36
i ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DI KABUPATEN JAYAWIJAYA AN ANALYSIS ON ORGANIC VEGETABLE MARKETING FOR THE DEVELOPMENT OF AGRIBUSINESS IN JAYAWIJAYA REGENCY RINTO KURNIAWAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN M A K A S S A R 2009

ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

i

ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS

DI KABUPATEN JAYAWIJAYA

AN ANALYSIS ON ORGANIC VEGETABLE MARKETING FOR THE DEVELOPMENT OF AGRIBUSINESS

IN JAYAWIJAYA REGENCY

RINTO KURNIAWAN

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN

M A K A S S A R 2009

Page 2: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

ii

TESIS

ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS

DI KABUPATEN JAYAWIJAYA

sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Program Studi Agribisnis

Disusun dan diajukan oleh:

RINTO KURNIAWAN

kepada

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN

M A K A S S A R 2009

Page 3: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Rinto Kurniawan

No Mahasiswa : P1001205543

Program Studi : Agribisnis

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-

benar merupakan hasil karya saya sendiri bukan merupakan

pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian

hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis

ini hasil karya orang lain,saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut.

Makassar, Pebruari 2009

Yang menyatakan

Rinto Kurniawan

Page 4: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

v

ABSTRAK

RINTO KURNIAWAN. Analisis Pemasaran Sayuran Organik Untuk Pengembangan Agribisnis Di Kabupaten Jayawijaya (Dibimbing oleh Rahim Darma dan Ferdinand Risamasu)

Penelitian bertujuan untuk (1) mengetahui karakteristik saluran

pemasaran produksi sayuran organik yang dilakukan oleh petani di Kabupaten Jayawijaya , (2) tingkat pendapatan petani, (3) margin pemasaran dan (4) faktor-faktor yang mendukung dan menghambat saluran pemasaran.

Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai responden yang dipilih secara purposive sampling. Data dianalisis secara deskripti f.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) karakteristik saluran pemasaran yang terjadi ada 2 yaitu petani – konsumen di pasar lokal dan petani – pedagang pengecer – konsumen di pasar luar daerah, pemasaran produksi sayuran organik dilakukan sebagian besar di pas ar lokal dan sebagian kecil di pasar luar daerah, (2) pendapatan bersih petani dari lahan 1 ha adalah Rp. 526.000,- dengan R/C Rasio 1,14 untuk kubis, Rp.1.363.500,- dengan R/C Rasio 1,39 untuk wortel dan Rp. 446.000 dengan R/C Rasio 1,12 untuk buncis, (3) tingkat margin pemasaran dari sayuran organik adalah 77% untuk kubis, wortel 120% dan buncis 55% dari harga jual ke konsumen (4) faktor – faktor yang mendukung pemasaran sayuran organik adalah potensi lahan yang subur, volume produksi yang melimpah dan permintaan pasar sedangkan faktor-faktor yang menghambat adalah akses transportasi yang sulit, sarana dan prasarana transportasi terbatas, jarak tempuh lokasi yang jauh dan rendahnya motivasi kewirausahaan petani.

Diharapkan ada dukungan kebijakan dari pemerintah daerah untuk mendukung pengembangan agirbisnis sayuran organik di Kabupaten Jayawijaya.

Page 5: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

vi

ABSTRACT

RINTO KURNIAWAN . An Analysis on Organic Vagetable Marketing for the Development of Agribusiness in Jayawijaya Regency (Supervised by Rahim Darma and Ferdinand Risamasu). The research aims to find out (1) the characteristics of marketing channel of organic vegetable production done by farmers in Jayawijaya Regency, (2) the level of farmers’ income, (3) marketing margin, and (4) supporting and inhibiting factors of marketing channel. The method used in this research was survey to 10 clan as respondents. The sample was selected using purposive sampling method. The data were then analyzed descriptively. The results show that (1) there are two types of characteristic of marketing channel namely farmers – consumers in the local market and farmers – merchants retailers – consumers in the markets outside local markets; the marketing organic vegetable production is mostly done in the local markets and a little part is done in the markets outside local markets; (2) farmers’ net income of 1 ha land is Rp. 526.000,- with R/C ratio 1,14 for cabbage, Rp. 1.363.500,- with R/C ratio 1,39 for carrot, and Rp. 446.000,- with R/C ratio 1,12 for stringbean; (3) the level of marketing margin of organic vegetables is 77% for cabbage, 120% for carrot, and stringbean 55% of selling price to consumers; (4) the factors supporting organic marketing channel are the potency of fertilized land, abundant production volume, and market demand, while the inhibiting factors are difficult transportation access, limited transportation facilities and infrastuctures, far distance of location, and low farmers’ business motivation. It is expected that the local government support the development of organic vegetable agribusiness in Jayawijaya Regency.

Page 6: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

vii

PRAKATA

Syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah s.w.t. atas

limpahan rahmat dan taufiq-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini

sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Tesis ini berjudul : Analisis

Pemasaran Sayuran Organik Untuk Pengembangan Agribisnis Di

Kabupaten Jayawijaya, meskipun disadari masih banyak kelemahan –

kelemahan didalamnya, namun diluar batas kesengajaan karena

keterbatasan kemampuan peneliti.

Penulis menyadari tesis ini bisa berwujud atas jasa baik dari

Bapak Dr. Ir. H. Rahim Darma, MS sebagai ketua komisi pembimbing

dan Bapak Dr. Ferdinand Risamasu, SE, MSc.Agr sebagai anggota

pembimbing,dengan kesabaran dan ketulusannya telah meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan, saran dan dorongan mulai dari

penyusunan proposal sampai dengan penyelesaian tesis ini. Oleh karena

itu, dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima

kasih.

Ucapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada kepada

kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikutura Kabupaten Jayawijaya

atas bantuan moril yang diberikan. Terima kasih yang sama juga penulis

sampaikan. Teman-teman angkatan pertama tahun 2005 yang banyak

meluangkan waktu untuk berdiskusi. Penulis menyadari bahwa tesis ini

Page 7: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

viii

masih jauh dari kesempurnaanya, namun itu yang baru dapat penulis

ungkapkan untuk kemajuan pertanian komoditi sayuran di Kabupaten

Jayawijaya. Penulis sangat mengharapkan kritikan saran untuk

kesempurnaan tesis ini.

