If you can't read please download the document
Upload
phamdan
View
224
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS KETENAGAKERJAAN DAN STRATEGI PENINGKATAN KESEMPATAN KERJA DI PROPINSI SUMATERA BARAT
7
ANALISIS KETENAGAKERJAAN DAN STRATEGI PENINGKATAN KESEMPATAN KERJA DI PROPINSI SUMATERA BARAT
Oleh : FerliniPembimbing : 1. Prof. Dr. Nurzaman Bachtiar, MSc 2. Dr. Werry Darta Taifur, SE, MA
Employment improvement would be more important because of rising in unemployment numbers while government had placed productive employment creation efforts at RPJMN 2004-2009 as one of capital aims in agenda to increase people welfare. Eventhough population growth at supply side had decreased drastically from 1.62 (1980-1990) to 0.59 percent annualy (1990-2000) in Sumatera Barat but unemployment numbers inclined to increase in labor market. So far the unemployment percentage had exceed of national percentage at the latest years. On the contrary, the economic growth of Sumatera Barat at demand side only could reach moderate level and manufacturing industry with high productivity inclined did not give an expectation. This study was analyzing the projection of laborforce and employment at 2006-2010 so that could determine the strategies for employment improvement. The descriptive and quantitative analysis of manpower were seen from labor force and employment side in 1990-2000. Projection of labor force was doing by extrapolation of TPAK (activity rates) while projection of employment by elasticity (0,48) which was resulted by dividing employment growth with economic growth. Projection data of working age population from BPS were used to predict the number of labor force at 2006-2010 and the optimistic target of economic growth was from RPJM 2006-2010. Open unemployment of this study would decrease from 6.86 percent at 2006 to 4.29 percent at 2010. Overcoming this situation, from labor force side were suggested to control number of birth and labor force by improvement of education quantities and qualities so that could prevent labor force increased besides developing towns and villages . From manpower demand side were suggested to open job vacancies extensively with some policies (general, regional, specific and sectoral). Strengthening small business or developing businesses in large scales, improving agriculture corps to increase farmers productivity or developing nonagriculture industries (manufacturing and tourism) which gave a well orientation for employment creation efforts. Government position as a director and facilitator of employment improvement efforts was strategic, especially in giving a simple investment procedure for developing business vacancies.
I. PENDAHULUAN
Latar BelakangPerencanaan kesempatan kerja merupakan hal yang penting, mengingat tingginya tingkat pengangguran yang menunjukkan kecenderungan meningkat dan keharusan menciptakan kesempatan kerja bagi angkatan kerja baru setiap tahunnya. Di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009, pemerintah telah menempatkan penciptaan kesempatan kerja produktif sebagai salah satu sasaran pokok dalam agenda meningkatkan kesejahteraan rakyat dan menurunkan tingkat pengangguran terbuka dari 9,5 persen menjadi 5,1 persen pada akhir tahun 2009. Namun perencanaan ini tidaklah mudah karena kondisi perekonomian yang belum sepenuhnya membaik, khususnya diukur dari laju pertumbuhan ekonomi nasional yang masih berada di bawah 5 persen dalam periode 1998-2003. Dengan pertumbuhan ekonomi yang rendah ini sulit bagi Indonesia untuk mampu secara signifikan menyerap tenaga kerja baru atau tenaga kerja yang terkena PHK sejak tahun 1998. Ini karena untuk setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi, hanya 400 ribu tenaga kerja yang dapat diserap (Firdausy, 2004).
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh BPS, pengangguran terbuka di Sumatera Barat telah melebihi pengangguran secara nasional dalam beberapa tahun terakhir. Walaupun dari sisi penawaran, laju pertumbuhan penduduk Sumatera Barat dalam periode 1990-2000 telah turun secara drastis yaitu 0,59 persen dari 1,62 persen dalam periode 1980-1990 namun di pasar kerja pengangguran cenderung meningkat yang menunjukkan terdapatnya kelebihan tenaga kerja. Dari sisi permintaan, laju pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat hanya berada pada tingkat moderat sementara sektor industri pengolahan yang berproduktivitas tinggi cenderung kurang berkembang baik diukur dari laju pertumbuhan nilai tambah ataupun berkurangnya penyerapan tenaga kerja. Untuk itu diperlukan strategi peningkatan kesempatan kerja bagi pengembangan sektor perekonomian. Hubungan antara laju kesempatan kerja dengan laju pertumbuhan ekonomi dinyatakan dalam elastisitas kesempatan kerja , dimana berdasarkan penelitian Kapsos dari ILO (2005) untuk Indonesia pada tahun 1999-2003 adalah 0,43.1.2Perumusan MasalahMeningkatnya pengangguran terbuka di Sumatera Barat bagaimanapun terkait dengan sisi persediaan tenaga kerja (angkatan kerja) dan kebutuhan tenaga kerja (kesempatan kerja). Dari sisi persediaan, penurunan laju pertumbuhan penduduk Sumatera Barat secara drastis diikuti dengan penurunan penduduk usia muda dan meningkatnya proporsi penduduk usia kerja sehingga menyebabkan laju pertumbuhan angkatan kerja menjadi tinggi. Tingginya kebutuhan akan kesempatan kerja dan adanya peluang untuk meningkatkan pendapatan perkapita merupakan peluang yang harus dimanfaatkan melalui kebijakan perluasan kesempatan kerja dan terintegralnya kebijakan perluasan kesempatan kerja dalam berbagai kebijakan makro lainnya karena tidak berimbangnya jumlah kesempatan kerja dengan angkatan kerja. Hal yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :Bagaimanakah persediaan dan kebutuhan tenaga kerja di Sumatera Barat sampai tahun 2010 ?Bagaimana strategi untuk memperluas kesempatan kerja dalam upaya mengatasi pengangguran?
