Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR),
RETURN ON ASSET (ROA), LOAN DEPOSIT RATIO (LDR)
DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP TINGKAT
SUKU BUNGA DEPOSITO BERJANGKA TIGA BULAN
(Studi Kasus Pada Bank Persero Di Indonesia Tahun 2004 - 2012)
Disusun oleh:
MUHAMMAD DOLI GIRANTAMA
(107081003536)
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015 M
i
ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR),
RETURN ON ASSET (ROA), LOAN DEPOSIT RATIO (LDR)
DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP TINGKAT
SUKU BUNGA DEPOSITO BERJANGKA TIGA BULAN
(Studi Kasus Pada Bank Persero Di Indonesia Tahun 2004 - 2012)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Muhammad Doli Girantama
(107081003536)
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Herni Ali HT SE, MM Titi Dewi Warninda, SE, M.Si
Nidn. 04221 259 02 NIP. 1973 1221 2005 01 2 002
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa, tanggal 10 Juni 2014 telah dilakukan ujian komprehensif atas
Mahasiswa:
1. Nama : Muhammad Doli Girantama
2. NIM : 107081003536
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Return
on Asset (ROA), Loan Deposit Ratio (LDR) dan Non
Performing Loan (NPL) terhadap Tingkat Suku Bunga
Deposito Berjangka Tiga Bulan (Studi Kasus Pada Bank
Persero Di Indonesia Tahun 2004 - 2012).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke
tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Juni 2014
1. Ali Rama, SE., M.Sc ( )
Nidn. 2028068401 Ketua
2. Muniaty Aisyah, Dr. Ir. MM ( _______________________ )
NIP. 19780307 201101 2 003 Sekertaris
3. Amalia, SE., M.S.M ( )
NIP. 19740821 200901 2 005 Penguji Ahli
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa, tanggal 2 Desember 2014 telah dilakukan ujian Skripsi atas
Mahasiswa :
1. Nama : Muhammad Doli Girantama
2. NIM : 107081003536
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Return
on Asset (ROA), Loan Deposit Ratio (LDR) dan Non
Performing Loan (NPL) terhadap Tingkat Suku Bunga
Deposito Berjangka Tiga Bulan (Studi Kasus Pada Bank
Persero Di Indonesia Tahun 2004 - 2012).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama
ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 2 Desember 2014
1. Yulianti, SE,. M.Si ( )
NIP.19820318 201101 2 001 Ketua
2. Dr. Muniaty Aisyah, MM ( )
NIP.19780307 201101 2 003 Sekretaris
3. Drs. Ade Ananto Terminanto, MM ( )
NIDN. 03251 168 03 Penguji Ahli
4. Dr. Herni Ali HT SE, MM ( )
NIDN. 04221 259 02 Pembimbing I
5. Titi Dewi Warninda, SE, M.Si ( )
NIP. 19731221 2005 01 2 002 Pembimbing II
iv
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Muhammad Doli Girantama
No. Iduk Mahasiswa : 107081003536
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya;
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa ijin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 20 November 2014
Yang Menyatakan,
(Muhammad Doli Girantama)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi:
Nama : Muhammad Doli Girantama
Tempat/Tanggal lahir : Jakarta, 9 Mei 1990
Alamat : Jl. H. Mandor Salim No.29-A RT 005/02 Kel.
Srengseng Kec. Kembangan Jakarta Barat.
Telepon : 0896 0411 2282
Email : [email protected]
B. Pendidikan:
1. SDN 01 Kebon Jeruk Tahun 1995-2001
2. SMPN 75 Jakarta Barat Tahun 2001-2004
3. SMAN 112 Jakarta Barat Tahun 2004-2007
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007-2014
C. Pengalaman Organisasi:
1. Anggota Divisi HMMJ BEM Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri
Jakarta 2009/2010
vi
ABSTRACT
.
This research aims to analyze and measure specific factors that influence
interest rate time deposits three months, by using four independent variables, they
are: Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA), Loan Deposit Ratio
(LDR) and Non Performing Loan (NPL). The data in this study used secondary
data from Bank of Indonesia. The result of this research indicate that CAR, ROA
and NPL have no significant influence on interest rate time deposits three months
at state-owned banks in Indonesia. While LDR has significant influence on
interest rate time deposits three months at state-owned banks in Indonesia.
Keyword : Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA), Loan Deposit
Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) and Interest Rate Time
Deposits Three Months.
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mengukur pengaruh faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan,
dengan menggunakan empat variabel independen, yaitu: capital adequacy ratio
(CAR), return on asset (ROA), loan deposit ratio (LDR) dan non performing loan
(NPL). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari Bank Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CAR,
ROA dan NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito
berjangka tiga bulan pada Bank Persero di Indonesia. Sementara LDR
berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan
pada Bank Persero di Indonesia.
Kata kunci : capital adequacy ratio (CAR), return on asset (ROA), loan deposit
ratio (LDR), non performing loan (NPL), tingkat suku bunga
deposito berjangka tiga bulan.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT. Atas berkat rahmat,
karunia, kudrat dan iradat, serta Ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO
(CAR), RETURN ON ASSET (ROA), LOAN DEPOSIT RATIO (LDR), DAN
NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP TINGKAT SUKU BUNGA
DEPOSITO BERJANGKA TIGA BULAN (STUDI KASUS PADA BANK
PERSERO DI INDONESIA PADA TAHUN 2004-2012)” Tak lupa shalawat
serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW yang
membawa kita dari jaman jahiliyah ke jaman yang penuh ilmu pengetahuan.
Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh
ujian Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Konsentrasi Perbankan,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penulis menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga terselesaikannya
skripsi ini banyak pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik moril
maupun materil. Untuk itu, tak lupa pada kesempatan ini, secara khusus, penulis
ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. ALLAH Subhanahu Wata’ala yang maha pengasih dan penyayang serta tak
lupa juga untuk pembimbing umat islam nabi besar yang mulia Rasulullah
MUHAMMAD SAW.
2. Bapak Zainuddin Siagian dan Ibunda Herawati Harahap sebagai orang tua
yang tak akan terganti budi baik dan pengorbanan beliau, terima kasih yang
teramat banyak untuk beliau berdua. Semoga tenang di alam sana dan
diampuni segala dosa-dosanya.
ix
3. Istri ku Ayu terima kasih dorongan semangatnya semoga engkau selalu makin
baik, anak ku Khanza yang menjadi pembakar semangat untuk melanjutkan
skripsi ini dan adik-adik ku Rina dan Regsa terima kasih atas kritikannya.
4. Keluarga besar bapak dan ibu ku, uwa batupulut, uwa husein, uda asrul, bou
nida, bang mukti, bang gian, bang rashid, bang maruli, tulang pirgong dan
semuanya yang tidak tersebut terima kasih atas nasihat dan bimbingannya
selama ini.
5. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS, selaku Dekan FEB UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, beserta jajaran dekanat lainnya terima kasih sudah
banyak membantu.
6. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni MM, terima kasih sudah berbagi pengalaman
dan memberikan nasihat yang membangun.
7. Bapak Dr. Herni Ali HT. SE. MM dan Ibu Titi Dewi Warninda. SE,. M.Si
selaku Pembimbing I dan Pembimbing II yang sudah mengarahkan serta
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Ibu Dr. Ir. Muniaty Aisyah . MM , selaku ketua jurusan manajemen yang
sudah banyak membantu.
9. Seluruh Dosen dan seluruh staff FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan ilmu dan bantuan yang bermanfaat selama penulis.
10. Sahabat-sahabatku Awang, Adhit, Agung, Martin dan Johan yang
memberikan pengalaman-pengalaman hidup yang sangat berharga.
11. Teman-teman terbaik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Ole, Lae bangga,
Wawo, Bombom dan yang terakhir Mbaw karena sama-sama terakhir, terima
kasih telah memberi semangat, berbagi ilmu, materi dan pengalaman.
12. Teman-teman “Bank Mini”, Haikal, Ivan, Aan, Lingga, dll.
x
13. Temen-teman Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2007
yang seperjuangan sampai detik-detik akhir. Acal, Boncel, Qolbi, Dika,
Bebek, Icha, Ramdhan, Irsyam, Risboy, Caunk, Ayip dan Rahmat.
14. Teman-teman secara umum FEB UIN 2007, kelas manajemen B dan
perbankan 2007 yang tidak dapat disebut satu-persatu terima kasih.
15. Keluarga Besar M. Yusuf terima kasih selama ini sudah membantu dan
memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini
16. Keluarga Besar “WHITEBLACK” .
17. Teman tak terduga. Hafiz, terima kasih banyak atas ilmu dan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak
kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran,
arahan maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian
ini. Akhirnya hanya kepada Allah semua ini penulis serahkan, karena hanya
dengan ridha-Nya penulis dapat meyelesaikan skripsi ini. Semoga penulisan
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi penulis sendiri.
Jakarta, 20 November 2014
(Muhammad Doli Girantama)
xi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan Skripsi ......................................................................... i
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif .................................................. ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .............................................................. iii
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .............................................. iv
Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. v
Abstract ........................................................................................................... vi
Abstrak ........................................................................................................... vii
Kata Pengantar .............................................................................................. viii
Daftar Isi ........................................................................................................ xi
Daftar Tabel .................................................................................................... xiii
Daftar Gambar ............................................................................................... xiv
Daftar Lampiran ........................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ........................................................ 1
B. Perumusan Masalah ................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ............................... 7
1. Tujuan Penelitian ................................................................ 7
2. Manfaat Penelitian .............................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 9
A. Landasan Teori ......................................................................... 9
1. Bank .................................................................................... 12
2. Tingkat Suku Bunga ........................................................... 18
3. Simpanan Deposito Berjangka ........................................... 21
4. Capital Adequacy Ratio (CAR) .......................................... 22
5. Return on Asset (ROA) ....................................................... 23
6. Loan to Deposit Ratio (LDR) ............................................. 26
xii
7. Non Performing Loan (NPL) .............................................. 27
8. Pengaruh Kinerja Perbankan terhadap Tingkat Suku Bunga
Deposito .............................................................................. 29
B. Penelitian Terdahulu ................................................................ 33
C. Kerangka Pemikiran ................................................................. 35
D. Hipotesis ................................................................................... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 38
A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 38
B. Metode Penentuan Sampel ....................................................... 38
C. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 40
D. Metode Analisis Data ............................................................... 41
E. Operasional Variabel Penelitian .............................................. 50
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................ 53
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................... 53
B. Hasil Analisis dan Pembahasan ............................................... 57
1. Statistik Deskriptif .............................................................. 57
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ..................................................... 59
3. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ............................................. 64
4. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ............................. 67
5. Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ........................ 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 70
A. Kesimpulan .............................................................................. 70
B. Saran ........................................................................................ 71
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 73
LAMPIRAN .................................................................................................. 76
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
1.1 Data Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA)
Loan Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL)
di Indonesia ............................................................................. 5
2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................ 33
3.1 Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi ............. 45
3.2 Operasional Variabel Penelitian .............................................. 52
4.1 Daftar Nama Perusahaan ......................................................... 56
4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................... 57
4.3 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov – Smirnov .. 61
4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ...................................................... 61
4.5 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................. 63
4.6 Hasil Uji Hipotesis t (parsial) .................................................. 64
4.7 Hasil Uji Hipotesis F (simultan) .............................................. 67
4.8 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda .................................. 68
4.9 Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ............................. 69
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................ 36
4.1 Hasil Uji Normalitas Data Menggunakan Grafik
P – Plot .................................................................................... 60
4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas .................................................... 62
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Nama Perusahaan Objek Penelitian.......................................... 76
2 Data Mentah Variabel Penelitian ............................................. 77
3 Hasil Uji Regresi Linier Berganda .......................................... 82
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan
merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi di
Indonesia saat ini, yang dengan sendirinya akan membawa suatu perubahan
dalam struktur ekonomi. Didalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN) bahwa
pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting daripada
pembangunan nasional secara keseluruhan dengan tujuan akhir untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan pelaksanaan
pembangunan yang sedang dilaksanakan tentunya tidak terlepas dari besarnya
sumber pembiayaan pembangunan itu sendiri. Sumber pembiayaan
pembangunan Indonesia berasal dari dalam dan luar negeri, akan tetapi sumber
dana dari dalam negeri menjadi prioritas dalam pelaksanaan pembangunan.
Pembangunan merupakan suatu disiplin ilmu yang bersumberkan pada
berbagai pengkajian, bidang pengkajian pembangunan luas cakupannya (Nain
dan Yusoff, 2003:1).
Bank sebagai lembaga keuangan mempunyai peranan yang cukup besar
dalam usaha untuk meningkatkan perhimpunan dana dari masyarakat,dimana
dana yang dihimpun tersebut memegang peranan dalam pembangunan. Sebagai
badan usaha, bank tentunya mempunyai strategi dalam mobilisasi dana dari
masyarakat seiring dengan semakin luasnya perkembangan dunia perbankan di
2
Indonesia. Mengenal dan memahami bisnis perbankan di indionesia merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari mengenal dan memahami
perekonomian Indonesia. Sangat erat kaitanya antara kestabilan perbankan
dengan kestabilan perekonomian, demikian pula sebaliknya. Dengan demikian
besarnya sehingga sulit bagi kita untuk mengharapkan pertumbuhan ekonomi
yang baik tanpa didukung penuh oleh lembaga perbankan (Sipahutar, 2007:3).
Sesuai dengan fungsinya menghimpun dana dari masyarakat, bank
menempuhnya dengan berbagai cara, diantaranya dengan pelayanan yang baik
kepada masyarakat atau pemilik dana, memberikan suku bunga yang menarik,
meningkatkan penggunaan tekhnologi dan menawarkan berbagai produk
perbankan yang sangat beragam. Dengan demikian bank dapat memenuhi
berbagai kebutuhan masyarakat dalam kegiatan perbankan, sehingga dana bank
yang dihimpun dapat meningkat. Untuk menarik dana dari masyarakat, salah
satu produk yang ditawarkan oleh bank yaitu deposito, yang dimaksud dengan
deposito adalah simpanan berjangka atas pembawa atau atas tunjuk, yang
dengan izin Bank Indonesia dikeluarkan oleh Bank sebagai bukti simpanan
yang dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan oleh pihak ketiga
(Suyatno, dkk, 2007:42).