Akhir kata, semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi petani dan

pemerintah Kabupaten Jayawijaya pada khususnya . Didunia ini tidak ada

yang sempurna, kecuali sang Pencipta.

Jayapura, Januari 2009

Penulis

Page 8: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK....................................................................................... PRAKATA.......................................................................................

i ii

DAFTAR ISI.................................................................................... iv I PENDAHULUAN

A Latar belakang………..…………………….….……….…… 1

B Rumusan masalah……………….…………………….. 5

C Tujuan penelitian......................…….………….....……… 5

D Kegunaan penelitian…………..........………………….. 6

II TINJAUAN PUSTAKA

A Konsep agribisnis.................................................…...... 8

B Konsep pemasaran....................................................... 9

C Pengertian pemasaran................................................. 11

D

E

F

G

Fungsi pemasaran..........................................................

Efisiensi Pemasaran.......................................................

Pendapatan usaha dan Marjin Pemasaran........................

Kerangka Konseptual........................................................

14

16

18

20

III.

METODE PENELITIAN

A Metode dasar................................................................... 25

B Penentuan daerah penelitian......................................... 25

C Sumber data................................................... ................. 25

D

E

F

Populasi dan sampel......................................................

Teknik pengumpulan data............................................

Teknik analisis.................................................................

26

26

27

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Deskripsi Umum Kabupaten Jayawijaya………………… 30

Page 9: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

x

B Analisis Pemasaran Sayuran Organik di Kabupaten

Jayawijaya

37

C Analisis Pendapatan dan keuntungan dari Pemasaran

Sayuran Organik di Kabupaten Jayawijaya

44

D Faktor-faktor Yang Mendukung dan Menghambat Pemasaran Sayuran Organik di Kabupaten Jayawijaya..

54

E Strategi Pemasaran yang Efisien dan efektif Sayuran Organik di Kabupaten Jayawijaya....................................

58

F Marjin Pemasaran............................................................ 59

V. PENUTUP

A Kesimpulan...................................................................... 62

B Saran........................................................................... 64

. DAFTAR PUSTAKA................................................................

LAMPIRAN ...............................................................................

65

67

Page 10: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

xi

DAFTAR TABEL

I PENDAHULUAN

II TINJAUAN PUSTAKA

III.

METODE PENELITIAN

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

V. PENUTUP

. DAFTAR PUSTAKA................................................................

LAMPIRAN ...............................................................................

65

67

Page 11: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

xii

DAFTAR GAMBAR

I PENDAHULUAN

II TINJAUAN PUSTAKA

III.

METODE PENELITIAN

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

V. PENUTUP

. DAFTAR PUSTAKA................................................................

LAMPIRAN ............................................ ...................................

65

67

Page 12: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

I PENDAHULUAN

II TINJAUAN PUSTAKA

III.

METODE PENELITIAN

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

V. PENUTUP

. DAFTAR PUSTAKA................................................................

LAMPIRAN ...............................................................................

65

67

Page 13: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Strategi pembangunan pertanian jangka panjang bertujuan untuk

mewujudkan pertanian yang tangguh, maju, dan efisien, mengingat sampai saat ini

sebagian besar masyarakat Indonesia berusaha di sektor pertanian. Salah satu

prioritas yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah usaha

pengembangan komoditas hortikultura. Prospek pengembangan komoditas

hortikultura masih sangat terbuka, karena Indonesia masih memiliki banyak lahan

yang belum termanfaatkan secara optimal.

Pada tingkat mikro, usaha ini berperan sebagai sumber penghasilan, wadah

bagi calon wirausahawan, serta pengembangan daya saing individu, sedangkan di

tingkat makro berperan dalam penyerapan tenaga kerja, berkontribusi terhadap

pembangunan wilayah, serta sebagai pereduksi terhadap kesenjangan (Sumardjo

dkk, 2002).

Kabupaten Jayawijaya di Provinsi Papua merupakan salah satu kabupaten

yang sangat potensial untuk pengembangan komoditas hortikultura terutama

sayuran karena memiliki lahan yang masih sangat luas dan iklim yang sangat cocok

untuk sayur-sayuran tertentu seperti Buncis, Kubis dan Wortel. Hal ini dibuktikan

dengan produksi ketiga jenis sayuran ini di Kabupaten Jayawijaya yang terus

meningkat dari tahun ke tahun yaitu 1.593 ton produksi kubis pada Tahun 2006 naik

menjadi 1.625 ton pada Tahun 2007, untuk Wortel produksinya 2.430 ton pada

Tahun 2006 naik menajdi 2.996 ton pada Tahun 2007, demikian halnya Buncis

Page 14: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

2

dengan produksi 1,218 ton pada Tahun 2006 naik menjadi 1.425 ton pada Tahun

2007.

Data tersebut secara jelas memperlihatkan kecenderungan peningkatan

potensi produksi komoditas sayuran di Jayawijaya cukup besar, dan dapat

ditingkatkan lagi oleh beberapa hal lagi seperti: perkembangan pariwisata,

peningkatan kesadaran dan prilaku konsumsi masyarakat serta adanya usaha

pengolahan yang memungkinkan sayuran untuk disimpan lebih lama dan dapat

dikirim antar pulau.

Di Kabupaten Jayawijaya, keberhasilan budidaya ketiga jenis sayuran

dalam tabel.1 diatas menciptakan euforia berlebihan di kalangan petani sehingga

menciptakan masalah baru. Ketika budidaya sayuran berhasil dilakukan, semua

masyarakat kemudian beramai-ramai menanam semua jenis sayuran tanpa

mengkhususkan diri pada jenis sayuran tertentu. Sebagai akibatnya, terjadi lonjakan

produksi secara besar-besaran yang tidak mampu diserap oleh pasar lokal. Dengan

kondisi seperti ini, maka pemasaran keluar daerah menjadi solusi paling baik,

namun lagi-lagi solusi ini menjadi tidak efisien mengingat lokasi kabupaten

Jayawijaya yang hingga saat ini hanya bisa dicapai dengan menggunakan pesawat

udara.

