menjadi leader di pasaran ponsel Indonesia, akhir-
akhir ini juga mengalami dampak dari perdagangan bebas antara Indonesia dengan Cina.
Banyaknya produk ponsel Cina semakin memperlemah penjualan Nokia. Karena masyarakat
sudah tidak malu-malu menyebutkan merek ponsel Cina dalam memilih ponsel.
Meskipun Nokia menjadi leader, tetapi penjualannya telah mengalami penurunan,
Table 1.1
Data Penjualan Ponsel Nokia di Indonesia Tahun 2005-2009
Tahun Total/ unit Perubahan ∆% keterangan
2005 800.500.000 - 25,32 -
2006 1.003.200.000 202.700.000 -4,6 Penurunan
2007 957.000.000 46.200.000 -1,5 Penurunan
2008 941.747.000 15.253.000 -3,3 Penurunan
2009 909.747.000 32.000.000 _ penurunan
Sumber : (www.forumponsel.com) dan (www.tempointeraktif.com)
Dari data diatas diketahui bahwa penjualan Nokia secara nasional dari tahun ke tahun
mengalami penurunan. Pada tahun 2005, penjualan nokia mengalami kenaikan sebesar
25,32%, sedangkan pada tahun 2005 sampai tahun 2009 Nokia mengalami penurunan.
Tahun 2006 penjualan nokia turun sebesar 4,6%, tahun 2007 turun lagi sebesar 1,5%,
sedangkan tahun 2008 penjualan Nokia merosot sebesar 3,3%. Hal ini menunjukkan bahwa
Nokia perlu membuat strategi baru untuk meningkatkan penjualannya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan data penjualan Nokia yang mengalami fluktuasi dari bulan ke bulan
dalam satu tahun (data penjualan dari Counter Phone Shop), hal ini menunjukkan ketidak
sesuaian atau hubungan negatif antara penjualan dengan Top Brand Handphone yang tinggi,
karena dalam Top Brand handphone, Nokia menduduki peringkat pertama dalam 5 tahun
terakhir. Seharusnya semakin tinggi Top Brand suatu merek dibandingkan merek lain maka
akan mampu meningkatkan penjualan produk merek tersebut. Untuk itu rumusan masalah
dalam studi ini adalah ”Bagaimana mengembangkan motif pembelian, persepsi kualitas
produk, serta sikap terhadap merek sehingga dapat meningkatkan penjualan produk Nokia”.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh motif pembelian terhadap keputusan pembelian produk
Nokia.
2. Untuk mengetahui pengaruh persepsi kualitas produk terhadap keputusan pembelian
produk Nokia.
3. Untuk mengetahui pengaruh antara sikap terhadap merek dengan keputusan pembelian
produk Nokia.
II. LANDASAN TEORI
2.1 Faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi seseorang dalam memutuskan membeli produk:
2.1.1 Motif Pembelian
Memahami perilaku konsumen dan mengenal pelanggan adalah merupakan tugas
penting bagi para produsen, untuk itu pihak produsen atau perusahaan yang menghasilkan
atau menjual produk yang ditujukan pada konsumsn harus memiliki strategi jitu.
Produsen harus mampu mamahami konsep motif konsumen dalam melakukan pembelian.
Motivasi semakin penting agar konsumen mendapatkan tujuan yang diinginkannya secara
optimal.
Menurut Amerrican Encyclopedia dalam Nugroho Setiaji (2003), motivasi adalah
kecenderungan (suatu sikap yang merupakan pokok pertantangan) dalam diri seseorang
yang membangkitkan topangan dan tindakan. Motivasi merupakan kekuatan penggerak
dalam diri seseorang yang memaksanya untuk bertindak.
2.1.2 Persepsi Kualitas Produk
Menurut Kotler (2005) persepsi adalah proses yang digunakan individu untuk
memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan
gambaran dunia yang memiliki arti. Menurut Basuswastha dan Handoko (Dahmiri,
2008) persepsi merupakan suatu proses dimana konsumen menyadari dan
menginterpretasikan lingkungannya.
2.1.3 Sikap Terhadap Merek
Keyakinan adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang gambaran
sesuatu. Sikap menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik,
perasaan emosional, dan kecendrungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu
terhadap beberapa objek atau gagasan. Sikap konsumen merupakan suatu respon yang
diberikan oleh pesan iklan dan ditangkap oleh konsumen.
Menurut Gordon Allport dalam Nugroho J. Setiaji (2003), sikap adalah suatu
mental dan syaraf sehubungan dengan kesiapan untuk menanggapi, diorganisasi melalui
pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan dan atau dinamis terhadap
perilaku. Pengertian ini mengandung makna bahwa sikap mempelajari kecenderungan
mempelajari kecenderungan konsumen untuk mengevaluasi merek baik disenangi
ataupun tidak disenangi secera konsisten.