Tidak jarang bank-bank menetapkan suku bunga terselubung, yaitu
suku bunga simpanan yang diberikan lebih tinggi dari yang diinformasikan
secara resmi dengan harapan tingkat suku bunga yang dinaikkan akan
menyebabkan jumlah uang yang beredar akan berkurang. Suku bunga yang
tinggi akan mendorong investor untuk menanamkan dananya di bank daripada
3
menginvestasikannya pada sektor produksi atau industri yang memiliki tingkat
risiko lebih besar (Almilia dan Utomo, 2006:4).
Kebijakan uang ketat di satu sisi memang menunjukkan indikasi yang
baik pada nilai tukar yang secara bertahap menunjukkan kecenderungan
menguat namun disisi lain kebijakan uang ketat yang mendorong tingkat suku
bunga tinggi ternyata dapat menyebabkan cost of money menjadi mahal, hal
yang demikian akan memperlemah daya saing ekspor dipasar dunia sehingga
dapat membuat dunia usaha tidak bergairah melakukan investasi dalam negeri,
produksi akan turun, dan pertumbuhan ekonomi menjadi stagnan. Tingkat suku
bunga yang tinggi belum tentu intensif bagi kinerja perbankan karena
walaupun mampu mendapatkan dana segar dari masyarakat yang besar,
perbankan tidak akan mampu bertahan selama modal mereka terus-menerus
terkuras akibat negative spread (selisih bunga deposito dengan kredit).
(Almilia dan Utomo, 2006:4).
NPL mempunyai pergerakan yang meningkat dari tahun ke tahun hal
tersebut searah dengan pergerakan perubahan laba sehingga menunjukkan
indikasi positif, semakin besar NPL pada bank besar maka akan meningkatkan
perubahan laba, hal ini dikarenakan bank besar sudah mencapai skala
ekonomis (Artwienda, 2009:8). Pada penelitian-penelitian sebelumnya yang
mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan tingkat suku bunga
deposito berjangka dengan dari sisi internal dan eksternal sebagai variabel
bebasnya. Merujuk dari penelitian-penelitian tersebut, peneliti dalam penelitian
ini memfokuskan faktor-faktor internal yang dapat mempengaruhi tingkat suku
bunga deposito berjangka dengan menambahkan variabel bebas NPL sebagai
4
variabel yang diteliti. Non performing loan (NPL) merefleksikan besarnya
risiko kredit yang dihadapi bank, semakin tinggi non performing loan (NPL),
menunjukkan bahwa bank tersebut tidak professional dalam pengelolaan
kreditnya, sekaligus memberikan indikasi bahwa tingkat resiko atas pemberian
kredit pada bank tersebut cukup tinggi searah dengan tingginya NPL yang
dihadapi bank (Riyadi, 2006:45).
Sektor perbankan sebagai intermediary institution antara pihak yang
kelebihan dana (surplus spending unit) dengan pihak yang membutuhkan dana
(deficit spending unit) memiliki posisi strategis dalam perekonomian nasional.
Keadaan tersebut memerlukan suatu pembiayaan, dalam hal ini pembiayaan
merupakan hal yang mampu memenuhi kebutuhan pihak yang membutuhkan
dana. Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang
atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil (Kasmir, 2008:96).
Dengan demikian peranan perbankan nasional perlu ditingkatkan dalam
hal penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat, serta penyediaan layanan
jasa perbankan lainnya. Sejalan dengan upaya restrukturisasi perbankan untuk
membangun kembali sistem perbankan yang sehat dalam rangka mendukung
program peningkatan ekonomi nasional, maka salah satu upaya yang dilakukan
untuk mengoptimalkan fungsi perbankan adalah pengembangan perbankan
nasional. Berikut ini merupakan data mengenai capital adequacy ratio (CAR),
5
return on asset (ROA), loan deposit ratio (LDR) dan non performing loan
(NPL) di Indonesia (http//www.bi.go.id).
Tabel 1.1
Data Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA), Loan Deposit
Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) di Indonesia
Tahun CAR
(Persen)
ROA
(Persen)
LDR
(Persen)
NPL
(Persen)
2010 19,33 1,25 73,01 3,02
2011 17,87 1,79 74,74 2,52
2012 17,33 2,14 77,04 2,26
2013 17,32 2,00 73,16 2,96
Sumber: http//www.bi.go.id (diolah).
Analisis laporan keuangan sangat dibutuhkan untuk memahami
informasi tentang laporan keuangan. Analisis laporan keuangan meliputi
perhitungan dan intepretasi rasio keuangan yang ada dalam laporan keuangan
(Lesmana, 2008:56). Dalam analisis laporan keuangan dapat membantu para
pelaku bisnis, pemerintah, dan para pemakai laporan keuangan lainnya untuk
menilai kondisi keuangan suatu perusahaan tidak terkecuali perusahaan
perbankan. Dalam menilai kinerja perusahaan perbankan, umumnya digunakan
lima aspek penilaian yaitu CAMEL (capital, assets, management, earnings,
liquidity). Kelima aspek tersebut dinilai dengan menggunakan rasio keuangan.
Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan bermanfaat dalam menilai kondisi
kesehatan perbankan, memprediksi kelangsungan usaha baik yang sehat
maupun yang tidak sehat (Wilopo, 2006:23).
Fenomena perbankan persero di indonesia yang mengalami kondisi
yang naik turun dalam menjaga stabilitas keuangan dan pertumbuhan
perbankan perseroan di indonesia. Dengan adanya permasalahan-permasalahan
yang harus dihadapi perbankan tersebut, maka dalam hal ini perbankan harus
6
bisa memutuskan kebijaksanaan yang harus diambil sehingga dapat
memperbaiki maupun meningkatkan struktur dan kualitas perbankan Indonesia.
Atas dasar pemikiran tersebut, 4 bank persero yang termasuk sebagai 10 bank
yang memiliki aset terbesar di Indonesia cukup mewakili bank-bank yang ada
di Indonesia sebagai objek yang akan diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk
memberikan kejelasan tentang besarnya pengaruh CAR (Capital Adequacy
Ratio), ROA (Return on Assets), LDR (Loan to Deposit Ratio) dan NPL (Non
Performing Loan) terhadap tingkat suku bunga deposito tiga bulan pada bank-
bank persero di Indonesia. Dari kondisi-kondisi tersebut di atas, maka penulis
mengajukan skripsi tersebut dengan judul “Analisis Pengaruh Capital
Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA), Loan Deposit Ratio (LDR)
dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito
Berjangka Tiga Bulan. (Studi Kasus Pada Bank Persero di Indonesia Pada
Tahun 2004 - 2012)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini:
1. Apakah terdapat pengaruh capital adequacy ratio (CAR) terhadap tingkat
suku bunga deposito berjangka tiga bulan
2. Apakah terdapat pengaruh return on asset (ROA) terhadap tingkat suku
bunga deposito berjangka tiga bulan
3. Apakah terdapat pengaruh loan deposit ratio (LDR) terhadap tingkat suku
bunga deposito berjangka tiga bulan
7
4. Apakah terdapat pengaruh non performing loan (NPL) terhadap tingkat
suku bunga deposito berjangka tiga bulan
5. Apakah terdapat pengaruh capital adequacy ratio (CAR), return on asset
(ROA), loan deposit ratio (LDR) dan non performing loan (NPL) terhadap
tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, dalam penelitian yang
dilakukan penulis mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:
a. Untuk menganalisis pengaruh capital adequacy ratio (CAR) terhadap
tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan
b. Untuk menganalisis pengaruh return on asset (ROA) terhadap tingkat
suku bunga deposito berjangka tiga bulan
c. Untuk menganalisis pengaruh loan deposit ratio (LDR) terhadap tingkat
suku bunga deposito berjangka tiga bulan
d. Untuk menganalisis pengaruh non performing loan (NPL) terhadap
tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan
e. Untuk menganalisis pengaruh capital adequacy ratio (CAR), return on
asset (ROA), loan deposit ratio (LDR) dan non performing loan (NPL)
terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan
8
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis agar dapat
mengembangkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliah di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Jakarta. Selain itu
penulis dapat membandingkan antara teori dan praktek yang terjadi di
lapangan.
b. Bagi Akademisi
Dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan wawasan keilmuan
bagi kalangan mahasiswa dan civitas akademika. Dapat dijadikan bahan
studi atau bahan untuk menganalisa masalah yang sama dengan metode
yang lain baik dari segi jangka waktu, data yang digunakan, maupun
kaedah analisisnya.
c. Bagi Dunia Perbankan
Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang
bermanfaat bagi manajemen perbankan dalam mengevaluasi kinerja
keuangan perbankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai lembaga
intermediasi keuangan.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Bank
a. Pengertian Bank
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk – bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Supriyanti, 2009:5).
Pengertian yang lebih teknis dapat ditemukan pada Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) dan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI
Nomor 792 Tahun 1990. Pengertian bank menurut PSAK Nomor 31
dalam Standar Akuntansi Keuangan (2010) bank adalah suatu lembaga
yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary)
antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan
pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit), serta sebagai lembaga
yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.
Menurut Kasmir (2012:13) bank merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang keuangan, artinya masalah perbankan selalu
berkaitan masalah bidang keuangan, jadi dapat disimpulkan bahwa
perbankan meliputi tiga kegiatan utama:
1) Menghimpun dana
2) Menyalurkan dana
10
3) Memberikan jasa bank lainnya
Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan
bahwa bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun
dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi
memperlancar lalu lintas pembayaran. Dengan kata lain bank adalah
suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit serta
jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
b. Jenis - Jenis bank
1) Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya
Jenis-jenis bank berdasarkan fungsinya menurut Siamat
(2005:47) yaitu:
a) Bank Sentral
Menurut UU No.3 Tahun 2004, Bank Sentral adalah
lembaga negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan
alat pembayaran yang sah dari suatu negara, merumuskan dan
melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran, mengatur dan
mengawasi perbankan serta menjalan fungsi sebagai lender of the
last resort. Di Indonesia yang dimaksud dengan Bank Sentral
adalah Bank Indonesia.
Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen.
Pemerintah atau pihak lainnya dilarang melakukan campur tangan
terhadap pelaksanaan tugas Bank Indonesia (Rodoni, 2006:9).
11
(1) Tujuan Bank Indonesia
Menurut UU RI No. 3 Tahun 2004 Pasal 7, dijelaskan
tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan yang dimaksud
Bank Indonesia melaksanakan kebijakan berkelanjutan,
konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan kebijakan
umum pemerintah di bidang perekonomian.
(2) Tugas Bank Indonesia
Berdasarkan UU No. 3 Tahun 2004, Bank Indonesia
mempunyai tugas sebagai berikut:
(a) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
(b) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
(c) Mengatur dan mengawasi bank.
b) Bank Umum
Menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang
perbankan yang kemudian diubah dengan Undang-Undang No. 10
Tahun 1998 Bank umum adalah bank yang melakukan kegiatan
usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatanya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran (Rodoni, 2006:21).
Berikut ini merupakan fungsi pokok bank umum adalah
(Rodoni, 2006:22):
12
(1) Menyediakan mekanisme alat pembayaran yang lebih efisien
dalam kegiatan ekonomi.
(2) Menciptakan uang.
(3) Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat.
(4) Menawarkan jasa-jasa keuangan.
Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh bank umum
menurut UU No. 10 Tahun 1998 adalah (Rodoni, 2006:22):
(1) Menghimpun dana dari masyarakat.
(2) Memberi kredit
(3) Menerbitkan surat pengakuan hutang.
(4) Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun
untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya.
(5) Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun
untuk kepentingan nasabah.
(6) Menempatkan dana pada, meminjamkan dana dari atau
meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan
menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan
wesel tunjuk, cek atau sarana lainya.
(7) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan
melakukan perhitungan antara pihak ketiga.
(8) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat
berharga.
13
(9) Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain
berdasarkan suatu kontrak (custodian).
(10) Melakukan penempatan dana kepada nasabah lainnya dalam
bentuk surat berharga yang tidak tercacat di bursa efek.
(11) Membeli melalui pelanggan agunan baik semua maupun
sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya
kepada bank, dengan ketentuan agunan yang di beli tersebut
wajib dicairkan secepatnya.
(12) Melakukan kegiatan anjak piutang (factoring), kartu kredit dan
kegiatan wali amanat (trustee).
(13) Menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil.
c) Bank Perkreditan Rakyat
BPR adalah didefinisikan oleh undang-undang Nomor 10
Tahun 1998 sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran
(Triandaru, 2007:86).
BPR dalam melakukan kegiatannya tidak sama dengan
kegiatan yang dilakukan oleh bank konvensional (bank umum).
Ada kegiatan-kegiatan yang tidak boleh dilakukan oleh BPR, yaitu
(Rodoni, 2006:57):
(1) menerima simpanan berupa giro,
(2) mengikuti kliring,
14
(3) melakukan kegiatan valuta asing,
(4) melakukan kegiatan perasuransian.
Adapun bentuk kegiatan yang boleh dilakukan oleh BPR
meliputi hal-hal berikut ini (Rodoni, 2006:55):
(1) Menghimpun dana dalam bentuk simpanan tabungan dan
simpanan deposito.
(2) Memberikan pinjaman kepada masyarakat.
(3) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan
prinsip syariah.
(4) Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank
Indonesia, deposito berjangka, sertifikat deposit dan tabungan
pada bank lain.
2) Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya
Jenis bank dilihat dari segi kepemilikannya adalah sebagai
berikut (Kasmir, 2008:36):
a) Bank Milik Pemerintah
Bank pemerintah adalah bank di mana baik akta pendirian
maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh
keuntungan bank dimiliki oleh pemerintah pula. Contohnya Bank
Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri. Selain itu ada juga bank
milik pemerintah daerah yang terdapat di daerah tingkat I dan
tingkat II masing-masing provinsi. Contoh Bank DKI, Bank Jateng,
dan sebagainya.
15
b) Bank Milik Swasta Nasional
Bank swasta nasional adalah bank yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh swasta nasional serta akta
pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian
keuntungannya juga dipertunjukkan untuk swasta pula. Contohnya
Bank Muamalat, Bank Danamon, Bank Central Asia, Bank Lippo,
Bank Niaga, dan lain-lain.
c) Bank Milik Asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar
negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing.
Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri. Contohnya UOB
bank, Citibank, dan lain-lain.