1.3Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalah menganalisis persediaan dan kebutuhan tenaga kerja di Sumatera Barat sampai tahun 2010 dan merumuskan strategi perluasan kesempatan kerja dalam mengatasi pengangguran. II.METODOLOGIData yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, terdiri dari data ketenagakerjaan pada Sensus Penduduk 1990 dan 2000, PDRB tahun 1990-2000 serta proyeksi penduduk Sumatera Barat tahun 2003-2010. Metoda analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan ketenagakerjaan Sumatera Barat tahun 1990 dan 2000, baik dari sisi persediaan, kebutuhan ataupun kesesuaiannya. Karakteristik angkatan kerja dibedakan menurut struktur umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan, sementara kesempatan kerja berdasarkan sektor lapangan usaha dan status pekerjaan. Perkiraan persediaan tenaga kerja 2006-2010 menggunakan pendekatan ekstrapolasi tingkat partisipasi angkatan kerja dan sebagai jumlah penduduk usia kerja menggunakan hasil proyeksi BPS untuk tahun tersebut, sedangkan kebutuhan tenaga kerja menggunakan elastisitas/hubungan kesempatan kerja dengan pertumbuhan ekonomi (employment intensity of growth). Sebagai target pertumbuhan ekonomi digunakan proyeksi menurut RPJM Sumatera Barat tahun 2006-2010 dengan asumsi optimis untuk tiga sektor utama dalam dokumen tersebut.Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah :1. iaKerja
PendudukUs
Kerja
Angka
TPAK
tan
=
X 100% 2. Ekstrapolasi TPAK (activity rates) untuk kelompok umur x dan pada tahun t (a
x
t
1
) a
a
a
a
x
t
x
t
x
t
x
t
1
1
-
=
Dimanaa
x
t
1
adalah activity rates (TPAK) untuk kelompok umur x dan t adalah tahun.3. Model elastisitas kebutuhan tenaga kerja ( Depnakertrans, 2004): RYi
RLi
Ei
=
Dimana : Ei = Elastisitas tenaga kerja sektor iRLi = Laju pertumbuhan kesempatan kerja rata-rata sektor i per tahun (dalam persen) RYi = Laju pertumbuhan ekonomi/nilai tambah rata-rata sektor i per tahun (dalam persen)RLi = ((Lin/Lio)1/n -1) x 100 RYi = ((Yin/Yio)1/n-1) x 100 Li = kesempatan kerja sektor i Yi = PDRB sektor i dalam harga konstan 2000n dan 0 = masing-masing menunjukkan tahun n dan 04. RLi = Ei X RYi Dimana Rli = laju pertumbuhan kesempatan kerja pada tahun proyeksi. Ei = elastisitas kesempatan kerja RYi = laju pertumbuhan ekonomi pada tahun proyeksi5. Lit =Lio (1 + RLi)t Dimana Lit = kesempatan kerja sektor i pada tahun t Lio = kesempatan kerja sektor i pada tahun o t = tahun
III. HASIL DAN PEMBAHASANKarakteristik angkatan kerja dipengaruhi oleh struktur umur dan jenis kelamin dimana proporsi penduduk usia kerja cenderung meningkat (66,53 persen tahun 2000) dengan laju pertumbuhan yang semakin besar dari tahun ke tahun sesuai dengan transisi demografi yang berlangsung di Sumatera Barat. Laju pertumbuhan penduduk usia kerja yang cepat (1,47 persen) dan meningkatnya TPAK terutama perempuan di perdesaan menyebabkan laju pertumbuhan angkatan kerja jauh meningkat (2,50 persen), yaitu di perkotaan 6,38 persen dan di perdesaan 1,52 persen. Diperkirakan pada tahun 2010 TPAK penduduk Sumatera Barat 73,48 persen sehingga angkatan kerja berjumlah 2.583.262 jiwa yang meningkat dengan laju pertumbuhan 3,39 persen. Karakteristik kesempatan kerja pada tahun 2000 masih didominasi oleh sektor pertanian yaitu 54,34 persen. Di perkotaan didominasi oleh sektor jasa dan lainnya. Berdasarkan status pekerjaan maka di perkotaan didominasi oleh buruh/karyawan dan berusaha sendiri sementara di perdesaan berusaha sendiri dan pekerja tidak dibayar. Berdasarkan sektor formal dan informal maka di perkotaan didominasi oleh sektor formal sebesar 52,16 persen sementara di desa hanya 18,73 persen, dengan demikian di Sumatera Sheet1
Tabel 3.1 Perkiraan Angkatan Kerja Sumatera Barat Menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin Tahun 2006-2010 (Jiwa)
KelompokTahun
Tahun
Umur200520062007200820092010
Laki-laki
15-1963,95563,09261,95160,52258,81756,849
20-24148,923152,811156,410159,573162,246164,537
25-29160,437165,118169,991174,953179,984184,960
30-34150,822153,240156,159159,674163,755168,382
35-39141,631143,293145,073147,015158,921151,462
40-44131,699133,804135,318136,817138,373140,019
45-49121,407123,440125,246127,035128,815130,569
50-5497,550102,556107,076110,955114,241116,854
55-5965,59870,49975,62180,67285,76590,881
60-6447,50648,87651,06653,92957,56462,094
65+89,50293,42298,298104,311108,641112,906
Jumlah1,219,0291,250,1491,282,2111,315,4551,357,1221,379,512
Perempuan