Ada 3 komponen sikap Kepercayaan merek, evaluasi merek, dan maksud untuk
membeli merupakan 3 komponen sikap. Kepercayaan merek adalah komponen kognitif
dari sikap, evaluasi merek adalah komponen efektif atau perasaan, dan maksud untuk
membeli adalah komponen konatif atau tindakan.
Gambar 2.1
Hubungan antar 3 komponen sikap:
Sumber: Allport dalam Nugroho J. Setiaji (2003), Perilaku Konsumen Konsep
dan Implikasi
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Sanjaya (2007), tentang pengaruh persepsi dan
sikap terhadap keputusan pembelian Mobil Daihatsu Xenia di Surabaya, hasil penelitian
menjelaskan bahwa ada pengaruh signifikan persepsi dan sikap konsumen terhadap keputusan
pembelian.
Penelitian juga dilakukan oleh Dewi Urip Wahyuni (2008), tentang pengaruh
motivasi, persepsi, dansikap konsumen terhadap keputusan pembelian Sepeda Motor merek
Honda di kawasan Surabaya Barat, hasil penelitiannya menjelaskan bahwa antara variabel
motivasi, persepsi, dan sikap konsumen secara signifikan mempunyai hubungan yang baik
Komponen kognitifKepercayaan terhadap merek
Komponen afektifEvaluasi merek
Komponen KonatifMaksud untuk membeli
terhadap kebutuhan pembelian. Dimana motivasi dalam diri mempunyai pengaruh besar
terhadap keputusan pembelian.
2.3 Kerangka Teoritis
Kerangka berfikir dalam penelitian ini merupakan pengembangan dari model perilaku
konsumen Kotler dan Assael yang dapat digambarkan seperti bagan berikut :
Gambar 2.1
Kerangka pemikiran
H1
H2
H3
Sumber : konsep yang dikembangkan dalam penelitian ini
2.4 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut diatas hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. H1: motif pembelian konsumen mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian produk ponsel Nokia pada masyarakat wilayah Semarang.
2. H2: persepsi kualitas produk mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian produk ponsel Nokia pada masyarakat wilayah Semarang.
3. H3: sikap terhadap merek mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian produk ponsel Nokia pada masyarakat wilayah Semarang.
Keputusan
Pembelian (Y)
Motif pembelian(X1)
Persepsi kualitasproduk (X2)
Sikap terhadapmerek (X3)
III. METODE PENELITIAN
3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Variabel
Yang menjadi variabel dalam penelitian seperti apa yang telah diuraikan di atas
meliputi:
1. Pengaruh motif pembelian terhadap keputusan pembelian pada ponsel Nokia.
Dimana motif pembelian sebagai variabel independen dan keputusan pembelian
pada ponsel Nokia sebagai variabel dependen.
2. Pengaruh persepsi kualitas produk terhadap keputusan pembelian pada ponsel
Nokia. Dimana persepsi kualitas produk konsumen sebagai variabel independen
dan keputusan pembelian pada ponsel Nokia sebagai variabel dependen.
3. Pengaruh sikap terhadap merek terhadap keputusan pembelian pada ponsel Nokia.
Dimana sikap terhadap merek sebagai variabel independen dan keputusan
pembelian pada ponsel Nokia sebagai variabel dependen.
Tabel 3.1
Definisi Operasional
VariabelDefinisi operasional variable Indikator
1. Motif
pembelian
Motif pembelian: kebutuhan yang
memadai untuk mendorong
seseorang bertindak
a) Keinginan fisiologis
b) Keinginan keamanan
c) Keinginan sosial
d) Keinginan akan
penghargaan
e) Keinginan aktualisasi
diri
2. Persepsi
konsumen
Persepsi adalah bagaimana seseorang
mengumpulkan dan menginterpretasi
informasi dari dunia di sekitar
(Cannon dkk, 2008).
a) Memperhatikan
b) Keyakinan sebagai
pertimbangan
c) Pengalaman
d) Informasi tersimpan
dalam jangka panjang
3. Sikap Sikap konsumen didefinisikan a) Sikap menerima
3.2 Penentuan Sampel dan Populasi
Menurut Singarimbun (Wahyuni, 2008) populasi adalah keseluruhan dari unsur
yang mempunyai tolak ukur tertentu yang diminati pembeli. Sugiyono (1999) mengatakan
sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam
penelitian ini yang menjadi populasi adalah konsumen yang memakai ponsel Nokia, oleh
karena itu populasi ini merupakan populasi tak terbatas karena tidak dapat diketahui secara
pasti jumlah sebenarnya dari konsumen yang menggunakan ponsel Nokia. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik non probability sampling yaitu purposive
sampling dengan pendekatan accidental sampling yaitu peneliti memilih responden dengan
cara mendatangi responden di tempat-tempat keramaian lalu memilih calon responden yang
konsumen sebagai suatu fungsi dari penampilan
dan evaluasi terhadap sejumlah
keyakinan dari produk tertentu atau
atribut-atribut yang dimiliki oleh
suatu produk atau merek tertentu
(Schiffman dan Kanuk, 1994).