3) Jenis Bank Berdasarkan Pengenaan Bunga
Jenis-jenis bank berdasarkan pengenaan bunga menurut Siamat
(2005:47) yaitu:
a) Bank Konvensional
Menurut Rodoni (2006:31) bank konvensional yaitu bank
yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam
rangka penyaluran dananya, memberikan dan mengenakan imbalan
berupa bunga atau sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari
dana untuk suatu periode tertentu.
Berdasarkan pengertian itu, bank konvensional adalah bank
yang dalam operasionalnya menerapkan metode bunga, karena
16
metode bunga sudah ada terlebih dahulu, menjadi kebiasaan dan
telah dipakai secara meluas dibandingkan dengan metode bagi
hasil.
Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada
para nasabahnya, bank konvensional yang menggunakan prinsip
konvensional menggunakan dua metode, yaitu (Kasmir, 2012:23):
(1) Menetapkan bunga sebagai harga, untuk produk simpanan
seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikina pula harga
untuk produk pinjaman (kredit) juga ditentukan berdasarkan
tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal
dengan istilah spread based.
(2) Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan konvensional
(barat) menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya
dalam nominal atau persentase tertentu. Sistem pengenaan
biaya ini dikenal dengan istilah fee based.
b) Bank Syariah
Menurut Triandaru (2007:153) bank syariah adalah bank
yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam
rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan
atas dasar prinsip syariah. Bank syariah adalah institusi keuangan
institusi keuangan yang berbasis syariah islam. Hal ini berarti
secara makro bank syariah adalah institusi keuangan yang
memposisikan dirinya sebagai pemain aktif dalam mendukung dan
17
memainkan kegiatan investasi di masyarakat sekitarnya. Dalam
kacamata mikro bank syariah adalah institusi keuangan yang
menjamin seluruh aktivitas investasi yang menyertainya telah
sesuai dengan syariah (Ascarya, 2011:1). Dari pengertian di atas
dapat dikatakan bahwa bank syariah merupakan bank yang
melakukan aktivitas penghimpunan dana dan penyaluran dana
berdasarkan prinsip-prinsip muamalah secara islam.
Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai
seluruh hubungan transaksinya adalah efesiensi, keadilan, dan
kebersamaan. Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu
secara sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin.
Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas,
dengan persetujuan yang matang atas proporsi masukan dan
keluarannya. Kebersamaan mengacu pada prinsip saling
menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan
produktivitas (Rodoni, 2006:36)
Kegiatan bank syariah dalam hal penentuan harga
produknya sangat berbeda dengan bank konvensional.
Penentuan harga bagi bank syariah didasarkan pada kesepakatan
antara bank dengan nasabah penyimpan dana sesuai dengan jenis
simpanan dan jangka waktunya, yang akan menentukan besar
kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima penyimpan. Berikut ini
prinsip-prinsip yang berlaku pada bank syariah (Kasmir, 2012:24):
18
(1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).
(2) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal
(musharakah).
(3) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
(murabahah).
(4) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa
pilihan (ijarah).
(5) Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari
pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).
Menurut penjelasan di atas, dalam rangka menjalankan
kegiatannya, bank syariah harus berlandaskan pada Alquran dan
hadis. Bank syariah mengharamkan penggunaan harga produknya
dengan bunga tertentu. Bagi bank syariah, bunga bank adalah riba.
Dewasa ini selain produk perbankan syariah, produk-
produk keuangan syariah lainnya sudah memasuki sektor
perekonomian di berbagai negara, antara lain produk pasar modal
syariah (misalnya obligasi syariah), reksa dana syariah, indeks
syariah, dan di sector industry asuransi dikenal pula dengan
asuransi berdasarkan prinsip syariah (Siamat, 2005:408).
2. Tingkat Suku Bunga
Bunga adalah biaya yang dibayar oleh peminjam atas penggunaan
dananya. Perusahaan dan pemerintah meminjam dana dengan menerbitkan
obligasi, dan mereka membayar bunga kepada perusahaan dan rumah tangga
19
yang membeli obligasi tersebut. Rumah tangga atau perusahaan yang telah
meminjam dari sebuah bank harus membayar bunga atau pinjaman tersebut
kepada bank (Case dan Fair, 2004:153).
Berdasarkan para ahli suku bunga dibedakan menjadi dua, yaitu
(Gilarso, 2003:221):
a. Suku bunga nominal adalah suku bunga yang berlaku di pasar. Tetapi
dalam keadaan inflasi, tingkat bunga nominal belum mencerminkan
besarnya bunga yang sebenarnya.
b. Suku bunga riil adalah suku bunga yang telah mengalami koreksi akibat
inflasi dan didefinisikan sebagai suku bunga nominal dikurangi laju
inflasi
Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi suku bunga
(Kasmir, 2012:37):
a. Kebutuhan Dana
Apabila bank kekurangan dana sementara permohonan pinjaman
meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar kebutuhan dana tersebut
cepat terpenuhidengan meningkatkan suku bunga simpanan. Peningkatan
bunga simpanan secara otomatis akan pula meningkatkan bunga
pinjaman. Namun apabila dana yang ada simpanan banyak sementara
permohonan simpanan sedikit maka bunga simpanan akan turun.
b. Target Laba yang Diinginkan
Jika laba yang diinginkan besar maka bunga pinjaman juga ikut
besar dan demikian juga sebaliknya. Namun untuk menghadapi pesaing
target laba dapat diturunkan seminimal mungkin.
20
c. Kualitas Jaminan
Semakain likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah
bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya.
d. Kebijaksanaan Pemerintah
Ada batasan maksimal dan batasan minimal untuk suku bunga
yang diizinkan. Tujuannya adalah agar bank dapat bersaing secara sehat.
e. Jangka Waktu
Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin
tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko di
masa mendatang.
f. Reputasi Perusahaan
Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit
sangat menentukan suku bunga yang akan dibebankan. Karena sebuah
perusahaan bonafid kemungkinan resiko kredit macet dimasa mendatang
relatif kecil dan begitupun sebaliknya.
g. Produk yang Kompetitif
Maksudnya adalah produk yang dibiayai tersebut laku dipasaran.
Untuk produk yang kompetitif bunga kredit yang diberikan relatif rendah
jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif.
h. Hubungan Baik
Biasanya bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama
(primer) nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan kepada
keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank.
21
i. Persaingan
Dalam kondisi tidak stabil dan bank kekurangan dana, maka bank
harus memperhatikan pesaing dalam memperubutkan dana simpanan.
3. Simpanan Deposito Berjangka
Menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998 deposito adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank (Kasmir, 2012:65).
Di sisi bank, sumber dana deposito berjangka ini digolongkan sebagai dana
mahal dibandingkan dana lainnya, namun keuntungannya yaitu penyediaan
likuiditas untuk kebutuhan penarikan dana ini hamper dapat diprediksi
secara akurat (Siamat, 2005:301).
Berikut ini jenis-jenis simpanan deposito yang ditawarkan oleh bank
sebagai berikut (Kasmir, 2012:67):
a. Deposito berjangka, merupakan deposito yang dapat dipilih sesuai
dengan kebutuhan deposan yang bersangkutan, yang pada umumnya
berjangka waktu 1, 2, 3, 6, 12, sampai dengan 24 bulan. Deposito
berjangka diterbitkan atas nama baik seseorang atau lembaga si pemilik
deposito berjangka. Penarikan bunga deposito berjangka dapat
dilakuakan setiap bulan atau setelah jatuh tempo atau setelah jangka
waktunya. Penarikan dapat dilakukan secara tunai maupun
pemindahbukuan dan setiap bunga deposito dikenakan pajak dari jumlah
bunga yang diterimanya.
22
b. Sertifikat deposito, adalah jenis deposito berjangka yang dapat di
pindahtangankan (diperjualbelikan) dalam bentuk sertifikat dan memiliki
jangka waktu yang sama yaitu 1, 2, 3, 6 , 12, dan 24 bulan. Perpindahan
kepemilikan tersebut dimungkinkan karena deposito ini diterbitkan atas
unjuk bukan atas nama seperti dalam deposito berjangka pada umumnya.
Pencairan bunga deposito dapat dilakukan di muka, baik tunai maupun
non-tunai, disamping setiap bulan atau jatuh tempo. Kemudian
peneerbitan nilai sertifikat deposito sudah tercetak dalam berbagai
nominal dan biasnya dalam jumlah bulat sehingga nasabah dapat
membeli dalam lembaran yang bervariasi untuk jumlah nominal yang
diinginkan.
c. Deposito on call (DOC) merupakan deposito yang digunakan untuk
deposan yang memiliki uang dalam jumlah besar atau deposito harian
yang pengambilannya berdasarkan pemberitahuan terlebih dahulu oleh
nasabah yang bersangkutan dengan perjanjian tenggang pengambilan
yang telah disepakati bersama. Penerbitan deposito on call memiliki
jangka waktu minimal 7 hari dan paling lama kurang dari 1 bulan.
Deposito on call diterbitkan atas nama.
4. Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR merupakan rasio kecukupan modal dengan menunjukkan
kemampuan bank saat mempertahankan modal yang mencukupi serta
kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur,
mengawasi serta mengontrol risiko-risiko mungkin timbul karena pengaruh
23
dari kinerja suatu bank pada saat menghasilkan suatu keuntungan dan
menjaga besarnya modal yang dimiliki perusahaan perbankan (Wulandari
dan Sudjarni, 2013:5).
Menurut Riyadi (2006:145) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah
rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank
dibagi Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). CAR memperlihatkan
kemampuan bank dalam memenuhi kecukupan modalnya. CAR merupakan
indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya
sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva
beresiko, CAR juga menjadi indikator untuk melihat tingkat efisiensi dana
modal bank yang digunakan untuk investasi. Apabila persentase CAR
terlalu kecil (lebih rendah dari standar BI) maka bank tersebut termasuk ke
dalam kategori bank tidak sehat, namun apabila persentase CAR terlalu
besar berarti terlalu besar dana bank yang menganggur (idle fund). Secara
matematis CAR dapat dirumuskan sebagai berikut (Riyadi, 2006:149):
5. Return on Asset (ROA)
Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran
tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh
laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya bahwa
penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan (Kasmir dan Jakfar,
2010:115).
24
Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan
antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan
dengan kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan
perusahaan (operating asset). Operating Asset adalah semua aktiva kecuali
investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam
kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok
perusahaan. ROA (return on asset) adalah rasio keuntungan bersih setelah
pajak untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang
dimiliki oleh perusahaan. ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan
dalam kondisi negatif pula atau rugi. Hal ini menunjukkan kemampuan dari
modal yang diinvestasikan secara keseluruhan belum mampu untuk
menghasilkan laba (Hakim, 2006:19). ROA (return on asset); Rasio ini
sering juga disebut sebagai Return on Investment. Hasil pengembalian
investasi atau lebih di kenal dengan nama return on investasi atau return on
total asset merupakan rasio yang menunjukan hasil return atas jumlah
aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu
ukuran tentang efektifitas manajemen dalam mengelola investasinya.
Disamping itu hasil dari pengembalian investasi menunjukan produktivitas
dari seluruh dana perusahaan, baik dalam modal pinjaman maupun modal
sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini semakin tidak baik, demikian pula
sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari
seluruh perusahaan (Kasmir, 2008:201).
Salah satu rasio profitabilitas yaitu return on asset, return on asset
merupakan rasio keuangan yang banyak digunakan untuk mengukur kinerja
25
perusahaan, khususnya menyangkut profitabilitas perusahaan (Tjiptono dan
Fakhruddin, 2006:200). Return on asset (ROA) menurut Hanafi dan Halim
(2004:83) merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang
dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk
mendanai asset tersebut.
Mishkin (2007:232) menyatakan bahwa, because owners of a bank
must know whether their bank is being managed well, they need good
measures of bank profitability. A basic measure of bank profitability is
return on assets (ROA).
ROA (return on asset) adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak
untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki
oleh perusahaan. ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam
kondisi negatif pula atau rugi. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal
yang diinvestasikan secara keseluruhan belum mampu untuk menghasilkan
laba (Hakim, 2006:19).
Menurut Riyadi (2006:137) “Return on Assets (ROA) adalah rasio
profitabilitas yang menunjukan perbandingan antara laba (setelah pajak)
dengan total asset bank, rasio ini menunjukan tingkat efisiensi pengelolaan
asset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan”. Adapun rumus dari
return on asset adalah sebagai berikut:
26
6. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Menurut Riyadi (2006:146) LDR adalah perbandingan antara total
kredit yang diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga yang dapat dihimpun
oleh Bank. Rasio ini menunjukan salah satu penilaian likuiditas bank dan
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia tanggal 29 Mei 1993,
termasuk dalam pengertian dana yang diterima bank adalah sebagai berikut:
a. Giro, deposito, dan tabungan masyarakat.
b. Pinjaman bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan,
tidak termasuk pinjaman subordinasi.
c. Deposito dan pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebih dari
tiga bulan.
d. Surat berharga yang ditebitkan oleh bank yang berjangka waktu lebih
dari tiga bulan.
e. Modal pinjaman.
f. Modal inti.
Berdasarkan rumus di atas, yang dimaksud jumlah kredit yaitu kredit
yang diberikan bank yang sudah ditarik atau direalisasi. Sedangkan dana
pihak ketiga meliputi simpanan masyarakat yang berupa giro, tabungan, dan
berbagai jenis deposito, KLBI yang diberikan Bank Indonesia kepada bank
yang bersangkutan, serta modal inti dari bank yang bersangkutan.
27
Rasio ini juga merupakan teknik yang sangat umum digunakan
untuk mengukur posisi atau kemampuan likuiditas bank. Rasio ini
merupakan indikator kerawanan maupun kemampuan suatu bank. Sebagian
praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari LDR suatu bank
adalah sekitar 80%. Namun, batas toleransi berkisar antara 85% dan 100%
(Dendawijaya, 2006:118).
Semakin tinggi rasio ini maka semakin buruk kondisi likuiditas
bank. Bank Indonesia member nilai nol (0) bagi bank yang memiliki rasio
sebesar 115% atau lebih berdasarkan ketentuan penilaian tingkat kesehatan
bank untuk faktor likuiditas (Siamat, 2005:344). Maka dapat disimpulkan
bahwa LDR berpengaruh negatif terhadap profitabilitas perbankan.