15-1953,32053,22153,00452,70752,31151,844
20-24130,768136,939142,721147,971152,593156,573
25-29124,388131,172138,102144,969151,762158,386
30-34113,122117,394122,228127,706133,827140,622
35-39115,157118,592122,247126,215130,524135,163
40-44107,166110,015112,756115,444118,134120,833
45-4995,27999,119102,701106,095109,298112,284
50-5474,44180,24085,95091,34396,429101,135
55-5952,18756,46761,29866,57472,36178,653
60-6440,68942,11944,12346,68449,94354,005
65+83,61190,55898,287106,905113,965121,001
Jumlah990,1291,035,8361,083,4171,132,6131,181,1471,230,499
Laki-laki+Perempuan
15-19117,276115,141113,625111,768109,559107,034
20-24279,691287,215296,321304,482311,559317,655
25-29284,825294,306305,963317,597329,191340,537
30-34263,944269,226276,885285,778295,870307,173
35-39256,788257,699262,483267,737273,521279,781
40-44238,864243,335247,393251,374255,404259,521
45-49216,686225,158230,972236,544241,885246,952
50-54171,990183,910194,510204,155212,900220,586
55-59117,784126,077135,963146,273157,172168,627
60-6488,19489,56993,41298,462104,951113,094
65+173,114177,302188,733202,024212,209222,302
Jumlah2,209,1572,268,9382,346,2592,426,1942,504,2202,583,262
Sumber : SP 1990 dan 2000 (diolah)
2209157
Tabel 3.1 Perkiraan Angkatan Kerja Sumatera Barat Menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin Tahun 2006-2010 (Jiwa)
Tahun
Umur20062007200820092010
Laki-laki
15-1963,092 61,951 60,522 58,817 56,849
20-24152,811 156,410 159,573 162,246 164,537
25-29165,118 169,991 174,953 179,984 184,960
30-34153,240 156,159 159,674 163,755 168,382
35-39143,293 145,073 147,015 158,921 151,462
40-44133,804 135,318 136,817 138,373 140,019
45-49123,440 125,246 127,035 128,815 130,569
50-54102,556 107,076 110,955 114,241 116,854
55-5970,499 75,621 80,672 85,765 90,881
60-6448,876 51,066 53,929 57,564 62,094
65+93,422 98,298 104,311 108,641 112,906
Jumlah1,250,149 1,282,211 1,315,455 1,357,122 1,379,512
Perempuan
15-1953,221 53,004 52,707 52,311 51,844
20-24136,939 142,721 147,971 152,593 156,573
25-29131,172 138,102 144,969 151,762 158,386
30-34117,394 122,228 127,706 133,827 140,622
35-39118,592 122,247 126,215 130,524 135,163
40-44110,015 112,756 115,444 118,134 120,833
45-4999,119 102,701 106,095 109,298 112,284
50-5480,240 85,950 91,343 96,429 101,135
55-5956,467 61,298 66,574 72,361 78,653
60-6442,119 44,123 46,684 49,943 54,005
65+90,558 98,287 106,905 113,965 121,001
Jumlah1,035,836 1,083,417 1,132,613 1,181,147 1,230,499
Laki-laki+Perempuan
15-19115,141 113,625 111,768 109,559 107,034
20-24287,215 296,321 304,482 311,559 317,655
25-29294,306 305,963 317,597 329,191 340,537
30-34269,226 276,885 285,778 295,870 307,173
35-39257,699 262,483 267,737 273,521 279,781
40-44243,335 247,393 251,374 255,404 259,521
45-49225,158 230,972 236,544 241,885 246,952
50-54183,910 194,510 204,155 212,900 220,586
55-59126,077 135,963 146,273 157,172 168,627
60-6489,569 93,412 98,462 104,951 113,094
65+177,302 188,733 202,024 212,209 222,302
Jumlah2,268,938 2,346,259 2,426,194 2,504,220 2,583,262
Sumber : SP 1990 dan 2000 (diolah)
Tabel 3.1 Perkiraan Angkatan Kerja Sumatera Barat Menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin Tahun 2006-2010 (Jiwa)
Tahun
Umur
2006
2007
2008
2009
2010
Laki-laki
15-19
63,092
61,951
60,522
58,817
56,849
20-24
152,811
156,410
159,573
162,246
164,537
25-29
165,118
169,991
174,953
179,984
184,960
30-34
153,240
156,159
159,674
163,755
168,382
35-39
143,293
145,073
147,015
158,921
151,462
40-44
133,804
135,318
136,817
138,373
140,019
45-49
123,440
125,246
127,035
128,815
130,569
50-54
102,556
107,076
110,955
114,241
116,854
55-59
70,499
75,621
80,672
85,765
90,881
60-64
48,876
51,066
53,929
57,564
62,094
65+
93,422
98,298
104,311
108,641
112,906
Jumlah
1,250,149
1,282,211
1,315,455
1,357,122
1,379,512
Perempuan
15-19
53,221
53,004
52,707
52,311
51,844
20-24
136,939
142,721
147,971
152,593
156,573
25-29
131,172
138,102
144,969
151,762
158,386
30-34
117,394
122,228
127,706
133,827
140,622
35-39
118,592
122,247
126,215
130,524
135,163
40-44
110,015
112,756
115,444
118,134
120,833
45-49
99,119
102,701
106,095
109,298
112,284
50-54
80,240
85,950
91,343
96,429
101,135
55-59
56,467
61,298
66,574
72,361
78,653
60-64
42,119
44,123
46,684
49,943
54,005
65+
90,558
98,287
106,905
113,965
121,001
Jumlah
1,035,836
1,083,417
1,132,613
1,181,147
1,230,499
Laki-laki+Perempuan
15-19
115,141
113,625
111,768
109,559
107,034
20-24
287,215
296,321
304,482
311,559
317,655
25-29
294,306
305,963