(positif)
b) Sikap menolak (negatif)
4. Keputusan
pembelian
Mangkusubroto dan Trisnadi (1987)
membuat keputusan terbaik adalah
memilih pilihan atau alternatif yang
terbaik yang dapat memberikan
kesempatan memperoleh hasil yang
diinginkan, dimana tujuan dari
pengambilan keputusan bagi
produsen adalah mendapatkan
keuntungan maksimum dan
memperkecil resiko yang akan
diterima, sementara bagi konsumen
tujuannya adalah mendapatkan
kepuasan maksimum
a) Memutuskan untuk
menggunakan,
b) mengusulkan ide untuk
menggunakan,
c) kemantapan,
d) kesesuaian dengan
kebutuhan,
e) pertimbangan pesaing.
secara kebetulan ditemui namun calon responden harus memiliki karakteristik tertentu, yaitu
responden yang dipilih menggunakan ponsel merek Nokia, bertempat tinggal di Semarang,
berusia diatas 20 tahun karena di usia tersebut pembeli dianggap sudah bekerja dan mampu
untuk membeli ponsel sendiri.
Dalam penelitian ini sampel yang diambil dalam ukuran besar yang jumlahnya tidak
diketahui secara pasti, maka digunakan teknik penentuan jumlah sampel untuk populasi tak
terhingga sebagai berikut (Rao Purba, 1996)= 4( ) = 1,964(0,1) = 96,04 ≈ 96Keterangan :
N : jumlah sampel
Z : tingkat distribusi normal pada taraf signifikan 5% (1,96)
Moe :margin of error max, adalah tingkat kesalahan maksimal pengambilan sampel
yang masih dapat ditoleransi, sebesar 10%.
3.3 Uji Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya penelitian. Validitas
merupakan ukuran yang dapat menunjukkan sejauh mana instrument pengukur mampu
mengukur apa yang ingin diukur (Santoso dan Ashari, 2005). Validitas yang digunakan dalam
penelitian ini menggambarkan kesesuaian sebuah pengukur data dengan apa yang diukur
(Ferdinand, 2006).
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas untuk mengetahui apakah instrumen memiliki indeks kepercayaan
yang baik jika diujikan berulang. Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan konsistensi
dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama di dalam kesempatan (Santoso dan Ashari,
2005). Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus alpha cronbach, untuk
mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dari keempat variabel penelitian, jika dari hasil uji
reliabilitas instrumen dari keempat variabel penelitian memberikan nilai alpha > 0,6 (Ghozali,
2001). Menurut Ghozali (2001), pengukuran dalam teknik one shot hanya dilakukan sekali
kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar
jawaban pertanyaan. Perhitungan alpha Cronbach dapat menggunkan alat bantu program
computer yaitu SPSS for windows 17 dengan menggunakan model Alpha. Suatu instrument
dikatakan reliable jika nilai alpha lebih besar dari 0,6.
3.4 Teknik Analisa Data
3.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis Regresi Linier Berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh motif
pembelian, persepsikualitas produk, dan sikap merek terhadap keputusan pembelian.
3.4.2 Uji Asumsi Klasik
Pengujian Asumsi Klasik dilakukan untuk mengetahui apakah data mengalami
penyimpangan atau tidak. Uji ini dilakukan setelah melakukan analisa Regresi dan
Koefisien Determinasi. Uji Asumsi Klasik terdiri dari:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Pengujian
normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan normal probability plot
yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi
kumulatif dari data normal.
b. Uji Multikolinieritas.
Uji ini merupakan bentuk pengujian untuk asumsi dalam analisis regresi
berganda. Gejala multikolinearitas adalah gejala korelasi antar variabel independen.
Gejala ini ditunjukkan melalui adanya korelasi yang signifikan antar variabel independen
(Santoso dan Ashari, 2005).. Variabel otogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi
antar sesama variabel bebas sama dengan nol. Deteksi untuk mengetahui ada tidaknya
gejala multikolinieritas dalam model regresi penelitian ini dapat dilakukan dengan cara
melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF), dan nilai tolerance.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian atau residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya.
Menurut Santoso dan Asahari (2005) asumsi heterokedastisitas adalah asumsi dalam
regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Cara yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendeteksi adanya
heterokedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi
dan sumbu x adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah di-studentized
(Gozali, 2001).