Dengan demikian sekali lagi kesimpulan dari penelitian-penelitian

sebelumnya terbukti bahwa permasalahan utama yang dihadapi oleh usaha-usaha

kecil dalam bidang agribisnis yang dikelola oleh masyarakat bukanlah dari sisi

produksinya tetapi pada proses pemasarannya. Berbagai studi kelayakan yang

dilakukan untuk menguji layak tidaknya suatu komoditas dikembangkan di suatu

daerah biasanya memberikan kesimpulan layak dengan hanya melihat pada sisi

produksinya tetapi sangat jarang memperhatikan sisi pemasarannya. Telah banyak

Page 15: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

3

contoh di Provinsi Papua, bagaimana komoditas-komoditas unggulan gagal

meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena kurangnya perhatian terhadap sisi

pemasaran. Cengkeh, Kopi, dan Kakao merupakan sedikit contoh dari komoditas

potensial bernilai ekonomis tinggi yang pernah coba dikembangkan di Papua tetapi

pada akhirnya gagal menjadi komoditas unggulan walaupun berhasil dibudidayakan

dengan baik.

Dalam hal pengembangan komoditas agribisnis, pasar harus mendapat

prioritas karena produksi bukan untuk digunakan sendiri, seperti yang terjadi pada

masyarakat tradisional. Pada masyarakat modern, hasil produksi selalu dijual.

Karena itu, produksi harus disesuaikan dengan permintaan pasar, baik jenis,

kualitas, maupun kuantitasnya.

Sistem usaha pertanian yang melibatkan begitu banyak pihak menunjukkan

kondisi yang serba lemah terutama sekali di pihak petani. Berbagai aspek tinjauan

baik dari penguasaan sumber daya, teknologi, ketrampilan serta lemahnya jaringan

kerja pelaku, pada dasarnya adalah fakta -fakta yang tidak bisa dipungkiri lagi oleh

siapapun juga.

Pada sektor agribisnis hortikultura di kawasan sentra produksi hortikultura,

setiap kegiatan agribisnis mulai dari kegiatan pengadaan sarana produksi, kegiatan

produksi, hingga kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil, serta kegiatan jasa

penunjang umumnya dilakukan oleh pelaku agribisnis yang berbeda, seperti hasil

kajian di Jawa Tengah dan Sumatera Utara (Saptana et al, 2001) dan kajian di

kawasan Hortikultura Sumatera (Saptana et al, 2004).

Dalam agribisnis hortikultura ada beberapa kekhasan yang dimiliki antara

lain (1) usahatani yang dilakukan lebih berorientasi pasar (tidak konsisten), (2)

bersifat padat modal, (3) risiko harga relatif besar karena sifat komoditas yang cepat

Page 16: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

4

rusak dan (4) dalam jangka pendek harga relatif berfluktuasi (Hadi et al, 2000;

Irawan, 2001). Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Sudaryanto et al, (1993) yang

mengemukakan bahwa petani sayuran unggulan di sentra produksi pada saat panen

raya berada dalam posisi lemah. Lebih lanjut Rahman (1997) mengungkapkan rata-

rata perubahan harga di tingkat produsan lebih rendah dari rata-rata perubahan

harga di tingkat pengecer, sehingga dapat dikatakan bahwa efek transmisi harga

berjalan tidak sempurna.

Kelembagaan pemasaran yang berperan dalam memasarkan komoditas

pertanian hotikultura dapat mencakup petani, pedagang pengumpul, pedagang

perantara/grosir dan pedagang pengecer (Kuma’at, 1992). Permasalahan yang

timbul dalam sistem pemasaran hortikultura antara lain : kegiatan pemasaran yang

belum berjalan efisien (Mubyarto, 1989) dalam arti belum mampu menyampaikan

hasil pertanian dari produsen kepada konsumen dengan biaya yang murah dan

belum mampu mengadakan pembagian balas jasa yang adil dari keseluruhan harga

konsumen terakhir kepada semua pihak yang ikut serta dalam kegiatan produksi dan

pemasaran komoditas pertanian tersebut. Pembagian yang adil dalam konteks

tersebut adalah pembagian balas jasa fungsi-fungsi pemasaran sesuai kontribusi

masing-masing kelembagaan pemasaran yang berperan.

Hasil penelitian Gonarsyah (1992) menemukan bahwa yang menerima

marjin keuntungan terbesar dalam pemasaran hortikultura dari pusat produksi ke

pusat konsumsi DKI Jakarta adalah pedagang grosir. Juga ditemukan bahwa, marjin

keuntungan yang diterima pedagang yang memasukan sayurannya ke Pasar Induk

Kramat Jati lebih rendah dari pedagang yang memasukan langsung sayurannya ke

pasar-pasar eceran.

Page 17: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

5

Uraian-uraian diatas memperlihatkan bahwa proses pemasaran komoditas

pertanian terutama hortikultura adalah suatu proses dan rumit dan sangat kompleks.

Proses pemasaran dituntut harus dapat mempertemukan kepentingan dan

kebutuhan produsen dan konsumen, yang kadangkala amat saling bertentangan.

Sistem pemasaran dituntut dapat mengalirkan barang/jasa ke tangan konsumen

akhir secara efektif dan efisien, serta dapat melancarkan arus informasi timbal balik

sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pelaku terkait. Oleh karena itu studi dan

analisis mengenai pemasaran memegang peranan yang sangat penting dalam

pengembangan usaha agribisnis sayuran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah penelitian dirumuskan

sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik saluran pemasaran produksi sayuran organik

dila kukan oleh petani di Kabupaten Jayawijaya?

2. Bagaimana pendapatan yang diperoleh petani sayur sehubungan dengan

pemasaran produksi tiga komoditi sayuran (Wortel, Kubis dan Buncis) untuk

pengembangan agribisnis di Kabupaten Jayawijaya?

3. Berapa besar margin pemasaran.

4. Faktor-faktor apakah yang mendukung dan menghambat saluran pemasaran

sayuran organic di Kabupaten Jayawijaya?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan karakteristik saluran pemasaran

produksi sayuran organik dilakukan oleh petani di Kabupaten Jayawijaya .