317,597
329,191
340,537
30-34
269,226
276,885
285,778
295,870
307,173
35-39
257,699
262,483
267,737
273,521
279,781
40-44
243,335
247,393
251,374
255,404
259,521
45-49
225,158
230,972
236,544
241,885
246,952
50-54
183,910
194,510
204,155
212,900
220,586
55-59
126,077
135,963
146,273
157,172
168,627
60-64
89,569
93,412
98,462
104,951
113,094
65+
177,302
188,733
202,024
212,209
222,302
Jumlah
2,268,938
2,346,259
2,426,194
2,504,220
2,583,262
Sumber : SP 1990 dan 2000 (diolah)
Barat didominasi oleh sektor informal sebesar 73,18 persen yang meningkat 1,1 persen dari tahun 1990. Hal ini tidak menguntungkan dalam perkembangan perekonomian dan ketenagakerjaan karena seharusnya sektor informal semakin berkurang. Secara umum sektor formal di Sumatera Barat didominasi oleh sektor jasa sebesar 49,79 persen dan sektor informal didominasi pertanian sebesar 66,53 persen.Kebutuhan tenaga kerja selama 1990-2000 meningkat dengan laju pertumbuhan 2,30 persen dan elastisitas 0,48. Kontribusi lapangan kerja utama pertanian masih dominan dalam menyerap tenaga kerja dan masih mengalami pertumbuhan secara absolut dengan elastisitas 0,39. Penurunan tenaga kerja pertanian tidak menimbulkan peralihan pada sektor industri pengolahan tetapi justru pada sektor jasa. Hal ini kurang menguntungkan karena untuk mencapai perkembangan perekonomian diperlukan penyerapan tenaga kerja yang lebih banyak pada sektor M (industri). Pada tahun 2006-2010 diperkirakan terdapat tambahan kesempatan kerja sekitar 360 ribu jiwa dengan laju pertumbuhan 3,44 persen pertahun dan pada tahun 2010 berjumlah 2.472.484 jiwa.Sheet1
Tabel 3.2 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Lapangan Usaha
di Sumatera Barat Tahun 2006-2010 (Jiwa)
Lapangan Usaha20062007200820092010
Pertanian1,130,5501,179,2271,213,1411,248,0291,283,921
Industri Pengolahan62,12162,68163,92864,73466,020
Lainnya1,017,5371,094,4941,154,7651,218,3561,285,447
Jumlah2,113,3142,203,6152,289,1172,372,3492,472,484
Sumber : RPJM Sumatera Barat 2006-2010, SP 1990 dan 2000 (diolah)
Tabel 3.2 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Lapangan Usaha
di Sumatera Barat Tahun 2006-2010 (Jiwa)
Lapangan Usaha20062007200820092010
Pertanian1,130,550 1,179,227 1,213,141 1,248,029 1,283,921
Industri Pengolahan62,121 62,681 63,928 64,734 66,020
Lainnya1,017,537 1,094,494 1,154,765 1,218,356 1,285,447
Jumlah2,113,314 2,203,615 2,289,117 2,372,349 2,472,484
Sumber : RPJM Sumatera Barat 2006-2010, SP 1990 dan 2000 (diolah)
Tabel 3.2 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Lapangan Usaha
di Sumatera Barat Tahun 2006-2010 (Jiwa)
Lapangan Usaha
2006
2007
2008
2009
2010
Pertanian
1,130,550
1,179,227
1,213,141
1,248,029
1,283,921
Industri Pengolahan
62,121
62,681
63,928
64,734
66,020
Lainnya
1,017,537
1,094,494
1,154,765
1,218,356
1,285,447
Jumlah
2,113,314
2,203,615
2,289,117
2,372,349
2,472,484
Sumber : RPJM Sumatera Barat 2006-2010, SP 1990 dan 2000 (diolah)
Berdasarkan selisih perkiraan angkatan kerja dan kesempatan kerja tahun 2006-2010, maka tingkat pengangguran terbuka dapat diturunkan sebesar 6,86 persen tahun 2006 yang turun menjadi 4,29 persen pada tahun 2010. Relatif rendahnya perkiraan tingkat pengangguran yang didapatkan disebabkan karena target pertumbuhan ekonomi dari RPJM yang menggunakan asumsi optimis dan hal-hal lain yang tidak terdapat dalam model. Sheet1
Tabel 3.3 Perkiraan Tingkat Pengangguran Terbuka Sumatera Barat
Tahun 2006-2010 (%)
Jumlah (Jiwa)200520062007200820092010
Penduduk Usia Kerja3,165,0013,165,0013,232,7163,300,9063,373,4403,424,356
Angkatan Kerja2,194,8532,268,9382,346,2592,426,1942,504,2202,583,262
Kesempatan Kerja2,029,5252,113,3142,203,6152,289,1172,372,3492,472,484
Pencari Kerja165,328155,625142,644137,077131,871110,778
Tingkat Pengangguran Terbuka7.536.866.085.655.274.29
Sumber : Data diolah (Tabel 5.2 dan Tabel 5.4)
Tabel 3.3 Perkiraan Tingkat Pengangguran Terbuka Sumatera Barat
Tahun 2006-2010 (%)
Jumlah (Jiwa)20062007200820092010
Penduduk Usia Kerja3,165,001 3,232,716 3,300,906 3,373,440 3,424,356
Angkatan Kerja2,268,938 2,346,259 2,426,194 2,504,220 2,583,262
Kesempatan Kerja2,113,314 2,203,615 2,289,117 2,372,349 2,472,484
Pencari Kerja155,625 142,644 137,077 131,871 110,778
Tingkat Pengangguran Terbuka6.86 6.08 5.65 5.27 4.29
Sumber : Data diolah (Tabel 5.2 dan Tabel 5.4)
Tabel 3.3 Perkiraan Tingkat Pengangguran Terbuka Sumatera Barat
Tahun 2006-2010 (%)
Jumlah (Jiwa)
2006
2007
2008
2009
2010
Penduduk Usia Kerja