3.4.3 Uji Statistik
a. Uji t
Uji ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel
independen terhadap variable dependen.
3.4.4 Uji Kebaikan Model
a. Uji F
Statistik F menunjukkan apakah dua varians sampel berbeda satu sama lain
atau dari populasi yang sama. Distribusi F adalah distribusi probabilitas dari varians
sampel dan keluarga distribusi berubah dengan perubahan ukuran sampel. Uji F
merupakan uji kelayakan model.
b. Koefisaien Determinasi
Koefisien Determinasi (R²) bertujuan mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Dalam penelitian ini perhitungan
koefisien determinasi untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel - variabel
bebas (motif pembelian, persepsikualitas produk, dan sikapterhadap merek) dalam
menjelaskan variabel terikat (keputusan pembelian). Nilai koefisien determinasi adalah
antara nol(0) dan satu (1). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang
(crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing
pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai
nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2005).
c. Analisis kualitatif
Analisis kualitatif berguna untuk menyimpulkan hasil yang diperoleh dari
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif adalah analisis data berdasarkan hasil yang
dinyatakan dalam bentuk uraian.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji Instrumen Penelitian
4.1.1 Uji Validitas
Hasil pengujian validitas untuk masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel berikut
di bawah ini:
Tabel 4.1
Pengujian Validitas Variabel Motif Pembelian
Indicator Q r tabel r hitung Validitasf) Keinginan fisiologisg) Keinginan keamananh) Keinginan sosiali) Keinginan akan
penghargaanj) Keinginan aktualisasi diri
(Q11)(Q12)(Q13)(Q14)
(Q15)
0,19750,19750,19750,1975
0,1975
0,6120,3490,6800,699
0,750
ValidValidValidValid
Valid
Sumber: data primer kuesioner yang diolah
Dari tabel diatas terlihat bahwa korelasi antara masing-masing indikator (Q11, Q12, Q13,
Q14, Q15) terhadap total skor konstruk yaitu X1 (variabel motif pembelian)
menunjukkan hasil yang signifikan, r hitung dari semua indikator lebih besar dari nilai r
tabelnya.
Tabel 4.2
Pengujian Validitas Variabel Persepsi Kualitas Produk
Sumber: data primer kuesioner yang diolah
Indikator Q r hitung r tabel Validitase) Memperhatikanf) Keyakinan sebagai pertimbangang) Pengalamanh) Informasi tersimpan dalam jangka panjangi) Tanggapan/ pendapat
Q21Q22Q23Q24Q25
0.5890.7530.7390.6580,618
0,19750,19750,19750,19750,1975
ValidValidValidValidValid
Dari table diatas terlihat bahwa korelasi antara masing-masing indikator (Q21, Q22, Q23,
Q24, Q25) terhadap total skor konstruk yaitu x2 (variabel persepsi kualitas produk)
menunjukkan hasil yang signifikan, r hitung dari semua indikator lebih besar dari nilai r
tabelnya.
Tabel 4.3
Pengujian Validitas Variabel Sikap Terhadap Merek
Indikator Q r hitung r tabel Validitas
a) Sikap konsumen terhadap fitur
b) Sikap konsumen terhadap tipe ponsel
c) Sikap konsumen terhadap pemberian
garansi
d) Sikap konsumen terhadap suku cadang
e) Sikap konsumen terhadap harga
Q31
Q32
Q33
Q34
Q35
0.678
0.765
0.680
0.606
0.706
0,1975
0,1975
0,1975
0,1975
0,1975
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber: data primer kuesioner yang diolah
Dari tabel diatas terlihat bahwa korelasi antara masing-masing indikator (Q31, Q32, Q33,
Q34, Q35) terhadap total skor konstruk yaitu X3 (variabel sikap terhadap merek)
menunjukkan hasil yang signifikan, r hitung dari semua indikator lebih besar dari nilai r
tabelnya.
Tabel 4.4
Pengujian validitas variabel Keputusan Pembelian
Indikator Q r hitung r tabel validitas
f) Memutuskan untuk menggunakan,
g) Mengusulkan ide untuk menggunakan,
h) Kemantapan,
i) Kesesuaian dengan kebutuhan,
j) Pertimbangan pesaing
Q41
Q42
Q43
Q44
Q45
0.845
0.814
0.845
0.616
0.721
0,1975
0,1975
0,1975
0,1975
0,1975
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber: data primer kuesioner yang diolah
Dari tabel diatas terlihat bahwa korelasi antara masing-masing indikator (Q41, Q42, Q43,
Q44, Q45) terhadap total skor konstruk yaitu Y(variabel keputusan pembelian)
menunjukkan hasil yang signifikan, r hitung dari semua indikator lebih besar dari nilai r
tabelnya.