Page 18: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

6

2. Untuk menganalisis dan menjelaskan pendapatan yang diperoleh petani sayur

sehubungan dengan pemasaran produksi tiga komoditi sayuran (Wortel, Kubis

dan Buncis) untuk pengembangan agribisnis di Kabupaten Jayawijaya.

3. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mendukung dan menghambat saluran

pemasaran sayuran organic di Kabupaten Jayawijaya.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan baik teoritis maupun

praktis.

1. Kegunaan Teoritis

a. Menambah khazanah di dalam pengembangan ilmu manajemen agribisnis

khususnya pada Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin.

b. Sebagai bahan referensi bagi kalangan akademisi atau calon peneliti

lainnya yang akan melakukan penelitian tentang analisis pemasaran

produksi sayuran organic untuk pengembangan agribisnis di Kabupaten

Jayawijaya.

2. Kegunaan Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi Pemkab Jayawijaya khususnya Dinas

Pertanian Tanaman Pangan, Dinas Perkebunan, dan instansi terkait untuk

mengevaluasi kebijakan dan program pengembangan agribisnis di

daerahnya khususnya dalam pemasaran produksi sayuran organik.

b. Sebagai bahan informasi bagi Petani sayur, khususnya yang ada di

Kabupaten Jayawijaya dalam meningkatkan akses pasar produksi

sayurannya bagi upaya peningkatan pendapatan dan taraf hidupnya.

Page 19: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

7

c. Sebagai bahan informasi bagi pedagang, pengusaha pertanian, usahawan

di bidang agribisnis, dan lembaga ekonomi dalam mendukung pemasaran

produksi sayuran organic bagi pengembangan agribisnis di Kabupaten

Jayawijaya.

Page 20: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Agribisnis

Konsep agribisnis sebenarnya adalah suatu konsep yang utuh, mulai dari

proses produksi, mengolah hasil, pemasaran dan aktivitas lain yang berkaitan

dengan kegiatan pertanian. Dalam Soekartawi (2001:2), yang dimaksud dengan

Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau

keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada

hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Yang dimaksud dengan ada

hubungannya dengan pertanian dalam artian yang luas adalah kegiatan usaha yang

menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan

pertanian. Apabila digambarkan pernyataan tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 1

(Sumber: Soekartawi, 2001) Agribisnis adalah penerapan bisnis dalam usaha sektor pertanian dalam arti

luas yang mana mencakup : tanaman pangan, perkebunan, perikanan darat/laut,

Kegiatan usaha yang menghasilkan/ menyediakan

prasarana/sarana/input bagai kegiatan pertanian (industri pupuk, alat-alat

pertanian, pestisida, dsb.)

Kegiatan usaha yang menggunakan hasil

pertanian sebagai input (industri pengolahan

hasil pertanian, perdagangan, dsb)

Kegiatan Pertanian

Agribisnis

Page 21: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

9

peternakan, dan kehutanan. Pengertian penerapan bisnis yang berarti setiap usaha

pertanian harus dapat menguntungkan para petani dan pemerintah.

Sektor agribisnis merupakan sektor penting dalam pembangunan di

Indonesia, hal ini terbukti di saat terkena krisis ekonomi mulai tahun 1997, sektor

pertanian menjadi penyelamat perekonomian nasional karena justru

pertumbuhannya meningkat, sementara sektor lain pertumbuhannya negatif.

Senada dengan pendapat Soekartawi (2001:3) bahwa sektor pertanian masih

memegang peranan penting, hal ini disebabkan karena :

1. Sektor pertanian masih menyumbang terbesar dari Produk Domestik Bruto

(PDB).

2. Sektor pertanian masih mampu menyediakan sekitar 54% dari angkatan kerja

yang ada, dan bahkan di propinsi tertentu kontribusinya melebihi angka

tersebut. Pembangunan sektor pertanian bahkan mampu mengurangi jumlah

orang miskin di pedesaan.

3. Sektor Pertanian mampu menyediakan keragaman menu pangan dan

karenanya sektor pertanian sangat mempengaruhi konsumsi dan gizi

masyarakat.

4. Sektor pertanian mampu mendukung sektor industri, baik industri hulu maupun

hilir.

5. Ekspor hasil pertanian yang semakin meningkat menyumbang devisa yang

makin besar.

B. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran berkaitan dengan orientasi pemasaran yaitu

memuaskan kebutuhan konsumen terakhir. Kebutuhan konsumenlah, bukan

kebutuhan kewirausahaan yang menentukan dapat tidaknya terjadi penjualan. Ada

Page 22: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

10

banyak contoh dimana orang menulai usaha hanya merasa mereka mempunyai

gagasan yang mereka sukai. Namun budang usaha mereka itu tidak berhasil karena

tidak cukup banyak orang yang menganggap bagus gagasan yang demikian itu.

Wirausahaan tidak melakukan cukup banyak penelitian terhadap gagasan

usahanya. Seorang wirausahawan harus selalu ingat akan kebutuhan konsumennya

yang terakhir bukan hanya mengingat para pembeli perantara yang langsung

melakukan pembelian dari wirausahawan tersebut.

Dalam beberapa hal, seorang pembeli bisa saja membeli barang untuk

orang lain. Lalu pertanyaan yang perlu di perhatikan adalah :”Apa saja kebutuhan

orang-orang yang akan menggunakan hasil produksi ataupun saja tersebut”.

Misalnya jika seorang wirausahawan ingin membuat kerajinan hanya untuk dijual

disuatu pasar ekspor, haruslah dia paham terlebih dahulu akan kebutuhan-

kebutuhan di pasar luar negeri. Jika pembelinya adalah konsumen terakhir maka

keputusan-keputusan yang menyangku langkah pemasaran mungkin lebih mudah

dibuat oleh tenaga-tenaga pemasaran., karena tidak perlu kawatir terhadap langkah

untuk di pergunakan oleh orang laoi, (yakni oleh konsumen terakhir bukan oleh

orang yang melakukan pembelian) maka wirausahawan tersebut harus mampu

berfikir bukan sebatas kebutuhan pembeli perantara saja. Semakin perusahaan

bersangkutan dapat memberikan kepada konsumen barang-barang atau jasa yang

dibutuhkanna, dan semakin perusahaan tersebut bisa memasang harga yang wajar

serta memberikan pelayananan yang baik, maka semakin besar pula kemungkinan

perusahaan tersebut akan berhasil.