3,165,001
3,232,716
3,300,906
3,373,440
3,424,356
Angkatan Kerja
2,268,938
2,346,259
2,426,194
2,504,220
2,583,262
Kesempatan Kerja
2,113,314
2,203,615
2,289,117
2,372,349
2,472,484
Pencari Kerja
155,625
142,644
137,077
131,871
110,778
Tingkat Pengangguran Terbuka
6.86
6.08
5.65
5.27
4.29
Sumber : Data diolah (Tabel 5.2 dan Tabel 5.4)
IV. STRATEGI PENINGKATAN KESEMPATAN KERJASebagai strategi peningkatan kesempatan kerja yang diperlukan antara lain : a. Dari sisi persediaan tenaga kerja- Pengendalian jumlah penduduk dalam jangka panjang masih perlu dipertahankan.- Pengendalian angkatan kerja dalam jangka pendek melalui peningkatan pendidikan yaitu dibedakan atas peningkatan kuantitas pendidikan (perluasan fasilitas pendidikan, peningkatan kondisi perekonomian keluarga yang mencegah angka putus sekolah dan peningkatan usia sekolah/wajib belajar 9 tahun) serta peningkatan kualitas pendidikan dan produktivitas tenaga kerja. - Pemerataan pembangunan infrastruktur secara merata sehingga dapat mencegah migrasi desa-kota.b. Dari sisi kebutuhan tenaga kerja- Perluasan dan penciptaan kesempatan kerja melalui kebijakan makro (seperti penyederhanaan mekanisme investasi, pengembangan sistem pajak yang ramah pengembangan usaha, sistem kredit yang menggerakkan sektor riil), kebijakan regional (melalui pengalokasian anggaran untuk pembangunan infrastruktur yang menyerap tenaga kerja), kebijakan sektoral ( di sektor pertanian dapat dilakukan melalui penguatan kelembagaan (koperasi), membentuk kelompok yang terdiri dari beberapa usaha kecil (UKM) dalam pengolahan hasil pertanian, perbaikan teknik usaha tani, hingga pengembangan sistem pengemasan sesuai dengan kebutuhan pasar di luar komunitas, sedangkan di sektor industri melalui penyederhanaan mekanisme investasi, penataan sistem keamanan yang lebih baik, melakukan promosi peluang investasi daerah serta di sektor lainnya melalui sistem regulasi dan perizinan usaha yang lebih sederhana) dan kebijakan khusus (usaha kerajinan dan makanan bagi wanita di perdesaan, TKMT (Tenaga Kerja Muda Terdidik) yaitu program perluasan kesempatan kerja bagi lulusan SLTA ke perdesaan.- Pengembangan sistem link and match dan informasi kerja.
V.PENUTUP5.1KesimpulanBerdasarkan TPAK periode 1990-2000 yang mengalami peningkatan menjadi 66,45 persen pada tahun 2000, terutama TPAK wanita di perdesaan, maka pada tahun 2010 diperkirakan TPAK penduduk Sumatera Barat sebesar 73,48 persen. Jumlah angkatan kerja tahun 2010 berjumlah 2.583.262 jiwa yang meningkat dengan laju pertumbuhan 3,39 persen. Kebutuhan tenaga kerja selama tahun 1990-2000 meningkat dengan laju pertumbuhan sebesar 2,30 persen per tahun dengan elastisitas 0,48, artinya tiap 1 persen pertumbuhan ekonomi dapat meningkatkan kesempatan kerja sebesar 0,48 persen. Pertumbuhan kesempatan kerja lebih besar di perkotaan dari perdesaan, status berusaha sendiri meningkat drastis, sektor pertanian masih dominan yang turun dari 59,25 menjadi 54,34 persen. Namun secara absolut masih terus meningkat sekitar 1,42 persen per tahun dengan elastisitas 0,39 yang memberikan gambaran terbatasnya sektor non-pertanian di Sumatera Barat dan rendahnya pendidikan tenaga kerja sehingga tidak memberikan alternatif pekerjaan lain selain pertanian. Peralihan tenaga kerja pertanian cenderung menuju pada sektor S terutama jasa, karenanya sektor ini cenderung meningkat sementara industri pengolahan mengalami penurunan.Peningkatan ini menyebabkan tenaga kerja informal yang dominan di Sumatera Barat meningkat dari 72,08 tahun 1990 menjadi 73,18 persen pada tahun 2000. Hal ini bertentangan dengan kemajuan perekonomian yang seharusnya disertai dengan meningkatnya sektor formal. Diduga krisis ekonomi pada tahun 1998 ikut mempengaruhi terjadinya kondisi ini. Dalam tahun 2006-2010 diperkirakan terdapat tambahan kesempatan kerja sekitar 360 ribu orang dengan laju pertumbuhan 3,44 persen per tahun sehingga pada tahun 2010 tenaga kerja Sumatera Barat diperkirakan berjumlah 2.472.484 jiwa. Proporsi kesempatan kerja pada lapangan usaha lainnya diperkirakan masih akan meningkat.Tingkat pengangguran cenderung meningkat terutama pengangguran tenaga kerja terdidik dan pengangguran perempuan di perkotaan, kecuali pada tingkat pendidikan yang rendah. Walaupun terdapat beberapa kelemahan dari model yang digunakan, diperkirakan pada tahun 2006-2010 dengan target pertumbuhan ekonomi optimis dari RPJM 2006-2010, tingkat pengangguran total dapat