4.1.2 Uji Reliabilitas
Berikut hasil uji reliabilitas:
Tabel 4.9
Sumber: dari data primer kuesioner yang diolah
Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa konstruk Motif pembelian memberikan nilai
Crobach Alpha 61,9% , nilai persepsi kualitas 72,1%, nilai sikap terhadap merek 74,7%,
nilai keputusan pembelian 83,0% sehingga bisa dikatakan reliabel karena lebih dari 60%..
4.2 Pengujian Asumsi Klasik
Berikut akan disajikan hasil pengujian asumsi klasik terhadap model regresi, yang
meliputi uji normalitas data, multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.
4.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Berikut ini adalah hasil uji
Kolmogorov-Smirnov:
Reliability Statistics
variableCronbach's
Alpha
Cronbach's AlphaBased on Standardized
Items N of ItemsMotif pembelian .628 .619 5Persepsi kualitas produk .707 .721 5Sikap terhadap merek .742 .747 5Keputusan pembelian .826 .830 5
Tabel 4.10
Hasil uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
UnstandardizedResidual
N 100
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 5.85786734
Most ExtremeDifferences
Absolute .133
Positive .080
Negative -.133
Kolmogorov-Smirnov Z 1.331
Asymp. Sig. (2-tailed) .058
Sumber: Data primer kuesioner yang diolah
Dari hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data telah terdistribusi
secara normal. Dari uji Kolmogorov - Smirnov menunjukkan hasil yang memiliki tingkat
signifikansi sebesar 0.058 yang berada di atas 0,05.
4.2.2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mengetahui ada tidaknya
multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance
Inflation Factor (VIF).
Tabel 4.11
Hasil uji multikolinieritas
Sumber: Data primer yang diolah
Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas jika mempunyai
nilai Tolerance di atas 0.1 dan nilai VIF di bawah 10. Dari Tabel diatas dapat diketahui
bahwa semua variabel independen memiliki nilai Tolerance di atas 0.1 dan nilai VIF
jauh di bawah angka 10. Hal ini menunjukkan dalam model ini tidak terjadi
multikolinearitas
4.2.3. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas
dapat dilakukan uji Park. Berikut adalah hasil output SPSS dengan cara meregresikan
variabel tersebut:
Coefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
CollinearityStatistics
B Std. Error BetaToleranc
e VIF
1 (Constant)
4.542 5.059 .898 .372
x1 .282 .109 .240 2.581 .011 .843 1.186
x2 .207 .142 .165 1.457 .148 .571 1.750
x3 .350 .149 .278 2.349 .021 .525 1.906
a. Dependent Variable: Y
Tabel 4.12
Hasil Uji Park
Coefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
T Sig.
CollinearityStatistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1.854 1.989 .932 .353
x1 -.083 .043 -.208 -1.925 .057 .843 1.186
x2 -.023 .056 -.054 -.412 .681 .571 1.750
x3 .102 .059 .239 1.745 .084 .525 1.906
a. Dependent Variable: LN_1
Sumber: Data primer yang diolah
Apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut signifikan
secara statistikal ini menunjukkan bahwa dalam data model empiris yang diestimasi
terdapat heteroskedastisistas, dan sebaliknya jika parameter beta tidak signifikan secara
statistik, maka asumsi homoskedastisistas pada data model tersebut tidak dapat ditolak.
4.2.4 Hasil Analisis Regresi Berganda
Berdasar output SPSS tersebut secara parsial pengaruh dari ketiga variabel
independent yaitu motif pembelian, persepsi kualitas produk, sikap merek terhadap
keputusan pembelian ditunjukkan pada Tabel sebagai berikut:
Tabel 4.13
Hasil Perhitungan Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
T Sig.
CollinearityStatistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 4.542 5.059 .898 .372
x1 .282 .109 .240 2.581 .011 .843 1.186
x2 .207 .142 .165 1.457 .148 .571 1.750
x3 .350 .149 .278 2.349 .021 .525 1.906
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Data sekunder yang diolah
Dengan melihat Tabel di atas, dapat disusun persamaan regresi linear berganda sebagai
berikut :
Y= 0.240 x1+ 0.165 x2+ 0.278 x3 atau
Keputusan pembelian: 0.240 Motif pembelian+ 0.165 Persepsi
kualitas produk+ 0.278 Sikap terhadap merek
Persamaan regresi di atas mempunyai makna sebagai berikut:
1. Variabel X1 (motif pembelian) menunjukkan pengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian (Y) pada ponsel Nokia di wilayah Semarang dengan
nilai koefisien regresi sebesar 0.240. Tanda positif pada koefisien regresi ini
menunjukkan bahwa setiap peningkatan yang terjadi pada variabel motif pembelian
(X1) akan mengakibatkan peningkatan pada variabel keputusan pembelian (Y).