Bila dilihat dari sisi perusahaan, terdapat setidaknya 5 (lima) konsep

pemasaran, dalam hal mana perusahan melaksanakan kegiatan pemasarannya,

yakni sebagai berikut :

Page 23: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

11

1. Konsep produksi. Suatu konsep yang menyatakan bahwa konsumen akan

menyukai produk yang tersedia secara luas dengan harga yang murah.

2. Konsep Produk. Suatu konsep yang menyatakan bahwa konsumen akan

menyukai produk yang berkualitas berpenampilan dan berinovasi paling baik.

3. Konsep Penjualan. Suatu konsep yang menyatakan bahwa konsumen akan

membeli produk jika perusahaan melakukan upaya -upaya promosi dan

penjualan yang agresif.

4. Konsep pemasaran. Suatu konsep yang mengatakan bahwa konsumen akan

membeli produk bila dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.

5. Konsep Sosial. Suatu konsep yang menyatakan bahwa konsumen akan

membeli produk bila dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan serta

mempertahankan dan mempertinggi kesejahteraan masyarakat.

Barang dan jasa diproduksi tidak lain adalah untuk menghasilkan

keuntungan. Agar produksi tersebut menghasilkan keuntungan, tentu saja barang

dan jasa itu harus laku dijual, tanpa konsumen yang bersedia membelinya, barang

yang diproduksi akan menumpuk di gudang, jasa akan menguap dimakan waktu,

dan pengusaha pengelolanya tidak akan memperoleh keuntungan satu rupiahpun.

C. Konsep Pemasaran

1. Pengertian

Banyak sudah bukti melalui penelitian atau studi yang sejenis yang

menunjukan bahwa sesungguhnya permasalahan yang dialami oleh usaha-usaha

kecil seperti yang dikelola oleh wirausahaan-wirausahaan pemula, seperti

kemunduran, stagnasi atau kebangkrutan usaha adalah pemasaran yang kurang

baik atau memadai. Hal tersebut mengartikan bahwa produksi yang berjalan dengan

baik telah menghadapi hambatan karena pemasaran hasil produksi yang tidak

Page 24: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

12

mendukung . Akibatnya barang atau jasa yang telah diproduksi dengan baik menjadi

tidak berguna samasekali karena tidak sampai ketangan konsumen, sehingga pada

akhinya perusahaan akan menjadi rugi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

faktor pemasaran mempunyai arti yang sangat penting dalam suatu proses

perjalanan usaha.

Sesuai dengan perkembangan yang terjadi hingga saat ini, pemasaran

memperoleh definisi yang cukup bervariasi tergantung kepada di pembuat definisi,

antara lain :

1) Pemasaran adalah kegiatan manusia yang di arahkan untuk memuaskan

kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.

2) Pemasaran adalah suatu sistim dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk

merencanakan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan

kebutuhan pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial juga tidak

berakhir pada waktu penjualan atau transaksi. Semua keputusan yang

diambil dalam bidang pemasaran harus ditunjukan untuk menentukan produk,

pasar, harga, promosi dan sistem distribusinya.

3) Pemasaran adalah suatu kegiatan pemindahan barang dari produksi ke

konsumen dengan tujuan cepat, berkwalitas dan mudah dicapai dengan

metode (3P+ID) melalui kerjasama dengan orang lain.

4) Pemasaran adalah usaha memindahkan barang dan jasa kepada konsumen

terakhir. Dalam hal ini penekanan di berikan pada konsumen terakhir.

Pelaksana pemasaran harus memikirkan siapa yang akan menggunakan

hasil produksi dan jasa tersebut, bukan memikirkan orang yang akan

“membeli” saja.

Page 25: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

13

5) Pemasaran adalah aspek bidang usaha yang berfungsi saat melakukan

penjualan yang menjadi ciri keberadaan bidang usaha. Tanpa pertukaran

barang tidak dapat dikatakan ada suatu bidang usaha. Akan tetapi,

pemasaran mencakup hal-hal yang lebih dari sekedar penjualan dan semua

variabelnya harus diberi penekanan. Tanpa memperhatikan semua variabel

kemungkinan besar tidak akan terjadi penjualan.

2. Fungsi Pemasaran

Secara teoritis, pemasaran mempunyai 9 fungsi, yang dapat dijelaskan

sebagai berikut ;

a. Perdagangan – Mercandising. Perencanaan yang berkenaan dengan

pemasaran barang /jasa yang tepat dalam jumlah yang tepat serta harga

yang selaras termasuk didalamnya faktor-faktor lain seperti bentuk, ukuran,

kemasan dan sebagaimya.

b. Pembelian – Buying. Fungsi Pembelian adalah peranan perusahaan dalam

pengadaan bahan sesuai dengan kebutuhan.

c. Penjualan – Selling. Sebaiknya juga bersifat dinamis apalagi yang dinamakan

“Personal Selling” karena ia harus meyakinkan orang untuk membeli suatu

barang/jasa yang mempunyai arti komersial baginya.

d. Transportasi-Transportation. Adalah perencanaan, seleksi dan pengerahan

semua alat pengangkutan untuk memindahkan barang dalam proses

pemasaran.

e. Penggudangan – Storage. Berarti menyimpan barang selama waktu barang

tersebut dihasilkan dan dijual. Kadang-kadang selama dalam fase

penyimpanan ini perlu juga diadakan pengolahan lebih lanjut.

f. Standarisasi – Standardization. Penetapan batas-batas elementer berupa

perincian-peribcian yang harus dipenuhi oleh barang-barang buatan pabrik,

atau kelas-kelas ke dalam mana barang pertanian, contohnya harus

digolongkan. Grading berarti memilih kesatuan-kesatuan dari suatu produk

yang dimasukkan kedalam kelas -kelas dan derajat-derajat yang sudah

ditetapkan dengan standarisasi.