7. Non Performing Loan (NPL)
Menurut Darmawan dalam Artwienda (2009:21) NPL merupakan
rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
mengkover risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. Menurut
Siamat (2005:358) NPL dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami
kesulitan pelunasan akibat faktor kesengajaan dan atau karena faktor
eksternal di luar kemampuan debitur. Dari pengertian di atas dapat katakan
bahwa NPL mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil
pula resiko kredit yang ditanggung pihak bank.
Menurut Siamat (2005:361) persyaratan yang ketat dalam kebijakan
kredit akan mengurangi kemungkinan terjadinya kredit bermasalah, namun
28
tidak akan menghilangkan timbulnya masalah-masalah seperti terjadinya
default atau penunggakan pembayaran.
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal
14 Desember 2001 besarnya NPL dihitung sebagai berikut :
Penggolongan kredit atau kolektibilitas kredit berdasarkan kategori
tertentu guna memantau kelancaran pembayaran kembali (angsuran) oleh
debitur. Berdasarkan surat keputusan Direksi Bank Indonesia No.
31/147/Kep/DIR tanggal 12 November 1998 tentang kualitas aktiva
produktif pasal 6 ayat, membagi tingkat kolektibilitas menjadi :
a. Kredit lancar.
Kredit yang perjalanannya lancar atau memuaskan, artinya segala
kewajiban (bunga atau angsuran utang pokok) diselesaikan oleh nasabah
secara baik.
b. Kredit dalam perhatian khusus.
Kredit yang selama 1-2 bulan mutasinya mulai tidak lancar, debitur mulai
menunggak.
c. Kredit tidak lancar.
Kredit yang selama 3 atau 6 bulan mutasinya tidak lancar, pembayaran
bunga atau utang pokoknya tidak baik. Usaha-usaha approach telah
dilakukan tapi hasilnya tetap kurang baik.
29
d. Kredit diragukan.
Kredit yang telah tidak lancar dan telah jatuh temponya belum dapat juga
diselesaikan oleh debitur yang bersangkutan.
e. Kredit macet.
Sebagai kelanjutan dari usaha penyelesaian atau pengaktifan kembali
kredit yang tidak lancar dan usaha itu tidak berhasil, barulah kredit
tersebut dikategorikan kedalam kredit macet.
Menurut Mabruroh dalam Artwienda (2009:22) NPL berpengaruh
negatif terhadap perubahan laba. Semakin tinggi NPL maka semakin
menurun perubahan laba. Hal ini sejalan dengan Dendawijaya (2006:102)
dimana adanya kredit bermasalah yang semakin besar dibandingkan dengan
aktiva produktifnya dapat mengakibatkan kesempatan untuk memperoleh
pendapatan (income) dari kredit yang diberikan, sehingga mengurangi laba
bank.
8. Pengaruh Kinerja Perbankan terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito
a. Pengaruh CAR terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito
CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh
aktiva bank yang mengandung risiko ikut dibiayai dari dana modal
sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di
luar bank (Dendawijaya, 2006:120). Dengan demikian CAR rasio
kecukupan modal yang merupakan faktor yang penting bagi bank dalam
rangka pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian. Semakin
kecilnya CAR, sebagian perbankan tidak bisa lagi menjalankan kegiatan
operasionalnya. Rendahnya CAR secara langsung akan menyebabkan
30
corporate value dari perbankan menurun di pasar bursa. Agregasi dari
hal ini akan menyebabkan sentimen yang kurang baik pada pasar yang
secara umum akan membawa perekonomian kearah resesi (Almilia,
2006:2).
Penelitian yang dilakukan oleh Sudarmadi (2009:5) terhadap 5
Bank Persero di Indonesia yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
CAR (Capital Adequacy Ratio), ROA (Return on Assets) dan LDR (Loan
Deposit Ratio) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka dua belas
bulan untuk kategori Bank Persero di Indonesia, dengan periode
pengamatan selama 3 tahun, dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008
secara triwulan. Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial adanya
pengaruh yang signifikan dari variabel CAR terhadap tingkat suku bunga
deposito berjangka dua belas bulan pada Bank Persero di Indonesia.
b. Pengaruh ROA terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito
Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investasi. Intinya bahwa penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi
perusahaan (Kasmir dan Jakfar, 2010:115).
Besar kecilnya bagi hasil yang diperoleh pada kontrak
mudharabah salah satunya bergantung pada pendapatan bank.Untuk
mengetahui pendapatan bank, peneliti menggunakan rasio profitabilitas.
Rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah Return on
Asset (ROA) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
31
(BOPO). ROA adalah rasio yang menggambarkan kemampuan bank
dalam mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva
yang menghasilkan keuntungan BOPO adalah rasio yang menunjukkan
tingkat efisiensi kinerja operasional bank. Alasan dipilihnya variabel
ROA dikarenakan analisisnya bersifat komprehensif atau menyeluruh
yaitu meliputi kegiatan penjualan, investasi, dan pengeluaran-
pengeluaran (Isna, 2012:3).
Tingginya ROA suatu bank menunjukkan tingginya profitabilitas.
Dengan profitabilitas yang tinggi, bank dapat mengumpulkan cadangan
dan memperbesar modal untuk mendapatkan kesempatan memberikan
pinjaman dengan lebih luas. Di sisi lain, kredibilitas bank juga meningkat
karena para nasabah merasa aman menyimpan dananya pada bank yang
memiliki profitabilitas tinggi (Raharja, 2011:10).
Penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Utomo (2006)
terhadap Bank Umum yang ada di Indonesia yang masih beroperasi
selama tahun 1999 hingga 2003, dapat menyimpulkan adanya pengaruh
signifikan antara ROA terhadap penetapan tingkat suku bunga deposito.
Hasil ini menunjukkan setiap kali ada perubahan pada ROA maka bank-
bank umum harus segera melakukan perubahan pada tingkat suku bunga
deposito dua belas bulannya.
c. Pengaruh LDR terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito
Menurut Riyadi (2006:146) LDR adalah perbandingan antara
total kredit yang diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga yang dapat
dihimpun oleh Bank. Apabila LDR perbankan meningkat maka dapat
dikatakan bahwa bank tersebut menjalankan fungsinya sebagai lembaga
32
intermediasi dengan baik karena tidak hanya mampu menghimpun dana,
tetapi bank tersebut juga mampu menyalurkan dananya lagi dalam bentuk
kredit yang diberikan.
Jika diasumsikan tingkat suku bunga deposito memiliki hubungan
yang searah dengan tingkat suku bunga kredit, maka LDR dan tingkat
suku bunga deposito akan memiliki hubungan yang negatif. Naiknya
suku bunga deposito akan meningkatkan pula suku bunga kredit, secara
otomatis hal ini menambah biaya yang akan ditanggung debitur saat
meminjam di bank sehingga minat masyarakat untuk melakukan
pinjaman di bank akan menurun karena tingkat suku bunga kreditnya
naik. Keadaan ini menyebabkan menurunnya LDR pada perbankan
(Raharja, 2011:9).
d. Pengaruh NPL terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito
Menurut Darmawan dalam Artwienda (2009:21) NPL merupakan
rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
mengkover risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. Menurut
Siamat (2005:358) NPL dapat diartikan sebagai pinjaman yang
mengalami kesulitan pelunasan akibat faktor kesengajaan dan atau
karena faktor eksternal di luar kemampuan debitur. Dari pengertian di
atas dapat katakan bahwa NPL mencerminkan risiko kredit, semakin
kecil NPL semakin kecil pula resiko kredit yang ditanggung pihak bank.
Penelitian yang dilakukan oleh Wiranata (2008) terhadap faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga deposito berjangka pada
bank umum, Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui
perkembangan kondisi eksternal dan internal perbankan serta mengetahui
33
risiko yang muncul akibat semakin ketatnya persaingan dikalangan
perbankan. Sampel penelitian adalah 130 bank umum yang beroperasi
pada bulan Maret 2003 – Desember 2007. Hasil penelitian menyatakan
bahwa NPL, LDR, CAR dan inflasi berpengaruh terhadap tingkat suku
bunga deposito berjangka pada bank umum.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan acuan dalam suatu penelitian, sebagai
pembanding penelitian saat ini dengan penelitian sebelumnya. Adapun
penelitian terdahulu yang dapat dijadikan perbandingan dengan penelitian
sebelumnya disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Variabel Metode
Analisis
Kesimpulan
Almilia dan
Utomo
(2006)
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Tingkat Suku
Bunga
Deposito
Berjangka
pada Bank
Umum di
Indonesia
X = CAR,
LDR, ROA,
Inflasi,
Likuiditas
perekonomian,
Pertumbuhan
ekonomi
Y = Suku
bunga deposito
Regresi
Linear
Berganda
Hasil penelitian
menyatakan
bahwa CAR,
ROA, LDR, GDP,
likuiditas
perekonomian
dan inflasi
berpengaruh
terhadap suku
bunga deposito
berjangka 3 bulan
Wiranata
(2008)
Analisis
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Tingkat Suku
Bunga
Deposito Pada
Bank Umum
X = NPL,
LDR, CAR
dan Inflasi.
Y = Suku
Bunga
Deposito
Regresi
linear
berganda
NPL, LDR, CAR
dan inflasi
berpengaruh
terhadap tingkat
suku bunga
deposito
berjangka pada
bank umum
Berlanjut Ke Halaman Berikutnya
34
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Variabel Metode
Analisis
Kesimpulan
Sudarmadi &
Oswari
(2009)
The Influence
of Capital
Adequacy
Ratio, Return
on Asset, and
Loan to
Deposit Ratio
to Deposit
Twelve Month
Bank Persero
in Indonesia
X = CAR,
ROA, LDR.
Y = Suku
bunga deposito
berjangka 12
bulan
Regresi
linear
berganda
1) Secara simultan
ada pengaruh
yang signifikan
dari variabel
CAR, ROA, LDR
terhadap tingkat
suku bunga
deposito
berjangka dua
belas bulan pada
Bank Persero di
Indonesia. Secara
parsial hanya
variabel CAR
yang memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap tingkat
suku bunga
deposito
berjangka 12.
Raharja
(2011)
Analisis
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Tingkat Suku
Bunga
Deposito Bank
Umum di
Indonesia
Tahun 2006-
2009
X =
CAR,LDR,RO
A dan Inflasi.
Y = Tingkat
Suku Bunga
Deposito Bank
Umum Di
Indonesia
Regresi
Linear
Berganda
2) Berdasarkan hasil
penelitian secara
simultan
berpengaruh
terhadap tingkat
suku bunga
deposito
sedangkan secara
parsial CAR,
LDR dan inflasi
berpengaruh
secara signifikan
sementara ROA
tidak berpengaruh
Berlanjut Ke Halaman Berikutnya
35
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Variabel Metode Analisis
Kesimpulan
Rosianto dan Susilowati
(2013)
Pengaruh LDR, CAR, dan ROA terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka
X = LDR, CAR dan ROA. Y = Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Umum Di Indonesia
Regresi Linier Berganda
Hasil penelitian menyatakan bahwa LDR berpengaruh positif, CAR tidak berpengaruh dan negatif dan ROA berpengaruh negatif terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka
Prihastuti (2007)
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka pada Bank Persero di Indonesia
X = ROA, CAR, LDR, BOPO dan NPL Y = Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Persero Di Indonesia
Regresi Linier Berganda
Pada penetapan tingkat suku bunga deposito berjangka 12 bulan, variabel variabel bebas yang berpengaruh sigifikan adalah variabel ROA, LDR dan BOPO. sedangkan NPL tidak berpengaruh terhadap suku bunga deposito berjangka 12 bulan dibandingkan dengan suku bunga deposito berjangka 1,3 dan 6 bulan.
Jurnal Penelitian Terdahulu
C. Kerangka Pemikiran
Dari pemaparan telaah pustaka di atas, maka susunan kerangka berpikir
teoritis yang dibangun adalah sebagai berikut:
36
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
CAR ROA NPL LDR
Tingkat Suku
Bunga Deposito
Berjangka
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
2. Uji Multikolinieritas
3. Uji Heteroskedastisitas
4. Uji Autokorelasi
Uji Hipotesis
1. Uji t
2. Uji F
Uji Regresi Berganda
Kesimpulan
dan Saran
Koefisiensi Determinasi
37
D. Hipotesis
Berdasarkan teori dan permasalahan yang ada, dapat dirumuskan
hipotesis alternatif sebagai berikut :
1. Ho1: Tidak terdapat pengaruh CAR terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito
Berjangka Tiga Bulan.
Ha1: Terdapat pengaruh CAR terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito
Berjangka Tiga Bulan.
2. Ho2: Tidak terdapat pengaruh ROA terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito
Berjangka Tiga Bulan.
Ha2: Terdapat pengaruh ROA terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito
Berjangka Tiga Bulan.
3. Ho3 : Tidak terdapat pengaruh LDR terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito
Berjangka Tiga Bulan.
Ha3 : Terdapat pengaruh LDR terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito
Berjangka Tiga Bulan.
4. Ho4 : Tidak terdapat pengaruh NPL terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito
Berjangka Tiga Bulan.
Ha4 : Terdapat pengaruh NPL terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito
Berjangka Tiga Bulan.
5. Ho5: Tidak terdapat pengaruh CAR, ROA, LDR dan NPL terhadap Tingkat
Suku Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan.
Ha5: Terdapat pengaruh CAR, ROA, LDR dan NPL terhadap Tingkat Suku
Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan.
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian ini yang dijadikan objek penelitian adalah pada
perusahaan perbankan yang termasuk dalam bank Persero periode 2004 - 2012
dan penelitian dilakukan pada tahun 2014. Adapun yang akan dibahas terbatas
hanya pada seberapa besar pengaruh capital adequacy ratio (X1), return on
asset (X2), loan deposit ratio (X3) dan non perfoming loan (X4) terhadap
variabel dependen, yaitu tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan.
Sebagai variabel independen pada penelitian ini adalah yang diberi
capital adequacy ratio (X1), return on asset (X2), loan deposit ratio (X3) dan
non perfoming loan (X4). Sedangkan variabel dependen pada penelitian ini
adalah tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan yang diberi lambang
(Y).