2. Variabel persepsi kualitas produk (X2) menunjukkan pengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap keputussan pembelian (Y) pada ponsel Nokia dengan nilai
koefisien regresi sebesar 0.165. Hal ini berarti bahwa setiap adanya peningkatan
persepsi kualitas produk(X2) akan mengakibatkan peningkatan keputusan pembelian
(Y) juga.
3. Variabel sikap terhadap merek menunjukkan pengaruh positif dan signifikan
terhadap sikap terhadap merek (X3) pada ponsel Nokia dengan nilai koefisien regresi
sebesar 0.278. Hal ini berarti bahwa setiap adanya peningkatan sikap terhadap
merek(X3) akan mengakibatkan peningkatan keputusan pembelian (Y) juga.
4.3. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
4.3.1. Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependennya. Hasil perhitungan koefisien
determinasi penelitian ini dapat terlihat pada Tabel berikut:
Tabel 4.14
Hasil perhitungan koefisien determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate
1 .545a .297 .275 5.949
a. Predictors: (Constant), x3, x1, x2
b. Dependent Variable: Y
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasar output SPSS tampak bahwa dari hasil perhitungan diperoleh nilai
adjusted R Square pada ponsel Nokia sebesar 0.275. Hal ini menunjukkan bahwa
besar pengaruh variabel independen yaitu motif pembelian, persepsi kualitas produk,
dan sikap merek terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian yang dapat
diterangkan oleh model persamaan ini adalah sebesar 27,5% sedangkan sisanya
sebesar 72,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model
regresi.
4.3.2. Uji Statisik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel
dependennya (Ghozali, 2005). Hasil perhitungan Uji F ini dapat dilihat pada Tabel
berikut:
Tabel 4.15
Hasil Uji Simultan
ANOVAb
ModelSum ofSquares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1435.414 3 478.471 13.521 .000a
Residual 3397.146 96 35.387
Total 4832.560 99
a. Predictors: (Constant), x3, x1, x2
b. Dependent Variable: Y
Sumber: Data primer yang diolah
Dari hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa secara simultan variabel
independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini
dapat dibuktikan dari nilai F hitung sebesar 13.521 dengan probabilitas 0,00. Karena
probabilitas jauh lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 5%, maka
model regresi dapat digunakan untuk memprediksi keputusan pembelian atau dapat
dikatakan bahwa variabel meliputi motif pembelian, persepsi kualitas produk, sikap
terhadap merek secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
4.3.3. Uji Statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,
2005). Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.16
Hasil Uji Parsial
Coefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
CollinearityStatistics
B Std. Error BetaToleranc
e VIF
1 (Constant)
4.542 5.059 .898 .372
x1 .282 .109 .240 2.581 .011 .843 1.186
x2 .207 .142 .165 1.457 .148 .571 1.750
x3 .350 .149 .278 2.349 .021 .525 1.906
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Data primer yang diolah
Dari hasil analisis regresi tabel di atas, tampak bahwa 2 variabel independen
yaitu motif pembelian (x1), dan sikap terhadap merek(x2) berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y), dengan tingkat signifikasi
masing-masing adalah sebesar 0,11, dan 0,21. Sedangkan variabel persepsi kualitas
produk (x2) memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap variabel keputusan
pembelian (Y), hal ini dikarenakan nilai signifikansinya lebih besar dari tingkat
signifikansi yang digunakan yaitu 5%.
V. SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
5.1 Simpulan
Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan tiga
variabel independen dan satu variabel dependen keputusan pembelian ponsel Nokia
menunjukkan bahwa:
1. Hasil penelitian diperoleh nilai adjusted R2 sebesar 0,275 yang berarti bahwa 27,5%
variasi keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh ketiga variabel independen yaitu motif
pembelian, persepsi kualitas produk, dan sikap terhadap merek. Sedangkan sisanya
sebesar 72,5% dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
2. Hasil analisis menggunakan analisis regresi didapatkan bahwa motif pembelian
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian ponsel Nokia. Hal ini
ditunjukkan dengan besarnya nilai probabilitas motif pembelian sebesar 0,011 yang
berada di atas 0.05 (tingkat signifikansi α=5%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
hipotesis pertama yang menyatakan bahwa motif pembelian berpengaruh signifikan
positif terhadap keputusan pembelian diterima.
3. Hasil analisis menggunakan analisis regresi didapatkan bahwa persepsi kualitas produk
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian pada ponsel
Nokia. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai probabilitas persepsi kualitas produk
sebesar 0,148 yang berada di atas 0.05 (tingkat signifikansi α=5%). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan bahwa persepsi kualitas produk
berpengaruh signifikan positif terhadap keputusan pembelian ditolak.