Page 26: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

14

g. Keuangan – Financing. Merupakan suatu usaha mencari dan mengurus

modal uang dan kredit yang langsung bersangkutan dengan transaksi dalam

mengalirkan arus barang dan jasa dari produsen ke pemakai.

h. Komunikasi – Communication. Dengan fungsi ini kita maksudkan segala

sesuatu yang dapat memperlancar hubungan di dalam suatu perusahaan dan

pelaksanaan hubungan keluar (information research , advertising, publicity).

i. Risiko – Risk. Adalah cara / fungsi bagaimana kita menangani atau

menghadapi kemungkinan resiko rugi karena rusak atau hilangnya barang.

D. Lembaga dan Saluran Pemasaran

Pemasaran merupakan pelaksanaan kegiatan usaha dan niaga yang

ditujukan untuk menyalurkan barang dan jasa dari titik produksi ke titik konsumsi.

Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh setiap pelaku pemasaran di dasarkan

pada strategi pemasaran yang di tetapkan untuk mecapai sasaran pasar yang dituju

(taken,1972).

Downwy and Erickson (1987) berpendapat bahwa pemasaran merupakan

telaah aliran secara fisik dan ekonomik dari produsen melalui pedagang perantara

ke konsumen, dimana di dalamnya banyak terdapat kegiatan yang berbeda untuk

menambah nilai produk saat produk bergerak melalui sistem tersebut. Sedangkan

jejak penyaluran barang dari produsen ke konsumen akhir disebut saluran

pemasaran. Jenis dan kerumitan saluran tersebut tergantung pada jenis

komoditinya.

David W. Cravens (1998) menyatakan saluran pemasaran atau pemasaran

distribusi adalah jaringan organisasi yang melakukan fungsi-fungsi yang

menghubungkan produsen dengan pengguna akhir. Saluran distribusi terdiri dari

lembaga atau badan yang saling terantung dan saling behubungan yang berfungsi

sebagai suatu sistem atau jaringan, yang besama-sama berusaha menghasilkan

dan mendistribusikan sebuah produk kepada pengguna akhir.

Page 27: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

15

Untuk menyampaikan produk-produk dari produsen ke konsumen akhir di

perlukan beberapa fungsi, yaitu : (1) membeli atau menjual oleh perantara

pemasaran, mengurangi banyaknya transaksi bagi produsen dan pengguna akhir,

(2) perakitan produk ke dalam persediaan membantu memenuhi waktu pembelian

berbagai preferensi pembeli, (3) transportasi menghilangkan jarak di antara pembeli

dan penjual, (4) Pemrosesan dan penyimpanan barang menyangkut pemecahan

jumlah yang besar menjadi pesanan – pesanan individual, sambil tetap menjaga

persediaan dan pengumpulan pemesanan untuk dikirimkan, (5) pengurangan resiko

dilakukan melalui mekanisme seperti asuransi, kebijakan retur kemungkinan terjual

dimasa depan.

Faktor-faktor utama dalam strategi saluran adalah menentukan fungsi-fungsi

yang diperlukan dan organisasi mana yang akan bertanggung jawab untuk setiap

fungsi. Para perantara menawarkan keunggulan harga dan waktu yang penting di

dalam ditribusi berbagai produk.

Gambar 2 Saluran Distribusi Dasar

Produsen Produsen Produsen Produsen

Konsumen

Pengecer

Konsumen

Grosir

Pengecer

Konsumen Konsumen

Pengecer

Grosir

Agen

Page 28: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

16

Sumber : Paul S. Buch dan Michael J. Houston (1985)

Soekartawi (1993) menyatakan lembaga pemasaran adalah badan-badan

atau lembaga-lembaga yang berusaha dalam bidang pemasaran menggerakan

barang dari produsen sampai kepada konsumen melalui penjualan. Lembaga

pemasaran pada dasarnya harus berfungsi dalam memberikan pelayanan kepada

pembeli. Di dalam proses penyaluran selalu mengikutsertakan keterlibatan berbagai

pihak, keterlibatan itu bisa dalam bentuk perorangan maupun dalam bentuk

kelembagaan, perserikatan atau perseroan. Lembaga-lembaga itu akan melakukan

fungsi-fungsi pemasaran seperti pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas.

Lembaga ini melakukan pengangkutan barang sampai ketingkat konsumen dan juga

berfungsi sebagai sumber informasi mengenai suatu barang atau jasa.

E. Efisiensi Pemasaran

Efisiensi pemasaran dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk optimalisasi

dan nisbah antara input dan output. Suatu perubahan yang dapat mengurangi biaya

input dalam melakukan kegiatan pemasaran tanpa mengurangi kepuasan konsumen

dari output yang dapat berupa barang atau jasa menunjukan suatu perbaikan tingkat

efisiensi pemasaran. Sebaliknya suatu perubahan yang dapat mengurangi biaya

input setapi juga mengurangi kepuasan konsumen, menunjukan suatu penurunan

tingkat efisiensi pemasaran.

Hampir semua perubahan yang diusulkan dalam tataniaga suatu komoditas

adalah berdasarkan alasan efisiensi, sebab yang utama adalah dengan efisiensi

yang lebih tinggi berarti memberikan keragaan yang lebih baik, sedangkan

penurunan tingkat efisiensi mencerminkan keragaan yang buruk. Masalah efisiensi

pemasaran berhubungan dengan masalah menyalurkan barang dan jasa dari

Page 29: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

17

produsen menurut tempat, waktu dan bentuk yang diinginkan oleh konsumen

dengan biaya yang serendah-rendahnya sesuai dengan tingkat teknologi yang ada.

Kohls and Uhl (1980), membagi efisiensi pemasaran dalam 2 bagian, yaitu :

(1) Efisiensi operasional, dan (2) Efisiensi harga. Efisiensi operasional adalah

perubahan dalah nisbah efisiensi pemasaran sebagai akibat perubahan biaya

penyelenggaraan fungsi-fungsi pemasaran (Pembelian, penjualan, penyimpanan,

pengangkutan, pengolahan, pembiayaan, strandarisasi, tanggungan resiko,

informasi Pasar dan harga).