B. Metode Pemilihan Sampel
Populasi merupakan subyek penelitian. Menurut Sugiyono (2010:117)
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan
hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi dari
penelitian ini adalah jumlah bank umum sesuai data yang dirilis oleh Otoritas
39
Jasa Keuangan per Oktober 2013 pada situs resminya
(www.ojk.go.id/dl.php?i=1966) diakses pada tanggal 20 Juni 2014)yaitu
mencantumkan 120 bank. Jumlah tersebut terbagi-bagi menjadi beberapa
kategori sesuai dengan jenis kepemilikannyadan ruang lingkup operasinya.
Menurut Sugiyono (2010:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila peneliti melakukan
penelitian terhadap populasi yang besar, sementara peneliti ingin meneliti
tentang populasi tersebut dan peneliti memiliki keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel, sehingga
generalisasi kepada populasi yang diteliti. Maknanya sampel yang diambil
dapat mewakili atau representatif bagi populasi tersebut.
Metode penentuan sampel dalam penentuan ini menggunakan
purposive sampling, yaitu yaitu metode pengambilan sampel yang tidak
bersifat acak danberdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Alasan utamanya adalah
karena objek penelitian ini sangat jelas bahwa bank yang dibedakan atas jenis
kepemilikannya dan jumlahsampel yang termasuk dalam penelitian ini
tergolong tidak banyak, yaitu kurang dari 5, sehingga pemilihan sampelnya
tidak diacak.
Sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu,
antara lain:
1. Bank yang menjadi sampel merupakan Bank Umum Persero sesuai definisi
yang telah dipaparkan sebelumnya serta sesuai dengan daftar nama dan
kantor bank yang telah dirilis di Bank Indonesia.
40
2. Data mengenai laporan keuangan bank triwulan per 31 Maret 2004-2012
tersedia diwebsite Bank Indonesia.
3. Bank Umum Persero menjalankan usahanya secara umum sesuai dengan
UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan.
Sampel penelitian ini adalah bank-bank persero yang berjumlah 4 bank
umum yang dimaksud meliputi bank Mandiri, BRI, BNI dan BTN. Data
pemberian kredit bank persero yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia per-
triwulan dari maret tahun 2004 hingga desember tahun 2012.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data sekunder
yang berasal dari literatur-literatur/sumber lain dari dalam maupun luar BI,
BPS. sedangkan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain (sudah
tersedia) dan digunakan untuk penelitian lain. Data tersebut meliputi:
a. Laporan keuangan bank umum persero tentang tingkat suku bunga
deposito berjangka yang dipublikasikan oleh BI.
b. Data rasio keuangan yang di pubilkasikan BI dan BPS
c. Data penelitian ini menurut waktunya merupakan data time series atau
juga disebut data deret waktu yang merupakan data deret waktu yang
merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu dalam berbagai
interval waktu tertentu.
41
2. Library Research
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilengkapi pula dengan
membaca dan mempelajari serta menganalisis literature yang bersumber
dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal
ini dilakukan untuk mendapat landasan teori dan konsep yang tersusun.
Peneliti melakukan penelitian dengan membaca, mengutip bahan-bahan
yang berkenaan dengan penelitian.
D. Metode Analisis Data
Berdasarkan tujuan penelitian, maka metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Analisa Pengujian Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi)
(Ghozali, 2009:19). Dengan menggunakan pengujian statistik berbantuan
software Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 20 akan
diketahui rata-rata, nilai minimum dan maksimum, dan standar deviasi dari
setiap variabel yang digunakan.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Uji Normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
dependen variabel, independen variabel ataupun keduanya mempunyai
42
distribusi yang normal atau tidak. Salah satu cara untuk melihat data
yang telah memenuhi uji Normalitas adalah dengan menggunakan
normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari
distribusi normal.
Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk menguji apakah model
regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah bila distribusi errornya normal atau mendekati normal. Terdapat
dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2009:160).
1) Pengujian Normalitas Menggunakan P-Plot
Metode yang digunakan dalam analisis grafik adalah dengan
melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi
kumulatif dari distribusi normal. Deteksi normalitas dapat dilakukan
dengan:
a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
2) Pengujian Normalitas Menggunakan Kolmogorov Smirnov
Selain itu penelitian uji normalitas dapat juga menggunakan uji
Kolmogorov Smirnov dengan bantuan program SPSS. Dalam
penelitian ini, uji yang dilakukan untuk menentukan normalitas
43
dengan menggunakan statistik Kolmogorov – Smirnov (Ghozali,
2009:160). Cara untuk mendeteksi normalitas dengan menentukan
terlebih dahulu hipotesis pengujian, yaitu:
Hipotesis nol (Ho) : data terdistribusi secara normal
Hipotesis Alternatif (Ha) : data tidak terdistribusi secara normal
b. Uji Multikolinearitas
Ghozali (2009:105) menyatakan bahwa Uji multikolinearitas
bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali,
2009:106). Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai
tolerance dan variance Inflatiion Factor (VIF) dari hasil analisis dengan
menggunakan SPSS. Apabila nilai tolerance value lebih tinggi daripada
0,10 atau VIF lebih kecil dari 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi
multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Data yang baik yaitu homoskedastisitas yaitu
kesamaan varians dan residual. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas yaitu melihat hasil output SPSS melalui grafik
44
scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED
dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang
telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2009:139). Dasar
analisis dari uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
d. Uji Autokolerasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu satu sama
lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu)
tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering
ditemukan pada data rentet waktu (time series) karena “gangguan” pada
seorang individu kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada
individu kelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada data
crossection (silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi
45
karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari individu
kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang
bebas dari autokorelasi (Ghozali 2009:139). Adanya autokorelasi dapat
mengakibatkan:
1) Varians sampel tidak dapat menggambarkan varians populasi.
2) Model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menduga
nilai variabel terikat dari nilai variabel bebas tertentu.
3) Varians dari koefisiennya menjadi tidak minim lagi, sehingga
koefisien estimasi yang diperoleh kurang akurat. Uji t tidak berlaku
lagi, jika uji t tersebut tetap digunakan, maka kesimpulan yang
diperoleh salah.
Uji durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat
satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept
(konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara
variabel independen hipotesis yang akan diuji adalah:
Ho : tidak ada autokorelasi (r = 0)
Ha : ada autokorelasi (r ≠ 0)
Tabel 3.1
Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tdk ada autokorelasi positif
Tdk ada autokorelasi positif
Tdk ada korelasi negatif
Tdk ada korelasi negatif
Tdk ada autokorelasi positf atau
negatif
Tolak
No decision
Tolak
No decision
Tdk ditolak
0 < d < dl
dl ≤ d ≤ du
4 dl d 4
4 – da ≤ d ≤ 4 - dl
Du < d < 4 - du
Sumber: Ghozali, 2009:99
46
3. Uji Hipotesis Penelitian
a. Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel individu independen secara individu dalam menerangkan
variabel dependen (Ghozali, 2009:177).
Apabila thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti
variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan sebesar 5%,
jika nilai thitung > ttabel maka secara satu persatu variabel independen
mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, dapat juga dengan melihat
nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk
tingkat signifikansi=5%), maka variabel independen secara satu persatu
berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai
probabilitas lebih besar dari pada 0,05 maka variabel independen secara
satu persatu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Hipotesis
yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Ho : β = 0, Tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara
variabel independen terhadap variabel dependen.
2) Ha : β ≠ 0, Terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara
variabel independen terhadap variabel dependen.
Dalam penelitian ini menggunakan uji signifikan dua arah atau
two tailed test, yaitu suatu uji yang mempunyai dua daerah penolakan Ho
yaitu terletak di ujung sebelah kanan dan kiri. Dalam pengujian dua arah,
47
biasa digunakan untuk tanda sama dengan (=) pada hipotesis nol dan
tanda tidak sama dengan (≠) pada hipotesis alternatif. Tanda (=) dan (≠)
ini tidak menunjukan satu arah, sehingga pengujian dilakukan untuk dua
arah (Suharyadi dan Purwanto S.K., 2009:88-89). Kriteria dalam uji
parsial (Uji t) dapat dilihat berdasarkan uji hipotesis dengan
membandingkan thitung dengan ttabel yaitu, 1) Apabila - thitung < - ttabel atau
thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel
independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen, 2) Apabila thitung ≤ ttabel atau - thitung ≥ - ttabel, maka Ho
diterima dan Ha ditolak, artinya variabel independen secara parsial tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Selain
itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas
lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi=5%), maka variabel
independen secara satu persatu berpengaruh terhadap variabel dependen.
Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari pada 0,05 maka
variabel independen secara satu persatu tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-
variabel independen (X) secara simultan (bersama-sama) mempunyai
pengaruh terhadap variabel dependen (Y). (Ghozali, 2009:177).
Apabila Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang
berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan
48
terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan
sebesar 5%, jika nilai Fhitung > Ftabel maka secara bersama-sama seluruh
variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, dapat
juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil
daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi=5%), maka variabel independen
secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari pada 0,05 maka
variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Ho : β = 0, Tidak terdapat pengaruh signifikan secara simultan
antara variabel independen terhadap variabel dependen.
2) Ha : β ≠ 0, Terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara
varibel independen terhadap variabel dependen.
4. Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda
Persamaan regresi ini bertujuan untuk memprediksi besarnya
keterikatan dengan menggunakan data variabel bebas yang sudah diketahui
besarnya (Santoso, 2010:163). Metode yang digunakan untuk menganalisis
skripsi ini adalah menggunakan model analisis regresi berganda, dengan
beberapa pengujian data yang berasal dari BEI. Variabel-variabel yang
terdiri dari variabel terikat (Y) dan variabel bebas (X). Variabel terikat
terdiri dari satu variabel, yaitu “nilai perusahaan”, dan Variabel bebas yang
terdiri dari "return on asset dan kebijakan deviden" Dari variabel-variabel
49
tersebut akan diteliti suatu analisa apakah adanya pengaruh variabel X
terhadap Variabel Y dalam analisis regresi. Dalam analisis akan
menggunakan alat analisis berupa suatu software SPSS.20.
Y = a + β1X1 + β2X2 + + β3X3 + β4X4 + εi
Keterangan :
a : Konstanta
Y : Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan
b1 - b2 : Koefisien Regresi
X1 : Capital Adequacy Ratio
X2 : Return on Asset
X3 : Loan Deposit Ratio
X4 : Non Perfoming Loan
εi : Standard Error
5. Koefisien Determinasi (Adjusted R²)
Menurut Ghozali (2009:177) menyatakan Uji koefisien determinasi
bertujuan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel bebas
menjelaskan variabel terikat yang dilihat melalui adjusted R². Adjusted R²
ini digunakan karena variabel bebas dalam penelitian ini lebih dari dua.
Nilainya terletak antara 0 dan 1. Jika hasil yang diperoleh > 0,5, maka
model yang digunakan dianggap cukup handal dalam membuat estimasi.
Semakin besar angka Adjusted R² maka semakin baik model yang
digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikatnya. Jika Adjusted R² semakin kecil berarti semakin lemah model
tersebut untuk menjelaskan variabilitas dari variabel terikatnya.
50
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Tingkat bunga deposito berjangka adalah suatu harga penggunaan
uang yang dapat diukur dari besarnya penggunaan uang dalam jangka waktu
tertentu yang disesuaikan dengan tingkat permintaan dalam pasar dana
investasi sebagai imbalan atas penanaman dana pada deposito berjangka.
Variabel ini dinyatakan dalam persen. Pengukuran yang digunakan adalah
satuan persentase dan data yang diambil adalah tingkat suku bunga deposito
mulai bulan Maret 2004-Desember 2012.
2. Variabel Independen
a. Capital Adequecy Ratio (CAR)
CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal
yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau
menghasilkan risiko. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank yang
dinyatakan termasuk sebagai bank yang sehat harus memiliki CAR
paling sedikit 8%. CAR dapat dirumuskan sebagai berikut:
b. Return on Assets (ROA)
Menurut Riyadi (2006:137) “Return on Assets (ROA) adalah
rasio profitabilitas yang menunjukan perbandingan antara laba (sebelum
pajak) dengan total asset bank, rasio ini menunjukan tingkat efisiensi
51
pengelolaan asset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan”. Adapun
rumus dari return on asset adalah sebagai berikut:
c. Loan to Deposit Ratio (LDR)
LDR adalah perbandingan antara total kredit yang diberikan
dengan total Dana Pihak Ketiga yang dapat dihimpun oleh Bank. Rasio
ini menunjukan salah satu penilaian likuiditas bank dan dapat
dirumuskan sebagai berikut:
d. Non Performing Loan (NPL)
NPL menunjukan kemampuan kolektibilitaas sebuah bank dalam
mengumpulkan kembali kredit yang dikeluarkan oleh bank sampai lunas.
NPL merupakan persentase jumlah kredit bermasalah (dengan kriteria
kurang lancar, diragukan, dan macet). NPL mempunyai hubungan yang
negatif terhadap kredit. NPL dapat dirumuskan sebagai berikut:
52
Tabel 3.2
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Indikator Satuan Skala
Capital Adequacy Ratio (CAR) / X1
Sumber: Riyadi, 2006:149
Persen Rasio
Return on Asset (ROA) / X2
Sumber: Riyadi (2006:137)
Persen Rasio
Loan Deposit Ratio (LDR) / X3
Sumber: Riyadi (2006:146)
Persen Rasio
Non Performing Loan (NPL) / X4
Sumber: Siamat (2005:361)
Persen Rasio
Tingkat Bunga Deposito
Berjangka / Y
Sumber: Kasmir, 2012:65
Rata - rata tingkat
suku bunga
deposito berjangka
tiga bulan pada
Bank Persero
Persen Rasio
53
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Perkembangan Perbankan di Indonesia.
a. Periode 1988 - 1996
Dikeluarkannya paket deregulasi 27 Oktober 1988 (Pakto 88),
antara lain berupa relaksasi ketentuan permodalan untuk pendirian bank
baru telah menyebabkan munculnya sejumlah bank umum berskala kecil
dan menengah. Pada puncaknya, jumlah bank umum di Indonesia
membengkak dari 111 bank pada Oktober 1988 menjadi 240 bank pada
tahun 1994‐1995, sementara jumlah Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
meningkat drastis dari 8.041 pada tahun 1988 menjadi 9.310 BPR pada
tahun 1996.
b. Periode 1997 – 1998
Pertumbuhan pesat yang terjadi pada periode 1988 – 1996
berbalik arah ketika memasuki periode 1997 - 1998 karena terbentur
pada krisis keuangan dan perbankan. Bank Indonesia, Pemerintah, dan
juga lembaga‐lembaga internasional berupaya keras menanggulangi
krisis tersebut, antara lain dengan melaksanakan rekapitalisasi perbankan
yang menelan dana lebih dari Rp. 400 triliun terhadap 27 bank dan
melakukan pengambilalihan kepemilikan terhadap 7 bank lainnya.