4. Hasil analisis menggunakan analisis regresi didapatkan bahwa sikap terhadap merek
Nokia berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian ponsel Nokia.
Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai probabilitas sikap terhadap merek Nokia
sebesar 0,021 yang berada di bawah 0.05 (tingkat signifikansi α=5%). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa sikap terhadap merek
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian diterima.
5. Dari ketiga variabel independen tersebut, variabel sikap terhadap merek mempunyai
pengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian, yaitu 0,278. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin baik atau positif sikap seseorang terhadap merek Nokia, maka akan
semakin besar keputusan seseorang untuk membeli ponsel merek Nokia.
5.2 Keterbatasan
Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan-keterbatasan yang tidak dapat dihindari
oleh peneliti. Keterbatasan itu tersebut tentu saja akan mempengaruhi hasil dari penelitian ini.
Adapun keterbatasan tersebut adalah :
1. Terdapat keterbatasan peneliti untuk bisa mendapatkan data-data internal perusahaan,
karena dianggap bahwa data penjualan merupakan data yang sangat rahasia bagi
perusahaan, dan dikhawatirkan bisa jatuh ke tangan orang yang tak bertanggung jawab.
2. Keterbatasan dalam pembuatan pertanyaan-pertanyaan kuesioner, terkait dengan
kebutuhan-kebutuhan sebagai indikator variabel motif pembelian yaitu kebutuhan menurut
teori Maslow (hierarki kebutuhan), dimana teori ini mempunyai kelemahan yaitu dalam
kenyataannya kebutuhan manusia bukan tersusun secara hierarki, karena dalam waktu yang
sama mereka bisa mempunyai kebutuhan yang berbeda.
3. Keterbatasan dalam pembuatan indikator variabel keputusan pembelian, dimana
seharusnya indikator berkaitan dengan variabel independennya.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka berikut ini dapat disimpulkan
beberapa saran yang mungkin akan berguna bagi pihak-pihak yang terkait:
1. Dari hasil kusioner menunjukkan bahwa:
a) Motif pembelian
Berdasarkan hasil jawaban dari konsumen Nokia, motif untuk membeli Nokia masih
tergolong tinggi. Motif para konsumen untuk membeli merupakan pengaruh faktor-faktor
eksternal, yaitu faktor-faktor yang diciptakan oleh perusahaan berupa fitur-fitur yang bisa
memenuhi kebutuhan konsumen, maupun diskon-diskon yang diberikan perusahaan agar
konsumen merasa tertarik untuk membeli. Motif pembelian untuk ponsel tidak hanya SMS
dan telephon saja tetapi masyarakat juga membutuhkan fitur-fitur lain seperti MP3,
Chatting, internet, facebook, twitter dll. Fitur-fitur ini diciptakan oleh perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen, jadi fitur yang menarik diciptakan untuk memenuhi
kebutuhan sebagai motif untuk membeli (motif psikologi). Selain itu kenyamanan dalam
membawa ponsel serta komunitas lewat ponsel juga menjadi pilihan yang penting bagi
mereka. Untuk itu disarankan agar Nokia memberikan fitur-fitur yang menarik di semua
ponsel keluarannya dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat, serta memperhatikan
model ponsel yang praktis dan simple agar nyaman untuk dibawa.
b) Persepsi Kualitas Produk
Berdasarkan hasil jawaban konsumen, persepsi kualitas produk mengenai Nokia masih
tergolong baik (tinggi). Tetapi masih ada banyak pendapat-pendapat serta pengalaman
negatif dari para pengguna Nokia, antara lain: fitur yang ditawarkan biasa saja, Nokia
mudah terkena virus, Nokia loadingnya lama, semakin canggih semakin susah untuk
dipelajari. Untuk itu disarankan supaya Nokia membuat fitur yang handal, memberikan
anti virus disetiap ponsel keluarannya yang dianggap penting dan perlu agar bisa
melindungi, dan memperbaiki programnya agar loadingnya tidak lama.
c) Sikap terhadap merek
Sikap terhadap merek oleh konsumen dalam menanggapi berbagai fasilitas yang diberikan
merek Nokia antara lain garansi, pelayanan pasca pembelian, suku cadang Nokia, dll,
masih dalam kategori tinggi (positif). Sebagian besar masyarakat ingin mendapat
kemudahan-kemudahan tersebut. Tetapi tidak hanya hal tersebut yang disikapi positif oleh
masyarakat, harga purna jual yang tinggi juga dirasa perlu dipertimbangkan, hal ini berarti
masyarakat membutuhkan kualitas yang bagus dalam memilih ponsel. Untuk itu kepada
Nokia agar selalu mempertahankan serta memperbaiki kualitasnya yang sudah bagus.
d) Keputusan Pembelian
Dari hasil kuesioner, dapat dilihat bahwa keputusan untuk membeli Nokia masih tergolong
tinggi. Tetapi masih banyak aspek yang dipertimbangkan seseorang dalam membeli
ponsel, antara lain: harga, kualitas, fitur, model, dll. Untuk itu sebaiknya Nokia
memberikan harga yang mudah dijangkau oleh konsumen, karena banyak ponsel pesaing
dengan harga yang sama tetapi memberikan fitur yang lebih beragam.