Efisiensi operasional menurut Raju and Oppen (1982), artinya dapat

menekan atau meminimkan biaya atau menekan fungsi-fungsi pemasaran. Indikator

yang digunakan untuk mengukur efisiensi operasional di cerminkan oleh biaya

pemasaran dan marjin pemasaran. Efisiensi harga menurut Raju and Ppen (1982),

ukurannya dicerminkan oleh kolerasi harga sebagai akibat pergerakan produk dari

pasar pusat produksi ke pasar pusat konsumen). Dalam sistem pasar bersaing

sempurna, gerakan harga dalam satu pasar dianggap senantiasa berhubungan

dengan harga pasar yang lain. Bentu integrasi pasar dapat menjelaskan sebera jauh

terbentuknya suatu komoditas pada satu tingkat lembaga pemasaran di pengaruhi

oleh harga di tingkat lembaga pemasaran lainnya. Perubahan tersebut dapat di

taksir dengan menggunakan medel analisis kolerasi harga, baik secara vertikal dari

produsen ke konsumen.

Dikatakan Mubyarto (1995), suatu sistem pemasaran dianggap efisien bila

mampu menyampaikan hasil produksi dari produsen kepada konsumen dengan

biaya yang semurah – murahnya,serta mampu mengadakan pembagian yang adil

dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen akhir kepada semua pihak yang

terlibat dalam semua kegiatan produksi dan pemasaran tersebut.

Page 30: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

18

F. Pendapatan usaha, Marjin Pemasaran dan Share Petani

Setiap kegiatan atau usaha dalam bentuk apapun pada umumnya bertujuan

untuk memperoleh hasil atau pendapatan. Pendapatan didefinisikan sebagai

penghasilan yang berupa upah, gaji, bunga, sewa deviden, keuntungan dan suatu

arus uang yang diukur dalam ruang waktu tertentu (Kadariah, 1981).

Untuk menganalisis pendapatan dalam petani sayuran organik, ada

beberapa pengertian yang perlu diperhatikan menurut Soekartawi (1995), sebagai

berikut :

a. Penerimaan Kotor (Gross Income)

Adalah jumlah produksi sayuran organik yang terjual dalam suatu kegiatan

penjualan dikalikan dengan harga jual yang berlaku di pasaran.

b. Biaya Produksi (Cost Production)

Dalam konteks usaha pemasaran, biaya produksi adalah biaya penjualan yaitu

semua pengeluaran yang diperlukan dalam menjual sayuran organik dan

dinyatakan dengan uang. Biaya penjualan tersebut adalah semua biaya yang

dikeluarkan dalam menjual sayuran organik dalam satu siklus penjualan, seperti

biaya bibit, biaya tenaga kerja, biaya retribusi dan sebagainya.

c. Pendapatan Bersih (Net Income)

Adalah penerimaan kotor dikurangi dengan total biaya dalam usaha petani

memasarkan sayuran organik produksinya, atau penerimaan kotor dari hasil

penjualan sayuran organik dikurangi biaya tetap dan biaya variabel yang

digunakan dalam usaha penjualan tersebut.

Ada berbagai upaya yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan petani

sayuran organik antara lain melalui peningkatan produktivitas, pemasaran yang baik

dan sebagainya.peningkatan yang dimaksud tidak hanya diukur berdasarkan total

Page 31: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

19

pendapatan yang diperoleh dari suatu kegiatan usaha tetapi juga di ukur dari

distribusi pendapatan untuk setiap perilaku usaha tersebut termasuk pelaku pasca

panen (Afrianto Liviawaty, 1994).

Unsur – unsur yang dapat membentuk penghasilan atau pendapatan bruto

usaha penjualan, dikemukakan Soekartawi (1993) sebagai berikut :

a. Pendapatan yang diterima sebagai hasil penjualan produk (tagihan –

tagihan dari penjualan awal dan akhir tahun ikut diperhitungkan)

b. Nilai – nilai dari bahan – bahan untuk dipergunakan rumah tangga,

pengusaha dan pribadi.

c . Pembayaran kepada tenaga kerja atau buruh, berupa uangg atau barang.

d. Nilai dari barang atau bahan yang dihasilkan oleh usaha sendiri, dan

e. Tambahan nilai dari persediaan modal.

Menurut Kadarsan (1992), pendapatan bersih operasional dihitung dengan

mengurangkan pengeluaran operasional dan penerimaan kotor. Pendapatan bersih

operasional memungkinkan untuk membandingkan efesiensi beberapa usaha tani

yang sejenis dengan macam – macam struktur biaya tetap. Cara penghitungan ini

memungkinkan pula untuk membandingkan satuan pendapatan yang diperoleh dari

beberapa kali proses pemasaran pada usaha yang sama selama beberapa tahun.

Biaya tetap dapat saja berubah karena perbedaan tingkat utang jangka panjang,

sewa tanah dan lain – lain.

Tomek and Robinson (1977) mendefinisikan marjin pemasaran adalah: (1)

Perbedaan antara harga yang dibayar konsumen dengan harga yang diterima

petani, (2) Kumpulan balas jasa yang diterima oleh jasa pemasaran sebagai akibat

adanya penawaran dan permintaan. Hal yang sama di kemukakan oleh william and

Page 32: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

20

Kenneth (1975), bahwa marjin pemasaran adalah selisih harga yang di bayar oleh

konsumen dengan harga yang diterima petani.

Di negara-negara maju semakin tinggi marjin pemasaran maka pemasaran

dianggap konsisten dan efisiensi karena ditingkatkannya kegunaan barang tersebut

yang mencerminkan jasa-jasa yang digunakan oleh konsumen dan untuk itu mereka

bersedia membayarnya (William and Kenneth, 1975).

Menurut Yacob Ibrahim (1990 : 190 ) bahwa marjin pemasaran adalah

perbandingan antara harga jual pada tingkat produsen dengan haga jual pada

tingkat pengecer dan konsumen dikurangi 1 dikalikan 100%. Marjin pemasaran

merupakan akumulasi dari marjin keuntungan dan biaya pemasaran.