54
Secara spesifik langkah‐langkah yang dilakukan untuk menanggulangi
krisis keuangan dan perbankan tersebut adalah:
1) Penyediaan likuiditas kepada perbankan yang dikenal dengan Bantuan
Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)
2) Mengidentifikasi dan merekapitalisasi bank‐bank yang masih memiliki
potensi untuk melanjutkan kegiatan usahanya dan bank‐bank yang
memiliki dampak yang signifikan terhadap kebijakannya
3) Menutup bank‐bank yang bermasalah dan melakukan konsolidasi
perbankan dengan melakukan merger
4) Mendirikan lembaga khusus untuk menangani masalah yang ada di
industri perbankan seperti Badan Penyehatan Perbankan Nasional
(BPPN)
5) Memperkuat kewenangan Bank Indonesia dalam Pengawasan
perbankan melalui penetapan Undang‐Undang No. 23/1999 tentang
Bank Indonesia yang menjamin independensi Bank Indonesia dalam
penetapan kebijakan.
c. Periode 1999 - 2002
Krisis perbankan yang demikian parah pada kurun waktu 1997 -
1998 memaksa pemerintah dan Bank Indonesia untuk melakukan
pembenahan di sektor perbankan dalam rangka melakukan stabilisasi
sistem keuangan dan mencegah terulangnya krisis. Langkah penting yang
dilakukan sehubungan dengan itu adalah:
55
1) Memperkuat kerangka pengaturan dengan menyusun rencana
implementasi yang jelas untuk memenuhi 25 Basel Core Principles for
Effective Banking Supervision yang menjadi standar internasional
bagi pengawasan bank
2) Meningkatkan infrastruktur sistem pembayaran dengan
mengembangkan Real Time Gross Settlements (RTGS)
3) Menerapkan bank guarantee scheme untuk melindungi simpanan
masyarakat di bank
4) Merekstrukturisasi kredit macet, baik yang dilakukan oleh BPPN,
Prakarsa Jakarta maupun Indonesian Debt Restrukturing Agency
(INDRA)
5) Melaksanakan program privatisasi dan divestasi untuk bank‐ bank
BUMN dan bank‐bank yang direkap
6) Meningkatkan persyaratan modal bagi pendirian bank baru.
d. Periode 2002 - Sekarang
Berbagai perkembangan positif pada sektor perbankan sejak
dilaksanakannya program stabilisasi antara lain tampak pada pemberian
kredit yang mulai meningkat pada inovasi produk yang mulai berjalan,
seperti pengembangan produk derivatif (antara lain credit linked notes),
serta kerjasama produk dengan lembaga lain (reksadana dan
bancassurance).
56
2. Bank Persero
Bank persero atau juga Bank BUMN yang juga dikenal sebagai bank
pemerintah, adalah bank umum yang secara mayoritas sahamnya dimiliki
pemerintah. Di awal dekade 2000-an, restrukturisasi yang sangat
fundamental terhadap bank-bank persero sebagai dampak terjadinya krisis
perbankan. Bank persero yang sebelumnya berjumlah 7 bank diperkecil
jumlahnya menjadi hanya 4 bank. Kebijakan pemerintah terhadap bank
persero dilakukan dengan menggabungkan (merger) Bank Bumi Daya,
Bank Pembangunan Indonesia dan Bank Dagang Negara ke dalam Bank
Mandiri. Sementara BTN, BNI dan BRI tetap harus beroperasi seperti
sebelumnya. Bank Ekspor Impor Indonesia berubah menjadi Bank Ekspor
Indonesia yang tidak lagi beroperasi sebagai bank dan berubah fungsi
menjadi lembaga pembiayaan ekspor. Dengan demikian, fungsi Bank Exim
sebelumnya sebagai bank umum kini tidak lagi dilakukan. Komposisi
kepemilikan bank persero juga ikut mengalami perubahan, di mana saham
bank-bank persero tidak lagi sepenuhnya dimiliki pemerintah. Beberapa
bank persero telah menjadi bank publik melalui penjualan sebagian
sahamnya melalui pasar modal (divestasi) (Siamat, 2005:54). Adapun yang
termasuk ke dalam bank persero adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Daftar Nama Perusahaan
No Nama Bank Kode
1 PT. Bank Mandiri Tbk MDR
2 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk BRI
3 PT. Bank Negara Indonesia Tbk BNI
4 PT. Bank Tabungan Negara Tbk BTN
Sumber: www.ojk.go.id/dl.php?i=1966, diakses pada tanggal 20 Juni 2014
57
B. Hasil Analisis dan Pembahasan
1. Statistik Deskriptif
Penggunaan statistik deskriptif variabel penelitian dimaksudkan agar
dapat memberikan penjelasan yang memudahkan peneliti dalam
menginterpretasikan hasil analisis data dan pembahasannya, berikut
penjelasannya. Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan
minimum. Selengkapnya mengenai hasil statistik deskriptif penelitian dapat
dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CAR 144 .1202 .2981 .179655 .0359870 ROA 144 .0047 .0608 .027703 .0131701 LDR 144 .4332 1.1604 .744917 .1749472 NPL 144 .0022 .2766 .046643 .0564713 SBD 144 .0605 .1697 .091475 .0285102 Valid N (listwise) 144
Sumber: Olahan Data Sekunder, Peneliti 2014
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa variabel independen capital
adequacy ratio (CAR) memiliki nilai minimum sebesar 0,1202 yang
diperoleh BNI pada triwulan III di tahun 2010, sedangkan untuk nilai
maksimumnya yang sebesar 0,2981 diperoleh bank Mandiri pada triwulan I
di tahun 2004. Nilai rata-rata CAR sebesar 0,179655 dan standar deviasinya
adalah sebesar 0,359870.
Kemudian variabel independen return on asset (ROA) memiliki nilai
minimum sebesar 0,0047 yang diperoleh Bank Mandiri pada triwulan IV di
tahun 2005 sedangkan nilai maksimumnya yang sebesar 0,0608 diperoleh
58
BRI pada triwulan I di tahun 2005. Nilai rata-rata ROA sebesar 0,027703
dan standar deviasinya adalah sebesar 0,0131701.
Variabel independen Loan to Deposit Ratio (LDR) memiliki nilai
minimum sebesar 0,4332 yang diperoleh Bank Mandiroi pada triwulan I di
tahun 2004 sedangkan nilai maksimumnya yang sebesar 1,1604 diperoleh
BTN pada triwulan II di tahun 2010. Nilai rata-rata LDR sebesar 0,744917
dan mememiliki standar deviasinya adalah sebesar 0,1749472.
Variabel independen Non Performing Loan (NPL) memiliki nilai
minimum sebesar 0,0022 yang diperoleh dari BTN di triwulan IV tahun
2004, sedangkan nilai maksimum 0,2766 diperoleh dari Mandiri pada
triwulan I di tahun 2006. Nilai rata-rata NPL sebesar 0,046643 dan standar
deviasinya adalah 0,0564713.
Selanjutnya variabel independen Suku Bunga Deposito Berjangka 3
bulan memiliki nilai minimum sebesar 0,0605 yang diperoleh dari BNI,
BTN, BRI, dan Mandiri pada setiap triwulan II di tahun 2004, sedangkan
nilai maksimumnya yang sebesar 0,1697 diperoleh dari dari BNI, BTN, BRI
serta Mandiri pada triwulan I di tahun 2011. Nilai rata-rata Suku Bunga
Deposito Berjangka 3 bulan sebesar 0,091475 dan standar deviasinya adalah
0,0285102.
59
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas Data
Data-data bertipe skala sebagai pada umumnya mengikuti asumsi
distribusi normal. Namun, tidak mustahil suatu data tidak mengikuti
asumsi normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang
diperoleh harus dilakukan uji normalitas terhadap data yang
bersangkutan. Dengan demikian, analisis statistika yang pertama harus
digunakan dalam rangka analisis data adalah analisis statistik berupa uji
normalitas. Menurut Ghozali (2009:160) uji normalitas bertujuan apakah
dalam model regresi variabel dependen (terikat) dan variabel independen
(bebas) mempunyai kontribusi atau tidak. Untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan
statistik, adapun hasil uji normalitas pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
2) Hasil Uji Normalitas Secara Menggunakan Grafik P-Plot
Salah satu menentukan uji normalitas yaitu dengan melihat
normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif
dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis
lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan
garis diagonal (Ghozali, 2009:160). Adapun hasil perhitungan uji
normalitas dengan melihat dari segi grafik yang ditunjukan pada
gambar grafik p-p plot berikut ini:
60
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Data Menggunakan Grafik P – Plot
Sumber: Olahan Data Sekunder, Peneliti 2014
Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar
garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.
Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai
karena asumsi normalitas (Ghozali 2009:112).
3) Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov
Uji normalitas secara grafik dapat menyesatkan kalau tidak
hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa
sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi
dengan uji statistik (Ghozali, 2009:149). Adapun hasil perhitungan uji
normalitas secara statistic yang dilihat berdasarkan uji kolmogorof-
smirnov adalah sebagai berikut:
61
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov - Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 144
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7 Std. Deviation 40.16503440
Most Extreme Differences Absolute .096 Positive .096 Negative -.074
Kolmogorov-Smirnov Z 1.151 Asymp. Sig. (2-tailed) .141
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Olahan Data Sekunder, Peneliti 2014
Berdasarkan uji kolmogorov-smirnov dapat diketahui bahwa
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada unstandardized residual memiliki
nilai sig. > 0,05, ini mengartikan bahwa semua data terdistribusi
dengan normal.
b. Hasil Uji Multikolinearitas
Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas antar
variabel independen, digunakan nilai Tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF). Pengujian terhadap gejala multikolinieritas ini dilakukan
untuk mengetahui adanya korelasi yang sempurna antar variabel
independen yang digunakan dalam model regresi (Ghozali, 2009:105).
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant) CAR .699 1.431
ROA .941 1.063
LDR .776 1.289
NPL .567 1.764
a. Dependent Variable: SBD
Sumber: Olahan Data Sekunder, Peneliti 2014
62
Dari tabel di atas menunjukkan suatu model regresi dinyatakan
bebas dari multikolinearitas adalah jika data mempunyai nilai tolerance
lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Dari tabel diatas
diperoleh bahwa semua variabel bebas memiliki nilai tolerance berada di
bawah 1 dan nilai VIF jauh di bawah angka 10. Dengan demikian dalam
model ini tidak ada masalah pada uji multikolinearitas.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji Heteroskedastistas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Hasil uji heteroskedastisitas adalah sebagai
berikut (Ghozali 2009:139):
Gambar 4.2
Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber: Olahan Data Sekunder, Peneliti 2014
63
Dengan melihat grafik scatterplot di atas, terlihat titik-titik
menyebar secara acak, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka
0 pada sumbu Y. maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat
gejala heterokedastisitas pada model transformasi regresi yang digunakan
(homokedastisitas).
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk mendeteksi
autokorelasi dalam penelitian ini maka digunakan uji Durbin Watson
(DW).
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .269a .072 .045 40.73885 1.856
a. Predictors: (Constant), NPL, ROA, LDR, CAR b. Dependent Variable: SBD
Sumber: Olahan Data Sekunder, Peneliti 2014
Pada tabel di atas diketahui nilai Durbin Watson (d) sebesar 1,856
nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai
signifikansi 5%, jumlah sampel (n) 144 dan jumlah variabel independen
(k) adalah 4. Maka dari tabel didapat nilai du = 1,78 dan 4 – du = 4 –
1,78 = 2,22. Oleh karena nilai du < d < 4-du atau 1,78 < 1,856 < 2,22
maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi baik positif maupun
negatif.
64
3. Hasil Uji Hipotesis Penelitian
a. Hasil Uji Hipotesis t (Uji Parsial)
Menurut Ghozali (2009:17), uji t dilakukan untuk melihat apakah
terdapat perbedaan signifikan rata-rata untuk dua kelompok dalam
variabel penelitian. Proses pengujiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Hipotesis t (parsial) Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 72.662 14.513 5.007 .000
CAR -.023 .098 -.023 -.238 .812
ROA -.114 .084 -.114 -1.350 .179
LDR .211 .093 .211 2.272 .025
NPL -.076 .108 -.076 -.701 .485
a. Dependent Variable: SBD
Sumber: Olahan Data Sekunder, Peneliti 2014
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa capital adequacy ratio,
return on asset, non performing loan tidak berpengaruh signifikan
terhadap suku bunga deposito berjangka 3 bulan, sedangkan variabel
loan deposit ratio berpengaruh signifikan terhadap suku bunga deposito
berjangka 3 bulan. Berikut ini adalah hasil penjelasan mengenai
pengaruh antar variabel independen terhadap suku bunga deposito
berjangka 3 bulan:
1) Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap Suku Bunga Deposito
Berjangka 3 Bulan
Variabel capital adequacy ratio mempunyai nilai thitung sebesar
-0,238 > -1,97 atau nilai sig. lebih besar dari 0,05 (0,812 > 0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa capital adequacy ratio tidak
65
signifikan dan negatif secara parsial terhadap suku bunga deposito
berjangka 3 bulan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Prihastuti (2007:7) dan Susilowati (2013) dimana CAR tidak
berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito
berjangka 3 bulan.
2) Pengaruh Return on Asset terhadap Suku Bunga Deposito Berjangka 3
Bulan
Variabel return on asset mempunyai nilai thitung sebesar -1,350
> -1,97 atau nilai sig. lebih besar dari 0,05 (0,179 > 0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa return on asset tidak signifikan dan negatif secara
parsial terhadap suku bunga deposito berjangka 3 bulan. Hal ini
disebabkan karena laba perusahaan yang diperoleh dalam waktu 1, 3
atau 6 bulan tidak digunakan dalam perhitungan penetapan tingkat
suku bunga deposito berjangka karena perubahan laba dalam tempo
tersebut hanya mengalami perubahan yang tidak terlalu berarti bila
dibandingkan dengan perubahan perolehan laba tiap tahunnya
(Prihastuti, 2007:10). Hasil penelitian ini sejalan dengan Raharja
(2011) hasil penelitian menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh
terhadap suku bunga deposito Bank Umum di Indonesia.