DAFTAR PUSTAKA
Assael H. (2002), Consumers Behavior and Marketing Action, Edisi 3, South
Western College Publishing, Cincinatti,OH.
Amir, Taufiq. 2005. Dinamika Pemasaran. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Cannon, Josep dkk. 2008. Pemasaran Dasar Pendekatan Manajerial Global. terj. Afia Fitriati &
Ria Cahyani. Salemba Empat, Jakarta
Dahmiri. 2008. Analisis Persepsi Konsumen Terhadap Keputusan Membeli Perumahan Griya
Kembar Lestari di Kota Jambi (The Analysis of Consumers Perceptions of Consumers
Decisionto Buy House at Griya Kembar Lestari in Jambi ). Percikan, vol 94 Edisi
November 2008. Jambi .
Dharmmesta, Swastha, dan Hani Handoko. 1997. Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku
Konsumen. BPFE Yogyakarta, Jogjakarta.
Engel, James dkk. 1994. Perilaku Konsumen. Terj. Budiyanto. Binarupa Aksara, Jakarta.
Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen Pedoman Penelitian untuk Penulisan
Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen. Badan Penerbit-UNDIP, Semarang.
Foster. 1985. Prinsip-prinsip Pemasaran. Trj. Siswanto Soetojo. Erlangga, Jakarta.
Hutagalung, Bongsu dan Novi Aisha.2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Konsumen terhadap Keputusan Menggunakan Dua Ponsel (GSM dan CDMA) pada
Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU. Jurnal Manajemen
Bisnis, Volume 1, Nomor 3, September 2008: 97 – 102, Sumatera Utara
Kotler, Philip. 2003. Manajemen Pemasaran. Terj. Benyamin Molalan. PT Intan Sejati. Klaten
, dan Gary Amstrong. 1997. Dasar- Dasar Pemasaran Jilid 2. Prenhallindo.
Jakarta
Masud, Fuad. 2004. Survival Diagnosis Organisasional Konsep & Aplikasi. Badan Penerbit-
UNDIP, Semarang
Muchsin, Noorhudha. 2002. Analisis Sikap Konsumen dalam Keputusan Pembelian Sepeda
Motor Merek Sanex dan Kanzen di Kota Malang (The Analysis Of Customer’s Attitude
In Decision Making Of Purchasing Sanex And Kanzen Branded Motorcycle In Malang
Regency). Malang
Razak, Mashur. 2008. Analisis Proses Pengambilan Keputusan Mahasiswa dalam Memilih
Program Studi pada Perguruan Tinggi di Sulawesi Selatan. Analisis, September 2008,
Vol 5 No. 2: 89 – 102. Sulawesi Selatan
Schiffman, L. G., dan Kanuk, L., L. 2004. Consumer Behavior. United States of America :
Pearson Prentice Hall
Setiaji, Nugroho. 2003. Perilaku Konsumen Konsep & Implikasi untuk Strategi dan Penelitian
Pemasaran. Prenanda Media, Bogor
Sodik, Nur, (2004), “Analisis Keberhasilan Persepsi Konsumen Pada Negara Asal (Country of
Origin) Terhadap Kualitas dan Harga Produk Otomotif (Survey Terhadap Konsumen
di Kota Surakarta Tahun 2003)”, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol 4, No. 1, Mei
2004 Surakarta.
Stanton, William.1984. Prinsip Pemasaran. (Trj.) Yohanes Lamarto. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono, (1999), Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
Sutrisno Hadi, 1990. Metodologi Researh. Yogyakarta: Andi Offset.
Swastha, Basu.2009. Azas-azas Marketing. Liberty. Jogjakarta
, dan Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty, Jogjakarta.
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka
Wurianni, Tri. 2010. Analisis Pengaruh Persepsi Konsumen terhadap Keputusan Pembelian
Studi Kasus pada Ponsel SmartPhone Nokia. Semarang (belum dipublikasikan)
Umar, H. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Urip, Wahyuni. 2008. Pengaruh Motivasi, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan
Pembelian Sepeda Motor Merek “Honda” di Kawasan Surabaya Barat. JURNAL
MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.10, NO. 1, MARET 2008: 30-37.
Surabaya.
http//www.forumponsel.com
http//www.tempointeraktif.com
http://www.topbrand-award.com
http//www.google.com