diturunkan (6,86 menjadi 4,29 persen). Strategi peningkatan kesempatan kerja yang perlu dilakukan antara lain pengendalian jumlah penduduk dan angkatan kerja melalui peningkatan pendidikan baik kuantitas ataupun kualitas sehingga akan mencegah meningkatnya persediaan tenaga kerja yang disebabkan mereka yang putus sekolah, masa pendidikan yang semakin panjang, dan kualitas yang baik dengan ketrampilan yang dimiliki membuat angkatan dapat bersaing merebut ataupun membuka kesempatan kerja serta pemerataan pembangunan kota-desa dalam upaya mengurangi migrasi desa kota untuk mencari pekerjaan dan fasilitas yang lebih baik. Dari sisi kebutuhan tenaga kerja adalah melalui perluasan dan penciptaan kesempatan kerja yang meliputi kebijakan umum, regional, khusus dan sektoral, baik melalui penguatan kelembagaan usaha kecil ataupun pengembangan usaha dalam skala yang lebih besar melalui peningkatan investasi. Peningkatan produksi pertanian dalam upaya meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani tidak dapat diabaikan karena sebagian besar penduduk Sumatera Barat hidup dari pertanian di samping pengembangan sektor non pertanian (pembangunan industri dan pariwisata) yang lebih berorientasi pada peningkatan kesempatan kerja. Dalam hal ini peranan pemerintah dalam mengarahkan, memfasilitasi dan menindaklanjuti usaha-usaha peningkatan kesempatan kerja sangat strategis terutama dalam memberikan kemudahan investasi bagi pengembangan usaha. 5.2Saran-saranBerdasarkan penelitian ini maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut :1. Perencanaan kesempatan kerja dalam upaya mengatasi pengangguran bukanlah hal yang mudah terutama karena dipengaruhi banyak faktor dan bersifat multi-dimensi. Sederhananya model yang digunakan dalam penelitian ini belum dapat mencakup variabel upah yang cukup penting dalam menentukan permintaan tenaga kerja di masa datang dan adanya pengaruh migrasi tenaga kerja. Perbaikan model dengan memasukkan pengaruh variabel makro lainnya dapat dilakukan jika tersedia data yang diperlukan.2. Upaya perluasan kesempatan kerja secara mikro dapat dilakukan sebagai alternatif dalam mencarikan solusi meningkatnya pengangguran dan setengah pengangguran.
DAFTAR PUSTAKA
Adi Bhakti, 2004. Perencanaan Perluasan Kesempatan Kerja di Sumatera Barat (Pendekatan Model Input-Output), Universitas Andalas, Padang.
Anonim, 2005. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009. Sinar Grafika, Jakarta.
Anonim, 2005. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Sumatera Barat Tahun 2006-2010. Padang.
BPS, 2002. Estimasi Parameter Demografi dan Proyeksi Penduduk Sumatera Barat Tahun 2003-2010. Padang.
BPS. Informasi Ketenagakerjaan Sumatera Barat (1995-2004). Padang.
BPS, 1992. Penduduk Sumatera Barat (Hasil Sensus Penduduk 1990). Jakarta.
BPS, 2001. Penduduk Sumatera Barat (Hasil Sensus Penduduk 2000). Jakarta.
BPS. Produk Domestik Regional Bruto Sumatera Barat (1984-2004). Padang.
Bloom, Canning dan Sevilla (2003). The Demographic Dividend, A New Perspective on The Economic Consequences of Population Change.California : RAND.
Depnaker, 1996. Perencanaan Tenaga Kerja Nasional (PTKN), Depnaker, Jakarta
Depnakertrans dan BPS, 2004. Rencana Tenaga Kerja Nasional 2004-2009. Jakarta.
Elfindri dan Nasri Bachtiar, 2004. Ekonomi Ketenagakerjaan. Andalas University Press, Padang.
Esmara, Hendra, 1986. Perencanaan dan Pembangunan di Indonesia, Jakarta : PT Gramedia.
Firdausy, 2004. Situasi Ketenagakerjaan dan Kebijakan Ekonomi Mengatasi Pengangguran, Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol.XII (2), P2E-LIPI, Jakarta.
Fleisher, BM, Kniesher TJ, 1980. Labor Economics : Theory, Evidence, and Policy, Prentice-Hall inc. , New Jersey.
Islam, Rizwanul, 2004. The Nexus of Economic Growth, Employment and Poverty Reduction : An Empirical Analysis, ILO, Geneva. Http://www.google.com.
Hasyim, H. 2003. Perencanaan Kesempatan Kerja Propinsi Riau, Universitas Andalas, Padang.
Jhingan, ML, 1994. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Jones, Gavin.W.1993. Dillemas in Expanding Education for Faster Economic Growth : Indonesia, Malaysia and Thailand. Dalam Ahmed.I (1993).
Kapsos, Steven. 2005. The Employment Intensity of Growth : Trends and Macroeconomic Determinants, ILO. Http://www.google.com.
Maguantara, 2005. Pembenahan Tata Produksi Pertanian Pangan : Strategi dan Praktik Menuju Kedaulatan Petani, Jurnal Analisis Sosial, Vol.10 No.1, Yayasan Akatiga, Bandung.