3) Pengaruh Loan Deposit Ratio terhadap Suku Bunga Deposito
Berjangka 3 Bulan
Variabel loan deposit ratio mempunyai nilai thitung sebesar
2,272 > 1,97 atau nilai sig. lebih kecil dari 0,05 (0,025 < 0,05), maka
66
dapat disimpulkan bahwa loan deposit ratio signifikan dan positif
secara parsial terhadap suku bunga deposito berjangka 3 bulan. Hal ini
disebabkan karena Bank selalu berusaha memelihara tingkat
likuiditasnya yang besar yang ditandai dengan tingkat LDR yang
stabil dan tidak terlalu tinggi, sehingga ketika likuiditas baik maka
perbankan akan menaikkan tingkat bunga depositonya karena bagi
bank merupakan keyakinan untuk mampu membayarkan kembali
simpanan deposito berjangkanya saat jatuh tempo berikut bunganya
(Prihastuti, 2007:11). Hasil penelitian ini sejalan dengan Almilia dan
Utomo (2006) yang menyatakan bahwa LDR berpengaruh terhadap
suku bunga deposito berjangka 3 bulan.
4) Pengaruh Non Performing Loan terhadap Suku Bunga Deposito
Berjangka 3 Bulan
Variabel non performing loan mempunyai nilai thitung sebesar -
0,701 > -1,97 atau nilai sig. lebih besar dari 0,05 (0,485 > 0,05), maka
dapat disimpulkan bahwa non performing loan tidak signifikan dan
negatif secara parsial terhadap suku bunga deposito berjangka 3 bulan.
Hal ini disebabkan karena semakin tingginya kredit yang tidak lancar
semakin menurun tingkat suku bunga, sehingga tidak adanya
keinginan nasabah melakukan simpanan deposito, karena nasabah
tidak mau mengalami kerugian (Wiranata, 2008:10). Hasil penelitian
ini sejalan Prihastuti (2007) yang menyatakan bahwa NPL tidak
berpengaruh terhadap suku bunga deposito berjangka 1,3,6 dan 12
bulan.
67
b. Uji Hipotesis F (Uji Simultan)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel
independen yang dimasukan ke dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Berikut adalah
langkah-langkah uji F serta penjelasannya dari hasil olahan data yang
didapat tersebut (Ghozali, 2011:177):
Tabel 4.7
Hasil Uji Hipotesis F (simultan) ANOVA
a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 17948.112 4 4487.028 2.704 .033b
Residual 230691.888 139 1659.654
Total 248640.000 143 a. Dependent Variable: SBD b. Predictors: (Constant), NPL, ROA, LDR, CAR
Sumber: Olahan Data Sekunder, Peneliti 2014
Hasil uji F dapat dilihat pada tabel di atas nilai Fhitung diperoleh
sebesar 2,704 > Ftabel sebesar 2,44 dengan tingkat signifikansi 0,033 <
0,05. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat
dikatakan bahwa capital adequacy ratio, return on asset, loan deposit
ratio dan non performing loan terhadap suku bunga deposito berjangka 3
bulan berpengaruh secara simultan.
4. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini bertujuan untuk membuktikan adanya pengaruh dari
CAR, ROA, LDR, NPL terhadap Suku Bunga Deposito Berjangka 3 bulan.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan aplikasi SPSS, maka diperoleh
hasil sebagai berikut.
68
Tabel 4.8
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
B Std. Error Beta
1
(Constant) 72.662 14.513 CAR -.023 .098 -.023
ROA -.114 .084 -.114
LDR .211 .093 .211
NPL -.076 .108 -.076
a. Dependent Variable: SBD
Sumber: Olahan Data Sekunder, Peneliti 2014
Dari tabel di atas, maka dapat diperoleh model persamaan regresi
sebagai berikut:
Y = 72,662 + 0,211X3
Berdasarkan Persamaan regresi linier berganda di atas menunjukkan
bahwa:
a. Nilai konstanta sebesar 72,662 yang artinya jika seluruh variabel bebas
memiliki nilai 0 (nol) atau konstan, maka variabel terikat yaitu Suku
Bunga Deposito Berjangka 3 bulan akan meningkat sebesar 72,662.
b. Variabel LDR memiliki nilai sebesar 0,211 artinya, jika LDR naik 1%,
dan variabel lainnya memiliki nilai 0 (nol) atau konstan, maka variabel
Suku Bunga Deposito Berjangka 3 bulan akan mengalami peningkatan
sebesar 21,1%.
5. Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Pada tabel regresi berganda penggunaan adjusted R2
(Adj. R2), atau
koefisien determinasi yang telah disesuaikan, lebih baik dalam melihat
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen bila dibandingkan dengan R2 (koefisien determinasi). Kelemahan
69
dalam menggunakan nilai R2 adalah karena adanya bias terhadap jumlah
variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Selengkapnya
mengenai hasil koefisien Adjusted R2 penelitian dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.9
Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .269a .072 .045 40.73885 1.856
a. Predictors: (Constant), NPL, ROA, LDR, CAR b. Dependent Variable: SBD
Sumber: Olahan Data Sekunder, Peneliti 2014
Hasil pengujian menunjukkan besarnya koefisien korelasi berganda
(R), koefisien determinasi (Adj R Square) dan koefisien determinasi yang
disesuaikan (Adjusted R Square). Berdasarkan tabel 4.9, model summaryb
diperoleh bahwa nilai koefisien korelasi berganda (R) sebesar 0,269. Ini
menunjukkan bahwa variabel capital adequacy ratio, return on asset, non
performing loan terhadap suku bunga deposito berjangka 3 bulan
mempunyai hubungan yang rendah. Hasil pada tabel tersebut juga
menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,072
dan nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (Adjusted R Square)
adalah 0,045. Hal ini berarti 4,5% variasi dari suku bunga deposito
berjangka 3 bulan bisa dijelaskan oleh variasi variabel independen (capital
adequacy ratio, return on asset, non performing loan). Sedangkan sisanya
(100% - 4,5% = 95,5%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada dalam
penelitian ini, seperti inflasi (Almilia dan Utomo, 2006), beban operasional
dan pendapatan operasional (Prihastuti, 2007) dan lain-lain .
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara uji hipotesis t, diketahui hasil perhitungan diperoleh nilai thitung -
0,238 > dari ttabel -1,97. Dengan demikian Ho diterima, maka variabel CAR
secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap Suku Bunga Deposito
Berjangka 3 bulan pada periode tahun 2004 - 2012.
2. Secara uji hipotesis t, diketahui hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung -
1,350 > dari ttabel -1,97. Dengan demikian Ho diterima, maka variabel ROA
secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap Suku Bunga Deposito
Berjangka 3 bulan pada periode tahun 2004 - 2012
3. Secara uji hipotesis t, diketahui hasil perhitungan diperoleh nilai thitung 2,272
> dari ttabel 1,97. Dengan demikian Ho ditolak, maka variabel LDR secara
parsial memiliki pengaruh terhadap Suku Bunga Deposito Berjangka 3
bulan pada periode tahun 2004 – 2012.
4. Secara uji hipotesis t, diketahui hasil perhitungan diperoleh nilai thitung -
0,701 < dari ttabel -1,977. Dengan demikian Ho diterima, maka variabel NPL
secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap Suku Bunga Deposito
Berjangka 3 bulan pada periode tahun 2004 - 2012
71
5. Secara uji hipotesis F, diketahui hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung
2,704 > dari Ftabel = 2,44 dengan tingkat signifikansi 0,033 < 0,05. Dengan
demikian Ho ditolak, maka variabel CAR, ROA, LDR serta NPL secara
simultan memiliki pengaruh terhadap Suku Bunga Deposito Berjangka 3
bulan pada periode tahun 2004 - 2012
B. Saran
Hasil menyatakan bahwa loan deposit ratio berpengaruh signifikan
terhadap suku bunga deposito berjangka 3 bulan, sedangkan capital adequacy
ratio, return on asset, non performing loan tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap suku bunga deposito berjangka 3 bulan maka perlu adanya analisa
laporan keuangan untuk meningkatkan suku bunga deposito berjangka 3 bulan,
dengan demikian peneliti akan memberikan beberapa saran untuk penelitian
selanjutnya:
1. Menganalisa pertumbuhan capital adequacy ratio, return on asset, loan
deposit ratio dan non performing loan terhadap suku bunga deposito
berjangka 3 bulan.
2. Melakukan penelitian dengan periode waktu, dengan menambah periode
yang lama agar menghasilkan data yang lebih baik lagi.
3. Menambahkan jumlah variabel yang dapat mempengaruhi suku bunga
deposito berjangka 3 bulan seperti inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
4. Menggunakan metode analisis penelitian yang berbeda agar menghasilkan
data yang lebih baik lagi.
72
5. Bagi perusahaan perbankan di Indonesia, lebih meningkatkan tingkat suku
bunga deposito, sehingga nasabah akan lebih banyak lagi melakukan
simpanan pada perusahaan perbankan.
6. Bagi Nasabah sebaiknya menganalisa perkembangan suku bunga deposito
pada perusahaan perbankan dan melakukan analisa rasio perbankan lebih
teliti lagi sehingga akan meningkatkan keuntungan bagi nasabah.
73
DAFTAR PUSTAKA
Almilia, Luciana dan Wahyu Utomo, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 10 No. 1, Oktober, 2006.
Artwienda, Nur, “Analisis Pengaruh Capital Aduquacy Ratio, Non Performing
Loan, BOPO, Net Interest Margin dan Loan to Deposit Ratio terhadap Perubahan Laba”, Tesis Universitas Diponegoro, 2009.
Ascarya, “Akad dan Produk Bank Syariah”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2011. Bank Indonesia, “Data Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA),
Loan Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) di Indonesia” diambil dari http//www.bi.go.id, Pada Tahun 2014.
Case, Karl E dan Fair, “Prinsip-prinsip Ekonomi Makro”, Indeks, Jakarta, 2004. Dendawijaya, Lukman, “Manajemen Perbankan”, Ghalia Indonesia, Jakarta,
2006. Ghozali, Imam, ”Aplikasi Analisis Multivariate”, Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang, 2009. Gilarso, “Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro”, Kanisius, 2003. Hakim, Abdul, “Analisis Pengaruh Motivasi, Komitmen Organisasi dan Iklim
Organisasi terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Provinsi Jawa Tengah”. JRBI. Vol 2. No 2, Jawa Tengah, 2006.
Hamid, Abdul, ”Buku Panduan Penulisan Skripsi”, FEIS Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007. Hanafi, M Mamduh dan Halim, Abdul, “Manajemen Keuangan”, PT. BPFE,
Yogyakarta, 2004. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI),“Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Tahun
2010. Salemba Emapat, Jakarta, 2010. Isna, Andryani dan Sunaryo Kunti, Analisis Pengaruh Return on Asset, BOPO,
dan Suku Bunga terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Volume 11. Nomor 01. September 2012, Yogyakarta, 2012.
74
Kasmir, “Analisa Laporan Keuangan”, PT. Rajawali Pers, Jakarta, 2012.
_______, “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, Edisi Revisi, PT.
Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2008.
_______, “Dasar-dasar Perbankan”, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2010.
Mishkin, Frederic S, “The Economics of Money, Banking, and Financial
Markets”, Pearson Education Inc, New York, 2007.
Nain, Mohammad dan Yusoff, Mohamad, “Konsep, Teori, Dimensi & Isu
Pembangunan”, Journal of University Teknologi Malaysia, Malaysia:
2003.
Prihastuti, Dewi Ayu, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku
Bunga Deposito Berjangka pada Bank Persero di Indonesia”, Jurnal
Perbanas, Surabaya, 2007.
Raharja, Sanityasa, “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku
Bunga Deposito Bank Umum di Indonesia Tahun 2007 – 2010”, Jurnal
Perbankan dan Bisnis, Yogyakarta, 2011.
Riyadi, Selamet. “Banking Assets and Liabilitiy Management”, Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta, 2006.
Rodoni, Ahmad dan Indoyama N, “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”,
Center for Sosial Economics Studies, Jakarta: 2007.
Rosianto dan Susilowati, “Pengaruh LDR, CAR, dan ROA terhadap Tingkat Suku
Bunga Deposito Berjangka”, Jurnal Perbankan, Semarang, 2013.
Santoso, Singgih, “Statistik Parametrik”, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta,
2010.
Siamat, Dahlan, “Manajemen Lembaga Keuangan”, LPFEUI, Jakarta, 2005.
Sipahutar, Mangasa Augustinus, “Persoalan - Persoalan Perbankan Indonesia,
Praninta Jaya Mandiri, Jakarta, 2007.
Sudarmadi dan Teddy Oswari, “The Influence of Capital Adequacy Ratio, Return
on Asset, and Loan to Deposit Ratio to Deposit Twelve Month Bank
Persero in Indonesia”, Jurnal Univesitas Gunadarma, Jakarta, 2009.
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif”, Alfabeta, Bandung,
2010.
75
Suharyadi dan Purwanto, S.K, “Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern Buku 2”, Salemba Empat, Jakarta, 2009.
Supriyanti, Neni, “Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi dan Suku Bunga BI terhadap
Kinerja Keuangan PT. Bank Mandiri, Tbk Berdasarkan Rasio Keuangan”,
jurnal bisnis dan kewirausahaan, Vol. 15:13-15, 2009.
Suyatno, Thomas, “Kelembagaan Perbankan”, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2007.
Tjiptono, Darmadji dan Fakhruddin, Hendy M, “Pasar Modal di Indonesia,
Salemba Empat. Jakarta, 2006.
Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso, “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”,
Salemba Empat, Jakarta, 2007.
Wilopo, Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi, Proceeding Simposium Nasional Akuntansi IX,
Padang, 2006.
Wiranata, Rahmat, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku
Bunga Deposito Berjangka pada Bank Umum”, Jurnal Akuntansi Audit
Vol.1, No.2, Yogyakarta, 2008.
Wulandari, Luh Putu Fiadevi dan Sudjarni Luh Komang “Pengaruh CAR, NPL,
DAN CR pada Profitabilitas BPR Se- Kabupaten Gianyar”, Jurnal
Ekonomi dan Bisnis, Bali, 2013.