Tersebarnya lokasi dalam wilayah yang luas dan jauh dari pusat pemasaran

hasil produksi menyebabkan banyaknya lembaga pemasaran yang terlibat. Kondisi

ini mengakibatkan jasa-jasa pedagang pengumpul masih tetap diperlukan.

Semakin panjang rantai pemasaran maka biaya pemasaran atau biaya

tataniaga akan semakin besar. Hal ini berakibat semakin banyaknya marjin tataniaga

sehingga bagian harga yang diterima petani akan mengakibatkan kurangnya

dorongan bagi para petani untuk mempruduksi lebih lanjut.

Kohl and Uhl (1990) menyatakan bahwa besarnya bagian yang diterima

petani (farmer’s share) di pengaruhi oleh tingkat pemrosesan, biaya transportasi

keawetan atau mutu produksi dan jumlah Produksi.

G. Kerangka Konseptual

Kondisi geografis dan topografi wilayah yang dimiliki Indonesia,

memungkinkan pengembangan berbagai aktivitas usaha dalam pengelolaan lahan

pertanian dan perkebunan yang disebut agribisnis. Pengolahan lahan pertanian dan

perkebunan untuk tujuan produktivitas dan pengelolaa usaha berdasarkan potensi

Page 33: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

21

sumber daya komoditi tanaman hortikultura, sangat prospektif dikembangkan di

berbagai daerah di Indonesia.

Hamparan lahan / tanah yang luas dan subur, merupakan potensi kekayaan

sumber daya alam yang sangat besar nilainya bilamana mampu dikelola,

dimanfaatkan dan dikembangkan secara optimal bagi peningkatan kesejahteraan

masyarakat, khususnya kalangan petani yang bermukim di desa-desa.

Menyadari hal itu, Pemerintah pada dasarnya telah menetapkan berbagai

kebijakan pembangunan pertanian terutama yang berorientasi usaha atau bisnis.

Sejumlah kebijakan dan program secara rutin disusun dan dan dilaksanakan oleh

pemerintah untuk memobilisasi pemanfaatan sumber daya alam khususnya tanah

menjadi lahan produktif bagi pertumbuhan berbagai jenis komoditi tanaman

hortikultura.

Permasalahan yang banyak terjadi hingga memasuki era reformasi dan

otonomi daerah saat ini adalah sulitnya akses pemasaran bagi sejumlah masyarakat

petani dalam memasarkan hasil produksi tanaman holtikulturanya. Berbagai kendala

seperti terbatasnya akses, sarana dan prasarana transportasi, sumber modal,

kebijakan harga dan lainnya, kesemuanya cenderung menjadi problematika

mendasar dalam pengelolaan pembangunan pertanian nasional khususnya dalam

pengembangan agribisnis, termasuk sayuran-sayuran. Padahal, eksistensi petani

sayuran secara nyata telah memberikan kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan

masyarakat perkotaan dan sekaligus meningkatkan PAD dari sektor pertanian.

Akibat keterbatasan akses pemasaran itu, maka turut pula mempengaruhi

tingkat pendapatan petani yang cenderung masih rendah. Kelompok masyarakat

petani dengan kondisi sosial ekonomi yang sebagian besar masih dicirikan oleh

kemiskinan, pendidikan dan pengetahuan yang rendah, keterampilan yang rendah,

Page 34: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

22

rendah motivasi dan semangat kewirausahaan, tidak memiliki sumber modal, tidak

memiliki akses terhadap fasilitas pelayanan, serta miskin informasi harga dan pasar,

kesemuanya banya menyebabkan ketidakberdayaan petani dalam meningkatkan

taraf hidup dan kesejahteraan keluarganya.

Dalam konteks pemasaran, petani umumnya masih cenderung dikendalikan

oleh pedagang/ punggawa atau tengkulak, yang mana hasil penjualan produksi

sayuran lebih menguntungkan mereka dibanding petani. Adanya kekuatan

monopsoni dan oligopsoni pedagang terhadap petani, semakin membuat petani

tidak berdaya. Di sisi lain, pemerintah dan lembaga ekonomi yang ada juga masih

kurang optimal dalam memainkan perannya sehingga memuluskan jalannya

kekuatan monopsoni/ oligopsoni pedaghang terhadap petani.

Kondisi kekuatan monopsoni/ oligopsoni tersebut, memuat petani kesulitan

untuk meningkatkan margin pasarana hasil produksi sayurannya, memarginalkan

posisi petani dalam posisi tawar menawar harga. Akibatnya, pemasaran sulit

menjadi efisien. Di sisi lain, petani dengan kondisi keterbatasan akses, modal dan

sarana dan prasarana transportasi, menyebabkan hasil produksi tanaman

hortikulturanya cenderung dijual murah, rentan kerusakan dan pembusukan, serta

hanya memberikan keuntungan dan pendapatan yang rendah. Menurut Kadariah

(1981) bahwa setiap kegiatan atau usaha dalam bentuk apapun pada umumnya

bertujuan untuk memperoleh hasil atau pendapatan.

Pemasaran sejumlah potensi volume produksi sayuran organik

membutuhkan saluran pemasaran dengan harga yang kompetitif bagi terciptanya

pemasaran yang efisien dan efektif.

Page 35: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

23

Pencapauan efisiensi pemasaran tidak terlepas dari faktor-faktor yang

mempengaruhi (mendukung dan menghambat). Oleh ka rena itu, dengan efisiensi

pemasaran diharapkan tercipta kesejahteraan bagi masyarakat petani.

Untuk jelasnya disajikan dalam skema berikut ini.

Page 36: ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK UNTUK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...saluran pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan 10 klan sebagai

24

Kebijakan Pengembangan

Agribisnis

Potensi Produksi Tanaman Hortikultura

(Sayuran)

Pengembangan Agribisnis

Pemasaran Sayuran Organik

Saluran Pemasaran Harga Volume Produksi

Pendapatan

Faktor-faktor pendukung dan penghambat

Efisiensi Pemasaran

Peningkatan Kesejahteraan Petani

Gambar 3 Kerangka Konseptual