Moore, GA , Elkin. RD, 1983. Labor and the Economy : an Introduction, Issues and Institutions, South-Westwrn Publishing Co, Cincinnati, Ohio.
Killick, Tony. The Possibility of Development Planning.
J. Simanjuntak, Payaman. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta.
Lukisari, Dyah, 2003. Perencanaan Kebijakan Tenaga Kerja di Propinsi Jawa Tengah, Perencanaan Pembangunan No. 31. Jakarta.
Osmani,SR. 2001. The Employment Nexus Between Growth and Poverty, : An Asian Perspective, UNDP , New york. Http://www.google.com.
Riyadi, 2005. Perencanaan Pembangunan Daerah. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Setia, Resmi, 2005. Dapatkah Usaha Kecil Menjadi Basis Perluasan Kesempatan Kerja yang Layak?, Jurnal Analisis Sosial Vol.10 No.1,Yayasan Akatiga, Bandung. Swasono, Y dan Endang S, 1987. Metode Perencanaan Tenaga Kerja : Tingkat Nasional, Regional dan Perusahaan, BPFE, Yogyakarta.
Syahruddin, dkk.1996. Perencanaan Kesempatan Kerja Repelita VII Sumatera Barat, Kanwil Depnaker Propinsi Sumatera Barat dan Pusat Studi Kependudukan, Padang.
Squire, L , 1992. Kebijaksanaan Kesempatan Kerja di Negeri-negeri Sedang Berkembang, Jakarta : UI-Press.
Suroto, 1986. Strategi Pembangunan dan Perencanaan Tenaga Kerja, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Tobing, Elwin, 2002. Masalah Struktural Peningkatan Kesempatan Kerja, Http://www.Google.com, Prospect.
Tobing, Elwin, 2002. Pengangguran Tenaga Kerja Terdidik, Http://www.Google.com, Prospect.
Turnham,D. 1993. Employment and Development, OECD, France.
Widarti, Diah. 1998. Determinants of Labour Force Participation by Married Women : The Case of Jakarta, Bulletin of Indonesian Economic Studies, Vol 34 No 2.. Departemen of Manpower, Jakarta.
LAMPIRAN
Sheet1
Lampiran 1.Perkiraan TPAK Sumatera Barat Menurut Kelompok UmurPerkiraan TPAK Sumatera Barat Menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin Tahun 2005-2010 (%)dan Jenis Kelamin Tahun 2006-2010 (%)
Kelompok Umur/Tahun
Jenis Kelamin200520062007200820092010
Laki-laki
15-1927.0126.3225.6224.9224.2223.52
20-2470.9270.8470.7770.7070.6270.55
25-2989.9489.8389.7389.6289.5189.40
30-3495.9695.8895.8095.7295.6495.56
35-3997.6597.6497.6497.6497.6497.64
40-4498.1098.1498.1998.2398.2798.31
45-4998.7298.8899.0599.2199.3799.54
50-5497.9298.1698.3998.6398.8699.10
55-5995.1595.5896.0196.4496.8797.30
60-6493.9294.9495.9596.9797.9999.01
65+85.7288.0190.3092.5994.8897.17
Jumlah80.1780.2880.3980.5080.6180.73
Perempuan
15-1922.7222.6822.6422.6022.5622.52
20-2460.0461.6063.1664.7266.2967.85
25-2966.6968.0869.4770.8672.2673.65
30-3469.4670.8072.1473.4774.8176.15
35-3976.0077.6079.2080.7982.3983.98
40-4475.3176.4477.5878.7179.8580.98
45-4975.2576.3177.3678.4179.4680.52
50-5475.6176.9478.2779.6080.9382.26
55-5974.2176.0777.9379.7981.6583.51
60-6469.8272.2374.6577.0679.4881.89
65+59.3863.2267.0770.9174.7578.60
Jumlah61.0962.4463.7965.1466.4967.83
Laki-laki+Perempuan
15-1924.6724.2723.8723.4823.0822.68
20-2464.8565.5766.3067.0267.7468.46
25-2977.5478.1878.8179.4480.0780.71
30-3482.0782.6883.2983.9084.5185.12
35-3985.4086.0286.6587.2787.9088.52
40-4486.2886.8387.3787.9188.4588.99
45-4987.6888.3989.1189.8290.5491.25
50-5487.2288.0988.9689.8490.7191.58
55-5984.0285.2086.3787.5588.7289.89
60-6480.0081.5883.1684.7486.3287.90
65+68.3071.0973.8976.6979.4982.29
Jumlah69.9770.6771.3772.0872.7873.48
Sumber : SP 1990 dan 2000 (diolah)
Lampiran 1.Perkiraan TPAK Sumatera Barat Menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin Tahun 2006-2010 (%)
Kelompok Umur/Tahun
Jenis Kelamin20062007200820092010
Laki-laki
15-1926.3225.6224.9224.2223.52
20-2470.8470.7770.7070.6270.55
25-2989.8389.7389.6289.5189.40
30-3495.8895.8095.7295.6495.56
35-3997.6497.6497.6497.6497.64
40-4498.1498.1998.2398.2798.31
45-4998.8899.0599.2199.3799.54
50-5498.1698.3998.6398.8699.10
55-5995.5896.0196.4496.8797.30
60-6494.9495.9596.9797.9999.01
65+88.0190.3092.5994.8897.17
Jumlah80.2880.3980.5080.6180.73
Perempuan
15-1922.6822.6422.6022.5622.52
20-2461.6063.1664.7266.2967.85
25-2968.0869.4770.8672.2673.65
30-3470.8072.1473.4774.8176.15
35-3977.6079.2080.7982.3983.98
40-4476.4477.5878.7179.8580.98
45-4976.3177.3678.4179.4680.52
50-5476.9478.2779.6080.9382.26
55-5976.0777.9379.7981.6583.51
60-6472.2374.6577.0679.4881.89
65+63.2267.0770.9174.7578.60
Jumlah62.4463.7965.1466.4967.83
Laki-laki+Perempuan
15-1924.2723.8723.4823.0822.68
20-2465.5766.3067.0267.7468.46
25-2978.1878.8179.4480.0780.71
30-3482.6883.2983.9084.5185.12
35-3986.0286.6587.2787.9088.52
40-4486.8387.3787.9188.4588.99
45-4988.3989.1189.8290.5491.25
50-5488.0988.9689.8490.7191.58
55-5985.2086.3787.5588.7289.89
60-6481.5883.1684.7486.3287.90
65+71.0973.8976.6979.4982.29
Jumlah70.6771.3772.0872.7873.48
Sumber : SP 1990 dan 2000 (diolah)
Lampiran 1.