76
Lampiran 1: Nama Perusahaan Objek Penelitian
No Nama Bank Kode
1 PT. Bank Mandiri Tbk MDR
2 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk BRI
3 PT. Bank Negara Indonesia Tbk BNI
4 PT. Bank Tabungan Negara Tbk BTN
77
Lampiran 2: Data Mentah Variabel Penelitian
BNI Capital Adequacy Ratio (CAR)
Keterangan T1 T2 T3 T4
2004 0,1913 0,1988 0,1848 0,1713
2005 0,1894 0,1667 0,1605 0,1667
2006 0,2030 0,2002 0,1757 0,1595
2007 0,1681 0,1587 0,1989 0,1765
2008 0,1833 0,1608 0,1513 0,1438
2009 0,1500 0,1430 0,1551 0,1378
2010 0,1309 0,1332 0,1202 0,1863
2011 0,1836 0,1734 0,1665 0,1763
2012 0,1811 0,1676 0,1705 0,1667
BTN Capital Adequacy Ratio (CAR)
Keterangan T1 T2 T3 T4
2004 0,1440 0,1394 0,1718 0,1589
2005 0,1963 0,1789 0,1658 0,1660
2006 0,2104 0,1817 0,1817 0,1823
2007 0,2002 0,2527 0,2343 0,2291
2008 0,2102 0,2021 0,1686 0,1644
2009 0,1668 0,1559 0,1500 0,2149
2010 0,2020 0,1871 0,1699 0,1674
2011 0,1713 0,1585 0,1544 0,1503
2012 0,1689 0,1559 0,1522 0,1769
Mandiri Capital Adequacy Ratio (CAR)
Keterangan T1 T2 T3 T4
2004 0,2981 0,2752 0,2656 0,2528
2005 0,2662 0,2372 0,2365 0,2365
2006 0,2522 0,2513 0,2545 0,253
2007 0,2714 0,2513 0,229 0,2111
2008 0,2242 0,1772 0,1708 0,1572
2009 0,1537 0,1410 0,1420 0,1555
2010 0,1596 0,145 0,1326 0,1336
2011 0,1852 0,1665 0,1601 0,1513
2012 0,1754 0,1615 0,1608 0,1548
BRI Capital Adequacy Ratio (CAR)
Keterangan T1 T2 T3 T4
2004 0,2399 0,2036 0,1965 0,1789
2005 0,2117 0,1700 0,1611 0,1625
2006 0,2397 0,2032 0,1977 0,1997
2007 0,2220 0,1901 0,1819 0,1666
2008 0,1736 0,1454 0,1390 0,1367
2009 0,1545 0,1515 0,1377 0,1330
2010 0,1544 0,1411 0,1336 0,1376
2011 0,1560 0,1479 0,1484 0,1496
2012 0,1736 0,1600 0,1595 0,1695
78
BNI Return on Assets (ROA)
Keterangan T1 T2 T3 T4
2004 0,0241 0,0244 0,0243 0,0245
2005 0,0274 0,0195 0,0171 0,0161
2006 0,0090 0,0164 0,0181 0,0185
2007 0,0141 0,0176 0,0174 0,0085
2008 0,0050 0,0076 0,0094 0,0112
2009 0,0119 0,0162 0,0157 0,0172
2010 0,0251 0,0234 0,0261 0,0249
2011 0,0282 0,0305 0,0296 0,0294
2012 0,0276 0,0281 0,0281 0,0292
BTN Return on Assets (ROA)
Keterangan T1 T2 T3 T4
2004 0,0161 0,0242 0,0208 0,0183
2005 0,0216 0,0209 0,0168 0,0166
2006 0,0228 0,0176 0,0191 0,0178
2007 0,0231 0,0122 0,0168 0,0192
2008 0,0167 0,019 0,0173 0,018
2009 0,0135 0,0126 0,0133 0,0147
2010 0,0194 0,0192 0,0193 0,0205
2011 0,0193 0,0185 0,0177 0,0203
2012 0,0199 0,0198 0,0201 0,0194
Mandiri Return on Assets (ROA)
Keterangan T1 T2 T3 T4
2004 0,0413 0,0376 0,0359 0,0319
2005 0,0131 0,0076 0,0105 0,0047
2006 0,0124 0,0093 0,0096 0,0112
2007 0,0231 0,0242 0,0239 0,024
2008 0,0278 0,0262 0,0264 0,0269
2009 0,0246 0,0267 0,0278 0,0313
2010 0,0293 0,0293 0,0305 0,0363
2011 0,0470 0,0388 0,0369 0,0337
2012 0,0325 0,0335 0,0347 0,0355
BRI Return on Assets (ROA)
Keterangan T1 T2 T3 T4
2004 0,0578 0,0532 0,0581 0,0577
2005 0,0608 0,0484 0,0462 0,0504
2006 0,0559 0,0428 0,0456 0,0436
2007 0,0449 0,0429 0,0427 0,0461
2008 0,0417 0,0406 0,0414 0,0418
2009 0,0392 0,0361 0,0347 0,0373
2010 0,0371 0,0351 0,0365 0,0464
2011 0,0441 0,0444 0,0467 0,0493
2012 0,0511 0,0487 0,0487 0,0515
79
BNI Loan to Deposit Ratio (LDR)
Keterangan T1 T2 T3 T4
2004 0,4908 0,5081 0,5049 0,551
2005 0,5842 0,5827 0,5656 0,5424
2006 0,5049 0,5178 0,4855 0,4898
2007 0,4885 0,5532 0,5942 0,6056
2008 0,7046 0,6955 0,7320 0,6861
2009 0,6876 0,7097 0,746 0,6406
2010 0,6723 0,6821 0,6864 0,7015
2011 0,7327 0,7608 0,7829 0,7037
2012 0,7436 0,7361 0,7682 0,7752
BTN Loan to Deposit Ratio (LDR)
Keterangan T1 T2 T3 T4
2004 0,6183 0,6429 0,6514 0,679
2005 0,7543 0,7839 0,8003 0,7893
2006 0,8007 0,8147 0,8376 0,8375
2007 0,8552 0,8930 0,9338 0,9238
2008 0,9629 0,996 1,0743 1,0183
2009 1,0196 1,0466 1,1308 1,0129
2010 1,1397 1,1604 1,143 1,0842
2011 1,1033 1,1085 1,1227 1,0257
2012 1,0277 1,0830 1,1044 1,0090
Mandiri Loan to Deposit Ratio (LDR)
Keterangan T1 T2 T3 T4
2004 0,4332 0,4632 0,4977 0,5184
2005 0,5584 0,5462 0,553 0,4988
2006 0,5090 0,5236 0,5354 0,5502
2007 0,5533 0,5364 0,551 0,5202
2008 0,5664 0,5953 0,6207 0,5689
2009 0,6132 0,5981 0,6043 0,5915
2010 0,6189 0,6422 0,6962 0,6544
2011 0,6793 0,7343 0,7625 0,7165
2012 0,7897 0,8142 0,8223 0,7766
BRI Loan to Deposit Ratio (LDR)
Keterangan T1 T2 T3 T4
2004 0,6599 0,6902 0,7431 0,7569
2005 0,7650 0,7680 0,8033 0,7783
2006 0,7819 0,7626 0,7729 0,7253
2007 0,7470 0,7273 0,7388 0,6880
2008 0,7419 0,7701 0,8635 0,7993
2009 0,8135 0,8533 0,8735 0,8088
2010 0,8653 0,8836 0,8898 0,7517
2011 0,8575 0,9022 0,8922 0,7620
2012 0,8403 0,8213 0,8523 0,7985
80
BNI Non Performing Loan (NPL)
Keterangan T1 T2 T3 T4
2004 0,0443 0,0598 0,0612 0,046
2005 0,0202 0,0782 0,083 0,0836
2006 0,1088 0,1125 0,1158 0,0655
2007 0,0668 0,0540 0,0470 0,0401
2008 0,0317 0,0171 0,0106 0,0174
2009 0,0154 0,0117 0,019 0,0084
2010 0,0113 0,0089 0,0074 0,0111
2011 0,0085 0,0073 0,0058 0,0051
2012 0,0065 0,0071 0,0076 0,0075
BTN Non Performing Loan (NPL)
Keterangan T1 T2 T3 T4
2004 0,0479 0,0079 0,0481 0,0022
2005 0,0105 0,0153 0,0192 0,0118
2006 0,0250 0,0255 0,0341 0,0177
2007 0,0299 0,0308 0,0317 0,0281
2008 0,0344 0,0364 0,0323 0,0266
2009 0,0336 0,0339 0,0429 0,0336
2010 0,0328 0,0343 0,0348 0,0266
2011 0,0339 0,0365 0,0346 0,0223
2012 0,0222 0,0242 0,0251 0,0312
Mandiri Non Performing Loan (NPL)
Keterangan T1 T2 T3 T4
2004 0,0866 0,0856 0,0749 0,0743
2005 0,1888 0,2583 0,2439 0,2658
2006 0,2766 0,2645 0,2603 0,1708
2007 0,1702 0,1618 0,1268 0,0733
2008 0,0514 0,0474 0,0442 0,0469
2009 0,0593 0,0478 0,0364 0,0262
2010 0,0053 0,0053 0,0071 0,0054
2011 0,0061 0,0051 0,0057 0,0045
2012 0,0046 0,0044 0,0038 0,0037
BRI Non Performing Loan (NPL)
Keterangan T1 T2 T3 T4
2004 0,0630 0,0646 0,0575 0,0419
2005 0,0458 0,0562 0,0515 0,0468
2006 0,0502 0,0509 0,0479 0,0481
2007 0,0531 0,0545 0,0499 0,0344
2008 0,0383 0,0337 0,0290 0,028
2009 0,0324 0,0370 0,0392 0,0352
2010 0,0121 0,0118 0,0115 0,0074
2011 0,0076 0,0102 0,0075 0,0042
2012 0,0077 0,0055 0,0054 0,0034
81
BNI Suku Bunga Deposito 3 bulan
Keterangan T1 T2 T3 T4
2004 0,0608 0,0605 0,0633 0,0647
2005 0,066 0,0717 0,0856 0,1171
2006 0,1203 0,1158 0,1079 0,0960
2007 0,0844 0,0776 0,0728 0,0733
2008 0,0701 0,0696 0,0900 0,1047
2009 0,0996 0,0939 0,0849 0,0734
2010 0,0674 0,067 0,0668 0,0673
2011 0,1697 0,1576 0,1423 0,1365
2012 0,1272 0,1135 0,0827 0,0711
BTN Suku Bunga Deposito 3 bulan
Keterangan T1 T2 T3 T4
2004 0,0608 0,0605 0,0633 0,0647
2005 0,066 0,0717 0,0856 0,1171
2006 0,1203 0,1158 0,1079 0,0960
2007 0,0844 0,0776 0,0728 0,0733
2008 0,0701 0,0696 0,0900 0,1047
2009 0,0996 0,0939 0,0849 0,0734
2010 0,0674 0,067 0,0668 0,0673
2011 0,1697 0,1576 0,1423 0,1365
2012 0,1272 0,1135 0,0827 0,0711
Mandiri Suku Bunga Deposito 3 bulan
Keterangan T1 T2 T3 T4
2004 0,0608 0,0605 0,0633 0,0647
2005 0,066 0,0717 0,0856 0,1171
2006 0,1203 0,1158 0,1079 0,0960
2007 0,0844 0,0776 0,0728 0,0733
2008 0,0701 0,0696 0,0900 0,1047
2009 0,0996 0,0939 0,0849 0,0734
2010 0,0674 0,067 0,0668 0,0673
2011 0,1697 0,1576 0,1423 0,1365
2012 0,1272 0,1135 0,0827 0,0711
BRI Suku Bunga Deposito 3 bulan
Keterangan T1 T2 T3 T4
2004 0,0608 0,0605 0,0633 0,0647
2005 0,066 0,0717 0,0856 0,1171
2006 0,1203 0,1158 0,1079 0,0960
2007 0,0844 0,0776 0,0728 0,0733
2008 0,0701 0,0696 0,0900 0,1047
2009 0,0996 0,0939 0,0849 0,0734
2010 0,0674 0,0670 0,0668 0,0673
2011 0,1697 0,1576 0,1423 0,1365
2012 0,1272 0,1135 0,0827 0,0711
82
Lampiran 3: Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CAR 144 .1202 .2981 .179655 .0359870 ROA 144 .0047 .0608 .027703 .0131701 LDR 144 .4332 1.1604 .744917 .1749472 NPL 144 .0022 .2766 .046643 .0564713 SBD 144 .0605 .1697 .091475 .0285102 Valid N (listwise) 144
Correlations
SBD CAR ROA LDR NPL
Pearson Correlation
SBD 1.000 -.107 -.064 .238 -.161
CAR -.107 1.000 -.136 -.273 .549
ROA -.064 -.136 1.000 .132 -.243
LDR .238 -.273 .132 1.000 -.473
NPL -.161 .549 -.243 -.473 1.000
Sig. (1-tailed)
SBD . .101 .222 .002 .027 CAR .101 . .052 .000 .000 ROA .222 .052 . .057 .002 LDR .002 .000 .057 . .000 NPL .027 .000 .002 .000 .
N
SBD 144 144 144 144 144
CAR 144 144 144 144 144
ROA 144 144 144 144 144
LDR 144 144 144 144 144
NPL 144 144 144 144 144
Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .269a .072 .045 40.73885 1.856
a. Predictors: (Constant), NPL, ROA, LDR, CAR b. Dependent Variable: SBD
ANOVA
a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 17948.112 4 4487.028 2.704 .033b
Residual 230691.888 139 1659.654
Total 248640.000 143 a. Dependent Variable: SBD b. Predictors: (Constant), NPL, ROA, LDR, CAR
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 72.662 14.513 5.007 .000 CAR -.023 .098 -.023 -.238 .812 .699 1.431
ROA -.114 .084 -.114 -1.350 .179 .941 1.063
LDR .211 .093 .211 2.272 .025 .776 1.289
NPL -.076 .108 -.076 -.701 .485 .567 1.764
a. Dependent Variable: SBD
83
84
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 144
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7 Std. Deviation 40.16503440
Most Extreme Differences Absolute .096 Positive .096 Negative -.074
Kolmogorov-Smirnov Z 1.151 Asymp. Sig. (2-tailed) .141
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.