Perkiraan TPAK Sumatera Barat Menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin Tahun 2006-2010 (%)
Kelompok Umur/
Tahun
Jenis Kelamin
2006
2007
2008
2009
2010
Laki-laki
15-19
26.32
25.62
24.92
24.22
23.52
20-24
70.84
70.77
70.70
70.62
70.55
25-29
89.83
89.73
89.62
89.51
89.40
30-34
95.88
95.80
95.72
95.64
95.56
35-39
97.64
97.64
97.64
97.64
97.64
40-44
98.14
98.19
98.23
98.27
98.31
45-49
98.88
99.05
99.21
99.37
99.54
50-54
98.16
98.39
98.63
98.86
99.10
55-59
95.58
96.01
96.44
96.87
97.30
60-64
94.94
95.95
96.97
97.99
99.01
65+
88.01
90.30
92.59
94.88
97.17
Jumlah
80.28
80.39
80.50
80.61
80.73
Perempuan
15-19
22.68
22.64
22.60
22.56
22.52
20-24
61.60
63.16
64.72
66.29
67.85
25-29
68.08
69.47
70.86
72.26
73.65
30-34
70.80
72.14
73.47
74.81
76.15
35-39
77.60
79.20
80.79
82.39
83.98
40-44
76.44
77.58
78.71
79.85
80.98
45-49
76.31
77.36
78.41
79.46
80.52
50-54
76.94
78.27
79.60
80.93
82.26
55-59
76.07
77.93
79.79
81.65
83.51
60-64
72.23
74.65
77.06
79.48
81.89
65+
63.22
67.07
70.91
74.75
78.60
Jumlah
62.44
63.79
65.14
66.49
67.83
Laki-laki+Perempuan
15-19
24.27
23.87
23.48
23.08
22.68
20-24
65.57
66.30
67.02
67.74
68.46
25-29
78.18
78.81
79.44
80.07
80.71
30-34
82.68
83.29
83.90
84.51
85.12
35-39
86.02
86.65
87.27
87.90
88.52
40-44
86.83
87.37
87.91
88.45
88.99
45-49
88.39
89.11
89.82
90.54
91.25
50-54
88.09
88.96
89.84
90.71
91.58
55-59
85.20
86.37
87.55
88.72
89.89
60-64
81.58
83.16
84.74
86.32
87.90
65+
71.09
73.89
76.69
79.49
82.29
Jumlah
70.67
71.37
72.08
72.78
73.48
Sumber : SP 1990 dan 2000 (diolah)
Sheet1
Lampiran 2. Perubahan Komposisi PDRB dan Kesempatan Kerja
Tahun 1990-2000 (%)
Lapangan UsahaPDRBKesempatan Kerja
1990200019902000
1. Pertanian26.2523.5359.2554.34
2. Industri Pengolahan11.8114.065.213.39
3. Perdagangan18.1918.1213.4612.59
4. Pengangkutan10.3311.582.902.55
5. Jasa16.6617.9513.5516.21
6. Lainnya16.7614.775.6310.92
Total100.00100.00100.00100.00
Sumber : PDRB Sumatera Barat, SP 1990 dan 2000 (diolah)
Lampiran 2. Perubahan Komposisi PDRB dan Kesempatan Kerja
Tahun 1990-2000 (%)
Lapangan Usaha
1990200019902000
1. Pertanian26.25 23.53 59.2554.34
2. Industri Pengolahan11.81 14.06 5.21 3.39
3. Perdagangan18.19 18.12 13.46 12.59
4. Pengangkutan10.33 11.58 2.90 2.55
5. Jasa16.66 17.95 13.55 16.21
6. Lainnya16.76 14.77 5.63 10.92
Total100.00 100.00 100.00 100.00
Sumber : PDRB Sumatera Barat, SP 1990 dan 2000 (diolah)
PDRB Kesempatan Kerja
Lampiran 2. Perubahan Komposisi PDRB dan Kesempatan Kerja
Tahun 1990-2000 (%)
Lapangan Usaha
1990
2000
1990
2000
1. Pertanian
26.25
23.53
59.25
54.34
2. Industri Pengolahan
11.81
14.06
5.21
3.39
3. Perdagangan
18.19
18.12
13.46
12.59
4. Pengangkutan
10.33
11.58
2.90
2.55
5. Jasa
16.66
17.95
13.55
16.21
6. Lainnya
16.76
14.77
5.63
10.92
Total
100.00
100.00
100.00
100.00
Sumber : PDRB Sumatera Barat, SP 1990 dan 2000 (diolah)
PDRB
Kesempatan Kerja